Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Transkripsi

1 STUDI KOMPARATIF PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN GURU YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA NEGERI 2 PAREPARE Kiki Reski Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang terdapat di SMA Negeri 2 Parepare yang berjumlah 61 orang. Sampel penelitian ini terdiri dari 30 orang, 15 diantaranya guru yang bersertifikat pendidik dan 15 guru yang belum bersertifikat pendidik. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan signifikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil analisis data dengan menggunakan uji t dan diperoleh nilai t hitung sebesar -3,628 dan t tabel sebesar 2,14 yang dapat dijelaskan oleh variabel pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik. Oleh karena itu, H 0 ditolak yaitu tidak terdapat perbedaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik dan H 1 diterima yaitu terdapat perbedaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. Kata Kunci: Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dan Sertifikat Pendidik ABSTRACT This research aims to determined what there wa the different in the implementation of classroom action research questionnaireat SMA Negeri 2 Parepare. Kind of the research used a quantitative approach. Population in this research are all the teachers at SMA Negeri 2 Parepare that have 61 teachers. The research sample consisted of 30 teachers, 15 of them was certified teachers educator and 15 teachers who have not been certified educator. The data collection techniques used observation, questionnaire and documentation. The data analysis teqniques used descriptive analysis and inferential statistical analysis. The result of the research showed that there was a positive and significant difference in implementation of classroom action research to the certified teachers educator and the the teachers who have not been certified educator at SMA Negeri 2 Parepare. It showed in the result of the data analysis used t test and obtained t value-3,628 and t table by 2,14. Which can de explained by the implementation of classroom action research to the certified teachers educator and the teachers who have not been certified educator. Therefore, H 0 rejected. There was not the difference in implementation of classroom action research to the certified teachers educator and the teachers who have not been certified educator. H 1 be accepted, the was a difference in implementation of classroom action research to the certified teachers educator and the teachers who have not been certified educator. Keywords: Implementation of Classroom Action Research and Certified of Education PENDAHULUAN Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV). Selain itu guru harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian, memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Kiki Reski 1

2 pendidikan nasional. Guru yang profesional adalah guru yang selalu ingin memberikan yang terbaik bagi siswanya dan ingin menjadi teladan bagi siswanya. Salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai pengukur bahwa guru tergolong sebagai guru profesional adalah kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Bahkan salah satu tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk pengembangan profesionalisme guru. Sehingga melalui penelitian tindakan kelas, guru dituntut untuk senantiasa melakukan refleksi diri tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukannya untuk menemukan berbagai permasalahan yang dihadapi dan merencanakan berbagai tindakan yang dirasakannya dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Kemudian melaksanakan tindakan sambil mengamati berbagai pengaruh yang ditimbulkan. Kunandar (2007) mengungkapkan profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Talcot Parson (1902) dalam Purba (2011), mengemukakan implikasi perspektif struktural fungsional dalam pembelajaran terkhusus pada peranan guru, antara lain sebagai berikut: (1) mendorong kesetiaan dan tanggung jawab siswa ketika berada di lingkungan kelompoknya; (2) memperkuat kesadaran siswa dalam membangun kesetiaan terhadap cita-cita dan nilai-nilai kelompok; (3) bersedia mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau keluarga; (4) mengembangkan dan mematangkan skill siswa dengan keahlian yang diperlukan siswa untuk bersaing ketat di tengah-tengah kehidupan masyarakat; (5) guru diharapkan bertindak sebagai agen perubahan; dan (6) guru menjadi model, rujukan, panutan, dan memiliki komitmen yang kuat dalam menjaga ketentuan masyarakat. Mulyasa (2008) menjelaskan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional sertifikat dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan symposium. Namun sertifikat kompetensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas profesi mendidik. Sedangkan menurut Trianto dan Titik (2007) dalam Muhadi (2011) sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditanda tangani oleh perguruan tinggi penyelenggaraan. Oleh karena itu sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Arikunto (2006) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan tejadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. Sehingga mengacu pada Arikunto (2006) mengemukakan bahwa terdapat syarat pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang baik oleh guru yaitu: (1) mengenai hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran; (2) melakukan pencermatan secara terus menerus, objektif, dan sistematis; (3) melakukan sekurang-kurangnya dua siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi; (4) berlangsung secara wajar tanpa mengubah Kiki Reski 2

3 aturan yang ditentukan; (5) disadari oleh pemberi dan pelaku tindakan; dan (6) menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan yaitu siswa. Dalam penelitian ini dicantumkan penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Rokhmat Fakhrul Rizal dan Desi Nurhikmahyanti (2014) Universitas Negeri Surabaya dengan judul Perbedaan Kompetensi Paedagogik Guru Bersertifikat Pendidik dan Belum Bersrtifikat Pendidik di SMK Negeri se-kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi pedagogik guru bersertifikasi dan guru yang belum bersertifikasi di SMK Negeri se-kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga terdapat perbedaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum berseritikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. H0 = Tidak terdapat perbedaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru yang bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. H1 = Terdapat perbadaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru yang bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi, kejadian, kegiatan, program yang sejenis atau hampir sama. Tujuan penelitian perbandingan adalah untuk mencari jawaban secara mendasar tentang hubungan sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab dengan membandingkan dua hal atau dua variabel yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Parepare. Jumlah populasi adalah 61 orang, yaitu 46 guru yang bersertifikat pendidik dan 15 guru yang belum bersertifikat pendidik. Berdasarkan jumlah tersebut, maka jumlah sampel adalah 30 orang. Di antaranya 15 guru yang bersertifikat pendidik dan 15 guru yang belum bersertifikat pendidik. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent variable), yaitu sertifikat pendidik yang terdiri dari guru bersertifikat pendidik disimbolkan (X 1 ) dan guru yang belum bersertifikat pendidik yang disimbolkan dengan (X 2 ). Variabel terikat (dependent variable) yaitu pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Maka, variabel harus didefinisikan secara operasional, yaitu sebagai berikut: (a) Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga pendidik, setelah mengikuti proses sertifikasi guru, dinyatakan lulus serta berhak menerima tambahan tunjangan penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu ketika menemukan sebuah masalah dalam kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan prakti-praktik pembelajaran di dalam kelas secara profesional. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru yang mengajar di SMA Negeri 2 Parepare yaitu sebanyak 61 orang, termasuk di dalamnya guru yang bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik. Jumlah guru yang bersertifikat pendidik adalah 46 orang, dan jumlah guru yang belum bersertifikat pendidik adalah 15 orang. Oleh karena itu sampel yang diambil dalam penelitian ini sama pada masing-masing kelompoknya, yaitu 15 guru yang bersertifikat pendidik dan 15 guru yang belum bersertifikat pendidik. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, angket, dan dokumentasi. Observasi dalam hal ini adalah merupakan bagian dari kegiatan pengamatan yaitu peneliti meminta daftar kelas kepada salah satu staf tata usaha untuk mengetahui banyaknya jumlah kelas yang pernah menjadi tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas baik yang dilaksanakan oleh guru yang bersertifikat pendidik maupun guru yang belum bersertifikat pendidik. Serta meminta data keadaan guru SMA Negeri 2 parepare untuk mengetahui jumlah guru yang bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik. Angket penelitian disusun dengan mengacu pada defenisi operasional variabel yang akan diukur dalam penelitian. Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan dan pertanyaan tertulis pada responden Kiki Reski 3

4 untuk dijawab. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, angket disebarkan kepada responden yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan. Angket pada penelitian ini bersifat tertutup, terdiri dari pernyataan-pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan yang telah disediakan sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban dari beberapa pilihan, sesuai dengan skala yang digunakan yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP). Kisi-kisi angket yang kemudian dikembangkan menjadi pertanyaan terdiri atas 6 yaitu: (1) Mengenai hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran. (2) Melakukan pencermatan secara terus menerus, objektif, dan sistematis. (3) Melakukan sekurang-kurangnya dua siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (4) Melaksanakan secara wajar tanpa mengubah aturan yang ditentukan. (5) Disadari oleh pemberi maupun pelaku tindakan. (6) Menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan yaitu siswa. Sebelum angket digunakan, terlebih dahulu diadakan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian pada 20 responden untuk variabel pelaksanaan penelitian tindakan kelas guru dapat disimpulkan bahwa dari 50 butir pernyataan terdapat 40 butir pernyataan yang valid dan 10 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 3, 4, 5, 6, 7, 16, 17, 35, 43, dan 48. Hasil perhitungan validitas butir pada angket tersebut menyatakan bahwa butir tersebut valid pada taraf signifikansi α = 0,05 dan bernilai positif serta besarnya 0,30 keatas. Pada umumnya, syarat minimum tergolong memenuhi syarat adalah jika r = 0,30. Jika korelasi antara butir dengan skor kurang dari 0,30 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid dan kemudian dihilangkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha-Cronbach dengan bantuan aplikasi SPSS 20. Berdasarkan pengujian instrumen yang dilakukan untuk variabel pelaksanaan penelitian tindakan kelas guru diperoleh Alpha sebesar lebih besar daripada 0,60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen variabel tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk pengukuran dalam rangka analisis lebih lanjut. Dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non manusia. Dalam penelitian ini dokumen digunakan sebagai sumber data karena dokumen dapat dimanfaatkan dalam membuktikan, menafsirkan, dan meramalkan dalam sutu peristiwa. HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis uji normalitas data dengan menggunakan perhitungan chi-kuadrat (Chi-Square) dengan taraf signifikansi 5% dan dk = k-3 skor pelaksanaan penelitian tindakan kelas guru bersertifikat pendidik diperoleh X² hit 0,997 dan X² tab 22,4 sedangkan guru yang belum bersertifikat pendidik diperoleh X² hit 0,999 X² tab 22,4. Maka X² hit X² tab, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas data pelaksanaan penelitian tindakan kelas antara guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik dengan kriteris pengujian signifikansi Pvalue α = 0,05 maka data berasal dari kelompok yang memiliki variansi yang sama (homogen). Jika Pvalue α = 0,05 maka data berasal dari kelompok yang tidak memiliki variansi yang sama. Berdasarkan hasil pengolahan data sesuai tabel di atas, diperoleh Pvalue sebesar 0,091 α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari kelompok yang memiliki variansi yang sama (homogen). Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan, diperoleh niali Pvalue -3,268 α, yaitu -3,268 0,05. Demikian H 0 ditolak, sehingga terdapat perbedaan yang positif dan signifikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik. Hipotesis mengenai apakah terdapat perbedaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini didasarkan dari hasil analisis chi-kuadrat yang menyatakan bahwa nilai pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik sebesar dan nilai pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru yang belum bersertifikat pendidik sebesar Hal tersebut juga dibuktikan dengan hasil skor perhitungan Kiki Reski 4

5 angket yang diperoleh dari nilai pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik sebesar 2.042, dengan skor tertinggi sebesar 146 dan skor terendah sebesar 118. Sedangkan hasil skor perhitungan angket yang diperoleh dari nilai pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru yang belum bersertifikat pendidik sebesar 1.906, dengan skor tertinggi 144 dan skor terendah sebesar 117. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata skor pelaksanaan penelitian tindakan kelas guru bersertifikat pendidik sebesar 136,13 dengan nilai variansi sebesar 75,55. Sedangkan skor pelaksanaan penelitian tindakan kelas guru yang belum bersertifikat pendidik diperoleh nilai rata-rata sebesar 126,93 dengan nilai variansi sebesar 39,92 dan diperoleh hasil nilai t hit sebesar -3,268 dan nilai t tab sebesar 2,14. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMA Negeri 2 Parepare. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hit sebesar -3,268 dan t tab sebesar 2,14 yang dapat dijelaskan oleh variabel pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada guru bersertifikat pendidik dan guru yang belum bersertifikat pendidik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimin, Dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers. Muhadi Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Wajib bagi Pendidik. Yogyakarta: Shira Media. Mulyasa, E Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rizal, Rochmat Fakhrul & Desi Nurhikmahyanti. Perbedaan Kompetensi Paedagogik Guru Bersertifikat Pendidik dan Belum Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri se-kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No. 3, Januari 2014: Purba, Janulis P. Modul Sosiologi Pendidikan. 24 April Kiki Reski 5