BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1. Masalah umum hasil pemeriksaan laboratorium

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1. Masalah umum hasil pemeriksaan laboratorium"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Masalah umum hasil pemeriksaan laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium bermanfaat bagi para klinisi untuk membantu menegakkan bahkan dapat memastikan diagnosa pasien sehingga dapat meminimalkan pengobatan/terapi yang tidak diperlukan. Sebuah hasil survei yang dilakukan oleh American Society for Clinical Pathology (ASCP) membuktikan bahwa 74 % responden dewasa di Amerika meyakini bahwa paling sedikit 50 % keputusan dokter didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium (Braun, 2011). Menurut Hawkins (2007) waktu tunggu pemeriksaan laboratorium menjadi salah satu indikator yang paling sering dipergunakan sebagai indikator kinerja pelayanan di laboratorium. Selain itu, para klinisi menggunakan waktu tunggu pemeriksaan sebagai salah satu indikator untuk menilai mutu sebuah laboratorium. Kemajuan teknologi dan komunikasi yang pesat diberbagai sektor juga terjadi di pelayanan kesehatan, pemanfaatan teknologi akan merubah proses kerja pengolahan data berbasis manual menjadi proses kerja pengolahan data berbasis komputer dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan tetap berfokus kepada pasien dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan dimana hasil sistem informasinya dapat dipergunakan untuk kepentingan para klinisi dalam merencanakan dan memonitor perawatan pasien dan kepentingan manajemen pelayanan kesehatan (Haux, 2006). Saat ini ada teknologi otomatisasi di bagian laboratorium terkait pengolahan data yaitu Laboratory Information System (LIS). LIS adalah sebuah perangkat lunak yang dapat menerima, memproses dan menyimpan informasi yang dihasilkan oleh alat pemeriksaan laboratorium. LIS harus terkoneksi dengan alat-alat laboratorium maupun dengan Sistem Informasi Rumah Sakit. Menurut WHO (2011), LIS mempunyai kapasitas untuk 1

2 2 mempercepat dan mempermudah pengelolaan dan analisa data sehingga diharapkan dapat mengurangi beberapa tahap proses kerja pengolahan data secara manual. RS Dr. OEN SOLO BARU adalah sebuah rumah sakit swasta kelas C yang berlokasi di kompleks perumahan Solo Baru, Sukoharjo dibawah naungan Yayasan Kesehatan Panti Kosala. Dengan motto Teduh untuk sembuh, RS Dr. OEN SOLO BARU hadir dengan nuansa yang berbeda yaitu menyediakan ruang perawatan yang luas, nyaman, taman yang asri dan luas serta tetap fokus pada upaya pelayanan yang bermutu tinggi. Visi RS Dr. OEN SOLO BARU adalah menjadi institusi pelayanan kesehatan yang unggul, untuk melanjutkan cita-cita luhur almarhum dr. Oen Boen Ing sebagai wujud pengabdian berbangsa dan bernegara. RS Dr. OEN SOLO BARU sudah memberlakukan LIS sebagai upaya untuk memperbaiki waktu tunggu pemeriksaan laboratorium. Peralatan di laboratorium terdiri atas beberapa alat pemeriksaan antara lain alat kimia, alat hematologi, alat imuno serologi, alat urinalisa dan lainlain. Data jumlah pemeriksaan tiap alat di laboratorium RS Dr. OEN SOLO BARU selama bulan April sampai dengan bulan Juni 2013 sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah pemeriksaan laboratorium di RS Dr. OEN SOLO BARU bulan April sampai dengan bulan Juni 2013 Keterangan alat Jumlah pemeriksaan Jumlah pemeriksaan Total pemeriksaan % dari total pemeriksaan Rawat Inap Rawat Jalan Kimia ,9 Hematologi ,4 Imuno serologi ,2 Lain-lain ,4 Total ,0 Jumlah pemeriksaan terbanyak selama bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013 adalah pemeriksaan dengan memakai alat Kimia yaitu sebesar 50,9 % (Tabel 1). Setiap alat saat melaksanakan pemeriksaan mempunyai lama waktu proses kerja yang berbeda. Lama waktu proses kerja alat kimia adalah rata-

3 3 rata 18 menit, alat hematologi rata-rata 2 menit, alat imuno serologi berkisar antara 20 menit sampai dengan 90 menit tergantung jenis pemeriksaan, alat urinalisa rata-rata 1,5 menit dan alat elektrolit rata-rata < 5 menit (tabel 2). Tabel 2. Lama waktu proses kerja alat pemeriksaan laboratorium Nama alat Lama waktu Keterangan proses kerja Alat Kimia ± 18 menit Untuk semua jenis pemeriksaan Alat Hematologi ± 2 menit Untuk semua jenis pemeriksaan Alat Imuno 20 menit s/d 90 Tergantung jenis pemeriksaan, mis: serologi menit lama pemeriksaan troponin/ft4 = 20 menit, Hbsag = 60 menit, TsHs = 90 menit Alat Urinalisa ± 1,5 menit Untuk semua jenis pemeriksaan Alat Elektrolit < 5 menit Untuk semua jenis pemeriksaan 2. Dampak hasil pemeriksaan laboratorium Penundaan waktu tunggu pemeriksaan menyebabkan munculnya keluhan para pengguna hasil pemeriksaan laboratorium (Hawkins, 2007). Sebagai contoh, survei kepuasan yang dilakukan di Advocate Good Shepherd Hospital tahun 2008 menyimpulkan bahwa hasil tingkat kepuasan terhadap waktu tunggu pemeriksaan di laboratorium hanya berkisar antara 50 % sampai dengan 60 % (American Hospital Association, 2008). Dalam pengamatan di 11 rumah sakit komunitas di Amerika diperoleh hubungan langsung antara peningkatan kinerja laboratorium dalam hal perbaikan waktu tunggu pemeriksaan dengan penurunan lama rawat pasien di ruang gawat darurat. Penurunan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium sebesar 9,5% berdampak pada penurunan waktu tunggu di ruang gawat darurat sebesar 21,9% yaitu dari 4,1 jam menjadi 3,2 jam, bahkan penurunan waktu tunggu dapat berdampak lebih lanjut pada penurunan lama rawat mondok (Holland et al.,2005). Dampak otomatisasi pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh American Society for Clinical Pathology dengan memakai data rata-rata waktu tunggu bulanan di departemen Gawat Darurat the OU Medical Center

4 4 (Oklahoma City) pada tahun menunjukkan adanya hubungan sebelum dilakukan otomatisasi dengan setelah dilakukan otomatisasi yaitu tingginya Length of Stay departemen Gawat Darurat dipengaruhi oleh tingginya hasil persentase outlier bulanan pemeriksaan potasium dan troponin, setelah dilakukan otomatisasi terjadi penurunan persentase outlier bulanan pemeriksaan potasium dan troponin yang memberi dampak pada penurunan Length of Stay departemen Gawat Darurat yaitu sebelum otomatisasi outlier potassium sebesar 18% outlier troponin sebesar 29% setelah otomatisasi outlier potassium menjadi 5% outlier troponin menjadi 9% (Holland et al., 2006). 3. Risiko misdiagnosis, error dan tertundanya terapi Tertundanya hasil pemeriksaan laboratorium yang disampaikan kepada klinisi menyebabkan klinisi bekerja tidak efisien, mengacaukan rencana kerja yang sudah dibuat serta meningkatkan risiko pada pasien akibat keterlambatan pemberian/pelaksanaan terapi (Quinn et al., 2005). Penelitian atas dampak keterlambatan hasil pemeriksaan laboratorium pada pemberian/pelaksanaan terapi telah dilakukan oleh Quinn et al (2005) yaitu: 1. Keterlambatan hasil pemeriksaan laboratorium menyebabkan klinisi memformulasikan perawatan sementara bagi pasien dan akan dilanjutkan saat hasil pemeriksaan laboratorium telah tersedia. 2. Keterlambatan klinisi mengambil keputusan meningkatkan jumlah waktu ketidakpastian keadaan pasien seperti meningkatnya risiko terjadinya adverse events. Attarian (2008) menjelaskan definisi Adverse Events seperti yang diberikan oleh American Association of Orthopaedic Surgeons adalah sesuatu yang menyebabkan cedera/luka kepada pasien sebagai hasil intervensi medis bukan karena kondisi medis pasien itu sendiri yang timbul akibat dari setiap aspek manajemen kesehatan seperti kegagalan sistem, sumber-sumber daya

5 5 yang tidak memadai, kesalahan sumber daya manusianya, komunikasi yang buruk. Adverse Events dapat disebabkan oleh kesalahan dalam mendiagnosis, kegagalan untuk mendiagnosis, keterlambatan mendiagnosis atau keterlambatan memberi perawatan, kegagalan menindak-lanjuti hasil sebelumnya. Dalam laporan The Federal Agency for Healthcare Research and Quality pada tahun 2009 di Amerika tercatat bahwa sebanyak 28% dari 583 kesalahan diagnostik yang dilaporkan anonim oleh para dokter mengancam hidup, menyebabkan kecacatan permanen bahkan kematian. Sebuah publikasi dalam jurnal BMJ Quality & Safety menyajikan data bahwa kesalahan diagnostik yang fatal di Unit Pelayanan Intensive di Amerika Serikat menyebabkan kematian akibat Kanker Payudara setiap tahun (Boodman, 2013). Hasil pemeriksaan laboratorium yang cepat membantu klinisi cepat pula menegakkan diagnosa dan menentukan terapi. B. Perumusan Masalah Apakah waktu tunggu pemeriksaan laboratorium mempunyai pengaruh terhadap keputusan terapi pada pasien Rawat Inap di RS Dr. OEN SOLO BARU? C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: mengevaluasi pengaruh waktu tunggu pemeriksaan laboratotium terhadap keputusan terapi pada pasien Rawat Inap di RS Dr. OEN SOLO BARU. Tujuan khusus: 1. Menganalisis waktu proses plebotomi di ruang perawatan sampai hasil pemeriksaan laboratorium selesai diverifikasi dan diotorisasi.

6 6 2. Mengukur dan menganalisis waktu saat tahap hasil pemeriksaan laboratorium sudah selesai diverifikasi dan diotorisasi sampai dikirim ke ruang perawatan. 3. Mengukur dan menganalisis waktu saat tahap hasil pemeriksaan laboratorium sudah diterima di ruang perawatan sampai dokter yang merawat memberi terapi. 4. Mengevaluasi sikap kerja laboran saat melaksanakan pemeriksaan laboratorium. 5. Mengevaluasi gangguan-gangguan yang terjadi selama proses pemeriksaan di laboratorium seperti suara alarm yang berasal dari alat, panggilan tilpon dan percakapan tatap muka yang berpengaruh pada Lead Time pemeriksaan laboratorium. D. Manfaat Penelitian 1. Memberi bukti tentang pengaruh waktu tunggu pemeriksaan laboratotium terhadap keputusan terapi pada pasien Rawat Inap di RS Dr. OEN SOLO BARU. 2. Meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien Rawat Inap. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang telah dilakukan oleh GE Healthcare di Brigham and Women s Hospital pada tahun 2008 memakai pendekatan metode LEAN yaitu perbaikan pada tahap proses plebotomi, perbaikan alur kerja penanganan sampel, pengaturan kembali penetapan pekerjaan para laboran, menata ulang layout dan penempatan kembali peralatan guna mengefisienkan jarak. Sasaran waktu tunggu pada proses plebotomi setelah perbaikan adalah < 10 menit. Hasil perbaikan dengan cara menyederhanakan proses plebotomi mampu

7 7 menurunkan waktu tunggu proses plebotomi dari menit menjadi hanya 4 5 menit saja. Perbaikan ini meningkatkan kepuasan pasien pada tahap plebotomi sebesar lebih dari 20%. Perbaikan waktu proses pemeriksaan juga meningkat misal dalam pemeriksaan potassium rata-rata waktu pemeriksaan sebelum memakai pendekatan metode LEAN adalah 57 menit, setelah perbaikan menjadi 43 menit, terdapat penurunan waktu pemeriksaan sebesar 24,6% (GE Healthcare, 2008). Penelitian tentang hubungan lama waktu pemeriksaan laboratorium dan waktu tunggu pasien di departemen Gawat Darurat juga sudah dilakukan oleh American Society for Clinical Pathology pada tahun dengan memakai data dari 11 Rumah Sakit. Jenis pemeriksaan yang umum digunakan untuk pasien di departemen Gawat Darurat meliputi pemeriksaan Darah Lengkap, Elektrolit, Penanda Jantung dan Urinalisa. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan langsung dan berarti antara perbaikan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium dengan pengurangan waktu tunggu pasien di departemen Gawat Darurat yaitu pengurangan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium sebesar 9,5% menurunkan waktu tunggu pasien di departemen Gawat Darurat sebesar 21,9% dari 4,1 jam menjadi 3,2 jam (Holland et al., 2005). Penelitian tentang dampak otomatisasi pemeriksaan laboratorium telah dilakukan oleh American Society for Clinical Pathology dengan memakai data rata-rata waktu tunggu bulanan di the OU Medical Center (Oklahoma City) pada tahun Monitoring dilakukan atas waktu tunggu hasil pemeriksaan potassium dan troponin pasien-pasien dari departemen Gawat Darurat dan waktu tunggu hasil pemeriksaan rutin potasium, troponin dan tirotropin secara umum. Hasil penelitian sebelum dilakukan otomatisasi tingginya Length of Stay departemen Gawat Darurat dipengaruhi oleh tingginya hasil persentase outlier bulanan pemeriksaan potasium dan troponin, setelah dilakukan otomatisasi terjadi penurunan persentase outlier bulanan pemeriksaan potasium sebesar 13% yaitu dari 18% menjadi 5% dan troponin

8 8 sebesar 20% yaitu dari 29% menjadi 9% serta menurunkan Length of Stay departemen Gawat Darurat. (Holland et al., 2005). Penelitian tentang upaya untuk mengurangi keterlambatan waktu tunggu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium di ICU telah dilaksanakan oleh Goyal (2014) yaitu dengan memakai prinsip just-in-time (JIT) dengan cara menghilangkan tahap dan kegiatan dalam proses yang tidak memberi nilai tambah (seperti meniadakan: print hasil pemeriksaan oleh laboran, melaporkan hasil pemeriksaan ke dokter oleh perawat ICU), melaksanakan otomatisasi dan memperbaiki alur kerja. Penelitian dilakukan terhadap beberapa jenis pemeriksaan diantaranya Prothrombin Time (PT) dan Partial Thromboplastin Time (PTT). Keterlambatan waktu penyampaian hasil pemeriksaan PT atau PTT dapat dikurangi sebesar lebih dari 50% yaitu dari rata-rata 95 sampai 173 menit menjadi 54 menit (Goyal, 2014). Penelitian tentang pengaruh keterlambatan hasil pemeriksaan laboratorium pada pemberian/pelaksanaan terapi telah dilakukan oleh Quinn et al (2005) yaitu: 1. Keterlambatan hasil pemeriksaan laboratorium menyebabkan klinisi memformulasikan perawatan sementara pasien dan akan dilanjutkan saat hasil pemeriksaan laboratorium telah tersedia. 2. Keterlambatan klinisi mengambil keputusan meningkatkan jumlah waktu ketidakpastian keadaan pasien seperti meningkatnya risiko terjadinya adverse events. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah pengamatan tentang pengaruh waktu tunggu pemeriksaan laboratorium terhadap keputusan terapi pada pasien Rawat Inap dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada waktu tunggu pemeriksaan laboratorium.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehataan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, baik itu yang dimiliki oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi khususnya pada bidang kesehatan, mendorong pelayanan kesehatan untuk terus berupaya meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

Tabel 1. Pengaduan layanan RS melalui media cetak tahun 2010

Tabel 1. Pengaduan layanan RS melalui media cetak tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era perkembangan ilmu pengetahuan khususnya teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, membawa implikasi terhadap mudahnya masyarakat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran kinerja..., Tutik Hartini, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran kinerja..., Tutik Hartini, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam basa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pada era globalisasi, teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangannya dapat dilihat pada berbagai bidang, seperti bidang usaha, komunikasi, industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-undang No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.

Lebih terperinci

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi atau Healthcare Associated Infections (HAIs) di rumah

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi atau Healthcare Associated Infections (HAIs) di rumah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyembuhan dan pemulihan penderita. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base Groups) digunakan untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan menjadi salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waktu tunggu menjadi masalah di banyak instansi, tidak terkecuali di pelayanan kesehatan. Overcrowding atau kesibukan di IGD merupakan pemicu lamanya waktu tunggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien adalah mengurangi risiko tindakan yang tidak perlu ke tingkat seminimal mungkin dalam pemberian pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditempat praktek (Yuwono, 2003). Sedangkan kepuasan pasien sudah ada sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditempat praktek (Yuwono, 2003). Sedangkan kepuasan pasien sudah ada sejak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1 Pengertian Kepuasan Pasien Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya ditempat praktek (Yuwono, 2003). Sedangkan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tenaga medis dan tehnologi kesehatan yang diciptakan.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini pembangunan dibidang kesehatan sangat pesat kemajuannya. Banyak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang ditemukan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam persaingan global saat ini, khususnya dunia kesehatan mengalami kemajuan yang pesat dalam teknologi kesehatan, menajemen dan regulasi di bidang kesehatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluhan pasien (patient complaint) di rumah sakit seringkali muncul akibat dari buruknya mutu pelayanan. Keluhan pasien merupakan indikasi ketidakpuasan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan akan tuntutan keselamatan pasien atau patient safety di setiap Rumah Sakit (RS), baik dalam maupun luar negeri, kini semakin meluas sejak dipublikasikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS

DRUG RELATED PROBLEMS DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit (RS) merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu media atau sarana pelayanan kesehatan yang dibangun agar dapat memberikan pengobatan kepada masyarakat dengan tujuan agar dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komplikasi dan kematian akibat pembedahan menjadi salah satu masalah kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sedikitnya ada setengah juta kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada pasien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Transfusi Darah, unit

BAB I PENDAHULUAN. Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Transfusi Darah, unit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live Saving. Artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi:

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskuler saat ini menempati urutan pertama penyebab kematian di dunia yaitu (12,8%), negara maju 15.6% dan di negara berkembang 13,7%, (WHO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat komplek sifatnya dan menyangkut semua

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

mendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al.

mendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak yaitu : To Err is Human, building a Safer Health

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu hal yang mendapat perhatian penting adalah masalah konsep keselamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu hal yang mendapat perhatian penting adalah masalah konsep keselamatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit,

Lebih terperinci

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah area di dalam sebuah rumah sakit yang dirancang dan digunakan untuk memberikan standar perawatan gawat darurat untuk pasien yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Healthcare Associated Infections (HAIs) atau sering disebut dengan istilah infeksi nosokomial adalah merupakan masalah penting di seluruh dunia dan menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

LAPORAN EVALUASI PROGRAM LAPORAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN S.D 217 KOMITE PMKP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI MALUKU PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN PERIODE S.D 217 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber ingatan yang harus didokumentasikan, dipertanggungjawabkan dan dilaporkan oleh setiap tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt Press Release Implementasi Standar Akreditasi Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan & Keselamatan Pasien RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang, merupakan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia akan dihadapkan pada satu tantangan utama yaitu globalisasi yang mau tidak mau akan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi yang pesat di era globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem informasi data yang cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung dan pembuluh darah diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi Amerika, Eropa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medication safety bukan masalah baru. Banyak organisasi kesehatan memfokuskan perhatian pada medication safety. The Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi belakangan ini membawa dampak perubahan di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak diketemukan demikian

Lebih terperinci

90 Januari Februari Maret Target Capaian

90 Januari Februari Maret Target Capaian Kepatuhan Pemasangan Gelang Identitas Pasien Sebelum Dilakukan Kateterisasi Jantung 98 96 94 92 9 Target Capaian 98.5.. Penyampaian Nilai Kritis Hasil Laboratorium Tepat Waktu 3 Menit 95 9 85 8 Target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan dari masyarakat, persaingan antara rumah sakit semakin meningkat. Oleh karena itu setiap rumah sakit harus dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG TESIS Disusun untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan secara paripurna bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat, dimana pasien dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang diinginkan, yang meliputi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memperbaiki kesehatan seluruh lapisan masyarakat dengan meliputi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat komplek, terdapat ratusan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya mencapai pemulihan penderita. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di segala bidang mempunyai dampak yang luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama rumah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan data dan informasi saat ini berkembang sangat pesat, dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan Perkembangan dunia kesehatan terus meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Peningkatan ini didukung oleh ilmu dan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat

Lebih terperinci

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang 2 dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang digunakan dalam pelayanan medis tidak selalu mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan di industri kesehatan sangat perlu diperhatikan

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang *) **) Aulia Nur Hidayati *), Chriswardani Suryawati **), Ayun Sriatmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan organisasi baik swasta maupun pemerintahan menciptakan data, dan data tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan karena merupakan salah satu informasi. Informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), rumah sakit adalah penyelenggara rujukan bagi upaya kesehatan masyarakat, dimana rumah sakit merupakan salah satu sub sistem

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: TOUDA KURNIA ANDRIYA K 100 040 180 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga pengembangan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nyata yang sedang dihadapi farmasi klinik saat ini terutama karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nyata yang sedang dihadapi farmasi klinik saat ini terutama karena adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Morbiditas dan mortalitas karena penggunaan obat merupakan masalah nyata yang sedang dihadapi farmasi klinik saat ini terutama karena adanya Adverse Drug Events (ADEs),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana prasarana yang menyediakan pelayanan bersifat preventif, promotif dan rehabilitatif yang saling berhubungan, padat pakar, dan dibangun

Lebih terperinci