Studi Pengupasan Kulit Singkong Dengan Pisau Melingkar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Pengupasan Kulit Singkong Dengan Pisau Melingkar"

Transkripsi

1 SKRIPSI Studi Pengupasan Kulit Singkong Dengan Pisau Melingkar OLEH: SYARIF UBAIDILLAH F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Studi Penggupasan Kulit Singkong Dengan Pisau Melingkar SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : SYARIF UBAIDILLAH F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

3 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Studi Pengupasan Kulit Singkong Dengan Pisau Melingkar SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : SYARIF UBAIDILLAH F Tanggal lulus: Bogor, Menyetujui: Ir. Agus Sutejo, M.Si Pembimbing Akademik Mengetahui, Dr. Ir. Desrial, M. Eng Ketua Departemen Teknik Pertanian

4 Syarif Ubaidillah. F Studi Pengupasan Kulit Singkong Dengan Pisau Melingkaar. Di bawah bimbingan: Ir. Agus Sutejo. M.Si Ringkasan Negara Indonesia kaya akan hasil pertanian yang dapat dijadikan sebagai makanan pokok (makanan yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi). Makanan pokok tersebut antara lain padi, singkong, jagung, sagu dan lain-lain. Saat ini, makanan pokok masyarakat indonesia adalah padi atau beras, padahal masih banyak makanan pokok lainnya yang kurang termanfaatkan. Masyarakat Indonesia perlu melakukan penganekaragaman pangan supaya tidak kebingungan mengganti makanan pokok dengan tanaman pangan lainnya apabila terjadi kondisi kekurangan persediaan tanaman padi di Indonesia. Salah satu tanaman pangan yang dapat menggantikan beras adalah singkong, karena kandungan gizi singkong hampir mendekati kandungan gizi beras. Singkong mempunyai kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Antara kulit dalam dan daging singkong terdapat lapisan kambium. Dalam pemanfaatannya, kulit luar dan dalam singkong harus dikupas terlebih dahulu karena hanya bagian daging buah singkong yang banyak kandungan karbohidrat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Proses pengupasan kulit singkong merupakan tahapan penting yang perlu dilakukan untuk dapat memanfaatkan tanaman singkong. Hingga saat ini pengupasan singkong masih dilakukan secara manual dengan tangan. Untuk itu penulis melakuan studi konsep tipe pengupasan kulit singkong. Dan diharapkan dari studi konsep tipe pengupasan ini dapat muncul suatu alat pengupas singkong di kemudian hari. Dalam melakukan perancangan alat pengupas kulit singkong perlu diketahui beberapa kendala yang terdapat dalam perancangan, yaitu kondisi fisik dari singkong yang memiliki diameter berubah-ubah dan cenderung tidak beraturan. Oleh karena kondisi dari singkong yang seperti itu maka penulis melakukan pembatasan masalah yang berupa penyamaan diameter singkong sehingga singkong yang digunakan berdiamater tertentu dan panjang tertentu. Sebelum melakukan rancang bangun alat perlu diketahui karakteristik dan sifat bahan yang akan digunakan. Umbi singkong secara kasar terdiri dari kulit dan daging buah. Bagian singkong yang bermanfaat untuk diolah adalah daging buah sehingga bagian kulit perlu dihilangkan. Bentuk fisik umbi singkong memiliki bentuk lonjong dengan diameter yang berubah-ubah. Umbi singkong memiliki diameter 2 8 cm dan panjang antara cm. Kulit singkong merupakan kortex sehingga lapisan ini saling terikat dan keras. Dalam penelitian ini penulis melakukan perancangan konsep alat pengupas singkong dan kemudian dilakukan penelitian pendahuluan atau percobaan pendahuluan untuk menguji fungsional konsep alat tersebut. Apabila konsep tersebut gagal akan dilakukan perancangan konsep lain dan dilakukan penelitian pendahuluan kembali hingga menemukan konsep perancangan yang berhasil dalam penelitian pendahuluan.

5 Konsep yang telah dirancang dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong terdapat 4 macam konsep. Konsep alat tersebut antara lain : - Alat pengupas singkong dengan menggunakan dua silinder - Alat pengupas singkong dengan menggunakan satu silinder - Alat pengupas singkong dengan menggunakan tabung berduri - Alat pengupas singkong dengan pisau melingkar Setelah dilakukan penelitian pendahuluan terhadap keempat konsep tersebut konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau pemutar adalah konsep yang berhasil memisahkan kulit dengan daging buah sehingga konsep alat inilah yang akan dirancang bangun. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar terdiri dari pipa, pisau dan kayu pendorong. Dalam pendekatan desain diperoleh besar diameter dalam pipa sebesar 46 mm dan jumlah pisau sebanyak 11 buah. Kemudian penulis segera melakukan rancang bangun alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar. Setelah alat jadi segera dilakukan uji fungsional sederhana untuk mengetahui tingkat keberhasilan alat. Karena dalam uji fungsional sederhana didapat beberapa kekurangan maka penulis melakukan beberapa modifikasi alat. Namun modifikasi alat ini tidak memperoleh hasil yang diharapkan sehingga penulis menyatakan bahwa konsep alat yang tepat adalah konsep pertama tanpa modifikasi. Analisis data dilakukan untuk menentukan besar diamater singkong yang tepat yang dapat digunakan pada alat pengupas kulit singkong tipe melingkar. Setelah ditemukan diameter yang tepat kemudian dicari besar rendemen dari penggunaan alat pengupas kulit singkong ini. Setelah dilakukan percobaan besar diameter singkong yang cocok adalah sebesar 37 mm. Dan berdasarkan uji fungsional diperoleh hasil rendemen sebesar %.

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Januari 1987 dengan nama lengkap Syarif Ubaidillah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari ayah A. Isa Anshori dan ibu Ummi Nurhanik. Penulis memulai pendidikan di TK Mardisiwi Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan selama satu tahun, pada tanggal Kemudian melanjutkan Pendidikannya di SD Negeri 03 pagi Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan pada tahun , di SLTP Negeri 115 Tebet Jakarta Selatan pada tahun , dan di SMU Negeri 28 Jakarta pada tahun Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2005 dan masuk pada Depertemen Teknik Pertanian pada tahun 2006 dengan sistem Mayor-Minor. Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif di beberapa kepanitiaan acara yang diadakan oleh BEM KM IPB dan juga oleh HIMATETA IPB. Pada tahun 2008, penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Jawa Barat dengan judul ASPEK KETEKNIKAN PADA PROSES PRODUKSI DAN BUDIDAYA TEH HIJAU DI PUSAT PENELITIAN TEH DAN KINA (PPTK). Penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi dengan judul STUDI PENGUPASAN KULIT SINGKONG DENGAN PISAU MELINGKAR pada tahun 2009.

7 KATA PENGANTAR Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat yang Maha Kuasa, Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Studi Pengupasan Kuit Singkong Dengan Pisau Melingkar sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Selama melakukan kegiatan penelitian dan penyusunan laporan skripsi ini, telah banyak pihak yang memberikan bantuan kepada penulis, sehingga dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ir. Agus Sutejo, M. Si sebagai Pembimbing Akademik, atas semua masukan dan bimbingan serta perhatiannya selama pelaksanaan Praktek Lapangan dan penulisan laporan. 2. Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc dan Dr. Ir. Radite Praeko Agus Setiawan, M.Agr sebagai dosen penguji dalam ujian tugas akhir ini dan atas segala saran dan masukan dalam skripsi ini. 3. Seluruh keluargaku yang tercinta yang telah memberikan keceriaan dan kebahagiaan selama ini. Terutama untuk ibu, makasih atas doanya selama ini. 4. Seluruh dosen, staf dan karyawan departemen TEP yang telah membantu kelancaran studi dan penelitian. 5. Elenur Dwi Anbiana, Andrie Bahar, Aditya Prayoga dan temen-teman kontrakan (Eka Chandra Prasetiawan, Ahmad Rifqi Fauzi, Irvan Harimena, Mgs Zulhafiz, dan Bhaskoro Dwi Widianto) atas kehadirannya selama ini sehingga penulis dapat tetap semangat dalam malakukan penelitian ini. 6. Teman-teman mahasiswa Lab Ergo serta seluruh teman-teman Departemen Teknik Pertanian angkatan 42 yang telah mendukung dan membantu kelancaran penelitian. i

8 7. Elen dan Andri atas bantuannya dalam melakukan pengambilan data yang telah dilakukan. 8. Dan semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga membantu kelancaran penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bogor, September 2009 Penulis ii

9 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Batasan Masalah... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Botani Singkong Karakteristik Tanaman Singkong Umbi Singkong Budidaya Singkong Proses Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Singkong Proses Pengupasan... 9 III. METODOLOGI PENDAHULUAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian IV. PENDEKATAN PERENCANAAN Alat pengupasan singkong tipe dua silinder Alat pengupas singkong dengan satu silinder Alat pengupas kulit singkong tipe tabung berduri Pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan Konsep Alat Pengupas Kulit Singkong Pendekatan Desain Pisau melingkar Kayu pendorong iii

10 5.5. Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Singkong Tipe Pisau Melingkar Analisis data Analisis Gaya VI. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Komposisi singkong (ubi kayu)... 1 Tabel 2. Varietas unggul ubi kayu atau singkong... 5 Tabel 3. Penentuan jarak antar potongan pada konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Tabel 4. Data hasil pengukuran rendemen pengupasan menggunakan pisau melingkar Tabel 5. Data hasil pengukuran rendemen pengupasan secara manual Tabel 6. Data hasil pengukuran gaya v

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Lapisan Umbi singkong... 6 Gambar 2. Diagram alir beberapa pengolahan pasca panen singkong... 9 Gambar 3. Diagram Tahapan Rancang Bangun Alat Gambar 4. Desain rancangan bentuk silinder pada konsep alat pengupas singkong tipe dua silinder Gambar 5. Desain pisau pembuka pada konsep alat pengupas kulit singkong tipe dua silinder Gambar 6. Analisis pisau pembuka dengan obenk minus (-) Gambar 7. Desain konsep rancangan alat pengupas kulit singkong tipe satu silinder Gambar 8. Alat percobaan pendahuluan konsep alat pengupas singkong tipe satu silinder Gambar 9. Desain konsep alat pengupas singkong tipe tabung berduri Gambar 10. Alat sederhana penelitian pendahuluan alat pengupas kulit singkong dengan tabung berduri Gambar 11. Hasil penelitian pendahuluan alat pengupas kulit singkong dengan tabung berduri Gambar 12. Konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Gambar 13. Proses perhitungan diamater pipa Gambar 14. Desain Pisau Melingkar Gambar 15. Perhitungan jumlah pisau dan jarak antar pisau Gambar 16. Jumlah pisau melingkar Gambar 17. Desain rancangan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Gambar 18. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Gambar 19. Pisau alat pengupas kulit singkong tipe melingkar (modifikasi I) Gambar 20. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi I) Gambar 21. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II).. 33 vi

13 Gambar 22. Persamaan gaya pada alat pengupas kulit singkong Gambar 23. Persamaan gaya pada pisau saat saat pengupasan Gambar 24. Gambar hasil pengupasan kulit singkong berhasil Gambar 25. Gambar hasil pengupasan kulit singkong pecah Gambar 26. Gambar hasil pengupasan kulit singkong gagal vii

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 35 mm Lampiran 2. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 37 mm Lampiran 3. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 39 mm Lampiran 5. Gambar hasil pengupasan kulit singkong dengan menggunakan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Lampiran 6. Gambar teknik alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar.. 51 Lampiran 7. Gambar potongan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Lampiran 8. Gambar teknik pisau Lampiran9. Gambar teknik kayu pendorong Lampiran 10. Gambar teknik alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi I) Lampiran 11. Gambar potongan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasai I) Lampiran 12. Gambar teknik alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) Lampiran 13. Gambar potongan alat pengupas singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) Lampiran 14. Gambar teknik pisau (modifikasi I dan II) viii

15 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia kaya akan hasil pertanian yang dapat dijadikan sebagai makanan pokok (makanan yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi). Makanan pokok tersebut antara lain padi, singkong, jagung, sagu dan lain-lain. Saat ini, makanan pokok masyarakat indonesia adalah padi atau beras, padahal masih banyak makanan pokok lainnya yang kurang termanfaatkan. Masyarakat Indonesia perlu melakukan penganekaragaman pangan supaya tidak kebingungan mengganti makanan pokok dengan tanaman pangan lainnya apabila terjadi kondisi kekurangan persediaan tanaman padi di Indonesia. Salah satu tanaman pangan yang dapat menggantikan beras adalah singkong, karena kandungan gizi singkong hampir mendekati kandungan gizi beras (lihat Tabel 1). Singkong sampai saat ini belum dimanfaatkan dengan baik, hanya dijadikan sebagai makanan cemilan. Tabel 1. Komposisi singkong (ubi kayu) (per 100 gram bahan) Komponen Kadar Kalori 146,00 kal Air 62,50 gram Phosphor 40,00 mg Karbohidrat 34,00 gram Kalsium 33 gram Vitamin C 30,00 mg Protein 1,20 gram Besi 0,70 mg Lemak 0,30 gram Vitamin B1 0,06 mg Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R. I., 1972, dalam Darjanto dan Murjati,

16 Singkong yang juga dikenal dengan nama ubi kayu atau ketela pohon ini sangat mudah dalam proses penanaman, karena dapat ditanam pada berbagai kondisi lahan, baik subur maupun tidak subur. Tanaman singkong pada bagian akar atau umbi akar, yaitu daging buah berwarna putih atau kekuning-kuningan inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Tanaman singkong memiliki kelemahan tidak dapat bertahan lama meskipun tersimpan dalam keadaan dingin, sehingga untuk pemasarannya singkong harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan yang dilakukan yaitu merubah singkong menjadi bentuk lain yang lebih awet, misal gaplek, tapioka (tepung singkong), tapai, peuyeum, keripik singkong dan lain-lain. Singkong mempunyai kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Antara kulit dalam dan daging singkong terdapat lapisan kambium. Dalam pemanfaatannya, kulit luar dan dalam singkong harus dikupas terlebih dahulu karena hanya bagian daging buah singkong yang banyak kandungan karbohidrat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Pengupasan kulit singkong saat ini masih dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tenaga kerja yang banyak. Dengan demikian, biaya produksi akan meningkat karena digunakan untuk membayar upah para pekerja pengupas kulit singkong. Oleh karena itu, penulis mengangkat topik Studi pengupas kulit singkong atau ubi kayu sebagai tugas akhir, yang diharapkan dapat menjadi metode pengupasan kulit singkong yang lebih mudah, cepat, dan mampu memotong biaya produksi yang sebelumnya digunakan untuk membayar upah tenaga kerja Permasalahan Tanaman ubi kayu atau singkong dalam setiap pemanfaatannya selalu dikupas terlebih dahulu kulit bagian luar dan dalam. Pengupasan sampai saat ini masih menggunakan tenaga manual dengan tangan, tentunya hal ini tidak efisien untuk industri pengolahan singkong dalam skala besar karena akan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak dan waktu yang lama dalam proses pengupasan ini, sehingga biaya produksi akan semakin meningkat. Hal ini akan teratasi 2

17 dengan adanya alat pengupas singkong yang sederhana sehingga dapat mengurangi biaya produksi untuk skala industri kecil maupun besar Tujuan Penelitian dengan judul Studi Pengupasan Kulit Singkong Dengan Pisau Melingkar bertujuan: - Menentukan konsep alat pengupas kulit singkong - Merancang alat pengupas kulit singkong pisau melingkar 1.4. Batasan Masalah Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, dan supaya penelitian ini terfokus pada pemecahan masalah maka perlu dilakukan pembatasan masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas antara lain : 1. Proses pengupasan singkong yang dimaksud adalah proses pemisahan antara daging singkong dengan kulit singkong bagian dalam. 2. Singkong yang akan diuji sudah dilakukan penyeragaman diameter. 3

18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Singkong Tanaman singkong (Cassava) atau yang kita kenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman tahunan tropika dan sub tropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Disamping sebagai bahan makanan, singkong juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Tanaman singkong yang memiliki nama latin Manihot esculenta L. berasal dari negara Brazil, Amerika Selatan dan menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 oleh pedagang Spanyol dan Mexico saat ke Philipina, kemudian menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Klasifikasi botani dari tanaman singkong adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Malphigiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Spesies : Manihot esculenta L Karakteristik Tanaman Singkong Tanaman singkong atau ubi kayu berasal dari pembesaran sekunder akar adventif, memiliki daun berbentuk menjari, batang yang berbuku-buku dan setiap buku batang memiliki mata tunas. Seluruh bagian tanaman singkong mengandung glukosida,terutama bagian daunnya. Senyawa glukosida ini akan terurai menjadi HCN dan gula apabila bertemu dengan enzim linamarase. Umbi singkong umumnya mengandung HCN mg/kg umbi basah, tergantung varietasnya. Senyawa HCN berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia lebih dari 1 mg HCN per bobot tubuh setiap harinya. 4

19 Ubi kayu atau singkong dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai bahan baku industri tapioka dan bahan pangan langsung. Umbi singkong yang digunakan sebagai bahan pangan langsung harus memenuhi syarat utama yaitu tidak mengandung racun HCN (<50mg/kg umbi basah), sedangkan singkong yang kandungan HCN-nya lebih dari 100 mg/kg bobot umbi hanya diperkenankan untuk industri seperti tapioka. Selain itu, untuk industri juga digunakan singkong dengan kandungan protein yang rendah. Tabel 2 menggambarkan beberapa varietas singkong serta keunggulan dari masing-masing varietas. Tabel 2. Varietas unggul ubi kayu atau singkong (Purwono & Purnamawati) Varietas Keunggulan Adira 1 Umur panen 215 hari, produksi 22 ton/ha, serta tahan layu dan tungau merah. Adira 2 Umur panen 250 hari, produksi 21 ton/ha, tahan layu dan tungau merah. Adira 4 Umur panen 240 hari, produksi 35 ton/ha, dan tahan layu Malang 1 Umur panen 270 hari, produksi 36,6 ton/ha, tahan tungau merah, dan tahan bercak cokelat daun. Malang 2 Umur panen 240 hari, produksi 32,5 ton/ha, tahan tungau merah, dan tahan bercak cokelat pada daun. UJ-3 Umur panen 7 bulan, potensi hasil to/ha, dan kandungan pati 20-27%. UJ-5 Potensi hasil 25-38ton/ha, kanopi cepat menutup, dan kandungan pati 19-30% Malang 4 Umur panen 9 bulan, dan produksi 39,7 ton/ha. Malang 6 Umur panen 9 bulan, dan produksi 36,41 tonha Umbi Singkong Umbi singkong memiliki diameter 2-8 cm dan panjang antara cm. Bentuk umbi singkong lonjong dan tidak beraturan. Umbi singkong mengandung air sekitar 60%, pati 25-23%, serta protein, mineral, serat, kalsium dan fosfat. Tanaman singkong terdiri dari kulit luar, kulit dalam, lapisan kambium, daging buah, dan inti buah. 5

20 Kulit luar Kulit dalam Inti Lapisan kambium Daging buah Gambar 1. Lapisan Umbi singkong Kulit lapisan luar merupakan bagian umbi singkong yang bersentuhan dengan tanah. Dibawah kulit luar terdapat kulit dalam. Lapisan kulit dalam ini berupa kortex sehingga lapisan ini saling terikat dan sedikit keras. Lapisan inilah yang nantinya akan dikupas. Antara kulit dalam dan daging buah terdapat lapisan kambium. Ditengah-tengah umbi singkong terdapat inti buah Budidaya Singkong Dalam budidaya tanaman singkong, curah hujan yang cocok adalah antara mm/tahun, kelembapan udara optimal sekitar 60-65% dan suhu udara minimal adalah 10 o C karena apabila dibawah suhu 10 o C pertumbuhan tanaman singkong akan terhambat. Selain itu, tanaman juga menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Sinar matahari yang dibutuhkan oleh tanaman singkong sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan umbinya. Derajat keasaman (Ph) yang sesuai untuk budidaya tanaman singkong adalah sekitar 4,5-8,0 dengan Ph ideal 5,8. Umumnya tanah di Indonesia ber-ph rendah (asam), yaitu berkisar antar 4,0-5,55 sehingga sering kali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman singkong. Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk melakukan budidaya singkong antara m dpl, sedangkan toleransinya antara m dpl. Tanaman singkong dapat tumbuh diatas ketinggian 1500 m dpl, akan tetapi hasil yang diperoleh tidak maksimal. Varietas tanaman singkong tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal 6

21 Tanaman singkong atau ubi kayu memiliki adaptasi yang sangat kuat. Penanaman tanaman singkong yang baik adalah dilakukan pada awal musim kemarau sehingga dapat dipanen pada awal musim hujan. Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penanaman tanaman singkong Pemilihan bibit Untuk budidaya tanaman singkong biasanya menggunakan metode stek, kecuali untuk memperoleh varietas baru digunakan metode biji. Setek batang berukuran cm, diameter 2-3 cm berasal dari bagian tengah batang yang telah berumur 8 bulan atau lebih, hal ini bertujuan supaya setek tidak terlalu muda dan tidak juga terlalu tua. Setek batang sebaiknya harus segera ditanam, tidak perlu disimpan terlebih dahulu. Untuk penanaman, ujung setek bagian bawah dipotong 45 0 untuk memperluas daerah perakaran dan sebagai tanda bagian yang akan ditanam, karena jika penanaman dilakukan terbalik akan menyebabkan hasil produksi menjadi rendah Penyiapan Lahan Lahan yang digunakan untuk penanaman singkong dapat disesuaikan dengan kondisi curah hujan daerah tersebut. Jika curah hujan tinggi, maka penanaman dilakukan diatas guludan supaya mempermudah proses pemanenan, namun jika curah hujannya rendah, maka cukup dilakukan perataan tanah. Dalam penyiapan lahan, pengolahan tanah yang perlu dilakukan pada dasarnya sama dengan pengolahan tanah untuk tanaman pertanian lainnya, yaitu perlu digemburkan untuk memperbaiki struktur tanah menjadi remah dan gembur. Pengolahan tanah dilakukan sejak fase awal pertumbuhan tanaman hingga panen agar tanaman singkong tidak bersaing dengan gulma dalam mengambil unsur hara dalam tanah supaya tanaman singkong dapat tumbuh secara optimal Penanaman Proses penanaman memiliki dua tipe tergantung hasil apa yang ingin kita dapatkan. Jika kita ingin mengutamakan hasil umbinya, maka penanaman dilakukan secara vertikal dengan jarak antar setek sebesar 100 cm, namun jika 7

22 ingin mengutamakan daunnya, maka penanaman dilakukan secara mendatar supaya tunas baru muncul pada setiap buku Pemeliharaan Pemeliharaan yang perlu dilakukan dalam proses budidaya antara lain penyiangan, pemupukan dan pemotongan tunas. Penyiangan perlu dilakukan sebulan sekali karena tanaman singkong ini terhitung lambat pertumbuhannya. Penyiangan dilakukan hingga kanopi saling menutupi. Pemupukan bukanlah kegiatan yang harus dilakukan dalam proses budidaya singkong, karena tanaman singkong dapat tumbuh pada tanah yang miskin hara. Dengan demikian, untuk memperoleh hasil yang maksimal maka tanah perlu dijaga kesuburannya sehingga diperlukan pemupukan. Pupuk yang digunakan sebaiknya menggunakan pupuk alami. Pengurangan tunas dilakukan supaya tanaman tidak terlalu rimbun sehingga pertumbuhan umbi singkong optimal. Hal ini karena seluruh bagian tanaman singkong sangat membutuhkan sinar matahari. Pengurangan tunas dilakukan dengan meninggalkan dua tunas yang sehat pada umur 1-1,5 bulan Pemanenan Pemanenan tanaman singkong apabila digunakan untuk konsumsi dapat dipanen pada umur 7-12 bulan, karena pada umur tersebut memiliki kadar pati optimal. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun yang mulai berkurang, agak menguning, dan mulai rontok. Pemanenan tidak boleh lebih dari 12 bulan. Setelah pemanenan umbi singkong harus segera digunakan atau dilakukan pengolahan. Umbi singkong hanya dapat bertahan 1-2 hari setelah panen. Apabila tidak diolah dalam 1-2 hari, umbi singkong akan menjadi keras dan rusak, serta terkadang akan berwarna kebiru-biruan yang disebabkan kadar HCN menjadi tinggi. Oleh karena itu, dalam pemanenan sebaiknya umbi singkong yang dipananen sesuai dengan yang dibutuhkan Proses Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Singkong Umbi singkong dapat langsung dijadikan bahan pangan ataupun dilakukan pengolahan pasca panen menjadi berbagai jenis produk baru, seperti gaplek, 8

23 tepung tapioka, tapai, dll. Pengolahan pasca panen ini bertujuan supaya singkong dapat dimanfaatkan dalam waktu lama serta untuk menaikkan nilai jual singkong. Berikut ini adalah diagram garis besar pengolahan umbi singkong untuk pengolahan tapai singkong, tepung tapioka, dan gaplek. Singkong Dikupas Dicuci Direndam(1-2 jam) Direndam air garam 8%,15 menit Dipotong Dikukus Diparut Direndam air garam Air Diberi ragi Diremas-remas Dikeringkan Dimasukan ke dalam keranjang lalu ditutup Disaring Air Gaplek Diperam 3 hari 3 malam Endapan Tapai singkong Dikeringkan Digiling Disaring Tepung tapioka Gambar 2. Diagram alir beberapa pengolahan pasca panen singkong Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa hampir seluruh proses pengolahan pasca panen singkong memerlukan proses pengupasan. Proses pengupasan singkong masih bersifat manual, oleh karena itu penulis mengangkat topik studi pengupasan singkong dengan pisau melingkar sebagai tugas akhir Proses Pengupasan Proses pengupasan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan kulit dengan daging buah. Cara pengupasan terbagi dari pengupasan manual dengan tangan, maupun dengan pengupasan mekanik. Proses pengupasan harus tidak merubah bentuk dari kondisi kimia produk yang akan dikupas. Saat ini proses pengupasan singkong masih menggunakan tangan dan dengan pisau khusus. Dalam pengupasan tersebut singkong dikupas secara satu persatu. 9

24 III. METODOLOGI PENDAHULUAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan mulai dari bulan April hingga September 2009 dan bertempat di bengkel Daud Teknik Maju, ciberueum, bogor Bahan dan Alat a. Bahan Bahan-bahan yang diperlukan, meliputi: - umbi singkong, - kertas, - kawat baja 6mm, - elektroda, - plat besi, - dan bahan pendukung lainnya. b. Alat Peralatan yang akan digunakan, antara lain: - komputer, - printer, - alat tulis, - paku, - las, - tank, - gerinda (Gerinda duduk, gerinda tangan, gerinda potong), - penggaris, - meteran, - jangka, - mikro meter (jangka sorong), - timbangan, - dan fasilitas bengkel lainnya. 10

25 3.3. Prosedur Penelitian Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Diagram Tahapan Rancang Bangun Alat 11

26 Identifikasi Masalah Ubi kayu atau singkong terdiri dari bagian kulit dan daging buah. Bagian dari singkong yang dapat dimanfaatkan adalah bagian daging buah, sehingga harus dilakukan pengupasan untuk memisahkan antara kulit dan daging. Bagian kulit singkong ini merupakan lapisan kortex, sehingga memiliki ikatan yang kuat. Akan tetapi pada kulit ini, arah melintang lebih kuat ikatannya dibandingkan arah vertikal. Sehingga apabila ditarik secara melintang, kulit ini tidak mudah rusak/sobek. Dalam pengupasan kulit singkong secara manual yang pertama perlu dilakukan adalah melakukan pemotongan kulit secara memanjang arah vertikal, kemudian kulit tersebut diangkat atau dicongkel supaya kulit tersebut sedikit terbuka. Setelah kulit terbuka baru kulit tersebut ditarik secara melintang hingga kulit terlepas semua dari daging singkong. Dalam perancangan alat pengupas kulit singkong, diperlukan suatu alat yang dapat berfungsional sesuai dengan sifat dari kulit singkong tersebut. Pada alat pengupasan tersebut diperlukan pendekatan metode yang menyerupai metode pengupasan alat secara manual, sehingga seolah-olah pengupasan tersebut dilakukan secara manual. Sehingga pada konsep alat pengupas tersebut terdapat metode pengupasan yang berupa pemotongan kulit secara vertikal, pengangkatan atau pencongkelan kulit, dan penarikan kulit Analisis Konsep Rancangan Analisis rancangan dilakukan untuk merancang konsep tipe pemotongan kulit singkong supaya pemisahan kulit singkong dengan daging singkong berhasil. Analisis konsep rancangan ini disesuaikan dengan sifat bahan singkong, terutama pada bahan kulitnya. Dalam analisis konsep rancangan ini dihasilkan beberapa konsep alat pengupas kulit singkong yang diharapkan dapat memisahkan kulit singkong dengan daging buahnya. Konsep-konsep alat pengupas kulit singkong tersebut sebelum dilakukan pabrikasi rancang bangun, dilakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu untuk mengetahui keberhasilan alat tersebut. 12

27 Konsep konsep rancangan alat pengupas kulit singkong yang telah diciptakan tersebut antara lain: - Alat pengupas singkong dengan menggunakan dua silinder, - Alat pengupas singkong dengan menggunakan satu silinder, - Alat pengupas singkong dengan menggunakan tabung berduri, - Alat pengupas singkong dengan pisau melingkar Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk memperkecil tingkat kegagalan rancangan alat ketika sudah dilakukan pabrikasi. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menggunakan prototipe atau alat-alat sederhana yang secara fungsional sama dengan fungsional konsep dari alat yang akan dirancang. Apabila dalam penelitian pendahuluan tidak memperoleh keberhasilan, maka akan beralih ke konsep berikutnya dan kemudian dilakukan penelitian pendahuluan kembali hingga memperoleh keberhasilan Analasis Teknik dan Pengukuran Analisis teknik dilakukan dengan melakukan pengujian dan pengukuran supaya alat dapat bekerja secara fungsional serta untuk meminimumkan biaya yang akan dikeluarkan. Analisis teknik dilakukan terhadap konsep rancangan alat pengupas singkong yang telah berhasil dalam penelitian pendahuluan Desain Perancangan Alat Desain perancangan dilakukan setelah dilakukan penelitian pendahuluan dan analisis teknik dan pengukuran. Desain perancangan dilakukan dengan menggunakan software AutoCad. Proses desain perancangan ini dilakukan untuk memperoleh bentuk dari alat yang akan dibuat dan juga untuk mempermudah proses pabrikasi alat tersebut Pabrikasi Alat Pabrikasi dilakukan sesuai dengan hasil desain rancangan yang telah dilakukan. Proses pabrikasi ini dilakukan di bengkel Daud Teknik Maju. 13

28 Proses pabrikasi ini dilakukan dengan menggunakan peralatan bengkel dan dibuat sesuai dengan desain yang telah dibuat Uji Fungsional dan Analisis teknik Uji fungsional alat dilakukan untuk mengetahui kelayakan alat pengupas singkong yang dibuat dan untuk pengambilan data-data yang akan dianalisis. Dari data tersebut akan dihitung rendemen dari penggunaan alat tersebut. Adapun cara pengukuran rendemen adalah sebagai berikut: a. Rendemen Rendemen adalah jumlah produk (bahan) yang dapat dikupas oleh mesin pengupas. Rendemen = Bt / Bo x 100%...(1) Dimana: Rh = Rendemen daging singkong terkupas (%) Bt = bobot daging singkong terkupas (Kg) Bo = bobot total singkong awal (Kg) 14

29 IV. PENDEKATAN PERENCANAAN Seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian ini, dalam merancang bangun alat pengupas singkong ini penulis menciptakan beberapa konsep rancangan alat pengupas kulit singkong. Untuk meminimalkan kegagalan yang mungkin terjadi ketika konsep alat sudah dipabrikasi, maka dilakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini penulis menganalisis suatu konsep rancangan alat kemudian melakukan penelitian pendahuluan. Apabila konsep tersebut gagal dalam penelitian pendahuluan, maka penulis akan menciptakan konsep lain kemudian dilakukan penelitian pendahuluan kembali. Hal ini dilakukan berulang kali hingga konsep alat pengupas singkong tersebut berhasil dalam penelitian pendahuluan. Konsep alat pengupas singkong yang penulis ciptakan dan analisis dalam penelitian ini antara lain: - Alat pengupas singkong dengan menggunakan dua silinder, - Alat pengupas singkong dengan menggunakan satu silinder, - Alat pengupas singkong dengan menggunakan tabung berduri, - Alat pengupas singkong dengan pisau melingkar Alat pengupasan singkong tipe dua silinder. Konsep pengupas kulit singkong pertama yang penulis analisis adalah konsep pengupas kulit singkong dengan dua silinder. Dalam konsep pengupas kulit singkong ini digunakan dua silinder pejal. Kedua silinder pejal ini memiliki bentuk dan arah putaran yang berbeda. Pada silinder pejal pertama permukaannya berupa lapisan kasar, sedangkan silinder pejal kedua diberikan pisau dibagian luarnya. Untuk melihat bentuk dari dua silinder dapat dilinat pada gambar 4. 15

30 Singkong Pisau silinder Silinder kasar Gambar 4. Desain rancangan bentuk silinder pada konsep alat pengupas singkong tipe dua silinder Bentuk silinder pejal pertama yang permukaannya kasar adalah supaya putaran singkong menjadi berlawanan arah dari arah putaran silinder kasar. Sedangkan bentuk silinder pejal kedua yang terdapat pisau pada bagian luarnya adalah supaya dapat memberikan tahanan kepada kulit singkong sehingga kulit singkong dapat terkelupas. Pada pengupas singkong dua silinder ini terdapat pembuka kulit singkong yang berfungsi untuk mengangkat atau mencongkel kulit singkong supaya dapat terangkat. Sehingga ketika singkong tersebut masuk ke dalam silinder sudah dalam keadaan terbuka kulitnya. Bentuk pisau pembuka seperti bentuk obenk minus (-). Gambar pisau pembuka dapat dilihat pada gambar 5. Pisau pembuka Gambar 5. Desain pisau pembuka pada konsep alat pengupas kulit singkong tipe dua silinder Sistem kerja dari alat ini ialah singkong dengan diameter tertentu digesekkan pada pisau pembuka, kemudian singkong tersebut diletakkan di antara dua silinder yang berputar. Singkong tersebut akan berputar berlawanan arah 16

31 putaran silinder dengan permukaan kasar, dan kulit singkong akan terpotong atau terkelupas karena adanya pisau yang menahan kulit singkong sehingga terkelupas. Penelitian pendahuluan yang penulis lakukan untuk konsep pengupas singkong dengan menggunakan 2 silinder terdapat dua masalah yang harus dianalisis. Masalah tersebut adalah Analisis bentuk pisau pembuka Analisis fungsional alat. a. Analisis bentuk pisau pembuka. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pisau pembuka seperti obenk minus (-) dapat berhasil membuka atau mencongkel kulis singkong. Percobaan dengan menggunakan obenk minus (-), diperoleh hasil memuaskan yaitu diperoleh bentuk kulit singkong yang terbuka atau terangkat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bentuk dari pisau pembuka adalah pisau dengan bentuk seperti obenk minus yang semakin kedalam semakin melebar cocok untuk dijadikan pisau pembuka. Gambar 6. Analisis pisau pembuka dengan obenk minus (-) b. Analisis fungsional alat Analisis fungsional alat pengupas kulit singkong dilakukan percobaan dengan menggunakan plat besi. Dalam percobaan ini singkong yang sedikit terbuka kulitnya ditekan pisau kemudian diputar. Dalam percobaan ini silinder dengan permukaan kasar yang berfungsi untuk memutar singkong diumpamakan adalah tangan, sehingga perputaran singkong dilakukan dengan 17

32 tangan. Dan untuk silinder berpisau diumpamakan dengan plat besi, dan perputarannya juga dilakukan dengan tangan. Dalam percobaan ini digunakan singkong dengan panjang 7-10 cm dengan besar diameter relatif sama. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah kondisi kulit singkong yang tidak sepenuhnya terkelupas. Selain itu putaran singkong ketika pengupasan sedikit berat atau sulit diputar. Hal ini tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan yaitu singkong dapat berputar dengan ringan dan kulit singkong dapat terkelupas dengan mudah ketika tertahan pada plat besi. Beratnya putaran singkong akan berpengaruh dengan arah putaran singkong. Singkong tersebut akan berputar berlawanan arah silinder berpisau dan tidak mendapat tahanan dari putaran silinder dengan permukaan kasar. Hasil yang diperoleh dari analisis pertama menunjukkan bahwa pisau pembuka yang berbentuk seperti obengk minus (-) berhasil membuka kulit singkong, sedangkan pada analisis kedua dalam analisis fungsional dua silinder diperoleh kegagalan. Oleh karena itu, konsep pengupas singkong tipe dua silinder ini penulis nyatakan gagal pada analisis fungsional alat Alat pengupas singkong dengan satu silinder Konsep pengupas kulit singkong yang kedua ini adalah hasil dari pengembangan dari konsep pengupas kulit singkong satu silinder. Dalam konsep ini di kembangkan dari dua silinder yang berputar menjadi satu silinder yang berputar serta terdapat pisau yang diam. Pengembangan ini dilakukan dengan alasan kegagalan dalam konsep yang pertama yaitu ketika silinder berpisau yang berputar memberikan gaya yang besar menyebabkan putaran singkong berlawanan arah silinder berpisau. Oleh karena itu pisau dibuat diam supaya singkong dapat berputar berlawanan arah putaran silinder dengan permukaan kasar dan tahanan yang diberikan pisau berputar hanya untuk menahan kulit singkong saja. Konsep alat pengupas kulit singkong dapat dilihat pada gambar 7. 18

33 Pisau Silinder kasar Gambar 7. Desain konsep rancangan alat pengupas kulit singkong tipe satu silinder Sebelum singkong diletakkan di silinder, singkong harus dalam keadaan terbuka atau tercongkel sedikit kulitnya. Sehingga dalam konsep ini juga terdapat pisau pembuka yang sama dengan pisau pembuka konsep pertama alat pengupas singkong tipe dua silinder yaitu pisau pembuka dengan tipe obenk minus (-). Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah dengan melakukan percobaan menggunakan silinder kasar dan besi penahan. Percobaan ini dilakukan menggunakan singkong dengan panjang antara 7-10 cm dengan diameter relatif sama. Gambar 8. Alat percobaan pendahuluan konsep alat pengupas singkong tipe satu silinder Hasil dari percobaan ini didapat kulit singkong terkelupas sedikit. Dan ketika pisau memberikan tahanan yang besar pada kulit singkong menyebabkan singkong tidak berputar, sehingga menyebabkan kulit singkong menjadi rusak dan terparut. Karena kondisi kulit singkong yang terus diam, maka daging buahpun ikut terparut. Apabila sudah mencapai pada kondisi tersebut, maka singkong tidak 19

34 dapat lagi berputar. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka penulis menyatakan bahwa konsep alat pengupas singkong dengan satu silinder dinyatakan gagal Alat pengupas kulit singkong tipe tabung berduri Konsep ketiga dari alat pengupas singkong adalah alat pengupas singkong tipe tabung berduri. Hal yang mendasari dari konsep ini adalah ketika melakukan penelitian pendahuluan pada konsep pertama dan kedua. Dalam penelitian pendahuluan konsep pertama dimana singkong dengan panjang antara 7-10 cm ketika dilakukan percobaan memiliki tahanan yang besar pada kulitnya. Setelah dianalisis diperoleh hasil yang berupa panjang singkong yang terlalu panjang yaitu antara 7-10 cm, kemudian dicoba dengan menggunakan panjang singkong yang antara 1-2 cm dengan tujuan untuk mengurangi ikatan antara kulit dengan daging buah. Hasil yang diperoleh kulit singkong memang lebih mudah terkelupas. Dari analisis tersebut didapat bahwa, singkong dengan dengan panjang 1-2 cm lebih mudah terkelupas, akan tetapi dengan panjang singkong 1-2 cm dan diameter antara 2-8 cm maka singkong tersebut posisinya akan tidak menentu dan kemungkinan besar akan berposisi jatuh dengan diameter dibawah. Oleh karena itu diperlukan konsep alat pengupas yang dapat mengupas singkong dalam kondisi jatuh atau tidak menentu. Penulis kemudian merancang konsep ketiga yaitu pengupas singkong dengan tabung berduri pada bagian dalamnya. Dalam konsep ini terdapat pisau pembuka dengan tipe obenk minus (-) sama seperti pisau pembuka yang terdapat pada konsep pertama dan kedua. Hanya saja yang membedakan pisau pembuka pada konsep pertama dan kedua hanya berfungsi membuka satu potongan kulit saja. Sedangkan dalam konsep ketiga ini pisau pembuka tersebut berfungsi untuk membuka beberapa potongan kulit. Sehingga rancangan pisau pembuka dalam konsep ini terdiri dari beberapa pisau obenk minus (-) dan tereletak secara melingkar pada sebuah pipa. Bagian lain dalam konsep ini adalah tabung dengan alas tertutup dan dinding bagian samping dan bawah terdapat duri-duri kecil. Tabung tersebut akan 20

35 berputar secara vertikal dangan poros vertikal di tengah tabung. Duri-duri tabung berfungsi untuk mengelupas kulit singkong sedikit demi sedikit. Desain konsep alat pengupas kulit singkong dapat dilihat pada gambar 7. Tabung berduri Gambar 9. Desain konsep alat pengupas singkong tipe tabung berduri Sistem kerja dari konsep ini adalah singkong dengan panjang tertentu dan diameter tertentu dimasukkan ke dalam pipa pisau pembuka hingga kulit singkong terbuka di beberapa bagian. Setelah kulit singkong terbuka, singkong tersebut diletakkan pada tabung berduri. Setelah tabung berduri terisi beberapa singkong, kemudian tabung tersebut diputar hingga kulit singkong terkelupas semua. Setelah itu isi yang terdapat dalam singkong tersebut dikelurakan kemudian dipisahkan antara daging singkong dengan kulitnya. Penelitian pendahuluan yang dilakukan untuk menguji konsep ini secara fungsional dilakukan dengan menggunakan obenk minus (-) dan juga panci yang ditusuk-tusuk paku hingga bagian dalamnya berduri. Pengujian dengan menggunakan obenk minus (-) dilakukan dengan memotong kulit singkong seperti pada konsep pertama dan kedua, namun kali ini kulit singkong dibuka/dipotong di beberapa bagian. Jarak antar potongan kulit singkong ini tidak terlalu dekat sekitar 30 mm, karena jika jarak antar potongan terlalu dekat manyebabkan kulit singkong tersebut langsung terkelupas. Setelah setelah kulit singkong terkelupas, singkong tersebut diletakkan di panci. Kemudian setelah panci diisi dengan beberapa singkong, panci tersebut diputar-putar dengan menggunakan tangan sekitar 3-5 menit. Setelah selesai diputar singkong yang ada didalam panci dikeluarkan begitu juga dengan kulitnya. 21

36 Gambar 10. Alat sederhana penelitian pendahuluan alat pengupas kulit singkong dengan tabung berduri Hasil dari penelitian pendahuluan yang telah dilakukan berupa singkong dengan kondisi rusak dengan kulit dan daging singkong menyatu. Selain itu kondisi singkong tersebut menjadi sulit dikelupas dan dipisahkan antara kulit dengan daging. Berdasarkan dari hasil penelitian pendahuluan yang penulis telah lakukan maka penulis menyatakan konsep pengupas singkong tipe tabung berduri dinyatakan gagal. Gambar 11. Hasil penelitian pendahuluan alat pengupas kulit singkong dengan tabung berduri 4.4. Pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Konsep pengupas singkong tipe pisau melingkar pengembangan dari pisau pembuka pada konsep ketiga yaitu konsep pengupas kulit singkong tipe tabung berduri. Pengembangan yang dilakukan dalam konsep ini yaitu jarak antar pisau yang diatur. Hal ini karena langsung terkelupasnya kulit singkong ketika melakukan penelitian pendahuluan pisau pembuka dengan obenk minus (-) pada konsep ketiga. Penelitian pendahuluan yang dilakukan pada konsep ini adalah dengan melakukan pemotongan kulit singkong dengan obenk minus (-) sama seperti yang dilakukan pada penelitian pendahuluan pisau pembuka pada konsep ketiga. Dalam penelitian pendahuluan ini diatur jarak antar potongan obenk minus (-) dari jarak 22

37 10 mm, 15 mm, dan 20 mm. Diameter obenk minus (-) yang digunakan adalah 6 mm. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: - Siapkan singkong dengan panjang antara 1-2 cm sebanyak 5 buah. - Keliling singkong tersebut dibagi kelilingnya menjadi beberapa bagian dengan jarak 10 mm. - Hitung berapa jumlah bagian dalam satu singkong (z). - Lakukan pemotongan dengan obenk minus (-) sesuai jarak yang yang telah dibagi. - Hitung jumlah bagian kulit terkelupas per seluruh bagian dalam satu singkong (x). - Lakukan pengulangan seperti cara diatas untuk jarak bagi keliling singkong sebesar 15 mm, dan 20 mm. Hasil dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 3. Penentuan jarak antar potongan pada konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar. Jarak bagi Ulangan z x x/z / /12 10 mm / / / / /9 15 mm / / / / /6 20 mm / / /7 Ket: x = jumlah bagian kulit terkelupas dalam satu bagian singkong z = jumlah seluruh bagian dalam satu singkong Dari table dapat dilihat dengan jarak potongan sebesar 10 mm hampir seluruh bagian kulit terpotong. Hanya sedikit saja ulangan yang tidak seluruh bagian kulit terpotong. Sedangkan pada jarak 15 mm terdapat sebagian yang tidak 23

38 terpotong. Dan pada jarak 20 mm sedikit bagian kulit yang terpotong. Beberapa kendala yang terjadi ketika dilakukan pomotongan kulit tersebut yang berpengaruh terhadap hasil potongan antara lain - kondisi pemotongan yang tidak stabil. - Mata pisau obeng (-) yang tidak vertical - Pemotongan miring. Berdasarkan analisis dan pertimbangan yang dilihat dari hasil pemotongan kulit singkong yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa jarak antar potongan yang optimal adalah sekitar 10 mm dan masih ditolelir pada jarak lebih dari 10 mm dan lebih kecil dari 15 mm. Dengan ini maka penulis menyimpulkan bahwa konsep pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar berhasil sehingga konsep pengupas kulit singkong yang akan dirancang bangun adalah adalah alat pengupas singkong tipe pisau melingkar. Gambar 12. Konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar 24

39 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perancangan Konsep Alat Pengupas Kulit Singkong Proses pengupasan kulit singkong merupakan tahapan penting yang perlu dilakukan untuk dapat memanfaatkan tanaman singkong. Hingga saat ini pengupasan singkong masih dilakukan secara manual dengan tangan. Untuk itu penulis melakuan rancang bangun alat pengupas kulit singkong dan mungkin saat ini yang dirancang bangun oleh penulis masih merupakan rancangan fungsionalnya saja. Sebelum dilakukan perancangan alat pengupas kulit singkong perlu diketahui beberapa kendala yang terdapat dalam perancangan, yaitu kondisi fisik dari singkong yang memiliki diameter berubah-ubah dan cenderung tidak beraturan. Oleh karena kondisi dari singkong yang seperti itu maka penulis melakukan pembatasan masalah yang berupa penyamaan diameter singkong sehingga singkong yang digunakan berdiamater tertentu dan panjang tertentu. Sebelum melakukan rancang bangun alat perlu diketahui karakteristik dan sifat bahan yang akan digunakan. Umbi singkong secara kasar terdiri dari kulit dan daging buah. Bagian singkong yang bermanfaat untuk diolah adalah daging buah sehingga bagian kulit perlu dihilangkan. Bentuk fisik umbi singkong memiliki bentuk lonjong dengan diameter yang berubah-ubah. Umbi singkong memiliki diameter 2 8 cm dan panjang antara cm. Kulit singkong merupakan kortex sehingga lapisan ini saling terikat dan keras. Dalam melakukan rancang bangun alat pengupas kulit singkong dilakukan perancangan konsep alat pengupas dan dilakukan penelitian pendahuluan untuk menguji fungsional konsep alat tersebut. Apabila konsep tersebut gagal akan dilakukan perancangan konsep lain dan dilakukan penelitian kembali hingga menemukan konsep perancangan yang berhasil dalam penelitian pendahuluan. Konsep yang telah dirancang dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong terdapat 4 macam konsep. Konsep alat tersebut antara lain : - Alat pengupas singkong dengan menggunakan dua silinder, - Alat pengupas singkong dengan menggunakan satu silinder, 25

40 - Alat pengupas singkong dengan menggunakan tabung berduri, - Alat pengupas singkong dengan pisau melingkar. Setelah dilakukan penelitian pendahuluan terhadap keempat konsep tersebut konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar adalah konsep yang berhasil memisahkan kulit dengan daging buah sehingga konsep alat inilah yang akan dirancang bangun Pendekatan Desain Dalam proses rancang bangun alsin meliputi dilakukan pendekatan desain sebelum dilakukan pabrikasi. Dalam pendekatan desain dirancang bentuk dan ukuran dari alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar terdiri dari bagian pipa, pisau obenk minus (-) dan kayu pendorong Pipa Karena penelitian dilakukan di bengkel cibeureum maka penulis menggunakan komoditas singkong yang terdapat di pasar cibeureum. Komoditas singkong yang terdapat di cibeureum memiliki diamater yang relatif kecil yaitu antara 30 mm 45 mm. Untuk menentukan diameter dalam pipa yang digunakan maka diameter singkong akan ditambah dengan dua kali diameter pisau yang sebesar 6 mm. Gambar perhitungan diameter pipa dapat dilihat dari gambar 13. a b c Ket : a = diameter pisau b = diameter pipa c = diameter dalam pisau/ diameter singkong Gambar 13. Proses perhitungan diamater pipa 26

41 Setelah dilakukan perhitungan maka diameter pipa yang digunakan antara range 42 mm 57 mm. Diameter 42 mm - 57 mm tersebut adalah diameter dalam pipa. Dan setelah mencari di pasar besi cinangneng, besar diameter luar pipa yang tersedia adalah sebesar 48 mm dengan tebal dinding 1 mm. Sehingga besar diameter dalam pipa yang akan digunakan dalam rancang bangun alat pengupas singkong adalah 46 mm Pisau melingkar Pisau melingkar adalah pisau yang bentuknya seperti obenk minus (-). Pisau ini dibuat dari plat baja yang digerinda menjadi seperti obenk minus. Diameter dari plat baja yang digunakan adalah sebesar 6 mm dan panjang plat besi yang digunakan adalah sebesar 25 mm. Besar sudut kelancipan pisau adalah sekitar 30 o. Besar sudut pisau dibuat 30 o dengan alasan meminimalisasi gaya tekanan yang diberikan pisau terhadap singkong. Dengan demikian gaya dorong yang perlu diberikan oleh pengguna menjadi kecil. Gambar 14. Desain Pisau Melingkar Pada bagian belakang pisau terdapat bagian dari plat besi yang dilebihkan sekitar 15 mm. Plat ini dilebihkan dengan tujuan supaya kulit singkong yang sudah terbuka dapat tetap terangkat dan tidak kembali menyatu dengan daging singkong selain itu pemanjangan juga berfungsi untuk memudahkan dalam pabrikasi supaya pisau dapat dipegang ketika dilakukan pengelasan Kayu pendorong Kayu pendorong berfungsi untuk mendorong singkong supaya singkong dapat terus masuk kedalam pipa dan kemudian terpotong oleh pisau melingkar. Pendorong ini terbuat dari kayu dengan alasan karena ketika melakukan pendorongan singkong, pendorong ini kemungkinan membentur 27

42 pisau melingkar. Apabila pendorong terbuat dari besi maka dapat menyebabkan pisau melingkar menjadi tumpul sehingga gaya yang dibutuhkan untuk melakukan pendorongan akan menjadi besar. Oleh karena itu pendorong ini terbuat dari bahan kayu supaya tidak menyebabkan pisau melingkar menjadi tumpul ketika terjadi pembenturan dalam pendorongan. Kayu pendorong ini berbentuk tabung. Diameter tabung pendorong adalah diameter bagian dalam pisau melingkar dikurangi 4 mm. Nilai 4 mm ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terbenturnya pisau dengan kayu pendorong dengan memberikan spasi antara pisau dengan kayu pendorong sebesar 2 mm dari seluruh sisinya. Dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar perlu dilakukan perhitungan antara hubungan dari jumlah pisau dengan diameter pipa supaya diperoleh jarak antar potongan yang sesuai yaitu berkisar antara 10 mm. Berikut perhitungan hubungan antara jumlah pisau dengan diamter pipa. Gambar : Gambar 15. Perhitungan jumlah pisau dan jarak antar pisau Diket : - Diameter luar pipa 48 mm - Tebal dinding pipa 1 mm - Diameter dalam pipa 46 mm - Diameter pisau 6 mm Perhitungan: - Keliling pipa = = mm 2 28

43 - Diameter dalam pisau = = 34 mm - Keliling dalam pisau = = mm 2 * Dari keliling dalam pisau diketahui bahwa jumlah yang paling mendekati supaya jarak antar pisau 10 mm adalah 11 buah. Maka perlu dilakukan perhitungan jarak yang tepat - jarak antar pisau = = 9.7 mm * Sehingga dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong tipe melingkar dengan diameter pipa 46 mm dan diameter pisau 6 mm digunakan pisau berjumlah 11 buah dengan jarak antar pisau sebesar 9.7 mm. Gambar 16. Jumlah pisau melingkar Gambar 17. Desain rancangan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar 29

44 5.5. Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Singkong Tipe Pisau Melingkar Rancang bangun alat pengupas kulit singkong dilakukan sesuai dengan dimensi ukuran dan desain bentuk yang telah didapat dalam pendekatan desain. Setelah alat ini selesai dipabrikasi segera dilakukan uji fungsional sederhana dengan menggunakan singkong untuk mengetahui tingkat keberhasilan alat yang dirancang bangun ini dalam memisahkan kulit singkong dengan daging buahnya. Uji fungsional sederhana ini dilakukan pada singkong tanpa memperhatikan diameter yang digunakan. Gambar 18. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Hasil yang diperoleh dalam uji fungsional sederhana ini yaitu pada diameter tertentu pengupasan berhasil dilakukan. Apabila diameter singkong terlalu kecil terdapat sebagian dari kulit singkong yang tidak berhasil dikupas, sedangkan apabila diameter singkong terlalu besar daging singkong akan pecah. Sehingga diperlukan suatu analisis teknik untuk menentukan diameter singkong yang tepat yang dapat digunakan pada alat ini. Dalam uji fungsional sederhana ini juga diperoleh hasil yaitu dalam proses pengupasan banyak daging buah yang hilang, dan juga ketika dilakukan pengupasan diperlukan tenaga untuk mendorong yang besar sehingga menyebabkan lelah dan sakit pada tangan pengguna. Karena hasil yang demikian maka penulis membuat modifikasi pada alat pengupas singkong ini supaya dapat mengurangi tenaga yang diperlukan dan mengurangi besar kehilangan daging buah. 30

45 Modifikasi I Modifikasi alat pengupas kulit singkong tipe melingkar ini dilakukan dengan memperpendek panjang pisau menjadi 15 mm sedangkan sudut pisau masih sama seperti yang pertama yaitu sebesar 30 o. Dengan dihilangkannya plat baja tersebut diharapkan gaya yang diberikan dari pisau dapat berkurang karena singkong mendapatkan tahanan dari pisau saja. Modifikasi alat dilakukan dengan membuat alat baru yang bentuk desain dan jumlah pisau sama seperti alat yang pertama. Gambar 19. Pisau alat pengupas kulit singkong tipe melingkar (modifikasi I) Gambar 20. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi I) Setelah dilakukan modifikasi alat pengupas singkong tipe pisau melingkar, dilakukan uji fungsional sederhana untuk mengetahui keberhasilan alat ini. Dari uji fungsional sederhana diperoleh hasil yang sama dengan alat pertama sebelum di modifikasi yaitu dalam melakukan pendorongan diperlukan tenaga yang besar dan kuat, selain itu pada alat modifikasi alat ini juga masih terdapat kehilangan daging buah sama seperti pada alat pertama Modifikasi II Setelah mengetahui hasil dari uji fungsional pada alat kedua, maka dilakukan kembali modifikasi alat dengan mengubah letak posisi dari pisau 31

46 tersebut. Pisau tersebut dimodifikasi dengan membaginya dalam dua jalur sehingga letak posisi pisau melingkar dibuat selang seling. Karena letak posisi pisau yang dibuat selang seling maka jumlah pisau haruslah berjumlah genap supaya peletakan pisau pas. Selain perubahan jalur pisau yang diubah menjadi dua jalur, modifikasi juga dilakukan dengan memperlebar jarak antar pisau menjadi sekitar 12.5 mm dengan alasan 12.5 mm merupakan jarak pertengahan antara 10 mm hingga 15 mm. Karena disini penulis melihat ketika dilakukan percobaan pendahuluan dalam menentukan konsep pada jarak 15 mm masih banyak kulit singkong yang terkelupas tetapi tidak sempurna. Perubahan jalur pisau menjadi dua jalur dan memperlebar jarak antar potongan diharapkan dapat mengurangi tahanan yang diberikan pisau yang diberikan. Dengan jalur pisau yang dua jalur maka pertemuan antara pisau dengan singkong terjadi secara betahap setengah dahulu. Dan juga dengan jarak antar potongan yang lebih lebar menyebabkan jumlah pisau menjadi lebih sedikit sehingga tahanan yang diberikan menjadi sedikit. Berhubung jarak dan jumlah pisau berubah maka diperlukan perhitungan kembali jarak dan jumlah pisau. Berikut perhitungannya : Diket : - Diameter luar pipa 48 mm - Tebal dinding pipa 1 mm - Diameter dalam pipa 46 mm - Diameter pisau 6 mm Perhitungan: - Keliling pipa = = mm 2 - Diameter dalam pisau = = 34 mm - Keliling dalam pisau = = mm 2 32

47 * Dari keliling dalam pisau diketahui bahwa jumlah yang paling mendekati supaya jarak antar pisau 12.5 mm dan berjumlah genap adalah 8 buah. Maka perlu dilakukan perhitungan jarak yang tepat - Jarak antar pisau = = mm * Sehingga dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong tipe melingkar (modifikasi II) dengan diameter pipa 46 mm dan diameter pisau 6 mm digunakan pisau berjumlah 8 buah dengan jarak antar pisau sebesar mm. Gambar 21. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) Setelah alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) selesai di rancang bangun dan dipabrikasi, alat tersebut segera dilakukan uji fungsional sederhana sama seperti ketika belom dimodifikasi. Dari hasil uji fungsional alat pengupas singkong dengan tipe pisau melingkar (modifikasi II) diperoleh hasil pengupasan yang tidak sempurna, pada beberapa bagian kulit terdapat kulit yang tidak terkelupas dan juga pada pisau ini lebih banyak singkong yang mengalami pecah daging. Berdasarkan dari hasil uji fungsional sederhana yang telah dilakukan pada alat pengupas kulit singkong tipe melingkar dan juga pada hasil modifikasinya maka penulis menyimpulkan bahwa alat pengupas singkong tipe pisau melingkar yang tepat adalah alat pertama dan modifikasi I. Sedangkan pada alat pengupas singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) dinyatakan gagal. 33

48 5.6. Analisis data Analisis data dilakukan untuk menentukan besar diemater yang tepat yang dapat digunakan pada alat pengupas kulit singkong tipe melingkar. Setelah ditemukan diameter yang tepat kemudian dicari besar rendemen dari penggunaan alat pengupas kulit singkong ini. Penentuan besar diameter dilakukan dengan melakukan percobaan pengupasaan pada singkong dengan panjang 1-2 cm dan diameter antara 35 mm, 37 mm, dan 39 mm. Percobaan ini dilakukan sebanyak 100 kali ulangan. Percobaan ini dilakukan dengan melihat hasil dari percobaan pengupasan singkong yang telah dikupas. Kulit singkong diumpamakan terbagi sesuai dengan jumlah spasi antar pisau. Karena jumlah pisau sebanyak 11 buah maka jumlah spasi antar pisaunya adalah sebesar 11 buah. Hasil dari percobaan pengupasan singkong dengan diameter 35 mm dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa singkong dengan diameter 35 mm tidak dapat digunakan pada alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar karena hasil pengupasan gagal semua. Dan pada pengupasan singkong dengan diameter 37 mm yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Diperoleh hasil berupa dari seratus kali percobaan 53% singkong berhasil dikupas, 14% singkong berhasil dikupas namun daging menjadi pecah, 28% singkong gagal dikupas dan 5 persen singkong gagal dikupas dengan daging menjadi pecah. Pada pengupasan singkong dengan diameter 39mm yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Diperoleh hasil berupa dari seratus kali percobaan 24% singkong berhasil dikupas, 54% singkong berhasil dikupas namun daging menjadi pecah, 11% singkong gagal dikupas dan 11% singkong gagal dikupas dan dengan daging menjadi pecah. Berdasarkan dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa diameter singkong yang tepat untuk alat pengupas ini adalah sebesar 37 mm. Hal ini dikarenakan dari jumlah bagian singkong yang terkelupas paling besar, sedikitnya kondisi akhir singkong yang pecah dan sedikitnya jumlah daging yang hilang. 34

49 Setelah diketahui besar diameter yang tepat, maka dilakukan pengukuran besar rendemen dari alat pengupas singkong tipe melingkar dengan singkong berukuran 37 mm. Tahapan proses percobaan pengukuran rendemen yaitu pensortasian diameter singkong dengan menggunakana singkong yang berdiameter 37 mm dengan panjang 15 mm. Percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali ulangan dengan 10 buah singkong di masing-masing ulangan. Setelah pensortasian singkong, kesepuluh singkong di masing-masing ulangan ditimbang untuk memperoleh berat total singkong. Setelah itu singkong dikupas dengan alat pengupas. Setelah setiap ulangan selesai pengupasan segera dilakukan perhitungan berat daging singkong, kulit dan daging terbuang. Data hasil pengukuran rendemen dengan menggunakan alat dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Data hasil pengukuran rendemen pengupasan menggunakan pisau melingkar Ulangan Berat total awal Berat setelah terkelupas (g) rendemen sebelum daging daging Kulit (%) pengupasan (g) terbuang % % % % % % % % % % rata-rata % 35

50 Setelah dilakukan pengukuran rendemen dengan mengunakan alat, maka penulis melakukan pengukuran rendemen dengan menggunakan pengupasan manual dengan tangan. Pada pengukuran rendemen ini singkong diukur berat total awal sebesar kira-kira 1 kg, setelah itu dikupas dengan tangan dan kemudian ditimbang hasil pengupasan. Data hasil pengukuran rendemen secara manual dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Data hasil pengukuran rendemen pengupasan secara manual Ulangan Berat total awal sebelum pengupasan (kg) Berat setelah pengupasan (kg) Daging Kulit Rendemen (%) rata-rata % Dari hasil pengukuran rendemen diketahui bahwa pengukuran rendemen pengupasan dengan pisau melingkar sebesar %, dan pengukuran rendemen pengupasan secara manual sebesar %. Sehingga besar daging yang terbuang adalah sebesar 8.57 % Analisis Gaya Analisis gaya yang terjadi pada proses pengupasan kulit singkong dengan menggunakan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar, dianalisis dengan menghubungkan Hukum Newton ketiga, dimana ada gaya aksi maka ada pula gaya reaksi yang arahnya berlawanan gaya aksi. 36

51 Metode yang dilakukan dalam analisis gaya ini adalah dengan menghitung gaya yang terjadi pada proses pengupasan. Berikut gambar persamaan gaya yang terjadi. Diasumsikan pada proses pengupasan ini pisau yang memberikan tekanan pada singkong. F singkong Singkong Pisau melingkar F alat/dorong Gambar 22. Persamaan gaya pada alat pengupas kulit singkong Gambar diatas adalah analisis gaya pada alat pengupas singkong secara keseluruhan. Dari gambar persamaan diatas besar F singkong adalah nilai tahanan total yang diberikan oleh singkong. Sedangkan nilai F alat/dorong adalah besar gaya yang diberikan oleh pisau atau besar gaya dorong. Supaya pengupasan berhasil maka nilai F singkong harus lebih kecil dari Falat/ dorong. Selain gaya keseluruhan yang terjadi penulis juga menganalis gaya yang terjadi pada masing masing pisau. Gaya yang terjadi pada pisau terdiri dari gaya beban pisau dan gaya tahanan singkong. Gaya beban pisau adalah gaya beban alat/dorong dibagi 11 (jumlah pisau). Gaya gesek pisau depengaruhi oleh besar koefisien gesek (μ) plat baja dikali gaya normal. Koefisien gesek (μ) plat baja sebesar 0.45 Gaya tahanan singkong merupakan gaya yang menyebar dan merupakan gaya singkong dibagi luas singkong yang bersentuhan. 37

52 singkong N f s f s pisau f gesek f gesek Ket: F p f s f gesek N = Gaya pisau = Tahanan singkong = Gaya gesek pisau = Gaya normal F p Gambar 23. Persamaan gaya pada pisau saat saat pengupasan F alat/dorong = F singkong...(2) F alat/dorong = F p x (3) F p = N...(4) F singkong = f s x A x 11...(5) f gesek = N x μ...(6) Maka persamaannya adalah F p = F s x A + f gesek...(7) Dalam penelitian ini penulis melakukan percobaan untuk mengetahui besar nilai gaya beban pisau atau dorongan. Percobaan dilakukan dengan melakukan pengupasan diatas timbangan. Kemudian dengan memperhatikan nilai yang terdapat pada timbangan, alat ditekan perlahan-lahan. Apabila singkong sudah terkupas maka nilai maksimal yang tertera adalah beban kerja alat tersebut. Data hasil pengukuran gaya beban/dorong dapat dilihat pada tabel 6. 38

53 Tabel 6. Data hasil pengukuran gaya Ulangan Beban (kg) Gaya beban/dorong (N) Rata-rata Berikut perhitungan analisis gaya. F alat/dorong = N F p = F alat/dorong : 11 =. = N = x 0.45 x cos 15 o f gesek A f s f s = 6.9 N =2x x 15 mm = 45 mm 2 = (F p f gesek ) : A =.. = 0.19 N/mm 2 Berdasarkan hasil percobaan pengukuran gaya dan hasil perhitungan analisis gaya diperoleh besar gaya total yang diperlukan adalah sebesar N dan besar tahanan singkong sebesar 0.19 N/mm 2. Dari tabel dapat dilihat bahwa untuk melakukan pengupasan diperlukan gaya yang cukup besar, sehingga ketika melakukan pengupasan tangan pengupas menjadi sakit 39

54 VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian yang berjudul Rancang Bangun alat pengupas kulit singkong sederhana antara lain adalah: 1. Konsep fungsional yang dapat dijadikan alat pengupas kulit singkong adalah konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar. 2. Secara fungsional alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar berhasil memisahkan kulit singkong dan daging singkong. 3. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar ini terdiri atas pipa, pisau dan kayu pendorong. 4. Alat pengupas kulit singkong ini tepat digunakan untuk singkong berdiameter 37 mm. Sehingga jarak selisih antara diameter singkong dengan diameter pisau terluar adalah 3 mm. 5. Pada pengujian alat didapat besar rendemen pengupasan dengan pisau melingkar ini sebesar 75.46%, sedangkan besar rendemen dengan pengupasan manual sebesar %, sehingga terdapat perbedaan sebesar 8.57 % yang dianggap sebagai kehilangan daging buah. 6. Kendala yang dihadapi : a. Alat pengupas ini hanya dapat digunakan pada diameter tertentu dan panjang tertentu. b. Untuk dapat digunakan pada ukuran singkong yang lain diperlukan pembuatan alat serupa yang sesuai dengan diameter singkong yang akan dikupas. c. Dalam penggunaan diperlukan alat penyeragam panjang singkong dan alat sortasi berdasarkan diameter singkong d. Dalam melakukan pengupasan diperlukan tenaga yang besar sehingga menyebabkan lelah dan sakit tangan pengguna. 40

55 B. Saran Saran penulis setelah melakukan penelitian ini adalah: 1. Perlu pengembangan dan penelitian lebih lanjut untuk alat pengupas kulit singkong supaya dapat memperkecil besar daging buah yang hilang, dan dapat digunakan untuk berbagai diameter serta memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk mengupas. 2. Pengembangan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar dapat menggunakan per pada pisaunya sehingga pisau dapat mengikuti diameter singkong yang berubah-ubah. 3. Dalam pembuatan pisau seharusnya diperhatikan besar sudut dan ketajaman pisau supaya pisau tidak berbeda-beda dan pemasangan pisau perlu diperhatikan kembali posisi mata pisau supaya mata pisau tegak lurus dengan permukaan pipa. Dapat juga dilakukan dengan membuat cetakan/cast iron supaya hasil lebih seragam. 41

56 DAFTAR PUSTAKA Darjanto dan Murjati Khasiat, Racun, dan Masakan Ketela Pohon. Yayasan Dewi Sri, Bogor. Adetan, D A et all Theory of a mechanical method of peeling cassava tubers with knives. Nigeria: Obafemi Awolowo University. Isnamurti Ubi Kayu Manihot Esculenta Sebagai Bahan Alternative Pengganti Bensin Bioetanol Yang Ramah Lingkungan. [3 maret 2009] Anonym Aspek Botani Singkong. [26 Februari 2009] Sularso dan S, Kiyokatsu Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta. Ullman, David G The Mechanical Design Process. McGraw-Hill, Inc: New York. Pakpahan, D Statika dan Dinamika. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Anonym Coefficient of Friction Values for Clean Surfaces. [11 september 2009] 42

57 LAMPIRAN 43

58 Lampiran 1. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 35 mm Ulangan Bagian Ketarangan Ulangan Bagian Ketarangan terkupas terkupas 1 3/11 Gagal 51 2/11 Gagal 2 1/11 Gagal 52 0 Gagal 3 1/11 Gagal 53 4/11 Gagal 4 0 Gagal 54 4/11 Gagal 5 0 Gagal 55 0 Gagal 6 2/11 Gagal 56 1/11 Gagal 7 0 Gagal 57 1/11 Gagal 8 1/11 Gagal 58 0 Gagal 9 0 Gagal 59 2/11 Gagal 10 0 Gagal 60 0 Gagal 11 5/11 Gagal 61 10/11 Gagal 12 3/11 Gagal 62 0 Gagal 13 1/11 Gagal 63 0 Gagal 14 8/11 Gagal 64 0 Gagal 15 0 Gagal 65 2/11 Gagal 16 5/11 Gagal 66 4/11 Gagal 17 0 Gagal 67 4/11 Gagal 18 0 Gagal 68 5/11 Gagal 19 0 Gagal 69 3/11 Gagal 20 6/11 Gagal 70 1/11 Gagal 21 4/11 Gagal 71 4/11 Gagal 22 4/11 Gagal 72 0 Gagal 23 2/11 Gagal 73 0 Gagal 24 5/11 Gagal 74 0 Gagal 25 0 Gagal 75 0 Gagal 26 4/11 Gagal 76 0 Gagal 27 0 Gagal 77 0 Gagal 28 0 Gagal 78 0 Gagal 29 3/11 Gagal 79 9/11 Gagal 30 4/11 Gagal 80 0 Gagal 31 4/11 Gagal 81 2/11 Gagal 32 2/11 Gagal 82 1/11 Gagal 33 0 Gagal 83 2/11 Gagal 34 0 Gagal 84 2/11 Gagal 35 0 Gagal 85 0 Gagal 36 0 Gagal 86 0 Gagal 37 0 Gagal 87 0 Gagal 44

59 Lampiran 1. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 35 mm (lanjutan ) 38 0 Gagal 88 3/11 Gagal 39 1/11 Gagal 89 6/11 Gagal 40 6/11 Gagal 90 0 Gagal 41 3/11 Gagal 91 0 Gagal 42 0 Gagal 92 0 Gagal 43 0 Gagal 93 8/11 Gagal 44 0 Gagal 94 0 Gagal 45 2/11 Gagal 95 0 Gagal 46 0 Gagal 96 0 Gagal 47 0 Gagal 97 0 Gagal 48 0 Gagal 98 4/11 Gagal 49 0 Gagal 99 0 Gagal 50 0 Gagal 100 1/11 Gagal 45

60 Lampiran 2. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 37 mm Ulangan Bagian Ketarangan Ulangan Bagian terkupas terkupas Ketarangan 1 11/11 Berhasil 51 10/11 Gagal 2 9/11 Gagal 52 11/11 Berhasil 3 11/11 Pecah 53 11/11 Berhasil 4 11/11 Berhasil 54 11/11 Berhasil 5 8/11 Gagal 55 11/11 Berhasil 6 11/11 Berhasil 56 11/11 Berhasil 7 11/11 Berhasil 57 11/11 Berhasil 8 11/11 Berhasil 58 11/11 Berhasil 9 11/11 Pecah 59 9/11 Gagal 10 11/11 Berhasil 60 5/11 Gagal 11 7/11 Gagal 61 10/11 Gagal 12 9/11 Gagal 62 11/11 Berhasil 13 11/11 Berhasil 63 11/11 Berhasil 14 11/11 Barhasil 64 11/11 Berhasil 15 11/11 Barhasil 65 11/11 Pecah 16 11/11 Berhasil 66 11/11 pecah 17 11/11 Berhasil 67 11/11 Berhasil 18 10/11 Gagal 68 7/11 Gagal 19 11/11 Pecah 69 10/11 Gagal/pecah 20 10/11 Gagal/pecah 70 11/11 Berhasil 21 11/11 Berhasil 71 11/11 Berhasil 22 11/11 Pecah 72 11/11 Berhasil 23 11/11 Pecah 73 11/11 Pecah 24 11/11 Berhasil 74 10/11 Gagal 25 11/11 Pecah 75 11/11 Berhasil 26 11/11 Berhasil 76 11/11 Berhasil 27 7/11 Gagal 77 10/11 Gagal 28 11/11 Berhasil 78 7/11 Gagal 29 11/11 Berhasil 79 11/11 Berhasil 30 11/11 Berhasil 80 11/11 Berhasil 31 11/11 Berhasil 81 11/11 Berhasil 32 11/11 Berhasil 82 11/11 Berhasil 33 11/11 Berhasil 83 11/11 Pecah 34 11/11 Pecah 84 11/11 Berhasil 35 11/11 Berhasil 85 10/11 Gagal/pecah 36 11/11 Berhasil 86 11/11 Berhasil 37 10/11 Gagal 87 11/11 Berhasil 46

61 Lampiran 2. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 37 mm (lanjutan ) 38 11/11 Berhasil 88 11/11 Berhasil 39 9/11 Gagal 89 11/11 Berhasil 40 10/11 Gagal 90 10/11 Gagal 41 10/11 Gagal 91 7/11 Gagal 42 11/11 Berhasil 92 5/11 Gagal 43 11/11 Berhasil 93 8/11 Gagal/pecah 44 11/11 Berhasil 94 10/11 Gagal/pecah 45 10/11 Gagal 95 7/11 Gagal 46 11/11 Pecah 96 11/11 Pecah 47 11/11 Berhasil 97 11/11 Pecah 48 10/11 Gagal 98 11/11 Berhasil 49 8/11 Gagal 99 9/11 Gagal 50 8/11 Gagal /11 Gagal 47

62 Lampiran 3. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 39 mm Ulangan Bagian Ketarangan Ulangan Bagian terkupas terkupas Ketarangan 1 11/11 Berhasil 51 11/11 Pecah 2 11/11 Pecah 52 11/11 Pecah 3 11/11 Pecah 53 11/11 Pecah 4 11/11 Pecah 54 11/11 Berhasil 5 8/11 Gagal/pecah 55 11/11 Pecah 6 11/11 Berhasil 56 10/11 Gagal/pecah 7 11/11 Pecah 57 11/11 Pecah 8 9/11 Gagal/pecah 58 11/11 Berhasil 9 11/11 Berhasil 59 11/11 Berhasil 10 11/11 Pecah 60 11/11 Pecah 11 11/11 Pecah 61 11/11 Pecah 12 11/11 Pecah 62 11/11 Pecah 13 11/11 Pecah 63 11/11 Pecah 14 11/11 Berhasil 64 8/11 Gagal 15 11/11 Pecah 65 11/11 Pecah 16 8/11 Gagal 66 11/11 Pecah 17 9/11 Gagal/pecah 67 10/11 Gagal 18 11/11 Berhasil 68 7/11 Gagal/pecah 19 11/11 Berhasil 69 8/11 Gagal/pecah 20 11/11 Pecah 70 11/11 berhasil 21 10/11 Gagal 71 11/11 Berhasil 22 11/11 Pecah 72 11/11 Pecah 23 11/11 Pecah 73 11/11 Berhasil 24 11/11 Pecah 74 11/11 Berhasil 25 11/11 Pecah 75 11/11 Pecah 26 11/11 Berhasil 76 11/11 Pecah 27 11/11 Berhasil 77 11/11 Pecah 28 11/11 Pecah 78 3/11 Gagal/pecah 29 8/11 Gagal 79 5/11 Gagal 30 8/11 Gagal 80 11/11 Pecah 31 10/11 Gagal/pecah 81 11/11 Pecah 32 9/11 Gagal 82 11/11 Pecah 33 11/11 Berhasil 83 9/11 Gagal/pecah 34 11/11 Berhasil 84 11/11 Pecah 35 11/11 Pecah 85 11/11 Pecah 36 10/11 Gagal/pecah 86 11/11 Pecah 37 11/11 pecah 87 11/11 pecah 48

63 Lampiran 3. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 39 mm (lanjutan ) 38 11/11 Pecah 88 11/11 Pecah 39 11/11 pecah 89 11/11 Pecah 40 11/11 Berhasil 90 11/11 Pecah 41 11/11 pecah 91 11/11 Berhasil 42 7/11 Gagal 92 11/11 Pecah 43 9/11 Gagal 93 11/11 Pecah 44 11/11 Pecah 94 10/11 Gagal 45 10/11 Gagal/pecah 95 11/11 Pecah 46 11/11 Berhasil 96 11/11 Pecah 47 11/11 Pecah 97 11/11 Berhasil 48 11/11 Berhasil 98 11/11 pecah 49 11/11 Berhasil 99 11/11 Pecah 50 11/11 Berhasil /11 Pecah 49

64 Lampiran 4. Gambar hasil pengupasan kulit singkong dengan menggunakan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar Gambar 24. Gambar hasil pengupasan kulit singkong berhasil Gambar 25. Gambar hasil pengupasan kulit singkong pecah Gambar 26. Gambar hasil pengupasan kulit singkong gagal 50

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di bengkel Apppasco Indonesia, cangkurawo Dramaga Bogor. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Ubikayu Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini adalah Johann Baptist Emanuel Pohl, seorang ahli botani asal Austria pada tahun 1827

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi kayu adalah/singkong yang juga disebut Kaspe, dalam bahasa Latin disebut Manihot Esculenta Crantz, merupakan tanaman yang banyak yang mengandung karbohidrat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah

Lebih terperinci

Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional.

Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional. Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional. Luas sawah yang relatif tetap bahkan cenderung berkurang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat Industri tepung tapioka merupakan industri yang memiliki peluang dan prospek pengembangan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar. Industri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Ubi Kayu

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Ubi Kayu 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubi Kayu Ubi kayu berasal dari belahan bumi barat, pusat asal tanaman ini adalah bagian utara Amazon di wilayah Brasil (Rubatzky dan Yamaguchi,1998). Penyebaran tanaman ini antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya Brasil dan Paraguay.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya Brasil dan Paraguay. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Singkong atau ketela pohon Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya Brasil dan Paraguay. Penyebarannya hampir ke seluruh negara termasuk Indonesia.. Singkong ditanam di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis sejalan dengan perkembangan teknologi pengolahan, a.l.

Lebih terperinci

UJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA

UJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA UJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA Oleh : SALIX FINI MARIS F14104091 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR UJI UNJUK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taksonomi Tanaman Singkong.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taksonomi Tanaman Singkong. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi Tanaman Singkong. Singkong (Manihot utilissima), termasuk dalam Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan, Divisi: Spermathophyta atau tumbuhan berbiji, Sub divisi: Angiospermae

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak Nama :Rhizky Eva Marisda NIM :10.11.4462 Kelas : S1TI-2L PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA Bab I Pendahuluan Abstrak Peluang bisnis yang ditampilkan pada bisnis ini adalah inovasi limbah tapioka baik

Lebih terperinci

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cakupan pangan di Indonesia secara mandiri masih merupakan masalah serius yang harus kita hadapi saat ini dan masa yang akan datang. Bahan pokok utama masih bertumpu

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Peningkatan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili : Euphorbiaceae, Ubikayu pada ubikayu merupakan akar pohon yang membesar dan

TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili : Euphorbiaceae, Ubikayu pada ubikayu merupakan akar pohon yang membesar dan Botani Ubikayu TINJAUAN PUSTAKA Secara taksonomi ubikayu ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Ubi kayu merupakan tanaman tropis, namun demikian tetap mampu beradaptasi dan tumbuh baik di daerah subtropis. Di Indonesia, tanaman ini merupakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT Oleh : SUPRIYATNO F141 02 105 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Biologi Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Biakan murni merupakan tahapan awal di dalam pembuatan bibit jamur. Pembuatan biakan murni diperlukan ketelitian, kebersihan, dan keterampilan. Pertumbuhan miselium

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berjudul PEMBUATAN TEPUNG TERIGU DARI UMBI SINGKONG dengan

KATA PENGANTAR. berjudul PEMBUATAN TEPUNG TERIGU DARI UMBI SINGKONG dengan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat TuhaYang Mah Esa karena atas rahmat-nyalah kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul PEMBUATAN TEPUNG TERIGU DARI UMBI SINGKONG dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu (Manihot Esculenta) merupakan tanaman umbi berupa perdu dengan nama lain singkong atau kasape. Ubi kayu berasal dari benua Amerika Selatan, tepatnya dari negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani ubikayu: taksonomi dan morfologi Dalam sistematika tumbuhan, ubikayu termasuk ke dalam kelas Dicotyledoneae. Ubikayu berada dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai sekitar

Lebih terperinci

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU Pemilihan varietas yang akan ditanam tergantung tujuan. Ubi kayu dengan rasa enak (tidak pahit, HCN 40 mg/kg umbi segar) dan tekstur daging umbi lembut sangat sesuai untuk pangan

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi.

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Tanaman Gandum Tanaman gandum (Triticum aestivum L) merupakan jenis dari tanaman serealia yang mempunyai tektur biji yang keras dan bijinya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

T E M P E 1. PENDAHULUAN

T E M P E 1. PENDAHULUAN T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubikayu Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuhan)

Lebih terperinci

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di indonesia kini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sumber pendapatan negara karena kekayaan indonesia dalam dunia wisata sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ketela pohon (ubi kayu) berasal dari Benua Amerika, Brasil (Darjanto dan Murjati, 1980; Purwono dan Purnamawati, 2008). Ubi kayu diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang asalnya bukan asli dari Indonesia tetapi menjadi sangat terkenal di Indonesia.

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Bahan baku mie di Indonesia berupa tepung terigu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Singkong (Manihot esculenta) merupakan komoditas tanaman pangan yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan, kimia dan pakan ternak. Indonesia

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA 0 KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *) Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif Oleh : Sri Purwanti *) Pendahuluan Pangan produk peternakan terutama daging, telur dan susu merupakan komoditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Ubi kayu: Taksonomi dan Morfologi Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi jenderal, ubi inggris, telo puhung, kasape, bodin,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pohonan tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pohonan tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Singkong Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu adalah pohonan tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia sejak tahun 1968. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Ubi kayu yang berasal dari Brazil,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian yang sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian yang sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian yang sangat beragam. Umbi-umbian yang dihasilkan banyak yang diekspor. Salah satu jenis umbi-umbian yang cukup

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum 2.1.1. Klasifikasi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan, PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan, diantaranya adalah jenis ketela pohon. Ketela pohon merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di Indonesia.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci