Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)"

Transkripsi

1 Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Penggunaan kelompok dalam praktek kesehatan jiwa memberikan dampak posotif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihann kesehatan seseorang. Keuntungan yang dapat diperoleh klien melalui terapi aktivitas kelompok meliputi dukungan, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga menggunakan uji realitas pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Keliat & Akemat, 2005). 1. Manfaat TAK Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat: 1) Umum: Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, membentuk sosialisasi, meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi, membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif. 2) Khusus: Meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif, meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari, bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya. 2. Komponen Kelompok Komponen kelompok terdiri dari 8 aspek (Stuart & Laraia, 2001 dalam Keliat & Akemat 2005), terdiri dari: a) Sturktur Kelompok Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota kelompok, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin sedangkan keputusan diambil secara bersamaan.

2 b) Besar Kelompok Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya 5-12 orang. Jika anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat dan pengalaman. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi dan interaksi. c) Lamanya Sesi Waktu optimal untuk satu sesi adalah menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan menit bagi fungsi kelompok yang tinggi. Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja dan terminasi. Benyak sesi bergantung pada tujuan kelompok, dapat satu kali atau dua kali per minggu; atau dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan. d) Komuikasi Salah satu tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan menganalisis pola komuikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran pada anggota kelompok terhadap dinamika tang terjadi. Pemimpin kelompok dapat mengkaji hambatan dalam kelompok, konflik interpersonal, tingkat kompetisi dan seberapa jauh anggota kelompok mengerti serta melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan. e) Peran Kelompok Pemimpin perlu mengobservasii peran yang terjadi dalam kelompok. Ada tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok dalam kerja kelompok yaitu maintenance roles (peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok), task roles (fokus pada penyelesaian tugas), dan individual roles (self-centered dan distraksi pada kelompok). f) Kekuatan Kelompok Kekuatan adalah kemampuan anggota kelompok dalam mememngaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar dan siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.

3 g) Norma Kelompok Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan terhadap perilaku kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman tentang norma kelompok berguna untuk mengetahui pengaruhnya terhadap komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan norma kelompok, penting dalam menentukan anggota kelompok dengan norma kelompok. Anggota kelompok yang tidak mengikuti norma dianggap pemberontak dan ditolak anggota kelompok lain. h) Kekohensifan Kekohensifan dalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap betah dalam kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu diidentifikasi agar kehidupan kelompok dapat dipertahankan. 3. Tahapan-Tahan dalam TAK Menurut Yalom yang dikutip Stuart & Sundeen (1995), kelompok berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase prakelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok dan fase terminasi kelompok (Purwaningsih, 2009): a) Fase Prakelompok Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota, kriteria anggota,mtempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan beserta dana yang dibutuhkan. b) Fase Awal Kelompok Fase ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kebersamaan. 1) Tahap Orientasi: Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan anggota. 2) Tahap Konflik: Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi. 3) Tahap Kebersamaan: Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain (Keliat, 2004).

4 c) Fase Kerja Kelompok Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Fase ini merupakan fase yang menyenangkan bagi pemimpin dan anggota, perasaan negatif dan positif dapat dikoreksi dengan hubungan yang saling percaya yang telah terbina, semua naggota bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, tanggungjawab merata, kecemasana menurun, kelompok lebih stabil dan realistis, kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok dalam menyelesaikan tugasnya dan fase ini merupakan fase penyelesaian masalah. d) Fase Terminasi Ada 2 jenis terminasi yaitu terminasi akhir dan terminasi sementara. Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses. Terminasi dapat menyebabkan kecemasan, regresi dan kecewa. Untuk menghindari hal ini, terapis perlu mengevaluasi kegiatan dan menunjukkan sikap betapa bermaknanya kegiatan tersebut, menganjurkan anggota kelompok untuk memberi umpan balik pada tiap anggota. Terminasi tidak boleh disangkal, tetapi haruus tuntas didiskusikan. Akhir terapi aktivitas kelompok harus dievaluasi, bisa melalui per dan post test. 4. Macam Terapi Aktivitas Kelompok Ada beberapa terapi aktivitas kelompok yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan klien: TAK kognitif/persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK orientasi realitas, TAK sosialisasi dan TAK penyaluran energi (Purwaningsih, 2009). 1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004). Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi dengan karakteristik: klien dengan

5 gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri dengan realitas, kurang inisiatif atau ide, kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi verbal. Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sementara, tujuan khususnya: klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami (Darsana, 2007). Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, khususnya untuk klien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam empat sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: Sesi pertama: mengenal halusinasi, sesi kedua: mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi, sesi ketiga: menyusun jadwal kegiatan, sesi keempat: cara minum obat yang benar. 2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. Bentuk stimulus: Stimulus suara (musik), stimulus visual (gambar), stimulus gabungan visual dan suara (melihat televisi, video) Tujuan dari TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami : Peningkatan kepekaan terhadap stimulus, peningkatan kemampuan merasakan keindahan, peningkatan apresiasi terhadap lingkungan. Jenis TAK yaitu: TAK stimulasi suara, TAK stimulasi gambar, TAK stimulasi suara dan gambar 3. Terapi aktivitas orientasi realita Terapi Aktivitas Kelompok Orentasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat,waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini,

6 maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas disekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat. Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah: klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada, klien mengenal waktu dengan tepat, klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan tepat. Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu. Tahapan kegiatan: sesi pertama: orientasi orang, sesi kedua: orientasi tempat: sesi ketiga: orientasi waktu. 4. Penyaluran energi Merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan. Tujuan: menyalurkan energi, destruktif ke konstrukstif, mengekspresikan perasaan, meningkatkan hubungan interpersonal. 5. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan social. Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk: memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan ide dan tukar persepsi, menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan umum: mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Tujuan khusus: penderita mampu menyebutkan identitasnya,

7 menyebutkan identitas penderita lain, berespon terhadap penderita lain, mengikuti aturan main, mengemukakan pendapat dan perasaannya. Karakteristik: penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan, penderita sering berada ditempat tidur, penderita menarik diri, kontak sosial kurang, penderita dengan harga diri rendah, penderita gelisah, curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi dan sehat fisik.

8 Lampiran 1

9

10

11 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) Lampiran 2 Sesi 1 : Kemampuan Memperkenalkan Diri f. Tujuan: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobi. g. Setting: 1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang. h. Alat 1. Tape recorder 2. Kaset marilah kemari (Titik puspa) 3. Bola tenis 4. Buku catatan dan pulpen 5. Jadwal kegiatan klien. i. Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran atau stimulasi. j. Langkah-langkah 1. Persiapan a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial menarik diri b. Membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi Pada tahap ini terapis melakukan: 1. Memberikan salam terapeutik: salam dari terapis 2. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini 3. Kontrak

12 a. menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri b. Menjelaskan aturan main berikut: Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan 45 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3. Tahap Kerja 1) Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta bola akan diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan diri 2) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengun arah jarum jam 3) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama pangilan, hobi dan asal dimulai terapis sebagai contoh 4) Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai 5) Ulangi 2,3 dan 4 sampai semua anggota kelompok dapat giliran 6) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan. 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok) b. Rencana tindak lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada orang lain dikehidupan sehari-hari 2) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien

13 c. Kontrak yang akan dating 1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok 2) menyepakati waktu dan tempat. k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang di nilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi I, Evaluasi kemempuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal. A. Kemampuan verbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Menyebutkan nama lengkap 2 Menyebutkan nama panggilan 3 Menyebutkan asal 4 Menyebutkan hobi Jumlah B. Kemampuan nonverbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Kontak mata 2 Duduk tegak Menggunakan bahasa tubuh yang 3 sesuai Mengikuti kegiatan dari awal sampai 4 akhir Jumlah Petunjuk: Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

14 Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda cheklis jika ditemukan pada klien atau tanda ( ) jika tidak ditemukan Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika nilai 0-2 klien belum mampu. 2) Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti Sesi 1 TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, dianjurkan klien memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat. Sesi 2: Kemampuan Berkenalan a. Tujuan: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobi. b. Setting: 1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang. c. Alat 1. Tape recorder 2. Kaset marilah kemari (Titik puspa) 3. Bola tenis 4. Buku catatan dan pulpen 5. Jadwal kegiatan klien. d. Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran atau stimulasi. e. Langkah-langkah 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok seperti yang telah disepakati pada terminasi sesi TAKS 1 b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi

15 Pada tahap ini terapis melakukan: a. Memberikan salam terapeutik 1) Salam dari terapis 2) Peserta serta terapis memakai papan nama b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah klien telah mencoba memperkenalkan diri pada orang lain c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok 2) Menjelaskan aturan main berikut Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan 45 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3. Tahap Kerja 1) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengan arah jarum jam 2) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di scbelah kanan dengan cara: memberi salam, menyebutkan nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobi, menanyakan nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobi lawan bicara, dimulai oleh terapis sebagai contoh 3) Ulangi 1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran 4) Hidupkan bembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat tape (dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada kelompok, yaitu nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobi dimulai dan tempis sebagai contoh 5) Ulangi 4 sampai semua anggota mendapat giliran

16 6) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan perkenalan diri 2) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien c. Kontrak yang akan dating 1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi 2) Menyepakati waktu dan tempat). f. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 2, evaluasi kemampuan klien dalam berkenalan secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut A. Kemampuan verbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Menyebutkan nama lengkap 2 Menyebutkan nama panggilan 3 Menyebutkan asal 4 Menyebutkan hobi 5 Menanyakan nama lengkap 6 Menanyakan nama panggilan 7 Menanyakan asal 8 Menanyakan hobi Jumlah

17 B. Kemampuan non verbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Kontak mata 2 Duduk tegak 3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai 4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir Jumlah Petunjuk: Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda cheklis jika ditemukan pada klien atau tanda ( ) jika tidak ditemukan Jumlahkan kemampuan yang ditemukan 1. Kemampuan verbal disebut mampu jika mendapat nilai 6, disebut belum mampu jika mendapat nilai 5 2. Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4, disebut belum mampu jika mendapat nilai 2. 2) Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika klien 7 untuk verbal dan 3 untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah: klien mengikuti Sesi 2 TAKS, klien mampu berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan klien berkenalan dengan klien lain, buat jadwal. Sesi 3 : Kemampuan Bercakap-Cakap f. Tujuan: Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok (menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggota kelompok, menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi. g. Setting 1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 2) Ruangan nyarnan dan tenang.

18 h. Alat 1) Tape recorder 2) Kaset marilah kernari (Titik puspa ) 3) Bola tenis 4) Buku catatan dan pulpen 5) Jadwal kegiatan klien. i. Metode 1) Dinamika kelompok 2) Diskusi dan tanya jawab 3) Bermain peran/simulasi. j. Langkah Kegiatan 1. Persiapan a. mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada Sesi 2 TAKS b. mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik Pada tahap ini terapis memberikan 1) Salam terapeutik: salam dari terapis 2) Peserta serta terapis memakai papan nama b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah klien telah mencoba berkenalan dengan orang lain c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan bertanya dan menjawab tentang kehidupan pribadi 2) Menjelaskan aturan main berikut Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan 45 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai.

19 3. Tahap kerja 1) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengan arah jarum jam 2) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara: memberi salam, menyebutkan nama panggilan, menanyakan kehidupan pribadi: keluarga, sekolah atau pekerjaan, dimulai oleh terapis sebagai contoh 3) Ulangi 1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran 4) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberikan tepuk tangan. 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari 2) Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian klien c. Kontrak yang akan dating 1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan tertentu 2) Menyepakati waktu dan tempat k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Scsi 3, dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab pada saat bercakap-cakap serta kemampuan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi.

20 A. Kemampuan verbal No Aspek yang dinilai 1 Mengajukan pertanyaan yang jelas 2 Mengajukan pertanyaan yang ringkas 3 Mengajukan pertanyaan yang relevan 4 Mengajukan pertanyaan secara spontan Jumlah Nama Klien B. Kemampuan nonverbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Menjawab dengan jelas 2 Menjawab dengan ringkas 3 Menjawab dengan relevan 4 Menjawab dengan spontan Jumlah Petunjuk: 1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS 2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda cheklis jika ditemukan pada klien atau tanda ( ) jika tidak ditemukan 3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu, jika nilai 2 klien dianggap belum mampu. 2) Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada catatan proses keperawatan klien misalnya, nilai kemampuan verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan non verbal 2, maka catatan keperawatan adalah: Klien mengikuti TAKS Sesi 3, klien belum mampu bercakap-cakap secara verbal dan nonverbal dianjurkan latihan di ulang di ruangan (buat jadwal).

21 Sesi 4 : Kemampuan Bercakap-Cakap Topik Tertentu f. Tujuan: Kilen mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok (menyampaikan topik yang ingin di bicarakan, memilih topik yang ingin dibicarakan, memberi pendapat tentang topik yang dipilih). g. Setting 1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 2) Ruangan nyaman dan tenang h. Alat 1) Tape recorder 2) Kaset marilah kemari (Titik puspa) 3) Bola tenis 4) Buku catatan dan pulpen 5) Jadwal kegiatan klien 6) Flipehart/whiteboard dan spidol i. Metode 1) Dinamika kelompok 2) Diskusi dan tanya jawab 3) Bermain peran/simulasi j. Langkah Kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi 3 TAKS b. Mempersiapkan alat dani tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik Pada tahap ini terapis melakukan 1) Memberi salam terapeutik 2) Peserta dan terapis memakai papan nama b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah telah mencoba latihan bercakap-cakap dengan orang lain.

22 c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih dan memberi pendapat tentang topik percakapan 2) Menjelaskan aturan main berikut Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan 45 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3. Tahap Kerja 1) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengan arah jarum jam 2) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyampaikan satu topik yang ingin di bicarakan. Dimulai oleh terapis sebagai contoh misalnya : cara bicara yang baik atau cara mencari teman 3) Tuliskan pada flipchart/whiteboard topik yang di sampaikan secara berurutan 4) Ulangi 1, 2 dan 3 sampai semua anggota kelompok menyampaikan topik yang ingin di bicarakan 5) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenes. Pada saat dimatikan anggota yang memegang bola memilih topik yang disukai untuk dibicarakan dan dafiar yang ada 6) Ulangi 5 sampai semua anggota kelompok memilih topic 7) Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih 8) Hidupkan lagi kaset dan edarkan lagi bola tenes. Pada saat dimatikan anggota yang memegang bola menyampaikan pendapat tentang topik yang dipilih 9) Ulangi 8 sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat 10) Buat rangkuman pendapat dari anggota kelompok 11) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.

23 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan kilen setelah mengikuti TAKS 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang topik tertentu dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari 2) Memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien c. Kontrak yang akan dating 1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi 2) Menyepakati waktu dan tempat. k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 4, dievaluasi kemampuan verbal menyampaikan, memilih dan memberi pendapat tentang topik percakapan serta kemampuan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi A. Kemampuan verbal: menyampaikan topik Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Menyampaikan topik dengan jelas 2 Menyampaikan topik secara ringkas 3 Menyampaikan topik yang relevan 4 Menyampaikan topik secara spontan Jumlah

24 B. Kemampuan verbal: memilih topik No Aspek yang dinilai 1 Memilih topik dengan jelas 2 Memilih topik secara ringkas 3 Memilih topik yang relevan 4 Memilih topik secara spontan Jumlah Nama Klien C. Kemampuan verbal: memberi pendapat No Aspek yang dinilai 1 Memberi pendapat dengan jelas 2 Memberi pendapat secara ringkas 3 Memberi pendapat yang relevan 4 Memberi pendapat secara spontan Jumlah Nama Klien D. Kemampuan nonverbal No Aspek yang dinilai 1 Kontak mata 2 Duduk tegak Menggunakan bahasa tubuh yang 3 sesuai Mengikuti kegiatan dari awal sampai 4 akhir Jumlah Nama Klien

25 Petunjuk 1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS 2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda cheklis jika ditemukan pada klien atau tanda ( ) jika tidak ditemukan 3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu, jika nilai 2 klien dianggap belum mampu. 2) Dokumentasi Dokumentasi yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan klien misalnya, kemampuan verbal menyampaikan dan memilih topik percakapan 3, kemampuan memberi pendapat 2, dan kemampuan nonverbal 2. Oleh karena itu, catatan keperawatan adalah: Klien mengikuti TAKS Sesi 4, klien mampu menyampaikan dan memilih topik percakapan, tetapi belum mampu memberi pendapat. Secara non verbal juga belum mampu. Dianjurkan melatih klien bercakap-cakap dengan topik tertentu di ruangan. Sesi 5 : Kemampuan Bercakap-Cakap Masalah Pribadi f. Tujuan: Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain: Menyampaikan masalah pribadi, memilih satu masalah untuk dibicarakan, memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih. g. Setting 1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 2) Ruangan nyaman dan tenang. h. Alat 1) Tape recorder 2) Kaset marilah kemari (titik puspa) 3) Bola tenis 4) Buku catatan dan pulpen 5) Jadwal kegiatan klien 6) Flipchart/whiteboard dan spidol. i. Metode 1) Dinamika kelompok 2) diskusi dan tanya jawab

26 3) bermain peran/simulasi. j. Langkah Kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi 4 TAKS b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik Pada tahap ini terapis melakukan 1) Salam dari terapis 2) Peserta dan terapis memakai papan nama b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang topik / hal tertentu dengan orang lain. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok 2) Menjelaskan aturan main berikut: Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan 45 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3. Tahap Kerja 1) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengan arah jarum jam 2) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyampaikan satu topik yang ingin dibicarakan. Dimulai oleh terapis sebagai contoh misalnya : sulit bercerita atau tidak diperhatikan ayah/ibu/kakak/teman 3) Tuliskan pada flipehart/whiteboard masalah yang di sampaikan

27 4) Ulangi 1, 2 dan 3 sampai semua anggota kelompok menyampaikan masalah yang ingin dibicarakan 5) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenes. Pada saat dimatikan anggota yang memegang bola memilih masalah yang ingin dibicarakan 6) Ulangi 5 sampai semua anggota kelompok memilih mamilih masalah yang ingin dibicarakan 7) Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih 8) Hidupkan lagi kaset dan edarkan lagi bola tenes. Pada saat dimatikan anggota yang memegang bola menyampaikan pendapat tentang masalah yang dipilih 9) Ulangi 8 sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat 10) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan. 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari 2) Memasukan kegiatan bercakap-cakap tentang masalah pribadi pada jadwal kegiatan jadwak klien c. Kontrak yang akan dating 1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu bekerja sama dalam kelompok 2) Menyepakati waktu dari tempat. k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Eevaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS sesi 5, dievaluasi kemampuan verbal klien

28 menyampaikan, memilih dan memberi mendapat tentang topik percakapan mengenai masalah pribadi, serta kemampuan nonverbalnya A. Kemampuan verbal: menyampaikan topik Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Menyampaikan topik dengan jelas 2 Menyampaikan topik secara ringkas 3 Menyampaikan topik yang relevan 4 Menyampaikan topik secara spontan Jumlah B. Kemampuan verbal: memilih topik No Aspek yang dinilai 1 Memilih topik dengan jelas 2 Memilih topik secara ringkas 3 Memilih topik yang relevan 4 Memilih topik secara spontan Jumlah Nama Klien C. Kemampuan verbal: memberi pendapat tt masalah No Aspek yang dinilai 1 Memberi pendapat dengan jelas 2 Memberi pendapat secara ringkas 3 Memberi pendapat yang relevan 4 Memberi pendapat secara spontan Jumlah Nama Klien

29 D. Kemampuan nonverbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Kontak mata 2 Duduk tegak Menggunakan bahasa tubuh yang 3 sesuai Mengikuti kegiatan dari awal sampai 4 akhir Jumlah Petunjuk 1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS 2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda cheklis jika ditemukan pada klien atau tanda ( ) jika tidak ditemukan 3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu, jika nilai 2 klien dianggap belum mampu. 2) Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan klien misalnya, kemampuan verbal menyampaikan topik masalah pribadi yang akan di percakapkan 3 memilih dan memberi pendapat memberi pendapat 2, dan kemampuan non verbal 4. Oleh karena itu, catatan keperawatan adalah: Klien mengikuti TAKS Sesi 5, klien mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin dibicarakan, belum mampu mernilih dan memberi pendapat, tetapi non verbalnya baik. Dianjurkan melatih klien bercakap-cakap dengan tentang masalah pribadi dengan perawat dan klien di ruangan. Sesi 6: Kemampuan Bekerjasama f. Tujuan: Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok: bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhannya pada orang lain, menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan g. Setting 1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

30 2) Ruangan nyaman dan tenang. h. Alat 1) Tape recorder 2) Kaset marilah kemari (titik puspa) 3) Bola tenis 4) Buku catatan dan pulpen 5) Jadwal kegiatan klien 6) Kartu kwartet. i. Metode 1) Dinamika kelompok 2) Diskusi dan tanya jawab 3) Bermain peran/simulasi. j. Langkah Kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada Sesi 5 TAKS b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik Pada tahap ini terapis melakukan: 1) Memberi salam terapeutik: salam dari terapis 2) Peserta dan terapis memakai papan nama). b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan orang lain. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya dan meminta kartu yang diperlukan serta menjawab dan memberi kartu pada anggota kelompok 2) Menjelaskan aturan main berikut

31 Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan 45 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dan awal sampai selesai 3. Tahap Kerja 1) Terapis membagi empat buah kartu kwartet untuk setiap anggota kelompok Sisanya diletakkan di atas meja 2) Terapis meminta tiap anggota kelompok mcnyusun kartu sesuai dengan seri (satu seri mempunyai empat kartu) 3) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengan arah jarum jam 4) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mcmulai permainan berikut: meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum lengkap) kepada anggota kelompok disebelah kanannya, jika kartu yang dipegang serinya lengkap, diumumkan kepada anggota kelompok dengan membaca judul dari sub judul, jika kartu yang dipegang isinya tidak lengkap diperkenankan mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas meja, jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada yang meminta, ia herhak mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas meja, setiap menerima kartu, diminta mengucapkan terima kasih 5) Ulangi 3 dan jika 4 (2) atau 4 (3) terjadi 6) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan. 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta, menjawab dan memberi pada kehidupan sehari-hari 2) Memasukkan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian klien

32 c. Kontrak yang akan dating 1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu bekerja sama dalam kelompok 2) Menyepakati waktu dan tempat. k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien scsuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 6, dievaluasi kemampuan verbal klien dalam bertanya, meminta, menjawab dan memberi serta kemampuan nonverbal A. Kemampuan verbal: bertanya dan meminta Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Bertanya dan meminta dengan jelas 2 Bertanya dan meminta dengan ringkas 3 Bertanya dan meminta secara relevan 4 Bertanya dan meminta secara spontan Jumlah A. Kemampuan verbal: menjawab dan memberi No Aspek yang dinilai 1 Menjawab dan memberi dengan jelas Menjawab dan memberi dengan 2 ringkas 3 Menjawab dan memberi secararelevan 4 Menjawab dan memberi secara spontan Jumlah Nama Klien

33 B. Kemampuan nonverbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Kontak mata 2 Duduk tegak Menggunakan bahasa tubuh yang 3 sesuai Mengikuti kegiatan dari awal sampai 4 akhir Jumlah Petunjuk 1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS 2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda cheklis jika ditemukan pada klien atau tanda ( ) jika tidak ditemukan 3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu, jika nilai 2 klien dianggap belum mampu. 2) Dokumentasi: dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK berlangsung, pada catatan proses keperawatan hari klien misalnya, kemampuan verbal kemampuan verbal bertanya, meminta, menjawab dan memberi 4, serta kemampuan non verbal 4. maka catatan keperawatan adalah: Klien mengikuti TAKS Sesi 6, klien mampu secara verbal dan non verbal daalam bertanya, meminta, menjawab dan memberi. Anjurkan klien melakukan di ruang rawat. Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi f. Tujuan: Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan. g. Setting 1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 2) Ruangan nyaman dan tenang. h. Alat 1) Tape recorder 2) Kaset marilah kemari (Titik puspa)

34 3) Bola tenis, buku catatan dan pulpen 4) Jadwal kegiatan klien. i. Metode 1) Dinamika kelompok, 2) Diskusi dan tanya jawab j. Langkah Kerja 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada Sesi 6 TAKS b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis, peserta 2) Terapis memakai papan nama. b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan orang lain. c. Kontrak 1) Melaksanakan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan manfaat enam kali pertemuan TAKS 2) Menjelaskan aturan main berikut Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan 45 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3. Tahap Kerja 1) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengan arah jarun jam 2) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat kesernpatan untuk menyampaikan pendapat tentang manfaat dari enam kali pertemuan yang telah berlalu

35 3) Ulangi 1 dan 2 sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat 4) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan. 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok 3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu b. Rencana tindak lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok tetap melatih diri untuk enam kemampuan yang telah dimiliki, baik di RS maupun di rumah 2) Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk memberi dukungan pada klien dalam menjalankan kegiatan hidup sehari-hari c. Kontrak yang akan datang Menyepakati rencana evaluasi secara periodik. k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 7, dievaluasi kemampuan-kemampuan klien menyampaikan manfaat TAKS yang telah berlangsung 6 sesi secaia verbal dan disertai kemampuan nonverbal

36 A. Kemampuan verbal: menyebutkan manfaat enam kali TAKS Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Menjawab dan memberi dengan jelas Menjawab dan memberi dengan 2 ringkas 3 Menjawab dan memberi secararelevan 4 Menjawab dan memberi secara spontan Jumlah B. Kemampuan nonverbal Nama Klien No Aspek yang dinilai 1 Kontak mata 2 Duduk tegak Menggunakan bahasa tubuh yang 3 sesuai Mengikuti kegiatan dari awal sampai 4 akhir Jumlah Petunjuk 1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS 2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda cheklis jika ditemukan pada klien atau tanda ( ) jika tidak ditemukan 3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu, jika nilai 2 klien dianggap belum mampu. 2) Dokumentasi Ddokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika akhir TAKS, pada catatan proses keperawatan tiap klien. Disimpulkan kemampuan yang telah dapat diterapkan oleh klien sehari-hari. (melalui jadwal kegiatan harian), Jika klien belum mampu, klien dapat disertakan pada kelompok TAKS yang baru.

37 Lampiran 3 Jadwal Tentatif Penelitian No Kegiatan 1 Pengajuan judul laporan 2 Menyusun Bab I 3 Menyusun Bab 2 4 Menyusun Bab 3 5 Menyusun Bab 4 6 Menyusun Bab 5 7 Kompilasi 8 Finalisasi Laporan 9 Persetujuan dan Penilaian dari Pembimbing 10 Persetujuan Dekan I 11 Penjilidan dan Pembuatan softcopy 12 Pengumpulan Laporan Juni Juli Agustus

38 DOKUMENTASI TAKS Lampiran 4

39

40 Lampiran 5 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Teorida Laia Tempat tanggal lahir : Lahusa, 10 Oktober 1992 Jenis Kelamin Agama Alamat : Perempuan : Katolik : Jl. Berdikari no 17 pasar 1 Padang Bulan Medan Riwayat pendidikan 1. Tahun SD Impres Helezalulu 2. Tahun SMAS Bintang Laut Teluk Dalam 3. Tahun SMAS Xaverius Gunungsitoli 4. Tahun Fakultas Keperawatan USU 5. Tahun Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Isolasi Sosial 2.1.1 Pengertian Isolasi sosial merupakan perilaku yang teramati pada respon sosial maladaptif yang mewakili upaya individu untuk mengatasi ansietas yang berhubungan

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI TAK Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang

Lebih terperinci

PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita

PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG Topik Sesi ke Terapis Sasaran Tempat : TAK Orientasi Realita : I (Pengenalan Orang) : 5 orang mahasiswa Fak. Keperawatan

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI A. Latar Belakang Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI Oleh Kelompok : 1 1. Joko Sutrisno (14.401.15.047) 2. Khoiru Oktavia W (14.401.15.048) 3. Ratih Lutvi G (14.401.15.067) 4. Ratna Agustin M (14.401.15.068)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Isolasi Sosial: Menarik Diri 2.1.1. Pengertian Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian dialami oleh individu diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Pengaruh Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Halusinasi Terhadap Kemampuan Kognitif dan Psikmotor Pasien Dalam Mengontrol Halusinasi Di Ruangan

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI Disusun Oleh : 1. ADE IRMA (14.401.14.001) 2. AGUNG PURNAMA PUTRA (14.401.14.002) 3. AHMAD SAIFULLOH (14.401.14.003) 4. ALFIAH NURIMAMAH (14.401.14.004) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI A. Latar belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI 1. Pengertian TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. 2. Bentuk

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI DI SUSUN OLEH: 1. Angellita Monica Winarno (14.401.15.007) 2. Arles Gusti Sukma Aulia (14.401.15.012) 3. Bagus Adi Sucipto (14.401.15.015) 4. Cholbi Haswanda (14.401.15.019)

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI A. Konsep Harga Diri Rendah Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative yang dapat

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Jiwa Daerah Provsu Medan. Oleh. Sulastri Pasaribu

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Jiwa Daerah Provsu Medan. Oleh. Sulastri Pasaribu Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Kemampuan Komunikasi Pada Pasien Isolasi Sosial di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Afnur Rafli (14.401.15.002) 2. Amelia Ferdina Widodo (14.401.15.004) 3. Angga Rofyanzah (14.401.15.008) 4. Arik Ismail Wahyudi

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI Disusun oleh: Kelompok 4 1. Intan Cahya P (14.401.15.046) 2. Khusnul Hotimah (14.401.15.050) 3. Muhamad Gimnastyar (14.401.15.056) 4. Novia Panca A (14.401.15.059)

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Khomail Teguh (14.401.15.049) 2. Lailatul Fitria (14.401.15.051) 3. Lutfia Irmayanti (14.401.15.053) 4. Melinda Fauzia Akbar (14.401.15.055)

Lebih terperinci

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Oleh Kelompok : 2 1. Indra Kurniawan (14.401.15.044) 2. Indri Istiani (14.401.15.045) 3. Marfuah (14.401.15.054) 4. Putri Intan Sari (14.401.15.064) 5. Qonita

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan 52 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Ledy Gresia Sihotang adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh Terapi

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi DI SUSUN OLEH: 1. Ana Setyani Hadi (14.401.15.005) 2. Anggi Setyawan (14.401.15.009) 3. Bayu Dahroni (14.401.15.015) 4. Dhidin Hartiningsih (14.401.15.028)

Lebih terperinci

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 Lampiran 1 MODUL PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI Diadopsi dari Dr. Budi Anna Keliat Oleh Dewi Rahmadani Lubis 071101027 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 1. TAKS: SESI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI Disusun oleh : Kelompok 2 1. Andi Perdana S (14.401.15.006) 2. Aprillya Dyah Saputri (14.401.15.010) 3. Catur Oktaviani (14.401.15.018) 4. Dewi Fitri (14.401.15.026)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) 1.1 Defenisi Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI TERAI AKTIVITAS KELOMOK (TAK) ENYALURAN ENERGI Disusun oleh : 1. Muhibatul munawaroh (14.401.15.057) 2. Munawaro (14.401.15.058) 3. Nur indana zulfa (14.401.15.061) 4. andu hadi (14.401.15.063) 5. Richa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN SELF EVALUASI KEPALA RUANGAN Dalam melaksanakan MPKP Nama :... Ruangan :... Tanggal :... RS :... Petunjuk Jawab pertanyaan berikut sesuai dengan kegiatan MPKP yang telah saudaralakukan : 1. Sl

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. perilaku adaptif (Keliat, 2004). Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. perilaku adaptif (Keliat, 2004). Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Terapi Modalitas 1.1 Pengertian Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENINGKATAN HARGA DIRI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENINGKATAN HARGA DIRI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENINGKATAN HARGA DIRI Di Susun oleh : Kelompok 5 Kelas A S.4 Cahya Wulandari (14-401-15-017) Elya Nova Dianesti (14-401-15-034) Ernik Widyawati ( 14-401-15-035) Ida Bagus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

Disusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

Disusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA PADA LANSIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Dosen Pengampu : Rahayu Wijayanti, S Kep, Ns, M Kep, Sp Kom Disusun oleh :

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. : Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pelaksanaan Terapi. Provsu Medan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. : Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pelaksanaan Terapi. Provsu Medan Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) di RSJ Daerah Provsu Medan Peneliti :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). 1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I bub BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE JL. Gereja No. 17 Toba Samosir Sumatera Utara Buku Panduan Laboratorium

Lebih terperinci

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI (OLAHRAGA) TERHADAP ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS REJOSO KEDIRI RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI JUDUL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan tipe pendekatan model quasi eksperimental yaitu penelitian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK A. PENGERTIAN Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama anatara perawat dan klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. B. TUJUAN Tujuan Komunikasi Terapeutik : 1. Membantu pasien

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA MENARIK DIRI

SATUAN ACARA PENYULUHAN PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA MENARIK DIRI STUN CR PENYULUHN PRE KLINIK KEPERWTN JIW MENRIK DIRI Kelompok III NGG PUTRI 03121008 LILI RHMI 03121015 DEWI KURNIWTI 03121016 FIRMNENI 03121017 UTMI FETLIN.S 03121018 FI WHYUNI 03121019 PROGRM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas 1 /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara - negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang

Lebih terperinci

b Klasifikasi Halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :

b Klasifikasi Halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya : A Latar Belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL 1 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : Senang menyendiri, tidak mau melakukan aktivitas, tampak murung, lebih banyak menunduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) 1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN 77 Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN 77 78 Lampiran 2 SURAT PELAKSANAAN PENELITIAN 78 79 Lampiran 3 LEMBAR PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yohanita Bea

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

Lebih terperinci

TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA

TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA Pendahuluan Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131 NOMOR :.. SET : Jiwa 1 ( K.1 ) FORMAT PEAN : HALUSINASI ( MEMBANTU PASIEN MENGENAL HALUSINASI PENDENGARAN) NO ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI ( 25% ) 1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun 2012(RUU KESWA,2012) adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, dan spiritual

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN KONSEP BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

Lebih terperinci

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial, yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gangguan Harga Diri Rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini merupakan data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan unsur terpenting dalam kesejahteraan perorangan, kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar hidup seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Menarik Diri pada Lansia. mekanisme pertahanan diri yang dilakukan seseorang sebagai coping terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Menarik Diri pada Lansia. mekanisme pertahanan diri yang dilakukan seseorang sebagai coping terhadap 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Menarik Diri pada Lansia 1. Pengertian Perilaku Menarik Diri Menurut Adler (Alwisol, 2004), menarik diri merupakan sebuah bentuk mekanisme pertahanan diri yang dilakukan

Lebih terperinci

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Konseling Kelompok Salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN 46 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA YANG ANAKNYA DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD DR PIRNGADI MEDAN PENELITI : MUHAMMAD ADIUL

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu) CONTOH KASUS Setiap lansia pada akhirnya akan mengalami penurunan fungsi organ, Hal ini timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Klien sudah beberapa hari mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien selalu memikirkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Tabel 4. Catatan perkembangan asuhan keperawatan pada Tn. O dengan prioritas masalah kebutuhan dasar tidur di RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan Implementasi dan Evaluasi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM NamaKlien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI

Lebih terperinci