HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009"

Transkripsi

1 HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Sri Mulyati NIM JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

2 PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada, Hari : Minggu Tanggal : 6 September 2009 Panitia, Ketua, Sekretaris, Drs. M. Nasution, M.Kes. Drs. Tri Rusetiadi, M.Kes. NIP NIP Penguji, 1. Dr. Soegiyanto KS, MS.. NIP Drs. Margono, M.Kes. NIP Dra. Heny Setyawati, M.Si. NIP ii

3 SARI Skripsi ini berjudul Hubungan Lari 60 Meter dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009. Alasan Penulis mengambil judul penelitian adalah prestasi siswa SD pada nomor lompat jauh sangat tertinggal, baik pada hasil latihan di sekolah maupun hasil di tingkat porseni. Bila ingin mencapai prestasi maksimal, sudah tentu banyak aspek yang perlu diperhatikan, karena pada nomor lompat jauh diperlukan kemampuan fisik yang cukup tinggi seperti kemampuan tolakan, power otot tungkai, kecepatan berlari dan faktor lainnya yang dapat menyebabkan seseorang dapat melompat sejauh-jauhnya dengan teknik yang benar. Sesuai dengan alasan diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah Apakah ada hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui ada tidaknya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa. Dengan cara Total Sampling sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa. Variabel dalam penelitian ini ada 2, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah lari 60 M. Dan variabel terikatnya adalah lompat jauh gaya jongkok. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen Adapun data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan 1) Lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh waktu tercepat 9,341, waktu terendah 14,930, jumlah total sebesar 354,035 dengan rata-rata sebesar 11,801; 2) Lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh skor tertinggi 3,65, skor terendah 1,65, jumlah total sebesar 79,66 dengan rata-rata sebesar 2,66; 3) perhitungan statistik diperoleh nilai r = 0,790 sedangkan r tabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467. Sehingga r xy > r tabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Saran penelitian ini diharapkan bagi guru pendidikan jasmani untuk meningkat kemampuan teknik lompat jauh gaya jongkok, hendaknya dengan meningkatkan lari jarak 60 M. Guru pendidikan jasmani hendaknya selalu berusaha memperdalam ilmu baik secara teori maupun praktek melalui penelitian-penelitian yang lain. Dalam hal ini adalah cabang olahraga atletik pada nomor lompat jauh sehingga anak didik yang diasuhnya dapat berkembang dan berprestasi dalam kegiatan belajar maupun melatih. iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Adakah sama antara orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan orangorang yang tidak berilmu pengetahuan? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima peringatan (Q.S. Az-Zumar : 9) PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1) Kedua orang tua tercinta; 2) Suamiku Husni Harsono ercinta; 3) Kedua anakku Arum Rahmadhani & Sekar Arum Mulyaningtyas tersayang; 4) Rekan-rekan seperjuangan; 5) Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan kesejahteraan, keselamatan, kesehatan, dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Drs. Harry Pramono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, 3. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi; 4. Drs. Margono, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan yang sangat besar artinya bagi penulis hingga selesainya skripsi ini; 5. Dra. Heny Setyawati, M.Si., selaku Pembimbing II, yang telah membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini; 6. Kepala SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian; 7. Rekan-rekan guru penjas yang bersedia membantu dalam pelaksanaan penelitian; 8. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah mereka berikan menjadikan amal kebajikan dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidik khususnya dan pembaca pada umumnya. Amien. Semarang, September 2009 Penulis v

6 DAFTAR ISI Halaman JUDUL..... i PENGESAHAN ii SARI iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah Penegasan Istilah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Landasan Teori Lari 60 Meter Lompat Jauh Lompat Jauh Gaya Jongkok Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Kerangka Berpikir Hipotesis vi

7 Halaman BAB III METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Variabel Penelitian Instrumen Penelitian Ujicoba Instrumen Metode Analisa Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Lari 60 M Analisis Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Analisis Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Tabel 4.3 Persiapan Perhitungan Korelasi antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok viii

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Teknik Start Jongkok (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:40) Gambar 2.2 Teknik Kecondongan Badan (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41) Gambar 2.3 Teknik Melewati Garis Finish (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:41) Gambar 2.4 Gerakan Awalan (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:42) Gambar 2.5 Gerakan Menolak (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:43) 20 Gambar 2.6 Sikap Badan Saat Melayang di Udara (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007:23) Gambar 2.7 Sikap Mendarat (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007: 23) 21 Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/ Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Data Lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Lampiran 2 Data Lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Lari 60 M Lampiran 4 Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Lompat Jauh Gaya Jongkok Lampiran 6 Daftar Nama Pembantu Penelitian Lari 60 M.. 52 Lampiran 7 Daftar Nama Pembantu Penelitian Lompat Jauh Gaya Jongkok.. 53 Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian. 54 Lampiran 9 Tabel Rank Spearman Lampiran 10 Surat Permohonan ijin Penelitian Lampiran 11 Surat Penetapan Pembimbing Lampiran 12 Surat Keterangan Pengujian Ban Ukur Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian x

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mencapai kesehatan dan kondisi fisik yang bugar. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut baik dengan olahraga ringan sampai pada olahraga berat atau melalui sarana yang mudah sampai yang kompleks. Salah satu cabang olahraga yang dapat mewujudkan kesehatan dan kondisi fisik yang bugar adalah atletik. Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua, yang terdiri dari : lari, lempar, dan lompat yang merupakan dasar dari gerakan manusia dan akan selalu menyertai aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sejak ada di dunia telah melakukan lari, lempar, lompat untuk mempertahankan serta melanjutkan hidupnya. Menurut Ballesteros (1979:1) selain meningkatkan taraf kesegaran jasmani dan prestasi seseorang, atletik menyediakan arena kegiatan riset dan percobaan tentang manusia. Oleh karenanya bidang ilmiah yang berhubungan dengan olahraga atletik menjadi sangat luas dan beraneka ragam. Menurut Jonath (1987:17) agar dapat menjaring bibit-bibit atlet berbakat dari berbagai cabang olahraga, diperlukan adanya perkumpulan atau klub olahraga sebagai tempat pembinaan dasar dalam jenjang terendah pada piramida sistem pembinaan keseluruhan. Dikatakan bahwa di Eropa dan Amerika kehidupan keolahragaan justru didukung dengan adanya klub-klub, termasuk klub-klub di 1

12 2 sekolah-sekolah. Kalau suatu sekolah tidak mempunyai klub, maka para siswa yang berbakat harus dikirim ke klub di luar sekolah atas bimbingan guru olahraga di sekolah tersebut. Atletik merupakan salah satu bahan ajar mata pelajaran pendidikan jasmani, yang diajarkan kepada siswa sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi. Di samping itu atletik merupakan cabang olahraga prestasi yang dipertandingkan dari tingkat daerah hingga internasional. Upaya pengenalan olahraga ini sejak dini akan bermanfaat terhadap upaya pemasyarakatan dan pembibitan. Atletik termasuk sebagai salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah. Cabang olahraga atletik di samping murah, sarana yang digunakan pun relatif mudah, terutama pada nomor-nomor lari. Tetapi kenyataan yang sering dihadapi pada atletik antara lain pada nomor lompat sangat kurang peminatnya. Maka perlu dipikirkan bagaimana caranya untuk menarik minat masyarakat, khususnya siswa-siswa sekolah lanjutan yang merupakan calon pengganti atletatlet mendatang untuk melakukan latihan-latihan pada nomor lompat, terutama pada nomor lompat jauh siswa SD. Berdasarkan kenyataan yang ada terlihat bahwa kemampuan teknik siswa SD pada nomor lompat jauh sangat tertinggal, baik pada hasil latihan di sekolah maupun hasil di tingkat porseni. Bila ingin mencapai prestasi maksimal, sudah tentu banyak aspek yang perlu diperhatikan, karena pada nomor lompat jauh diperlukan kemampuan fisik yang cukup tinggi seperti kemampuan tolakan, power otot tungkai, kecepatan berlari dan faktor lainnya yang dapat menyebabkan seseorang dapat melompat sejauh-jauhnya dengan teknik yang benar.

13 3 Pembinaan olahraga di sekolah berkaitan erat dengan pendidikan jasmani, yang tidak terlepas dari peranan guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam menyumbangkan pemikirannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan usaha dan memperbaiki kelemahan sistem strategi mengajar yang selama ini dipakai. Pemilihan strategi mengajar yang tepat sangat membantu usaha mencapai keberhasilan proses belajar mengajar di samping tujuan, bahan pelajaran, siswa dan lingkungan. Singer (1970:15) mengatakan bahwa pengembangan kemampuan dengan mempelajari satu ketangkasan untuk mencapai suatu prestasi membutuhkan kekuatan. Karena kekuatan adalah faktor utama yang mendukung semua prestasi di bidang pendidikan jasmani. Untuk meningkatkan kekuatan otot diperlukan adanya suatu strategi yang dapat dipakai seefisien mungkin demi tercapainya suatu hasil yang diharapkan. Untuk memperoleh prestasi yang baik dalam olahraga pendidikan perlu diajarkan latihan teknik-teknik dasar gerakan yang benar dengan mempergunakan strategi mengajar yang tepat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karakteristik dari cabang olahraga tersebut harus dipahami, misalnya dalam cabang atletik yaitu pada nomor lompat jauh dibutuhkan latihan-latihan yang intensif dan terprogram dengan baik sesuai dengan strategi mengajar, misalnya dengan metode lompat raihan atau lompat tanpa awalan. Strategi mengajar dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu strategi mengajar keseluruhan dan strategi mengajar bagian yang mempunyai ciri dan karakteristik tersendiri dalam penyajian bahan pelajaran untuk mencapai prestasi lompat jauh

14 4 yang baik. Hal ini merupakan strategi dalam menganalisis dan membandingkan suatu gerakan yang dilakukannya dengan cara benar atau salah. Pengalaman penulis sebagai tenaga pengajar serta pengamatan di lapangan terhadap pelaksanaan belajar atletik lompat jauh di tingkat SD kurang berhasil, kemungkinan strategi yang digunakan tidak dapat membantu usaha untuk meningkatkan hasil belajar, di samping faktor yang lain. Dalam usaha meningkatkan ketinggian lompatan untuk mencapai jarak yang maksimal, dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Penulis menggunakan strategi mengajar dengan meningkatkan kecepatan berlari, untuk meningkatkan tinggi lompatan yang berguna mencapai jarak lompatan yang lebih baik. Dalam proses belajar mengajar keterampilan gerak lompat jauh, untuk mencapai hasil lompatan yang maksimal seorang pelompat harus memiliki kecepatan berlari yang tinggi. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Tim Bina Karya Guru (2004: 26) bahwa cara melakukan lompat jauh yang benar adalah pelompat berlari secepat-sepatnya sebelum menumpu pada tempat tolakan. Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh. Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor utama yang mendukung tercapainya prestasi lompat jauh adalah kemampuan melakukan tolakan yang didukung adanya kecepatan berlari yang tinggi. Dari pengamatan selama ini, strategi mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar lompat jauh tidak membedakan terhadap siswa yang memiliki kecepatan berlari yang tinggi dan rendah.

15 5 Dari uraian di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009. Adapun penulis mengambil judul ini secara singkat dapat dikemukakan alasan sebagai berikut: Nomor lompat jauh termasuk materi wajib dalam kurikulum pendidikan jasmani Sekolah Dasar Lari 60 M mempunyai hubungan dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam usaha mencapai prestasi olahraga yang lebih baik dan efektif, banyak cara atau jalan yang dapat ditempuh, dan salah satu di antaranya adalah dengan cara membenahi strategi mengajar. Untuk menentukan suatu strategi mengajar yang akan dipergunakan dalam kegiatan mengajar lompat jauh, kiranya masih terdapat sua tu unsur yaitu kecepatan berlari yang dapat menentukan hasil lompatan. Sebagaimana telah digambarkan dalam latar belakang masalah, timbul sejumlah pertanyaan, yaitu: Apakah kecepatan berlari dapat menunjang pembinaan regenerasi atlet cabang olahraga ini? Apakah melalui kegiatan olahraga tersebut dapat diperoleh bibit-bibit pelompat jauh yang potensial? Apakah kecepatan berlari mempunyai pengaruh terhadap prestasi lompat jauh?

16 Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara kecepatan berlari yang tinggi dan rendah terhadap hasil lompat jauh? Apakah dengan meningkatkan kecepatan berlari dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam lompat jauh? Apakah kecepatan berlari berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh? Seberapa besar sumbangan kecepatan berlari dalam meningkatkan prestasi lompat jauh? Apakah terdapat interaksi antara kecepatan berlari terhadap prestasi lompat jauh? Selain kecepatan berlari, apakah ada jenis-jenis kekuatan lain yang dapat meningkatkan prestasi lompat jauh? Bila dikaji lebih lanjut, diduga masih terdapat beberapa pertanyaanpertanyaan yang dapat diidentifikasi. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemampuan seseorang dalam menguasai keterampilan cabang olahraga lompat jauh. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya masalah, seperti tampak dalam latar belakang masalah dan indentifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada variabel yang diamati yaitu hanya pada hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok.

17 7 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dilakukan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009? 1.5 Penegasan Istilah Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang menyimpang dari judul penelitian, maka perlu dijelaskan istilah yang digunakan dalam penelitian ini Hubungan Menurut Idrus H.A (1996:136) hubungan artinya sesuatu yang ada kaitannya Lari 60 meter Lari 60 meter adalah kemampuan anak melakukan gerakan berlari dengan cepat pada jarak 60 meter disertai kombinasi kecepatan dan jarak sesuai dengan tingkat kemampuan anak (Aip Syarifuddin, 1993:26) Lompat Jauh Gaya Jongkok Lompat jauh gaya jongkok adalah hasil kemampuan dalam lompat jauh gaya jongkok yang diukur setelah mengikuti latihan dalam suatu periode tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil belajar atau pengaruh dari latihan yang dilakukan dalam belajar lompat jauh. (Aip Syarifuddin, 1993:73)

18 8 1.6 Tujuan Penelitian Tujuan operasional dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/ Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi guru Penjas dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan pengajaran lompat jauh gaya jongkok dengan meningkatkan lari jarak 60 meter Bagi pembina olahraga atletik dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang berarti dalam pengembangan nomor lompat jauh.

19 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Lari 60 Meter Lari jarak 60 meter termasuk lari jarak pendek atau sering disebut sprint adalah suatu cara berlari dimana anak harus menempuh jarak 60 meter dengan kecepatan yang semaksimal mungkin. (Aip Syarifuddin, 1993: 63). Untuk dapat mencapai suatu prestasi yang optimal, selain anak harus memiliki kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, dan reaksi yang baik, juga harus memahami dan menguasai teknik gerakannya. Menurut Aip Syarifuddin, 1993:64) teknik untuk lari jarak pendek yang harus benar-benar dipahami oleh siswa SD adalah teknik start, teknik lari dan teknik melewati garis finish Teknik Start Teknik start yang umum digunakan adalah start jongkok (crouching start). Menurut Aip Syarifuddin (1993:65) Untuk melakukan teknik start jongkok ada tiga macam, yaitu: (1) start pendek bunch start), (2) start menengah (medium start) dan (3) start panjang (longated start). Menurut Aip Syarifuddin (1993:65) sikap permulaan sebelum melakukan start adalah berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua tangan di samping badan, pandangannya ke depan. Selanjutnya gerakan pada waktu melakukan start adalah sebagai berikut: 9

20 10 Hitungan 1 : langkahkan kaki kiri ke depan Hitungan 2 : Letakkan lutut kaki kanan di samping ibu jari kaki kiri jaraknya kira-kira satu kepal, badan tegak, paha kaki kanan membentuk sudut ± Hitungan 3 : Angkat kedua tangan kedepan lurus sejajar bahu, dengan jari-jari tangan dirapatkan dan ibu jari tangan dibuka kedalam, hingga/telunjuk dan ibu jari tangan membentuk huruf V. Hitungan 4 : Jatuhkan ke depan dan letakkan jari-jari tangan di belakang garis start, telunjuk dan ibu jari tangan hamper merupakan garis sejajar dengan garis start. Kedua lengan tetap lurus dan berat badan hampir seluruhnya berada pada kedua tangan, leher lemas, dan pandangan ke depan kira-kira 1 11/2 m. Hitungan 5 : Angkat pinggul ke atas, hingga pantat lenih tinggi dari pundak. Lutut kaki yang depan membentuk sudut lebih kurang 90 0 dan kaki yang belakang (kanan) kira-kira Kedua lengan tetap lurus, berat badan pada kedua tangan, leher tetap lemas, dan kepala mengikuti gerak badan. Hitungan 6 : Lari secepat-cepatnya dengan menolakkan kaki pada start blok (bila memakai start blok), tangan kiri diayunkan ke depan, badan condongkan ke depan.

21 11 Lebih lanjut Aip Syarifuddin (1993: 66) mengemukakan bahwa di dalam lari jarak pendek ada 3 aba-aba yang digunakan untuk memberangkatkan pelari, yaitu: bersedia., sia ap! Ya! Atau tembakan pistol. Oleh karena itu, apabila anak telah memahami dan menguasai terhadap pentahapan belajar start tersebut, maka untuk berikutnya lakukan dengan menggunakan aba-aba yang berlaku dalam perlombaan lari. Caranya sebagai berikut: Pada waktu aba-aba: Bersedia! anak-anak langsung disuruh melakukan gerakan pada hitungan 1 s/d Pada waktu aba-aba: Sia ap! anak-anak disuruh melakukan gerakan pada hitungan Pada waktu aba-aba: ya! anak-anak disuruh melakukan gerakan pada hitungan 6 yaitu lari. Gambar 2.1. Teknik Start Jongkok (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 40)

22 Teknik Lari Menurut Aip Syarifuddin (1993:66) untuk teknik lari pada jarak pendek yang harus dipahami dan dikuasai oleh para anak-anak SD, adalah: lari dengan menggunakan ujung kaki badan agak condong ke depan kurang lebih derajat sehingga titik berat badan selalu di depan Sikap badan dan leher harus rileks Ayun lengan dengan kuat dan cepat Posisi sikut bengkok, ayunan lengan harus seirama dengan langkah kaki dan tidak terlalu tinggi ayuanannya Lebih lanjut Aip Syarifuddin (1993:67) mengemukakan bahwa untuk dapat mewujudkan teknik lari pada jarak pendek, pentahapan latihannya adalah sebagai berikut: Latihan gerakan kaki Sikap permulaan: Berdiri tegak, kedua kaki hampir rapat, kedua tangan di samping badan pandangan ke depan. Gerakannya: Angkat tumit kaki kiri ke atas tinggi, lutut dibengkokkan lurus ke depan. Kemudian tekankan ujung kaki kiri ke tanah sambil tumit diturunkan, tumit kaki kanan diangkat ke atas tinggi dengan lutut dibengkokkan lurus ke depan. Tekankan lagi ujung kaki kanan ke tanah sambil lutut diturunkan dan

23 13 tumit kaki kiri diangkat ke atas tinggi. Demikian seterusnya tumit diangkat dan diturunkan dengan menekankan ujung kaki ke tanah, dilakukan secara bergantian. Pelaksanaannya mula-mula pelan makin lama makin cepat Latihan pengangkatan lutut/paha Sikap permulaan : Sama seperti pada latihan Gerakannya : Bersama dengan mengangkat tumit kaki kiri, lutut/paha kaki kiri diangkat ke atas tinggi, hingga paha dengan tungkai bawah membentuk sudut ± 90 0, ujung kaki menuju ke bawah ke depan, kemudian turunkan lagi ke bawah. Pada saat ujung kaki kiri kena tanah, segera tumit kaki kanan diangkat bersamaan dengan lutut/paha diangkat tinggi ke atas, hingga pada dengan tungkai bawah membentuk sudut ± 90 0 ujung kaki menuju ke bawah, kemudian turunkan lagi. Demikian seterusnya dilakukan secara bergantian. Lakukan secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan di tempat pelanpelan makin lama makin cepat, kemudian dilakukan sambil bergerak maju ke depan dengan gerakan yang secepat-cepatnya Latihan ayunan tangan Sikap permulaan : Sama seperti pada latihan Gerakannya:

24 Ayunkan tangan kiri dan tangan secara bergantian ke depan ke belakang dan lemas, pangkal gerakan mulai dari persendian bahu seperti berjalan. Lakukanlah secara berulang-ulang, mula-mula pelan, makin lama makin cepat Apabila gerakan tersebut sudah dikuasai dan dapat dilakukan dengan benar dan baik, kemudian sikut agak dibengkokkan dan jari-jari tangan dikepalkan lemas. Ayunkan tangan kiri ke depan ke atas sampai ibu jari tangan ada di muka hidung, tangan kanan diayunkan ke belakang. Kemudian bersamaan dengan tangan kiri dari depan diayunkan ke belakang, tangan kanan diayunkan dari belakang ke depan ke atas sampai ibu jari tangan ada di muka hidung. Demikian seterusnya dilakukan ayunan tangan ke depan dan ke belakang secara bergantian, dan pangkal gerakannya dimulai dari persendian bahu. Lakukanlah secara berulang-ulang, mula-mula pelan makin lama makin cepat Setelah pentahapan latihan tersebut benar-benar sudah dikuasai dan dapat dilakukan dengan benar dan baik. Coba kombinasikan antara latihan gerakan kaki, pengangkatan lutut/paha dengan ayunan tangan. Lakukan secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan di tempat pelanpelan makin lama makin cepat. Setelah benar-benar dikuasai dan dapat dilakukan dengan cepat, luwes, dan lancar Latihan kecondongan badan Sikap permulaan: Sama seperti pada latihan. Gerakannnya:

25 15 Angkat tumit ke atas tinggi, sambil badan diluruskan dan dicondongkan ke depan. Pada saat terasa badan akan jatuh ke depan, secepatnya lutut kaki kiri diayun ke belakang. Kemudian disusul dengan mengangkat dan melangkahkan kaki kanan ke depan, bersamaan dengan tangan kiri diayun ke depan tangan kanan diayun ke belakang. Demikian seterusnya. Lakukan secara berulang-ulang sampai benar-benar dikuasai dan dapat dilakukan dengan baik, gerakan kaki dan tangan seperti pada latihan 1), 2) dan 30. setelah pentahapan latihan dari gerakan 1), 2), 3) dan 4) dikuasai dan dapat dilakukan dengan cepat, luwes dan lancar, lakukanlah dengan mengkombinasikan gerakan dari latihan 1), 2), 3) dan 4). Gambar 2.2 Teknik Kecondongan Badan (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41) Teknik Melewati Garis Finish Dalam perlombaan lari, terutama lari jarak pendek, teknik untuk melewati garis finish harus benar-benar dikuasai oleh setiap pelari. Karena bila ada pelari yang bersamaan melewati garis finish, maka akan dilihat pelari mana yang

26 16 terlebih dahulu dadanya atau salah satu anggota badannya menyentuh pita finish itulah yang dianggap terlebih dahulu masuk atau pemenangnya. Berkaitan dengan hal tersebut Aip Syarifuddin (1993:68) mengemukakan bahwa di dalam perlombaan lari jarak pendek ada tiga cara melewati garis finish, yaitu: Dengan cara menjatuhkan dada ke depan Dengan cara menjatuhkan salah satu bahunya ke depan Dengan cara lari terus secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish. Gambar 2.3 Teknik Melewati Garis Finish (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41) Lompat Jauh Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dalam olahraga atletik, merupakan suatu rangkaian gerak yang tidak terputus-putus. Prosesnya dimulai dari lari awalan, diikuti gerakan tolakan dengan satu kaki, gerakan melayang dan

27 17 gerak mendarat. Sebagaimana dijelaskan oleh Deaur (1989 : 87) lompat jauh adalah suatu aktifitas yang diawali dengan berlari untuk mengambil awalan, dilanjutkan menolak dengan satu kaki, melayang di udara dan mendarat dengan dua kaki secara bersama-sama. Menurut Bernhard (1993:34) unsur-unsur dasar lompat jauh meliputi: Faktor-faktor kondisi, terutama kecepatan, kekuatan lompat, dan tujuan yang diarahkan kepada keterampilan Faktor-faktor teknik, ancang-ancang, persiapan lompat dan perpindahan saat melayang dan pendaratan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, terdapat empat persyaratan yang harus dikuasai dalam lompat jauh yaitu, awalan yang tepat, tolakan yang kuat, saat melayang di udara dan mendarat. Keempat unsur tersebut merupakan suatu kesatuan yang masing-masing memiliki mekanisme sendiri-sendiri. Awalan pada lompat jauh memerlukan irama, kecepatan, dan ketepatan dari langkah lari seorang pelompat. Hal ini penting agar pelompat dapat tepat menempatkan kaki tolak pada papan tolak, pada kecepatan maksimal, sehingga dapat menghasilkan lompatan yang baik. Aip Syarifudin (1993:73) mengatakan bahwa jarak serta kecepatan awalan, tergantung dari si pelompat sendiri. Pada umumnya jarak awalan untuk putera antara 40 s/d 50 meter, sedangkan untuk puteri antara 30 s/d 45 meter. Tujuan dari pada pengambilan awalan adalah guna mendapatkan kecepatan horizontal, yang nantinya dijadikan kecepatan vertical untuk menentukan lintasan gerak dari titik berat badan. Cara mengambil awalan bermacam-macam, diantaranya: mencoba beberapa

28 18 kali melakukan awalan, hingga tepat kemudian baru diukur. Beberapa kali lari dari balok tolakan ke tempat di mana ia akan memulai awalan, atau gabungan dari kedua cara tersebut. Kemudian melakukan tolakan dengan tungkai yang dianggap terkuat, serta dibantu ayunan tungkai dan kedua ayunan lengan. Di samping itu dibantu pula dengan menengadahkan kepala, hingga sikap badan melenting ke belakang. Menurut Aip Syarifuddin (1993:74) pada saat melayang di udara, sikap badan itu bermacam-macam. Sikap badan di udara, dinamakan gaya lompatan seperti: Gaya jongkok atau tuck Sikap badan di udara jongkok, badan dibulatkan, kedua lutut ditekuk, kedua tangan lurus ke depan Gaya menggantung/melenting atau hang style Sikap badan di udara dilentingkan ke belakang, kedua tungkai ke belakang, dan kedua tangan ke atas ke belakang, seperti orang yang sedang menggantung Gaya jalan di udara atau walking in the air Dari semua gerakan atau gaya tersebut tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat badan, tetapi untuk menjaga keseimbangan serta mendapatkan sikap jatuh atau mendarat yang lebih menguntungkan. Pada saat mendarat harus diusahakan dapat mendarat yang sejauh-jauhnya serta badan dalam keadaan seimbang. Caranya: tungkai bawah diayun aktif ke depan, mendarat dengan kedua kaki, togok dibawa ke depan, kedua lengan diayunkan ke depan.

29 19 jongkok. Dalam penelitian ini yang akan ditekankan pada prestasi lompat jauh gaya Lompat Jauh Gaya Jongkok Menurut Tim Bina Karya Guru (2007:21) Lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh yang terdiri atas gerakan awalan, menolak, melompat, melayang dan mendarat di bak pasir dengan kaki yang terkuat digunakan untuk menumpu. Lebih lanjut di dalam Tim Bina Karya Guru (2007:22-23) disebutkan bahwa langkah-langkah lompat jauh gaya jongkok, meliputi: Gerakan Awalan Gerakan awalan berguna untuk memperoleh kecepatan yang maksimal sebelum mencapai balok tolakan. Beberapa cara melakukan gerakan awalan adalah sebagai berikut: Berdiri dibelakang tanda awalan serta berkonsentrasi penuh Berlari cepat dengan langkah yang tegap menuju balok tumpuan Kurang lebih 4 langkah lagi sebelum mencapai balok tumpuan, pikiran berkonsentrasi pada balok tumpuan.

30 20 Gambar 2.4 Gerakan Awalan (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:42) Gerakan Menolak Pada saat akan melakukan gerakan menolak pada balok tumpuan, badan agak condong ke belakang. Gambar 2.5 Gerakan Menolak (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:43)

31 Gerakan Melayang Pada lompat jauh gaya jongkok, sikap badan saat melayang adalah jongkok. Gambar 2.6 Sikap Badan Saat Melayang di Udara (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007:23) Gerakan Mendarat Pada saat mendarat kedua kaki rapat dan diluruskan ke depan. Badan dibungkukkan ke depan. Tangan diayunkan ke depan. Berat badan didorong ke depan. Tepat ketika mendarat harus jatuh pada kedua ujung kaki yang rapat dan sejajar. Kedua lutut dilipat. Dagu ditarik ke dada sambil mengayun kedua tangan kea rah belakang. Pada waktu mendarat, keseimbangan badan harus dijaga sehingga tidak jatuh terduduk atau menyentuh pasir.

32 22 Gambar 2.7 Sikap Mendarat (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007: 23) Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Dalam proses belajar mengajar lompat jauh selain strategi mengajar, kecepatan berlari juga dapat mempengaruhi hasil belajar yang diinginkan. Kecepatan berlari 60 meter memungkinkan dapat membantu bergerak lebih cepat dan memelihara stabilitas tubuhnya dengan baik. Logikanya mereka yang memiliki kecepatan berlari pada jarak 60 meter dengan cepat akan mendapat keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok. Dengan kecepatan berlari yang tinggi memungkinkan seorang siswa dapat bergerak dengan cepat, memelihara stabilitas tubuhnya waktu bergerak, juga dapat menyumbangkan peningkatan kelincahan. Berkaitan dengan belajar lompat jauh gaya jongkok, kecepatan berlari khususnya jarak 60 meter merupakan prasyarat untuk mencapai keterampilan melakukan lompat jauh gaya jongkok. Melakukan lompat jauh gaya jongkok yang baik, ditopang beberapa

33 23 komponen gerak, kekurangan atau kelebihan komponen tertentu akan diimbangi oleh komponen lainnya. Keberhasilan menampilkan lompat jauh gaya jongkok bergantung pada sifat bangunan tubuh individu, dan kecepatan berlari merupakan komponen utama pada penampilan gerak. Tetapi perlu diketahui bahwa memiliki kecepatan berlari bukan merupakan jaminan akan mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok. Hal ini disebabkan komponen yang diperlukan pada lompat jauh gaya jongkok tidak otomatis didominasi faktor kecepatan berlari saja. Artinya siswa yang kecepatan berlarinya tinggi belum menjamin akan memiliki hasil belajar yang baik dalam olahraga lompat jauh gaya jongkok. Demikian pula bagi siswa yang kecepatan berlarinya rendah, bukan jaminan akan memperlihatkan hasil yang jelek. Tetapi siswa yang kecepatan berlarinya rendah berarti mempunyai kualitas kemampuan gerak yang rendah dan diduga akan mengalami hambatan-hambatan dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Dengan demikian siswa yang memiliki kecepatanberlari yang tinggi mendapat keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok yang memerlukan kecepatan berlari. Kecepatan berlari yang tinggi memberikan keuntungan dalam kemudahan melawan gaya gravitasi bumi dalam mengangkat beban tubuh untuk melakukan tolakan. Sebaliknya kecepatan berlari yang rendah akan mengalami hambatan dalam melawan gaya gravitasi bumi. Bila uraian-uraian di atas dihubungkan dengan hubungan kecepatan berlari 60 meter dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok, diduga siswa yang memiliki

34 24 kecepatan berlari yang tinggi memberi hasil yang lebih baik dalam lompat jauh gaya jongkok daripada yang memiliki kecepatan berlari yang rendah Kerangka Berpikir Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hal-hal baru yang dapat menunjang keefektifan hasil belajar dan meningkatkan proses belajar mengajar siswa. Penulis mempermasalahkan tentang kecepatan berlari 60 meter dalam meningkatkan prestasi lompat jauh gaya jongkok. Dengan kecepatan berlari yang tinggi, siswa dapat melakukan gerakan tolakan yang tinggi dan pada akhirnya hasil lompatan juga akan lebih jauh dibandingkan siswa yang kecepatan larinya lambat. Karena cara melakukan lompat jauh yang benar adalah pelompat berlari secepat-sepatnya sebelum menumpu pada tempat tolakan. Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh. Berdasarkan uraian tersebut, diduga kecepatan berlari 60 meter dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada kecepatan berlari yang rendah terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok. 2.2 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di depan, maka hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah yang telah dikemukakan sebelumnya adalah sebagai berikut:

35 25 H a : Ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009. H 0 : Tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009.

36 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan objek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Salah satu tugas penting dalam penelitian ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dan menarik hukum-hukum tentang hubungan sebab akibat itu. Syarat mutlak dalam suatu penelitian adalah metodologi penelitian. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari pada pertanggungjawaban metodologi penelitiannya. Sutrisno Hadi (1987:4) berpendapat bahwa metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai karya ilmiah yang setinggi-tingginya Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian sebagai berikut. 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah suatu penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki, disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi jumlah penduduk atau individu paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1987:220). 26

37 27 Maksud dari pengertian di atas adalah bahwa populasi adalah suatu individu yang akan dijadikan objek penelitian. Keseluruhan dari individu-individu tersebut paling sedikit memiliki sifat yang sama. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa Sampel dan Teknik Sampling Pengertian sampel menurut Sutrisno Hadi (1987:70) adalah sebagian individu yang diselidiki. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 30 siswa. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik total sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1987:70) pengertian total sampling adalah pengambilan sampel secara keseluruhan dari jumlah populasi yang ada. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa. 3.2 Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (1993:99) variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu: Variabel bebas yaitu lari 60 meter Variabel terikat yaitu lompat jauh gaya jongkok.

38 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpulan data adalah tes lari 60 meter dan tes lompat jauh gaya jongkok. Tes prestasi yang digunakan adalah tes lompat jauh yang bertujuan untuk memperoleh data tentang hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Lari 60 M Menurut Tim Bina Karya Guru (2004:30) untuk melakukan lari jarak 60 M dengan benar adalah sebagai berikut: Berlarilah pada lintasan masing-masing Lakukan teknik start jongkok yang telah dipelajari Berlarilah dengan sekuat-kuatnya untuk memenangkan perlombaan Lompat Jauh Gaya Jongkok Menurut Tim Bina Karya Guru (2004:26) Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah dilakukan. Adapun tahapan gerak lompat jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut: Tahap Awalan Latihan awalan bertujuan untuk memusatkan perhatian dan merangsang kecepatan berlari agar menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Cara melakukannya pelompat berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada tempat tolakan. Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang jauh.

39 Tahap Tolakan Tolakan dilakukan dengan satu kaki yang kuat. Hindari tolakan yang salah, yaitu kaki melewati papan tolakan. Sedangkan tolakan yang benar adalah posisi kaki saat menolak berada sebelum papan tolakan atau di atas papan tolakan Tahap Melayang Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki yang kuat akan membawa badan melayang di udara lebih lama. Perlu diperhatikan pada saat melayang harus dijaga keseimbangan badan sebagai persiapan mendarat Tahap Pendaratan Pendaratan merupakan tahap yang penting untuk diperhatikan. Pada. Saat melakukan pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adakah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun, dan tumit menyentuh pasir. Pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan dengan pinggul dapat dihindari jika kedua kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kecepatan berlari dan tes prestasi tersebut merupakan jenis data yang dapat diukur secara langsung atau data kuantitatif. Agar hasil pengukuran dan tes ini valid atau terandal, maka alatalat yang digunakan diterakan terlebih dahulu.

40 Ujicoba Instrumen Ujicoba istrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari variabel lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevaliditas suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap untuk pengambilan data penelitian. Uji validitas dilakukan dengan mengadakan uji coba instrumen. Setelah diujicobakan dilakukan analisis untuk mengetahui validitas. Untuk menguji validitas, maka skor-skor dikorelasikan dengan skor totalnya. Teknik korelasinya yang digunakan adalah korelasi product moment dengan angka kasar. Adapun rumusnya adalah : r xy = (N X N XY ( X)( Y) 2 2 ( X) )(N Y 2 ( Y) 2 ) Keterangan : N : Jumlah Subjek Σ X : Jumlah Skor Item Σ Y : Jumlah Skor Total Σ XY : Jumlah Perkalian antara skor Item dengan skor total. Σ X 2 : Jumlah Skor Item Kuadrat Σ Y 2 : Jumlah Skor Total Kuadrat r xy : Koefisien korelasi antara X dengan Y (Suharsimi Arikunto, 2006 : 138). Selanjutnya nilai r xy dibandingkan dengan nilai tabel product moment. Instrumen dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan nilai r tabel taraf signifikansi 5%. Jika r xy < r tabel maka instrumen tidak valid.

41 Hasil Uji Validitas Lari 60 M Perhitungan validitas butir soal dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil perhitungan, nilai yang diperoleh dikonsultasikan r tabel dengan jumlah subjek yaitu N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,361. Koefisien korelasi diperoleh hasil r xy sebesar 0,999. Maka hasilnya 0,999 lebih besar dari 0,361 atau r hitung > r tabel, tes yang dilaksanakan adalah valid Hasil Uji Validitas Lompat Jauh Gaya Jongkok Perhitungan validitas dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil perhitungan, nilai yang diperoleh dikonsultasikan r tabel dengan jumlah subjek yaitu N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,361. Koefisien korelasi diperoleh hasil r xy sebesar 0,964. Maka hasilnya 0,964 lebih besar dari 0,361 atau r hitung > r tabel, tes yang dilaksanakan adalah valid Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mencari reliabilitas suatu instrumen. Dalam penelitian ini digunakan rumus Spear Brown untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan riil dan satu misalnya angket atau soal uraian (Suharsimi Arikunto, 2006: 190). Adapun rumusnya : r 11 2 x r = 1+ r

42 32 Dengan keterangan : r 11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan. r : Koefisien antara skor-skor setiap belahan Untuk r dapat dicari dengan rumus : r gg = r = r xy = NΣXY ( ΣX )( ΣY ) {( NΣX ( ΣX ) )( NΣY ( ΣY ) )} Harga r 11 yang dapat dari perhitungan dapat diketahui dari tingkat reliabilitasnya berdasarkan kriteria koefisien sebagai berikut : 0,00-0,20 Reliabilitas sangat rendah 0,21-0,40 Reliabilitas rendah 0,41-0,70 Reliabilitas cukup 0,71-0,90 Reliabilitas tinggi 0,91-1,00 Reliabilitas sangat tinggi (sempurna) Hasil Uji Reliabilitas Lari 60 M Hasil perhitungan reliabilitas dengan rumus r 11 diketahui nilainya sebesar 0,999, dengan demikian instrumen tersebut reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat tinggi Hasil Uji Reliabilitas Lompat Jauh Gaya Jongkok Hasil perhitungan reliabilitas angket dengan rumus r 11 diketahui nilainya sebesar 0,982, dengan demikian instrumen tersebut reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat tinggi.

43 Metode Analisis Data Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis statistik dan analisis nonstatistik. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis statistik yaitu cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penyelidikan yang berupa angka-angka. Dari uraian di atas, maka alasan penelitian menggunakan teknik analisis statistik untuk penghitungannya karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa angka-angka. Metode Analisis yang digunakan adalah menghitung koefisien korelasi r xy untuk mengetahui adanya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok dilakukan uji hipotesa dengan uji statistik Rank Spearman. Rumus yang digunakan adalah : 2 6b r s = 1 (Husaini Usman, 2006 : 262) 3 N N Menentukan Hipotesis H a : r 0, ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni. H 0 : r = 0, tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Dipilih level signifikan α = 0,05

44 Kriteria pengujian : H 0 diterima bila : - t tabel t hitung t tabel H 0 ditolak bila : -t tabel > t hitung > t tabel

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Lari 60 M Untuk memperoleh data lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009, dilaksanakan tes lari 60 M. Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa distribusi skor lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh waktu tercepat 9,341, waktu terendah 14,930, jumlah total sebesar 354,035 dengan rata-rata sebesar 11,801. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 Interval Frekuensi Prosentase Kumulatif 9,341 10, ,33% 23,33% 10,459 11, ,33% 56,66% 11,577 12, ,00% 66,66% 12,695 13, ,67% 83,33% 13,813 14, ,67% 100% Jumlah % Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan grafik histogram data lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 sebagai berikut: 35

46 Frekuensi Prosentase ,341-10,458 10,459-11,576 11,577-12,694 12,695-13,812 13,813-14,930 Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/ Analisis Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Untuk memperoleh data lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009, digunakan tes lompat jauh gaya jongkok. Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh skor tertinggi 3,65, skor terendah 1,65, jumlah total sebesar 79,66 dengan rata-rata sebesar 2,66.

47 37 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 Interval Frekuensi Prosentase Kumulatif 1,65 2, ,67% 16,67% 2,05 2, ,67% 33,33% 2,45 2, ,67% 60,00% 2,85 3, ,00% 80,00% 3,25 3, ,00% 100% Jumlah % Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan grafik histogram data lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 sebagai berikut: Frekuensi Prosentase ,65 2,04 2,05 2,44 2,45 2,84 2,85 3,24 3,25 3,65 Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

48 Analisis Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Adapun jumlah sampel yang digunakan adalah 30 siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ditempuh dengan analisis data. Analisis data penelitian ini adalah: (1) membuat tabel persiapan untuk menghitung uji korelasi; (2) memasukkan dan menghitung hasil dari tabel persiapan ke dalam rumus uji korelasi;. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Membuat tabel persiapan untuk menghitung uji korelasi antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Tabel persiapan untuk menghitung korelasi antara variabel Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok adalah sebagai berikut:

49 39 Tabel 4.3 Persiapan Perhitungan Korelasi antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok X Y No. Rank X Rank Y b b 2 detik Meter 1 9,408 3,30 2 4,5-2,5 6,25 2 9,341 3, ,000 3,30 3 4,5-1,5 2, ,422 3, ,590 3, ,408 3, ,177 3, ,110 3,30 4 4,5-0,5 0, ,367 2, ,5 4,5 20, ,660 2, ,5 6,5 42, ,067 3, ,870 2, ,5 2,5 6, ,563 2, ,5-3,5 12, ,000 3, ,5 6,5 42, ,930 2, ,5 14,5 210, ,093 2, ,000 1,95 26,5 28-1,5 2, ,268 2, ,5-8,5 72, ,730 1, ,122 2, ,5-9,5 90, ,729 1, ,610 2, ,740 2, ,5 2,5 6, ,903 2, ,000 2,00 26,5 26, ,063 2, ,000 2, ,903 2, ,580 2, ,5 4,5 20, ,381 2, ,035 79, , Memasukkan dan menghitung hasil dari tabel persiapan ke dalam rumus uji korelasi. r s = 2 6b N N 1 3

50 40 = = = 6x943,5 1 (30) = 1 0, = 0,790 Selanjutnya harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r tabel N = 30 taraf signifikansi 5%, ternyata diperoleh nilai r tabel = 0,467. Hasilnya adalah r xy lebih besar dari r tabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini berarti hipotesis kerja yaitu terdapat korelasi yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 diterima. Sebaliknya hipotesis nihil tidak terdapat korelasi yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ditolak. Dengan demikian lari 60 M ada hubungan yang signifikan dengan lompat jauh gaya jongkok, yang selanjutnya dapat diinterpretasikan bahwa semakin cepat anak berlari maka akan semakin baik hasil lompat jauh gaya jongkoknya. Sebaliknya kecepatan lari 60 M yang rendah atau lambat maka hasil lompat jauh gaya jongkok juga akan rendah atau kurang.

51 Pembahasan Berdasarkan analisis hasil perhitungan uji hipotesis, diketahui bahwa r = 0,790 sedangkan r tabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467. Sehingga r hitung > r tabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 diterima. Sebaliknya hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 ditolak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok. Hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membuktikan kebenaran hipotesis, namun temuan dari treatment yang telah dilaksanakan. Berdasarkan temuan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui kemampuan melakukan teknik lompat jauh dengan baik dan benar dipengaruhi oleh kecepatan anak berlari. Kemampuan melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok anak yang memiliki kecepatan berlari 60 M lebih baik daripada yang kecepatan berlari 60 M lambatpada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Dalam kerangka teori dan kerangka berpikir telah dikemukakan bahwa kecepatan berlari 60 M berpengaruh terhadap kemampuan anak melakukan

52 42 lompat jauh gaya jongkok. Hal ini disebabkan karena anak yang memiliki kecepatan berlari 60 M memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan anak yang kecepatan berlari 60 M rendah atau lambat. Jadi bila dirujuk kepada kerangka teori dan kerangka berpikir tersebut, lari 60 M diduga ada hubungannya dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Memperhatikan hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu, dapat dikemukakana simpulan sebagai berikut ada hubungan yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan uji hipotesis, diketahui r = 0,790 sedangkan r tabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467. Sehingga r xy > r tabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima. 5.2 Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan melalui hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Bagi guru pendidikan jasmani untuk meningkat prestasi lompat jauh gaya jongkok, hendaknya dengan meningkatkan kecepatan berlari jarak 60 M Guru pendidikan jasmani hendaknya selalu berusaha memperdalam ilmu baik secara teori maupun praktek melalui penelitian-penelitian yang lain. Dalam hal ini adalah cabang olahraga atletik pada nomor lompat jauh sehingga anak didik yang diasuhnya dapat berkembang dan berprestasi dalam kegiatan belajar maupun melatih. 43

54 DAFTAR PUSTAKA Aip Syarifuddin Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Ballesteros, J. M., Pedoman Latihan Dasar Atletik, Jakarta : PASI. Dikutip dari skripsi Rismoyo. Bernhard, Gunter Atletik Prinsip Dasar Latihan Lompat Tinggi, Jauh, Jangkit Dan Lompat Galah. Semarang : Dahara Prize. Dikutip dari skripsi Rismoyo. Husaini Usman, Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara. Idrus, H.A Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia. Surabaya : Bintang Usaha Jaya. Singer, Robert N Motor Learning And Human Performance. London : The Macmillan Company. Dikutip dari tesis Wismo. Sugiyanto dan Sudjarwo Perkembangan dan Belajar Gerak, Jakarta : Depdikbud, Universitsa Terbuka. Dikutip dari skripsi Muh.Nur Efendi. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi Metodologi Research II. Yogyakarta : Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Tim Bina Karya Guru Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. U. Jonath Atletik 1. Jakarta : Rosda Jaya Putra. Dikutip dari skripsi Sukardi. 44

55 L A M P I R A N 45

56 Lampiran 1 DATA KECEPATAN BERLARI 60 M DAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN No. Nama Siswa Kecepatan Berlari 60 M Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok 1 Vika Zubaidi 9,408 3,30 2 M. Agus Supriyanto 9,341 3,65 3 Asep Saefudin 10,000 3,30 4 Novan Ardiyanto 10,422 3,05 5 Ali Murtadho 10,590 3,15 6 Akhmad Syaefudin 10,408 3,52 7 M. Rizal 11,177 3,00 8 M. Ivan Prasetyo 10,110 3,30 9 Restu Illahi 11,367 2,90 10 Muhyidin 12,660 2,80 11 Fikri Munir 11,067 3,10 12 M. Farkhan Ibadi 11,870 2,60 13 Fahmi Akhkam 10,563 2,90 14 Rifkhan Saifudin 11,000 3,30 15 Aini Sakinah 14,930 2,60 16 Firda Mitasari 12,093 2,57 17 Fani Desi Amalia 14,000 1,95 18 Qonita Fitri Widyanti 10,268 2,80 19 Diana Lestari 12,730 1,90 20 Istiyanti 11,122 2,10 21 Fida Ayu 12,729 1,65 22 Nur Khamidah 13,610 2,05 23 Nurul Fadhilah 14,740 2,00 24 Bekti Susanti 12,903 2,16 25 Siti Halimah 14,000 2,00 26 Amelia Susanti 11,063 2,51 27 Reni Agustina 13,000 2,55 28 Rika Fadhilah 10,903 2,50 29 Siti Ismailiyah 14,580 2,10 30 Melisa 11,381 2,35 Jumlah Total 354,035 79,66 Rata-rata 11,801 2,66 46

57 47 Lampiran 2 DATA LARI 60 M SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 No. Nama Siswa Skor 1 Vika Zubaidi 9,408 2 M. Agus Supriyanto 9,341 3 Asep Saefudin 10,000 4 Novan Ardiyanto 10,422 5 Ali Murtadho 10,590 6 Akhmad Syaefudin 10,408 7 M. Rizal 11,177 8 M. Ivan Prasetyo 10,110 9 Restu Illahi 11, Muhyidin 12, Fikri Munir 11, M. Farkhan Ibadi 11, Fahmi Akhkam 10, Rifkhan Saifudin 11, Aini Sakinah 14, Firda Mitasari 12, Fani Desi Amalia 14, Qonita Fitri Widyanti 10, Diana Lestari 12, Istiyanti 11, Fida Ayu 12, Nur Khamidah 13, Nurul Fadhilah 14, Bekti Susanti 12, Siti Halimah 14, Amelia Susanti 11, Reni Agustina 13, Rika Fadhilah 10, Siti Ismailiyah 14, Melisa 11,381 Jumlah Total 354,035 Rata-rata 11,801

58 48 Lampiran 3 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LARI 60 M 1. Uji Validitas Untuk menguji validitas tes digunakan rumus product moment dengan angka kasar. Rumus itu adalah sebagai berikut : r xy = NΣXY ( ΣX )( ΣY ) {( NΣX ( ΣX ) )( NΣY ( ΣY ) )} TABEL PERSIAPAN UJI VALIDITAS TES KECEPATAN BERLARI 60 M No. TES (X) PRETES (Y) X 2 Y 2 XY 1 9,408 9,410 88,51 88,55 88,53 2 9,341 9,345 87,25 87,33 87, ,000 10, ,00 100,00 100, ,422 10, ,62 108,68 108, ,590 10, ,15 112,36 112, ,408 10, ,33 110,29 109, ,177 11, ,93 124,99 124, ,110 10, ,21 102,31 102, ,367 11, ,21 129,28 129, ,660 12, ,28 160,53 160, ,067 11, ,48 126,02 124, ,870 11, ,90 141,61 141, ,563 10, ,58 111,62 111, ,000 11, ,00 121,33 121, ,930 14, ,90 223,50 223, ,093 12, ,24 146,41 146, ,000 14, ,00 201,16 198, ,268 10, ,43 105,47 105, ,730 12, ,05 162,56 162, ,122 11, ,70 125,04 124, ,729 12, ,03 162,18 162, ,610 13, ,23 186,32 185, ,740 14, ,27 217,42 217, ,903 12, ,49 167,70 167, ,000 14, ,00 198,81 197, ,063 11, ,39 123,21 122, ,000 13, ,00 170,30 169, ,903 10, ,88 119,90 119, ,580 14, ,58 212,81 212, ,381 11, ,53 129,73 129,63 354, , , , ,24

59 49 Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung validitas tes. ΣX = 354,035 ΣX 2 = 4253,14 ΣXY = 4265,24 ΣY = 355,016 ΣY 2 = 4277,43 N = 30 Kemudian masukkan ke dalam rumus : r xy = NΣXY ( ΣX)( ΣY) {(N ΣX ( ΣX) )(NΣY ( ΣY) )} = = 30x4265,24 (354,035x355,016) 2 2 {(30x4253,14 (354,035) )(30x4277,43 (355,016) )} , ,1 {(127594, ,8)( ,4)} = 2269,169 {(2253,542)(2286,639)} = 2269, ,169 = 2270,03 = 0,999 Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30. Hasilnya ternyata 0,361 sehingga r hitung = 0,999 > r tabel = 0,361. Dengan demikian, untuk tes lari 60 M adalah valid. 2. Uji Reliabelitas r 11 Untuk menghitung Uji Reliabilitas digunakan rumus : 2 x r = 1+ r = = x0, ,999 1,

60 50 = 0,999 Dengan demikian instrument tes yang dilakukan reliabilitasnya sangat tinggi karena berada diantara 0,91 1,00.

61 51 Lampiran 4 DATA LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 No. Nama Siswa Skor 1 Vika Zubaidi 3,30 2 M. Agus Supriyanto 3,65 3 Asep Saefudin 3,30 4 Novan Ardiyanto 3,05 5 Ali Murtadho 3,15 6 Akhmad Syaefudin 3,52 7 M. Rizal 3,00 8 M. Ivan Prasetyo 3,30 9 Restu Illahi 2,90 10 Muhyidin 2,80 11 Fikri Munir 3,10 12 M. Farkhan Ibadi 2,60 13 Fahmi Akhkam 2,90 14 Rifkhan Saifudin 3,30 15 Aini Sakinah 2,60 16 Firda Mitasari 2,57 17 Fani Desi Amalia 1,95 18 Qonita Fitri Widyanti 2,80 19 Diana Lestari 1,90 20 Istiyanti 2,10 21 Fida Ayu 1,65 22 Nur Khamidah 2,05 23 Nurul Fadhilah 2,00 24 Bekti Susanti 2,16 25 Siti Halimah 2,00 26 Amelia Susanti 2,51 27 Reni Agustina 2,55 28 Rika Fadhilah 2,50 29 Siti Ismailiyah 2,10 30 Melisa 2,35 Jumlah Total 79,66 Rata-rata 2,66

62 52 Lampiran 5 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK 1. Uji Validitas Untuk menguji validitas tes digunakan rumus product moment dengan angka kasar. Rumus itu adalah sebagai berikut : r xy = NΣXY ( ΣX )( ΣY ) {( NΣX ( ΣX ) )( NΣY ( ΣY ) )} TABEL PERSIAPAN UJI VALIDITAS TES LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK No. TES (X) PRETES (Y) X 2 Y 2 XY 1 3,30 3,25 10,89 10,56 10,73 2 3,65 3,60 13,32 12,96 13,14 3 3,30 3,00 10,89 9,00 9,90 4 3,05 3,00 9,30 9,00 9,15 5 3,15 3,00 9,92 9,00 9,45 6 3,52 3,45 12,39 11,90 12,14 7 3,00 2,85 9,00 8,12 8,55 8 3,30 3,15 10,89 9,92 10,40 9 2,90 2,40 8,41 5,76 6, ,80 2,70 7,84 7,29 7, ,10 2,60 9,61 6,76 8, ,60 2,60 6,76 6,76 6, ,90 2,80 8,41 7,84 8, ,30 3,25 10,89 10,56 10, ,60 2,50 6,76 6,25 6, ,57 2,10 6,60 4,41 5, ,95 1,70 3,80 2,89 3, ,80 2,70 7,84 7,29 7, ,90 1,75 3,61 3,06 3, ,10 2,00 4,41 4,00 4, ,65 1,65 2,72 2,72 2, ,05 2,00 4,20 4,00 4, ,00 2,00 4,00 4,00 4, ,16 2,15 4,67 4,62 4, ,00 2,00 4,00 4,00 4, ,51 2,50 6,30 6,25 6, ,55 2,55 6,50 6,50 6, ,50 2,50 6,25 6,25 6, ,10 2,00 4,41 4,00 4, ,35 2,25 5,52 5,06 5,29 79,66 76,00 220,13 200,76 209,92

63 53 Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung validitas tes. ΣX = 79,66 ΣX 2 = 220,13 ΣXY = 209,92 ΣY = 76,00 ΣY 2 = 200,76 N = 30 Kemudian masukkan ke dalam rumus : r xy = NΣXY ( ΣX)( ΣY) {(N ΣX ( ΣX) )(NΣY ( ΣY) )} = = 30x209,92 (79,66x76,00) 2 2 {(30x220,13 (79,66) )(30x200,76 (76,00) )} 6297, ,16 {(6603, ,72)(6022, ) } = = 243,37 {(258,21)(246,65)} 243, ,58 243,37 = 252,366 = 0,964 Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30. Hasilnya ternyata 0,361 sehingga r hitung = 0,964 > r tabel = 0,361. Dengan demikian, untuk tes lompat jauh gaya jongkok adalah valid. 2. Uji Reliabelitas Untuk menghitung Uji Reliabilitas digunakan rumus : r 11 2 x r = 1+ r = x0, ,964

64 54 1, = 1, = 0,982 Dengan demikian instrument tes yang dilakukan reliabilitasnya sangat tinggi karena berada diantara 0,91 1,00.

65 55 Lampiran 6 DAFTAR NAMA PEMBANTU PENELITIAN LARI 60 M No. Nama Tugas 1. Bapak Mugimin Starter 2. Ibu Endang Sri Kuwati Pemanggil Anak 3. Ibu Umi Kosidah Pencatat Waktu 4. Ibu Nuratmi Timers (Pengambil Waktu) 5. Ibu Ana Timers (Pengambil Waktu) 6. Bapak Darto Timers (Pengambil Waktu) 7. Bapak Tri Hadiyanto Dokumentasi

66 56 Lampiran 7 DAFTAR NAMA PEMBANTU PENELITIAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK No. Nama Tugas 1. Ibu Endang Sri Kuwati Pemanggil Anak 2. Ibu Umi Kosidah Pencatat Hasil 3. Bapak Darto Pengukur Jarak 4. Bapak Mugimin Mengatur Anak

67 57 Lampiran 8 DOKUMENTASI PENELITIAN Pemanasan Sebelum Tes Dilaksanakan Pemanasan Sebelum Tes Dilaksanakan

68 58 Melakukan Tes Berlari 60 M Melakukan Tes Berlari 60 M

69 59 Melakukan Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok Melakukan Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Pengertian Power otot tungkai Power otot tungkai adalah sekelompok otot tungkai dalam berkontraksi dengan beban tertentu. Salah

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh peneliti untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Kuningan, Kecamatan Cilimus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan situasi, tempat, dimana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Pajajaran

Lebih terperinci

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian III. METODE PENELITIAN 3. Metode penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:60) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kecepatan Lari a. Pengertian Kecepatan Lari Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik, yang terdiri dari empat tahap yaitu menumpu ke depan, mendorong, pemulihan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan, 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh 15 BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH. HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH Zukrur Rahmat 1 Abstrak Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri Lompat Jauh Kelas XI sem. 1 STANDAR Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya DASAR Mempraktikkan keterampilan atletik dengan

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. Bujang 1 dan Cahyani 2 ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. Bujang 1 dan Cahyani 2 ABSTRAK PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Bujang 1 dan Cahyani 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan lompat kelinci terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakannya merupakan dasar dari seluruh gerakan olahraga. Oleh karena itu atletik menjadi salah satu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian seseorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

LARI JARAK PENDEK (SPRINT) LARI JARAK PENDEK (SPRINT) Lari jarak pendek (sprint) adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh/maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Kelangsungan gerak pada sprint

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang perlu mendapat perhatian, pembinaan, dan pengembangan serta peningkatan prestasi. Peningkatan ini perlu, karena atletik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam memberikan peningkatan kemampuan atlet mencapai prestasi puncak. seperti yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). 0 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:35). Bertujuan

Lebih terperinci

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI) MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI) Titin Kuntum Mandalawati, M.Or PGSD IKIP PGRI Madiun titinmandalawati@yahoo.com ABSTRAK Lompat jauh merupakan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metodologi penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jln. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 46 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sawah Lama Bandar Lampung Mata Pelajaran : Pendidikan jasmani Olahraga dan kesehatan Kelas/Semester : 5/2 Pertemuan :

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Pada bab I telah dikemukakan bahwa masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara power tungkai, power lengan, dan kapasitas aerobik (VO2

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu bagian dari nomor lompat dalam olahraga atletik. Ada banyak pakar yang mengartikan lompat jauh, diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di : Lokasi : SMAN 2 Ciamis Waktu : 2-28 September 2013 b. Populasi dan sampel Dalam tercapainya suatu tujuan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU 1 HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU Fauzi Hermansyah 1, Saripin 2, Niputu Nita Wijayanti 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu alat dalam pendidikan yang dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menjadi manusia secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran lari ABC terhadap kemampuan dasar lari sprint siswa sekolah dasar kelas IV. Berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Siti Aminah NIM

SKRIPSI. Oleh: Siti Aminah NIM HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 40 METER, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS V SD NEGERI KRANDEGAN, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU): Peserta menguasai dasar-dasar atletik untuk siswa Sekolah Dasar

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU): Peserta menguasai dasar-dasar atletik untuk siswa Sekolah Dasar MATA KULIAH : PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN NO. PROGRAM : PJK.04.C.05.99 TOPIK : JALAN CEPAT POKOK BAHASAN : DASAR-DASAR ATLETIK JALAN DAN LARI SUB POKOK BAHASAN : JALAN CEPAT PENUNJANG MODUL : MATERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendukung kehidupan manusia yang sehat dan berkualitas adalah melalui olahraga. Hal ini disebabkan karena kondisi jasmani dan rohani yang kuat akan

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Proses suatu penelitian hendaknya dapat ditentukan suatu metode penelitian yang akan digunakan, hal ini berdasarkan pada suatu pemahaman bahwa metode

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI BAGOR NGANJUK TAHUN 05 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 45-50 45 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SANTRIWAN MTS PONDOK PESANTREN IQRA BARUNG BARUNG BALANTAI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian Sugiyono (2012, hlm. 72) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga. Jenis latihan ini telah dikenal dan sering digunakan oleh sebagian besar

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo 23 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2006 : 11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman NPM: GIC.14.0703 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. (Jurnal) Oleh DICKY TAMARA RIZALDI

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. (Jurnal) Oleh DICKY TAMARA RIZALDI 1 HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK (Jurnal) Oleh DICKY TAMARA RIZALDI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran tugas (latihan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam Kurikulum SMA, pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Pasundan 1 kota Bandung dan SMP Pasundan 2 kota Bandung Jalan Pasundan 32 Balong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dipakai dalam sebuah penelitian, yakni suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian (research). Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabang olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang selalu diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik merupakan cabang olahraga yang terdiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah adalah suatu cara berfikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu kegiatan penelitian dan untuk mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan pendidikan jasmani di sekolah harus ada usaha ke arah perbaikan metode melatih dalam kemampuan gerak siswa. Perbaikan metode dalam proses belajar melatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atletik di ambil dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang artinya bertanding atau berlomba, menurut Syarifuddin (1992: 2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi 1 HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH Jurnal Oleh Meki Vahlevi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah di Lapangan Gasmin yang beralamat di Jln. Kuningan Antapani, Bandung.

Lebih terperinci

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakikat Panjang Tungkai Seorang olahragawan yang memiliki proporsi badan tinggi biasanya diikuti dengan ukuran tungkai yang panjang, meskipun hal itu tidak

Lebih terperinci

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK Oleh Drs. H.M.Husni Thamrin, M.Pd FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA METHODIK ATHLETIK Mengajar Gerak Dasar Atletik 1. Atletik merupakan aktivitas jasmani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Pendidikan Jasmani BAB II KAJIAN PUSTAKA Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi terdapat beberapa aspek lain yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri 39 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh PP 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendarat sejauh jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendarat sejauh jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Lompat Jauh Gaya Jongkok Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat jauh dalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat memperoleh data yang dapat mengungkap permasalahan yang ingin diselesaikan. Hal ini seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kajian Teori 1. Hakikat Kecepatan Upaya pencapaian prestasi atau hasil optimal dalam berolahraga, memerlukan beberapa macam penerapan unsur pendukung keberhasilan seperti kecepatan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman 1) Deni Mudian 2) Iyan Nurdiyan Haris

Lebih terperinci