BAB I PENDAHULUAN. Cerita bersambung ialah cerita rekaan yang dimuat secara berurutan dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Cerita bersambung ialah cerita rekaan yang dimuat secara berurutan dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita bersambung ialah cerita rekaan yang dimuat secara berurutan dalam sebuah media baik surat kabar atau majalah. Cerita bersambung memuat banyak tegangan dan intrik yang muncul seakan-akan tak habis yang dimanfaatkan untuk pemenggalan cerita. (Sudjiman, 1990: 14). Cerita bersambung (cerbung) adalah kisahan prosa rekaan yang lebih panjang dan lebih kompleks daripada cerita pendek. Cerbung apabila digabungkan menjadi sebuah novel. Cerbung biasanya akan terputus pada bagian yang menegangkan, sehingga pembaca akan terpacu untuk mengikutinya. Cara pemutusan cerbung biasanya pada bagian yang memicu rasa penasaran pembaca. Salah satu cerita bersambung yang diterbitkan di dalam majalah berbahasa Jawa adalah cerita bersambung yang berjudul Mandhor Pasar Tandhasridana yang diterbitkan di majalah Djaka Lodang. Cerita bersambung Mandhor Pasar Tandhasridana (yang selanjutnya disingkat menjadi cerbung MPT) terbit dengan 23 episode, mulai nomor edisi pada tanggal 21 Februari Mei 2015 dan nomor edisi 1-9 pada tanggal 6 Juni Agustus Cerbung tersebut dimuat setiap minggu sejumlah 23 episode. Pada setiap episode diberikan ilustrasi yang menggambarkan salah satu bagian cerita. Ilustrasi tersebut untuk menunjukkan adegan tertentu yang membuat pembaca dapat lebih memahami jalan ceritanya. 1

2 2 Cerbung MPT adalah hasil karya seorang pengarang bernama Suhindriyo. Suhindriyo merupakan seorang penulis sastra Jawa yang masih produktif. Karyakaryanya termuat dalam majalah berbahasa Jawa seperti Jaya Baya, Panyebar Semangat, Jawa Anyar, Djaka Lodang dan Mekar Sari. Suhindriyo bekerja sebagai pemimpin redaksi majalah Bahasa Jawa Djaka Lodang. Suhindriyo yang bersasal dari desa Padon, Minggir, Moyudan, Sleman, DIY membuatnya pantas bila mengangkat sebuah cerita tentang masyarakat Jawa. Cerbung MPT berkisah tentang seorang mandor pasar bernama Tandhasridana. Kehidupan Tandhasridana dan keluarganya terbilang berkecukupan. Suatu ketika, dia dituduh telah mencatat beberapa warga sebagai anggota Barisan Tani Indonesia (BTI), sebuah organisasi yang memiliki keterikatan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tandhasridana ditangkap oleh warga, diserahkan ke Puterpra dan menjadi tahanan politik. Selama dalam tahanan, Tandhasridana banyak meminta tolong kepada Rudita keponakannya. Rudita merupakan sosok anak yang pandai dan banyak memberi nilai keteladanan. Tokoh Rudita dalam cerbung ini menggerakan alur cerita. Keberadaan Tandhasridana selama menjadi tahanan politik menjadi teka-teki, apakah masih hidup atau telah dieksekusi secara terselubung. Pada bagian akhir cerita, diceritakan Tandhasridana hanya korban fitnah dan akhirnya dia berhasil lolos sebagai tahanan politik. Terciptanya sebuah cerita, tidak terlepas dari pengalaman maupun kondisi sosial masyarakat yang pernah dialami serta dijumpai di sekitar pengarang. Melalui daya khayal pengarang, sebuah karya sastra mengajak pembaca untuk

3 3 menafsirkan kembali sejarah dan pengalaman sosial manusia dalam lingkup dan jamannya (Hardjana, 1981:79). Cerbung MPT berlatarkan sebuah desa bernama dusun Pajangan di daerah Yogyakarta pada masa adanya gejolak PKI. Pembaca seolah diajak merasakan suasana dan permasalahan pada masa tragedi sejarah Indonesia. Walaupun hanya digunakan untuk melatari alur cerita, namun peristiwa tersebut menunjukan bahwa di dalam cerita rekaan ada hubungan antara masa lalu dengan masa kini. Kesan tentang keadaan masyarakat waktu itu adalah bukti bahwa pengarang mengenal atau bahkan mengalami sendiri peristiwa tersebut. Hal tersebut menjadikan cerbung ini menarik karena latar belakang sejarah cukup banyak ditampilkan oleh pengarang. Pengarang membuat sebuah cerita yang mengambil latar masyarakat tertentu, di suatu tempat dan suatu masa, memberikan suatu pengetahuan khusus tentang masyarakat itu. Pengetahuan kemasyarakatan tersebut lengkap dengan permasalahan, perwatakan, sikap hidup, ambisi dan sebagainya (Sumardjo, 1981: 57). Cerbung MPT seolah mengajak pembaca untuk membandingkan cerita dengan realitas yang terjadi. Sejalan dengan peristiwa PKI, banyak masalah sosial dan kemanusiaan yang digambarkan dalam cerbung ini. Keresahan dalam masyarakat sangat terasa, yaitu adanya rasa takut dan saling curiga serta perburuan terhadap orang yang dianggap bagian dari PKI. Cerbung MPT seperti ingin menampilkan karakteristik orang Jawa, seperti halnya unggah ungguh yang dimiliki tokoh Rudita yang selalu sopan dan memakai bahasa krama ketika berbicara kepada orang yang lebih tua. Rudita juga digambarkan banyak memiliki sifat-sifat yang dimiliki tokoh wayang Bathara

4 4 Wisnu dan Kresna. Nilai-nilai keteladanan tokoh Rudita sebagai sosok yang gagah, bergotong-royong, rendah diri, baik budinya senang menolong dan pemberani digambarkan dalam cerita. Pengetahuan sejarah dan budaya Jawa banyak diselipkan oleh pengarang sehingga menjadi nilai tersendiri bagi pembaca. Aspek-aspek budaya Jawa dan keteladanan ini menjadi menarik untuk dianalisis. Menurut peneliti, cerbung MPT memiliki jalinan struktur yang cukup rumit karena terdapat banyak tokoh yang dimunculkan dan adanya penggunaan alur mundur. Alur banyak digerakkan oleh peristiwa-peristiwa sosial. Jalan cerita dalam cerbung ini memberikan kisah mengenai suatu peristiwa yang berhubungan dengan sejarah bangsa Indonesia. Konflik di dalam cerita diawali dari penuduhan seorang mandor pasar terkait dengan keanggotaan PKI. Mandor pasar dalam strata masyarakat memiliki peran untuk mengepalai orang atau kelompok dan bertugas mengawasi kegiatan pasar. Tokoh Tandhasridana menyalahgunakan tugasnya untuk pencatatan para anggotanya sebagai bagian dari kelompok tertentu yang memicu kemarahan. Perburuan terhadap pemimpin-pemimpin desa yang menolak menjadi anggota PKI juga menjadi kasus sosial yg terdapat dalam cerita. Pemilihan cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo dalam majalah Djaka Lodang 2015 sebagai sumber kajian dalam penelitian ini, pertama karena belum terdapat penelitian yang dilakukan terhadap cerbung tersebut. Selanjutnya, cerbung MPT penting untuk diteliti dengan alasan dilihat dari isi cerbung MPT mengungkapkan fakta-fakta sosial sejarah yang relevan dengan kehidupan. Cerbung ini banyak menampilkan aspek sosial dan sejarah kebudayaan bangsa. Sekilas tentang cerbung tersebut, dapat dilihat bahwa nilai

5 5 pengetahuan dalam karya sastra tersebut penting bahkan nilai sejarah yang terkandung pada isi cerbung tersebut layak dipahami maknanya. Suhindriyo memang dikenal banyak menyelipkan berbagai pengetahuan dan budaya-budaya Jawa dalam karya-karyanya, termasuk dalam cerbung MPT. Karakteristik sosial budaya masyarakat Jawa sangat berpengaruh terhadap kekhasan cerbung MPT. Selain itu, banyak nilai keteladanan yang dapat diperoleh dari tokoh cerita. Unsur-unsur tersebut mendorong penulis untuk meneliti atau membedah lebih dalam cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo. Berdasarkan isi cerbung MPT yang di dalamnya mengungkapkan masyarakat Jawa maka penelitian ini menggunakan kajian Strukturalisme Genetik. Fakta kemanusiaan dalam cerbung MPT akan diungkap dalam penelitian ini. Langkah awal dengan membongkar struktur intrinsik tertentu cerbung MPT yang terdiri dari alur, latar, penokohan, dan tema selanjutnya akan diuraikan fakta kemanusian. Setelah itu, akan dipaparkan mengenai pandangan dunia pengarang terkait dengan kepengarangan cerbung MPT. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka berikut ini merupakan masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini: 1. Bagaimana struktur intrinsik (alur, latar, penokohan, dan tema) dalam cerita bersambung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo? 2. Bagaimana fakta kemanusiaan yang terdapat dalam cerita bersambung Mandhor Pasar Tandhasridana?

6 6 3. Bagaimanakah pandangan dunia pengarang terhadap cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menemukan struktur intrinsik cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo. Mengetahui dan mendeskripsikan fakta kemanusiaan serta mengungkap pandangan dunia pengarang terhadap cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo. Merupakan tujuan praktis, yaitu hasil penelitian ini membantu pembaca dapat memahami makna apa yang diperoleh serta membantu perkembangan kesusatraan Jawa khususnya yang berbentuk cerita bersambung. 1.4 Tinjauan Pustaka Data primer dalam penelitian ini adalah cerita bersambung yang berjudul Mandhor Pasar Tandhasridana dalam majalah Djaka Lodang yang terdiri dari 23 edisi tahun Penelitian dengan obyek kajian cerita bersambung telah banyak dilakukan, tetapi penelitian untuk judul cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana belum pernah dilakukan. Adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan objek cerita bersambung dan penelitian dengan teori strukturalisme genetik antara lain skripsi skripsi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Penelitian penelitian tersebut di antaranya adalah: Skripsi Nur Kholidah Jurusan Sastra Perancis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada pada tahun 2004 dengan mengangkat judul Le Comte

7 7 de Monte-Cristo dalam Pendekatan Struktural Genetik. Skripsi ini membahas unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam roman Le Comte de Monte-Cristo melalui pendekatan struktural genetik. Secara keseluruhan skripsi ini membahas aspekaspek dialektis dalam roman Le Comte de Monte-Cristo yang terdiri dari tiga subbab, yaitu struktur internal Le Comte de Monte-Cristo, rekonstruksi sosial dalam Le Comte de Monte-Cristo, serta pandangan dunia Alexandre Dumas. Struktur teks roman tersebut dikaji penokohan dan latarnya. Kemudian dalam kesimpulannya karya sastra Le Comte de Monte-Cristo adalah potret kehidupan masyarakat Prancis yang terjadi di awal abad ke-19 dari sudut pandang sosial politik dan hukum yang dituangkan oleh Alexandre Dumas dalam karyanya tersebut. Skripsi karya Fransiska Dewi Pertiwi Jurusan Sastra Nusantara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014 yang mengangkat judul Cerita Bersambung Lurung Karya Suhindriyo Analisis Struktural membahas tentang struktur cerbung yang terdiri dari fakta cerita (alur, penokohan, dan latar), tema dan sarana cerita (judul, gaya bahasa, sudut pandang, simbol, dan ironi). Selain itu, penelitian ini juga menjelaskan hubungan antar unsur sebagai pembentuk kesatuan antar cerita. Dijelaskan bahwa pengarang cerbung Lurung Suhindriyo, tidak hanya menceritakan kisah hidup seseorang, tetapi banyak memberikan ilmu pengetahuan mengenai sejarah dan budaya Jawa. Dalam penelitian tersebut, memiliki kesamaan dengan penelitian pada cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana yang dikarang oleh pengarang yang sama, yaitu Suhindriyo menampilkan unsur pengetahuan sejarah dan budaya Jawa.

8 8 Skripsi Yassinta Nurlita Sari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Jurusan Sastra Nusantara yang berjudul Analisis Struktural dan Amanat Cerbung Lebu Ing Mangsa Ketiga karya Khrisna Mihardja pada tahun 2015, membahas tentang tema, fakta-fakta cerita (karakter, alur, latar), sarana-sarana sastra (judul, sudut pandang, gaya dan nada, simbolisme dan ironi) serta amanat yang disampaikan oleh pengarang Cerbung Lebu ing Mangsa Ketiga. Analisis cerbung dalam penelitian ini menggunakan teori analisis Struktural Robert Stanton. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini terdapat dua tahapan. Pertama, tahapan pengumpulan data dan pustaka, yaitu dengan cara menentukan bahan kajian lalu merumuskan masalah dan mencari referensireferensi dari berbagai sumber untuk mendukung penelitian. Kedua, tahapan analisis data, yaitu dengan cara menganalisis bahan kajian menggunakan teori analisis struktural kemudian menarik kesimpulan dari uraian hasil analisis bahan kajian. Hasil analisis cerbung ini menggunakan analisis struktural, yaitu tentang pengendalian diri. Skripsi Raden Rara Saraswati Husadaningtyas Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada pada tahun 2015 yang mengangkat judul Cerpen Mudik Lebaran dan Rigenomics Karya Umar Kayam: Analisis Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann. Skripsi ini menjelaskan pertama mengenai fakta kemanusiaan dalam Cerpen Mudik Lebaran yakni segi sosial, budaya dan ekonomi. Terdapat aktivitas sosial wong cilik reriungan mangan ora mangan kumpul, aktivitas budaya mudik dan membeli baju baru, aktivitas ekonomi mengenai pemakaian barang barang serta kekayaan. Kemudian

9 9 dijelaskan juga dengan keadaan sosisohistoris pandangan dunia pengarang. Selanjutnya dijabarkan mengenai struktur sosial yang ada dalam cerpen tersebut. 1.5 Landasan Teori Penelitian ini tidak akan kuat tanpa adanya landasan teori. Dalam penelitian ini akan digunakan analisis teori struktural genetik. Strukturalisme genetik ditemukan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog Rumania- Perancis. Secara defenitif stukturalisme genetik adalah analisis struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal-usul karya. Strukturalisme genetik merupakan suatu disiplin yang menaruh perhatian kepada teks sastra dan latar belakang sosial budaya, serta subyek yang melahirkannya. Dengan demikian strukturalisme genetik dipandang memiliki kelebihan karena menyatukan analisis struktur karya sastra dengan analisis sosiologi terhadap karya sastra yang dipandang sebagai penghubung antara struktural otonom dengan sosiologi sastra (Junus via Sangidu, 2004: 29). Sosiologi sastra sendiri termasuk pemahaman interdisipliner, tidak hanya melibatkan sosiologi dan sastra, tetapi juga sejarah, psikologi dan kebudayaan (Ratna, 2009: 26). Strukturalisme genetik memberikan perhatian terhadap analisis secara intrinsik dan ekstrinsik (Ratna, 2009: 123). Studi ini diawali dari kajian unsur intrinsik. Selanjutnya, penelitian akan menghubungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakatnya yang dapat mengungkapkan aspek siosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya (Endraswara 2003: 56). Berangkat dari uraian di atas, cerbung MPT terlebih dahulu akan dikaji strukturnya. Sejalan dengan itu,

10 10 penelitian cerbung ini akan dikaji menggunakan pendapat Burhan Nurgiyantoro dan buku teori sastra lain yang relevan untuk membantu mengkaji struktur intrinsik cerbung MPT. Teori strukturalisme berguna untuk mengetahui dan membahas unsur-unsur intrinsik fakta cerita cerbung MPT yang meliputi alur, latar, penokohan, dan tema. Teori strukturalisme juga berperan sebagai teori penunjang dalam mengungkap fakta kemanusiaan di dalam cerbung MPT. Dari hasil analisis keempat unsur pembangun cerbung MPT tersebut diharapkan mampu sebagai acuan untuk penelitian pada bab berikutnya. Goldmann membangun seperangkat kategori yang saling bertalian satu sama lain sehingga membentuk apa yang disebutnya sebagai strukturalisme genetik. Kategori-kategori itu adalah (a) Fakta kemanusiaan, (b) Subjek kolektif dan (c) Pandangan dunia pengarang (Faruk, 1994: 12). Fakta kemanusiaan adalah seluruh hasil perilaku manusia, baik yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan. Fakta tersebut dapat berupa aktivitas sosial tertentu, aktivitas politik tertentu, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni patung dan seni sastra (Faruk, 1994: 12). Fakta kemanusiaan pada hakikatnya ada dua, yaitu fakta individual dan fakta sosial. Fakta sosial memiliki peranan dan sejarah, sedangkan fakta individual hanya merupakan hasil perilaku libidal seperti mimpi, tingkah laku orang gila, dan sebagainya. Dengan demikian, fakta kemanusiaan adalah seluruh hasil perilaku manusia yang mempunyai struktur dan arti tertentu yang berdasarkan pada fakta-fakta yang ada. Fakta kemanusiaan adalah hal yang penting dalam cerbung tersebut. Bagian terpenting dari kajian strukturalisme genetik adalah karya sastra yang

11 11 mampu mengungkapkan fakta kemanusiaan (Endraswara, 2003: 60). Fakta ini mempunyai unsur yang bermakna karena merupakan pantulan respon-respon subyek kolektif dan individual dalam masyarakat. Fakta kemanusiaan muncul melalui pemikiran, ucapan, dan tingkah laku lewat karakter para tokoh. Dalam cerbung ini ditemukan fakta kemanusiaan tokoh dalam kreasi kultural, fakta kemanusiaan tokoh dalam aktivitas sosial, dan fakta kemanusian tokoh dalam aktivitas politik. Fakta kemanusiaan tersebut yang kemudian akan dikaji dalam penelitian ini. Pembahasan selanjutnya adalah mencari pandangan dunia pengarang berdasarkan latar belakang pengarang dan hasil wawancara kepada pengarang cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana, yaitu Suhindriyo. Menurut Goldmann, karya sastra sebagai struktur bermakna itu akan mewakili pandangan dunia penulis, tidak sebagai individu melainkan sebagai anggota masyarakatnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa strukturalisme genetik merupakan penelitian sastra yang menghubungkan antara sastra dan masyarakat melalui pandangan dunia pengarang yang diekspresikan. Oleh karena itu, karya sastra dapat dipahami asalnya dan terjadinya (unsur genetiknya) dari latar belakang sosial tertentu dengan keterkaitan pandangan dunia penulis dengan ruang dan waktu (Endraswara, 2003: 57). Pengarang merupakan warga masyarakat yang tak hanya memakai pengalamannya untuk menciptakan karya sastra, tapi pengarang juga memperhatikan keadaan sekelilingnya dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai gambaran untuk menghasilkan sebuah karya sastra.

12 Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara kerja yang memiliki sistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penelitian untuk mencapai tujuan. Metode deskriptif kualitatif memberikan pemahaman dan penjelasan terkait rumusan masalah yang sudah diungkapkan, yaitu mengenai fakta kemanusiaan cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo. Data dalam penelitian ini berupa teks yang terdapat dalam cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo sebagai objek materialnya dan teori strukturalisme genetik sebagai objek formalnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dialektif yang mengembangkan dua konsep, yaitu keseluruhan-bagian dan pemahamanpenjelasan (Faruk, 1988: 103). Karya sastra merupakan satuan yang dibangun dari bagian-bagian yang lebih kecil. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karya sastra dilakukan dengan konsep keseluruhan-bagian. Teks karya sastra itu sendiri merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar, yang membuatnya menjadi struktur yang berarti. Konsep tersebut melahirkan metode dialektika. Prinsip dasar metode ini adalah bahwa karya sastra dengan realita masyarakat memiliki hubungan dialektika, hubungan yang secara tidak langsung. Pemahaman adalah usaha pendeskripsian struktur obyek (karya sastra) yang dipelajari. Penjelasan adalah usaha untuk mengerti makna struktur dengan menempatkannya dalam struktur yang lebih besar (Goldmann via Faruk, 1988: 106). Dalam proses penulisan penelitian ini ada tiga tahap yang dilakukan, tahapan tersebut adalah:

13 13 A. Pengumpulan data Pada proses ini termasuk dalam proses studi pustaka. Langkah ini dilakukan dengan pemilihan cerita bersambung berbahasa Jawa yang sekiranya belum pernah menjadi objek penelitian. Namun jika ternyata sudah pernah dijadikan objek penelitian, maka hal yang dilakukan adalah mencari model teori lain sebagai alat untuk menganalisis. B. Analisis data Proses analisis dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh unsur pada objek penelitian, yaitu cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo. C. Penyajian data Penyajian data merupakan langkah yang terakhir dilakukan. Proses ini dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk deskripsi. Penyajian data dalam bentuk deskripsi dilakukan dengan cara menjawab seluruh rumusan masalah yang muncul kemudian disusul dengan pembuatan laporan penelitian. Berdasarkan tahapan di atas, maka langkah-langkah penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pemilihan dan penentuan karya sastra yang dijadikan obyek penelitian, yaitu cerita bersambung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo yang diterbitkan majalah berbahasa Jawa Djaka Lodang dalam 23 edisi nomor pada tanggal 21 Februari

14 Mei 2015 dan nomor edisi 1-9 pada tanggal 6 Juni agustus Melakukan pembacaan secara berulang dan mendalam terhadap obyek penelitian agar mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. 3. Melakukan studi pustaka dengan mencari dan mengumpulkan serta mempelajari buku-buku yang mendukung obyek penelitian untuk diteliti. 4. Merumuskan masalah dari obyek penelitian. 5. Melakukan analisis fakta kemanusian dengan teori struktural genetik yang dianggap sesuai untuk meneliti obyek penelitian. 6. Memaparkan pandangan dunia pengarang dengan melakukakan wawancara terhadap pengarang cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana, yaitu Suhindriyo. 7. Menyusun laporan hasil penelitian. 8. Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. 1.7 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II Ringkasan Cerita berisi ringkasan cerita bersambung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo

15 15 Bab III Analisis Struktural Cerita Bersambung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo yang meliputi alur, latar, penokohan, dan tema. BAB IV Analisis Fakta Kemanusiaan dalam Cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana karya Suhindriyo yang meliputi fakta kemanusiaan kreasi kultural, fakta kemanusiaan aktivitas sosial, dan fakta kemanusiaan aktivitas politik. Dilanjutkan pemaparan pandangan dunia pengarang dengan menjelaskan riwayat hidup Suhindriyo serta hubungan antara Suhindriyo dengan kepengarangan cerbung Mandhor Pasar Tandhasridana. BAB V Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. imajinasi antara pengarang dengan karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang

BAB 1 PENDAHULUAN. imajinasi antara pengarang dengan karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia sastra banyak terlahir karya yang menarik untuk dipelajari maupun dikaji. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1989:3).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan temuan penulis, teori struktural genetik ini, sudah digunakan oleh beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer di antara bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sebutan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi penelitian, maka harus memiliki konsep-konsep yang jelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2007: 234) penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah hasil karya kreatif yang objeknya adalah manusia dan segala alur

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah hasil karya kreatif yang objeknya adalah manusia dan segala alur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah hasil karya kreatif yang objeknya adalah manusia dan segala alur kehidupannya mulai dari dalam kandungan hingga mati. Sebagai subjek penelitian, karya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Cerpen atau cerita pendek termasuk salah satu karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sudjiman, 1991:11). Prosa (KBBI, 2011:1106) adalah karangan bebas (tidak terikat

BAB I PENDAHULUAN. (Sudjiman, 1991:11). Prosa (KBBI, 2011:1106) adalah karangan bebas (tidak terikat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra dibedakan dalam tiga genre, yaitu puisi, prosa, dan drama (Sudjiman, 1991:11). Prosa (KBBI, 2011:1106) adalah karangan bebas (tidak terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya sastra berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara nyata atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus Universitas Negeri Gorontalo, khususnya pada Jurusan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Telaah yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN 2.1 Tinjauan pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang mengitarinya. Karya sastra seolah menjadi saksi situasi kehidupan dimana dan kapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA KARYA UMAR KAYAM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA Sun Suntini Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang

BAB I PENDAHULUAN. tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah jenis sastra imajinatif yang berupa fiksi. Novel memiliki cerita berbentuk prosa dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks,

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang bersifat imajinatif. Hal tersebut sependapat dengan Nurgiyantoro (2005:2) sebagai hasil yang

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dilihat sebagai dokumen sosial budaya. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dengan segala problematika yang melingkupinya merupakan salah satu topik yang tidak ada habisnya dibahas. Dalam diri seorang anak, melekat hak untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra Jawa UI, Universitas Indonesia Analisis amanat..., Dyah Ayu Sarah Sakinah, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra Jawa UI, Universitas Indonesia Analisis amanat..., Dyah Ayu Sarah Sakinah, FIB UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Jawa memiliki banyak kekayaan dalam bidang budaya. Kebudayaan sendiri berarti keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu karya sastra di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya karya sastra yang mucul dalam kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. strukturalisme genetik. Dimana cara kerja yang dilakukan adalah mendeskripsikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. strukturalisme genetik. Dimana cara kerja yang dilakukan adalah mendeskripsikan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan metode dialektis yang merupakan bagian dalam pendekatan teori strukturalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114). Suatu karya sastra menampilkan pelbagai permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah suatu tulisan yang memiliki keindahan yang luar biasa karena menggambarkan tentang kehidupan. Seseorang yang berjiwa sastra akan menghasilkan suatu karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai media hiburan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk mengadakan penelitian. Keberadaan metode dalam penelitian disiplin ilmu apapun sangat penting, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah masyarakat dan pengarang sebagai pencipta karya sastra merupakan bagian dari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik

Lebih terperinci