Kajian Deiksis dalam Cerita Bersambung Getih Sri Panggung Karya Kukuh S.Wibowo Panjebar Semangat Edisi 23 Maret 29 Juni 2013
|
|
- Sonny Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kajian Deiksis dalam Cerita Bersambung Getih Sri Panggung Karya Kukuh S.Wibowo Panjebar Semangat Edisi 23 Maret 29 Juni 2013 Oleh: Bastian Triadi Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa Abstrak: Penelitian ini bertujuan: 1) mendeskripsikan jenis dan bentuk deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo, 2) mendeskripsikan pengacuan deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo Panjebar Semangat. Analisis data menggunakan metode analisis konten. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggunaan deiksis dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo. 1) Jenis dan bentuk deiksis yang ditemukan meliputi a) deiksis persona meliputi: deiksis persona pertama tunggal: klitika -ku -ku (enklitik), dan dak- ku- (proklitik); kata aku aku, kene sini, dan kula saya, deiksis persona pertama jamak: kata kene sini dan kita kita ; frasa awake dhewe diri kita dan kita sedaya kita semua. Deiksis persona kedua tunggal: klitika kok- kau (proklitik) dan mu -mu (enklitik); kata kowe kamu, mang anda, kok kau, sampeyan anda, sliramu kamu, dan panjenengan anda, deiksis persona kedua jamak kowe sakeloron kamu berdua ; deiksis persona ketiga tunggal, yaitu berupa klitika e -nya dan ipun nya ; kata dheweke dia, kana sana, piyambake dirinya, piyambakipun dirinya, panjenengane beliau, dan panjenenganipun beliau ; b) deiksis waktu: deiksis waktu saiki sekarang, wau tadi, kapungkur silam, sesuk besok, mangke nanti, dina iki hari ini, bengi iki malam ini, dalu menika malam ini, mentas wae baru saja, enjing kalawau tadi pagi, biyen kae dulu, nalika semana pada saat itu, kala semanten pada saat itu, nalika semanten pada saat itu, dan ewasemanten pada saat itu ; c) Deiksis tempat: tempat kene sini, kono situ, kana sana, mrene ke sini, mrana ke sana, mriki ke sini, mriku ke situ, ngriki sini, dan ngrika sana. 2) Pengacuan yang ditemukan berupa pengacuan endofora (anafora dan katafora) dan eksofora pada pengacuan persona, waktu, dan tempat. Kata kunci : deiksis, cerita bersambung Getih Sri Panggung Pendahuluan Manusia dalam hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik sebagai komunikator (penutur atau penulis) maupun sebagai komunikan (mitra tutur, penyimak, pendengar, atau pembaca). Sumarlam (2010: 10) membedakan sarana komunikasi menjadi dua macam, (1) sarana komunikasi berupa bahasa lisan dan (2) sarana komunikasi berupa bahasa tulis. Dari definisi tersebut Sumarlam menerangkan bahwa wacana atau tuturan juga dibagi menjadi dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Bentuk wacana lisan berupa khotbah, pidato, dan iklan yang disampaikan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 81
2 secara lisan. Sementara itu, bantuk wacana tulis dapat ditemukan berupa buku-buku teks, surat, koran, majalah, dan naskah-naskah kuna. Majalah Panjebar Semangat adalah salah satu bentuk wacana tulis berbahasa Jawa yang diterbitkan setiap minggu sekali. Seiring diterbitkannya majalah Panjebar Semangat, menjadi salah satu usaha dalam rangka melestarikan keberadaan bahasa Jawa. Majalah tersebut memuat berbagai macam ilmu pengetahuan, berita, serta menyediakan sarana untuk menuangkan kreatifitas menulis seperti sastra prosa yang dikemas menggunakan bahasa Jawa. Sastra prosa yang dimuat dalam majalah Panjebar Semangat di antaranya cerita bersambung, cerita rakyat, dongeng, cerita pendek, dan pedhalangan. Cerita bersambung memanfaatkan media bahasa tulis dalam rangka menyampaikan pesan-pesan, pelukisan alur, tokoh, atau setting, serta unsur intrinsik lainnya kepada pembaca. Lebih lanjut pada bagian penyampaian tokoh dan setting terdapat kata-kata yang butuh penafsiran lebih untuk dapat mengetahui siapa tokoh yang sedang dibicarakan, tempat kejadian yang sedang dibahas, serta kapan kejadian dalam cerita tersebut berlangsung. Upaya untuk menganalisis gejala tersebut adalah melalui analisis deiksis. Salah satu karya sastra prosa berbahasa Jawa yang di dalamnya memunculkan berbagai bentuk deiksis persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu adalah cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo yang dimuat dalam majalah Panjebar Semangat edisi 23 Maret 29 Juni Penulis tertarik untuk menganalisis deiksis dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung dengan alasan sebagai berikut. (1) Dari segi isi cerita, dibandingkan dengan karya sastra prosa lain (cerbung, roman, atau novel) yang kebanyakan menceritakan tentang kehidupan sosial biasa atau kehidupan percintaan, pada cerita bersambung Getih Sri Panggung menceritakan tentang kasus pembunuhan seorang sri panggung yang penuh dengan teka-teki serta dugaan-dugaan dalam memecahkan kasus yang melibatkan banyak tokoh. Oleh karena itu cerita bersambung tersebut memacu rasa penasaran yang tinggi bagi pembaca khususnya peneliti. (2) Pada cerita bersambung Getih Sri Panggung terdapat banyak tokoh dan setting (tempat maupun waktu) yang menyebabkan banyak munculnya penggunaan klitika, kata, maupun frasa yang mengandung sifat deiksis pada percakapan antar Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 82
3 tokoh cerita. Setiap klitika, kata, maupun frasa yang mengandung sifat deiksis tersebut dalam penggunaannya memiliki jenis, bentuk, dan pengacuan yang berubah-ubah tergantung pada siapa yang menjadi penutur, mitratutur, orang yang dituturkan, dan tempat di mana tuturan tersebut digunakan (dekat dengan penutur, agak jauh dari penutur, maupun jauh dari penutur), serta kapan waktu yang ditujukan oleh penutur saat hal yang ditunjuk terjadi (waktu kini, silam, dan yang akan datang). Di sisi lain banyak pembaca yang belum paham mengenai hal tersebut. Dengan demikian cerita bersambung Getih Sri Panggung perlu dikaji dari segi deiksis. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik untuk menganalisis cerita bersambung Getih Sri Panggung dari segi deiksis. Alasan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah banyak makna deiksis yang belum diungkapkan secara lebih mendalam, sehingga masih banyak pembaca belum mengerti dan kesulitan dalam memahami deiksis yang terdapat dalam cerbung Getih Sri Panggung. Oleh sebab itu, peneliti memilih judul penelitian Kajian Deiksis dalam Cerita Bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo Panjebar Semangat edisi 23 Maret 29 Juni Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategorinya untuk memperoleh kesimpulan (Ismawati, 2011: 112). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena data yang diteliti dan dikaji berupa klitika, kata, maupun frasa yang memiliki sifat deiksis beserta acuan (referensi) dan pengacuannya yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo Panjebar Semangat edisi 23 Maret 29 Juni Pada penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang berperan sebagai intrumen utama penelitian, yaitu sebagai intrumen pengumpul sekaligus penganalisis data. Pada pengumpulan data penelitian peneliti menggunakan nota pencatat data dan dibantu dengan instrumen lain berupa alat tulis, buku tentang deiksis, dan kamus Jawa Indonesia. Kemudian, teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan teknik catat. Selanjutnya, dalam menganalisis data penelitian peneliti menggunakan teknik analisis konten. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 83
4 Hasil Penelitian 1. Jenis dan Bentuk Deiksis yang terdapat dalam Cerita Bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo a. Deiksis Persona Jenis deiksis persona terdiri dari deiksis persona pertama, deiksis persona kedua, dan deiksis persona ketiga. Dari ketiga jenis deiksis persona tersebut terdapat deiksis persona yang memiliki bentuk terikat (klitika) dan bentuk bebas (kata dan frasa) baik persona tunggal maupun jamak. (1) Deiksis persona pertama tunggal bentuk terikat (klitika) yang ditemukan berupa proklitik dak- ku- dan enklitik ku -ku. Pada deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas yang ditemukan yaitu kata aku aku dan kula saya. Kemudian, deiksis persona pertama jamak yang ditemukan hanya dalam bentuk bebas (kata dan frasa) yaitu kene sini, awake dhewe kita, kita kita, dan kita sedaya kita semua. (2) Deiksis persona kedua tunggal bentuk terikat yang ditemukan berupa proklitik kok- kau/ kamu dan enklitik mu -mu. Pada deiksis persona kedua tunggal bentuk bebas yang ditemukan yaitu kowe kamu, mang kamu, kok kau, sampeyan kamu, sliramu kamu, dan panjenengan anda. Selanjutnya, deiksis persona kedua jamak hanya ditemukan dalam bentuk bebas yaitu kowe sakeloron kalian berdua. (3) Deiksis persona ketiga tunggal bentuk terikat yang ditemukan berupa enklitik e -nya dan ipun -nya. Pada deiksis persona ketiga bentuk bebas yang ditemukan yaitu kata dheweke dia, kana sana, piyambake dirinya, piyambakipun dirinya, panjenengane beliau, dan panjenenganipun beliau. Berikut ini diambil contoh hasil penelitian yang menunjukkan penggunaan deiksis persona. 1) Deiksis Persona Pertama Tunggal bentuk terikat Dak- a) Konteks : Pamungkas memuji Setyawan karena apa yang Pamungkas dengar dulu memang benar, bahwa detektif Setyawan orangnya santun. Indikator : Pamungkas kaget. Setyawan disawang permana. Hehehe Yen ngono cocog karo kabar sing tau dakkrungu menawa Detektif Setyawan mono Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 84
5 b) wonge anoraga. Terjemahan: Pamungkas kaget. Setyawan dilihat sempurna. Hehehe Kalau seperti itu cocok dengan kabar yang pernah kudengar kalau Detektif Setyawan itu orangnya santun. Sumber : (PS/ No.14/ / H20/ Data No. 38) Konteks : Hardjono mengajak Pamungkas dan Gunaryo untuk mendatangi makam Sandipala. Indiktor : Hardjono manthuk. Nekani kubure Sandipala. Ayo dakterake mrana! Tejemahan: Hardjono mengangguk. Mendatangi kuburannya Sandipala. Ayo kuantarkan ke sana! Sumber : (PS/ No.22/ / H20&47/ Data No. 44) Pada data 1) memperlihatkan penggunaan deiksis persona pertama tunggal bentuk terikat dak- ku- yang termasuk bentuk proklitik dari kata aku aku. Penggunaan bentuk deiksis persona dak- ku- biasanya digunakan dengan diikuti leksem verba yang menyatakan suatu tindakan, baik yang sudah dilakukan maupun yang belum dilakukan oleh penutur. Sebagaimana terlihat pada tuturan data (1a), proklitik dak- ku- diikuti dengan kata krungu dengar menjadi dakkrungu kudengar yang apabila memperhatikan konteks kalimatnya merupakan suatu tindakan yang telah dilakukan oleh penutur, yaitu ketika penutur (Pamungkas) bercerita pada mitra tutur (Setyawan) saat penutur (Pamungkas) pernah mendengar kabar bahwa detektif Setyawan orang yang santun. Berbeda dengan data (1b) terdapat proklitik dak ku- diikuti dengan kata terake antar menjadi dakterake kuantar yang konteks kalimatnya menunjukkan suatu tindakan yang akan dilakukan oleh penutur, yaitu ketika penutur (Hardjono) berniat untuk mengajak mitra tutur (Pamungkas) mengantarkan ke makam Sandipala. Bertumpu pada tuturan dan konteks tuturan, kata dak ku- pada data (1a) mengacu pada nama Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 85
6 Pamungkas, sedangkan pada data (1b) kata dak- ku- mengacu pada tokoh Hardjono. b. Deiksis Waktu Bentuk deiksis waktu yaitu deiksis waktu saiki sekarang, wau tadi, kapungkur silam, sesuk besok, mangke nanti, dina iki hari ini, bengi iki malam ini, dalu menika malam ini, mentas wae baru saja, enjing kalawau tadi pagi, biyen kae dulu, nalika semana pada saat itu, kala semanten pada saat itu, nalika semanten pada saat itu, dan ewasemanten pada saat itu. Kategori deiksis waktu saiki sekarang, dina iki hari ini, bengi iki malam ini, dan dalu menika malam ini mengarah pada waktu saat tuturan terjadi. Kemudian, deiksis waktu dan mangke nanti mengarah pada hal yang akan terjadi atau mengarah pada waktu setelah tuturan terjadi. Deiksis waktu sesuk besok digunakan dalam tuturan yang mengarah pada waktu yang akan datang (hari yang akan datang atau lusa). Deiksis waktu wau tadi, enjing kalawau tadi pagi, dan kapungkur silam mengarah pada hal yang telah terjadi belum lama dari jarak waktu tuturan (masih dalam hitungan jam) atau pada waktu sebelum tuturan terjadi. Deiksis waktu mentas wae baru saja mengarah pada hal yang baru saja terjadi atau pada waktu sebelum tuturan terjadi. Selanjutnya, deiksis waktu yang mengarah pada hal yang telah terjadi pada waktu lampau adalah biyen kae dulu, nalika semana pada saat itu, kala semanten pada saat itu, dan ewasemanten pada saat itu. Berikut ini diambil satu contoh hasil penelitian yang menunjukkan penggunaan deiksis waktu. 1) Deiksis Waktu Mentas Wae Konteks : Pamungkas mengatakan pada Ulupi bahwa baru saja terjadi pembunuhan di Taman Panglipur. Indikator : Mba Ulupi, mentas wae dumadi rajapati. Terjemahan: Mba Ulupi, baru saja terjadi pembunuhan. Sumber : (PS/ No.15/ / H20/ Data No. 167) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 86
7 Pada data 1) menunjukkan penggunaan deiksis waktu mentas wae baru saja. Frasa mentas wae baru saja digunakan dalam tuturan yang mengacu pada waktu yang baru saja terjadi (sebelum tuturan). Dengan memperhatikan situasi tuturan pada data 1), dapat diperoleh keterangan bahwa frasa mentas wae baru saja dituturkan oleh tokoh Pamungkas (penutur) saat berkata pada tokoh Ulupi (mitra tutur) bahwa baru saja terjadi kasus pembunuhan di Taman Panglipur. Frasa mentas wae baru saja pada tuturan data 1) tersebut mengacu pada hal yang terjadi baru saja yaitu waktu terjadinya pembunuhan. c. Deiksis Tempat Bentuk deiksis tempat yaitu deiksis tempat kene sini, kono situ, kana sana, mrene ke sini, mrana ke sana, mriki ke sini, mriku ke situ, ngriki sini, dan ngrika sana. Deiksis tempat kene sini, mriki ke sini, dan ngriki sini mengarah pada suatu tempat yang dekat dengan penutur. Kemudian, deiksis tempat kono situ dan ngriku situ mengarah pada suatu tempat yang agak jauh dari penutur. Selanjutnya, deiksis tempat kana sana, mrana ke sana dan ngrika sana mengarah pada suatu tempat yang jauh dari penutur. Berikut ini diambil satu contoh hasil penelitian yang menunjukkan penggunaan deiksis tempat. 1) Deiksis Tempat Ngriki Konteks : Hirno bercerita pada Wicitra dan Setyawan bahwa korban pembunuhan di Gubeng bernama Mursidi sempat bertemu dengan Hirno di Taman Panglipur Surabaya pada saat malam pentas ketoprak. Indikator : Mobil loro mlebu kompleks Taman Panglipur Surabaya saka regol kulon.. Sebab Mursidi niku dhek wau ndalu dugi ngriki. Terjemahan: Dua mobil masuk kompleks Taman Panglipur Surabaya dari gerbang barat. Sebab Mursidi itu tadi malam sampai sini. Sumber : (PS/ No.17/ / H19/ Data No. 198) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 87
8 Pada data 1) menunjukkan penggunaan deiksis tempat ngriki sini. Kata ngriki sini termasuk bentuk variasi dari kata kene sini pada penggunaan tuturan dalam ragam bahasa Jawa krama. Dengan memperhatikan konteks dan situasi tuturan, dapat diperoleh keterangan bahwa kata ngriki sini pada data 1) dituturkan oleh tokoh Hirno (penutur) saat bercerita pada Wicitra dan Setyawan bahwa korban pembunuhan di Gubeng bernama Mursidi sempat bertemu dengan tokoh Hirno di Taman Panglipur Surabaya, yaitu pada saat malam pentas ketoprak. Kata ngriki sini pada data 1) tersebut mengacu pada tempat (dekat) di mana penutur (Hirno) berada yaitu Taman Panglipur Surabaya. 2. Pengacuan dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S.Wibowo Pengacuan terdiri dari pengacuan endofora dan eksofora. Pengacuan endofora memiliki dua jenis yakni anafora dan katafora, pengacuan tersebut ditemukan dalam penggunaan deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis tempat. (1) Deiksis persona, ditemukan banyak nama tokoh yang menjadi acuan, yaitu Setyawan, Pamungkas, Wicitra, Hardjono, Murdanu, Gunaryo, Hirno, Ulupi, Praharsini, Mursidi, Aseng Santoso, Bandiyah, Sadurja, Sandipala, Mintaraga, Prayitno, John, Ninik, Pekik, dan Pak Praba. (2) Deiksis waktu, hanya ditemukan pada kata ewasemanten pada saat itu yang mengacu pada taun 1930-an tahun 1930-an dan pada kata kala semanten pada saat itu yang mengacu pada taun 1945 tahun (3) Deiksis tempat, ditemukan banyak tempat yang menjadi acuan, yaitu kursi larikan buri dhewe kursi barisan paling belakang, Taman Panglipur Surabaya, teras teras, kursi empuk sing adhep-adhepan karo mejane Pamungkas kursi empuk yang berhadap-hadapan dengan mejanya Pamungkas, omah cakrik lawas rumah model lama, omah rumah, pesareyan makam, kios kios, tilase diskotik bekas diskotik, akhirat akhirat, Irian Jaya, dan Polsek Tambaksari. Selanjutnya, pada pengacuan eksofora juga ditemukan dalam penggunaan deiksis waktu dan deiksis tempat. (1) Deiksis waktu, banyak ditemukan deiksis yang memiliki acuan di luar wacana yaitu saiki sekarang, wau tadi, kapungkur silam, sesuk besok, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 88
9 mangke nanti, dina iki hari ini, bengi iki malam ini, dalu menika malam ini, mentas wae baru saja, enjing kalawau tadi pagi, biyen kae dulu, nalika semana pada saat itu,dan nalika semanten pada saat itu. (2) Deiksis tempat, ditemukan satu data deiksis yang memiliki acuan di luar wacana yaitu deiksis tempat ngrika sana. Berikut ini diambil masing-masing satu contoh hasil penelitian yang menunjukkan pengacuan endofora dan eksofora. a. Pengacuan Endofora Konteks : Setyawan kaget ketika namanya dipanggil-panggil oleh Wicitra, kemudian Setyawan berkata pada Wicitra bahwa dia sudah membalas pesan dari Wicitra. Indikator : Setyawan. Sing diundang jenenge kaget. Lik Citra? Aku rak wis mangsuli es-em-es sampeyan ta. Terjemahan: Setyawan. Yang dipanggil namanya kaget. Lik Citra? Saya sepertinya sudah membalas sms anda kan. Sumber : (PS/ No.13/ / H20/ Data No. 1) Dapat diamati pada data a terdapat penggunaan bentuk deiksis persona pertama tunggal aku aku yang mengacu pada nama Setyawan. Data tersebut menunjukkan adanya pengacuan endofora. Pada data a terdapat kata aku aku yang mengacu pada tokoh Setyawan yang posisinya berada di sebelah kiri (sebelum) kata aku. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa data a merupakan pengacuan endofora jenis anafora, karena kata aku aku mengarah pada persona yang mendahuluinya yaitu Setyawan. b. Pengacuan Eksofora Konteks Indikator : Pamungkas menyuruh Ulupi untuk beristirahat sebelum dimintai keterangan di kantor polisi mengenai satagen milik Ulupi yang telah ditemukan. :. Saiki sampeyan kena ngaso dhisik. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 89
10 Terjemahan:. Sekarang kamu boleh istirahat dulu. Sumber : (PS/No.15/ /H20/ Data No. 152) Pada data b terdapat penggunaan bentuk deiksis waktu saiki sekarang. Dengan memperhatikan konteks dan letak bentuk deiksis terhadap acuannya, maka dapat diperoleh keterangan bahwa tuturan data b terdapat penggunaan kata saiki sekarang yang dituturkan oleh tokoh Pamungkas (penutur) saat menyuruh tokoh Ulupi (mitra tutur) untuk beristirahat sebelum dimintai keterangan di kantor polisi mengenai satagen milik Ulupi yang telah ditemukan. Pada tuturan data b terdapat kata saiki sekarang yang memiliki acuan waktu di luar wacana yang tidak langsung ditampakkan secara eksplisit dan memerlukan pemahaman antara penutur dan mitra tutur, yaitu pada saat tuturan terjadi. Simpulan Pada penelitian deiksis dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo Panjebar Semangat edisi 23 Maret - 29 Juni 2013, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Jenis dan bentuk deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo yaitu deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis tempat. 2. Pengacuan yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo berupa pengacuan endofora dan eksofora. Pengacuan endofora memiliki dua jenis yakni anafora dan katafora, pengacuan tersebut ditemukan dalam penggunaan deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis tempat. Pada pengacuan endofora tersebut, banyak ditemukan pada penggunaan deiksis persona dan deiksis tempat, namun pada penggunaan deiksis waktu hanya ditemukan dua data yang memiliki pengacuan di dalam wacana (endofora). Selanjutnya, pada pengacuan eksofora ditemukan dalam penggunaan deiksis waktu dan deiksis tempat. Pada penggunaan deiksis waktu banyak ditemukan data yang memiliki acuan di luar wacana, kemudian pada penggunaan deiksis tempat hanya ditemukan satu data yang memiliki acuan di luar wacana (eksofora). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 90
11 Daftar Pustaka Ismawati, Esti Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka Sumarlam Teori dan Praktik Analisis Wacana. Solo: Katta. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 91
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Gumilang Laksana program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa laksanagumilang@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciAnalisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat
Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciAnalisis Deiksis Cerita Bersambung Evelyn karya Dyah Katrina dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014
Analisis Deiksis Cerita Bersambung Evelyn karya Dyah Katrina dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014 Oleh: Inarotul Ainiyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuInaez@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Riyana Widya Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail: Riyana.hapsari197@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan
Lebih terperinciDEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS
DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS Wisnu Nugroho Aji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Dharma Klaten wisnugroaji@gmail.com Abstrak Bahasa
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA CERBUNG KUCING SILUMAN MAJALAH JAYA BAYA EDISI 15 JULI 16 SEPTEMBER 1990 KARYA SOEMARNO WHD
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA CERBUNG KUCING SILUMAN MAJALAH JAYA BAYA EDISI 15 JULI 16 SEPTEMBER 1990 KARYA SOEMARNO WHD Oleh: Joni Fajar Arif Prasetyo program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang relevan dengan hal yang sedang berlangsung. Bertolak pada kenyataan
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretik 1. Pengertian Pragmatik Pengkajian terhadap bahasa jika ditinjau dari sudut pandang linguistik terapan tentu tidak dapat dilakukan tanpa memperhitungkan konteks
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciREFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR
REFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Winiar Faizah Aruum 2102406672 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Purwo menjelaskan bahwa sebuah kata dapat dikatakan bersifat deiksis apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si pembicara dan juga tergantung
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Diyah Agustiyan Universitas Muhammadiyah Purworejo
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Diyah Agustiyan Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK DiyahAgustiyan. 2012. Analisis Deiksisdalam Novel
Lebih terperinciDEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014
DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode
Lebih terperinciPEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI
PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Dalam pembahasan ini akan dipaparkan mengenai penanda kohesi (baik
BAB II PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini akan dipaparkan mengenai penanda kohesi (baik itu gramatikal maupun leksikal) dan penanda koherensi dalam wacana Antologi Cerkak Puber Kedua karya Ary Nurdiana. Untuk
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anggitzhajar@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1
Lebih terperinciPRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010
PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 Oleh: Agus Suraningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam linguistik, satuan bahasa yang terlengkap dan utuh disebut dengan wacana. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti
Lebih terperinciDEIKSIS PERSONA DALAM NOVEL TUNGGAK-TUNGGAK JATI KARYA ESMIET SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI
DEIKSIS PERSONA DALAM NOVEL TUNGGAK-TUNGGAK JATI KARYA ESMIET SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013
ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA EDISI JANUARI TAHUN 2015, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN, DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMAN 4 PURWOREJO Oleh: Gita Amelia Pendidikan
Lebih terperinciANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA
i ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nila Haryu Kurniawati NIM : 2102407144 Prodi : Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011
ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciAlih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Yuliana Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa y.adinda@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran
Lebih terperinciREFERENSI DALAM WACANA HUMOR BERBAHASA JAWA CURANMOR (CURAHAN PERASAAN DAN HUMOR) DI SIARAN YES RADIO CILACAP
REFERENSI DALAM WACANA HUMOR BERBAHASA JAWA CURANMOR (CURAHAN PERASAAN DAN HUMOR) DI SIARAN YES RADIO CILACAP SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Akalili Abidah Yusri Khairina
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja
Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja Oleh: Fattrika Susseptiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fattrika29@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur. Manusia
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Erdi Sunarwan, Muhammad Rohmadi, Atikah Anindyarini Universitas Sebelas Maret E-mail: sn_erdi@yahoo.com Abstract: The objective of this
Lebih terperinciPenggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo
Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo Oleh: Ari Fariza Ma rifati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa afaryza@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
Lebih terperinciCampur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen
Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Oleh: Siyam Thohiroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa siyam_thohiroh@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa Dalam Roman III Cocak Nguntal Elo Karya Suparto Brata Tahun 2009
Analisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa Dalam Roman III Cocak Nguntal Elo Karya Suparto Brata Tahun 2009 Oleh: Dwi Septi Purwaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa dwisepti216@gmail.com
Lebih terperinci1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik yang pemaknaan suatu bahasa harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak
Lebih terperinciEtika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X
Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Oleh: Hana Pebri Ristiadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1
Lebih terperinciRELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI
RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciPEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET
BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Guna memenuhi persyaratan untuk mencapai Derajat Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,
Lebih terperinciOleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA JAWA RAGAM KRAMA TOKOH HANDOKO DALAM NOVEL KUNARPA TAN BISA KANDHA KARYA SUPARTO BRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN BERBICARA KELAS XII DI SMA Oleh : Wahyu Sriastuti
Lebih terperinciDEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM SING LUCU PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT EDISI FEBRUARI-JUNI TAHUN 2012
ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM SING LUCU PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT EDISI FEBRUARI-JUNI TAHUN 2012 Oleh: Hidayatul Mukaromah program studi pendidikan bahasa
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012
ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa dalam Cerbung Tresna Kagiles Ila-Ila karya Mbah Brintik pada Majalah Jayabaya Tahun 2011
Analisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa dalam Cerbung Tresna Kagiles Ila-Ila karya Mbah Brintik pada Majalah Jayabaya Tahun 2011 Oleh : Tri Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciPENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.
1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari kalimat yang disebut wacana. Wacana merupakan satuan bahasa
Lebih terperinciANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL PRAWAN NGISOR KRETEG KARYA SOETARNO
ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL PRAWAN NGISOR KRETEG KARYA SOETARNO Oleh : Ari Rahmawati Soimah pendidikan bahasa dan sastra jawa Mitathegaul@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciRAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN
RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. Vehaar (1999: 14) mengemukakan bahwa semantik (Inggris: semantics) berarti teori
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI
KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Dwi Apriyanti Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dwiapriyanti02@gmail.com Abstrak:Penelitian
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI
ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciAnalisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo
Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Oleh: Feni Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa fenia228@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat
Lebih terperinciTindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata
Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata Oleh: Abdul Kholiq Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Kholiqabdul510@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciCampur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah
Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Oleh: Dina Kurniawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dinakurniawati131@gmail.com
Lebih terperinciAnalisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata
Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata Oleh: Ervina Novitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ervinan08@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciAnalisis Resepsi Sastra Cerita Sambung Ngonceki Impen Karya Sri Sugiyanto
Analisis Resepsi Sastra Cerita Sambung Ngonceki Impen Karya Sri Sugiyanto Oleh: Niken Savitri Mustikaningtyas Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Nikensavitri732@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciPENANDA REFERENSIAL DALAM NOVEL TRAH KARYA ATAS S. DANUSUBROTO
PENANDA REFERENSIAL DALAM NOVEL TRAH KARYA ATAS S. DANUSUBROTO SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Disusun Oleh Nama : Ima Wulandhari NIM : 2102407136 Program Studi : Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal
Lebih terperinciARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM
ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA, PENUNJUK, DAN WAKTU DALAM NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE KARYA TERE-LIYE ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM 110388201128 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciKAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagai persyaratan
KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI
PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA
STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA Oleh : Rita Setyawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa putriragil256@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciTindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B
Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B Oleh: Ismatul Firdaus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ismafrds@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciKajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni
Kajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni Oleh: Khoirul Makhin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Khoirulmahin@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam
Lebih terperinci03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku
Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Fakultas 03Teknik Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku SUGENG WINARNA, M.Pd Program Studi Mesin
Lebih terperinciOleh: Rika Dwi Septian Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Kajian Struktural Objektif Sastra pada Cerbung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo dalam Majalah Panjebar Semangat Edisi 12 Bulan Maret Sampai Edisi 26 Bulan Juni Tahun 2013 Oleh: Rika Dwi Septian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciPELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM REMBUK DESA DI KELURAHAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM REMBUK DESA DI KELURAHAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP
PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP oleh: Eliza Ratna Asih Wulandari Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciAnalisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo
Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo Oleh: Rinda Aprilia Eka Wati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Rindaapriliaekawati@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciFEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI
FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI Oleh: Indri Wati Rahayu program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa indriwatirahayu@ymail.com ABSTRAK Metode penelitian
Lebih terperinciDEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN
DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN ARTIKEL PENELITIAN OLEH YOSEFHA ELLA NIM F11112001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan alat komunikasi yang sangat penting peranannya bagi masyarakat Jawa. Penggunaan Bahasa Jawa di masyarakat semakin beragam dan kreatif.
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.
Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N. Oleh: Riswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riez_t@yahoo.com Abstrak: Analisis Tindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,
Lebih terperinciAdverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014
Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014 Oleh: Siti Mudrikah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sitimudrikah645@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era an banyak bermunculan novel-novel yang berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era 1960-1970an banyak bermunculan novel-novel yang berbahasa Jawa. Hampir tiap penerbit di kota-kota besar di Jawa berlomba membukukan karya-karya bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi ini dapat terjadi apabila
Lebih terperinciRAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA
Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Fakultas Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua deiksis ini saling melengkapi fungsinya masing-masing saat dipergunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis merupakan istilah dari bahasa Yunani Kuno yang digunakan untuk salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. Deiksis berarti penunjuk melalui
Lebih terperinciAloka Kompetensi aMendengarkan Teks
SILABUS Satuan Pendidikan : SMA/SMALB/SMK/MA Mata Pelajaran : Bahasa Kelas/Semester : X / 1 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan lisan memahami wacana
Lebih terperinciPENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012
PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinci