Badan Litbang Pertanian i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Badan Litbang Pertanian i"

Transkripsi

1 i

2

3 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN KATA PENGANTAR Setelah melewati beberapa puncak keberhasilan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mulai memasuki fase kritis yang dikhawatirkan akan terjadi stagnasi dan pada beberapa aspek cenderung dapat menyebabkan penurunan kinerja. Oleh karena itu, gaya dan pola manajemen dalam pengelolaan ke depan perlu dilakukan secara profesional dengan pendekatan manajemen korporasi Semangat SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS yang menjadi tagline merupakan landasan kuat untuk mengimplementasikan corporate management system atau manajemen korporasi. Penyusunan buku panduan umum manajemen korporasi Badan Litbang Pertanian ditujukan sebagai pedoman bagi seluruh pegawai lingkup dalam mengimplementasikan manajemen korporasi. Saya berharap seluruh UK dan UPT dapat secara konsisten mengimplementasikannya dengan mengacu pada panduan umum ini, sehingga kinerja menjadi semakin baik dan dapat melaksanakan percepatan pencapaian kinerja dengan semangat not business as usual. Selamat Bekerja. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Dr. Ir. Haryono, MSc i

4 ii

5 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/ /Kpts/OT.160/I/1/2013 TENTANG PANDUAN PENERAPAN MANAJEMEN KORPORASI DI LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa lembaga penelitian dan pengembangan wajib meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional; b. bahwa sesuai dengan tuntutan pembangunan pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian diharapkan dapat mempunyai kesatuan pemikiran, konsep dan gerak yang komprehensif dan holistik; c. bahwa atas dasar hal tersebut di atas pada huruf a dan b serta untuk mencapai tujuan yang dimaksud perlu iii

6 iv ditetapkan Panduan Penerapan Manajemen Korporasi di Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 241, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4043); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

7 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 6. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 141; 7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara jo. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 142); 8. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418); 9. Keputusan Presiden Nomor 157/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I Di Lingkungan Kementerian Pertanian; 10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/ 2010 v

8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 6458/Kpts/KU.140/12/2012 tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar (SPM), Bendahara Pengeluaran, dan Bendahara Penerima lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 12. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor 04/Kpts/KP.340/I/1/2013 tentang Penetapan Pejabat yang diberi kewenangan melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pembuat Komitmen (PPK) lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Panduan Penerapan Manajemen Korporasi di Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini vi

9 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN KEDUA : Panduan Penerapan Manajemen Korporasi di Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU untuk digunakan sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan penerapan manajemen korporasi di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2013ri 201 KEPALA BADAN, HARYONO NIP Salinan Keputusan ini disampaikan Yth. : 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian; 4. Kepala Pusat, Puslitbang, Balai Besar, Balai Penelitian, BPTP dan Loka Penelitian lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. vii

10 viii

11 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN I. PENGARAH Tim Penyusun Ketua : Dr. Ir. Haryono, M.Sc Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Sekretaris 1 : Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc Sekretaris Sekretaris 2 : Dr. Agung Hendriadi, M.Eng Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Anggota : Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan II. PELAKSANA Ketua Wakil Ketua : Dr. Agung Hendriadi, M.Eng Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian : Prof (Riset) Dr. Ir. Erizal Jamal Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian ix

12 Sekretaris Anggota : Seta R. Agustina, SP, MMA, M.Sc : 1. Dr. Haris Syahbuddin, DEA 2. Dr. Ketut Gede Mudiarta 3. Dr. Idha Widi Arsanti, SP, MP 4. Ir. Erlita Rahmarestia, M.Sc 5. Dr. Joko Pitono 6. Dr. Retno Sri Hartati M 7. Dr. Hoerudin 8. Dr. Yiyi Sulaeman 9. Ir. Sri Purmiyanti, M.Si 10. Irwan Arfiansyah, ST BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 x

13 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN DAFTAR ISI I PENDAHULUAN Sejarah Singkat Perkembangan Badan Litbang Pertanian Manajemen Korporasi 4 II. KORPORASI IDENTITAS 10 III. KORPORASI ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN Struktur Organisasi Indikator Keberhasilan Korporasi Organisasi 22 IV. KORPORASI MANAJEMEN PROGRAM BADAN LITBANG PERTANIAN Manajemen Korporasi Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 29 V. KORPORASI SISTEM INFORMASI DAN CLOUD COMPUTING 33 xi

14 5.1. Sistem Informasi Arsitektur Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Persiapan Pengembangan Sistem Informasi Cloud Computing 39 VI. MANAJEMEN KORPORASI DISEMINASI Sistem Inovasi dan Diseminasi Implementasi Manajemen Korporasi Diseminasi 48 LAMPIRAN 51 xii

15 I. PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perkembangan Semenjak dibentuk sebagai unit Eselon I Departemen Pertanian pada 26 Agustus 1974 sampai saat ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mengalami sepuluh kali perubahan dan penyempurnaan organisasi, baik itu berupa penambahan unit eselon II maupun proses perampingan. Selama masa itu, Badan Litbang Pertanian telah dipimpin oleh 8 orang Kepala Badan mulai dari Ir. Sadikin Sumintawikarta sampai Dr. Haryono, MSc. Ke delapan Kepala Badan Litbang tersebut telah memberi warna pada perkembangan, sehingga kondisinya seperti saat ini dengan peneliti, 254 penyuluh, 39 perekayasa serta 58 pustakawan, dan 106 penelitinya telah dikukuhkan sebagai professor riset dalam berbagai bidang keahlian. Perkembangan sebagai lembaga penelitian, dapat dikelompokkan atas masa perintisan dan pematangan yaitu periode ( ), yang ditandai dengan berakhirnya masa pengabdian alumni Akademi Pertanian Ciawi, dan periode pengembangan dan invansi yang dimulai pada tahun 2005 serta 1

16 diperkirakan akan berakhir pada tahun Selama 30 tahun pertama, lima kepala Badan Litbang yaitu Ir. Sadikin Sumintawikarta, Prof. Dr. Gunawan Satari, Dr. Soetatwo Hadiwigeno, Dr. Faisal Kasryno dan Dr. Joko Budianto bersama jajaran manajemen pada periode itu, telah meletakkan dasar yang kuat bagi pengembangan melalui pengembangan sumberdaya manusia, infrastruktur, serta kelembagaan Badan litbang. Pada masa ini telah dirintis pola ideal kegiatan penelitian pertanian dari hulu ke hilir, serta proses diseminasinya sehingga hasil kegiatan penelitian diadopsi sebagai inovasi di lahan petani. Pembentukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan salah satu puncak pencapaian pada periode ini, yang merupakan bentuk ideal pengejawantahan prinsip research and extension linkages (REL) Selama masa perintisan dan pematangannya sebagai sebuah lembaga penelitian ( ), perkembangan Badan Litbang Pertanian banyak diwarnai oleh pola dan gaya manajemen. Kepemimipinan awal yang visioner oleh Ir. Sadikin Sumintawikarta telah berhasil meletakan dasar yang kokoh selama masa perintisan ini, yang didukung oleh para alumni 2

17 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Akademi Pertanian Ciawi, yang merupakan perpaduan Akademi Biologi dan Kursus Akademi Penyelidikan Pertanian, dari 10 angkatan mulai tahun , Ir Sadikin Sumintawikarta memformulasikan dalam konsep pengembangan tiga M (3M), yaitu Man Power, Money dan Material. Pelaksanaan konsep 3M ini ditandai dengan pengembangan sumberdaya manusia dan inftrastruktur penelitian, melalui program training jangka panjang (S2,S3) bagi tenaga peneliti ke berbagai institusi pendidikan terutama ke luar negeri, dan mengembangkan berbagai sarana pendukung penelitian seperti balai penelitian, laboratorium, kebun percobaan dan lainnya. Pada masa kepemimpinan Ir. Sadikin Sumintawikarta Badan Litbang pada tahun 2000 dicanangkan akan didukung oleh peneliti dengan beragam bidang keahlian. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut telah dibentuk Komisi Pembinaan Tenaga yang sampai saat ini keberadaannya tetap dipertahankan. Kepala Badan Litbang setelah Ir. Sadikin Sumintawikarta, melanjutkan pengembangan kelembagaan dengan pola dan gaya kepemimpinan masing-masing. Upaya 3

18 pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian. Hasil penelitian mulai mewarnai pembangunan pertanian di Indonesia dan mencapai puncaknya dengan dibentuknya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di tingkat provinsi. Pada akhir masa perintisan dan pematangan ini, keberadaan di lingkup Departemen Pertanian sudah mencapai puncaknya. Hampir semua keputusan penting tentang proses pembangunan pertanian lahir dari pemikiran peneliti Badan Litbang Pertanian atau melalui proses iterasi yag intensif dengan peneliti Manajemen Korporasi Setelah melewati beberapa puncak keberhasilan, Badan Litbang Pertanian mulai memasuki fase kritis dari perkembangannya, yang ditandai dengan pelandaian laju perkembangannya (Gambar 1). Bila kecenderungan ini terus dibiarkan, maka dikuatirkan akan terjadi stagnasi dan bahkan penurunan kinerja dalam berbagai hal pada beberapa aspek Belajar dari pola pengembangan Badan Litbang Pertanian selama masa perintisan yang telah banyak menghasilkan 4

19 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN berbagai output penelitian serta memperhatikan berbagai tantangan ke depan, maka untuk mengantisipasinya diperlukan berbagai perubahan dalam pengelolaannya ke depan. Perubahan ini harus dapat menjawab upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas program, serta melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia dalam menghadapi persaingan di tingkat regional dan global. Menghadapi kondisi ini, maka pengelolaan Badan Litbang harus dilakukan secara professional melalui pendekatan manajemen korporasi. Pada masa pengembangan dan Invansi ini ( ), harus menyusun sejumlah target bersama secara sistematis untuk dapat membawa tidak saja disegani di tingkat nasional, namun juga di tingkat regional dan global. 5

20 Gambar 1. Kurva hipotetif perkembangan badan litbang pertanian selama tahun Pada masa mendatang harus ditopang oleh kepemimpinan kewirausahaan pada semua lini, dengan dukungan anggaran yang memadai untuk digunakan dan dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam pengembangan litkajibang-diklatluhrap. Penerapan manajemen korporasi juga harus dapat memfasilitasi pengembangan network di internal Badan Litbang maupun dengan para pihak terkait di dalam dan di luar negeri, karena Badan Litbang Pertanian tidak dapat bekerja sendiri atau berpretensi menyelesaikan semua masalah yang dihadapi petani. 6

21 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Pengembangan manajemen korporasi harus dapat menyatukan dan menyamakan langkah gerak organisasi, yang dipandu melalui pemantapan minimal 7 manajemen penelitian pengembangan, yang meliputi: (1) Manajemen program dan alokasi anggaran; (2) manajemen sumberdaya manusia untuk dapat mengelola peneliti, 254 penyuluh, 39 perekayasa serta 58 pustakawan; (3) manajemen sarana dan prasarana yang meliputi laboratorium, kebun percobaan dan UPBS; (4) tertib administrasi dalam segala aspek termasuk dalam proses pengadaan barang dan jasa; (5) manajemen waktu, sehingga semua pihak dapat memanfaatkan waktu secara lebih baik, serta dapat menghasilkan produk atau rekomendasi hasil penelitian tepat pada saat dibutuhkan; (6) manajemen pola pikir atau mind set, sehingga mind set peneliti, perekayasa, penyuluh dan pustakawan dapat sejalan dengan mind set lembaga tempatnya bekerja dan terakhir (7) manajemen konflik, yang dapat mensinkronkan berbagai kepentingan yang beragam dengan tetap melihat kepentingan pencapaian tujuan di atas segalanya. Untuk dua yang terakhir ini mutlak dilakukan, karena Badan Litbang memiliki peneliti, perekayasa, penyuluh dan pustakawan yang kreatif dan bila tidak dipagari dalam koridor mind set yang sama, 7

22 dikuatirkan apa yang dilakukan belum sepenuhnya sejalan dengan apa yang ingin dicapai Kementerian Pertanian pada umumnya. Manajemen korporasi ini diharapkan tidak memasung kreativitas peneliti dalam berkarya di bidangnya masing-masing. Terkait dengan upaya penyamaan mind set ini juga penting agar kerjasama antar UK/UPT sebagaimana yang dikonsepkan dalam pengembangan manajemen korporasi dapat diwujudkan.. Manajemen korporasi juga tidak terlepas dari Tagline Badan Litbang Pertanian, yakni science, innovation, networks. Pemahamannya adalah bahwa inovasi harus dihasilkan melalui kegiatan ilmiah (Sains) dan pengembangannya dilakukan dengan membangun kemitraan maupun kerjasama (Networks). Penyusunan panduan manajemen korporasi untuk menjadi acuan semua pihak di lingkup, untuk mulai menyamakan persepsinya tentang tantangan masa depan yang dihadapi. Secara spesifik tujuan penyusunan panduan ini adalah untuk menyamakan persepsi dan implementasinya terkait manajemen korporasi identitas, organisasi, program, IT, dan manajemen korporasi diseminasi. 8

23 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN II. KORPORASI IDENTITAS Manjemen Korporasi Identitas (corporate identity) adalah semua perwakilan atau perwujudan media visual dan fisik yang menampilkan jati diri organisasi sehingga sebagai organisasi, berbeda dengan organisasi lainnya. Identitas organisasi memiliki relasi dengan budaya organisasi (corporate culture) dan citra organisasi (corporate image). Secara internal, identitas organisasi terkait dengan kultur yang ditetapkan dan diacu. Secara eksternal, identitas organisasi memiliki keterkaitan dengan citra organisasi. Saat ini, identitas organisasi telah diakui sebagai sumber daya yang strategis dan sumber keunggulan yang kompetitif. Corporate identity dapat dipandang terdiri dari tiga unsur yakni Design, Communication, dan Behavior, yang mencerminkan perilaku dalam menerapkan nilai-nilai identitas, dengan mengedepankan kebanggaan menggunakan identitas Badan Litbang Pertanian. Berikut ini adalah beberapa ragam korporasi identitas Badan Litbang Pertanian yang terdiri dari : (1) Logo Agroinovasi, (2) Poster, 9

24 (3) Plakat, (4) Kartu Nama, (5) Template Presentasi, (6) Label Kemasan Produk Badan Litbang Pertaian, (7) Kop Surat, (8) Papan Nama Kantor UK/UPT, (9), alamat pegawai, dan (10) Buku penerbitan. Segenap unsur-unsur mengimplementasikan identitas dengan ketentuan sebagai berikut: (i) Logo Agroinovasi Logo Agroinovasi harus dicantumkan dalam setiap Produk, antara lain pada kemasan produk, prototipe, publikasi dan promosi. Penggunaan logo agroinovasi memperhatikan ketentuan terkait warna dan ukuran sebagaimana perlindungan cipta dan merk terhadap logo agroinovasi yang telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal HKI (Lampiran 1). (ii). Poster Poster sebagai salah satu media promosi perlu menunjukkan identitas yang didesain untuk menunjukkan identitas. Dalam Panduan ini, bentuk visualisasi desain pembuatan poster Badan 10

25 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Litbang Pertanian yang meliputi ukuran, jenis huruf, dan tata letak (lay out), dijelaskan dalam Lampiran 2. (iii). Plakat Plakat merupakan desain grafis yang memuat komposisi gambar ataupun desain. Plakat juga dikenal dalam bentuk piala atau trofi, yakni benda yang diberikan pada seseorang ataupun lembaga, karena pencapaian ataupun penghargaan (reward) tertentu yang diberikan. Oleh karena itu, pembuatan plakat disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. sebagai suatu lembaga litbang menerapkan standar tersendiri dalam merancang plakat untuk mengenalkan, ataupun sebagai representasi Badan Litbang Pertaian untuk menghargai stakeholders. Secara rinci desain plakat Badan Litbang Pertanian, dikemukakan seperti pada Lampiran 3. 11

26 (iv). Kartu Nama Kartu nama yang didesain bagi seluruh sumberdaya manusia berfungsi untuk menunjukkan identitasnya sebagai bagian dari unsur lembaga penelitian. Kartu nama didesain secara khusus yang menggambarkan posisi sumberdaya mausia Badan Litbang Pertanian sesuai tugas dan fungsinya. Desain rinci dikemukakan pada Lampiran 4. (v). Template Presentasi Template Presentasi merupakan salah satu identitas yang mencirikan bahwa materi yang dipresentasikan dalam suatu event, bersumber dari. Template presentasi didesain dengan standar seperti yang dikemukakan pada Lampiran 5 (vi). Label Kemasan Produk telah banyak menghasilkan inovasi teknologi pertanian, dan produk-produk yang siap dikirim/dilisensi kepada stakeholders. Sebagian besar produk telah didiseminasikan dan diterapkan 12

27 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN pengguna, antara lain berupa benih dan bibit unggul hasil penelitian. Produk produk Badan Litbang Pertanian memerlukan kemasan yang standar, untuk dikenalkan dan didistribusikan kepada stakeholders. Dalam panduan ini, dijelaskan standar label kemasan produk benih sumber yang dihasilkan, terutama yang diproduksi UPBS (Lampiran 6). Adapun label kemasan lainnya, menyesuiakan dengan standar yang telah ditetapkan. (vii). Kop Surat Surat dinas sebagai salah satu bentuk komunikasi tidak langsung antar institusi didesain sebagai identitas Badan Litbang Pertanian. Desain kop surat seluruh satker lingkup ditetapkan seperti tertuang dalam Lampiran 7. (viii). Papan Nama Kantor Papan nama kantor di lingkup perlu ditetapkan dengan kekhususan yang menjadi identitas institusi. Adapun ciri tersebut meliputi : bentuk empat persegi panjang dengan ukuran disesuaikan pada kebutuhan masing- 13

28 masing unit kerjanya. mencamtumkan logo Kementerian Pertanian (Sebelah kiri tulisan nama Kementerian dan Badan Litbang, yang diikuti nama Satker dibawahnya) dan logo Agroinovasi (sebelah kanan tulisan). Materi yang tercantum dalam papan nama menggunakan bahan Stainless Steel.. (ix) Alamat sebagai salah satu media komunikasi elektronik baik internal maupun dengan pihak eksternal juga merupakan identitas yang mesti diterapkan oleh seluruh pegawai Badan Litbang Pertanian. Oleh karena itu, alamat pegawai ataupun institusi lingkup mengikuti ketentuan yang ditetapkan, sebagai salah satu unsur corporate identity. Alamat dimaksud dirancang dan dikoordinasikan Tim IT Sekretariat. Ketentuan alamat ditetapkan dengan inisial nama pegawai atau institusi, seperti contoh berikut: 14

29 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN (x) Buku Setiap buku yang diterbitkan oleh Badan Litbang Pertanian perlu mencantumkan logo Kementerian Pertanian, Logo Agroinovasi beserta tagline serta logo IAARD Press pada cover belakang buku seperti contoh. Gambar 2. Contoh cover belakang buku 15

30 III. KORPORASI ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN Korporasi organisasi merupakan pendekatan pengelolaan sumberdaya organisasi di lingkup guna mencapai visi dan misi, sasaran, dan tujuan utama organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fugsi masing-masing UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada masingmasing lembaga formal di UK dan UPT masih memerlukan upayaupaya penyelarasan struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan penggerak utama kinerja organisasi, selain kultur organisasi sebagai tata nilai organisasi Struktur Organisasi Struktur organisasi pada dasarnya merupakan mekanismemekanisme pengelolaan organisasi. Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi dan desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan. Faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi antara lain adalah strategi pencapaian tujuan dan besar kecilnya organisasi. Dalam kerangka operasional, struktur organisasi 16

31 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN sedemikian besar, yakni terdiri dari 14 unit kerja eselon II, yang mengkoordinasikan Balai-balai penelitian dengan mandat nasional, maupun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di 33 propinsi yang memiliki mandat pengkajian dan diseminasi inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Saat ini, terdiri dari 66 Satuan Kerja yang merupakan organisasi formal. Satuan kerja dimaksud, mengelola sumberdaya litbang pertanian dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi masing-masing satuan kerja relatif masih bervariasi antar Unit Kerja eselon II, dan juga pada satuan kerja eselon 3 dan eselon 4 (Gambar 3). 17

32 Gmbar 3. Variasi struktur organisasi balai Variasi struktur organisasi yang meliputi fungsi ataupun nama setiap level struktural (Gambar 3) bertalian erat dengan belum efektifnya spesialisasi kegiatan, koordinasi, standarisasi kegiatan, maupun sentralisasi dan desentralisasi kegiatan sebagai komponenkomponen utama yang menggerakan capaian kinerja organisasi satuan kerja di lingkup. Penyelarasan struktur organisasi seluruh organisasi satuan kerja perlu dilaksanakan, dengan mengacu pada peraturan di level, 18

33 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Kementerian Pertanian, maupun peraturan yang terkait pada level nasional. Dalam kerangka pelaksanaan korporasi organisasi Badan Litbang Pertanian, penguatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pencapaian output penting UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dapat melalui pembentukan tambahan kelembagaan internal sebagai instrumen pendukung atas struktur formal kelembagaan yang telah ada. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kendala struktural formal dalam menyelaraskan struktur yang eksis. Tambahan kelembagaan internal tersebut dapat berupa: 1. Tim/komisi teknis 2. Kelompok kerja 3. Kepanitiaan 4. Unit layanan independen (koperasi, outlet service, dan unit layanan lainnya) Bentuk tambahan kelembagaan internal nomor 1-3 di atas, utamanya digunakan untuk penguatan langsung pada tugas, fungsi, target output utama UK/UPT. Sementara pembentukan tambahan kelembagaan internal nomor 4 lebih ditujukan untuk memperkuat 19

34 fungsi pengembangan dan diseminasi hasil kegiatan penting UK/UPT kepada masayarakat luas. Pelaksanaan tambahan kelembagaan internal nomor 4, seringkali terkait dengan pemasukan income atas jasa dan pelayanan yang telah diberikan ke stakeholdernya, sehingga proses administrasi PNBP atas pendapatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada. Tahapan yang dilakukan dalam penerapan korporasi organisasi untuk penguatan fungsi organisasi formal di setiap UK dan adalah sebagai berikut: (i) Identifikasi kebutuhan sinergi operasional antar struktur kelembagaan yang ada; (ii) Tetapkan jenis kelembagaan internal yang sesuai dengan legalitas SK dan SP pimpinan UK/UPT; (iii) Tetapkan batasan dan target output lembaga internal yang dibentuk.; (iv) Tetapkan jenis penggunaan input (SDM dan anggaran) yang dibolehkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang dibebankannya; dan (v) Tetapkan batas waktu efektif tugas dan fungsi yang harus dijalankannya. 20

35 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 3.2. Indikator Keberhasilan Korporasi Organisasi Sesuai dengan sasaran utamanya, maka indikator keberhasilan atas pelaksanaan korporasi organisasi di ditunjukkan oleh: 1. Peningkatan accountabilitas kinerja UK/UPT (good administration). 2. Peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya input (SDM, anggaran, infrastruktur) mencapai >5% untuk menghasilkan output yang sama di UK/UPT. 3. Peningkatan jaminan keberlanjutan dan kualitas output yang akan dihasilkan oleh UK/UPT (good product and services). 4. Suasana kerja di UK/UPT semakin kondusif dan produktif (minimize conflict). 21

36 IV. KORPORASI MANAJEMEN PROGRAM BADAN LITBANG PERTANIAN Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut peran dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan peningkatan nilai ilmiah (scientific recognition) dalam pencapaian status sebagai lembaga penelitian yang berkelas dunia (a world class research institution). Mencermati tuntutan tersebut, perlu reorientasi paradigma pembangunan pertanian menuju Penelitian untuk Pembangunan (Research for Development). Kegiatan penelitian dan pengembangan harus berorientasi kepada kebutuhan pengguna (user oriented), tanpa mengabaikan pengembangan teknologi yang bersifat demand driving, sehingga ilmu pengetahuan, teknologi, dan sistem kelembagaan pertanian yang dihasilkan lebih tepat-guna dan futuristik Manajemen Korporasi Program Korporasi manajemen program adalah perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program penelitian dan pengembangan pertanian berbasis manajemen korporasi. Program penelitian dan pengembangan pertanian yang berbasis manajemen korporasi dapat dilihat pada Gambar 4. Program penelitian dan pengembangan 22

37 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN pertanian bersifat lintas disiplin dengan Executive Board adalah Kepala dan Board Membersnya adalah para Pejabat Ess II lingkup (Sesba/Kapus/Ka BB) dan profesor riset. Dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program penelitian dan pengembangan pertanian, Executive Board dan Board Members dibantu oleh Dewan Pakar dan Dewan Evaluasi Hasil riset. Penyusunan program (priority setting) harus mempertimbangkan mitra kerjasama, baik mitra dalam maupun luar negeri, baik pengguna maupun lembaga litbang lainnya. Priority setting program penelitian dan pengembangan pertanian berbasis manajemen korporasi didasarkan pada kebijakan pembangunan pertanian nasional melalui proses top down disamping juga diarahkan pada kebutuhan stakeholders berdasarakan analisis lingkungan strategis melalui proses bottom up. 23

38 Gambar 4. Manajemen Korporasi Program Sementara itu berdasarkan jangka waktu penyusunannya, perencanaan program penelitian dan pengembangan pertanian disusun dalam jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Grand design pembangunan pertanian disusun dalam jangka panjang mencakup kurun waktu 25 tahun, disertai dengan road map kegiatan litbang pertanian. Rencana strategis (Renstra) merupakan blue print perencanaan jangka menengah dalam kurun waktu lima tahun. Sementara, perencanaan jangka pendek dalam kurun waktu satu tahun, merupakan proses perencanaan yang sangat intensif yang tertuang dalam dokumen RKP (Rencana Kerja Pemerintah). Dengan 24

39 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN mencermati gambar dan uraian tersebut di atas, manajemen korporasi program memiliki karakteristik: - Setiap program memiliki keterkaitan dalam memecahkan permasalahan dan menjawab kebutuhan stakeholders, misalnya konsorsium - Dilaksanakan secara terpadu dalam kerangka litkajibangdiklatluhrap - Berorientasi scientific dan impact recognition melalui penguatan science, innovation, dan networks Salah satu hal penting dalam pencapaian sasaran Badan Litbang Pertanian adalah perencanaan program dan anggaran penelitian dan pengembangan pertanian, di mana alur kegiatannya dapat dilihat pada Gambar 5 (Permentan no. 44 Tahun 2011). 25

40 Gambar 5. Mekanisme perencanaan program dan anggaran litbang pertanian Agar perencanaan program dan anggaran penelitian dan pengembangan pertanian dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan mekanisme penyusunan, evaluasi, dan persetujuan proposal litbang pertanian yang alur kegiatannya dapat dilihat pada Gambar 6. Proposal penelitian dan pengembangan (Rencana Penelitian Tim Peneliti, RPTP dan Rencana Diseminasi Hasil penelitian, RDHP) adalah rencana penelitian dan diseminasi yang disusun oleh Tim Peneliti dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah 26

41 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN untuk mencapai target output yang telah ditetapkan dalam Renstra UK/UPT. Proposal dapat terdiri dari satu atau lebih Rencana Operasional Penelitian Pertanian (ROPP) dan dapat bersifat multiyears. Gambar 6. Mekanisme penyusunan, evaluasi dan persetujuan proposal penelitian dan pengembangan pertanian 27

42 4.2. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kegiatan monev bertujuan: (a) mengetahui pencapaian sasaran program UK/UPT yang telah ditetapkan dan (b) melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan program berdasarkan permasalahan yang dihadapi, baik pada tahun berjalan maupun sebagai masukan untuk program yang akan datang. Tahapan kegiatan monev terdiri atas: (i) evaluasi perencanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dan kegiatan pendukungnya, (ii) pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan (iii) evaluasi terhadap laporan pelaksanaan kegiatan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal dua kali dalam setahun. Penyampaian informasi mengenai hasil pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam bentuk laporan yang telah ditentukan secara berkala dan sesuai dengan format yang telah ditentukan. Sebagai referensi dalam implementasi corporate management program, berikut dikemukakan beberapa terminologi yang terkait dengan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program litbang pertanian, sebagai berikut: 28

43 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 1. Program litbang pertanian adalah penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi Kementerian Negara/Lembaga yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit eselon I atau unit Kementerian Negara/Lembaga yang berisi kegiatan untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur. 2. Penelitian pertanian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah dan dilakukan secara sistematis untuk menghasilkan data, informasi, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian suatu asumsi dan atau hipotesis yang menghasilkan suatu rumusan ilmiah berupa komponen teknologi di bidang pertanian 3. Kegiatan litbang pertanian adalah bagian dari program litbang pertanian yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumberdaya manusia, barang modal termasuk peralatan, teknologi, dan dana) untuk menghasilkan keluaran (outputs) dalam bentuk barang/jasa 4. Alokasi Anggaran adalah alokasi anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang terdapat dalam RKAKL yang telah dibahas dan disetujui oleh Menteri Keuangan dan telah mendapat persetujuan dari Presiden 5. Performance base budgeting adalah proses penganggaran kegiatan di UK/UPT lingkup yang didasarkan pada hasil evaluasi kinerja UK/UPT tersebut 6. Kinerja Instansi Pemerintah: gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan Instansi Pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi Instansi Pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan 7. Topik Penelitian adalah fokus kegiatan yang diperlukan oleh pemangku kepentingan pembangunan pertanian 8. Evaluasi Proposal adalah evaluasi dengan maksud agar topik penelitian yang diperlukan oleh pemangku kepentingan dilaksanakan sesuai dengan kaidah ilmiah, efisien, dan menghasilkan hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan pertanian 9. Persetujuan Proposal adalah proses penetapan proposal yang akan dibiayai berdasarkan hasil Evaluasi dan faktor lainnya sesuai dengan kepentingan Badan Litbang Pertanian 10. Proposal Diseminasi adalah Rencana Diseminasi Hasil Penelitian (RDHP) yang disusun oleh suatu tim (Peneliti/Pengkaji/Penyuluh) yang bersifat partisipatif 29

44 dan terintegrasi dengan sasaran diseminasi yang jelas dan terukur, sesuai dan/atau mengantisipasi permintaan pemangku kepentingan. 11. Proposal Penelitian adalah Rencana Penelitian Tim Peneliti atau Tim Pengkaji (RPTP) yaitu rencana penelitian atau pengkajian yang disusun oleh suatu tim peneliti yang bersifat holistik, terintegrasi dengan sasaran penelitian yang jelas dan terukur, baik output dan waktu serta efisiensi pemanfaatan biaya, untuk mengantisipasi permintaan pemangku kepentingan 12. Rencana Strategis UK/UPT adalah rencana yang disusun dalam periode lima tahunan yang bertitik tolak dari rencana strategis atau rencana induk dan grand design lembaga induknya 13. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, dan rincian anggaran suatu Kementerian Negara/Lembaga dalam satu tahun anggaran. 14. Rencana Kerja (Renja) adalah rencana kinerja pelaksanaan program dan kegiatan dalam 1 (satu) tahun yang akan berjalan baik yang telah ditetapkan dalam DIPA maupun yang tidak dibiayai DIPA tetapi akan dilaksanakan oleh Unit Kerja tersebut 15. Peta Jalan (Roadmaps) adalah merupakan gambar yang menjelaskan jalan yang ditempuh untuk menghasilkan teknologi, berbentuk diagram yang terdiri dari kolom waktu (periode pelaksanaan) dan baris yang merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan 16. Analisis Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah 17. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah rencana kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan indikator kinerja beserta targettargetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 18. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan 19. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu program/kegiatan dengan norma, standar, dan prosedur yang telah ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan 20. Pelaporan adalah bentuk penyampaian informasi mengenai hasil pelaksanaan program/kegiatan yang dituangkan dalam formulir yang telah ditentukan secara berkala dan sesuai dengan petunjuk pengisxiannya 30

45 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 21. Indikator Kinerja: ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan (inputs, outputs, outcomes, benefits dan impacts) 22. Masukan atau inputs adalah materi yang digunakan atau dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan menghasilkan keluaran (outputs) yang diharapkan, seperti SDM, dana, material, teknologi, dan waktu 23. Keluaran atau outputs merupakan tujuan jangka pendek dan atau jangka panjang dari kegiatan/program yang diharapkan langsung dicapai dari penggunaan inputs dalam kegiatan/program. Outputs dapat berbentuk produk fisik maupun non fisik 24. Hasil atau outcomes adalah tujuan jangka menengah sebagai hasil dari penggunaan outputs kegiatan/program 25. Manfaat atau benefits merupakan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan yang memberikan perubahan terhadap pengguna 26. Dampak atau impacts merupakan hasil ikutan yang timbul dan berkembang sejalan dengan berkembangnya kelompok sasaran sebagai efek langsung maupun tidak langsung dari outputs kegiatan/program. 27. Efisiensi adalah derajat hubungan antara barang/jasa yang dihasilkan melaui suatu program/kegiatan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan barang/jasa dan diukur dengan biaya per unit keluaran (output). 28. Efektifitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa jauh program/kegiatan mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan 29. Laporan Akuntabilitas Kinerja ninstansi Pemerintah (LAKIP) adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan AKIP yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga 30. Stakeholders adalah pihak-pihak (institusi/lembaga/individu/kelompok) yang berperan sebagai pemangku kepentingan, antara lain Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Kementerian Lain, Pemerintah Daerah, NGO, antara lain Kelompok Tani. 31

46 5.1. Sistem Informasi V. KORPORASI SISTEM INFORMASI DAN CLOUD COMPUTING Sistem informasi adalah suatu kombinasi terorganisir dari sumberdaya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumberdata yang dapat mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi atau ke pengguna. Berdasarkan definisi ini pembanguan suatu suatu sistem informasi melibatkan penyiapan sumberdaya manusia pengelola sistem informasi itu, penyiapan perangkat keras untuk menyimpan data dan memproses data, penyiapan software, penyiapan jaringan komunikasi yang memungkinkan komunikasi antar data dan antar stakeholder sistem informasi berjalan secara efketif dan efisien, serta terakhir adalah penyiapan data. Kelima pilar pokok ini perlu disiapkan dan dikelola sehingga hubungan antara komponen dalam melaksanakan fungsi-fungsinya bisa berjalan secara efektif dan efisien. 32

47 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 5.2. Arsitektur Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibentuk oleh beberapa subsistem. Gambar 7 memberikan ilustrasi keterkaitan antar susbsistem tersebut sehingga sistem informasi bisa bekerja dengan baik. Sistem informasi disusun atas 3 subsistem utama yaitu subsistem data, subsistem model, dan subsistem query. Subsistem data berfungsi untuk mengemas data yang dikumpulkan dalam suatu basis data. Data yang dikemas mencaku data-data tabular, data-data spasial maupun data-ata tekstual. Susbsistem model berfungsi untuk menganalisis data-data tadi sehingga dapat menjadi informasi. Informasi ini harus bermanfaat bagi para pengguna maupun objek lain di luar sistem. Subsistem query membantu dalam penyajian data dan informasi. Informasi yang dihasilkan dapat disajikan secara tabular, tekstual, maupun suatu peta. Subsistem ini sangat penting dibangun pada saat pengembangan sistem, karena user diharapkan mampu melakukan pencarian data ke subsistem data dan informasi ke subsistem model tanpa menggunakan jasa operator. 33

48 Gambar 7. Arsitektur dari suatu sistem informasi 5.3. Pengembangan Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikembangkan mengikui suatu alur pengembangan. Pengembangan waterfall model, seperti pada Gambar 8, merupakan pendekatan pengembangan sistem yang bisa dipilih. Model menyiratkan bahwa pengembangn sistem bersifat dinamis, dan tidak satu arah. Pengembangan sistem diawali oleh analisis keperluan dengan menggunakan need and opportunity assesment maupun analisis SWOT terhadap sistem yang berjalan. Hasil anaisis ini diverifikasi dan divalidasi. Tahap selanjutnya adalah analisis desain 34

49 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN yang diverifikasi dan divalidasi dan apabila hasilnya tidak sesuai dengan keinginan maka kembali dilakukan analisis keperluan. Tahap ketiga adalah implementasi dari hasil analisis desain. Ini menyangkut penulisan beberpa script program komputer menggunakan bahasa pemograman tertentu. Hasil tahap ini pun diverifikasi dan divalidasi dan jika tida sesui dengan keinginan dilakukan analisis desain ulang. Gambar 8. Tahapan pengembangan sistem informasi menurut waterfall model 35

50 5.4. Persiapan Pengembangan Sistem Informasi Hal-hal penting yang perlu disiapkan mencakup hardware, software, network, dan brainware (Tabel 1). Hardware berupa seperangkat komputer harus dipersiapkan dan dibedakan atas fungnsinya, yaitu komputer untuk analisis, komputer untu server, dan komputer untuk server internet. Tabel 1. Keperluan data dukung untuk pengembangan sistem 1. Hardware Komputer analisis Komputer server data Komputer server internet 2. Software Pengolahan data tabular spasial Publikasi data Tabular Spasial Tampilan 3. Network Jaringan internet untuk pengolahan data Jaringan internet untuk publikasi (harus mempunyai IP Publik) 36

51 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 4. Brainware SDM System Analyst, Desainer, Pengolah data, Programmer, Tester, Documenter Model Formula, logika, cara menampilkan data Software yang perlu dipersiapkan menyangkut sofware untuk mengolah data dan sofware untuk publikasi data dan informasi. MS Excell contohnya dapat digunakan untuk mengolah data spasial sedangkan ArcGIS desktop untuk mengolah data-data spasial. Sementara itu SQL server dapat digunakan untuk publikasi data tabular, arcgis server untuk publikas data spasial dan Devexpress Enterprise untuk tampilan di web. Pendukung lain yang perlu dipersiapkan adalah network. Jaringan internet berupa bandwith dan kecepatannya sangat penting untuk komunikasi. Jaringan internet harus mampu mendukung pengolahan data dan publikasi data. Dengan demikian, organisasi harus mempunyai IP pubik. Brainware merupakan penentu berjalannya sistem yang dibangun. Brainware mencakup sumberdaya manusia (SDM) dan model. Keperluan minimum untuk SDM mencakup system analist, desainer, pengolah data, programer, tester dan documenter. 37

52 Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara menampilkan data. Agar para pengguna bisa mengambil banyak manfaat dari sistem yang dibangun beberapa syarat agar sistem informasi bisa tetap dipakai harus dipenuhi. Syarat-syarat itu adalah: 1. Selalu dianggarkan dana untuk pemeliharaan. 2. Sistem informasi harus dibangun berbasis web atau internet 3. Selalu dimonitoring penggunaannya 4. Selalu diupdate data dan informasinya 5. Dapat diakses dengan mudah oleh berbagai perangkat (Komputer desktop/laptop/mobile/tablet/smartphone) 5.5. CLOUD COMPUTING Definisi Cloud computing didefinisikan sebagai: (i) cloud computing is a model for enabling ubiquitous, convenient, on-demand network access to a shared pool of configurable computing resources (e.g., networks, servers, storage, applications, and services) that can be rapidly provisioned and released with minimal management effort or service provider interaction ; (2) sebagai sebuah model clientserver, di mana resources seperti server, storage, network, dan 38

53 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN software dapat dipandang sebagai layanan yang dapat diakses oleh pengguna secara remote, setiap saat, dan mandiri; dan (3) sebagai Infrastruktur cloud computing seperti server, storage, network, dan software di sebut CLOUD. Definisi tersebut menjelaskan bahwa Cloud computing dapat dianggap sebagai one stop access untuk kegiatan komputasi, layanan, komunikasi, sistem informasi, data base, dll. Dimana rumah layanan ini memiliki kapasitas yang sangat besar yang mampu memberikan pelayanan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Artinya penggunaan Cloud Computing akan memberikan keuntungan baik langsung maupun tidak langsung, seperti: lebih hemat biaya, memberikan layanan yang lebih cepat dan instan, serta ramah lingkungan karena penggunaan listrik yang lebih kecil Korporasi Sistem Informasi dan Cloud Computing (Corporate Cloud Computing) Dari pejelasan di atas, maka orporasi sistem informasi dan cloud computing dikaitkan dengan kebutuhan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, yang memiliki fungsi sangat strategis dalam penciptaan inovasi teknologi, sangat diperlukan untuk mendukung corporate management. Dengan membangun 39

54 Cloud sendiri, keamanan data akan sangat terjamin, data dapat ditelusuri dengan mudah, mengetahui keberadaan data, akses terhadap data, dan yang jauh lebih penting adalah kerahasiaan data. Kerahasian data yang baik memberikan jaminan terhadap keamanan dan kekuatan suatu institusi/negara tidak dapat diketahui oleh pihak lain, sehingga memiliki bargaining position yang sangat baik dalam percaturan geo socio economic and politic. Cloud Computing memberikan peluang pada seluruh satker menggunakan sistem operasi computer, program aplikasi, sistem database, sistem informasi, sistem management sumber daya (SDM, Asset, Keuangan, Program, Publikasi/KTI, HAKI, Paten, Genetik, Diseminasi dan Ekpertis) yang sama dan melalui satu portal. Oleh karena itu, agar kinerja management koorporasi menggunakan Cloud Computing dapat berjalan dengan baik, maka kemampuan, jenis, dan inisial kondisi sarana dan prasarana, SDM serta infrastruktur untuk membangun Teknologi Sistem Informatika di seluruh Satker Badan Litbang Pertanian, harus memiliki standar dan platform yang sama. Hardware, Software, Network, dan Brainware serta dukungan kebijakan dan anggaran pada setiap level kelembagaan baik struktural maupun 40

55 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN fungsional harus memiliki SOP yang sama sehingga dapat terjamin kompatabilitas dalam penggunaannya Metode Pengembangan Sistem Informasi Cloud Computing Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa dalam mengembangkan sistem informasi cloud computing, dimungkinkan untuk membangun Cloud Computing sendiri, terutama ditujukan untuk menjaga keamanan data, yang kadang kala sebagai bagian dari rahasia Negara, khususnya terkait dengan politik pembangunan pertanian, invensi, KTI, Paten atau ide-ide baru yang mengandung nilai temuan yang tinggi (nobel value). Metode pengembangan dapat dibagi menjadi: (1) Virtual infrastructure provisioning : menyewa infrastruktur yang ada dan membangun aplikasi sendiri, contoh Amazon Elastic Compute Cloud. Kelebihan : lebih murah Kekurangan : kebutuhan sdm profesional cukup tinggi (2) Memanfaatkan Application Engine yang sudah ada: hanya dapat mengakses framework/application engine yang ada 41

56 Kelebihan : mudah, tidak terlalu membutuhkan SDM professional Kekurangan : ada keterbatasan framework terhadap kebutuhan yang ada. (3) Membangun Cloud Computing sendiri Kelebihan : Dapat mengembangkan tanpa batas sesuai dengan keinginan Kekurangan : investasi sangat mahal dan kebutuhan sdm profesional yang sangat tinggi Rencana Pengembangan Sistem Informasi berbasis Cloud Computing Waktu pengembangan sistem informasi cloud computing adalah multi years, untuk memberikan jaminan keberlanjutan pengembangannya. Dimana pengembangan aplikasi tahap pertama ditujukan untuk subsistem yang belum ada, secara bertahap mengembangkan subsistem yang lain. Dapat diusulkan untuk pengembangan sistem cloud computing tahap pertama (1-2 tahun) adalah menggunakan Google Apps dengan alasan sbb: 42

57 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN (1) Didukung aplikasi yang sudah cukup handal : Gmail, Google Drive, Chrome, Calender, Documents, Spreedsheets, Vault (2) Didukung oleh jaringan cepat (3) Kebutuhan SDM profesional dalam mengembangkan aplikasi tidak terlalu tinggi (4) Multiplatform : Web, Tablet, Android, Iphone, Blackberry, Windows Phone (5) Aplikasi tambahan dapat dikembangkan menggunakan Google Cloud SQL with App Engine Python (6) Keamanan terjamin Adapun biaya penyewaan Google Apps for Business adalah sekitar $10/pengguna/bulan. Sistem penganggarannya sendiri akan lebih efisien bila berada pada satu pintu di sekretariat Badan Litbang Pertanian. 43

58 VI. MANAJEMEN KORPORASI DISEMINASI Sebagai respon terhadap kebijakan Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produtivitas dan produksi pertanian, Badan Litbang Pertanian menginisiasi sistem inovasi dan diseminasi hasil litbang dalam konteks manajemen korporasi diseminasi, yang dilandasi spirit Litkajibangdiklatluhrap, yakni sistem penelitian pengkajian, pengembangan, pendidikan dan latihan, penyuluhan, serta penerapan inovasi teknologi pertanian. Sistem inovasi dan diseminasi berbasis corporate dissemination juga dilandasi tagline Badan Litbang Pertanian, yakni SCIENCE, INNOVATION, NETWORKS. Manajemen korporasi diseminasi meliputi pengelolaan seluruh elemen hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkup Badan Litbang Pertanian yang secara cepat mesti didiseminaskan kepada kelompok sasaran (Pengambil keputusan nasional/daerah, Penyuluh, Gapoktan/Poktan/Petani, Pengusaha/swasta/industri, Peneliti/ Ilmuwan) melalui berbagai sarana mediasi yang dilakukan oleh seluruh UK/UPT secara simultan dan terkoordinisasi sesuai dengan masing-masing tupoksinya. Dengan demikian, manajemen korporasi diseminasi merupakan bagian pendukung pencapaian misi dan visi terutama terkait dengan upaya penciptaan 44

59 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN inovasi pertanian (teknologi, kelembagaan dan kebijakan) yang progresif dan strategis, yang lebih lanjut mengadaptasikannya menjadi tepat guna dan spesifik lokasi mendukung pertanian produktif Sistem Inovasi dan Diseminasi Secara fungsional, mekanisme penciptaan dan pengelolaan inovasi serta strategi diseminasi inovasi teknologi pertanian disinergikan dengan kegiatan dari berbagai institusi pemerintah maupun non pemerintah, media informasi lainnya, dan aktivitas kelembagaan potensial daerah yang terlibat mendukung pembangunan pertanian (Gambar 9). 45

60 Gambar 9. Korporasi diseminasi aset dan inovasi pertanian Pada perspektif sistem inovasi pertanian nasional, tugas pokok termasuk pada subsistem penciptaan dan pengadaan inovasi (generating subsystem) dan subsistem penyampaian (delivery subsystem), serta pada subsistem penerimaan (receiving subsystem) berupa penjaringan umpan balik guna perbaikan 46

61 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN dan pengembangan ke depan atas inovasi yang dihasilkannya. Sub-sub sistem itu terdiri dari back stage dan front stage. Tugas-tugas manajemen di Pusat/Puslitbang/Balit/Lolit yang bersinergi dengan lembaga penelitian perguruan tinggi, LPNK, dan stakeholder litbang lebih berperan sebagai back stage sistem inovasi dan diseminasi. Sedangkan peran BBP2TP, BPTP, BPATP lebih dominan dalam mendiseminasikan serta menangkap umpan balik (feed back) dari stakehlders dan beneficieries. Penyampaian hasil inovasi teknologi Badan Litbang Pertaian tersebut tentu berbeda strategi dan cara pelaksanaannya untuk masing-masing kelompok sasaran. Meskipun tugas diseminasi antar UK/UPT terdeliniasi secara jelas sesuai dengan bidang dan tupoksinya, namun secara keseluruhan bersinergi dalam spektrum dan channel yang digunakannya. 6.2 Implementasi Manajemen Korporasi Diseminasi Dalam kerangka operasional, manajemen korporasi diseminasi inovasi pertanian diimplementasikan dengan pendekatan sistem diseminasi multi channel (SDMC). SDMC bertujuan memperluas jangkauan diseminasi hasil inovasi teknologi untuk dapat diakses dan diadopsi oleh masyarakat luas. Secara khusus 47

62 tujuan SDMC adalah untuk mempercepat, meningkatkan dan memperluas prevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan oleh, serta menjaring umpan balik untuk referensi penyempurnaan dan pengembangan ke depan. Adapun keluaran umum yang diharapkan adalah terjadi perluasan jangkauan penyebaran informasi inovasi teknologi hasil kepada para pengguna. Secara rinci keluaran yang diaharapkan menurut kelompok sasarannya adalah sebagai berikut: (i) Model kelembagaan dan usaha agribisnis berbasis inovasi teknologi dan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kelompok sasaran Penyuluh, Gapoktan dan Petani; (ii) Model penyediaan informasi dan konsultasi strategi pengembangan pertanian bagi kelompok sasaran pengambil keputusan (nasional/daerah); (iii) Model penyediaan informasi inovasi promotif (varietas, teknologi budidaya, prototipe alat/mesin pertanian, usaha pasca panen skala komersial) untuk kelompok sasaran swasta/industri; dan (iv) Model penyediaan informasi ilmiah untuk pengembangan Iptek nasional bagi kelompok sasaran Peneliti/Ilmuan dalam dan luar negeri. Implementasi manajemen korporasi diseminasi perlu mencermati empat komponen utama dalam pelaksanaan diseminasi yakni 1) jenis dan substansi yang akan didiseminasikan, 2) target 48

63 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN sasaran diseminasi, 3) media dan saluran komunikasi yang digunakan, 4) Kemudahan akses terhadap informasi dan inovasi hasil litbang. Dari aspek substansi, hasil kegiatan meliputi informasi scientific (berasal dari setiap Puslit/BB), rumusan alternatif kebijakan (dari Puslit/BB dan khususnya PSEKP), inovasi teknologi berbasis pengembangan industri (khususnya dari BB Pasca Panen dan BB Mektan), inovasi teknologi terapan spesifik lokasi (dari seluruh Puslit/BB, khususnya BBP2TP dan BPTP), materi teknologi yang siap dimassalkan dari seluruh Puslit/BB seperti varietas unggul, prototype alat mesin pertanian, pupuk, dan kesesuain lahan atau yang lebih komprehensif AGRIMAP INFO, dan public awareness kebijakan dan teknologi yang terbaru dan juga yang lama tetapi masih relevan dengan issu yang berkembang, serta informasi scientific/scholar/ilmiah (Sekretariat, Pusat/Puslit/BB). 49

64 LAMPIRAN 50

65 Lampiran 1. Logo Agroinovasi PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Secara rinci ketentuan logo tersebut adalah bentuk kelopak bunga warna hijau dengan dasar bunga bentuk contreng berwarna biru dengan tulisan Agro Inovasi dibagian bawahnya dan dibingkai oleh garis biru dengan ketentuan ukuran persegi empat sama sisi. Adapun pewarnaan dalam logo tersebut menggunakan standar warna R (Red), G (Green), dan B (Blue) dengan kombinasi warna ditentukan oleh kode sebagai berikut : 1. Pewarnaan kelopak bunga yang ditunjukan oleh huruf (a) pada gambar adalah Kombinasi dari R 131, G 213 dan B 85 dengan kode warna #83D Pewarnaan dasar bunga atau tanda centrang yang ditunjukan oleh huruf (b) pada gambar adalah kombinasi dari R 184, G 77 dan B 121 dengan kode warna #124D85 51

66 4.3. Pewarnaan garis yang membingkai logo agroinovasi dalam bentuk persegi empat sama sisi yang ditunjukan oleh huruf (c) pada gambar adalah kombinasi dai R 184, G 77, dan B 181 dengan kode warna #124D Tulisan AGRO INOVASI menggunakan font TAHOMA dengan ukuran disesuaikan, dengan cara penulisan A pada kata AGRO dan I akhir pada kata INOVASI lebih tinggi fontnya dibandingkan dengan huruf lainnya. 52

67 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Lampiran 2. Unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk fisik dari promosi poster ini persegi panjang berukuran 100 cm x 70 cm. Standar desan Poster Badan Litbang Pertanian adalah bagian kiri atas poster harus dicantumkan logo Kementerian Pertanian dengan warna dan ukuran standar yaitu kuning diikuti sebelah kanannya dengan Judul Poster. Bagian tengah poster merupakan ilustrasi dari hasil yang akan disampaikan kepada sasaran, dalam hal ini pembuat poster dapat berkreasi bagaimana menempatkannya. Selanjutnya dibagian bawah perlu dicantumkan Informasi Lebih Lanjut yang meliputi : Nama UK/UPT, alamat, Telp/Fax, Website dan alamat . Dibawah pencantuman tulisan tersebut yaitu disebelah kiri harus dicantumkan Logo Agroinovasi yang diikuti dengan tulisan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN dilengkapi tulisan KEMENTERIAN PERTANIAN. 2. Ilustrasi Dalam perancangan media promosi poster, ilustrasi yang dipergunakan adalah gambar hasil-hasil Badan Litbang Pertanian yang bertujuan agar sasaran mengetahui bahwa poster ini mempromosikan hasil-hasil yang memiliki keunggulan. 53

68 3. Teks Perancangan media promosi ini menggunakan teks yang isinya berupa informasi mengenai deskripsi singkat dari hasil, sedangkan closing word menampilkan keunggulan tentang promosi ini. 4. Huruf / Typografi Perancangan media promosi ini menggunakan dominan jenis huruf atau typografi yang bersifat formal/sedikit menggunakan variasi agar mudah terbaca, yaitu: Arial, Newtown, Impact dan freestyle. Jenis typografi tersebut diatas dikomposisikan menurut ukuran dan keseimbangan guna mendapatkan kesatuan serta ritme yang tepat. 5. Warna Dalam perancangan media poster menggunakan warna sebagai berikut : - Logo Kementerian Pertanian menggunakan warna kuning standar sedangkan logo Agro Inovasi menggunakan warna hijau, biru dengan background putih yang telah terstandar. - Warna Tulisan disesuaikan dengan mempertimbangkan keserasian secara menyeluruh. 6. Bahan Perancangan media poster ini menggunakan bahan Albatros Matte 210 gsm. Kertas Albatros Matte 210 gsm dipilih karena memiliki kualitas dan ketebalan yang bagus, sehingga poster lebih awet dan tidak mudah rusak. 54

69 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 7. Teknik Cetak Untuk mewujudkan poster dalam jumlah banyak, cetak offset dipilih karena harganya relatif lebih murah dan lebih bagus daripada teknik cetak lainnya. Tampilan Desain Contoh dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain sebagai berikut: 55

70 Lampiran 3. Desain Plakat : 1. Bentuk 56 Terdiri dari 2 bagian yaitu : (1) bagian kaki alas plakat berbentuk persegi panjang, dan (2) bagian atas plakat seperti perahu layar (seperti contoh pada gambar) 2. Ukuran Kaki alas plakat adalah panjang 11 cm, lebar 4 cm dan tinggi 2 cm, sedangkan bagian atas plakat, tinggi bagian kiri 20 cm, tinggi bagian kanan 16, dan lebar bagian atas 12 cm dengan ketebalan 1.5 cm 3. Warna Warna bagian kaki alas plakat coklat Warna bagian atas dasar warna emas. 4. Desain gambar dan tulisan Plakat didesain dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris: (i) Desain Plakat Berbahasa Indonesia pada bagian atas mencamtumkan logo Kementerian Pertanian, dibawahnya terdapat tulisan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN dengan pemenggalan kata seperti contoh, diikuti dengan tulisan KEMENTERIAN PERTANIAN dengan ukuran huruf berbeda, dibawahnya terdapat tulisan Science, Innovation, Networks ditulis dalam bentuk miring, dibawahnya terdapat Logo Agro Inovasi, dibawahnya terdapat tulisan (ii) Untuk Plakat Berbahasa Inggris di desain pada bagian atas dicantumkan logo bendera Indonesia pada posisi berkibar, dibawahnya terdapat tulisan BADAN PENELITIAN

71 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN berbahasa Inggris dengan pemenggalan kata seperti contoh, diikuti dengan tulisan KEMENTERIAN PERTANIAN berbahasa Inggris dengan ukuran huruf berbeda, serta membawa buku teknologi inovatif seperti contoh, dibawahnya terdapat tulisan Science, Innovation, Networks ditulis dalam bentuk miring, dibawahnya terdapat Logo Kementerian Pertanian disebelah kiri dan Logo Agro Inovasi disebelah kanan, dibawahnya terdapat tulisan 5. Jenis huruf dan ukurannya Jenis huruf dan ukuran berlaku untuk plakat berbahasa Indonesia dan Inggris. Tulisan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN ( jenis font Newtown dengan ukuran 9.5 pt ). Tulisan KEMENTERIAN PERTANIAN ( jenis jenis font Newtown dengan ukuran 7.5 pt. Tulisan Science, Innovation, Networks ( jenis Brush Script Std dengan ukuran 11 pt). Tulisan font Newtown dengan ukuran 9.5 pt) 6. Bahan 7. Box Bahan bagian kaki alas plakat terbuat dari kayu Bahan bagian atas plakat terbuat dari akrilik Plakat dikemas dalam box ukuran panjang 25 cm, lebar 18 m dan tinggi 5.5 cm dengan cover batik bermotif yang dibedakan untuk plakat berbahasa Indonesia dan Inggris 57

72 58

73 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Lampiran 4. Desain Kartu Nama 1. Desain Kartu Pada bagian pojok kiri atas terdapat logo Kementerian Pertanian, diikuti dengan nama pejabat yang dibagian bawahnya terdapat tulisan jabatannya. Dibagian kiri bawah adalah tulisan alamat kantor, nomor telpon dan fax, website dan alamat . Dibagian kanan bawah dicantumkan logo Agroinovasi dan logo KAN untuk masing-masing institusi. Kartu Nama dibuat dalam tulisan berbahasa Indonesia dan dibaliknya ditulis dalam bahasa Inggris. 2. Ukuran Kartu Kartu nama dibuat dalam ukuran panjang 9 cm dan lebar 5.6 cm 3. Warna Warna dasar putih dengan ketentuan warna kode CMYK Jenis Huruf dan Ukuran Jenis huruf yang digunakan adalah arial dengan ukuran huruf 10 pt 5. Spesifikasi lain (1) Kartu Nama Pejabat Eselon I dibuat seperti contoh gambar (2) Kartu Nama Pejabat Eselon II, dibagian atas alamat kantor ditulis nama Institusi Eselon II (3) Kartu Nama Pejabat Eselon III, dibagian atas alamat kantor ditulis nama Institusi Eselon III 59

74 60

75 Lampiran 5. Tempelate Presentasi PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Standar yang ditetapkan dalam desain template presentasi adalah background yang dirancang untuk mengedepankan kreativitas penggunanya sehingga gambar yang ditampilkan dapat disesuaikan dengan tema presentasi. Sebagai nilai inti dari korporasi identitas di bagian bawah template tersebut dari kiri ke kanan dicantumkan logo Kementerian Pertanian dan logo Agroinovasi serta tulisan seperti pada gambar contoh. Nilai Inti: SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS 61

76 Lampiran 6. Label Kemasan Produk. Berikut ini merupakan contoh standar label kemasan benih sumber produksi UPBS. Label kemasan produk-produk lainnya, disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan seperti contoh gambar ini. Ukuran menyesuaikan besar kemasan (proporsional) 62

77 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Lampiran 7. Desain Kop Surat untuk seluruh UK/UPT, mengikuti contoh berikut: 1. Kop Surat Unit Eselon I 2. Kop Surat Unit Eselon II lingkup 3. Kop surat Unit Eselon III lingkup yang merupakan satuan kerja institusi 63

78 64

79 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN Lampiran 8. Desain Papan Nama Kantor 1. Jenis font Arial, ukuran menyesuaikan panjang dan lebar papan nama (proporsional) 2. Background menggunakan keramik/marmer berwarna hitam 3. Teks menggunakan bahan stainless steel 65

80 NAMA DAN SINGKATAN UNIT KERJA DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN No. Nama UK dan UPT Singkatan Indonesia Inggris Indonesia Inggris 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Badan Litbang Pertanian IAARD 2 Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Secretariat Sekreatariat Badan Litbang Pertanian IAARD Secretariat 3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Indonesian Center for Food Crops Research and Development Puslitbangtan ICFORD 4 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Indonesian Center for Horticulture Research and Development Puslitbanghorti ICHoRD 5 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 6 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Indonesian Center for Estate Crops Research and Development Indonesian Center for Animal Research and Development Puslitbangbun Puslitbangnak ICERD ICARD 7 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination PUSTAKA ICALTD 66

81 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN No. Nama UK dan UPT Singkatan Indonesia Inggris Indonesia Inggris 8 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Indonesian Center for Agricultural Socio Economic and Policy Studies PSE-KP ICASEPS 9 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Indonesian Center for Agricultural Engineering Research and Development BBP Mektan ICAERD 10 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development BB Biogen ICABIOG RAD 11 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development BB Pascapanen ICAPRD 12 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Indonesian Center for Agricultural Land Resources Research and Development BBSDLP ICALRD 13 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 14 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Indonesian Center for Agricultural Technology Assessment and Development Indonesian Center For Rice Research BB Pengkajian BB Padi ICATAD ICRR 15 Balai Besar Penelitian Veteriner Indonesian Research Center for Veterinary Science BB Litvet IRCVS 67

82 No. Nama UK dan UPT Singkatan Indonesia Inggris Indonesia Inggris 16 Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Indonesian Legume and Tuber Crops Research Institute Balitkabi ILETRI 17 Balai Penelitian Tanaman Serealia Indonesian Cereal Research Institute Balitsereal ICERI 18 Loka Penelitian Penyakit Tungro Indonesian Tungro Disease Research Station Lolittungro TUNDRES 19 Balai Penelitian Tanaman Sayuran Indonesian Vegetables Research Institute Balitsa IVeGRI 20 Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Indonesian Tropical Fruits Research Institute Balitbu Tropika ITFRI 21 Balai Penelitian Tanaman Hias Indonesian Ornamental Plants Research Institute Balithi IOPRI 22 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Indonesian Citrus and Subtropical Fruits Research Institute Balitjestro ICSFRI 23 Balai Penelitian Tanaman Palma Indonesian Palm Crops Research Institute Balit Palma IPCRI 24 Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Indonesian Sweetener and Fiber Crops Research Institute Balittas ISFCRI 68

83 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN No. Nama UK dan UPT Singkatan Indonesia Inggris Indonesia Inggris 25 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute Balittro ISMCRI 26 Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute Balittri IIBCRI 27 Balai Penelitian Ternak Indonesian Research Institute for Animal Production Balitnak IRIAP 28 Loka Penelitian Sapi Potong Indonesian Beef Cattle Research Station Lolitsapi IBCRS 29 Loka Penelitian Kambing Potong Indonesian Goat Research Station Lolitkambing IGRS 30 Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Indonesian Swampland Agricultural Research Institute Balittra ISARI 31 Balai Penelitian Tanah Indonesian Soil Research Institute Balittanah ISRI 32 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Indonesian Agroclimate and Hydrology Research Institute Balitklimat IAHRI 33 Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Indonesian Agricultural Environment Research Institute Balingtan IAERI 69

84 No. Nama UK dan UPT Singkatan Indonesia Inggris Indonesia Inggris 34 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Assessment Institute for Agricultural Technology BPTP AIAT 35 Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Assessment Station for Agricultural Technology LPTP ASAT 36 Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian Institute for Agricultural Technology Transfer Balai PATP IATT 70

85 PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN 71

Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara menampilkan data.

Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara menampilkan data. Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara menampilkan data. Agar para pengguna bisa mengambil banyak manfaat dari sistem yang dibangun beberapa syarat agar sistem informasi bisa tetap dipakai

Lebih terperinci

Berikut ini adalah beberapa ragam korporasi identitas Badan Litbang Pertanian yang terdiri dari : (1) Logo Agroinovasi, (2) Poster,

Berikut ini adalah beberapa ragam korporasi identitas Badan Litbang Pertanian yang terdiri dari : (1) Logo Agroinovasi, (2) Poster, II. KORPORASI IDENTITAS Manjemen Korporasi Identitas (corporate identity) adalah semua perwakilan atau perwujudan media visual dan fisik yang menampilkan jati diri organisasi sehingga sebagai organisasi,

Lebih terperinci

pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian.

pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian. pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian. Hasil penelitian mulai mewarnai pembangunan pertanian di Indonesia dan mencapai puncaknya

Lebih terperinci

IV. KORPORASI MANAJEMEN PROGRAM BADAN LITBANG PERTANIAN

IV. KORPORASI MANAJEMEN PROGRAM BADAN LITBANG PERTANIAN IV. KORPORASI MANAJEMEN PROGRAM BADAN LITBANG PERTANIAN Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut peran dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan peningkatan nilai ilmiah (scientific

Lebih terperinci

III. KORPORASI ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN

III. KORPORASI ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN III. KORPORASI ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN Korporasi organisasi merupakan pendekatan pengelolaan sumberdaya organisasi di lingkup guna mencapai visi dan misi, sasaran, dan tujuan utama organisasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/ /Kpts/OT.160/I/1/2013 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/ /Kpts/OT.160/I/1/2013 TENTANG PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/2013 36/Kpts/OT.160/I/1/2013 TENTANG PANDUAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/8/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/8/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/8/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2011

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP BAB V. PENUTUP Sekretariat Badan Litbang Pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2014 mengimplementasikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mendorong kebutuhan atas tanah yang terus meningkat, sementara luas tanah yang ada

Lebih terperinci

Revisi ke : 01 Tanggal : 15 Juli 2014

Revisi ke : 01 Tanggal : 15 Juli 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.317, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja. Pengukuran. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

RAKERNAS KEMENTAN DAN. Bogor, 25 Januari 2013

RAKERNAS KEMENTAN DAN. Bogor, 25 Januari 2013 HASIL DAN TINDAK LANJUT RAKERNAS KEMENTAN DAN RAKER LITBANG 2013 Bogor, 25 Januari 2013 1. Seluruh jajaran UK/UPT diharapkan bekerja keras, cerdas, tuntas dan penuh kreativitas untuk mendukung keberhasilan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN SISTEM E-MONITORING SERAPAN ANGGARAN UNTUK PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; SALINAN Menimbang PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG PEDOMAN TERTIB PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam sebuah organisasi memiliki tujuan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan bisnis organisasi. Pengembangan dan penerapan TI disesuaikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Kinerja. Rencana Tahunan. Rencana Aksi. LAKIP. Penyusunan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 24/Kpts/KP.310/I/01/2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 24/Kpts/KP.310/I/01/2015 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 24/Kpts/KP.310/I/01/2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN JANGKA PANJANG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Revisi ke 03 Tanggal : 03 Desember 2015

Revisi ke 03 Tanggal : 03 Desember 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 29 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 29 TAHUN 2007 T E N T A N G PEDOMAN UMUM PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN

PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN PANDUAN PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN Penanggung Jawab Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP (Kepala BPTP Jawa Barat) Penyunting: Nadimin Nana Sutrisna Disain Cover dan Layout:

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PENETAPAN KINERJA, RENCANA AKSI, DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Salah satu tugas Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan secara nasional untuk memacu

Lebih terperinci