BAB II DATA DAN ANALISA
|
|
- Ida Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitian Dalam proses pembuatan makalah ini, diperlukan beberapa beberapa metode, yaitu : 1. Kajian pustaka Berupa data yang didapat dari buku buku mengenai etnis Tionghoa, Pecinan dan sejarah Kota Semarang, artikel di internet, dan media massa. 2. Hasil pengamatan langsung berupa foto dan wawancara di lapangan Referensi Buku Riwayat Semarang Buku ini mengisahkan tentang sejarah kota Semarang dari sudut masyarakat Tionghoa. Didalamnya terdiri dari berbagai macam catatan-catatan yang dibuat oleh bangsa Tionghoa pada zaman yang telah lalu, yang dikumpulkan dan disajikan kembali oleh penulis Liem Thian Joe. Buku ini ditulis tahun Dalam buku ini penulis mendapatkan informasi mengenai betapa kuatnya budaya Cina di kota Semarang pada masa lalu. Penulis mendapatkan data mengenai kapan datangnya orang Tionghoa pertama di kota Semarang, dan apa saja kegiatan, kejadian, pergerakan, perubahan, dan perkembangannya pada masa itu. Dalam buku ini juga terdapat kisah-kisah mengenai terbentuknya jalan-jalan dan gang-gang di Pecinan semarang Referensi Buku Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa Berbeda dengan buku Riwayat Semarang, Buku Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa menceritakan kisahnya dengan lebih ringan, namun tetap berisi. Buku ini terdiri dari tulisan-tulisan Onghokham mengenai Tionghoa Peranakan di Jawa. Buku ini menceritakan tentang awal mula penduduk Tionghoa masuk ke Jawa, hubungannya dengan pemerintahan kolonial dan penyatuannya dengan masyrakat Bumiputera. Dalam buku ini terdapat banyak fakta-fakta mengenai sejarah, kebiasaan, dan sifat masyrakat Tionghoa di tanah Jawa Referensi Buku Anti Cina, Kapitalisme Cina dan Gerakan Cina Satu lagi buku karya Onghokham mengenai etnis Tionghoa di Indonesia. Buku ini lebih banyak menyorot ke sisi sejarah dan politik pada masa itu. Penulis tidak banyak mengambil data dan informasi dalam buku ini, tetapi terdapat beberapa bagian yang cukup menjelaskan awal mula kedatangan masyarakat Cina di Indonesia. 3
2 2.1.4 Referensi Buku Semarang Sepanjang Kenangan Buku karya Djawir Muhammad ini dapat dikatakan cukup lengkap mengupas tentang seluk beluk kota Semarang. Sejarah singkat, wisata, hingga fakta-fakta menarik mengenai Kota Semarang Referensi Buku Pecinan Semarang: Dari Boen Hian Tong sampai Kopi Semawis Buku ini berisi informasi mengenai perkumpulan-perkumpulan Tionghoa di Kota Semarang. baik yang bergerak dibidang sosial, keagamaan, seni dan budaya, hobi, pendidikan, maupun kesehatan. Buku ini merupakan gambaran aktivitas orang-orang Tionghoa yang beragam dari tahun 1876 hingga sekarang Referensi Katalog Pasar Imlek Semawis 2006 Katalog Pasar Imlek Semawis ini cukup banyak mengupas wilayah Pecinan Semarang. Didalamnya terdapat berbagai informasi mengenai segala sesuatu yang ada di Pecinan beserta peta kawasan Pecinan Semarang Referensi Karya Tulis Ilmiah Pengembangan Pecinan Semarang Sebagai Kawasan Wisata Warisan Budaya Berdasarkan Persepsi Masyarakat Setempat Hasil karya tulis ilmiah karya Ryanto, Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2004 ini berisi tentang seputar pengembangan Pecinan Semarang sebagai kawasan wisata budaya. Topik karya tulis ini sangat relevan dengan perancangan yang Penulis lakukan, sehingga banyak data-data penting yang dapat Penulis ambil untuk kelengkapan data yang Penulis butuhkan Referensi Buku Semarang City, A Glance into the Past Buku karya Jongkie Tio ini membahas tentang sejarah kota Semarang dengan disertai foto-foto sebagai konten pendukung. Banyak chapter dalam buku ini yang membahas mengenai kedatangan bangsa Cina, sejarah pecinan, hingga hal-hal yang tidak banyak orang yang tahu mengenai seluk beluk Pecinan Semarang. Banyak materi dalam buku ini yang sangat relevan dengan kebutuhan karya Tugas Akhir Penulis, juga informasi dalam mencari objek menarik untuk didokumentasikan Referensi Karya Tulis Ilmiah Melacak Sejarah Pecinan Semarang Melalui Toponim Hasil karya tulis ilmiah karya Titiek Sulyanti ini berisi informasi mengenai asal kata gang-gang, jalan-jalan, dan desa-desa di Pecinan Semarang. 4
3 Informasi yang lengkap dan jelas menjadikan karya tulis ilmiah ini menjadi sumber yang sangat penting untuk penyusunan buku untuk kaya Tugas Akhir Penulis sekaligus sebagai tambahan konten informasi mengenai ganggang di Pecinan Literatur Internet Beberapa refrensi literatur yang di ambil dari internet antara lain: 1. blogspot.com Blog ini merupakan kumpulan dari kliping serta materi-materi menarik yang penulisnya, Utamin Irfan kumpulkan dari hasil pencarian asal-usul dari berbagai hal mengenai budaya masyarakat Tionghoa. Blog ini juga berisi tentang cerita rakyat dan legenda mulai zaman dinasti pertama sampai dengan asal mula perayaan masyarakat Tionghoa, terlepas dari kepercayaan dan unsur keagamaan yang dianut Situs ini membahas tentang pecinan, bukan saja hanya pada pengertiannya, tetapi juga perkembangan dan penyebarannya di Indonesia, hingga keberadaan kawasan Pecinan di beberapa negara di belahan dunia Artikel dari Wikipedia ini menjelaskan mengenai kota Semarang secara keseluruhan. Penulis mengambil artikel ini untuk dijadikan data untuk penjelasan mengenai Kota Semarang Wawancara Penulis menyadari bahwa diperlukannya sebuah wawancara untuk mendapatkan keotentikan data yang lebih akurat. Metode yang dipakai adalah diskusi dan perbincangan dengan Kasi Informasi dan Dokumentasi, Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Ibu Tri Rahayu. Penulis sangat terbantu dengan informasi yang diperoleh, sehingga lebih memudahkan penulis untuk mengidentifikasi masalah. Ibu Tri Rahayu menjelaskan mengenai bagaimana potensialnya Semarang untuk dijadikan kota wisata, karena Semarang merupakan kota dengan akulturasi dari banyak budaya, Cina, Eropa, dan Arab. Wisata yang saat ini di unggulkan adalah Kota Lama Semarang, wisata religi, dan wisata kuliner. Wisata Semarang sedang gencar-gencarnya digalakan, melalui program Visit Jateng Upaya lain yang dilakukan untuk mendukung program tersebut adalah dengan menata infrastruktur yang ada, seperti menata jalan untuk pejalan kaki dan lampu-lampu jalan disekitar Jalan Pemuda, sebagai jalan utama di kota Semarang.
4 Sedangkan dalam hal promosi, beberapa promosi telah banyak dilakukan, seperti Iklan TV, iklan di airport TV, media cetak, koran, website, pameran, dan brosur. Ibu Tri dalam perbincangannya dengan Penulis, mengatakan bahwa Pecinan Semarang juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, sebagian telah direalisasikan lewat Warueng Semawis, yaitu tempat wisata kuliner dan sovenir di Jalan Gang Warung, Pecinan Semarang. Dalam kesempatan ini Ibu Tri juga membagikan kepada Penulis beberapa brosur-brosur wisata Semarang, terdapat beberapa wisata, namun belum terdapat promosi wisata Pecinan. Selain itu, Penulis juga berkesempatan untuk melakukan tanya jawab seputar jumlah wisatawan yang berkunjung di Kota Semarang, selama kurun waktu 2010 hingga 2011, beserta target kunjungan wisata di tahun Setya Darmawati dari bagian Perencanaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, yang biasa disapa Mbak Ati, memaparkan sejumlah data diantaranya adalah: Tahun Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara Total Jumlah Wisatawan Tabel 2.1 Mba Ati, memaparkan bahwa kenaikan jumlah wisatawan terjadi setiap tahunnya seiring dengan sejumlah promosi wisata yang dilakukan. Target yang ingin dicapai adalah kenaikan sebesar 6% dari jumlah wisatawan tahun sebelumnya setiap tahunnya. Dengan data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa Semarang dengan telah berhasil menaikan kunjungan wisatawan setiap tahunnya dengan sarana promosi yang telah dilakukan oleh Bidang Pemasaran dinas ini, diharapkan dengan adanya buku publikasi Pecinan Semarang dapat meningkatkan lagi kunjungan wisatawan ke Kota Semarang. Selain itu, penulis juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu budayawan Jongkie Tio yang juga merupakan penulis buku Semarang City, a Glance into the Past. Bertemu dengan beliau, Penulis mendapatkan banyak informasi, cerita, sejarah mengenai Pecinan Semarang yang sangat berguna dalam penulisan buku yang akan Penulis susun. Penulis bertemu dengan beliau di Restoran Semarang, yaitu restoran yang menjual kuliner khas Peranakan milik Bapak Jongkie Tio. Di sana Penulis disuguhkan keramahan, makanan lezat, dan ilmu pengetahuan dari Budayawan Semarang, Jongkie Tio. 6
5 Survei Lapangan Penulis juga menyadari pentingnya merasakan sendiri pengalaman, atmosfer dan suasana dari Kawasan Pecinan Semarang itu sendiri. Oleh karena itu penulis juga melakukan survei lapangan dengan metode pengamatan langsung dan dokumentasi. Penulis melakukan perjanan menyusuri daerah pertokoan di Pecinan; Jalan Wotgandul, Jalan Gang Pinggir, dan Jalan Gang Warung. Mengunjungi tempat-tempat kuliner terkenal, seperti lumpia yang terdapat di Jalan Gang Lombok, Pia Cap Bayi di Gang Pinggir dan berjalan-jalan sepanjang Gang Baru, Gang Gambiran, Gang Besen, Gang Belakang, Jalan Petudungan, Jalan Sebandaran, dan Jalan Petolongan. Melihat-lihat klenteng-klenteng di kawasan tersebut, dan mengunjungi klenteng terbesar, Tay Kak Sie, tertua Siu Hok Bio, See Hoo Kiong dan Hwie Wie Kiong di Jalan Sebandaran, Hoo Hok Bio, Tek Hay Bio, Ling Hok Bio, Tong Pek Bio dan Rumah Abu Kong Tik Soe. Dalam perjalanannya, Penulis bertemu dengan beberapa orang yang dapat di jadikan narasumber untuk membagi cerita seputar Pecinan, diantaranya adalah Bapak Ahmad, penjaga Klenteng Hwie Wie Kiong, Mbah Max dari Klenteng Hoo Hok Bio, Om Liem di Klenteng Siu Hok Bio, dan penguruspengurus klenteng yang bersedia membagi cerita yang sangat bermanfaat. 7 Gambar 2.1
6 8 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4
7 9 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7
8 10 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10
9 2.2 Definisi Peranakan Tionghoa Menurut salah satu literatur dari Internet yaitu, blogspot.com. Tionghoa atau tionghwa, adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang keturunan Cina di Indonesia, yang berasal dari kata zhonghua dalam Bahasa Mandarin. Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa. Sedangkan istilah peranakan Tionghoa pertama kali digunakan oleh Bangsa Belanda di abad ke 18 untuk menyebut para keturunan imigran Tionghoa yang datang dari Tiongkok beberapa waktu sebelumnya. Seiring dengan berjalannya waktu, istilah peranakan Tionghoa disingkat menjadi peranakan saja. Dalam bahasa Indonesia, semua sudah seperti sepakat bahwa sebutan Tionghoa adalah yang paling menyenangkan. Tionghoa sudah berarti ''orang dari ras Cina yang memilih tinggal dan menjadi warga negara Indonesia''. Kata Tionghoa sudah sangat enak bagi suku Cina tanpa terasa ada nada, persepsi, dan stigma mencina-cinakan. Kata Tionghoa sudah sangat pas untuk pengganti sebutan ''nonpri'' atau ''cina''. Masyarakat Tionghoa di Indonesia pernah terbagi dalam tiga golongan besar: totok, peranakan, dan hollands spreken. Yang tergolong totok adalah mereka yang baru satu turunan di Indonesia (orang tuanya masih lahir di Tiongkok) atau dia sendiri masih lahir di sana lalu ketika masih bayi diajak xia nan yang, atau istilah totok juga disebutkan kepada mereka yang saat ini masih memegang teguh adat istiadat leluhurnya. Sama seperti suku lainnya di Indonesia misalnya yang masih memegang teguh urutan upacara pernikahan, persalinan ataupun lainnya. Yang hollands spreken adalah yang dimana pun lahirnya- menggunakan bahasa Belanda, mengenakan jas dan dasi, kalau makan pakai sendok dan garpu, dan ketika Imlek tidak mau menghias rumah dengan pernik-pernik yang biasa dipergunakan oleh peranakan maupun totok karena dianggap kuno atau tidak sesuai atau tidak logis akibat tidak memahami sama sekali arti dibalik asal usul tersebut. Sedangkan yang disebut peranakan adalah yang sudah beberapa keturunan lahir di tanah yang kini bernama Indonesia, kebanyakan tidak lagi menggunakan bahasa suku (Hokkian, Hakka atau lainnya) ataupun Bahasa Mandarin sebagai bahasa ibu yang dipercakapkan dirumah. (Irfan Utamin, blogspot.com, 2012) Berdasarkan Volkstelling (sensus) pada masa Hindia Belanda, populasi Tionghoa- Indonesia mencapai (2,03%) dari penduduk Indonesia di tahun Tidak ada data resmi mengenai jumlah populasi Tionghoa di Indonesia dikeluarkan pemerintah sejak Indonesia merdeka. Namun ahli antropologi Amerika, G.W. Skinner, dalam risetnya pernah memperkirakan populasi masyarakat Tionghoa di Indonesia mencapai (2,5%) pada tahun (Wikipedia, Tionghoa- Indonesia, 2012) 11
10 Sekilas Tentang Kota Semarang Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang merupakan kota yang dipimpin oleh wali kota Drs. H. Soemarmo HS, MSi dan wakil wali kota Hendrar Prihadi, SE, MM. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat. Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu). Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam. (Wikipedia.org, Kota Semarang, 2012) 2.4 Sekilas Sejarah Peranakan Tionghoa di Semarang Kota Semarang seperti diketahui merupakan kota nomor tiga di Jawa tengah. Pada Tahun 1930 penduduknya berjumlah jiwa dengan keturunan Tionghoa berjumlah orang. Meskipun dalam sejarah telah diakui bahwa hubungan antara orang Tiongkok dan Jawa sudah terjadi beratus-ratus tahun lamanya, tetapi diperkirakan pada tahun 1416 sudah ada orang Tionghoa yang menginjakan kakinya di daerah Semarang. (Liem Thian Joe, 2004: 1) Pada tahun 1672 jumlah orang Tionghoa di Semarang sudah jauh lebih besar. Beberapa di antara rumah-rumah mereka mulai dibangun dari tembok dan berpayon genteng. Tukang-tukang-nya pun terdiri dari orang-orang Tionghoa yang diundang dari Batavia. Menurut keterangan Tuan J.H. Tops dalam buku Overzicht van de Javaaesche Geschiedenis, sejak tahun 1530 di Batavia telah banyak orang Tionghoa yang mendirikan gedung-gedung mereka yang indah. Dengan demikian kira-kira satu abad terakhir di Semarang baru berdiri gedung-gedung dengan gaya Tionghoa. Rumah tembok yang terlebih dulu didirikan di Semarang ialah Pacinan Lor dan Pacinan Wetan, atau yang sekarang disebut Gang Warung dan Gang Pinggir. (Liem Thian Joe, 2004: 14)
11 13 Perdagangan yang dilakukan orang Tionghoa atau perdagangan dari Tiongkok semakin banyak saja, terutama kertas kain, sutera dan barang tanah (mangkuk dan piring). Hal lain yang perlu dicatat adalah pada masa itu, di Semarang terdapat banyak nyonya Tionghoa. Yang berasal dari ayah Tionghoa dan ibu Pribumi. Sifatsifat kelompok nyonya ini tidak berbeda jauh dengan perempuan Pribumi asli. Terlebih lagi adat-istiadat dari kaum Pribumi banyak digunakan di kalangan ibu-ibu Tionghoa (peranakan) di Jawa. Contohnya saja kebiasaan memakai kain dan baju kurung (sekarang disebut kebaya encim), potong gigi (digusar), mengunyah sirih, menghitamkan gigi, jongkok, yang tidak terdapat di kebiasaan perempuan Tiongkok. (Liem Thian Joe, 2004: 15) 2.5 Definisi Pecinan Pecinan berasal dari bahasa Jawa yang berarti suatu wilayah (tempat tinggal) yang mayoritas penghuninya adalah warga Tionghoa atau warga keturunan China. Selain sebagai pusat hunian warga keturunan Tionghoa, pecinan juga berfungsi sebagai pusat ekonomi dan perdagangan. Dalam bahasa Inggris, Pecinan disebut Chinatown. Hampir di setiap kota besar terdapat wilayah Pecinan, yang sering disebut juga sebagai Kampung Cina. Pecinan yang terkenal di Jawa adalah Pecinan di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang. Di daerah Pecinan umumnya terdiri dari ruko (singkatan dari rumah toko ) dan terdapat klenteng (dulunya disebut kuil) yang merupakan tempat bersembahyang / tempat pemujaan dewa-dewi kepercayaan warga Tionghoa. Ruko yang ada di sepanjang Pecinan digunakan untuk tempat berdagang atau berjualan sekaligus tempat tinggal warga Tionghoa. Bangunan dan rumah yang ada di kawasan Pecinan dapat terlihat dari ciri ciri fisiknya yang pada umumnya berupa bangunan berlantai dua. Lantai satu pada umumnya dipakai sebagai tempat usaha, sedangkan lantai dua sebagai tempat tinggal. (pecinan.net, 2012) 2.6 Sekilas Mengenai Pecinan di Semarang Warisan budaya Cina masih dapat dirasakan di kawasan Pecinan yang dimulai dari sejumlah gang antara lain Gang Baru, Gang Mangkok, Gang Pinggir, Gang Warung, Gang Tengah, Gang Besen, dan lain-lain. Nuansa etnis Cina makin terasa dengan keberadaan Klenteng yaitu tempat sembahyang untuk umat Tridarma (Khong Hu Cu, Tao dan Budha). Kawasan Pecinan Semarang mempunyai 9 klenteng yang letaknya tersebar di kawasan tersebut dan diantara kesembilan klenteng tersebut yang terbesar adalah Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok. Keberadaan Klenteng-klenteng tersebut merupakan salah satu keunikan yang dimiliki Pecinan Semarang dibandingkan dengan kawasan Pecinan lain di nusantara, bahkan ada yang menyebut kawasan Pecinan di Semarang sebagai surganya Pecinan di Indonesia dengan eksotika 1001 klenteng dimana hampir di setiap ujung gang di kawasan ini terdapat klenteng yang masing-masing mempunyai keistimewaan tersendiri.
12 14 Selain keberadaan klenteng, keunikan lain adalah masih banyak ditemukannya bangunan tempat tinggal yang bercorak ke-cinaan dengan bentuk atapnya yang khas dan ornamen-ornamen detail lainnya seperti bentuk konsol, daun pintu dan jendela. Kawasan Pecinan Kota Semarang tidak hanya kaya dari segi arsitekturnya yang khas seperti bangunan klenteng, namun sekaligus kaya juga dengan berbagai budaya-budaya ke-cinaan yang masi terasa disetiap sudut gang-gang di kawasan tersebut. (Riyanto, 2004:3) 2.7 Spesifikasi Buku Naskah Penyelenggara Penerbit Kerangka buku 2.8 Target Audience : Anastasia Dwirahmi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang : R&W Publishing : 1. Cover 2. Halaman judul dalam 3. Pembuka 4. Daftar Isi 5. Pengantar 6. Peta Pecinan 7. Sekilas Mengenai Pecinan Semarang 8. Isi 9. Daftar Pustaka Geografis Tinggal di daerah perkotaan Wilayah kota-kota besar di Indonesia Demografis Jenis kelamin pria dan wanita Usia tahun Status ekonomi atas dan menengah (A-B) Psikografis Secara lebih lanjut memiliki kepribadian sebagai berikut : Menyukai kegiatan wisata/ travelling Tertarik pada hal-hal yang berhubungan dengan sejarah dan budaya Memiliki kecintaan pada warisan budaya Indonesia Memiliki ketertarikan pada budaya Peranakan Tionghoa Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Menyukai menemukan dan menjelajahi tempat baru Mengapresiasi seni dan kerajinan tangan Menyukai hal-hal yang otentik dan antik Berwawasan luas
13 Tertarik dengan fotografi Kolektor barang barang tertentu Menyukai tempat-tempat berbelanja seperti, Alun-alun Indonesia Memilih tempat perbelanjaan seperti Plaza Indonesia, Grand Indonesia, Senayan City, Pondok Indah Mall Membeli buku di toko buku Aksara, Kinokuniya atau Periplus Menghabiskan waktu luang dengan bersantai di café, seperti Starbuck Data Penerbit Buku ini akan diterbitkan oleh Red and White Publishing yang merupakan penerbit internasional dengan fokus menerbitkan buku-buku visual arts bersubjek tentang Indonesia. Penerbit yang namanya diambil dari warna bendera nasional Indonesia telah berdiri sejak 2004 ini memang memfokuskan diri untuk mempromosikan seni budaya dan sejarah Indonesia ke dunia internasional. Buku terbitannya terfokus pada bidang seni, fotografi, desain arsitekstur, budaya, musik, dan fashion. Atas dasar inilah Red & White Publishing merupakan penerbit yang tepat karena sesuai dengan visi misi-nya untuk mengangkat salah satu kekayaan budaya di Indonesia mengenai wisata budaya dan sejarah di Kota Semarang SWOT Strength Belum ada buku yang membahas mengenai pengalaman menyusuri peninggalan sejarah dan budaya Pecinan di Semarang Memberikan informasi wisata mengenai sejarah dan budaya Pecinan Semarang melalui visual buku yang menarik tidak terpaku dengan teks Buku dapat digunakan sebagai panduan wisata sekaligus alat promosi wisata mengenai daerah Pecinan di Semarang Ringan, tanpa muatan informasi yang berat, mudah dipahami oleh masyarakat umum, tidak harus mengerti sejarah dan budaya Didukung nilai tambah berupa visual yang memanjakan mata Weakness Buku ini sebagai panduan wisata kurang bersifat praktis
14 Opportunity Terdapat grup seperti ASPERTINA (Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia), KOPI SEMAWIS (Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata) dan DJEJAK PECINAN sehingga ada potensi buku ini dapat diterima baik oleh publik Belum ada kompetitor buku lokal yang mengangkat tema Pecinan di Semarang ditujukan bagi masyarakat menengah ke atas Semarang telah menjadi salah satu destinasi wisata Indonesia, sehingga buku ini dapat dijadikan salah satu media promosi wisata Semarang Threat Kurangnya perhatian masyarakat umum terhadap pentingnya keberadaan dan kelestarian budaya Pecinan Semarang sebagai salah satu warisan dari kekayaan historis milik Indonesia Terdapat buku-buku panduan wisata yang bersifat lebih praktis dan meluas hingga seluruh wisata di Semarang
15 54 48
PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR Oleh: RIYANTO L2D000451 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai satu dari beberapa kota lama di Indonesia memiliki cukup banyak sisa-sisa bangunan tua bersejarah, seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang, Gereja
Lebih terperinciPENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Informasi yang terkumpul dan digunakan sebagai acuan untuk dalam tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: Literatur Wawancara Dokumen Dan catatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada abad ke 14, bangsa Tionghoa mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai utara Jawa. Perpindahan ini merupakan akibat dari aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik tersendiri karena penduduknya yang beragam budaya dan agama. Untuk memasuki kota Semarang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama
Lebih terperinciTionghoa, Dulu dan Sekarang (1)
http://www.radartarakan.co.id/berita/index.asp?berita=utama&id=148192 Senin, 26 Januari 2009 Tionghoa, Dulu dan Sekarang (1) Dahlan Iskan Hollands Spreken, Peranakan dan Totok WAKTU itu belum ada negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif
Lebih terperinciAnanda Astrid A. Jalan Putih Melati C3/5 Kelapa Gading Jakarta Utara, (021) , Noor Latif CM, S.
PERANCANGAN PUBLIKASI BUKU PECINAN SEMARANG: SEPENGGAL KISAH, SEBUAH PERJALANAN UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA SEMARANG BAGI MASYARAKAT KELAS MENENGAH KEATAS Ananda Astrid A. Jalan Putih Melati C3/5 Kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan tradisi Tionghoa pada awalnya sempat ditentang selama 32 tahun dan kurang diakui baik secara langsung maupun tidak langsung akibat terjadinya gonjang-ganjing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,
8 (PIS) adalah : barongsai, wayang orang dan wayang potehi yang bercerita tentang kerajaan cina kuno dan atraksi tersebut akan terus dikembangkan agar tetap menarik bagi pengunjung. BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai merantau ke Indonesia pada masa akhir pemerintahan dinasti Tang. Dalam masyarakat Cina dikenal tiga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman warisan sejarah, seni dan budaya yang tercermin dari koleksi yang terdapat di berbagai museum di Indonesia. Dengan tujuan untuk mempromosikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan kawasan yang memiliki m nilai arti kesejarahan ataupun aupun nilai seni
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan dan kawasan yang memiliki m nilai arti kesejarahan ataupun aupun nilai seni arsitektur, pada dasarnya harus dilihat sebagai obyek cagar budaya. Obyek cagar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Indonesia memiliki banyak keragaman budaya, yang beberapa diantaranya merupakan hasil dari akulturasi dua budaya. Hasil akulturasi tersebut yang membuat keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Tionghoa yang datang dan menetap di Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang. Orang Tionghoa sudah mengenal Indonesia sejak abad ke 5 M, dan selama beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi sangat berpengaruh terhadap tolak ukur maju atau tidaknya keberadaan suatu daerah. Pengaruh tesebut akan muncul dan terlihat melalui sebuah kompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keragaman budaya yang dapat dijadikan salah satu wisata budaya yang menarik. Dimana setiap budaya memiliki ciri khas dan keunikannya masingmasing.
Lebih terperinciTidak tertarik melakukan Ritual Sembahyang Imlek
BAB III STRATEGI KOMUNIKASI III.1 Analisis Masalah Berdasarkan hasil riset kepada 100 warga keturunan Tionghoa baik muda maupun tua, dapat disimpulkan bahwa : Survei ketertarikan melakukan Ritual Sembahyang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D
STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah satu sentra penting perekonomian Jakarta memiliki sejarahnya tersendiri. Dalam sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki banyak kekayaan dan keindahan, letak geografis yang strategis dan membentang hijau digaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berawal dari Surabaya yang menjadi kota perdagangan tua, banyak sekali pedagang dari berbagai belahan dunia berdagang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berawal dari Surabaya yang menjadi kota perdagangan tua, banyak sekali pedagang dari berbagai belahan dunia berdagang dan menetap di Surabaya. Di antara para pedagang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari jajaran ribuan pulau yang mempunyai masyarakat plural dimana memiliki bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari puluhan ribu pulau, salah satunya adalah Pulau Belitung. Belitung merupakan pulau kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Stabat memiiliki luas daerah 90.46 km², merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus penduduk terpadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kota Semarang memiliki luas 373,70 km 2 atau 37.366.836 Ha terdiri dari 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Penduduk kota Semarang heterogen terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur menyimpan beragam potensi wisata. Potensi itu bukan hanya wisata air terjun, kuliner maupun wisata pantai. Salah satu kabupaten yang memiliki kekayaan alam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah provinsi Kalimantan Barat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan
HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari beberapa artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 1. Data dari literatur buku seperti buku buku resep jajanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak memenuhi kota Manado.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanpa terasa Bandung sudah memasuki usianya yang lebih dari 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi yang semakin pesat membuat pariwisata tidak hanya dapat diketahui melalui surat kabar, brosur ataupun majalah, namun dapat diketahui melalui
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai
BAB I PEDAHULUA 1.1 Topik dan/atau Judul Tayangan Topik yang dipilih oleh penulis adalah tentang melestarikan salah satu budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan di dunia ini dibagi menjadi kehidupan di siang hari dan kehidupan malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di siang hari, mereka
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. 2. Hasil pengamatan langsung berupa foto dan wawancara di lapangan.
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Metode Penelitian Dalam proses pembuatan makalah ini, diperlukan beberapa beberapa metode, yaitu : 1. Kajian pustaka Berupa data yang didapat dari buku buku panduan belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan baik domestik, maupun internasional. Banyaknya tempat wisata dan hiburan yang ditawarkan kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat
Lebih terperinciMengenal Etnis Tionghoa di Taman Budaya TMII
Mengenal Etnis Tionghoa di Taman Budaya TMII Uhan Subhan - d'traveler - Kamis, 28/01/2016 19:05:00 WIB Gerbang Taman Budaya Tionghoa Foto Lain 1 detiktravel Community - Etnis tionghoa merupakan saudara
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi
BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, negara maritim sekaligus negara agraris dengan segala macam keanekaragaman di dalamnya. Mulai dari pulau-pulau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku bangsa, beranekaragam Agama, latar belakang sejarah dan kebudayaan daerah.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.
53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Pekalongan merupakan kota yang sangat strategis karena berada di jalur pantai utara, sehingga banyak orang yang melaluinya. Selain itu kota Pekalongan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap tahunnya. Beberapa sektor pariwisata sudah dapat dikatakan berhasil dan dikenal oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat. Kita memiliki banyak sekali jenis tarian, makanan khas, upacara adat, pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Palembang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan ibu kota dari Sumatra Selatan. Salah satu tempat wisata yang terkenal di kota Palembang adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Konsep Komunikasi 3.1.1. Target market Target market adalah para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang sedang mencari informasi mengenai alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciKAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 18.110 pulau, baik pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Barat ke Timur sejauh 3.977
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan, pantai tersebut terletak sekitar 200 km dari ibu kota Sulawesi Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulon Progo merupakan daerah yang terletak di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua belum dikenal masyarakat luas. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam memperoleh pendapatan negara dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah di Indonesia. Termasuk bagi
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dipesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan peranakan Tionghoa merupakan kebudayaan yang paling kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan bahasanya yang merupakan sintesa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedatangan kaum Tionghoa dari dataran Tiongkok ke Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan kaum Tionghoa dari dataran Tiongkok ke Indonesia sudah diperkirakan terjadi sekitar abad 14 atau 15 masehi. Entah karena alasan politis, ekonomi atau yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO
BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber pemasukan yang penting devisa Negara. Pariwisata di Indonesia tidak hanya dari sumber daya Alam yang menarik, seperti gunung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cai-rebon dalam bahasa Sunda cai memiliki makna air dan rebon adalah udang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Cirebon merupakan sebuah kota administratif yang termasuk dalam provinsi Jawa Barat. Terletak di bagian utara dari pulau Jawa dan terkenal sebagai jalur pantura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan
Lebih terperinciSIMBOLISASI RUMAH TINGGAL ETNIS CINA STUDI KASUS KAWASAN PECINAN SEMARANG
SIMBOLISASI RUMAH TINGGAL ETNIS CINA STUDI KASUS KAWASAN PECINAN SEMARANG M. M. Sudarwani Ketua Jurusan Arsitektur FT Universitas Pandanaran Semarang margareta.maria@ymail.com Rumah tinggal merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut: a. Kesimpulan Bentuk Implementasi Fisik Program Pengembangan Wisata Ziarah di
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KAPEIN (KAOS PEMUDA INDONESIA) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KAPEIN (KAOS PEMUDA INDONESIA) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. ELISA ESTI RAHAYU (B0115021) 2. ANI SUYANTI (B0115005) 3. BEKTI MARDIASTUTI
Lebih terperinciMUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG
TA 107 ( Periode April September 2009 ) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciCukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.
Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK Lembar BIL Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. B ila hanya ada sedikit waktu untuk berlibur, pilihan transportasi paling mudah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki relasi kuat dengan lingkungan hidup karena fitur alam sebagai atraksi, adanya aspek lingkungan yang dibangun untuk kebutuhan
Lebih terperinciPERANCANGAN BUKU VISUAL FOOD JOURNAL SEMARANG
PERANCANGAN BUKU VISUAL FOOD JOURNAL SEMARANG Dicky Prakoso Triadi Wijaya Kelapa Nias 10 PE3 no.12a, 082211989922, dicky.p.wijaya@gmail.com Dosen Pembimbing Utama: Drs. Rujiyanto, M.Sn. Abstract Raise
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk membantu dan mendukung Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan beberapa sumber dari dua
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa mempelajari berbagai hal serta mengembangkan diri. Buku yang menuntun kita menjelajah berbagai
Lebih terperinci