PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU DARI ELASTISITAS DAN DAYA TERIMA NASKAH PUBLIKASI
|
|
- Sri Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU DARI ELASTISITAS DAN DAYA TERIMA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Destyna Mahanany J PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2
3
4 PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU DARI ELASTISITAS DAN DAYA TERIMA (DESTYNA MAHANANY. J ) Kulit singkong dikenal dengan hasil limbah dari singkong atau ubi kayu yang telah dikupas. Kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk bahan substitusi pada makanan olahan yang sebelumnya telah diproses menjadi tepung kulit singkong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah dari kulit singkong sebagai bahan substitusi dari mie basah ditinjau dari elastisitas dan daya terima panelis. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan %, %, dan %. Data hasil elastisitas dianalisis menggunakan uji statistik one way anova, sedangkan uji daya terima menggunakan uji anova dan kemudian dilanjutkan dengan uji LSD (Lest Significant Difference). Hasil uji Anova didapatkan nilai signifikansi warna p =, (p<,) artinya ada perbedaan substitusi tepung kulit singkong %, %, dan % terhadap daya terima warna mie basah. Sedangkan hasil Anova aroma p =,79 (p>,) artinya tidak ada perbedaan aroma terhadap substitusi tepung kulit singkong. Hasil Anova rasa p =,887 (p>,) artinya tidak ada perbedaan rasa terhadap mie basah kulit singkong. Sedangkan hasil Anova tekstur p =,6 (p<,) artinya ada perbedaan tekstur terhadap mie basah kulit singkong. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan substitusi tepung kulit singkong %, %, dan % terhadap elastisitas mie basah karena nilai p>,. Kata kunci : elastisitas, daya terima, tepung kulit singkong PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Singkong (Manihot esculenta Crantz) adalah tanaman tropis yang bermanfaat dan digunakan sebagai sumber kalori yang murah. Di Indonesia singkong dijadikan makanan pokok setelah padi dan jagung. Pengolahan singkong bertujuan untuk menambah variasi pemanfaatan produk tersebut. Pengolahan singkong dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu dengan perebusan, penggorengan, pembakaran dan fermentasi. Menurut Rukmana (997) kulit singkong mengandung banyak zat gizi yang dapat dimanfaatkan untuk tubuh. Kandungan energi dan nutrisi yang dimiliki kulit singkong dalam gram limbah kulit singkong adalah protein 8, gram, serat kasar, gram, pektin, gram, lemak,9 gram, kalsium,6 gram. Tepung kulit singkong dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam makanan olahan, misalnya mie basah. Mie basah merupakan mie yang mengalami perebusan terlebih dahulu setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Pengolahan mie basah masih menggunakan cara tradisional, sehingga produk yang dihasilkan belum memenuhi standar mutu produk mie sesuai dengan SNI. Mutu produk mie basah yang baik mempunyai warna yang cenderung kuning, serta mempunyai tekstur kenyal dan elastis. Faktor yang mempengaruhi sifat elastisitas mie basah adalah protein gluten yang terkandung dalam tepung terigu. Gluten merupakan suatu massa
5 yang kohesif dan dapat meregang secara elastis, sehingga peningkatan gluten akan menyebabkan adonan semakin elastis dan tidak mudah putus ( Dexter dkk, 98). Penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung kulit singkong akan mengurangi kandungan protein gluten pada adonan, sehingga berdampak pada elastisitas mie basah yang dihasilkan. Kandungan protein pada tepung terigu akan berkurang apabila disubstitusi dengan tepung kulit singkong, sehingga mempengaruhi elastisitas mie basah. Tepung kulit singkong dapat dijadikan sebagai bahan substitusi pembuatan mie basah dengan bahan pembantu tepung terigu, air, garam, dan telur. Untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kulit singkong terhadap kualitas mie basah, maka perlu diteliti tentang pemanfaatan tepung kulit singkong sebagai bahan substitusi pembuatan mie basah ditinjau dari elastisitas mie basah dan daya terima. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : adakah pengaruh substitusi tepung kulit singkong pada pembuatan mie basah ditinjau dari sifat elastisitas mie basah dan daya terima. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan tepung kulit singkong sebagai bahan substitusi pembuatan mie basah ditinjau dari sifat elastisitas, dan daya terima.. Tujuan Khusus a. Mengetahui sifat elastisitas pada mie basah kulit singkong. b. Mengetahui daya terima masyarakat terhadap mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong. c. Menganalisis pengaruh substitusi tepung kulit singkong pada pembuatan mie basah ditinjau dari sifat elastisitas dan daya terima. Manfaat Penelitian. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui tentang sifat elastisitas pada mie basah kulit singkong.. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan masyarakat tentang penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan tepung kulit singkong.. Bagi Penelitian Lanjutan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan apabila mengadakan penelitian sejenis. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu Tanaman ubi kayu atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan singkong, ketela pohon, dan lainnya merupakan tanaman asli dari Amerika. Tanaman ubi kayu saat ini dapat dijumpai di negara negara yang mempunyai iklim tropis, seperti negara Indonesia. Tanaman ubi kayu atau singkong di Indonesia adalah tanaman terpenting dibanding dengan tanaman umbi umbian
6 yang lain. Singkong merupakan makanan pokok ke tiga setelah padi padian dan jagung (Chalil, ). Ubi kayu dikenal sebagai makanan yang mengandung sumber karbohidrat tinggi pengganti nasi atau beras dan sebagai sumber energi bagi tubuh. Seluruh bagian dari tanaman ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Daun ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, batang ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar apabila kering, dan ubinya sendiri dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dan sumber energi bagi tubuh (Arifin, ). Namun, dalam ubi kayu mengandung asam sianida (HCN) yang bersifat toksik, sehingga masalah penurunan kadar HCN menjadi perhatian utama dalam pemanfaatan ubi kayu (Oboh, ).. Manfaat Ubi Kayu Ubi kayu merupakan tanaman yang sangat mudah tumbuh didaerah tropis khususnya pada tanah yang gembur di dataran rendah. Selain mudah tumbuh didaerah tropis kelebihan tanaman ubi kayu dibandingkan dengan tanaman ubi ubi lainnya yaitu masa panen ubi kayu tidak mengenal musim, oleh karena itu ubi kayu dapat dijadikan sebagai cadangan makanan, yaitu dapat dibiarkan disuhu ruangan untuk beberapa minggu. Semua yang terdapat dalam tanaman ubi kayu dapat diolah menjadi makanan kecuali batang dan dahan pada ubi kayu. Ubi kayu juga dapat bereproduksi pada tanah yang subur maupun pada tanah yang kurang subur, selain itu ubi kayu merupakan makanan pokok terbesar di dunia setelah padi dan jagung (Bantacut, 9). Kulit Ubi Kayu Kulit ubi kayu atau kulit singkong (Manihot esculenta Cranz) merupakan limbah dari ubi kayu yang telah dikupas. Kulit ubi kayu menjadi limbah utama pangan di negara berkembang. Semakin luas areal penanaman ubi kayu atau singkong, dan semakin banyak jumlah ubi kayu yang dipanen, maka semakin banyak juga limbah kulit ubi kayu yang dihasilkan. Setiap kilogram ubi kayu menghasilkan % limbah kulit ubi. Limbah kulit ubi kayu sebaiknya dalam keadaan kering dengan cara dijemur dan ditumbuk dijadikan tepung (Rukmana, 997). Kulit Singkong adalah hasil limbah agroindustri dari industri pengolahan singkong, seperti industri tepung tapioka dan keripik singkong di Indonesia yang jumlahnya melimpah. Menurut Badan Pusat Statistik (8), produksi singkong di Indonesia mencapai ton. Sekitar -% bagian singkong adalah kulit dan sisanya adalah umbinya. Tabel Kandungan zat gizi pada kulit singkong per gram Kandungan zat gizi kulit singkong Gram Protein 8, Lemak,9 Pektin, Serat kasar, Kalsium,6 Karbohidrat 6,6 Sumber : Rukmana (997) Tepung Kulit Ubi Kayu Tepung kulit singkong merupakan hasil olahan limbah kulit singkong yang cara pembuatannya sangat mudah dan menggunakan alat yang sederhana. Tepung kulit singkong dibuat dari kulit ari singkong yang sudah dibersihkan dulu
7 kulit luarnya. Analisis proksimat kandungan tepung kulit singkong adalah sebagai berikut : Tabel. Proksimat tepung kulit singkong Tepung Kulit Singkong Kadar air (%) 8,6 Kadar abu (%), Kadar lemak kasar (%),98 Kadar serat kasar (%),9 Kadar protein kasar (%) 6,8 Sumber : Wikanastri () Mie Basah Mie basah (fresh noodle atau wet nodle) merupakan salah satu jenis mie yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia. Terdapat macam jenis mie yang ada di Indonesia, yaitu mie segar, mie basah, mie kering dan mie instan. Mie segar yaitu mie yang mengalami perebusan dengan menggunakan air mendidih. Mie basah yaitu mie yang mengalami perebusan terlebih dahulu setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Mie kering yaitu mie segar yang sudah mengalami proses pengeringan sehingga kadar airnya mencapai 8% - %. Mie instan yaitu produk mie kering yang dibuat dari tepung terigu atau tanpa bahan penambahan bahan makanan lain yang diizinkan, bentuknya khas dan siap dihidangkan setelah masak atau diseduh dengan air mendidih (Astawan, ). Kandungan zat gizi mie basah setiap gram adalah sebagai berikut : Tabel Kandungan zat gizi mie basah per gram Komposisi zat gizi Jumlah Air 8 gram Kalori 86 kalori Protein, gram Lemak, gram Karbohidrat, gram Ca mg P mg Fe,8 mg Sumber : Poedjiadi (9) Komposisi mie basah terdiri dari :. Tepung terigu Tepung terigu merupakan makanan pokok yang paling bergizi diantara makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. tepung terigu terbuat dari biji gandum yang proses pembuatannya melalui proses penggilingan. Definisi tepung terigu menurut SNI (Standard Nasional Indonesia) adalah tepung yang dibuat dari endosperm biji gandum Triticum aestivum L (Club wheat) dan Triticum campactum host atau campuran keduanya dengan penambahan fortifikasi zat besi (Fe), seng (Zn), vitamin B, vitamin B dan asam folat (Standard Nasional Indonesia).. Telur Telur merupakan sumber protein bermutu tinggi. Peranan telur dalam pembuatan adonan mie basah mempunyai peranan yang sangat penting. Putih telur dapat mengurangi kekeruhan air saat melakukan perebusan mie basah,
8 sedangkan untuk kuning telur berperan sebagai emulsifier sehingga adonan lebih gurih, lebih kenyal, dan elastis.. Garam Dapur Garam merupakan benda padat yang memiliki warna putih dengan bentuk kristal yang merupakan kumpulan dari senyawa senyawa dengan bagian terbesar Natrium Khlorida (>8%) serta senyawa lainnya yaitu Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida, dan lain lain (Burhanuddin, ). Penambahan garam pada pembuatan mie sangat memiliki peranan penting, karena untuk memberi rasa pada adonan mie basah, selain itu fungsi garam dapat meningkatkan konsistensi adonan (fleksibilitas dan elastisitas mie), serta mengikat air.. Air Air digunakan untuk melarutkan garam, media reaksi antara karbohidrat dan gluten ( mengembang ), dan membentuk sifat kenyal gluten. Air yang digunakan dalam pembuatan mie basah harus menggunakan air yang memenuhi syarat air minum, yaitu tidak berbau, tidakberwarna, dan tidak berasa. Elastisitas Mie Basah Komponen terbesar pembuatan mie basah adalah tepung terigu. Tepung terigu sendiri berfungsi sebagai pembentuk struktur mie, sumber protein, dan sumber karbohidrat. Sumber protein utama pada tepung terigu yang berperan dalam proses pembuatan mie adalah gluten. Gluten adalah protein dari tepung terigu yang dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Faktor yang mempengaruhi sifat elastisitas mie basah adalah kandungan protein dalam tepung terigu, karena semakin tinggi kadar protein yang terkandung dalam tepung terigu maka semakin tinggi kemampuan menyerap air sehingga adonan mie basah tidak mudah putus dan kenyal. Penggunakan tepung terigu dengan protein tinggi dimaksudkan agar mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu pada tahap produksinya (Dexter dkk, 98). Semakin rendah penggunaan tepung terigu maka semakin sedikit air yang dapat diikat oleh gluten sehingga kadar air dalam mie basah akan menurun. Air merupakan komponen yang penting dalam pembentukan gluten. Air juga berperan sebagai media dalam percampuran garam dan pengikatan rasa, serta meningkatkan elastisitas dan mengurangi kelengketan adonan, sehingga apabila kadar air dalam mie basah menurun, maka elastisitas dan kekenyalan adonan mie basah akan berkurang (Sutomo, 6). Daya Terima Daya terima merupakan penilaian seorang panelis tentang rasa suka ataupun rasa tidak suka terhadap mie basah kulit singkong meliputi penilaian dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Untuk tingkat kesukaan suka skala hedonik dapat berupa, sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, sangat tidak suka. Tanggapan tidak suka skala hedoniknya dapat berupa suka dan agak suka, untuk tanggapan yang netral dapat diartikan bukan suka tetapi bukan tidak suka (neither like or dislike). HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan substitusi tepung terigu dan tepung kulit singkong pada pembuatan mie basah kulit singkong yang digunakan adalah :, 9:, dan 8:. Hasil uji elastisitas dan daya terima mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong adalah sebagai berikut :
9 Hasil uji elastisitas mie basah kulit singkong dengan substitusi tepung kulit singkong % didapatkan presentase daya tarik sebesar,8%, substitusi tepung kulit singkong % didapatkan presentase daya tarik sebesar,8%, dan substitusi tepung kulit singkong % didapatkan presentase daya tarik sebesar 8,6%. Dari uji elastisitas disimpulkan bahwa semakin tinggi substitusi tepung kulit singkong maka daya tarik atau elastisitas mie basah semakin kuat, hal tersebut dibuktikan dengan presentase daya tarik mie basah yang semakin besar. Kandungan pati dalam kulit singkong dapat mempengaruhi elastisitas mie basah kulit singkong. Singkong mengandung pati yang tersusun atas amilosa dan amilopektin yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung tapioka. Pada pembuatan mie dengan bahan dasar tepung tapioka ( pati singkong ) berfungsi untuk meningkatkan kelembutan dan gelantinisasi mie. Menurut Tjokroadi Koesomo (986) tepung tapioka memiliki sifat sifat tidak mudah menggumpal, mempunyai daya perekat yang tinggi, dan tidak mudah pecah ataupun rusak. Sehingga pati yang terkandung dalam kulit singkong dapat mempengaruhi daya tarik atau elastisitas mie basah kulit singkong. Penambahan air pada pembuatan adonan mie basah kulit singkong juga dapat mempengaruhi elastisitas atau daya tarik mie basah. Menurut Sunaryo (98) suhu air yang tepat untuk pembuatan mie akan menghasilkan adonan lembut dan halus. Jika suhu kurang adonan menjadi keras, rapuh dan kasar. Jika suhu lebih adonan akan menghasilkan mie dengan tingkat elastisitas yang menurun. Sehingga penambahan air dengan suhu tertentu dapat mempengaruhi elastisitas mie basah kulit singkong. Penambahan garam dapur (NaCl) selain sebagai bumbu atau perasa juga berfungsi untuk meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas mie. Menurut Sunaryo (98) fungsi garam adalah memberi rasa, memperkuat tekstur mie, membantu reaksi antara glutenin dan karbohidrat (meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas mie), mengikat air. Hasil analisis data dengan SPSS diperoleh nilai p =, 6 (p>,) yang berarti tidak ada pengaruh yang nyata substitusi tepung kulit singkong terhadap elastisitas mie basah. Daya terima Daya terima merupakan penilaian seorang panelis tentang rasa suka ataupun rasa tidak suka terhadap mie basah kulit singkong meliputi penilaian dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Untuk tingkat kesukaan suka skala hedonik dapat berupa, sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, sangat tidak suka. Untuk tanggapan tidak suka skala hedoniknya dapat berupa suka dan agak suka, untuk tanggapan yang netral dapat diartikan bukan suka tetapi bukan tidak suka (neither like or dislike). Berdasarkan rata rata uji daya terima mie basah kulit singkong dapat diketahui penilaian panelis terhadap mie basah kulit singkong yang meliputi penilaian warna, aroma, rasa dan tekstur adalah sebagai berikut : a. Warna Berdasarkan tabel hasil uji daya terima menunjukkan bahwa untuk warna mie basah yang paling disukai oleh panelis adalah mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dengan nilai rata rata,77. Hal tersebut menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai warna mie basah tanpa substitusi tepung kulit singkong. Pada substitusi tepung kulit singkong % dan % menunjukkan nilai rata rata, dan,7. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk substitusi
10 tepung kulit singkong % panelis menilai netral dan untuk substitusi tepung kulit singkong % panelis menilai kurang menyukai warna dari mie basah tersebut. Hasil penelitian utama uji daya terima panelis terhadap warna dari produk mie basah kulit singkong dapat dilihat pada tabel. Berdasarkan tabel tentang daya terima terhadap warna mie basah kulit singkong adalah sebagai berikut : untuk subsitusi tepung kulit singkong % sebanyak 6% panelis menyatakan suka, substitusi tepung kulit singkong % sebanyak,% panelis menyatakan suka, dan substitusi tepung kulit singkong % sebanyak,% panelis menyatakan suka, sehingga daya terima panelis lebih menyukai warna mie basah pada substitusi tepung kulit singkong sebanyak %. Semakin tinggi substitusi tepung kulit singkong maka semakin menurun daya terima panelis terhadap warna mie basah. Pada hasil penelitian ini pembuatan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong didapatkan warna mie basah dengan substitusi % memiliki warna putih kekuningan sehingga mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % lebih disukai oleh panelis dibandingkan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dan %. Hal tersebut dikarenakan pada substitusi tepung kulit singkong % dan % warna dari mie basah cenderung berwarna coklat muda karena pada saat pembuatan tepung kulit singkong ada proses browning saat pengelupasan kulit singkong, sehingga warna dari tepung kulit singkong berwarna coklat muda dan mempengaruhi warna mie basah yang dihasilkan. Hasil uji Friedman Test yang dilakukan pada daya terima panelis terhadap warna mie basah kulit singkong adalah p =, (p<,) yang berarti ada perbedaan daya terima warna mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong. Berdasarkan hasil uji anova daya terima warna mie basah kulit singkong menunjukkan bahwa substitusi tepung kulit singkong %, %, dan % berbeda nyata karena nilai p yang dihasilkan kurang dari, sehingga terdapat perbedaan dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji LSD substitusi tepung kulit singkong % dengan % menunjukkan ada beda nyata karena nilai p =, (p<,) sehingga ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap warna mie basah yang dihasilkan. Substitusi tepung kulit singkong % dengan % juga menunjukkan adanya perbedaan yang nyata karena nilai p =, (p<,) sehingga ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap warna mie basah yang dihasilkan. Substitusi tepung kulit singkong % dengan % menunjukkan ada beda nyata karena nilai p =, (p<,) sehingga ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap warna mie basah yang dihasilkan. b. Aroma Hasil uji daya terima menunjukkan bahwa untuk aroma mie basah yang paling disukai oleh panelis adalah mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dengan nilai rata rata,. Hal tersebut menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai aroma mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong %. Hasil penelitian ini uji daya terima panelis terhadap aroma dari produk mie basah kulit singkong dapat dilihat pada tabel.
11 Tabel Daya terima aroma mie basah kulit singkong Presentase No Perlakuan Parameter Nilai Panelis (%). Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong % 8 6,67, Jumlah 9 7,,, Jumlah 8, 6,67,,, Jumlah Berdasarkan tabel tentang daya terima terhadap aroma mie basah kulit singkong adalah sebagai berikut : untuk subsitusi tepung kulit singkong % sebanyak 6,67% panelis menyatakan suka, substitusi tepung kulit singkong % sebanyak % panelis menyatakan suka, dan substitusi tepung kulit singkong % sebanyak 6,67% panelis menyatakan suka, sehingga daya terima panelis lebih menyukai aroma mie basah pada substitusi tepung kulit singkong sebanyak %. Pada hasil penelitian ini pembuatan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong didapatkan aroma mie basah dengan substitusi % lebih disukai oleh panelis dibandingkan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dan %. Hal tersebut dikarenakan pada substitusi tepung kulit singkong % aroma mie agak amis yang disebabkan oleh bahan telur yang ditambahkan pada adonan mie. Substitusi tepung kulit singkong % panelis menyukai aroma tersebut dikarenakan aroma amis dari telur berkurang dan aroma khas tepung kulit singkong tidak menyengat. Sedangkan pada substitusi tepung kulit singkong % aroma dari mie basah mempunyai aroma khas singkong yaitu apek sehingga panelis cenderung tidak suka aroma mie basah pada substitusi tepung kulit singkong %. Hasil uji Friedman Test yang dilakukan pada daya terima panelis terhadap aroma mie basah kulit singkong adalah p =,79 (p>,) yang berarti tidak ada perbedaan daya terima aroma mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong. c. Rasa Berdasarkan hasil uji daya terima menunjukkan bahwa untuk rasa mie basah yang paling disukai oleh panelis adalah mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dengan nilai rata rata,. Hal tersebut menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai rasa mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong %. Hasil penelitian utama uji daya terima panelis terhadap rasa dari produk mie basah kulit singkong dapat dilihat pada tabel.
12 Tabel Daya terima rasa mie basah kulit singkong Presentase No Perlakuan Parameter Nilai Panelis (%). Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong % 9 6,67, Jumlah 6 7 6, 6,67 Jumlah 9 7,,, Jumlah Berdasarkan tabel tentang daya terima terhadap rasa mie basah kulit singkong adalah sebagai berikut : untuk subsitusi tepung kulit singkong % sebanyak 6,67% panelis menyatakan suka, substitusi tepung kulit singkong % sebanyak % panelis menyatakan suka, dan substitusi tepung kulit singkong % sebanyak % panelis menyatakan suka, sehingga daya terima panelis lebih menyukai mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong sebanyak %. Pada hasil penelitian utama pembuatan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong didapatkan rasa mie basah dengan substitusi % lebih disukai oleh panelis dibandingkan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dan %. Hal tersebut dikarenakan pada substitusi tepung kulit singkong % dan % rasa mie yang dihasilkan kurang gurih sedangkan pada substitusi tepung kulit singkong % rasa mie yang dihasilkan lebih gurih. Hasil uji Friedman Test yang dilakukan pada daya terima panelis terhadap rasa mie basah kulit singkong adalah p =,887 (p>,) yang berarti tidak ada perbedaan daya terima rasa mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong. d. Tekstur Tekstur suatu produk pangan akan mempengaruhi rasa yang ditimbulkan oleh produk pangan tesebut. Perubahan tekstur produk pangan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul karena dapat mempengaruhi munculnya rangsangan terhadap sel reseptor olfaktori dan kelenjar air liur (Winarno, 99). Berdasarkan tabel hasil uji daya terima menunjukkan bahwa untuk tekstur mie basah yang paling disukai oleh panelis adalah mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dengan nilai rata rata,. Hal tersebut menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai tekstur mie basah tanpa substitusi tepung kulit singkong. Pada substitusi tepung kulit singkong % dan % menunjukkan nilai rata rata, dan,. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk substitusi tepung kulit singkong % panelis menilai netral dan untuk substitusi tepung kulit singkong % panelis menilai agak suka terhadap tekstur mie yang dihasilkan.
13 Hasil penelitian utama uji daya terima panelis terhadap tekstur dari produk mie basah kulit singkong dapat dilihat pada tabel. Tabel Daya terima tekstur mie basah kulit singkong Presentase No Perlakuan Parameter Nilai Panelis. Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong % (%) 6,67 9, Jumlah 6,67,, 6,67 Jumlah 7 9,,, Jumlah Berdasarkan tabel tentang daya terima terhadap tekstur mie basah kulit singkong adalah sebagai berikut : untuk subsitusi tepung kulit singkong % sebanyak 6,67% panelis menyatakan suka, substitusi tepung kulit singkong % sebanyak,% panelis menyatakan suka, dan substitusi tepung kulit singkong % sebanyak,% panelis menyatakan suka, sehingga daya terima panelis lebih menyukai tekstur mie basah pada substitusi tepung kulit singkong sebanyak %. Pada hasil penelitian utama pembuatan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong didapatkan tekstur mie basah dengan substitusi % memiliki tekstur mie yang kenyal sehingga mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % lebih disukai oleh panelis dibandingkan mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % dan %. Hasil uji Friedman Test yang dilakukan pada daya terima panelis terhadap tekstur mie basah kulit singkong adalah p =,6 (p<,) yang berarti ada perbedaan daya terima tekstur mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong. Berdasarkan hasil uji anova daya terima warna mie basah kulit singkong menunjukkan bahwa substitusi tepung kulit singkong %, %, dan % berbeda nyata karena nilai p yang dihasilkan kurang dari, sehingga terdapat perbedaan dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji LSD substitusi tepung kulit singkong % dengan % menunjukkan tidak ada beda nyata karena nilai p =, (p>,) sehingga tidak ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap tekstur mie basah yang dihasilkan. Substitusi tepung kulit singkong % dengan % menunjukkan adanya perbedaan yang nyata karena nilai p =, (p<,) sehingga ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap tekstur mie basah yang dihasilkan. Substitusi tepung kulit singkong % dengan %
14 menunjukkan ada beda nyata karena nilai p =,7 (p<,) sehingga ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap tekstur mie basah yang dihasilkan. e. Kesukaan Keseluruhan Berdasarkan tabel uji daya terima kesukaan keseluruhan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur mie basah kulit singkong yang dihasilkan sebanyak, rata rata panelis menyukai mie basah kulit singkong dengan substitusi tepung kulit singkong sebanyak %. Pada substitusi tepung kulit singkong % dan % nilai rata rata daya terima panelis sebanyak,7 dan,, hal tersebut menunjukkan bahwa panelis tidak memilih suka atau tidak memilih tidak suka dan cenderung memilih agak suka atau netral. Hasil penelitian utama uji daya terima panelis terhadap kesukaan keseluruhan dari produk mie basah kulit singkong dapat dilihat pada tabel. Tabel Daya terima kesukaan keseluruhan mie basah kulit singkong No Perlakuan Parameter Nilai Panelis Presentase (%). Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong %. Tepung kulit singkong %, 6,67 Jumlah 6,67, Jumlah 8 8 6,67 6,67 6,66 Jumlah Berdasarkan tabel tentang daya terima keseluruhan mie basah kulit singkong adalah sebagai berikut : untuk subsitusi tepung kulit singkong % sebanyak % panelis menyatakan suka, substitusi tepung kulit singkong % sebanyak 6,67% panelis menyatakan suka, dan substitusi tepung kulit singkong % sebanyak 6,67% panelis menyatakan suka, sehingga daya terima panelis terhadap kesukaan keseluruhan lebih menyukai mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong sebanyak %. Hasil uji daya terima kesukaan keseluruhan terhadap warna, aroma, rasa, dan tektur mie basah kulit singkong dapat disimpulkan bahwa presentase daya terima panelis terhadap kesukaan keseluruhan mie basah kulit singkong tertinggi adalah pada substitusi tepung kulit singkong sebanyak % yaitu sebesar, rata rata panelis menyatakan suka terhadap produk mie yang dihasilkan pada substitusi tepung kulit singkong %. Uji daya terima kesukaan keseluruhan panelis pada produk mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % panelis memilih netral atau agak suka, hal tersebut dapat dipengaruhi karena aroma dan rasa mie yang kurang sesuai dengan panelis. Untuk aroma mie cenderung lebih amis dan beraroma
15 tepung terigu karena pengaruh bahan telur dan tepung terigu yang digunakan. Untuk rasa mie dengan substitusi tepung kulit singkong % dari uji daya terima panelis lebih memilih netral. Uji daya terima kesukaan keseluruhan panelis pada produk mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % panelis lebih menyukai produk mie basah, hal tersebut dipengaruhi karena warna, aroma, rasa dan tekstur mie basah kulit singkong yang dihasilkan walaupun cenderung panelis memilih netral. Warna yang dihasilkan putih kecoklatan dengan aroma khas tepung kulit singkong yaitu sedikit apek, rasa dan tekstur mie yang sedikit gurih dan kenyal, sehingga daya terima panelis terhadap produk mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % adalah agak suka. Uji daya terima kesukaan keseluruhan panelis pada produk mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % panelis memilih agak suka, hal tersebut dapat dipengaruhi karena warna, aroma dan tekstur mie yang kurang sesuai dengan panelis. Untuk warna mie cenderung lebih coklat tua dan aroma mie cenderung lebih apek. Untuk tekstur mie cenderung kurang kenyal, sehingga daya terima panelis terhadap produk mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % adalah netral. Berdasarkan hasil uji Friedman yang dilakukan pada daya terima kesukaan keseluruhan panelis terhadap produk mie basah kulit singkong didapatkan nilai p =, (p<,), yang berarti ada perbedaan substitusi tepung kulit singkong terhadap daya terima kesukaan keseluruhan mie basah kulit singkong. Hasil uji LSD substitusi tepung kulit singkong % dengan % menunjukkan tidak ada beda nyata karena nilai p =,7 (p>,) sehingga tidak ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap kesukaan keseluruhan panelis pada mie basah yang dihasilkan. Substitusi tepung kulit singkong % dengan % menunjukkan adanya perbedaan yang nyata karena nilai p =, (p<,) sehingga ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap kesukaan keseluruhan panelis pada mie basah yang dihasilkan. Substitusi tepung kulit singkong % dengan % menunjukkan ada beda nyata karena nilai p =,6 (p<,) sehingga ada perbedaan antara substitusi tepung kulit singkong % dengan % terhadap kesukaan keseluruhan panelis pada mie basah yang dihasilkan. Kesimpulan. Tidak ada pengaruh substitusi tepung kulit singkong (p>,) terhadap elastisitas atau kekuatan daya tarik mie basah kullit singkong.. Daya terima kesukaan keseluruhan masyarakat lebih menyukai mie basah dengan substitusi tepung kulit singkong % ditinjau dari warna, aroma, rasa, dan tekstur. Saran. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menghilangkan aroma kulit singkong dan warna mie misalnya dengan menambahkan kunyit sehingga warna dan aroma mie dapat dinetralisir. DAFTAR PUSTAKA Arifin,. Kandungan Gizi Pada Ubi Kayu. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. IX () : 9-. Astawan, M.. Membuat Mie dan Bihun. Dalam Muhammad Nur Azis, Sifat Tekstural dan Penerimaan Sensorik Mie Basah yang Disubstitusi Tepung Ubi Ungu. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
16 Bantacut, T (ed.). 9. Ketahanan Pangan Berbasis Cassava. Artikel Teknologi Pangan Vol. 9 No. Maret. Burhanuddin.. Proceeding Forum Pasar Garam Indonesia. Dalam Sri Armia Aditya Putri, Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Konsumsi Dengan Metode Iodometri Berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Medan: Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Chalil, D.. Agribisnis Ubi Kayu di Propinsi Sumatera Utara. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan. Departemen Pertanian. 9. Dalam Titik Sundari, Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya Ubi Kayu. Balai Penelitian Kacang Kacangan dan Umbi Umbian. Malang. Dexter, dkk. 98. Dalam Budiyah, Pemanfaatan Pati dan Protein Jagung (Corn Gluten Meal). Skripsi. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Koesomo Tjokroadi Teknologi Produksi Ubi kayu Mendukung Industri Bioetanol. Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Oboh G.. Nutrient enrichment of Cassava peels using a mixed culture of Saccharomyces cerevisae and Lactobacillus spp. Dalam Asep El-Qusairi, Evaluasi Kualitas dan Kecernaan Kulit Singkong, Biji Karet, Kopra, Biji Kapuk, Dan Palm Kernel Meal Difermentasi Saccharomyces cerevisiae Pada Juvenil Ikan Nila Oreochromis niloticus, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Poedjiadi, Anna. 9. Dasar Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. Rukmana, R Ubi Kayu, Budidaya dan Pascapanen. Jakarta: Penerbit Kanisius. Sunaryo, E. 98. Pengolahan Produk Serealia dan Biji-Bijian. Teknologi Pangandan Gizi. FATETA, IPB. Bogor. Sutomo, 6. Sejarah dan Aneka Jenis Mie. http: // Diakses tanggal Desember. Wikanastri H, Cahya S, dkk.. Aplikasi Proses Fermentasi Kulit Singkong Menggunakan Starter Asal Limbah Kubis Dan Sawi Pada Pembuatan Pakan Ternak Berpotensi Probiotik. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang. Winarno F,G Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciTANAMAN PENGHASIL PATI
TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN
PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gembili Menurut Nur Richana (2012), gembili diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan) Divisio : Magnoliophyta ( tumbuhan berbiji
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tepung Terigu Standar Nasional Indonesia 01-3751-2006 mendefinisikan tepung terigu sebagai tepung yang berasal dari endosperma biji gandum Triticum aestivum L.(Club wheat) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Singkong (Manihot utillisima) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis
Lebih terperinciPEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:
PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis) Kluwih merupakan kerabat dari sukun yang dikenal pula dengan nama timbul atau kulur. Kluwih dianggap sama dengan buah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi merupakan produk pangan yang banyak dikonsumsi dan disukai oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai anak-anak hingga orang dewasa. Mi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman bahan pangan yang melimpah. Bahan pangan memang melimpah namun Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan impor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mie Mie merupakan salah satu jenis masakan yang sangat popular di Asia khususnya Asia timur dan Asia tenggara. Menurut catatan sejarah, mie dibuat pertama kali di daratan cina
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Ayam Bakso merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging. Dihasilkan dengan mencampur daging, garam, bawang, dan tepung tapioka menjadi adonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton
Lebih terperincimi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerupuk merupakan suatu jenis makanan kecil yang sudah lama dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan dikonsumsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI
PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena harganya murah dan cara pengolahan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penilitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Naan bread merupakan salah satu olahan roti tradisional dari daerah Timur Tengah yaitu India. Naan bread biasanya berbentuk bulat hingga agak lonjong, terbuat dengan
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA
SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman nangka berbuah sepanjang tahun jika dirawat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia. Sekitar 30 % ubi kayu dihasilkan di Lampung. Produksi tanaman ubi kayu di Lampung terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung terigu nasional pada tahun 2011, 2012,
Lebih terperinciGambar 1. Beberapa varietas talas Bogor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim yang mempunya batang berbentuk
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1. Latar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu hal yang menarik untuk diamati dari Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola konsumsi pangan masyarakatnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan proyeksi Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun lalu sebesar 5,08 juta ton karena
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI
PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pembuatan roti pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Roti bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, akan tetapi sering dikonsumsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Singkong (Manihot esculenta) merupakan komoditas tanaman pangan yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan, kimia dan pakan ternak. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman sekarang banyak dari masyarakat Indonesia yang terlalu bergantung pada beras, mereka meyakini bahwa belum makan jika belum mengonsumsi nasi. Menurut Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gandum merupakan bahan baku dalam pembuatan tepung terigu. Indonesia belum bisa memproduksi sendiri gandum sebagai tanaman penghasil tepung terigu, karena iklim yang
Lebih terperinciKADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI
KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DESTI TRISNANINGSIH A 420 100 128 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciKUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)
KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst) Quality of Noodle with Substitution of Kluwih (Artocarpus communis G. Forst) Seed Flour Agustina Arsiawati Alfa Putri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan menggunakan tepung terigu, namun tepung terigu adalah produk impor. Untuk mengurangi kuota impor terigu tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Upaya diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, seperti ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ampas Tahu Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu. Bahan utama pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan protein sekitar 33-42% dan kadar
Lebih terperinciKADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA
0 KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie adalah produk pasta atau ekstruksi yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia (Teknologi Pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perekonomian nasional tidak terlepas dari berkembangnya sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat konsumsi mi di Indonesia cukup tinggi. Kurniawati (2006) mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara ke dua terbesar di dunia dalam tingkat konsumsi mi gandum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini menyebabkan konsumsi beras di Indonesia sangat tinggi dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan (food additives). Penggantian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji nangka merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal biji nangka memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit keras yang merupakan makanan populer bagi segala usia, ternyata banyak mengandung lemak jenuh dan gula yang membuat biskuit menjadi kurang sehat untuk dikonsumsi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang
I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI
NASKAH PUBLIKASI KOMPARASI UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK MIE BASAH DARI TEPUNG TERIGU (MIE AYAM YANG ADA DI PASARAN) DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pola konsumsi masyarakat yang berbasis pada beras menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis. Hal tersebut ditunjukkan oleh konsumsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang cukup potensial. Sebagai bahan pangan di Indonesia singkong menempati urutan ketiga setelah
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS
PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh kandungan racun yang disebut juga linamarin (senyawa sianoglukosida
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu Ubi kayu atau kasava (Manihot utilisima) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daerah tropis khususnya diindonesia. Ubi kayu merupakan tanaman yang mampu tumbuh pada lahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belalang kayu adalah serangga herbivora berwarna coklat yang termasuk ordo Orthoptera. Belalang kayu banyak ditemui pada pohon turi, ketela, jati, dan lain sebagainya.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperincidenaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses
BAB III PEMBAHASAN Pembuatan mie kering umumnya hanya menggunakan bahan dasar tepung terigu namun saat ini mie kering dapat difortifikasi dengan tepung lain agar dapat menyeimbangkan kandung gizi yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya
I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi
Lebih terperinciKADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA
0 KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan yang disukai anak-anak (Sardjunani, 2013).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survey yang dilakukan Kementerian PPN pada pertengahan tahun 2013, masih ditemukan lebih dari 8 juta anak Indonesia mengalami kekurangan gizi. Anak kurang gizi dapat
Lebih terperinciPEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI
PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI Oleh : INDARTY WIJIANTI 0533010013 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Mie adalah produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah (7-9 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman nangka merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang banyak digunakan masyarakat. Buah nangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Industri makanan di Indonesia tidak lepas dari bahan baku tepung terigu. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan utamanya. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang melimpah terutama pada jenis tanaman pangan lokal
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), legum (polong-polongan) dan umbi-umbian.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Singkong Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada tahun 1914-1918. Pada tahun 1968, Indonesia menjadi negara pengghasil singkong nomor lima di
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Keanekaragaman yang dimiliki oleh negara ini berupa flora dan fauna. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di indonesia kini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sumber pendapatan negara karena kekayaan indonesia dalam dunia wisata sangat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)
I PENDAHULUAN Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciDEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017
DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017 NUGGET SINGKONG, BAKSO SINGKONG OLEH MAHASISWA : NUTRISI DAN TEKNOLOGI KULINER FAKULTAS TEKONOLOGI PANGAN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. agar gluten yang terbentuk dapat menyimpan gas sebanyak-banyaknya. Umumnya, dalam
TINJAUAN PUSTAKA Tepung Terigu Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bahan dasar gandum yang diperoleh dengan cara penggilingan gandum yang banyak digunakan dalam industri pangan. Komponen yang
Lebih terperinci