KINERJA GURU PROFESIONAL di SMA NEGERI se-kabupaten SERDANG BEDAGAI. Bernardo Marpaung NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINERJA GURU PROFESIONAL di SMA NEGERI se-kabupaten SERDANG BEDAGAI. Bernardo Marpaung NIM"

Transkripsi

1 KINERJA GURU PROFESIONAL di SMA NEGERI se-kabupaten SERDANG BEDAGAI Bernardo Marpaung NIM Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dibandingkan dengan Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional di SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai dan sampel penelitian adalah 12 Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dan 12 Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, yaitu cara atau teknik yang mengungkapkan fakta yang jelas tentang perbedaan Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dan belum Bersertifikat Pendidik Profesional. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, yakni menanyakan secara lansung tentang tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran di sekolah meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sebagai gambaran kinerjanya di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional adalah baik dengan skor rata-rata 85,08 dan Kinerja Guru belum Bersertifikat Pendidikan Profesional adalah kurang dengan skor rata-rata 64,92. Selanjutnya ada perbedaan antara Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dengan Kinerja Guru belum Bersertifikat Pendidik Profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional lebih baik dari pada Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional. Perbedaan ini diperkuat dari hasil analisis statistik menggunakan uji t diperoleh nilai t hitung lebih besar dari nilai kritiknya pada taraf signifikansi 5%, yaitu 18,50 > 2,07. Kata Kunci : kinerja, guru profesional PENDAHULUAN Program Sertifikasi guru merupakan proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi dengan mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 1

2 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Berdasarkan produk hukum tersebut dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sementara guru yang belum bersertifikat tenaga pendidik profesional juga harus dituntut menguasai kompetensi dan memiliki kualifikasi akademik yang setara dengan disiplin ilmu yang diajarkannya, akan tetapi belum memperoleh tunjangan profesi sesuai persyaratan undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 dan memiliki tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan pembelajaran yang berkualitas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Program Sertifikasi merupakan upaya peningkatan mutu guru disertai dengan peningkatan kesejahteraan guru karena pada dasarnya gaji yang diterima guru per-bulan hanya cukup untuk makan-minum per bulan dan tidak cukup membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (PT) yang biaya pendidikan sangat mahal saat ini. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non pegawai negeri sipil (swasta), namun demikian uang janganlah dijadikan primadona, jika kita jadikan primadona akan merusak moral, dan pikiran akan terkontaminasi oleh uang, nanti ditakuti setiap kegiatan dikaitkan dengan uang dan pamrih. Perlu ditegaskan bahwa program sertifikasi guru merupakan sarana atau instrumen meningkatkan kualitas kompetensi guru supaya menjadi guru yang profesional, dan dapat meningkatkan kinerjanya serta menentukan kelayakan dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional dan dampak yang diharapkan dari meningkatnya kinerja guru ini adalah tercapainya peningkatan mutu hasil pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan nasional disamping itu guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Uraian di atas sangat terkait dengan kinerja guru, utamanya bagi guru-guru yang telah memperoleh sertifikat tenaga pendidik profesional. Sebagaimana diketahui, dalam lingkup Kabupaten Serdang Bedagai secara khusus pada tingkat SMA Negeri hingga tahun 2010 terdapat sejumlah 608 orang guru, dan 121 orang diantaranya sudah memiliki sertifikat tenaga pendidik profesional, sedangkan 487 orang guru lainnya belum tersertifikasi sebagai tenaga pendidik profesional. Berdasarkan hasil pengamatan di beberapa SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai tingkat kinerja guru secara umum tidak ada perbedaan signifikan dengan guru belum. Ditinjau dari ketiga aspek kinerja guru 2

3 sebagaimana diuraikan di atas, diketahui bahwa masih banyak guru belum dapat melaksanakan perencanaan pembelajaran misalnya penyusunan silabus, RPP, alat evaluasi, media dan sumber belajar sesuai dengan petunjuk teknis yang seharusnya. Begitu juga dengan penggunaan media belajar, perangkat pembelajaran yang digunakan guru umumnya hanya pada mata pelajaran tertentu saja, karena memang sudah tersedia di sekolah sedangkan mata pelajaran lainnya guru kurang memiliki media pembelajaran yang representatif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa kondisi guru yang telah mendapat serifikat tenaga pendidik profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai mencerminkan keadaan yang tidak sesuai dengan harapan seperti adanya guru yang bekerja sampingan baik yang sesuai dengan profesinya maupun diluar profesi mereka, terkadang ada sebagian guru yang secara totalitas lebih menekuni kegiatan sampingan dari pada kegiatan utamanya sebagai guru di sekolah, berbanding terbalik dengan tuntutan pendidikan bahwa guru yang telah mendapat sertifikat pendidik profesional wajib melaksanakan pembelajaran minimal 24 jam tatap muka per minggu dan maksimal 40 jam tatap muka per minggu, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan yang memiliki izin operasional dari Pemerintah Pusat maupun Daerah kenyataan ini sangat memprihatinkan dan mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru terhadap profesinya. Uraian di atas mengindikasikan bahwa, pada prinsipnya guru di SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai yang sudah bersertifikat tenaga pendidik profesional belum cukup memenuhi syarat profesionalisme terhadap ketiga aspek kinerja guru yang seharusnya dimiliki dalam menjalankan tugas mengajar. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan tujuan penyelenggaraan sertifikasi guru oleh pemerintah, yang secara umum dapat dikatakan bahwa seharusnya dengan penyelanggaraan sertifikasi guru, profesionalisme guru semakin meningkat dengan demikian seiring meningkatnya profesionalisme maka kinerja guru ikut meningkat. Namun demikian gambaran tentang guru yang telah bersertifikat pendidik profesional di SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai, belum mewakili keadaan sesungguhnya, mengingat hal ini hanya diperoleh melalui pengamatan penulis semata. Untuk memperoleh gambaran lebih jelasnya mengenai permasalahan ini, maka diperlukan tindakan nyata melalui suatu penelitian, untuk mengungkap bagaimana kinerja guru yang dengan guru belum bersertifikat pendidik profesional di SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai. Sesuai dengan latar belakang maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran kinerja guru bersertifikat pendidik profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Untuk mengetahui gambaran kinerja guru belum bersertifikat pendidik profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Untuk mendeskripsikan perbedaan kinerja guru bersertifikat pendidik profesional dengan kinerja guru belum bersertifikat pendidik 3

4 profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki 16 SMA Negeri. Adapun alasan penulis memilih lokasi adalah: Sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian tentang Kinerja Guru dengan Guru belum bersertifikat pendidik profesional di SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai yang sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional tahun 2007 s/d 2010 yang berjumlah 121 orang dan Guru belum yang berjumlah 487 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling yakni Guru Bersertifikat Pendidik Profesional sebanyak 12 orang dan Guru yang belum bersertifikat Pendidik Profesional sebanyak 12 orang sehingga jumlah sampel sebanyak 24 orang guru dari SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai yang telah memiliki guru Bersertifikat Pendidik Profesional lebih dari 10 orang, hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa disekolah tersebut telah terbentuk komunitas guru profesional dan sudah memiliki kinerja yang lebih baik menuju sekolah standar nasional (SSN). Berdasarkan data yang diperoleh, maka sekolah yang memiliki Guru Profesional lebih dari 10 orang yaitu: SMA Negeri 1 Perbaungan, SMA Negeri 1 Sei Rampah, SMA Negeri 1 Dolok Masihul dan SMA Negeri 1 Bandar Khalipah. Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Guru Profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai dilihat dari: guru yang Bersertifikat Pendidik Profesional dan guru yang belum Bersertifikat Pendidik Profesional. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengambilan datadata sekunder dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai dan Kantor Sekolah tempat penelitian, wawancara dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan, mendeskripsikan data hasil penelitian menggunakan statistik deskripsi. Untuk menentukan kategori Kinerja Guru dilakukan dengan menggunakan ketentuan kategori seperti yang dikemukakan oleh Fattah (2008). Karena penelitian ini bersifat membandingkan antara variabel eksperimen dengan variabel kontrol, maka uji persyaratan analisis yang digunakan terbagi ke dalam dua bagian yaitu uji normalitas dan homogenitas. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja guru dibandingkan dengan kinerja guru yang belum bersertifikat pendidik profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai. Sehubungan dengan itu maka data yang dideskripsikan terbagi atas dua bagian yaitu data Kinerja guru (X 1 ) dan data kinerja guru belum (X 2 ), dengan rincian 12 guru yang dan 12 guru bersertifikat pendidik profesional. Data kinerja guru yang dinilai dilihat dari tiga aspek yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. 4

5 1. Data Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Perencanan Pembelajaran Tabel 1. Data Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Perencanaan Pembelajaran No Sampel Kinerja Guru Bersertifikat Belum Bersertifikat Jumlah Mean Berdasarkan tabel 1. terlihat bahwa guru yang bersertifikat pendidik profesional lebih mampu membuat perencanaan pembelajaran dari pada guru yang belum bersertifikat pendidik profesional. Kemampuan merencanakan pembelajaran guru yang adalah baik dengan nilai rata-rata 89,42, sedangkan kemampuan guru yang belum bersertifikat pendidik profesional adalah kurang dengan nilai rata-rata 64,92. Selanjutnya perbedaan kinerja guru dengan guru yang belum bersertifikat pendidik profesional dilihat dari aspek perencanaan pembelajaran dapat dikategorisasi dalam bentuk tabel 2. Tabel 2. Kategori Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Perencanan Pembelajaran No. Nilai Sertifikasi Belum Bersertifikasi Kategori F % F % , Sangat baik , Baik ,67 Cukup 4 < ,33 Kurang Jumlah , ,00 - Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa guru yang bersertifikat pendidik profesional pada umumnya memiliki kemampuan merencanakan pembelajaran dalam kategori sangat baik yakni sebanyak 8 orang guru (66,67%), sedangkan guru belum memiliki kemampuan merencanakan pembelajaran dalam kategori kurang, yakni sebanyak 7 orang guru (58,33%). 5

6 2. Data Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 3. Data Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Pelaksanaan Pembelajaran No Sampel Kinerja Guru Bersertifikat Belum Bersertifikat Jumlah Mean Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa guru yang bersertifikat pendidik profesional lebih mampu melaksanakan pembelajaran dari pada guru yang belum bersertifikat pendidik profesional. Kemampuan melaksanakan pembelajaran guru yang adalah baik dengan nilai rata 83,50, sedangkan kemampuan guru yang belum bersertifikat pendidik profesional adalah kurang dengan nilai rata-rata 66,50. Selanjutnya perbedaan kinerja guru bersertifikat pendidik profesional dengan guru yang belum dilihat dari aspek pelaksanaan pembelajaran dapat dikategorisasi dalam bentuk tabel 4. Tabel 4. Kategori Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Pelaksanaan Pembelajaran No. Nilai Sertifikasi Belum Bersertifikasi Kategori F % F % Sangat baik , Baik , ,33 Cukup 4 < ,67 Kurang Jumlah , ,00 - Berdasarklan tabel 14 di atas terlihat bahwa guru yang bersertifikat pendidik profesional pada umumnya memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran dalam kategori baik yakni sebanyak 11 guru (91,67%), sedangkan guru belum bersertifikat pendidik profesional memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran dalam kategori kurang, yakni sebanyak 8 guru (66,67%). 6

7 3. Data Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Evaluasi Pembelajaran Tabel 5. Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Evaluasi Pembelajaran No Sampel Kinerja Guru Bersertifikasi Belum Bersertifikasi Jumlah Mean Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa guru yang bersertifikat pendidik profesional lebih mampu melakukan evaluasi pembelajaran dari pada guru yang belum bersertifikat pendidik profesional. Kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran guru merupakan kategori baik dengan nilai rata 83,83, sedangkan kemampuan guru yang belum bersertifikat pendidik profesional merupakan kategori kurang dengan nilai rata-rata 61,67. Selanjutnya perbedaan kinerja guru dengan guru belum bersertifikat pendidik profesional dilihat dari aspek evaluasi pembelajaran dapat dikategorisasi dalam bentuk tabel 6. Tabel 6.Kategori Kinerja Guru Berdasarkan Aspek Evaluasi Pembelajaran No. Nilai Sertifikasi Belum Bersertifikasi Kategori F % F % , Sangat baik , Baik , ,00 Cukup 4 < ,00 Kurang Jumlah , ,00 - Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa guru pada umumnya memiliki kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran di atas nilai cukup yakni sebanyak 4 orang guru (33,33%) dalam kategori baik dan 5 orang guru (41,67%) sangat baik, sedangkan guru belum memiliki kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran dalam kategori kurang, yakni sebanyak 9 orang guru (75%) dan 3 orang guru (25%) dalam kategori cukup. Setelah dilakukan penggabungan nilai pada masing- 7

8 masing aspek kinerja antara guru dengan yang guru belum bersertifikat pendidik profesional maka diperoleh tabel nilai perbedaan kinerja guru dengan guru belum bersertifikat pendidik profesional sebagai berikut ini: Tabel 7. Nilai Perbedaan Kinerja Guru No Nilai Akhir Sertifikasi Belum Sertifikasi Jumlah Mean 85,08 64,92 SD 2,75 2,56 Mencermati tabel 7 terlihat bahwa tidak ada guru bersertifikat pendidik profesional yang memiliki nilai kurang (nilai<70) dan memiliki kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang lebih baik, dimana nilai tertinggi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional adalah 90 dan nilai terendah 78 dengan nilai rata-rata 85,08 dan standart deviasi 2,75. Sedangkan kemampuan guru belum jika dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran adalah kurang dimana nilai tertinggi hanya mampu mencapai 71 dan nilai terendah 62 dengan nilai rata-rata 64,92 dan standart deviasi 2,56. Selanjutnya perbedaan Kinerja guru dengan guru belum bersertifikat profesional dapat dikategorisasikan dalam bentuk tabel berikut ini. Tabel 8. Kategori Perbedaan Kinerja Guru No. Nilai Sertifikasi Belum Bersertifikasi Kategori F % F % , Sangat baik , Baik ,33 1 8,33 Cukup 4 < ,66 Kurang Jumlah , ,00 - Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa sebagian besar guru bersertifikat pendidikat profesional yakni sebanyak 10 orang guru memiliki kategori baik 8

9 (83,33%), yang memiliki kategori cukup 1 orang guru (8,33%) dengan nilai 78 dan kategori sangat baik hanya 1 orang guru (833%) dengan nilai 90. Sementara itu guru belum bersertifikat pendidik profesional banyak yang memperoleh secara umum memiliki nilai <70 yaitu 11 orang guru (91,66%) memiliki kategori kurang dan hanya 1 orang guru saja (8,33) yang memiliki kategori cukup dengan ini mennyatakan bahwa kinerja guru belum bersertifikat masih Kurang baik dari aspek pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi pembelajaran. Uji Persyaratan Analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji persyaratan analisis. Karena hipotesis penelitian ini bersifat membandingkan, maka uji persyaratan analisis yang digunakan terbagi ke dalam dua bagian yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Lilliefors. Normal atau tidaknya distribusi data adalah dengan cara mengkonsultasikan nilai L hitung (Lo) dengan nilai L tabel (Lt) pada taraf signifikan 5%. Sedangkan derajat kebebasannya ditentukan berdasarkan jumlah sampel (N) Setelah dilakukan perhitungan uji normalitas, diperoleh tabel ringkasan perhitungan sebagai berikut: Tabel 9. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian No Variabel Penelitian Lo Lt (0,05) Keterangan 1 Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik Profesional 0,20 0,24 Normal 2 Kinerja Guru Belum Bersertifikasi Pendidik Profesional 0,17 0,24 Normal Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa nilai L hitung untuk variabel Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik Profesional adalah lebih kecil dari nilai kritiknya (0,20 < 0,24 (0,05) ). Ini bermakna data Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik Profesional berdistribusi normal. Demikian halnya nilai L hitung untuk variabel Kinerja Guru Belum Bersertifikasi Pendidikan Profesional adalah lebih kecil dari nilai kritiknya (0,17 < 0,24 (0,05) ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Kinerja Guru belum Bersertifikasi Pendidik Profesional berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians terbesar dengan varians terkecil, dengan ketentuan data memiliki varians yang homogen jika nilai F hitung < F tabel (0,05). Berdasarkan uji homogenitas diperoleh hasil perhitungan F h < F t(0,05), yaitu 1,17 < 2,82. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa sampel penelitian memiliki varians yang homogen. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah Ada perbedaan antara Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dengan Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional. Untuk membuktikan hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t. Ketentuan yang digunakan adalah jika t o > t t(0,05) pada taraf signifikan 5%, 9

10 berarti ada perbedaan antara Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dengan Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 10 diperoleh nilai t hitung (t o ) = 18,50 dengan nilai t tabel (0,05) = 2,07, sehingga t hitung > t tabel (0,05), yakni 18,50 > 2,07. Karena nilai hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada perbedaan antara Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dengan Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional di SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai diterima. PEMBAHASAN Guru adalah tenaga pendidikan di sekolah yang sangat berperan membawa peserta didik kepada tujuan pendidikan, karenanya kualitas guru dalam menjalankan tugasnya sangat diperlukan. Tanpa guru yang berkualitas, mustahil sesuatu sistem pendidikan berikut acara kurikulernya dapat mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses belajarmengajar yang menjamin optimalisasi hasil pembelajaran secara kurikuler ialah tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya. Guru yang bersertifikasi adalah guru yang telah memperoleh sertifikasi melalui jalur portofolio atau PLPG berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun Tujuannya adalah menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, meningkatkan mutu dan hasil pendidikan, meningkatkan martabat guru, dan meningkatkan profesionalitas guru. Berdasarkan Teori Usman (2006) untuk menilai kualitas kinerja guru dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu: aspek perencanaan pembelajaran, aspek pelaksanaan pembelajaran, aspek evaluasi pembelajaran dengan hal ini diharapkan guru dapat menjalankan kinerjanya sebagai tenaga pendidikan secara lebih profesional, yakni mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan tepat sehingga tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat terealisasi dengan baik. Berbeda dengan Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional yang belum teruji kemampuannya secara portofolio atau PLPG dikhawatirkan kurang profesional dalam melakukan kegiatan pembelajaran yakni kurang mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan tepat sehingga tujuan pendidikan yang telah dirumuskan tidak terealisasi dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional adalah baik dengan nilai rata-rata 85,08. Sebanyak 1 guru (8,33%) memiliki kinerja dalam kategori sangat baik, 10 guru (83,34%) kategori baik, dan 1 guru (8,33%) kategori cukup. Guru yang telah bersertifikasi lebih konsisten dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan RPP sebagai realisasi dan pengembangan dari silabus yang ditetapkan pemerintah sebagai salah satu indikator menilai kinerja guru hal ini terbukti dari nilai rata-rata pada aspek perencanaan pembelajaran yaitu 10

11 89,42 dimana 8 orang guru (66,67%) memiliki kategori sangat baik dan sebanyak 7 guru (58,33%) memiliki kategori cukup. Dilihat dari aspek pelaksanaan pembelajaran, secara umum guru telah menerapkan strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dapat dilihat dari nilai rata-rata 83,50 dimana 11 guru (91,67%) memiliki kategori baik dan 1 orang guru (8,33%) memiliki kategori cukup. Selanjutnya dilihat dari aspek evaluasi pembelajaran guru senantiasa menyusun alat eveluasi baik test formatif maupun sumatif dengan memperhatikan indiktor-indikator dalam menyusun test terbukti dari nilai rata-rata guru bersertifikat pada aspek evaluasi pembelajaran yaitu 83,83 dimana 4 guru (33,33%) memiliki nilai sangat baik, 5 guru (41,67%) memiliki kategori nilai baik dan 3 guru (25,00%) memiliki kategori nilai cukup. Konsistensi guru bersertifikat pendidik profesional dalam mendesain pembelajaran yang sarat dengan IPTEK sangat terealisasi di dalam menyelenggarakan setiap pembelajaran, akan tetapi dalam proses pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hanya terealisasi disaat guru mengikuti PLPG selanjutnya kegiatan tersebut tidak ada tindak lanjutnya di unit sekolah masing-masing padahal Penelitian Tindakan kelas merupakan salah satu wujud guru yang telah bersertifikat mempertahankan profesionalitasnya sebagai guru yang profesional. Bila dilihat dari teknik pengembangan Perangkat pembelajaran guru bersertifikat sudah mengembangkannya sesuai dengan APKG 1 dan APGK 2. Sementara itu Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional secara umum menunjukkan kurang dengan nilai rata-rata 64,92, dimana nilai tertinggi adalah 71 dan nilai terendah adalah 62, dari 12 Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional, hanya 1 guru (8,33%) memiliki kinerja dalam kategori cukup, 11 guru (91,67%) kategori kurang. Jika dilihat dari kemampuan guru belum bersertifikat pendidik profesional dalam merencanakan pembelajaran memiliki nilai rata-rata 64,92 dan sebanyak 5 guru (41,67%) memiliki nilai cukup sedangkan 7 guru (58,33%) memiliki kategori nilai (<70) kurang, dilihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran memiliki nilai rata-rata 66,50 dan sebanyak 8 guru (66,67%) memiliki kategori kurang sedangkan 4 guru (33,33%) memiliki kategori cukup dan dilihat dari kemampuan guru dalam malaksanakan evaluasi pembelajaran dengan nilai rata-rata 61,67 dan sebanyak 9 guru (75,00%) memiliki kategori kurang sedangkan 3 guru (25,00%) memiliki kategori cukup. Secara umum guru belum bersertifikat pendidik profesional kurang memperhatikan sebagaimana yang dilakukan oleh Guru Bersertifikat Pendidik Profesional. Bahkan tidak jarang Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional yang memberikan pembelajaran kepada siswa tanpa menggunakan RPP dan metode pembelajaran yang monoton pada penggunaan metode pembelajaran yang kering akan aspek pedagogik selanjutnya ketidaksiapan guru belum dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena dianggap belum menjadi keharusan, padahal dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru akan memperolah manfaat timbal balik (feedback) dengan peningkatan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta 11

12 didik disamping sudah memiliki karya ilmiah PTK pada saat mengikuti PLPG nantinya. Keinginan guru yang belum dalam menciptakan suasana pembelajaran yang sarat dengan IT masih kurang yang mengakibatkan kurangnya semangat peserta didik dalam proses belajar dikarenakan kecenderungan peserta didik yang lebih menguasai perkembangan IPTEK. Hasil penelitian ini ternyata sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Melina (2010) yang menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran secara umum dikategorikan baik dengan skor rata-rata 4,4 termasuk 6 indikator lainnya. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dikategorikan baik dengan skor ratarata 4,4 termasuk 5 indikator lainnya namun dalam menggunakan media kinerja guru geografi masih tergolong kurang baik, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian oleh Koes (2010) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh persepsi sertifikasi guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta, dengan sumbangan relatif sebesar 41,3% dan sumbangan efektif 20,9%. (2) Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta, dengan sumbangan relatif sebesar 58,7% dan sumbangan efektif 29,8%. (3) Ada pengaruh persepsi sertifikasi guru dan kompetensi guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta, dengan koefisien determinasi sebesar 0,507%. Dari hasil penelitian tersebut menarik untuk dilihat Kinerja Guru Profesional. Selanjutnya setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji t diperoleh nilai t hitung lebih besar dari nilai kritiknya pada taraf signifikansi 5%, yaitu 18,50 > 2,07. Menurut aturan analisis statistik jika t o t t, berarti ada perbedaan antara variabel yang diteliti, yakni ada perbedaan antara Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dengan Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran lebih baik dari Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional. Ini disebabkan dengan adanya portofolio atau PLPG guru memperoleh pelajaran yang berharga bagaimana memberikan pendidikan secara tepat kepada siswa di sekolah. Sehubungan dengan itu pelaksanakan Sertifikasi guru dalam menunjang teralisasinya tujuan pendidikan nasional mutlak diperlukan sehingga mutu pendidikan indonesia semakin meningkat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. KESIMPULAN Setelah membahas permasalahan yang diteliti diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional adalah baik dengan nilai rata rata-rata 85,08. Sebanyak 1 guru (8,33%) memiliki kinerja dalam kategori sangat baik, 10 guru (83,34%) kategori baik, dan 1 guru (8,33%) kategori cukup. 2. Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional adalah kurang dengan nilai rata-rata 64,92. Dari 12 Guru Belum Bersertifikat Pendidikan Profesional, sebanyak 1 guru (8,33%) memiliki kinerja dalam kategori cukup, 11 guru (91,67%) kategori kurang. 12

13 3. Ada perbedaan antara Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Profesional dengan Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik Profesional di SMA Negeri se-kabupaten Serdang Bedagai. Ini diperkuat dari hasil analisis statistik menggunakan uji t diperoleh nilai t hitung lebih besar dari nilai kritiknya pada taraf signifikansi 5%, yaitu 18,50 > 2,07. SARAN Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri Se-Kabupaten Serdang Bedagai maka dapat dirumuskan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlunya pemerintah menfasilitasi guru bersertifikat pendidik profesional untuk meningkatkan pengembangan diri dalam mempertahankan profesionalitasnya. 2. Perlunya guru SMA Negeri se- Kabupaten Serdang Bedagai pada khususnya untuk menerapkan apa yang dipelajarinya dari kegiatan portofolio atau PLPG secara konsisten guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 3. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan guna memberikan perbandingan atau masukan yang konstruktif bagi kesempurnaan hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Sinar Grafika Anonim Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika Anonim Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, Tentang Pedoman Penyusunan Standar pelayanan minimal penyelenggara Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta Anonim Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbana Anonim Undang-Undang 14 dan 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Program Sertifikasi Guru. Bandung: Citra Urbana Apridawati. Tingkat Pemahaman Guru terhadap Sertifikasi menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan Dosen (Studi Deskripstif-Analisa terhadap Guru-Guru SMA di Kecamatan Bebesan Kabupaten Aceh Tengah, Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: FIS UNIMED Collieti, A. B Teaching Methods and Applied Teqniques, Keystone Pub-Ins. New York Conell, WF The Gindance of Learning Activites. New York: Appleton Century Coffs Djamarah Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka Anonim UUGD Pasal 2 ayat 2 tentang Guru sebagai tenaga profesional. Jakarta: Sinar Grafika 13

14 Hasyim. 2004:36. Teori Personality. Padang: PTS Publication & Distributor SDN BHD Koes. Pengaruh Persepsi Sertifikasi Guru terhadap Motivasi Kerja Guru SMA Negeri 2 Surakarta, Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamdyah Surakarta Kunandar Guru Profesional, Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Levine Professional Development Professional Experiences Help Teachers Meet The Standard. The Science Teacher Leod Mc The Achieveing Siciety. New Jersey: D. Van Nostrantd Co. Inc. Princeton Marsely. Pengaruh Program Sertifikasi Guru terhadap Kesejahteraan dan Motivasi Kerja Guru SMA Negeri se-kota Malang, Skripsi (tidak diterbitkan). Malang: FE Universitas Negeri Malang Mulyasa Implementasi KTSP Bandung: Remaja Rosdakarya Pidarta Perencanaan Pendidik Partisipasi dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka Cipta Robbins Standar Mutu Pendidikan Nasional. New York: Hill Book Co Sarimaya, Farida Sertifikasi Guru. Bandung: CV Yrama Raya Samami. 2006:3. Studi Pengembangan Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung Fattah, Nanang Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas terbuka Fachruddin Pengembangan Profesionalitas Guru. Jambi: Gaung Persada Pers Sudjana Metode Statistika. Bandung: Tarsito Simajuntak. Pengaruh Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar pada Mata Pelajaran Pkn di SMA Negeri 14 Medan Kelas x semester ganjil T.P 2009/2010, Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: FIS UNIMED Sulistyorini Evaluasi program Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Supriyadi, D Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Jakarta: Depdikbud Usman Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Usman Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara: Yogyakarta Yoesoef, D Profesionalisasi & Penerapan KTSP. Gaung Persada Press: Jakarta 14

15 Martinus Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Gaung Persada Pers: Jambi Melina. Analisis kompetensi Guru Geografi SMA Negeri 3 Medan, Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: FIS UNIMED 15

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara. Keberhasilan pendidikan dapat menghasilkan keluaran yang dapat,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara. Keberhasilan pendidikan dapat menghasilkan keluaran yang dapat, BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan semakin mendapat sorotan tanjam dari berbagai pihak seiring perkembangan zaman.hal ini dikarenakan pendidikan merupakan kebutuhan bagi bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui proses industrialisasi. Peralihan dari masyarakat agraris

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Karakteristik guru Geografi yang sudah sertifikasi pada SMA Negeri di Kecamatan Rantau Utara dan Rantau Selatan ini terdapat 8 guru yang sudah sertifikasi dari

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015 PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel :

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel : KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU Lala Jelita Ananda Surel : ljananda@unimed.ac.id ABSTRACT This research was executed at SMK Sandhy Putra 2 Medan. The purpose of this research is to know how

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Pendahuluan Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014 PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Melda Ariyanti Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK 443 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA SWASTA R.A. KARTINI SEI RAMPAH TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN HAK ASASI MANUSIA DI KELAS VII PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Abstract: Keyword:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STUDI KOMPARASI ANTARA CROSSWORD PUZZLE DAN WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN TEMA CITA-CITAKU PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh : Lailatussaadah Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry Email: lailamnur27@gmail.com ABSTRAK Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses belajar mengajar dan hasil pendidikan yang

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU SEBELUM DENGAN SESUDAH BERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN 1 TABANAN

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU SEBELUM DENGAN SESUDAH BERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN 1 TABANAN STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU SEBELUM DENGAN SESUDAH BERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN 1 TABANAN Dewi Purwasih Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus disertai dengan peningkatan kualitas guru. Guru merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan sosok pribadi yang tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu sebagai pendidik dan pengajar guru harus mampu untuk menyesuaikan antara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 138 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Kompetensi pedagogik dan profesional guru PAI yang belum tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri se Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI MTs MUHAMMADIYAH BLIMBING TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI MTs MUHAMMADIYAH BLIMBING TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI MTs MUHAMMADIYAH BLIMBING TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia(sdm). Oleh karenanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas social

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun hakikat, fungsi, latar tugas, dan kedudukan sosiologinya telah banyak mengalami perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar

Lebih terperinci

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

KOMITMEN GURU SERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG

KOMITMEN GURU SERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG KOMITMEN GURU SERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG Ovi Arista Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research are

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM STUDI KOMPARATIF PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN GURU YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA NEGERI 2 PAREPARE Kiki Reski Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 8 Bandar Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 8 Bandar Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 8 Bandar Lampung Sekitar tahun 1949 di Kecamatan Teluk Betung Selatan dibangun gedung Sekolah Menengah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SMA SE-KABUPATEN TORAJA UTARA

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SMA SE-KABUPATEN TORAJA UTARA IMPLEMENTASI STANDAR PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SMA SE-KABUPATEN TORAJA UTARA Silka Pendidikan Fisika Universitas Kristen Indonesia Toraja email: kapoorsilka@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi mutu pendidikan di Indonesia dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan negara negara tetangga di Asia Tenggara lainnya. Harian Kompas, 03 Maret 2011 melansir

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena pendekatan ini adalah untuk

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR. Persyaratan. Disusun Oleh: A

HASIL BELAJAR. Persyaratan. Disusun Oleh: A PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP N 1 JATEN KARANGANYAR KELAS VII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Ira Widyawati Napitupulu Drs. H. Sigalingging,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu profesi yang harus ditekuni untuk mewujudkan kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru merupakan faktor

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Berliana Fenny Gultom Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program sertifikasi guru yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ternyata tidak memberi dampak perbaikan terhadap mutu pendidikan nasional.

Lebih terperinci

Sri Wahyuningsih dan Satrijo Budiwibowo Pendidikan Akuntansi IKIP PGRI MADIUN

Sri Wahyuningsih dan Satrijo Budiwibowo Pendidikan Akuntansi IKIP PGRI MADIUN PERBEDAAN PERSEPSI SISWA DAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) IKIP PGRI MADIUN PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN 2013 ADA SMK DI KABUPATEN MADIUN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal 17 September 2013 sampai dengan 1 Oktober 2013. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KINERJA ANTARA GURU PNS DENGAN NON PNS DI SD NEGERI SE-DESA PUTATSARI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PERBEDAAN KINERJA ANTARA GURU PNS DENGAN NON PNS DI SD NEGERI SE-DESA PUTATSARI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PERBEDAAN KINERJA ANTARA GURU PNS DENGAN NON PNS DI SD NEGERI SE-DESA PUTATSARI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Mudjihartono * FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X SMA Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penguasaan kemampuan pedagogik pada Mahasiswa Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUMEDANG. Oleh Jejen Jaenudin

PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUMEDANG. Oleh Jejen Jaenudin PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUMEDANG Oleh Jejen Jaenudin 82351112049 Abstrak Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mayoritas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA N 1 SAROLANGUN Dewi Irawati 1), Prof. Dr. H. Rahmat Murboyono

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALITAS GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VII C DI SMPN 1 PULUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH PROFESIONALITAS GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VII C DI SMPN 1 PULUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGARUH PROFESIONALITAS GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VII C DI SMPN 1 PULUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TEMPAT, SUBYEK DAN WAKTU PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah MTs Plus Raden Paku Trenggalek, di jln Ki Mangun Sarkoro No 17B Surodakan Trenggalek, dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut:

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri yang bersertifikat pendidik

Lebih terperinci

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 PM -157 Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dwi Desmayanasari, Azizah mujahidah

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs NEGERI MODEL MAKASSAR

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs NEGERI MODEL MAKASSAR Syahriani : Pengaruh Pemberian Tugas DalamBentuk Pilihan Ganda dan Essai terhadap Hasil Belajar 69 PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI GURU MELALUI PLK TERHADAP MINAT MENJADI GURU BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT-UNP ABSTRACT

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI GURU MELALUI PLK TERHADAP MINAT MENJADI GURU BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT-UNP ABSTRACT 286 KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI GURU MELALUI PLK TERHADAP MINAT MENJADI GURU BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT-UNP (Denni Saputra *, Nurhasan Syah **, Iskandar G. Rani ***

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: 1. Tahap Persiapan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam

Lebih terperinci

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 0 PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : Armaliyah Drs. Basyaruddin, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura)

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura) PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Untuk itu masalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh PENGARUH MATAKULIAH KEPENDIDIKAN DAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN TERHADAP MINAT MENJADI GURU PROFESIONAL PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGAKATAN 2010 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH POLA ASUH DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PURWOREJO NOGOSARI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhui sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI DAN PEMENUHAN JAM MENGAJAR GURU SMP DI KABUPATEN KARANGANYAR

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI DAN PEMENUHAN JAM MENGAJAR GURU SMP DI KABUPATEN KARANGANYAR PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI DAN PEMENUHAN JAM MENGAJAR GURU SMP DI KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa, Inventarisasi Guru Biologi di MTs Swasta Se-Kecamatan Jenggawah Jember dan Hubungannya terhadap Hasil Belajar Siswa 1 (The Inventory of Biology Teacher's Competency in Private Madrasah Tsanawiyah Jenggawah

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH A R M A H 208311013 ABSTRAK Armah, NIM 208311013, Pengaruh

Lebih terperinci

Sri Wahyuningsih Prodi. Pend. Akuntansi IKIP PGRI Madiun

Sri Wahyuningsih Prodi. Pend. Akuntansi IKIP PGRI Madiun PERBEDAAN PERSEPSI SISWA DAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) IKIP PGRI MADIUN PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN 2013 PADA SMK DI KABUPATEN MADIUN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA Oleh: Yayah Pujasari Nurdin Abstrak Dengan telah digulirkannya Undang-undang mengenai sertifikasi guru dan dosen, maka system pendidikan

Lebih terperinci

DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK

DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK Lisa Weri Hardianti Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU Hubungan Motivasi Kerja... (Zetriuslista &Reni) 1 HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU RELATIONSHIP BETWEEN MOTIVATION TO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada 58 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Menurut Arikunto (00:70) pendekatan korelasional adalah penelitian yang

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi

Lebih terperinci