PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FH YANG DIPERDENGARKAN SUARA BERBEDA SELAMA 24 JAM GHULAM HALIM FURQONI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FH YANG DIPERDENGARKAN SUARA BERBEDA SELAMA 24 JAM GHULAM HALIM FURQONI"

Transkripsi

1 i PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FH YANG DIPERDENGARKAN SUARA BERBEDA SELAMA 24 JAM GHULAM HALIM FURQONI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2 ii

3 iii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produksi Susu Sapi Perah FH yang Diperdengarkan Suara Berbeda Selama 24 Jam adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2016 Ghulam Halim Furqoni NIM D

4 ii

5 iii ABSTRAK GHULAM HALIM FURQONI. Produksi Susu Sapi Perah FH yang Diperdengarkan Suara Berbeda Selama 24 Jam. Dibimbing oleh AFTON ATABANY dan BAGUS P. PURWANTO Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi susu sapi perah adalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur suara (musik klasik dan murottal Al Qur an) terhadap produksi susu dan konsumsi pakan sapi perah Friesian Holstein (FH). Penelitian ini dilakukan terhadap 5 ekor induk sapi perah Friesian Holstein dalam periode laktasi yang berbeda. Musik diberikan selama 24 jam pada setiap periode perlakuannya. Peubah yang diamati adalah produksi susu dan konsumsi pakan bahan kering. Produksi susu dan konsumsi bahan kering dicatat selama 5 periode yaitu (1) pra perlakuan, (2) pemberian suara musik klasik, (3) tanpa perlakuan, (4) pemberian murottal Al Qur an dan (5) pasca perlakuan. Setiap periode dilakukan selama 14 hari, kecuali periode 3 hanya 7 hari. Data dianalisis menggunakan uji t. Perlakuan pemberian musik klasik Mozart berbeda nyata (P<0.05) antara pra perlakuan dan perlakuan musik klasik. Perlakuan pemberian murottal Al Qur an berbeda nyata (P<0.05) antara periode tanpa perlakuan dan perlakuan murottal Al Qur an. Pemberian musik klasik dan murottal Al Qur an dapat menurunkan konsumsi bahan kering akan tetapi diikuti peningkatan produksi susu. Perlakuan pemberian murottal Al Qur an meningkatkan efisiensi pakan yang lebih baik daripada pemberian perlakuan musik klasik. Kata kunci: musik klasik, sapi perah, FH, produksi susu, murottal Al Qur an ABSTRACT GHULAM HALIM FURQONI. Milk Production of Holstein Friesian Dairy Cow Exposed to Different Sounds for 24 Hours. Supervised by AFTON ATABANY and BAGUS P. PURWANTO One of the factors that influence the productivity of dairy cows is environment. This study was done to determine the effect of sound elements (classical music and murottal Qur'an) on the milk production and feed intake of Holstein Friesian dairy cows (FH). The research was conducted using 5 Holstein Friesian dairy cows in different lactation periods. Sounds were given for 24 hours on each treatment period. Variables measured were milk production and dry matter intake (DMI). Milk production and DMI were recorded for 5 periods i.e. (1) during before exposured to Mozart music, (2) during exposured to the music, (3) during no music period, (4) during exposured to murottal Qur an and (5) the after period. Each period was done for 14 days, except period 3 was done for 7 days. Data were analyzed using t-test. Treatment provision classical music Mozart significantly different (P<0.05) between pre-treatment and treatment of classical music. Treatment of provision murottal Qur'an was significantly different

6 iv (P<0.05) between the rest period and treatment murottal Qur'an. Classical music and murottal Qur an decreased DMI, however incresed milk production. Murottal Qur an showed better feed efficiency than that of classical music. Key words: classical music, dairy cow, FH, milk production, murottal Qur an

7 v PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FH YANG DIPERDENGARKAN SUARA BERBEDA SELAMA 24 JAM Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8 vi

9

10 viii

11 ix PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada Bapak Dr Ir Afton Atabany MSi dan Bapak Dr Ir Bagus P Purwanto MAgr selaku pembimbing skripsi atas segala kesabaran, kebaikan hati serta kasih sayang nya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Iyep Komala SPt MSi selaku dosen penguji seminar dan penguji sidang skripsi yang telah memberikan kritik, saran, serta semangat yang sangat bermanfaat bagi penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Lucia Cyrilla E N S D MSi sebagai penguji sidang skripsi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Sigid Prabowo SPt MSi selaku dosen penguji dan pembimbing akademik yang tidak pernah berhenti mengingatkan dan memberikan support yang luar biasa pada penulis untuk menyelesaikan tahap demi tahap proses perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak H Mahpudin dan istri serta keluarga karena telah bersedia mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian selama 2 bulan di kandang. Terima kasih kepada seluruh karyawan kandang Bapak H Mahpudin atas segala bantuan, kebaikan dan keceriaannya. Penulis juga mengucapkan syukur atas segala kasih sayang dan dukungan yang luar biasa tak henti-hentinya diberikan oleh kedua orang tua dan keluarga penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada Buya, Umi, kakak Wafa, kakak Budhi, kakak Azzam, kakak Amel, kakak Fauqi, kakak Taqin, Syamil, Hasan, dan Tsana atas doa dan kesabarannya selama ini dalam memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan proses perkuliahan dan menjadi seorang sarjana. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Mugi, Fanny, Anneke dan Bintang yang telah membantu penulis dalam proses pengolahan data hasil penelitian. Kepada sahabat-sahabatku Iqbal, Denny, Mulya, Didi, Zuhriansyah, Tri, Fajar, Andri, Hasyim, Hartanto, Hadi, Pramujo, Raqsi, Fandes, Wildan, Adezito, Taufik, Andika, Erjodi, Meilani, Jamal dan seluruh teman-teman IPTP 48, Jakarta Community 48, terima kasih banyak atas bantuan, semangat, kehangatan dan kebersamaannya. Ucapan terima kasih yang spesial penulis ucapkan kepada Ignas atas segala support dan bantuannya kepada penulis selama proses persiapan sidang. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Mira yang telah banyak membantu dan memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis selama di kandang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Bogor, Desember 2016 Ghulam Halim Furqoni

12 x

13 xi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xiix DAFTAR GAMBAR xiix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Ruang Lingkup Penelitian 2 METODE 2 Waktu dan Lokasi Penelitian 2 Alat 2 Bahan 2 Prosedur 2 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Produksi Susu 4 Konsumsi Pakan 8 SIMPULAN DAN SARAN 10 DAFTAR PUSTAKA 10 RIWAYAT HIDUP 13

14 xii DAFTAR TABEL 1 Analisa proksimat bahan pakan 3 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian 6 3 Rataan dan persentase perubahan produksi susu selama penelitian 8 4 Rataan konsumsi bahan kering (BK) selama penelitian 9 DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alir penelitian 2 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian 7 3 Persentase penurunan dan peningkatan produksi susu selama penelitian 8

15 6 PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan makanan yang dihasilkan ternak perah dengan kandungan nutrisi tinggi serta mudah dicerna. Produksi susu dalam negeri masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan kebutuhannya. Menurut Badan Pusat Statistik (2015) produksi susu sapi perah mencapai ton tahun -1. Kebutuhan susu di Indonesia diperkirakan sebanyak ton tahun -1 (Kemenperin 2016). Meningkatkan kapasitas produksi susu segar domestik dapat dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah populasi dan produktivitas sapi perah. Kegiatan budidaya sapi perah ditujukan untuk mencapai produksi susu dalam volume yang tinggi. Produksi susu merupakan hasil resultan antara faktor genetik dengan lingkungan (Anggraeni 2003). Kemampuan produksi susu seekor sapi 30% dipengaruhi oleh sifat-sifat genetis atau keturunan dan 70% dipengaruhi keadaan sekitar, yaitu 70% dipengaruhi oleh pakan, tatalaksana, penyakit, iklim, dan lain-lain (Sudono dan Sutardi 1969). Lingkungan adalah faktor yang dapat berpengaruh langsung terhadap kondisi ternak. Lingkungan tempat pemeliharaan sapi perah pada peternakan rakyat sebagian besar berada disekitar permukiman masyarakat. Salah satu lokasi peternakan sapi perah di kota Bogor yang berdampingan dengan pemukiman yaitu di Kebon Pedes. Wilayah Kebon Pedes berada di dekat lintasan kereta api, sehingga menimbulkan suara yang tidak nyaman bagi ternak (Suhendar 2013). Upaya yang dilakukan oleh beberapa negara untuk mengurangi pengaruh kebisingan diantaranya dengan perlakuan pemberian musik. Beberapa peternakan di luar negeri seperti di Eropa sudah menggunakan musik selama proses pemerahan dengan tujuan agar sapi lebih tenang dan nyaman selama proses pemerahan (Bowers 2012). Sapi di sebuah peternakan di Villanueva del Pardillo, Spanyol, menghasilkan L (sekitar 8-9 galon) susu perhari, dibandingkan dengan peternakan lainnya hanya 28 L tanpa pemberian musik. Produksi susu sapi masing-masing naik sebesar 3% ( L hari -1 ) ketika musik Mozart Concerto for Flute and Harp in D diberikan (Makiello 2012). Penelitian mengenai efek musik klasik terhadap produksi susu sapi perah telah banyak dilakukan. Penelitian tentang efek murottal Al Qur an terhadap produksi susu sapi perah belum pernah dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efek musik klasik dan murottal Al Qur an selama 24 jam terhadap produksi susu sapi perah Friesian Holstein. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur suara (musik klasik dan murottal Al Qur an) terhadap produksi susu dan konsumsi pakan sapi perah Friesian Holstein (FH).

16 2 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel sapi perah FH sebanyak lima ekor. Jenis musik yang digunakan adalah musik klasik dan murottal Al Qur an. Pemutaran musik dilakukan selama 24 jam. Parameter yang diamati yaitu produksi susu dan konsumsi pakan. METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian berlangsung selama 2 bulan dari bulan Maret sampai Mei Penelitian dilakukan di kawasan peternakan beralamat di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Alat Kandang yang digunakan adalah kandang ikat berukuran 6 x 15 m dengan jarak ikatan antar sapi 1.5 m, yang sudah dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Lantai kandang terbuat dari semen dengan permukaan yang dibuat kasar agar tidak licin, tembok atau dinding terbuat dari semen dan atap terbuat dari bahan tanah liat. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi speaker aktif, mp3 musik klasik dan murottal Al Qur an, buku catatan serta alat tulis. Bahan Penelitian ini dilakukan terhadap lima ekor induk sapi perah Fresian Holstein (FH). Sapi perah Fresian Holstein (FH) yang digunakan dalam periode laktasi (1-6) dengan bulan laktasi antara (3-9) dengan bobot badan 350 kg per ekor. Prosedur Pengumpulan Data Sistem pengambilan data produksi susu sapi yang dilakukan adalah pengukuran langsung hasil produksi susu sapi perah terdiri dari 4 tahap yaitu : Pra perlakuan Musik klasik Tanpa perlakuan Murottal Al Qur an Pasca perlakuan 2 minggu 2 minggu 1 minggu 2 minggu 2 minggu Gambar 1 Diagram alir penelitian

17 3 Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah produksi susu sapi perah Fiesian Holstein (FH) dan konsumsi pakan bahan kering (BK). Produksi susu merupakan susu yang dihasilkan dari setiap individu sapi setiap hari pada pemerahan pagi dan sore hari dalam satuan liter. Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan bahan kering (BK) yang diberikan pada setiap individu sapi setiap hari. Jumlah pakan yang dikonsumsi sama dengan jumlah pakan yang diberikan. Susu yang dihasilkan dari setiap individu sapi dimasukkan ke dalam ember lalu diukur menggunakan gelas liter untuk mengetahui volume susu yang dihasilkan. Susu yang sudah diukur volumenya kemudian dimasukkan ke dalam milk cane. Konsumsi pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari ( WIB) setelah proses pemerahan pagi yaitu diberikan konsentrat 2 kg, ampas tahu 9 kg, ampas tempe 9 kg. Pakan hijauan sebanyak 5 kg setelah ransum telah habis dikonsumsi. Konsumsi pakan kembali dilakukan pada siang hari ( WIB). Konsumsi pakan hijauan setelah proses pemerahan sore selesai dilakukan ( WIB). Tabel 1 Analisa proksimat bahan pakan Bahan Pakan KA BK Abu LK PK SK BETN (%BK) Ampas Tempe Rumput Kulit jagung Ampas Tahu Konsentrat Keterangan : KA : Kadar Air ; Abu : Kadar Abu ; PK : Protein Kasar ; BETN : Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen ; BK : Bahan Kering ; LK : Lemak Kasar ; SK : Serat Kasar Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan uji koefisien keragaman. Koefisien keragaman merupakan ukuran penyebaran data yang dapat menggambarkan ketelitian hasil penelitian yaitu semakin kecil nilai koefisien keragamannya maka penelitian itu semakin teliti. Koefisien keragaman biasanya dianggap baik jika 30% (Warwick et al. 1995). Supramono dan Sugiarto (1993) juga menambahkan bahwa semakin kecil nilai koefisien keragaman yang diperoleh maka nilai pengamatan semakin homogen. Model matematis uji koefisien keragaman berdasarkan Warwick et al. (1995) adalah sebagai berikut : Keterangan : Sd x = Standar deviasi = Rata rata KK = Sd x. 100% Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t untuk melihat pengaruh pemberian unsur suara terhadap rata-rata produksi susu dan konsumsi pakan bahan kering (BK) pada sapi perah. Model matematis uji t berdasarkan Steel dan Torrie (1995) adalah sebagai berikut :

18 4 t = xi xj Do S 1 n + 1 n Keterangan : xi xj S n Do = Rata-rata perlakuan ke-i = Rata-rata perlakuan ke-j = Simpangan baku = Jumlah individu sampel = Selisih 2 rataan yang berbeda HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Pengukuran produksi susu dilakukan pada pagi hari dan sore hari dengan menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume susu yang dihasilkan dari setiap individu sapi. Hasil rataan produksi susu yang dihasilkan oleh seluruh individu sapi dari periode pra perlakuan, periode perlakuan musik klasik, periode tanpa perlakuan, periode perlakuan murottal Al Qur an, dan periode pasca perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 terlihat bahwa rataan produksi susu selama penelitian mengalami peningkatan serta penurunan pada setiap periodenya. Penelitian ini dilakukan selama 63 hari dengan beberapa periode perlakuan didalamnya yaitu periode pra perlakuan (minggu 1-2), periode perlakuan musik klasik (minggu 3-4), periode tanpa perlakuan (minggu 5), periode perlakuan murottal Al Qur an (minggu 6-7) dan periode pasca perlakuan (minggu 8-9). Periode pra perlakuan merupakan periode kontrol dimana data produksi susu dikumpulkan selama 14 hari yaitu dari hari pertama hingga hari ke-14 dengan kondisi normal yaitu tidak ada pemberian perlakuan suara musik di kandang. Pada periode ini diperoleh rataan produksi susu harian sebesar 13.04±0.97 L dan dengan koefisien keragaman sebesar 7.4%. Pemberian perlakuan musik klasik selama 24 jam dilakukan dari hari ke-15 hingga hari ke-28 (14 hari). Rataan produksi susu harian dari seluruh sapi yang diamati pada periode musik klasik mengalami peningkatan yang berbeda nyata (P<0.05) dengan rataan produksi susu harian sebesar 13.89±0.99 L dan koefisien keragaman sebesar 7.1%. Peningkatan produksi susu disebabkan karena musik klasik merupakan bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan hati melalui telinga dan menjadi salah satu sarana bagi makhluk hidup untuk memperoleh ketenangan. Musik klasik Mozart digunakan di dunia peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak, karena suara musik yang tenang akan menghasilkan suasana yang nyaman bagi ternak (Bowers 2012). Hal ini juga didukung oleh pernyataan Maglione (2006) bahwa musik klasik memiliki keseimbangan melodi dan irama yang tepat sehingga dapat membantu ayam bertelur lebih banyak, kucing bersantai, dan sapi menghasilkan susu lebih banyak.

19 Periode tanpa perlakuan ditujukan untuk menghilangkan efek perlakuan sekaligus persiapan untuk memasuki periode berikutnya. Periode tanpa perlakuan dilakukan selama 7 hari yaitu dari hari ke-29 hingga hari ke-35. Rataan produksi susu harian pada periode tanpa perlakuan menurun menjadi 12.23±0.68 L dengan koefisien keragaman sebesar 5.6%. Melalui uji t ditemukan penurunan rataan produksi susu harian yang berbeda nyata (P<0.05) antara periode musik klasik dengan periode tanpa perlakuan dari seluruh sapi yang diamati. Hal ini terjadi karena selama perlakuan pemberian musik klasik sapi mendapatkan efek relaksasi, namun setelah pemberian perlakuan ini berakhir maka kondisi lingkungan pada kandang menjadi berubah, efek relaksasi yang sebelumnya dirasakan oleh sapi menjadi hilang dan kembali pada kondisi semula. Periode berikutnya yaitu pemberian perlakuan murottal Al Qur an selama 24 jam untuk melihat pengaruhnya terhadap produktivitas susu sapi perah. Periode ini berlangsung selama 14 hari yaitu dari hari ke-36 hingga hari ke-49. Perbedaan rataan produksi susu harian dari seluruh sapi yang diamati antara periode istirahat dengan periode murottal Al Qur anmengalami peningkatan yang berbeda nyata (P<0.05) dengan rataan produksi susu harian sebesar 13.02±1.03 L dan koefisien keragaman sebesar 7.9%. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi stress pada sapi FH yaitu menggunakan musik untuk membuat sapi menjadi lebih tenang (Soetarno 2003). Pemberian musik memberikan kenyamanan sehingga denyut jantung dan laju respirasi menjadi lebih stabil serta memperbanyak lamanya istirahat sapi, kenyamanan tersebut dapat meningkatkan tingkat produksi susu yang dihasilkan setiap harinya (Wagner 2001). Berdasarkan data yang diperoleh terjadi peningkatan produksi susu harian sapi perah yang diberikan perlakuan musik klasik dan murottal Al Qur an. Pemberian murottal Al Qur an juga dapat meningkatkan produksi susu. Periode terakhir adalah periode pasca perlakuan. Periode ini berlangsung selama 14 hari setelah pemberian perlakuan murottal Al Qur anselesai dilakukan yaitu dari hari ke-50 hingga hari ke-63. Perbedaan rataan produksi susu harian yang berbeda nyata antara periode murottal Al Qur andengan periode pasca perlakuan hanya ditemukan pada sapi C dengan rataan produksi susu yang lebih rendah pada periode pasca perlakuan. Sementara itu tidak ditemukan perbedaan rataan produksi susu harian yang berbeda nyata pada sapi lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh, pada periode pasca perlakuan rataan produksi susu harian dari seluruh sapi yang diamati kembali mengalami penurunan yang berbeda nyata (P<0.05) menjadi 12.25±1.06 L dengan koefisien keragaman sebesar 8.6%. Hal ini terjadi karena selama perlakuan pemberian murottal Al Qur ansapi mendapatkan efek relaksasi, namun setelah pemberian perlakuan ini berakhir maka kondisi lingkungan pada kandang menjadi berubah, efek relaksasi yang sebelumnya dirasakan oleh sapi menjadi hilang dan kembali pada kondisi semula. 5

20 6 6 Periode perlakuan Pra perlakuan (minggu 1-2) Waktu pengukuran Tabel 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian Produksi susu (liter) A B C D E Rataan KK Pagi 6.63 ± ± ± ± ± ± 0.65 Sore 4.74 ± ± ± ± ± ± 0.61 Harian ± ± ± ± ± ± 0.97 (0.074) Musik klasik (minggu 3-4) Pagi 6.36 ± ± ± ± ± ± 0.71 Sore 4.88 ± ± ± ± ± ± 0.52 Harian ± ± ± ± ± ± 0.99* (0.071) Tanpa perlakuan (minggu 5) Murottal Al Qur an (minggu 6-7) Pasca perlakuan (minggu 8-9) Pagi 5.96 ± ± ± ± ± ± 0.63 Sore 4.39 ± ± ± ± ± ± 0.48 Harian ± ± ± ± ± ± 0.68* (0.056) Pagi 6.04 ± ± ± ± ± ± 0.52 Sore 4.54 ± ± ± ± ± ± 0.69 Harian ± ± ± ± ± ± 1.03* (0.079) Pagi 6.23 ± ± ± ± ± ± 0.68 Sore 4.41 ± ± ± ± ± ± 0.65 Harian ± ± ± ± ± ± 1.06* (0.086) Keterangan: Angka yang disertai tanda bintang (*) menunjukkan hasil berbeda nyata pada (P<0.05) dari periode sebelumnya. Sapi A: Laktasi III bulan 7, Sapi B: Laktasi I bulan 9, Sapi C: Laktasi III bulan 7, Sapi D: Laktasi VI bulan 3, Sapi E: Laktasi I bulan 3. KK : koefisien keragaman

21 7 Tanpa Perlakuan Gambar 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian 7

22 8 Hasil perhitungan koefisien keragaman produksi susu pada setiap periode memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Pada periode pra perlakuan nilai koefisien keragaman yang diperoleh sebesar atau 7.4%. Periode musik klasik memiliki nilai koefisien keragaman sebesar atau 7.1%. Periode istirahat memiliki nilai koefisien keragaman yang paling rendah yaitu sebesar atau 5.6%. Periode murottal Al Qur an memiliki nilai koefisien keragaman sebesar atau 7.9%. Periode pasca perlakuan memiliki nilai koefisien keragaman yang paling tinggi yaitu sebesar atau 8.6%. Koefisien keragaman merupakan ukuran penyebaran data yang dapat menggambarkan ketelitian hasil penelitian yaitu semakin kecil nilai koefisien keragamannya maka penelitian itu semakin teliti. Koefisien keragaman biasanya dianggap baik jika 30% (Warwick et al. 1995). Supramono dan Sugiarto (1993) juga menambahkan bahwa semakin kecil nilai koefisien keragaman yang diperoleh maka nilai pengamatan semakin homogen. Nilai koefisien keragaman yang diperoleh pada penelitian ini berada dalam rentang yang baik karena pada setiap periode perlakuan memiliki nilai koefisien keragaman 30%. Tabel 3 Rataan dan persentase perubahan produksi susu selama penelitian Periode Rataan produksi susu (liter) perlakuan Pagi Sore Harian Pra perlakuan % 10.25% 6.52% Musik klasik % % % Tanpa perlakuan % 8.35% 6.46% Murottal Al Qur an % -6.06% -5.91% Pasca perlakuan Keterangan : Tanda ( ) merupakan persentase peningkatan atau penurunan produksi susu antar periode. Tanda (+) menunjukkan peningkatan dan (-) menunjukkan penurunan. 20,00 Persentase penurunan dan peningkatan produksi susu (%) 15,00 10,00 5,00 0,00-5,00-10,00-15,00-20,00 10,25 8,35 3,99 5,42-6,06-5,94-11,01-13,43 Pra-Klasik Klasik-Istirahat Istirahat-Murottal Murottal-Pasca Ẋ SORE Ẋ PAGI Ʃ HARIAN Gambar 3 Persentase penurunan dan peningkatan produksi susu selama penelitian

23 Perubahan produksi susu pada setiap periode disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 3. Pemberian musik klasik meningkatkan produksi susu, tetapi efeknya setelah pemberian musik klasik (periode tanpa perlakuan) menyebabkan persentase penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan periode setelah pemberian murottal Al Qur an (periode pasca perlakuan). 9 Konsumsi Pakan Konsumsi pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari ( WIB) setelah proses pemerahan pagi selesai diberikan konsentrat 2 kg, ampas tahu 9 kg dan ampas tempe 9 kg. Pakan hijauan sebanyak 5 kg setelah ampas tahu, ampas tempe dan konsetrat telah habis dikonsumsi. Pemberian kembali dilakukan pada siang hari ( WIB). Konsumsi pakan hijauan setelah proses pemerahan sore selesai dilakukan ( WIB). Hasil rataan konsumsi Bahan Kering (BK) selama penelitian yang akan disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Rataan konsumsi bahan kering (BK) selama penelitian Periode perlakuan Rataan Konsumsi Bahan Kering (g ekor -1 ) Pagi Sore Ʃ Harian Selisih Pra perlakuan Musik klasik Tanpa perlakuan Murottal Al Qur an Pasca perlakuan Pakan sapi perah yang sedang berproduksi susu, terdiri dari hijauan dan konsentrat. Pakan yang diberikan mengandung bahan kering konsentrat yang lebih banyak dari bahan kering hijauan, maka kemampuan berproduksi susu akan meningkat, namun kadar lemak susu akan mengalami penurunan. Pakan yang diberikan mengandung bahan kering hijauan yang lebih banyak dari bahan kering konsentrat, maka tidak akan tercapai kemampuan berproduksi susu yang tinggi, namun kandungan lemak susu akan mengalami peningkatan (McCullough 1973). Menurut (NRC 1989) berat badan adalah faktor yang digunakan untuk memperkirakan DMI (Dry Matter Intake) atau kebutuhan konsumsi bahan kering harian pada sapi perah sebesar 3% dari bobot badan. Sapi penelitian memiliki bobot badan pada kisaran 350 kg, maka standar kebutuhan konsumsi bahan kering di peternakan tersebut sebesar 10.5 kg. Tabel 4 menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering di peternakan tersebut memenuhi standar kebutuhan konsumsi bahan kering sapi perah, kecuali pada saat pemberian perlakuan murottal Al Qur an konsumsi bahan kering kurang dari 10.5 kg. Akan tetapi pada periode ini produksi susu meningkat, sehingga terjadi peningkatan efisiensi pakan. Setelah pemberian musik klasik dan murottal Al Qur an dilakukan (pasca perlakuan) terjadi peningkatan konsumsi pakan.

24 10 Sapi perah yang mempunyai kemampuan berproduksi susu tinggi membutuhkan zat gizi yang relatif banyak dalam pakannya (Campbell dan Meriland 1961). Saat kebutuhan energi untuk memproduksi susu meningkat, input energi yang dibutuhkan sapi juga ikut meningkat, sehingga konsumsi pakan sapi meningkat (Garnsworthy 1988). Terdapat fluktuasi rataan jumlah konsumsi bahan kering selama penelitian, perbedaan tersebut tidak berbeda nyata pada setiap periode perlakuan (P>0.05). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberian musik klasik dan murottal Al Qur an dapat menurunkan konsumsi bahan kering akan tetapi diikuti peningkatan produksi susu. Perlakuan pemberian murottal Al Qur an meningkatkan efisiensi pakan yang lebih baik daripada pemberian perlakuan musik klasik. Saran Pemberian musik klasik dan murottal Al Qur an dapat digunakan untuk meningkatkan produksi susu pada pemeliharaan sapi perah. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni A Keragaan produksi susu sapi perah: kajian pada faktor koreksi pengaruh lingkungan internal. Wartazoa. 13 (1). [BPS] Badan Pusat Statistik Produksi Susu Perusahaan Sapi Perah. Jakarta (ID) : BPS. Bowers J Effects of an intergenerational choir for community-based seniors and college students on age-related attitudes. J Music Ther (1): Campbell IR, Meriland CP Effect of frequency on feed on production characteristic and feed. Dairy Sci. 44: Garnsworthy PC Nutrition and Lactation in the Dairy Cow. Butterworths. Essex (GB): Butterworths [Kemenperin] Kementerian Perindustrian Konsumsi susu per kapita. [internet]. [26 Januari 2015]. konsumsi-susu-masih -11,09-liter-per-kapita. Maglione SF Effect of classical music on the brain [internet]. [Diunduh 2016 April 20]. Tersedia pada: Music_Brain.html.

25 Makiello L The mozart effect of milk production. The Epoch Times [internet]. [Diunduh 2016 April 20]. Tersedia pada : http//epoch-archive.com. McCullough ME Optimum Dairy of Animal for Meat and Milk. Athens (GK): University of Georgia Pr. [NRC] National Research Council Nutrient Requirements of Dairy Cattle. 6th rev. ed. Update Washington DC (US) : National Academy Pr. Soetarno Manajemen Budidaya Sapi Perah. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada Pr. Steel RGD, Torrie JH Prinsip dan Prosedur Statistika (Pendekatan Biometrik). Penerjemah B Sumantri. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama. Sudono A, Sutardi T Pedoman Beternak Sapi Perah. Jakarta (ID): Direktorat Peternakan Rakyat, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian. Suhendar GM Pengaruh musik klasik terhadap respon fisiologis dan lama istirahat sapi Fries Holland pada siang hari [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Supramono, Sugiarto Statistik Ed ke-1. Yogyakarta (ID): Andi Offset. Wagner PE Heat Stres on Dairy Cows. Philadelphia (US): Dairy Franklin Country Pa. Warwick EJ, Astuti M, Hardjosubroto W Pemuliaan Ternak. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr. 11

26 12 LAMPIRAN Lampiran 1 Contoh sapi yang digunakan dalam penelitian SAPI A SAPI B Sapi A (Laktasi 3 bulan ke-7) Sapi B (Laktasi 1 bulan ke-9) SAPI C SAPI D Sapi C (Laktasi 3 bulan ke-7) Sapi D (Laktasi 6 bulan ke-3) SAPI E Sapi E (Laktasi 1 bulan ke-3)

27 13 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 26 Mei 1993 di Jakarta. Penulis merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara dari ayah Syaurium Syarief dan ibu Oma Komariah. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 109 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan. Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam organisasi HIMAPROTER (Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak) dan JCo (Jakarta Community). Penulis juga sering mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan acara komunitas, departemen, fakultas dan tingkat universitas. Penulis aktif dalam organisasi di luar kampus seperti BPF (Bogor Peugeot Family) dan HIPMI PT Bogor (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Bogor).

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA Animal Agriculture Journal 5(1): 195-199, Juli 2015 On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Metode MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Peternakan Kambing Perah Bangun Karso Farm yang terletak di Babakan Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis pakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI. Disusun oleh: DEDDI HARIANTO NIM:

PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI. Disusun oleh: DEDDI HARIANTO NIM: PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan (S.Pt) Pada Program Studi Peternakan Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN

PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN (MUN) SAPI FH SKRIPSI Oleh: ANTONI PRANATA SIRAIT PROGRAM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul. Ripitabilitas dan MPPA Produksi Susu 305 Hari Sapi Perah Friesian

KATA PENGANTAR. kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul. Ripitabilitas dan MPPA Produksi Susu 305 Hari Sapi Perah Friesian KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah SWT penulis panjatkan atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, yang telah memberikan kekuatan, kemampuan, dan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN SKRIPSI NUR HAFIZAH TRISTY DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI SeminarNasionalPeternakan dan Veteriner 1999 IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI ENDANG SULISTYOWATI Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT PADA PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI Oleh : 060810228 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012

Lebih terperinci

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N. EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM S.N. Rumerung* Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI YANG DIPRODUKSI DI DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI KABUPATEN SEMARANG (Performans of Milk Production and

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN PADA SAPI PERAH LAKTASI PRODUKSI SEDANG MILIK ANGGOTA KOPERASI DI KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS) PANGALENGAN Refi Rinaldi*, Iman Hernaman**, Budi Ayuningsih** Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI Oleh: ERVIN NOVA WIDIYANTONO PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi Perah Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang mempunyai tanduk berongga. Sapi perah Fries Holland atau juga disebut Friesian Holstein

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 September 2015. Kegiatan penelitian ini bertempat di P.T. Naksatra Kejora Peternakan Sapi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%) TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat)

EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat) EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat) EVALUATION OF THE PERFORMANCE PRODUCTION OF PROGENY IMPORTED HOLSTEIN

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011) METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kandang domba Integrated Farming System, Cibinong Science Center - LIPI, Cibinong. Analisis zat-zat makanan ampas kurma dilakukan di Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO

KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 Maret 2016 di Kelompok Tani Ternak Wahyu Agung, Desa Sumogawe, Kecamatan

Lebih terperinci

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan

Lebih terperinci

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus) SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus) SKRIPSI SRINOLA YANDIANA PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Analisis ragam rataan pengaruh perlakuan pakan terhadap rata-rata denyut jantung sapi selama penelitian

Analisis ragam rataan pengaruh perlakuan pakan terhadap rata-rata denyut jantung sapi selama penelitian 48 Lampiran 1 Analisis ragam rataan pengaruh perlakuan pakan terhadap rata-rata denyut jantung sapi selama penelitian Lampiran 1.1 Hasil analisis ragam rataan denyut jantung sapi pra perlakuan Perlakuan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KONSUMSI SERAT KASAR TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN KLATEN SKRIPSI.

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KONSUMSI SERAT KASAR TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN KLATEN SKRIPSI. HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KONSUMSI SERAT KASAR TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Oleh : TRIO ANDRIAWAN 23010110110103 PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA (The Efficiency and Persistency

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan)

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan) PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan) COMPARISON OF PRODUCTION PERFORMANCE OF IMPORTED HOLSTEIN DAIRY COWS WITH THEIR PROGENY

Lebih terperinci

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, ASETAT DARAH DAN LEMAK SUSU SAPI Friesian Holstein

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, ASETAT DARAH DAN LEMAK SUSU SAPI Friesian Holstein PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, ASETAT DARAH DAN LEMAK SUSU SAPI Friesian Holstein SKRIPSI Oleh ROYSANDI ARDIANTO PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN

Lebih terperinci

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh : SITI SARAH PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi

Lebih terperinci

TAMPILAN GLUKOSA DARAH DAN LAKTOSA SUSU AKIBAT SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN

TAMPILAN GLUKOSA DARAH DAN LAKTOSA SUSU AKIBAT SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TAMPILAN GLUKOSA DARAH DAN LAKTOSA SUSU AKIBAT SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI Oleh DHIMAS ADITYA TEJASETYA NUGRAHA PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan Sulastri Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016. 21 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016. Penelitian dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Pembibitan Ternak Unggul

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari

I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ketersediaan susu sebagai salah satu bahan pangan untuk manusia menjadi hal

Lebih terperinci

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH Sori Basya Siregar (Balai Penelitian Ternak Ciawi) PENDAHULUAN Keuntungan yang tinggi per satuan waktu merupakan tujuan dari setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah

Lebih terperinci

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP TRUE PROTEIN DARAH DAN KASEIN SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP TRUE PROTEIN DARAH DAN KASEIN SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP TRUE PROTEIN DARAH DAN KASEIN SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI Oleh: AFINI ISTIADZAH ALFATIHATIN PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN

Lebih terperinci

SUHU TUBUH, FREKUENSI JANTUNG DAN NAFAS INDUK SAPI Friesian Holstein BUNTING YANG DIVAKSIN DENGAN VAKSIN Avian Influenza H5N1 ACHMAD HASAN MAULADI

SUHU TUBUH, FREKUENSI JANTUNG DAN NAFAS INDUK SAPI Friesian Holstein BUNTING YANG DIVAKSIN DENGAN VAKSIN Avian Influenza H5N1 ACHMAD HASAN MAULADI SUHU TUBUH, FREKUENSI JANTUNG DAN NAFAS INDUK SAPI Friesian Holstein BUNTING YANG DIVAKSIN DENGAN VAKSIN Avian Influenza H5N1 ACHMAD HASAN MAULADI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA SORI B. SIREGAR Balai Penelitian Ternak P.O. Box 221, Bogor 16002, Indonesia (Diterima dewan

Lebih terperinci

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Mardalena 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas susu hasil pemerahan pagi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

PERFORMA REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA DI PETERNAKAN RAKYAT KPSBU DAN BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI OKTARIA DWI PRIHATIN

PERFORMA REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA DI PETERNAKAN RAKYAT KPSBU DAN BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI OKTARIA DWI PRIHATIN PERFORMA REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA DI PETERNAKAN RAKYAT KPSBU DAN BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI OKTARIA DWI PRIHATIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet 4 TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan Sapi Pedet Umur 1-8 bulan sapi masih digolongkan pedet. Pada fase sapi pedet pertumbuhan mulai memasuki fase percepatan, dimana fase ini sapi akan tumbuh dengan maskimal

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU AGROVETERINER Vol.1,No.1,Desember-2012 POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU Nisma Adhani D.A.C 1), Tri Nurhajati 2), A.T. Soelih

Lebih terperinci

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA 1 EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 2 EFISIENSI

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Juni sampai September 2011 bertempat di Peternakan Kambing Darul Fallah - Ciampea Bogor; Laboratorium

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4. PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Rata-rata suhu lingkungan dan kelembaban kandang Laboratotium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja sekitar 26,99 0 C dan 80,46%. Suhu yang nyaman untuk domba di daerah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK TERHADAP KONSUMSI AMPAS TAHU DAN PRODUKSI SUSU NATALIA NOPIKA

PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK TERHADAP KONSUMSI AMPAS TAHU DAN PRODUKSI SUSU NATALIA NOPIKA PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK TERHADAP KONSUMSI AMPAS TAHU DAN PRODUKSI SUSU NATALIA NOPIKA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

KHARISMA ANINDYA PUTRI H TAMPILAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN HARIAN DAN KADAR UREA DARAH PADA KAMBING PERAH DARA PERANAKAN ETTAWA AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN SUPLEMENTASI UREA YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh KHARISMA ANINDYA PUTRI H

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak 8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Rataan konsumsi rumput, konsentrat

Lebih terperinci

PENGARUH PENYIRAMAN DAN PENGANGINAN TERHADAP RESPON TERMOREGULASI DAN TINGKAT KONSUMSI PAKAN SAPI FRIES HOLLAND DARA SKRIPSI

PENGARUH PENYIRAMAN DAN PENGANGINAN TERHADAP RESPON TERMOREGULASI DAN TINGKAT KONSUMSI PAKAN SAPI FRIES HOLLAND DARA SKRIPSI PENGARUH PENYIRAMAN DAN PENGANGINAN TERHADAP RESPON TERMOREGULASI DAN TINGKAT KONSUMSI PAKAN SAPI FRIES HOLLAND DARA SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Perah Bandung Utara (KPSBU)

Lebih terperinci

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA (Effect of Different Timing Periods of Roughage and Feed Supplement on Body Composition of Local

Lebih terperinci

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung Madu Plantation Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ARDI CAHYA KUSUMA ANGGORO

ARDI CAHYA KUSUMA ANGGORO SKRIPSI PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL-VITAMIN KOMPLEKS TERHADAP KONSUMSI NUTRIEN DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KAMBING GEMBRONG DALAM RANSUM BERBASIS HIJAUAN LOKAL ARDI CAHYA KUSUMA ANGGORO FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

METODE. Materi. Metode

METODE. Materi. Metode METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Desa Cibungbulang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama 62 hari dari bulan September

Lebih terperinci

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT RANSUM YANG BERBEDA (Protein Digestibility

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar 25 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar kolesterol dan lipoprotein darah sapi perah laktasi dilaksanakan pada

Lebih terperinci

EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA

EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA (The Effect of Feed Supplement on Peak Milk Yield on Dairy Cows in First Lactation) SUHARYoNo l, LAiLATuL FARIDA 2, ASIH

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien

Lebih terperinci

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga Januari 2015 di kandang peternakan Koperasi Gunung Madu Plantation,

Lebih terperinci

EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R.

EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R. EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R. HUTABARAT PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi 22 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi Madura Jantan yang Mendapat Kuantitas Pakan Berbeda dilaksanakan pada bulan Juni September 2015. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan

Lebih terperinci

b?> EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN SAP1 FRIES HOLLAND PERIODE LAKTASI KE-3 DAN KE-4 DI PT. TAURUS DAIRY FARM, CICURUG, SUKABUMI

b?> EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN SAP1 FRIES HOLLAND PERIODE LAKTASI KE-3 DAN KE-4 DI PT. TAURUS DAIRY FARM, CICURUG, SUKABUMI b?> EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN SAP1 FRIES HOLLAND PERIODE LAKTASI KE-3 DAN KE-4 DI PT. TAURUS DAIRY FARM, CICURUG, SUKABUMI SKRIPSI MAROLOB HENDRO PURBA PROGRAM STUD1 NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS

Lebih terperinci

TATALAKSANA PEMELIHARAAN SAPI PERAH PERIODE LAKTASI DI CV. CAPITA FARM DESA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR

TATALAKSANA PEMELIHARAAN SAPI PERAH PERIODE LAKTASI DI CV. CAPITA FARM DESA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR i TATALAKSANA PEMELIHARAAN SAPI PERAH PERIODE LAKTASI DI CV. CAPITA FARM DESA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Oleh : SITI MUTI AH PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI (Evaluation of feeding practice on lactating dairy cowsusing NRC 2001 standard: study case from

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum HASIL DA PEMBAHASA Konsumsi Bahan Kering Ransum 200 mg/kg bobot badan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Hasil yang tidak berbeda antar perlakuan (Tabel 2) mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak

Lebih terperinci

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Abdul Azis, Anie Insulistyowati, Pudji Rahaju dan Afriani 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. Bahan Penelitian 3.. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan bobot badan 300-900 gram per ekor sebanyak 40 ekor (34 ekor

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL THE EFFECT OF TOFU WASTE MEAL IN RATIONS ON SLAUGHTER WEIGHTS, CARCASS WEIGHTS

Lebih terperinci

TINGKAH LAKU MAKAN DAN RUMINASI KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh AGUNG RIYANTO

TINGKAH LAKU MAKAN DAN RUMINASI KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh AGUNG RIYANTO TINGKAH LAKU MAKAN DAN RUMINASI KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh AGUNG RIYANTO PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan

Lebih terperinci

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI SKRIPSI Ajeng Widayanti PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

Lebih terperinci

TOTAL VFA, KONSENTRASI NH 3 DAN PRODUKSI PROTEIN MIKROBA RUMEN PADA SAPI JAWA YANG DIPELIHARA DENGAN PROPORSI KONSENTRAT YANG BERBEDA SKRIPSI.

TOTAL VFA, KONSENTRASI NH 3 DAN PRODUKSI PROTEIN MIKROBA RUMEN PADA SAPI JAWA YANG DIPELIHARA DENGAN PROPORSI KONSENTRAT YANG BERBEDA SKRIPSI. TOTAL VFA, KONSENTRASI NH 3 DAN PRODUKSI PROTEIN MIKROBA RUMEN PADA SAPI JAWA YANG DIPELIHARA DENGAN PROPORSI KONSENTRAT YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh AGIL NUGROHO FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci