BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Hendra Suparman Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dividen Menurut Stice et.al. (2009 : 902), dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar dividen kas yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan tersebut mencakup besarnya bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Ada beberapa teori yang masih belum diketahui secara pasti memengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan, antara lain: 1. Teori Deviden Tidak Relevan Teori deviden tidak relevan merupakan teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (1961). Modigliani dan Miller (1961) mengatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya rasio pembayaran dividen, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan kelas risiko perusahaan. Jadi dividen adalah tidak relevan. Namun, teori ini mempunyai beberapa kelemahan seperti : a. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional. b. Tidak ada biaya emisi saham jika menerbitkan saham baru. c. Tidak ada pajak. 9
2 d. Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. 2. Teori The Bird In The Hand Gordon dan Lintner (1959) menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibandingkan capital gain. Hal ini dikarenakan dividend yield lebih pasti dari capital gain yield. Namun, Modigliani dan Miller (1961) mengatakan bahwa argumen Gordon dan Lintner merupakan suatu kesalahan karena pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama. 3. Teori Perbedaan Pajak Teori perbedaan pajak dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979). Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak. Hal ini terjadi karena investor dapat menunda pembayaran pajak sampai saham benar-benar sudah terjual. Litzenberger dan Ramaswamy juga menambahkan bahwa rasio pembayaran dividen yang rendah akan menurunkan biaya modal saham dan menaikkan harga saham. 4. Teori Clientele Effect. Teori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai rasio pembayaran dividen yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan 10
3 uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu maka kelompok pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar. 5. Teori Signaling Hypothesis Pengumuman dividen diyakini mempunyai informasi dan membawa sinyal tentang laba bersih saat ini dan potensi perusahaan di masa mendatang. Ide dasar dalam model ini adalah bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Hal yang membuat metode ini menjadi kompleks adalah kenyataan bahwa dividen yang meningkat oleh suatu perusahaan dapat diterjemahkan sebagai sinyal positif, namun dapat pula diartikan sebagai sinyal negatif. Pembayaran dividen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa perusahaan telah menunjukkan kinerjanya dengan baik dan penurunan dividen menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk. Argumen ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan membayarkan dividen yang disesuaikan dengan laba bersih. 6. Teori Keagenan Jansen dan Meckling (1976) mengemukakan teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan investor seringkali bertentangan, sehingga bisa menyebabkan terjadinya konflik diantara keduanya. Hal tersebut terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Investor tidak menyukai kepentingan 11
4 pribadi manajer karena hal tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan yang diterima. Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi (Eisenhardt, 1989): Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan. Masalah keagenan timbul pada saat: (1) keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan dari prinsipal dan agen berlawanan, dan (2) merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk melakukan verifikasi tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh agen. Menurut Sjahrial (2007 : 260), faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah 1. posisi likuiditas perusahaan di mana jika makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan, 2. kebutuhan dana untuk membayar utang sebab apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil, 3. rencana perluasan usaha karena makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen, 4. pengawasan terhadap perusahaan seperti kebijakan pembiayaan seperti untuk ekspansi yang dibiayai dengan dana dari sumber internal antara lain laba. Weston dan Copeland (1992) dalam Gumanti (2013), mengidentifikasi setidaknya ada 11 faktor yang dapat memengaruhi dividen yang dibayarkan perusahaan, yaitu : 1. Undang-undang (peraturan) Sejumlah peraturan dengan sengaja ditetapkan untuk mengurangi kemungkinan tindakan semena-mena dari manajemen untuk membagi dividen secara berlebihan kepada pemegang saham dan melindungi kepentingan kreditor. Adanya peraturan yang ditetapkan memberikan 12
5 batasan-batasan tertentu yang dapat memengaruhi besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan. 2. Posisi Likuiditas Jika perusahaan memerlukan likuiditas yang tinggi, maka dividen yang akan dibagikan seharusnya dikurangi karena membayar dividen berarti pengeluaran kas dan pengeluaran kas berarti pengurangan kemampuan likuiditas. Dalam hal ini, likuiditas dapat memengaruhi dividen yang dibagikan. 3. Kebutuhan untuk Pelunasan Utang Jika perusahaan memiliki kewajiban (utang) yang besar dan harus segera dibayar, maka sangat mungkin bahwa pemegang saham harus dikorbankan, yaitu menunda atau mengurangi pembayaran dividen. Semakin tinggi beban utang yang harus dibayar, semakin besar pula porsi laba yang harus dialihkan kepada pelunasan utang yang sekaligus berarti mengurangi porsi dividen termasuk juga sisa dana yang masuk kembali ke perusahaan (sisa laba). 4. Batasan-batasan dalam Perjanjian Utang (Debt Covenants) Pihak pemberi pinjaman akan menetapkan syarat utang-piutang yang mampu menjamin kelancaran pembayaran piutangnya. Hal yang sering diutamakan adalah persyaratan untuk membatasi perusahaan dalam membayar dividen kas (tunai). Persyaratan tersebut diajukan oleh pemberi pinjaman tidak hanya dalam rangka menjamin, tapi juga melindungi pemberi pinjaman dari kemungkinan diabaikannya kewajiban membayar utang oleh peminjam. 5. Potensi Ekspansi Aktiva 13
6 Siklus kehidupan perusahaan memainkan peran penting dalam menentukan apakah sebagian besar dari laba bersih akan dibagikan dalam bentuk dividen atau tidak. Siklus kehidupan perusahaan akan menentukan kapasitas perusahaan yang tercermin pada skala usahanya dan jika skala usaha menunjukkan tren semakin besar yang konsekuensinya membuat perusahaan semakin membutuhkan tambahan dana untuk ekspansi, maka dividen akan terpengaruh. 6. Perolehan Laba Keyakinan manajemen akan pertumbuhan laba di tahun mendatang juga menjadi faktor atas berapa besarnya dividen yang akan dibayarkan tahun ini. Jika keyakinan manajemen bahwa prospek laba tahun depan dapat diraih dan dalam upaya untuk memberikan jaminan atas prospek usaha, dividen akan mengalami peningkatan. 7. Stabilitas Laba Jika perusahaan memiliki tingkat kestabilan laba yang baik, ada kecenderungan untuk berusaha mempertahankan bahkan menaikkan dividen. Stabilitas laba juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan. 8. Peluang Penerbitan Saham di Pasar Modal Jika suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, memperoleh laba dan memerlukan dana untuk kebutuhan investasi maka alternatif sumber pembiayaan dengan menerbitkan saham dapat menjadi salah satu cara efektif. Pada perusahaan yang masih relatif kecil dan baru berdiri, maka alternatif pembiayaan di pasar modal mengandung risiko yang tinggi karena ada kemungkinan bahwa saham yang ditawarkan tidak direspon dengan baik 14
7 oleh pasar. Sebaliknya, perusahaan berskala besar memiliki kesempatan yang lebih baik karena penerbitan saham baru akan menarik investor. Dengan kata lain, ukuran besar kecilnya perusahaan berbanding lurus dengan rasio pembayaran dividen. 9. Kendali Kepemilikan Pemilik lama memiliki insentif untuk tetap mengoptimalkan penggunaan sumber dana internal daripada eksternal. Rasio pembayaran dividen akan menurun jika manajemen merasa yakin bahwa kebutuhan dana untuk investasi semakin tinggi. 10. Posisi Pemegang Saham Jika jumlah pemegang saham institusi tidak banyak dan jumlah pemegang saham kecil yang ada banyak sekali (retail owners), pembayaran dividen kas akan meningkat. Sebaliknya, jika pemegang saham institusi lebih banyak, ada kemungkinan pembayaran dividen menurun. 11. Kesalahan Akumulasi Pajak atas Laba Ada investor yang menyukai dividen, tapi ada yang tidak menyukai dividen karena tidak ingin dikenakan tarif pajak penghasilan yang tinggi. Oleh karena itu, mereka lebih memilih perusahaan untuk menumpuk labanya dalam bentuk laba ditahan. Namun, pemerintah menetapkan peraturan perpajakan yang menentukan pajak tambahan khusus terhadap penghasilan yang terakumulasi secara tidak benar sehingga perusahaan harus membayar dividen. Berdasarkan hasil penelitian Brav et al. (2005), faktor faktor yang memengaruhi keputusan dividen dari sudut pandang eksekutif keuangan perusahaan adalah sebagai berikut: 15
8 1. Pajak Menurut pandangan para eksekutif, perbedaan pajak menjadi pertimbangan tapi bukan aspek utama dalam mengambil keputusan dividen. Implikasi dari survei penelitian Brav et al. adalah perbedaan besar kecilnya pajak antar negara tentu akan dapat memengaruhi manajer dalam menetapkan dividen yang akan dibayarkan. Artinya, variasi dividen dan menawarkan peluang tersendiri untuk melakukan kajian terhadap perbedaan dividen antar negara. 2. Klien Keberadaan investor kecil merupakan faktor yang juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam menetapkan dividen. Setidaknya hampir separuh dari jumlah responden yang disurvei oleh Brav et al. menyatakan bahwa perusahaan menggunakan dividen sebagai sarana untuk menarik investor kecil membeli saham. 3. Konflik keagenan Pemegang saham dapat meminimalkan kas dalam kendali manajemen dan karenanya mengurangi peluang manajemen untuk menghamburkan kas dalam proyek yang kurang menguntungkan. Salah satu cara untuk menghindari penggunaan kas yang tidak perlu adalah dengan menaikkan dividen. Selain itu, dividen juga merupakan sarana untuk menghindari perampasan oleh pemegang saham mayoritas atas arus kas perusahaan yang pada akhirnya akan merugikan pemegang saham minoritas. 4. Informasi, sinyal dan harga saham Dividen dianggap memiliki kandungan informasi. Salah satu kemungkinan yag dapat menjelaskan anggapan tersebut adalah dividen 16
9 mampu menyiratkan informasi yang sebelumnya tidak diketahui oleh pasar, misalnya melalui sumber dan penggunaan dana, walaupun manajer tidak secara eksplisit menyiratkan suatu informasi privat tersebut ke pasar. Namun demikian, ada anggapan bahwa dividen dapat digunakan sebagai suatu sinyal untuk merubah persepsi pelaku pasar berkenaan dengan prospek laba mendatang. Kenaikan dividen pada umumnya dianggap akan menaikkan harga saham tapi hasil penelitian Brav et al. menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak dipengaruhi oleh harga saham. 5. Publik versus swasta Respon yang berbeda antara perusahaan publik dan perusahaan privat mendukung anggapan bahwa masalah informasi dan keagenan menentukan kebijakan dividen. Brav et al. menemukan bahwa perusahaan privat memandang ada konsekuensi negatif atas pemotongan dividen tapi kurang berbahaya. Perusahaan privat juga memandang bahwa kebijakan dividen mengandung informasi yang kurang bermakna daripada perusahaan publik. Selain itu, perusahaan privat juga kurang tertarik membayar dividen sebagai ganti daripada investasi dan mereka lebih suka membayar dividen terkait dengan perubahan sementara dalam laba. 6. Faktor-faktor lain Ada tiga faktor yang termasuk faktor-faktor lain, yaitu laba per saham (earnings per share) dan dilusi opsi saham (stock option dilution), biaya penerbitan dan likuiditas, dan rating kredit dan struktur modal Pengertian Laba Laba merupakan angka yang termasuk diminati oleh pengguna laporan keuangan terutama dalam pasar uang. Laba merupakan ringkasan 17
10 hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan (Subramanyam, 2012 : 109). Semua aktivitas operasi perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan akan selalu memberikan hasil yang bernilai positif yang berarti laba bagi perusahaan dan bernilai negatif yang berarti rugi bagi perusahaan. Menurut Stice et.al. (2009 : 240), laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa laba merupakan selisih lebih pendapatan dikurangi dengan biaya yang digunakan sebagai indikator dalam mengukur kinerja perusahaan dan dasar dalam pengambilan keputusan investasi Laba Akuntansi Menurut akuntansi, yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah perbedaan antara revenue yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Laba akuntansi mempunyai beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi, investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam 18
11 pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) adalah titik awal pengukuran laba. Menurut Wild et.al. (2005 : 411), terdapat dua kondisi wajib agar pendapatan diakui, yaitu : 1. Telah atau dapat direalisasi (realized or realizable). Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah. 2. Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai. Selain itu, Belkaoui (2011 : 230) juga mengemukakan definisi tentang laba akuntansi itu mengandung lima sifat berikut: 1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. 2. Laba akuntansi didasarkan postulat periodic laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu. 3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. 4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. 5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah 1. terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi, 2. laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti, 3. berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme, 19
12 4. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen Laba Tunai Menurut Soemarso (2004), laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba tunai menggunakan dasar kas (cash basis) dalam penerapan akuntansinya, dimana pendapatan diakui pada saat kas diterima dan beban diakui pada saat kas dikeluarkan. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, utang gaji dan utang pajak utang bunga yang belum dibayar. Hal ini dikarenakan beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi belum dibayar secara kas selama tahun tersebut, maka perusahaan harus mengurangi laba akuntansi dengan pendapatan non kas dan menambahkan kembali beban non kas untuk mendapatkan laba tunai. Dengan kata lain, laba tunai adalah arus kas dari aktivitas operasi. akuntansi adalah: Menurut Harahap (1999), perbedaan laba tunai dan laba a. Laba tunai hanya mengakui keuntungan (gain) atau kerugian (loss) pada periode itu, sedangkan laba akuntansi mengakui keuntungan (gain) atau kerugian (loss) pada periode sebelumnya atau lazim disebut accrued. b. Laba tunai menggunakan dasar akuntansi kas (cash basis), dimana pendapatan diakui pada saat kas diterima dan beban diakui pada saat kas dikeluarkan, sedangkan laba akuntansi menggunakan dasar akuntansi akrual (accrual basis), dimana pendapatan dicatat ketika dihasilkan dan beban dicatat ketika terjadi. 20
13 2.1.3 Likuiditas c. Laba tunai lebih mengindikasikan keadaan laba sesungguhnya yang dimiliki perusahaan, sedangkan laba akuntansi tidak mengindikasikan keadaan laba sesungguhnya, karena terdapat transaksi-transaksi yang bersifat akrual. Menurut Irawati (2006), rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas suatu perusahan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Untuk dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat likuid yang berupa aset lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari jumlah kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi. Semakin besar aset lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan utang lancar, maka semakin besar tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah dana yang banyak menganggur dan apabila terlalu rendah maka perusahaan dianggap tidak berhasil dalam membayar kewajiban lancarnya. Menurut Kasmir (2008 : 135), apabila likuiditas rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik dan akan membayar dividen. Beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengetahui tingkat likuiditas yaitu current ratio, quick ratio dan cash ratio. Aktiva perusahaan yang paling likuid untuk membayar utang jangka pendek 21
14 adalah kas dan surat berharga. Oleh karena itu, peneliti menggunakan cash ratio karena rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. 2.2 Rincian Penelitian Terdahulu Nama No Peneliti dan Tahun 1 Harahap (2007) 2 Suharli (2007) 3 Siregar (2012) 4 Ahmed (2014) Tabel 2.1 Rincian Penelitian Terdahulu Variabel Penelitian Variabel independen : 1. Laba Akuntansi 2. Laba Tunai Variabel dependen: 1. Dividen Kas Variabel independen : 1. Profitability 2. Investment Opportutinity Set Variabel penguat: 1. Likuiditas Variabel dependen : 1. Kebijakkan dividen tunai Variabel independen: 1. Laba Akuntansi 2. Laba Tunai 3. Likuiditas Variabel dependen: 1. Dividen kas Variabel independen: 1. Net income 2. Net cash 3. Liquidity of the bank Variabel dependen: 1. Dividends policy Hasil Penelitian Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Namun jika dibandingkan dengan laba akuntansi, variabel laba tunai memperoleh hasil korelasi yang lebih kecil daripada hasil korelasi laba akuntansi terhadap dividen kas Profitability berpengaruh secara positif terhadap kebijakan deviden sedangkan investment opportunity setberpengaruh secara negatif terhadap dividen kas. Likuiditas dapat digunakan sebagai variabelpenguat (variabel moderator) karena memberikanhasil yang signifikan pada α = Namun, likuiditas hanya berpengaruh terhadap profitability Laba akuntansi bepengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas. Laba tunai dan likuiditas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Laba akuntansi, laba tunai dan likuiditas secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas Laba bersih dan total arus kas berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen oleh perusahaan. Sedangkan likuiditas bank tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen. 22
15 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut : Laba Akuntansi (X 1 ) Laba Tunai (X 2 ) Likuiditas (Z) Dividen Kas (Y) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Laba akuntansi adalah laba bersih setelah pajak yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Selain laba akuntansi, laba tunai perusahaan juga harus diperhatikan. Laba tunai adalah laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan transaksi non kas. Walaupun perusahaan memperoleh laba, tetapi tidak memiliki kas yang cukup maka ada kemungkinan perusahaan tidak membagikan dividen kas dan laba tersebut akan ditahan perusahaan untuk kegiatan reinvestasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Suharli (2007) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas lebih baik maka akan mampu membayar dividen lebih banyak. Okpara (2009) dalam jurnal Al-Khadhiri (2013), mengatakan bahwa current ratio adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakkan pembayaran dividen di Nigeria selain laba dan dividen tahun sebelumnya. Dalam hal ini, likuiditas diduga 23
16 dapat memoderasi hubungan laba dengan dividen kas. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan rasio yang digunakan Suharli (2007) dan Okpara (2009). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cash ratio karena rasio ini menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam memenuhi kewajiban lancar pada tahun yang bersangkutan. 2.3 Hipotesis Penelitian 1. Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas Perusahaan umumnya menetapkan porsi dividen yang akan dibagikan dari laba akuntansi. Dalam penelitian Harahap (2007), apabila laba akuntansi yang diperoleh perusahaan semakin tinggi maka semakin tinggi dividen kas yang akan dibagikan kepada investor. Sebaliknya, apabila laba akuntansi yang diperoleh rendah maka dividen kas yang dibagikan juga rendah. Berdasarkan analisis di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: H 1a = Laba Akuntansi berpengaruh terhadap Dividen Kas. Ketersediaan laba tunai yang besar dalam perusahaan akan memampukan perusahaan membayarkan dividen tunai dalam jumlah yang besar. Sebaliknya jika laba tunai yang di peroleh perusahaan kecil maka dividen yang dibagikan juga kecil. Berdasarkan analisis di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: H 1b = Laba Tunai berpengaruh terhadap Dividen Kas. H 1c = Laba Akuntansi dan Laba Tunai berpengaruh terhadap Dividen Kas secara simultan 24
17 2. Likuditas dapat memoderasi hubungan laba akuntansi terhadap dividen kas Semakin tinggi laba bersih yang diperoleh perusahaan maka dividen kas yang dibagikan akan semakin besar karena dividen biasanya ditetapkan dari porsi laba bersih. Perusahaan juga perlu memperhatikan tingkat likuiditas sebelum membayar dividen (Waston dan Head, 2007). Jika tingkat likuiditas terlalu rendah, ada kemungkinan kreditur membatasi pembayaran dividen oleh perusahaan (Kibet, 2012). Dengan kata lain, walaupun perusahaan memperoleh laba bersih tapi tingkat likuiditas rendah, jumlah dividen yang akan dibagikan perusahaan juga rendah. Jika tingkat likuiditas tinggi, maka jumlah dividen kas yang dibagikan juga tinggi. Berdasarkan analisis di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: H 2 = Likuiditas dapat memoderasi pengaruh Laba Akuntansi terhadap Dividen Kas. 3. Likuiditas dapat memoderasi hubungan laba tunai terhadap dividen kas Pembayaran dividen kas berarti pengeluaran kas oleh perusahaan. Namun, jika perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang rendah maka ada kemungkinan kas perusahaan tersebut dialihkan untuk membayar utang. Hal ini berarti mengurangi jumlah dividen kas yang akan dibagikan. Sebaliknya, jika likuiditas tinggi maka dividen yang dibayarkan juga semakin tinggi. H 3 = Likuiditas dapat memoderasi pengaruh Laba Akuntansi terhadap Dividen Kas. 25
BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang diberikan kepada para pemegang saham yang menanamkan modalnya di perusahaan. Namun, peranan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba akuntansi
Lebih terperincilokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. FASB Statemenet dalam Sofyan (2003:241) mendefenisikan
Lebih terperinciPenelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating (pada perusahaan property
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Net Profit Margin Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Untuk menarik pembeli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah proses penentuan penggunaan pendapatan (earning) perusahaan dalam satu periode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan
II. LANDASAN TEORI 2.1.Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (pemilik modal) dan agen (pihak yang mengelola perusahaan) dalam bentuk
9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan dasar teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan. Teori ini memberikan penjelasan hubungan kontrak antara
Lebih terperinciBAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN
BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN A. Pendahuluan Dividen merupakan salah satu keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana).
Lebih terperinci8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan Dividen (dividen Policy) merupakan kebijakan pembagian laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan perusahaan dari pendapat beberapa ahli keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, maksimalisasikan laba, menciptakan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Teori Yang Relevan Dengan Kebijakan Deviden Menurut Brigham dan Houston (2001:14) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Lebih terperinciDividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.
Dividen dan Pembelian Kembali Saham Rita Tri Yusnita, SE., MM. LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA? PEMEGANG SAHAM Dalam bentuk dividen PERUSAHAAN Berupa laba ditahan REVIEW Fungsi Manajemen Keuangan 1. Keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciDividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh
Lebih terperinciKEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :
KEBIJAKAN DEVIDEN 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen : Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak ( EAT ) perusahaan yaitu : 1. Dibagi kepada para pemegang saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1. Manajemen Resiko Manajemen risiko dapat artikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesar membawa implikasi pada persaingan
Lebih terperinciproses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.
KEBIJAKAN DEVIDEN Kebijakan deviden menyangkut keputusan apakah laba akan dibayarkan sebagai deviden atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Kebijakan deviden merupakan kebijakan yang kontroversial,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen Menurut Eugene F. Brigham (2001; 66), ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen, diantaranya: 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)
KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) Apa dividend policy? Yaitu keputusan pembayaran laba bagi pemegang saham versus laba ditahan untuk diinvestasikan dalam perusahaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)
KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) Apa dividend policy? Yaitu keputusan pembayaran laba bagi pemegang saham versus laba ditahan untuk diinvestasikan dalam perusahaan Dividend policy meliputi Dividend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesat atau ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia membuat perusahaan perusahaan di Indonesia harus lebih selektif dan efektif dalam pengambilan sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur modal Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak selamanya suatu perusahaan terus menerus memiliki dana yang cukup untuk membiayai segala kegiatan operasionalnya. Untuk dapat menjalankan usahanya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen
II. LANDASAN TEORI 2.1 Kebijakan Dividen 2.1.1 Pengertian Dasar Dividen Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen a. Pengertian Menurut Dyckman et al (2001:439) dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan produk dari proses pelaporan keuangan yang diatur oleh standar dan aturan akuntansi, insentif manajer, serta
Lebih terperinciTEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)
TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY) Definisi Deviden Perusahaan dalam mengelola keuangannya selalu dihadapkan pada tiga permasalahan penting yang berkaitan. Ketiga permasalahan tersebut adalah keputusan investasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut selayaknya disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemegang saham akan membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan besarnya dividen yang akan diterima dalam periode tertentu. Informasi tersebut selayaknya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend)
12 BAB II KAJIAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Dividen Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Ada beberapa tipe dividen yaitu, dividen kas dan dividen non
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Dividend 2.1.1.1 Pengertian Dividend Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal dan Struktur Modal a. Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.
Lebih terperinciTipe dan Cara Pembayaran Dividen
KEBIJAKAN DEVIDEN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Tipe dan Cara Pembayaran Dividen Ada beberapa tipe dividen: dividen kas dan dividen non-kas. Untuk dividen non-kas, ada dividen saham (stock dividend) dan stock splits
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Devidend Payout Ratio The dividend should be distributed to the shareholders in order to maximize their wealth as they have invested their
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go public merupakan faktor terpenting sebelum para investor menanamkan sejumlah modalnya. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai penggunaan laba yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, apakah laba yang diperoleh akan dibagikan kepada investor dalam bentuk dividen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:2) : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen telah menjadi masalah terpenting dalam berbagai literatur keuangan sejak munculnya saham perusahaan. Dividen umumnya didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu
Lebih terperinciKebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan Dividen 2 KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya prosentase laba bersih setelah
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan
Lebih terperinciumum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Banyak penelitian menunjukkan bahwa dividen yang naik sering dikaitkan dengan naiknya harga saham, sementara penurunan dividen secara umum menunjukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Pasar modal memiliki peran yang besar dalam perekonomian suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia sampai sekarang telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan deviden merupakan kebijakan suatu perusahaan mengenai pembagian kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, 2002 532). Kebijakan dividen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Free Cash Flow Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat diartikan aliran kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemegang saham atau pemilik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah laba dari perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR) 2.1.1.1 Pengertian Debt To Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio adalah
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN materi 5
KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5 KAPITA SELEKTA KEUANGAN Universitas Gunadarma Jakarta Pengertian Deviden Pengertian deviden Deviden Adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pada landasan teori ini akan uraikan tentang pengertian dividen, kebijakan dividen yang terdiri dari pola pembayaran dividen dan teori tentang kebijakan dividen,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Deviden Dividen adalah bagian dari laba bersih yang diberikan kepada para pemegang saham sebagai bentuk atas penyertaan modal yang mereka berikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar modal. Perusahaan memperoleh dana dengan menjual saham kepada publik di pasar modal.investor
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen menurut Martono dan Harjito (2000:253) merupakan bagian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Teori yang Relevan dengan Kebijakan Deviden. bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan dengan Kebijakan Deviden 1. Teori Keagenan (agency theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Kumalasari (2007), mengungkapkan bahwa teori keagenan menjelaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal
Lebih terperinciPengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen telah di lakukan oleh: 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Definisi Laporan Keuangan Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dan pedoman untuk penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Nurhayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ada era globalisasi saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pada pengungkapan suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Penelitian 2.1.1 Teori Sinyal Signaling Theory (Teori Sinyal) menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko yang seringkali sulit diprediksi oleh para investor. Untuk mengurangi resiko tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Penelitian pengaruh informasi laba dan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham. Selain dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden, sebagian dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Deviden Deviden adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham. Selain dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoari 1. Kebijakan Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (Sumani, 2003 dalam Dhira, 2014). Ada beberapa tipe dividen
Lebih terperinci