BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN SSK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN SSK"

Transkripsi

1 BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN Bagian ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Toba Samosir saat ini, Visi dan Misi Kabupaten yang akan memberikan arahan tentang pembangunan sanitasi Kabupaten lima tahun ke depan, kebijakan umum sanitasi Kabupaten saat ini dan arah ke depan serta tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi. II.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir A. Kondisi Umum Wilayah Fisik dan Administrasi Pemerintahan Secara geografis Kabupaten Toba Samosir terletak di dataran Bukit Barisan dengan topografi dan kontur tanah datar, landai, bergelombang, miring dan terjal dengan ketinggian antara meter di atas permukaan laut, struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Posisi geografis Kabupaten Toba Samosir terletak antara 2 o 03-2 o 40 LU dan 98 o o 40 BT. Keadaan permukaan tanah (topografi) wilayah Kabupaten Toba Samosir sebagian besar adalah berbentuk daerah wilayah yang bergunung dan dataran rendah serta disusul dengan wilayah berbukit dan yang landai (43% daerah miring, 28,75% daerah terjal, 15,26% daerah datar), struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Pokja Kab. Toba Samosir II-1

2 PPSP Percepatan Permukiman 99 4'30" '0" REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Kabupaten Simalungun PETA TOPHOGRAPHY ( Klassifikasi Kelerengan Van Juidam, 1985 ) Kabupaten Asahan '0" : DK MARS UNGG UL DK. PA NOGUAN SOL U DK. A RDIEN 0 2, DK. SURUNG AN DK. PA MANTO MAN DK. SIBAULA NGIT "/ Ibu kota kabupaten O Ibu kota kabupaten Gunung 0-15 % % % % DK. PA NINDI Batas Kabupaten DK. PA GORDANG Batas Kecamatan DK. IG OSA Garis Danau Kabupaten Labuhan Batu DK. BATUHODA DK. TO LONG Danau Toba Lembar Pengesahan 46 0 DK S IUGA 1010 Kontur Danau > 140 % Jalan By Pass Legenda Jalan Negara 15 Kilometers Jalan Kabupaten Kabupaten Tapanuli Utara DK. SAL EAN Sumber Data : Kabupaten Tapanuli Selatan - Survey lapangan tahun DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan BAKOSURTANAL skala 1 : edisi I/ Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga - Peta Hutan dari BPKH tahun DK. BATUMARDINDING DK. SIHABU-HAB U - SK Menhut PP. no. 44 Tahun '0" Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun PUSDATA Departemen PU Jak arta tahun Toponimi berdas arkan Perpres No. 112 tentang pembakuan nama rupa bumi - Pengolahan s pasial dan citra menggunakan aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2 Insert dengan Sistem Proyeksi Univers al Transver Merc ator (UTM) di WGS 1984 DINAS TATA RUAN G DAN PEMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA '30" '0" ARD Gambar II.1. Peta Topografi Kabupaten Toba Samosir (sumber data : Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Sebaran jenis tanah di Kabupaten Toba Samosir didominasi oleh tanah litosol, podsolik, dan regosol, yaitu seluas sekitar 22,34% dari luas total kabupaten yang tersebar di Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Borbor, Nassau dan Habinsaran (Sibosur). Tanah ini sesuai untuk dikembangkan bagi komoditi perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan tanaman keras lainnya. Jenis tanah lainnya yang banyak dijumpai adalah podsolik merah kuning (16,35%), hidromorfik kelabu, glei humus, dan regosol (11,54%). Jenis tanah podsolik merah kuning terdapat di Kecamatan Uluan, Lumban Julu, Porsea, Bonatua Lunasi, Parmaksian dan Balige, serta Tampahan. Jenis tanah secara umum di Kabupaten Toba Samosir adalah podsolik coklat kelabu, podsolik coklat, dan litosol dimana jenis tanah yang dominan di Kabupaten Toba Samosir ini adalah jenis tanah podsolik coklat (42,92% dari keseluruhan). Ketiga jenis tanah tersebut umumnya memiliki sifat yang sama serta biasanya terdapat di daerah pegunungan. Adapun sifat ketiga jenis tanah tersebut yang hampir sama, yaitu: Pokja Kab. Toba Samosir II-2

3 Sangat peka terhadap erosi; Memiliki tingkat keasaman yang tinggi pada lapisan bawah; Tingkat kejenuhan yang tinggi; Struktur tanah yang rendah; Kandungan bahan organik yang rendah. Sesuai dengan Kepmen PU Nomor 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai, sungai-sungai di Propinsi Sumatera Utara dapat dikelompokkan ke dalam 6 (enam) satuan wilayah sungai (SWS), yaitu SWS Wampu Besitang, SWS Belawan Belumai, SWS Bah Bolon, SWS Asahan (Kabupaten Toba Samosir), SWS Barumun Kualuh, dan SWS Batang Gadis Batang Toru. Di samping itu terdapat badan air berupa danau yang besar yaitu Danau Toba yang terletak di dataran tinggi di wilayah tengah. Danau Toba berfungsi sebagai sarana pengairan sawah, pembangkit listrik pada PLTA Lau Renun, peleburan biji nikel P.T. Inalum (Asahan 1-2-3), pelestarian alam, dan daerah tujuan wisata bagi Sumatera Utara. Wilayah perkotaan diwakili Kota Balige, topografi sebagian besar adalah berbukit hingga bergunung. Oleh karena itu, kondisi topografi tersebut merupakan sumber-sumber air bagi penduduk Kota Balige. Ada beberapa sungai yang mengalir di Kota Balige dan bermuara di Danau Toba, yaitu: Aek Halian (Aek = air; sungai), Aek Pamulingan, Aek Tordong, Aek Samate Asu, dan Aek Lumban Binanga. Penduduk yang tinggal di pedesaan dan berada di daerah kaki perbukitan memanfaatkan air bersih yang bersumber dari mata air, sedangkan penduduk yang bermukim di pinggiran Danau Toba memanfaatkan air danau. Sesuai dengan letak geografis Kabupaten Toba Samosir yang berada di garis Khatulistiwa, Kabupaten Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17 o C-29 o C dan rata-rata kelembaban udara 85,04%. Rata-rata tinggi curah hujan yang terjadi di Kabupaten Toba Samosir per bulan berdasarkan data pada 3 stasiun pengamatan sebesar 155 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 14 hari. Umumnya curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April sebanyak 260 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 6 hari. Pokja Kab. Toba Samosir II-3

4 Sementara pada bulan Pebruari tingkat curah hujan menurun menjadi 85 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 4 hari hujan. Berdasarkan stasiun pengamatan, Kecamatan Habinsaran merupakan daerah dengan curah hujan yang tertinggi yakni 200 mm per tahun. Wilayah Kabupaten Toba Samosir berada di antara lima kabupaten di Propinsi Sumatera Utara meliputi sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Asahan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara serta sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba dan Kabupaten Samosir. Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara melalui Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal yang diresmikan pada tanggal 09 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri. Seiring dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan pembangunan di Kabupaten Toba Samosir, pada tahun 2003 Kabupaten Toba Samosir dimekarkan menjadi Kabupaten Toba Samosir dengan ibu kotanya Kecamatan Balige dan Kabupaten Samosir dengan ibu kotanya Kecamatan Pangururan. Dan sampai dengan disusunnya buku ini (tahun 2010) wilayah administrasi Kabupaten Toba Samosir dengan total luas wilayah daratan 2.021,8 km 2 terdiri dari 16 kecamatan, 13 kelurahan dan 231 desa. Keenam belas kecamatan tersebut adalah; (1) Kecamatan Tampahan; (2) Kecamatan Balige; (3) Kecamatan Laguboti; (4) Kecamatan Sigumpar; (5) Kecamatan Silaen; (6) Kecamatan Siantar Narumonda; (7) Kecamatan Parmaksian; (8) Kecamatan Habinsaran; (9) Kecamatan Borbor; (10) Kecamatan Nassau; (11) Kecamatan Pintu Pohan Meranti; (12) Kecamatan Porsea; (13) Kecamatan Bona Tua Lunasi; (14) Kecamatan Uluan; (15) Kecamatan Lumban Julu; (16) Kecamatan Ajibata. Pokja Kab. Toba Samosir II-4

5 Gambar II.2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Toba Samosir B. Kondisi Umum Kabupaten Toba Samosir B.1. Sub Sektor Air Limbah Perhatian dalam pengelolaan kualitas lingkungan dan air limbah di Kabupaten Toba Samosir disadari masih relatif rendah. Pengelolaan limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga, tempat umum ataupun dari UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) belum dikelola dan dilakukan penanganan dengan baik dan benar. Kalaupun ada, masih pada kondisi tata kelola limbah cair rumah tangga yang dibangun tidak dalam suatu sistem yang saling terintegrasi. Apalagi jika diperhatikan ternyata kelayakan konstruksinya juga relatif belum optimal. Secara umum masyarakat di Kabupaten Toba Samosir masih memiliki akses yang relatif belum optimal terhadap sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang memadai. Keberadaan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah berupa tinja manusia yang tersebar di Kabupaten Toba Pokja Kab. Toba Samosir II-5

6 Samosir berdasarkan SUSENAS 2008, BPS Kabupaten Toba Samosir; sebesar 66,22% rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar (tinja) yang mana dari persentase tersebut terdapat sebesar 60,21% rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar (BAB) sendiri; 4,02% rumah tangga dengan fasilitas milik bersama dan 1,99% berupa fasilitas umum. Sementara rumah tangga di Kabupaten Toba Samosir yang tidak memiliki fasilitas buang air besar adalah sebesar 33,78%. Fasilitas buang air besar pada rumah tangga yang ada Kabupaten Toba Samosir umumnya terdiri dari konstruksi fasilitas berupa leher angsa, pelengsengan, cubluk/cemplung dan lainnya. Pada tabel berikut ini dapat dilihat data-data kondisi konstruksi fasilitas BAB tersebut: Tabel II.1 Fasilitas Konstruksi Buang Air Besar (BAB) di Kabupaten Toba Samosir No Fasilitas Konstruksi BAB Persentase ( % ) 1. Leher Angsa 85,62 2. Pelengsengan 4,08 3. Cubluk / Cemplung 7,02 4. Lainnya 3,28 Jumlah 100 Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir Kondisi tempat penampungan akhir dari fasilitas buang air besar yang ada di Kabupaten Toba Samosir terdiri dari tangki, kolam/sawah, sungai/danau dan lainnya. Pada tabel berikut ini dapat dilihat data-data kondisi tempat pembuangan akhir dari fasilitas BAB yang ada sebagai berikut: Pokja Kab. Toba Samosir II-6

7 Tabel II.2 Fasilitas Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Toba Samosir No Fasilitas Konstruksi BAB Persentase (%) 1. Tangki 46,44 2. Kolam/Sawah 1,20 3. Sungai/Danau 8,25 4. Lainnya 44,11 Jumlah 100 Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir Pembuangan limbah tinja manusia ke sungai/danau untuk kemudian airnya digunakan untuk keperluan rumah tangga (mandi, mencuci dan air minum) kemudian ikan yang ada di sungai/danau juga mengkonsumsi tinja tersebut dan suatu saat ikan ditangkap dan dijadikan lauk bagi rumah tangga masih terjadi. Hal ini sudah dianggap lumrah dan menjadi solusi praktis selama bertahun-tahun. Sementara itu septic tank sebagian besar tidak ditata dengan dasar yang kedap air. Kondisi ini dikhawatirkan akan mencemari atau merembes ke tanah sekitar, yang akan mengakibatkan kontaminasi dengan air tanah. Demikian pula sebagian sumur penduduk (kondisi yang ada) di mana tidak diberi cincin, guna menghindari kontaminasi/bercampurnya dengan air limbah yang meresap. Data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan menjelaskan bahwa septic tank yang ada di Kabupaten Toba Samosir tidak pernah dikuras secara rutin. Kalau pun ada yang melakukan pengurasan, masih dilakukan secara individu tanpa adanya koordinasi dengan Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir. Hal ini disebabkan, sampai saat ini (tahun 2010) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir belum memiliki mobil penghisap tinja dan untuk keperluan akan fasilitas tersebut, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir masih meminjam dari kabupaten tetangga (Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan). Pokja Kab. Toba Samosir II-7

8 Pembuangan limbah di pasar, pedagang kaki lima di waktu siang/malam, juga belum tertangani secara baik. Akibatnya saluran drainase kota, menjadi satu-satunya sarana pembuangan limbah. Kondisi ini mengakibatkan saluran drainase sepanjang pusat kota dan wilayah sekitarnya menjadi terganggu kelancarannya. B.2. Drainase Kabupaten Toba Samosir sebagai suatu kabupaten yang relatif masih baru (hasil pemekaran) dalam hal penataan dan pembangunan drainase masih sangat membutuhkan penanganan yang serius. Keterbatasan APBD Kabupaten merupakan salah satu kendala dalam peningkatan capaian program pembangunan drainase tersebut. Berikut ini dapat dilihat perkembangan pencapaian pembangunan drainase yang tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten Toba Samosir periode tahun 2007 s/d 2009: No Tabel II.3 Pencapaian Drainase Kabupaten Toba Samosir Indikator Dan Pencapaian Kinerja Uraian Per Tahun 2007 (Km) 2008 (Km) 2009 (Km) 1. Pembuatan Parit Jalan/ Drainase 2. Total Panjang Jalan Kabupaten Total Km 0,629 0,475 0,900 2, , , , ,6 Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir Tahun 2009 & BPS Kab. Toba Samosir 2009 Tabel II.4 Kondisi Capaian Drainase Kabupaten Toba Samosir No Uraian Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per Tahun 2007 (Km) 2008 (Km) 2009 (Km) Ket. 1 Kondisi Baik 0,315 0,380 0,900-2 Kondisi Sedang 0,189 0,095 0,451-3 Kondisi Rusak 0,126 0,095 0,180 - Total 0,630 0,475 0,900 - Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir Tahun 2009 Pokja Kab. Toba Samosir II-8

9 Dari segi drainase kota/permukiman, sampai saat ini drainase untuk jalan kabupaten dapat direalisir 0,17% dari total panjang jalan kabupaten sepanjang ±1.193,20 km. Permasalahan yang ditemui dalam pembangunan drainase adalah keterbatasan lahan untuk drainase tersebut, adanya drainase bergabung dengan saluran irigasi. Untuk pengembangan ke depan, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir akan menyusun Rencana Induk Pengembangan Drainase Permukiman sehingga strategi pengembangan dan penataan drainase permukiman dapat lebih sempurna. Drainase di Kabupaten Toba Samosir secara umum dapat dibagi dua kelompok yaitu drainase primer dan drainase sekunder. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II.5 Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007 No Uraian Kegiatan Volume Satuan Jenis Drainase Primer Sekunder 1 Pembuatan Parit jalan Dusun Jonggol m3 - Tampubolon Sibulele Desa Sibola Hotang SAS kecamatan Balige 2 Pembuatan drainase buangan dari Komplek Asrama Kompi 125 Onan Sampang desa Sianipar Tangga Kel. Balige III Kec. Balige 350 m - 3 Pembuatan drainase pas. batu/ gorong-gorong pada ruas jalan Silalahi Dolok Desa Pagar Batu Kec. Balige 4 Pembuatan Parit di Dusun IV Lumban Balian Op. Raja Hutapea Kec. Laguboti 100 m m - Pokja Kab. Toba Samosir II-9

10 Tabel II.6 Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir Tahun 2008 No Uraian Kegiatan Volume Satuan Jenis Drainase Primer Sekunder 1 Pembuatan parit di Lumban 200 m' - panjaitan Pardede Onan kec. Balige (DAK) 2 Pembuatan parit di jalan Tarutung KM 3 Kec. Balige (DAK) 100 m' - 3 Pembuatan drainase kota Laguboti Kec. Laguboti (DAK) 4 Pembuatan drainase kota Lumban Julu Kec. Lumban Julu (DAK) 5 Pembuatan drainase kota Borbor Kec. Borbor (DAK) 6 Pembuatan parit dan gorong-gorong Sirait Uruk Desa Patane I Kec. Porsea (DAK) 7 Pembuatan drainase di Jln. Samosir Kec. Balige (DAK) 8 Pembuatan drainase kota Kec. Silaen (DAK) 9 Pembuatan drainase di Kompleks SDN Desa Sitolu Ama Kec. Laguboti 10 Pembuatan drainase di Lumban Sibuea desa Pangombusan Kec. Porsea 11 Pembuatan drainase Huta Gorat Dolok Kel. Parsoburan Kec. Habinsaran 12 Pembuatan drainase depan Gereja HKBP Nagatimbul dan menuju SD Negeri Nagatimbul Kec. L. Julu 13 Pemeliharaan rutin drainase kota Porsea (Swakelola) kec. Porsea (DAK) 14 Pemeliharaan rutin drainase kota Balige (Swakelola) DAK 200 m' m' m' m' m' m' m' - 65 m' - 74 m' - 74 m' - 1 paket - 1 paket - Pokja Kab. Toba Samosir II-10

11 Tabel II.7 Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 No Uraian Kegiatan Volume Satuan Jenis Drainase Primer Sekunder 1 saluran drainase di 100 m - komplek perkantoran Soposurung Kec. Balige (DAK) 2 Rehabilitasi saluran drainase / 1 paket - Penataan trotoar dan pelebaran jalan Kartini Soposurung & saluran drainase di samping Yasop Kec. Balige (DAK) 3 Lanjutan pembangunan saluran 115 m - drainase Jalan Pelajar Soposurung Kec. Balige (DAK) 4 Rehabilitasi saluran drainase Jalan Cemara Kec. Balige (DAK) m3-5 Rehabilitasi saluran drainase Jalan Baba Lubis Kec. Balige (DAK) 6 saluran drainase Dinas Tarukim Kec. Balige (DAK) 7 saluran drainase kota di Kec. Laguboti (DAK) 8 saluran drainase jalan Simpang IV desa Narumonda I Kec. Siantar Narumonda (DAK) 9 saluran drainase di stadion Jonggi Manulus Kec. Parmaksian (DAK) 10 Lanjutan pembangunan saluran drainase keliling pasar Borbor (DAK) 500 m - 42 m m m m - 62 m - Sumber Data : Dinas Tarukim Kab. Toba Samosir 2010 Informasi data lapangan diperoleh bahwa wilayah-wilayah yang mengalami banjir/genangan pada saat musim hujan disebabkan permasalahan drainase adalah: 1. Beberapa Ruas Jalan di Kota Balige: Kelurahan Luban Dolok Haumabange di sekitar Jalan Gereja dan Jalan Raja Paindoan sampai dengan terminal mini; Kelurahan Pardede Onan di sekitar Jalan Patuan Nagari mulai kompleks Kejari Balige sampai dengan kompleks BNI 46 Balige, Kelurahan Napitupulu di sekitar Jalan DI Panjaitan, Jalan Muliaraja dan Jalan Bukit Barisan; Desa Pokja Kab. Toba Samosir II-11

12 Lumban Silintong di sekitar Jalan Lumban Silintong mulai simpang tiga sampai dengan kompleks HKBP; Desa Tambunan Sunge di sekitar Jalan Balige-P. Siantar serta Desa Sibolahotang SAS di sekitar jalan Balige-P. Siantar. 2. Terminal Porsea 3. Depan Kantor Camat Porsea 4. Pasar/Pekan Porsea 5. Pasar/Pekan Ajibata (sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir) Dalam pengelolaan drainase Pemerintah Kabupaten Toba Samosir turut melibatkan peran serta masyarakat dan gender dengan tahapan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dan jender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Toba Samosir secara nyata dilakukan dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan sumber dana APBN dengan perincian sebagai berikut: Tabel II.8 Rekapitulasi Alokasi Dana PNPM Mandiri Perdesaan No Kecamatan Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nassau Silaen Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Namuronda Lumban Julu Uluan Ajibata Parmaksian Bonatua Lunasi Jumlah Sumber data PNPM Mandiri Perdesaan Tobasa Pokja Kab. Toba Samosir II-12

13 Tabel II.9 Alokasi Dana Menurut Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan No Kegiatan Drainase Air Bersih Persampahan 4 SPP Bangunan Lainnya Total Sumber data PNPM Mandiri Perdesaan Tobasa B.3. Persampahan Masalah sampah di Kabupaten Toba Samosir sampai saat ini belum tertangani secara optimal, baik masalah cakupan wilayah yang dilayani maupun pelayanan itu sendiri (pengumpulan, pengangkutan maupun pengelolaan sampah). Sampai saat ini yang terlayani baru meliputi ibu kota kecamatan dengan pemukiman yang cenderung padat dan jalur jalan utama. Kalau dipilah berdasarkan kecamatan dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir baru terlayani 4 kecamatan (25%). Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan pada berbagai aspek seperti jumlah anggaran operasional, jumlah armada, jumlah tenaga kerja dan manajemen pengelolaan persampahan itu sendiri. Produksi sampah di Kabupaten Toba Samosir rata-rata perhari lebih kurang 459,312 m 3 /hari dengan asumsi produksi sampah 0,012 m 3 /hari/rumah tangga yang sebahagian besar berasal dari sampah pasar, rumah tangga, sekolah, perkantoran, rumah makan, pertokoan dan lain sebagainya. Seperti disebutkan sebelumnya cakupan wilayah layanan adalah ibu kota kecamatan yaitu Balige, Laguboti, Porsea dan Ajibata. Sampah yang terangkut ke TPA rata-rata per hari dari ke 4 ibu kota kecamatan tersebut sebanyak 37,8m 3 yang terdiri dari berbagai sumber, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini: Pokja Kab. Toba Samosir II-13

14 Tabel II.10 Timbulan & Jumlah Sampah yang terangkut per hari (m 3 /hari) No Lokasi Jumlah Lokasi Timbulan (m 3 /hari) Sampah Terangkut (m 3 /hari) 1. Permukiman 153 2,2032 1, Sarana: a. Jln Arteri & Kolektor 37 0,5328 0,444 b. Pasar 4 25,92 21,6 c. Tempat Dagang 613 8,8272 7,356 d. Rumah makan 79 1,1376 0,948 e. Restoran 5 1,2 1 f. Hotel 6 1,2 1 g. Kantor 50 1,44 1,2 h. Sekolah 19 0,5472 0,456 i. Terminal 3 1,2 1 j. Rumah Sakit 2 1,152 0,96 k. Taman Kota Perairan : a. Danau b. Sungai c. Anak Sungai Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir 2010 Kalau ditinjau dari segi luas wilayah, daerah yang dapat dilayani dalam masalah persampahan ini baru mencapai lebih kurang 9,71 km 2 atau 0,48% dari luas wilayah Kabupaten Toba Samosir sedangkan dari jumlah penduduk yang terlayani hanya 12,46%. Untuk kelancaran pelayanan menjelang sampah dapat diangkat ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sampai tahun 2010 telah disediakan sarana tempat penampungan sampah sementara yang diletakkan pada jalur jalan yang dilewati armada truk sampah sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini: Pokja Kab. Toba Samosir II-14

15 Tabel II.11 Sarana Sampah Di Kabupaten Toba Samosir No Jenis Jumlah (unit) Kapasitas (m 3 ) Kondisi 1. TPSS Ember Plastik TPSS Drum Rusak 3. Container Transfer Depo Gerobak Sampah Becak Sampah Truck Sampah roda Baik 1 unit, Sedang 5 unit & Rusak 1 unit 8. Pick Up Sampah roda Arm Roll Kecil Buldozer TPSS Permanen Baik Sumber Data : Dinas Pasar,Kebersihan dan Pertamanan Kab.Toba Samosir 2010 Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah mengalokasikan anggaran untuk pengelolaan persampahan dari tahun 2005 s/d 2009 bersumber dari APBD Kabupaten Toba Samosir sementara peran serta masyarakat (peran serta masyarakat yang dimaksud terdiri dari masyarakat sendiri juga sumbangan pihak ketiga lainnya antara lain: perbankan, kontraktor, PLN dan usaha swasta lainnya) belum ada sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel II.12 Jumlah Anggaran Pengelolaan Kebersihan/Sampah Tahun Jumlah Anggaran Peran Serta (Rp) Masyarakat (Rp) Total (Rp) Total (Rp) Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir 2010 Proses akhir dari rangkaian pelayanan persampahan adalah pemusnahan di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA), pada proses ini masyarakat tidak begitu mengetahui hal-hal apa yang diperlukan di suatu lokasi Pokja Kab. Toba Samosir II-15

16 TPA. Sebagaimana layaknya suatu TPA, yang harus dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan teknis dan operasional yang terkontrol, hal ini membutuhkan biaya yang sangat mahal. Saat ini Pemerintah Kabupaten Toba Samosir memiliki 2 lokasi TPA, yaitu TPA Pintu Bosi di Kecamatan Laguboti dengan luas 2 Ha dan TPA Sijambur di Kecamatan Ajibata dengan luas 0,2 Ha dengan rincian data TPA tersebut sebagai berikut (sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010): 1. TPA Pintu Bosi Di Kecamatan Laguboti: a. Status tanah milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir b. Luas areal 2 Ha. c. Tingkat kemiringan 45%. d. Jenis tanah lempung e. Metode pengelolaan dumping f. Study Kelayakan belum pernah dilakukan. g. Mulai dioperasikan tahun 2001 h. Perkiraan sisa waktu daya tampung 10 tahun. i. Jarak dari pemukiman 1,5 Km. 2. TPA Sijambur Kecamatan Ajibata a. Status tanah milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir b. Luas areal 0,2 Ha. c. Tingkat kemiringan d. Jenis tanah lempung. e. Metode pengelolaan dumping f. Study Kelayakan belum pernah dilakukan. g. Mulai dioperasikan tahun h. Perkiraan sisa waktu daya tampung 10 tahun i. Jarak dari pemukiman 2 Km. Pokja Kab. Toba Samosir II-16

17 Tabel II.13 Kelengkapan Sarana dan Prasarana TPA Pintu Bosi Kecamatan Laguboti No Komponen Keberadaan Kondisi 1. Jalan masuk Onderlaag Sedang 2. Jalan Operasi Onderlaag Rusak 3. Drainase Tidak ada Tidak ada 4. Saluran Lindi Tidak ada Tidak ada 5. Pengolahan Lindi Tidak ada Tidak ada 6. Sumur monitoring/pantau Tidak ada Tidak ada 7. Penanganan Gas Tidak ada Tidak ada 8. Penyediaan air bersih Tidak ada Tidak ada 9. Pos/kantor jaga Tidak ada Tidak ada 10. Jembatan timbang/sistem Tidak ada Tidak ada pencatatan 11. Garase Buldozer Tidak ada Tidak ada 12. Bengkel Tidak ada Tidak ada 13. Pengomposan manual Tidak ada Tidak ada 14. Petugas yang menangani Tidak ada Tidak ada pengolahan lindi 15. Penutupan untuk lokasi yang Tidak ada Tidak ada sudah penuh 16. Pemilahan sampah Tidak ada Tidak ada 17. Pagar lokasi Tidak ada Tidak ada 18. Buldozer Tidak ada Tidak ada Sumber Data : Dinas Pasar,Kebersihan dan Pertamanan Kab.Toba Samosir 2010 Keterbatasan pada berbagai aspek seperti keterbatasan anggaran operasional, jumlah armada, jumlah tenaga kerja dan manajemen pengelolaan persampahan itu sendiri, mempengaruhi total pelayanan. Akibatnya sampah yang dihasilkan masyarakat belum terlayani secara maksimal. Tidak heran pada waktu-waktu tertentu masih dijumpai sampah bertebaran dan tidak terangkut pada hari setelah pekan (onan). Pokja Kab. Toba Samosir II-17

18 Agar pelayanan persampahan dapat lebih optimal, dan demi mewujudkan target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, maka ke depan perlu diupayakan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan secara bertahap. Diharapkan pada masa mendatang setiap kecamatan memiliki tempat pembuangan sampah sementara sebelum diangkut ke TPA. Berikut peta rencana tempat pembuangan sampah sementara pada masing-masing kecamatan. Keterbatasan APBD Kabupaten Toba Samosir berimplikasi pada minimnya alokasi anggaran untuk pengelolaan persampahan dan minimnya sarana prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Toba Samosir. Walaupun Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah memiliki Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 7 Tahun 2003 tentang Retribusi Sampah, namun masih terdapat kesulitan untuk diterapkan, karena secara empiris merupakan akibat dari keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki Kabupaten Toba Samosir dalam hal ini Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. Sehingga tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan layanan yang maksimal tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Secara umum tindak lanjut yang dilakukan oleh Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir terhadap pelanggaran Perda Nomor 7 dimaksud adalah dengan melakukan pemberhentian pelayanan untuk wajib retribusi yang menunggak, walaupun sebenarnya bukan merupakan solusi terbaik karena dapat menimbulkan permasalahan baru B.4. Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia terutama untuk keperluan air minum. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Toba Samosir dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih masih memanfaatkan sumber air secara langsung dari air tanah berupa Sumur terlindung, pompa, mata air terlindung dan air permukaan (sungai/danau) tanpa Pokja Kab. Toba Samosir II-18

19 fasilitasi dari suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kondisi tersebut sangat dimungkinkan mengingat kondisi geografis Kabupaten Toba Samosir merupakan perbukitan yang sulit dijangkau oleh air ledeng (Fasilitas PDAM). Secara umum data kondisi fasilitas sarana prasarana air bersih/air minum yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir dapat di lihat pada tabel berikut ini: Tabel II.14 Kondisi Fasilitas Sarana Prasarana Air Minum di Kabupaten Toba Samosir No Jenis Fasilitas Sumber Air Minum Persentase ( % ) 1. Ledeng ( PDAM ) 11,00 2. Pompa 19,90 3. Sumur Terlindungi 26,34 4. Sumur Tak Terlindungi 7,24 5. Mata Air Terlindungi 17,77 6. Mata Air Tak Terlindungi 9,01 7. Air Sungai 7,04 8. Air Hujan 1,06 9. Lainnya 0,64 Jumlah 100 Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir Dari segi kepemilikan fasilitas air minum yang ada di Kabupaten Toba Samosir secara umum paling banyak berupa milik pribadi/sendiri sebesar 48,90%, milik umum sebesar 28,98%, milik bersama 18,10% dan tidak ada fasilitas sebesar 4,02%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Toba Samosir, secara bertahap telah dilakukan pembangunan sarana air bersih dengan sistem sumur pompa,sistem gravitasi dan pengadaan Mandi Cuci Kakus (MCK) di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir dengan keadaan masyarakatnya masih memiliki akses yang relatif rendah terhadap ketersediaan sarana-prasarana air bersih yang memadai. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel II.15 berikut ini: Pokja Kab. Toba Samosir II-19

20 Tabel II.15 Pencapaian Sarana Air Bersih Kabupaten Toba Samosir No Uraian Indikator dan pencapaian kinerja per tahun Ket (unit) 2008 (unit) 2009 (unit) 1 Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Sedang 3 Rusak Total Sumber Data : LKPJ 5 Tahun Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab.Toba Samosir Tahun 2009 Sampai dengan tahun 2008, pengadaan air bersih di Kabupaten Toba Samosir yang dilayani suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam hal ini PDAM Tirtanadi Cabang Balige (Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara) masih menjangkau 4 kecamatan (tersebar di 42 desa/kelurahan dengan total jumlah pelanggan sebanyak pelanggan) dari 16 Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan sumber air bakunya berasal dari Danau Toba. Keempat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Balige, Laguboti, Porsea dan Ajibata dengan rincian sebagai berikut (sumber data PDAM Tirtanadi Cab. Balige): kapasitas produksi air bersih untuk tahun 2007 sebesar m 3 /tahun dan tahun 2008 sebesar m 3 per tahun; lamanya waktu operasi penyaluran air bersih selama 24 jam; jumlah produksi air bersih untuk tahun 2007 sebesar m 3 dan tahun 2008 sebesar m 3. Sumber air PDAM Tirtanadi cabang Kabupaten Toba Samosir disuplai dari Danau Toba. Sementara sumber air bersih yang dipergunakan oleh masyarakat Kabupaten Toba Samosir di luar dari layanan PDAM Tirtanadi (terutama penduduk yang berdomisili di pedesaan) adalah air tanah dan air permukaan (sungai/anak sungai/limpasan air hujan dan Danau Toba). Pokja Kab. Toba Samosir II-20

21 Pelayanan prasarana air bersih di Kabupaten Toba Samosir masih rendah dan peluang peningkatan jumlah pelanggannya masih besar. Namun saat ini yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah air yang hilang dalam penyaluran cukup besar yaitu 19.4%. 2. Jaringan pipa penyaluran yang masih terbatas di kawasan-kawasan tertentu. Permasalahan dalam Air Minum. Permasalahan dalam pembangunan air minum di Kabupaten Toba Samosir terutama dapat dilihat dari sistem penyediaan air minum untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat Kabupaten Toba Samosir. Permasalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Keterbatasan Sumber Air Baku. Kabupaten Toba Samosir sebagai pusat Perdagangan, Pemerintahan dan Pariwisata membawa konsekuensi terhadap pesatnya perkembangan pembangunan yang mengakibatkan pengurangan luas lahan terbuka sebagai daerah resapan air sehingga berdampak pada kuantitas sumber-sumber air. b. Kapasitas produksi air bersih PDAM Tirtanadi Cabang Balige saat ini belum mencukupi, perlu adanya penambahan kapasitas sehingga kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Toba Samosir ke depan bisa terpenuhi. c. Ketergantungan suplai air dari sumber yang berasal dari Danau Toba, sehingga keterjaminan suplai air dari PDAM tersebut kurang dapat diandalkan mengingat perkembangan daerah layanan PDAM penyuplai terus berkembang. Selain itu masalah tarif pembelian air yang terus meningkat dari tahun ke tahun namun di satu sisi PDAM Tirtanadi belum dapat menyesuaikan tarif air pelanggannya. d. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana produksi cukup besar sedangkan tarif air belum mengacu tarif Full Cost. e. untuk jangka panjang pemanfaatan sumber air dari danau dan sungai/anak sungai yang ada di Kabupaten Toba Samosir dengan sistem pengolahan perlu direncanakan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air minum. Secara Pokja Kab. Toba Samosir II-21

22 terperinci masalah menyangkut pembangunan air minum di masing-masing kecamatan di Kabupaten Toba Samosir adalah sebgai berikut: Kecamatan Balige: a. Tarif PDAM tinggi. b. Kaporit terasa. c. Belum seluruh masyarakat menikmati air bersih. d. Kondisi air tanah tidak mendukung. e. Air sumur masih ada yang tidak pakai cincin. f. Air sumur dan limbah berdekatan. g. Cakupan air bersih masih rendah disebabkan biaya relatif tinggi. h. Kualitas air tanah kurang memenuhi standar kesehatan. i. Debit air PDAM pada saat tertentu kurang. Kecamatan Laguboti: a. Belum semua rumah tangga dialiri PDAM. b. Banyak sumur berdekatan dengan air limbah. c. Masih ada sumur yang berdekatan dengan kandang ternak yang memungkinkan resapan kotoran ternak mengalir ke dalam sumur. d. Kurangnya pengetahuan tentang air bersih. e. Masyarakat pemakai air bersih, masih tidak mengetahui tentang retribusi yang dibayarkan setiap bulan uang K3, masih banyaknya masyarakat yang ingin mendapatkan air bersih, dan apabila dihubungi PDAM tidak ada penyambungan baru. Kecamatan Ajibata: a. Rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat untuk mendapatkan sumber air bersih dari PDAM. b. Sumber Air masyarakat tercemar akibat pembuatan sumur berdekatan dengan saluran pembuangan limbah. c. Masih ada masyarakat yang menggunakan air bandar sebagai sarana untuk mandi dan mencuci. d. PDAM airnya sering terputus dan mati pada jam-jam tertentu. Pokja Kab. Toba Samosir II-22

23 e. Debit Air PDAM yang tidak normal. f. Sumur gali belum menurut syarat kesehatan. g. Masih ada sumur yang belum memakai cincin. B.5. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Menurut data yang diperoleh dari BPS Kab. Toba Samosir; sebesar 66,22% rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar (tinja) yang mana dari persentase tersebut terdapat sebesar 60,21% rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar (BAB) sendiri; 4,02% rumah tangga dengan fasilitas milik bersama dan 1,99% berupa fasilitas umum. Sementara rumah tangga di Kabupaten Toba Samosir yang tidak memiliki fasilitas Buang Air Besar adalah sebesar 33,78%. Dari data di atas dapat dilihat salah satu sarana pendukung untuk dapat berperilaku hidup bersih sehat masih sangat minim. Sebagai salah satu indikator sanitasi yang penting, tingkat PHBS masyarakat Toba Samosir masih termasuk pada level rendah. Masih banyak masyarakat yang melakukan buang air besar sembarangan (BABs), dan tingkat cuci tangan pakai sabun (CTPS) juga masih rendah. Survey EHRA menunjukkan bahwa masyarakat di 4 kelurahan yaitu Kelurahan Sangkarnihuta (Kecamatan Balige), Parsoburan Tengah (Kecamatan Habinsaran), Sigumpar (Kecamatan Sigumpar) dan Parparean III (Kecamatan Porsea) masih memiliki tingkat BABs yang beresiko (di atas 5%). Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kepemilikan kakus pribadi serta kurangnya fasilitas kakus umum yang memenuhi persyaratan sanitasi. EHRA juga menunjukkan bahwa seluruh 13 kelurahan di 6 kecamatan yang disurvey yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Sigumpar, Porsea, Habinsaran dan Ajibata memiliki tingkat CTPS yang rendah. Sarana pendukung lain agar masyarakat dapat meningkatkan kualitas perilaku hidup bersih sehat adalah adanya fasilitas MCK di permukiman penduduk. Hal ini juga telah diupayakan degan menata dan membangun sarana dan prasarana Mandi-Cuci-Kakus (MCK). Kondisi pencapaian pembangunan sarana prasarana Mandi-Cuci-Kakus (MCK) yang tersebar di beberapa Kecamatan Pokja Kab. Toba Samosir II-23

24 Kabupaten Toba Samosir periode tahun 2007 s/d 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No Tabel II.16 Kondisi Capaian MCK Kabupaten Toba Samosir Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per Uraian Tahun 2007 (unit) 2008 (unit) 2009 (unit) Ket. 1 Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Sedang Rusak Total Sumber Data : Dinas Tarukim Kab.Toba Samosir Tahun 2009 C. Kondisi Umum Demografi Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Toba Samosir tahun 2009, jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir sebanyak jiwa, dengan jumlah rumah tangga RT dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2008 sebesar 84,8 jiwa/km 2. Kondisi rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Toba Samosir adalah sebesar 97,2% dengan rasio tanggungan 713,77 per seribu dengan jumlah penduduk miskin sebanyak orang. Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2008 adalah jiwa, dengan jumlah rumah tangga (RT) RT. Dengan luas wilayah daratan 2.021,8 km 2, tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 sebesar 85,4 jiwa/km 2. Kecamatan Balige yang merupakan ibukota kabupaten, pusat perdagangan dan pusat pemerintahan adalah kecamatan dengan tingkat kepadatan yang tertinggi, yaitu sebesar 480,4 jiwa/km 2, kemudian Kecamatan Porsea dengan tingkat kepadatan sebesar 346,5 jiwa/km 2. Sedangkan Nassau merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang terkecil, yaitu hanya 18,5 jiwa/km 2. Pokja Kab. Toba Samosir II-24

25 No Kecamatan Tabel II.17 Kepadatan Penduduk Kabupaten Toba Samosir Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km 2 ) 1. Tampahan 24, ,0 2. Balige 91, ,4 3. Laguboti 73, ,8 4. Sigumpar 25, ,6 5. Silaen 62, ,2 6. Siantar Narumonda 22, ,6 7. Porsea 31, ,5 8. Parmaksian 45, ,9 9. Uluan 91, ,9 10. Bonatua Lunasi 81, ,6 11. Pintu Pohan Meranti 386, ,9 12. Habinsaran 417, ,1 13. Borbor 167, ,8 14. Nassau 335, ,5 15. Lumban Julu 90, ,6 16. Ajibata 72, ,6 Total 2.021, ,4 Sumber Data : BPS Kab.Toba Samosir Tahun 2009 Pokja Kab. Toba Samosir II-25

26 No. Tabel II.18 Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Rumah Penduduk Kecamatan Kepadatan (jiwa/km 2 ) Tangga (jiwa) 1 Balige ,4 2 Tampahan ,0 3 Laguboti ,8 4 Habinsaran ,1 5 Borbor ,8 6 Nassau ,5 7 Silaen ,2 8 Sigumpar ,6 9 Porsea ,5 10 Pintu Pohan Meranti ,9 11 Siantar Narumonda ,6 12 Lumbanjulu ,6 13 Uluan ,9 14 Ajibata ,6 15 Parmaksian ,9 16 Bonatua Lunasi ,6 Jumlah total Sumber: BPS Kabupaten Toba Samosir Tahun ,4 84,8 84,1 Arahan pengembangan penduduk sangat berkaitan dengan ketersediaan ruang untuk pengembangan permukiman. Ditinjau dari kondisi eksisting dan hasil analisis, maka dapat dinilai bahwa peluang pengembangan atau penambahan penduduk masih besar untuk setiap Kecamatan. Sehingga metode yang digunakan dalam arahan pengembangan penduduk ini adalah metode bunga berganda. Kemudian sesuai denga strategi pengembangan wilayah Kabupaten Toba Samosir, maka skenario pengembangan penduduknya adalah sebagai berikut: 1. Periode Lima Tahun I Pertumbuhan penduduk pada kawasan yang sangat perlu didorong pertumbuhanya adalah 2x pertumbuhan penduduk historis Pertumbuhan penduduk pada kawasan perlu didorong pertumbuhannya adalah 1.5x pertumbuhan penduduk historis. Pokja Kab. Toba Samosir II-26

27 Pertumbuhan penduduk pada kawasan didorong pertumbuhannya sama dengan pertumbuhan penduduk historis, kecuali untuk Kecamatan Borbor pertumbuhannya 0.5x pertumbuhan penduduk historis dengan pertimbangan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan lindung. 2. Periode Lima Tahun II Pertumbuhan penduduk pada kawasan yang sangat perlu didorong pertumbuhannya adalah 2x pertumbuhan penduduk historis Pertumbuhan penduduk pada kawasan perlu didorong pertumbuhannya adalah 1.5x pertumbuhan penduduk historis. Pertumbuhan penduduk pada kawasan didorong pertumbuhannya sama dengan pertumbuhan penduduk historis, kecuali untuk Kecamatan Borbor pertumbuhannya tidak ada dengan pertimbangan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan lindung. Secara lebih rinci mengenai arahan pengembangan penduduk wilayah Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Tabel II.19 dan Gambar II.3. Tabel II.19 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 s/d 2028 No Kecamatan Balige 45, , , , Tampahan 5, , , , Laguboti 17, , , , Habinsaran 14, , , , Borbor 7, , , , Nassau 6, , , , Silaen 11, , , , Sigumpar 6, , , , Porsea 11, , , , Pintu Pohan M 8, , , , Siantar Narumonda 5, , , , Lumban Julu 7, , , , Uluan 7, , , , Ajibata 7, , , , Parmaksian 8, , , , Bonatua Lunasi 6, , , , Jumlah 178, , , , Sumber : Laporan Akhir Revisi RTRW Kab. Toba Samosir Tahun 2009 Pokja Kab. Toba Samosir II-27

28 2 31'0" '0" ARD Percepatan '30" '0" REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Sihusapi Dolok Dolok Nagugun Pardomuan Doluk Motung Rianiate Sibiase Kec. Ajibata Kabupaten Simalungun Pasir Sibaganding. Kec. Lumban Julu Kabupaten Asahan Sampuran Harimau. Adian Bolon Gambar I.5 PETA SEBARAN PENDUDUK 1: , Kilometers Kec. Bona Tua Lunasi Pintupohan Paripohan Lumban Sitorus. Amboigang Hampir Halim Tano liat LUMBANJULU Sampuara Sosor Bahal Silamhosik Sibatu PORSEA Dolok Marsanggul Simangkuk Kec. Pintu Pohan Meranti Lumban Pardosi Rianiate Kec. Parmaksian Rautbosi Harian. Ambarlansam Parik Dolok Saribu Kabupaten Kec. Porsea Uruk Situmorang Adian Naginjjang Siruar Maranti Samosir Sosor Gpnting Lumbannabolon DK TUMBUS Lumbannabegu Sosortao Siriaria LUMBAN JULU. Hutagurgur. Arung Junggimamanulus DK SURUNGAN Toga holbung PORSEA Haunauli Kec. Siantar NarumondaSimengmeng Pasipik Ulubius DK SIBAULANGIT Kec. Uluan DK MODANG Simpang Tolu Lintan g. Peasidari Sibuntuan Hutabagasan Sibide Lumbantala Sitiotio Peadomdo m Naromondu Lumban Linto ng Sosor D olok Maromtimur Sosorsipalat Hutagurgur Timur DK PAGORDANG Hutabolon Siahaan Sitorang 3 Lumban Gaol Baribatali Sitorang 5 Hasibuan Sitorang 1 Banuahuta Sitorang 4 Paromean Sigaol Sitorang 2 Sigumpar Gonting DK PARIMBOAN. Kec. Sigumpar Dolok Jior SILAEN Silaen. Palaba Marbulang Lumbandolok Batubara Rautbosi Pintubosi Danau Toba Somahirhir Pintubatu Gasaribu Hutaginjang Lumbanlobu Habinsaran Hitodalan Kec. Silaen Lumbanraba Talun HABINSARAN Partukoan Dolok Hutatinggi Sitolutali Kec. Habinsaran Gompartahan Naipospos. Batuhonda Hutaha Simonting Lumbanpea Tarabunga LAGUBOTI Haro Parien Napitupulu 1 Pagaranbustak Tambunan Kec. Laguboti Sigaol Simbatdalan Hauma Bange Tt. Meat Sianipar 1 Tapian nauli. "/ Lan cang Sukarame Soposurung Tampubolon Pagaraji Babau dan Hephata Sidulang Ombur DK. SIPALIHUTU Longat Balige Baruara Janjimatogu Galung Tampanan Gonting Pondokgabe DK. SILOM Meat Parpea Meat 1 Sianipar Parsuratan Barapakko Matio Simanahena Matio Onanraja Sihobu k Hutapalaan Kec. Tampahan DK SIUGA Pondok Wonosari PARSOBURAN Sihail-hail Kec. Balige Sosordolok Batugana BALIGE Aek Raja Gumbot Balige Sitio-tio HABINSARAN Tongkonnisalu Sibatara Harilogoan Aekbolon Janji Peatalun Tanggabatu Barat Siboruon. Tarutung Hutanamora Simaransan Simare.. Kec. Nassau Kabupaten Labuhan Batu Legenda " / Ibu kota kabupaten O Ibu kota kecamatan Pola Sebaran Penduduk Batas Kabupaten Batas Kecamatan Garis Danau Sungai Danau Toba Pemukiman Lembar Pengesahan Napinggir Kabupaten Tapanuli Utara Lumban ju lulintong Naukat 3 Sitarak Hutagurgur julu Aek ulok DK. SALEAN Rodan g Janjimauli Lobu dap-dap Batuna bo;on Paromburan Simangambat Kec. Bor bor Paronggangan Pardosi Pendumaan Pangururan Simulop RiganjangBibir Aek Purbatua Rianiate HABINSARAN DK. SIHABU-HABU Janji Mariah DK. BATUMARDINDING Aek Kucim Kabupaten Tapanuli Selatan Sumber Data : - Survey lapangan tahun DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan BAKOSURTANAL skala 1 : edisi I/ Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga - Peta Hutan dari BPKH tahun SK Menhut PP. no. 44 Tahun Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun PUSDATA Departemen PU Jakarta tahun Toponimi berdasarkan Perpres No. 112 tentang pembakuan nama rupa bumi - Pengolahan spasial dan citra menggunakan aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2 dengan Sistem Proyeksi Universal Transver Insert Mercator (UTM) di WGS 1984 DINAS TATA RUANG DAN PEMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA '30" Gambar II.3. Peta Rencana Sebaran Penduduk Kabupaten Toba Samosir (sumber data : Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) '0" II.2. Visi & Misi Kabupaten Toba Samosir Dengan mempertimbangkan dan mengambil sintesa dari isu-isu strategis sanitasi Kabupaten Toba Samosir serta memperhatikan kondisi objektif seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir maka disusunlah Visi-Misi Kabupaten Toba Samosir Tahun dengan tetap mengacu kepada Visi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir tahun 2011 s/d 2015 dan sebagai berikut: Pokja Kab. Toba Samosir II-28

29 Visi & Misi Kabupaten Toba Samosir VISI Terwujudnya Kabupaten Toba Samosir yang memiliki rasa kasih, peduli, dan bermartabat MISI 1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa; 2. Meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia; 3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; 4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur; 5. Mewujudkan pengembangan ekonomi rakyat; 6. Mengoptimalkan serta memanfaatkan sumber daya alam 7. Memelihara stabilitas kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan dinamis Visi & Misi Kab.Toba Samosir VISI Terwujudnya lingkungan yang sehat di Kabupaten Toba Samosir melalui pembangunan sektor MISI 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga swasta/badan swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lembaga pendidikan dalam pembangunan sektor sanitasi; 2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah, drainase, persampahan, air bersih, dan perilaku hidup bersih sehat; 3. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah Kabupaten Toba Samosir; 4. Memperluas cakupan layanan sanitasi. II.3. Kebijakan Umum Dan Arah Strategi Kabupaten Toba Samosir Tahun Kebijakan umum dan arah strategi sanitasi Kabupaten Toba Samosir tetap mengacu kepada RPJMD Kabupaten Toba Samosir tahun II.3.1 Kebijakan Umum Terkait Sektor a. Bidang kesehatan 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya penataan sanitasi lingkungan terhadap kesehatan manusia; 2. Peningkatan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, peningkatan jejaring dan kemitraan pihak lintas sektor, swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta peningkatan upaya kesehatan bersumber masyarakat serta gerakan generasi muda; Pokja Kab. Toba Samosir II-29

30 3. Peningkatan upaya lingkungan sehat di kawasan pariwisata, industri, perumahan dan permukiman serta perbaikan sarana sanitasi dasar untuk permukiman kumuh dan keluarga miskin di perkotaan maupun di perdesaan melalui surveilens epidemiologi, peningkatan sistem kewaspadaan dini, peningkatan lingkungan sehat dan upaya pengendalian faktor resiko; 4. Peningkatan upaya pemerataan dan profesionalisme sumber daya manusia kesehatan melalui pendayagunaan dan peningkatan daya saing tenaga kesehatan serta memberikan pelayanan kepegawaian yang prima; 5. Peningkatan perumusan kebijakan/program pembangunan kesehatan berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan melalui regulasi sistem dan pengaturan penelitian dan pengembangan kesehatan yang didukung oleh manajemen SDM dan sarana serta prasarana penelitian dan pengembangan kesehatan; b. Pekerjaan Umum Pengembangan dan pengelolaan Bidang Infrastruktur sub bidang Sumberdaya Air ditujukan untuk mendukung pengelolaan Sumberdaya Air yang meliputi konservasi dan pendayagunaan Sumberdaya Air serta pengendalian daya rusak air dalam rangka mewujudkan kemanfaatan Sumberdaya Air yang berkelanjutan. Dan terhadap penataan drainase primer dilakukan untuk menjamin penggelontoran air dari drainase sekunder dan tertier (dari permukiman dan perkotaan) sehingga dapat mengurangi genangan air terutama saat musim penghujan dengan menggunakan sistem grafitasi maupun pompanisasi. c. Perumahan Arah kebijakan pembangunan perumahan adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan sarana prasarana sanitasi lingkungan perumahan dengan penataan sanitasi untuk sub sektor air limbah, persampahan, drainase, air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk sub sektor drainase yang berfungsi untuk penggelontoran air permukaan melalui drainase tertier dapat Pokja Kab. Toba Samosir II-30

31 berjalan lancar ke drainase sekunder dan primer yang menggunakan sistem grafitasi maupun pompanisasi sehingga dapat mendukung pencapaian salah satu target PPSP yakni mengurangi genangan air di 100 kota yang tersebar di Indonesia. d. Penataan Ruang 1. Melakukan revisi terhadap Rencana Tata Ruang Kabupaten setelah Kabupaten Samosir dimekarkan dan pasca SK Menhut Nomor 44 Tahun 2005 tentang Penghunjukan kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara; 2. Memantapkan penataan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; 3. Menyusun Rencana Tata Ruang Ibukota Kecamatan; 4. Meningkatkan Pengendalian terhadap pemanfaatan ruang. e. Perencanaan Meningkatkan porsi usulan yang bersumber dari masyarakat yang dapat ditampung dalam APBD setiap tahunnya sebagai perwujudan dari bottom-up planning. f. Lingkungan Hidup 1. Meningkatkan pengendalian dampak lingkungan dari aktifitas industri; 2. Meningkatkan penataan regulasi dan tatanan perencanaan pengelolaan air limbah rumah tangga dan pengelolaan persampahan; 3. Mengupayakan pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga dalam kaitannya mendukung pencapaian salah satu target PPSP yakni Stop BABS di Indonesia pada tahun Mengupayakan peningkatan fungsi dan peranan tempat pembuangan akhir sampah sehingga sistem pengelolaan sampah secara 3 R (reuse, recycle dan reduce) dapat dicapai sehingga dapat mendukung salah satu target PPSP untuk pengelolaan persampahan yakni, terwujudnya pengelolaan sampah secara 3R (ramah lingkungan). Pokja Kab. Toba Samosir II-31

32 g. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1. Peningkatan kualitas hidup, peran, dan kedudukan perempuan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan, dan perlindungan perempuan terhadap berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi; 2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan anak dan pemberdayaan perempuan serta penyerasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan di berbagai bidang pembangunan. h. Sosial Peningkatan kesejahteraan sosial. i. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1. Meningkatkan peran serta masyarakat desa dalam pembangunan; 2. Meningkatkan pembinaan dan penyuluhan oleh aparatur kepada masyarakat perdesaan dan atau perkotaan. j. Komunikasi dan Informatika Mengupayakan fasilitasi kemudahan akses informasi dan komunikasi di masyarakat secara merata. k. Pariwisata Mengembangkan potensi Objek Wisata, dengan peningkatan pada upaya melakukan penataan objek- objek wisata termasuk jaminan adanya sarana prasarana sanitasi, mendorong pembangunan prasarana dan sarana dasar pendukung kawasan wisata termasuk keberadaan dan keberfungsian sarana prasarana sanitasi, dan peningkatan SDM Pelaku Pariwisata l. Pertanahan 1. Menyelesaikan permasalahan pemilikan, pemanfaatan dan penggunaan tanah; 2. Memberikan informasi pertanahan. Pokja Kab. Toba Samosir II-32

33 II.3.2. Arah Strategi Terkait Sektor Strategi pembangunan daerah adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam mengimplementasikan visi dam misi kepala daerah. Berdasarkan kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang serta berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian misi pembangunan Kabupaten Toba Samosir, maka disusun strategi pokok yang akan dilaksanakan pada periode adalah: 1. Pemantapan pelaksanaan otonomi daerah yang berpegang pada hak dan kewajiban pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah; 2. Peningkatan kompetensi sumber daya aparatur daerah dan kesejahteraannya; 3. Memantapkan pembangunan ekonomi kerakyatan yang merupakan tulang punggung perekonomian daerah dengan mengupayakan mobilisasi kemandirian kearifan lokal masyarakat pada sektor pertanian, budaya, pariwisata dan industri kerajinan rumah tangga; 4. Peningkatan ketersediaan dan keberfungsian jangkauan layanan sarana prasarana sektor pendidikan serta melakukan pemerataan jumlah dan komposisi tenaga kependidikan di seluruh kecamatan. 5. Pengembangan sumber daya manusia akan dilakukan dengan membentuk masyarakat untuk memiliki keterampilan sesuai kebutuhan pasar dan dapat membuka usaha sendiri (Entrepreneurship); 6. sektor kesehatan akan dilakukan dengan meningkatkan jangkauan layanan ketersediaan dan keberfungsian sarana prasarana kesehatan serta adanya pemerataan jangkauan layanan kesehatan di seluruh kecamatan baik dalam hal tenaga kesehatan, fasilitas gedung dan sarana prasarana pendukung; 7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, Infrastruktur sanitasi permukiman/perumahan meliputi drainase, air limbah, air bersih dan persampahan; 8. Mengupayakan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang mengedepankan terciptanya kelestarian lingkungan (Sustainable Yield) dan Pokja Kab. Toba Samosir II-33

34 pencegahan terhadap pencemaran lingkungan hidup dari berbagai aktifitas pembangunan; 9. Penataan dan pengembangan budaya dan kearifan lokal dalam pembangunan kehidupan sosial dan politik; 10. kondisi keamanan yang diarahkan pada terciptanya rasa aman dan damai; Dari sepuluh strategi pokok pembangunan Kabupaten Toba Samosir yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten Toba Samosir Tahun , maka yang menyangkut pembangunan sektor sanitasi ada 5 yakni poin 2, 6,7,8 dan 9. II.4. Tujuan, Sasaran dan Arahan Pentahapan Pencapaian Sektor Tujuan umum pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Toba Samosir tahun adalah untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Kabupaten yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan arah dan tujuan pembangunan Kabupaten Toba Samosir sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Toba Samosir Tahun Tujuan, Sasaran dan Arahan Pentahapan Pencapaian Sektor Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Uraian berikut ini: II.4.1. Tujuan Dan Sasaran A. Sub Sektor Air Limbah Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur yang terampil dalam penataan sistem pengelolaan air limbah; 2. Membangun sistem pengolahan air limbah yang terpadu dan ramah lingkungan serta meningkatkan jangkauan layanan sarana prasarana pengelolaan air limbah; 3. Meningkatkan perolehan sumber-sumber pendanaan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pengelolaan air limbah; Pokja Kab. Toba Samosir II-34

35 4. Mewujudkan peningkatan fungsi dan peranan kelembagaan pemerintahan, badan swasta maupun kelembagaan di masyarakat dalam membangun dan mengembangkan perilaku masyarakat untuk sadar dan paham tentang arti penting pengelolaan air limbah rumah tangga; 5. Mewujudkan peningkatan penataan instrumen kebijakan daerah dalam pengelolaan air limbah yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 6. Meningkatkan penataan tatanan perencanaan pengelolaan air limbah; 7. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah rumah tangga yang ramah baik dalam bentuk black water (tinja), grey water (air bekas cucian, mandi, masak) maupun yellow water (air seni). Sasaran: 1. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam hal pelepasan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pengelolaan air limbah; 2. Terwujudnya peningkatan alokasi dana serta alternatif sumber dana untuk pembangunan dan pengembangan pengelolaan air limbah; 3. Tersedianya tatanan perencanaan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah; 4. Tersedianya sarana prasarana pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan; 5. Tersedianya sumber daya manusia/aparatur yang terampil dalam pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah; 6. Terciptanya perilaku masyarakat yang perduli terhadap arti penting pengeloaan air limbah yang ramah lingkungan. 7. Tersedianya tatanan instrumen kebijakan daerah yang mendukung terciptanya pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan. Pokja Kab. Toba Samosir II-35

36 B. Sub Sektor Drainase Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur yang terampil dalam penataan sistem pengelolaan drainase yang ramah lingkungan baik dengan sistem gravitasi maupun sistem pompanisasi; 2. Mewujudkan pembangunan sistem pengelolaan persampahan yang terpadu dan ramah lingkungan serta peningkatan ketersediaan dan fungsi sarana prasarana drainase; 3. Meningkatkan perolehan sumber-sumber pendanaan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pengelolaan drainase; 4. Mewujudkan peningkatan fungsi dan peranan kelembagaan pemerintahan, badan swasta maupun kelembagaan di masyarakat dalam membangun dan mengembangkan perilaku masyarakat untuk sadar dan paham tentang arti penting pengelolaan drainase yang ramah lingkungan; 5. Mewujudkan peningkatan penataan instrumen kebijakan daerah dalam pengelolaan drainase yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 6. Meningkatkan penataan tatanan perencanaan pengelolaan dranase yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 7. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan drainase yang ramah lingkungan. Sasaran: 1. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam hal pelepasan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana drainase; 2. Terwujudnya peningkatan alokasi dana serta alternatif sumber dana untuk pembangunan dan pengembangan pengelolaan drainase; 3. Tersedianya tatanan perencanaan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan drainase; Pokja Kab. Toba Samosir II-36

37 4. Tersedianya sarana prasarana drainase yang memadai dari sisi kuantitas maupun kualitas yang berhasil guna dan berdaya guna; 5. Tersedianya sumber daya manusia/aparatur yang terampil dalam pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan drainase; 6. Terciptanya perilaku masyarakat yang perduli terhadap arti penting pengelolaan drainase yang ramah lingkungan. 7. Tersedianya tatanan instrumen kebijakan daerah yang mendukung terciptanya pengelolaan drainase yang berhasil guna dan berdaya guna. C. Sub Sektor Persampahan Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur yang terampil dalam penataan sistem pengelolaan persampahan yang berdaya guna dan berhasil guna serta ramah lingkungan; 2. Mewujudkan pembangunan sistem pengelolaan persampahan yang terpadu dan ramah lingkungan serta peningkatan ketersediaan dan fungsi sarana prasarana persampahan; 3. Meningkatkan perolehan sumber-sumber pendanaan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pengelolaan persampahan; 4. Mewujudkan peningkatan fungsi dan peranan kelembagaan pemerintahan, badan swasta maupun kelembagaan di masyarakat dalam membangun dan mengembangkan perilaku masyarakat untuk paham dan sadar tentang arti penting pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan; 5. Mewujudkan peningkatan penataan instrumen kebijakan daerah dalam pengelolaan persampahan yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 6. Meningkatkan penataan tatanan perencanaan pengelolaan persampahan yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 7. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan, berhasil guna dan berdaya guna. Pokja Kab. Toba Samosir II-37

38 Sasaran: 1. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam hal pelepasan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana persampahan; 2. Terwujudnya peningkatan alokasi dana serta alternatif sumber dana untuk pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan persampahan; 3. Tersedianya tatanan perencanaan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang berdaya guna dan berhasil guna; 4. Tersedianya sarana prasarana persampahan yang memadai dari sisi kuantitas maupun kualitas yang berhasil guna dan berdaya guna serta menerapkan sistem 3R (reuse, reduce & recycle); 5. Tersedianya sumber daya manusia/aparatur yang terampil dalam pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan persampahan dengan sistem 3R (reuse, reduse & recycle); 6. Terciptanya perilaku masyarakat yang perduli terhadap arti penting pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan; 7. Tersedianya tatanan instrumen kebijakan daerah yang mendukung terciptanya pengelolaan persampahan yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan. D. Sub Sektor Air Bersih Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur yang terampil dalam penataan sistem pengelolaan air bersih yang berdaya guna dan berhasil guna serta ramah lingkungan; 2. Mewujudkan pembangunan sistem pengelolaan air bersih yang terpadu dan ramah lingkungan serta peningkatan ketersediaan dan fungsi sarana prasarana air bersih; 3. Meningkatkan perolehan sumber-sumber pendanaan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pengelolaan air bersih; 4. Mewujudkan peningkatan fungsi dan peranan kelembagaan pemerintahan, badan swasta maupun kelembagaan di masyarakat dalam membangun dan Pokja Kab. Toba Samosir II-38

39 mengembangkan perilaku masyarakat untuk paham dan sadar tentang arti penting pengelolaan sarana prasarana air bersih yang berdaya guna dan berhasil guna; 5. Mewujudkan peningkatan penataan instrumen kebijakan daerah dalam pengelolaan air bersih yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 6. Meningkatkan penataan tatanan perencanaan pengelolaan air bersih yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 7. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan air bersih yang ramah lingkungan, berhasil guna dan berdaya guna. Sasaran: 1. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam hal pelepasan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana air bersih; 2. Terwujudnya peningkatan alokasi dana serta alternatif sumber dana untuk pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan air bersih; 3. Tersedianya tatanan perencanaan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan air bersih yang berdaya guna dan berhasil guna; 4. Tersedianya sarana prasarana air bersih yang memadai dari sisi kuantitas maupun kualitas yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan; 5. Tersedianya sumber daya manusia/aparatur yang terampil dalam pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan air bersih yang berhasil guna dan berdaya guna; 6. Terciptanya perilaku masyarakat yang perduli terhadap arti penting pengelolaan air bersih yang ramah lingkungan; 7. Tersedianya tatanan instrumen kebijakan daerah yang mendukung terciptanya pengelolaan air bersih yang berhasil guna dan berdaya guna serta ramah lingkungan. Pokja Kab. Toba Samosir II-39

40 E. Sub Sektor Pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tujuan: 1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jangkauan layanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sasaran: 1. Terciptanya perilaku masyarakat yang paham dan perduli terhadap arti penting tentang perilaku hidup bersih dan sehat; 2. Terwujudnya peningkatan cakupan layanan PHBS. II.4.2. Arahan Pentahapan Pencapaian Untuk mendapatkan gambaran sanitasi untuk sub sektor air limbah, drainase, persampahan, air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang bersumber dari data primer/kondisi faktual lapangan dilakukan dengan menggunakan survei EHRA (survei penilaian resiko kesehatan lingkungan) dengan alat bantu questioner yang diaplikasikan terhadap rumah tangga yang tersebar di 13 kelurahan yang tersebar di 6 kecamatan dari 16 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir. Penentuan lokasi-lokasi yang prioritas untuk pelaksanaan Survei EHRA di Kabupaten Toba Samosir dilakukan dengan purposive sampling (secara sengaja dengan pertimbangan teknis tertentu) yakni di seluruh kelurahan dengan mempertimbangkan keterbatasan alokasi anggaran dan skala prioritas penanganan kondisi sanitasi (drainase, air bersih, air limbah, persampahan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) berskala kota sehingga kelurahan dikategorikan berskala kota di Kabupaten Toba Samosir. Adapun lokasi pelaksanaan survei EHRA di Kabupaten Toba Samosir meliputi 13 kelurahan yang tersebar di 6 kecamatan (Balige, Laguboti, Sigumpar, Porsea, Ajibata dan Habinsaran) dari 16 kecamatan di Kabupaten Toba Samosir Pokja Kab. Toba Samosir II-40

41 dan Rumah Tangga sebagai responden dengan jumlah sampel RT ditentukan secara Sistematik Random Sampling sebesar sampel RT dengan perincian sebagaimana terdapat pada tabel berikut: Tabel II.20 Sebaran Kelurahan Per Kecamatan Survei EHRA Kecamatan No. Kelurahan Jumlah RT Sampel RT (n) Habinsaran 1. Parsoburan Tengah Laguboti 2. Pasar Laguboti Sigumpar 3. Sigumpar Dangsina Balige 4. Lumban Dolok Hauma Bange Balige 5. Pardede Onan Balige I Napitupulu Bagasan 8. Balige III Sangkarnihuta Porsea 10. Parparean III Pasar Porsea Patane III Ajibata 13 Parsaoran Ajibata Total Sumber Data : Analisa Pokja Tahun 2010 Gambar II.4. Peta Lokasi Survei EHRA di Kabupaten Toba Samosir Pokja Kab. Toba Samosir II-41

42 Arahan Rencana dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Toba Samosir (sesuai laporan akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Rencana arahan pengembangan prasarana saluran pembuangan limbah di wilayah Kabupaten Toba Samosir bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang sehat dan ekonomis. Untuk beberapa wilayah dengan karakteristik tertentu, perlu di terapkan pengelolaan air limbah dengan sistem sanitasi setempat semi komunal. Sistem sanitasi setempat semi komunal ini diarahkan pada lokasi dengan karakteristik: 1. Daerah sulit air, rawan penyakit dan kualitas lingkungan yang buruk akibat tercemarnya permukiman dan tempat-tempat umum. 2. Daerah kumuh dengan kepadatan bangunan tinggi dan belum terjangkau pelayanan air bersih dari PDAM 3. Daerah dengan kondisi pelayanan prasarana buruk dan pertumbuhan penduduk tinggi. Sistem ini juga direncanakan untuk melayani maksimum 5 keluarga yang dihubungkan dengan jamban keluarga oleh sistem perpipaan, dimana pengelolaannya terdiri dari: 1. Tangki septik dengan sumur resapan untuk kawasan berkepadatan tinggi. 2. Tangki septik dengan bidang resapan untuk kawasan berkepadatan relatif sedang sampai rendah. Sistem ini harus dilengkapi dengan fasilitas penyedotan dan pengangkutan tinja yang berupa truk tinja dan Tempat Pembuangan Pembuangan Akhir atau Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan lumpur tinja juga disediakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang telah memiliki tangki septik yang berlokasi pada batas jangkauan daya hisap pompa, dengan perincian sistem sebagai berikut: 1. Truk tinja berkapasitas 2.5 m³ lengkap dengan pompa, selang dan suku cadang. Pokja Kab. Toba Samosir II-42

43 2. Tempat pembuangan akhir terdiri dari kolam-kolam aerobik, fakultatif dan maturasi. Arahan Rencana dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Toba Samosir (sesuai laporan akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Hasil prediksi dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal (Kepmenkimpraswil No. 534/2001), maka jumlah timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (2028) adalah sebesar m³/hari yang terdiri dari timbulan sampah area Non Komersial (NK) sebesar m³/hari dan area Komersial (K) sebesar m³/hari. Secara lebih jelas mengenai Prediksi timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (tahun 2028) dapat dilihat pada Tabel II.20. Tabel II.20 Prediksi Timbulan Sampah di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2028 Standar Timbulan Sampah Tahun 2028 (jiwa/hari) No Kecamatan NK K Penduduk AK Timbulan Sampah (I/hari) I/jiwa/ I/m²/ (Jiwa) (m²) NK K hari hari Jumlah (I/Hari) 1 Balige , , ,74 2 Tampahan , , ,52 3 Laguboti , , ,47 4 Habinsaran , , ,71 5 Borbor , , ,97 6 Nassau , , ,60 7 Silaen , , ,21 8 Sigumpar , , ,32 9 Porsea , , ,48 10 PP.Meranti , , ,05 11 S. Narumonda , , ,61 12 Lumbanjulu , , ,33 13 Uluan , , ,88 14 Ajibata , , ,58 15 Parmaksian , , ,58 16 Bonatua Lunasi , , ,40 Jumlah 201, , ,22 Jumlah (m3/hari) 652, ,12 Keterangan: NK = Non Komersial, K = Komersial Sumber : Analisis Tim 2009& Standar Pelayanan Minimal Kepmenpraswil 534/2001 Tabel prasarana persampahan ini mengacu pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Rencana pengembangan jumlah dan kepadatan penduduk; 2. Rencana struktur tata ruang dan jaringan jalan; 3. Potensi dan masalah pengembangan persampahan. Pokja Kab. Toba Samosir II-43

44 Sesuai dengan ketentuan tersebut, maka rencana prasarana persampahan di wilayah kabupaten toba samosir dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pada tahun 2028, tingkat pelayanan prasarana persampahan di area non komersial adalah 80%, (sesuai dengan ketentuan dari Standar Pelayanan Minimal). Sehingga akan dibutuhkan prasarana persampahan sebagai berikut: Bin Plastik volume 40 liter sebanyak unit Gerobak dengan kapasitas liter sebanyak 261 unit Kontainer/TPS dengan kapasitas 3000 liter sebanyak 174 unit Dump Truck/Armroll dengan kapasitas 6000 liter sebanyak 29 unit. Secara lebih rinci mengenai rencana pengembangan prasarana persampahan di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Tabel II.22. Sedangkan mengenai rencana pengelolaannya dapat dilihat pada Gambar II Khusus untuk Area Komersial (K) yaitu Kawasan Strategis dan Kawasan Industri Sosor Ladang dan Paritohan yang termasuk dalam Kecamatan Posea dan Ajibata, rencana prasarana persampahannya dibuat tersendiri dan dikelola oleh Badan atau lembaga yang mengelola kawasan tersebut. 3. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang direncanakan berlokasi di Porsea dan Ajibata, namun rencana ini perlu didukung dengan studi Amdal yang lebih komprehensif. Secara umum, persyaratan lokasi TPA tersebut adalah jenis tanah kedap air, wilayah tidak produktif, tidak mencemarkan sumber air, jarak dari pusat daerah pelayanan ± 40 Km, bebas banjir, tidak berlokasi di danau, sungai dan untuk lokasi TPA > 25 Km dari kota perlu dipertimbangkan adanya transfer terpusat. Pokja Kab. Toba Samosir II-44

45 No Tabel II.21 Rencana Pengembangan Prasarana Persampahan pada Area Non Komersial Di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2028 Kecamatan Timbulan Sampah Tingkat pelayanan Tahun 2028 I/hari 80% Bin Gerobak Sarana (Unit) Kontainer/ TPS Dump Truck/ Armroll 1 Balige , , ,07 66,62 44,41 7,40 2 Tampahan , ,62 405,89 8,12 5,41 0,90 3 Laguboti , , ,51 26,37 17,58 2,93 4 Habinsaran , , ,29 21,57 14,38 2,40 5 Borbor , ,78 579,42 11,59 7,73 1,29 6 Nassau , ,28 466,93 9,34 6,23 1,04 7 Silaen , ,36 812,58 16,25 10,83 1,81 8 Sigumpar , ,66 508,47 10,17 6,78 1,13 9 Porsea , , ,07 29,82 19,88 3,31 10 PP.Meranti , ,84 609,72 12,19 8,13 1,35 11 S. Narumonda , ,89 427,27 8,55 5,70 0,95 12 Lumbanjulu , ,26 859,11 17,18 11,45 1,91 13 Uluan , ,10 634,78 12,70 8,46 1,41 14 Ajibata , ,46 519,21 10,38 6,92 1,15 15 Parmaksian , ,46 519,21 10,38 6,92 1,15 16 Bonatua Lunasi , ,46 519,21 10,38 6,92 1,15 Jumlah , , ,75 281,62 187,74 31,29 Pembulatan Sumber : Analisis Tim 2007& Standar Pelayanan Minimal Kepmenpraswil 534/2001 Standar Pelayanan Minimal Bin/Kantong Plastik Gerobak Kontainer/TPS Dump Truck/ Armroll volume (l) volume (l) rit/hr volume (l) volume (l) rit/hr Pokja Kab. Toba Samosir II-45

46 2 31'0" '0" ARD Percepatan '30" '0" REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH. Aji Bata KABUPATEN TOBA SAMOSIR Gambar I.22 Kabupaten Simalungun. Lumban Julu Kabupaten Asahan. Pintu Pohan Meranti PETA LOKASI PEMBUANGAN SAMPAH 1: , Kilometers Legenda. Bona Tua Lunasi " / O Ibu kota kabupaten Ibu kota kecamatan Tempat Pembuangan Akhir Tempat Pembuangan Sementara Jalan Kabupaten Kabupaten Samosir Permaksian. Jalan Negara Jalan By Pass. Uluan Porsea. Siantarnarumonda. Batas Kabupaten Batas Kecamatan Garis Danau Danau Toba Danau Toba. Sigumpar. Silaen Kabupaten Labuhan Batu. Tampahan "/ Balige. Lagoboti Lembar Pengesahan. Habinsaran. Nassau. Borbor Sumber Data : Kabupaten Tapanuli Utara - Survey lapangan tahun DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan Kabupaten Tapanuli Selatan BAKOSURTANAL skala 1 : edisi I/ Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga - Peta Hutan dari BPKH tahun SK Menhut PP. no. 44 Tahun Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun PUSDATA Departemen PU Jakarta tahun Toponimi berdasarkan Perpres No. 112 tentang pembakuan nama rupa bumi - Pengolahan spasial dan citra menggunakan aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2 dengan Sistem Proyeksi Universal Transver Insert Mercator (UTM) di WGS 1984 DINAS TATA RUANG DAN PEMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA '30" '0" Gambar II.4 Peta Rencana Tempat Pengelolaan Persampahan ( sumber data : Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 ) Arahan Rencana dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase di Kabupaten Toba Samosir (sesuai laporan akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Sistem pembuangan air hujan (drainase) di wilayah Kabupaten Toba Samosir pada dasarnya menggunakan sungai sebagai saluran alamiah. Dalam perencanaan dan pengelolaan saluran pembuangan air hujan, wilayah Kabupaten Toba Samosir dibagi atas 16 sistem drainase atau sesuai dengan jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) eksisting. Pola penyaluran air hujan dilakukan dengan pola Sistem pengairan menggunakan sistem gravitasi (tanpa pemompaan) sehingga zona pengalirannya terbagi-bagi sesuai dengan kondisi topografi wilayah. Rencana arahan pengembangan saluran pembuangan air hujan di wilayah Kabupaten Toba Samosir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: Sistem aliran limpahan merupakan sistem yang kontinyu dan mengikuti kontur permukaan wilayah Kabupaten Toba Samosir. Kondisi teknis saluran pembuangan dirancang berdasarkan besarnya limpasan yang terkait dengan frekuensi dan intensitas rata-rata hujan tahunan. Pokja Kab. Toba Samosir II-46

47 Arahan pengembangan drainase diarahkan pada peningkatan dan perbaikan jaringan saluran untuk setiap Daerah Perencanaan Drainase (DPD), serta normalisasi aliran sungai/saluran makro untuk memperlancar aliran limpasan. Pembuatan saluran pembuangan baru diarahkan pada lokasi yang rawan terhadap genangan air hujan. Pemeliharaan kebersihan saluran diprioritaskan pada saluran pembuangan tertutup yang terdapat di bawah jalur pejalan kaki di kawasan komersial. Adanya sampah pada saluran mengakibatkan terjadinya genangan dan endapan lumpur pada saluran yang menghambat aliran. Dalam kondisi ekstrim, aliran yang terhambat dapat meluap menggenangi kawasan sekitarnya, sehingga mengganggu kebersihan, sanitasi estetika lingkungan. Khusus untuk saluran tertutup, perlu diperhatikan kelengkapan kontruksi pendukungnya, seperti street inlet dan manhole. Secara umum Rencana pengembangan saluran pembuangan air hujan (drainase) di wilayah Kabupaten Toba Samosir meliputi : Rencana saluran Drainase Primer (Aek Halian penerima) berupa Sungai Halian, Aek Simare, Aek Nabara, Bolon, Sibongbong, Aek Mandosi, Aek Sisuharsuhar dan Aek Sijambe. Rencana saluran Drainase Sekunder mengikuti kondisi alam (kontur eksisting) dan sebagian mengikuti Pola Jaringan Jalan Kolektor. Rencana saluran Drainase tersier yang berlokasi pada seluruh jaringan jalan. Prasarana drainase tidak berfungsi ganda, hanya untuk penyaluran air hujan atau tidak untuk air limbah. Selain itu sesuai dengan potensi eksisting, maka dalam jangka pendek perlu dilakukan sarana sebagai berikut: 1. Peningkatan atau perbaikan saluran drainase pada jalan negara dan jalan propinsi menjadi saluran permanen. 2. Peningkatan berupa perbaikan dan pembangunan saluran drainase baru pada jalan kabupaten menjadi saluran permanen. Pokja Kab. Toba Samosir II-47

48 2 31'0" '0" ARD Percepatan 3. saluran drainase pada kawasan perumahan (perkampungan lama) yang berlokasi di pinggir pantai (Lumban Silintong). Secara lebih jelas mengenai rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Gambar II '30" '0" REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH. KABUPATEN TOBA SAMOSIR Kec. Ajibata Kabupaten Simalungun. Kec. Lumban Julu Kabupaten Asahan. Gambar I.10 PETA RENCANA SISTEM DRAINASE 1: , Kilometers Kec. Bona Tua Lunasi Legenda. " / O Ibu kota kabupaten Ibu kota kecamatan Rencana Sistem Drainase Kec. Pintu Pohan Meranti Jalan Kabupaten Kabupaten Samosir Kec. Porsea Kec. Parmaksian. Jalan Negara Jalan By Pass. Kec. Uluan. Kec. Siantar Narumonda Batas Kabupaten Batas Kecamatan. Garis Danau Danau Toba Danau Toba Kec. Sigumpar.. Kec. Silaen Kec. Habinsaran Kabupaten Labuhan Batu.. "/ Kec. Laguboti Lembar Pengesahan Kec. Tampahan Kec. Balige. Kec. Nassau.. Sumber Data : Kabupaten Tapanuli Utara - Survey lapangan tahun DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan Kec. Bor bor Kabupaten Tapanuli Selatan BAKOSURTANAL skala 1 : edisi I/ Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga - Peta Hutan dari BPKH tahun SK Menhut PP. no. 44 Tahun Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun PUSDATA Departemen PU Jakarta tahun Toponimi berdasarkan Perpres No. 112 tentang pembakuan nama rupa bumi - Pengolahan spasial dan citra menggunakan aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2 dengan Sistem Proyeksi Universal Transver Insert Mercator (UTM) di WGS 1984 DINAS TATA RUANG DAN PEMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA '30" '0" Gambar II.5. Peta Rencana Pengembangan Sistem Drainase di Kab.Toba Samosir ( sumber data : Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 ) Arahan Rencana dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Bersih di Kabupaten Toba Samosir (sesuai laporan akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Rencana penatagunaan air di Kabupaten Toba Samosir lebih difokuskan pada pemanfaatan sumber-sumber air (permukaan maupun bawah tanah) untuk kebutuhan domestik (rumah tangga) dan non domestik. Pemanfaatan air bawah tanah harus memperhatikan konsep recovery, dimana jumlah air yang boleh diambil adalah sebanding dengan jumlah air yang masuk ke dalam tanah. Secara umum, rencana penatagunaan air akan mengatur pemanfaatan air yaitu: 1. Pemanfaatan air dilakukan secara terpisah antara seluruh sumber-sumber air yang ada. 2. Pemanfaatan air dilakukan dengan memanfaatkan sumber air secara terpadu. Pokja Kab. Toba Samosir II-48

49 2 31'0" '0" ARD Percepatan 3. Pemanfaatan air dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber air secara terpisah, ataupun dilakukan secara terpadu sesuai potensi sumber air yang dimiliki oleh setiap wilayah 4. Selain itu, penatagunaan air juga dilakukan dengan mengendalikan kegiatankegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap sumbersumber air. Kegiatan pengendalian juga dapat dilakukan dengan melalukan monitoring terhadap kualitas sumberdaya air, dalam suatu neraca air '30" '0" REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Kabupaten Simalungun Kabupaten Asahan PETA HIDROLOGI REGIONAL 1: , Kilometers Legenda Gunung Batas Kabupaten 0-15 % % Kabupaten Samosir DK MARSUNGGUL DK. PANOGUAN SOLU DK. ARDIEN Batas Kecamatan Garis Danau Kontur % % > 140 % DK. PAMANTOMAN DK. SIBAULANGIT DK. PANINDI DK. SURUNGAN Sungai Danau Toba DK. PAGORDANG DK. IGOSA Kabupaten Labuhan Batu DK. BATUHODA Lembar Pengesahan DK. TOLONG DK SIUGA Sumber Data : Kabupaten Tapanuli Utara DK. SALEAN - Survey lapangan tahun DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan Kabupaten Tapanuli Selatan BAKOSURTANAL skala 1 : edisi I/ Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga - Peta Hutan dari BPKH tahun SK Menhut PP. no. 44 Tahun 2005 DK. BATUMARDINDING DK. SIHABU-HABU - Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun PUSDATA Departemen PU Jakarta tahun Toponimi berdasarkan Perpres No. 112 tentang pembakuan nama rupa bumi - Pengolahan spasial dan citra menggunakan aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2 dengan Sistem Proyeksi Universal Transver Insert Mercator (UTM) di WGS 1984 DINAS TATA RUANG DAN PEMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA '30" '0" Gambar II.6. Peta Jaringan Sungai di Kabupaten Toba Samosir (sumber data : Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Pokja Kab. Toba Samosir II-49

50 PPSP Percepatan Permukiman 99 4'30" '0" REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Kabupaten Simalungun PETA POTENSI AIR TANAH Kabupaten Asahan 1: '0" '0" DK MARSUNGGUL DK. PANOGUAN SOLU DK. ARDIEN 2, Kilometers Legenda "/ Ibu kota kabupaten O Ibu kota kabupaten Gunung Jalan Kabupaten Kabupaten Samosir Jalan Negara DK. SURUNGAN Jalan By Pass DK. PAMANTOMAN Batas Kabupaten DK. SIBAULANGIT DK. PANINDI Batas Kecamatan 11 0 Garis Danau DK. PAGORDANG DK. IGOSA Kontur Sungai DK. BATUHODA Danau Toba Kabupaten Labuhan Batu Lembar Pengesahan DK. TOLONG 46 0 DK SIUGA Sumber Data : - Survey lapangan tahun Kabupaten Tapanuli Utara DK. SALEAN - DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan BAKOSURTANAL skala 1 : edisi I/1986 Kabupaten Tapanuli Selatan - Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga - Peta Hutan dari BPKH tahun SK Menhut PP. no. 44 Tahun Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun DK. SIHABU-HABU DK. BATUMARDINDING - PUSDATA Departemen PU Jak arta tahun Toponimi berdas arkan Perpres No. 112 tentang pembakuan nama rupa bumi - Pengolahan s pasial dan citra menggunakan aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2 Insert dengan Sistem Proyeksi Univers al Transver Merc ator (UTM) di WGS 1984 DINAS TATA RUANG DAN PEMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA '30" '0" ARD Gambar II.7. Peta Sebaran Potensi Air Tanah di Kabupaten Toba Samosir ( sumber data : Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 ) Arahan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Toba Samosir (sesuai laporan akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Kawasan Strategis Kabupaten dengan konsep penataan ruangnya diprioritaskan mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan adalah: Balige (Pusat Pemerintahan), Laguboti (Jasa/Ekonomi khusus), Porsea (Industri TPL), Parsoburan (Perkebunan) Ajibata (Pelabuhan). Kawasan ini termasuk dalam salah satu program strategis Pemerintah Kabupaten Toba Samosir untuk mendukung percepatan pengembangan wilayah pantai tengah Sumatera Utara dan juga merupakan suatu upaya membantu Kota Balige dalam masalah keterbatasan ruang untuk pengembangan, maka kawasan ini dikembangkan untuk (sesuai dengan wilayahnya): 1. Industri kertas 2. Perdagangan dan jasa Pokja Kab. Toba Samosir II-50

51 2 31'0" '0" ARD Percepatan 3. Dermaga danau 4. Pertambangan 5. Listrik Tenaga Air 6. Pariwisata 7. Kerambah ikan di danau 8. Fasilitas umum dan komersial lainnya Aji Bata Arah Pengembangan Primer Kabupaten Simalungun 99 4'30" Lumban Julu Arah Pengembangan Sekunder Kabupaten Asahan Pintu Pohan Meranti Arah Pengembangan Sekunder '0" REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Gambar I.15 PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN 1: , Kilometers Legenda Bona Tua Lunasi Arah Pengembangan Sekunder Arah Pengembangan Sekunder " / Pusat pelayanan hirarki I O Pusat pelayanan hirarki II 0 Pusat pelayanan hirarki III Area Penggunaan Lain Kawasan Pemukiman Kawasan Kabupaten Samosir Arah Pengembangan Sekunder Uluan Porsea. Permaksian Batas Kabupaten Batas Kecamatan Garis Danau Jalan Negara Pendidikan & Perkantoran Kawasan Terpadu SWP I SWP II Siantarnarumonda Jalan Kabupaten SWP III Arah Pengembangan Sekunder Jalan By Pass Sungai SWP IV SWP V Arah Pengembangan Primer Danau Toba Sigumpar Silaen Kabupaten Labuhan Batu Danau Toba Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Kering Campuran Hutan Produksi Tetap Sawah Tampahan "/ Balige Lagoboti Hutan Suaka Alam Lembar Pengesahan Borbor 0 Habinsaran Nassau Arah Pengembangan Sekunder Sumber Data : Kabupaten Tapanuli Utara Arah Pengembangan Primer Kabupaten Tapanuli Selatan - Survey lapangan tahun DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan BAKOSURTANAL skala 1 : edisi I/ Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga - Peta Hutan dari BPKH tahun 2005 Arah Pengembangan Primer - SK Menhut PP. no. 44 Tahun Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun PUSDATA Departemen PU Jakarta tahun Toponimi berdasarkan Perpres No. 112 tentang pembakuan nama rupa bumi Arah Pengembangan Primer - Pengolahan spasial dan citra menggunakan aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2 dengan Sistem Proyeksi Universal Transver Insert Mercator (UTM) di WGS 1984 DINAS TATA RUANG DAN PEMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA '30" '0" Gambar II. 8. Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Toba Samosir (sumber data: Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Arahan Pentahapan Pencapaian Jangka Pendek dan Jangka Menengah Arahan pentahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi dengan mempertimbangkan: 1. Arah pengembangan kabupaten yang merupakan perwujudan dari visi misi Kabupaten Toba Samosir dalam jangka menengah; 2. Kepadatan penduduk Kabupaten Toba Samosir; 3. Kawasan beresiko sanitasi; 4. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah). Pokja Kab. Toba Samosir II-51

52 A. Arahan Pentahapan Sub Sektor Air Limbah Jangka Pendek dan Menengah Di dalam ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, kawasan beresiko sanitasi, kondisi fisik wilayah, serta resiko kesehatan lingkungan/ehra. Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kabupaten dalam merencanakan pengembangan jangka panjang/menengah pengelolaan air limbah Kabupaten Toba Samosir, muaranya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off site system). Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko sedang (kurang beresiko) yang dapat diatasi dalam jangka menengah dengan perubahan perilaku masyarakat dan didukung dengan peningkatan kuantitas dan kualitas jangkauan layanan sarana prasarana pengelolaan air limbah, maka pemilihan sistemnya adalah sistem setempat (on site system) dapat berupa pembagian jamban dan septic tank keluarga sehat ke masyarakat miskin, dan pembangunan MCK umum. Zona ini meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek: 1. Lumban Dolok Hauma Bange 2. Pardede Onan 3. Balige III 4. Balige I 5. Sangkar Nihuta 6. Napitupulu Bagasan 7. Parsoburan Tengah 8. Pasar Laguboti 9. Sigumpar Dangsina Pokja Kab. Toba Samosir II-52

53 10. Patane III 11. Pasar Porsea 12. Parsaoran Ajibata 13. Parparean III. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi (wilayah beresiko) karena merupakan kawasan dengan jumlah penduduk yang relatif padat dan didukung dengan peningkatan kuantitas dan kualitas jangkauan layanan sarana prasarana pengelolaan air limbah, direncanakan diatasi dengan pilihan sistem terpusat (off site) dalam jangka pendek (membutuhkan penanganan segera) dengan 2 arah strategi penanganan: (1) merehabilitasi konstruksi IPAL (milik BUMD Provinsi Sumatera Utara, dalam hal ini PDAM Tirtanadi Medan) yang terdapat di Kecamatan Ajibata sehingga dapat berfungsi dan berperan secara optimal dan mengupayakan pengadaan mobil sedot tinja untuk dapat mengangkut tinja dari septic tank on side masyarakat dan (2) membangun septic tank communal dan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja di lokasi baru. Zona 2 ini meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah: 1. Lumban Dolok Hauma Bange; 2. Pardede Onan; 3. Balige III; 4. Balige I; 5. Sangkar Nihuta; 6. Napitupulu Bagasan; 7. Parsoburan Tengah; 8. Pasar Laguboti; 9. Sigumpar Dangsina; 10. Patane III; 11. Pasar Porsea; 12. Parsaoran Ajibata; 13. Parparean III. Pokja Kab. Toba Samosir II-53

54 B. Arahan Pentahapan Pencapaian Sub Sektor Drainase Jangka Pendek dan Jangka Menengah Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) karakteristik pertimbangan, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan lingkungan. berikut: Zona 1 dan Zona 2 Gambar II.9. Peta Kelurahan Beresiko Air Limbah di Kabupaten Toba Samosir Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko sedang (wilayah kurang beresiko) yang dapat diatasi dalam jangka menengah yang ditangani dengan upaya-upaya normalisasi saluran drainase, revitalisasi saluran drainase, pembuatan saluran drainase tanpa perkerasan dan dengan perkerasan, Pokja Kab. Toba Samosir II-54

55 pembuatan parit infiltrasi dan kolam retensi yang menggunakan sistem gravitasi meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka pendek: 1. Lumban Dolok Hauma Bange; 2. Pardede Onan; 3. Balige I; 4. Balige III; 5. Napitupulu Bagasan; 6. Sangkar Nihuta; 7. Pasar Laguboti; 8. Parsoburan Tengah; 9. Sigumpar Dangsina; 10. Parparean III; 11. Pasar Porsea; 12. Patane III; 13. Parsaoran Ajibata. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi (wilayah beresiko) yang dapat diatasi dalam jangka pendek (dibutuhkan penanganan segera) ditangani dengan upaya-upaya normalisasi saluran drainase, revitalisasi saluran drainase, pembuatan saluran drainase dengan perkerasan, pembuatan parit infiltrasi dan kolam retensi yang menggunakan sistem gravitasi maupun pompanisasi meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek: 1. Kelurahan Patane III di Kecamatan Porsea. Pokja Kab. Toba Samosir II-55

56 Gambar II.10. Peta Kelurahan Beresiko Drainase di Kabupaten Toba Samosir C. Arahan Pentahapan Pencapaian Sub Sektor Persampahan Jangka Pendek dan Jangka Menengah Berdasarkan kriteria yang disepakati oleh Pokja Kab.Toba Samosir, wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi. Terdapat 2 (dua) kriteria pertimbangan dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/cbd, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Perencanaan penanganan persampahan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko sedang (wilayah kurang beresiko) yang dapat diatasi dalam jangka menengah, ditangani dengan upaya-upaya dengan system tidak langsung yakni dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) dan dengan upaya-upaya 3R (reuse, reduce & recycle) skala rumah tangga (TPSS) serta peningkatan fungsi dan status TPA Pintu Bosi di Kecamatan Laguboti dan TPA Sijambur di Kecamatan Ajibata dari Open Pokja Kab. Toba Samosir II-56

57 Dumping ke Controlled Landfill disertai pengadaan gerobak/motor sampah, truk sampah dan armroll truck. Zona ini meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah: 1. Lumban Dolok Hauma Bange 2. Pardede Onan 3. Balige I 4. Balige III 5. Napitupulu Bagasan 6. Sangkar Nihuta 7. Pasar Laguboti 8. Parsoburan Tengah 9. Sigumpar Dangsina 10. Parparean III 11. Pasar Porsea 12. Patane III 13. Parsaoran Ajibata. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi (wilayah beresiko) yang dapat diatasi dalam jangka pendek (dibutuhkan penangan segera), ditangani dengan upaya-upaya dengan system layanan secara langsung yakni dari sumber ke Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) dan dengan upaya-upaya 3R (reuse, reduce & recycle) skala TPAS dengan peningkatan fungsi dan status TPA Pintu Bosi di Kecamatan Laguboti dan TPA Sijambur di Kecamatan Ajibata dari Open Dumping ke Controlled Landfill lalu diharapkan sanitary landfill disertai pengadaan gerobak/motor sampah, truk sampah, amroll truck & compactor truck. Zona ini meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek: 1. Lumban Dolok Hauma Bange; 2. Pardede Onan; 3. Balige I; 4. Balige III; Pokja Kab. Toba Samosir II-57

58 5. Napitupulu Bagasan; 6. Sangkar Nihuta; 7. Pasar Laguboti; 8. Parsoburan Tengah; 9. Sigumpar Dangsina; 10. Parparean III; 11. Pasar Porsea; 12. Patane III; 13. Parsaoran Ajibata. Gambar II.11. Peta Kelurahan Beresiko Atas Persampahan D. Arahan Pentahapan Pencapaian Sub Sektor Air Bersih Jangka Pendek dan Jangka Menengah Pengembangan infrastruktur air bersih di Kabupaten Toba Samosir dilakukan oleh PDAM Tirtanadi sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumatera Utara, bantuan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir berupa pembuatan sumur pompa yang memanfaatkan air tanah dan atau air permukaan serta MCK umum, dan Swadaya masyarakat sendiri dengan memanfaatkan air Pokja Kab. Toba Samosir II-58

59 permukaan (berupa danau, sungai/anaksungai, jaringan irigasi) atau bahkan air dari tampungan air hujan. Cakupan layanan PDAM Tirtanadi cabang Balige hingga saat ini baru mencapai 25% (dibandingkan dengan jumlah kecamatan yang dilayani). Dalam jangka panjang direncanakan seluruh masyarakat Kabupaten Toba Samosir akan mendapatkan pelayanan air bersih baik dari PDAM, bantuan pemerintah, dan lembaga donor baik dari aspek kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air bersih yang lebih memadai. Berdasarkan kriteria yang disepakati oleh Pokja Kab.Toba Samosir, wilayah pengembangan pelayanan air bersih dapat diidentifikasi yakni Terdapat 2 (dua) kriteria pertimbangan dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan, kepadatan penduduk, dan potensi air tanah serta air permukaan. Perencanaan penanganan persampahan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko sedang (wilayah kurang beresiko) yang dapat diatasi dalam jangka menengah, ditangani dengan upaya-upaya rehabilitasi dan pemeliharaan sarana prasarana air bersih, Pembuatan pipanisasi dengan memanfaatkan air gunung/air permukaan/mata air yang menggunakan sistem gravitasi maupun pompanisasi dan Pembuatan sumur bor terpusat dan mengalirkannya ke rumah penduduk dengan menggunakan pipanisasi dan pemanfaatan sistem grafitasi maupun pompanisasi. Zona ini meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah: 1. Lumban Dolok Hauma Bange; 2. Pardede Onan; 3. Balige I; 4. Balige III; 5. Napitupulu Bagasan; 6. Sangkar Nihuta; Pokja Kab. Toba Samosir II-59

60 7. Pasar Laguboti; 8. Parsoburan Tengah; 9. Sigumpar Dangsina; 10. Parparean III; 11. Pasar Porsea; 12. Patane III; 13. Parsaoran Ajibata. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi (wilayah beresiko) yang dapat diatasi dalam jangka pendek (penanganan segera), ditangani dengan upaya-upaya rehabilitasi dan pemeliharaan sarana prasarana air bersih, pembuatan pipanisasi dengan memanfaatkan air gunung/air permukaan/mata air yang menggunakan sistem gravitasi maupun pompanisasi dan Pembuatan sumur bor terpusat dan mengalirkannya ke rumah penduduk dengan menggunakan pipanisasi dan pemanfaatan sistem grafitasi maupun pompanisasi. Zona ini meliputi: Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek: 1. Parsoburan Tengah; 2. Sigumpar Dangsina. Gambar II.12. Peta Kelurahan Beresiko Air Bersih Pokja Kab. Toba Samosir II-60

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN. II.1. Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten Toba Samosir

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN. II.1. Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten Toba Samosir BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN Bagian ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Toba Samosir saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kota yang akan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

MPSS BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

MPSS BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Percepatan PPSP Permukiman BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sektor () merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Kabupaten/Kota (SSK) dan sebelum

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2012

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2012 PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2012 Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Toba Samosir selaku Pengguna Anggaran yang beralamat

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN TA. 2015

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN TA. 2015 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN TA. 2015 SUMBER I PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 6.050.000.000 a Kegiatan Pembangunan Gedung dan Kantor

Lebih terperinci

2.1. DESKRIPSI KECAMATAN BALIGE

2.1. DESKRIPSI KECAMATAN BALIGE BAB II LOKASI PENELITIAN 2.1. DESKRIPSI KECAMATAN BALIGE 2.1.1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Balige terletak pada ketinggian 905-1.200 meter dari permukaan laut sehingga suhu udara cukup lembab. Luas wilayah

Lebih terperinci

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011-2015 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN SSK. III.1. Aspek Non Teknis

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN SSK. III.1. Aspek Non Teknis BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN III.1. Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran penataan pengelolaan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BALIGE SUMATERA UTARA KOTA BALIGE ADMINISTRASI Profil Kota Kota Balige merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari kabupaten Toba Samosir yang terletak di propinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2011 Kompleks Perkantoran Simanjalo Soposurung Balige

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2011 Kompleks Perkantoran Simanjalo Soposurung Balige PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2011 Kompleks Perkantoran Simanjalo Soposurung Balige Berdasarkan hasil evaluasi, maka dengan ini diumumkan calon

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2011 Komplek Perkantoran Simanjalo Soposurung Balige

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2011 Komplek Perkantoran Simanjalo Soposurung Balige Berdasarkan Hasil Evaluasi, maka dengan ini diumumkan Calon Pemenang sebagai berikut: PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2011 Komplek Perkantoran Simanjalo

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERUBAHAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PERUBAHAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomo : 550/196/DPKI/V/ Tanggal : 1 Mei SKPD DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFOMATIKA KABUPATEN TOBA SAMOSIR, ALAMAT: JLN. TARUTUNG KM. SOPOSURUNG

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu kawasan (wilayah) akan selalu bertumbuh dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu kawasan (wilayah) akan selalu bertumbuh dan berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu kawasan (wilayah) akan selalu bertumbuh dan berkembang dinamis seiring perjalanan waktu, baik dimensi kenampakan fisik maupun non fisik yang melatarbelakanginya.kenampakan

Lebih terperinci

JENIS PENGADAAN LELANG/SELEKSI E-PURCHASING LANGSUNG (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

JENIS PENGADAAN LELANG/SELEKSI E-PURCHASING LANGSUNG (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) Lampiran Nomor : 520/ /KKP/I/2013 Tanggal : Januari 2013 NO NAMA PAKET PEKERJAAN KEGIATAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : Tanggal : KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari Strategi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011-2015 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta trategi

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA NANGGROE ACEH DARUSSALAM KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Lhokseumawe telah menjadi sebuah kota otonom, yang berarti Kota Lhokseumawe telah siap untuk berdiri sendiri

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA DUMAI RIAU KOTA DUMAI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Dumai adalah ibu kota Kota Dumai, dengan status adalah sebagai kota administratif dari Kota Dumai. Kota Dumai memiliki

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PEMUKIMAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR Disusun Oleh : Pokja Kabupaten Toba Samosir PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR tahun anggaran 2010 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KISARAN SUMATERA UTARA KOTA KISARAN ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 ISBN : 978-602-6431-04-2 No. Publikasi : 12060.1532 Katalog BPS : 1101002.1206073 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Komplek Perkantoran Simanjalo Desa Sianipar Sihail-hail Balige

UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Komplek Perkantoran Simanjalo Desa Sianipar Sihail-hail Balige UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Komplek Perkantoran Simanjalo Desa Sianipar Sihail-hail Balige PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCA KUALIFIKASI NOMOR: 03 /ULP-KONSTRUKSI/202

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PINANG SUMATERA UTARA KOTA KOTA PINANG ADMINISTRASI Profil Kota Pinang merupakan ibukota kecamatan (IKK) dari Kecamatan Kota Pinang dan merupakan bagian dari kabupaten Labuhan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDAMANIK SUMATERA UTARA KOTA SIDAMANIK ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PENDUDUK Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA KOTA RANTAU PRAPAT ADMINISTRASI Profil Wilayah Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAMBI JAMBI KOTA JAMBI ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA JAMBI No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Kota Baru 77,78 2. Jambi Selatan 34,07 3. Jelutung 7,92 4. Pasar

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah Pertemuan konsultasi ini mengkonsultasikan perumusan visi dan misi, tujuan dan sasaran, penetapan sistem dan zona sanitasi, serta penetapan layanan, termasuk rumusan

Lebih terperinci

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 213 Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1 Visi Misi Sanitasi Terwujudnya Kabupaten Kayong Utara yang sehat melalui pembangunan infrastruktur dasar sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan Misi Kabupaten Grobogan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 sebagai berikut : V I S

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BULELENG BALI KOTA BULELENG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Buleleng merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Buleleng. Batas-batas administratif kota Buleleng

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 1.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih

Lebih terperinci

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 2015 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari

Lebih terperinci

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING LATAR BELAKANG Permasalahan sanitasi di Kabupaten Mamasa merupakan masalah yang harus segera mendapatkan perhatian serius baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN

PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN JALAN PASAR TAMBUNAN NO. 02 TAMBUNAN BALIGE PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor: 03/Pan/BJ/TRP/PUPL/2011

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Padang Sidempuan merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Bagian selatan Bagian barat Secara astronomis, Kota Situbondo yang terdiri dari 9 desa/kelurahan, terletak diantara 7º35 7º 44 Lintang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sebagai sebuah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi skala kota, kerangka kebijakan pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MOJOKERTO JAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota yang terkenal dengan makanan khas ondeondenya ini menyandang predikat kawasan pemerintahan dengan luas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah disekitarnya, sehingga

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 2.1 VISI MISI SANITASI KABUPATEN OKU TIMUR Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh organisasi, merupakan cara pandang jauh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan jumlah kebutuhan manusia

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih. Kata Pengantar Buku laporan interim ini merupakan laporan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Ciptakarya Kabupaten Asahan yang merupakan kerja sama

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA PAPARAN KEPALA DINAS PSDA PADA MUSRENBANG PROVINSI SUMATERA UTARA INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN ANGGARAN 2014 MEDAN,

Lebih terperinci

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN Dulunya, kabupaten Asahan meliputi daerah kabupaten Batu Bara, Pemko Tanjung Balai dan kabupaten Asahan sendiri. Seiring dengan perjalanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

Sub Sektor : Air Limbah

Sub Sektor : Air Limbah Sub Sektor : Air Limbah No. Faktor Internal % Skor 1.00 2.00 3.00 4.00 Angka KEKUATAN (STRENGHTS) Adanya struktur organisasi kelembagaan pengelola limbah 1.1 domestik pada PU BMCK Memiliki Program kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Batak terdiri dari beberapa etnik yaitu Toba, Simalungun, Karo, Angkola/Mandailing dan Pakpak Dairi. Namun sekarang ini sebutan Batak hanya ditunjukkan

Lebih terperinci