Berbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY
|
|
- Budi Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Berbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY
2 Kesehatan-sehat Kondisi yang bebas dari segala macam penyakit Sehat secara fisik, psikis/mental, seksual, sosial dan ekonomi dalam satu kesatuan utuh.
3 Reproduksi Mengulang, menghasilkan, melanjutkan keturunan Terdapat sistem, fungsi, dan proses reproduksi
4 Tujuan Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada setiap individu dan pasangannya secara komprehensif, khususnya kepada remaja dan perempuan agar setiap individu mampu menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggungjawab. Terbebas dari perlakuan diskriminasi dan kekerasan, termasuk didalamnya pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak Azasi Manusia.
5 Ruang Lingkup Pertumbuhan fisik : organ reproduksi Perkembangan emosi Pubertas : menstruasi, mimpi basah Dorongan Seksual Masturbasi dan Onani Membina hubungan sosial (dengan lawan jenis atau sejenis) Perawatan organ reproduksi Kehamilan
6 Lanjutan Ruang Lingkup Gizi yang diperlukan Kelainan-kelainan reproduksi Risiko-risiko reproduksi : KTD, IMS, HIV/AIDS, kekerasan seks Pengambilan keputusan perilaku yang sehat Komunikasi : negosiasi, asertif, dsb Keberagaman seksual : orientasi seksual Mitos seputar kesehatan reproduksi Hak-hak reproduksi
7 SDGs : Sustainable Development Goals Agenda Pembangunan Berkelanjutan Goals 3 : menurunkan AKI Goal 5 : Gender Equality Salah satu targetnya : Memastikan Layanan HKSR sesuai dengan target ICPD 1994 dan Beijing Platform 1995
8 Hak Seksual dan Reproduksi Hak-hak seksual menganut hak-hak asasi manusia yang sudah diakui dalam undangundang nasional, dokumen-dokumen hak asasi manusia internasional dan pernyataanpernyataan konsensus lainnya. Hak-hak ini meliputi hak semua orang, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan
9 Hak-hak reproduksi adalah hak-hak dasar semua pasangan dan individu memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak dan waktu mempunyai anak(-anak), memiliki akses pada informasi dan sarana untuk melakukan hal itu, mencapai standar kesehatan reproduksi setinggi-tingginya, dan membuat keputusan tentang reproduksi, bebas dari diskriminasi, paksaan, atau kekerasan.
10 Hak hak reproduksi dan seksual remaja Hak untuk menjadi diri sendiri Hak untuk tahu Hak untuk melindungi dan melindungi diri Hak mendapat pelayanan kesehatan Hak untuk Terlibat. Membuat keputusan, mengekspresikan diri, menjadi aman, dan memutuskan apakah akan menikah atau tidak. Hak reproduksi dan seksual, kesehatan reproduksi dan seksual, termasuk kontrasepsi, IMS dan HIV dan AIDS, serta anemia dari kehamilan yang tidak di rencanakan, aborsi tidak aman, IMS, HIV dan AIDS dan kekerasan Seksual. Secara sahabat,menyenangkan, akurat, berkualitas dan dengan menghormati hak remaja. Dalam perencanaan,pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program remaja, serta mempengaruhi pemerintah dalam pembuatan kebijakan
11 Tantangan : Remaja dalam kebijakan UU Perlindungan Anak Usia anak-anak yaitu 0-18 tahun Usia dewasa yaitu > 18 tahun UU Perkawinan Usia 16 tahun perempuan Usia 19 tahun laki-laki
12 TIDAK ADA PENDIDIKAN KESPRO KOMPREHENSIF PENDIDIKAN KESPRO DIBERIKAN SECARA TERPISAH-PISAH DALAM MATA PELAJARAN : AGAMA BIOLOGI PENJASKES BK PENDIDIKAN KESPRO DIANGGAP SELESAU KETIKA ADA CERAMAH DALAM MASA ORIENTASI SEKOLAH
13 SITUASI RISIKO REPRODUKSI DAN SEKSUAL STUDI KASUS DIY
14 Risiko Seksual : Kekerasan seksual IMS HIV&AIDS Risiko Reproduksi : KTD Anemia Keguguran (bagi perempuan hamil)
15 KTD 1. Kehamilan remaja kurang dari 20 tahun menyumbangkan risiko kematian ibu dan bayi 2 hingga 4 kali lebih tinggi dibanding kehamilan pada ibu berusia tahun. 2. Data PKBI DIY 2014 : Konseling KTD Remaja : 424 orang, usia termuda 11 tahun 3. Persalinan remaja di kulonprogo 2016:107 kasus
16
17 DISPENSASI KAWIN YANG DI TERIMA PENGADILAN TINGGI AGAMA KAB/KOTA SE-DIY JANUARI-APRIL 2016 NO WILAYAH JANUARI FEBRUARI MARET APRIL TOTAL 1 PA SLEMAN PA WATES PA WONOSARI PA YOGYAKARTA PA BANTUL JUMLAH
18
19 JUMLAH KORBAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK MENURUT JENIS KEKERASAN DAN LOKASI LEMBAGA LAYANAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 JenisKekerasan No. LOKASI LEMBAGA JenisKelamin Fisik Psikis Seksual TPPO Penelantaran Lainnya Jumlah 1. Kulonprogo Laki-laki Perempuan Bantul Laki-laki Perempuan Gunungkidul Laki-laki Perempuan Sleman Laki-laki Perempuan Yogyakarta Laki-laki Perempuan ## Provinsi Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki perempuan total Sumber data: BPPM dari data laporanlembagalayanankorbankekerasanprovmaupunkab/kota
20
21
22 JUMLAH TEMUAN KASUS HIV (ODHA) DI DIY KUMULATIF 1993-SEPTEMBER 2015 Kasus berdasarkan jenis kelamin jenis kelamin LAKI-LAKI: 2078 PEREMPUAN :1000 TAK DIKETAHUI :68 JUMLAH :3146
23 Kasus HIV/AIDS berdasarkan tempat tinggal/wilayah Asal penderita HIV/AIDS L P Tidak diketahui jumlah Kota Yogyakarta Kab Bantul Kab Kulon Progo Kab Gunung Kidul Kab Sleman Luar DIY Tidak Diketahui Jumlah
24 GBV CASE (Rifka Annisa) Kategori Kasus (Case Categoty) Tahun (Years) Jumlah KTI (Wife Abuse) KDP (Dating Violence) PERKOSAAN (Rape) PEL-SEKS (Sexual Harassment) KDK (Famly Violence) Trafficking LAIN-LAIN*** TOTAL KASUS
25 KASUS ABORSI PER TAHUN (P3UI TH 2000) KASUS ABORSI PER TAHUN (KPAI TH 2003) 2,1 2,2 JUTA KASUS ABORSI PER TAHUN (KPAI TH 2004) PEREMPUAN ( )MENGAKSES LAYANAN PEMULIHAN HAID DI 9 KOTA, 77% MERUPAKAN PEREMPUAN MENIKAH : CUKUP ANAK (35%) GAGAL KB (26%) (PKBI, 2008) PEREMPUAN ( ) MENGAKSES LAYANAN PEMULIHAN HAID DI 11 PROPINSI, 83% MERUPAKAN PEREMPUAN MENIKAH.
26 Pertanyaan Refleksi Apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir fakta resiko reproduksi dari tingkat desa?
27 Pemberian Informasi kesehatan reproduksi secara komperhensif: - Binaanaprasa - BKB - BKR - PIKR Layanan Kesehatan Ramah Remaja
mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa
Lebih terperinciKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA. By : Basyariah Lubis, SST, MKes
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA By : Basyariah Lubis, SST, MKes Pengertian Kesehatan reproduksi remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang kesiapannya
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008
ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008 A. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Umur Usia Responden
Lebih terperinciMELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono
MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas Gama Triono www.pkbi-diy.info Fakta 2015 Prevalensi HIV & AIDS 2015 Melalui hubungan Seksual : Perempuan Rumah Tangga > dr Pekerja Seks Perempuan positif : akseptor
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa remaja, individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda (Kusmiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization (WHO) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2045 diperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia 30 tahun sampai
Lebih terperinciKonferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari
Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik, tetapi meliputi aspek mental
Lebih terperinciSEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN
SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian
Lebih terperinciKESEHATAN REPRODUKSI. Fatmalina Febry, SKM.,M.Si Gizi Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya
KESEHATAN REPRODUKSI Fatmalina Febry, SKM.,M.Si Gizi Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya Definisi Kespro Suatu Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh tidak sematamata bebas dari penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena pernikahan muda pada dasarnya merupakan bagian dari budaya masyarakat tertentu. Minimnya akses mendapatkan fasilitas kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi, globalisasi teknologi, dan informasi serta berbagai faktor lainnya turut mempengaruhi pengetahuan,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Youth Center PKBI DIY 1. Sejarah Singkat Youth Center PKBI DIY PKBI atau yang biasa dikenal dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun
Lebih terperinciDiskusi dan Konsultasi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengembangan Strategi Global Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja Wisma PKBI, 13 Maret 2015
Kebijakan & Program yang Diharapkan Remaja serta Kondisi di Lapangan Diskusi dan Konsultasi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengembangan Strategi Global Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja Wisma PKBI, 13 Maret
Lebih terperinciGAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN
GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN 2007) 1. Pendahuluan Isu strategis dalam pelaksanaan
Lebih terperinciPenilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP
Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.
Lebih terperinciJENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Pile Patiung, SE
JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI Pile Patiung, SE DASAR PEMIKIRAN CEDAW 1984 ICPD CAIRO 1994 KONFERENSI WANITA SEDUNIA DI BEIJING 1995 KONDISI KESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA HAM DAN HAK-HAK REPRODUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Sebesar 63,4 juta jiwa diantaranya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Sebesar 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tunas, generasi penerus, dan penentu masa depan yang merupakan modal dasar pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan kelompok remaja tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal tersebut menjadi perhatian khusus internasional mengingat risiko yang timbul akibat pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap seksualitas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad 21, dunia mengalami perubahan-perubahan pesat di bidang sosial, ekonomi, politik, dan komunikasi yang diikuti oleh perubahanperubahan dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa anakanak ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals atau disingkat MDG s dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang merupakan paradigma pembangunan global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi, serta proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) 2012, kelompok
Lebih terperinciBAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Pernikahan anak menjadi salah satu persoalan sosial di Kabupaten Gunungkidul. Meskipun praktik pernikahan anak di Kabupaten Gunungkidul kian menurun di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa dan relatif belum mancapai tahap kematangan mental sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja (Admin, 2008).
Lebih terperinciVIII. KEKERASAN Tabel 8.1 JUMLAH KORBAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN LOKASI LEMBAGA LAYANAN
VIII. KEKERASAN Tabel 8.1 MENURUT KELOMPOK UMUR DAN LOKASI LEMBAGA LAYANAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 NO. LOKASI LEMBAGA Jenis Kelamin KelompokUmur KelompokUmur 0
Lebih terperinciJUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN
PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P 1. KOTA YOGYAKARTA 225,751 227,485 453,236 86 125 211 453,447 2. BANTUL 464,807 475,265 940,072 26 14 40 940,112
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DELYANA 201410104149 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dari fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan
BAB I PENDAHULUAN Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan penelitian mulai dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang berada pada masa yang potensial, baik dilihat dari segi kognitif, emosi maupun fisik. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut International Cooperation Populatiom and Development (ICPD) 1994 adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang, tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbentuknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi
Lebih terperinciMinggu ke 9 HAK-HAK REPRODUKSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI
Minggu ke 9 HAK-HAK REPRODUKSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI Defmisi dan Cakupan Makna kesehatan dalam undang-undang pokok kesehatan nomor 32, tahun 1992 adalah meliputi kesehatan badan, rohaniah ( mental)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang umumnya mulai berpikir untuk berumah tangga dan memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menikah di dalam masyarakat kadang masih menjadi tolak ukur kedewasaan. Setelah memiliki pekerjaan mapan dan penghasilan sendiri, orang umumnya mulai berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN , , ,793
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV dan AIDS pada saat ini merupakan salah satu permasalahan sosial yang ada di kalangan masyarakat luas. Peningkatan penyebaran HIV dan AIDS saat ini semakin mengkuatirkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isu terpenting tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan dalam konferensi kependudukan sedunia Internasional Conference Population and Development (ICPD)
Lebih terperinciPENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI DESA MARGOSARI KECAMATAN LIMBANGANKABUPATEN KENDAL
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI DESA MARGOSARI KECAMATAN LIMBANGANKABUPATEN KENDAL Widya Hary Cahyati, Muhammad Azinar Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut angka statistik terdapat sekitar 1 milyar remaja di dunia dan 85%nya berada di negara berkembang. Remaja memiliki peranan yang sangat penting akan keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Pada masa remaja terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Terjadinya perubahan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanyaan seputar fungsi organ reproduksi, perilaku seks saat pacaran, infeksi menular seksual (IMS), kehamilan tak dikehendaki (KTD), kontrasepsi, sering dilontarkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PEREMPUAN UNTUK MELAKUKAN ABORSI DITINJAU DARI HAK-HAK ASASI PEREMPUAN ( STUDI KASUS DI PKBI SEMARANG )
KEPUTUSAN PEREMPUAN UNTUK MELAKUKAN ABORSI DITINJAU DARI HAK-HAK ASASI PEREMPUAN ( STUDI KASUS DI PKBI SEMARANG ) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar sarjana strata (S 1)
Lebih terperinciKONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013
KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013 INDIKATOR KINERJA PUSAT PENC 2012 DIY 2013 1 JUMLAH SELURUH PESERTA KB AKTIF 403.410 438.788 438.788 2 JUMLAH PESERTA KB AKTIF MKJP 168.190 156.469 168.893
Lebih terperinciJUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P
PROVINSI PENDUDUK PEREMPUAN L + P PEREMPUAN L + P 1. KOTA YOGYAKARTA 228,568 229,982 458,550 0 0 0 458,550 2. BANTUL 475,155 475,796 950,951 16 14 30 950,981 3. KULONPROGO 237,761 245,850 483,611 0 0 0
Lebih terperinci1 BANTUL 100% 100% 2 SLEMAN 100% 100% 3 GUNUNGKIDUL 100% 100% 4 KULONPROGO 100% 100% 5 KOTA YOGYAKARTA 100% 100%
NO KAB/KOTA REK.KAB F/II/KB/11 REK.KAB F/I/DAL/10 1 100% 100% 2 100% 100% 3 GUNUNGKIDUL 100% 100% 4 KULONPROGO 100% 100% 5 100% 100% 2 NO. 1 Kab Sleman KABUPATEN / KOTA DPS BPS JML TEMPAT JML TEMPAT 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan krisis sehingga memerlukan dukungan serta pengarahan yang positif dari keluarganya yang tampak pada pola asuh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak yang tergantung menuju masa dewasa. Pada masa remaja individu menjadi mandiri serta terjadi perubahan fisik,
Lebih terperinciDasar Kesehatan Reproduksi PERTEMUAN 2 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes
Dasar Kesehatan Reproduksi PERTEMUAN 2 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan mengenai dasar kesehatan reproduksi 1. Defenisi 2. Sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak jalanan merupakan anak yang melewatkan atau memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan seharihari di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan salah satu usaha untuk mecapai kehidupan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Survei Penduduk yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, 63,4 juta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/ jati dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, remaja
Lebih terperinciKegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017
Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017 Disampaikan Pada : Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Program Kesehatan Masyarakat Bekasi 14-17 Juni 2016 STATUS KESEHATAN PEREMPUAN Angka Kematian Ibu
Lebih terperinciJUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P
PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 216,396 221,881 438,277 29 22 51 438,328 2. BANTUL 500,911 510,971 1,011,882 16 14 30 1,011,912 3. KULONPROGO 231,984 237,000 468,984 0 0 0 468,984
Lebih terperinciKatalog BPS: KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat
Katalog BPS: 4201005 KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat 4 GENDER 3 Kesehatan Seksual dan Reproduksi 2 Kependudukan dan Keluarga Berencana 1 PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan untuk menjadi produktif dan diharapkan menjadi pewaris
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan remaja penting sebab remaja harus dipersiapkan untuk menjadi produktif dan diharapkan menjadi pewaris bangsa yang bermutu. Akhir-akhir ini
Lebih terperinciJUMLAH PENDUDUK W N I
PROVINSI PENDUDUK 1. KOTA YOGYAKARTA 227,079 228,867 455,946 86 125 211 456,157 2. BANTUL 466,121 476,233 942,354 16 14 30 942,384 3. KULONPROGO 240,096 247,975 488,071 0 0 0 488,071 4. GUNUNGKIDUL 371,632
Lebih terperinciSKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat
SKRIPSI HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2011 Proposal skripsi Skripsi ini Disusun untuk
Lebih terperinciPerempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women
Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women Stand Alone Goal Prinsip Stand Alone Goal: 1. Kesetaraan Gender 2. Hak-hak perempuan sebagai hak asasi manusia. 3. Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja di bawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran kesehatan reproduksi adalah remaja terkait dengan masa pubertasnya dimana pada fase transisi ini merupakan segmen perkembangan individu yang diawali
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Vita Yuniastuti 201510104048
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah salah satu fase kehidupan yang pasti akan dilewati oleh semua manusia. Fase ini sangat penting, karena pada saat remaja seseorang akan mencari jati
Lebih terperinciSgmendung2gmail.com
Sgmendung2gmail.com sgmendung@yahoo.co.id PUSDIKLAT KEPENDUDUKAN DAN KB BKKBN 2011 Menjelaskan Konsep Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) Menjelaskan masalah-masalah dalam memenuhi hak-hak reproduksi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, sehingga perlu mendapat perhatian khusus secara global. Hal ini diperjelas dengan diangkatnya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan
Lebih terperinciKUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON
KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON Disusun oleh: Nama : NIP : LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan aset dan generasi penerus bangsa yang harus sehat secara jasmani, mental dan spiritual. Usia remaja merupakan fase umur penduduk yang sangat menentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat kematangan seksual yaitu antara usia 11 sampai 13 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang
Lebih terperinciGENDER, KEKUASAAN & KESEHATAN REPRODUKSI
LOGO GENDER, KEKUASAAN & KESEHATAN REPRODUKSI Arisman Widyaiswara BKKBN Prropinsi DIY Disajikan pada Temu Ilmiah Widyaiswara & Peneliti tanggal 28 Februari 2009 di BKKBN Propinsi DIY GENDER Adalah pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi adalah kesehatan fisik, mental dan sosial secara menyeluruh dalam semua hal berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsifungsi serta proses-prosesnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita remaja usia 14-19 tahun yang merupakan akibat perilaku seksual baik sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti,
Lebih terperinciPendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Pendidikan seksualitas remaja Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Alasan pentingnya pendidikan seksualitas remaja Manfaat pendidikan seksualitas remaja Pendidikan seksualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di daerah Yogyakarta cukup memprihatinkan dan tidak terlepas dari permasalahan kekerasan terhadap perempuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perilaku seksual pranikah pada remaja jumlahnya meningkat yang terlihat dari data survey terakhir menunjukkan kenaikan 8,3% dari total remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang menjadi sebuah kebutuhan dan paling penting dalam hidup seseorang agar dapat menjalani kehidupan secara aktif dan produktif. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan generasi harapan bangsa, untuk itu perlu disiapkan sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur 10-19 tahun (WHO, 2015 a ). Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan dan perkembangan yang cepat baik fisik, mental, dan psikososial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini merupakan era globalisasi dimana sering terjadi perdagangan manusia, budaya luar dengan mudahnya masuk dan diadopsi oleh masyarakat sehingga memunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV/AIDS telah menjadi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat dunia tidak terkecuali masyarakat Indonesia karena penderita HIV/AIDS di dunia setiap tahunnya mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja. Kelompok usia remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah kelompok umur tahun (Sarwono, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode SMA adalah periode dimana seseorang masih menginjak masa remaja. Kelompok usia remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah kelompok umur 10 20 tahun
Lebih terperinciMASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS
MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS Masalah Kebidanan di Komunitas Kematian Ibu dan Bayi ( AKI dan AKB) Kehamilan Remaja Unsafe Abortion BBLR Pertolongan Persalinan oleh tenaga Non Nakes PMS (Penyakit Menular
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami? 2. Apa tujuan didirikannya P2TPA Rekso Dyah Utami? 3. Bagaimana
Lebih terperinci1 BANTUL 100% 100% 2 SLEMAN 100% 100% 3 GUNUNGKIDUL 100% 100% 4 KULONPROGO 100% 100% 5 KOTA YOGYAKARTA 100% 100%
NO KAB/KOTA REK.KAB F/II/KB/11 REK.KAB F/I/DAL/10 1 BANTUL 100% 100% 2 100% 100% 3 GUNUNGKIDUL 100% 100% 4 KULONPROGO 100% 100% 5 100% 100% 2 NO. KABUPATEN / KOTA DPS BPS JML TEMPAT JML TEMPAT 1Kab Sleman
Lebih terperinciJUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN
PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 224,689 226,485 451,174 105 164 269 451,443 2. BANTUL 463,800 473,996 937,796 26 14 40 937,836 3. KULONPROGO 237,902 245,742 483,644 0 0 0 483,644
Lebih terperinciJUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN
PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 215,659 220,966 436,625 0 0 0 436,625 2. BANTUL 513,009 525,301 1,038,310 16 14 30 1,038,340 3. KULONPROGO 230,996 237,996 468,992 0 0 0 468,992
Lebih terperinciBAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan proposi remaja yang diindikasikan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk (Indrawanti, 2002). Menurut WHO (1995)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengenai kekerasan seksual pada anak (KSA). Kekerasan seksual yang dialami oleh anakanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini, masyarakat kembali dikejutkan oleh berbagai macam berita mengenai kekerasan seksual pada anak (KSA). Kekerasan seksual yang dialami oleh anakanak mayoritas
Lebih terperinci