BAB I PENDAHULUAN. tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah jenis sastra imajinatif yang berupa fiksi. Novel memiliki cerita berbentuk prosa dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam. Novel dibagi menjadi tiga golongan, yaitu novel percintaan, novel petualangan, dan novel fantasi. (Sumardjo, dan Saini, 1991:29). Novel Jawa merupakan novel berbahasa Jawa yang menceritakan lakon (kisah terencana) yang bercerita tentang lelakon (kejadian yang mengganggu). Novel Jawa memiliki struktur yang sama dengan novel pada umumnya, menyajikan suatu karakter atau watak, tema, konflik, dan perstiwa-peristiwa yang penting. Peristiwa dan konflik yang ada biasanya dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga, persahabatan, percintaan, dan keluarga (Quinn, George, 1995:266). Novel yang diangkat adalah novel yang berjudul Nalika Langite Obah. Novel Nalika Langite Obah adalah salah satu novel yang berbahasa Jawa yang ditulis oleh Sasmito atau yang sering dipanggil dengan Esmiet. Esmiet termasuk penulis novel yang cukup terkenal pada tahun 1950-an dan 1960-an (Quinn, George, 1995:35). Novel ini pertama kali ditulis dalam bentuk cerita bersambung yang diterbitkan oleh majalah Jayabaya tahun 1975 nomor 32 ( Th.XXIX, 6 April 1975) sampai nomor 41 (Th.XXIX, 8 Juni 1975). Cerita bersambung ini kemudian 1

2 2 dibukukan dan diterbitkan dalam bentuk novel oleh penerbit Yayasan Djojobojo dengan cetakan pertama pada tahun Novel Nalika Langite Obah melukiskan kemelut atau masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Novel ini menceritakan seorang wanita dari keluarga menengah ke atas di daerah Jawa Timur (Suwondo, 2006:119). Novel Nalika Langite Obah memiliki tema tentang konflik-konflik yang ada dalam kehidupan, khususnya dalam kehidupan sosial dan budaya yang berpengaruh terhadap pengalaman batin manusia. Tema yang diangkat dalam novel Nalika Langite Obah adalah percintaan. Percintaan tersebut tidak langsung berjalan lancar. Dalam perjalanan percintaan tersebut novel ini menyajikan konflik-konflik yang menarik untuk pembaca. Sasmito atau Esmiet adalah pengarang yang cukup terkenal di antara sastrawan-sastrawan Jawa. Esmiet banyak menghasilkan karya yang berupa novel pada tahun 1990-an, seperti Tunggak-Tunggak Jati, Jaring Kuning, dan Nalika Langite Obah. Esmiet merupakan orang yang jarang tersenyum, atau dalam masyarakat Jawa sering disebut tidak sumeh atau tidak suka senyum. Menurut Joyosantoso, nama Esmiet adalah singkatan dari eseme sak-imit, yang berarti senyumnya secuwil. Esmiet adalah sastrawan dari tlatah Blambangan (Banyuwangi). Esmiet lahir tanggal 20 Mei 1938 di Kasihan, Delanggu, Mojokerto. Esmiet masuk pendidikan SR (sekarang SD) tahun 1947 di Mojokerto dalam usia 9 tahun, lulus tahun Selepas SR, Esmiet melanjutkan pendidikan ke SGB di Surabaya (lulus tahun 1957). Kisah perjalanan Esmiet dalam sastra Jawa bermula pada tahun 1956 saat masih duduk di SGB. Esmiet

3 3 adalah seorang sastrawan Jawa yang memiliki pemikiran maju ke depan. Karyakarya Esmiet beragam, baik untuk bacaan anak, remaja, maupun dewasa. Novel untuk bacaan anak antara lain Sambung Tuwuh (1979). Novel untuk remaja misal Nrajang Selane Ampak-Ampak (Muria, Jogjakarta, 1967), Pistule Prawan Manis (PT Lawu, Sala, 1981), dan Jaring Kuning (PT. Lawu, Sala, 1982). Adapun novel untuk orang dewasa antara lain Tunggak-Tunggak Jati (Pustaka Jaya, 1977), Oyot Mimang (Malang, 1978), Garuda Putih (Cakrawala, Surabaya, 1979), Jaring Kuning (Cakrawala, 1979), dan Nalika Langite Obah (Jaya Baya, 1997) (Suwondo, 2006: ). Teori yang digunakan untuk menganalisis Novel Nalika Langite Obah, peneliti menggunakan teori struktural. Teori tersebut digunakan untuk menganalisis fakta cerita, sarana sastra, tema, dan hubungan antar unsur yang diceritakan dalam novel Nalika Langite Obah. Menurut Stanton (2007:5-6) untuk memahami pengalaman yang diceritakan, pembaca harus mengerti fakta cerita dan tema sebagai unsur-unsurnya, dan untuk melihat bagaimana unsur-unsur dapat mencapai maknanya dapat dianalisis melalui sarana sastranya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui banyak sekali jenis-jenis karya sastra Jawa yang kita miliki khususnya dalam bentuk novel. Novel yang memiliki nilai-nilai moral yang berguna untuk generasi mendatang. Oleh karena itu, novel Nalika Langite Obah sangatlah penting untuk dikaji lebih mendalam. Berdasarkan

4 4 latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut. (1) Bagaimanakah struktur novel Nalika Langite Obah karya Esmiet? (2) Bagaimanakah hubungan antar unsur dalam novel Nalika Langite Obah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menguraikan tentang tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu tujuan teoritis dan praktis Tujuan Teoritis a. Mengungkapkan penggambaran analisis karakter, latar, tema, judul, sudut pandang, dan hubungan antar unsur yang akhirnya novel ini layak untuk dibaca dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. b. Mengungkapkan hubungan antar unsur yang ada dalam novel Nalika Langite Obah Tujuan Praktis Tujuan Praktis dari penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca terhadap karya sastra berbahasa Jawa terutama Novel Nalika Langite Obah karya Esmiet, dan diharapkan mampu :

5 5 a. Dalam membaca novel ini kita akan menambah wawasan, dan isi cerita novel ini ada di dalam masyarakat sekitar kita, sehingga para pembaca akan terhibur dengan cerita yang ada dalam novel. b. Memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa kita tidak boleh memandang orang sebelah mata. c. Novel ini menarik bagi pembaca untuk diketahui jalan ceritanya serta kejadian-kejadian tidak terduga yang dialami tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. 1.4 Tinjauan Pustaka Analisis Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Nalika Langite Obah Karya Esmiet oleh Isti Tursinah. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo Permasalahan pokok yang penulis teliti dalam skripsi ini adalah mendeskripsikan gaya bahasa dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Nalika Langite Obah Karya Esmiet. ( Analisis struktural novel Donyane Wong Culika karya Suparto Brata oleh Nugroho Yuwono jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun Dalam penelitian tersebut mengungkapkan unsur pembentuk karya sastra berupa analisis fakta cerita (plot, tokoh, latar), analisis tema, analisis sarana sastra (judul, sudut pandang, gaya dan nada, simbolisme, ironi), dan hubungan antar unsur. Analisis struktural novel Lintang Saka Padhepokan Gringsing karya A.Y. Suharyana oleh Anggoro Suharjanto jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu

6 6 Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun Dalam penelitian tersebut mengungkapkan unsur pembentuk karya sastra berupa judul, tema, alur, penokohan, latar, dan amanat. Analisis struktural novel Sinta karya Sunarno Sisworahardjo oleh Apri Rohayatun jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun dalam penelitian tersebut mengungkapkan unsur pembentuk karya sastra berupa sarana-sarana sastra (judul, sudut pandang, gaya dan nada) dan undur-unsur didaktis. Analisis struktural novel Pusparini (Jatining Katresnan) saduran Any Asmara dilakukan oleh Lulus Novi Munawaroh jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun Dalam penelitian tersebut Munawaroh mengungkapkan unsur pembentuk karya sastra berupa tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat cerita. Analisis struktur novel menurut Robert Stanton novel Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer oleh Sulistiyana Hadi Putri jususan Sasstra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun dalam penelitian tersebut Putri mengungkapkan unsur pembentuk karya sastra yaitu fakta Cerita yang berupa alur, tokoh, latar, sarana sastra yang berupa sudut pandang, judul, ironi, gaya bahasa dan nada, dan tema. 1.5 Landasan Teori Karya sastra memiliki struktur-struktur yang membangun suatu cerita. Struktur tersebut berfungsi sebagai pondasi untuk membentuk suatu karya sastra

7 7 yang baik. Struktur karya sastra terdiri atas elemen-elemen yang saling berkaitan. Novel merupakan karya sastra berbentuk prosa yang memiliki alur, karakter, tema, suasana, dan latar yang beragam (Sumardjo, dan Saini, 1991:29). Teori sastra akan membantu dalam analisis, interpretasi, dan penilaian yang tepat agar dapat mempertanggungjawabkan kepada masyarakat tentang arti pentingnya sebuah karya sastra (Sutrisno, 1997 via Endraswara, 2003:3). Analisis struktural merupakan penelitian atau pengkajian terhadap suatu karya sastra. Analisis struktural menguraikan unsur-unsur yang berupa fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan agar menjadi suatu kesatuan cerita. Menurut Stanton (2007:22-46) unsur-unsur yang digunakan untuk menganalisis karya sastra dibagi dalam tiga bagian yaitu fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Fakta cerita merupakan struktur faktual yang terdiri dari elemenelemen yang berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Struktur faktual ada dalam suatu cerita, karena struktur faktual merupakan salah satu aspek cerita. Fakta cerita meliputi alur, penokohan, dan latar. Dalam menganalisis fakta cerita dapat ditemukan makna yang ada dalam cerita. Selain fakta cerita, ada juga sarana sastra yang berfungsi untuk melengkapi fakta cerita agar menjadi kesatuan cerita yang baik. Sarana cerita adalah metode pengarang dalam memilih dan menyusun detail cerita, agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode ini penting, karena dengan adanya sarana-sarana sastra, pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui pengarang. Selain itu, juga bertujuan untuk memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman

8 8 pun dapat dibagi. Sarana-sarana cerita terdiri atas judul, sudut pandang, gaya, dan ironi. Dengan demikian, teori struktural dianggap sesuai untuk menganalisis novel Nalika Langite Obah, karena melalui analisis tersebut maka akan didapati karakteristik, hubungan dan makna yang disampaikan dalam cerita. 1.6 Metode Penelitian Istilah lain yang menggambarkan pekerjaan ilmuwan sastra adalah penelitian. Tetapi istilah ini kurang tepat karena tekanannya pada bahan-bahan, serta kurang membedakan bahan-bahan mana yang dicari dan mana yang sudah tersedia. Istilah penelitian mengacu pada sejumlah kegiatan pendahuluan, yang sifat dan cakupannya tergantung pada permasalahan yang diteliti. (Wellek dan Warren, 1990:38) Pada beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi jurusan sastra orientasi penelitian masih terbatas pada teks sastra. Oleh karena itu, pemakaian metode sangatlah diperlukan. Pemakaian metode sekurang-kurangnya akan mampu mengungkap seberapa jauh tanggapan pembaca sastra, karena pembaca merupakan bagian penting dalam rangka pengembangan sastra ke depan. (Endraswara, 2003:1) Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka penelitian adalah sebagai berikut : 1. Menentukan objek kajian yaitu analisis struktural dan hubungan antar unsur novel Nalika langite Obah karya Esmiet.

9 9 2. Mengumpulkan data dan bahan penelitian dan menginterpretasikan. 3. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan objek penelitian. 4. Melakukan analisis tema, karakter, latar, alur, judul, sudut pandang, gaya, dan ironi. 5. Menemukan hubungan antar unsur yang ada dalam obyek penelitian. 6. Menyimpulkan hasil penelitian. 1.7 Sistematika Penyajian Hasil Penelitian ini meliputi 1. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, meliputi ruang lingkup dan permasalhan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, metode kepustakaan, sistematika penyajian. 2. Bab II berisi sinopsis novel Nalika Langite Obah. 3. Bab III berisi analisis analisis alur, penokohan, latar, tema, judul, gaya bahasa, sudut pandang, dan ironi. 4. Bab IV berisi hubungan antar unsur novel Nalika Langite Obah. 5. Bab V kesimpulan