I. PENDAHULUAN. belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun ditanam. hanya sebagai tanaman selingan (Warintek, 2006).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun ditanam. hanya sebagai tanaman selingan (Warintek, 2006)."

Transkripsi

1

2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 sampai 4,5 ton ha -1, padahal produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 ton ha -1. Budidaya mentimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun ditanam hanya sebagai tanaman selingan (Warintek, 2006). Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2012) rata-rata produksi mentimun nasional adalah 9,61 ton ha- 1, sedangkan potensi produksi tanaman mentimun dapat mencapai 49 ton ha -1. Untuk Sulawesi Selatan luas panen ha dengan produktivitas 1,29 ton ha -1 dengan produksi ton. Kabupaten Gowa luas areal panen 264 ha dengan produktivitas rata-rata 4,33 ton ha -1 dengan produksi ton (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortiultura Sulawesi Selatan, 2009). Produksi yang rendah ini disebabkan karena kesuburan tanah yang telah menurun akibat penggunaan lahan yang telah dilakukan secara terus menerus. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan pemberian pupuk kandang. Pupuk kandang dapat menambah tersedianya bahan makanan (unsur hara) bagi tanaman yang dapat diserapnya dari dalam tanah. Kandungan hara pada pupuk kandang kambing dengan komposisi unsur hara 0,95% N, 0,35% P 2 O5 dan 1,00% K 2 O. Keadaan demikian merangsang jasad renik melakukan perubahan-perubahan aktif, sehingga 1

3 berlangsung dengan cepat. Pemakaian pupuk ini sebaiknya dilakukan 1 atau 2 minggu sebelum masa tanam (Kartasapoetra et al, 1987), karena unsur- unsur yang terkandung didalamnya membutuhkan waktu untuk melarut dan terurai. Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair hewan ternak. Jumlah kotoran padat dan cair yang dihasilkan ternak dalam sehari sangat banyak dan berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan jenis hewan serta jumlah dan jenis pakan hewan tersebut. Produksi kotoran ternak kambing untuk sehari yaitu kotoran padat 1,13 kg dan cair 0,68 kg. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Di samping mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium berasal dari kotoran cair ( Musnamar, 2009). B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun dengan pemberian pupuk organik cair feces kambing (biokultur). 2. Rendahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petani tentang pemamfaatan feces ternak kambing menjadi pupuk organik cair. 2

4 C. Tujuan 1. Memanfaatkan kotoran kambing menjadi Pupuk Organik Cair untuk pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. 2. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dari Kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.. D. Kegunaan Manfaat yang diperoleh diharapkan sebagai sumber informasi yang berguna sebagai bahan utama terhadap penggunaan pupuk cair pada tanaman mentimun. 3

5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Tanaman Mentimun Sistimatika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut (Sharma, 2002). Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dycotyledonae : Cucurbitales : Cucurbitales : Cucumis Spesies : Cucumis sativus L. Tanaman mentimun berakar tunggang. Akar tunggangnya tumbuh lurus kedaam tanah sampai kedalaman sekitar 20 cm, perakaran tanaman mentimun dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang berstruktur remah (Cahyono, 2006). Mentimun termasuk tanaman semusim annual yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral. Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50 cm 250 cm, bercabang dan tumbuh di sisi tangkai daun (Rukmana, 1994). 4

6 Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda dan bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun tetap.mentimun berdaun tunggal, bentuk, ukuran dan kedalaman lekuk daun mentimun bervariasi. Bunga mentimun merupakan bunga sempurna. Berbentuk terompet dan berukuran 2 cm 3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benang sari. Kelopak bunga berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah pangkal bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 6 buah, berwarna kuning terang dan berbentuk bulat, bunga mentimun merupakan bunga sempurna (Cahyono, 2003). Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda dan hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar sementara buah mentimun tua berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun antara 12 cm 25 cm (Sumpena, 2001). Biji mentimun berwarna putih, krem, berbentuk bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji-biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan atau pembiakan (Cahyono, 2003). 1. Persiapan lahan Lahan untuk penanaman mentimun harus dipersiapkan dengan baik sedemikian rupa sehingga tercipta media tanam yang cocok untuk pertumbuhan tanaman yang optimal. Dengan media tanam yang baik, maka bagian tanaman yang ada didalam tanah (akar) dapat tumbuh lebih 5

7 sempurnah sehingga dapat meningkatkan seluruh pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen (Cahyono, 2006). a. Persemaian Penyemaian benih dilakukan melaui bedengan, tanah dicangkul dan digemburkan, lalu dibentuk bedengan yang memanjang kearah utara selatan. Tinggi 25 cm, lebar 100 cm dan panjang 10 m dan juga bisa dilakukan pada kantong polybag, maka pembuatan bedengan tidak perlu disertai dengan pengolahan tanah (Cahyono, 2006). b. Penanaman Waktu tanam mentimun paling baik adalah pada akhir musim hujan atau pada musim kemarau. Bertanam mentimun dapat dilakukan dengan system tanam langsung atau memindahkan benih dari persemaian atau polybag (Rukmana, 1994). 2. Pemeliharaan a. Penyulaman dan seleksi Penyulaman dilakukan seawal mungkin, yakni sejak tanam hingga umur 15 hari. Disamping menyulam juga dilakukan seleksi tanaman, caranya tanaman yang tumbuhnya lemah dicabut dan disisahkan satu tanaman terbaik perlubang tanaman, atau dengan cara mengganti tanaman baru dari persemaian atau polybag. (Rukmana, 1994). b. Pengairan Air merupakan factor penting yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi. Pemberian air yang tepat akan 6

8 meningkatkan pertumbuhan vegetative seperti tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, jumlah cabang dan pertumbuhan generative seperti jumlah bunga, jumlah buah bobot buah dan panjang buah (Cahyono, 2006). c. Pemupukan Tanaman mentimun memerlukan zat makanan (hara) yang terdiri atas hara makro seperti N, P, K, S, Mg, Ca dan zat hara mikro seperti Mo, Cu, B, Zn, Fe, Mn. Unsur hara makro, terutama NPK merupakan zat hara penting yang banyak diperlukan tanaman dalam pertumbuhannya, sedangkan zat hara mikro hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman (Cahyono, 2006). d. Pemasangan ajir Pemasangan ajir (turus) sebaiknya dilakukan seawall mungkin 5- hari setelah tanam, agar tidak mengganggu atau merusak perakaran tanaman mentimun.. Fungsi ajir adalah merambatkan tanaman memudahkan pemeliharaan dan tempat menopang buah yang letaknya bergelantungan. Ajir (turus) dapat berupa bilah bamboo, cabang-cabang kayu maupun bahan lain, dapt pula diganti dengan bentangan tali raffia. (Rukmana, 1994). e. Penyiangan Penyiangan rumput-rumput liar sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan dan disesuaikan dengan keadaan gulma (Rukmana, 1994). 7

9 3. Panen Pemanenan buah timun sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah (tidak hujan ) pada pagi atau sore hari. Pemetikan buah mentimun yang dilakukan pada cuaca yang buruk dapat menurunkan kualitas buah dan mempercepat kerusakan buah. (Cahyono, 2006). 4. Pupuk organik cair feces kambing Pupuk cair merupakan pupuk kandang yang berbentuk cair yang berasal dari feces hewan yang masih segar yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Pupuk kandang dibuat dari feces ternak seperti feces kambing ( Sophian.2006) sumbangan unsur pada pupuk kandang feces kambing adalah 2,77% N; 1,78% P; dan 2,88% K.. Manfaat Pupuk Organik Cair Pupuk cair dapat bermanfaat bagi tanaman tergantung pada kandungan gizi/hara pada pupuk, aplikasi metode dan waktu penggunaan, dan angka waktu ketersediaan gizi/hara pupuk kandang. Pemakaian pupuk atau perlakuan-perlakuan yang harus dilakukan sebelum pupuk dipakai agar bermanfaat sebagai cara untuk mengembalikan unsur hara yang telah terangkut atau meningkatnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah guna keperluan pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifat-sifat kimiawi pada tanah (Setiawan, 2008) 8

10 B. Kerangka Pikir Rendahnya produksi mentimun Pupuk kandang Kesuburan tanah menurun Pemanfaatan feses kambing jadi POC Produksi meningkat Gambar 1. Kerangka Pikir C. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan kajian teori maka hipotesis yang diajukan adalah : 1. Dengan pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk cair diduga dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.. 9

11 III. METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan Penelitian dilaksanakan Maret sampai Mei 2012 di lahan praktik STPP Gowa. Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk kajian adalah: drum/tong, karung goni, alat semprot, saringan, pengaduk, timbangan, Feces kambing 15 kg, air 75 liter, molasses, EM4. Alat dan bahan yang digunakan penyuluhan adalah: kuesioner, Lembar Persiapan Menyuluh (LPM), folder dan kamera dan bahan sesungguhnya. C. Pelaksanaan 1. Metode Pelaksanaan Metode kajiwidya ini dilaksanakan dengan menggunakan metode RAK dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, tiap ulangan berisi 12 tanaman sehingga diperoleh jumlah populasi tanaman 144 tanaman. Benih ditanam dalam lubang dengan jarak tanam 40 x 40 cm. Lahan penanaman berupa bedengan yang lebarnya 130 cm dengan panjang 140 cm. Tinggi bedengan cm. Jarak antar bedengan 30 cm pada setiap lubang tugal sedalam 5 cm. Semua bedengan perlakuan diberikan pupuk dasar feces sapi 1 minggu sebelum tanam. Perlakuan yang diberikan adalah 10

12 sebagai berikut : P 0 : tanpa perlakuan/kontrol P 1 : 100 cc tanaman -1 P 2 : 200 cc tanaman -1 P 3 : 300 cc tanaman -1 Aplikasi perlakuan pupuk organik cair sebagaimana tersebut diatas diberikan sebanyak 4 kali yaitu pada saat tanaman berumur 15, 25, 35 dan 45 hari setelah tanam. Parameter yang diukur dalam kegiatan ini meliputi: pertumbuhan vegetative yaitu: jumlah daun, jumlah cabang, dan jumlah cabang produksi. sedangkan untuk produksi yang diamati yaitu, berat produksi, jumlah sampel yang diamati sebanyak 6 tanaman per plot dari 12 plot tanaman, sehingga jumlah tanaman sampel sebanyak 72 pohon. 2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pelaksanaan kajian dan wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari desa dan dinas yang terkait. a. Teknik penentuan sampel responden Penentuan sampel terhadap petani responden dalam pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan tabel krecjie. Dimana jika terdapat populasi sebanyak 25 orang maka yang menjadi sampel adalah 24 orang. Tabel krecjie dapat dilihat pada Lampiran 6. 11

13 b. Metode Analisi Ekonomi Metode analisi yang digunakan adalah menghitung Revenue Cost ratio ( R/C) yaitu selisih antara penerimaan dengan total biaya (Soekartawi 2002). Untuk mengetahui pendapatan petani dari usahanya digunakan rumus: R/C = (1) 3. Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan uji statistik analisa keragaman menurut pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dengan rumus sebagai berikut: Yij=U+Pi+Eij..(2) Keterangan Yij = Nilai pengamatan ke i ulangan j ( P 0, P 1.P 2, P 3 ) U Pi Eij = Nilai tengah umum = Pengaruh perlakun ke i = Pengaruh perlakuan ke i ulangan ke j I = Banyaknya perlakuan (4) J = Banyaknya ulangan (3) 12

14 IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kajian Hasil pengamatan dari pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (cucumis sativus L) dengan pemberian pupuk organik cair dari kotoran kambing dengan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, cabang produktif dan berat produks. 1. Tinggi tanaman Hasil penghitungan analisis sidik ragam tinggi tanaman mentimun dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Perkembangan Tinggi Tanaman Mentimun Umur 2 4 mst Perlakuan Umur tanaman (mst) P0 22, ,722 P1 17,389 48,389 75,778 P2 29,556 84, ,333 P3 30,167 74, ,889 BNT 0,05 tn tn tn Hasil pengukuran tinggi tanaman mentimun pada umur 2 sampai 4 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak beda nyata, namun perlakuan P2 (200 cc tanaman -1 ) menghasilkan pola pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik sejalan dengan bertambahnya umur tanaman seperti pada Gambar 1. 13

15 Tinggi tanaman (cm) 160, , , ,000 80,000 60,000 40,000 20, mst 3mst 4mst P0 P1 P2 P3 Umur tanaman (mst) Gambar 1. Pola Pertumbuhan Tinggi Tanaman Mentimun Umur 2 4 mst. 2. Jumlah daun Hasil perhitungan analisis sidik ragam jumlah daun mentimun umur dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Perkembangan Jumlah Daun Mentimun Umur 2-4 mst Perlakuan Umur tanaman (mst) P P P P BNT 0,05 tn tn tn Data hasil pengukuran jumlah daun mentimun pada umur 2 sampai 4 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa antara Po, P1, P2 dan P3 tidak berbeda nyata. Jumlah daun Perlakuan P2 ( 200 cc tanaman -1 ) jumlahnya lebih banyak, dan jika digambarkan dalam grafik sebagaimana disajikan pada Gambar 2. 14

16 Jumlah daun (helai) 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 P0 P1 P2 P3 0 2mst 3mst 4mst Umur tanaman (mst) Gambar 2. Pola Pertumbuhan Jumlah Daun Mentimun Umur 2-4 mst. 3. Jumlah cabang Hasil penghitungan analisis sidik ragam jumlah cabang mentimun dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Perkembangan Jumlah Cabang Mentimun Umur 2-4 mst Perlakuan Umur tanaman (mst) P P P P BNT 0,05 tn tn tn Data hasil pengukuran jumlah cabang mentimun pada umur 2 sampai 4 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak beda nyata. Jika digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 3. 15

17 2,500 2,000 Jumlah cabang 1,500 1, mst 3mst 4mst P0 P1 P2 P3 Umur tanaman (mst) Gambar 3. Pola Pertumbuhan Jumlah Cabang Mentimun Umur 2-4 mst. 4. Jumlah cabang produktif Data hasil penghitungan analisis sidik ragam jumlah cabang produktif mentimun dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Perkembangan Cabang Produktif Mentimun Umur 2-4 mst Perlakuan Umur tanaman (mst) P0 2,056 8,111 14,056 P1 2,222 5,611 7,056 P2 3,444 9,222 16,778 P3 3,222 7,778 15,833 BNT 0,05 tn tn tn KK (%) Data hasil pengukuran cabang produktif mentimun pada umur 2 sampai 4 minggu semua perlakuan tidak beda nyata. Perlakuan P2 ( 200 cc tanaman -1 ) menghasilkan cabang produktif yang lebih dominan, jika dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 4. 16

18 Jumlah cabang produktif 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, mst 3mst 4mst Umur tanaman P0 P1 P2 P3 Gambar 4. Pola Pertumbuhan Cabang Produktif Umur 2-4 mst. 5. Produksi Hasil penghitungan analisis sidik ragam produksi tanaman mentimun dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perlakuan Produksi Tanaman Mentimun (gram) Umur tanaman (hst) Jumlah Rata-rata P0 229,44 113,33 a 147,78 193,92 684,47 171,12 P1 183,89 83,33 a 164,44 197,11 628,77 157,19 P2 256,67 203,33 b 157,50 211,39 828,89 207,22 P3 240,00 200,00 b 203,33 300,28 943,61 235,90 BNT 0,05 tn 50,2811 tn tn KK (%) Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama, diikuti dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 0,05. 17

19 Data hasil pengukuran produksi tanaman mentimun pada saat panen menunjukkan bahwa panen umur 37 hst berbeda nyata. Jika dilihat produksi tertinggi yaitu P3 (300 cc tanaman -1 ), dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar , ,000 Berat produksi (gram) 250, , , ,000 50,000 P0 P1 P2 P3 0 30hst 37hst 44hst 51hst Umur tanaman (hst) Gambar 5. Pola produksi 6. Analisis usahatani mentimun Analisis usahatani yang digunakan adalah R/C ratio yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan teknologi usaha pada tanaman mentimun untuk luasan 1 ha dapat dilihat pada Tabel 6 18

20 Tabel 6 Analisis Usahatani Tanaman Mentimun dengan Pemberian Pupuk Organik Cair Dari Feces (Biokultur) Kambing ha- 1 No Uraian Sumber : Data Primer setelah diolah, Nilai (Rp) pada perlakuan P0 P1 P2 P3 1 Produksi (kg) Penerimaan (Prodx 2.000) Biaya Tetap - Penyusutan alat Pajak Sewa tanah Total biaya tetap Biaya Variabel - Pengolahan tanah Benih 2kg Harga kapur dolomit Pupuk kandang 5 ton Pupuk Feces( biokultur) kambing - Pembibitan - Tenaga kerja Penanaman - Pengadaan lanjaran Pemeliharaan Panen Lain-lain Total biaya variabel Total Pengeluaran (Input) Pendapatan RC Ratio 2.3 1, ,7 Usahatani budidaya mentimun dengan perlakuan pupuk organik cair feces (Biokultur) Kambing output tertinggi adalah Perlakuan 300 cc tanaman -1 (P3) dengan R/C = 2,9 19

21 B. Pembahasan Hasil analisis sidik ragam yang dilakukan selama kegiatan kaji widya dengan mengukur berbagai parameter yang telah ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Respons pertumbuhan tinggi tanaman mentimun pada perlakuan Pupuk Organik Cair dari kotoran Kambing Respons pertumbuhan tinggi tanaman sebagaimana tertera pada Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan adanya peningkatan tinggi tanaman pada setiap perlakuan. Hasil analisis sidik ragam dengan uji F memperlihatkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, namun sesuai hasil pengukuran Perlakuan 200 cc tanaman -1 (P2) pada umur 4 mst menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman terpanjang dari perlakuan lainnya yaitu 144,3 cm, hal ini menunjukkan pemberian 200 cc tanaman -1 telah optimal untuki unsur hara yang dibutuhkan pertumbuhan vegetativ tanaman mentimun. Karena kandungan hara yang ada pada Feses sapi yaitu N. P dan K yang berfungsi sebagai pupuk yang dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanah dan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik V(Setiawan, 2002). 2. Respons pertumbuhan jumlah daun tanaman mentimun pada perlakuan Pupuk Organik Cair dari kotoran Kambing Pertumbuhan jumlah daun selalu diikuti oleh pertumbuhan tinggi tanaman, dari hasil analisa sidik ragam jumlah daun perlakuan 200 cc tanaman - 1 (P2) memperlihatkan jumlah daun terbanyak pada umur 4 mst 20

22 yaitu 28 helai dari perlakuan lainnya, hal ini sangat berpengaruh dengan laju pertumbuhan vegetatif, karena pemberian pupuk kandang cair dapat memperbaiki sifat fisik dan kimiawi pada tanah (Setiawan, 2008), sehingga menyebabkan daya ikat tanah meningkat. Pemberian pupuk organik pada tanah berlempung akan menjadi ringan, daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah terhadap unsur hara meningkat, serta drainase dan tata udara tanah dapat diperbaiki ( Musnamar, 2009). 3. Respons pertumbuhan jumlah cabang tanaman mentimun pada perlakuan Pupuk Organik Cair Dari Feces (Biokultur) Kambing Analisis sidik ragam dengan uji F perlakuan tanaman mentimun dengan perlakuan 100 cc tanaman- 1 (P1), 200 cc tanaman -1 (P2) dan 3000 cc tanaman -1 (P3) memperlihatkan jumlah cabang terbanyak pada umur 4 mst dari Po (control), yaitu hal ini sangat berpengaruh dengan laju pertumbuhan vegetatif, karena pemberian pupuk kandang cair dapat memperbaiki sifat-sifat kimiawi pada tanah (Setiawan, 2008), sehingga proses pertumbuhan akan lebih baik. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan akibat adanya interaksi antara berbagai faktor internal perangsang pertumbuhan (yaitu dalam kendali genetik) dan unsur-unsur iklim, tanah, dan biologis dari lingkungan (Gardner, et all, 1991), sehingga menyebabkan terjadinya pertumbuhan tanaman semakin optimal 21

23 4. Respons pertumbuhan cabang produktif tanaman mentimun pada perlakuan Pupuk Organik Cair Dari kotoran Kambing Hasil analisis sidik ragam dengan uji F memperlihatkan perlakuan 200 cc tanaman -1 (P2) memperlihatkan cabang produktif terbanyak yaitu 16,778. Kemampuan pertumbuhan cabang produktif sangat dipengaruhi oleh tingkat laju pertumbuhan tanaman yang secara langsung dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan adalah tanah (edafik), iklim dan biologis. Sedangkan faktor internal adalah (1) ketahanan tanaman terhadap tekanan iklim, tanah dan biologis, (2) laju fotosintetik, (3) respirasi, (4) pembagian hasil asimilasi dan N, (5) klorofil, karoten, dan kandungan pigmen lainnya, (6) tipe dan letak meristem, (7) kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan, (8) aktivitas enzim, (9) pengaruh langsung gen, dan (10) diferensiasi (Gardner, et all, 1991). 5. Respons berat produksi tanaman mentimun pada perlakuan Pupuk Organik Cair dari kotoran Kambing Hasil analisis sidik ragam dengan uji F menunjukan bahwa pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair dari Feces (Biokultur) Kambing perlakuan 300 cc tanaman - 1 (P3) mampu menghasilkan kg ha -1. dan berbeda nyata pada panen umur 37 hst. Hal ini memperlihatkan bahwa pupuk kandang yang terbuat dari feces ternak seperti feces kambing bisa menaikan produktivitas sesuai dengan kandungan hara yang ada mampu menambah ketersidian unsur hara dalam tanah. 22

24 (Sophian.2006) termasuk pengaruh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi produktifitas adalah tanah (edafik), iklim dan biologis. Sedangkan faktor internal adalah (1) ketahanan tanaman terhadap tekanan iklim, tanah dan biologis, (2) laju fotosintetik, (3) respirasi, (4) pembagian hasil asimilasi dan N, (5) klorofil, kar oten, dan kandungan pigmen lainnya, (6) tipe dan letak meristem, (7) kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan, (8) aktivitas enzim, (9) pengaruh langsung gen, dan (10) diferensiasi (Gardner, et all, 1991). 23

25 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dari kotoran kambing memberikan Pengaruh yang nyata terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun.. 2. Pemberian pupuk organik cair dari kotoran kambing P2 ( 200 cc tanaman -1 setara dengan cc tanaman -1 ) memperlihatkan hasil terbaik pada pertumbuhan vegetatif, sementara P3 (300 cc tanaman -1 setara dengan cc -1 ) memberikan pengaruh berbeda nyata dengan produksi 943,61 gram tanaman -1 setara dengan 47,18 ton ha -1 B. Saran Apabila penelitian ini akan dilanjutkan, maka disarankan untuk menggunakan POC Feces Kambing 300 cc tanaman-1. 24

26 DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B Timun. Aneka Ilmu. Semarang. Hlm 3,4,8,10 dan 27 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dalam Taufik, M Strategi pengembangan agribisnis sayuran di Sulawesi Selatan, BPTP Sulawesi Selatan. Gardner. F.P., Pearce. R. B., Mitchell. R.L Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Kartasapoetra. A.G, Sutejo.M Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit PT RINEKA CIPTA. Jakarta. Kementerian Pertanian, Buku Informasi Sayur dan Tanaman Obat, Direktorat Jendral Hortikultura Direktoral Budidaya dan Pasca Panen Sayuran dan Tanaman Obat. Musnamar, E.I Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.. Jakarta. Rukmana, R Budidaya Mentimun. Kanisius. Yokyakarta. Hlm 11,12,17. Sumpena, U Budidaya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta. Sharma, O. P Plant Taxonomy, Tata McGraw, Hill Publising Company Limited. New Delhi. Hlm Setiawan, A.I Memanfaatkan Kotoran Ternak. Cetakan ketiga Penebar Swadaya. Jakarta. Setiawan, I Memamfaatkan feces ternak. Jakarta Penebar Swadaya 25

27 LAMPIRAN 26

28 Lampiran. Denah Petak Percobaan P0 P1 P2 P3 140 cm 30 cm P2 P3 P0 P1 140 cm P1 P0 P2 P3 140 cm 130 cm 130 cm 130 cm 130 cm U Keterangan : - Panjang 140 cm - Lebar 130 cm S - Parit 30 cm 27

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun Tanaman mentimun termasuk ke dalam jenis tanaman sayuran buah semusim atau berumur pendek. Tanaman tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun Sistematika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae,Ordo:

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *) Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Mentimun (Curcumis sativus L) Sistematika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut (Sharma, 2002). Kingdom Division Subdivision Ordo Famili Genus : Plantae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. bulu akar, tetapi daya tembus akar relatif dangkal, yaitu pada kedalaman sekitar

I. TINJAUAN PUSTAKA. bulu akar, tetapi daya tembus akar relatif dangkal, yaitu pada kedalaman sekitar I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Sistematika (t aksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya

TINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi adalah termasuk kedalam kingdom plantae, berdivisi spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya cruciferae, dikelompokan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S. 1 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S. Jamin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm.

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm. Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian V1P2 V3P2 V2P1 V2P3 V1P3 V2P4 V3P3 V3P1 V3P4 Ulangan I U V1P4 V2P2 b V1P1 a V1P2 V3P1 V2P3 V3P4 V2P1 V1P1 V2P2 V3P3 V3P2 Ulangan II V1P3 V2P4 V1P4 V2P1 V3P3 V1P4 V3P1

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK Magrobis Journal 28 PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) Oleh : Eka Rahmawati 1), Rina Wardani 2) dan Siti Rusmini 3) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class:

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class: 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Melon a. Agronomi tanaman melon Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia curcubitaceae atau suku timun-timunan dan termasuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) Mantali Adrian. Azhar, Ikbal Bahua, Fitriah S. Jamin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah dalam taksonomi adalah: Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1) PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1) 1) Dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih masna_mnrg@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mentimun (Cucumis sativus L.) salah satu tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan), yang sangat disukai oleh semua lapisan masyarakat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk wilayah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk wilayah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Mentimun Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk wilayah Mediteran, yaitu Cina. Pada tahun 1882, de Condolle memasukkan tanaman ini ke daftar tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) THE EFFECT OF COW MANURE DOSAGE AND NITROGEN FERTILIZER ON GROWTH AND

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Pemberian dosis kotoran kambing pada budidaya secara tumpang sari antara tanaman bawang daun dan wortel dapat memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013 Pengaruh Konsentrasi GA 3 Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tiga Varietas Mentimun (Cucumis Sativus L.) Susi Octaviani Sembiring Depari *) *) Dosen Pertanian Universitas Quality Medan ABSTRACT The objective

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, Kel. Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak

BAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Faktorial 3 x 2 dimana 3 perlakuan jenis tanaman (Faktor A) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci