BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli"

Transkripsi

1 Viskositas (mpa.s) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui viskositas sampel oli, dan 3100 perubahan temperatur. Variasi temperatur yang digunakan yaitu pada suhu kamar (tanpa pemanasan), suhu ± 30 o C, ± 40 o C, ± 50 o C dan ± 60 o C. Dari hasil penelitian kemudian diolah dalam bentuk grafik seperti yang terlihat pada gambar Temperatur ( C) Table Propertis SAE 10W30 SAE 10W40 Poly. () Poly. () Poly. () Gambar 4.1 Grafik hubungan antara viskositas dengan temperatur. Pada grafik gambar 4.1 menunjukkan hasil viskositas dari tiga sampel minyak pelumas terhadap perubahan temperatur. Dari grafik di atas dapat dianalisa sebagai berikut: a. Nilai viskositas setiap sampel oli berbeda walaupun pada temperatur yang sama, viskositas oli sintetis ( dan ) lebih tinggi dibandingkan

2 dengan oli mineral (). Semua sampel oli uji mengalami tren penurunan viskositas terhadap kenaikan temperatur. Hal ini karena molekul-molekul yang terdapat pada oli bergerak semakin cepat jika temperaturnya semakin tinggi sehingga ikatan antar molekul semakin melemah dan menyebabkan oli semakin encer. b. Pada temperatur kerja mesin yaitu suhu ± 60 o C, nilai viskositas ke tiga pelumas yang diuji tidak mengalami perbedaan yang signifikan terhadap standar SAE 10W-30 dan 10W-40 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai viskositas ke tiga produk yang diuji sudah mengacu pada standarisasi SAEnya masing-masing karena tren penurunan viskositas tidak ada perbedaan yang signifikan. a. Perubahan nilai viskositas oli lebih rendah dibanding dengan oli dan 3100, sehingga dapat disimpulkan jika viskositas oli lebih baik dibandingkan dengan oli dan motul 3100, karena viskositas oli yang baik adalah oli yang perubahan viskositasnya tidak terpengaruh oleh adanya kenaikan suhu, untuk mengetahui kecepatan perubahan viskositas dapa dilihat pada tabel 4.1. Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Wibowo (2012) yang meneliti viskositas tiga jenis minyak pelumas yaitu oli 5100 (sintetis), Yamalube (semi sintetis) dan oli Mesran Super (mineral) dimana viskositas oli sintetis lebih baik dari oli semi sintetis dan oli semi sintetis lebih baik dari oli mineral. Tabel 4.1 Kecepatan perubahan viskositas. Minyak Pelumas Temperatur Terendah ( o C) Temperatur tertinggi ( o C) Viskositas terendah (mpa.s) Viskositas tertinggi (mpa.s) kecepatan perubahan viskositas (mpa.s/ o C) 28,7 62, ,2 3, ,1 62,8 36,5 151,7 3,42 28,5 62,6 22,5 105,6 2,44

3 Contoh perhitungan kecepatan perubahan viskositas pada oli : Kecepatan perubahan = ( ) ( ) ( ) ( ) = 3,7 mpa.s/ o C Tabel 4.1 menunjukkan oli memiliki kestabilan perubahan viskositas yang paling baik/kecil yaitu 2,44 mpa.s/ o C, kestabilan perubahan viskositas paling besar pada oli yaitu 3,7 mpa.s/ o C sedangkan oli 3100 perubahan viskositasnya sebesar 3,42 mpa.s/ o C Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Konduktivitas Oli Konduktivitas termal dari sampel oli yang diuji didapat dari hasil pengujian menggunakan Thermal Conductivity of Liquid And Gases Unit. Diperoleh perbedaan temperatur plug dan temperatur jaket menggunakan 5 variasi pengujian dengan menentukan arus dan tegangannya. Berikut merupakan contoh perhitungan yang diambil dari data konduktivitas termal oli pengujian pertama dan grafik konduktiviatas termal dapat dilihat pada gambar 4.2. Diketahui: Tegangan (V) Arus (A) Temperatur Plug = 36 V = 0,061 A = 28,7 o C Temperatur Jacket = 28,3 o C Perhitungan: 1. Elemen Heat Input Qe = V x I = 36 V x 0,061 A = 2,196 W

4 2. Temperature Different T = T1 - T2 = 28,7 o C - 28,3 o C = 0,4 o C T = (28, ) - (28, ) = 0,4 K 0,4 K dari tabel kalibrasi Qi = 0, W 3. Conduction Heat transfer Rate Qc = Qe - Qi = 2,196 W - 0, W = 2, W 4. Thermal Conductivity r = Radial clearance, jarak antara plug dan jacket 0.34 mm A = Luas efektif antara plug dan jacket sebesar m 2 k fluida k = 0,

5 Konduktivitas (W/m.k) 0,16 0,15 0,14 0,13 0,12 0,11 0,1 0, Temperatur ( o C) Tabel Propertis Linear () Linear () Linear () Linear (Tabel Propertis) Gambar 4.2 Grafik hubungan antara konduktivitas termal oli dengan temperatur. Pada grafik gambar 4.2 menunjukkan hubungan konduktivitas termal dari tiga sampel minyak pelumas terhadap perubahan temperatur. Dari grafik gambar 4.2 di atas dapat dianalisa sebagai berikut: a. Semua sampel oli yang diuji mengalami penurunan konduktivitas termalnya seiring dengan kenaikan temperatur hal ini karena kemampuan menghantarkan panas pada suhu tinggi semakin menurun. b. Dilihat dari garis linearnya konduktivitas termal oli sintetis (oli dan oli ) lebih stabil penurunanya terhadap kenaikan temperatur di dibandingakan dengan oli mineral (oli ) tetapi dari ketiga sampel yang diuji tidak ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan garis linear konduktivitas termal yang didapat dari tabel properties lebih stabil terhadap perubahan temperatur. c. Maka dapat disimpulkan bahwa konduktivitas oli sintetis lebih baik dibanding dengan oli meneral karena konduktivitas oli sintetis tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan temperatur, tabel 4.2 menunjukkan kecepatan perubahan konduktivitas termal. Hasil penelitian sama dengan hasil

6 penelitian Wibowo (2012) yang meneliti konduktivitas termal tiga jenis minyak pelumas yaitu oli 5100 (sintetis), Yamalube (semi sintetis) dan oli Mesran Super (mineral) dimana konduktivitas oli sintetis lebih baik dari oli semi sintetis dan oli semi sintetis lebih baik dari oli mineral. Tabel 4.2 Kecepatan perubahan konduktivitas termal. Sampel oli T rata-rata Terendah (K) T rata-rata tertinggi (K) Konduktivitas terendah (W/m.K) Konduktivitas tertinggi (W/m.K) kecepatan perubahan konduktivitas (W/m.K) 27,6 41,9 0, , , ,6 41,1 0, , , ,5 42,4 0, , , Contoh perhitungan kecepatan perubahan konduktivitas termal oli : Kecepatan perubahan = ( ) ( ) ( ) ( ) = 0,00208 W/m.K Tabel 4.2 menunjukkan kecepatan perubahan penurunan konduktivitas termal tiga produk oli terhadap temperatur. Oli memiliki kecepatan perubahan konduktivitas termal yang paling rendah yaitu 0,00199 W/m.K, oli memiliki kecepatan perubahan konduktivitas termal yang paling tinggi yaitu 0,00214 W/m.K dan oli memiliki kecepatan perubahan konduktivitas termal 0,00208 W/m.K.

7 Torsi (N.m) 4.2 Pengaruh Oli terhadap Kinerja Mesin Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sampel oli, dan 3100 terhadap torsi dan daya pada kinerja mesin sepeda motor standar pabrikan merk Honda Megapro 150 cc dengan menggunakan bahan bakar pertamax (Ron 92) Pengaruh Oli terhadap Torsi (N.m) Perhitungan kinerja mesin dengan sistem gas spontan berdasarkan data hasil pengujian kondisi yang dilakukan pada putaran 6000 rpm sampai dengan putaran mesin maksimal/limiter 9500 rpm, seperti yang dilihat pada gambar Kecepatan Putar Mesin (rpm) Poly. () Poly. () Poly. () Gambar 4.5 Grafik perbandingan torsi dengan kecepatan putar mesin (rpm). Pada grafik gambar 4.5 menunjukkan hasil pengujian torsi (N.m) dari tiga sampel minyak pelumas terhadap kinerja mesin sepeda motor Honda Megapro 150 cc dengan putaran mesin terendah 6000 rpm. Dari grafik di atas dapat dianalisa sebagai berikut:

8 a. Pada grafik gambar 4.5 menunjukkan bahwa semua sampel oli yang diuji mengalami peningkatan torsi seiring dengan peningkatan putaran mesin dan mengalami penurunan setelah mencapai torsi puncaknya dengan putaran mesin yang semakin tinggi hingga maksimal. b. Pada gambar grafik 4.5 menunjukkan tiga sampel minyak pelumas tidak ada perbedaan yang siginfikan dalam pengaruh torsi puncak terhadap kinerja mesin. Untuk sampel oli menunjukkan nilai torsi tertinggi yaitu 11,13 N.m terjadi pada kecepatan putar mesin 6642 rpm, sampel oli torsi tertinggi yaitu 11,08 N.m pada kecepatan putar mesin 6636 rpm dan sampel oli 3100 torsi tertinggi yaitu 11,04 N.m terjadi pada putaran mesin 6805 rpm. c. Pada gambar grafik 4.5 menunjukkan bahwa pada putaran mesin terendah (6000 rpm) torsi oli cenderung lebih tinggi tetapi tetapi tidak ada peningkatan yang tidak signifikan untuk sampai torsi puncaknya, sedangkan untuk oli dan oli memiliki karakteristik yang serupa yaitu torsi mengalami peningkatan yang signifikan sampai torsi puncaknya. d. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap torsi puncak dari ketiga sampel oli yang diuji akan tetapi karakteristik torsi oli pada putaran mesin terendah paling besar dibandingkan dengan oli dan Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Wibowo (2012) dimana pengaruh oli sintetis lebih baik dari oli mineral terhadap torsi mesin, namun selisih torsi maksimum masing-masing oli yang diuji sangatlah kecil Pengaruh Oli terhadap Daya (HP) Perhitungan kinerja mesin dengan sistem gas spontan berdasarkan data hasil pengujian kondisi yang dilakukan pada bukaan 6000 rpm sampai dengan putaran mesin maksimal/limiter 9500 rpm, seperti yang dilihat pada gambar 4.6.

9 Daya (HP) Kecepatan Putar Mesin (rpm) Poly. () Poly. () Poly. () Gambar 4.6 Grafik perbandingan daya dengan kecepatan putar mesin (rpm). Pada grafik gambar 4.6 menunjukkan hasil pengujian daya (HP) dari tiga sampel minyak pelumas terhadap kinerja mesin sepeda motor Honda Megapro 150 cc dengan putaran mesin terendah 6000 rpm. Dari grafik di atas dapat dianalisa sebagai berikut: a. Pada gambar grafik 4.6 menunjukkan bahwa semua sampel minyak pelumas yang diuji mengalami peningkatan daya seiring dengan naiknya kecepatan putar mesin dan mengalami penurunan setelah mencapai daya puncaknya dengan putaran mesin yang semakin tinggi hingga maksimal. b. Pada gambar grafik 4.6 menunjukkan tiga sampel minyak pelumas tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengaruh daya puncak terhadap kinerja mesin. Untuk sampel oli menunjukkan nilai daya tertinggi yaitu 11,9 HP terjadi pada kecepatan putar mesin 8340 rpm, sampel oli daya tertinggi yaitu 11,4 HP pada kecepatan putar mesin 8437 rpm dan sampel oli 3100 daya tertinggi yaitu 11,3 HP terjadi pada putaran mesin 8341 rpm. c. Pada gambar grafik 4.6 menunjukkan bahwa pada putaran mesin terendah (6000 rpm) daya oli cenderung lebih tinggi tetapi tetapi tidak ada

10 peningkatan yang signifikan untuk sampai daya puncaknya, sedangkan untuk oli dan oli memiliki karakteristik yang serupa yaitu daya mengalami peningkatan yang signifikan sampai torsi puncaknya, tetapi peningkatan daya dari 6000 rpm sampai daya puncaknya oli lebih tinggi dibanding dengan oli d. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap daya puncak dari ketiga sampel oli yang diuji akan tetapi karakteristik daya oli MPX pada putaran mesin terendah paling besar dibandingkan dengan oli dan Daya tertinggi yang didapat dari tiga sampel oli yang diuji adalah dengan 11,9 HP pada putaran mesin 8340 rpm. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Silaban (2011) dimana pengaruh oli sintetis menghasilkan daya poros lebih baik dari oli mineral. Hal ini disebabkan karena kemampuan aliran pelumas sintetis lebih baik dibanding pelumas mineral, sehingga rugi-rugi daya disepanjang jalur aliran lebih besar dibanding pelumas sintetis. 4.3 Konsumsi Bahan Bakar (K BB ) Dibawah ini merupakan data hasil pengujian dan perhitungan pengaruh konsumsi bahan bakar terhadap penggunaan masing-masing sampel oli yang diuji. Pengujian ini dilakukan dengan uji jalan dengan rute sejauh 4 km dengan menggunakan kecepatan rata-rata sebesar 40 km/jam menggunakan sepeda motor Honda Megapro 150 cc kondisi standar pabrikan dengan metode full to full. Berikut adalah contoh data perhitungan konsumsi bahan bakar oli pada pengujian pertama dan hasil pengujian keseluruhan sampel oli dapat dilihat gambar 4.7 : Contoh Perhitungan : K BB = v/s v = Volume bahan bakar yang digunakan (l) s = Jarak tempuh (km)

11 Konsumsi Bahan Bakar (km/l) Diketahui : v = 84 ml = 0,084 liter s = 4 km Maka : = 47,62 48, , ,1 47,41 46, , ,5 45,57 44 Minyak Pelumas Gambar 4.7 Grafik konsumsi bahan bakar tiga produk minyak pelumas. Setelah melakukan pengujian pengujian pada setiap sampel dan mengolah data ketiga sampel oli, maka diperoleh grafik seperti yang terlihat pada gambar 4.7, analisanya adalah sebagai berikut : a. Dari gambar 4.7 setiap sampel minyak pelumas yang diuji mengalami perbedaan konsumsi bahan bakar. Minyak pelumas sintetis ( dan 3100) memiliki konsumsi bahan bahan yang lebih irit dibanding dengan minyak pelumas mineral (). Tetapi jika dibandingkan dengan

12 daya mesin pada putaran mesin rendah untuk oli berbanding terbalik dengan nilai konsumsi bahan bakar. perbedaan hasil ini dapat disebabkan karena perbedaan temperatur mesin, kelembaban udara serta temperatur udara yang berbeda-beda pada saat pengujian akan mempengaruhi hasil konsumsi bahan bakar. Nilai dari daya rata-rata pada putaran 6000 rpm dibagi nilai rata-rata konsumsi bahan bakar oli sebesar 0,14832 HP.km/l, oli sebesar 0,15153 HP.km/l dan oli sebesar 0,19147 HP.km/l. Dari data daya dibagi konsumsi bahan bakar bakar oli memiliki efisiensi paling tinggi pada putaran rendah dibanding oli dan b. Dari gambar 4.7 konsumsi bahan bakar paling irit yaitu oli dengan konsumsi rata-rata mencapai 48,09 km/liter. Konsumsi bahan bakar oli 3100 menempati peringkat ke dua dengan 47,40 km/liter dan yang paling boros yaitu oli dengan 45,56 km/liter. c. Dari data dan grafik yang didapat dari pengujian maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar oli sintetis (oli dan oli 3100) libih irit dari oli mineral () hal ini disebabkan karena sifat dari oli sintetis dalam mengurangi gesekan pada mesin lebih baik dibanding dengan oli mineral. Semakin kecil gesekan yang terjadi maka kinerja akan lebih ringan sehingga pasokan bahan bakar yang diperlukan akan semakin sedikit. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Arisandi (2012) dimana konsumsi bahan bakar pada penggunaan pelumas sintetis lebih irit dibanding dengan pelumas semi sintetis dan mineral, sedangkan konsumsi bahan bakar pelumas semi sintetis lebih irit dibanding pelumas mineral. Untuk mengetahui perbandingan konsumsi bahan bakar dapat dilihat pada tabel 4.3.

13 Tabel 4.3 Perbandingan konsumsi bahan bakar (K BB ). Oli Konsumsi bahan bakar (km/l) 48, ,41 Perbandingan konsumsi bahan bakar (%) dengan 3100 dengan dengan ,63 % 4,11 % 1,46 % 45,54 Contoh perhitungan oli dengan oli : K BB (%) = ( ) x 100 % = % = 5,63 % Tabel 4.2 menunjukkan konsumsi bahan bakar dalam persen (%), konsumsi bahan bakar oli lebih hemat 5,63 % dari oli, konsumsi bahan bakar oli lebih hemat 4,11 % dari oli dan konsumsi bahan bakar oli lebih hemat 1,46 % dari oli 3100.

14 Daya (HP) 4.4 Perbandingan Viskositas terhadap Daya Tertinggi Untuk mengetahui perbandingan viskositas rata-rata oli terhadap daya mesin tertinggi dapat dilihat pada gambar ,9 11,8 11,7 11,6 11,5 11,4 11,3 11, Viskositas (mpa.s) Gambar 4.8 Grafik perbandingan viskositas terhadap torsi tertinggi. Gambar 4.8 menunjukkan grafik perbandingan viskositas terhadap daya tertinggi tiga produk oli yang diuji, dari ke tiga oli yang diuji daya tertingginya tidak ada perbedaan yang signifikan. Seharusnya semakin besar viskositasnya maka daya yang dihasilkan semakin rendah karena oli yang melumasi komponen mesin cenderung tebal sehingga menyebabkan kinerja mesin semakin berat sehingga torsi yang dihasilkan cenderung menurun.

15 Torsi (N.m) 4.5 Perbandingan Viskositas terhadap Torsi Tertinggi Untuk mengetahui perbandingan viskositas rata-rata oli terhadap torsi mesin tertinggi dapat dilihat pada gambar ,14 11,13 11,12 11,11 11,1 11,09 11,08 11,07 11,06 11,05 11,04 11, Viskositas (mpa.s) Gambar 4.9 Grafik perbandingan dengan viskositas dengan Torsi tertinggi. Gambar 4.9 Menunjukkan perbandingan antara viskositas dengan torsi tertinggi dari tiga produk oli yang diuji. Berdasarkan grafik viskositas oli yang rendah menghasilkan torsi yang semakin tinggi, hal ini disebabkan karena oli yang melumasi komponen-komponen mesin cenderung lebih tipis sehingga kinerja mesin menjadi ringan dan torsi yang didapat semakin besar. Oli yang baik adalah oli yang viskositasnya tidak terpengaruh oleh perubahan temperatur sehingga kemampuan untuk mengurangi gesekan pada mesin lebih efektif.

16 Konsumsi Bahan Bakar per Liter 4.6 Perbandingan Viskositas terhadap Konsumsi Bahan Bakar Untuk mengetahui perbandingan viskositas rata-rata oli terhadap konsumsi bahan bakar dapat dilihat pada gambar , ,1 47,5 47, , ,5 45, Viskositas (mpa.s) Gambar 4.10 Perbandingan viskositas terhadap konsumsi bahan bakar. Gambar 4.10 menunjukkan perbandingan viskositas terhadap konsumsi bahan bakar tiga produk oli. Oli sintetis ( dan ) memiliki konsumsi bahan bakar irit dibandingkan oli mineral () hal ini karena oli sintetis memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengurangi gesekan yang terjadi pada komponen-komponen mesin dibanding oli mineral, dengan berkurangnya gesekan yang terjadi maka langkah piston dan gigi transmisi lebih ringan dan tenaga hasil pembakaran dapat tersalur dengan maksimal.

17 Daya (HP) 4.7 Perbandingan Konduktivitas Termal terhadap Daya Tertinggi Untuk mengetahui perbandingan konduktivitas termal rata-rata oli terhadap daya mesin tertinggi dapat dilihat pada gambar ,9 11,8 11,7 11,6 11,5 11,4 11,3 11,2 0,128 0,13 0,132 0,134 0,136 0,138 0,14 Konduktivitas (W/m.K) Gambar 4.11 Grafik perbandingan konduktivitas terhadap daya tertinggi. Gambar 4.11 menunjukkan perbandingan konduktivitas terhadap daya tertinggi. Berdasarkan grafik oli Sintetis ( dan ) memiliki nilai konduktivitas termal yang lebih tinggi dibanding oli mineral () sedangkan daya yang dihasilkan oli memiliki daya tertinggi, sedangakan dan menempati urutan kedua dan ketiga dengan selisih yang tipis yaitu 0,1 HP. Seharusnya semakin besar nilai konduktivitas termal oli maka daya yang dihasilkan semakin tinggi, hal ini karena kemampuan oli untuk menyerap dan melepaskan panas mesin menjadi lebih maksimal sehingga tidak menyebabkan panas yang berlebihan. Panas yang berlebih ini menyebabkan pemuaikan pada komponen-komponen mesin sehingga gesekan yang terjadi semakin besar dan kinerja mesin menjadi lebih berat hal ini berdampak pada daya yang dihasilkan semakin rendah.

18 Torsi (N.m) 4.8 Perbandingan Konduktivitas Termal terhadap Torsi Tertinggi Untuk mengetahui perbandingan konduktivitas termal rata-rata oli terhadap torsi mesin tertinggi dapat dilihat pada gambar ,14 11,13 11,12 11,11 11,1 11,09 11,08 11,07 11,06 11,05 11,04 11,03 0,125 0,13 0,135 0,14 Konduktivitas (W/m.K) Gambar 4.12 Grafik perbandingan konduktivitas terhadap torsi tertinggi. Gambar 4.12 menunjukkan perbandingan konduktivitas terhadap torsi tertinggi. Berdasarkan grafik semakin rendah nilai konduktivitas termalnya maka torsi yang didapat semakin besar. Seharusya semakin tinggi nilai konduktivitas termalnya maka torsi yang dihasilkan semakin besar hal ini karena kemampuan oli dalam menyerap dan melepas panas hasil pembakaran semakin baik sehingga tidak menyebabkan panas yang tinggi pada komponen-komponen mesin. Panas yang terjadi menyebabkan gesekan antar komponen semakin besar sehingga kinerja mesin cenderung lebih berat dan torsi yang dihasilkan semakin rendah.

19 Konsumsi Bahan Bakar per Liter 4.9 Perbandingan Konduktivitas Termal terhadap Konsumsi Bahan Bakar Untuk mengetahui perbandingan konduktivitas termal rata-rata oli terhadap konsumsi bahan bakar dapat dilihat pada gambar , ,1 47,5 47, , ,5 45, ,128 0,13 0,132 0,134 0,136 0,138 0,14 Konduktivitas (W/m.K) Gambar 4.13 Perbandingan konduktivitas terhadap konsumsi bahan bakar. Gambar 4.13 menunjukkan perbandingan Konduktivitas tiga produk oli terhadap konsumsi bahan bakar. Berdasarkan grafik semakin tinggi nilai konduktivitas termal maka konsumsi bahan bakar semakin irit, hal ini disebabkan karena konduktivitas yang tinggi memiliki kemampuan menghantarkan panas yang baik sehingga tidak terjadi gesekan yang berlebihan antar komponen logam yang bergerak dan juga tidak terjadi panas yang berlebih ketika mesin bekerja maka berdampak pada kinerja mesin yang semakin ringan. Kinerja mesin yang ringan ini membuat pasokan konsumsi bahan bakar yang semakin sedikit.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data. Data yang dikumpulkan meliputi hasil pengujian dan data tersebut diolah dengan perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur ( C )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur ( C ) visikositas (mpa.s) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUJIAN VISKOSITAS Pengujian viskositas adalah suatu pengujian ketahanan fluida yang diubah dengan tekanan maupun tegangan, dimana pengujian

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN. Yogyakarta, September Materai Aris Setiawan Budi Wibowo

HALAMAN PERNYATAAN. Yogyakarta, September Materai Aris Setiawan Budi Wibowo HALAMAN PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa Skripsi/Tugas Akhir dengan judul Kajian Tentang Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Minyak Pelumas Terhadap Kinerja Motor 4-Langkah 150CC adalah hasil karya saya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifik objek penelitian dan hasil pengujian. Data-data

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar). Daya (HP) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifik objek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan alat transportasi roda dua yang efisien, efektif dan ekonomis serta terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Saat ini sepeda motor

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK VISKOSITAS DAN KONDUKTIVITAS TERMAL TIGA PRODUK MINYAK PELUMAS BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP SEPEDA MOTOR HONDA MEGAPRO 150 CC

KARAKTERISTIK VISKOSITAS DAN KONDUKTIVITAS TERMAL TIGA PRODUK MINYAK PELUMAS BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP SEPEDA MOTOR HONDA MEGAPRO 150 CC KARAKTERISTIK VISKOSITAS DAN KONDUKTIVITAS TERMAL TIGA PRODUK MINYAK PELUMAS BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP SEPEDA MOTOR HONDA MEGAPRO 150 CC TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengujian ini sesuai dengan prosedur diagram alir dapat dilihat pada gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Kajian tentang karakteristik Viskositas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan data hasil dari percobaan yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh tersebut meliputi data spesifikasi objek penelitian dan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar). Daya (HP) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifik objek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dari proses pengambilan data dan pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan tentang hasil yang didapatkan dari percobaan dan berisi tentang perhitungan dari hasil tersebut. Hasil data yang dikumpulkan meliputi data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan tentang hasil dan perhitungan dari proses pengambilan data, pengambilan data ini meliputi data spesifik obyek penelitian dan hasil dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan perhitungan dari proses pengambilan data pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dari proses pengambilan data dan pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dari proses pengambilan data dan pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data tersebut

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY

Jurnal Teknik Mesin UMY PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX 95 Erlangga Bagus Fiandry 1 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem transmisi pada kendaraan di bedakan dalam transmisi manual dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. Oli untuk motor matic dikenal

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009 DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PERTAMAX Ricky Septianda

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini. KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI KOIL TIPE STANDAR DAN RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX 95 DAN PERTALITE Ricky Eko Julyanto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik, KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi. PENGARUH TIMING INJECTION DAN TIMING PENGAPIAN PADA MOTOR 4 LANGKAH 100 CC BAHAN BAKAR PERTAMAX Solikin 20120130168 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Teknik,Jurusan Teknik Mesin,Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dan spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC Abdul Rohman studi Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka Dalam melakukan suatu pengujian sangat penting untuk memperhatikan dan mempelajari pengujian-pengujian yang telah dilakukan sebelumnya. Pengujian-pengujian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah populasi kendaraan bermotor akan berbanding lurus. Estimasinya, pertumbuhan terjadi sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Viskositas yang ada pada Bab II persamaan (2.3). Prosedur pengambilan. Tabel 4.1 waktu jatuh bola (detik)

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Viskositas yang ada pada Bab II persamaan (2.3). Prosedur pengambilan. Tabel 4.1 waktu jatuh bola (detik) BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penghitungan Viskositas Oli Untuk mengetahui Viskositas suatu merk oli digunakan rumus Viskositas yang ada pada Bab II persamaan (2.3). Prosedur pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc Untuk mendapatkan hasil torsi motor dilakukan pengujian menggunakan metode dynotest atau dynamometer. Setelah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN 4.1. Data Hasil Pengujian Pengujian unjuk kerja motor bensin yaitu pada kondisi mesin mengunakan pelumas jenis mesran, top 1, dan shell pada putaran mesin 1500, 2000,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka Dalam melakukan penelitian ini peneliti membahas tentang pengaruh karakteristik dari beberapa jenis minyak pelumas yang diuji dengan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1 MULAI Persiapan Penelitian 1. Sepeda motor standar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY

Jurnal Teknik Mesin UMY PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM Yosa Wahyu Saputra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Penelitian dilkukan dengan prosedur sebagai mana ditunjukan pada diagram alir berikut: 3.1.1. Diagram alir pengujian Daya dan Torsi Prosedur pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Lisunda (2016) melakukan penelitian tentang analisa karakteristik viskositas dan konduktivitas termal minyak pelumas MPX 2 baru dan MPX 2 bekas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini : 1.1.1. Diagram

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mesin kalor. (Kiyaku dan Murdhana, 1998). tenaga yang maksimal. Pada motor bensin pembakaran sempurna jika

BAB I PENDAHULUAN. mesin kalor. (Kiyaku dan Murdhana, 1998). tenaga yang maksimal. Pada motor bensin pembakaran sempurna jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan pengujian motor bakar untuk mendapatkan perubahan data karakterisitk motor bakar tersebut terhadap perubahan profil camshaft. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka di butuhkan kendaraan yang memiliki unjuk kerja yang baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan proses penelitian digunakan alat sebagai berikut: 1. Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Sepeda Motor Untuk penelitian ini sepeda motor yang digunakan YAMAHA mio sporty 113 cc tahun 2007 berikut spesifikasinya : 1. Spesifikasi Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tetang perbandingan Premium ethanol dengan Pertalite untuk mengetahui perbandingan torsi, daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan

Lebih terperinci

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal STUDY EXPERIMENTAL PENGARUH SPARK PLUG CLEARANCE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC Edi Sarwono 1, Toni Dwi Putra 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Pada internal combustion engine dipengaruhi oleh proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Bahan yang digunakan pada penelitian a. Premium, Pertamax, Pertamax plus b. Karburator standar PWL dengan lubang venturi

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan dan perhitungandilakukan untuk mengetahui hasil dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang didapatkan meliputi data dan spesifikasi obyek penelitian.

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017 Jurnal Teknik Mesin UMY 2017 PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING PADA BUSI STANDAR TERHADAP KARAKTERISTIKAN PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR MEGAPRO 160CC BERBAHAN BAKAR PERTALITE Frengki S Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan bermotor menggunakan motor bakar sebagai mesin penggeraknya. Motor bakar merupakan salah satu jenis pengerak yang mengunakan hasil ledakan dari pembakaran di

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah : BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Mesin - mesin dan Alat Uji Sebelum melakukan pengujian emisi kita harus mengetahui standarisasi yang akan kita gunakan. Standarisaisi yang akan saya gunakan disini adalah Standarisasi

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY 2016

Jurnal Teknik Mesin UMY 2016 Jurnal Teknik Mesin UMY 2016 PENGRUH PENGGUNN CDI DN KOIL RCING TERHDP KRKTERISTIK PERCIKN UNG PI DN KINERJ MOTOR 4 LNGKH 160 CC ERHN KR PERTLITE Fithrio Manggala Ramadhani Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN 1 ) 2) 2) Murni, Berkah Fajar, Tony Suryo 1). Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi di bidang otomotif saat ini berkembang sangat pesat. Hampir semua inverter menawarkan produk dengan keutamaan dapat menghemat konsumsi bahan bakar. Ada 2 jenis produk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian. Alat penelitian a. Sepeda motor. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor bensin 4-langkah 0 cc. Adapun spesifikasi

Lebih terperinci

KINERJA MESIN BENSIN BERDASARKAN PERBANDINGAN PELUMAS MENERAL DAN SINTETIS

KINERJA MESIN BENSIN BERDASARKAN PERBANDINGAN PELUMAS MENERAL DAN SINTETIS Kinerja Mesin Bensin Berdasarkan Perbandingan Pelumas Mineral dan Sintetis, Mawardi Silaban KINERJA MESIN BENSIN BERDASARKAN PERBANDINGAN PELUMAS MENERAL DAN SINTETIS Mawardi Silaban Balai Besar Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 75 BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis meneliti tentang Analisa BBM Pertamina pada Yamaha Mio M3 dengan membandingkan 3 jenis BBM pertamina yaitu : Premium (RON 88), Pertalite (RON 90),

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT KAJIAN VARIASI KUAT MEDAN MAGNET PADA ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI MESIN SINJAI 2 SILINDER 650 CC Syarifudin (2105 100 152) Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT Latar belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data meliputi durasi standard camshaft dan after market camshaft, lift standard camshaft dan after market

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data meliputi daya, torsi dan konsumsi bahan bakar. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain :. Motor Bensin 4-langkah 5 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental, yaitu metode yang digunakan untuk menguji karakteristik percikan bunga api dan kinerja motor dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pengujian ini dilakukan dibeberapa tempat sebagai berikut: a. Pengujian kecepatan untuk mendapatkan putaran mesin dilakukan di Jl. Universitas, selama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor

Lebih terperinci

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z. 3.1 Diagram Alir Modifikasi BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN Mulai Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z Target Desain Modifikasi Perhitungan Modifikasi

Lebih terperinci

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan penelitian Dibawah ini adalah spesifiksi dari motor 4 langkah Suzuki Satria F 150 cc : Gambar 3.1 Suzuki Satria F 150 cc 1. Motor 4 Langkah 150 cc : Jenis kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil pengujian flowbench 1.1.1. Pengambilan data awal airflow (cfm) pada lubang intake standar Pengujian dilakukan untuk mencari data banyaknya campuran bahan bakar yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain : 1. Motor Bensin 4-langkah 110 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R Wilviari Vekky V.R dan Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental, yaitu metode yang digunakan untuk menguji karakteristik pengaruh variasi CDI Standar dan CDI Racing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada gambar 3.1. : 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut : 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut : Gambar 3.1 Yamaha Rx

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

UJI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN ALAT FUEL SAVER, UNTUK MENINGKATKAN TENAGA DAN MENGURANGI KOMSUMSI BAHAN BAKAR

UJI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN ALAT FUEL SAVER, UNTUK MENINGKATKAN TENAGA DAN MENGURANGI KOMSUMSI BAHAN BAKAR UJI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN ALAT FUEL SAVER, UNTUK MENINGKATKAN TENAGA DAN MENGURANGI KOMSUMSI BAHAN BAKAR Fadwah Maghfurah,ST,MM,MT 1,.Fajar agung Setiawan 2 Lecture 1,College student 2,Departement

Lebih terperinci

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100 TUGAS AKHIR Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X Untung Surya Dharma 1) & Dwi Irawan 2). 1,2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA Untuk berbagai kondisi operasi mesin.harga dari parameter untuk kerja bervariasi dan menggambarkan kemampuan untuk kerja mesin untuk satu daerah operasi tertentu.untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC TUGAS AKHIR RM 1541 (KE) PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC RIZKY AKBAR PRATAMA 2106 100 119 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP ANGKA VISKOSITAS OLI SEPEDA MOTOR MATIC SKRIPSI

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP ANGKA VISKOSITAS OLI SEPEDA MOTOR MATIC SKRIPSI PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP ANGKA VISKOSITAS OLI SEPEDA MOTOR MATIC SKRIPSI Diajukan dan Disusun Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program

Lebih terperinci

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan timbulnya masalah yang semakin komplek diberbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8-13 Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4. Hasil Pengujian Pada Honda Vario 110 cc Adapun data yang diperoleh dari setiap pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : 4.1. Hasil Pengujian Terhadap Torsi dan Daya

Lebih terperinci

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel PENGARUH KEAUSAN RING PISTON TERHADAP KINERJA MESIN DiditSumardiyanto, Syahrial Anwar FakultasTeknikJurusanTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Abstrak Penelitianinidilakukanuntukmengetahuipengaruhkeausan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN BAKAR Warsono Rohmat Subodro (UNU Surakarta, rohmadsubodro@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tempat di bawah ini: 1. Mototech Yogyakarta, Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 2.

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci