BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab terdahulu telah di deskripsikan dan di analisa data-data mengenai
|
|
- Yohanes Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 152 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab terdahulu telah di deskripsikan dan di analisa data-data mengenai pelaksanaan model pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun bagi karyawan PT. Pupuk Kaltim yang diselenggarakan oleh Muvi Consulting. Maka pada bab ini peneliti membuat kesimpulan, implikasi, rekomendasi dan keterbatasan penelitian. A. Kesimpulan Hasil analisis kualitatif penelitian ini menunjukan bahwa model pelatihan masa persiapan pensiun PT. Pupuk Kaltim yang telah dilaksanakan oleh Muvi Consulting telah mendekati kebenaran teori, karena telah melalui tahapan-tahapan yang sistematis berdasarkan kebutuhan sistem pelatihan tersebut. 1. Model Pelatihan Kewirausahaan Pensiun. Model Kewirausahaan masa persiapan pensiun PT. Pupuk Kaltim yang diselenggarakan oleh Muvi Consulting, menggunakan model 3 langkah, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan tahapan yang dilakukan adalah (1) identifikasi kebutuhan pelatihan, (2) penentuan tujuan program, (3) penentuan kurikulum, (4) penentuan materi dan silabus materi, (5) penentuan metode pelatihan, (6) penentuan media pembelajaran, (7) recruitment peserta, (8) penentuan pemateri. Pada tahap pelaksanaan pelatihan yang dilakukan adalah. (1)
2 153 penentuan tempat dan waktu pelatihan, (2) penentuan fasilitas pelatihan, (3) penyampaian materi, (4) pengendalian pelatihan. Pada tahap evaluasi, meliputi (1) evaluasi pelaksanaan, (2) evaluasi pemateri, (3) evaluasi peserta. Model pelatihan ini sejalan dengan pendapat Simamora (2001:296) membagi model pelatihan kedalam tiga tahapan: yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Model ini juga sejalan dengan pendapat William B.Werther dan Keith Davis (Zawawi 2000 : 24) beliau mengemukakan bahwa langkah-langkah pelatihan terdiri dari : pertama, menilai kebutuhan pelatihan, kedua, menentukan tujuan pelatihan, ketiga menentukan isi program dan prinsip-prinsip belajar, Keempat, melaksanakan program pelatihan dan kelima, evaluasi. 2. Proses Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan Masa Persiapan Pensiun Inti dari kegiatan sebuah pelatihan adalah proses penyelenggaranya, karena meskipun desain pelatihanya bagus, tetapi jika proses penyelenggaraanya tidak baik maka bisa membuat pelatihan tidak menghasilkan output dan outcome yang diharapkan. Proses penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun PT. Pupuk Kaltim ini berjalan dengan baik sesuai sekenario pelatihan yang telah disiapkan, ini ditandai dengan berberapa testimoni dari peserta pelatihan yang menganggap pelatihan ini sangat bermafaat bagi mereka. Proses penyelengaraan pelatihan ini tentunya sangatlah rinci proses-prosesnya namun tetap bisa digambarkan dalam kesimpulan sebagai berikuti:
3 154 a. Perencanaan pelatihan Proses perencanaan pelatihan khususnya mengenai identifikasi masalah, yang dilakukan oleh Muvi Consulting adalah dengan cara menduga kebutuhan-kebutuhan dari peserta pelatihan, dan ditambah dengan wawancara bagian marketing dengan klien atau perusahaan yang akan mengirimkan peserta pelatihan dari sinilah didapatkan permintaan-permintaan atau kebutuhan perusahaan terhadap program yang akan dijalankan. Perencanaan pelatihan pensiun yang diselenggarakan oleh Muvi Consulting selalu berlandaskan pada hasil analisis identifikasi kebutuhan peserta pelatihan yang akan mendekati masa pensiun. Rancangan program pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun menggunakan langkah-langkah perencanaaan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pertama persiapan menyusun program pelatihan meliputi identifkasi pengkajian kebutuhan pelatihan, perumusan tujuan pelatihan, dan rekruitment peserta pelatihan. Tahap kedua adalah menentukan tujuan pelatihan, metode, materi pelatihan dan media pembelajaran, tahap ketiga menentukan jadwal kegiatan, fasilitas pelatihan serta sumber dana yang digunakan untuk membiayai seluruh proses kegiatan pelatihan ini. Perencanaan pada penyelenggaraan program pelatihan kewirausahan masa persiapan pensiun dilakukan dengan maksud untuk memperoleh suatu kejelasan tentang gambaran pelaksanaan pogram pelatihan secara keseluruhan. Perencanaan akan mengarahkan strategi pelaksanaan kepada tujuan pelatihan, output dan outcome pelatihan.
4 155 b. Penyelenggaraan pelatihan Tujuan utama pelaksanaan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, pelaksanaan pelatihan kewiruasahaan masa persiapan pensiun ini menggunakan sebuah pendekatan pelatihan yang mengkolaborasikan suasana pelatihan dengan kehidupan sehari-hari yaitu sebuah proses pembelajaran yang berasal dari pengalaman atau belajar sambil bekerja yang biasa disebut learning by doing. Pendekatan terapi juga diberikan supaya peserta dapat merasakan langsung manfaat dari pelatihan, khususnya materimateri yang bersifat psikologis. Materi kewirausahaan peserta diberikan contoh-contoh yang usaha yang mudah untuk dijalankan dan pandu oleh pemateri dari kalangan pengusaha bukan dari pekerja, sehingga materi yang disampaikan bersifat praktis dan mudah diaplikasikan. Hasil observasi yang peneliti lakukkan dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan pelatihan kewirausahaan MPP ini telah dilaksanakan sesuai ketetapan yang dirumuskan sebelumnya dalam perencanaan pelatihan. Keadaan ini dapat dilihat dari kelancaran pada penyelenggaraan program pelatihan dan testimoni dari peserta pelatihan yang menyatakan bahwa pelatihan ini sangat baik dan bermanfaaat bagi mereka. c. Evaluasi pelatihan Berkenaan dengan evaluasi pelatihan aspek yang dievaluasi pelatihan ini adalah mengenai evaluasi program kegiatan, tempat, fasilitas, fasilitor, materi dan pemateri, sedangkan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta tidak dilakukan dengan khusus Muvi Consulting hanya mengandalkan dari kesan pesan peserta terhadap pelatihan, itupun disatukan dengan evaluasi instruktur.
5 156 Program pelatihan kewirauahaan masa persiapan pensiun secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan benar sesuai prosedur pelatihan meskipun ada kekurangan dalam proses evaluasi pelatihanya. 3. Proses Pembelajaran Pelatihan Kewirausahaan Masa persiapan pensiun Proses pembelajaran pelatihan dalam pelatihan ini mengunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa dengan pendekatan pada pembelajaran kontekstual dan pembelajaran partisipatif. Pola pembelajaran yang dilakukan dalam pelatihan ini, tidak hanya memperhatikan dari segi motodologinya. Mereka juga sangat memperhatikan suasana kelas, penataan kelas, aspek visual dan media pembelajaran. Penyelenggara sangat memahami akan konsep pembelajaran yang bisa diterima oleh otak yaitu visual, kinestik dan audiotory. Proses pembelajaran ini kombinasikan dengan metode pembelajaran partisipatif dimana peserta aktif terlibat dalam setiap aktivitas, sedangkan materimateri pelajaran di sampaikan dengan gaya pembelajaran kontekstual, sehingga proses ini sangat membatu peserta untuk memahami pelajaran dengan lebih cepat. Strategi pembelajaran yang dilakukan adalah, customer fokus yaitu penyelenggara sangat memperhatikan kepuasan pelangganya, kedua grab your audience yaitu pelatihan ini dirancang sedemikian rupa sehingga peserta langsung larut dalam materi pelatihan. Pembelajaran dilengkapi dengan suara-suara musik pengiring materi pelatihan.
6 157 Strategi berikutnya adalah transplantation learning konsep pembelajaran ini dipakai intuk mensiasati waktu pembelajaran yang pendek tetapi mereka harus bisa usaha yaitu dengan model kemitraan dan pematerinya juga adalah harus pengusaha bukan pekerja. Strategi pembelajaran lainya adalah learning therapeutic, dimana peserta diberikan terapi-terapi langsung tidak hanya teori mengenai pengendalian emosi tapi langsung diterapi dengan pendekatan hypnotherapy dan Emotional Freedom Technic. 4. Hasil pembelajaran pada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tujuan utama pelatihan adalah melakukan sebuah perubahan pengetahuan, sikap dan ketermpilan, dari tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tadinya tidak mampu menjadi mampu. Peserta pelatihan diberikan berbagai materi dan juga pencerahan mengenai kewirausahaan, di dalam proses pembelajarannya dilengkapi dengan pendekatan koseling satu persatu peserta melakukan konseling bisnisnya, ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan baru dan pemantapan dalam wirausaha. Hasil observasi dan wawancara dengan peserta pelatihan di dapatkan bahwa mereka sangat antusias mengikuti semua materi yang disampaikan, dan merekapun mendaptakan pencerahan yang positif. Hasil wawancara dapat diungkap bahwa mereka ada yang baru kali ini belajar tentang wirausaha, karena sebelumnya mereka hanya mendapatkan seminar atau pelatihan yang hanya berhubungan dengan pekerjaanya saja. Peserta ini merasa mendapatkan pembelajaran yang berharga untuk persiapan pensiunya demikian apa yang disampaikan oleh Bapak AH (peserta pelatihan).
7 158 Perubahan sikap peserta setelah mendapatkan pembelajaran adalah sangat positif dimana peserta dalam belajar ini diberikan paradigma-paradigma mengenai hakikat kehidupan, hakikat rizki dan juga hakikat pensiun, sehingga secara kontekstual mereka lebih bisa menyadari akan pensiunnya. Materi motivasi-motivasi wirausaha juga diberikan dengan sangat lugas dan praktis, sehingga peserta mendapatkan pencerahan dengan lengkap lagi mengenai wirausaha dan secara mental mereka mendapatkan motivasogram pelatihan yang singkat tapi bisa menunjukan mereka pada jalan bisnis yang benar seuai dengan minat dan bakatanya. Program ini disebut assemement talent mapping (penelusuran minta dan bakat usaha) program ini sangat membantu peserta pelatihan untuk menemukan jalan yang tepat kalau suatu saat akan memulai usaha, dan menemukan usaha mana yang tepat sesuai dengan potensi dirinya. 5. Kesiapan peserta pelatihan untuk menjalani pensiun Tujuan inti dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pembekalan sebelum memasuki masa pensiun, sehingga di dalam model pelatihan ini. Penyelenggara memberikan materi-materi pelatihan yang bersifat membantu peserta untuk mendapatkan pembekalan-pembekalan secara psikologis, mental dan juga spiritual. Hasil wawancara dengan peserta pelatihan didapatkan berbagai macam kesan, mengenai pelatihan ini, secara umum mereka berpendapat dengan pelatihan ini jauh lebih siap lagi untuk pensiun, dibandingkan sebelum mereka mengikuti pelatihan. Secara spiritual juga mereka lebih siap lagi karena mendapatkan pencerahan mengenai hakikat rizki dan juga pembiasaan-pembiasaan ibadah yang di pandu oleh pelaksana pelatihan. Respon peserta terhadap pelatihan ini mereka menyampaikan
8 159 bahwa mereka jau lebih siap dan ikhlas lagi, ada yang menyampaikan siap tidak siap tetap saja pensiun akan terjadi, ikhlas tidak ikhlas tetap saja pensiun pasti terjadi, jadi peserta memilih untuk lebih ikhlas lagi menjalani pensiun ini. Data mengenai kewirausahaan dapat di ungkapkan bahwa mereka merasa mendapatkan pencerahan mengenai tahapan-tahapan memulai bisnis. Peserta pelatihan mendapatkan panduan bagaimana memilih usaha dengan tepat sesuai dengan karakter, atau bakatnya. Program ini sangat membantu peserta pelatihan untuk menemukan bisnis yang sesuai dengan hobi dan bakatnya. Mereka jauh lebih siap lagi untuk pensiun dan usaha selepas pensiun, apabila dibandingkan dengan sebelum mengikuti pelatihan ini. B. Implikasi penelitian 1. Implikasi teoritis Temuan peneliti terhadap model pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun PT. Pupuk Kaltim yang diselenggarakan oleh Muvi Consulting dapat memberikan mafaat bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis seperti misalnya dampak pelatihan terhadap kesiapan untuk pensiun atau juga yang ingin meneliti lebih jauh bagaimana pengaruh pelatihan terhadap parktek wirausaha pasca pelatihan. 2. Implikasi praktis Muvi Consulting telah berhasil menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun, hal ini dapat di lihat dari bervariasinya materi-materi yang disampaikan yang telah dicantumkan dalam pelatihan., dengan disesuaikan pada kebutuhan peserta pelatihan. Begitu pula dengan pelatihan-pelatihan lainya yang telah
9 160 beberapa kali diselenggarakan oleh Muvi Consulting dengan peserta pelatihan yang berbeda. Penyususnan program pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun telah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pelatihan yang efektif dan professional dimulai dari perencanaan. SDM penyelenggara pelatihan yang terlibat langsung pada pelatihan tersebut adalah individu yang memang memiliki kompetensi dibidangnya. Berdasarkan uraian diatas maka temuan penelitan ini diharapkan memberikan implikasi terhadap kepentingan praktis, yaitu dijadikan pendoman bagi pelatihan yang ingin mencoba menyelenggarakan model pelatihan sejenis. C. Rekomendasi Kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini menjadi dasar untuk hadirnya beberapa rekomendasi yang penulis tujukan kepada pihak-pihak terkait rekomendasi ditujukan kepada: 1. Penyelengara pelatihan. Proses pelatihan hendaknya memperhatikan langkah-langkah pembelajaran, ada delapan langkah yang harus diperhatikan dalam pembelajaran khususnya dalam pelatihan, (1) identifikasi kebutuhan pembelajaran, (2) tujuan pembelajaran (3) kurikulum pembelajaran, (4) materi pembelajaran, (5) metode pembelajaran, (6) media pembelajaran, (7) sarana dan prasarana, (8) evaluasi pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa catatan yang menjadi rekomendasi penulis untuk penyelenggara pelatihan.
10 161 Pembagian waktu yang ada hendaknya penyelenggara membuat jadwal dan sekenario pelatihan yang bisa dipahami oleh semua pihak, dan didalam skenario pelatihan apabila ada perubahan-perubahan tidak merusak acara secara keseluruhan. Porsi kegiatan dalam pelatihan ini sarat akan materi sehingga waktu untuk praktek sangat kurang, pada saat kunjungan usaha dan praktek lebih terkesan rekreasi asal memenuhi target, sehingga penulis merekomendasikan untuk pengaturan materi dan praktek lebih seimbang lagi. Konten pelatihan akan lebih baik jika materi difokuskan pada satu bidang khusus misalnya, pelatihan kewirausahaan warung, pelatihan budaya ikan, atau peternakan sapi, karena pelatihan dengan waktu yang 5 hari harus memasukan berbagai macam materi meliputi aspek psikologi, bisnis, keuangan, kesehatan dan lain-lain. Pihak penyelenggara bisa membagi dengan dua waktu misalkan tahap basic pelatihan kewirausahaan dalam tahap motivasi dan mental kesiapan untuk pensiun. Pada tahap dua diberikan pelatihan khusus bidang usaha yang akan di lakukan peserta pelatiha. Tahap ketiga adalah dilakukan coaching atau pendampingan usaha, sehingga peserta pelatihan akan terbimbing dengan baik dari awal sampai mereka mandiri dan berkembang. Evaluasi pelatihan Muvi Consulting telah melakukan evaluasinya dengan cara membaca dari kesan dan pesan dari pelatihan, dan yang di evaluasi lebih lengkap lagi adalah evalusi untuk pemateri dan instruktur, selain itu juga evaluasi yang lengkap dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan. Komponen pelatihan terdiri penyelenggara, pemateri dan peserta pelatihan, semua itu adalah merupakan bagian dari komponen proses pelatihan, sehingga semua
11 162 komponen itu harus dievaluasi, guna melihat sejauh mana efisiensi waktu dan efektifitas pelatihan terhadap perubahan perilaku positif yang sesuai dengan tujuan pelatihan. Evaluasi pelatihan kewirausahaan jauh baik baik lagi, apabila selain mengevaluasi dari perubahan sikap dan perilaku, juga mengevaluasi sejauh mana peserta memiliki kemampuan dalam memulai usaha dan mengembangkan usahanya, apabila dalam pelatihan kewirausahaan itu mereka membuat produk, maka produk yang dihasilkan seharusnya dievaluasi juga, apakah punya nilai jual atau tidak, apakah produk yang dihasilkan oleh peserta pelatihan laku di pasaran atau tidak. Evaluasi seperti ini dapat memberikan masukan kepada Muvi Consulting sebagai penyelenggara untuk melakukan evaluasi menyeluruh dengan baik, dari data evaluasi ini juga bisa dipakai untuk mengambil keputusan perbaikan penyelenggaran pelatihan berikutnya. 2. Pelatih (pemateri Kepada pelatih hendaknya materi yang disampaikan adalah disertai contohcontoh yang konkrit atau dalam kehdiupan sehari-hari, untuk simulasi-simulasi pelatihan hendaknya benar-benar disesuaikan dengan tujuan pelatihan dan selalu memperhatikan waktu. Supaya porsi waktu inti materi yang disampaikan tidak terlalu banyak diambil oleh simulasi-simulasi pelatihan. Pembelajaran kepada orang dewasa sangat ditentukan oleh suasana keakraban pelatih dengan peserta, sehingga jauh sebelum memberikan materi hendaknya pelatih membangun keakraban terlebih dahulu dengan peserta pelatihan
12 163 Pembelajaran dengan iringi musik di dalam materi pelatihan sangat baik untuk memberikan suasana yang nyaman. Musik mampu memberikan warna pelatihan jadi lebih menarik, namun hendaknya pemateri perlu memperhatikan peserta yang tidak suka dengan suara musik, apalagi jika musik yang dijadikan pengiring pada materi pelatihan tidak sesuai dengan materi, musik ini bisa mengganggu konsentrasi belajar peserta pelatihan. 3. Peserta pelatihan. Pelatihan kewirausahaan ini hanya dilakukan dalam waktu efektif 5 hari, dari jumlah waktu yang dipakai untuk memberikan sebuah pembelajaran kewirausahaan dari sisi waktu sangat terbatas. Pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sebainya peserta memilih untuk konsetrasi belajara, untuk itu pekerjaan-pekerjaan yang kantor yang di delegasikan dulu kepada staff-nya, atau berikan kepada pimpinannya agar mereka diberikan penggati yang akan mengerkajakan aktivitas kantornya. Metode pelatihan yang di selenggarakan sangat baik yaitu dengan membuat kemitraan dengan para pengusaha jadi apabila ingin melajutkan pembelajaran yang lebih rinci dan lebih teknis lagi jauh lebih baik jika warga belajar mengikuti program lanjutan yang di selenggarakan oleh Muvi Consulting. Program lanjutan sangat penting karena di materi-materi yang disiapkan merupakan materi yang tepat untuk para pengusaha pemula. Program ini selenggaran untuk melengkapi pelatihan sebelumnya, dan berfungsi untuk membimbing bagaimana tahapan-tahapan memulai usaha.
13 Peneliti selajutnya Penelitian ini diperoleh berdasarkan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang menekankan pada model pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun, khususnya pada proses penyelenggaraan pelatihan, peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain subjek penelitian terbatas pada model dan proses penyelenggaraan pelatihan. Penelitian terbatas pada kasus di satu lembaga pelatihan. Lokasi penelitian hanya pada satu lembaga pelatihan. Sasaran penelitian hanya pada satu angkatan pelatihan dan peserta pelatihan dalam satu anggkatan ini sangat beragam ada staff ada juga level pimpinanya. Peneliti selanjutnya seyogyanya melakukan penelitian secara lebih luas baik dari pengembangan pendekatan penelitian, maupun dari kajian yang lebih mendalam terhadap fokus permasalahan penelitian yang sama, terutama dalam pengembangan model pelatihan kewirausahan yang betul-betul bisa di jalankan oleh peserta setelah selesai pelatihan, oleh karena itu kepada peneliti selanjutnya disaranakan menggunakan subjek dan wilayah penelitian yang lebih luas. Peneliti selanjutnya diharapakan dapat mengembangkan penelitian tentang dampak program pelatihan kewirausahaan masa pensiun terhadap keberhasilan peserta pelaihan dalam memulai usaha, mengembangkan usaha dan keberlangsungan usahanya.
14 165
BAB I PENDAHULUAN. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa ditawar-tawar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran diartikan sebagai suatu proses komunikasi antara guru, siswa dan materi pembelajaran. Oemar Hamalik dalam Hernawan dkk. (2007, hlm. 3) mengemukakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Pendidikan diberikan kepada seorang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bekerja merupakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga dengan berbagai pekerjaan. Hampir separuh dari usia digunakan dalam bekerja
Lebih terperinciPELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI CALON PURNABAKTI KOTA SALATIGA TAHUN
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI CALON PURNABAKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2016 Oleh : Susantiningrum 1), Eddy Triharyanto 2), Joko Sutrisno 2) 1) Staff Pengajar Fakultas KIP Universitas Sebelas Maret 2) Staff
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi. berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Suyanto (2007: 05), ilmu pengetahuan merupakan sarana yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi berguna bagi diri sendiri maupun orang
Lebih terperinci2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat erat kaitannya dalam kehidupan manusia. Peranan pendidikan dalam membentuk karakter pribadi seseorang menjadi peluang bagi individu untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena dengan adanya pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizki Panji Ramadana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap Warga Negara Indonesia, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus. Semua anak berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru siswa, kurikulum,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran disuatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru siswa, kurikulum, lingkungan sosial
Lebih terperinciKERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.
KERANGKA PIDATO Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Pendahuluan Isi Pembahasan Penutup Pendahuluan Berisi salam pembuka. Salam pembuka ini berfungsi untuk mengantar kea rah pokok persoalan yang akan dibahas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik melalui proses pembelajaran sehingga diharapkan
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : TRI WULANDARI F 100 030 247 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu perubahan dan perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan tersebut
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ingatan atau memori merupakan salah satu aspek dalam kognisi yang melibatkan otak dalam proses pengambilan informasinya. Saat melakukan aktivitas sehari-hari,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Kemampuan bertanya siswa dalam pendekatan pembelajaran saintifik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasaryang didasarkan atas frekuensi pertanyaan dan tingkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Asmani (2012:17) merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya sangat diperlukan. Terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kantor tersebut dituntut menciptakan suasana yang baik, teratur, sehingga orang yang melihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata ruang kantor merupakan salah satu hal penting dalam memasuki sebuah perusahaan. Dan sudah menjadi kebiasaan manusia bila memperhatikan sesuatu terutama dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi dimana pada hakikatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan didalam perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal menengah yang secara khusus mempersiapkan peserta didiknya untuk siap bekerja di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat dan berakhlak mulia, karena pada dasarnya dengan pendidikan individu akan mengenal dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah lembaga pendidikan khususnya sekolah seyogianya memiliki unit penunjang untuk menjalankan berbagai aktivitasnya. Unit penunjang dikelola sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini pembangunan di Indonesia berjalan dengan sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat mempermudah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa lalu pemasar cenderung berpikir bagaimana memperoleh pelanggan baru yang akan membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa atau bagaimana merebut pelanggan dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN Pada bab ini peneliti akan menyampaikan kesimpulan dan saran yang berasal dari uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai permasalahan yang diteliti yaitu, Penerapan Pembelajaran Orang Dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan ratunya ilmu. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswanya untuk berfikir secara logis, kritis, tekun, kreatif, inisiatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) merupakan lembaga pendidikan dasar untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. ujicoba, analisis, proses dan hasil dapat ditarik kesimpulan, implikasi, dan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan. Sebagaimana dikemukakan pada Bab Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka, mengingat kinerja karyawan yang tinggi dan disiplin kerjalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang berwirausaha sangatlah penting dalam suatu kehidupan, karena dengan berwirausaha, maka uang atau penghasilan bisa didapat. Sekarang banyak
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar salah satu proses penting. Hasil belajar peserta didik turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciTESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta untuk membantu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Syarif Hidayat, 2009 Pengembangan Model Pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir disertasi ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang kesimpulan dan rekomendasi. A. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua perusahaan selalu berupaya untuk menjadi pemenang dalam persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan inovasi di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan setiap manusia, karena melalui pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih berkualitas. Sebagaimana
Lebih terperinciKemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee
Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee Nazaruddin SD Negeri Lamteubee nazaruddinsd@gmail.com ABSTRAK Upaya Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam lingkup kebahasaan, pada dasarnya siswa harus menguasai empat aspek keterampilan berbahasa. Empat aspek keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung meningkatnya sendi-sendi kehidupan dalam negara tersebut, salah satu faktor pertama dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab ini berisikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang tidak akan pernah berhenti dari detik demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk mengenal dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang tidak dapat ditawartawar lagi.
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah
BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jenjang sekolah dasar, khususnya pada pembelajaran matematika menunjukan pola pembelajaran cenderung berpusat pada guru sehingga siswa hanya menjadi objek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja Masalah lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang sangat penting. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran operasi perusahaan. Salah satu cara
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU
KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan cinta altruis peserta didik dengan menggunakan eksperimen kuasi, menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal pikiran. Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang dimiliki oleh pejabat-pejabat publik dalam tugasnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Etos kerja dikatakan sebagai faktor penentu dari keberhasilan individu, kelompok, institusi dan juga yang terluas ialah bangsa dalam mencapai tujuannya. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah menerapkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003 (Tambahan Lembaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia. Pendidikan berawal dari ketika seorang manusia dilahirkan dan berlangsung seumur hidupnya. Pendidikan dimaksudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi yang unik. Sebagai seorang akuntan publik harus bersifat independent serta profesional, sebagaimana menjadi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna dengan hasil prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna dengan hasil prestasi siswa yang tinggi merupakan harapan dari setiap guru matemaika. Dan untuk mewujudkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran
Lebih terperinciPROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI)
PROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI) DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN PELATIHAN C. SASARAN PELATIHAN D. MATERI PELATIHAN E. TEMPAT KUNJUNGAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pada dasarnya penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menemukan model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan yang membutuhkan adaptasi bagi siapa saja yang akan menjalankannya. Setiap individu yang akan
Lebih terperinci2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah membawa perubahan yang signifikan bagi perkembangan dunia pendidikan. Seorang pendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring perubahan zaman dan bertambahnya usia manusia, maka kebutuhan hidup nya pun akan meningkat. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fisik dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan pilihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan pilihan yang sangat strategis untuk dilakukan, karena dengan adanya pengelolaan pada sumber daya manusia
Lebih terperinci2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia mulai belajar mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, bahkan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, karena dengan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembelajaran di sekolah dasar hanya menekankan pada penguasaan konsep (kognitif) yang di uji dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan, dengan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seseorang secara optimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan berbagai peristiwa. Pendidikan berlangsung di berbagai tempat dan lingkungan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. besar dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
307 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan rekomendasi yang mengacu kepada proses pengembangan yang diterapkan, permasalahan dan tujuan penelitian serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara manusia untuk menggunakan akal /rasional mereka untuk jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan di SMK adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan di SMK adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dan padat. Selain itu, dalam bab ini juga diutarakan rekomendasi penelitian
149 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian yang diuraikan secara singkat dan padat. Selain itu, dalam bab ini juga diutarakan rekomendasi penelitian kepada pihak-pihak
Lebih terperinci