BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si
|
|
- Glenna Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Purwo menjelaskan bahwa sebuah kata dapat dikatakan bersifat deiksis apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si pembicara dan juga tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata tersebut (1984:1). Ia juga menegaskan, perpindahan leksem deiktis disebabkan oleh pengutaraan leksem tersebut oleh si pembicara, bukan oleh apa yang dimaksudkan si pembicara (1984:1). Selain itu, leksem deiktis juga tidak dapat dipergunakan secara metaforis. Misalnya, kata anjing yang berarti umpatan. Kata ini mengalami perpindahan referensi bukan lagi jenis hewan berkaki empat, berbulu, dan menggonggong, melainkan luapan rasa amarah pembicara kepada lawan bicaranya. Secara umum deiksis dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu deiksis persona, deiksis ruang dan deiksis waktu. Dari ketiga deiksis tersebut, penulis hanya mengkaji terkait dengan deiksis persona. Hal ini dikarenakan deiksis persona dapat berbentuk kata ganti pronomina persona dan kata sapaan. Terlebih sumber data yang dipilih penulis adalah sebuah dongeng anak yang dikategorikan sebagai karya sastra. Dalam karya sastra khususnya dongeng, ditemukan banyak sekali penggunaan kata ganti pronomina untuk persona dan kata sapaan tersebut. Pada mulanya dongeng merupakan cerita pendek kolektif kesusastraan lisan (Danandjaja:2007:83). Namun, seiring berkembangnya zaman, dongeng 1
2 2 tidak lagi dilisankan tetapi mulai dituliskan dan dipublikasikan. Menurut Maryati dan Agam dalam artikel yang berjudul Manfaat dan Kekuatan Dongeng pada Psikologi Anak, manfaat dongeng bagi pertumbuhan anak-anak antara lain, mengasah daya pikir dan imajinasi, menanamkan berbagai nilai dan etika serta dapat meningkatkan minat baca (2008). Anak-anak yang sering dibacakan cerita oleh kedua orang tuanya, salah satunya dengan dongeng memiliki tingkat kedekatan yang lebih intim daripada anak-anak yang tidak pernah dibacakan dongeng. Seperti cerita pada umumnya, dongeng juga mempunyai unsur-unsur yang membangun di dalamnya, antara lain penokohan, alur, latar dan lain sebagainya. Adanya unsur penokohan inilah yang membentuk kalimat-kalimat hingga menjadi sebuah teks wacana dongeng yang kemudian menciptakan banyak bentuk pronomina dan kata sapaan. Pada unsur penokohan diperlukan adanya deiksis persona. Penggunaan deiksis persona pada dongeng ini biasanya digunakan untuk pengacuan pada tokoh dari dongeng anak tersebut. Namun, penggunaan deiksis persona pada dongeng yang diperuntukkan untuk anak ternyata mengalami sedikit perbedaan. Menurut Purwo, seorang anak akan cenderung untuk memakai nama diri sebagai kata ganti saya dan orang tuanya juga akan mempergunakan nama diri anak itu sebagai kata sapaan maupun sebagai kata ganti kamu, sehingga muncullah pembalikan deiksis (1984:5). Perhatikan contoh berikut: (1) Pagi, Ibu Tupai, salam Pak Tua Rusa kepada Ibu Pip yang baru saja keluar dari sarang di dalam lubang pohon. (A1/ TP/ 8 Feb 15) (2) Kemarin, keponakanku mengunjungiku. Dia membawakanku oleh-oleh yang cukup banyak. Aku ingin membaginya untuk para sahabatku. Ini kacang kenari spesial untuk keluargamu. (A17/SSHB/1 Maret 15) (3a) Caca pun berkenalan dengan Corni (3b) Mereka lalu bersahabat sejak itu.
3 3 (C1, Kompas Klasika, 29 Maret 15, 36) (4) Caca tertunduk sedih. Ia menyadari tanduknya hanya polos, tanpa cabang sama sekali. (A33/TT/29 Mar 15) (5) Supaya enggak terasa lama, Rini bantu Ibu memasak di dapur, yuk. Kita akan membuat kolak pisang, ajak ibu seraya berjalan menuju dapur. (B121/BKP/6 Juli 15) Pada kalimat (1),(2),(3a), (3b), (4) tersebut terdapat satu hal yang menarik yang dapat diambil sebagai penelitian, yaitu penggunaan deiksis atau kata ganti persona dengan nama diri atau kata sapaan yang menunjukkan tokoh hewan. Kalimat (1) Pagi, Ibu Tupai, salam Pak Tua Rusa kepada Ibu Pip yang baru saja keluar dari sarang di dalam lubang pohon, terdapat penggunaan kata sapaan, yaitu Ibu Tupai yang dituturkan oleh Pak Tua Rusa kepada Ibu Pip. Kata sapaan Ibu Tupai ini dikategorikan sebagai persona II yang lazimnya menggunakan deiksis persona kamu. Kemudian pada kalimat (2) Kemarin, keponakanku mengunjungiku. Dia membawakanku oleh-oleh yang cukup banyak. Aku ingin membaginya untuk para sahabatku. Ini kacang kenari spesial untuk keluargamu. merupakan kalimat lanjutan dari kalimat (1) yang dituturkan oleh Pak Tua Rusa kepada Ibu Tupai. Dalam kalimat (2) tersebut terdapat penggunaan pronomina ku dan mu. Penggunaan pronomina ini dimaksudkan sebagai deiksis persona terikat dari bentuk persona I, yaitu aku dan persona II kamu. Pada kalimat (2) ini hendaknya pembaca melihat referen pada kalimat sebelumnya sehingga jelas diketahui penutur dan mitra tuturnya. Data kalimat (3a) Caca pun berkenalan dengan Corni dan (3b) Mereka lalu bersahabat sejak itu, penggunaan deiksis persona terletak pada kalimat (b), yaitu deiksis persona mereka sebagai kata ganti orang ke III jamak. Kalimat (b) pada data kalimat (3) dengan penggunaan deiksis persona III jamak, yaitu mereka sebenarnya mengacu pada persona Caca dan Corni pada kalimat (3a). Deiksis pesona III juga terlihat pada
4 4 penggunaan kalimat (4) Caca tertunduk sedih. Ia menyadari tanduknya hanya polos, tanpa cabang sama sekali. Pada kalimat ini penggunaan ia mengacu kepada Caca. Pada kalimat (5) Supaya enggak terasa lama, Rini bantu Ibu memasak di dapur, yuk. Kita akan membuat kolak pisang, ajak ibu seraya berjalan menuju dapur juga terdapat penggunaan deiksis persona sebagai kata ganti persona II kamu, namun dalam kalimat ini dimunculkan dengan nama diri, yaitu Rini. Selain itu, untuk penggunaan deiksis persona sebagai kata ganti persona I aku atau saya yang dalam kalimat (5) ini dimunculkan dengan nama diri, yaitu Ibu. Pada umumnya penggunaan nama diri tidak digunakan sebagai kata ganti persona I ataupun persona II. Hal ini dikarenakan seorang anak ternyata mengalami kesukaran dalam mempergunakan kata-kata yang deiktis (Jespersen dan Jakobson dalam Purwo, 1984: 4). Contoh kalimat (1),(2),(3),(4) dan (5) di atas merupakan penggalan dari cerita dongeng yang terdapat dalam koran Kompas Klasika Minggu pada rubrik Nusantara Bertutur. Alasan menggunakan koran Kompas dibandingkan dengan koran lainnya adalah karena Kompas tidak hanya merupakan koran dengan oplah (sirkulasi) terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Selain itu dalam koran Kompas terbagi secara rinci antara berita dan iklan-iklan yang dimuat. Iklan-iklan yang terdapat dalam koran Kompas dijadikan dalam bagian tersendiri yang dinamakan Klasika. Pada bagian ini biasanya berisi tentang iklan-iklan seperti lowongan pekerjaan, paket liburan, iklan produk tertentu, teka-teki silang dan juga di setiap minggunya terdapat rubrik Nusantara Bertutur. Rubrik ini ditujukan untuk mengajak pembaca kembali membudayakan kegiatan
5 5 mendongeng secara masif pada setiap keluarga di seluruh tanah air, guna menyebarkan nilai-nilai karakter unggul bangsa melalui dongeng. Cerita pendek berupa dongeng yang disajikan dalam rubrik Nusantara Bertutur ini berbeda dengan cerita pendek yang juga disajikan dalam rubrik Seni pada kolom Anak di koran Kompas Minggu. Jika kolom Anak ditargetkan untuk pembaca anak, maka rubrik Nusantara Bertutur ini ditargetkan untuk pembaca orang tua supaya membudayakan kembali tradisi mendongeng pada anak. Oleh karena itu jumlah kalimat dan paragraf yang ditampilkan pada rubrik Nusantara Bertutur ini pun lebih singkat daripada kolom lainnya, terutama dibandingkan dengan kolom Anak pada rubrik Seni. Hal unik lainnya, setiap dongeng yang dimuat di rubrik Nusantara Bertutur juga dibuatkan versi video dan audionya. Hal tersebut dapat dilihat di bagian samping kanan dongeng terdapat kode batang yang bisa discan dan digunakan untuk mengunduh audio dan video yang dimuat, audio bisa diunduh lewat laman Nusantara Bertutur, sementara versi video bisa diunduh di youtobe. Dongeng yang terdapat pada rubrik Nusantara Bertutur ini termasuk ke dalam kategori sastra anak. Perlakuan seorang penulis terhadap sastra anak pun akan berbeda. Sarumpaet mengatakan bahwa sastra yang terbaik dan diusahakan dengan baik karena pemahaman atas kehidupan anak yang khas sekaligus kompleks. Itulah sebabnya sastra anak betapa pun maksudnya untuk menghibur tetap saja bersifat mendidik (2010:12). Selanjutnya Davis dalam Sarumpaet juga menyatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedangkan penulisannya juga dilakukan oleh orang dewasa (2010:2).
6 6 Dongeng ini dikategorikan sebagai wacana prosa yang bersifat fiksi. Wacana fiksi merupakan wacana dengan bentuk dan isi yang berorientasi pada imajinasi. Menurut Mulyana, wacana fiksi pada umumnya penampilan dan rasa bahasanya dikemas secara estetis. Sebagai sebuah wacana, tidak menutup kemungkinan bahwa karya-karya fiksi mengandung fakta dan bahkan hampir sama dengan kenyataan (2005:54). Begitu pula dengan dongeng yang terdapat dalam rubrik Nusantara Bertutur ini karena dalam tiap kajian wacana akan selalu mengaitkan satuan-satuan bahasa yang digunakan, di samping juga menganalisis makna dan konteks pemakaiannya. Penelitian ini cocok jika diteliti menggunakan analisis wacana, karena dalam analisis wacana tidak hanya melihat teks semata-mata sebagai teks tulisan saja, tetapi juga melihat konteks yang melingkupi lahirnya teks tersebut. Saat analisis wacana tersebut diterapkan untuk mengkaji penggunaan deiksis persona pada dongeng anak, maka akan didapatkan beberapa hal yang menarik antara lain, banyak penggunaan deiksis persona yang menggunakan kata sapaan dan nama diri serta adanya pembalikan deiksis persona. Pembalikan deiksis persona ini maksudnya adalah deiksis persona yang digunakan pada dongeng anak mengalami pembalikan dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Hal inilah yang kemudian menjadi penelitian ini akan menarik dan layak untuk diteliti. Dari beberapa ulasan tersebut kemudian penulis memberi judul penelitian ini dengan Deiksis Persona dalam Teks Dongeng Anak di Koran Kompas Klasika Minggu (Sebuah Analisis Wacana).
7 7 B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas tentu ditemukan banyak sekali pembahasan dalam kajian analisis wacana, namun tidak semuanya akan dikaji dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis membatasi pengkajian dengan tujuan agar penelitian lebih mendalam dan terfokus. Penelitian ini hanya mengkaji mengenai unsur eksternal wacana, yaitu analisis konteks yang terdiri dari konteks situasi dan konteks sosial yang melingkupi lahirnya teks dongeng pada rubrik Nusantara Bertutur di koran Kompas Klasika Minggu dan juga melakukan analisis penggunaan deiksis persona beserta pengacuan dan pembalikan deiksis persona dalam teks dongeng tersebut. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana konteks situasi dan konteks sosial kultural dalam teks dongeng anak pada rubrik Nusantara Bertutur di koran Kompas Klasika Minggu? 2. Bagaimana penggunaan deiksis persona dalam dongeng anak pada rubrik Nusantara Bertutur di koran Kompas Klasika Minggu sebagai unsur eksternal dalam konteks sosial kultural sebuah wacana?
8 8 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan konteks situasi dan konteks sosial kultural yang membangun lahirnya teks dongeng anak di koran Kompas Klasika Minggu. 2. Mendeskripsikan penggunaan deiksis persona beserta pengacuannya dan pembalikan deiksis persona dalam teks dongeng anak pada rubrik Nusantara Bertutur di koran Kompas Klasika Minggu sebagai unsur eksternal dalam konteks sosial kultural sebuah wacana. E. Manfaat Penelitian Penelitian yang berjudul Deiksis Persona dalam Teks Dongeng Anak di Koran Kompas Klasika Minggu (Sebuah Analisis Wacana) ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini menguatkan teori dari analisis wacana Mulyana, terlebih yang terkait dengan hubungan unsur eksternal wacana, yaitu referensi atau pengacuan dan konteks wacana yang terdiri dari konteks situasi dan konteks sosial kultural. Selain itu penelitian ini juga turut menguatkan teori yang pernah dikemukakan pada penelitian sebelumnya oleh Purwo dalam disertasinya yang berjudul Deiksis dalam Bahasa Indonesia (1984). Penelitian ini juga
9 9 turut mengembangkan penelitian Purwo terlebih tentang penggunaan deiksis persona pada dongeng anak. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan : a. Bagi guru/dosen Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia atau dosen yang mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai bahan ajar terkait dengan penggunaan deiksis persona. b. Bagi penulis dongeng anak Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh penulis dongeng anak untuk mengetahui bahasa yang cocok digunakan berdasarkan kemampuan anak. c. Bagi penulis buku anak Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh penulis buku anak untuk memahami bahasa dan diksi yang digunakan oleh anak, sehingga penulis buku dapat menulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. d. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengetahui bahasa anak sehingga dapat memilih buku bacaan yang tepat untuk anak.
10 10 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan sesuatu yang digunakan untuk mempermudah penulis dalam menguraikan penelitian. Penulisan yang sistematis dan runtut akan menuntun pembaca dalam memahami maksud penulis. Berikut sistematika penulisan dalam penelitian ini. Bab I dalam penelitian ini adalah Pendahuluan yang terbagi lagi ke dalam beberapa subbab, yaitu (a) latar belakang masalah yang menjelaskan alasan penulis memilih deiksis persona sebagai objek penelitian, selain itu pemilihan deiksis persona dalam teks dongeng anak pada rubrik Nusantara Berututur di koran Kompas Klasika Minggu juga dijelaskan dalam latar belakang tersebut, (b) pembatasan masalah digunakan untuk membatasi permasalahan yang diteliti sehingga penelitian menjadi lebih fokus dan terarah, (c) rumusan masalah berisi masalah yang akan menjadi bahan pengkajian, (d) tujuan penelitian berisi tujuan dari diadakannya penelitian yang sebelumnya telah menjadi rumusan masalah, (e) manfaat penelitian berisi manfaat teoretis dan praktis dari diadakannya penelitian ini, (f) sistematika penulisan yang berisi penjelasan mengenai urutan dari penulisan penelitian sehingga memudahkan penulis dan pembaca dalam memahami penelitian. Bab II dalam penelitian ini adalah Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir. Bab ini menjelaskan perbandingan penelitian yang dilakukan dengan penelitianpenelitian sebelumnya yang pernah dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya penelitian ini lebih jelas dan menjadi penelitian baru dalam bidang keilmuan. Selain itu, pada bab ini juga berisi landasan teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian analisis
11 11 wacana ini adalah analisis wacana yang dikemukakan oleh Mulyana; sedangkan untuk analisis deiksis persona, penulis menganut pada Purwo. Bab III dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian yang berisi beberapa subbab lainnya, yaitu (a) jenis penelitian, yang mempergunakan penelitian kualitatif, (b) data dan sumber data, penjelasan mengenai data-data yang digunakan dalam penelitian sekaligus asal pemerolehan data tersebut, (c) metode pengumpulan data, berisi tentang metode yang digunakan selama proses pengumpulan data, (d) klasifikasi data, berisi tentang pengklasifikasian data yang memudahkan dalam pengkajian, (e) metode analisis data, berisi tentang jenis metode yang digunakan untuk melakukan analisis data, dan (f) metode penyajian hasil analisis data, yang berisi mengenai metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis. Bab IV dalam penelitian ini adalah Analisis Data. Bab ini berisi tentang pembahasan dari objek penelitian. Penulis mendeskripsikan permasalahanpermasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya dengan data-data yang didapat dari objek penelitian menggunakan teori analisis wacana Mulyana dan menggunakan analisis Purwo sebagai analisis deiksis persona. Selanjutnya, bab ini juga menjawab semua permasalahan yang ada dalam penelitian. Bab V dalam penelitian ini adalah Penutup. Bab ini berisi simpulan yang didapat dari penelitian. Selain itu penulis juga memberikan saran-saran yang bisa dilakukan demi kemajuan penelitian selanjutnya.
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pragmatik ialah ilmu bahasa yang mempelajari makna berdasarkan situasi dan tempat tuturan dilakukan. Levinson (dalam Suwandi, 2008: 64) menyatakan pragmatik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri khas manusia yang membedakan dari makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat mengemukakan segala pengetahuan, perasaan, pikiran, gagasan,
Lebih terperinciWACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI
WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara
Lebih terperinciDEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS
DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS Wisnu Nugroho Aji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Dharma Klaten wisnugroaji@gmail.com Abstrak Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI
ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki peran yang penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi kepada masyarakat,
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan
Lebih terperinciDEIKSIS PERSONA DALAM TEKS DONGENG ANAK DI KORAN KOMPAS KLASIKA MINGGU (Sebuah Analisis Wacana)
DEIKSIS PERSONA DALAM TEKS DONGENG ANAK DI KORAN KOMPAS KLASIKA MINGGU (Sebuah Analisis Wacana) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif atau wacana naratif. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Guna memenuhi persyaratan untuk mencapai Derajat Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai sangat tinggi. Hal ini terlihat dari manfaat bahasa yang dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua deiksis ini saling melengkapi fungsinya masing-masing saat dipergunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis merupakan istilah dari bahasa Yunani Kuno yang digunakan untuk salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. Deiksis berarti penunjuk melalui
Lebih terperinciRELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI
RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki peran yang penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi kepada masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan mengungkapkan
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi mengenai wacana sangat menarik untuk dilakukan terutama mengenai analisis wacana. Analisis wacana dapat berupa kajian untuk membahas dan menginterpretasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi dalam lingkungan menjalani hidup dengan normal.sejak lahir dia sudah bergaul denganmasyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam komunikasi tentunya terjadi interaksi. Interaksi tersebut umumnya disertai kesantunan. Interaksi seperti ini terutama dilakukan masyarakat yang menjunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Erdi Sunarwan, Muhammad Rohmadi, Atikah Anindyarini Universitas Sebelas Maret E-mail: sn_erdi@yahoo.com Abstract: The objective of this
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan manusia lain di sekitarnya. Sejak awal hidupnya dia sudah bergaul dengan lingkungan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman dan penentuan apakah sebuah ujaran bersifat deiksis atau bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam menganalisis pemakaian bahasa adalah maksud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal bahwa tradisi lisan masih hidup di berbagai suku bangsa di Indonesia. Tradisi lisan sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan
Lebih terperinciARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM
ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA, PENUNJUK, DAN WAKTU DALAM NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE KARYA TERE-LIYE ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM 110388201128 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimat memiliki peran penting sebagai wujud tuturan dalam komunikasi dan wujud interaksi dengan sesama manusia. Penutur dalam berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam
Lebih terperinciKOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI
KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam bahasa tersebut digunakan sesuai kondisi yang ada. Preston dan Shuy (dalam Chaer, 2002: 105) mengatakan ragam
Lebih terperinciDEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013
ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinci03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku
Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Fakultas 03Teknik Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku SUGENG WINARNA, M.Pd Program Studi Mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebuah wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab ini dibicarakan tentang metode penelitian, teknik pengumpul data,
53 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam bab ini dibicarakan tentang metode penelitian, teknik pengumpul data, sumber data, dan teknik analisis data. Adapun hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan pembelajaran bahasa. Empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menulis, berbicara, menyimak, dan membaca.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum dalam pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Tentunya perkembangan ini terjadi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, bahkan perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciRAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA
Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Fakultas Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperincikemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia atau yang diciptakan oleh manusia dengan menggunakan bahasa untuk menghasilkan nilai estetika. Dalam hal
Lebih terperinciTINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7
TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL PADA TEKS IKLAN BROSUR PENAWARAN BARANG ATAU JASA. Skripsi
PENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL PADA TEKS IKLAN BROSUR PENAWARAN BARANG ATAU JASA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Pita Erlawati A 310
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan
Lebih terperinciPARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA PUISI JAWA DALAM KOLOM GEGURITAN HARIAN SOLOPOS EDISI PEBRUARI-MARET 2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pandidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Sebagai bentuk perbandingan dan pertimbangan untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan dua penelitian sebelumnya yang mengkaji penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting sepanjang hidup manusia. Melalui pendidikan dapat dihasilkan manusia yang unggul dan bermartabat. Pendidikan turut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterampilan berbahasa kiranya tidaklah terlalu berlebihan apabila dikatakan sebagai ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di masyarakat tidak hanya sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dan bekerja sama. Masyarakat Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi dari zaman ke zaman mengalami perkembangan pesat sehingga informasi didapat dengan mudah dan cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan
Lebih terperinci1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 1. KOMPETENSI INTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain sebagai salah satu keterampilan bersastra, menulis juga dikenal sebagai salah satu keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai gambaran dunia (dalam kata), hadir pertama-tama kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai gambaran dunia (dalam kata), hadir pertama-tama kepada pembaca hakikatnya untuk menghibur, memberikan hiburan yang menyenangkan. Sastra menampilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang
Lebih terperinci