BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yuliani Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Keuntungan investasi dapat berupa dividen. Menurut Dyekman (2001:439), pengertian dividen adalah sebagai berikut : Dividen adalah distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbitan dan pembayaran oleh perusahaan join saham kepada pemegang saham atas penyediaan modal sahamnya. Dividen merupakan distribusi keuntungan perusahaan. Jadi, dividen adalah bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham yang jumlahnya ditetapkan oleh para direksi dan disahkan oleh RUPS. 2. Bentuk-bentuk Dividen a. Dividen Kas Merupakan bentuk dividen yang paling lazim dipergunakan oleh pihak perusahaan. Bagi suatu perusahaan dividen ini menyebabkan penurunan laba yang dibagi dan nilai kas, kewajiban lancar untuk hutang dividen diakui pada tanggal pengumuman dividen. Kewajiban ini dihapus ketika kewajiban dividen dikirimkan kepada para pemegang saham.
2 8 b. Dividen Harta Dividen Harta merupakan pembagian dividen kepada para pemegang saham yang dapat dibayarkan dengan aktiva selain kas. Sering kali aktiva yang akan disitribusikan sekuritas perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Dividen harta biasanya hanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup. Dividen harta dinilai dengan nilai terbawa, jika nilai pasar yang wajar tidak dapat ditentukan. c. Dividen Saham Adalah merupakan suatu pembagian yang dialakukan oleh perusahaan berupa tambahan saham perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen saham. Dividen saham memungkinkan perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan bersamaan dengan itu menawarkan tambahan saham kepemilikan kepada pemegang saham. d. Dividen Likuidasi Dividen ini merupakan peluang bagi investasi yang dibukukan dengan mengurangi modal setoran.
3 9 3. Kebijakan Dividen ( Dividend Policy) Oleh beberapa ahli, kebijakan dividen didefinisikan sebagai berikut: Menurut Emery ( 2004:504 ) mengatakan bahwa : A Firm s dividend policy is an established guide for the firm to determine the amount of money, it will pay out as dividend. Menurut Wetson dan Copeland (2006:119) dinyatakan bahwa : Kebijakan dividen mencangkup pembagian laba antara pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Jadi, kebijakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dividend smoothing sebagai kebijakan dividen karena dividend smoothing dianggap dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan dengan pemberian dividen yang stabil setiap tahunnya. Hal terbaik yang dapat dikatakan adalah bahwa nilai dividen tergantung pada lingkungan pengambil keputusan. Oleh karena lingkungan tersebut berubah sewaktu-waktu, seorang manajer dihadapkan dengan tidak relevannya dividen pada waktu tertentu dan dalam waktu tertentu
4 10 menjadi sesuatu yang utama atau penting. Dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai dividen payout ratio, dihasilkan beberapa teori yang sampai saat ini dijadikan sebagai referensi dan literatur untuk penelitianpenelitian selanjutnya. Pendapat dan teori tersebut digunakan sebagai pedoman dan acuan, teori mana yang relevan dan sesuai dengan kebijakan atau kondisi masing-masing perusahaan dan negara. Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah smoothing theory, clientele effect theory, tax preference theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory, residual theory of dividens, teori signal atau isi informasi dividen (information content of dividend). a. Smoothing Theory Teori ini dikembangkan oleh Lintner (1956). Teori ini mengatakan bahwa jumlah dividen bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahun sebelumnya. b. Clientele Effect Theory Teori ini diungkapkan oleh Black and Scholes. Teori mengatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijaksanaan dividen perusahaan. Sebagai contoh, kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan
5 11 dengan capital gain. Menurut teori ini dividen tertentu akan menarik segmen tertentu kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubahubah akan mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham berubah. c. Tax preference theory Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswarny (1979) yang menyatakan investor tidak terlalu menyukai dividen karena dividen tidaklah tax deductible. Teori ini merujuk kepada pengenaan pajak yang diberlakukan bagi setiap investor yang mendapat capital gain atau dividen. Pada umumnya besarnya pajak yang diberlakukan berbeda, dimana pajak untuk dividen lebih besar dibandingkan pajak untuk capital gain. Selain itu, pajak atas capital gain baru dapat dibayar jika capital gain telah direalisasi. Dengan demikian, apabila investor tidak segera merealisasikan capital gain-nya, berarti investor menunda pembayaran pajaknya. Sudah tentu present value (PV) pembayaran pajaknya akan turun. Dengan dua alasan ini (pajak lebih rendah serta dapat ditundakan) maka Litzenberger dan Ramaswarny (1979) menyatakan pandangan negatif dividen bagi value perusahaan.
6 12 d. Dividend Irrelevance Theory Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani (1985) dalam papernya Dividend Irrelevance Preposisition. Paper tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia pajak, dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang sempurna, maka kebijakan dividen tidak akan memberikan pengaruh apapun pada harga pasar saham tersebut. Menurut MM kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan. e. Bird in the Hand Theory Teori ini mengatakan pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang. Gordon mengemukakan bird in the hand theory yang mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa depan (it can fly away). f. Residual Theory Of Dividens cara: Menurut teori dividen residual, dividen ditentukan dengan a) mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan,
7 13 b) mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri yang dibutuhkan untuk investasi, c) memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiri tersebut semaksimal mungkin dan, d) membayar dividen hanya jika ada sisa laba. Kebijakan dividen residual dengan demikian membayarkan dividen hanya jika ada sisa kas setelah perusahaan mendanai semua usulan investasi yang mempunyai NPV (Net Present Value) positif. g. Teori Signal atau Isi Informasi Dividen (Information Content Of Dividend) Teori ini dikemukakan oleh Miller dan Modigliani. Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang. h. Agency Theory Menurut teori ini konflik terjadi pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Sebagai contoh, manajer disewa oleh pemegang saham
8 14 untuk menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang saham bisa tercapai. Tetapi manajer bisa saja mempunyai agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengn tujuan pemegang saham, misalnya perusahaan mempunyai kelebihan kas dengan NPV positif (free cash flow), yang didefenisikan sebagai kelebihan kas setelah semua investasi dengan NPV positif didanai. Kas tersebut akan lebih baik jika dibagikan ke pemegang saham, dan pemegang saham akan memanfaatkan kas tersebut dengan cara mereka sendiri. Selain itu, digunakan juga teori keuangan akan menjelaskan bagian yang akan dibagikan oleh perusahaan sebagai dividen bagi para pemegang saham. i. Teori Keuangan Menurut teori keuangan, dividen atau investasi kembali tidak sama dengan laba setelah pajak. Dalam teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan sebagai dividen bisa dinyatakan sebagai berikut: D = E + Penyusutan Investasi pada A.T Penambahan M. Keterangan: D E = Dividen = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak) A.T = Aktiva Tetap M.K = Modal kerja
9 15 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dana yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E + penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang (yaitu investasi aktiva tetap dan modal kerja). Hanya saja, untuk menyederhanakan analisis sering diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap akan diambilkan dari dana penyusutan, dan modal kerja dianggap tidak berubah (sehingga tidak perlu menambah modal kerja). Apabila asumsi ini dipergunakan, maka bisa dimengerti kalau besarnya dividen ditentukan oleh laba setelah pajak (E) dan maksimal dividen yang bisa dibagikan adalah sama dengan E. Itulah mengapa EAT digunakan sebagai ukuran jumlah maksimal dana yang dibagikan sebagai dividen. 4. Pendekatan Kebijakan Dividen Terdapat 2 (dua) pendekatan di dalam membahas masalah dividen (Gitosudarmo, 2002: 227 ) yaitu: a. Sebagai Kebijaksanaan Pembelanjaan Jangka Panjang Pendekatan ini berpandangan bahwa semua laba sesudah pajak yang diperoleh perusahaan adalah merupakan sumber dana jangka panjang. Pengumuman atas pembagian laba sebagai dividen berarti pengurangan terhadap sumber dana jangka panjang yang dapat dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, pembagian dividen berakibat penekanan terhadap perkembangan
10 16 usaha. Pendekatan ini berpendapat di dalam membentuk biaya kapital yang rendah didapat dari pembentukan struktur modal yang sebagian besar dana diperoleh dari modal sendiri. b. Sebagai Kebijaksanaan untuk Memaksimumkan Nilai Perusahaan Pendekatan ini berpendapat bahwa kebijaksanaan dividen mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga pasar dari saham yang beredar. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi dari harapan investor dalam mengeluarkan uangnya untuk membeli saham tersebut. 5. Kebijaksanaan Pembayaran Dividen Dalam kebijaksanaan pembayaran dividen pada garis besarnya adalah (Gitosudarmo, 2002: 227): a. Stable Dividend Policy (Kebijaksanaan Dividen yang Stabil) Pada kebijaksanaan ini, besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, walaupun terjadi fluktuasi dalam laba bersih. b. Fluctuating Dividen Policy (Kebijakan Dividen yang Fluktuasi) Pada kebijaksanaan ini, besarnya dividen yang dibayarkan didasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi, maka besarnya dividen yang
11 17 dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah, maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya. c. Kombinasi Stable dan Fluctuating Dividen Pada kebijakan kombinasi ini, besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil, tetapi sebagian lagi bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba, para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap. Tetapi apabila perusahaan mendapatkan keuntungan tinggi, maka pembayaran dividen juga diberikan tinggi. 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembagian Dividen Suatu Perusahaan Menurut Riyanto 1993, faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian dividen suatu perusahaan ialah: a. Posisi Likuiditas Perusahaan Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan seberapa besar dividen yang akan dibagi. Semakin likuid perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar
12 18 dividen. Bagi perusahaan yang sedang tumbuh, mungkin likuiditasnya tidak terlalu besar, sehingga mempengaruhi perusahaan tersebut didalam membayar dividen kas. b. Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang Setiap perusahaan pasti memiliki hutang yang berbeda-beda tingkat jatuh temponya. Pada saat jatuh tempo, perusahaan diharuskan untuk membayar hutangnya tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang berarti bahwa akan semakin kecil dividen yang akan dibayarkan perusahaan. c. Tingkat Perluasan Perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka akan makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, maka perusahaan akan lebih senang untuk menahan laba yang diperoleh, daripada membagikannya kepada pemegang saham.
13 19 d. Pengawasan terhadap Perusahaan Terdapat perusahaan yang lebih senang menggunakan sumber dana intern di dalam membiayai kegiatan operasinya. Alasannya adalah apabila ekspansi perusahaan dibiayai dari penjualan saham baru, maka akan mengurangi kontrol dari kelompok yang dominan di dalam perusahaan. Jika ekspansi perusahaan dibiayai oleh hutang, akan memperbesar risiko finansial. Sehingga apabila perusahaan lebih mempercayakan sumber dana intern dalam membiayai kegiatan perusahaan, biasanya akan mengurangi dividend payout ratio yang akan dibagi. 7. Dividend Smoothing Salah satu kebijakan dividen adalah dividend smoothing. Dividend smoothing adalah jumlah dividen yang tergantung atas keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahun sebelumnya ( Lintner 1956 ). Banyak perusahaan menjalankan kebijakan dividen yang stabil, terutama di USA. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen persaham dinaikkan. Dividen yang dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang. Dalam tulisan Dividend smoothing, Lintner (1956) mewawancarai manajer dari 28 perusahaan dan menemukan bahwa mereka tidak
14 20 menetapkan dividen independen dalam setiap periode. Sebaliknya, mereka pertama memutuskan apakah mengubah dividen dari tingkat yang ada. Manajer mengaku mengurangi dividen hanya bila mereka tidak punya pilihan lain dan meningkatkan dividen hanya jika mereka yakin bahwa arus kas masa depan dapat mempertahankan tingkat dividen yang baru. Kebanyakan model yang ada dalam dividend smoothing termotivasi baik oleh asimetri informasi dan pertimbangan keagenan. Di antara model informasi asimetris, Kumar (1988) dan Guttman et.al (2007) model menawarkan di mana dividen berfungsi sebagai sinyal informasi pribadi manajer tentang arus kas perusahaan saat ini atau masa depan. Namun, tidak seperti model yang sama digunakan untuk menjelaskan keberadaan dividen (misalnya, Bhattacharya (1979) dan Miller dan Rock (1985)), para penulis ini menunjukkan adanya sebagian (tapi tidak sepenuhnya) mengungkapkan adanya kesetimbangan dividen. Peneliti menemukan bahwa smoothing bervariasi dari waktu ke waktu di tiap-tiap perusahaan. Dividend smoothing telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini manajer lebih peduli tentang dividend smoothing. Pada waktu penghalusan total payout yang sama telah turun.
15 21 8. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perusahaan Melakukan Dividen Smoothing Menurut (Lintner (1956) dan Brav et al (2005)) motivasi utama dalam melakukan smoothing adalah keengganan untuk memotong dividen (cutting dividend). Bukti empiris menyatakan bahwa perusahaan meningkatkan dividen lebih sering daripada memotong dividen. Beberapa penelitian yang menunjukkan perusahaan memotong dividen (Healy dan Palepu (1988), Michaely, Thaler dan Womack (1995)). Tujuan perusahaan melakukan dividend smoothing adalah untuk mempertahankan citra perusahaan kepada investor karena dividen menjelaskan tentang laba perusahaan saat ini. Perusahaan akan menaikkan dividen jika dianggap arus kas perusahaan dapat menopang dividen selama beberapa tahun kedepan dan menurunkan dividen jika memang harus dilakukan. Jadi kestabilan dividen dapat meningkatkan citra perusahaan di mata investor yang ingin menanamkan modalnya. Alasan yang mendukung perusahaan menjalankan kebijakan dividen yang stabil adalah : a. Kebijakan dividen stabil yang dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada para insentif bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa-masa mendatang. Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan tidak mengurangi dividen yang dibayarkan maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan akan berkurang. Dengan demikian manajemen
16 22 dapat mempengaruhi harapan para investor dengan melalui kebijakan dividen yang stabil. b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil. Mereka lebih senang membayar harga ekstra bagi saham yang akan dapat memberikan dividen yang sudah dapat dipastikan. Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar modalnya, bahwa organisasi, yayasan sosial, perusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-dana pensiunan dan lain-lain, hanya diizinkan menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan stabil. B. Information Asymmery (asimetri informasi) 1. Definisi information asymmetry Definisi asimetri oleh Pyndick dalam Wasilah (2000) adalah one side of negotiation process has better information than the other. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa asimetri informasi akan terjadi apabila ada dua belah pihak yang memiliki informasi berbeda ketika akan melakukan proses negosiasi seperti diantara calon penjual dan calon pembeli satu investasi. Supriyono (2000) dalam Atiqah (2008) menjelaskan asimetri informasi sebagai situasi yang terbentuk karena principal (pemegang
17 23 saham) tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja agen (manajer) sehingga prinsipal tidak pernah dapat menentukan kontribusi usaha-usaha agen terhadap hasil-hasil perusahaan yang sesungguhnya. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal (diluar manajemen). Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002). Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahannya dan mengetahui peristiwaperistiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal. Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak
18 24 pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user). 2. Jenis-jenis information asymmetry Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: 1. Manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), 2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan 3. Manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan. Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
19 25 2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. 3. Idiosyncratic risk Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur information asymmetric diantaranya adalah menggunakan risiko istimewa (idiosyncratic risk), bid ask spread, dan dispersion of analyst forcast. Tapi disini penulis menggunakan idiosyncratic risk karena masih jarang penulis yang menggunakan pengukuran ini sebagai pengukuran information asymmetry. Di Indonesia sendiri penulis belum menemukan jurnal atau skripsi yang menggunakan idiosyncratic risk sebagai pengukuran information asymmetry. Idiosyncratic risk (risiko istimewa) disebut juga risiko yang tidak sistematis yang merupakan risiko spesifik perusahaan atau industri tertentu dalam portofolio yang tidak berkorelasi dengan tingkat pengembalian pasar agregat. Roll 1988 (dikutip dari Booth and Xu (2008)), menyatakan bahwa idiosyncratic volatility didorong oleh informasi pribadi, sehingga Roll menyarankan untuk memakai idiosyncratic risk sebagai pengukuran dari information asymmtery. Krishnaswami dan Subramaniam (1999) menyatakan standar deviasi residual menangkap asimetri
20 26 information antara manajer dan pemegang perusahan tentang faktor-faktor spesifik perusahaan dengan asumsi bahwa kedua belah pihak mempunyai informasi yang baik tentang faktor-faktor ekonomi yang luas. Sebuah volatilitas residual yang lebih tinggi akan menunjukkan tingkat asimetri informasi dan investor yang lebih tinggi. Idiosyncratic risk bukanlah pengukuran yang sempurna karena hanya mengamsumsikan pasar informasi yang dibagi oleh para manajer dan pasar. Tapi, idiosyncratic risk mampu menangkap informasi spesifik perusahaan. Penulis menggunakan idiosyncratic risk karena penulis belum melihat ada penelitian yang memakai idiosyncratic sebagai pengukuran asimetri informasi di Indonesia. C. Hubungan Information Asymmetry dengan Dividend Smoothing Teori dividend smoothing terutama didasarkan atas asimetri informasi (Kumar (1988), Brennan dan Thakor (1990), Guttman et.al (2007)) atau pertimbangan pertimbangan keagenan (Allen, Bernardo dan Welch (2000), dan Fudenberg dan Tirole (1995)). Mereka menemukan adanya hubungan antara asimetri informasi dengan dividend smoothing. Sementara penelitian sebelumnya menangkap bahwa terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Asimetri informasi tersebut terjadi karena manajer mempunyai banyak informasi tentang perusahaan di banding investor (Brennan dan Thakor, 1990). Hasil penelitian Mark dan Michaely ( 2008 dan 2010 ) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang sangat smoothing berbeda sistematis dari
21 27 perusahaan yang tidak smoothing. Dimulai dengan proxy asimetri informasi, peneliti menemukan bahwa dividend smoothing terkait dengan tingginya tingkat asimetri informasi. Perusahaan yang melakukan smoothing cenderung adalah perusahan yang lebih besar dan lebih tua. Jika perusahaan besar dan lebih tua berhubungan dengan informasi produksi yang lebih saat ini dan masa lalu, hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan menghadapi smooth informasi yang lebih tinggi. Penelitian Laurence Booth dan Zhaoxia Xu ( 2008 ) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara information asymmetry dan dividend smoothing. Perusahaan yang mempunyai tingkat asimetri informasi tinggi lebih cenderung untuk melakukan dividend smoothing. Jika perusahaan melakukan asimetri informasi. Hipotesis H1 : terdapat pengaruh yang positif antara information asymmetry terhadap dividend smoothing. D. Penelitian Terdahulu Penelitian Laurence Booth and Zhaoxia Xu ( 2008 ) yang berjudul Who Smoothes Dividends mengatakan bahwa dividend smoothing dan asymmetric information mempunyai pengaruh yang positif. Dia menggunakan proxi idiosyncratic risk, analyst forecast error, dan dispersion of analyst forecasts. Penelitiannya ini konsisten dengan penelitian Aivazian et
22 28 al. (2006) dan terinspirasi oleh Khang dan King (2006) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat information asymmetry perusahan semakin cenderung utnuk melakukan dividend smoothing. Hasil penelitian Mark T. Leary dan Roni Michaely (2008) who smooth dividend dan tahun 2010 dalam judul Determinants dividend smoothing : emperical evidende. Dalam penelitiannya ini mereka menggunakan tax, agency dan asymmetric information sebagai proxy yang berpengaruh terhadap dividend smoothing. Peneliti juga menemukan bahwa perusahaan yang mungkin menderita asimetris informasi adalah perusahaan yang pertumbuhan tinggi, muda, lebih tidak stabil, memiliki lebih sedikit intangible asset, informasi investor, analisis yang jarang.
BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pasar modal dikenal istilah dividen (dividend). Dividen. para pemegang saham (shareholders) menanamkan modalnya disuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia pasar modal dikenal istilah dividen (dividend). Dividen merupakan laba yang didistribusikan kepada para pemegang saham. Tujuan para pemegang
Lebih terperinciTEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)
TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY) Definisi Deviden Perusahaan dalam mengelola keuangannya selalu dihadapkan pada tiga permasalahan penting yang berkaitan. Ketiga permasalahan tersebut adalah keputusan investasi,
Lebih terperinciTipe dan Cara Pembayaran Dividen
KEBIJAKAN DEVIDEN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Tipe dan Cara Pembayaran Dividen Ada beberapa tipe dividen: dividen kas dan dividen non-kas. Untuk dividen non-kas, ada dividen saham (stock dividend) dan stock splits
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekenomian, selain itu pasar modal juga merupakan indikator kemajuan suatu negara serta menunjang perkembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
Lebih terperinciumum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Banyak penelitian menunjukkan bahwa dividen yang naik sering dikaitkan dengan naiknya harga saham, sementara penurunan dividen secara umum menunjukan
Lebih terperinciHUB DIVIDEND POLICY & INTERNAL FINANCING Pengertian internal financing disini adalah dalam artian yang luas, yaitu kebutuhan dana yang diperoleh dari
DIVIDEND POLICY & INTERNAL FINANCING HUB DIVIDEND POLICY & INTERNAL FINANCING Pengertian internal financing disini adalah dalam artian yang luas, yaitu kebutuhan dana yang diperoleh dari hasil sendiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Free Cash Flow Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat diartikan aliran kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemegang saham atau pemilik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gitman (2003:570) mengatakan bahwa dividen payout ratio indicates
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Dividend Payout Ratio Gitman (2003:570) mengatakan bahwa dividen payout ratio indicates the percentage of each dollar earned that is distributed
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency theory merupakan teori yang
9 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency theory merupakan teori yang memberi penjelasan agency relationship
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
Lebih terperinciMagister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
XXI. Kebijakan Dividen (Dividend Policy) i 1. Tipe dan Cara Pembayaran Dividen a. Dividend kais (Cash Dividends). b. Dividen non-kas (Stock Dividends). Penjelasan untuk masing-masing tanggal yang berkaitan
Lebih terperinciBAB VI KEBIJAKAN DIVIDEN
1.1. Dividen BAB VI KEBIJAKAN DIVIDEN Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Bersih Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Untuk menarik pembeli
Lebih terperinciMuniya Alteza
KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend 5. Kebijakan Dividen di Indonesia Muniya Alteza Pengertian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah proses penentuan penggunaan pendapatan (earning) perusahaan dalam satu periode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan pemilik seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan suatu gaji.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan seorang manajer yang diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan kunci kesuksesan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Dasar Beberapa teori yang relevan dalam deviden adalah smoothing theory, clientele effect theory, tax preference theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEVIDEN 2.1.1 Pengertian Deviden Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, deviden diberikan setelah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Dividen Menurut Stice et.al. (2009 : 902), dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan lembar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Salah satu informasi yang dihasilkan akuntansi keuangan adalah laporan keuangan. Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Teori Yang Relevan Dengan Kebijakan Deviden Menurut Brigham dan Houston (2001:14) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang diberikan kepada para pemegang saham yang menanamkan modalnya di perusahaan. Namun, peranan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah laba dari perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Teori 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan
Lebih terperinciKebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan Dividen 2 KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya prosentase laba bersih setelah
Lebih terperinciBAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN
BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN A. Pendahuluan Dividen merupakan salah satu keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana).
Lebih terperinciShella Febri Priatama ABSTRAKSI
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN. 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend. 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen
KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend 5. Kebijakan Dividen di Indonesia Pengertian Kebijakan
Lebih terperinciBAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Dividen Baridwan (2004: 430-431) mengemukakan dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham yang
Lebih terperinciPenelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating (pada perusahaan property
Lebih terperinciDividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.
Dividen dan Pembelian Kembali Saham Rita Tri Yusnita, SE., MM. LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA? PEMEGANG SAHAM Dalam bentuk dividen PERUSAHAAN Berupa laba ditahan REVIEW Fungsi Manajemen Keuangan 1. Keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoari 1. Kebijakan Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (Sumani, 2003 dalam Dhira, 2014). Ada beberapa tipe dividen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (pemilik modal) dan agen (pihak yang mengelola perusahaan) dalam bentuk
9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan dasar teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan. Teori ini memberikan penjelasan hubungan kontrak antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Net Profit Margin Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI& PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB 2 LANDASAN TEORI& PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Di bab ini akan diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan topik ini yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Berikut
Lebih terperinciDividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan
II. LANDASAN TEORI 2.1.Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai investasi yang dianggap memiliki net present
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Namun pada prakteknya tujuan ini sering tidak terlaksana sehubungan dengan adanya masalah keagenan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinci8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan Dividen (dividen Policy) merupakan kebijakan pembagian laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagaian lagi akan ditahan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005). Masalah agensi timbul karena adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini dan dengan semakin maraknya krisis perekonomian dunia membuat banyak perusahaan harus berusaha semaksimal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dividen 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Baridwan, 2004). Hanafi (2004)
Lebih terperinciKEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.
KEBIJAKAN DEVIDEN Kebijakan deviden menyangkut keputusan apakah laba akan dibayarkan sebagai deviden atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Kebijakan deviden merupakan kebijakan yang kontroversial,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. FASB Statemenet dalam Sofyan (2003:241) mendefenisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar modal. Perusahaan memperoleh dana dengan menjual saham kepada publik di pasar modal.investor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi asimetri adalah suatu keadaan atau kondisi adanya ketidakseimbangan informasi yaitu ketika salah satu atau beberapa pihak yang terlibat dalam suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1. Manajemen Resiko Manajemen risiko dapat artikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen telah menjadi masalah terpenting dalam berbagai literatur keuangan sejak munculnya saham perusahaan. Dividen umumnya didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham. Selain dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden, sebagian dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Deviden Deviden adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham. Selain dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Capital gains 2.1.1 Pengertian Capital gains Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gains terbentuk dengan adanya perdagangan saham dipasar sekunder.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pada landasan teori ini akan uraikan tentang pengertian dividen, kebijakan dividen yang terdiri dari pola pembayaran dividen dan teori tentang kebijakan dividen,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSATAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSATAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Deviden Dividen adalah bagian dari laba bersih yang diberikan kepada para pemegang saham sebagai bentuk atas penyertaan modal yang mereka berikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. TINJAUAN TEORI 2.1.1. Dividen 1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Devidend Payout Ratio The dividend should be distributed to the shareholders in order to maximize their wealth as they have invested their
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembagian dividen merupakan suatu hal yang penting sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi, karena dividen dapat menjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menggambarkan mengenai hubungan antara pemegang saham sebagai principal dan pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ngatriyadi (2010) dengan judul Pengaruh Return On
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :
KEBIJAKAN DEVIDEN 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen : Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak ( EAT ) perusahaan yaitu : 1. Dibagi kepada para pemegang saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Satu hal penting dalam manajemen keuangan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diterjemahkan sebagai
Lebih terperinciREAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND CUT. Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK
REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND CUT Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK Dividen merupakan salah satu signal bagi investor untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN materi 5
KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5 KAPITA SELEKTA KEUANGAN Universitas Gunadarma Jakarta Pengertian Deviden Pengertian deviden Deviden Adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)
KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) Apa dividend policy? Yaitu keputusan pembayaran laba bagi pemegang saham versus laba ditahan untuk diinvestasikan dalam perusahaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)
KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) Apa dividend policy? Yaitu keputusan pembayaran laba bagi pemegang saham versus laba ditahan untuk diinvestasikan dalam perusahaan Dividend policy meliputi Dividend
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Teori yang Relevan dengan Kebijakan Deviden. bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan dengan Kebijakan Deviden 1. Teori Keagenan (agency theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Kumalasari (2007), mengungkapkan bahwa teori keagenan menjelaskan
Lebih terperinciFINANCIAL MANAGEMENT KEPUTUSAN PENDANAAN & KEBIJAKAN DEVIDEN
Keputusan ketiga yang amat penting dari suatu firm ( perusahaan ) adalah kebijakan deviden. Pembahasan kali ini hanya membahas satu aspek saja dari kebijakan deviden, yaitu prosentase daripada laba yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan deviden merupakan kebijakan suatu perusahaan mengenai pembagian kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, 2002 532). Kebijakan dividen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham. Selain dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go public merupakan faktor terpenting sebelum para investor menanamkan sejumlah modalnya. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinci