BAB I PENDAHULUAN. Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO)
|
|
- Ade Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas yaitu menarche sampai menopause. Umumnya, perempuan memiliki Umur Harapan Hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria. Secara kodrati, perempuan mengalami fase perubahan fisiologis yang berbeda dengan pria. Fase tersebut dinamakan dengan datangnya masa menopause yang umumnya mulai terjadi pada usia 45 tahun (Yuliana, 2009). Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 menunjukkan, setiap tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Asia menjadi wilayah dengan jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia. Saat ini, umur harapan hidup (UHH) perempuan Indonesia adalah 67 tahun. Perempuan Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan naik lagi sebesar 14% pada tahun Meningkatnya jumlah penduduk sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup 1
2 2 dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Menopause menunjukkan suatu keadaan berhentinya menstruasi. Sebelum seorang perempuan memasuki menopause akan mengalami perubahan fisik dalam tubuhnya, yaitu produksi hormon menurun, menstruasi tidak teratur dan keadaan fertilitas diganti dengan infertilitas. Menjelang memasuki masa menopause, banyak perempuan mengalami sejumlah gejala klinis dan psikologis yang mengganggu aktivitas. sehari-hari serta menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri. Menurut Depkes RI (2009) hingga saat ini wanita Indonesia yang memasuki masa menopause sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut meningkat menjadi 11% pada Diperkirakan akan meningkat sebesar 14% pada Meningkatnya jumlah tersebut, sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total penduduk. (Depkes RI, 2005).
3 3 Masa menopause bukanlah merupakan peristiwa yang terjadi secara mendadak tetapi merupakan proses yang berlangsung lama bahkan pada beberapa orang dapat berlangsung selama sepuluh tahun dari fase premenopause. Masa berhentinya menstruasi secara total pada perempuan adalah saat berusia 50 tahun (dengan rentang 40 dan 58 tahun) dalam proses fisiologis dikenal dengan menopause (Irawati, 2006). Usia menopause adalah usia bagi seorang wanita untuk bebas beraktivitas dalam berbagai aspek kehidupannya, akan tetapi hal tersebut menjadi hal yang mengganggu dan menakutkan bila dihadapkan pada penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual yang berdampak pada perubahan aktivitas seksual dan kualitas kehidupan seorang wanita (Martaadisoebrata dkk, 2005). Perubahan aktivitas seksual di usia menopause tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi akibat penurunan fungsi reproduksi tetapi juga dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan pengetahuan tentang dampak penurunan fungsi reproduksi terhadap penurunan respon seksual diusia menopause yang sebenarnya dapat diperoleh melalui program pelayanan kesehatan reproduksi lansia di fasilitas kesehatan (varney, 2004). Masalah yang muncul sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan tentang penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual di usia menopause adalah gangguan biopsikososial yang akan mempengaruhi kinerja wanita di usia menopause dan juga mengakibatkan terganggunya hubungan suami istri (Martaadisoebrata, dkk, 2005).
4 4 Pelayanan kesehatan reproduksi adalah suatu pelayanan yang mampu memberikan informasi, konseling dan terapi personal bagi setiap wanita yang memasuki masa menopause. Pelayanan kesehatan ini dilakukan secara holistic dan komprehensif tanpa mengabaikan masalah signifikan yang mempengaruhi kehidupan wanita seperti : status kesehatan, status perkawinan, adat istiadat, pengalaman di masa lalu, dan sebagainya (varney dkk, 2004). Penurunan fungsi reproduksi di usia menopause akan memberikan dampak terhadap aktivitas seksual wanita. Hasil survey interaktif yang di adakan secara signifikan pada tahun 2005 oleh situs kesehatan reproduksi informasi diperoleh data sekitar 60% wanita usia menopause tidak mengalami perubahan dalam aktivitas seksualnya, sedangkan 20% lainnya mengalami penurunan aktivitas seksual (Irawati, 2006). Di Kota Banda Aceh ada 14 rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta, Rumah Sakit Umum Daerah dr.zainoel Abidin Banda Aceh Provinsi Aceh merupakan satu-satunya rumah sakit yang sudah mempunyai poly Geriatri yang menangani wanita menopause dan poli PKMRS (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit). Poli geriatri tersebut dibuka hanya setiap hari Jum at, sedangkan pada rumah sakit lain, wanita menopause dilayani di poli kebidanan dan poli penyakit dalam. Dari study pendahuluan yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.zainal Abidin Banda Aceh jumlah wanita menopause yang berobat di poly Geriatri rata-rata tiap bulan berjumlah 70 orang. Dari studi awal yang
5 5 peneliti lakukan pada 30 orang wanita menopause didapatkan informasi bahwa mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang menopause dan tidak siap menghadapi keluhan menopause. Mereka menganggap keluhan pada masa menopause sebagai suatu penyakit, dan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah/keluhan menopause mereka adalah tenaga kesehatan. Di poli Geriatri tenaga kesehatan melakukan pengobatan dan konseling, tetapi karena banyaknya pasien dan kurangnya waktu (hari jum at poli tutup jam WIB), menyebabkan tenaga kesehatan tidak dapat melaksanakan tugas mereka secara maksimal, dengan kata lain peran tenaga kesehatan (motivator, fasilitator, dan konselor) sering tidak dapat dijalankan secara bersamaan. Berdasarkan survey yang dilakukan di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar, jumlah ibu menopause yang berkunjung di Posyandu Lansia yaitu 35 orang. Dan jumlah penduduk di Kecamatan Kutabaro 2432 jiwa dalam 10 desa. Sedangkan jumlah wanita menopause yang terdapat di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro 482 orang (51,22%) dalam 10 desa di tahun Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar tahun 2012 terdapat 482 orang (51,22%) wanita usia menopause yang masih bersuami (data demografi Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro tahun 2012), dan hanya sekitar 7,26% yang pernah mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi seputar masalah kesehatan reproduksinya. Dari data konsultasi tersebut diperoleh gambaran bahwa ibu ibu usia menopause di daerah ini memilih untuk menjarangkan aktivitas hubungan seksualnya, tetapi ada juga yang manjalani
6 6 aktivitas hubungan seperti biasanya meskipun merasakan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. Berdeserkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. B. Rumusan masalah Bertolak dari permasalahan yang telah di uraikan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan bermasalahan yakni tentang Adakah hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan KutabaroAaceh Besar C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan karakteristik psikologis ibu menopause terhadap aktivitas seksual. b. Untuk mengetahui hubungan gaya hidup ibu menopause terhadap aktivitas seksual.
7 7 D. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat mamberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain: a. Bagi peneliti Meningkatkan pemahaman dan wawasan secara langsung bagi peneliti mengenai hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. b. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan tambahan dalam memberikan informasi dengan hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. c. Bagi institusi Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan masukan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
8 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Menopause Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarum (indung telur). Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila siklus mentruasinya telah berhenti selama 12 bulan. berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Baziad, 2008). Menopause adalah dimana titik menstruasi yang dihadapi wanita ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita menimbulkan rasa cemas dan risau sementara bagi yang lain menimbulkan rasa percaya diri. Menopause bagi seorang wanita adalah berakhirnya masa subur dan wanita tidak mendapatkan menstruasi lagi yang di dahului oleh suatu stadium transisis, suatu fase dimana menstruasi mulai terganggu dan kemudian untuk selamanya berhenti yang disebut masa klimakterium.(sarwono,2008).
9 9 Menopause adalah hid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir, diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenore sekurang kurangnya satu tahun, berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang berkurang,, umum terjadi menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatandan pola kehidupan.(sarwono, 2008) Berdasarkan pengertian menopause diatas yang sudah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa menopause suatu peristiwa yang ditandai dengan berhentinya haid pada perempuan yang dialami pada 10 umur antara 45 sampai 55 tahun, yang diakibatkan oleh penurunan hormon estrogen.(baziad, 2008) 1. penyebab Menopause Pada laki laki, spermatogenesis terus berlanjut sampai usia tua, sedangkan pada wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial folikel secara bermakna. Pada saat seorang wanita lahir, primordial folikel tinggal sampai lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat breda pada setia wanita.sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki folikel. Penyebab berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu
10 10 sendiri. Seperti sel sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh strees biologis seperti radikal bebas, kerusakan permanent dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yag dihasilkan dari proses metabolism tubuh (Prawirohorjo, 2009). 2. Tanda gejala menopause a) Gejala seksual Gejala seksualitas pada wanita menopause, akibat dari terjadinya kekurangan estrogen sehingga vagina yang menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri, nyeri ini bertambah buruk apabila hubungan seks makin jarang dilakukan. Serta pada wanita menopause merasakan perasaan terbakar, gatal, sering keputihan, dan berkurangnya gairah seksnya (libido).(ronald Hutapea, 2009) b) Gejala fisik Gejala fisik yang pada umumnya merasa panas atau hot flashes, terjadi pada saat dan berlangsung sampai haid benar benar berhenti, Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita
11 11 menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flashes berlangsung selama menit. Masalah organis meliputi: Wajah terasa panas, merahmerah di tubuh bagian atas, banyak keringat, dan pusing; Jantung sering berdebar; Frekwensi haid tidak teratur sejak beberapa tahun menjelang menopause; 40% mengalami insomnia berupa kesulitan untuk mulai tidur, terbangun dan lama tidak bisa tidur lagi, terbangun malam sehingga mengantuk di siang hari. Vertigo (pusing kepala sebagian), cepat lelah; Menumpuknya lemak pada bagian pinggul dan perut; Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.(ronald hutapea, 2009) c) Gejala psikis dan emosional Gejala psikis dan emosional menimbulkan perubahan psikis yang berat yaitu kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah. Bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen. Berkeringat pada malam hari menyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Masalah psikologis meliputi : Mudah marah; Gelisah, depresi; Sulit konsentrasi; Adanya kekecewaan Karen merasa dirinya menjadi tua dan tidak menarik lagi. Wanita menopause sering mengalami masalah yang di rasakan.
12 12 Berkurangnya nafsu makan, sulit tidur dan tidak ada perasaan segar. Kondisi tersebut yang dapat mengakibatkan keinginan seks semakin menurun.(sarwono, 2008) d) Gejala sosial ekonomi Pada gejala sosial ekonomi juga mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Keadaan sosial yang dirasakan adalah takut kehilangan fungsi dan ekssistensi sebagai wanita, takut tidak bisa memuaskan atau melayani suami, takut kehilangan kasih sayang atau suami mencari wanita lain, tidak bisa tampil baik mendampingi suami yang meningkat kariernya, minder ketemu orang, cenderung ingin dirumah saja. Pada wanita menopause yang sangat merasakan gejala sosial ekonomi, banyak dirasakan pada wanita dengan status ekonomi menengah keatas karena mereka lebih memperhatikan kondisinya. Masalah kebudayaan juga sangat berpengaruh. Karena ada sebuah kebudayaan yang menganggap wanita menopause langsung dikaitkan dengan ketidakmampuan perempuan dalam memberikan kepuasan seksual pada lakilaki.(notoatmodjo, 2007).
13 13 3. Perubahan masa menopause a) Seksualitas Pada wanita menopause terjadi perubahan seksualitas, perubahan yang terjadi adalah hilangnya gairah seksualitas (penurunan libido) yamg dialami wanita menopause. Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cidera sehingga terasa sakit saat senggama. Ada wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak merasakan kehidupan seksualitas sepositif ini semasa menopause. Banyak juga yang mengatakan bahwa semua itu lebih berkaitan dengan hubungan suaminya dari pada menopausenya. Perubahan hasrat seks mengalami penurunan pada masa premenopause. Ketika sesudah menopause, banyak wanita yang meningkat seksnya karena merasa tidak khawatir akan adanya kehamilan yang tidak diinginkan.(irawti, 2007). b) Fisik Ketika seseorang wanita memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidak nyamanan seperti kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh, keadaan ini menimbulkan pancaran panas (hot flashes) merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebabkan munculnya bintik merah di dada, punggung dan lengan. Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat
14 14 dan perasaan dingin. Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit. Pada masa menopause ketidakteraturan siklus haid tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah sangat banyak, tidak seperti volume darah haid yang normal dan mengakibatkan terjadi perubahan fisik.(irawti,2007) Pada wanita yang mengalami menopause perubahan yang sangat mudah di ketahui adalah perubahan fisik yang disebabkan oleh keseimbangan hormonal ketika wanita meengalami menopause meliputi gelora panas (hot flashes), berkeringat pada malam hari, kekeringan pada daerah vagina, terjadi perubahan dikulit, hilangnya masa tulang (osteoporosis), perubahan pada payudara dan meningkatnya kerentanan emosional. Serta terjadinya kenaikan berat badan.(sarwono,2008). Kondisi fisik yang menyertai wanita menopause antara lain menipisnya otot vagina, berkurangnya cairan vagina, menurunnya elastisitas vagina, dan berkurangnya keasamannya. Serta gejala psikis juga menyertai pada wanita menopause diantaranya mendapatkan rasa panas dalam tubuhnya, perasaan mudah cemas, dan mudah berkeringat dan wanita yang mengalami menopause mempunyai kelebihan yang dirasakan yaitu dengan wanita
15 15 mengalami menopause berarti kondisi tubuh menjadi bersih dan kemampuan untuk menjalankan ibadah agama dengan penuh serta ketenangan.(sarwono,2007). c) Psikis Perubahan psikis pada wanita menopause juga menjadi berat, akibat dari perubahan seks. Kurangnya aliran darah pada otak megakibatkan perubahan kongnitif diantaranya sulit berkonsentrasi dan muda lupa, perubahan ini terlihat saat wanita menglami menopause mengalami kemunduran dalam mengingat. Pada wanita menopause sering mengalami gangguan psikologis diantaranya gangguan penurunan daya ingat dan mudah tersinggung, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas), mudah curiga. Perubahan psikologis wanita menopause adalah kecemasan, tapi kecemasan yang dialami wanita menopause sangat relatife, artinya ada orang cemas dan tenang kembali, namun ada yang terus-menerus cemas. Apa bila rasa cemas itu tidak di tanggulangi maka akan mempengaruhi gairah seksual wanita tersebut dan mengakibatkan penurunan kenikmatan serat kepuasan seksual.(notoatmodjo, 2007).
16 16 4. Persiapan Dalam Menghadapi Menopause Wanita menopause dalam menghadapi perubahan-perubahan fisik maupun kejiwaan pada masa menopause, diperlukan kesiapan dalam menyadari bahwa menopause merupakan hal yang sifatnya alamiah dimana semua wanita akan melaluinya. Secara umum melalui wawancara yang efektif dan pendidikan tentang masa menopause, sehingga wanita lebih bisa menerima keadaannya (Sarwono,2008). Pada wanita yang akan menghadapi menopause terutama wanitawanita maya umumnya menanti-nantikan menopause, hendaknya tidak disepelekan pada pengaruh menopause secara fisik pada tubuh. Sehubungan kesehatan yang baik dalam mempersiapkan masa transisi maka wanita yang akan menghadapi menopause harus makanan yang sehat serta makan makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, buah pepaya, bengkuang. Hindari makanan yang instan, istirahat yang cukup, dan olah raga yang bersahaja, olah raga teratur serta terapkan pola hidup sehat.(sarwono,2007). Persiapan pada masa menopause harus banyak berolahraga, rajin mengkonsumsi suplemen kalsium, minum susu atau makan berkalsium tinggi, biarkan kulit tangan dan kulit kaki terkena sinar matahari pagi setidaknya setengah jam setiap hari, dan banyak melakukan aktifitas fisik seperti jalan
17 17 kaki dan lari pagi. Perbanyak permainan-permainan yann meningkatkan memori otak seperti mengisi teka-teki silang, dan catur dll.(sarwono, 2007). 5. Diantara Cara-cara untuk mencegah Menopause dini adalah: a) Memerhatikan Makanan Kebutuhan akan gizi (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral) tidak berkurang sewaktu seorang wanita menginjak usia lanjut, namun kebutuhannya akan kalori berkurang. Oleh karena itu, sangat penting untuk memakan makanan yang mengandung gizi tinggi dan menghindari makanan bergula dan berlemak yang berkalori namun tidak bergizi.(baziad, 2007). Pada keadaan wanita menopause harus menghindari makanan yang dapat mengganggu kondisi tubuhnya. Makanan yang harus dihindari ialah kopi, alkohol dan makanan pedas karena dari efek mananan tersebut yang menggangu kesehatan dan meninggkatkan gejala menopause.(baziad, 2007). b) Olah raga Wanita menopause butuh olah raga agar kondisi tubuh wanita menopause menjadi sehat. Olahraga yang sifatnya aerobic atau manaikkan denyut jantung seperti jalan, jogging, maupun renang akan sangat membantu anda untuk merasa lebih nyaman. Lakukan olah raga ini sebanyak 3 kali
18 18 seminggu dengan intensitas yang sesuai untuk menaikkan denyut jantung. Studi di AS menunjukan bahwa olahraga ini benar-benar membantu meredakan gelajala perimenopause tersebut. Olahraga penuh semangat yang teratur sangat berguna karena membantu tubuh belajar mengatasi kelebihan panas dan mendinginkan dengan lebih cepat. Cobalah juga langkah sederhana yaitu minum segelas air dingin atau merendam tangan Anda di air dingin. Pada wanita menopause olahraga sangat di haruskan, minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan harapan hidup dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Kegiatan ini dapat mengurangi resiko osteoporosis dan dapat mengurangi atau memperbaiki gejala menopause.(sarwono, 2007) c) Mengatasi Pancaran Panas (Hot Flashes) Kebanyakan wanita yang mengalami menopause akan merasakan pancaran panas (Hot Flashes). Pancaran panas adalah gangguan. Akan tetapi, bagi beberapa wanita, hal ini menjadi problem yang benar-benar menyusahkan karena pancaran panas ini terjadi sangat sering atau terusmenerus menggangu tidur mereka. Mengatasinya pertama jangan panik, kedua usahakan menggunakan pakaian yang tidak dapat menimbulkan pancaran panas serta berpakaian yang longgar dan ketiga usahakan jauhi makanan yang dapat menimbulkan rasa panas (alkohol, kafein, gula, serta makanan pedas
19 19 dan banyak bumbu dapat merangsangnya, begitu pula dengan merokok).(notoatmodjo, 2008). B. Karakteristik Psikologis Tanda dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium (Proverawati, 2009).
20 20 1. Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010) a) Ketidakteraturan siklus haid Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur. Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan. b) Gejolak rasa panas (hot flash) Ini gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita akan mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini disebabkan karena hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing Hormone). Diduga disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan estrogen akan mengenai sistem alfa-adrenergik sentral yang selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas LH.
21 21 Sampai sekarang fenomena ini masih cukup menjadi misteri. Belum ada hasil riset mendetail membahas masalah ini. Rasa panas terkadang terjadi bahkan sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini biasanya akan menghilang dalam 5 tahun. Berkas panas yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu, juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas. Hal yang menyusahkan wanita selain merasa panas dan muncul kemerahan di tubuhnya, juga keluarnya keringat pada malam hari. Hal ini menjadikan tidur terasa tidak nyaman. Keluhan hot flushes mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 % penderita masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam bentuk terapi dalam meredakan keluhan hot flushes pada 90 % kasus. c) Keluar keringat di malam hari Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolaholah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak
22 22 membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit. d) Kekeringan vagina Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing (Angila, 2010). e) Perubahan kulit Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2008).
23 23 f) Sulit tidur Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam. g) Perubahan pada mulut Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal. h) Kerapuhan tulang Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur. Osteoporosis paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. i) Badan menjadi gemuk Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
24 24 j) Penyakit Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). k) Linu dan nyeri otot sendi Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan kurangnya penyerapan kalsium yang telah ditemukan sebelumnya. l) Perubahan pada indra prasa Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi, maka kemungkinan giginya akan lebih cepat tinggal ( Angila, 2010).
25 25 2. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010) a) Ingatan menurun Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat. b) Kecemasan Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan. c) Mudah tersinggung Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. d) Stress Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap
26 26 sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi. e) Depresi Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya. C. Gaya Hidup Setiap perempuan pasti akan melewati masa menopause. saat memasuki menopause, perempuan dilanda rasa takut karena berhentinya masa subur karena alasan seksual. Perubahan seksual dan fisik pada masa itu, bukan berarti kehidupan seks akan ikut mati. Bertambahnya usia, maka perilaku seks juga akan berubah. Perubahan seksual pada wanita, khususnya setelah menopause, akan menurunkan tingkat produksi hormon esterogen dan androgen. Ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan fisik. Anda mungkin akan membutuhkan waktu lama atau sulit mengalami ketertarikan secara seksual. Kulit Anda akan lebih sensitif dan gampang teriritasi ketika bergesekan. Hubungan intim mungkin akan menimbulkan sakit, sebab dinding vagina menjadi tipis. Namun baru-baru ini sebuah studi mengungkap bahwa wanita
27 27 menopause ternyata memiliki gairah seks lebih tinggi ketimbang mereka yang masih dalam masa subur.(notoadmodjo, 2008). Studi juga mengungkapkan, aktivitas seksual wanita menopause lebih baik daripada wanita yang masih dalam masa subur. Ini karena wanita menopause lebih berpengalaman dalam hal bercinta, tulis hasil penelitian Universitas Sheffield, Inggris, seperti dikutip dari laman Times of India. Hubungan seksual, bagi wanita menopause, menurut penelitian ini lebih mementingkan kualitas. Ini berbeda dengan masa-sama subur yang lebih banyak dipengaruhi perubahan hormon, sehingga lebih mementingkan kepuasan. Dalam penelitian ini kami justru menemukan bahwa beberapa wanita menopause memperlihatkan peningkatan gairah seksual, kata Dr Sharron Hinchcliff. Sementara itu, konsultan seks Dr Ferryal Loetan, ASC&T, Sp RM, MKes-MMR mengatakan, wanita yang mengalami menopause biasanya mengalami perubahan hormonal dalam tubuhnya. Artinya, kadar hormon dalam tubuhnya menurun. Akibatnya, si wanita menjadi kering kulitnya dan mudah keriput. Selain itu, vagina juga cenderung kering.(sarwono,2007). Kalau tubuh dijaga agar tetap sehat seperti olahraga teratur, bisa membuat hasrat seksual tetap terjaga. Dan sang wanita juga tetap mengalami orgasme," paparnya. "secara logika sebenarnya wanita menopause lebih tenang saat berhubungan seks, karena tidak akan punya anak lagi. Jadi aktivitas seksual hanya untuk rekreasi," katanya. Sabar dan saling Pengertian. Namun bagi sebagian besar orang dewasa yang sehat, umur tidak mengurangi kesenangan dan
28 28 ketertarikan akan seks. Malah kebanyakan orang merasa lebih bebas dalam seks pada tahun-tahun mereka di usia dewasa. Di sisi lain, beberapa pria dan wanita ada pula yang menjadi tidak aktif dalam hal seks (Notoadmodjo, 2007). Ada beberapa perubahan seksual pada pria di atas usia 50 yang mungkin Anda temui. Gairah seks pria sedikit pengaruhnya terhadap usia, kecuali jika menyangkut masalah kesehatan, pengobatan tertentu, atau adanya hubungan yang bermasalah dapat menurunkan gairah seksual. Pria juga akan lebih membutuhkan waktu untuk ereksi daripada ketika Anda muda. Anda pun bisa menunda ejakulasi lebih lama daripada ketika Anda muda. Dengan sedikit eksperimen dan kesabaran, Anda bisa mengatur perubahan seksual dan kepuasan seksual Anda dan kebutuhan intimasi. Bicarakanlah dengan pasangan Anda mengenai berbagai kekurangan yang mungkin ada dalam hubungan, sehingga Anda bisa mengatasinya bersama.(sarwono, 2007). Jika ketertarikan seksual Anda mungkin dipengaruhi oleh pengobatan atau masalah kesehatan, mintalah bantuan pada dokter atau pakar kesehatan untuk mengobati hal itu. Seks secara teratur seringkali membantu mencegah hal ini menjadi lebih parah. Jika pelumas yang berbahan dasar air tidak cukup membantu, berkonsultasilah dengan pakar kesehatan mengenai krim esterogen untuk vagina, yang dapat mengurangi penipisan dan sensitivitas. Jika Anda ingin mencobanya dengan pasangan, carilah waktu untuk mendapatkan suasana santai dan lakukanlah pemanasan (foreplay). Gunakan pelumas jika vagina mengalami kekeringan atau iritasi, dan itu akan membantu Anda menikmati hubungan seks.
29 29 Minum sedikit alkohol mungkin akan membuat Anda merasa santai dan meningkatkan kemampuan merespons Anda, tetapi terlalu banyak alkohol mungkin akan menjadi kebalikannya dan merugikan Anda berdua. Perubahan gaya hidup juga bisa mempengaruhi wanita untuk lebih kreatif berekspresi menikmati kegiatan seksual bersama pasangan. Hal inilah yang membuat kualitas seksual lebih bermakna.(ronald hutapea, 2008). 1. Usia Menopause ditentukan Oleh Pola Seks dan Gaya Hidup. Posting kali ini khusus buat para wanita karena saya sedang membicarakan masalah usia menopause wanita. Setiap wanita cepat atau lambat pasti akan mengalami menopause karena itu sudah proses yang harus dialami sama halnya seperti kematian. Biasanya wanita mengalami masa menopause pada usia tahun, tergantung dari pola hidup yang dilakukannya di masa muda. Semakin buruk pola gaya hidupnya, maka semakin cepat pula ia mengalami menopause. Jadi berhati-hatilah, gaya hidup anda di masa muda mempengaruhi usia anda mulai mengalami menopause.(sarwono,2008).
30 30 Menurut Sarwono (2008), gaya hidup yang mempercepat usia menopause wanita, yaitu : a) Gaya Hidup Perokok Salah satu faktor yang paling cepat mendatangkan usia menopause adalah kebiasaan merokok. Wanita perokok akan mengalami menopause lebih cepat dua tahun daripada yang bukan perokok, sebagaimana penjelasan dari Dr. Danielle Morris dari Institute of Cancer Research Inggris. b) Pola Olahraga dan Asupan Air Minum Yang Kurang Wanita yang mengalami usia menopause lebih lambat mempunyai kebiasaan minum air lebih dari rata-rata dua gelas sehari saat berusia tahun, rutin melakukan olahraga pada usia tahun atau menjadi vegetarian. Riset tentang hal ini sudah dipublikasikan di American Journal of Epidemiology ini yang menunjukkan beberapa faktor seperti olahraga dan konsumsi air selama masa muda dapat memperlambat usia menopause. Asupan air minum dan olahraga yang kurang di usia produktif lebih mendekatkan usia menopause pada wanita.
31 31 c) Seks dan Pola Kehidupan Seksual Hal ini terkait dengan stress. Diketahui bahwa stress juga dapat mempercepat usia menopause. Salah satu hal yang dapat menekan stress secara efektif adalah hubungan seks yang sehat. Jika pola hubungan seksual seorang wanita tidak sehat apalagi jarang melakukan hubungan seks, ini semakin membuka serangan stress dan mempercepat usia menopause. Oleh karena itu sangat dianjurkan wanita untuk menikah mulai usia 25 tahun, agar bisa melakukan aktivitas seksual sejak usia itu dan mempermudah untuk menekan stress dengan baik. Justru seks dalam frekuensi yang normal dan bagus itulah yang dapat menekan stress secara efektif. Frekuensi seks yang normal itu maksimal dilakukan 2 atau 3 kali dalam seminggu, di luar itu tentunya sudah tidak bagus.
32 32 BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN A. Kerangka konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo, 2002). Hal ini terkait dengan diketahui bahwa stress juga dapat mempercepat usia menopause. Salah satu hal yang dapat menekan stress secara efektif adalah hubungan seks yang sehat. Jika pola hubungan seksual seorang wanita tidak sehat apalagi jarang melakukan hubungan seks, ini semakin membuka serangan stress dan mempercepat usia menopause. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah seperti gambar dibawah ini : Variabel Independen Variabel Dependen Karakteristik psikologis Aktivitas seksual pada ibu menopause
33 33 Gaya hidup B. Definisi Operasional Gambar 1.3 Kerangka Konsep penelitian Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Variabel Dependen 1. Aktivitas seksual Pola / kegiatan pada ibu seksual ibu menopause sehari hari pada masa menopause Cara Ukur Pengisian kuesioner Ada : Bagi yang aktivitas seksual nya menurun Alat Ukur Kuesioner Hasil Ukur Ada Tidak Skala Ukur Oridinal Tidak : bagi yang aktivitas seksual nya tidak menurun Variabel Independen 1. Karakteristik psikologis : - Ketidakteraturan Karakteristik ibu dalam menghadapi Pengisian kuesioner - Baik bila Kuesioner Baik Oridinar
34 34 siklus haid - Gejolak rasa panas - Keluar keringat di malam hari - Kekeringan vagina - Perubahan kulit - Sulit tidur - Peruban pada mulut - Kerapuhan tulang - Badan menjadi gemuk - Penyakit - Linu dan nyeri otot sandi perubahan fisik dan perubahan psikologis pada masa menopause jawaban % - Cukup bila jawaban 56 75% - Kurang jika jawaban < 56% Cukup kurang - Perubahan pada indra prasa - Ingatan menurun - Kecemasan - Mudah tersinggung - Stress - Depresi
35 35 2. Gaya hidup - Pola kehidupan sehari hari - Pola kehidupan seksual Gaya hidup ibu dalam menghadapi aktivitas sehari- hari dan dalam menghadapi aktivitas seksual pada masa menopause Pengisian Kuesioner Ada : Bagi yang ada menghadapi aktivitas sehari- hari dan aktivitas seksual Tidak : Bagi yang tidak ada menghadapi aktivitas sehari hari dan aktivitas seksual Kuesioner Baik Tidak Baik Oridinal C. HIPOTESIS a. Ha Ada hubungan antara karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu menopause. Ho Tidak ada hubungan antara karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu menopaause. b. Ha - Ada hubungan antara gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause. Ho tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause.
36 36 BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Desain cross sectional yaitu suatu penelitian dimana pengumpulan data dilakukan secara bersamaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat dan mengetahui hubungan karakteristik psikolgis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Tahun B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu- ibu yang berusia 45 s/d 55 tahun di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar, yang berkunjung di Posyandu Lansia Kutabaro yaitu 35 orang, dengan jumlah populasi dalam 10 desa 482 orang di tahun Sampel Menurut (Slovin, 2008) untuk menentukan jumlah sampel dan besar sampel digunakan rumus :
37 37 Keterangan : n N : Jumlah Sampel : Jumlah Populasi d : Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan (0,1) atau 10 % Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 83 orang. Berdasarkan perkiraan rumus di atas maka di peroleh jumlah sampel sebanyak 83 ibu ibu yang berusia 45 s/d 55 tahun yang ada di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. Proses pegumpulan data di lapangan menggunakan tehnik random sampling (notoadmodjo, 2003) C. Tempat dan waktu penelitian
38 38 1. Tempat Penelitian Tempat nelitian adalah di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Tahun Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April D. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer Jenis data yang digunakan ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh penelitian dengan cara wawancara menggunakan kuesioner kepada ibu- ibu di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar yang telah disusun untuk menjaring informasi yang ingin diketahui sesuai dengan tujuan penelitian. b. Data Sekunder Data penunjang yang di dapat dari Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. E. Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 25 pertanyaan yang terdiri dari 17 pertanyaan tentang karakteristik psikologis, dan 8 pertanyaan tentang gaya hidup pada ibu menopause. F. Teknik Pengolahan Data
39 39 1. Pengolahan data Menurut Purwanto (dalam notoadmodjo, 2005) pengolahan data dilakukan sebagai berikut : a) Editing Untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar, sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti. b) Coding Pereberian kode atau tanda pada tiap data yang telah terkumpul untuk mempermudahkan memasukkan data kedalam tabel. c) Tabulating Untuk memudah pengorganisasian data agar mudah di jumlah, disusun dan di data untuk disajikan data dan dianalisis. d) Transferring Yaitu memberi kode kode tertentu kepada masing masing kategori atau jawaban yang diberikan responden. 2. Analisa Data a) Analisa Univariat
40 40 Analisa univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Menurut Budiarto (2002) data yang telah dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi ditentukan persentase perolehan untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: p 100% Keterangan: p f n = Persentase = Frekuensi Teramati = Jumlah Sampel 100% = Bilangan Tetap b) Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Skor diperoleh dengan menggunakan metode statistik Chisquare test (X 2 ) dikutip dari Sudjana (2001) dengan rumus sebagai berikut:
41 41 Keterangan : O e : Frekuensi Observasi : Frekuensi Harapan Untuk melihat karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause, maka dilakukan menguji hipotesis penelitian didasarkan atas taraf signifikasi 95% (p < 0,05) dengan menggunakan chisquare. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya faktor yang mempengaruhi yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program komputer SPSS for windows. Melalui perhitungan uji chi-square test selanjutnya ditarik pada kesimpulan bila nilai p lebih kecil dari alpa (p < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan bermakna antara variabel bebas. Maka akan digunakan dalam rumus (Budiarto, 2002). Keterangan : n : Rata rata : Jumlah variabel : Jumlah kasus dan data variabel
42 42 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecematan Kuta Baro Merupakan salah satu daerah dengan ibu kota lambaro bileu yang terletak di kabupaten Aceh Besar dengan jumlah 47 Desa dan jumlah penduduk 4130 jiwa, yang dibagi kedalam 5 Mukim dengan luas 83.81Km 2 (8,381 Ha). Batasan Wilayah Kecamatan Kota Baro Adalah Sebagai Berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Darussalam 2. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Krung Barona Jaya 3. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Blang Bintang dan kecamatan Mesjid Raya 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ingin Jaya dan Blang Bintang. DATA POSYANDU USILA (USIA LANJUT) MENURUT JENIS KELAMIN PUSKESMAS KUTA BARO TAHUN 2012 NO DESA LAKI- LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 LAMNEUHEUN GUE LAMBAET CUCUM MEUNASAH BAKTRING 6 LAMTRING LAMTEUBE GEUPULA 8 COT RAYA LAMSEUNONG
43 43 10 PUUK JUMLAH DATA USILA PUSKESMAS KUTA BARO TAHUN 2012 NO DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 COT CUT COT PEUTANO BABAH JURONG LAMPOH KEDE LAMBRO DEYAH LAMBRO BILUY LAM ASAN MEUNASAH BAKTRING LAM GLUMPANG COT MASAM COT BEUT LAMNEUHEUN BUNGBAKJOK SEUPEU KRUNG ANOI LAMPUUK LAMBAET COT MANCANG GUE LAMCEU COT PREH UJONG BLANG RABEU DEYAH CUCUM BEURAGONG COT RAYA COT YANG LAMTRING LAMSABANG LAMPOH TAROM LEUPUNG MESJID LEUPUNG ULEE ALU
44 44 34 LAM ALU RAYA LAL ALU CUT LAMTEUBE GEUPULA LAMTEUBE MON ARA COT LAMME BAKBULOH LAMSEUNONG ARON LAMROH LAMRAYA TUMPOK LAMPOH PUUK LAMBUNOT TANOH LAMBUNOT RAYA JUMLAH B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mulai dari tanggal 15 s/d 22 Juli 2013 di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar dengan jumlah sampel 83 orang diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Analisa Univariat a. Karakteristik Psikologis Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Psikologis pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar No Karakteristik Psikologis F % 1 Kurang % 2 Baik % Total % Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
45 45 Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui karakteristik psikologis responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 63 orang (75.9%). b. Gaya Hidup Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Gaya Hidup pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar No Gaya Hidup F % 1 Tidak Baik % 2 Baik % Total % Sumber Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketatahui bahwa gaya hidup responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 57 orang (68.7%). c. Aktivitas Seksual Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Aktivitas Seksual pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar No Aktivitas Seksual F % 1 Tidak Ada % 2 Ada % Total % Sumber Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa pada ibu ibu menopause ada melakukan aktivitas seksual yaitu sebanyak 70 Orang (84.3%).
46 46 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Karakteristik Psikologis dengan Aktivitas Seksual Tabel 5.4 Hubungan Karakteristik Psikologis dengan Aktivitas Seksual Pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Karakteristik Psikologis Aktivitas Seksual Total P.Value α T.Ada Ada Kurang 11(55%) 9(45%) 20 0,000 0,05 Baik 2(3.2%) 61(96.8%) 63 Total 13(15.7%) 70(84.3%) 83(100%) Sumber Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa dari 63 responden yang karakteristik psikologis baik, ternyata yang melakukan aktivitas seksualnya sebanyak 61 orang (96.8%). Dan dari 20 responden yang karakteristik psikologisnya kurang, ternyata 11 (55%) Orang tidak melakukan aktivitas seksual. Berdasarkan Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p= value = 0.000, berarti bahwa ada hubungan antara karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu menopause di Kecamatan Kutabaro Aceh Besar.
47 47 b. Hubungan Gaya Hidup dengan Aktivitas Seksual Tabel 5.5 Hubungan Gaya Hidup dengan Aktivitas Seksual Pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Gaya Aktivitas Seksual Total P.Value Hidup T.Ada Ada T.Baik 10 (38.5%) 16 (61.5%) 26 0,000 0,05 Baik 3 (5.3%) 54(94.7%) 57 Total 13(15.7%) 70(84.3%) 83(100%) Sumber Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 57 responden yang mempunyai gaya hidup baik, ternyata 54 orang (94.7%) melakukan aktivitas seksual. Dan dari 26 responden yang gaya hidupnya tidak baik, 16 orang (61.5%) juga melakukan aktivitas seksual. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p= value = 0,000, berarti bahwa ada hubungan antara gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopouse di Kecamatan Kutabaro Aceh Besar.
48 48 C. Pembahasan 1. Hubungan Karakteristik Psikologis Dengan Aktivitas Seksual Berdasarkan tabel 5.1 di atas di ketahui bahwa karakteristik psikologis responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 63 orang (75.9%). Dan karakteristik psikologis responden berada dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 20 orang (24.1%). Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa dari 63 responden yang karakteristik psikologis baik, Ternyata yang melakukan Aktivitas Seksualnya sebanyak 61 orang (96.8%). Dan dari 20 responden yang Karakteristik Psikologisnya Kurang, Ternyata 11 (55%) Orang tidak melakukan Aktivitas Seksual. Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p= value = 0.000, berarti ada Hubungan Karakteristik Psikologis dengan Aktivitas Seksual Pada Ibu Menopause Di Kecamatan Kutabaro Aceh Besar.
49 49 Menurut asumsi peneliti adanya Hubungan antara Karakteristik Psikologis dengan Aktivitas Seksual memang sangat berpengaruh, karena berbeda psikologis/keadaan jiwanya beda juga dalam beraktivitas seksualnya terutama pada Ibu Ibu Menopause. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan pada ibu ibu menopause yang terdapat pada karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu ibu menopause yaitu: a) ketidakteraturan siklus haid pada ibu ibu menopause yaitu sebanyak 23 orang dari 83 ibu ibu menopause dan yang masih teratur siklus haidnya sebanyak 60 orang. b) Yang terjadi gejolak rasa panas pada ibu ibu menopause yaitu sebanyak 64 orang darai 83 ibu ibu menopause dan yang tidak terjadi gejolak rasa panas sebanyak 19 orang. c) Yang keluar keringat dimalam hari pada ibu ibu menopause yaitu sebanyak 63 orang dari 83 ibu ibu menopause dan yang tidak keluar keringat dimalam hari sebanyak 20 orang. d) Ibu ibu yang merasa kekeringan pada vagina selama memasuki masa menopause yaitu sebanyak 3 orang dai 83 ibu ibu menopause dan yang tidak merasa kekeringan vagina di masa menopause sebanyak 80 orang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Menopause 1. Pengertian menopause Menopause merupakan kata yang berasal dari yunani yang artinya bulan dan penghentian sementara yang secara medis istilah menopause
Lebih terperinciBAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.
Lebih terperinciKUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap
Lebih terperinciFase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)
KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, tepatnya umur antara 40-55. Kondisi ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menopause merupakan periode peralihan dan fase reproduksi menuju fase
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan periode peralihan dan fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi menjelang usia 50 tahun. Menopause adalah fase terakhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita, dimana ovarium berhenti menhasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama kaum wanita.hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak lagi cantik, tidak lagi bugar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DENI RAMDHANI FITRIYATI NIM: 201410104011
Lebih terperinciPERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR
PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Wanita Menopause 1. pengertian a. Menopause merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut
Lebih terperinciKUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009
Lampiran 1 KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009 Identitas responden : 1. Nama : 2. Alamat : 3.
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa wanita menganggap masa tua sebagai momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat kontrasepsi hormonal merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi dan kehamilan. Alat kontrasepsi non
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menopause merupakan kejadian yang normal pada seorang wanita dan setiap wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur, semua fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun meningkat terus seiring dengan perbaikan taraf ekonomi dan derajat kesehatan. Harapan
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur
The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan wanita, terutama kesehatan yang berhubungan dengan sistem reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, namun pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan tersebut berhenti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah masa berakhirnya menstruasi atau haid dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mengalami gejala menopause pada
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)
HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Definisi Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti, Men dan pauseis adalah kata yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan haid. Menopause
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria maupun wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Menopause adalah keadaan permanen berhentinya siklus menstruasi (cyclicyty menstrual) pada wanita. Reproduksi wanita mengalami penuaan atau penurunan fungsi. Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1. Definisi Menopause Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu
Lebih terperinciDitandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :
MASA DEWASA MADYA masa dewasa tengah/usia tengah baya Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : Usia madya dini 40 50 th Usia madya lanjut 50 60 th Karakteristik Usia Madya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO meliputi: usia pertengahan (45 59 tahun), lanjut usia (60 74
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan akhir dari kehidupan dan proses alami yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap individu. Penggolongan lansia menurut WHO meliputi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Andropause atau kadang disebut menopause pria umumnya terjadi pada pria separuh baya, kira-kira waktunya sama ketika seorang wanita mengalami menopause. Namun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Menopause Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012 Intisari RITA PURNAMA SARI Mahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh
Lebih terperinciPMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.
Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.
17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Walaupun perempuan, umumnya, memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, perempuan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinci2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Hubungan seksual yang dilakukan terutama bersama pasangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Helalth Organization (WHO, 2010) setiap tahunnya sekitar 25 juta perempuan diseluruh dunia diperkirakan mengalami premenopause, jumlah perempuan usia 40
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu tahun. Berhentinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi pasangan suami istri memiliki keturunan merupakan hal yang di sangat diharapkan. Namun, sebanyak 15% pasangan didunia memiliki gangguan kesuburan atau infertilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan
0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menopause merupakan hal yang terjadi secara alami dalam fase kehidupan seorang wanita. Namun banyak wanita yang menganggap bahwa menopause merupakan suatu hal yang menakutkan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan perusahaan) (Peter & Yeni, 1991). Saat ini, peran wanita telah bergeser
Lebih terperinciBeberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya
Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fase pre menopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan perubahan fisik berupa siklus haid yang tidak teratur,
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula
GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Usia Lanjut/Lanjut Usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya
Lebih terperinciKehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013
Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal ialah 280
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah sumber mengatakan sekitar 85% wanita mengalami gejala fisik dan emosi menjelang masa ini. Gejala paling mudah dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar perilaku seksual yaitu, Heteroseksual, Homoseksual dan Biseksual (Lis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemenuhan kebutuhan seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus di penuhi. Di dalam masyarakat bebas seseorang dapat menyalurkan kebutuhan seksualnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika presentase kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause, karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan seksualitas merupakan kebutuhan fisiologis manusia atau kebutuhan manusia yang pertama yang harus terpenuhi. Hubungan seksual pada manusia merupakan
Lebih terperinci- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.
SEKS SELAMA KEHAMILAN Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita
Lebih terperinciHubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kehidupan pada dasarnya merupakan serangkaian perkembangan yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung pengertian adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka didalam konteks bidang kehidupan. Lebih spesifiknya adalah penilaian individu terhadap posisinya dalam
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi
GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Gambaran Kesehatan Reproduksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada
Lebih terperinci