Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah"

Transkripsi

1 Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah Jackson Van Bowles Manurung, Ir. T. Ahri Bahriun, M.Sc Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan INDONESIA Abstrak Anemometer merupakan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengetahui kecepatan pergerakan udara. Umumnya sebuah anemometer mengukur kecepatan pergerakan udara dengan mengukur rasio kecepatan putar poros pada baling-baling yang berinteraksi langsung terhadap udara yang bergerak. Momen inersia serta pengaruh mometum poros dan baling-baling akan menjadi isu utama saat pembahasan mengenai akurasi hasil pengukuran. Tulisan ini membahas tentang perancangan instrumen tersebut dengan menggunakan prisnsip dasar perambatan gelombang mekanis yang pada pembahasan ini adalah gelombang ultrasonik dan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi isu momen inersia dan pengaruh momentum tersebut. Secara fisika, pergerakan udara sebagai media perambatan dapat mempengaruhi cepat rambat gelombang ultrasonik sehingga dengan mengamati perubahan cepat rambat gelombang ultrasonik, dapat diketahui kecepatan pergerakan udara tersebut. Perangkat yang digunakan pada perancangan ini adalah transduser ultrasonik, penguat sinyal dan sistem mikrokontroler ATmega32. Kata kunci : Gelombang ultrasonik, Cepat rambat gelombang, Mikrokontroler ATmega32 1. Pendahuluan Anemometer yang umum digunakan sebagai perangkat pengukur kecepatan udara bergerak, menggunakan putaran pada poros baling-baling sebagai indikitaror terjadinya interaksi antara sayap baling-baling dengan udara yang bergerak dan kecepatan putar poros tersebut sebagai rasio terhadap kecepatan pergerakan udara. Kecepatan pergerakan udara dapat berubah dengan sangat drastis sehingga dengan menggunakan metode tersebut akan menimbulkan isu terhadap akurasi pengukuran kecepatan pergerakan udara. Mengingat poros baling-baling dan balingbaling itu sendiri memiliki massa dan gaya gesekan terhadap bidang tumpuannya maka akan menimbulkan masalah saat momentum yang dihasilkan oleh pergerakan udara belum cukup mampu mengimbangi massa dan momen inersia baling-baling tersebut. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan gelombang mekanis untuk mengukur kecepatan pergerakan udara, karena gelombang mekanis tidak memiliki massa sehingga tidak dipengaruhi oleh isu momen inersia dan momentum udara. Selain itu kecepatan rambat gelombang mekanis relatif konstan terhadap kondisi fisis media rambat yang stabil atau tidak memiliki percepatan. Gelombang ultrasonik adalah salah satu pengelompokan gelombang mekanis yang dibangkitkan dengan meresonansikan materi padat pada frekuensi diatas 20kHz (batas ambang atas indra pendengaran manusia). Secara alami pembangkitan gelombang pada frekuensi ini sangat sukar ditemui selain oleh beberapa makhluk hidup dengan penggunaan navigasi dan komunikasi. Penggunaan gelombang pada frekuensi ini akan sangat tepat pada aplikasi anemometer untuk mengurangi kemungkinan terjadinya interferensi gelombang pada frekuensi yang sama dan juga terjadinya derau oleh gelombang dengan frekuensi yang berdekatan. 2. Anemometer Ultrasonik Perambatan gelombang mekanis sangat dipengaruhi oleh media perambatannya [1]. Perubahan keadaan fisis media perambantan akan berpengaruh terhadap kecepatan rambat gelombang, daya gelombang saat merambat dan jarak yang dapat ditempuh. Seperti halnya yang terjadi pada gelombang ultrasonik saat merambat melalui media perambatan fluida baik material gas ataupun materian cair, perubahan tekanan, suhu dan komposisi material yang terkadung didalamnya akan sangat mempengaruhi kecepatan rambat gelombang tersebut DTE FT USU

2 Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan yaitu dengan mengamati perubahan kecepatan rambat gelombang ultrasonik untuk dapat mengetahui perubahan fisis yang terjadi pada media perambatannya tersebut. Seperti contoh, kecepatan rambat gelombang ultrasonik akan semakin besar ketika tekanan atau suhu atau kelembaban meningkat pada udara. Perubahan kecepatan rambat gelombang ultrasonik juga dapat terjadi jika udara tersebut bergerak relatif terhadap arah perambatan ultrasonik tersebut. Dengan menggunakan perumusan masalah secara matematika, perubahan kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada udara yang dipengaruhi kondisi fisis medianya tersebut dapat diabaikan sehingga perubahan kecepatan pergerakan udara dapat diperoleh dengan mengetahui perubahan kecepatan rambat gelombang pada udara. Terdapat dua cara untuk mengetahui perubahan kecepatan rambat ultrasonik pada udara. Cara pertama adalah dengan mengukur jarak yang dapat ditempuh oleh gelombang tersebut pada satuan waktu yang telah ditentukan dan cara kedua adalah dengan mengukur waktu tempuh yang dibutuhkan oleh ultrasonik untuk dapat merambat pada jarak tertentu. Kedua cara tersebut adalah tepat secara teori namun memiliki perbedaan yang sangat besar jika diaplikasikan secara nyata, karena pada praktiknya akan lebih mudah untuk mengukur waktu rambat jika dibandingkan dengan mengukur jarak tempuh ultrasonik tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan mengetahui perubahan kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada udara yang juga dipengaruhi oleh perubahan kecepatan pergerakan medianya tersebut, dapat diketahui kecepatan pergerakan udara itu tanpa dipengaruhi oleh perubahan sifat fisis lainnya yang terjadi pada udara tersebut. Jika kecepatan rambat gelombang pada udara dilambangkan dengan, kecepatan pergerakan udara adalah dan perubahan kecepatan rambat gelombang akibat interaksinya dengan udara yang bergerak yaitu, maka dengan menggunakan persamaan vektor diperoleh, = (2.1) dan = + (2.2) yang mana persamaan 2.1 adalah persamaan perubahan kecepatan rambat ultrasonik saat arah pergerakan udara tersebut berlawanan arah dengan arah perambatan gelombang. Persamaan 2.2. adalah persaman saat arah perambatan gelombang sama dengan arah pergerakan udara. Dengan mendapatkan kedua hasil pengukuran tersebut, maka dapat diketahui kecepatan pergerakan udara ultrasonik dengan persamaan 2.3, = = + = (2.3) yang mana adalah hasil pengukuran antara arah perambatan gelombang dan arah pergerakan udara yang searah dan adalah hasil pengukuran antara arah perambatan gelombang dan arah pergerakan udara yang berlawanan. Pengukuran terhadap perubahan kecepatan rambat gelombang akan lebih mudah dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk dapat merambat pada jarak tertentu yang telah ditetapkan. TX1 RX2 Arah rambat gelombang Arah rambat gelombang Jarak kedua transduser RX1 Gambar 1. Pola pengukuran kecepatan rambat ultrasonik Untuk mendapatkan kedua hasil pengukuran tersebut, diposisikan dua pasang transduser pada arah yang berlawanan. Setiap pasang transduser terdiri dari satu transmitter dan satu receiver dengan arah -57- DTE FT USU TX2

3 pemancaran gelombang ultrasonik dari transmitter menuju receiver seperti pada Gambar 1. Pengukuran akan dilakukan secara bergantian pada masing-masing pasang transduser untuk menghindari kemungkinan terjadinya interferensi gelombang jika dilakukan pengukuran secara bersamaan. Dengan mengasumsikan kecepatan adalah hasil perbandingan antara jarak tempuh yang dilalui per satuan waktu, maka persamaan 2.3 dapat menjadi persamaan 2.4, = (2.4) dimana: adalah kecepatan gerak udara ( ) adalah jarak kedua transduser ( ) adalah waktu cacah gelombang masingmasing pemancar ( ) gelombang sinusoidal pada frekuensi 40kHz juga. Untuk dapat menggunakan sinyal tersebut menjadi sinyal interupsi terhadap pencacah waktu maka diperlukan beberapa proses pengkondisian sinyal. Proses pengkondisian sinyal ini sendiri terdiri dari filtering sinyal, penguatan sinyal, pendeteksi puncak dan pendeteksi level netral. Proses pengkondisian sinyal tersebut dapat digambarkan seperti pada diagram blok Gambar 2. Sinyal interupsi Gambar 2.Blok diagram proses pengkondisian sinyal receiver 3. Perancangan perangkat keras dan Secara umum, kecepatan rambat perangkat lunak ultrasonik pada tekanan dan kelembaban Sesuai dengan dasar teori pola udara udara yang konstan relatif linear pengukuran, dapat diasumsikan bahwa terhadap perubahan suhu. Perubahan linear pengukuran terhadap perubahan kecepatan tersebut mengikuti persamaan 3.1, pergerakan udara dilakukan dengan menghitung perubahan selisih waktu yang = (3.1) dibutuhkan oleh gelombang untuk dapat merambat pada jarak yang telah ditentukan. dimana: Perancangan terhadap perangkat akan adalah kecepatan rambat ( membutuhkan pembangkit dan penerima adalah suhu udara ( ) gelombang ultrasonik serta pendukungnya ) sebagai antarmuka gelombang ultrasonik pada suhu 30 dapat diketahui kecepatan yang digunakan dan juga pencacah waktu. rambat ultrasonik adalah Batas Transduser gelombang ultrasonik yang kecepatan rambat yang dapat ditolerir, digunakan adalah SQ40T yang memiliki dibutuhkan untuk menentukan batas variabel frekuensi kerja 40kHz dan terdiri dari yang digunakan sebagai tempat menyimpan sepasang transduser yang memiliki fungsi nilai cacah waktu serta untuk menentukan yang berbeda yaitu transmitter dan receiver. jarak optimal antara kedua transduser. Transduser ini membutuhkan sinyal Jika diasumsikan terjadi perubahan berbentuk kotak pada frekuensi sekitar kecepatan rambat ultrasonik yang 40kHz untuk dapat membangkitkan disebabkan pergerakan udara dengan arah gelombang ultrasonik. Sinyal kotak tersebut tepat tegak lurus terhadap arah perambatan dihasilkan secara digital oleh mikrokontroler gelombang dan menghasilkan perubahan dengan tujuan sinyal yang dihasilkan akan arah perambatan maka sesuai dengan lebih stabil pada frekuensi 40kHz jika datasheet SQ40T, besar sudut bukaan dibandingkan dengan pembangkitan secara maksimum yang dapat diterima adalah analog oleh komponen kapasitor atau juga sebesar 15 induktor. terhadap sumbu pusat. Kisaran suhu pengukuran pergerakan udara adalah Pada saat receiver SQ40T merespon gelombang ultrasonik pada frekuensi 40kHz, antara -15 sampai dengan 60 maka receiver tersebut akan menghasilkan sehingga asumsi kecepatan rambat -58- DTE FT USU RX filter Penguat Peak Detector Zero-crossing Detector

4 gelombang adalah antara sampai dan kecepatan gerak maksimal yang diharapkan adalah antara sampai Sebagai langkah awal perancangan, jarak antara kedua transduser yang digunakan adalah 30cm dan waktu tunda sebagai hasil dari waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk dapat merambat pada jarak tersebut adalah antara 0.81ms sampai 0.93ms. Besar memori pada mikrokontroler yang dibutuhkan untuk menyimpan hasil pencacahan waktu diperoleh dengan mengasumsikan batas waktu tempuh gelombang ultrasonik terhadap skala waktu yang digunakan untuk membentuk satu cacah pada mikrokontroler. Jika pencacahan waktu menggunakan frekuensi cacah 1MHz, maka variabel yang digunakan harus mampu menyimpan data paling sedikit antara 815 cacah sampai dengan 930 cacah. Variabel yang tepat untuk kebutuhan ini adalah variable integer yang mana maksimal penyimpanan datanya adalah (16 bit atau 2 16 ) cacah. Dengan besar kapasitas penyimpanan data tersebut, sistem pencacahan akan memiliki kesempatan untuk dapat menggunakan frekuensi cacah sampai 70MHz atau setidaknya memberikan toleransi tambahan waktu tunda sebagai tambahan tundaan waktu oleh proses pengkondisian sinyal. Filter yang digunakan adalah high-pass orde pertama [4] dengan frekuensi cut-off 15.9kHz, sehingga nilai impedansi yang digunakan adalah resistor 10kΩ dan kapasitor 1nF. Penguat yang digunakan adalah IC TL072 dengan slew-rate yang cukup besar yaitu 13V/µs dengan konfigurasi rangkaian penguat non-inverting yang dikaskade sebanyak dua tingkat. Ilustrasi terhadap rangkaian ini adalah seperti Gambar 3. Gambar 3. Ilustrasi rangkaian filter dan penguat terkaskade Pada rangkaian Gambar 3. terdapat R2 dan R3 yang digunakan sebagai parameter penguatan sinyal secara manual dengan menggunakan resistor variabel. Tanggap frekuensi pada rangkaian ini adalah seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Tanggap frekuensi pada rangkaian filter high-pass Pelemahan yang terjadi pada frekuensi sinyal 40kHz adalah mdB, yang mana nilainya sangat kecil hingga dapat diabaikan. Rangkaian berikutnya yang digunakan adalah rangkaian peak detector yang akan mempertahankan puncak sinyal sinusoidal yang telah melewati penguat TL072 terkaskade pada frekuensi 40kHz. Rangkaian peak detector yang dimaksud adalah seperti pada Gambar 5. Gambar 5. Rangkain peredam dengan menggunakan komparator Pada rangkaian Gambar 5. diilustrasikan rangkaian peredam atau peak detecktor yang dikombinasikan dengan rangkaian komparator. Rangkaian komparator tersebut berfungsi untuk mendeteksi batas level tegangan yang digunakan sebagai threshold sinyal untuk membangkitkan sinyal interupsi. Batas tersebut dapat dapat diubah dengan tujuan untuk menciptakan toleransi waktu tambahan untuk menghindari kemungkinan sinyal terpengaruh derau luar. Fungsi interupsi yang akan dibangkitkan memiliki pola interupsi active-low atau akan dibangkitkan pada saat terjadi perubahan status logika dari level high menjadi low. Tujuan pembangkitan interupsi tesebut adalah untuk menghentikan pencacahan waktu yang dimulai pada saat yang -59- DTE FT USU

5 bersamaan dengan pembangkitan sinyal kotak untuk memicu pembangkitan gelombang ultrasonik. Sinyal kotak tersebut dibangkitkan dengan mengubah level tegangan logika pada salah salah satu output timer mikrokontroler ATmega 32 yang mana berdasarkan tingkat prioritas interupsi timer[5], maka digunakan output Timer 2 yaitu pada pin PD7 atau kaki dengan nomer 27. Pengubahan status logika pada output terjadi secara berkala dengan besar tundaan untuk setiap perubahan adalah kurang lebih 12.5µs atau sesuai dengan frekuensi kerja transduser ultrasonik SQ40T. Secara sistem, pembentukan tundaan dilakukan dengan memanfaatkan salah satu mode Timer yang akan mengubah status logika otuput secara otomatis saat tundaan yang dibentuk dari jumlah cacahan untuk tundaan terpenuhi. Mode ini dinamakan CTC (Clear Time on Compare match) dengan konfigurasi bit COM20 dan bit WGM21 pada register TCCR2 aktif. Besar tundaan yang diharapkan, ditulis dalam bentuk bilangan hexadesimal pada register OCR2 yang mana besarnya mengikuti persamaan = (3.2) Untuk mendapatkan frekuensi 40kHz dari mikrokontroler yang menggunakan kristal dengan frekuensi 16MHz dibutuhkan faktor pembagi 200 desimal atau 0xC8. Pada keadaan nyatanya, penggunaan nilai 40kHz pada sinyal pemicu gelombang ultrasonik tidak menjamin simpangan maksimal sinyal sinusoidal pada receiver, sehingga dibutuhkan penyesuaian nilai frekuensi sinyal kotak sehingga didapat simpangan optimal sinyal sinusoidal tersebut [3]. Indikator nilai yang digunakan berupa LCD 16x2 alfanumeric, mikrokontroler yang digunakan adalah ATMEL ATmega 32 pada sistem mikrokontrolernya, frekuensi cacah kristal yang digunakan adalah 16MHz dan bahasa program yang digunakan adalah bahasa C. optimal sebesar 40.65kHz. Frekuensi optimal tersebut ditentukan berdasarkan respon pada receiver terhadap gelombang ultrasonik yang dipicu. Hasil pengamatan tersebut dilakukan dengan osciloscope seperti pada Gambar 6. Gambar 6. Respon receiver terhadap gelombang ultrasonik Waktu yang dibutuhkan gelombang ultrasonik untuk merambat pada media udara pada jarak 30cm pada percobaan ini adalah µs. Waktu tersebut diperoleh dengan membatasi pencacahan waktu yang dimulai sejak pembangkitan sinyal kotak pada transmitter sampai dengan pembangkitan sinyal sinusoidal sebagai respon terhadap gelombang ultrasonik pada receiver. Hasil pengamatan tersebut ditunjukkan seperti pada Gambar 7. Gambar 7. Waktu rambat gelombang ultrasonik pada jarak 30cm Pengujian rangkaian pengkondisian sinyal analog diperoleh tambahan tundaan waktu waktu yang sangat besar hingga µs yang diukur sejak pembangkitan sinyal kotak pada transmitter sampai dengan perubahan level tegangan logika output komparator pada rangkaian pengkondisi sinyal. Perubahan level tegangan logika output tersebut digunakan sebagai sinyal 4. Pengujian Pengujian terhadap frekuensi sinyal kotak yang digunakan sebagai sinyal picu gelombang ultrasonik, didapatkan frekuensi interupsi terhadap pencacah waktu DTE FT USU

6 Pada pengujian sistem pencacah waktu secara keseluruhan yang melibatkan pembangkitan sinyal pemicu gelombang ultrasonik, pengkondisian sinyal pada receiver dan pencacahan waktu serta fasilitas interupsi terhadap pencacahannya, terjadi overflow dari batas toleransi waktu cacah yaitu dua kali waktu tunda terhadap rambat gelombang ultrasonik atau sekitar 2ms. Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman C pada sistem mikrokontroler ATmega32, dan juga menggunakan antarmuka indikator berupa LCD 16x2 alfanumeric. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Hasil pengujian terhadap rancangan anemometer ini masih tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan, seperti waktu cacah yang masih mengalami over-flow dan interupsi eksternal yang mempengaruhi interupsi internal pada Timer mikrokontroler yang mungkin disebabkan oleh tundaan waktu pada saat ekseskusi program interupsi yang relatif lama atau juga disebabkan oleh beberapa fasilitas interupsi yang masih saling mempengaruhi walaupun telah memiliki prioritas eksekusi pada compiler C GCC-AVR. 2. Tundaan tambahan yang dihasilkan pada rangkaian pengkondisi sinyal receiver relatif sangat besar yaitu sekitar µs atau sekitar 44.8% dari waktu yang dibutuhkan oleh gelombang ultrasonik untuk dapat ditransmisikan pada jarak 30cm yaitu sekitar µs. 3. Pembangkitan sinyal kotak yang dilakukan bersamaan dengan pencacahan waktu pada mikrokontroler yang sama, berpotensi terjadinya gangguan. dan interaksi antara fasilitas interupsi saat dibangkitkan pada satu sistem yang sama dengan menggunakan bahasa pemrograman C pada compiller GCC-AVR. Daftar Pustaka [1] Resnick, Halliday 1985 Physics, 3 rd Edition. Bandung: Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung [2] Millman, jacob Halkias, Christos C Intergrated Electronics. McGRAW-HILL INTERNATIONAL BOOK COMPANY [3] Millman, Jacob Sutanto Mikroelektronika Sistem Digital dan Rangkaian Analog. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA [4] Putra, Agfianto Eko Penapis Aktif Elektronika: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Gava Media [5] Winoto, Ardi Mikontroler AVR Atmega8/32/16/8535. Bandung: INFORMATIKA [6] Hartanto, Budi Memahami Logika Pembuatan Program C Secara Mudah. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta 5.2. Saran Dibutuhkan penelitian mendalam pada proses eksekusi interupsi oleh fasilitas timer internal, interupsi eksternal, proses pembangkitan sinyal kotak, waktu pemrosesan -61- DTE FT USU

Bab II Dasar Teori (2.1)

Bab II Dasar Teori (2.1) Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan

Lebih terperinci

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya PRIMA AYUNI 112408005 PROGRAM STUDI D-III

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL SUMARNA Program Studi Teknik Informatika Universita PGRI Yogyakarta Abstrak Sinyal ultrasonik merupakan sinyal dengan frekuensi tinggi berkisar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK ISSN: 1693-6930 109 ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK Balza Achmad 1, Anton Yudhana 2, Mardi Sugama 3 1 Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada e-mail: balzach@t-fisika.ugm.ac.id

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO Emil Salim (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) Charles P M Siahaan (1), Fakhruddin Rizal B (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK A. Ejah Umraeni Salam & Cristophorus Yohannes Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 2.1 Blind Spot LANDASAN TEORI Blind spot merupakan adalah suatu kawasan yang berada di area sekitar kendaraan, dimana area tersebut adalah area yang tidak dapat ditangkap secara baik oleh spion kendaraan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah tersebut dilukiskan melalui bagan 3.1 berikut. Menentukan prinsip kerja sistem

Lebih terperinci

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal ISSN : 247-3563 JRFES Vol 1, No 2 (215) 92-98 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes RANCANG BANGUN ALAT UKUR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO Ryandika Afdila (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Iful Amri1,a), Retno Maharsi2,b), Mitra Djamal1,c), Abdul Rajak1,d) dan Nina S. Aminah1,e)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK Disusun Oleh : Muhammad Nur Fuadi D 400 090 007 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 KWH METER

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL

ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL Prastyono Eko Pambudi 1), Yunarto Tri Wahyu Aji 2) 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains &Teknologi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar. PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan Maret 2012. Kegiatan penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan alat dan uji

Lebih terperinci

AVR ATmega8. Kuliah SBM

AVR ATmega8. Kuliah SBM AVR ATmega8 Sistem Timer pada ATmega 8 dapat dipergunakan untuk membangkitkan sinyal PWM Terdapat 3 sumber PWM (melalui pin OC1A, OC1B, dan OC2 yg ada di PB.1, PB.2, PB.3) Timer 2 dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken

Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken Hendra Hermawan - 2205 100 167 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Teguh Wiguna 1, Achmad Hidayatno, ST, MT, Trias Andromeda, ST, MT Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Laut dan Metode Pengukurannya Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan PWM Generator untuk Pembangkitan Gelombang Sinus. Pada Bab Pendahuluan telah dijelaskan bahwa penelitian ini dibagi menjadi 2 buah bagian, yang pertama perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler

Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 20, No.2, Juli 2015 : 171-177 ISSN : 0854-9524 Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler Zuly Budiarso dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB IV PERACAGA DA PEMBUATA PERAGKAT LUAK 4.1. Perangkat Lunak Code Vision AVR Program untuk mendeteksi posisi sudut dari suatu poros, menentukan arah putaran enkoder, dan menentukan harga kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA Linda Nurmalia, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PEMBANGKIT DAN PENGHITUNG FREKUENSI

PEMBANGKIT DAN PENGHITUNG FREKUENSI MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI MIKROKONTROLER ATMEL ATmega8515 SEBAGAI PEMBANGKIT DAN PENGHITUNG FREKUENSI Mustafa Idi Nugroho 1, Sumardi 2, Trias Andromeda 2 Abstrak Pada tugas akhir ini digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Perancangan, pembuatan serta pengujian alat dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut: BAB III PERANCANGAN Pada bab ini berisi perancangan pedoman praktikum dan perancangan pengujian pedoman praktikum dengan menggunakan current feedback op-amp. 3.. Perancangan pedoman praktikum Pada pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016 Realiasasi Sensor Temperatur LM35DZ Sebagai Sensor Kecepatan Aliran Fluida Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Media Penyimpan Data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Masalah

1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi otomasi kendali dan mikrokontroler, berbagai alat yang praktis dan efisien telah banyak diciptakan. Para ahli dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 SECARA SOFTWARE

PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 SECARA SOFTWARE PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 SECARA SOFTWARE TUGAS AKHIR MUHAMMAD IQBAL 092408028 PROGRAM STUDI D3 FISIKA

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

ADC (Analog to Digital Converter)

ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU TUNA NETRA MENGGUNAKAN BAHASA C DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR NOVA AVRILIA S

RANCANG BANGUN ALAT BANTU TUNA NETRA MENGGUNAKAN BAHASA C DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR NOVA AVRILIA S RANCANG BANGUN ALAT BANTU TUNA NETRA MENGGUNAKAN BAHASA C DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR NOVA AVRILIA S 112408022 PROGRAM STUDI D-3 FISIKA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Modul VIII Filter Aktif

Modul VIII Filter Aktif Modul VIII Filter Aktif. Tujuan Praktikum Praktikan dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari sebuah filter. Praktikan dapat mengetahui karakteristik sebuah filter. Praktikan dapat membuat suatu filter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION A. Sofwan dan Artdhita F. P. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Bhumi Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan, 12640 E-mail:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak pada perancangan skripsi ini. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR 3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock Membedakan rangkaian

Lebih terperinci

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data nirkabel Adi Tomi 2206100721 TE 091399 Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS LATAR BELAKANG Pengukuran kadar keasaman (ph) dan suhu

Lebih terperinci