BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 SANWA(V) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Presisi dan Akurasi 4-PP Data Voltmeter dan Display Tegangan Listrik Data akurasi presisi voltmeter dan display tegangan serta sumber arus listrik diperoleh dengan membandingkan alat ukur arus listrik standar laboratorium SANWA CD 731a. Objek yang di ukur berupa batu baterai ABC Drycell SNI , R205 IEC/UM-I/D Size 1,5 volt maksimal. Berikut data uji presisi dan uji akurasi disajikan pada gambar 5.1: SANWA(Volt) 4-PP(Volt) Pengukuran ke Gambar 5.1 Grafik Akurasi voltmeter dan display tegangan 4-PP versus SANWA Terlihat pada grafik, tingkat akurasi voltmeter 4-PP sudah cukup baik, sebagai pembanding digunakan voltmeter digital standar SANWA CD 731a. Apabila dilihat dari nilai, hasil pengukuran 4-PP terhadap batu baterai mempunyai rata-rata 1,171 volt. Nilai ini sama dengan hasil pengukuran rata-rata voltmeter standar laboratorium sebesar 1,171 volt, artinya dengan pengukuran 35

2 Tegangan(V) sebanyak sepuluh kali, nilai akurasi 4-PP mencapai 100%. Nilai presisi 4-PP dapat dilihat dari data pengukuran dimana hasil pengukuran akan mengumpul pada nilai 1,172 volt. Standar deviasi yang menunjukkan nilai presisi ini memperlihatkan nilai σ = 0,00097, semakin kecil nilai deviasi standar dari sebuah instrument, maka semakin tinggi tingkat presisi instrument tersebut. Uji Repeteabilitas juga dilakukan dengan cara mengukur pada satu titik pengukuran dengan cara dan kondisi yang sama dengan beban ukur yang berbeda(dibalik polaritas-nya) seperti terlihat pada gambar 5.2, dengan deviasi standar sebesar 0, untuk pengukuran tegangan positif dan juga tegangan negatif. Dengan penyimpangan data yang kecil tersebut, alat 4-PP menunjukkan tingkat presisi dan akurasi pengukuran yang besar, nilai akurasi pengukuran diperoleh dari nilai standar error data tersebut sebesar 0 % Tegangan(V+) Tegangan(V-) Pengukuran ke Gambar 5.2 Grafik Akurasi dan presisi voltmeter atau display tegangan (+) dan (-) 4-PP 36

3 Sanwa(mA) Data Uji Akurasi dan Presisi Sumber Arus Listrik dan Display Arus Listrik Data akurasi dan presisi 4-PP diperoleh dengan membuat sebuah rangkaian listrik yang berisi catu daya dan beban dan display arus listrik dipasang secara seri dengan beban tersebut. Sebagai pembanding digunakan voltmeter SANWA CD 731a yang dipercaya mempunyai nilai akurasi dan presisi lebih tinggi dan tertelusur. Alat ukur laboratorium memiliki tingkat telusur lebih tinggi dari alat perancangan mandiri( Morris, 2001). 102 Sanwa(mA) 4-PP(mA) Pengukuran ke Gambar 5.3 Grafik akurasi dan presisi display arus listrik 4-PP Versus SANWA Pada gambar 5.3 dengan pengolahan data grafik menggunakan program excel diperoleh nilai rata-rata display arus listrik 4-PP sebesar 100,7 ma dan nilai pengukuran voltmeter digital SANWA CD 731a rata-rata sebesar 101,47 ma, sehingga perbedaan rata-rata hasil pengukuran hanya sebesar 0,77 ma. Tingkat akurasi 4-PP dibandingkan dengan SANWA CD 731a mencapai 99,24% dengan ralat 0,76%. Dengan nilai standar deviasi 0,483 maka tingkat presisi alat 4-PP cukup baik. 37

4 5.1.3 Data Uji Stabilitas Sumber Arus listrik 4-PP Uji stabilitas sumber arus listrik pada alat 4-PP dilakukan dengan melakukan uji repeatabilitas yaitu uji kedekatan hasil pengukuran terhadap harga rata-rata pengukurannya(lestari, 2009). Uji ini menunjukkan kemampuan alat untuk menampilkan hasil yang sesuai di bawah kondisi pengujian konstan, ketika beban yang sama berulang kali ditempatkan ke dalam alat ukur. Data uji stabilitas arus positif dan negatif pada beban dengan menggunakan alat ukur standar laboratorium HELES UX 35. Terlihat pada gambar 5.4, grafik salah satu titik pengukuran arus listrik pada beban, nilai arus listrik yang dihasilkan oleh sumber arus listrik alat 4-PP cukup stabil dengan nilai deviasi standar sangat kecil sebesar, σ = 0,00447 baik untuk arus positif maupun arus negatif. Pada uji repeatibilitas display arus listrik hanya berupa arus positif dan arus negatif pada beban, dikarenakan kebutuhan arus listrik pada beban dimungkinkan berupa arus positif dan negatif. Kestabilan sumber arus listrik ini karena tingkat stabilitas catu daya dari sistem 4-PP, IC 7815 dan IC 7915 merupakan IC regulator yang sangat baik untuk mencatu tegangan dari sebuah rangkaian. Selain itu penggunaan transistor power menengah TIP 31 dan TIP 32 akan cukup memenuhi kebutuhan arus listrik yang akan dilewatkan terhadap material atau sampel uji. Jangkauan arus listrik yang mampu disediakan oleh alat ini dalam prakteknya mencapai jangkauan(span) dari -350 ma sampai dengan -350 ma. Keterbatasan display pada 4-PP yang hanya menjangkau nilai 0 sampai 500 ma dapat diatasi dengan menggunakan fitur DC eksternal, yang mampu mengukur jangkauan sampai 5 ampere. Fitur DC eksternal 4-PP dirancang agar kompatibel dengan amperemeter luar baik digital maupun analog sesuai kebutuhan pengguna. Fitur ini menjadikan 4-PP sangat adaptif dengan kondisi sampel yang membutuhkan arus listrik yang tidak diketahui. Kebutuhan sampel akan arus listrik yang berbeda-beda sesuai jenis bahan sampel akan dapat terpenuhi dengan fitur Current Source External. 38

5 Arus(Ampere) Grafik stabilitas arus listrik pada beban pada satu titik pengukuran disajikan pada gambar 5.4 berikut: 0.2 Arus(I+) Arus(I-) Pengukuran ke Gambar 5.4 Grafik Stabilitas Sumber Arus Listrik (+) dan (-) 4-PP Selain dengan uji repeatibilitas, untuk menguji kestabilan sumber arus listrik juga dilakukan dengan cara memberikan arus pada beban pada siklus interval waktu tertentu sejak arus mengalir pada beban( Stambuk, 2013). Gambar 5.5 merupakan grafik data arus listrik pada beban selama 10 menit, arus keluaran 4-PP di ukur dengan menggunakan alat ukur standar laboratorium HELES UX35. Pada gambar 5.5 tersebut, terlihat grafik pengukuran arus listrik keluaran 4-PP pada suatu beban tertentu pada 0,26 ma pada 4 menit sampai 10 menit, sedangkan pada 1 menit sampai 3 menit pertama, arus keluaran masih pada nilai 0,25 ma. Kestabilan arus keluaran mulai terjadi 7 menit terakhir dari interval 1 sampai 10 menit. Hasil ini sesuai dengan penelitian (Stambuk, 2011) yang merancang sumber arus listrik yang stabil pada menit ke 6. Deviasi standar pengukuran sebesar 0,0048 menunjukkan tingkat stabilitas arus listrik yang 39

6 Arus Listrik 4-PP(A) dihasilkan sangat stabil. Sedangkan nilai eror hanya mencapai (0,26 ma± 0,015%) Arus Listrik 4-PP waktu ke ( menit) Gambar 5.5 Grafik Stabilitas Sumber Arus Listrik 4-PP Uji Linearitas alat ukur 4-PP Sebuah instrument harus mampu menunjukkan perubahan secara linear atau proposional apabila objek yang diukur nilainya berubah. Alat 4-PP yang di rancang ini merupakan sinergi dari sumber arus listrik yang akan ditunjukkan oleh display arus listrik, kemudian dilewatkan ke sebuah resistor atau sampel yang akan menimbulkan beda tegangan atau polaritas tegangan tertentu yang akan diukur oleh voltmeter dan ditunjukkan nilai-nya oleh display tegangan 4-PP. Setiap perubahan arus listrik yang dialirkan ke sampel, maka instrument harus menunjukkan perubahan nilai tegangan. Nilai tegangan ini haruslah proposional dengan nilai arus tersebut. Instrument menunjukkan performa yang bagus apabila grafik memiliki tingkat linearitas yang tinggi. Semakin tinggi nilai nilearitas sebuah instrument, maka instrument semakin sensitive dalam pengukuran tertentu. 40

7 Tegangan(mV) Gambar 5.6 menunjukkan grafik linearitas arus versus tegangan yang dapat di ukur oleh voltmeter 4-PP Tegangan(x1000) V y = x R= I(A) Gambar 5.6 Grafik linearitas 4-PP Dari grafik pada gambar 5.6 terlihat bahwa sensitivitas pengukuran 4-PP merupakan gradien dari persamaan garis lurus linearitas 4-PP sebesar 0,0434 yang memenuhi persamaan y = 1, ,043407x, artinya senstivitas pengukuran alat 4-PP sebesar 0,0434 mv/a. 5.2 Data Uji Karakterisasi Resistor Resistor yang diuji pada penelitian ini sebanyak 6 resistor dengan nilai resistansi pada jangkauan 1 Ω sampai dengan 1 MΩ. Masing-masing resistor di uji pada kondisi yang sama. Kondisi yang dilakukan terhadap masing-masing resistor tersebut meliputi kondisi suhu 28,28ºC(Suhu kamar) dan Rh 55,65 %; suhu 40 ºC (suhu tinggi) dan Rh 55,65 % dan suhu rendah Suhu 5 ºC(suhu rendah) dan Rh 55,65 %. Pengkondisian resistor pada suhu tinggi dengan cara memberikan suhu eksternal ke resistor, kemudia mengukur suhu resistor tersebut secara langsung, sedangkan untuk pengkondisian resistor pada suhu rendah, dilakukan dengan cara memasukkan resistor pada sebuah pendingin sehingga benar-benar optimal dan mengukur V dan I. 41

8 Resistansi (ohm) Resistor dengan warna gelang coklat, hitam, emas, emas( R: 1 Ω ± 5%) 1.35 Suhu Kamar Suhu Tinggi Suhu Rendah Pengukuran ke Gambar 5.7 Grafik Resistor (1 Ω± 5%) pada tiga suhu berbeda Grafik pada gambar 5.7 menunjukkan nilai resistansi yang berbeda pada masing-masing kondisi. Apabila melihat nilai rata-rata resistansi pada suhu kamar, diperoleh nilai sebesar 1,222 Ω, pada suhu tinggi sebesar 1,244 Ω dan pada suhu rendah 1,078 Ω. Semakin bertambah suhu lingkungan dimana resistor itu berada maka nilai resistansi juga akan bertambah, hal ini disebabkan adanya gerakan vibrasi elektron dari bahan penyusun resistor sehingga akan menghalangi elektron pembawa muatan sebagai arus listrik. Resistor yang memiliki nilai resistansi sebelumnya akan bertambah dengan adanya gerakan vibrasi molekulmolekul akibat naiknya suhu. Alat ukur 4-PP masih mampu menunjukkan performa yang cukup baik pada kondisi suhu tinggi dan suhu rendah dengan tingkat presisi yang tinggi. Standar deviasi pada dua kondisi tersebut nilainya sebesar 0,0036 dan 0,217. Sedangkan tingkat akurasi hasil pengukuran 4-PP sangat baik. Sebagai pembanding digunakan Ohmeter Digital SANWA CD 800a, yang mengukur nilai resistansi secara langsung. Nilai akurasi 4-PP mencapai 92,8 %. 42

9 Resistansi(ohm) Resistor dengan warna gelang coklat, hitam, coklat, emas( R : 100 Ω± 5%), 140 Suhu Kamar Suhu Tinggi Suhu Rendah Pengukuran ke Gambar 5.8 Grafik Resistor (100 Ω ± 5%) pada tiga suhu berbeda Grafik pada gambar 5.8 memperlihatkan hasil pengukuran resistansi resistor menggunakan 4-PP dengan kode warna coklat, hitam, coklat dengan warna toleransi warna emas. Alat 4-PP meunjukkan tingkat akurasi yang cukup baik dengan pembanding alat ukur ohmmeter digital SANWA CD 800a sebesar 83,02 %. Penurunan tingkat akurasi dibandingkan pada saat pengkuran resistor 1 Ω diduga karena adanya bias pengukuran dari 4-PP, bias pengukuran ini muncul karena adanya fluktuasi input yang terbaca oleh ADC ICL 7107 CPL, ini dibuktikan pula dengan tingkat presisi yang menurun dilihat dari nilai standar deviasi yang mencapai 13,69 pada suhu kamar. Secara umum alat 4-PP masih menunjukkan performa-nya dengan tetap mampu mengukur nilai pada kondisi yang berbeda. Alat juga masih mampu mengukur resistansi walapun pengukurannya pada kondisi yang berbeda, pada suhu tinggi dan rendah. 43

10 Resistansi (kilo ohm) 5.2.3Resistor dengan warna gelang coklat, Hitam, Merah, Emas( R : 1kΩ± 5%) Suhu kamar Suhu Rendah Suhu Tinggi Pengukuran ke Gambar 5.9 Grafik Resistor (1 kω ± 5%) pada tiga suhu berbeda Pengukuran resistor 1 kω pada suhu rendah memiliki tingkat akurasi yang tinggi dengan melihat standar deviasi pada grafik, nilai deviasi pengukuran hanya sebesar 0,109. Nilai presisi pada suhu kamar sebesar 0,207 ini masih lebih bagus dibandingkan pada saat alat 4-PP mengukur resistor pada suhu tinggi dimana standar deviasinya sebesar 0,050. Hal ini diduga disebabkan ketika probe terkena aliran panas dari objek ukur, maka data yang terbaca akan menjadi bias. Tingkat presisi yang paling bagus pada resistor ini adalah pengukuran pada suhu rendah dengan nilai deviasi standar sebesar 0,109. Sebagai sebuah instrument, 4-PP telah menunjukkan performa dengan tingkat keakurasian pengukuran yang baik mencapai 92,93 % bila dibandingkan dengan instrument lain yang lebih tertelusur yaitu Voltmeter CD 800a. 44

11 Resistansi( kilo ohm) Resistor dengan warna gelang coklat, hitam, orange, emas( R=10kΩ± 5%) Grafik pengukuran R = (10 kω ± 5%) diperlihatkan oleh gambar 5.10: 10.5 Suhu Kamar Suhu Tinggi Suhu Rendah Pengukuran ke Gambar 5.10 Grafik Resistor (10 kω ± 5%) pada tiga kondisi berbeda Pada pengukuran resistor R= 10 kω, alat 4-PP memiliki tingkat akurasi sebesar 97,95 %. Pada pengukuran ini nilai rata-rata pengukuran dengan menggunakan 4-PP sebesar 9,94 kω, sedangkan pengukuran menggunakan ohmmeter digital SANWA CD 800a sebesar 9,74 kω, jadi perbedaan nilai antara dua alat ukur tersebut hanya sebesar 0,20 yang berarti ralatnya sebesar 2,05 %. Tingkat presisi pengukuran 4-PP juga menunjukkan perfoma yang baik yaitu dengan nilai deviasi standar sebesar 0,063, 0,084 dan untuk kondisi masing-masing suhu kamar, suhu tinggi dan suhu rendah Resistor dengan warna gelang coklat,hitam, kuning, emas(r: 100 kω± 5%) 45

12 Resistansi ( kilo ohm) Grafik pengukuran dengan R=100 Ω± 5% pada tiga kondisi berbeda diperlihatkan gambar Suhu Tinggi Suhu Kamar Suhu Rendah Pengukuran ke Gambar 5.11 Grafik Resistor (100 kω ± 5 %) pada tiga suhu berbeda Pengukuran resistansi resistor 4-PP pada gambar 5.11 memiliki tingkat akurasi 97,43 %, dengan rata-rata nilai resistansi pada suhu kamar sebesar 87,16 kω dengan deviasi standar pengukuran sebesar 0,251, sedangkan pengukuran menggunakan instrument standar merek SANWA CD 800a sebesar 89,5 kω. Nilai resistansi naik menjadi 96,44 kω pada suhu tinggi dan menurun pada suhu kamar menjadi 83,62 kω. Tingkat presisi pada dua kondisi tersebut masih baik masing-masing dengan nilai deviasi standar sebesar 1,558 dan 1,914. Pada pengukuran resistor ini performa alat ukur 4-PP cukup baik dengan melihat tingkat akurasi hasil pengukuran dan tingkat presisi pengukuran Resistor dengan warna gelang coklat, hitam, hijau, emas( R : 1 MΩ± 5%) 46

13 Resistansi ( mega ohm)) dibawah: Pengukuran resistor (1 MΩ ± 5%) ditunjukkan oleh gambar Suhu Tinggi Suhu Kamar Suhu Rendah Pengukuan ke Gambar 5.12 Grafik Resistor (1 MΩ ± 5%) pada tiga suhu berbeda Pada pengukuran resistor 1 MΩ dengan alat 4-PP memiliki tingkat akurasi yang kurang baik sebesar 61,91 %, tingkat akurasi ini dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari SANWA D 800a. Nilai rata-rata resistansi menggunakan 4- PP sebesar 0,58 MΩ sedangkan nilai yang diperoleh dengan pengukuran menggunakan SANWA CD800a sebesar 0,42 MΩ. Ralat sebesar 38,09 % diduga akibat keterbatasan pembacaan nilai arus listrik yang menggunakan amperemeter eksternal. Tercatat arus listrik yang mampu dilewatkan ke resistor ini sangat kecil yaitu 2 μa. Diduga nilai arus yang kecil menyebabkan kemampuan membaca data oleh 4-PP menjadi menurun. Dugaan ini dibuktikan dengan tingkat presisi alat ukur yang masih baik dengan nilai standar deviasi yang kecil antara lain 0,0109 ; 0,0045 dan 0,0045. High precision tidak selalu menyebabkan high accuracy, menurut( Morris : 2001) ini disebabkan adanya bias alat ukur pada saat dipakai, dan bias ini dapat dihilangkan dengan kalibrasi ulang. Kalibrasi ulang alat ukur 4-PP disini dengan men-setting ulang variable resistor pada 47

14 voltmeter dan display tegangan. Kalibrasi ulang akan mengubah nilai tegangan referensi sebagaimana pada persamaan 4.1 sesuai setingan awal. Tabel 5.1 menunjukkan perbandingan pengukuran resistansi resistor antara alat ukur 4-PP dengan mulimeter digital Merek Sanwa CD 800a. Multimeter yang merupakan alat ukur standar laboratorium memiliki tracebility atau tingkat ketelusuran lebih tinggi atau lebih dipercaya( Morris : 2001 Tabel 5.1 Perbandingan hasil pengukuran resistor SANWA dengan 4-PP: No. SANWA CD800a 4- FPP Akurasi 4-PP 1. 1,10 Ω 1,12 Ω 98,20% 2. 98,3 Ω 115 Ω 83,02% 3. 0,99 kω 1,06 kω 92,93% 4. 9,74 kω 9,94 kω 97,95% 5. 89,5 kω 87,2 kω 97,43% 6. 0,42 MΩ 0,58 MΩ 61,91% 5.3 Data Pengukuran Karakterisasi semikonduktor Silikon Uji repeatiblitas sampel silikon pada suhu kamar 28,28ºC dan Rh 55,65 %. Grafik pada gambar 5.13 menyajikan data repeatibilitas resistansi silikon. Data repeatibilitas diperoleh dengan cara mengukur V dan I pada sampel secara berulang-ulang sebanyak lima kali pengukuran. Uji repeatibilitas ini untuk mengetahui validitas sampel. Hasil pengukuran berupa tegangan dan arus ini, kemudian diolah menjadi data pengukuran resistansi dari Silikon tersebut. 48

15 Resistansi Si(ohm) Resistansi Si(Ohm) Pengukuran ke Gambar 5.13 Grafik repeatibilitas (0,942Ω ± 0,019%) Penghitungan Resistansi dan Resistivitas sheet silikon Sesuai dengan bab tentang desain uji karakterisasi resistansi dan resistivitas Silikon, maka diperoleh data-data sebagaimana tertera pada tabel 5.2 sampai dengan tabel 5.9. Tabel 5.2 Perhitungan nilai R 14,23 No. I 14 (ma) V 23 (V) , , , , I 100,2 14 ma V 0, V R I V 23 14, ,94 Ω 49

16 Tabel 5.3 Perhitungan nilai R 41,32 No. I 41 (ma) V 32 (V) , , , , ,091 I 100,2 41 ma V 0, V R I V 32 41, ,90 Ω Tabel 5.4 Perhitungan nilai R 23,14 No. I 23 (ma) V 14 (V) , , , , I V 0, R I V 23 23, ,92 Ω 50

17 Tabel 5.5 Perhitungan nilai R 32,41 No. I 32 (ma) V 41 (V) , , , , I V 0, R I V 41 32, ,91Ω Tabel 5.6 Perhitungan nilai R 43,12 No. I 43 (ma) V 12 (V) , , , , I 100,2 43 V 0, R I V 12 43, ,93Ω 51

18 5.7 Tabel Perhitungan R 34,21 No. I 34 (ma) V 21 (V) , , , , I 100,2 ma 34 V 0, R I V 34 34, ,93Ω 5.8 Tabel Perhitungan R 12,43 No. I 12 (ma) V 43 (V) , , , , I 100,2 12 ma V 0, V R I V 43 12, ,90 Ω 52

19 5.9 Tabel Perhitungan R 21,34 No. I 21 (ma) V 34 (V) , , , , I 100,2 21 ma V 0, V R I V 34 21, ,91Ω Tabel 5.10 Perhitungan Resistansi, Resistivitas dan konduktivitas: R A (persamaan 3.5) R B (persamaan 3.10) R S (persamaan 3.14) ρ (persamaan 3.15) 0,9175 Ω 0,9175 Ω 4,157 Ω 1,808x10-3 Ω.cm σ (persamaan 3.16) 5,53x10 2 S.cm -1 Dari perhitungan dan pengolahan data seperti yang tersaji pada tabel 5.10 diperoleh nilai resistansi sampel sebesar 4,157 Ω, resistivitas sampel sebesar 1,808x 10-3 Ω.cm dan nilai konduktivitas sebesar 5,53 x 10 2 S.cm -1. Nilai R S merupakan nilai resistansi sampel sedangkan untuk menghitung resistansi total R T maka nilai R s di jumlahkan dengan nilai resistansi ohmik yaitu resistansi probe dengan sampel. Nilai resistivitas 4-PP memiliki akurasi cukup tinggi sebesar 82,29 % dengan ralat sebesar 17,71 % dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan Four Point Probe merek Veeco(FPP-500) milik Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi Nuklir, Instalasi Fasilitas Akselerator 53

20 BATAN Yogyakarta sebesar 1,536 x 10-3 Ω.cm. Nilai konduktivitas sampel silikon ini masih sesuai dengan nilai sebuah semikonduktor, secara umum resistivitas semikonduktor berada pada daerah 10-4 Ω.m sampai dengan 10 4 Ω.m. Diduga semikonduktor ini merupakan semikonduktor ekstrinsik dengan atom pengotor tipe p, ini dilihat dari nilai resistivitas nya sebesar 0,1278 Ω.cm yang jauh lebih kecil dari semikonduktor silikon murni yang mencapai 640 Ω.cm( Serway, 1998). Sebuah semikonduktor murni ketika berada pada suhu kamar maka semikonduktor ini akan berperilaku sebagi isolator. Resistivitas semikonduktor sangat tergantung dengan pengotoran/doping atom dan juga suhu eksternal yang mempengaruhinya Data dan Perhitungan Karakterisasi mobilitas Sesuai dengan sub bab tentang desain uji karakterisasi mobilitas Silikon, maka telah diperoleh data pengukuran seperti tertera pada tabel 5.11 sampai dengan tabel Data-data pengukuran ini diperlukan untuk perhitungan mobilitas Silikon seperti tertera pada tabel Data ini juga bisa digunakan untuk mengetahui tipe semikonduktor dengan melihat nilai V H. Tabel 5.11 Pengukuran nilai V 24N No. I 13 (ma) V 24N (x10-1 V) , , , , ,21 I 100 ma 13 V24 1, N 202 V 54

21 Tabel Pengukuran nilai V 42N No. I 31 (ma) V 42N (x10-1 V) , , , , ,41 I 100 ma 31 V42N 1, 410 V Tabel 5.13 Pengukuran Nilai V 13N No. I 42 (ma) V 13N (x10-1 V) , , , , ,62 I ma V13 2, N 622 V Tabel 5.14.Pengukuran V 31N No. I 24 (ma) V 31N (x10-1 V) , ,26 55

22 , , ,26 I ma V31 1, N 262 V Tabel 5.15 Pengukuran V 24P No. I 13 (ma) V 24P (x10-1 V) , , , , ,99 I V24P 1, 004 V Tabel 5.16 Pengukuran V 42P No. I 31 (ma) V 42P (x10-1 V) , , , , ,37 I V24P 1, 004 V 56

23 Tabel 5.17 Pengukuran V 13P No. I 42 (ma) V 13P (x10-1 V) , , , , ,56 I ma V13 2, P 562 V Tabel 5.18 Pengukuran V 31P No. I 24 (ma) V 31P (x10-1 V) , , , , ,00 I ma V31 2, P 970 V Perhitungan mobilitas elektron diperoleh dengan nilai B : 195 Gauss R 1 : 10 kω, R 2 : 100 kω(nilai penguatan op-amp = 10x) t : 4,35x10 2 Ǻ : 4,35 x 10-4 cm ρ : 1,808 x 10-3 Ω.cm I : 0,1 A 57

24 Tabel 5.19 Perhitungan V C, V D, V E,V F V C V D V E V F (persamaan 3.17) (persamaan 3.18) (persamaan 3.19) (persamaan 3.20) -0,198x10-1 V -0,060x10-1 Volt -0,406x10-1 1,708x10-1 V Tabel 2.20 Perhitungan V H dan μ H V H (persamaan 3.21) μ H (persamaan 3.22) 2,61 x 10-2 V 3,21 x 10-4 cm 2 V -1 S -1 Dari hasil perhitungan akhir diperoleh nilai V H bernilai positif menunjukkan bahwa tipe semikonduktor merupakan tipe p dan ini sesuai dengan hasil pengukuran menggunakan alat ukur Veeco BATAN. Nilai mobilitas pembawa muatan pada silikon ini sebesar 3,21 x 10-4 cm 2 V -1 S -1, nilai ini dibandingkan nilai yang ada di referensi masih kecil. Hal ini di duga karena kesulitan kalibrasi akhir pada penguat op-amp IC Pada desain rangkaian op-amp masih digunakan komponen resistor variabel dari bahan karbon dengan tingkat presisi putaran yang rendah. Nilai-nilai tegangan output pada rangkaian op-amp mudah berubah apabila terkena goncangan. Variable resistor yang digunakan untuk kalibrasi( zero null offset), sangat disarankan menggunakan variable resistor jenis chermet dengan tingkat presisi yang sangat bagus, sehingga tegangan output penguat op-amp dipastikan bernilai nol pada saat tidak ada tegangan input yang masuk pada penguat op-amp tersebut. Penggunaan resistor dengan daya listrik sebesar ½ watt juga diduga menyumbang tingkat akurasi pengukuran mobilitas menjadi rendah, resistor dengan daya listrik ½ watt akan menarik arus yang lebih besar daripada resistor dengan daya listrik ¼ watt, karena rating daya disipasinya menjadi lebih besar. Semakin tinggi rating daya, semakin besar pula kemungkinan arus yang terbuang karena disipasi tersebut. Display arus listrik pada 4-PP yang menggunakan jarum defleksi juga diduga mempengaruhi hasil ini. Pengaruh nilai arus listrik pada penentuan 58

25 mobilitas hall pada sampel cukup signifikan. Untuk mengatasai permasalahan ini perlunya penggunaan display digital yang memiliki tingkat ketelitian pengukuran yang tinggi, sehingga akan lebih baik menggunakan amperemeter eksternal dengan impedansi tinggi yang tersedia pada fitur alat 4-PP. 5.4 Spesifikasi Teknis alat 4-PP Berikut spesifikasi teknis 4-PP yang telah didesain dan di realisasi 1. Tegangan Input PLN V, Frekuensi 60HZ AC. 2. Tegangan Catu daya alat simetri +5V,0,-5V dan +12V,0,-12V. 3. Voltmeter Digital dengan span 0 sampai dengan 1,999 V. 4. Amperemeter Defleksi(Jarum) ma. 5. Open External Current Source max 5 Ampere. 6. Open External Voltmeter Digital/Analog. 7. Open External Ampere meter Digital/Analog. 8. Kompatibel dengan 2 metode pengukuran, segaris dan metode NIST. 5.5 Pengembangan Alat 4-PP Alat ukur 4-PP sangat bermanfaat untuk karakterisasi material dan penelitian bahan material seperti pengurangan heterogenitas pembuatan sampel, peningkatan performa lapisan tipis atau bahan yang dibuat dan juga penelitian proses pembuatan bahan atau sampel yang optimum. Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan dari alat ini antara lain: 1. Merancang dan mendesain hot plate tempat dudukan sampel untuk penelitian efek variasi suhu atau temperatur eksternal terhadap berbagai karakter sampel. 2. Perancangan dan realisasi software sebagai akuisisi data, sehingga hasil pengukuran bisa terbaca dan di olah secara cepat. 3. Perancangan Vacuum Chuck tempat dudukan sampel untuk meminimalisir pengaruh besaran fisika eksternal terhadap sampel. 59

1. Multimeter sebagai Ohmmeter

1. Multimeter sebagai Ohmmeter 1. Multimeter sebagai Ohmmeter Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat: 1. Menggunakan pengukur multimeter untuk mengukur resistansi/hambatan yaitu multimeter sebagai ohmmeter;

Lebih terperinci

Pengenalan Multimeter

Pengenalan Multimeter Pengenalan Multimeter EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari fungsi dan sifat multimeter Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan Dapat membedakan multimeter elektronis

Lebih terperinci

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengukur nilai tahan suatu resistor menggunakan ohmmeter dan pembacaan kode warna resistor 2. Menentukan tahanan dalam dari voltmeter dan amperemeter 3.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah program yang telah direalisasi sesuai dengan

Lebih terperinci

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat I. Pilihan ganda biasa 1. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran atau nilai disebut a. Meteran b. Instrumen pengukuran c. Penggaris d. Timbangan 2. Sebelum menggunakan alat ukur dengan penunjukan

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA 5 SOAL MENGISI JAWABAN YANG DENGAN BENAR Halaman 1 dari 8 A. PILIHAN GANDA

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule

Lebih terperinci

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

I. MODUL PRAKTIKUM I RESISTOR

I. MODUL PRAKTIKUM I RESISTOR I. MODUL PRAKTIKUM I RESISTOR I.1. Alat dan Bahan 1) MultiMeter Analog... 1 buah 2) Resistor 4 gelang... 2 macam 3) Resistor 5 gelang... 2 macam I.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1) Bacalah dan pahami

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada Bab empat ini berisi mengenai hasil pengukuran alat yang dirancang beserta perbandingan terhadap hasil dari pengukuran oleh alat pembanding dan analisa dari alat yang

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca Percobaan 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari cara

Lebih terperinci

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan Nama : A.A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa NIM : 1104405059 Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan 1. Pengukuran Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI No.LST/TE/EKA5228/06 Revisi : 00 Tgl: 8 Sept 2015 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik dan kalibrasi rangkaian sensor suhu LM 335 2. Sub Kompetensi : 1) Menggambarkan kurva karakteristik

Lebih terperinci

Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA

Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA 89 LEMBAR KERJA SISWA Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik = Nama : Kelas : No : LKS PENGUKURAN HAMBATAN, TEGANGAN DAN KUAT ARUS LISTRIK A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan, siswa diharapkan dapat: 1. Mengukur besar hambatan listrik 2. Mengukur besar

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1 Elektronika Dasar Oleh Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Peranti/mrd/11 1 PERTANYAAN Mengapa perlu mempelajari Komponen Elektronika? Apakah yang dimaksud

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia terus berpikir dan berusaha untuk membuat suatu alat bantu yang

Lebih terperinci

RESISTOR DAN HUKUM OHM

RESISTOR DAN HUKUM OHM MODUL I RESISTOR DAN HUKUM OHM I. Tujuan Praktikum 1. Mampu mengenali bentuk dan jenis resistor. 2. Mampu menghitung nilai resistansi resistor melalui urutan cincin warnanya. 3. Mampu merangkai resistor

Lebih terperinci

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter EFEK PEMBEBANAN Efek pembebanan itu adalah akibat dari proses pengukuran oleh alat ukur Ammeter dan Voltmeter yang menyebabkan berkurangnya nilai arus yang mengalir pada sebuah rangkaian tersebut. Karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

A. Kompetensi Mengenal peralatan-peralatan dan alat-alat ukur di laboratorium dasar listrik.

A. Kompetensi Mengenal peralatan-peralatan dan alat-alat ukur di laboratorium dasar listrik. Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Mengenal peralatan-peralatan dan alat-alat ukur di laboratorium dasar listrik. B. Sub Kompetensi 1. Mengenal peralatan-peralatan di laboratorium

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 4 KELAS PRAKTIKUM VIRTUAL LEMBAR KERJA SISWA

POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 4 KELAS PRAKTIKUM VIRTUAL LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 4 KELAS PRAKTIKUM VIRTUAL LEMBAR KERJA SISWA 95 LEMBAR KERJA SISWA Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

Review Hasil Percobaan 1-2

Review Hasil Percobaan 1-2 Review Hasil Percobaan 1-2 Percobaan 1 Spesifikasi Teknis Sensitivitas Analog Multimeter DC 20kΩ/V, AC 9kΩ/V Jangkauan ukur, full scale 300V, 100V, 30V, 10V, dst Mengukur Arus Searah Pengukuran dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan penggunaan rangkaian seri dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 222~226 222 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Martias AMIK BSI Jakarta e-mail : martias.mts@bsi.ac.id

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati.

Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati. PRAKATA Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas selesainya Diktat ini sesuai waktunya. Diktat ini disusun untuk melengkapi materi praktek Laboratorium Pengukuran dan Rangkaian Listrik yang dapat

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

KOMPONEN PASIF. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KOMPONEN PASIF. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KOMPONEN PASIF ELK-DAS.23 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA I. MAKSUD 1. Mempelajari hukum Ohm dan Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana 2. Mampu merangkai rangkaian listrik sederhana 3. Mampu

Lebih terperinci

Kunci jawaban Posttest

Kunci jawaban Posttest Lampiran 19 Kunci jawaban Posttest KELS X POKOK BHSN HUKUM OHM E k a F i t r i a n i 158 1. Pada sebuah rangkaian tertutup, ketika dipasang hambatan yang nilainya 5 kali lebih besar dari semula, apa yang

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH ALAT UKU ANALOG AUS SEAAH Alat Ukur dan Pengukuran Telekom Pokok Bahasan Penunjuk Analog Arus Searah Voltmeter DC Ampermeter DC Ohmmeter Multimeter Efek pembebanan 1. Penunjuk Analog Arus Searah (1/6)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG ELK-DAS.17 40 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor 1. RINGKASAN TEORI Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut

Lebih terperinci

Bab 5. Pengujian Sistem

Bab 5. Pengujian Sistem Bab 5. Pengujian Sistem Pada bab berikut berisi langkah-langkah Pengujian Sistem Maximum Power Point Tracking Panel Surya Gama Solar 50P-36 dengan Buck Converter LM2596. Saat pengujian sistem terdiri dari

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor 9.3. angkaian Dasar istrik.3. angkaian Seri Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar.3, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri. Gambar.3. angkaian seri dengan

Lebih terperinci

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi 15 Program ini yang nantinya akan mengolah tegangan analog dari sensor menjadi sebuah kode-kode digital. Hasil pengolahan data dari ADC tersebut ditampilkan pada layar LCD untuk pengukuran suhu dalam bentuk

Lebih terperinci

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGKAN 1. Internal (alat itu sendiri). Eksternal (manusia, lingkungan) Istilah dalam pengukuran 1. Ketelitian (accuracy). Presisi 3. Sensivitas 4. Kesalahan (error) Ketelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

AMPERE DAN VOLT METER

AMPERE DAN VOLT METER AMPERE DAN VOLT METER Ampere Meter Ampere meter, sering juga disebut ammeter, adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur arus. Semua alat ukur memiliki tahanan sehingga Ammeter sering juga digambarkan

Lebih terperinci

dan Hukum I Kirchhoff

dan Hukum I Kirchhoff Bab 9 Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff Pada suatu malam Ani belajar fisika, tiba-tiba ia melihat nyala lampu pijar di depannya meredup. Sambil berpikir Ani berjalan ke ruang tamu lalu menyalakan lampu neon.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Hampir semua orang sadar tentang perkembangan pesat dibidang teknologi elektronik dalam kurun waktu belakangan ini. Perkataan elektronik saja sudah cukup untuk memberi

Lebih terperinci

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengertian : Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTRONIKA DASAR Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif menggunakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik 2 1 3 5 4 6 Keterangan: 1. Pointer 2. Pengatur skala 3. Posisi jarum 4. 0 Ω adjuster 5. Selektor batas ukur 6. Terminal 7. Probe 7 7 AVOmeter berasal dari AVO dan meter,

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran

Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran Kelompok : Anggota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. KEGIATAN 2 Tujuan kegiatan i. Arus, Tegangan dan Daya Dalam Rangkaian SERI Memahami prinsip Arus, Tegangan dan Daya dalam

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama

Lebih terperinci

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC B. Sub Kompetensi 1. Mengukur besarnya arus dan daya pada beban RLC pada sumber tenaga tegangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada bulan November 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR SUHU (PTC, NTC, LM35)

JOBSHEET SENSOR SUHU (PTC, NTC, LM35) JOBSHEET SENSOR SUHU (PTC, NTC, LM35) A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, Mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui pengertian rangkaian Sensor Suhu LM 35, PTC dan NTC terhadap besaran fisis. 2.

Lebih terperinci

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4 Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA 50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Generator Pengujian ini dilakukan untuk dapat memastikan generator bekerja dengan semestinya. pengujian ini akan dilakukan pada keluaran yang dihasilakan

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

Latihan soal-soal PENGHANTAR

Latihan soal-soal PENGHANTAR Latihan soal-soal PENGHNTR 1 1. Isilah tabel berikut untuk kawat tembaga : Ø (mm) (mm) R untuk 100m (Ω) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 ρ tembaga = 0,0175 Ωmm 2 /m 2. Pada rangkaian gambar di bawah ini,

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Integrated Circuit 4017 Integrated Circuit 4017 adalah jenis integrated circuit dari keluarga Complentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Beroperasi

Lebih terperinci

Elektronika. Pertemuan 8

Elektronika. Pertemuan 8 Elektronika Pertemuan 8 OP-AMP Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Tiga

Lebih terperinci