BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TANDAN KOSOG KELAPA SAWIT (TKKS) Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, divisi Tracheophyta, ordo Palmae, famili Arecaceae, genus elaeis dan spesies guineensis. Tanaman kelapa sawit mulai dipanen pada umur 2,5 4 tahun dan ratarata menghasilkan buah 2022 tandan per tahun. Pada tahuntahun pertama tanaman berbuah sekitar 36 kg, tetapi semakin tua berat bertambah yaitu kg per tandan. Jumlah buah per tandan pada tanaman yang cukup tua mencapai buah. Dari satu ton tandan buah segar (TBS) yang diolah akan dihasilkan minyak kelapa sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta minyak inti kelapa sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah dalam bentuk tandan buah kosong, serat dan cangkang biji yang jumlahnya masingmasing sekitar 23%, 13,5% dan 5,5% dari tandan buah segar [2]. Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai ton dan pada tahun 2011 mencapai ton. Setiap produksi kelapa sawit menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit 23%, cangkang 8%, serat 12% dan limbah cair 66%. Limbah tandan kosong kelapa sawit pada tahun 2010 mencapai ,6 ton dan pada tahun 2011 mencapai ,53 ton. Partikel tandan kosong kelapa sawit setelah perendaman air panas memiliki kadar selulosa 51%, kadar hemiselulosa 22%, kadar lignin 15%, kelarutan zat ekstraktif dalam air dingin sebesar 4%, kelarutan zat ekstraktif dalam air panas sebesar 3%, kelarutan zat ekstraktif dalam etanolbenzena sebesar 2%, kadar abu 2%, kadar silika 1%, kadar air 8%, dan keterbasahan 294 mm [1]. Pada umumnya tandan kosong kelapa sawit digunakan untuk pupuk organik. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang tidak tertangani dapat menyebabkan bau busuk dan tempat bersarangnya serangga lalat. Untuk mengurangi dampak negatif dengan semakin banyaknya limbah dari pabrik kelapa sawit, maka banyak penelitian yang memanfaatkan tandan kosong sawit misalkan

2 saja digunakan sebagai bahan baku perekat likuida dan papan partikel karena selain memiliki jumlah potensi yang besar juga mengandung lignoselulosa. Jumlah TKKS ini cukup besar karena hampir sama dengan jumlah produksi minyak sawit mentah [1]. Tandan kosong kelapa sawit, seperti pada kayu ataupun tanaman lainnya mengandung unsur kimiawi lemak, protein, selulosa, lignin dan hemiselulosa. Komposisi kimiawi yang demikian memungkinkan pemanfaatan limbah TKKS untuk dijadikan substrat (bahan dasar) dalam pembuatan asamasam organik, pelarut aseton, butanol, etanol, protein sel tunggal, zat antibiotika, xanthan dan bahan kimia lainnya melalui biokonversi (Tsao, 1978 dalam Heradewi, 2007). Tandan kosong kelapa sawit banyak dijumpai disekitar pabrik minyak kelapa sawit, merupakan limbah berlignoselulosa yang belum dimanfaatkan secara efektif. Menurut Darwis et al. (1988), pemanfaatan limbah padat (selain bungkil inti sawit) belum optimal. Tandan kosong kelapa sawit baru dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler atau dibuang di jalanjalan di daerah perkebunan kelapa sawit untuk mengeraskan jalan [2]. Tabel 2.1 Komposisi Kimia Tandan Kosong Kalapa Sawit [2] Komposisi Tun Tedja Pratiwi et Azemi et al., Darnol et (%) Irawandi (1991) al., al., 1995 Lemak 5,35 Protein 4,45 Selulosa 32,55 35, ,76 Lignin 28,54 15, ,23 Hemiselolusa 31,700 27, LIGNIN Lignin adalah senyawa organik polimer yang banyak dan penting dalam dunia tumbuhan selain selulosa. Struktur lignin sangat beraneka ragam tergantung dari jenis tanamannya. Lignin merupakan komponen terbesar yang terdapat dalam larutan lindi hitam. Secara umum polimer lignin disusun oleh unitunit fenil propana yaitu pkumaril alkohol, koniferil alkohol, dan sinapil alkohol (Gambar 1) yang merupakan senyawa induk (prazat) dari lignin [11].

3 Gambar 2.1 Struktur (1) pkumaril alkohol (unit phidroksifenil), (2) koniferil alkohol (unit guaiasil), (3) sinapil alkohol (unit siringil) [11] Berdasarkan komposisi unit strukturalnya, lignin diklasifikasikan kedalam beberapa tipe. Lignin pada softwood (kayu daun jarum) atau disebut lignin guaiasil atau G lignin sebagian besar disusun oleh unit guaiasil (sekitar 90%) dan pkumaril alkohol (sekitar 10%). Lignin pada hardwood (kayu daun lebar) atau disebut lignin guaiasil siringil atau GS lignin disusun oleh unit guaiasil dan siringil dengan perbandingan tertentu, tergantung dari jenis kayu, umur kayu, tempat tumbuh dan iklim. Salah satu pemanfaatan lignin ialah dapat dimodifikasi menjadi lignosulfonat. Lignosulfonat dapat berupa natrium lignosulfonat, amonium lignosulfonat, kalsium lignosulfonat, dan zink lignosulfonat. Penggunaan lignosulfonat sangat beragam, diantaranya sebagai bahan pendispersi pada berbagai sistem dispersi partikel (misalnya pasta gipsum dan pasta semen), sebagai bahan emusifier dan pendispersi pada proses recovery dalam industri pengeboran minyak, sebagai bahan perekat dalam industri keramik, sebagai bahan pendispersi zart warna dalam industri tekstil [11]. 2.3 ISOLASI LIGNIN Isolasi lignin dapat dilakukan dari kayu bebas ekstraktif sebagai sisa yang tidak larut setelah penghilangan polisakarida dengan hidrolisis. Secara alternatif, lignin dapat dihidrolisis dan diekstraksi dari kayu atau diubah menjadi turunan yang larut [2]. Dalam mengisolasi lignin ada beberapa metode yang digunakan antara lain metode Klason, metode Bjorkman (metode lignin kayu yang digiling), metode

4 lignin enzim selulolitik (Cellulolythic Enzyme Lignin/CEL), dan metode isolasi lignin teknis [12]. 1. Metode Klason Lignin Klason diperoleh dengan menghilangkan polisakarida dari kayu yang diekstraksi dengan hidrolisis menggunakan asam sulfat. 2. Metode Bjorkman Metode isolasi ini dilakukan dengan cara menggiling bubuk kayu dalam penggilingan bola, bubuk kayu dapat digiling dalam keadaan kering atau dengan menggunakan pelarut seperti toluena. 3. Metode CEL Isolasi lignin digunakan dengan menggunakan enzim. Polisakarida dapat dihilangkan dengan enzimenzim dari bubuk kayu yang digiling hingga halus. 4. Metode isolasi lignin Teknis Ini ada metode yang banyak digunakan untuk mengisolasi lignin dari larutan sisa pemasak pulp. Ada berbagai teknik untuk mengisolasi lignin yang telah dipelajari sejak lama. Pada prinsipnya semua diawali dengan proses pengendapan padatan. Kim et al. (1987) dan Lachenal (2004) mengembangkan teknik isolasi lignin untuk mendapatkan kemurnian yang tinggi [12]. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengisolasi lignin dari berbagai bahan yang mengandung lignin. Isolasi lignin dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) juga telah banyak dilakukan untuk mengetahui cara terbaik yang menghasilkan lignin isolat. Beberapa penelitian yang dilakukan antara lain : 1. Harmaja Simatupang dkk, (2012) melakukan penelitian yang berjudul Studi Isolasi Dan Rendemen Lignin dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Hasil dari penelitian ini rendemen lignin tertinggi yang diperoleh yaitu 16,42% yaitu pada waktu pemasakan 2 jam, konsentrasi katalis NaOH 20%, dengan pengenceran lindi hitam 1:1 [13]. 2. Masdayani Rambe dkk, (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Katalis NaOH pada Proses Isolasi Lignin Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Hasil dari penelitian ini adalah waktu pemasakan dan

5 konsentrasi katalis NaOH berpengaruh terhadap proses isolasi lignin, sedangkan pengenceran lindi hitam pengaruhnya sangat kecil sekali [14]. 3. Herawati (2007) juga melakukan penelitian tentang isolasi lignin yang berjudul Isolasi Lignin dari Lindi Hitam Proses Pemasakan Organosolv Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Hasil dari penelitian ini adalah penambahan katalis basa (NaOH) pada larutan pemasak delignifikasi organosolv memberikan pengaruh nyata terhadap rendemen, tingkat kemurnian, keasaman (ph), berat ekuivalen dan kadar metoksil isolat lignin. Juga pengaruh nyata dari konsentrasi asam sulfat pada rendemen, tingkat kemurnian, keasaman (ph), dan berat ekuivalen isolat lignin [2]. 2.4 NATRIUM LIGNOSULFONAT Lignosulfonat merupakan surfaktan alami yang banyak digunakan di industri. Penggunaan lignosulfonat ini beragam, yaitu sebagai penstabil dalam industri pengeboran minyak bumi, pelarut dalam industri tekstil, emuslsifier dalam pembuatan pelumas bahan perekat dan bahan pendispersi untuk papan gipsum, bahan aditif lintuk media kultur, sebagai water reducing admixture dan juga sebagai retarder. Lignosulfonat merupakan surfaktan yang bersifat larut air sehingga banyak digunakan juga sebagai bahan admirture. yaitu untuk membantu proses pengadukan dalam cement mill dan membuat konstruksi bangunan menjadi lebih kokoh karena lignosulfonat juga merupakan binding agent yang baik. Surfaktan adalah senyawa organik yang memiliki setidaknya satu gugus hidrofilik dan satu gugus hidrofobik dengan bagian hidrofolik merupakan bagian yang sangat polar, sedangkan bagian hidrofobik merupakan bagian nonpolar. Surfaktan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik dan surfaktan amfoterik. Surfaktan mampu meningkatkan kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan dan antarmuka suatu cairan, meningkatkan kemampuan pembentukkan emulsi minyak dalam air dan mengubah agregasi partikel terdispersi, yaitu menghambat dan mereduksi flokulasi sehingga kestabilan partikel yang terdispersi meningkat.

6 Natrium Lignosulfonat termasuk dalam surfaktan anionik karena memiliki gugus sulfonat dan garamnya (NaSO3) yang merupakan anion (kepala) dan gugus hidrokarbon merupakan ekor. Struktur inilah yang menyebabkan meningkatnya sifat hidrofilitas Natrium Lignosulfonat (NaLS) menjadi mudah larut dalam air sehingga penggunaan NaLS menjadi luas. Peningkatan kebutuhan industri terhadap surfaktan dan pertimbangan faktor keamanan lingkungan dan kesehatan menyebabkan surfaktan berbasis produk nabati menjadi fokus dalam mengganti surfaktan berbasis minyak bumi [15]. Produksi lignosulfonat di seluruh dunia diperkirakan 8,9 x 10 5 ton/tahun dan sekitar 50% digunakan sebagai bahan admirture. 8esarnya penggunaan lignosulfonat sebagai admixture untuk beton dan semen, yaitu sekitar 4,45 x los ton/tahun dikarenakan keunggulan yang dimiliki lignosulfonat dibandingkan surfaktan lain. Keunggulan tersebut, yaitu lignosulfonat secara esensial tidak bersifat toksik dan berasal dari bahan alami sehingga dapat diperbaharui, dibandingkan surfaktan sintetik dan surfaktan yang berbasis petrokimia. Jenis polimer sintetik dan surfaktan yang berbasis petrokimia yang dapat digantikan dengan lignosulfonat adalah naftalena formaldehida sulfonat (Sulphonated Naphtalene FormaldehydelSNF) dan melamin formaldehida sulfonat (Sulphonated Melamine Formaldehyde / SMF) [16]. Natrium lignosulfonat (NaLS) dapat disintesis dari lignin dengan reaksi sulfonasi. Reaksi sulfonasi merupakan reaksi yang melibatkan pemasukan gugus sulfonat ke dalam lignin. Proses sulfonasi pada lignin bertujuan untuk mengubah sifat hidrofilitas dari lignin yang tidak larut dalam air dengan memasukkan gugus sulfonat yang lebih polar dari gugus hidroksil, sehingga akan meningkatkan sifat hidrofilitasnya dan menjadikan lignosulfonat. NaLS (Gambar 2.2) termasuk surfaktan anionik, karena memiliki gugus sulfonat dan garamnya ( NaSO3) yang merupakan anion (kepala) dan gugus hidrokarbon merupakan ekor. Struktur NaLS inilah yang menyebabkan meningkatnya sifat hidrofilitas natrium lignosulfonat (NaLS) sehingga mudah larut dalam air, dengan demikian penggunaan NLS menjadi luas [11].

7 Gambar 2.2 Reaksi Pembentukan Natrium Lignosulfonat [17] Penelitian mengenai pembuatan natrium lignosulfonat (NaLS) telah bnyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan caracara terbaik dalam menghasilkan natrium lignon sulfonat. Berikut ini beberapa penelitian tentang natrium lignosulfonat yaitu : 1. Ismiyati dkk, (2010) yang melakukan penelitian dengan judul Pembuatan Natrium Lignosulfonat Berbahan Dasar Lignin Isolat Tandan Kosong Kelapa Sawit : Identifikasi, Dan Uji Kinerjanya Sebagai Bahan Pendispersi. Penelitian ini mengasilkan NaLS dari isolat lignin TKKS sesuai sebagai agen pendispersi dan NaLS ini memenuhi karakteristik sebagai agen pendispersi [18]. 2. Ani Suryani dkk, (2010) melakukan penelitian yang berjudul Proses Optimasi Suhu dan Konsentrasi Sudium Bisulfit (NaHSO 3 ) pada Pembuatan Sodium Lignosulfonat Berbasis Tandan Kosong Kelapa Sawit. Penelitian ini mengsilkan rendemen dan kelarutan sodium bisulfit yang optimal [16]. 3. Gustini Syahbirin (2009) melakukan penelitian yang berjudul Pemanfaatan Lignin Kraft dari Lindi Hitam Pabrik Pulp untuk Pembuatan Natrium Lignosulfonat dan Sulfonat Hidroksimetil Fenol Lignin Asam Sulfat Sebagai Bahan Pendispersi. Penelitian ini menghasilkan kondisi optimum proses sulfonasi lignin adalah pada nisbah pereaksi 1 : 0,5, suhu 95,58oC dan ph awal reaksi 6,8 yang menghasilkan NLS dengan rendemen 88,93% (b/b) dan tingkat kemurnian 89,15% [9].

8 2.5 PEREKAT Perekat (adhesives) adalah suatu yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan bahan sejenis atau tidak sejenis melalui ikatan permukaan. Dilihat dari reaksi perekat terhadap panas, maka perekat dapat dibedakan atas perekat termoset dan termoplastis. Perekat termoset merupakan perekat yang dapat mengeras bila terkena panas dan reaksinya bersifat tidak dapat balik. Perkat jenis ini jika sudah mengeras, tidak dapat lagi menjadi lunak. Contoh perekat yang termasuk jenis ini adalah fenol formaldehida, urea formaldehida, melamin formaldehida, isosianat dan resorsinol formaldehida. Perekat termoplastis adalah perekat yang dapat melunak jika terkana panas dan menjadi mengeras jika suhunya telah turun. Contoh perekat yang termasuk jenis ini adalah polyvinil adhesive, ceellulose adhesive [19]. Sumber perekat yang dapat diperbaharui terdiri atas senyawasenyawa polimer alami yang berasal dari tumbuhturnbuhan, yang diadaptasi untuk kegunaan yang sarna sebagai kelornpok perekat sintetis rnumi. Ada dua kelornpok utama sumber perekat tersebut, yaitu: Lignin dan Tanin. Pernanfaatan kedua kelornpok polirner alami ini ditujukan sebagai pengganti resinresin sintetis fenolik, dengan pertirnbangan bahwa performance bahan tersebut arnat rnenyerupai perekat sintetis fenolik rneskipun dalam beberapa hal reaksinya mungkin sangat berbeda. Selain itu, dikaitkan dengan upaya mengurangi kebergantungan pada perekat sintetis sebagai hasil olahan asal minyak bumi yang merupakan sumber daya tidak terbarukan, mengurangi pencemaran lingkungan, dan usaha untuk menekan biaya perekat [20]. Tabel 2.2 Persyaratan mutu fenol formaldehida cair untuk perekat kayu lapis [4] No Pengujian Berdasarkan SNI Bentuk Cair 2. Kenampakan Merah Kehitaman dan bebas dari kotoran 3. ph (25 0 C) 10,0 13,0 4. Kekentalan (25 0 C) Berat Jenis (25 0 C) 1,1651, Sisa penguapan 7 45 % 7. Massa glatinasi (100 0 C) >30 Menit

9 2.6 PEREKAT LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHIDA Menurut Ruhendri dalam Tito Sucipto, 2009, lignin adalan suatu produk alami yang dihasilkan oleh semua tumbuhan berkayu. Merupakan komponen kimia daan morfologi ciri dari jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Lignin lebih efektif bila digunakan secara bersamaan dengan resorsinol dalam reaksi dengan formaldehida, sehingga dalam kondisi basa terbentuk kopolimer lignin resorsinol formaldehid [4]. Kelebihan resorsinol formaldehida adalah baunya kurang bila dibandingkan dengan fenol formaldehid, lebih cepat mengeras pada temperatur yang rendah, lebih aktif dari pada fenol formaldehida, tahan terhadap pengaruh cuaca, kelembaban yang tinggi. Resorsinol formaldehida ini biasanya digunakan untuk perekat eksterior untuk perkapalan struktural dan untuk marine construction [8]. Reaksireaksi yang terjadi pada pembuatan perekat [21] yaitu : Gambar 2.3 Reaksi Lignin + Formaldehid (HCOH) Orthohydroxymethyllignin [21] Gambar 2.4 Ikatan ResorsinolFormaldehid [21]

10 2.7 ANALISIS EKONOMI Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah dari pabrik kelapa yang memiliki nilai ekomomis yang rendah, jika tidak dimanfaatkan sebaikbaiknya. Pemanfaatan TKKS yang tidak efisien membuat limbah ini sebagai salah satu masalah penting dalam pabrik kelapa sawit karena jumlahnya yang terus meningkat setiap produksinya. Pemanfaat yang banyak dilakukan pada TKKS hanya sebagai pupuk organik, namun ini hanya memiliki nilai ekomonis yang rendah. TKKS memiliki kandungan lignin yang cukup tinggi. Dalam pengembangannya lignin TKKS ini mulai banyak dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai salah satu bahan pembuat perekat alami. Pemakaian perekat sintetik yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Ini mulai menjadi perhatian penting bagi pencemaran lingkungan. Bahan baku pembuatan perekat sintetik yang tidak dapat diperbaharui juga menjadi pertimbangan yang sangat penting. Sehingga mulai dikembangkan perekat alami yang tidak mencemari lingkungan dan bahan pembuatannya dapat diperbaharui secara terus menerus. Salah satu perekat alami yang terus dikembangkan adalah perekat lignin resorsinol formaldehid dari tandan kosong kelapa sawit. Perekat ini ramah lingkungan dan bahannya dapat diperbaharui. Pembuatan perekat ini juga meningkatkan nilai ekonomis dari tandan kosong kelapa sawit. Pembuatan perekat lignin resorsinol formaldehid dari tandan kosong kelapa sawit dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pembuatan serbuk tandan kosong kelapa sawit bebas ekstraktif 2. Isolasi lignin 3. Pembuatan natrium lignosulfonat 4. Pemurnian natrium lignosulfonat 5. Pembuatanperekat lignin resorsinol formaldehid. Dalam pembuatan perekat LRF digunakan bahanbahan lainnya. Berikut ini merupakan tabel rincian biaya dari bahanbahan yang digunakan dalam pembuatan perekat LRF

11 Tabel 2.7 Rincian Biaya Pembuatan Perekat Lignin Resorsinol Formaldehid dari Natrium Lignosulfonat Tandan Kosong Kelapa Sawit Bahan dan Peralatan Jumlah Harga (Rp) Biaya Total (Rp) Tandan Kosong Kelapa Sawit (TTKS) 30 kg 3.000,/kg 90.00, Natrium Bisulfit (NaHSO 3 ) 200 ml ,/100ml , Natrium Hidroksida (NaOH) 500 gram ,/kg , Metanol (CH 3 OH) teknis 5 L ,/L , Etanol (C 2 H 5 OH) 15 L ,/L , Resorsinol (C 6 H 6 O 2 ) 150 gram 3.000,/gram , Formaldehida 37 % (CH 2 O) 100 ml ,/100 ml , Heksana (C 6 H 12 ) 5 L ,/L , Aquades (H 2 O) 40 L 2.000,/L , Kertas Saring Whatman lembar 5.000,/ lembar , Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) 100 ml /ml , Analisa FTIR Lignin dan , 2 sampel Perekat /sampel , Pajak Analisa FTIR sampel 10% , Total , Dari rincian biaya yang telah dilakukan diatas maka total biaya yang diperlukan untuk pembuatan perekat lignin resorsinol formaldehid dari natrium lignosulfonat tandan kosong kelapa sawit sebesar Rp ,. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya yang sangat besar dalam pembuatan perekat LRF ini. Ini dikarenakan harga resorsinol yang mahal dan juga biaya analisa yang mahal.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lindi hitam (black liquor) merupakan larutan sisa pemasak yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lindi hitam (black liquor) merupakan larutan sisa pemasak yang PENDAHULUAN Latar Belakang Lindi hitam (black liquor) merupakan larutan sisa pemasak yang berasal dari pabrik pulp dengan proses kimia. Larutan ini sebagian besar mengandung lignin, dan sisanya terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

PEMBUATAN PEREKAT LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHID DARI NATRIUM LIGNOSULFONAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PEMBUATAN PEREKAT LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHID DARI NATRIUM LIGNOSULFONAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PEMBUATAN PEREKAT LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHID DARI NATRIUM LIGNOSULFONAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Siti Maysarah*, Netti Herlina Departemen Teknik Kimia, FakultasTeknik,Universitas Sumatera Utara, Jl.

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) termasuk produk yang banyak diminati oleh investor karena nilai ekonominya cukup tinggi. Para investor menanam modalnya untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang menghasilkan produk berupa minyak mentah kelapa sawit (CPO). Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang menghasilkan produk berupa minyak mentah kelapa sawit (CPO). Tanaman 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tandan Kosong Sawit (TKS) Perkebunan yang tersebar di Indonesia salah satunya yaitu tanaman kelapa sawit yang menghasilkan produk berupa minyak mentah kelapa sawit (CPO). Tanaman

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL PEMBUATAN SURFAKTAN DARI LIMBAH KULIT KACANG TANAH SKRIPSI. Disusun Oleh: Riska Irmawati PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

KAJIAN AWAL PEMBUATAN SURFAKTAN DARI LIMBAH KULIT KACANG TANAH SKRIPSI. Disusun Oleh: Riska Irmawati PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA KAJIAN AWAL PEMBUATAN SURFAKTAN DARI LIMBAH KULIT KACANG TANAH SKRIPSI Disusun Oleh: Riska Irmawati 0931010028 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN PENGARUH NISBAH PEREAKSI, ph AWAL REAKSI DAN SUHU REAKSI TERHADAP BERAT RENDEMEN NATRIUM LIGNOSULFONAT

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN PENGARUH NISBAH PEREAKSI, ph AWAL REAKSI DAN SUHU REAKSI TERHADAP BERAT RENDEMEN NATRIUM LIGNOSULFONAT KAJIAN KARAKTERISTIK DAN PENGARUH NISBAH PEREAKSI, ph AWAL REAKSI DAN SUHU REAKSI TERHADAP BERAT RENDEMEN NATRIUM LIGNOSULFONAT Michael Lim, Eric Wirtanto, Zuhrina Masyithah Departemen Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Furfural merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai pelarut dalam memisahkan senyawa jenuh dan tidak jenuh pada industri minyak bumi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SERAT KELAPA (COCONUT FIBER) Serat kelapa yang diperoleh dari bagian terluar buah kelapa dari pohon kelapa (cocus nucifera) termasuk kedalam anggota keluarga Arecaceae (family

Lebih terperinci

KAJIAN KEMURNIAN DAN PENGARUH NISBAH PEREAKSI, ph AWAL REAKSI DAN SUHU REAKSI TERHADAP NILAI CMC & HLB NATRIUM LIGNOSULFONAT

KAJIAN KEMURNIAN DAN PENGARUH NISBAH PEREAKSI, ph AWAL REAKSI DAN SUHU REAKSI TERHADAP NILAI CMC & HLB NATRIUM LIGNOSULFONAT KAJIAN KEMURNIAN DAN PENGARUH NISBAH PEREAKSI, ph AWAL REAKSI DAN SUHU REAKSI TERHADAP NILAI CMC & HLB NATRIUM LIGNOSULFONAT Eric Wirtanto, Michael Lim, Zuhrina Masyithah Departemen Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit dan Tandan Kosong Sawit Kelapa sawit (Elaeis quineensis, Jacq) dari family Araceae merupakan salah satu tanaman perkebunan sebagai sumber minyak nabati, dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku baru yang potensial. Salah satu bahan yang potensial untuk pembuatan surfaktan adalah

BAB I PENDAHULUAN. baku baru yang potensial. Salah satu bahan yang potensial untuk pembuatan surfaktan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembuatan surfaktan tidak hanya dalam pencarian jenis surfaktan yang baru untuk suatu aplikasi tertentu di suatu industri, tetapi juga melakukan pencarian

Lebih terperinci

PEMBUATAN PEREKAT LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHID DARI NATRIUM LIGNOSULFONAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI

PEMBUATAN PEREKAT LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHID DARI NATRIUM LIGNOSULFONAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI PEMBUATAN PEREKAT LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHID DARI NATRIUM LIGNOSULFONAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI Oleh SITI MAYSARAH 090405053 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

STUDI ISOLASI DAN RENDEMEN LIGNIN DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

STUDI ISOLASI DAN RENDEMEN LIGNIN DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) Abstrak STUDI ISOLASI DAN RENDEMEN LIGNIN DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) Harmaja Simatupang, Andi Nata, Netti Herlina Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jln. Almamater

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas seni merupakan salah satu produk yang semakin diminati baik di dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri, umumnya merupakan hasil produk buatan tangan dengan

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI SULFONASI LIGNIN DAN PENCIRIAN NATRIUM LIGNOSULFONAT SEBAGAI SURFAKTAN RAHMAWAN DICKY WIDYANTORO

KINETIKA REAKSI SULFONASI LIGNIN DAN PENCIRIAN NATRIUM LIGNOSULFONAT SEBAGAI SURFAKTAN RAHMAWAN DICKY WIDYANTORO KINETIKA REAKSI SULFONASI LIGNIN DAN PENCIRIAN NATRIUM LIGNOSULFONAT SEBAGAI SURFAKTAN RAHMAWAN DICKY WIDYANTORO DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku. PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan akan kayu semakin meningkat dengan semakin berkembangnya pembangunan di Indonesia. Fakta menunjukkan, besarnya laju kerusakan hutan di Indonesia menyebabkan industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi Indonesia sebagai produsen surfaktan dari minyak inti sawit sangat besar.

I. PENDAHULUAN. Potensi Indonesia sebagai produsen surfaktan dari minyak inti sawit sangat besar. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Potensi Indonesia sebagai produsen surfaktan dari minyak inti sawit sangat besar. Hal ini dikarenakan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Biomassa meliputi semua bahan yang bersifat organik ( semua makhluk yang hidup atau mengalami pertumbuhan dan juga residunya ) (Elbassan dan Megard, 2004). Biomassa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit Komoditas kelapa sawit memiliki berbagai macam kegunaan baik untuk industri pangan maupun non pangan/oleochemical serta produk samping/limbah. Limbah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lignin merupakan polimer alam yang terdapat dalam tumbuhan. Struktur lignin sangat beraneka ragam tergantung dari jenis tanamannya. Namun, secara umum lignin merupakan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS Padil, Silvia Asri, dan Yelmida Aziz Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Riau, 28293 Email : fadilpps@yahoo.com

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

A. Sifat Fisik Kimia Produk

A. Sifat Fisik Kimia Produk Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut cukup besar. Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN KECEPATAN PENGADUKAN PADA PROSES PEMBUATAN SURFAKTAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH SUHU DAN KECEPATAN PENGADUKAN PADA PROSES PEMBUATAN SURFAKTAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI TEMPURUNG KELAPA Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 1 (2013) PENGARUH SUHU DAN KECEPATAN PENGADUKAN PADA PROSES PEMBUATAN SURFAKTAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI TEMPURUNG KELAPA Jhon Peri Rinaldo Sirait, Nico Sihombing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat cadangan sumber minyak bumi nasional semakin menipis, sementara konsumsi energi untuk bahan bakar semakin meningkat. Maka kami melakukan penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan 11 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) dari famili Arecaceae merupakan salah satu sumber minyak nabati, dan merupakan primadona bagi komoditi perkebunan. Potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS BAMBU DAN KONSENTRASI NATRIUM BISULFIT TERHADAP RENDEMEN NATRIUM LIGNOSULFONAT

PENGARUH JENIS BAMBU DAN KONSENTRASI NATRIUM BISULFIT TERHADAP RENDEMEN NATRIUM LIGNOSULFONAT PENGARUH JENIS BAMBU DAN KONSENTRASI NATRIUM BISULFIT TERHADAP RENDEMEN NATRIUM LIGNOSULFONAT EFFECT OF TYPE OF BAMBOO AND CONCENTRATION SODIUM BISULFITE ON YIELD SODIUM LIGNOSULFONATE Eva Andriani * dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi permintaan. Artinya, kebijakan energi tidak lagi mengandalkan pada ketersediaan pasokan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIGNIN DARI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO MENJADI PEREKAT

PEMANFAATAN LIGNIN DARI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO MENJADI PEREKAT PEMANFAATAN LIGNIN DARI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO MENJADI PEREKAT Susilowati, Siswanto Munandar, Luluk Edahwati Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri kelapa sawit yang cukup potensial sebagai penghasil devisa negara menyebabkan luas areal dan produksi kelapa sawit di Indonesia semakin meningkat. Sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui proses sulfonasi dengan menggunakan bahan baku dari minyak nabati seperti kelapa

Lebih terperinci

Study on Lignin Isolation from Oil Palm Empty Fruit Bunches

Study on Lignin Isolation from Oil Palm Empty Fruit Bunches Nurcahyo Iman Prakoso a, Suryo Purwono b, Rocmadi b a Progran Studi Kimia, Universitas Islam Indonesia b Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada Email: nurcahyo.ip@uii.ac.id ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Sebagai Bahan Baku Pembuatan Sodium Lignosulfonat Untuk Meningkatkan Kekuatan Beton Mortar: Suatu Studi Pendahuluan

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Sebagai Bahan Baku Pembuatan Sodium Lignosulfonat Untuk Meningkatkan Kekuatan Beton Mortar: Suatu Studi Pendahuluan Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Sebagai Bahan Baku Pembuatan Sodium Lignosulfonat Untuk Meningkatkan Kekuatan Beton Mortar: Suatu Studi Pendahuluan Amun Amri, Syarfi Daud dan Izlansyah Jurusan Teknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763 16 TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa sawit Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Sub famili Genus Spesies : Plantae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun 2010 pemakaian BBM sebanyak 388.241 ribu barel perhari dan meningkat menjadi 394.052 ribu

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISASI AWAL BAHAN Karakterisistik bahan baku daun gambir kering yang dilakukan meliputi pengujian terhadap proksimat bahan dan kadar katekin dalam daun gambir kering.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kartika Mayasai, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kartika Mayasai, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dunia. Banyak negara saling bersaing untuk mendapatkan atau mempertahankan sumber-sumber energi tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia saat ini. Minyak sangat dibutuhkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kebutuhan

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMODELAN KINETIKA REAKSI PROSES SULFONASI LIGNIN MENJADI NATRIUM LIGNOSULFONAT

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMODELAN KINETIKA REAKSI PROSES SULFONASI LIGNIN MENJADI NATRIUM LIGNOSULFONAT Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT 213 ISSN 2339-28X PEMODELN KINETIK REKSI PROSES SULFONSI LIGNIN MENJDI NTRIUM LIGNOSULFONT Ismiyati Jurusan Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Jakarta e-mail:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Surfaktan Surfaktan (surface active agent) adalah senyawa amphiphilic, yang merupakan molekul heterogendan berantai panjangyang memiliki bagian kepala yang suka air (hidrofilik)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Inti Sawit (PKO) Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit semula

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 46 HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Non Struktural Sifat Kimia Bahan Baku Kelarutan dalam air dingin dinyatakan dalam banyaknya komponen yang larut di dalamnya, yang meliputi garam anorganik, gula, gum, pektin,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SURFAKTAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN SULFONASI LANGSUNG

PEMBUATAN SURFAKTAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN SULFONASI LANGSUNG PEMBUATAN SURFAKTAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN SULFONASI LANGSUNG Putri Fiona Rachim *, Eva Linda Mirta, M. Yusuf Thoha Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PROSES OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFIT (NAHSO 3 ) PADA PEMBUATAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

PROSES OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFIT (NAHSO 3 ) PADA PEMBUATAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) Proses Optimasi Suhu dan Konsentrasi Sodium Bisulfit... PROSES OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFIT (NAHSO 3 ) PADA PEMBUATAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) OPTIMIZATION

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik negara maupun swasta. Masing-masing pabrik akan memiliki andil cukup besar dalam

Lebih terperinci

x 100% IP (%) = HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Lindi Hitam Kraft

x 100% IP (%) = HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Lindi Hitam Kraft 6 berisi 300 ml air dan diencerkan sampai volumenya 575 ml. Larutan kemudian dipanaskan sampai mendidih dan dibiarkan selama 4 jam dengan api kecil. Volume dijaga tetap dengan menggunakan pendingin tegak,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5

PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5 PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5 Anwika Utami Putri D. 1114051006 Isnaini Rahmadi 1114051028 M. Satria Gunawan 1114051032 JURUSAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SULFONAT HIDROKSIMETIL FENOL LIGNIN ASAM SULFAT SEBAGAI PEMLASTIS PADA MORTAR ERIKA PUTRI CEMPAKASARI

PEMANFAATAN SULFONAT HIDROKSIMETIL FENOL LIGNIN ASAM SULFAT SEBAGAI PEMLASTIS PADA MORTAR ERIKA PUTRI CEMPAKASARI PEMANFAATAN SULFONAT HIDROKSIMETIL FENOL LIGNIN ASAM SULFAT SEBAGAI PEMLASTIS PADA MORTAR ERIKA PUTRI CEMPAKASARI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17. Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.

Lebih terperinci

Analisis Sifat Fisika dan Kimia Lignin Tandan Kosong Kelapa Sawit asal Desa Sape, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

Analisis Sifat Fisika dan Kimia Lignin Tandan Kosong Kelapa Sawit asal Desa Sape, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 2(1), Mei 2016, 24-29 Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/vaelensi Analisis Sifat Fisika dan Kimia Lignin

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066

BAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066 BAB I PENGANTAR Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama dari industri pengolahan kelapa sawit yang belum termanfaatkan secara optimal. Dari pengolahan buah kelapa sawit, dihasilkan limbah berupa

Lebih terperinci

PENGARUH NISBAH PEREAKSI (LIGNIN EUPCALYPTUS NATRIUM BISULFIT) DAN ph AWAL REAKSI SULFONASI TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM LIGNOSULFONAT

PENGARUH NISBAH PEREAKSI (LIGNIN EUPCALYPTUS NATRIUM BISULFIT) DAN ph AWAL REAKSI SULFONASI TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM LIGNOSULFONAT Pengaruh Nisbah Pereaksi (Lignin Eucalyptus Natrium Bisulfit) dan... PENGARUH NISBAH PEREAKSI (LIGNIN EUPCALYPTUS NATRIUM BISULFIT) DAN ph AWAL REAKSI SULFONASI TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM LIGNOSULFONAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak sereh merupakan salah satu komoditas minyak atsiri Indonesia dengan total luas lahan sebesar 3492 hektar dan volume ekspor mencapai 114 ton pada tahun 2004 (Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan

Lebih terperinci

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 2 (November 2015) 36-50 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ic.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal Pembuatan Pulp dari Batang Pisang Syamsul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan

Lebih terperinci

Pembuatan Surfaktan Berbahan Dasar Jerami Padi

Pembuatan Surfaktan Berbahan Dasar Jerami Padi Pembuatan Surfaktan Berbahan Dasar Jerami Padi Volume 11, Nomor 1, Juni 2013 Sri Wahyu Murni, Sri Wahyuni Santi R, IGS Budiaman, Ika Perwitasari dan Abdul Aji Kresna Tri Anggara Program Studi Teknik Kimia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 % TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH NISBAH REAKTAN LIGNIN-NaHSO 3 DAN ph PADA PRODUK NATRIUM LIGNOSULFONAT TESAR DZIKRULLOH

PENGARUH NISBAH REAKTAN LIGNIN-NaHSO 3 DAN ph PADA PRODUK NATRIUM LIGNOSULFONAT TESAR DZIKRULLOH PENGARUH NISBAH REAKTAN LIGNIN-NaHSO 3 DAN ph PADA PRODUK NATRIUM LIGNOSULFONAT TESAR DZIKRULL DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri dan teknologi sangat menunjang kebijakan yang telah disusun pemerintah. Salah satu kebijakan

Lebih terperinci

OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFIT(NaHSO 3 ) PADA PROSES PEMBUATAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFIT(NaHSO 3 ) PADA PROSES PEMBUATAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFIT(NaHSO 3 ) PADA PROSES PEMBUATAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) Oleh KOSI ANWAR F34103080 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat melalui proses sulfonasi. Jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku

Lebih terperinci

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT Padil, Sunarno, Komalasari, Yoppy Widyandra Jurusan Teknik Kimia Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan diindonesia oleh pemerintah kolonial belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada 4 batang bibit kelapa

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia mencapai 21,22 juta kiloliter pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Menurut Hadi (2004), klasifikasi botani kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Industri pulp dan kertas merupakan industri yang cukup penting untuk keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. Kebutuhan pulp

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional. Produksi pisang Provinsi Lampung sebesar 697.140 ton pada tahun 2011 dengan luas areal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di setiap jenis tanah di Indonesia. Menurut Kementrian Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Minyak goreng adalah salah satu unsur penting dalam industri pengolahan makanan. Dari tahun ke tahun industri pengolahan makanan semakin meningkat sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 55 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian perancangan proses sulfonasi lignin isolat TKKS menjadi NLS diawali dengan adanya gagasan/ide yaitu melimpahnya TKKS sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi.

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PEMANFAATAN LIGNIN KRAFT DARI LINDI HITAM PABRIK PULP UNTUK PEMBUATAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DAN SULFONAT HIDROKSIMETIL FENOL LIGNIN ASAM SULFAT SEBAGAI BAHAN PENDISPERSI GUSTINI SYAHBIRIN SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar di Indonesia. Lampung adalah salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia. Luas areal

Lebih terperinci

Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.)

Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.) 1 Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.) Kartika Tanamal Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Jalan

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PEMANFAATAN LIGNIN KRAFT DARI LINDI HITAM PABRIK PULP UNTUK PEMBUATAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DAN SULFONAT HIDROKSIMETIL FENOL LIGNIN ASAM SULFAT SEBAGAI BAHAN PENDISPERSI GUSTINI SYAHBIRIN SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang begitu pesat telah menyebabkan penambahan banyaknya kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Salah satu bahan baku dan bahan penunjang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI LIMBAH MINYAK Sebelum ditambahkan demulsifier ke dalam larutan sampel bahan baku, terlebih dulu dibuat blanko dari sampel yang diujikan (oli bekas dan minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta isu pelestarian lingkungan telah meningkatkan pamor biomassa sebagai salah satu sumber

Lebih terperinci

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia ISOLASI BAHAN ALAM Bahan kimia yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut bahan alam. Banyak bahan alam yang berguna seperti untuk pewarna, pemanis, pengawet, bahan obat dan pewangi. Kegunaan dari bahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan bahan baru yang berasal dari sumber berbasis alam telah menjadi sebuah kebutuhan. Salah satu sumber bahan alam yang cukup potensial adalah tanin. Tanin merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. LIGNOSELULOSA Lignoselulosa merupakan bahan penyusun dinding sel tanaman yang komponen utamanya terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Demirbas, 2005). Selulosa adalah

Lebih terperinci