BAB III METODE PENELITIAN. valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu"

Transkripsi

1 142 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian. Metode Penelitian bisnis adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (Sugiyono,2009:5). Berdasarkan jenisnya, maka terdapat 3 (tiga) metode penelitian yang digunakan oleh penulis, yakni: i. Penelitian primer berupa studi kasus. Jonathan Sarwono (2006,16), menyatakan bahwa penelitian primer menggunakan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya disebut responden. Selanjutnya Ia menambahkan bahwa data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara. Studi kasus termasuk dalam kategori ini yang menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya, biasanya bersifat longitudinal (bujur), yakni dilakukan oleh seorang peneliti pada satu obyek (perusahaan) tidak bersamaan pada obyek (perusahaan) yang berbeda secara serentak (cross-sectional/silang). Studi kasus pada penelitian ini, yakni studi kasus mengenai perencanaan jaringan kerja (network planning) pada PT. CAMBOTA LDA.. 142

2 143 ii. Penelitian deskriptif, eksperimen dan pengembangan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang obyeknya (variabelvariabelnya) adalah masa lalu dan saat ini. Sedangkan variabel eksperimen obyeknya (variabel-variabelnya) belum ada, tetapi sengaja diciptakan oleh peneliti dengan memberikan perlakuan (treatment), yang bertujuan untuk mencari hubungan kausal antar variabel yang diteliti (Jonathan Sarwono,2006:19). Suhartini Arikuntoro (1992) dalam Jonathan Sarwono (2006,16), menyatakan bahwa penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan model atau hal-hal yang inovatif, biasanya pada perusahaan dalam rangka pengembangan (produk baru, layanan baru, dll). Metode penelitian deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah perencanaan jaringan kerja (network planning), untuk menemukan tingkat waktu penyelesaian proyek paling efisien, pada proyek rehabilitasi Business Development Center (Distrik Baucau), sebagai obyek yang diteliti. Metode penelitian eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kausalitas atau pengaruh perencanaan jaringan kerja (network planning) dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) pada proyek rehabilitasi Business Development Center (Distrik Baucau), sebagai obyek yang diteliti. Metode penelitian pengembangan yang digunakan di sini bertujuan untuk mengembangkan model baru tentang perencanaan jaringan kerja (network planning), yakni dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) pendekatan Activity on Arrow (AOA) untuk efisiensi waktu penyelesaian

3 144 proyek secara optimal pada proyek rehabilitasi Business Development Center (Distrik Baucau), sebagai obyek yang diteliti. iii. Penelitian komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan 1 (satu) atau lebih variabel pada 2 (dua) sampel yang berbeda (Sugiyono, 2009:54). Dalam penelitian ini yang menjadi pertanyaan komparatif adalah Adakah perbedaan tingkat efisiensi waktu pada perencanaan jaringan kerja (network planning) dengan metode Gantt Chart yang diterapkan oleh PT. CAMBOTA LDA, terhadap perencanaan jaringan kerja (network planning) dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) pendekatan Activity on Arrow (AOA) yang diajukan oleh penulis?. 3.2 Definisi Variabel dan Variabel Studi. Dalam melakukan penelitian, penulis akan mendefinisikan terlebih dahulu tentang variabel dan variabel apa saja yang terdapat pada obyek penelitian ini Definisi Variabel. Brown (1998), dalam Jonathan Sarwono (2006,53), menyatakan bahwa variabel didefinisikan sebagai something that may vary or differ, sedangkan menurut Davis (1998), dalam Jonathan Sarwono (2006,53), menyatakan bahwa variable is simple symbol or a concept than can assume anyone of a set values. Hal ini berarti variabel merupakan sesuatu yang berbeda atau bervariasi,

4 145 penekanan kata sesuatu diperjelas dengan definisi yang kedua, yakni suatu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Definisi abstrak tersebut akan lebih jelas pada penelitian ini, yakni hubungan antara perencanaan jaringan kerja (network planning) dengan efisiensi waktu penyelesaian proyek. Sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis menyatakan bahwa variabel yang terdapat pada perencanaan jaringan adalah aktivitas-aktivitas yang ada pada proyek, di mana variabel-variabel tersebut dijadikan simbol (nomor aktivitas) dan memiliki nilai (waktu/umur aktivitas) yang variatif. Dengan adanya kombinasi akibat hubungan antar variabel menghadirkan masalah atau hambatan. Misalkan pada durasi waktu tertentu harus melakukan lebih dari satu aktivitas, maka diperlukan kombinasi dari alokasi sumber daya. Sehingga kendala tersebut juga merupakan variabel pengganggu yang disebut sebagai fungsi pembatas. Karena adanya kedua variabel tersebut menghadirkan adanya hubungan antara keduanya dalam jaringan (network) proyek, sehingga memiliki pengaruh terhadap variabel tujuan, yakni umur proyek secara keseluruhan. Fungsi tujuan (dilambangkan dengan Z) merupakan lambang variabel tujuan. Pada penelitian ini penulis menyatakan bahwa tujuan akhir perencanaan jaringan kerja (network planning) optimalisasi efisiensi dalam bentuk pencapaian waktu (time) penyelesaian proyek dengan asumsi biaya dan alokasi tenaga kerja tetap.

5 Variabel Studi. Jonathan Sarwono (2006,67), menyatakan bahwa operasional variabel dimaksudkan agar dapat mengidentifikasi variabel-variabel yang diteliti serta diketahui pola hubungan antar variabel, kemudian pengukurannya dapat dilakukan baik oleh peneliti, maupun oleh pihak lain Aktivitas Proyek. Aktivitas merupakan kegiatan atau kumpulan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses proyek. banyaknya aktivitas memungkinkan banyaknya kombinasi atau pilihan hubungan yang akan menyusun alur proses proyek. dalam setiap aktivitas memiliki durasi yang titentukan berdasarkan estimasi. Pada penelitian ini simbol yang digunakan untuk aktivitas adalah X1, X2, X3,..., Xn, di mana nilainya dinyatakan dalam satuan waktu jam kerja (konversi dari satuan harian pada data evaluasi PT. CAMBOTA LDA.) Variabel Waktu Efektif Aktivitas. Waktu aktivitas merupakan durasi yang dibutuhkan untuk menyelsaikan suatu aktivitas. penentuan waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah sesuai dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan pendekatan Activity on Arrow (AOA), yakni durasi waktu efektif (te) untuk setiap aktivitas yang terdapat pada jaringan kerja (network planning), yang menunjukkan nilai umur aktivitas.

6 147 Pengukurannya adalah dengan metode rata-rata pembobotan (te) dari 3 (tiga) estimasi durasi, yakni (tp, tm dan to). Untuk mengestimasikan nilai tp, tm dan to akan dibahas lebih lanjut bada bagian lain pada bab ini Kombinasi Antar Aktivitas yang Membentuk Fungsi Kendala. Kombinasi yang menghasilkan fungsi kendala/fungsi batasan terjadi, akibat adanya hubungan antara 2 (dua) aktivitas pada periode tertentu. Pengukurannya dihasilkan melalui pola hubungan antar aktivitas yang ada pada proyek tertentu dalam periode tertentu pula. Pada penelitian ini simbol yang digunakan untuk fungsi kendala adalah (a),(b),(c),...(n), di mana pada visualisasi jaringan terdapat pada node yang dikenal sebagai kegiatan atau event Variabel Slack Waktu Antar Aktivitas. Slack merupakan waktu tenggang yang diakibatkan aktivitas pada jadwal yang ada memiliki durasi bebas (waktu aman), di mana terdapat beberapa satuan waktu (pada penelitian ini dinyatakan dalam satuan jam kerja) antara aktivitas yang mendahuluinya (precedence), dengan aktivitas yang mengikutinya (selanjutnya). Kehadiran slack pada jaringan kerja merupakan keadaan, di mana pada node menunjukkan adanya kesempatan untuk memperpendek umur proyek dengan melakukan optimalisasi sumber daya, terhadap aktivitas kritis yang terdapat pada time line yang sama. Semakin banyak slack berarti banyak kemungkinan untuk menambah peluang untuk memperpendek umur proyek,

7 148 sebaliknya jika terlalu sedikit slack akan memperbesar risiko perpanjangan umur proyek Umur Proyek sebagai Variabel Tujuan Efisiensi Waktu Penyelesaian Proyek. Pada metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan pendekatan Activity on Arrow (AOA), umur proyek menjadi variabel tujuan untuk dilakukan penjadwalan terhadapnya demi mencapai optimalisasi efisiensi waktu penyelesaian proyek pada penelitian ini. Umur proyek dihasilkan melalui hubungan antar variabel-variabel kritis (Critical Path) pada network planning, yang menggunakan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan pendekatan Activity on Arrow (AOA, sebagai model yang diajukan dalam pengembangan network yang diajukan penulis. Pencapaian efisiensi waktu penyelesaian proyek adalah menhitung ketersediaan slack yang terdapat pada jaringan, sehingga menyajikan dan mengidentifikasi besarnya waktu slack optimal untuk dapat dikembangkan kemudian percepatan (perpendekan) umur proyek. Slack merupakan selisih antara forward pass dan backward pass sehingga optimalisasi slack dapat dilakukan dengan melakukan proses crashing (pada penelitian ini tidak dilakukan, karena tidak adanya data biaya yang dipeoleh penulis). Pada jaringan kerja (network planning), umur proyek terlihat dari hasil perhitungan node akhir yang terdapat pada jaringan, di mana nilai saat paling

8 149 cepat (SPC) aktivitas sama dengan saat paling lambat (SPL) aktivitas (SPC = SPL. Besarnya tingkat efisiensi waktu penyelesaian proyek yang dicapai dengan menggunakan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) pendekatan Activity on Arrow (AOA) adalah dengan menggunakan formulasi efisiensi. Dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) perhitungan dengan cara komputasi digital memudahkan simulasi untuk mengetahui seberapa besar probabilitas percepatan dapat dilakukan (simulasi dan probabilitas tidak dibahas pada penelitian ini, dikarenakan di luar dari pembahasan dan tujuan penelitian ini) Proses Pemodelan Perencanaan Jaringan Kerja (Network Planning) untuk Efisiensi Waktu Penyelesaian Proyek. Pada bagian ini, penulis akan melakukan perencanaan jaringan kerja (network planning), sehingga dalam prosesnya akan meneliti tentang variabelvariabel yang terdapat pada jaringan tersebut, dari tahap awal hingga tahap akhir proses proyek. Pada jaringan kerja (network) yang akan dilakukan dalam proses perencanaan tersebut akan menggunakan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan pendekatan Activity on Arrow (AOA). Sehingga dapat terlihat, bahwa terdapat bagaimana operasionalisasi variabel-variabel yang diteliti dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) pendekatan Activity on Arrow (AOA).

9 150 Alat analisis mengenai metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) pendekatan Activity on Arrow (AOA) lebih lanjut akan dibahas pada bagian lain pada bab ini, beserta konsep probabilitas berasumsi distribusi statistik normal dan beta, contoh simulasi dengan menggunakan program aplikasi komputer Quantitative System for Business version 2.0 (WinQSB v2.0) untuk referensi penulis dalam penelitian ini, khususnya proses digital dalam memecahkan masalah probabilitas untuk optimalisasi umur aktivitas dengan pembatas (constraints) yang ada. Proses pemodelan yang akan dilakukan pada penelitian ini untuk mengefisiensikan waktu penyelesaian proyek, meliputi: 1. Asumsi formulasi estimasi durasi (tp, tm, to) pada penelitian ini, 2. Mendata aktivitas-aktivitas dan hubungan antar aktivitas yang terdapat pada obyek yang diteliti, 3. Melakukan perhitungan durasi efektif kegiatan (te) untuk setiap aktivitas proyek, 4. Tabelisasi Deskripsi aktivitas, waktu aktivitas dan pola hubungan antar aktivitas, 5. Menggambar jaringan melakukan proses pendeskripsian jaringan dengan memasukkan nilai dalam proses tabelisasi yang dilakukan sebelumnya, 6. Melakukan forward pass untuk menentukan nilai SPC pada setiap aktivitas, 7. Melakukan backward pass untuk menentukan nilai SPL pada setiap aktivitas,

10 Mencari selisih antara SPC dan SPL yang dinamakan perhitungan slack, 9. Menghitung pencapaian efisiensi waktu penyelesaian proyek dengan membandingkan hasil pemodelan yang diajukan terhadap data evaluasi yang dimiliki oleh PT.CAMBOTA LDA. Perincian tersebut dapat dirangkum oleh penulis dalam gambar 3.1. Formulasi Estimasi Durasi Durasi Efektif Aktivitas (te) Identifikasi Aktivitas Tabelisasi Deskripsi Astimasi Durasi (to, tm, tp), Identifikasi Aktivitas-aktivitas dalam Proyek, Durasi Efektif Aktivitas(te) Forward Pass (Mencari SPC) Network Planning metode PERT-AOA Menggambar Network Diagram Menghitung Slack Jaringan Backward Pass (Mencari SPL) Crashing Process EFISIENSI waktu penyelesaian proyek Network Planning Optimalisasi Slack Gambar 3.1 Proses Pemodelan Untuk Efisiensi Waktu. Sumber data: Pola hubungan antar variabel dalam metode yang diajukan penulis. Selengkapnya mengenai penjelasan mengenai proses pemodelan yang disajikan pad gambar 3.1 di atas, pembahasan lebih detil akan disajikan pada bagian lain dalam bab ini.

11 Teknik Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data dari nara sumber atau responden. Pada bagian ini akan menyajikan teknik pengumpulan data untuk mengetahui cara pengolahannya dengan alat analisis data yang tersedia Jenis dan Sumber Data. Terdapat 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer dan data seunder. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, sedangkan data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media atau perantara Data Primer Sumber data primer yang digunakan pada penelitian ini meliputi: 1. Melalui metode partisipasi, yakni dengan keterlibatan langsung dengan obyek yang diteliti. 2. Observasi dengan mencatat secara sistematis, kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang terlihat dan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, guna mendukung pencapaian tujuan penelitian ini. 3. Wawancara (in-depth Interview) dengan mengumpulkan informasi dari nara sumber dan pelaku-pelaku yang berhubungan dengan proyek yang dilaksanakan. Dalam wawancara ini informasi yang diperoleh terstruktur sesuai dengan kebutuhan penelitian ini.

12 Kajian dokumen dengan mengumpulkan data-data dan mempelajari budaya serta nilai-nilai organisasi PT. CAMBOTA LDA. 5. Wawancara Elit (Elite Interview), yakni mendapatkan data secara khusus kepada pimpinan untuk memperoleh jawaban yang lebih detil dan spesifik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini. 6. Focus Group Interwiewing atau wawancara dengan kelompok-kelompok tertentu (kelompok tenaga kerja) yang menghasilkan pemahaman lebih khusus mengenai masalah-masalah yang dihadapi, sebagai cross check informasi Data Sekunder. Selain data primer, berikut disajikan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: 1. Data evaluasi waktu penyelesaian proyek (time schedule). 2. Data urutan rangkaian kegiatan proyek. 3. Data waktu dan alokasi tenaga kerja pada setiap aktivitas proyek. 4. Data historis dan Informasi serta profil perusahaan. 5. Data-data lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. 3.4 Metode Analisis Data. Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2009:2).

13 154 Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan kepada ciri-ciri ilmiah, yang meliputi: 1. Rasional, yakni kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. 2. Empiris dapat diartikan, bahwa cara-cara yang digunakan dapat diamati oleh indra manusia, yang memungkinkan orang lain dapat memahami dan mengetahui cara-cara yang digunakan. 3. Sistemastis, berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Sementara itu, Zulian Yamit (2011,319), menyatakan bahwa dalam Manajemen Proyek, analisis yang diperlukan setelah adanya jaringan kerja (network) adalah analisis kebutuhan sumber daya. Sumber daya dapat berupa biaya, tenaga kerja, bahan maupun peralatan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode analisis yang digunakan adalah analisis kebutuhan sumber daya (yakni waktu aktivitas). Pendekatan yang digunakan harus mencerminkan teknik ilmiah demi tujuan dan kegunaan tertentu, dimana cara-cara tersebut masuk akal, dapat diukur dan langkah-langkah dalam prosesnya logis. Selengkapnya mengenai metode analisis akan dibahas lebih detil pada bagian lain pada laporan penelitian ini. Dalam menganalisis data, terdapat 2 (dua) hasil analisis yang akan diperoleh dengan metode analisis yang diajukan penulis, yakni:

14 Analisis model perencanaan jaringan kerja (Network Planning) dengan menggunakan Activity on Arrow (AOA) dalam metode Program Evaluation and Review Technique (PERT), 2. Analisis gap efisiensi waktu antara perencanaan jaringan kerja (network planning) dengan metode PERT AOA terhadap umur proyek yang diharapkan Analisis Model Perencanaan Jaringan Kerja (Network Planning). Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik pemodelan, yakni menentukan jenis visualisasi proses pada perencanaan jaringan kerja (network planning) pada proyek rehabilitasi business development center (Distrik Baucau), sebagai obyek yang diteliti Pendekatan Activity on Arrow (AOA) pada Metode Program Evaluation and Review Technique (PERT). Keadaan yang dihadapi di sini adalah adanya perbedaan umur pelaksanaan proyek (TS input) dengan umur rencana proyek (TE plan) yang telah ditetapkan pada obyek penelitian, yakni proyek rehabilitasi Business Development Center (Distrik Baucau) oleh PT. CAMBOTA LDA., yang mengalami perpanjangan umur proyek atau dengan kata lain efisiensi yang diharapkan tidak tercapai dengan tingkat disefisiensi sebesar 25%. Dalam keadaan tersebut, optimalisasi waktu diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, dengan cara mempercepat durasi proyek. pada keadaan

15 156 ini, batasan penelitian adalah optimalisai efisiensi tanpa adanya pertambahan biaya, karena diasumsikan penyebab keterlambatan terdapat dalam perencanaan jaringan kerja (network planning). Salah satu cara untuk mempercepat durasi proyek adalah dengan rasio efisiensi dengan memasukkannya ke dalam metode asumsi estimasi waktu aktivitas pada setiap aktivitas proyek, sehingga penerapan metode 3 (tiga) estimasi waktu aktivitas sebagai asumsi penulis dengan menerapkan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) berdasarkan asumsi rasio efisiensi akan dapat menciptakan pencapaian baru yang memuaskan. Rizka Kusuma Wardhani (2002), dalam Eka Dannyanti (2010,43), menyatakan secara terminologi proses crashing dilakukan dengan cara mereduksi durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Proses crashing dipusatkan pada kegiatan yang berada pada lintasan kritis. Ada beberapa cara untuk mempercepat suatu kegiatan, sehingga didapat alternatif terbaik sesuai dengan kondisi kontraktor pelaksana yang meliputi: a. Perubahan pola hubungan logika ketergantungan antar kegiatan, b. Menambah sumber daya manusia, c. Melaksanakan kerja lembur, d. Menambah atau mengganti peralatan, e. Menambah ketersediaan material,

16 157 Hal tersebut tentunya akan menambah biaya. Penambahan biaya ini akan memberikan suatu besaran perbedaan biaya, akibat percepatan waktu sesuai dengan banyak waktu percepatannya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan konversi Bagan Balok menjadi diagram network metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan pendekatan Activity on Arrow (AOA), agar dapat diketahui perhitungan lebih lanjut mengenai optimalisasi dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) pendekatan Activity on Arrow (AOA) yang telah dibahas pada bagian sebelumnya pada laporan penelitian ini. Disamping itu, metode yang diajukan ini memungkinkan untuk melakukan proses crashing dengan konsekuensi pertambahan biaya, sehingga proses crashingtidak dilakukan penulis, sehubungan dengan terbatasnya data yang dipeoleh (tidak ada perincian data biaya aktivitas). Pada hasil penelitian hanya melakukan analisis umur proyek dan kemungkinan slack yang ada sebahgai hasil analisis pola hubungan yang dikembangkan pada Gantt Chart PT. CAMBOTA LDA., yang meggantikan pernyataan manajemen bahwa waktu kontingensi 20% dan terdapatnya ekstra resources yang terdapat pada sumber daya (tenaga kerja pasif). Agustini dan Rahmadi (2008), dalam Eka Dannyanti (2010,43), menambahkan bahwa prinsip penyusunan jaringan kerja pada metode PERT dan CPM adalah sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara keduanya, yaitu

17 158 terletak pada konsep biaya yang dikandung CPM yang tidak ada di dalam metode PERT. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka pada penelitian ini, penulis membatasi dengan tidak melakukan estimasi biaya tenaga kerja untuk menjadi ukuran efisiensi biaya, akan tetapi optimalisasi tenaga kerja yang hanya dilakukan pada penelitian ini, yakni dengan cara: 1. Menentukan estimasi durasi waktu optimistis (to), durasi waktu paling mungkin (tm) dan durasi waktu pesimistis (tp), sebagai pembeda dengan menggantikan single pessimistic estimation atau yang dikenal sebagai waktu kontingensi untuk berjaga-jaga terhadap risiko keterlambatan pada estimasi waktu yang dikembangkan manajemen PT. CAMBOTA LDA., yang diasumsikan sebesar 20% dari waktu normal (waktu yang diharapkan). 2. Menentukan durasi waktu efektif (te), yang merupakan rata-rata waktu aktivitas. 3. Melakukan konversi bentuk bagan balok proyek (yang saat ini digunakan oleh PT.CAMBOTA LDA) menjadi diagram network, kemudian memasukan estimasi durasi yang (te). 4. Menghitung standar deviasi setiap aktivitas sebagai asumsi penyimpangan terhadap waktu rata-rata (te). 5. Melakukan perhitungan maju (forward pass) untuk menentukan saat paling cepat dimulainya dan berakhirnya aktivitas (SPC).

18 Melakukan perhitungan mundur (backward pass) untuk menentukan saat paling lambat dimulainya dan berakhirnya aktivitas (SPL). 7. Mencari selisih antara saat paling cepat aktivitas (SPC) dengan saat paling lambat aktivitas (SPL) yang merupakan waktu luang (waktu aman) hingga dimulainya aktivitas yang mengikuti (berikutnya) aktivitas. Selisih tersebut dikenal dengan slack atau total float. 8. Memungkinkan mengoptimalkan percepatan dengan melakukan optimalisasi terhadap slack (pada penelitian ini tidak dialukan, karena tidak tersedianya data biaya). 9. Melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar efisiensi waktu yang terjadi, setelah penerapan perencanaan jaringan kerja (network planning) dengan metode Program Evaluation and Review Technique dengan pendekatan Activity on Arrow (AOA) selesai dikembangkan oleh penulis sebagai hipotesis yang diajukan Asumsi dan Estimasi Durasi. Siswanto (2007), dalam Eka Dannyanti (2010,43), menyatakan bahwa dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting, karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi penyusunan jadwal, anggaran, kebutuhan sumber daya manusia dan sumber organisasi lainnya serta dasar bagi proses pengendalian. Bekenaan dengan penjelasan tersebut, maka penulis menyatakan bahwa metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang dikenal

19 160 aktivitas yang memiliki 3 (tiga) jenis perkiraan (estimasi) durasi waktu, yakni durasi waktu pesimistis (tp), durasi waktu paling mungkin (tm) dan durasi waktu optimistis (to). Untuk mengidentifikasi waktu-waktu tersebut, maka penulis akan memberlakukan asumsi berdasarkan teori-teori yang telah dibahas pada study literatur dengan data-data yang ada. Hayun (2005), dalam Eka Dannyanti (2010,43), menyatakan triple duration estimate merupakan dasar perhitungan untuk Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang mempunyai asumsi dasar, bahwa suatu kegiatan dilakukan berkali-kali, maka actual time akan membentuk kurva distribusi beta dimana optimistic duration (waktu optimis) dan pessimistic duration (waktu pesimis) merupakan buntut (tail), sedangkan most likely duration (waktu realistis) adalah modus (mode) dari distribusi beta tersebut. Kemudian diasumsikan pendekatan dari durasi rata-rata yang disebut expected return (te) dengan formulasi berikut. te = tp + 4tm + to 6 Di mana te to tm tp = Expected return atau durasi efektif aktivitas, = Optimistic duration (durasi waktu optimis), = Most likely duration (durasi waktu realistis), = Pessimistic duration (durasi waktu pesimis).

20 161 Untuk menentukan nilai dari to, tm dan tp, penulis melakukan asumsi agar estimasi tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis. Logika yang digunakan untuk mememcahkan permasalahan ini akan dibahas labih lanjut pada bagian ini. 1. Durasi Waktu Paling Mungkin (tm). Sebelum memberlakukan asumsi untuk durasi waktu paling mungkin (tm) pada penelitian ini, penulis akan memberlakukan asumsi yang digunakan dalam menetapkan logika dalam dasar estimasi. Pertama-tama, menentukan umur proyek terjadwal (TE input) dalam Gantt Chart Schedule PT. CAMBOTA LDA. (karena data yang diperoleh peneliti hanya data evaluasi, yakni umur proyek realisasi Gantt Chart, di mana umur proyek (TS output) yang merupakan waktu penyelesaian proyek dalam hasil realisasi. Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan tingkat efisiensi waktu penyelesaian proyek yang dicapai pada hasil evaluasi (TE output) terhadap harapan penyelesaian awal (TS input), yakni dengan gap disefisiensi waktu penyelesaian proyek sebesar 30 hari (120 hari 90 hari). Maka hal ini berarti pengukuran rasio gap disefisiensi waktu dapat dilakukan dengan membandingkan gap waktu disefisiensi terhadap umur proyek realisasi (TE output), sehingga dengan formulasi berikut dapat diidentifikasi seberapa besar rasio gap disefisiensinya. Diketahui: TS (Input) = 90 hari

21 162 TE (Output) = 120 hari Gap disefisiensi = 30 hari. Maka: Maka rasio gap disefisiensi waktu penyelesaian proyek adalah: Gap disefisiensi = Gap disefisiensi waktu penyelesaian Umur proyek realisasi = 30 hari / 120 hari = 0,25 Karena dalam data Gantt Chart hanya berupa data evaluasi dalam bentuk updated dan penulis tidak memiliki data harapan untuk perincian waktu masingmasing aktivitas, maka harus ditentukan terlebih dahulu data waktu setiap aktivitas yang terjadwal sesuai waktu harapan (t input), sehingga penetapan setiap waktu aktivitas dalam perencanaan yang diharapkan dapat dihitung. Jika penulis mengasumsikan, bahwa terdapat disefisiensi waktu dengan rasio gap sebesar 0,25 pada umur proyek, maka dengan tingkat disefisiensi tersebut penulis dapat mengasumsikan pula dengan metode rata-rata apabila pada setiap aktivitas terjadi keterlambatan sebesar 0,25 sesuai rasio gap yang memunculkan waktu penyelesaian proyek dengan keterlambatan total selama 30 hari. Jika dengan rasio tersebut dijadikan formulasi agar waktu setiap aktivitas dapat diketahui, maka penulis dapat menentukan formulasi yang akan digunakan sebagai waktu aktivitas yang paling mungkin (tm) yang sama dengan kondisi waktu aktivitas harapan. Kemudian formulasi tersebut dapat dikalikan pada setiap aktivitas, sehingga waktu aktivitas paling mungkin (tm) yang digunakan penulis sebagai asumsi dapat dihitung durasi setiap aktivitasnya sesuai dengan formulasi tersebut.

22 163 Jika diketahui: Gap Disefisiensi waktu = 25 % Durasi waktu aktivitas realisasi = t (output) Maka, Durasi waktu normal aktivitas (t) yang diharapkan (input) merupakan durasi waktu aktivitas realisasi (t output) dikurangi dengan rasio gap diefisiensi waktu, yakni 0,25 dari waktu output (t output), maka formulasinya adalah: t input = t output - (0,25 x t output) Di mana: t output = Durasi waktu aktivitas pada realisasi (output) PT.CAMBOTA LDA. t input = Durasi waktu aktivitas yang diharapkan (input) PT.CAMBOTA LDA. 0,25 = Rasio gap disefisiensi waktu penyelesaian proyek Kemudian, setelah diketahui durasi waktu (t) harapan (input) untuk setiap aktivitas, maka dilanjutkan kepada pemberlakuan formulasi tersebut pada asumsi yang digunakan oleh penulis untuk menentukan estimasi waktu paling mungkin (tm) yang akan digunakan sebagai estimasi pada penelitian ini. Penulis menggunakan asumsi, bahwa penetapan waktu paling mungkin (tm) pada penelitian ini adalah sama dengan durasi waktu aktivitas yang diharapkan (t input) pada metode PT.CAMBOTA LDA. Berdasarkan asumsi tersebut, pada penelitian ini estimasi menggunakan formulasi berikut. tm = t input Maka, tm = t output - (0,25 x t output)

23 164 Di mana: tm = Estimasi durasi waktu paling mungkin aktivitas pada penelitian. t output = Durasi waktu aktivitas pada realisasi (output) PT.CAMBOTA LDA. t input = Durasi waktu aktivitas yang diharapkan (input) PT.CAMBOTA LDA. 0,25 = Rasio gap disefisiensi waktu penyelesaian proyek 2. Durasi Waktu Pesimistis (tp). Selama ini, pada umur proyek manajemen PT. CAMBOTA LDA. telah menambahkan 20% waktu penyangga (sebagai waktu kontingensi/just in case) untuk alokasi waktu terhadap ketidak-pastian (risk). Penambahan waktu tersebut dirasakan penulis tidak efisien dan tidak efektif, karena berdasarkan pendapat beberapa ahli dan praktisi yang menyatakan pemborosan waktu dalam proses akan tetap terjadi, apabila terdapat kesempatan di dalamnya. Goldratt, Elliyahu (1997) dalam Gray, Clifford F. dan Erik W. Larson (2006), yang dialih-bahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,252), menyatakan bahwa penggunaan waktu kontingensi akan tidak logis dengan sebuah ilustrasi asumsi, yakni sama seperti siswa yang yang menunda penyelesaian karya tulisnya hingga menit-menit terakhir, begitu pula tenaga kerja akan memulai tugas ketika mereka merasa lebih dari cukup waktu untuk memulai dan menyelesaikan tugas tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa penambahan waktu kontingensi sebesar 20% oleh PT. CAMBOTA LDA., untuk pengendalian ketidak-pastian merupakan tindakan yang justru akan

24 165 menghilangkan efisiensi waktu penyelesaian itu sendiri. Jika dalam penjadwalan ditetapkan hal tersebut dapat menciptakan tersedianya waktu kosong, sehingga otomastis menurunkan tingkat kinerja tenaga kerja pada keadaan tidak produktif. Perusahaan selalu menuntut untuk mengoptimalkan estimasi dan sumberdaya, sehingga seringkali perusahaan mengharapkan dapat mempercepat penyelesaian aktivitas, tanpa harus mengestimasi waktu yang terlalu pesimistis. Sedangkan bagi tenaga kerja akan berlaku pernyataan berkebalikan (misalnya: jika bisa menyelesaikan suatu aktivitas dalam 3 (tiga) hari, mangapa harus memulainya 2 hari lebih awal). Jika diilustrasikan durasi waktu aktivitas yang diharapkan PT.CAMBOTA LDA. diketahui sebagai (t input), kemudian yang ditambahkan 20% waktu kontingensi (waktu berjaga-jaga /just in case) oleh manajemen untuk waktu aman yang selama ini akan digunakan, maka waktu aktivitas dalam perencanaan (t plan) adalah merupakan estimasi waktu aktivitas yang diharapkan (t input) ditambah 20% waktu tambahan dari waktu harapan sebagai waktu aman. Sehingga waktu aktivitas dalam perencanaan (t plan) dapat dihitung dengan formulasi berikut. t plan = t input + (20% x t input) Di mana: t plan = Estimasi waktu perencanaan PT. CAMBOTA LDA. t input = Estimasi waktu aktivitas yang diharapkan PT. CAMBOTA LDA. 20% = Waktu kontingensi (just in case) sebagai risiko ketidakpastian.

25 166 Kemudian pada penelitian ini, jika penulis mengasumsikan waktu pesimistis yang disimbolkan sebagai tp merupakan waktu perencanaan dengan kontingensi waktu (t plan). Berdasarkan asumsi tersebut, maka estimasi waktu pesimistis (tp) setiap aktivitas dapat dihitung dengan formulasi berikut. t plan = t input + (20% x t input) jika, tp = t plan Maka, tp = t input + (20% x t input) Di mana: tp = Estimasi waktu pesimistis aktivitas pada penelitian ini. t input = Waktu aktivitas yang diharapkan oleh PT. CAMBOTA LDA. 20% = Waktu kontingensi (just ini case) sebagai risiko ketidak-pastian. 3. Durasi Waktu Optimistis (to) Menentukan durasi waktu optimistis (to) aktivitas dilakukan melalui perhitungan dengan analisis tingkat efisiensi dari data historis yang menunjukkan pencapaian efisiensi terbaik. Berdasarkan data historis, di mana hasil efisiensi terbaik ditunjukkan pada proyek Rehabilitation 3rd Elementary School Building, Distrik Lautem (pada tabel 1.1) oleh PT.CAMBOTA LDA., yang mengalami pencapaian terbaik dalam penyelesaian proyek, yakni 2 hari lebih cepat dari umur proyek yang diharapkan dengan pencapaian umur proyek (TE) dalam realisasi (Output) 28 hari dari 30 hari umur proyek yang diharapkan (TS Input).

26 167 Berdasarkan teori efisiensi yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka apabila keadaan tersebut dimasukkan ke dalam formulasi tingkat efisiensi, tingkat efisiensi waktu dapat diukur dengan hasil pencapaian terbaik PT.CAMBOTA LDA., yakni umur proyek dalam realisasi penyelesaian dibandingkan dengan umur proyek yang diharapkan. Sehingga dengan perbandingan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut: Efisiensi Umur Proyek = Efisiensi Umur Proyek = Umur proyek realisasi (TE Output) Umur Proyek yang diharapkan (TS Input) 28 hari 30 hari Efisiensi Umur Proyek = 1,07 Berdasarkan tingkat efisiensi yang dicapai menunjukkan bahwa terdapat nilai efisiensi di atas 1 (satu), yang mengindikasikan proyek telah diselesaikan sebelum waktu yang diharapkan sebagai batasan habis terpakai. Maka dengan kata lain berdasarkan data evaluasi yang diperoleh menunjukkan, bahwa efisiensi pada proyek Rehabilitation 3rd Elementary School Building, Distrik Lautem (pada tabel 1.1) oleh PT.CAMBOTA LDA., adalah tingkat efisiensi dalam pencapaian terbaik yang hingga saat ini. Waktu yang masih tersisa sebagai gap diketahui adalah 2 hari dari umur proyek secara keseluruhan, yakni 30 hari. Hal ini dapat digunakan dalam rasio untuk mengukur gap antara Pencapaian hasil optimal realisasi terhadap waktu harapan awal. Gap merupakan jarak atau selisih antara pencapaian yang diharapkan dengan posisi pencapaian saat ini. Sehingga logika pengukurannya adalah sebagai berikut:

27 168 Diketahui: TS Output TE Input Gap = 28 hari = 30 hari = TS Input TE Output = 30 hari 28 hari = 2 hari Asumsi yang digunakan di sini adalah menentukan seberapa besar efisiensi penyelesaian terbaik, maka setelah gap tersebut diketahui dapat digunakan kembali ke dalam formulasi perbandingan atau rasio untuk mengukur besarnya gap terhadap umur proyek pada harapan awal (TS Input). Perhitungan rasio antara gap terhadap umur proyek pada harapan awal (TS Input) adalah sebagai berikut: Rasio Gap = Rasio Gap = Gap TE Output 2 hari 30 hari Rasio Gap = 0,067 Berdasarkan pehitungan di atas, maka tingkat rasio Gap yang menjadi efisiensi terbaik oleh PT. CAMBOTA LDA adalah 0,067 dari umur proyek yang diharapkan (Ts input). Sehingga apabila asumsi tersebut digunakan pada seluruh aktivitas proyek dengan asumsi bahwa setiap aktivitas mengalami pencapaian rata-rata sesuai rasio gap tersebut, maka setiap aktivitas akan dikatakan mengalami percepatan dalam aktivitas sebesar rasio tersebut, yakni sebesar 0,067 dari durasi waktu aktivitas yang diharapkan (t input). Berdasarkan logika tersebut

28 169 penulis dapat mengukur gap waktu dengan menggunakan rasio tersebut pada setiap aktivitas dalam formulasi berikut. Diketahui: Rasio Gap = 0,067 Durasi waktu aktivitas yang diharapkan = t input Maka: t input (terbaik) = t input (Rasio Gap x t input) Setelah mengetahui logika tersebut, maka t (input) terbaik untuk setiap aktivitas pada pencapaian efisiensi waktu terbaiknya dapat ditentukan. Asumsi yang dipakai sehubungan dengan penelitian ini adalah untuk estimasi waktu optimistis (to) pada setiap aktivitasnya adalah sama dengan t input (terbaik) pada kondisi efisiensi terbaik PT. CAMBOTA LDA., maka dalam estimasi waktu optimistis (to) untuk pada setiap aktivitas akan menggunakan formulasi berikut. to = t input (terbaik) Jika, t input (terbaik) = t input (0,067 x t input) Maka, to = t input ( 0,067 x t input) Di mana: to = Estimasi durasi waktu optimistis pada penelitian ini. t input (terbaik) = Durasi waktu aktivitas pada saat efisiensi terbaik tercapai. t input = Durasi waktu aktivitas yang diharapkan

29 170 Berdasarkan penjelelasan pada bagian ini, maka penulis merangkum asumsi yang digunakan dalam melakukan estimasi durasi waktu (tp,tm,dan to) pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Asumsi Formulasi Estimasi Durasi Waktu pada Penelitian. No. Simbol Deskripsi Asumsi Formulasi 1 tp Durasi Waktu Pesimistis tp = t input + (20% x tinput) 2 tm Durasi Waktu Paling Mungkin tm = t output - (0,25 x t output) 3 to Durasi waktu Optimistis to = t input (0,067 x t input) Sumber data: Estimasi dan Asumsi yang Digunakan dalam Penelitian Alur Proses Estimasi Durasi. Berdasarkan pada pembahasan pada bagian sebelumnya di atas, maka penulis merangkum proses estimasi durasi tersebut, agar logika tentang asumsi yang digunakan terhadap penetapan estimasi waktu pada penelitian ini dapat dapat sesuai dengan syarat sebuah karya ilmiah. Selengkapnya mengenai alur proses estimasi durasi disajikan pada gambar 3.2.

30 171 Data PT. CAMBOTA LDA Evaluasi Gantt Chart PT. CAMBOTA Data Aktivitas PT. CAMBOTA LDA Konversi Model Jaringan Perencanaan Aktivitas PT. CAMBOTA LDA Asumsi, t = t input - (25% x t input) Perencanaan Waktu Aktivitas (t) PT. CAMBOTA LDA Data Evaluasi Waktu Aktivitas (t input) PT. CAMBOTA LDA 25 % Disefisiensi Estimasi Waktu Asumsi, tm = t output (0,25 x t output) Estimasi Waktu Paling Mungkin (tm) Aktivitas Data Efisiensi PT. CAMBOTA LDA. Tingkat Efisiensi Proyek Oleh PT. CAMBOTA LDA Tingkat Efisiensi Terbaik pada proyek Rehabilitation 3rd Elementary School Building Rasio Gap Efisiensi = 0,067 Asumsi, tp = t input + (20% x t input) Asumsi, to = t input (0,067 x t input) Estimasi Waktu Pesimistis (tp) Aktivitas Estimasi Waktu Optimistis (to) Aktivitas Durasi Efektif Aktifitas (te) pada PERT te = tp + 4tm + to 6 Gambar 3.2 Alur Proses Estimasi Durasi. Sumber data: Tinjauan pustaka tentang konsep efisiensi, gap, PERT.

31 Analisis Probabilitas dengan Konsep Distribusi Statistik. Konsep distribusi statistik merupakan konsep ukuran penyebaran yang digunakan dalam analisis statistik. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan logika konsep distribusi dan formulasi yang digunakan terkait dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan pendekatan Activity on Arrow (AOA), yang digunakan pada penelitian ini. Suharyadi dan Purwanto (2007,98), mendefinisikan ukuran penyebaran sebagai suatu ukuran baik parameter atau statistik untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data dengan nilai rata-rata hitungnya. Gray, Clifford F. dan Erik W. Larson (2006), yang dialih-bahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217), menyatakan bahwa pengembang Program Evaluation and Review Technique (PERT) memiliki sebuah perkiraan dalam kurva distribusi beta untuk menyajikan durasi aktivitas, di mana terdapat fleksibilitas, sedangkan distribusi normal merupakan ukuran penyebaran durasi proyek yang diwakili oleh distribusi normal yang simetris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa fleksibilitas durasi dan waktu dapat diukur dengan distribusi statistik, yakni ukuran penyebaran data empiris pada kurva distribusi beta dengan asumsi durasi aktivitas, sedangkan kurva distribusi normal digunakan sebagai asumsi umur proyek yang berada pada ukuran penyebaran normal. Sehingga pada akhirnya dapat dihasilkan hipotesis probabilitas untuk mengetahui peluang terjadinya percepatan pada waktu spesifik yang diinginkan. Pemetaannya pada grafik dengan simulasi dapat dilakukan. Mengenai logika konsep distribusi stastistik, maka

32 173 penulis menggambarkan pola analisis yang digunakan pada penelitian ini dalam skema pada gambar 3.3. Konsep Distribusi Statistik Konsep Distribusi beta / Fleksibel Asumsi : Durasi aktivitas. te = 2 σte = Rata-rata Aktivitas tp+4tm+to 6 Varian Aktivitas ( ) tp-to 6 Varians Umur Proyek 2 Konsep Distribusi Normal Asumsi : Umur Proyek. Standar Deviasi Aktivitas Kritis σte[k] = tp - to ( ) 6 Standar Deviasi Umur Proyek σte = Σ(σ te[k]²) Rata-rata Aktivitas Kritis σte 2 2 = Σ(σte[k] ) te[k] = tp+4tm+to 6 Z = Probabilitas TS - TE Σ (σte[k]²) Rata-rata Umur Proyek TE = Σ te[k] Gambar 3.3 Logika Konsep Distribusi Statistik. Sumber data: Tinjauan Pustaka Analisis Statistik.

33 174 Mengenai konsep distribusi beta dan konsep distribusi normal dalam konsep distribusi statistik akan dibahas lebih lanjut pada bagian berikutnya pada laporan penelitian ini Asumsi Durasi Efektif Aktivitas (te) dalam Distribusi Beta. Gray, Clifford F. dan Erik W. Larson (2006), yang dialih-bahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217), mendefinisikan kurva distribusi beta sebagai kurva yang fleksibel yang dapat mengakomodasi data-data empiris yang tidak mengikuti distribusi normal. Durasi aktivitas termasuk data-data yang fleksibel yang dapat bergerak pada rentang waktu tinggi ataupun rendah. Visualisasi kurva distribusi beta pada penelitian ini disajikan pada gambar 3.4. Durasi waktu Efektif Aktivitas (te) to (b) tm (m) tp (a) Durasi waktu Gambar 3.4 Kurva Distribusi Beta dengan Asumsi Durasi Aktivitas. Sumber data : Gray, Clifford F. dan Erik W. Larson (2006), yang dialihbahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217).

34 175 Pada konsep ini asumsi yang digunakan adalah durasi aktivitas, yang ukuran penyebarannya flesksibel yang berada pada kurva distribusi beta. Lebih lanjut pembahasan mengenai durasi aktivitas akan dibahas pada bagian ini. Zulian Yamit (2011,325), menyatakan bahwa determinasi (ketetapan) pembobotan yang diberikan pada setiap tingkat (to,tm,dan tp) adalah secara berturut-turut di asumsikan (1,4,1) dari besarnya peluang waktu penyelesaian. Sehingga, dalam hal ini dapat diketahui bobot rata-rata (μ atau te) yang dapat memungkinkan perencanaan proyek untuk menghitung probabilitas dalam hipotesis untuk menentukan umur proyek secara berbeda-beda. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa durasi aktivitas berada pada kisaran waktu optimistis (to atau a), waktu paling mungkin (tm atau m) dan waktu pesimistis (tp atau b). Hal ini berarti durasi aktivitas dapat berada pada rentang data yang tinggi atau rendah (tergantung tingkat asumsi risiko yang ada). Disrtribusi beta yang bergerak dari arah kiri menuju kanan mengisyaratkan bahwa representasi kerja tetap akan terlambat, apabila sekali ia terlambat, sehingga bobot rata-rata (μ atau te) merupakan penetapan ukuran waktu efektif (te) pada setiap aktivitas. Karena ketetapan pada jadwal berupa pembobotan rata-rata (te), maka kemungkinan keterlambatan akan berkurang dengan adanya waktu kontingensi (pesimistis) dan waktu efisiensi terbaik (optimistis) pada rentang waktu paling mungkin (normal atau output rencana). Terdapat 2 (dua) jenis perumusan untuk menghitung bobot rata-rata (μ/te), yang berbeda dalam formulasi yakni simbol yang digunakan dalam statistik dan

35 176 simbol pada Metode Program Evaluation and Review Technique (PERT). Penulis memilih formulasi yang digunakan untuk pada metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang umum agar memudahkan dalam melakukan perhitungan lainnya yang berkaitan dengan metode tersebut. Perbedaan tersebut disajikan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Formulasi Hipotesis yang Digunakan untuk Menghitung Bobot Rata-rata Aktivitas pada Proyek. μ = a + 4m + b 6 te = tp + 4tm + to 6 Formulasi Pada Program Evaluation (Formulasi pada Statistik) and Review Technique (PERT) Simbol Formulasi Statistik Simbol Formulasi PERT Keterangan μ te Bobot rata-rata waktu aktivitas a tp Waktu aktivitas pesimistis m tm Waktu aktivitas paling mungkin b to Waktu aktivitas optimistis Sumber data: Gray, Clifford F. dan Erik W. Larson (2006), yang dialihbahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217).

36 Varian Aktivitas (σte²) dalam Distribusi Beta. Gray, Clifford F. dan Erik W. Larson (2006), yang dialih-bahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217), menyatakan bahwa dalam distribusi beta yang memiliki fleksibitas dalah bobot rata-rata masing masing aktivitas (te), variansi aktivitas (σte²) dapat dihitung juga kemungkinannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penjumlahan varian aktivitas (σte²) merupakan standar deviasi aktivitasaktivitas (σte) yang dikuadratkan (²), maka varian aktivitas dihitung dengan formulasi: ( ) 2 σte 2 = tp-to 6 Di mana: σte² tp to = Varian aktivitas. = Waktu pesimistis. = Waktu optimistis. Penulis menambahkan, bahwa dengan adanya varians, hal ini berarti terdapat variabilitas dalam rata-rata. Variabilitas terjadi akibat fleksibilitas dengan batasan tertingi dan batasan terendah dalam menentukan nilai durasi waktu efektif aktivitas (te) yang ukuran penyebarannya pada kurva distribusi statistik beta (tp > tm > to).

37 Asumsi Durasi Aktivitas Kritis (te[k]) pada Kurva Distribusi Normal. Serupa dengan durasi efektif aktivitas (te), hal ini berarti formulasi yang digunakan sama. Simbol [k] hanya menunjukkan kekritisan sebuah aktivitas, di mana aktivitas tersebut memiliki kepastian penetapan waktunya. Pada kurva distribusi normal durasi efektif aktivitas (te[k]) tidak boleh tertunda dan ukurannya adalah pasti. Hal ini dikarenakan apabila tertunda meskipun metode rata-rata, mungkin saja tidak akan menyebabkan keterlambatan aktivitas (sesuai dengan asumsi beta), jika menggunakan grafik normalitas, maka asumsi adalah durasi efektif aktivitas (te[k]) bedada pada satu titik atau dengan kata lain pemberlakuan yang sama dengan penggunaan 1 (satu) estimasi durasi seperti pada Critial Path Method (CPM). Sehingga apabila terlambat, maka umur proyek akan bertambah. Hal ini dalam kurva distribusi normal, asumsi beta yang digunakan pada estimasi durasi aktivitas kritis (te[k]) adalah nisbi atau semu, sehingga manajemen melakukan prioritas untuk mencegah risiko keterlambatan aktivitas kritis. Formulasi yang digunakan adalah sama dengan estimasi durasi efektif kegiatan (te), yakni: te[k] = tp + 4tm + to 6 Di mana: te[k] tp tm to = Durasi efektif aktivitas kritis. = Durasi waktu pesimistis. = Durasi paktu paling mungkin. = Durasi waktu optimistis.

38 Asumsi Standar Deviasi Aktivitas Kritis (σte[k]) pada Kurva Distribusi Normal. Berikutnya yang akan disajikan oleh penulis di sini adalah melakukan perhitungan untuk mengukur standar deviasi aktivitas kritis (σte[k]). Gray, Clifford F. dan Erik W. Larson (2006), yang dialih-bahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217), menyatakan bahwa dalam metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) simbol yang digunakan dalam formulasi untuk menghitung mean deviation aktivitas adalah σte.. Dalam istilah statistik, Suharyadi dan Purwanto (2007,103), mendefinisikan deviasi rata-rata atau simpangan baku rata-rata sebagai rata-rata hitung dari nilai mutlak antara nilai data pengamatan dengan rata-rata hitungnya. Bentuk simbol yang digunakan dalam rumus digunakan MD atau AD yang merupakan singkatan dari Mean Deviation atau Average Deviation. Dalam menentukan hipotesis untuk mengukur standar deviasi aktivitas kritis (σte[k]), penulis memilih untuk menggunakan simbol yang umum pada metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) yakni (σte[k]), sehingga formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut: tp - to σte[k] = ( 6 ) Di mana: σte[k] tp to = Standar deviasi aktivitas [untuk aktivitas kritis]. = Waktu aktivitas pesimistis. = Waktu aktivitas optimistis.

39 180 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa standar deviasi aktivitas kritis (σte[k]) diperoleh melalui pengurangan waktu aktivitas pesimistis (tp) terhadap waktu aktivitas optimistis (to) yang kemudian selisih tersebut dibagi total pembobotan data, yakni 6 (di mana pembobotannya adalah 1 pada tp + 4 pada tm + 1 pada to). Penulis menambahkan, bahwa tujuan standar deviasi aktivitas kritis (σte[k]) yang berada pada asumsi normalitas adalah untuk mengetahui simpangan baku rata-rata pada rata rata durasi waktu efektif aktivitas kritis (te[k]) Asumsi Rata-rata Umur Proyek (TE) pada Kurva Distribusi Normal. Gray, Clifford F., dan Erik W. Larson (2006), yang dialih-bahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217), menyatakan rata-rata umur proyek (TE) merupakan jumlah (Σ) durasi efektif kegiatan (te) yang berada pada jalur kritis. Penulis menambahkan kolom durasi aktivitas kritis (te[k]) pada tabel perhitungan durasi efektif (te) digunakan, agar lebih mudah mengidentifikasi semua aktivitas pada proyek yang berstatus kritis (Critical Activity). Sehingga, memudahkan dalam perhitungan rata-rata umur proyek (TE) yang akan digunakan untuk waktu penyelesaian. Perhitungan rata-rata umur proyek (TE) dihitung dengan formulasi berikut: TE = Σ (te[k]) Di mana: TE te[k] = Rata-rata umur proyek. = Rata-rata kegiatan pada jalur kritis.

40 181 Berdasarkan formula tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa rata-rata umur proyek (TE) merupakan penjumlahan (Σ) dari rata-rata kegiatan kritis (te[k]) yang ada pada jalur kritis, dengan asumsi bahwa umur proyek dan semua rata-rata kegiatan kritis (te[k]) berada pada kurva distribusi normal. Pembahasan lebih lanjut mengenai formulasi rata-rata kegiatan kritis (te[k]) telah dibahas pada bagian sebelumnya pada bab ini Asumsi Standar Deviasi Umur Proyek (σte) pada Kurva Distribusi Normal. Berdasarkan logika formulasi yang diilustrasikan oleh penulis sebelumnya (pada gambar 3.3), maka langkah selanjutnya setelah mendapatkan hasil penjumlahan rata-rata aktivitas-aktivitas kritis (TE = Σte[k]) adalah menentukan standar deviasi umur proyek (σte) dengan cara mengakarkan penjumlahan (Σ) dari standar deviasi aktivitas kritis (σte[k]) yang di kuadratkan (²). Perhitungan standar deviasi aktivitas kritis (σte[k]) telah dibahas pada bagian sebelumnya dalam laporan penelitian ini. Gray, Clifford F., dan Erik W. Larson (2006), yang dialih-bahasakan oleh Dwi Prabantini (2007,217), memformulasikan perhitungan standar deviasi umur proyek (σte) sebagai berikut: σte = Di mana: Σ(σte[k]²) σte σte[k] = Standar deviasi umur proyek. = Standar deviasi aktivitas kritis.

BAB I PENDAHULUAN. banyak proyek pembangunan mulai dari kota-kota hingga ke desa-desa pelosok.

BAB I PENDAHULUAN. banyak proyek pembangunan mulai dari kota-kota hingga ke desa-desa pelosok. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Republik Demokratik Timor-Leste merupakan negara baru yang memiliki banyak proyek pembangunan mulai dari kota-kota hingga ke desa-desa pelosok. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi ABSTRAK xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Proyek adalah: suatu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PENGERTIAN suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan dikembangkan dari informasi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR TUGAS AKHIR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR WINDIARTO ABISETYO NRP 3106100105 DOSEN PEMBIMBING Farida Rachmawati, ST., MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek. Materi 5 Manajemen Proyek TI

Manajemen Waktu Proyek. Materi 5 Manajemen Proyek TI Manajemen Waktu Proyek Materi 5 Manajemen Proyek TI 1 MPTI- Manajemen Waktu Pentingnya Jadwal Proyek Para Manajer sering menyebut tantangan terbesarnya adalah menyelesaikan proyek tepat waktu Rata-rata

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017 Manajemen Waktu Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami input yang dibutuhkan dalam tiap tahapan serta output yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002) proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Proyek Konstruksi Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Dalam Proyek

Manajemen Waktu Dalam Proyek Manajemen Waktu Dalam Proyek Pertemuan 5 Heru Lestiawan, M.Kom Manajemen Waktu Dalam Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor CV. Solusindo Mega Karya (rumahjahit.com) yang terletak di Jl. Ceger Raya 120, depan SDIP Baitul Maal, Pondok

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) Fungsi & metode Untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek (jalur kritis) Dengan menggambarkan Arrow Diagram / Network diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Solihin, 2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Solihin, 2009). BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu Program Mata Kuliah Terbuka MANAJEMEN PROYEK Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu MATERI DAN REFERENSI Dokumen ini merupakan rangkaian dari dokumen pembelajaran program mata kuliah terbuka MANAJEMEN

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR Oleh : HENRY PALMER SIREGAR (3105 100 015) Dosen Pembimbing : TRIJOKO WAHYU ADI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM Ade Saparudin 1, Sri Setyaningsih 2, dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU BAB 5 PERENCANAAN WAKTU 5.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Memahami pentingnya perencanaan waktu pada proyek b) Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu c) Mampu membuat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis

Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis Modul ke: 07 Fakultas Ekonomi & Bisnis Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis Manajemen Proyek Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Program Studi Manajemen Isi Istilah penting dalam penjadwalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori yang menjadi landasan dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini. Teori-teori yang dimaksud antara lain definisi proyek, definisi

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Imam Safi i 1 *, Heribertus Budi Santoso 2 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Pendahuluan Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan yang melayani jasa transportasi udara dan memproduksi berbagai jenis pesawat terbang sesuai dengan pesanan konsumen. Perusahaan mendapatkan pesanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat menjadi sebuah proyek ketika terjadi perkembangan tugas dengan kompleks dan pada akhirnya tidak dapat ditangani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

aderismanto01.wordpress.com

aderismanto01.wordpress.com Ketergantungan Mandatori (Mandatory Dependencies) ketergantungan yang tidak dapat dipisahkan antar aktivitas/pekerjaan. Ketergantungan Lepas (Discretionary Dependencies) ketergantungan yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan BAB II KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi Manajemen produksi adalah sistem manajemen yang mengatur dalam menghasilkan suatu barang meliputi perencanaan, perancangan dan sistem operasi. (Hary Purnomo,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT

PROJECT TIME MANAGEMENT PROJECT TIME MANAGEMENT STUDY GUIDE BASED ON PMBOK (4TH EDITION) Oleh: 1. Asep Wahyudi Zein (1111600084) 2. FX. Eko Budi Kristanto (1111600126) 3. David Ricardo Hutapea (1111600274) 4. Fuad Lutfi (1111600282)

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction management).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus

Lebih terperinci

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da ANALISA PERANCANGANSISTEM INFORMASI PERT DAN PCM PERTEMUAN IR. H.SIRAIT, MT Analisis Sistem Model Perencanaan Jaring Kerja Network Planning ( NWP ) adalah metode untuk perencanaan, monitoring dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan mencatat setiap poin-poin penting ke dalam to do list

Lebih terperinci

BAB III METODE CPM-PERT PADA JARINGAN. Sebelumnya pada bab II sudah dijelaskan tentang teori graf, teori graf ini

BAB III METODE CPM-PERT PADA JARINGAN. Sebelumnya pada bab II sudah dijelaskan tentang teori graf, teori graf ini 17 BAB III METODE CPM-PERT PADA JARINGAN Sebelumnya pada bab II sudah dijelaskan tentang teori graf, teori graf ini mempunyai kaitan hubungan aplikasi tentang metode CPM-PERT. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran

Lebih terperinci

Pertemuan ke-11 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)

Pertemuan ke-11 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT) Pertemuan ke- Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT) Halaman dari Pertemuan ke-. Pendahuluan Bila CPM, memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian 1. Menganalisis cara untuk mempersingkat waktu pada proses pembuatan mesin grafika. 2. Menentukan keseluruhan

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Pendahuluan Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Proyek 1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999) kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii PERSEMBAHAN iv MOTTO v ABSTRAK vi ABSTRACT vii KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

2.2. Work Breakdown Structure

2.2. Work Breakdown Structure 2.2. Work reakdown Structure Pada prinsipnya Work reakdown Structure (WS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan perlunya WS adalah : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Penelitian

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi dan Manufaktur Secara Umum Industri didefinisikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi akan diselenggarakan. Aktifitas produksi bisa dinyatakan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Manajemen Proyek. Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Manajemen Proyek Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen 07 31074 Abstract Penjadwalan proyek

Lebih terperinci

Tri Kairo Suwarsono, Udisubakti C.M., Ahmadi

Tri Kairo Suwarsono, Udisubakti C.M., Ahmadi OPTIMASI ANALISIS PERCEPATAN DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Study kasus : Proyek Pembangunan Gedung Naval Cyber Command (NCC) yang berada di Mabesal Jakarta) Tri Kairo Suwarsono, Udisubakti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Reinder (2012), Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Manajemen proyek terdiri dari dua kata : (1) Manajemen dan (2) Proyek. Manajemen merupakan proses pengkordinasian aktivitas kerja

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 2012 Gambaran Klasik Kegagalan Manajemen Proyek SI Alokasi Proyek Sumberdaya AlokasiProyek Waktu Struktur Organisasi Fungsional,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data pada proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C yang akan dijadikan sebagai penelitian pada skripsi ini. Adapun

Lebih terperinci