PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP RUANG TERBUKA DI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP RUANG TERBUKA DI JAKARTA"

Transkripsi

1 PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP RUANG TERBUKA DI JAKARTA Tivany Augusteen Halim, Wiyantara Wizaka, Riva Tomasowa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Jalan K.H. Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat ABSTRAK Pembangunan pusat perbelanjaan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Namun dari banyak pusat perbelanjaan tersebut, elemen ruang terbuka yang disediakan sangat minim sehingga ruang terbuka hijau dan daerah resapan berkurang. Beberapa mall mencoba menggabungkan pusat perbelanjaan dengan konsep ruang terbuka. Tiga diantaranya adalah Central Park, The Breeze, Cihampelas Walk. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana mengorganisasikan bentuk dan ruang antara bangunan pusat perbelanjaan dengan ruang terbuka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola organisasi bentuk dan ruang dari tiga mall yang menerapkan konsep ruang terbuka untuk diterapkan dalam proyek ini. Metode penelitian yang telah dilakukan adalah metode kualitatif. Analisa dilakukan dengan menganalisa dan membandingkan organisasi bentuk dan ruang dari ketiga mall dalam konteks menggabungkan pusat perbelanjaan dengan ruang terbuka. Disimpulkan, organisasi bentuk dan ruang dari ketiga mall yang digunakan adalah organisasi terpusat, dengan bangunan pusat perbelanjaan dikelompokkan mengelilingi suatu ruang terbuka yang menjadi pusat dari mall tersebut dan menghubungkan tenant - tenant disekelilingnya. (TAH) Kata kunci: Pusat Perbelanjaan, Ruang Terbuka, Organisasi bentuk dan ruang ABSTRACT Shopping center development has a positive impact on the economy of the community. The open space element provided is so minimal that green open space and catchment areas are reduced. A few tries to combine shopping center with open space concept. Three of them are Central Park, The Breeze, and Cihampelas Walk. Issues discussed were how to organize forms and spaces between building a shopping center with open spaces. The purpose of the research is to determine the organization form and space of three malls which implements the concept of open space to be applied in this project. Research methods applied was qualitative method. Analysis was done by analyzing and comparing the organization form and space of three mall that combines shopping center with open spaces. Concluded, organization form and spaces is used is a centralized organization, the buildings are grouped around the open space that became the center of the mall and connect the surrounding tenants. (TAH) Keywords: Shopping center, Open Space, Organization of form and space

2 PENDAHULUAN Dalam mengikuti perkembangan zaman, pusat perbelanjaan yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai tempat berbelanja, kini juga berfungsi sebagai tempat rekreasi dan tempat menghabiskan waktu bersama keluarga. Khususnya masyarakat kalangan menengah di Indonesia, menghabiskan waktu di mal sudah menjadi kebiasaan. Maka pembangunan pusat perbelanjaan tidak hanya menyediakan toko yang lengkap, tetapi juga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan pengalaman berbelanja yang unik serta menarik. Menurut pengamat property dari Savills PCI, Anton Sitorus, saat ini bukan hanya hunian yang menjadi kebutuhan para penduduk. Populasi penduduk yang semakin padat, kesejahteraan meningkat, ditambah gaya hidup yang kian tinggi serta adanya peralihan aktivitas belanja dari tradisional market ke modern market, menjadi alasan mengapa ritel atau mall sangat dibutuhkan didaerah, utamanya di kota-kota besar di Indonesia. Di wilayah yang cukup padat penduduk, tingkat ekonominya cukup baik, peluangnya bagus hingga menumbuhkan kebutuhan yang sangat besar dan ini yang menjadikan mall terus bertumbuh, imbuhnya. Menurut Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan, pembangunan pusat belanja akan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, sebagai contoh terserapnya tenaga kerja. Jangan lupa bahwa kalau ada pusat belanja pasti disitu banyak tenaga kerja dan juga banyak ekonomi penduduk sekitarnya yang naik, ucapnya. Latar belakang yang dibahas pada laporan ini adalah pembangunan pusat perbelanjaan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan juga ekonomi penduduk sekitarnya yang naik. Namun dari banyak pusat perbelanjaan tersebut, elemen ruang terbuka yang disediakan sangat minim sehingga ruang terbuka hijau dan daerah resapan berkurang. Beberapa mall mencoba menggabungkan pusat perbelanjaan dengan konsep ruang terbuka. Tiga diantaranya adalah Central Park di Jakarta Barat, The Breeze di BSD, Cihampelas Walk di Bandung. Kajian Pustaka Menurut International Council of Shopping Centre (ICSC), definisi pusat perbelanjaan adalah sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai satu property tunggal. Menurut buku The 4Rs of ASIAN Shopping Centre Management, pusat perbelanjaan memiliki skala luas yang berbeda beda. Biasanya semakin besar skalanya, semakin banyak penyewa yang bisa ditampung oleh pusat perbelanjaan. Variasi produk juga semakin meningkat. Jenis jenis pusat perbelanjaan berdasarkan skala luas yaitu Pusat Perbelanjaan Regional Super, Pusat Perbelanjaan Regional, Sentral Belanja Lokal (Community), Sentra Belanja Distrik (Neighbourhood), Pusat Perbelanjaan Spesialis, Waserba (Convenience), Megamall, Hypermarket, Pusat Ritel (Power Center). Menurut buku Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Francis D.K. Ching), suatu bangunan dapat dihubungkan satu sama lain dan diatur menjadi pola pola bentuk dan ruang yang rapi dan teratur. Dua buah ruang bisa terhubung satu sama lain dengan beberapa cara yang mendasar yaitu Ruang dalam Ruang ( ruang dapat ditampung di dalam volume sebuah ruang yang lebih besar ), Ruang ruang yang Saling Mengunci ( area sebuah ruang bisa menumpuk pada volume ruang lainnya ), Ruang ruang yang Berdekatan ( dua buah ruang bisa saling mengunci bersentuhan satu sama lain ataupun membagi garis batas bersama ), Ruang ruang yang dihubungkan oleh Sebuah Ruang Bersama ( Dua buah ruang bisa saling mengandalkan sebuah ruang perantara untuk menghubungkan mereka ). Kemudian ada beberapa cara bagaimana dapat mengatur dan mengorganisir ruang ruang sebuah bangunan dan bagaimana dapat ruang ruang tersebut dapat disusun dalam organisasi bangunan, yaitu Organisasi Terpusat ( suatu ruang sentral dan dominan, yang dikelilingi oleh sejumlah ruang sekunder yang dikelompokkan ), Organisasi linier (sebuah sekuen linier ruang ruang yang berulang), Organisasi Radial ( sebuah ruang terpust yang menjadi sentral organisasi organisassi linier ruang yang memanjang dengan cara radial ), Organisasi Terklaster ( ruang ruang yang dikelompokkan melalui kedekatan atau pembagian suatu tanda pengenal atau hubungan visual bersama ), Organisasi Grid ( ruang ruang yang diorganisir didalam area sebuah grid struktur atau rangka kerja tiga dimensi lainnya ).

3 Menurut Srini R. Srinivasan & Rajesh Kumar Srivastava dalam jurnal Creating the futuristic retail experience through experiential marketing : Is it possible? An exploratory study, terdapat perbedaan antara selera dan preferensi dari generasi muda dan tua. Remaja perempuan lebih tertarik menghabiskan waktu untuk berbelanja (shopping outlet), sedangkan remaja laki laki cenderung lebih tertarik pada zona hiburan. Menawarkan pengalaman berbelanja yang positif berdasarkan visual merchandising. Visual merchandising menggambarkan penyajian barang dagangan untuk menarik konsumen dalam berbelanja, dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik yang mengundang konsumen untuk menghabiskan lebih banyak waktu ditoko. Pengalaman berbelanja harus dibuat sesuai dengan kebiasaan konsumen dalam berbelanja dan tren pasar. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen adalah wanita muda, yang umumnya lebih tertarik pada tempat belanja. Outlet belanja dan food court adalah daya Tarik terbesar di mall. Secara keseluruhan, disarankan agar pusat perbelanjaan harus mencoba untuk menciptakan pengalaman belanja yang unik & baru. Menurut Dr Rajagopal dalam jurnal Coexistence and conflicts between shopping malls and street markets in growing cities : Analysis of shoppers behaviour, perbedaan antara pasar jalanan dengan shopping mall yaitu, Pasar jalanan ( street market ) memiliki keunggulan harga ( low price ), pakaian dan makanan buatan sendiri terlepas dari standar kebersihan; Shopping mall terdapat tempat tempat menarik / rekreasi dan fasilitas modern untuk pembeli; Pasar jalanan melayani konsumen yang cenderung membeli produk produk makanan segar ( bahan makanan misalnya ikan dan sayuran ), sementara itu diyakini bahwa supermarket menjual produk olahan atau makanan yang telah dibekukan; Baik pasar jalanan maupun pusat perbelanjaan mempengaruhi budaya konsumen. Namun atribut mereka untuk melayani konsumen dan meningkatkan nilai konsumen berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keinginan pembeli untuk berbelanja didorong oleh suasana berbelanja, tempat tempat menarik mall ( mall attraction ), fasilitas rekreasi, lokasi mall, promosi penjualan ( sale ), adanya daya tarik yang mengacu pada produk & layanan, merek / brand, harga ( store attractiveness ). Menurut Piyali Ghosh, Vibhuti Tripathi, & Anil Kumar dalam jurnal Customer expectations of store attributes : A study of organized retail outlets in India, Atribut toko dan pola belanja konsumen yaitu (1) Lokasi, ketersediaan untuk melakukan perjalanan berdasarkan banyaknya daftar belanja; (2) Ukuran, pembeli lebih tertarik outlet besar daripada outlet kecil; (3) Flooring, Orang dapat berbelanja atau menghabiskan waktu lebih lama jika mereka dapat berjalan dengan nyaman (tidak didorong) pada saat melihat barang dagangan; (4) Pencahayaan, musik & bau, musik dapat mempengaruhi waktu yang dihabiskan, suasana hati konsumen & kesan keseluruhan dari outlet; (5) Suhu, Image toko dapat dipengaruhi oleh AC atau bukaan jendela; (6) Warna, Pilihan warna untuk dinding harus senada dengan target pengunjung; (7) Customer Space, berkontribusi pada suasana belanja, termasuk ruang duduk, kamar kecil, restoran, parkir, dan sebagainya; (8) Teknologi, toko dengan teknologi maju dapat mengesankan orang dengan operasi dan layanannya yang cepat. Menurut Ahda Mulyati dan Fitria Junaeny dalam jurnal Pusat Pertokoan Dengan Konsep Pedestrian Mall Di Kota Palu, Konsep pedestrian mall harus mempertimbangkan lebar dan jarak pedestrian, dilengkapi dengan street furniture, signage, vegetasi dan ruang parkir serta penyediaan open space sebagai tempat melakukan interaksi sosial. Penataan etalase toko ditata menarik. Material dan konstruksi harus mempertimbangkan unsur estetika serta ketahanan terhadap kondisi cuaca dan iklim. Pengaturan ruang parkir yang efisien, yaitu dengan meletakkan ruang parkir pada beberapa lokasi yang strategis dan memudahkan pergerakan pegunjung dengan pencapaian yang mudah. Agar pengaturan sirkulasi barang lancar, aktivitas pelayanan bongkar muat barang diberlakukan pada jam jam khusus atau jam jam tertentu sehingga sirkulasi tidak saling mengganggu. Menurut Darmawan Listya Cahya dan Rima Metalia dalam jurnal Konsep Perencanaan Kawasan Perdagangan Koridor Jalan SA. Tirtayasa, Kota Serang dengan Pendekatan Pedestrianisasi, Konsep pedestrian mall yang diambil dari Harvey Rubeinstein dalam menganalisis data adalah sebagai berikut (1) Faktor faktor kultural : kondisi lalu lintas, transit, parkir, pelayanan untuk kendaraan truk, sirkulasi pedestrian, utilitas, bangunan yang ada, peraturan zonasi, kelengkapan seperti tanda tanda, penerangan, aksesori jalan, perawatan untuk menjaga dan memelihara kawasan tersebut; (2) Faktor alam : jenis tanah, klimatologi / cuaca, topografi.

4 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan adalah Metode Kualitatif, dengan menganalisa pola organisasi bentuk dan ruang pada objek studi banding yaitu Central Park Mall di Jakarta Barat, The Breeze Mall di BSD City, Cihampelas Walk di Bandung dalam konteks menggabungkan pusat perbelanjaan dengan ruang terbuka. Pertama mengidentifikasi masalah, bagaimana mengorganisasikan bentuk bangunan antara kebutuhan mall dan ruang terbuka, kemudian melakukan pengumpulan data berupa observasi / survei lapangan yang dilakukan dengan mengamati atau survei langsung ke lapangan untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih lengkap pada ketiga mall tersebut. survei lapangan dilakukan pada Central Park Mall, The Breeze Mall, Cihampelas Walk; dokumentasi yang dilakukan dengan mengambil foto kondisi lapangan untuk dapat menganalisis organisasi bentuk dan ruang pada ketiga mall; studi literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan data data yang berasal dari referensi buku, jurnal, internet mengenai bangunan pusat perbelanjaan dan mempelajari pola organisasi bentuk dan ruang. Selanjutnya melakukan analisa dengan membandingkan organisasi dan bentuk bentuk bangunan dari ketiga mall tersebut untuk diterapkan dalam proyek ini. HASIL DAN BAHASAN Central Park Mall merupakan pusat perbelanjaan dengan taman seluas 1,5 hektar yang menjadi pusat area ruang terbuka dari bangunan pusat perbelanjaan yang mengelilinginya. Konsep taman di dalam mall ini adalah ruang bagi segala usia untuk merasakan kenyamanan dengan kembali ke alam. Gambar 1 Central Park Mall Sumber : papiru.wordpress.com, podomorocentralpark.blogspot.com Bentuk bangunan pada gambar 1 menggunakan bentuk linier memanjang yang dilengkungkan, organisasi pusat perbelanjaan menggunakan organisasi terpusat dimana massa bangunan diletakkan mengelilingi suatu ruang terbuka yang menjadi pusat dari mall tersebut. The Breeze mall merupakan pusat perbelanjaan dengan ruang terbuka yang terintegrasi dengan danau dan sungai Cisadane dan sebagian besar area dijadikan ruang terbuka hijau, 8,4 hektar dijadikan infrastruktur dan landskap. Para pengunjung akan merasakan pengalaman berbeda dalam berbelanja karena pengunjung dapat langsung berinteraksi dengan alam secara langsung sembari menikmati beragam kuliner. Gambar 2 The Breeze Mall Sumber : googlemaps.com

5 Seperti yang terlihat pada gambar 2, bentuk bangunan relatif kotak dan letaknya menyebar, organisasi pusat perbelanjaan menggunakan organisasi terpusat dimana massa bangunan di letakkan menyebar mengelilingi area danau yang menjadi pusat dari mall tersebut. Cihampelas Walk merupakan pusat perbelanjaan dengan konsep mall terbuka yang didirikan ditengah tengah area terbuka (open air) dengan perpaduan antara bangunan pusat perbelanjaan modern dan suasana alam, 2/3 dari keseluruhan area dijadikan lahan hijau dan tempat parkir. Gambar 3 Cihampelas Walk Mall Sumber : anekatempatwisata.com, googlemaps.com Seperti yang terlihat pada gambar 3, bentuk bangunan linier, ada yang memanjang, maju mundur dan dilengkungkan, organisasi pusat perbelanjaan menggunakan organisasi terpusat dimana massa bangunan diletakkan mengarah pada suatu ruang terbuka yang menjadi pusat dari mall tersebut. Konsep Bentuk Bangunan Gambar 4 Bentuk bangunan Bentuk bangunan pada gambar 4 menggunakan bentuk linier yang dilengkungkan dengan ruang ruang mengarah ke pusat ruang terbuka. Menggunakan bentuk linier untuk mengarahkan / memudahkan sirkulasi pengunjung untuk beraktivitas sehingga area terjelajahi semua dan titik keramaian tidak hanya berpusat pada satu tempat saja. Bentuk ruang menggunakan bentuk kotak agar ruang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Konsep Organisasi Suatu bangunan terdiri dari sejumlah ruang yang terhubung satu sama lain melalui fungsi, kedekatan, atau jalur pergerakannya. Bangunan dapat dihubungkan satu sama lain dan diatur menjadi pola pola bentuk dan ruang yang rapi dan teratur. Dua buah ruang bisa terhubung satu sama lain dengan beberapa cara yang mendasar sebagai berikut : Ruang dalam Ruang, Ruang ruang yang Saling Mengunci, Ruang ruang yang Berdekatan, Ruang ruang yang dihubungkan oleh Sebuah Ruang Bersama (Francis D.K. Ching, 2007). Ruang bersama Gambar 5 Organisasi ruang bangunan pusat perbelanjaan

6 Pusat perbelanjaan tersebut terdiri dari ruang ruang yang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama. Ruang bersama / ruang perantara tersebut berupa suatu ruang terbuka ( tempat di adakannya pameran, panggung, air mancur, dan sebagainya ) yang dijadikan pusat dari mall tersebut dan menghubungkan ruang ruang di sekelilingnya seperti terlihat pada gambar 5. Ruang ruang dapat diatur dan disusun dalam organisasi sebuah bangunan.terdapat beberapa jenis organisasi sebagai berikut : Organisasi Terpusat, Organisasi Linier, Organisasi Radial, Organisasi Terklaster, Organisasi Grid (Francis D.K. Ching, 2007). Gambar 6 Organisasi bangunan pusat perbelanjaan Dari site plan (gambar 6) di atas dapat dilihat bahwa Organisasi pusat perbelanjaan menggunakan organisasi terpusat, massa bangunan diletakkan mengelilingi dan mengarah pada suatu ruang terbuka berupa kolam/air mancur dan area terbuka hijau yang menjadi pusat dari mall tersebut. Jenis tenant yang mendominasi adalah tempat makan dan diletakkan di sekeliling area terbuka untuk mendapatkan view yang bagus. Konsep Sirkulasi Pencapaian Sebelum benar benar berjalan memasuki interior suatu bangunan, kita mencapai pintu masuknya melalui sebuah jalur. Waktu tempuh pencapaian ke sebuah bangunan dan pintu masuknya bisa bervariasi. Terdapat 3 jenis pencapaian : Frontal, Tidak langsung, Spiral (Francis D.K. Ching, 2007). Gambar 7 Pencapaian Keterangan : : Sirkulasi mobil ke dalam tapak : Sirkulasi manusia dari luar tapak kedalam tapak : Area drop off dan pintu masuk utama

7 Dari site plan (gambar 7) diatas dapat dilihat bahwa jenis pencapaian menggunakan pencapaian tidak langsung. Pintu masuk dibuat menjorok dari fasadnya agar lebih terlihat dan pencapaiannya lebih mudah. Pintu Masuk Proses memasuki sebuah bangunan, ruang di dalam bangunan, ataupun area ruang eksterior tertentu, akan melibatkan aksi menembus suatu bidang vertikal yang membedakan suatu ruang dari ruang lainnya serta memisahkan makna di sini dengan di sana. Gambar 8 Gedung Pengadilan Santa Barbara, California, 1929, William Mooser. Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan Akses akses masuk yang menembus dinding dinding tebal akan menciptakan ruang ruang peralihan yang dilalui ketika berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Pintu masuk Gedung Pengadilan pada gambar 8 diatas membingkai sebuah pemandangan ke taman dan bukit di kejauhan (Francis D.K. Ching, 2007). Gambar 9 Pintu masuk Keterangan : : Pusat Ruang Terbuka : Pintu masuk utama ke ruang terbuka : Sirkulasi manusia dari mall ke ruang terbuka Seperti yang terlihat pada gambar 9, pintu masuk diletakkan di tengah tengah bidang fasad bangunan dan dibuat menjorok kedalam atau menembus ruang tenant dan kemudian di sambut oleh ruang terbuka pusat perbelanjaan. Pintu masuk utamanya membingkai sebuah ruang terbuka yang menjadi pusat dari mall tersebut.

8 Konfigurasi Jalur Sifat konfigurasi sebuah jalur mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh pola organisasi ruang ruang yang dihubungkannya. Konfigurasi sebuah jalur dapat memperkuat sebuah organisasi spasial dengan cara menyejarkan polanya. Terdapat 6 jenis konfigurasi jalur : Linear, Radial, Spiral, Grid, Jaringan, Komposit (Francis D.K. Ching, 2007). Gambar 10 Konfigurasi Jalur Jalur yang lurus, dapat menjadi elemen pengatur yang utama bagi serangkaian ruang. Sebagai tambahan, jalur ini dapat berbentuk kurvalinear atau terpotong potong, bersimpangan dengan jalur lain, bercabang, atau membentuk sebuah putaran balik (Francis D.K. Ching, 2007). Konfigurasi jalur pada gambar 10 menggunakan konfigurasi linear. Menggunakan konfigurasi linear untuk mengarahkan pengunjung mengelilingi tenant tenant pada mall sehingga area terjelajahi semua dan memudahkan sirkulasi pengunjung untuk beraktivitas. Gambar 11 Sirkulasi di dalam bangunan pada area makan dan area belanja Keterangan : : Sirkulasi Manusia Seperti yang terlihat pada gambar 11 diatas, pada area makan, sirkulasi pengunjung bergerak mengelilingi void yang berada ditengah bangunan dan memiliki view ke ruang terbuka. Sedangkan pada area belanja, sirkulasi pengunjung bergerak mengelilingi tenant tenant kecil.

9 Hubungan Jalur Ruang Jalur dapat dikaitkan dengan ruang ruang yang dihubungkannya melalui beberapa cara berikut. Mereka dapat : Melewati Ruang, Lewat Menembusi Ruang, Menghilang di dalam Ruang (Francis D.K. Ching, 2007). Gambar 12 Hubungan Jalur Ruang Pada gambar 12 diatas dapat dilihat bahwa Jalur Ruang dihubungkan dengan Melewati Ruang. Konfigurasi jalurnya fleksibel melewati ruang ruang tenant. Bentuk Ruang Sirkulasi Jalur sirkulasi dapat menjadi ruang seperti koridor yang tak berujung. Bentuk dan skala sebuah ruang sirkulasi, sebaiknya mengakomodir pergerakan manusia ketika mereka tengah berjalan jalan santai, berhenti sejenak, beristirahat, atau menikmati pemandangan di sepanjang jalur. Sebuah ruang sirkulasi bisa : Tertutup, Terbuka pada Satu Sisi, Terbuka pada Kedua Sisi (Francis D.K. Ching, 2007). RUANG TERBUKA Gambar 13 Bentuk Ruang Sirkulasi Seperti yang terlihat pada gambar 13 diatas, Bentuk ruang sirkulasi Terbuka pada Satu Sisi. Ruang sirkulasi membentuk sebuah balkon yang memiliki view ke ruang terbuka. Pengunjung bergerak melewati tenant tenant sambil menikmati pemandangan ke ruang terbuka di sepanjang jalur.

10 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa organisasi bentuk dan ruang bangunan yang paling tepat untuk diterapkan dalam proyek ini adalah organisasi terpusat, massa bangunan diletakkan mengelilingi dan mengarah pada suatu ruang terbuka berupa kolam/air mancur dan area terbuka hijau yang menjadi pusat dari mall tersebut. Jenis tenant yang mendominasi adalah tempat makan dan diletakkan di sekeliling area terbuka untuk mendapatkan view yang bagus. Pusat perbelanjaan terdiri dari ruang ruang yang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama. Ruang bersama/ruang perantara tersebut berupa suatu ruang terbuka ( tempat di adakannya pameran, panggung, air mancur, dan sebagainya ) yang dijadikan pusat dari mall tersebut dan menghubungkan ruang ruang di sekelilingnya. Bentuk bangunan menggunakan bentuk linier yang dilengkungkan dengan ruang ruang mengarah ke pusat ruang terbuka. Menggunakan bentuk linier untuk mengarahkan/memudahkan sirkulasi pengunjung untuk beraktivitas sehingga area terjelajahi semua dan titik keramaian tidak hanya berpusat pada satu tempat saja. Bentuk ruang tenant menggunakan bentuk kotak agar ruang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Saran Dari hasil analisis, bentuk bangunan yang paling dominan pada ketiga mall adalah persegi panjang/kotak karena bentuk tersebut paling efisien dan tidak rumit sehingga memudahkan pembelanja/pengunjung ketika menjelajahi pusat perbelanjaan. Pola organisasi yang digunakan pada ketiga mall adalah organisasi terpusat dengan ruang terbuka dijadikan pusat dari mall tersebut dan bangunan diarahkan ke ruang terbuka, sehingga area terbuka tersebut dapat lebih mudah di akses dan menjadi pusat pengunjung beraktivitas serta menghubungkan ruang ruang di sekelilingnya. REFERENSI Ahda Mulyati dan Fitria Junaeny. September (2009). Pusat Pertokoan Dengan Konsep Pedestrian Mall Di Kota Palu. Jurnal ruang. Volume 1 Nomor 1 Darmawan Listya Cahya, Rima Metalia. Mei (2012). Konsep Perencanaan Kawasan Perdagangan Koridor Jalan SA. Tirtayasa, Kota Serang dengan Pendekatan Pedestrianisasi ( Memanusiakan Pejalan kaki ). Jurnal Planesa. Volume 2, Nomor 1 Dr Rajagopal. 16 September, (2010). Coexistence and conflicts between shopping malls and street markets in growing cities : Analysis of shoppers behavior. Journal of Retail & Leisure Property. Vol. 9, 4, Francis D.K. Ching. (2007). Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Edisi ketiga Lynda Wee Keng Neo. Tong Kok Wing. (2015). The 4Rs of Asian Shopping Centre Management. Piyali Ghosh, Vibhuti Tripathi, & Anil Kumar. 5 November (2009). Customer expectations of store attributes : A study of organized retail outlets in India. Journal of Retail & Leisure Property. Vol. 9, 1, Srini R. Srinivasan & Rajesh Kumar Srivastava. 7 May (2010). Creating the futuristic retail experience through experiential marketing : Is it possible? An exploratory study. Journal of Retail & Leisure Property. Vol. 9, 3, RIWAYAT PENULIS

11 Tivany Augusteen Halim lahir di kota Perbaungan pada 21 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada tahun 2015.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur SkripsiSarjana Strata-1 Semester Ganjil 2014/2015

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur SkripsiSarjana Strata-1 Semester Ganjil 2014/2015 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur SkripsiSarjana Strata-1 Semester Ganjil 2014/2015 PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP RUANG TERBUKA DI JAKARTA Tivany Augusteen Halim 1501188315

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT SIRKULASI PADA TAPAK Fungsi dari sirkulasi adalah untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan lainnya. Ruangan-ruangan yang ada dapat juga digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. EVALUASI BANGUNAN Yaitu, penelitian yang lebih formal berdasarkan lapangan penyelidikan analitis. Evaluasi bangunan bertujuan untuk mengatasi ketepatgunaan, kemanfaatan, perubahan

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan Menurut International Council of Shopping Centre (ICSC), definisi pusat perbelanjaan adalah sekelompok lokasi usaha ritel dan

Lebih terperinci

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 368 Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur Fahrani Widya Iswara dan Hari Purnomo Departemen Arsitektur,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL x DAFTAR BAGAN xi DAFTAR GAMBAR xii ABSTRAKSI xv BAB 1 PENDAHULUAN 1 I. Judul... 1

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU Ahda Mulyati dan Fitria Junaeny Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako ahdamulyati@gmail.com Abstrak Perkembangan Kota Palu diiringi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema BAB 3 TINJAUAN TEMA 3.1 LATAR BELAKANG TEMA Tema yang diangkat untuk mendukung pasar modern ini adalah Ruang dan Sirkulasi adapun latar belakang tema ini didasari oleh unsur dari ruang dan sirkulasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Pasar bunga di Surabaya Kebutuhan bunga dalam masyarakat kini semakin meningkat seiring berubahnya gaya hidup masyarakat. Dapat dikatakan bahwa bunga

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA

PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA Neni Nurul Rosalina 1, Hari Yuliarso 2, Amin Sumadyo 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota pelajar merupakan image yang menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116 perguruan tinggi yang tiap tahunnya menarik

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 PENGERTIAN PUSAT PERBELANJAAN Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya calon pembeli dan penjual dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola SNORKELING AND DIVING CENTER DI TANJUNG LESUNG Evans Persadagubta L. Tobing 20305014 ABSTRAKSI Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini olah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung Jurnal Reka Karsa Jurusan Arsitektur Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung Dewi Parliana, Odi Adiatma,

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Mari Elka Pangestu,Menteri Perdagangan, Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besar kontribusinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK Oleh : Teguh Budianto, Edward E. Pandelaki, Edi Purwanto Pusat perbelanjaan merupakan suatu wadah pemenuh kebutuhan gaya hidup masyarakat di kota besar.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang strip center mall Strip center mall

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang strip center  mall Strip center  mall BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat perbelanjaan modern adalah fenomena yang dapat ditemui baik di kota kecil maupun kota besar di Indonesia, keberadaan dari pusat perbelanjaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat BAB V KAJIAN TEORI 5.1 KAJIAN TEORI PENEKANAN / TEMA DESAIN 5.1.1 Tema Desain Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat desain sebuah karya arsitektural. Pada proyek resort di komplek

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN LITERATUR

BAB II. KAJIAN LITERATUR BAB II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Judul Pengertian judul Desain Interior Pusat Mainan Jakarta "dengan perencanaan dan perancangan di Jakarta, adalah sebagai berikut : 1. Desain Rancangan, rencana

Lebih terperinci

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT (Penekanan pada Optimalisasi Lahan) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya Gladwin Sogo Fanrensen, Esti Asih Nurdiah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota

Lebih terperinci

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG 1 Dyah Ayu Purbo Siwi 2 Yudi Nugraha 1 Universitas Gunadarma, dyahayups29@gmail.com 2 Universitas Gunadarma, ydnugra@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Meningkatnya jumlah populasi

Lebih terperinci

Integrasi Ruang Terbuka Publik Terhadap Pusat Perbelanjaan

Integrasi Ruang Terbuka Publik Terhadap Pusat Perbelanjaan Integrasi Ruang Terbuka Publik Terhadap Pusat Perbelanjaan Andzikrikal Dwi Putra 1, Wulan Astrini,ST.,M.Ds 2, Indyah Martiningrum, ST.,MT 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB III TINJAUAN TEMA BAB III TINJAUAN TEMA III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Pembangunan mall khususnya di JABODETABEK saat ini sangat pesat dan jarak antrar mall yang satu dengan mall yang lain begitu dekat. Hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Pengertian Umum Konsep Perancangan Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Konsep perancangan terminal penumpang kapal laut (TPKL) ini merupakan sebuah konsep

Lebih terperinci

Ruko Pasar Modern Timur BSD Dijual Perdana Rp. 3 Milyaran

Ruko Pasar Modern Timur BSD Dijual Perdana Rp. 3 Milyaran Ruko Timur BSD Dijual Perdana Rp. 3 Milyaran Ruko Timur BSD dijual perdana dengan harga mulai daripada Rp. 3 milyaran dengan luas tanah 48 m2 dan bangunan mulai daripada 136 m2 dimana tiap unit adalah

Lebih terperinci

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG) Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG) Kilas balik Komponen Rancangan Permen PU no 06/2007 tentang Pedoman Umum RTBL, dengan penyesuaian 1. Struktur peruntukan lahan ( bangunan)

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Perencanaan interior merupakan proses kreatif menciptakan elemen elemen pembentuk ruang, pengisi ruang dan perlengkapan lain agar mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan. kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan. kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, dewasa ini banyak bermunculan perusahaan perusahaan baru yang membuat produk produk dari berbagai macam jenis barang kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii

Lebih terperinci

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA Tataguna Lahan Aktivitas Pendukung Bentuk & Massa Bangunan Linkage System Ruang Terbuka Kota Tata Informasi Preservasi & Konservasi Bentuk dan tatanan massa bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

MALL KECANTIKAN DI MANADO (Building As Capital Investment)

MALL KECANTIKAN DI MANADO (Building As Capital Investment) MALL KECANTIKAN DI MANADO (Building As Capital Investment) Julita Anestasya Lumantouw 1 Frits O.P Siregar ST. M.,Sc 2 Abstrak Mall adalah kata serapan dari bahasa Inggris Mall yang diterjemahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul 1. Sport : sport atau olahraga merupakan tarjemahan dari kata sport yang berasal dari bahasa latin, disportare, yang berarti menghibur diri. Selain itu pengertian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI

PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Pasar Modern BSD City The Concept

Pasar Modern BSD City The Concept Pasar Modern BSD City Tahun Beroperasi : 01 Juli 2004 Lokasi : Jl. Letnan Soetopo Luas Lahan : 2.6 ha Luas bangunan : 1.4 ha Kiosk : 320 unit Lapak : 302 unit Ruko : 100 unit Tingkat hunian : 99% Kementerian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 38 3.1 Gambaran Umum BAB III DESKRIPSI PROYEK Gambar 3. 1 Potongan Koridor Utara-Selatan Jalur Monorel (Sumber : Studi Pra Kelayakan Koridor 1 Dinas Perhubungan Kota Bandung Tahun 2014) Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN 6.1 Potensi Wisata yang dapat ditemukan di Kampung Wisata Batik Kauman Dari hasil penelitian dan analisis terhadap Kampung Wisata Batik Kauman didapatkan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA A. Konsep Dasar Perencanaan Besaran ruang merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan besar ruang gerak dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN Alderina 1) Fransisco HRHB 2) ABSTRAKSI Tujuan penelitian ; mengetahui karakteristik dan potensi Pedagang Kaki Lima di kawasan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan zaman disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi terutama di wilayah perkotaan, seringkali terjadi adanya masalah keterbatasan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini bisnis pariwisata sudah menjadi suatu trend, kebutuhan, serta sumber pemasukan yang besar bagi para pengusaha dan negara. Di Indonesia, Bandung merupakan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci