BAB PEMAHAMAN TERHADAP BALI SURF TRAINING CAMP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB PEMAHAMAN TERHADAP BALI SURF TRAINING CAMP"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP BALI SURF TRAINING CAMP Pada bab ini akan menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan Surf Training Camp, dengan cara menguraikan secara umum hingga khusus, seperti pengertian Surf Training Camp, program pelatihan dan sistem pelatihan sampai pada karakteristik ombak. Pada bab ini juga berisikan mengenai hasil dari studi banding mengenai lembaga pelatihan selancar dan spesifikasi umum mengenai Bali Surf Training Camp. 2.1 Pemahaman Bali Surf Training Camp Pemahaman Bali Surf Training Camp akan membahas tentang definisi Surf Training Camp, pengertian pelatihan, fungsi dan tujuan, jenis-jenis pelatihan dan teknik-teknik dasar dalam pelatihan selancar Definisi Surf Training Camp Surf Training Camp atau yang dalam bahasa Indonesia berarti kamp pelatihan selancar, yang dipisahkan dari dua makna kata yaitu selancar dan kamp pelatihan. Menurut The Collins English Dictionary training camp atau kamp pelatihan adalah sebuah pelatihan terpusat untuk tentara ataupun pemain olahraga yang merupakan perioda pelatihan terorganisir di suatu tempat. Kamp pelatihan ini juga bisa disebut kursus olahraga yang tidak terikat dengan kurikulum pendidikan di Indonesia. 9

2 Kata selancar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti olahraga yang dilakukan di atas air dengan cara berdiri di atas sebilah papan, meluncur sambil melenggak-lenggok seirama dengan lajunya ombak (Poerwadarminta; 1982). Jadi berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kamp pelatihan selancar atau Surf Training Camp adalah tempat atau wadah yang melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan berolahraga di atas air dengan cara berdiri di atas sebilah papan, meluncur sambil melenggak-lenggok seirama dengan lajunya ombak yang diberikan dalam waktu singkat dan terorganisir Fungsi dan Tujuan Pelatihan Menurut Depnaker RI dalam Peranan Lembaga Swasta, fungsi dan tujuan pelatihan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Fungsi Pelatihan Pemerintah, latihan yang diselenggarakan oleh instansi teknis multi sektoral terutama diajukan untuk memenuhi tenaga terampil diberbagai sektor Swasta, latihan yang diselenggarakan oleh lembaga latihan swasta, ditunjukan untuk memenuhi tenaga terampil diberbagai sektor dan semua tingkatan sesuai kemampuanya. 2. Tujuan Pelatihan Untuk memberikan, memperoleh dan meningkatkan serta mengembangkan pengetahuan keterampilan, disiplin sikap kerja yang pelaksanaanya lebih mengutamakan praktek dari pada teori Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan maupun keahlian sehingga dapat meningkatkan produktifitas atau prestasi Jenis-Jenis Pelatihan Pada dasarnya jenis-jenis pelatihan dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Pelatihan di bidang teknik, merupakan pelatihan yang lebih banyak meningkatkan kemampuan fisik seseorang. 2. Pelatihan dibidang manajerial, merupakan pelatihan yang lebih banyak untuk meningkatkan kemampuan dari daya pikir seseorang 10

3 3. Pelatihan dalam bidang kewirausahaan, merupakan pelatihan yang lebih banyak kemampuan kewirahusahaan terutama dibidang formal Teknik-Teknik Dasar Pelatihan Selancar Menurut Ernesto A. Franco (1991) pelatihan adalah suatu tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang yang melaksanakan pekerjaan tertentu. Dalam program Surf Training Camp pelatihan menjadi cara utama yang diberikan kepada para peserta pelatihan untuk meninkatkan keterampilan mereka di dalam melakukan olahraga selancar. Dalam belajar bermain selancar terdapat langkah-langkah awal yang biasa digunakan untuk pemula atau teknik-teknik dasar yang diberikan saat proses pelatihan kepada pemula sehingga mempermudah mereka di dalam meningkatkan keterampilan saat bermain selancar (wawancara dengan I Gede Sadwieka dan I Gusti Ngurah Aryadiputra selaku Surf Guide) Pemanasan Pada dasarnya setiap cabang olahraga memerlukan sebuah gerakan pemanasan sebelum melaksanakan olahraga tersebut, begitu juga dengan selancar. Pemanasan yang dilakukan cukup dengan gerakan-gerakan ringan untuk meregangkan otot-otot agar saat bermain selancar tidak terjadi cedera atau keram. Memilih papan selancar Untuk pemain pemula pemilihan papan selancar sangat berpengaruh, dimana pemilihan papan selancar yang dianjurkan untuk pemula adalah papan selancar yang panjang dan cukup lebar, hal tersebut akan memudahkan peselancar menjaga keseimbangan saat berada di dalam air. Paddling atau mendayung Gambar 2.1 Paddling Sumber: surfing-pantai.blogspot.com Adalah gerakan mendayung diatas papan selancar untuk menangkap ombak. Pada gerakan mendayung ini hampir sama dengan gerakan berenang gaya bebas, namun hal yang diperhatikan adalah kaki tetap dirapatkan dan keseimbangan di atas papan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

4 Duck dive Gambar 2.2 Duck dive Sumber:surfing-pantai.blogspot.com pantai.blogspot.com Stand up Gambar 2.3 Stand up Sumber: surfing-pantai.blogspot.com Board control Adalah teknik menyelam di bawah ombak agar tidak terhempas oleh kekuatan deburan ombak. Teknik duck dive ini sangat berguna digunakan namun satu yang perlu diperhatikan adalah ketika ombak sangat besar teknik ini tidak akan bisa digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2. Stand up adalah teknik berdiri di atas papan selancar, dimana teknik ini sangat penting untuk dilatih karena setelah menguasai teknik ini barulah kita bisa melanjutkan untuk melatih manuvermanuver dalam bermain selancar. Dapat dilihat pada gambar 2.3. Adalah teknik untuk mengatur pergerakan papan selancar sesuai dengan yang kita inginkan. Board control adalah teknik dasar yang harus dikuasai untuk bisa melakukan manuver-manuver dalam berselancar. Untuk dapat mempelajari board control diperlukan tingkat keseimbangan yang tinggi dan kekuatan injakan kaki pada papan selancar yang stabil. 2.2 Pemahaman Selancar atau Surfing Untuk mendapatkan pemahaman terhadap selancar seperti pengertian selancar, sejarah selancar, jenis dan karakteristik ombak, bagian ombak, perlengkap berselancar, jenis-jenis papan selancar dan fasilitas indoor surfing Pengertian Berselancar Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia selancar adalah olahraga yang dilakukan diatas air, dengan cara berdiri di atas air dengan menggunakan sebilah papan, meluncur sambil melenggak-lenggok seirama dengan lajunya ombak (Poerwadarmita; 1982) 12

5 Menurut Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia selancar atau surf memiliki arti sebuah ombak yang memecah, mengendarai sebuah ombak menggunakan papan (surfboard) Jadi berdasarkan dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa selancar atau surf adalah suatu kegiatan olahraga yang meluncur di atas ombak dengan menggunakan papan selancar atau surfboard yang digerakan seirama dengan laju ombak Sejarah Selancar Selancar atau surfing erat kaitanya dengan tradisi di daerah Hawaii, yang merupakan daerah asal dari permainan selancar. Dalam tradisi kuno Hawaii yang disebut he e nalu yang berarti gelombang yang bergeser. Menurut tradisi tersebut ombak yang ada di laut dipercaya mencerminkan sebuah emosi, sehingga dahulu di Hawaii selancar dijadikan sebagai sebuah tradisi untuk menguji kemampuan seseorang di dalam sebuah kompetisi yang sengit dimana kompetisi tersebut mempertaruhkan kekayaan, ternak, kebanggaan, kekuasaan dan juga cinta. Namun tradisi ini tidak bertahan lama karena setelah kedatangan orang kulit putih atau bangsa eropa di akhir abad 18 terjadi pergeseran kebudayaan, dimana selancar tidak lagi menjadi suatu tradisi di dalam mempertaruhkan sesuatu ( diakses 10 Oktober 2015). Sejak saat itu selancar hanya menjadi suatu olahraga biasa saja tanpa adanya tradisi dan makna yang terkandung di dalamnya. Kemudian pada awal tahun 1900 sekelompok anak muda penjaga pantai yang bernama Wakiki Beach Boys kembali mengembangkan selancar menjadi sebuah olahraga yang mulai digemari ( diakses 10 Oktober 2015). Kemajuan zaman dan meningkatnya kegemaran masyarakat terhadap selancar menimbulkan berbagai perubahan ataupun desain papan selancar yang sudah mulai terlihat pada tahun 1920, dimana papan yang dulunya memiliki ukuran yang sangat besar kini sudah mulai diperkecil dan memiliki bantuan teknologi sirip hiu di bagian bawah papan yang digunakan untuk menjaga keseimbanganpara pemain selancar. Setelah perkembangan tersebut maka selancarpun mulai berkembang dari olahraga menjadi sebuah gaya hidup atau life style yang ditandai dengan bermunculanya kompetisi-kompetisi selancar di dunia. 13

6 Penyebaran selancar mulai dapat dirasakan pada tahun 1964 diseluruh dunia tanpa terkecuali Asia. Karena pesatnya penyebaran dan perkembangan olahraga selancar di dunia maka para peminat olah raga selancar atau yang disebut surfer membuat sebuah organisasi yang berskal internasional yang disebut ISA (International Surfing Association) yang berpusat di California, yang sampai saat ini sudah memiliki anggota lebih dari 70 negara Jenis dan Karakteristik Ombak Dalam buku panduan bermain selancar Learn to surf for beginners terdapat jenis-jenis ombak dan karakteristik ombak yang dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Jenis Ombak Buangan atau Gelombang (Plunging wave or dumper) Ombak ini merupakan ombak yang cepat roboh setelah mencapai puncak ketinggian, ombak ini biasanya disebut sebagai ombak pembuang atau penutup. Jenis ombak ini tidak baik jika digunakan untuk pemula belajar selancar karena karakter ombak yang keras dan cukup berbahaya jika kita terperangkap di bagian dasar ombak (daerah yang terimpeksi) dimana gelombang tersebut dapat menggulung kita ke dasar laut, untuk lebih jelasnya jenis ombak ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Ombak buangan Sumber: 2. Jenis Ombak Melebar (Spilling wave) Ombak jenis ini terjadi pada saat puncak gelombang jatuh namun dengan kekuatan yang lebih lemah dari jenis ombak buangan, sehingga puncak gelombang seolaholah bergulung perlahan dari awal gelombang sampai akhir gelombang. Ombak jenis ini sangat bagus jika digunakan untuk belajar bermain selancar terutama untuk 14

7 pemula karena karakter ombak yang lebih lembut dan tidak terlalu berbahaya. Seperti yang terlihat pada gambar 2.5 Selain jenis-jenis ombak di atas dikenal juga karakteristik dari ombak yang dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Karakter dasar ombak yang berkarang (Reef Break) Adalah karakter ombak yang muncul dari dasar pantai yang memiliki batu karang, dimana ombak yang tercipta dari adanya batu karang di bawah pantai adalah tempat jatuhnya atau menggulungnya ombak tetap, sehingga peselancar tidak bingung didalam menentukan posisi saat mengambil ancang-ancang untuk bermain selancar, selain itu ombak pecah yang tercipta dari karakter ombak berbatu karang cenderung lebih kuat. 2. Karakter dasar ombak berpasir ( Beach Break ) Pada karakter dasar ombak berpasir tanpa batu karang pada umunya arus air lautnya lebih kuat dan dari arus tersebutlah muncul ombak yang dapat digunakan untuk bermain selancar, kemudian posisi jatuhnya gulungan ombak tidak beraturan. Dari kedua jenis ombak tersebut dapat disimpulkan bahwa ombak yang berdasar batu karang lebih bagus jika digunakan untuk bermain selancar karena pecahan atau gulungan ombak memiliki tempat yang sama saat terjatuh sehingga memudahkan para peselancar untuk memulai ancang-ancang bermain ombak, namun kuatnya hempasan dan adanya batu karang juga sangat berbahaya sehingga dianjurkan untuk para pemula agar tidak memilih ombak dengan karakteristik seperti ini. Gambar 2.5 Ombak Melebar Sumber: Karakteristik ombak berpasir memang lebih susah ditebak dimana tempat awal jatuhnya gulungan ombak, sehingga para peselancar harus sabar menunggu 15

8 datangnya ombak. Karena kekuatan hempasan ombak yang tidak terlalu kuat dan tidak adanya batu karang maka sebaiknya para pemula yang ingin belajar berselancar mencari jenis ombak yang berpasir, jika dibandingkan dengan karakter ombak berbatu karang ombak jenis ini jauh lebih aman Bagian-bagian Ombak 1. Wajah ombak : bagian atas ombak yang belum bergulung 2. Bibir ombak : bagian teratas dari ombak, sesaat sebelum bergulung, tempat dimana manuver 3. Curl : bagian bibir ombak yang sedang bergulung, dan membentuk terowongan 4. Trough : bagian dasar ombak 5. Impact zone : daerah depan ombak yang sudah bergulung, dan merupakan daerah dengan dampak paling keras dari gulungan ombak Perlengkapan Berselancar Dalam olahraga selancar terdapat beberapa perlengkapan yang digunakan didalam bermain selancar, dimulai dari pakaian khusus sampai pada papan selancar. Berikut akan dijelaskan mengenai perlengkapan yang dibutuhkan dalam berselancar: 1. Boardshort ( celana yang dipakai saat berselancar ) Gambar 2.6 Boardshort Sumber: Boardshort merupakan celana khusus yang dibuat dengan bahan kain nilon atau parasut, sehingga dapat memudahkan para peselancar di dalam melakukan berbagai macam manuver dan trik-trik saat bermain. Selain itu boardshort juga membantu melindungi bagian pangkal paha dari sengatan matahari, contoh broadshort. Seperti yang terlihat pada gambar

9 2. Wetsuit Gambar 2.7 Wet suit Sumber: 3. Surf helmet Gambar 2.8 Surf Helmet Sumber: 4. Booties (Sepatu Boot) Gambar 2.9 Booties Sumber: Wetsuit merupakan pakaian khusus yang digunakan untuk bermain selancar yang terbuat dari bahan karet fleksibel dan neoprin, dimana wetsuit ini sangat cocok jika digunakan saat berselancar di daerah yang sangat dingin karena bahan pembuat wetsuit dapat membantu menjaga suhu tubuh dari cuaca dingi sehingga membuat para peselancar dapat bertahan di dalam air dalam waktu yang lebih lama. Selain itu wetsuit juga membantu melindungi tubuh dari benturan dengan batu karang ataupun dari papan selancar itu sendiri. Seperti yang terlihat pada gambar 2.7 Helm ini dibuat khusus untuk bermain selancar dimana helm ini terbuat dari bahan plastic yang cukup ringan namun mampu melindungi kepala dari benturan dengan papan selancar ataupun batu karang. Biasanya helm ini digunakan saat sedang berselancar di tempat-tempat dengan karakteristik pantai yang berkarang. Seperti yang terlihat pada gambar 2.8 Sepatu boot ini digunakan saat peselancar berada di daerah dingin dan dapat membantu kaki lebih melekat pada papan selancar dikarenakan bahan yang digunakan untuk membuat booties sama dengan bahan yang digunakan untuk membuat wetsuit. Selain itu booties juga dapat digunakan untuk melindungi kaki dari goresan karang-karang laut. Seperti yang terlihat pada gambar

10 Selain perlengkapan untuk bermain selancar ada juga beberapa perlengkapan yang terkait kelengkapan papan selancar, seperti : 1. Wax (lilin) Gambar 2.10 Wax Sumber: 2. Wax comb Gambar 2.11 Wax comb Sumber: 3. Leg rope Gambar 2.12 Leg rope Sumber: Adalah sebuah lilin yang dioleskan pada bagian atas papan selancar, tepatnya pada pijakan kaki depan, yang berfungsi untuk membuat papan selancar sedikit lebih kasar, sehingga permukaan papan selancar menjadi tidak licin saat digunakan bermain selancar. Seperti yang terlihat pada gambar Adalah sebuah alat yang menyerupai sisir yang berfungsi untuk meratakan atau menambah kekasaran pada permukaan papan selancar yang sudah dioleskan wax atau lilin. Seperti yang terlihat pada gambar Adalah sebuah tali pengaman yang menghubungkan pemain dengan papan selancarnya, sehingga saat terjatuh dari ombak, pemain dan papan selancar tidak terpisah terlalu jauh. Seperti yang terlihat pada gambar Grip Gambar 2.13 Grip Sumber: Adalah sebuah pijakan yang ditempelkan pada bagian belakang atau ekor dari papan surfing untuk menguatkan pijakan pada kaki belakang, sehingga memudahkan peselancar bermanuver di atas ombak. Dapat dilihat pada gambar

11 2.2.6 Jenis-jenis Papan Selancar atau Surfboard Pada mulanya papan selancar memiliki bentuk yang sederhana atau seperti papan setrika yang terbuat dari kayu dan dengan dimensi yang besar. Seiring dengan berkembangnya zaman maka bentuk-bentuk dan jenis papan selancarpun ikut mengalami perkembangan, kini papan selancar sudah bisa di sesuaikan dengan jenis ombak maupun individu peselancarnya (sesuai dengan berat dadan dan level kemampuan). Jenis-jenis papan selancar biasanya memiliki ukuran panjang yang berbedabeda sesuai dengan jenis ombak dan biasanya satuan panjang yang digunakan adalah inch dan kaki (feet). Pada dasarnya jenis-jenis papan selancar dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Short board Jenis papan short board ini sangan baik digunakan untuk jenis ombak yang kecil sampai menengah, ukuran dari short board ini berkisar antara Karakter dari papan selancar jenis ini adalah lincah, gesit dan memiliki kecepatan yang bagus saat digunakan untuk bermanuver. Short board ini biasanya digunakan oleh peselancar yang sudah mahir. Dapat dilihat pada gambar Long board atau malibu Gambar 2.14 Short board Sumber: Jenis papan long board adalah jenis papan yang sangat direkomendasikan untuk para pemula, karena ukuran long board yang cukup panjang mencapai 9 kaki, dan pergerakan yang stabil diatas ombak, serta sangat mundah digunakan untuk menangkap ombak. Namun dalam penggunaan long board manuver-manuver yang bisa dilakukan sangat terbatas. Seperti yang terlihat pada gambar

12 3. Fun board Gambar 2.15 Long board Sumber: Fun board adalah perpaduan dari jenis short board dengan jenis long board. Jenis papan ini cocok digunakan untuk karakter ombak yang kecil dan menengah. Fun board memiliki panjang Dalam penggunaanya fun board lebih mudah di gerakan dari pada long board sehingga manuver yang bisa dilakukan juga lebih bervariasi. Dapat dilihat pada gambar Guns board Gambar 2.16 Fun board Sumber: Jenis papan guns board memiliki karakter yang cocok digunakan untuk ombak besar dan memiliki power yang kuat. Bentuk dari guns board ini lebih ramping dan cukup panjang sekilas bentuknya seperti sebuah peluru. Ukuran panjang dari guns board sekitar 7-12 kaki. Seperti yang terlihat pada gambar Gambar 2.17 Gun board Sumber: 20

13 2.2.7 Ruang Penyimpanan Papan Selancar Gambar 2.18 Surf Board Sumber: Untuk meletakan papan selancar bisa dilakukan dengan cara ditidurkan ataupun diberdirikan. Untuk syaratnya adalah tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung, karena hal tersebut dapat merusak cat atau warna papan menjadi pudar dan juga bahan dasar selancar yang berupa spon busa dapat menciut jika terkena panas matahari secara langsung dan terus menerus. Dengan penataan posisi papan selancar dapat menghemat kebutuhan ruang, sehingga untuk tempat peletakan papan selancar tidak memerlukan ruaang yang besar, jadi ruang 9m 2 sudah cukup untuk menampung sekitar 20 papan selancar. Contohnya dapat dilihat pada gambar Indoor Surfing Seperti yang dijelaskan dalam situs indoor surfing adalah kegiatan berselancar yang dilakukan dengan menggunakan ombak buatan yang konstan di dalam suatu ruangan. Istilah lain yang biasa digunakan untuk menyebutkan indoor surfing adalah flowrider. Secara sederhana sistem kerja flowrider menggunakan dua pompa yang cukup besar, dimana pompa tersebut mengalirkan air dengan kecepatan Km perjam pada permukaan yang cekung sehingga terciptalah ombak buatan yang konstan dan memiliki power yang kuat. Meski flowrider merupakan sebuah olahraga selancar air yang ekstrim, namun tingkat keamanan dalam olahraga ini sangat diperhitungkan, salah satunya adalah dengan membuat permukaan dari bahan karet yang menyerupai karpet, kuat dan tebal namun lembut, sehingga saat terjatuh tidak akan terasa menyakitkan (www. flowrider.com diakses pada tanggal 11 Oktober 2015). Jenis flowrider dapat dilihat pada gambar

14 2.3 Pemahaman Proyek Sejenis Pemahaman proyek sejenis ini dilakukan dengan cara observasi bertujuan untuk mendapatkan berbagai informasi yang nantinya dapat memberi sebuah gambaran di dalam pembuatan Bali Surf Training Camp. Adapun tempat yang dijadikan studi banding adalah sebagai berikut: `2.3.1 Kima Surfaris Gambar 2.19 Flowrider Sumber: Kima Surfaris terletak di Jalan Camplung Tanduk, Seminyak, Kuta. Merupakan suatu fasilitas yang menyediakan akomodasi pelatihan selancar di Bali. Kima Surfaris sering disebut dengan The Green Room Hotel, karena pada dasarnya Kima Surfaris merupakan bagian dari The Green Room Hotel yang khusus bergerak dibidang pelatihan selancar sedangkan untuk penginapan, restaurant, fasilitas hiburan dan akomodasi lainya disediakan oleh The Green Room Hotel. Suansana yang ingin ditampilkan dalam Kima Surfaris ataupun The Green Room Hotel adalah menunjukan kehidupan yang santai seperti kebiasaan anak pantai yang terbilang santai, namun diwadahi dengan wadah arsitektur yang menggunakan nilai-nilai tradisional untuk menunjukan potensi daerah sebagai ciri khas Arsitektur Tradisional Bali. Selain itu elemen-elemen modern juga dimaksukan ke dalam finishing sehingga tetap berkesan mewah, dan juga nyaman. Untuk suasana dalam Kima Surfaris dapat dilihat pada gambar

15 Gambar 2.20 Kima Surfaris Hasil observasi dari Kima Surfaris berisikan beberapa sketsa-sketsa bangunan dan juga site plan. Gambar 2.21 merupakan sketsa site plan dari bangunan Kima Surfaris dimana untuk melengkapi fungsi-fungsi utama sebagai kamp pelatihan terdapat fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan tersebut, seperti camp, tempat bersantai, restaurant dan lobby. A. Pool/Kolam berenang B. Camp C. Lumbung Camp D. Restaurant E. Tempat Bersantai F. Meja Makan G. Lobby H. Office I. Tempat Papan J. Entrance Gambar 2.21 Site Green Hotel Selain gambar site plan, terdapat juga gambar-gambar kamp atau kamar pelatihan yang nantinya dapat digunakan untuk perbandingan di dalam proses perancangan bangunan. Untuk lebih jelasnya sketsa tipe-tipe kamar dapat dilihat pada gambar 2.22, 2.23 dan

16 Gambar 2.22 double room Gambar 2.23 twin room Gambar 2.24 four bed room Fasilitas-fasilitas tersebut pada gambar 2.22, 2.23 dan 2.24 merupakan kamp pelatihan untuk peserta pelatihan selancar, dimana para peserta pelatihan memiliki 3 jenis pilihan kamp, diantaranya ada double room, twin room dan 4 bed 24

17 room. Hal ini sangat menunjang kenyamanan para peserta pelatihan selain itu nuansa yang dihadirkan juga menunjukan suatu kesan yang santai, nyaman dan sederhana yang merupakan karakter umum dari anak pantai sebagai peserta pelatihan. Untuk program pelatihan peserta selancar biasanya akan berlatih selancar di daerah Tabanan, karena keadaan pantai di daerah tabanan sangat cocok untuk pemula dan juga di Tabanan tidak terlalu ramai seperti spot-spot selancar yang ada di Badung. Untuk desain interiornya menggunakan konsep pantai tropis, sehingga memberikan nuansa yang kental kepada wisatawan, dimana hal tersebut terlihat dari penggunaan atap ilalang, penanaman pohon kelapa sesuai karakteristik pantai, dan juga elemen-elemen lainya yang juga memberikan nuansa yang kental The Chillhouse The Chillhouse merupakan sebuah tempat peristirahatan dengan tema gaya hidup tropis yang menawarkan akomodasi bergaya hidup tropis bersama dengan pelatihan selancar, spa dan juga spa yang terletak di daerah Banjar Pipitan, Canggu, Badung Bali. Gambar suasana The Chillhouse dapat dilihat pada gambar Gambar 2.25 The Chillhouse Fasilitas-faslitas yang ada pada The Chillhouse dimulai dari cottages dengan taman pribadi sebagai tempat menginap wisatawan, office, surf shop, bar, kolam berenang yang luas dan akomodasi penunjang untuk selancar serta bersepeda. Dalam The Chillhouse terdapat beberapa jenis roomyang ditawarkan kepada peserta pelatihan, seperti Double Bungalows, Deluxe Single Room dan Single Room. Untuk lebih jelasnya jenis-jenis room dapat dilihat pada gambar 2.26, 2.27 dan

18 Gambar 2.26 Double Bungalows Gambar 2.27 Deluxe Single Room Gambar 2.28 Single Room Khusus untuk selancar terdapat beberapa paket yang disediakan, masingmasing paket memiliki sistem pelatihan one coach for two guests dimana semua coach sudah memiliki lisensi dari ISA dan sudah termasuk perlengkapan selancar yang dibutuhkan seperti papan selancar, dan leg rope. Dalam pelatihan selancar tidak terdapat syarat untuk usia pelatihan namun terdapat syarat seperti memiliki 26

19 kondisi tubuh yang sehat dan tidak mengalami cacat. Latihan-latihan yang diberikan dapat dibedakan menjadi dua tahap, yang pertama adalah pelatihan dasar dimana pelatihan ini diberikan kepada peserta pelatihan yang baru pertama kali mengenal selancar, sehingga diperlukan teknik-teknik dasar yang harus dimengerti terlebih dahulu seperti pemanasan, paddling atau mendayung dan stand up atau berdiri di atas papan selancar. Untuk pelatihan jenis kedua diberikan kepada peserta pelatihan selancar yang sudah pernah bermain selancar dan minimal menguasai teknik stand up, pada pelatihan ini lebih difokuskan kepada bagaiman cara mengontrol papan selancar dalam mengarungi ombak. Berikut merupakan istilah dari paket latihan yang diberikan : 1. Get On Board Adalah istilah yang digunakan untuk peserta yang berminat mengambil satu kali sesi latihan saja. Satu kali sesi latihan berlangsung selama 2 jam, dimana peserta bisa mengajukan waktu yang diinginkan, dimulai dari pagi pukul dan sore hari dari pukul namun biasanya disesuaikan juga dengan keadaan ombak yang cocok untuk pelatihan terutama untuk pemula. 2. Get Out There Memiliki fasilitas dan sistem pelatihan yang sama dengan paket pertama, namun yang membedakan pada paket ini peserta bisa mengambil 3 sesi latihan, keterampilan yang diajarkan masih berupa teknik dasar terutama untuk pemula. 3. Stoked Adalah istilah untuk paket latihan sebanyak 5 kali sesi latihan. Dalam sesi latihan teknik-teknik yang diajarkan akan disesuaikan dengan kemampuan peserta, dimana setelah bisa melewati teknik yang pertama barulah peserta kemudian diajarkan teknik yang selanjutnya. 4. Full On Adalah istilah untuk menunjukan paket latihan dengan waktu 10 kali sesi pelatihan. Sebenarnya dari semua paket pelatihan yang ada peserta mendapat fasilitas dan perlakuan yang sama, namun hanya jumlah dari sesi latihan yang membedakan. Untuk tamu yang masih pemula (baru pertama kali mengikuti pelatihan selancar) akan diajarkan pelatihan teknis terlebih dahulu yang biasanya dilakukan di dalam ruang kelas dengan pemberian teori dan menonton video selancar dan diajak 27

20 menuju pantai yang lebih sepi sehingga peserta mendapat ombak untuk belajar, biasanya daerah tabanan Bali Local Surf School Adalah sebuah lembaga swasta pelatihan selancar yang baru berdiri dari tanggal 1 Januari 2015, terletak di kawasan Canggu, Badung, Bali. Bali Lokal Surf School merupakan lembaga yang dirintis oleh sekelompok surfer local Canggu yang sama-sama bergerak di bidang selancar kemudian membentuk lembaga ini sebagai wadah untuk menampung pelatihan kepada wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Untuk sekali session latihan selama 3 jam, setiap wisatawan akan dilatih oleh satu orang intruktur dan dikenakan biaya sebesar Rp sudah termasuk papan selancar dan juga transportasi menuju lokasi pelatihan. Untuk kondis dari bangunan Bali Local Surf School dapat dilihat pada gambar 2.29 Gambar 2.29 Bali Local Surf School Tamu yang mengunjungi kamp pelatihan ini di bagi menjadi 2 katagori, yaitu beginner dan intermediate dimana beginner diartikan sebagai para peserta pelatihan yang baru pertama kali ingin merasakan sensasi berselancar, atau belum pernah berselancar sebelumnya kemudian intermediate berarti peserta pelatihan yang sudah pernah bermain selancar sebelumnya dan minimal sudah menguasai teknik stand up atau berdiri di atas papan selancar. Meski terdapat pembedaan katagori peserta namun fasilitas dan biaya yang dikenakan tetap sama, hanya lokasi pelatihan yang berbeda, dimana jika beginners biasanya akan di ajak menuju daerah pantai tabanan, karena peselancar di daerah tersebut masih terbilang cukup minim, kemudian jika sudah masuk di katagori intermediate akan di ajakn ke pantai-pantai yang memiliki ombak lebih besar dan menjadi spot-spot selancar di Bali. 28

21 Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Bali Lokal Surf School bisa dikatakan sangat minim, karena tidak adanya ruang pelatihan ataupun kolam pelatihan dimana sesi pelatihan teori biasanya dilakukan langsung di pantai sebelum turun ke air. Jadi fasilitas yang tersedia hanya berupa board store atau tempat penyimpanan papan selancar, office, dan resepsionis serta ruang penunjang seperti toilet (wawancara dengan I Gede Sadwika selaku Surf Guides di Bali Local Surf School pada tanggal 10 Oktober 2015) Kesimpulan Tinjauan Objek Sejenis Setelah melakukan kegiatan studi objek sejenis maka akan didapat sebuah kesimpulan dari studi objek sejenis tersebut. Sebelum menarik kesimpulan tersebut terlebih dahulu akan dijabarkan hal-hal yang sangat vital yang mendasari penarikan kesimpulan tersebut seperti yang terlihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Kesimpulan Tinjauan Objek Sejenis Aspek Kima Surfaris, Bali Local Surf The Chillhouse Perbandingan Seminyak School Lokasi Canggu Seminyak Canggu Jenis Proyek Pusat Pelatihan Pusat Pelatihan Pusat Pelatihan Status Proyek Swasta Swasta Swasta Fasilitas Lobby, Hotel, Office, Lobby, Cottages, SPA, Surf Shop, Surf Bar, Office, Surf Shop, Bar, Ruang Pelatihan, Ruang Pelatihan, Kolam Kolam Renang, dan Renang, dan Restaurant Restaurant Office, Board Rental Langgam dan Konsep Arsitektur Tropis Arsitektur Tropis Arsitektur Tropis Arsitektural Relevansi terhadap Judul Relevan Relevan Relevan Dari hasil studi banding ke tiga tempat yang berkaitan dengan Bali Surf Training Camp, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Lokasi yang diperuntukan bagi Bali Surf Training Camp sebaiknya berada pada daerah yang dekat dengan pantai,dan memiliki akses pariwisata yang baik. 29

22 2. Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalam Bali Surf Training Camp yaitu, lobby, restaurant, surf bar, kolam pelatihan, ruang pelatihan, office, penginapan, dan board rental. 3. Dari segi tampilan arsitektur untuk bangunan Bali Surf Training Camp menggunakan arsitektur tropis dan dikombinasikan dengan arsitektur tradisonal Bali. 2.4 Spesifikasi Umum Bali Surf Training Camp Spesifikasi umum mengenai Bali Surf Training Camp di Badung merupakan gambaran umum mengenai proyek yang akan dibuat yang terdiri dari pengertian, fungsi, lingkup kegiatan, civitas, fasilitas dan system pengelolaan dari Bali Surf Training Camp Pengertian Bali Surf Training Camp adalah tempat atau wadah yang melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan berolahraga di atas air dengan cara berdiri di atas sebilah papan, meluncur sambil melenggak-lenggok seirama dengan lajunya ombak. Lembaga ini lebih cenderung bergerak di bidang pariwisata, karena peminat utama dari adanya Bali Surf Training Camp adalah para wisatawan mancanegara yang ingin merasakan sensasi liburan yang tak terlupakan di Bali, sehingga dengan adanya lembaga ini akan sangat membantu pemerintah di dalam meningkatkan nilai-nilai pariwisata di Bali Fungsi Surf Training Camp ini memiliki beberapa fungsi diantaranya: 1. Fungsi akademis Menjadi suatu wadah pelatihan bagi orang-orang yang ingin belajar selancar air, saling bertukar pengetahuan dan hal-hal yang berhubungan dengan selancar air. 2. Fungsi administratif Dengan adanya Bali Surf Training Camp ini dapat membantu mengetahui peningkatan nilai pariwisata dan minat olahraga selancar melalui data-data yang dimiliki oleh Bali Surf Training Camp in, antara lain data pengunjung atau siswa yang mengikuti pelatihan setiap tahunya. 30

23 3. Fungsi penunjang Adalah fungsi tambahan yang ada di Bali Surf Training Camp yang dapat mendukung dan memiliki kaitan dengan kegiatan yang ada pada fasilitas ini seperti penginapan, kafetaria, dan surf shop Tujuan Tujuan dari pengadaan Bali Surf Training Camp adalah sebagai wadah yang dapat memberikan fasilitas yang layak untuk pelatihan selancar bagi wisatawan mancanegara di Bali, sehingga secara tidak langsung akan berperan di dalam meningkatkan nilai pariwisata di Bali serta membantu pemerintah di dalam upaya mengurangi pengangguran Lingkup Kegiatan Bali Surf Training Camp Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Bali Surf Training Camp meliputi: 1. Kegiatan pelatihan selancar, yang dilakukan dengan pelatihan teknis dan pelatihan di kolam pelatihan (flowrider) 2. Kegiatan pelengkap lainya yang disediakan ruang-ruang pelengkap seperti penginapan, restaurant, surf bar dan surf club 3. Kegiatan pengelolaan Bali Surf Training Camp yang bersifat administratif maupun non administratif Fasilitas Bali Surf Training Camp Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Bali Surf Training Camp adalah sebagai berikut: 1. Fasilitas Utama : ruang pelatihan teknis, pelatihan audio visual dan kolam pelatihan selancar (flowrider) 2. Fasilitas Pelengkap: penginapan/kamp, surf shop, board rental, board repair, klinik, money changer, restaurant, surfbar, surfer club, dan lobby 3. Fasilitas penunjang : office, toilet, parkir dan ruang-ruang servis Civitas Pelaku kegiatan atau civitas yang terdapat dalam Bali Surf Training Camp adalah: 1. Pengunjung, adalah orang-orang yang ingin mengikuti pelatihan berselancar di Bali Surf Training Camp, dimana pengunjung-pengunjung tersebut merupakan wisatawan mancanegara 31

24 2. Surf guides pada Bali Surf Training Camp ini para surf guides memiliki peranan untuk melatih, membimbing dan memberikan informasi mengenai selancar kepada para peserta latihan. 3. Pengelola, dalam Bali Surf Training Camp pengelola adalah sekelompok orang yang memiliki tugas untuk mengurus semua kegiatan oprasional Bali Surf Training Camp Pengelolaan Bali Surf Training Camp ini dikelola oleh pihak swasta yang bekerja sama dengan para surfer lokal sebagai surf guides. Meski bersifat swasta namun Bali Surf Training Camp ini tetap diawasi oleh pemerintah melalui Dinas Pariwisata setempat. 32

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Indonesia adalah salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, bukan saja karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak,

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota Negara yang berkembang pesat dan menjadi pusat dari segala macam aktifitas. Jakarta merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1. Kelayakan. Saat ini kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya, yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masingmasing

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK II.1.1 TINJAUAN PROYEK Judul Proyek : Hotel Resort di Dago Giri, Bandung, Indonesia Tema : Arsitektur Hijau Lokasi : Jl.Dago Giri, Bandung, Indonesia KDB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Selancar Air (Surfing) 1 Olahraga selancar air (surfing) adalah salah satu olahraga air yang muncul dan berkembang pertama kali di Amerika, tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel BAB I 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Saat ini, berwisata sudah menjadi kebutuhan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Jumlah pengunjung tempat wisata semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Secara umum pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, teknik perancangan, dan sistematika penulisan dalam perancangan Toko Modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pariwisata adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Pariwisata merupakan kegiatan seseorang dan biasanya menyenangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

PUSAT BALAWISTA Di Kabupaten Badung, Provinsi Bali

PUSAT BALAWISTA Di Kabupaten Badung, Provinsi Bali TUGAS AKHIR 107 Periode April September 2009 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT BALAWISTA Di Kabupaten Badung, Provinsi Bali (Penekanan Desain : Arsitektur Bioklimatik) Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Kelayakan 1.1.1.1. Hotel Resort di Pantai Sorake Nias Selatan. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah 1 (satu) buah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Pulau Samosir adalah adalah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara, yang termasuk dalam Kabupaten Samosir, Sumatera

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...4 1.3 Tujuan...4 1.4 Metode Perancangan...4 1.4.1 Permulaan...4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: Wirda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah, dengan luas wilayah 2.138 kilometer persegi, yang terbagi menjadi 24 kecamatan. Selain kabupaten ini dikenal

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek wisata Pantai Batu Karas adalah penggabungan nuansa pantai Pangandaran dan alam Batu hiu dengan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat dan

Lebih terperinci

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh : JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH Disusun Oleh : Nama : M. Edi Kurniawan NPM : 20303058 Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini bisnis pariwisata sudah menjadi suatu trend, kebutuhan, serta sumber pemasukan yang besar bagi para pengusaha dan negara. Di Indonesia, Bandung merupakan

Lebih terperinci

Mambruk Anyer Hotel Rates

Mambruk Anyer Hotel Rates Mambruk Anyer Hotel Rates Mambruk Anyer yang terletak di Pantai Anyer dan berada di samping Mersucuar Anyer yang bersejarah. Mambruk Anyer adalah penginapan berbintang empat di Anyer dilengkapi dan difasilitas

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

OBJEK WISATA DREAM LAND

OBJEK WISATA DREAM LAND OBJEK WISATA DREAM LAND Objek wisata pantai Dreamland berada didaerah bernama Pecatu Lokasinya pada bagian s elatan pulau Bali jika perjalanan Dreamland ini dekat dan satu arah dengan GWK ini memang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahorok dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancangan. Latar belakang pada bab ini membahas tentang seluk beluk atau dasar pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan diuraikan alasan pemilihan judul pada latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur nusantara pada Perancangan Hotel Resort di Ngadas ini meliputi lima aspek : 1. Bentuk Atap yang Dominan 2. Penonjolan kebun daripada hunian 3. Lepas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DESAIN PREMIS Seiring berkembangnya kawasan wisata Baturaden mengharuskan kawasan tersebut harus juga meningkatkan kualitas dalam sektor penginapan. Masih minimnya penginapan berbintang seperti hotel resort

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN 45 BAB III KAJIAN LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, dengan berbagai potensi

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai Kuta adalah salah satu daerah tujuan wisata yang terletak di Kecamatan Kuta. Daerah ini merupakan sebuah daerah tujuan wisata bagi wisatawan baik domestik maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GRAND ANGKASA INTERNATIONAL MEDAN. 2.1 Sejarah Ringkas Berdirinya Hotel Grand Angkasa International Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GRAND ANGKASA INTERNATIONAL MEDAN. 2.1 Sejarah Ringkas Berdirinya Hotel Grand Angkasa International Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GRAND ANGKASA INTERNATIONAL MEDAN 2.1 Sejarah Ringkas Berdirinya Hotel Grand Angkasa International Medan Hotel Grand Angkasa International dulunya bernama Astoria hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Dengan berwisata diharapkan dapat memberikan suasana baru dengan cara menyegarkan pikiran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ice skating merupakan salah satu olahraga yang belum dikenal secara luas di Indonesia,tidak heran jika fasilitas pendukungnya pun masih sulit dijumpai,kalaupun ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N V.1 Perancangan Siteplan Siteplan massa bangunan berorientasi kepada pantai Selat Sunda dan Gunung Krakatau. Pada siteplan ini jalan utama untuk memasuki kawasan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 BAB III STUDI LAPANGAN III. III. A. OBSERVASI A.1. Syariah Hotel Lor In Solo Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 terbesar di kota Solo. Hotel yang memiliki luasan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK 1.1.1. Gagasan Awal Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah sebuah perancangan baru hotel resort di kawasan Pantai Sepanjang, Gunungkidul,

Lebih terperinci

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION TUGAS AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : IMAM ZULFIKAR FAJRI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 % PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan garis pantai sepanjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN A. Pengertian Obyek Pengertian Sekolah bulutangkis PB. Djarum. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. Persatuan : Kumpulan orang yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Pembangunan perekonomian Jakarta sebagai ibu kota semakin meningkat.seiring dengan pembangunan ini telah menjadikan jakarta dan menuntut ibu kota ini

Lebih terperinci

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

2016 BANDUNG SPORTS CLUB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan membahas mengenai pendahuluan. Adapun aspek yang dibahas meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian yang akan digunakan seperti data primer,

Lebih terperinci

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu elemen penting dalam daur hidup manusia khususnya berperan dalam aspek biologis yaitu menjaga kondisi fisik dan organ tubuh tetap sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bentang alam Indonesia yang begitu luas bisa dilihat dari pulau-pulau yang tersebar diseluruh nusantara, dari Sabang sampai Merauke serta dapat dilihat dari perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, tingkat kebutuhan manusia akan wisata kian berkembang dan menjadi lebih mudah orang-orang melakukan perjalanan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km² dengan penduduk berjumlah kurang lebih 10.187.595 jiwa. Jakarta merupakan metropolitan

Lebih terperinci

dimanfaatkan bagi instansi/perusahaan umum yang akan menyelenggarakan kegiatan

dimanfaatkan bagi instansi/perusahaan umum yang akan menyelenggarakan kegiatan BABV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Kebutuhan PT.Timah terhadap Guest House di Pantai Matras Dengan adanya fasilitas guest house PT.Timah di Pantai Matras, maka PT.Timah memiliki dua fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi halhal

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi halhal BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi halhal yang melatarbelakangi pengambilan judul penelitian, rumusan masalah, yang membahas permasalahan yang muncul

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang menjadi tujuan wisata baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, hal ini terbukti dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( L P 3 A ) HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: Nama : Lina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bali merupakan sebuah pulau kesatuan wilayah dari Pemerintah Propinsi yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota madya dengan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

RESORT HOTEL DI BELITUNG ABSTRAK

RESORT HOTEL DI BELITUNG ABSTRAK RESORT HOTEL DI BELITUNG ABSTRAK Belitung merupakan salah satu objek wisata yang banyak ditawarkan di internet, dengan panorama pantai berbatu besar pulau kecil ini mampu memikat banyak calon wisatawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Namun demikian kepemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Indonesia sebagai negara berkembang terus menerus berusaha untuk meningkatkan hasil yang maksimal di segala bidang pembangunan, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan gaya hidup dan tatanan dalam masyarakat saat kini ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang memacu perkembangan

Lebih terperinci

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya Handono S dan Ir. ST. Kuntjoro Santoso, M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Suara Merdeka, Senin, 10 Oktober 2011, Semarang Mampu Menjadi Kota MICE

BAB I PENDAHULUAN. 1 Suara Merdeka, Senin, 10 Oktober 2011, Semarang Mampu Menjadi Kota MICE BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengahyang pada tahun ini telah menginjak usia 465 tahun. Semarang sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berusaha memberikan pelayanan sehingga memuaskan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berusaha memberikan pelayanan sehingga memuaskan wisatawan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia sekarang mulai berkembang menjadi satu industri jasa yang berusaha memberikan pelayanan sehingga memuaskan wisatawan. Pariwisata menjadi perangkat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR WATERFRONT COTTAGE WISATA BONO DI TELUK MERANTI KABUPATEN PELALAWAN - RIAU (Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular) Diajukan Oleh : Imelda Puti Dewi

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR HOTEL PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA

PERANCANGAN INTERIOR HOTEL PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA PERANCANGAN INTERIOR HOTEL PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA KARYA DESAIN Disusun Oleh : TRI WAHYU KARTONO 091 1676 023 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA

Lebih terperinci

BEACH RESORT DI KAWASAN PANTAI KLAYAR DENGAN PENEKANAN KONSEP EKO ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN

BEACH RESORT DI KAWASAN PANTAI KLAYAR DENGAN PENEKANAN KONSEP EKO ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau dan dikelilingi oleh lautan. Menurut Dewan Kelautan Indonesia, panjang pantai Indonesia mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perancangan Hotel merupakan fasilitas akomodasi yang menyediakan sarana penginapan sekaligus pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil. Secara umum,

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 111 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola SNORKELING AND DIVING CENTER DI TANJUNG LESUNG Evans Persadagubta L. Tobing 20305014 ABSTRAKSI Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini olah

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif

Lebih terperinci