PERANAN HAMKA DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN HAMKA DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI INDONESIA"

Transkripsi

1 PERANAN HAMKA DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh Anas Yusman NIM: PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./2008 M.

2 PERANAN HAMKA DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh Anas Yusman NIM: PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./2008 M.

3 PERANAN HAMKA DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh Anas Yusman NIM: Pembimbing, Drs. Tarmizy Idris. PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./2008 M.

4 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PERANAN HAMKA DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI INDONESIA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 13 Nopember Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.) pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam. Jakarta, 13 Nopember 2008 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Drs. H.M. Ma'ruf Misbah, MA. Usep Abdul Matin, S.Ag., MA., MA. NIP: NIP: Penguji, Pembimbing, Dr. Parlindungan Siregar, M.Ag. Drs. Tarmizy Idris. NIP: NIP:

5 ABSTRAK Anas Yusman Peranan Hamka dalam Organisasi Muhammadiyah di Indonesia Keberadaan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid sampai saat ini mengindikasikan bahwa para pemimpinnya memiliki kemampuan membaca dan memahami situasi dan kondisi dari waktu ke waktu, serta mampu mengelola jalannya roda organisasi tersebut. Keanggotan Hamka dalam Muhammadiyah menjadikannya sebagai inspirasi, guru dan pencetak kader-kader Muhammadiyah. Taufik Abdullah mengatakan bahwa Hamka dan para tokoh segenerasinya bukanlah termasuk "sang pemula" dalam gerakan pembaharuan Islam di Indonesia dan Hamka dilahirkan ketika masyarakat Minangkabau meniti periode baru dalam sejarah sosialnya. Hamka adalah anak zamannya yang dilahirkan dan dibesarkan tokoh-tokoh yang mengukir sejarah Indonesia ketika gerakan reformasi Islam lahir dan menyebar di Indonesia. Hamka sebagai seorang ulama pemikir, muballigh, dan sastrawan bukan saja aktor di atas pentas sejarah tanah air, ia adalah hasil yang otentik dari lingkungan kesejarahan yang mengitari dirinya. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana peranan Hamka bagi perkembangan Muhammadiyah di Indonesia. Melalui studi kepustakaan dan wawancara di ketahui bahwa sejak zaman kolonial Belanda, Jepang, Orde Lama, dan Orde Baru terjadi perubahan dan perkembangan politik, agama, dan sosial budaya dalam masyarakat. Hamka dan Muhammadiyah tampil sebagai agen perubahan dan pembaharuan Islam di Indonesia dalam tatanan masyarakat maupun konstitisonal. Terdapat tiga hal yang diteliti mengenai peranan Hamka dalam Muhammadiyah. Pertama yaitu sikap intern anggota Muhammadiyah, yang dilakukan sesama anggota persyarikatan Muhammadiyah untuk mengembangkan organisasinya, anggota dan amal usaha yang dimilikinya. Kedua, sikap antar organisasi, yang dilakukan dengan organisasi sosial maupun keagamaan lain yang berlainan mazhab dan juga pemikiran-pemikiran. Ketiga, sikap dengan pemerintah, yang dilakukan dengan konsistensi dan etika dalam aktivitas politik sangat mempengaruhi pemerintahan karena harus ada ketegasan dalam membela kebenaran.

6 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, rasa syukur yang teramat dalam, kehadirat Robbul Izzati, Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kasih sayang-nya serta shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut risalah-nya. Maka selesailah penyusunan skripsi dengan judul Peranan Hamka dalam Organisasi Muhammadiyah di Indonesia, yang sangat dibutuhkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) pada Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam. Meskipun terdapat halangan dan cobaan yang selalu menghampiri di setiap gerak langkah penyusunan skripsi ini, namun berkat pertolongan Allah yang maha pengasih dan penyayang, serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dan ini penulis jadikan suatu pelajaran yang sangat berarti, yang tak akan terlupakan dalam sejarah kehidupan pribadi penulis. Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapakan : ج ز اآ م االله خ ي ر ات و س ع اد ات ال دن ي ا و ا لا خ ر ة. ا م ين Khusunya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, para Pembantu Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam beserta seluruh Staf Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

7 dengan Ikhlas dan ridha membimbing dan mendidik penulis agar berusaha meningkatkan intelektual Islam pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam. 2. Bpk. Drs. Tarmidzy Idris, beliau Dosen Pembimbing Skripsi saya yang selalu bersedia memberikan bimbingan, pengarahan, dan kontribusi ide maupun gagasannya selama proses penulisan skripsi berlangsung hingga selesai karya tulis terbaik saya. 3. Bpk. Drs. H.M. Ma ruf Misbah, MA, beliau sebagai Kajur SPI dan Dosen Pembimbing Akademik saya, beliau terus memotivasi agar segera menyelesaikan skripsi ini. 4. Pimpinan dan seluruh Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Iman Jama, Perpustakaan DPRD DKI Jakarta, dan Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dan segala fasilitas selama penulisan skripsi ini. 5. Bpk. H. Rusydi Hamka yang dengan rela memberikan keluangan waktunya untuk memberikan informasi yang berharga dan bermanfaat bagi penulisan skripsi ini. 6. Pusat Kajian Hamka Universitas UHAMKA Jakarta dan Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta yang telah banyak memberikan penulis data-data yang sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Ayahanda H. Selamet Kana dan Ibunda Hj. Muhiyah yang tercinta, dengan penuh kesabarannya senantiasa memotivasi penulis agar tetap

8 bersemangat tanpa kenal lelah selama menuntut ilmu pengetahuan di UIN Syarif Hidayatullah dan proses penulisan skripsi. 8. Kakanda Zayadi Mufty, Ubay Bahrum, Dian Farsiah, Umar Riza dan adinda Parid Andy, cinta untuk kalian yang telah memberikan bantuan dan motivasi yang besar untuk menyelesaikan kuliah. 9. Semua teman-teman penulis khususnya temanku: Ghazali, Sidik, Fakhrizal, Iqbal, Zulmi, Kholis, Testriono, Bahruddin, Baiquni, Aden, Diana, Santi, Ifah, Yuni, Ria, Olman, dan teman-temanku yang lainnya, yang penulis tidak sebutkan namanya satu persatu. Namun memberikan kenangan indah, mesra nan damai menyejukkan hati, ketika bersama-sama dengan kalian. 10. Yuta, PTM Six, PTM Perwira, PTM Wiraguna, PTM Sahabat, PTM Pos Fatmawati, PTM Goro, dan PTM IPDN yang telah memberikan semangat dan motivasi penulis. Demikianlah kiranya, segala kritik dan masukan demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri pribadi penulis dan bagi para pembaca umumnya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb Jakarta, 28 Oktober 2008 Penulis

9 DAFTAR ISI ABSTRAK......i KATA PENGANTAR.ii DAFTAR ISI...iv BAB I. PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..11 C. Tujuan Penelitian.12 D. Metode Penulisan. 12 E. Tinjauan Pustaka..13

10 F. Sistematika Penulisan..16 BAB II. BIOGRAFI HAMKA 17 A. Sejarah dan Kepribadian Hamka.17 B. Karya-Karya Hamka 23 C. Kondisi Sosial Masyarakat..25 BAB III. KETERLIBATAN HAMKA DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI INDONESIA.32 A. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah...32 B. Tujuan dan Perkembangan Muhammadiyah di Indonesia...40 C. Jabatan Politik Hamka Hamka dalam Muhammadiyah Hamka dalam Partai Masyumi..46

11 3. Hamka dalam MUI 49 BAB IV. HAMKA DAN GERAKAN MUHAMMADIYAH DI INDONESIA..56 A. Peranan Hamka dalam Bidang Politik.56 B. Peranan Hamka dalam Bidang Agama...67 C. Peranan Hamka dalam Bidang Sosial Budaya 74 BAB V. KESIMPULAN...87 DAFTAR PUSTAKA...93 LAMPIRAN...98

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah telah mencatat bahwa Islam merupakan suatu kerangka bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban di dunia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban yang telah dibentuk oleh dunia Islam pada abad pertengahan banyak melahirkan tokoh-tokoh ilmuan dari berbagai ilmu pengetahuan. Tetapi setelah abad ke-13 ketika Bagdad dihancurkan oleh Hulagu Khan pada 1258 M, membawa dampak yang negatif bagi dunia Islam. Peradaban dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan mengalami kemunduran termasuk di bidang keagamaan. 1 Di kalangan umat Islam pada saat itu mereka yang menyadari tentang keadaan kaum muslimin dan menilai kenyataan pemahaman dari praktek keagamaan kini yang dianggap telah menyimpang dari ajaran agama Islam yang benar. Mereka berpendapat jika kaum muslimin kembali kepada prinsip-prinsip ajaran Islam dan menggerakkan semangat ijtihad 2 dalam setiap proses pemikiran 1 Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h Ijtihad adalah salah satu kelebihan yang dimiliki Islam untuk menyesuaikan masalah dengan kebutuhan-kebutuhan zaman. Islam telah mengaitkan berbagai kebutuhan yang selalu berubah dengan berbagai kebutuhan yang bersifat tetap. Seorang mujtahid yang mendalami agama bertugas menemukan benang merah yang menghubungkan kedua jenis kebutuhan tersebut. Mereka memiliki kewajiban menjelaskan hukum Islam. Makna Ijtihad bukan berarti bahwa seorang duduk dan kemudian berbicara apa saja semaunya. Islam memilki serangkaian undang-undang yang bisa berubah dan tidak tetap. Akan tetapi, karena undang-undang yang bisa berubah-ubah itu dikaitkan dengan undang-undang yang bersifat tetap dan tidak berubah, maka kebebasan sama sekali tidak terlepas dari tangannya. Ijtihad dalam bidang agama menyebabkan manusia bisa melihat masalah

13 dan berpegang teguh pada warisan abad pertengahan yang telah dicapai oleh para ulama Islam terdahulu di bidang pemikiran keagamaan, maka kaum muslimin akan memperoleh kembali kejayaan sebagaimana yang pernah dicapainya pada waktu lampau. Mereka inilah yang dengan gigih memperjuangkan ide-ide Islam ke dalam usaha pembaharuan bagi umat Islam. 3 Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya. Kemunduran Kerajaan Usmani yang merupakan pemangku khilafah Islam setelah abad ketujuh belas, telah melahirkan kebangkitan Islam dikalangan warga Arab di penggiran imperium itu. Jamaluddin al-afghani mengajarkan solidaritas Pan Islam dan pertahanan terhadap Imperialisme Eropa, dengan kembali kepada Islam dalam suasana yang secara ilmiah di modernisasi. Pada saat kedatangan bangsa Eropa khususnya Belanda ke Indonesia banyak orang-orang Islam Indonesia mulai menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan kekuatan-kekuatan yang menantang dari pihak kolonialisme Belanda dan penetrasi Kristen. Tidak mungkin perjuangan Islam akan maju di Indonesia apabila mereka terus melanjutkan kegiatan dengan caracara tradisional dalam menegakkan Islam. Mereka mulai menyadarai perlunya perubahan-perubahan dengan menggali ajaran-ajaran Islam untuk mengatasi Barat dalam ilmu pengetahuan serta dalam memperluas daerah pengaruh, atau dengan jelas. Lihat Murtadha Muthahhari, Islam dan Tantangan Zaman (Bandung: Pustaka Hidayah, 2006), h M. Natsir, Disekitar Reformasi dan Modernisasi Mayarakat Islam, (Bandung: Al- Ma arif, 1972), h. 198

14 menggunakan metode-metode yang telah di bawa ke Indonesia oleh kekuasaan kolonial seperti pihak missi Kristen. 4 Di Pulau Jawa terdapat pertentangan internal masyarakat Jawa, masyarakat di Indonesia terutama yang hidup di pulau Jawa, sejak dahulu telah memiliki keyakinan yang bersifat animistik. Kemudian ditambah dengan keyakinan baru yang datang dari Hindhu-Budha, terbentuk falsafah baru berupa kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang animistik. Islam yang di bawa oleh para pedagang dari Gujarat, masuk ke Nusantara dengan corak tasawwuf yang telah dipengaruhi oleh mistik India dari sistem kepercayaan Hindhu-Budha. Kepercayaankepercayaan tradisional tersebut masih melekat pada masyarakat Jawa yang menyebabkan terjadinya sinkretisme. Agama-agama di Jawa yang menyimpulkan bahwa adanya konsep pemikiran keagamaan orang Jawa yaitu santri, abangan, dan priyayi 5 hubungan kelompok muslim tersebut memiliki konfrontasi yang keras. Dengan demikian pola hubungan yang dominan adalah kesalahpahaman dan rasa saling tidak percaya antara masing-masing pihak, kerjasama dan persahabatan adalah kasus yang sangat jarang. 6 4 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia , (Jakarta: LP3ES, 1996), h Abangan yang mewakili sikap menitikberatkan segi-segi sinkretisme Jawa yang menyeluruh, dan secara luas berhubungan dengan unsur-unsur petani di antara penduduk; santri yang mewakili sikap menitikberatkan pada segi-segi Islam dan sinkretisme tersebut; pada umumnya berhubungan dengan unsue pedagang (maupun juga dengan unsur-unsur tertentu di antara para petani); dan priyayi yang sikapnya menitikberatkan pada segi-segi Hindhu dan berhubungan dengan unsur-unsur birokrasi. Lihat Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa (Jakarta: Pustaka Jaya, 1983), h. 6 6 Alwi Shihab, Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia (Bandung: Mizan, 1998), h. 135

15 Belanda juga membawa misi kristenisasi bagi Indonesia. Penetrasi Kristen ini adalah strategi Belanda yang sangat khawatir dengan akan timbulnya pemberontakan orang-orang Islam, sementara dipihak lain Belanda sangat optimis bahwa keberhasilan kristenisasi akan segera menyelesaikan semua persoalan bangsa yang dijajahnya. 7 Penetrasi Kristen ini berasal dari penguasa keraton Yogyakarta yang atas desakan dari pemerintah Belanda untuk mencabut larangan penginjilan bagi masyarakat Jawa, sejak saat itulah missionaris Kristen mulai melaksanakan penetrasinya di pulau Jawa. Penetrasi yang mulai berjalan sejak 1850-an ke wilayah Jawa tengah itu membangkitkan kesadaran kaum Muslim untuk melawan kegiatan kegiatan misi ini. 8 Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Bermula dari pembaharuan pemikiran dan pendidikan Islam di Minangkabau yang disusul oleh pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia, kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk oraganisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat dagang Islam (SDI) di Bogor (1909) dan Solo (1911), Persayarikatan Ulama di Majalengka, Jawa Barat (1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di Bandung (1920-an), Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya (1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Candung, Bukittinggi (1930), dan partai-partai politik, seperti Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) di Padang 7 Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, 4 th ed. (Jakarta: LP3ES, 1996), h. 9 8 Ibid., h. 141

16 Panjang (1932) yang merupakan kelanjutan dan perluasan dari organisaasi pendidikan Thawalib, dan Partai Islam Indonesia (PII) pada Tahun Sementara itu, hampir pada waktu yang bersamaan, pemerintah penjajah menjalakan politik etis atau politik balas budi. Gagasan politik etis Belanda di bidang pendidikan tidak bisa dilepaskan dari tujuan mengembangkan agama Kristen dan melemahkan Islam. Hal ini dibuktikan pada usaha kaum zending dan misi mendirikan sekolah-sekolah Kristen disamping memaksakan sistem pendidikan kolonial yang netral agama. 9 Belanda mendirikan sekolah-sekolah formal bagi kaum bumiputera, terutama dari kalangan priyayi dan kaum bangsawan. Pendidikan Belanda tersebut membuka mata kaum terpelajar akan kondisi masyarakat Indonesia. Pengetahuan mereka akan kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan masyarakat Indonesia, pada saatnya mendorong lahirnya organisasi-organisasi sosial, seperti Budi Utomo, Jong Java, Taman siswa, Jong Sumatran Bond, Jong Ambon, Jong Selebes dan lain-lainnya. 10 Bangsa Belanda di Indonesia telah membawa pengaruh buruk bagi perkembagan Islam di Indonesia. Ia mendirikan sekolah model barat yang sekuler atau tidak memperhatikan dasar-dasar moral keagamaan. Belanda mengetahui bahwa di Indonesia terdapat pertentangan antara kelompok adat dan Islam, oleh karena itu Belanda ikut campur dalam masalah ini untuk memperkeruh hubungan antar kelompok ini. Belanda mendukung kelompok adat karena Belanda menginginkan untuk menghilangkan atau membatasi pengaruh Islam dan juga 9 Rusydi Hamka, Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), h Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h

17 Belanda ingin mendominasi bagi perkembangan hukum adat agar dapat di gantikkan dengan hukum Belanda. 11 Pembaharuan Islam di Indonesia untuk melawan laju penjajahan, sinkretisme dan juga penetrasi agama Kristen. Terdapat perbedaan pergerakan pembaharuan antara di Jawa dengan di Minangkabau Sumatera Barat. Kedua daerah ini memiliki corak yang sangat berlainan, gerakan-gerakan regional di daerah-daerah masing-masing yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan yang berbeda yang akhirnya membentuk suatu bentuk pembaharuan Islam di Indonesia. Gerakan pembaharuan Islam di Jawa yang muncul dengan lahirnya Muhammadiyah di bawah pimpinan KH. Ahmad Dahlan dengan cara-cara organisasi yang kita kenal sekarang, sedangkan di Minangkabau gerakan pembaharuan itu terbentuk dengan adanya percobaan dan usaha-usaha yang terkordinir melalui pendidikan dan tulisan. Muhammadiyah di Jawa tumbuh bersama perkumpulan-perkumpulan lain seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam. Gerakan pembaharuan di Minangkabau tumbuh melalui yayasan pendidikan di daerah surau yang selanjutnya dikembangkan pada permulaan abad 20 oleh tokoh tokoh agama seperti Haji Rasul atau Haji Abdul Karim Amrullah, H. Abdullah Ahmad, H. Said Umar, H. Djamil Djambek. Perbedaan antara gerakan pembaharuan di Jawa hanya disebabkan adanya perbedaan struktur sosial dan kebudayaan yang telah lama berkembang di masingmasing tempat berbeda. Di Minangkabau munculnya gerakan pembaharuan ini 11 Shihab, Membendung Arus, h. 135

18 lebih banyak didasarkan pada lokasi-lokasi dimana terdapat beberapa surau di beberapa tempat, dimana tenaga pengajarnya adalah para pemuda yang telah melaksanakan ibadah haji dan menetap beberapa saat di sana untuk mempelajari agama, dan setelah mereka pulang ke kampung halamannya mereka mengajar agama di tempat mereka berasal. 12 Sebagaimana visi rantau Minangkabau untuk menuntut ilmu di luar dan kembali untuk mengembangkan daerahnya. Munculnya organisasi itu seiring dengan tantangan zaman yang mengimpit umat Islam dengan adanya pendidikan umum yang diselenggarakan oleh kolonial Hindia-Belanda. 13 Gerakan Islam yang telah timbul sejak masa kolonial telah tumbuh di Indonesia. Ormas-ormas Islam maupun nasional terus berupaya untuk mencerdaskan bangsa dan organisasi ini mendirikan sekolah yang dapat dijadikan alat untuk mencerdaskan rakyat Indonesia untuk mengimbangi sekolah yang dibangun oleh kolonial Belanda. 14 Begitu banyak tokoh-tokoh perjuangan bangsa Indonesia dimulai dari Minangkabau seperti Syekh Ahmad Khatib, Syekh Taher Jamaluddin, Syekh Muhammad Djamil Djambek, Haji Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul), ia yang mempunyai hubungan erat dengan para pemimpin-pemimpin Sarekat Islam (SI) dan Muhammadiyah, dan ia pula yang mengenalkan Muhammadiyah di Minangkabau pada tahun 1925, 15 dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya. 12 Paricia. C. Brown, Antara Kauman dan Surau, Panji Masyarakat, no. 353 (Oktober 1982): h M. Amin Abdullah, Dinamika Islam Kultural: Pemetaan Atas Wacana Keislaman Kontemporer (Bandung: Mizan, 2000), h A. Syafi I Ma arif, Independensi Muhammadiysah di Tengah Pergumulan Pemikiran Islam dan Politik (Jakarta: Pustaka Cidesindo, 2000), h Noer, Gerakan Modern, h. 38

19 Muhammadiyah lahir sebagai organisasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini merupakan organisasi yang memberikan pemikiran-pemikiran yang segar dan menekankan Amar Ma ruf Nahi Munkar. Muhammadiyah bersinggungan dengan bidang-bidang sosial, politik, budaya dan juga bidangbidang kehidupan lain, oleh karena itu di dalam setiap pergerakan Muhammadiyah tidak lepas dari watak keislamannya. 16 Muhammadiyah berusaha untuk melakukan pembaharuan dengan pola pemikiran yang berorientasi kedepan, tetapi tidak beranjak dari keimanan. Sejak awal, gerakan Muhammadiyah telah berkecimpung dalam bidang sosial, terutama pendidikan. Sekolah yang pertama didirikan oleh KH. A. Dahlan pada tahun 1911 di Yogyakarta diselenggarakan dengan sangat sederhana. Sekolah ini yang akhirnya menjadi embrio munculnya organisasi formal pada tahun 1912 di bawah pimpinan KH. Ahmad Dahlan sendiri. Oleh karena itu sejak Muhammadiyah didirikan selalu membangaun sekolah-sekolah, madrasahmadrasah dan mengadakan tabligh-tabligh, dan juga mendirikan majalah-majalah yang berdasarkan Islam. Setelah resmi menjadi organisasi, Muhammadiyah terus berangsur-angsur mengembangkan sayapnya melalui berbagai aktivitas sosial. Mulai dari pendidikan, pelayanan masyarakat, kesehatan dan lain-lain sehingga pada akhirnya aktivitas dalam bidang sosial ini dapat menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan sosial keagamaan yang memperoleh sukses besar. 16 Hery Sucipto dan Najmuddin Ramly, Tajdid Muhammadiyah dari Ahmad Dahlan Hingga A. Syafi I Ma arif (Jakarta: Grafindo, 2005), h

20 Berdirinya Muhammadiyah merupakan suatu kemunculan gerakan iman, ilmu, dan amal. Sebagai gerakan iman, Muhammadiyah dapat dilihat kepeloporannya dalam usaha mengembalikan paham agama kepada ajaran tauhid murni tanpa dicampuri oleh unsur-unsur syirik, takhayul, dan khurafat. Dan banyak yang menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan purifikasi. Sebagai gerakan ilmu dapat dilihat pada komitmen Muhammadiyah terhadap persoalan pendidikan, disamping keberaniannya mendobrak tradisi lama untuk membuka kembali pintu ijtihad. Sebagai gerakan amal, Muhammadiyah berhasil mengubah pola amal individu menjadi amalan kelompok dalam kehidupan masyarakat, terutama dapat dilihat dalam usahanya menyantuni kaum dhu afa, pelayanan kesehatan masyarakat dan lain-lain 17. Muhammadiyah berupaya mengaktualisasikan cita-citanya dengan sistem berorganisasi yang bersifat responsif dan adaptif terhadap perubahan zaman. 18 Salah seorang yang penting bagi Muhammadiyah adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA). Hamka merupakan seorang pembaharu dalam Islam di Indonesia. Sejak ayahnya (Haji Rasul) memelopori Islam kaum muda Minangkabau, Hamka sudah terbiasa dengan pembicaraan mengenai dunia keilmuan sejak kecil. Hamka sejak usia dini sudah banyak belajar dari tokohtokoh besar nasional seperti Ki Bagushadikusumo, Haji Oemar Said Tjokroaminoto, RM. Supyopranoto, dan KH. Fakhruddin. Hamka sudah mampu untuk mendirikan sebuah Tabligh Muhammadiyah tahun 1925, dalam perjalanan karirnya ia telah memangku beberapa jabatan mulai 17 Sutarmo, Muhammadiyah Gerakan Sosial-Keagamaan Modernis (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005), h Abdullah, Dinamika, h. 137

21 dari tahun 1928 sebagai anggota kongres Muhammadiyah di Solo, kemudian sebagai Ketua Taman Pustaka, Ketua Majlis Tabligh dan sampai akhirnya ia memangku jabatan sebagai Ketua Muhammadiyah cabang Padang Panjang. Tahun 1934 ia diangkat menjadi Majlis Konsul Muhammadiyah di Sumatera Tengah. 19 Hamka banyak disebut sebagai sejarahwan dengan banyaknya karya-karya Hamka yang ditulis mengenai dirinya sendiri seperti karyanya tentang Kenang- Kenangan Hidup, kemudian mengenai orang tuanya seperti Ayahku. Dalam bidang agama ia pun juga menulis tentang Tasawwuf: Perkembangan dan Pemurniannya, kemudian Tasawwuf Modern. kemudian tentang sejarah, sebagaimana hasil karya Hamka seperti Sejarah Umat Islam. Hamka sebagai seorang sastrawan dengan mengeluarkan beberapa karyanya tentang roman seperti Di Bawah Lindungan Ka bah (1938), Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (1939), Merantau ke Deli (1940), Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Hamka dalam sejarah kehidupannya berperan sebagai patriot pada masa pra dan masa awal berdirinya republik ini, berdiri pada barisan depan pembendung arus pengaruh kaum komunis zaman Orde Lama dan tampil sebagai figur ulama-demokrat pada masa Orde Baru. 20 Hamka pada masa Soekarno pernah di penjara sekitar selama dua tahun empat bulan ( ) karena berbeda pandangan politik dengan Presiden Soekarno, terutama mengenai Pancasila sebagai dasar/falsafah negara. Hamka dituduh melakukan tindakan subversif terhadap pemerintah. 19 Sucipto dan Ramly, Tajdid Muhammadiyah, h Adnan Buyung Nasution, "Hamka: Figur Yang Langka," dalam Nasir Tamara, dkk., Hamka di Mata Hati Umat, 2 nd ed. (Jakarta: Sinar harapan, 1984), h

22 Hamka pada zaman pergerakan merupakan salah satu singa podium karena ia fasih berbicara dan lancar menulis dengan mengutamakan rajin menimba ilmu. Dengan kepiawannya itu ia pernah memimpin sebuah redaksi dwi mingguan Panji Masyarakat di Medan. 21 Hamka pernah menjadi tenaga pengajar di beberapa Universitas diantaranya Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta, Universitas Islam Jakarta, Fakultas Hukum dan Falsafah Muhammadiyah di Padang Panjang, Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, dan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di Medan. Pada tahun 1955 Hamka pernah memberikan ceramah agama di California, Amerika Serikat sebagai anggota delegasi perwakilan Indonesia. Hamka juga mendapat kehormatan dalam bidang intelektual yaitu mendapat gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Kairo, kemudian pada tahun 1974 ia mendapat lagi gelar dari Universitas Kebangsaan Malaysia. 22 Hamka pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari tahun ). 23 Berbagai karya yang dimiliki Hamka mulai dari karya sastra, politik dan juga agama, kemudian terjadinya pembaharuan dalam bidang politik, sosial keagamaan di Indonesia, khususnya Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi pembaharuan di Indonesia membuat saya ingin mengambil tema peranan Hamka dalam organisasi Muhammadiyah di Indonesia. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah a. Pembatasan Masalah 21 Deliar Noer, Membincangkan Tokoh-Tokoh Bangsa (Bandung: Mizan, 2001), h Sucipto dan Ramly, Tajdid Muhammadiyah, h Ibid., h. 156

23 Pada penulisan ini, masalah yang diangkat adalah mengenai peranan Hamka dalam organisasi Muhammadiyah di Indonesia. Oleh karena itu penulis mengidentifikasi mengenai pembaharuan Islam di Indonesia. Muncul dan berkembangnya organisasi-organisasi masyarakat dan organisasi keagamaan di Indonesia, khususnya Muhammadiyah. Perkembangan politik, agama dan pendidikan masa pendudukan Belanda, Jepang, Orde Lama, dan Orde Baru. Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi hanya pada peran Hamka di dalam organisasi Muhammadiyah di Indonesia ( ). b. Perumusan Masalah Adapun masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran Hamka dalam Muhammadiyah, atau lebih spesifik lagi adalah: 1. Bagaimanakah pandangan Hamka mengenai perkembangan agama, sosial, dan politik di Indonesia, khususnya Muhammadiyah? 2. Bagaimanakah perjuangan Hamka dalam mengembangkan Muhammadiyah di Indonesia? 3. Bagaimana citra Muhammadiyah di Indonesia pada masa Hamka menjadi anggota Muhammadiyah? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai lewat penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui latar belakang keluarga, pendidikan dan karyakarya Hamka

24 2. Menambah wawasan mengenai perkembangan agama, sosial dan politik di Indonesia 3. Agar mengetahui peran Hamka bagi perkembangan Muhammadiyah di Indonesia D. Metode Penelitian Penulisan ini menggunakan pendekatan historis dengan metode Deskriptif- Analitis. Pendekatan ini di gunakan untuk mendapatkan penjelasan secara deskriptif dan analitis tentang peranan Hamka bagi perkembangan Muhammadiyah di Indonesia, disamping menjelaskan profil Hamka termasuk juga latar belakang berdirinya Muhammadiyah dan pengaruhnya bagi perkembangan Muhammadiyah di Indonesia dan perkembangan politik, agama,dan sosial budaya di Indonesia sejak penjajahan Belanda, Jepang, Orde Lama dan Orde Baru. Maka dari itu tahap-tahap penelitian yang dilakukan dengan metode kepustakaan (library research), dan studi kelapangan (field research). Untuk menganalisa data yang tersedia yaitu dengan menggunakakan pendekatan historis. Pendekatan ini digunakan agar mendapatkan penjelasan dan pemahaman mengenai peranan Hamka dalam organisasi Muhammadiyah di Indonesia. Adapun pedoman yang digunakan dalam teknik penulisan. Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: (Skripsi, Tesis dan Disertasi), CeQDA Studi Kepustakaan (Library Research) Peneliti melakukan penelusuran atas data-data yang berbentuk tulisan. Oleh karena itu studi kepustakaan (library research) dilakukan dengan penelaahan

25 buku-buku dan tulisan-tulisan sebagai sumber rujukan yang berkaitan kiprah Hamka bagi perkembangan Muhammadiyah di Indonesia 2. Studi Lapangan (Field Research) Pendekatan yang digunakan peneliti yaitu melalui observasi terlibat dengan melakukan wawancara mendalam (depth interview) dengan tokoh-tokoh yang bersinggungan langsung atau dengan tokoh yang dianggap penting bagi penelitian ini. E. Tinjauan Pustaka Sepanjang penelitian penulis dengan menelusuri beberapa literatur tentang Hamka ada beberapa penulisan yang berkaitan langsung dengan Hamka. Dari penelitian penulis, ada dua disertasi yang mengkaji tentang Hamka antara lain: Dr. Sudja I yang memfokuskan diri pada kajian tafsir. Tetapi ia mengangkat salah satu tema yaitu khilafah yang di tulis oleh Hamka dalam tafsirnya, kemudian membandingkan kata yang sama (khilafah) dalam tafsir yang ditulis Sayyid Quthb. Disertasi yang kedua adalah karya DR. Tamrin Kamal yang mengkaji tentang peran Hamka dalam purifikasi ajaran Islam pada masyarakat Minangkabau. Selain disertasi diatas ada beberapa penelitian diantaranya skripsi Abdul Azis tentang Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Hamka ( ). Ia menerangkan tentang perubahan yang terjadi di dalam bidang agama, politik, sosial dan budaya. MUI menjadi kontrol bagi pemerintahan dalam bidang keagamaan di Indonesia.

26 Terdapat buku-buku maupun artikel yang berhubungan dengan Hamka antara lain, buku yang ditulis oleh Yunan Yusuf yang mengkaji tentang corak pemikiran kalam Hamka dalam tafsir Al-Azhar. Kajian ini menulis tentang riwayat hidup Hamka dan proses panjang penulisan karya fenomenal dan monumental Tafsir Al-Azhar karya Hamka, penulis menjelaskan dengan sangat komprehensif dan cermat, mengingat penulis menguraikan dengan cermat dan gamblang akan pemikiran kalam Hamka dalam tafsirnya dengan mengelompokkan ayat-ayat tersebut dengan aliran ilmu kalam. 24 Junus Hamzah yang berjudul Hamka Sebagai Pengarang Roman. Kajian Junus ini menggunakan pendekatan studi sastra yang menampilkan Hamka sebagai sosok sastrawan dengan latar belakang sebagai muslim. Memeang banyak karya-karya satra yang telah dihasilkan oleh Hamka, Ia juga menjelaskan pembicaraan masalah takdir disini dalam konteks perwatakan dari tokoh-tokoh utama roman-roman Hamka dengan latar belakang ajaran takdir. 25 Fachry Ali, menulis sebuah artikel, Hamka dan Masyarakat Islam Indonesia; Catatan Pendahuluan Riwayat dan Perjuangannya. Fachry menyimpulkan bahwa Hamka seorang pembaharu Islam di Indonesia, dengan berbagai disiplin ilmu yang dimilikinya, Hamka memiliki kredibilitas yang tinggi. Pemahamannya yang luas mengenai agama dan juga pemikran-pemikiran membuat Hamka menjadi seorang yang berpandangan luas. Hamka adalah seorang ulama yang berada dalam posisi terdepan dalam masyarakat Islam 24 Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas. 1990), h Junus Amir Hamzah, HAMKA Sebagai Pengarang Roman; Sebuah Studi Sastra (Jakarta: Mega Book Store, 1964), h

27 modern Indonesia yang sedang mengalami proses modernisasi. Ia berani mendobrak tradisi yang menyimpang dari ajaran agama Islam. 26 Taufik Abdullah menulis tentang Buya Hamka: Aktor di atas pentas sejarah pemikiran Islam di Indonesia, ia mengatakan bahwa Hamka dan para tokoh segenerasinya bukanlah termasuk "sang pemula" dalam gerakan pembaharuan Islam di Indonesia dan Hamka dilahirkan ketika masyarakat Minangkabau meniti periode baru dalam sejarah sosialnya. Hamka adalah anak zamannya yang dilahirkan dan dibesarkan tokoh-tokoh yang mengukir sejarah Indonesia ketika gerakan reformasi Islam lahir dan menyebar. Hamka sebagai seorang ulama pemikir, muballigh, dan sastrawan bukan saja aktor di atas pentas sejarah tanah air, ia adalah hasil yang otentik dari lingkungan kesejarahan yang mengitari dirinya. 27 Yang tidak kalah menariknya, bahwa orang di luar Indonesiapun mengkaji Hamka yakni James Rush. Studinya tentang Hamka, ia berkesimpulan bahwa Hamka dalam arti penting sebagai salah satu pelaku sejarah modern Indonesia yang turut berperan membuat formulasi ide-ide dikalangan bangsa Indonesia. 28 Paper ini hanya menjelaskan peranan Hamka dalam bidang politik sebagai seorang sufi, yakni orang yang mengutamakan moral diatas segalanya. Dengan menjelaskan beberapa literatur yang menulis tentang Hamka, maka penulis yakin bahwa judul yang penulis angkat belum ada yang 26 Fachry Ali, Hamka dan Masyarakat Islam Indonesia; Catatan Pendahuluan Riwayat dan Perjuamgannya. Prisma 4, (Februari 1983): h Taufik Abdullah, "Buya Hamka: Aktor di Atas Pentas Sejarah Pemikiran Islam di Indonesia," dalam Afif Hamka, dkk., Buya Hamka (Jakarta: Uhamka Press, 2008), h James Rush, Hamka dan Indonersia Modern, dalam Panitia Peringatan Buku 70 Tahun Prof. Dr. Hamka. Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka (Jakarta: Panjimas, 1983), h

28 membahasnya, yaitu peranan Hamka dalam organisasi Muhammadiyah di Indonesia. F. Sistematika Penulisan Untuk mewujudkan suatu pembahasan yang sistematis, maka penulis menyusun skripsi ini kedalam beberapa bab. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan. Bab ini merupakan gambaran umum sekitar penelitian yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Bab II. Membahas sejarah dan kepribadian Hamka, sejak ia lahir dan beranjak masa kanak-kanak, masa pencarian ilmu atau pendidikan, karya-karya yang di ciptakan Hamka, dan juga kondisi masyarakat saat itu. Bab III: Membahas Keterlibatan Hamka di dalam Muhammadiyah. Mulai dari sejarah lahirnya Muhammadiyah, tujuan dan perkembangan Muhammadiyah di Indonesia sejak pertama kali berdirinya sekaligus tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam mendirikan dan mengembangkan Muhammadiyah di Indonesia. Jabatan-jabatan yang di miliki Hamka dan perannya di dalam Muhammadiyah, partai Masyumi, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bab IV. Membahas Hamka dan gerakan Muhammadiyah di Indonesia, yaitu peran Hamka dalam organisasi Muhammadiyah ini dari beberapa aspek yang melingkupi politik, agama dan juga sosial budaya Bab V. Berisi kesimpulan dan diteruskan dengan daftar pustaka dan lampir

29 BAB II BIOGRAFI HAMKA A. Sejarah dan Kepribadian Hamka Luar biasa adalah ungkapan yang tepat bagi seorang Hamka, ia tidak pernah menyelesaikan pendidikan dasarnya, dan ia tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, sehingga ia tidak memiliki ijazah pendidikan apapun, namun berhasil menjadi seorang ulama besar, juru dakwah yang kenamaan, yang memiliki berbagai disiplin ilmu, pintar dalam menulis dan bagus dalam berceramah, dan di depan namanya terdapat predikat keilmuan Prof Dr. Si Bujang Jauh itulah julukan Hamka karena begitu sering dan lamanya ia pergi ke berbagai negeri dan daerah. 29 HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dilahirkan di Kampung Molek di sisi danau Maninjau, Sumatera Barat 16 Februari Ibunya bernama Siti Safiyah 31 dan Ayahnya ialah Syekh Abdul Karim Amrullah yang dikenal dengan sebutan Haji Rasul seorang pelopor Tajdid di Minangkabau. Hamka seorang ulama yang multidimensi, hal itu tercermin dari gelargelar kehormatan yang disandangnya. Dia bergelar "Datuk Indomo yang dalam tradisi Minangkabau berarti pejabat pemelihara adat istiadat. Dalam pepatah Minang, ketentuan adat yang harus tetap bertahan dikatakan dengan sebaris tidak 29 Hery Sucipto dan Najmuddin Ramly, Tajdid Muhammadiyah dari Ahmad Dahlan hingga A. Syafi I Ma arif (Jakarta: Grafindo, 2005), h Ibid, h Nama Saya Hamka, dalam Nasir Tamara, dkk., Hamka di Mata Hati Umat, 3 rd ed. (Jakarta: Sinar Harapan, 1996), h. 51

30 boleh hilang, setitik tidak boleh lupa. Gelar ini merupakan gelar pusaka turun temurun pada adat Minangkabau yang didapatnya dari kakek garis keturunan ibunya Engku Datuk Rajo Endah Nan Tuo, Penghulu suku Tanjung. Sebagai ulama Minang, Hamka digelari Tuanku Syaikh, berarti ulama besar yang memiliki kewenangan keanggotaan di dalam rapat adat dengan jabatan Imam Khatib menurut adat Budi Caniago. Sebagai pejuang, Hamka memperoleh gelar kehormatan Pangeran Wiroguno dari Pemerintah RI. Sebagai intelektual Islam, Hamka memperoleh penghargaan gelar Ustadziyyah Fakhriyyah (Doctor Honoris Causa) dari Universitas Al-Azhar, Mesir, pada Maret Pada 1974 gelar serupa diperolehnya dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Pada upacara wisuda di gedung parlemen Malaysia, Tun Abdul Razak, Rektor Universitas Kebangsaan yang waktu itu menjabat sebagai Perdana Mentri menyebut ulama kharismatik itu dengan Promovendus Professor Doctor Hamka. Pada tahun 1955 ia dipilih untuk duduk menjadi anggota Konstituante mewakili partai Masyumi Jawa Tengah hingga Masyumi dan Konstituante dibubarkan oleh Soekarno dan kemudian ia juga menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun Terdapat beberapa faktor yang mendukung Hamka menjadi seseorang ulama, pujangga, sastrawan, sejarahwan, pejuang kemerdekaan dan sekaligus sebagai aktivis organisasi diantaranya, Pertama, Faktor genealogis atau keturunan. Hamka merupakan keturunan dari seorang pejuang dan ulama Islam, Nenek moyang Hamka adalah Tuanku Pariaman. Tuanku Pariaman adalah seorang panglima perang Tuanku Imam

31 Bonjol di masa perang melawan penjajah Belanda yang dikenal dengan Perang Paderi ( ). 32 Kakeknya adalah Syekh Amrullah biasa disebut Tuanku Kisa-I dan ayahanda Haji Abdul Karim Amrullah yang biasa disebut sebagai Haji Rasul. Syekh Amrullah adalah golongan "Kaum Tua" yang merupakan pengikut aliran Naqsabandiyah, Haji Rasul merupakan golongan "Kaum Muda" Minangkabau yang merupakan pembaharu Islam di Minangkabau. 33 Hamka memiliki keunggulan kakeknya dan ayahnya. Hamka menjadi ulama penggerak modernisasi Islam di Indonesia dan ia yang juga memformulasikan tasawwuf ke arah yang positif. Kedua, membaca, menghafal, menulis dan berbicara. Dalam Usia 6 tahun (1914) ia dibawa ayahnya ke Padang Panjang. Ketika Hamka berumur tujuh tahun dimasukkan ke sekolah desa dan malamnya belajar mengaji Qur an dengan ayahnya. Sejak dia telah belajar agama pada sekolah-sekolah Diniyah School dan Sumatra Thawalib di Padang Panjang dan Parabek. Guru-gurunya saat itu adalah Syeh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid dan Zainuddin Labay. Pada 1924 ia pergi ke tanah Jawa untuk mempelajari tentang pergerakan, Ki Bagus Hadikusumo mengajarkan tafsir, HOS Cokroaminoto yang mengajarkan "Islam dan Sosialisme," RM Suryopranoto untuk belajar Sosiologi, ia belajar 32 Shobahussurur, dkk., Mengenang 100 Tahun Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) (Jakarta: YPI Al-Azhar, 2008), h Murni Jamal, Dr. H. Abdul Karim Amrullah: Pengaruhnya dalam Gerakan Pembaharuan Islam di Minangkabau pada Awal Abad ke-20 (Jakarta: INIS, 2002), h. 95

32 "Agama Islam" dengan KH. Fakhruddin. 34 Ia memperdalam pengetahuannya dengan buku-buku mengenai sejarah, kebudayaan, filsafat, sastra, serta sejumlah karya pengarang-pengarang barat yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, seperti Alber Camus, Jean Paul Sarte, Wiliam James, Freud, Toynbee sampai Karl Marx. Pengetahuannya yang luas membuat ia produktif dalam menulis, banyak sekali karya-karya yang telah dilahirkan oleh Hamka, tercatat sekitar 113 buak karya tulis yang telah dibuat, termasuk beberapa majalah. Kebiasaan mengahafal membuat Hamka memiliki daya ingat yang sangat kuat. Seakan-akan tiap pengalaman yang dialami merupakan sesuatu yang sangat intens, betapapun sebenar-benarnya biasanya pengalaman itu. Tingkat intensitas ini seakan tidak memudar walaupun ia menerimanya dari tangan kedua. Tulisantulisan Hamka tidak pernah gersang, karena ia terluluh didalam masalah yang ditulisnya. Engage, orang Minangkabau menyebutnya. 35 walaupun begitu tidak semua bisa diungkapkan oleh Hamka bukan hanya soal ingatan, tetapi yang lebih penting apa yang dilihat, didengar, dan dialaminya yang merupakan sebagian realitas dari peristiwa yang diceritakan. Selain itu Hamka juga seorang pembicara yang handal setelah ia belajar tentang pergerakan di Jawa, hingga ia mendapat julukan singa podium karena kepiawaiannya dalam berorasi. 36 Ketiga, merantau. Pergi merantau menurut visi falsafah Minangkabau itu, membuka mata warganya untuk mengenal dunia luar yang luas dimana mereka 34 Rusydi Hamka, "Hamka: Kepribadian, Sejarah, dan Perjuangannya," dalam Afif Hamka, dkk., Buya Hamka (Jakarta: Uhamka Press, 2008), h Taufik Abdullah, "Masa Awal Muhammadiyah di Minangkabau: Cuplikan dari Arsip Belanda," dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Hamka (Jakarta: Nurul Islam, 1978), h Deliar Noer, Membincangkan Tokoh-Tokoh Bangsa (Bandung: Mizan, 2001), h. 72

33 akan menemui hal-hal baru yang nanti akan dibawanya pulang. 37 Kebanyakan orang Minangkabau keluar daerahnya memiliki dua hala yang pertama berdagang, yang kedua menuntut ilmu. Selain berkeliling ke pulau-pulau di Indonesia, terdapat Perjalanan Buya Hamka ke luar negeri dalam kegiatan Internasional diantaranya: Tahun 1950 berkunjung ke negara-negara Arab, Saudi Arabia, Mesir, Syria, Irak, dan Libanon, menemui sejumlah pengarang dan ulamaulama di negara tersebut. Tahun 1952 berkunjung ke Amerika memenuhi undangan State Departement (Kementrian Luar Negeri), berkeliling di negara tersebut selama 4 bulan. Tahun menjadi Missi Kebudayaan RI ke negara Muangthai dipimpin Ki Mangunsarkoro. Tahun 1954 ke Burma mewakili Departemen Agama RI dalam perayaan 2000 tahun wafatnya Budha Gauthama. Tahun 1958 menghadiri Konferensi Islam di Lahore, dari sana melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk Umrah dan ke Kairo untuk menerima gelar Doktor Honoris Causa Univesitas Al-Azhar. Tahun 1967 ke Malaysia sebagai tamu Negara (Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman). Tahun 1968 sebagai Anggota Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Islam di Rabbat, Ketua Delegasi adalah KH. M. Ilyas. Tahun 1968 ke Aljazair menghadiri Peringatan Masjid Annabah, kemudian melanjutkan perjalanan ke Spanyol, Roma, Turki, London, Saudi Arabia, India, dan Tahiland. Tahun 1971 menghadiri Seminar Islam di Aljazair, dengan membawa paper tentang Muhammadiyah di Indonesia. Tahun William H. Federick dan Soeri Soeroto, ed., Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi, 3 rd ed. (Jakarta: LP3ES, 2005), h. 333

34 mengahdiri Muktamar Masjid di Mekkah sebagai Ketua Delegasi Masjid di Indonesia. Tahun 1976 menghadiri Konferensi Islam di Kucing Ibukota Serawak, Malaysia Timur. Tahun 1976, seminar 2000 tahun Malaysia di Kuala Lumpur, di prakarsai oleh Yayasan Sabah. Tahun 1976 menghadiri Seminar Islam dan Kebudayaan Malaysia di Universitas Kebangsaan Kuala Lumpur dengan paper Pengasuh Islam pada Kesusastraan Melayu. Tahun 1977 menghadiri upacara pengislaman Gubernur Serawak Malaysia Timur. Tahun 1977 menghadiri Peringatan 100 tahun Muhammad Iqbal di Lahore Pakistan. Tahun 1977 menghadiri Muktamar Ulama (Al-Buhust Islamiyah), sebagai Ketua Delegasi Indonesia di Kairo. 38 Keempat, Masjid Al-Azhar dan Tafsir Al-Azhar, kedua peninggalan Hamka merupakan pusaka peninggalannya yang sangat berharga. Pada 1959 Universitas Al-Azhar memberikan gelar Ustadziyyah fakhriyyah (Doktor Honoris Causa) kepada Hamka. 39 Pada Desember 1960, Syaikh Mahmoud Syaltout disertai Dr. Muhammad Al-Bahay berkunjung ke Indonesia sebagai tamu negara. Salah satu agendanya adalah menziarahi Masjid Agung Kebayoran Baru. Melihat sendiri perjuangan Hamka di Masjid Agung Kebayoran Baru, Mahmoud Syaltout memberikan nama bagi Masjid Kebayoran Baru itu dengan nama Masjid Al- Azhar. 40 Sejak saat itu semua orang sepakat melekatkan nama Masjid Agung Al- Azhar sebagai pengganti nama Masjid Agung Kebayoran baru. 38 Panitia Peringatan Buku 70 Tahun Prof. Dr. Hamka. Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka (Jakarta: Nurul Islam, 1978), h Sucipto dan Ramly, Tajdid Muhammadiyah, h Shobahussurur, Mengenang, h. 31

35 Setiap kuliah subuh Hamka selalu memberikan pelajaran tafsir di Masjid Agung Al-Azhar. Pada tahun Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan setahun sebelumnya menerbitkan sebuah majalah bernama Gema Islam ketika Hamka menjadi pemimpin redaksinya. Rangkaian pelajaran tafsir kuliah subuh yang dimuat dalam Gema Islam itu oleh Hamka diberikan nama Tafsir Al- Azhar, merujuk kepada tempat dimana tafsir itu diberikan sekaligus penghargaan pribadi Hamka kepada Al-Azhar (Mesir). Surat pertama yang dikaji adalah surat Al-Kahfi, juz XV. Tafsir-tafsir yang diuraikannya yang dimulai sejak 1958, kemudian dimuat di majalah Gema Islam pada 1962 hingga Januari Mulai saat itu Hamka memiliki hasrat untuk menyusun tafsirnya dalam kitab-kitab yang kemudian diberi nama Tafsir Al- Azhar. 41 B. Karya-Karya Hamka Terdapat sekitar 113 buah karya yang telah dibuat oleh Hamka, beberapa karya Hamka mengenai Filsafat diantaranya: Falsafah Ideologi Islam (1950), Falsafah Hidup (1970), Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Renungan Tasawwuf (1985), Tasawwuf, Perkembangan dan Pemurniannya (1980), Tasawwuf Modern (1981), Perkembangan Tasawwuf dari Abad ke Abad (1952), Tafsir Al-Azhar 30 juz Karya Hamka mengenai Agama diantaranya: Akhlaqul Karimah (1992), Agama dan Perempuan (1939), Do a-do a Rasulullah SAW (1974), Khatibul 41 Yunan Yusuf, Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar, dan Universitas Al-Azhar Indonesia, dalam Afif, Buya Hamka, h. 94

36 Ummah, jilid I ditulis dalam bahasa Arab, Khatibul Ummah, jilid II, Khatibul Ummah, jilid III, Hikmat Isra dan Mi raj, Bohong di Dunia (1975), Karena Fitnah, Lembaga Hidup (1962), Lembaga Budi (1980), Lembaga Hikmat (1953), Pedoman Muballigh Islam (1937), Pandangan Hidup Muslim, Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia (1958), Pelajaran Agama Islam (1956), Studi Islam (1985), Tanya Jawab I dan II (1975, Tjahaya Baru (1950), Pembela Islam: Tarikh Sayyidina Abu Bakar Shiddiq (1929), Kepentingan Melakukan Tabligh (1929), Keadilan Ilahi (1939) Karya Hamka mengenai Kesusastraan diantaranya: Dari Hati ke Hati (2002), Dari Lembah Tjita-Tjita (1967), Mengembara li Lembah Nil (1950), Di Dalam Lembah Kehidupan (1976), Di Bawah Lindungan Ka bah (1979), Di Tepi Sungai Dajlah (1950), Di Jemput Mamaknya (1939), Di Lamun Ombak Masyarakat, Empat Bulan di Amerika, Jilid I (1953), Empat Bulan di Amerika, Jilid II (1953), Margaretha Gauthier (1975), Merantau ke Deli (1977), Mandi Cahaya di Tanah Suci (1950), Menunggu Beduk Berbunyi (1947), Tuanku direktur, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (1979), Laila Majnun, Balai Pustaka (1932) Karya Hamka mengenai Politik diantaranya: Adat Minangkabau menghadapi Revolusi (1946), Doktrin Islam yang Menimbulkan Kemerdekaan dan Keberanian (1983), Falsafah Ideologi Islam (1950), Ghirah dan Tantangannya Terhadap Islam (1982), Hak Asasi Manusia Dipandang dari Segi Islam (1968), Islam; Revolusi Ideologi Islam, tahun 1950, Islam dan Demokrasi, tahun 1946, Islam dan Adat Minangkabau (1985), Keadilan Sosial dalam Islam (1950),

37 Merdeka, Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Negara Islam (1946), Revolusi Fikiran (1946), Revolusi Agama, Sesudah Naskah Renville, Semanagat Islam, Urat Tunggang Pancasila, Ekspansi Ideologi: Alghazwul Fikri (1963) Karya Hamka mengenai sejarah diantaranya: Ayahku, tahun 1992, Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao, tahun 1970, Dari Perbendaharaan Lama, tahun 1963, Kenang-Kenangan Hidup, Jilid I ( 1974 (autobiografi sejak lahir 1908 sampai ( 1950), Kenang-Kenangan Hidup, Jilid II, Kenang-Kenangan Hidup, Jilid III, Kenang-Kenangan Hidup, jilid IV, Sejarah Umat Islam Jilid I, di tulis ( 1938 diangsur hingga 1950, Sejarah Umat Islam Jilid II, Sejarah Umat Islam Jilid III, Sejarah Umat Islam Jilid IV, Sejarah Hidup Jamaluddin Al- Afghani, Sejarah Islam di Sumatera, Adat Minangkabau dan Agama Islam, ( 1929, Ringkasan Tarikh Ummat Islam, ( 1929, Sesudah Naskah Renville, ( 1947 Karya-karya Hamka yang lain diantaranya: Muhammadiyah di Minangkabau (Dalam Kongres Muhammadiyah di Padang) (1975), Arkanul Islam, Makassar (1932), Mati Mengandung Malu yang merupakan Salinan al- Manfaluthi (1934), Dibantingkan Ombak Masyarakat (1946), Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret (1947), Pribadi (1950), 1001 Soal Hidup yaitu kumpulan karangan pada Pedoman Masyarakat (1950), Soal-Jawab yang disalin dari karangan-karangan Majalah Gema Islam (1960), Himpunan Khutbah-Khutbah, Kedudukan Perempuan dalam Islam (1973), Islam dan Kebathinan (1970), Sayyid Jamaluddin Al-Afghani (1965), Cita-Cita Kenegaraan dalan Ajaran Agama Islam: makalah Kuliah Umum di University Keristan (1970)

38 Terdapat beberapa majalah yang dipimpin oleh Hamka diantaranya: Kemauan Zaman (1929), Tentera, 4 nomor terbit di Makassar (1932), Al-Mahdi, 9 nomor terbit di Makassar (1933), Pedoman Masyarakat ( ), Semangat Islam ( ), Menara ( ), Panji Masyarakat (1959) C. Kondisi Sosial Masyarakat Terdapat beberapa fase dalam perjalanan hidup Hamka, pertama yaitu munculnya gerakan nasionalis di Minangkabau. Pertentangan tersebut yaitu antara mayoritas penduduknya yang teguh memeluk Islam dengan adat yang matrilineal dalam stratifikasi masyarakat Minangkabau. Gagasan yang memungkinkan bersatunya masyarakat Minangkabau dengan pepatah Adat dipimpin oleh penghulu, agama oleh ulama, pemerintah oleh cendikiawan," ketiganya terjalin menjadi satu. Di Minangkabau memang telah memiliki adat yang bertentangan dengan ajaran Islam, terutama mengenai pembagian waris melalui garis keturunan ibu. Permusuhan antara Belanda terhadap kekuasaan Islam yaitu dengan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi untuk melawan Belanda atas dasar agama sebagai alasannya. 42 Haji Rasul mendirikan sekolah yang bernama Sumatera Thawalib 43. Sumatera Thawalib ini sangat berbeda dari surau tradisional, karena metode 42 Audrey R. Kahin, Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1989), h Thawalib School adalah pengembangan pendidikan yang ada di Surau Jembatan Besi. Ini terjadi setelah Syekh Abdul Karim Amrullah kembali dari perjalanannya ke tanah Jawa. Pada awalnya, Thawalib School masih menggunakan cara pengajian di Surau, buku-buku dan kitab yang digunakan masih dengan buku-buku lama, perubahan yang dilihat yaitu terdapatnya pembagian kelas-kelas yang terbagi menjadi tujuh kelas. Lihat Hamka, Kenang-kenangan Hidup (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra dapat mencerminkan pemikiran, kehidupan, dan tradisi yang ada dalam suatu masyarakat. Menurut Wellek dan Warren (1989: 109), pembaca karya sastra dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB II BIOGRAFI HAMKA H atau bertepatan dengan 16 Februari 1908 M. 15. ajaran agama, ayahnya bernama Syeikh Abdul Karim Amrullah.

BAB II BIOGRAFI HAMKA H atau bertepatan dengan 16 Februari 1908 M. 15. ajaran agama, ayahnya bernama Syeikh Abdul Karim Amrullah. BAB II BIOGRAFI HAMKA A. Riwayat Hidup Hamka yang nama lenkapnya adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah dilahirkan disebuah Desa Tanah Sirah yang terdapat sungai Batang, ditepi Danau Maninjau Sumatra Barat

Lebih terperinci

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya)

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ushuluddin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Timur Tengah. Jaringan ulama yang terbentuk sejak abad ke-17 dan ke-18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, baik yang dilakukan oleh perorangan, maupun oleh kelompok atau

BAB I PENDAHULUAN. Islam, baik yang dilakukan oleh perorangan, maupun oleh kelompok atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bercorak modern di Indonesia, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan para ulama atau tokoh-tokoh Islam, baik

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lahir di Maninjau Sumatera Barat, pada tanggal 17 Februari

BAB I PENDAHULUAN. yang lahir di Maninjau Sumatera Barat, pada tanggal 17 Februari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal Buya Hamka. Semua ulama dan cendekiawan di seluruh Nusantara saat ini pasti mengenalnya. Nama aslinya adalah Haji Abdul Malik Karim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pergerakan nasional yang muncul di kalangan pribumi lahir dari rasa persatuan dan kemanusiaan yang tinggi dari para golongan terpelajar yang pada

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH

ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya aksara Latin pada awal abad ke-20 secara perlahan-lahan menggeser penggunaan aksara Arab-Melayu di Nusantara. Campur tangan bangsa Eropa (Belanda) dalam

Lebih terperinci

Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN

Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX Oleh : Rudi Sutrisna NIM K 4402514 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika melihat gerakan Islam di Minangkabau

Lebih terperinci

PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL

PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Oleh : Riza Awal Novanto NPM :20110720006 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Muhammadiyah berasal dari bahasa arab Muhammad, yaitu nama Nabi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Muhammadiyah berasal dari bahasa arab Muhammad, yaitu nama Nabi dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah berasal dari bahasa arab Muhammad, yaitu nama Nabi dan Rasul terakhir ; ditambah dengan ya nisbah dan ta marbuthah, menjadi Muhammadiyah artinya

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN SARANA DAN PRASARANA DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BUYA HAMKA

BAB II PROFIL BUYA HAMKA 17 BAB II PROFIL BUYA HAMKA A. Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan Buya Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah merupakan nama asli dari Buya Hamka yang biasa kita kenal, beliau lahir di desa Tanah Sirih

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

Keywords : History, Muhammadiyah, Minangkabau, Hamka.

Keywords : History, Muhammadiyah, Minangkabau, Hamka. Jurnal Studi Al-Qur an Vol. 14, No. 1, Tahun. 2018 Membangun Tradisi Berfikir Qur an DOI:doi.org/10.21009/JSQ.014.1.06 Sejarah Keberadaan Muhammadiyah di Minangkabau Perspektif Hamka dalam Karya Ayahku

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

UPACARA KIDUNG DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA TIMUR DI KELURAHAN PEKAPURAN RAYA KOTA BANJARMASIN

UPACARA KIDUNG DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA TIMUR DI KELURAHAN PEKAPURAN RAYA KOTA BANJARMASIN UPACARA KIDUNG DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA TIMUR DI KELURAHAN PEKAPURAN RAYA KOTA BANJARMASIN SKRIPSI Oleh: DESSY RABIATUL KURNIA NIM: 1201411296 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS USHULUDDIN

Lebih terperinci

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( TARBIYAH ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( TARBIYAH ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI TARIKH MELALUI METODE SOSIO DRAMA PADA MATA PELAJARAN PAI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KELAS V SD NEGERI JETIS SEMANU GUNUNGKIDUL Skripsi Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN. Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali

PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN. Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010 Assalamu alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh: ANNA FATIHA NIM

Lebih terperinci

SEJARAH TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN (TUAN GURU ABDURRASYID, TUAN GURU H. MAHFUZ AMIN, PROF. DRS. H. ASYWADIE SYUKUR, LC DAN KH

SEJARAH TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN (TUAN GURU ABDURRASYID, TUAN GURU H. MAHFUZ AMIN, PROF. DRS. H. ASYWADIE SYUKUR, LC DAN KH SEJARAH TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN (TUAN GURU ABDURRASYID, TUAN GURU H. MAHFUZ AMIN, PROF. DRS. H. ASYWADIE SYUKUR, LC DAN KH. MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHANI) OLEH MASRAWIYAH INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE

SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE 2010-2015 Wates, 2 April 2011 Assalamu alaikum Wr.Wb. Yang Kami Hormati Unsur Muspida Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada uraian ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan dan saran sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan masalah yaitu: 1. Menjelang berdirinya UNIVA

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Oleh QOMARIATUL BADRIYAH NIM 090210302017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan

Lebih terperinci

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1926-1947 SKRIPSI Oleh Achmad Nuril Zamzami NIM 050210302088 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia State Islam: Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia 13 September 2017 https://indoprogress.com/2017/09/state-islam-tentang-islam-yang-direstui-oleh-negara-di-indonesia/ Dendy Raditya Atmosuwito

Lebih terperinci

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN 1908-1928 SKRIPSI Oleh Chita Putri Lustiahayu NIM 090210302024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II BIOGRAFI HAMKA DAN PERKEMBANGAN PEMIKIRANNYA

BAB II BIOGRAFI HAMKA DAN PERKEMBANGAN PEMIKIRANNYA BAB II BIOGRAFI HAMKA DAN PERKEMBANGAN PEMIKIRANNYA A. Biografi Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau yang lebih dikenal dengan nama Hamka, merupakan salah satu ulama intelektual yang lahir pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, aliran dan agama. Untuk

Lebih terperinci

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi)

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) SKRIPSI Diajukan Oleh: NABILAH BINTI ISMAIL Mahasiswi Fakultas Syariah Jurusan: Ahwal Syahsiyah Nim: 110 807 796 FAKULTAS SYARI

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Syaikh KH. Asnawi dalam Menyebarkan Agama Islam di Caringin Banten Pada Tahun 1865 1937. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam masuk ke Minangkabau telah terjadi beberapa kali pembaharuan Pada awal abad ke-20 muncul gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau yang dipelopori oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, merupakan sebuah kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau. Bahkan pada masa keemasannya

Lebih terperinci

RELASI LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN ISLAM DALAM NOVEL MAHA CINTA ADAM-HAWA KARYA MUHAMMAD EL-NATSIR: SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH:

RELASI LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN ISLAM DALAM NOVEL MAHA CINTA ADAM-HAWA KARYA MUHAMMAD EL-NATSIR: SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH: RELASI LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN ISLAM DALAM NOVEL MAHA CINTA ADAM-HAWA KARYA MUHAMMAD EL-NATSIR: SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH: SRI MULYATI 110701020 SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Oleh : NELA ARMALIA NIM.

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an) NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. 8 Darul Arqam Sejak tahun 1992, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah membahas dan membicarakan secara mendalam tentang masalah Darul Arqam dan mendiskusikannya secara seksama, khususnya ajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan kini telah berkembang searah dengan kebutuhan masyarakat yang dinamis. Perkembangan ini tentunya mempengaruhi berbagai disiplin ilmu yang telah ada

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TANGGUNG JAWAB ANAK PEREMPUAN DALAM KELUARGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SISTEM KEWARISAN (Kajian Terhadap Adat Perpatih Masyarakat Rembau, Negeri Sembilan) SKRIPSI Diajukan Oleh: SITI AMINAH BINTI MOHD

Lebih terperinci

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting? Oleh : Suswanta 4 Alasan Mengapa Buku ini Penting? 1. Merupakan pengembangan dari skripsi beliau : Perkembangan PSII Sebelum Fusi Parpol : Analisis Konflik Kepemimpinan 1971-1973 2. Satu-satunya buku yang

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: JOHAN EKA SAPUTRA NIM. 3211113099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI No : 1783/KOM-D/SD-S1/2014 ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Syarat syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi Tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan organisasi politik namun sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL A. Tokoh Persatuan Islam ( Persis) 1 Ustadz Umar Fanani BA Ustadz Abdul Qadir Hassan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat vital. Oleh karena itu Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan Islam modern di Indonesia, menjadikan

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I

KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah

Lebih terperinci

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU TUGAS AKHIR Diajukkan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan koloniaisme memegang peranan

Lebih terperinci

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Etos Hijrah Oleh Nurcholish Madjid Pelajaran pertama yang bisa dipetik dari keputusan Umar menjadikan Hijrah Rasul sebagai permulaan perhitungan kalender Islam ialah suatu

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) dan diajukan pada Jurusan Filsafat Agama

Lebih terperinci

TINGKAT KESADARAN PEGAWAI DALAM MEMBAYAR ZAKAT PROFESI DI LINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU SKRIPSI

TINGKAT KESADARAN PEGAWAI DALAM MEMBAYAR ZAKAT PROFESI DI LINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU SKRIPSI 1655/MD-D/SD-SI/2014 TINGKAT KESADARAN PEGAWAI DALAM MEMBAYAR ZAKAT PROFESI DI LINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN SOEKARNO TENTANG DEMOKRASI TAHUN

PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN SOEKARNO TENTANG DEMOKRASI TAHUN PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN SOEKARNO TENTANG DEMOKRASI TAHUN 1933-1967 SKRIPSI Oleh Erfan Rolis NIM 100210302024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku MOTTO مي ين ر س وال م ن ھ م ي ت ل و ع ل ي ھ م ء اي ات ه و ي ز كيھ م ھ و ال ذ ي ب ع ث ف ي األ و ي ع ل م ھ م ال ك ت اب و ال ح ك م ة و إ ن ك ان وا م ن ق ب ل ل ف ي ض ال ل م ب ين Dia-lah yang mengutus kepada

Lebih terperinci

Bupati Pandeglang SAMBUTAN BUPATI PANDEGLANG PADA UPACARA HARI ULANG TAHUN KE-71 KEMERDEKAN REPUBLIK INDONESIA WIB

Bupati Pandeglang SAMBUTAN BUPATI PANDEGLANG PADA UPACARA HARI ULANG TAHUN KE-71 KEMERDEKAN REPUBLIK INDONESIA WIB Bupati Pandeglang SAMBUTAN BUPATI PANDEGLANG PADA UPACARA HARI ULANG TAHUN KE-71 KEMERDEKAN REPUBLIK INDONESIA HARI / TANGGAL WAKTU TEMPAT : : : RABU, 17 AGUSTUS 2016 09.30 WIB ALUN-ALUN KAB. PANDEGLANG

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN GAME ONLINE TERHADAP MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 DUKUN KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH PENGGUNAAN GAME ONLINE TERHADAP MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 DUKUN KABUPATEN MAGELANG PENGARUH PENGGUNAAN GAME ONLINE TERHADAP MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 DUKUN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Oleh: Muhammad Reyzal Almujahid NPM: 20120720145 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

ANALISA KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG VAKSINASI MENINGITIS BAGI JAMA AH HAJI SKRIPSI

ANALISA KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG VAKSINASI MENINGITIS BAGI JAMA AH HAJI SKRIPSI ANALISA KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG VAKSINASI MENINGITIS BAGI JAMA AH HAJI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.Sy) OLEH

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh : STRATEGI GURU PAI DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DENGAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 8 SEMARANG (Studi Kasus Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH SUKOREJO LIMPUNG BATANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Rizki Setiyanawati

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP IT ASSAIDIYYAH KIRIG MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP IT ASSAIDIYYAH KIRIG MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP IT ASSAIDIYYAH KIRIG MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN BAIK DAN BENAR SISWA MELALUI MODEL READING ALOUD PADA MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADIS KELAS IV MI NURUL ISLAM 02 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN

Lebih terperinci