Citra Budaya Sunda dalam Karya-Karya Ilustrasi Onong Nugraha
|
|
- Susanto Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 Citra Budaya Sunda dalam Karya-Karya Ilustrasi Onong Nugraha Abdulhakim Azis dipublikasikan pada Jurnal Wacana Seni Rupa Vol. 3 No.6 Agustus 2003 Abstrak Seorang seniman dalam proses berkaryanya akan dipengaruhi oleh poa budaya dan lingkungan di mana seniman tersebut berada. Hal ini dapat dilihat pada karya-karya ilustrasi Onong Nugraha yang dimuat dalam Majalah Mangle. Ilustrasi tersebut sangat kental dengan nuansa etnis Sunda, karena memang tuntutan naskah cerita, namun jika karya tersebut dilepaskan dari konteks teks yang diilustrasikannya, karyanya masih tetap dapat mewakili budaya Sunda secara visual. Hal tersebut terlihat pada figur-figur yang divisualisasikan dan asesoris yang melengkapi figur-figur tersebut. Kata Kunci: ilustrasi, citra Sunda, setting LATAR BELAKANG Seorang seniman dalam proses berkaryanya akan dipengaruhi oleh pola budaya dan lingkungan di mana seniman tersebut berada. Hal ini dapat dilihat pada karya karya ilustrasi Onong Nugraha yang dimuat dalam Majalah Mangle. Ilustrasi tersebut sangat kental dengan nuansa etnis Sunda, karena memang tuntutan naskah cerita, namun, jika karya tersebut dilepaskan dari konteks teks yang diilustrasikannya, karyanya masih tetap dapat mewakili budaya Sunda secara visual. Hal tersebut terlihat pada figur-figur yang divisualisasikan dan asesoris yang melengkapi figur-figur tersebut. H. Onong Nugraha, lahir di Garut pada tanggal 29 Juni Memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (sekarang FSRD- ITB). Dengan latar belakangnya tersebut, sejak tahun 1963 sampai tahun 2000 mengabdikan kemampuannya di Majalah Mangle, sebagai ilustrator. Majalah Mangle merupakan satusatunya majalah berbahasa Sunda yang mulai terbit sejak tahun 1957 di Bogor, dan pada tahun 1960 terbit di kota Bandung. Hingga saat ini Majalah Mangle tetap menjaga eksistensinya sebagai majalah Sunda, dengan jumlah tiras sekitar eksemplar. 1 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
4 Terbit berkala secara mingguan, dengan PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN komposisi muatan meliputi berita, Berdasarkan latar belakang masalah carpon (carita pondok = cerita pendek), yang telah diuraikan, masalah penelitian carnyam (carita nyambung = cerita dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan bersambung), autobiografi, artikel lepas tentang pola hidup, dan lain-lain. yang ingin dijawab dalam kajian ini, yaitu yang berkaitan dengan ilustrasi Onong Nugraha : DASAR PEMIKIRAN a) Apakah visualisasi ilustrasi yang Sebuah ilustrasi yang ditampilkan dalam ditampilkan berhubungan dengan sebuah majalah (dalam hal ini Majalah karakteristik lingkungan budaya Mangle), memiliki fungsi sebagai ilustratornya? pendukung estetik dan sebuah tampilan b) Apakah secara visual, ilustrasi halaman cerita pendek (istilah Majalah Onong Nugraha dapat mewakili Mangle carita pondok atau carpon) atau budaya Sunda? cerita bersambung (istilah Majalah Mangle carita nyambung atau carnyam). Selain fungsi tersebut, ilustrasi juga MAKSUD PENELITIAN Maksud penelitian ini adalah untuk harus dapat mewakili karakteristik dari mengkaji ilustrasi Onong Nugraha cerita yang ditampilkan, ada korelasi antara visual dan latar belakang cerita. Seorang ilustrator harus mampu untuk dalam kaitannya dengan citra budaya Sunda yang merupakan latar belakang lingkungan budaya ilustratornya. merangkai setting, penokohan, dan asesoris pendukung (misal : kostum, TUJUAN PENELITIAN pelengkap di sekitar figur, kendaraan, Tujuan penelitian ini adalah untuk dan lain-lain) dalam suatu bidang mengetahui : gambar yang juga harus didukung oleh 1. Bagaimana hubungan visualisasi kemampuan teknis, referensi, dan ilustrasi yang ditampilkan dengan kemampuan menginterpretasi sebuah teks. karakteristik lingkungan ilustratornya. 2. Bagaimana ilustrasi Onong Nugraha mewakili budaya Sunda. 2 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
5 MANFAAT PENELITIAN Lestarinya sumbangan itu kemudian Hasil penelitian ini diharapkan menjadi semakin melekat dan menyatu bermanfaat untuk : 1. Pengembangan ilmu, yaitu dapat pada kehidupan bersama, sehingga segala sesuatu yang tampil sebagai memberikan sumbangan untuk perilaku dan karya manusia itu semakin bahan ajar mata kuliah terkait. jelas kaitannya dengan kebudayaan 2. Memberikan masukan kepada yang didukung oleh kelompok ilustrator dalam memecahkan masyarakat yang bersangkutan. Dalam masalah dan hambatan dalam menciptakan gaya hidup seperti itu, proses berkarya. yang hanya mungkin terwujud melalui 3. Menambah referensi, sebagai data aturan aturan yang diterapkan dan informasi bagi budayawan. bersama, suatu perangkat model kognitif, sistem simbol, dan beberapa pandangan dari suatu cita cita diberi TINJAUAN PUSTAKA bentuk. Melalui proses enkulturasi, KEBUDAYAAN DAN KESENIAN kebudayaan ditransmisikan, yang kemudian akan memberi bentuk dalam Rapoport (1980 : 9-10) seperti dikutip Tjetjep Rohendi Rohidi (2000 : 93) gaya hidup, gaya bangunan, gaya seni, atau lingkungan fisik. mengemukakan bahwa kebudayaan Kesenian merupakan unsur dalam dapat dipandang sebagai latar bagi kebudayaan. Menurut Tjetjep Rohendi suatu tipe manusia yang bersifat Rohidi (2000 : 93-94), dalam kesenian normatif bagi kelompok tertentu, yang melahirkan gaya hidup tertentu yang secara tipikal dan bermakna berbeda dengan kelompok lainnya. Ia merupakan latar bagi pengejawantahan perilaku dan terdapat muatan perangkat-perangkat model kognisi, sistem simbolik, atau pemberian makna yang terjalin secara historis. Model kognisi atau sistem simbol ini digunakan secara selektif karya manusia yang memberikan untuk berkomunikasi, melestarikan, sumbangan bagi terwujudnya suatu menghubungkan pengetahuan, dan gaya hidup yang memiliki ciri khas. bersikap serta bertindak untuk 3 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
6 memenuhi kebutuhan integratifnya yang kesenian tradisional cenderung bertalian dengan pengungkapan atau berirama dinamis, postur dan figur penghayatan estetiknya. khususnya kaum perempuan selalu Simbol merupakan komponen utama dalam kebudayaan dan juga kesenian. Sesungguhnya, setiap hal yang dilihat dan dialami manusia diolah menjadi serangkaian simbol yang dimengerti digambarkan sebagai figur yang cantik dengan postur tubuh padat, berisi, dan berkulit putih, sehingga dikenal istilah geulis atau cantik Sunda dan moleg. Sedangkan dalam arsitektur, menurut oleh manusia (Suparlan, 1987). Di Ahmad Hadi (1994: 56) dikenal dalam simbol, termasuk simbol beberapa istilah dan bentuk bangunan ekspresif, tersimpan berbagai makna antara lain berupa gagasan, abstraksi, tempat tinggal yang hanya ditemui di daerah Jawa Barat, pendirian, pertimbangan, hasrat, seperti bentuk rumah julang ngapak, kepercayaan, serta pengalaman tagog anjing, atau suhunan jalapong, tertentu, dalam bentuk yang dipahami bersama - di dalam kesenian lebih tepat lagi dapat dihayati bersama. Menurut Tjetjep Rohendi Rohidi (2000 : 95) kesenian ada, berkembang, dan di dan bagian dari rumah seperti tepas, golodog, pawon, buruan, pakarangan, dan lain-lain. Serta istilah lain yang berkaitan dengan barang pakai, seperti lisung, jubleg atau ranggap. bakukan di dalam dan atau melalui tradisi-tradisi sosial suatu masyarakat. KEBUDAYAAN SUNDA Suku Sunda atau Priangan merupakan ILUSTRASI Media komunikasi, khususnya media salah satu etnik yang memiliki cetak, jika tanpa gambar ilustrasi, karakteristik budaya khas. Secara tampilannya menjadi tidak menarik, umum budaya Sunda dapat ditandai membosankan, dan dengan sifat masyarakatnya yang Ilustrasi merupakan unsur yang sangat rumah, hidup bergotong royong, pola hidup yang dijalani hampir tidak lepas pending dan menjadi daya tarik utama tampilan media komunikasi. dari unsur humor, nuansa musik 4 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
7 Ilustrasi gambar pada sebuah karya tulis unsur penjelas saja. Ilustrasi dapat dapat membantu keefektifan mencerminkan atau menyampaikan komunikasi. Ilustrasi membantu suatu karakter khusus yang dapat keefektifan proses komunikasi, karena memberikan makna yang tidak terlihat gambar ilustrasi dapat membantu untuk atau hanya terasa dan tertangkap menyamakan persepsi tentang pesan secara tidak sadar, bahkan dapat yang diterima oleh penerima pesan. Penyampaian informasi yang dilengkapi menjadi ciri khas suatu bentuk desain tertentu. dengan ilustrasi akan lebih praktis untuk Dalam perkembangannya, ilustrasi menggantikan deskripsi verbal. Menurut Baldinger (1986: 120), ilustrasi adalah menjadi sebuah ungkapan dari bahasa rupa, sehingga, pertimbangan estetis seni membuat gambar yang berfungsi menjadi penting, khususnya dalam untuk memperjelas dan menerangkan proses mengembangkan kreatif, daya naskah. Sedangkan menurut Jan D. imajinasi dan eksplorasi teknik, White (1982:110) ilustrasi adalah termasuk penggunaan teknologi modern sebuah tanda yang tampak di atas dan canggih, untuk menciptakan efekefek kertas, yang mampu tertentu. Menurut Robert Ross mengkomunikasikan permasalahan (1963) perkembangan ini menjadikan tanpa menggunakan kata. la bisa ilustrasi sebagai suatu bentuk seni, yang menggambarkan suasana, seseorang, dan bahkan objek tertentu. Menurut Robert Ross (1963) istilah tidak hanya sekedar menyampaikan pesan, tetapi dapat clinikmati sebagai suatu bentuk seni yang memiliki unsur ilustrasi dalam dunia tulisan atau buku keindahan dan kepuasan tertentu. naskah pada awalnya adalah gambargambar yang menjelaskan isi naskah, Dinikmati dalam bentuk apresiasi yang tinggi dan mendalam, dan memiliki yang selain untuk memperindah penafsiran yang semakin jauh. penampilan rupa, juga untuk menambah Ilustrasi gambar yang baik adalah daya tarik desain. Kemudian ilustrasi juga memberikan kesan tertentu, yang sifatnya lebih mendalam dari sekedar ilustrasi yang benar, bagus, kreatif, dan komunikatif. Menurut T. Sutanto (1994: 3), pembuatan gambar ilustrasi harus 5 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
8 benar, dalam artian bahwa gambaran ilustrasi yang dibuat bersifat logis dan sesuai dengan tujuan pembuatannya; gambar ilustrasi juga harus bagus dan yang menarik; dan (3) menampilkan karakter cerita dan suasananya, dengan menggunakan beberapa teknik yang sesuai. menarik perhatian; kreatif; dan memunculkan hal hal yang baru serta METODE PENELITIAN tidak monoton; selanjutnya gambar Untuk mengkaji citra budaya Sunda ilustrasi harus komunikatif, agar pesan dalam karya ilustrasi Onong Nugraha, yang disampaikan dapat diterima digunakan metode penelitian deskriptif, dengan baik oleh khalayak. Fungsi ilustrasi menurut Onong Nugraha (2000 : 4) antara lain (1) "melayani" yang menurut Nasir (1988 : 63) sebagai berikut : "Metode deskriptif adalah sebuah cerita atau naskah, untuk menimbulkan model dalam meneliti status daya tarik publik; (2) "menolong" sekelompok manusia, suatu objek, mengangkat cerita yang kurang suatu set kondisi, suatu sistem menarik; (3) "menghias" satu atau dua pemikiran ataupun suatu kelas halaman kiri-kanan bersam.a-sama peristiwa pada masa sekarang. dengan huruf naskahnya; dan (4) Tujuan metode deskriptif ini adalah "membuat" suasana. untuk membuat deskripsi, gambaran Meskipun keadaan rohani seorang ataupun lukisan secara sistematis, illustrator tidak stabil, namun, untuk faktual dan akurat mengenai faktafakta, memulai menggambar ilustrasi, menurut sifat-sifat serta hubungan Onong Nugraha (2000 : 4) perlu antara fenomena yang diselidiki". melakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) membaca naskah karya Sejalan dengan ciri metode desktiptif pengarang, sehingga diperoleh yang menitikberatkan pada observasi pengetahuan tentang latar belakang budaya dalam isi cerita, tempat, waktu, dan subyek pendukung lainnya; (2) dan naturalistic setting, dan peneliti bertindak sebagai pengamat (Rakhmat, 1989 : 35), maka penelitian ini berusaha menentukan tema, memilih sub tema 6 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
9 untuk membuat deskripsi fenomena yang diselidiki dengan cara memaparkan situasi untuk melukiskan dan mengklasifikasikan fakta atau karakteristik fenomena citra budaya Sunda dalam karya ilustrasi Onong Nugraha. objek penelitian dan tahap pengumpulan data 1 bulan kemudian pengolahan dan penganalisisan data selama 3 bulan. Data yang diperoleh terdiri dari data primer dan data sekunder, dengan menempuh beberapa teknik pengumpulan data seperti berikut ini : 1. Observasi OBJEK PENELITIAN Untuk mengkaji bagaimana hubungan Untuk menganalisis fakta empiris yang diteliti dalam penelitian ini, tim visualisasi ilustrasi Onong Nugraha peneliti mengadakan pengamatan dengan budaya Sunda sebagai langsung terhadap gambar ilustrasi lingkungan yang mempengaruhi Onong Nugraha. ilustratornya diperlukan objek penelitian. 2. Studi Pustaka Penelitian ini mengambil 5 (lima) buah Untuk mengumpulkan data sampel ilustrasi Onong Nugraha yang sekunder, tim peneliti membaca dan telah diterbitkan oleh Majalah Mangle, mempelajari pustaka, sehingga dengan maksud menemukan citra diperoleh kerangka teoretis yang budaya Sunda dalam karya ilustrasi dijadikan acuan dalam menjelaskan Onong Nugraha. dan menjawab pertanyaan pertanyaan yang dikemukakan dalam mengkaji citra TEKNIK PENGUMPULAN DATA Untuk kepentingan analisis, diperlukan budaya Sunda dalam karya ilustrasi Onong Nugraha. data primer dan sekunder yang akan dipergunakan sebagai bahan dalam penganalisisan lebih lanjut. TEKNIK ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses Pengumpulan data berlangsung selama penyusunan data yang diperoleh agar 4 bulan, yang terdiri dan tahap dapat ditafsirkan, digolongkan dalam pendahuluan untuk pemilihan 5 (lima) 7 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
10 suatu pola tertentu, diinterpretasikan, kemudian disusun secara sistematis, sehingga memberikan gambaran yang bermakna tentang citra budaya Sunda dalam karya ilustrasi Onong Nugraha. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN GAMBARAN UMUM ILUSTRASI ONONG NUGRAHA Drs. H. Onong Muhamad Nugraha Sastraatmadja, lahir di Garut tanggal 29 Juni 1934 dan wafat pada tanggal 22 Februari 2001 di Bandung. Sejak duduk di bangku SMA di Bandung, pada tahun 1952, telah bekerja sebagai ilustrator majalah. Memperoleh gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa dan Desain - FSRD ITB). Pengalaman beliau dalam berkecimpung di bidang ilustrasi menunjukkan keahliannya dan kepeduliannya pada latar belakang budaya Sunda. Karya-karya ilustrasi Onong Nugraha memiliki ciri khas, terutama pada suasana Sunda tempo dulu yang memunculkan sikap romantisme, ditampilkan pada kostum figur yang digambarkannya, perempuan Sunda yang cantik dan ideal, tontonan masa lalu, seperti wayang golek dan pencak silat, pasar rakyat, wajah orang-orang kampong, dan sebagainya. Setiap objek yang digambar pada karyanya `terasa hidup' dan tampak sangat Totografis'. Kelebihan Onong Nugraha adalah pada kekuatan arsir dan anatomi. Ilustrasinya mampu menghidupkan isi sebuah cerita dan memberikan imajinasi bagi pembaca, khusunya pada carnyam di majalah Mangle. Onong Nugraha mampu menggambarkan sekaligus `memainkan' pewayangan, pencak silat, penabuh gamelan, dan tari. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya penghayatannya dalam proses pembuatan gambar. 8 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
11 PEMBAHASAN Gambar 1 Citra kesundaan yang muncul pada ilustrasi Gambar 1 di atas, dilihat dari figur, sikap tubuh, busana, asesoris pendukung, dan perangkat alat musik. Ilustrasi yang menggambarkan setting seorang sinden pada saat melakukan pementasan. Figur sinden sebagai tokoh, menampilkan kesan wanita Sunda yang molek dan cantik. Menggunakan busana kebaya Sunda yang khas, dengan bentuk gelung (sanggul) yang dilengkapi dengan asesoris kembang. Sedangkan para pemain musik, menggunakan baju taqwa, lengkap dengan bendo (blangkon). Sikap tubuh figur tampak menikmati dan mengikuti irama musik rebab, saron dan goong yang dinamis dan alunan suara sinden yang merdu dengan ekspresi yang menghayati lagu yang dilantunkan. Suasana dalam ilustrasi menjadi bidup' karena ditunjang oleh pemahaman Onong Nugraha tentang budaya Sunda dan ketrampilannya dalam penguasaan teknis, yang dalam ilustrasi ini media pena. Gambar 2 Kesan masyarakat Sunda diwakili oleh sikap yang ramah kepada siapa pun, diliputi oleh pengungkapan rasa gembira, suka cita, humor, dan penuh kehangatan. Kesan tersebut terasa pada tampilan ilustrasi Gambar 2. Sikap-sikap tersebut terwakili oleh visualisasi figur-figur yang tampak saling berinteraksi satu sama lain. Seeting yang ditampilkan adalah beberapa orang yang berkumpul di salah satu (yang tampaknya) warung kecil pada 9 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
12 malam hari. Sinar lampu lampu petromax, menghidupkan suasana sehingga ekspresi sikap dalam berinteraksi dapat terlihat jelas. Citra kesurtdaan makin terasa pada visualisasi bentuk-bentuk busana kain kebaya Sunda, baju taqwa, bendo, bentuk gelung dan perangkat pendukung seperti boboko, yang biasanya berfungsi sebagai tempat nasi, serta kaleng krupuk aci. Walaupun muncul figur wanita menggunakan mantel panjang, tetapi tetap tidak menghilangkan kesan wanita Sunda. biasanya dipertunjukkan pada suatu event khusus, seperti saat khitanan, perkawinan, atau acara ngaruwat. Visualisasi keseluruhan objek-objek yang tampak, sangat mewakili citra budaya Sunda. Seperti busana yang digunakan oleh figur, atau tampilan tokoh-tokoh dunia pewayangan. Wayang yang digambarkan adalah wayang golek, yang memang khas dan mewakili citra budaya Sunda. Gambar 3 Pemahaman dan penghayatan Onong Nugraha terhadap kebudayaan dan kesenian Sunda sangat terasa pada tampilan Gambar 3. Setting yang ditampilkan adalah sebuah suasana pertunjukan wayang golek, yang Gambar 4 Dalam Gambar 4, ilustrasi yang ingin divisualisasikan adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi antara dua orang yang berlainan jenis kelamin, tetapi berasal dari strata atau kelompok social yang sama. 10 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
13 Tampilan bentuk-bentuk objek, mengindikasikan figur-figur orang pedesaan di tanah Sunda, yang memiliki mata pencaharian dari bertani. Hal ini terlihat pada busana figur laki-laki yang menggunakan busana kampret, dilengkapi dengan totopong atau ikat kepala dan sarung yang digantungkan di leher, serta sarana penunjang pekerjaan berupa golok. Sedangkan figur wanita, yang tidak terlihat molek seperti yang biasa digambarkan sebagai wanita Sunda, ditampilkan seperti kebiasaan orang pedesaan yang sedang melakukan aktifitas menanam padi. Busana yang digunakan kain kebaya singset, yang diikatkan sedemikian rupa pada bagian pinggang, untuk kepraktisan dan kelancaran dalam melakukan pekerjaan, dan kemben dialihfungsikan sebagai tutup kepala. Gambar 5 Pada Gambar 5, terlihat adanya upaya untuk menampilkan fugur-figur yang mewakili brang Sunda', dengan segala keramahannya, dan figur wanita Sunda yang sering dikonotoasikan geulis (cantik) dan moleg (berbadan sintal). Hal ini dipertegas dengan memvisualisasikan bentuk busana yang digunakan dalam pendekatan realis. Setting yang ditampilkan merupakan hal yang lazim berlaku dalam budaya Sunda, walaupun dalam keadaan yang cukup formal, tetapi tetap terlihat adanya keramahan, kehangatan, dan kekerabatan yang 11 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
14 kuat. Onong Nugraha. Seperti yang Busana yang digunakan figur-figur diungkapkan oleh Tjetjep Rohendi ditampilkan resmi. Figur wanita Rohidi, model kognisi atau sistem menggunakan kebaya lengkap simbol ini digunakan untuk dengan sanggul dan kembang bagi berkomunikasi, dan memenuhi wanita yang muda, dan wanita yang kebutuhan integratiftwa dalam lebih tua dilengkapi dengan kerudung, mengungkapan atau menghayati nilai yang juga berfungsi sebagai estetik, termasuk dalam proses selendang. Motif kebaya dan kain berkarya. Kesenian ada, yang digunakan menunjukkan berkembang, dan di bakukan di perbedaan usia figur. Sedangkan figur pria, menggunakan jas dan kopiah (peci). dalam dan atau melalui tradisi-tradisi sosial suatu masyarakat. KESIMPULAN Dari uraian di atas, terlihat bahwa Berdasarkan hasil kajian pada citra budaya Sunda begitu kental beberapa karya ilustrasi Onong dalam karyakarya ilustrasi Onong Nugraha dalam kaitannya dengan Nugraha. Hal ini menunjukkan bahwa citra budaya Sunda, maka kebudayaan Sunda, khususnya dalam suasana tempo dulu, sebagai latar belakang pola disimpulkan bahwa : (1) Visualisasi dalam karya ilustrasi ditampilkan berhubungan dengan budaya Onong Nugraha, karakteristik lingkungan mempengaruhi proses berkaryanya. budaya ilustratornya. Sejalan dengan yang dikemukakan (2) Secara visual, ilustrasi Onong oleh Rapoport, kebudayaan Nugraha dapat mewakili budaya memberikan sumbangan dalam Sunda. perilaku dan karya manusia. Pengaruh budaya dalam proses berkesenian, dalam hal ini berkarya ilustrasi, sudah merupakan model kognisi atau sistem simbol bagi 12 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
15 DAFTAR PUSTAKA Baldinger, Wallace The Visual of Art. London : The Library Association. Hadi, Ahmad Peperenian : Kandaga, Unak-anik, Rusiah Basa Sunda. Bandung : Geger Sunten. Koentjaraningrat (editor) "Kebudayaan Sunda' oleh Harsojo, dalam Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan. Nazir, Moh Metode Penelitian. Jakarta : Galia Indonesia. Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remadja Karya. Rosidi, Ajip Manusia Sunda. Jakarta : Inti Idayu Press. Ross, Robert, Illustration Today. Pensylvania : International Textbook. White, Jan V Editing by Design. New York : R.R. Bowker. DOKUMEN Kumpulan foto hasil reproduksi karya ilustrasi Onong Nugraha. SUMBER-SUMBER LAIN Nugraha, Onong "Pameran ilustrasi Onong Nugraha". Katalog Karya. Februari, Rohidi, Tjetjep Rohendi "Lukisan Temandartgan' Jelekong Kasus Adaptasi Komunitas Lokal Sunda terhadap Perubahan". Wacana Seni Rupa. Volume 2 Nomor 4, Mei Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain vol. 3, 6, Agustus 2003
Citra Budaya Sunda dalam Karya-Karya Ilustrasi Onong Nugraha
Citra Budaya Sunda dalam Karya-Karya Ilustrasi Onong Nugraha Abdulhakim Azis Joice C. Siagian Isa Perkasa dipublikasikan pada Jurnal Wacana Seni Rupa Vol. 3 No.6 Agustus Abstrak Seorang seniman dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilustrasi merupakan bentuk visual dari teks atau kalimat. Ilustrasi dapat memperjelas teks atau kalimat terutama bagi anak-anak yang belum bisa membaca. Dengan menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat Ciamis. Ronggeng gunung sebenarnya masih dalam koridor terminologi ronggeng secara umum, yakni
Lebih terperinciTAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB
TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah
14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan
Lebih terperincipergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Sebagian besar lokasi penelitian dilakukan di kediaman Bapak Ganda sebagai narasumber utama dalam penelitian kesenian kohkol cangkilung
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)
MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah unsur kebudayaan yang bersumber pada aspek perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi daya manusia untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan IPTEKS informasi lebih mudah diakses melalui internet, informasi perkembangan fesyen pun lebih mudah diakses oleh siapa saja dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki keanekaragaman budaya dan kaya akan berbagai macam kesenian dengan nilai estetis yang
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan. garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês
BAB V KESIMPULAN Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês yang diimplementasikan untuk mengubah bentuk pertunjukan Jêmblungan di atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan dari si pencipta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi seni rupa SENI RUPA 9.1. Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik Tata Rias Tari Surabaya Dengan Teknik Fotografi Sebagai Sarana Informasi Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari wayang adalah salah satu genre atau rumpun tari yang terdapat di Jawa Barat. Tari wayang sendiri merupakan tari yang menceritakan tokoh atau peristiwa yang terdapat
Lebih terperinciBAB III GAGASAN BERKARYA
BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
Lebih terperinciBAB IV PEMECAHAN MASALAH
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan dengan segala macam kekayaan alam yang melimpah. Tidak hanya sumber daya alam yang melimpah, tetapi bangsa Indonesia memiliki berbagai
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN 3.1. Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa mudah di sampaikan tentunya secara efektif dan menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)
DRAF EDISI 27 FEBRUARI 2016 KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) Dokumen ini telah disetujui Pada tanggal: Kepala
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai media informasi motif batik Merak Ngibing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat keindahan dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Hiburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain komunikasi visual merupakan disiplin ilmu yang berperan dalam penyampaian informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori
BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan
Lebih terperincidan menghargai keragaman dan keunikan karya seni
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 04) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII G dan VIII H/ Satu : Menggambar Ilustrasi
Lebih terperinci2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah yang kaya akan ragam kesenian tradisional. Subang dikenal dengan kesenian Sisingaan yang menjadi ikon kota Subang. Kesenian
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN
13 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Dalam sebuah artikel dari http://sadidadalila.wordpress.com/ menjelaskan bahwa Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang
Lebih terperinciDAFTAR DESKRIPSI MATA ACARA PROGRAMA 4 RRI BANDUNG TAHUN Warta Budya Sunda. Informatif / edukatif
DAFTAR DESKRIPSI MATA ACARA PROGRAMA 4 RRI BANDUNG TAHUN 2016 1. Warta Budaya Warta Budya Sunda Buletin Berita Dewasa SD - PT 60 % 40 % Informatif / edukatif Non Musik Daypart Siang Pukul 10.00 10.10 WIB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian skripsi tentang kerajinan atau kriya kayu lame di kampung Saradan, penulis menggunakan
Lebih terperinciMunandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kesenian diubah menjadi seni budaya, sesuai kurikulum itu pula mata pelajaran seni budaya mencakup
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi a. Visual Pendekatan komunikasi dengan visual yang dilakukan dalam perancangan media informasi Gaya Kebaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan
305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang bermakna, bukan sekedar dalam kata-kata, ia meliputi kepercayaan, nilai-nilai dan norma,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan
Lebih terperinciBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kenyataan seni selalu menyertai manusia sejak dari permulaan, tidak sedikit membangkitkan kesadaran untuk membawa seni ke dalam proporsi sewajarnya, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn
DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal yang baru. Hal ini senada dengan James J. Gallagher dalam Rachmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angklung merupakan musik tradisional dari Jawa Barat yang cukup berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik tradisional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu
Lebih terperinciSchedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester
Pengantar Apresiasi Seni Oleh : Kuswarsantyo, M.Hum. Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester Buku referensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sebuah karya seni terlahir dari proses berfikir seorang seniman yang dituangkan ke dalam sebuah media dan menjadi identitas pencipta seni. WPAP (Wedha s
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TEORY
BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting
Lebih terperincijuga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kelom Geulis merupakan produk kerajinan masyarakat Tasikmalaya hasil kreatifitas yang memiliki nilai fungsi sekaligus memiliki nilai estetis. Kelom diambil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
110 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia memiliki banyak kesenian daerah yang menjadi warisan budaya Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal berkenaan dengan bentuk, simbol serta sekilas tentang pertunjukan dari topeng Bangbarongan Ujungberung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinci2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG
A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan sosialnya, seni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena
Lebih terperinci3. Karakteristik tari
3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran
Lebih terperinciPERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM TAHUNAN TINGKAT SD, MI, DAN SDLB Mata Pelajaran : Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) Kelas V (5) Semester 1 23 24 PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN : 20... -20... SEKOLAH :
Lebih terperincigambar, lukisan, tabel, atau foto yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu media komunikasi visual
IllustrAsi gambar, lukisan, tabel, atau foto yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu media komunikasi visual sarana pendukung cerita dan sebagai pengisi ruang kosong FUNGSI 1. Menarik
Lebih terperinciPROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH
PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH Hetty Purnamasari FKIP Universitas Dr. Soetomo Surabaya hettypurnamasari@unitomo.ac.id Abstrak: Pendidikan di Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur yang membantu peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam penelitian dimaksudkan
Lebih terperinciSOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada
SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH 2016 2017 1 Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada orang laindan secara terorganisir dinamakan a katalog b
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Kehadiran dan kepiawaian Zulkaidah Harahap dalam. memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba, secara tidak
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran dan kepiawaian Zulkaidah Harahap dalam memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba, secara tidak langsung membawa Opera Batak kepada perubahan yang berarti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern abad ke 21 saat ini, dunia periklanan melakukan bermacam-macam cara untuk menarik perhatian audience oleh pekerja kreatif. Televisi merupakan media
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian berada di Jl. Cintapada Desa Setianagara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Wilayah Kecamatan Cibeureum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi
Lebih terperinci