BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pensinyalan (Signalling Theory) memeberikansinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pensinyalan (Signalling Theory) memeberikansinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori Sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memeberikansinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama an (2008) Signalling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini dapat berupa informasi mengenai apa saja yang sudah dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam merealisasikan keinginan para investor atau para pemilik perusahaan. Teori Sinyal dilakukan manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui Laporan Keuangan dan menunjukan bahwa mereka telah menerapkan kebijakan akuntansi yang konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tidakan membesar-besarkan laba atau yang sering kita sebut dengan istilah Manajemen Laba dan menyajikan laba serta aktiva yang tidak overstate

2 Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut sebenarnya bertujuan untuk mengurang asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dn prospek dimasa mendatang dibanding dengan pihak eksternal perusahaan. Signalling Theory ini juga dapat membantu agent, principal dan pihak luar perusahaan mengurang asimetri informasi ini dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak agent, perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bersifat lebih independen dan bebas memberikan pendapat mengenai laporan keuangan (Jama an, 2008) Untuk itu Teori Sinyal (Signalling Theory) ini diharapkan dapat diterapkan oleh pihak manajemen perusahaan penerbit obligasi dengan memberkan sinyal berupa informasi mengenai kualitas atau kondisi obligasi, besaran potensi resiko obligasi tersebut gagal bayar dan prospek income yang didapatkan investor setelah berinvestasi dalam obligasi tersebut. Salah satu sinyal tersebut ditunjukan dengan peringkat obligasi. Investor maupun Kreditor dapat mengetahui kondisi Perusahaan tersebut dan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang-utang yang dimiliki. Dengan demikian Investor dapat meminimalisir resiko dalam investasinya.

3 2.1.2 Obligasi Obligasi direpresentasikan sebagai janji untuk membayar sejumlah uang pada waktu jatuh tempo, ditambah dengan tingkat bunga periodik tertentu berdasarkan nilai obligasi (Kieso et al., 2005:239). Sedangakan Pengertian Obligasi menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Berbeda dengan instrument investasi lainnya, contohnya Saham. Kepemilikan Saham menandakan pemilikan dari suatu perusahaan yang menerbitkan saham, sedangkan kepemilikan obligasi menunjukan utang dari suatu perusahaan (atau negara) sehingga pemilik obligasi disebut sebagai kreditor. Dengan berinvestasi dalam obligasi, berarti investor mealakukan investasi kedalam salah satu efek pendapatan tetap yang bertujuan memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relative stabil Manfaat Obligasi Sebagai sebuah instrument investasi, obligasi tentu memilki beberapa manfaat yang didapatkan oleh investor, antara lain: 1 Memberikan tingkat pendapatan tetap yang berupa kupon yield. 2 Berpotensi memperoleh keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain). Capital Gain ini diperoleh jika investor membeli

4 obligasi dengan harga diskon, kemudian pada saat jatuh tempo investor akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nilai nominalnya. 3 Berpotensi memperoleh bunga yang dibayar secara regular hingga jatuh tempo dan telah ditetapkan dalam persentase dari nilai nominal. 4 Untuk obligasi negara, kupon dan pokok investasi dijamin oleh undang-undang 5 Dapat diperdagangkan di pasar sekunder 6 Alternative investasi yang memiliki tingkat hasil relative tinggi dibandingkan deposito pada umumnya 7 Ada Hak klaim pertama artinya jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditor memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan. 8 Adanya Obligasi Konversi, artinya investor bisa mengubah obligasi menjadi sahan dengan harga yang ditetapkan, kemudian memiliki hak untuk mendapatkan manfaat atas saham Karakteristik Obligasi Sebagai instrument investasi, Obligasi memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan instrument investasi yang lainnya, 1 Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh kreditor pada saat jatuh tempo.

5 2 Kupon (Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual presentase 3 Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Semakin pendek umur obligasi maka resiko obligasi pun akan semakin kecil, hal ini dikarenakan keadaan obligasi yang mudah diprediksi jika dalam jangka waktu yang pendek. Apabila umur Obligasi semakin panjang, resikonya akan semakin besar. 4 Penerbit/ Emiten (Issuer). Mengenal penerbit obligasi adalah hal yang sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi. Investor dapat mengukur resiko dari peringkat obliges emiten yang didapatkan dari lembaga pemeringkat seperti PEFINDO. Selain itu terdapat beberapa ketentuan yang menjadi daya tarik obligasi (Nicko, 2011) yaitu: 1 Emiten membayar bunga dalam jumlah tertentu yang dibayar secara regular. Emiten akan membayar kembali pinjaman tersebut dengan tepat waktu. 2 Obligasi mempunyai jatuh tempo yang telah ditentukan ketika obligasi habis masanya dan pinjaman harus dibayar penuh pada nilai nominal. 3 Tingkat bunga kompetitif, dapat dibandingkan dengan keuntungan yang didapat investor dari tempat lain.

6 Jenis-jenis Obligasi Menurut sumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu: 1. Dilihat dari sisi penerbit: a. Corporate Bonds : Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Swasta. b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. c. Municipal Bonds: Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik. 2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga: a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodic sesuai dengan ketentuan penerbitnya c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayar secara periodic. d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkt kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut,

7 berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. 3. Dilihat dari hak penukaran opsi a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut kedalam sejumlah saham milik penerbitnya. b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan kedalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. d. Putable Bonds: obligasi memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut 4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini termasuk didalamnya adalah - Guaranteed Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggulangandari pihak ketiga

8 - Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas property atau asset tetap. - Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya. b. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbit secara umum. 5. Dilihat dari segi nominal a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal Rp 1 Milyar per satu lot b. Retail Bonds: obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan sistem kupon bunga. b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungkan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu: - Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi suariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga

9 pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. - Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang mengguanakan akad sewa sedemikian sehingga kupon bersifat tetap dan bisa diketahui / diperhitungkansejak awal obligasi diterbitkan. 7. Berdasarkan Peringkatnya a. Investment grade bonds: peringkat minimal BBB. Obligasi ini merupakan obligasi yang layak untuk dijadikan investasi dan memiliki resiko yang tidak terlalu besar. b. Non Invesment grade bonds: dengan peringkat CC atau speculative bond dan D atau Junk bond. Adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah investmentgrade. Junk bond merupakan obligasi yang lebih beresiko dari obligasiyang berkategori investment grade. Selain ke 6 sudut pandang mengenai Jenis-jenis Obligasi, menurut Sharpe, (2005:28) terdapat jenis-jenis obligasi lainnya: 1. Income bond, obligasi ini lebih mirip dengan preffered stock daripada obligasi. 2. Guaranteed bond, obligasi in diterbitkanoleh satu perusahaan tetapi tidak didukung yang lainnya (perusahaan pusat/induk) 3. Participating bond, obligasi ini pernyataan pembayaran bunga dan memberikan tambahan jika pendapatan melebihi tingkat yang dinyatakan. 4. Voting bond, obligasi ini tidak seperti obligasi biasa, yang memnimbulkan hak suara dalam perusahaan. Obligasi ini memilki masa jatuh tempo berbeda, kadang digunakan oleh perusahaan untuk pembiayaan peralatan.

10 5. Convertible bond, obligasi ini dapat ditukarkan dengan saham biasa Resiko Investasi Obligasi Setiap Instrumen Investasi memiliki resiko. Resiiko secara sederhana diartikan sebagai suatu kejadian ataupun keadaan yang tidak diharapkan. Resiko sering dipandang sebagai sesuatu yang bersifat negative. Dalam dunia ekonomi resiko mengacu kapeda kemungkinan bahwa apa yang akanditerima dari suatu investasi berbeda dengan return yang diharapkan. Semakin tinggi tingkat return yang diharapkan oleh seorang investor maka akan semakin besar pula tingkat resiko yang akan ditanggungung. Sebagai Aset Bebas Beresiko apabila di dalam pengembalian obligasi terdapat selisih, maka selisih tersebut tidak akan jauh berbeda dari apa yangtelah diharapkan. Hal seperti menunjukan bahwa resiko obligasi tidaklah terlalu tinggi, namun tetap saja di dalam obligasi mengindikasikan resiko, berikut merupakan resiko yang terdapat didalam Instrumen Investasi ini menurut Rudiyanto (2012), 1. Resiko Gagal bayar (Default risk) Resiko gagal bayar bisa didefinisikan sebagai kegagalan suatu perusahaan untuk membayar baik kupon ataupun pokok obligasinya. Umumnya resiko gagal bayar lebih banyak dimiliki oleh perusahaan swasta, namun kejadian gagal bayar Yunanimengingatkan kita bahwa tidak ada satupun obligasi yang aman dari resiko. Kegagalan dalam melunasi salah satu kewajiban saja bisa menyebabkan suatu perusahaan dituntut atau mengajukan kebangkrutan. Resiko ini dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu analisa rating ataupun analisa rasio keuangan 2. Resiko Fluktuasi Harga (Duration risk)

11 Merupakan satuan resiko obligasi yang menunjukan seberapa besar perubahan harga obligasi yang disebabkan karena perubahan tingkat ekspektasi tingkat keuntungan yang diharapkan. Resiko pergerakan obligasi agak berbeda dengan resiko pergerakan saham. Perbedaan utama adalah bahwa obligasi memiliki waktu jatuh temposedangkan saham tidak. Efeknya seberapa liarpun pergerakan harga obligasi jika tidak terjadi gagal bayar, maka obligasi akan kembali ke harga nominalnya. Serugi-ruginya sebuah investasi obligasi tidak akan lebih rugi dari saham Penerbit Obligasi Penerbit obligasi ini sebenarnya sangatlah luas. Sesuai dengan jenis obligasi yang dilihat dari segi penerbitnya, terdapat tiga badan besar yang berperan sebagiai penerbit obligasi, yaitu Perusahaan Swasta, Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah. Di dalam Penelitian (Nicko, 2011) Peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini juga termasuk salah satu yang ketat sekali. Penggolongan penerbit obligasi biasanya terdiri atas : 1. Lembaga supranasional, contoh dari lembaga ini di Asia adalah Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ ADB) 2. Pemerintahan suatu negara menerbitkan obligasi pemerintahan dalam bentuk mata uang negaranya maupun obligasi pemeritahan dalam denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan obligasi internasional (soverege bond) 3. Sub-sovereign, propinsi, Negara atau otoritas daerah. Di Amerika dikenal sebagai obligasi daerah (municipal bond). Di Indonesia dikenal sebagai Surat Utang Negara (SUN). 4. Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bond, atau agencies. 5. Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta. Special purpose vehicle adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu tujuan khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan 26 guna penerbitan suatu obligasi yang biasa disebut Efek Beragun Aset Peringkat Obligasi Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas sebuah investasi obligasi adalah Peringkat Obligasi. Peringkat obligasi ini juga

12 merupakan salah satu informasi yang sangat dibutuhkan oleh seorang investor dan diharapkan dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasinya. Informasi Peringkat ini tentu akan mempengaruhi keputusan investasi nantinya. Sedangkan bagi emiten, peringkat ini bermanfaat untuk mengetahui struktur obligasi dan mengetahui posisi kinerjanya dibanding perusahaan lain. Menurut Rudiyanto (2010) Rating atau Peringkat Obligasi merupakan suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu perusahaan atau negara dalam membayar hutang-hutangnya. Karena terstandarisasi artinya rating suatu perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan perusahaan atau negara lain. Menurut Moody s salah satu pemeringkat efek di Amerika Serikat peringkat obligasi ini didesain untuk memberi investor suatu peringkat yang sederhana dengan kualitas investasi relatif suatu obligasi dapat diketahui lebih dari itu kerena disatu sisi peringkat meliputi penilaian masa depan dan di sisi lain mereka digunakan investor sebagai perlindungan, dilakukan upaya untuk memperhatikan kemungkinan terjadinya penalti terburuk di masa depan, tidak sekedar berdasar catatan masa lalu dan statusnya kini. Oleh karena itu investor dalam menggunakan peringkat seharusnya tidak hanya berharap mendapat refleksi faktor statistik saja, karena peringkat obligasimerupakan penaksiran jangka panjang panjang, termasuk pertimbangan faktor non-statistik. Pemeringkatan Obligasi bertujuan untuk memberikan indikasi dari kemampuan dan kemauan dari emiten untuk membayar kewajiban

13 finansialnya pada saat jatuh tempo (Sari, 2004). Peringkat Obligasi ini juga menunjukan tingkat jaminan bagi investor mengenai tingkat resiko dan returns obligasi yang dimilikinya (Setiyono, 2006). Peringkat obligasi ini haruslah diterbitkan/dikeluarkan oleh badan resmi yang diakui oleh negara. Di Indonesia perusahaan yang mendapat izin serta menjadi market leader dalam pemberian rating adalah PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Selain itu belakangan ini juga terdapat perusahaan baru yang memiliki bidang usaha serupa yaitu Fitch Rating Indonesia dan ICRA. Perusahaan ini mendapat izin dari pemeritah hanya untuk memeringkat perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sementara rating terhadap kemampuan membayar hutang suatu negara dilakukan oleh perusahaan pemeringkat yang mendapat pengakuan internasional, seperti Standar & Poor (Rudiyanto, 2011). PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat efek yang didirikan di Jakarta pada 21 Desember 1993 melalui inisiatif BAPEPAM yang saat ini disebut dengan istilah barunya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Bank I ndonesia. Tugas utamanya adalah menyediakan suatu peringkat atas resiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggungjawabkan atas penerbitan surat hutan yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Berikut merupakan beberapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga pemeringkat.

14 Gambar 2.1 Simbol Peringkat Moody s Investor Service, Standard and Poor s Agency dan Fitch Rating Tabel 2.1 Peringkat Obligasi Perusahaan PEFINDO Simbol AAA AA+ Peringkat atas perusahaan Obligor berperingkat idaaa merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relative terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior Obligor dengan peringkat idaa memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen

15 AA AA- A+ A A- BBB+ BBB BBB- keuangan jangka panjang relatif dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya. Obligor dengan peringkat ida memiliki kemampuan yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. Obligor dengan peringkat idbbb memiliki kemampuan yang memadai dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangannya. Walau demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. BB+ Obligor dengan peringkat idbb memiliki kemampuan yang sedikit lemah untuk memenuhi kewajiban keuangannya relatif BB dibanding obligor-obligor Indonesia lainnya. Obligor menghadapi ketidakpastian yang terus berlanjut atau BB- terpengaruh oleh perburukan bisnis, keuangan atau kondisi ekonomi yang dapat berakibat kepada ketidak-mampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangannya. B+ Obligor dengan peringkat idb dinilai memiliki kapasitas yang lemah untuk memnuhi komitmen keuangan jangka panjang B relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kondisi bisnis, keuangan atau ekonomi yang kurang baik mungkin akan B- memperlemah kemampuan obligor dalam memenuhi komitmen keuangannya. CCC Obligor dengan idccc saat ini rentan, dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan yang menguntungkan untuk memenuhi komitmen keuangannya. D / SD Obligor dengan peringkat idd atau idsd ( Selective Default ) menandakan obligor gagal membayar satu atau lebih kewajiban finansialnya yang jatuh tempo, baik atas kewajiban yang telah diperingkat atau tidak diperingkat. Peringkat SD diberikan ketika PEFINDO berpendapat bahwa obligor telah gagal atas kewajiban atau sekelompok kewajiban tertentu tetapi akan terus melakukan pembayaran tepat waktu atas kewajiban lainnya. Pengecualian diberikan atas pembayaran pada tanggal jatuh tempo yang dilakukan dalam masa tenggang, atau karena situasi sengketa komersial yang layak. Sumber: PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia)

16 2.1.4 Book Tax Difference Berdasarkan hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) yang menunjukan bahwa apabila laba yang dilaporkan perusahaan menjadi objek manipulasi dan manajemen laba, maka laba perusahaan akan menunjukan persistensi laba yang rendah di masa depan, sehingga hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat memberi peringkat obligasi yang rendah. Seperti yang kita tahu bahwa manajemen perusahaan menyajikan laporan dalam dua sudut pandang, menurut kebijakan akuntansi komersil/keuangan dan menurut kebijakan perpajakan. Book Tax Differences merupakan Perbedaan antara laba/rugi akuntansi dengan laba/rugi perpajakan atau laba fiskal. Laba/Rugi Akuntansi adalah laba rugi bersih selama satu periode sebelumdikurangi beban pajak. Sedangkan Laba/Rugi Fiskal atau Penghasilan Kena Pajak merupakan laba atau rugi selama satu periode berjalan yang dihitung berdasarkan pereturan perpajakan dan menjadi dasar penghitungan Pajak Penghasilan (PSAK 46) yang terutang dalam tahun pajak berjalan. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak kini dikenakan atas laba kena pajak entitas. Akuntansi Pajak Penghasilan seperti yang diatur dalam PSAK 46 menggunakan dasar akrual, yang mengatur perlakuan untuk pajak penghasilan yang kurang bayar atau pajak yang lebih bayar dalam tahun pajak berjalan., PSAK 46 juga mengharuskan diakuinya kewajiban dan aktiva pajak tangguhan terhadap konsekuensi pajak periode mendatang, atas transaksi atau peristiwa yang sudah diakui sebagai elemen laba akuntansi tetapi belum diakui sebagai

17 komponen laba fiskal dan sebaliknya. Selain itu PSAK 46 juga mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak akibat, 1. Pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas. 2. transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan entitas. Perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal disebabkan karena tujuan serta tujuan hukummnya. Tujuan utama akuntansi keuangan adalah pemberian informasi keuangan kepada para manajer, pemegang saham, pemberi kredit dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sedangkan tujuan utama sistem perpajakan adalah pemungutan pajak yang adil, terdapatnya kepastian hukum dan terjaganya penerimaan negara yang sebagian besar berasal dari pajak (Persada, 2010). Perbedaan antara laporan keuangan akuntansi dengan fiskal ini juga disebabkan dalam penyususnan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan asumsi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan pajak (Yuliyanti, 2005). Selain itu perbedaan tujuan yang diungkapkan diatas menyebabkan pajak menetapkan penghasilan dan biaya spesifik, sehingga laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal. Prinsip Konservatif Akuntansi juga termasuk menjadi salah satu yang penyebab Book Tax Difference ini. Dalam akuntansi keuangan memungkinkan understatement yang pastinya akan menghasilkan perbedaan informasi dengan realita. Namun, dalam akuntansi

18 perpajakan laporaran tidak dapat dipakai sebagai dasar menetapkan besar pajak terutang. Peraturan pajak di Indonesia tidak mengharuskan perusahaan untuk menyelenggarakan dua pembukuan yang terpisah dalam menghitung dalam menghitung penghasilan kene pajak. Setiap akhir tahun perusahaan hanya perlu melakukan rekonsiliasi fiskal (Persada, 2010). Rekonsiliasi fiskal ini dilakukan untuk menyesuaikan pendapatan dan beban yang tidak diperkenankan kebijakan perpajakan masuk dalam dasar pengenaan pajak atau memiliki perbedaan cara pengakuan dan pengukuran. Konsekuensi Perbedaan yang disebabkan oleh ketentuan atau standar yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atau penilaian elemenelemen laporan keuangan yang berbeda antara standar akuntansi keuangan dengan akuntansi pajak disebut sebagai Perbedaan Temporer (Temporary differences). Perbedaan Temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat asset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa: 1. Perbedaan temporer kena pajak- liabilitas 2. Perbedaan temporer dapat dikurangkan- aset Akibat dari perbedaan temporer antara laba akuntansi (kepentingan pihak eksternal) dengan laba fiskal (dasar pengenaan pajak) ini maka timbul Kewajiban/Manfaat Pajak Tangguhan Pajak Tangguhan (Deffered Taxes)

19 Sebagai akibat adanya perbedaan temporer dalam laba akuntansi komersial dengan fiskal, Pajak tangguhan harus diakui. Hal ini tentu berhubungan dengan tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Adanya perbedaan dalam pelaporan laba tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan telah melakukan manajemen laba. Berdasarkan penelitian (Yulianti, 2005) ini menemukan bahwa beban pajak tangguhan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, dimana Crabtree dan Maher (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang kan melakukan manajemen laba, akan memiliki persistemsi laba yang rendah akibat laba telah menjadi objek manipulasi sehingga semakin meningkatkan resiko perusahaan tidak mampu membayar pokok dan bunga obligasi di masa depan. (berpengaruh terhadap rating). Pajak Tangguhan pada prinsipnya merupakan dampak PPh di masa datang yang disebabkan oleh perbedaan temporer atara perpajakan dan akuntansi. Pajak Tangguhan ini dapat bersifat positif dan Negatif. Pajak Tangguhan yang Positif adalah ketika Laba Akuntansi > Laba Fiskal atau sering dikategorikan sebagi Kewajiban Pajak Tangguhan. Sedangkan Pajak Tangguhan yang bersifat Negatif adalah ketika Book Income < Taxable Income atau sering dikategorikan Aktiva/Manfaat Pajak Tahun. Berikut adalah ulasan mengenai Beban/Manfaat Aset Tangguhan Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Pajak Tangguhan adalah saldo akun neraca sebagai konsekuensi pajak yang ditangguhkan yang disebabkan

20 oleh perbedaan temporer (temporary difference) antara laba keuangan sebelum pajak atau laba akuntansi yang menjadi dasar beban pajak penghasilan dengan laba kena pajak yang menjadi dasar hutang pajak penghasilan perusahaan. Pada situasi ini jumlah laba akuntansi tentu akan melebihi laba kena pajak, hal ini mengakibatkan beban pajak penghasilan lebih besar diabanding hutang pajak penghasilan. Selisih inilah yang harus dikreditkan lagi kedalam saldo kewajiban pajak tangguhan supaya jumlah antara beban dengan kewajiban balance. Dengan kata lain kewajiban pajak yang ditangguhkan menunjukkan kenaikan hutang pajak di tahun-tahun mendatang sebagai akibat dari perbedaan sementara kena pajak yang terjadi pada akhir tahun berjalan (Kieso et all, 2008). Perbedaan temporer merupakan perbedaan anatara dasar pajak dari suatu aktiva atau kewajiban dengan jumlah yang dilaporkan (nilai tercatat) dalam laporan keuangan, yang dapat menghasilkan jumlah kena pajak (taxable amount) atau jumlah yang dapat dikurangkan (deductible amount) di tahun tahun mendatang. Perbedaan temporer kena pajak ini timbul sebagai akibat dari (1) pemulihan suatu aktiva yang terkait dengan penghasilan atau keuntungan,yang akan dikenakan atau terutang pajakdalam periode setelah pengakuannya sebagi elemen laba rugi akuntansi, dan (2) pemulihan suatu aktiva terkait dengan biaya atau

21 kerugian, yang dapat dikurangkan atau diakui sebagai biaya fiskal dalam periode sebelum pengakuannya sebagai delemen dalam laba rugi akuntansi. Semua perbedaan temporer kena pajak ini harus diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan. Adanya kewajiban pajak tangguhan menyebabkan jumlah laba akuntansi komersil > jumlah laba fiskal. Didalam penelitian ini keadaan dimana Laba akuntansi > Laba Fiskal disebut pajak tangguhan yang bersifat positif Aktiva/Manfaat Pajak Tangguhan Aktiva Pajak Tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai konsekuensi pajak yang ditangguhkan akibat adanya perbedaan temporer atau sementara antara laba keuangan sebelum pajak atau laba akuntansi yang menjadi dasar beban pajak penghasilan dengan laba kena pajak yang menjadi dasar hutang pajak penghasilan perusahaan yang dapat dikurangkan. Pada situasi ini laba akuntansi lebih rendah dibanding dengan laba fiskal, hal ini tentu mengakibatkan beban pajak penghasilan perusahaan menjadi lebih rendah dibanding total hutang pajak penghasilan. Selisih ini lah yang harus didebet kedalam saldo aktiva pajak tangguhan, sehingga nilai beban dan kewajiban nya balance. Dengan kata lain, aktiva pajak yang ditangguhkan menujukkan kenaikan pajak yang dapat diminta kembali atau dihemat di tahuntahun mendatang sebagai akibat dari perbedaan sementara yang

22 dapat dikurangkan yang terdapat pada akhir tahun berjalan. Lebih kecilnya laba akuntansi daripada laba fiskal mengakibatkan perusahaan dapat menunda pajak terutang tersebut pada periode mendatang (Suranggane, 2007) Perbedaan temporer yang dapat dikurangkan timbul sebagai akibat dari: (1) pelunasan suatu kewajiban yang terkait dengan biaya atau kerugian, yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atau diakui sebagai biaya fiskal dalam periode setelah pengakuannyasebagai elemen dalam laba rugi akuntansi ; dan (2) pelunasan suatu kewajiban yang terkait dengan penghasilan atau keuntungan, yang akn dikenakan atau terutang pajak dalam periode sebelum pengakuannya sebagai elemen laba akuntansi. Semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan (deductible temporary differences) harus diakui sebagai aktiva pajak tangguhan. Adanya aktiva/manfaat pajak tangguhan menyebabkan jumlah laba akuntansi komersil < jumlah laba fiskal. Didalam penelitian ini keadaan dimana Laba akuntansi komersil < Laba Fiskal disebut pajak tangguhan yang bersifat negatif Rasio Laba Akuntansi per Rasio Laba Fiskal (Tax to book Ratio) Tax to book ratio merupakan perbandingan antara rasio Penghasilan Kena Pajak atau Laba Fiskal dengan Laba Akuntansi Komersial. Menurut Penelitian Lev and Nissim (2004) bahwa tax to book ratio mampu memprediksi pertumbuhan laba dimasa depan. Semakin besar ratio yang

23 No dihasilkan, maka mengidentifikasikan laba masa depan yang tinggi, namun tidak untuk periode saat ini. Menurut Crabtee and Maher (2009), hal ini disebabkan perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam perencanaan pajak untuk meminimalkan pajak yang harus dibayarnya. Semakin kecil rasio yang dihasilkan, maka mengidentifikasikan laba masa depan lebih rendah dibandingkan tahun periode berjalan. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan telah mengalokasikan dan merencanakan permasalahan pajak yang harus dibayarnya. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian: Tabel 2.2 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Penulis Judul Variabel Kesimpulan (Tahun) Pengaruh Hasil penelitian ini Book-Tax menunjukkan bahwa Differences Book-Tax Differences Terhadap dengan Pajak Tangguhan Peringkat Yang Bernilai Positif Obligasi Di Dan Besar (Large Indonesia Positive Deffered Taxes) 1 Vina Christina, Yulianti Abbas, Christine Tjen (2010) Variabel Dependen: Peringkat Obligasi (RATING) Variabel Independen: Book-Tax Defference Yang diproksikan ke dalam variabel: Pajak Tangguhan (Deffered Tax) Rasio Laba akuntansi (Book Income) dan ;Laba Fiskal (Taxable Income) Variabel Kontrol: - Ukuran tidak berpengaruh signifikan, sedangkan Pajak Tangguhan Bernilai Negatif Dan Besar (Large Negative Deffered Taxes) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Rasio Laba Akuntansi dan Fiskal yang besar (Large Tax-To-Book Ratios) dan Rasio Laba

24 2 Aaron Crabtree dan John J Maher (2009) 3 Fathony Aziz Hadimukti (2012) The Influence of Differences in Taxable Income and Book Income on the Bond Credit Market Pengaruh Pajak Tangguhan Dan Rasio Pajak Terhadap Perusahaan - Solvabilitas -Profitabiitas - Resiko Perusahaan -Arus Kas Operasi - Total Akrual - Aset Tetap -Jenis Industri Variabel Dependen: Bond Rating Variabel Independen: Deffered Tax Expense Ratio of Taxable Income to Book Income Variabel Kontrol: Subordinate bonds Firm size Profitability Solvability Risk Operating flow R&D Expense Descretionary accrual PPE FOREIGN FFI-43 YEAR Variabel Dependen: Peringkat Obligasi Variabel Independen: cash Akuntansi dan Fiskal yang kecil (Small Tax- To-Book Ratios) tidak berpengaruh signifikan terhadap RATING, artinya sampel obligasi perusahaan-perusahaan yang memiliki large taxto-book ratios dan small tax-to-book ratios akan menghasilkan peningkatan peringkat obligasi perusahaan tersebut Book-Tax Differences berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi (Bond Rating) Tax-to-book Ratio berpengaruh negatif dan signifikan dengan Bond Rating Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pajak tangguhan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat

25 4 Puspita Riani Christine (2012) & 5 Fitantri Ambar Rini dan Asrori Peringkat Obligasi Di Indonesia The Effect of Changes in Book-Tax Income Difference on Bond Rating Changes (Empirical Study of Go Public Companies in Indonesia for the Period of 2003 August 2010) Pengaruh Pajak Tangguhan Pajak Tangguhan Rasio Pajak Variabel Kontrol: Ukuran Perusahaan Debt ratio Jumlah obligasi Arus kas operasi Aset Tetap Jenis Industri Tahun Laporan Keuangan Variabel Dependen: Bond Rating Changes (ΔRATING) Variabel independen: Positive Earning Difference (Change of Positive Book Tax Difference) Negative Earning Difference (Change of Negative Book Tax Difference) Variabel Kontrol: Firm Size, Variable, Earning Per Share, Loss, Operating Cash Flow, Leverage, Book To Market Ratio and Other Types Of Industrial Companies Variabel Dependen: Rating Sukuk obligasi. Rasio Pajak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat obligasi. Dan kedua variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa pajak tangguhan dan rasio pajak dapat menjadi indikator untuk menilai peringkat obligasi pada PT PEFINDO. Penelitian ini membuktikan bahwa Variabel independen Change of Positive Positive Book Tax Income Difference (PΔBTD) dan The Change Of Negative Book Tax Income Difference (NΔBTD) tidak berpengaruh signifikan terhadap variable Independen Bond Rating Changes (ΔRATING) Hasil menunjukkan pajak penelitian bahwa tangguhan

26 (2014) dan Tax to Book Ratio terhadap Rating Sukuk Variabel Independen: Pajak Tangguhan dengan proksi LPOSDef Tax dan LNEGDefTax Tax to Book Ratio dengan proksi LargeTB dan SmallTB Variabel Kontrol: Ukuran Perusahaan Rasio Utang BETA Perusahaan Akrual Perusahaan Jenis Industri BAB II (LPOSDefTax dan (LNEGDefTax) pada Model I berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Sementara Tax To Book Ratio (Largetb dan SmallTB) pada Model II tidak berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kerangka Teoritis Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori Sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memeberikansinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama an (2008) Signalling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini dapat berupa informasi mengenai

27 apa saja yang sudah dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam merealisasikan keinginan para investor atau para pemilik perusahaan. Teori Sinyal dilakukan manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui Laporan Keuangan dan menunjukan bahwa mereka telah menerapkan kebijakan akuntansi yang konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tidakan membesar-besarkan laba atau yang sering kita sebut dengan istilah Manajemen Laba dan menyajikan laba serta aktiva yang tidak overstate Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut sebenarnya bertujuan untuk mengurang asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dn prospek dimasa mendatang dibanding dengan pihak eksternal perusahaan. Signalling Theory ini juga dapat membantu agent, principal dan pihak luar perusahaan mengurang asimetri informasi ini dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak agent, perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bersifat lebih independen dan bebas memberikan pendapat mengenai laporan keuangan (Jama an, 2008) Untuk itu Teori Sinyal (Signalling Theory) ini diharapkan dapat diterapkan oleh pihak manajemen perusahaan penerbit obligasi dengan

28 memberkan sinyal berupa informasi mengenai kualitas atau kondisi obligasi, besaran potensi resiko obligasi tersebut gagal bayar dan prospek income yang didapatkan investor setelah berinvestasi dalam obligasi tersebut. Salah satu sinyal tersebut ditunjukan dengan peringkat obligasi. Investor maupun Kreditor dapat mengetahui kondisi Perusahaan tersebut dan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang-utang yang dimiliki. Dengan demikian Investor dapat meminimalisir resiko dalam investasinya Obligasi Obligasi direpresentasikan sebagai janji untuk membayar sejumlah uang pada waktu jatuh tempo, ditambah dengan tingkat bunga periodik tertentu berdasarkan nilai obligasi (Kieso et al., 2005:239). Sedangakan Pengertian Obligasi menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Berbeda dengan instrument investasi lainnya, contohnya Saham. Kepemilikan Saham menandakan pemilikan dari suatu perusahaan yang menerbitkan saham, sedangkan kepemilikan obligasi menunjukan utang dari suatu perusahaan (atau negara) sehingga pemilik obligasi disebut sebagai kreditor. Dengan berinvestasi dalam obligasi, berarti

29 investor mealakukan investasi kedalam salah satu efek pendapatan tetap yang bertujuan memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relative stabil Manfaat Obligasi Sebagai sebuah instrument investasi, obligasi tentu memilki beberapa manfaat yang didapatkan oleh investor, antara lain: 9 Memberikan tingkat pendapatan tetap yang berupa kupon yield. 10 Berpotensi memperoleh keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain). Capital Gain ini diperoleh jika investor membeli obligasi dengan harga diskon, kemudian pada saat jatuh tempo investor akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nilai nominalnya. 11 Berpotensi memperoleh bunga yang dibayar secara regular hingga jatuh tempo dan telah ditetapkan dalam persentase dari nilai nominal. 12 Untuk obligasi negara, kupon dan pokok investasi dijamin oleh undang-undang 13 Dapat diperdagangkan di pasar sekunder 14 Alternative investasi yang memiliki tingkat hasil relative tinggi dibandingkan deposito pada umumnya 15 Ada Hak klaim pertama artinya jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditor memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan.

30 16 Adanya Obligasi Konversi, artinya investor bisa mengubah obligasi menjadi sahan dengan harga yang ditetapkan, kemudian memiliki hak untuk mendapatkan manfaat atas saham Karakteristik Obligasi Sebagai instrument investasi, Obligasi memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan instrument investasi yang lainnya, 5 Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh kreditor pada saat jatuh tempo. 6 Kupon (Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual presentase 7 Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Semakin pendek umur obligasi maka resiko obligasi pun akan semakin kecil, hal ini dikarenakan keadaan obligasi yang mudah diprediksi jika dalam jangka waktu yang pendek. Apabila umur Obligasi semakin panjang, resikonya akan semakin besar.

31 8 Penerbit/ Emiten (Issuer). Mengenal penerbit obligasi adalah hal yang sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi. Investor dapat mengukur resiko dari peringkat obliges emiten yang didapatkan dari lembaga pemeringkat seperti PEFINDO. Selain itu terdapat beberapa ketentuan yang menjadi daya tarik obligasi (Nicko, 2011) yaitu: 4 Emiten membayar bunga dalam jumlah tertentu yang dibayar secara regular. Emiten akan membayar kembali pinjaman tersebut dengan tepat waktu. 5 Obligasi mempunyai jatuh tempo yang telah ditentukan ketika obligasi habis masanya dan pinjaman harus dibayar penuh pada nilai nominal. 6 Tingkat bunga kompetitif, dapat dibandingkan dengan keuntungan yang didapat investor dari tempat lain Jenis-jenis Obligasi Menurut sumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu: 8. Dilihat dari sisi penerbit: d. Corporate Bonds : Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Swasta. e. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. f. Municipal Bonds: Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik. 9. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:

32 e. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. f. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodic sesuai dengan ketentuan penerbitnya g. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayar secara periodic. h. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkt kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. 10. Dilihat dari hak penukaran opsi e. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut kedalam sejumlah saham milik penerbitnya. f. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan kedalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. g. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

33 h. Putable Bonds: obligasi memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut 11. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya c. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini termasuk didalamnya adalah - Guaranteed Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggulangandari pihak ketiga - Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas property atau asset tetap. - Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya. d. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbit secara umum. 12. Dilihat dari segi nominal c. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal Rp 1 Milyar per satu lot

34 d. Retail Bonds: obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 13. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil c. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan sistem kupon bunga. d. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungkan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu: - Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi suariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. - Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang mengguanakan akad sewa sedemikian sehingga kupon bersifat tetap dan bisa diketahui / diperhitungkansejak awal obligasi diterbitkan. 14. Berdasarkan Peringkatnya c. Investment grade bonds: peringkat minimal BBB. Obligasi ini merupakan obligasi yang layak untuk dijadikan investasi dan memiliki resiko yang tidak terlalu besar. d. Non Invesment grade bonds: dengan peringkat CC atau speculative bond dan D atau Junk bond. Adalah obligasi yang

35 memiliki peringkat dibawah investmentgrade. Junk bond merupakan obligasi yang lebih beresiko dari obligasiyang berkategori investment grade. Selain ke 6 sudut pandang mengenai Jenis-jenis Obligasi, menurut Sharpe, (2005:28) terdapat jenis-jenis obligasi lainnya: 6. Income bond, obligasi ini lebih mirip dengan preffered stock daripada obligasi. 7. Guaranteed bond, obligasi in diterbitkanoleh satu perusahaan tetapi tidak didukung yang lainnya (perusahaan pusat/induk) 8. Participating bond, obligasi ini pernyataan pembayaran bunga dan memberikan tambahan jika pendapatan melebihi tingkat yang dinyatakan. 9. Voting bond, obligasi ini tidak seperti obligasi biasa, yang memnimbulkan hak suara dalam perusahaan. Obligasi ini memilki masa jatuh tempo berbeda, kadang digunakan oleh perusahaan untuk pembiayaan peralatan. 10. Convertible bond, obligasi ini dapat ditukarkan dengan saham biasa Resiko Investasi Obligasi Setiap Instrumen Investasi memiliki resiko. Resiiko secara sederhana diartikan sebagai suatu kejadian ataupun keadaan yang tidak diharapkan. Resiko sering dipandang sebagai sesuatu yang bersifat negative. Dalam dunia ekonomi resiko mengacu kapeda kemungkinan bahwa apa yang akanditerima dari suatu investasi berbeda dengan return yang diharapkan. Semakin tinggi tingkat return yang diharapkan oleh seorang investor maka akan semakin besar pula tingkat resiko yang akan ditanggungung. Sebagai Aset Bebas Beresiko apabila di dalam pengembalian obligasi terdapat selisih, maka selisih tersebut tidak akan jauh berbeda dari apa yangtelah

36 diharapkan. Hal seperti menunjukan bahwa resiko obligasi tidaklah terlalu tinggi, namun tetap saja di dalam obligasi mengindikasikan resiko, berikut merupakan resiko yang terdapat didalam Instrumen Investasi ini menurut Rudiyanto (2012), 3. Resiko Gagal bayar (Default risk) Resiko gagal bayar bisa didefinisikan sebagai kegagalan suatu perusahaan untuk membayar baik kupon ataupun pokok obligasinya. Umumnya resiko gagal bayar lebih banyak dimiliki oleh perusahaan swasta, namun kejadian gagal bayar Yunanimengingatkan kita bahwa tidak ada satupun obligasi yang aman dari resiko. Kegagalan dalam melunasi salah satu kewajiban saja bisa menyebabkan suatu perusahaan dituntut atau mengajukan kebangkrutan. Resiko ini dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu analisa rating ataupun analisa rasio keuangan 4. Resiko Fluktuasi Harga (Duration risk) Merupakan satuan resiko obligasi yang menunjukan seberapa besar perubahan harga obligasi yang disebabkan karena perubahan tingkat ekspektasi tingkat keuntungan yang diharapkan. Resiko pergerakan obligasi agak berbeda dengan resiko pergerakan saham. Perbedaan utama adalah bahwa obligasi memiliki waktu jatuh temposedangkan saham tidak. Efeknya seberapa liarpun pergerakan harga obligasi jika tidak terjadi gagal bayar, maka obligasi akan kembali ke harga nominalnya. Serugi-ruginya sebuah investasi obligasi tidak akan lebih rugi dari saham Penerbit Obligasi Penerbit obligasi ini sebenarnya sangatlah luas. Sesuai dengan jenis obligasi yang dilihat dari segi penerbitnya, terdapat tiga badan besar yang berperan sebagiai penerbit obligasi, yaitu Perusahaan Swasta, Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah. Di dalam Penelitian (Nicko, 2011) Peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini juga termasuk salah satu yang ketat sekali. Penggolongan penerbit obligasi biasanya terdiri atas :

37 6. Lembaga supranasional, contoh dari lembaga ini di Asia adalah Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ ADB) 7. Pemerintahan suatu negara menerbitkan obligasi pemerintahan dalam bentuk mata uang negaranya maupun obligasi pemeritahan dalam denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan obligasi internasional (soverege bond) 8. Sub-sovereign, propinsi, Negara atau otoritas daerah. Di Amerika dikenal sebagai obligasi daerah (municipal bond). Di Indonesia dikenal sebagai Surat Utang Negara (SUN). 9. Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bond, atau agencies. 10. Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta. Special purpose vehicle adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu tujuan khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan 26 guna penerbitan suatu obligasi yang biasa disebut Efek Beragun Aset Peringkat Obligasi Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas sebuah investasi obligasi adalah Peringkat Obligasi. Peringkat obligasi ini juga merupakan salah satu informasi yang sangat dibutuhkan oleh seorang investor dan diharapkan dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasinya. Informasi Peringkat ini tentu akan mempengaruhi keputusan investasi nantinya. Sedangkan bagi emiten, peringkat ini bermanfaat untuk mengetahui struktur obligasi dan mengetahui posisi kinerjanya dibanding perusahaan lain. Menurut Rudiyanto (2010) Rating atau Peringkat Obligasi merupakan suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu perusahaan atau negara dalam membayar hutang-hutangnya. Karena terstandarisasi artinya rating suatu perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan perusahaan atau negara lain. Menurut Moody s salah satu pemeringkat efek di Amerika Serikat peringkat obligasi ini didesain untuk memberi investor suatu

38 peringkat yang sederhana dengan kualitas investasi relatif suatu obligasi dapat diketahui lebih dari itu kerena disatu sisi peringkat meliputi penilaian masa depan dan di sisi lain mereka digunakan investor sebagai perlindungan, dilakukan upaya untuk memperhatikan kemungkinan terjadinya penalti terburuk di masa depan, tidak sekedar berdasar catatan masa lalu dan statusnya kini. Oleh karena itu investor dalam menggunakan peringkat seharusnya tidak hanya berharap mendapat refleksi faktor statistik saja, karena peringkat obligasimerupakan penaksiran jangka panjang panjang, termasuk pertimbangan faktor non-statistik. Pemeringkatan Obligasi bertujuan untuk memberikan indikasi dari kemampuan dan kemauan dari emiten untuk membayar kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo (Sari, 2004). Peringkat Obligasi ini juga menunjukan tingkat jaminan bagi investor mengenai tingkat resiko dan returns obligasi yang dimilikinya (Setiyono, 2006). Peringkat obligasi ini haruslah diterbitkan/dikeluarkan oleh badan resmi yang diakui oleh negara. Di Indonesia perusahaan yang mendapat izin serta menjadi market leader dalam pemberian rating adalah PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Selain itu belakangan ini juga terdapat perusahaan baru yang memiliki bidang usaha serupa yaitu Fitch Rating Indonesia dan ICRA. Perusahaan ini mendapat izin dari pemeritah hanya untuk memeringkat perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sementara rating terhadap kemampuan membayar hutang suatu negara dilakukan oleh

39 perusahaan pemeringkat yang mendapat pengakuan internasional, seperti Standar & Poor (Rudiyanto, 2011). PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat efek yang didirikan di Jakarta pada 21 Desember 1993 melalui inisiatif BAPEPAM yang saat ini disebut dengan istilah barunya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Bank I ndonesia. Tugas utamanya adalah menyediakan suatu peringkat atas resiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggungjawabkan atas penerbitan surat hutan yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Berikut merupakan beberapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga pemeringkat.

40 Gambar 2.1 Simbol Peringkat Moody s Investor Service, Standard and Poor s Agency dan Fitch Rating Tabel 2.1 Peringkat Obligasi Perusahaan PEFINDO Simbol AAA AA+ Peringkat atas perusahaan Obligor berperingkat idaaa merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relative terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior Obligor dengan peringkat idaa memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan kali ini tidak terlepas dari penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. 2.1.1 Sudaryanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran yang penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Pasar modal merupakan tempat dari beberapa instrument

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di jaman sekarang ini semakin besarnya pertumbuhan pasar investasi di Indonesia menyebabkan semakin banyak pula aktivitas bisnis khususnya aktivitas investasi. Hal

Lebih terperinci

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51 http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory Calon investor yang akan berinvestasi pada suatu perusahaan, membutuhkan informasi tentang kondisi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun apabila ditinjau dari perspektif emiten disebut cost of capital.

BAB I PENDAHULUAN. namun apabila ditinjau dari perspektif emiten disebut cost of capital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dewasa ini yang semakin pesat memicu keahlian dan ketelitian investor dalam melakukan investasi. Beragam instrumen investasi ditawarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan suatu kontrak antara principal dengan agent. Menurut Estiyanti dan Yasa (2012) konflik keagenan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi.

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OVERVIEW 1/51 Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Beberapa Istilah Dalam Nilai nominal ( nominal value atau face value ) atau nilai pari ( par value ) Besarnya nilai rupiah obligasi yang diterbitkan tertera pada lembaran obligasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan tentang dorongan perusahaan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai salah satu alternatif investasi untuk memperoleh keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai salah satu alternatif investasi untuk memperoleh keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendanaan umumnya diperoleh dalam bentuk modal dengan menerbitkan saham yang merupakan bukti kepemilikan dari perusahaan dimana investor yang membeli saham memperoleh

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA. Edward Gagah Purwana Taunay ) Abstrak

PASAR MODAL INDONESIA. Edward Gagah Purwana Taunay ) Abstrak PASAR MODAL INDONESIA Edward Gagah Purwana Taunay ) Abstrak Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi para investor untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Setiap investor membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kompleks diperlukan juga dengan tujuan untuk pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kompleks diperlukan juga dengan tujuan untuk pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini semakin tingginya kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para investor maka semakin banyak informasi yang dibutuhkan oleh para investor untuk pengambilan

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang (Sjahrir, 2006). Dengan demikian uang ditanam atau diinvestasikan dalam objek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan memerlukan pendanaan dalam mengembangkan usahanya sehingga perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor penunjangnya. Menurut Ginting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun

Lebih terperinci

panjang dengan menjual saham (stock) maupun menerbitkan obligasi (bond).

panjang dengan menjual saham (stock) maupun menerbitkan obligasi (bond). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Perkembangan perekonomian saat ini menjadikan kebutuhan akan dana untuk modal dalam setiap dunia usaha terus mengalami peningkatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara menerbitkan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang di mana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal dan waktu tertentu kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat masuk kedalam kategori perusahaan yang layak dijadian tempat investasi oleh investor.

Lebih terperinci

LIABILITAS JANGKA PANJANG

LIABILITAS JANGKA PANJANG LIABILITAS JANGKA PANJANG - Pertemuan 12 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Utang Obligasi Wesel Bayar Jangka Panjang Isu-isu Spesial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang

Lebih terperinci

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti PPA Univ. Trisakti XXI Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10 Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan dan Pasar Modal Dosen Pengajar : Ibu Susi Muchtar Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan adanya Signaling Theory, investor akan diberikan kemudahan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan adanya Signaling Theory, investor akan diberikan kemudahan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Septyawanti (2013), teori sinyal dapat menunjukkan penyajian laporan keuangan berkualitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Obligasi adalah hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL

PERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL PERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL PENGERTIAN PASAR MODAL Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat utang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.bursa efek atau stock exchange

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.bursa efek atau stock exchange BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.bursa efek atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu komponen investasi dengan manfaat dan tingkat pengembalian yang relatif lebih pasti, karena pada hakekatnya obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB V SAHAM DAN OBLIGASI

BAB V SAHAM DAN OBLIGASI BAB V SAHAM DAN OBLIGASI 1.1. Saham Dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan, bahwa saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa seseorang turut serta dalam suatu perseroan terbatas (PT). pemilik saham

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Relevansi-Nilai Kredit Menurut pandangan Francis dan Schipper (1999) yang dipaparkan dalam penelitian Cahyonowati dan Ratmono (2012), relevansi-nilai merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal di dunia usaha yang semakin maju pada zaman sekarang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kegiatan produksi dan menghadapi persaingan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Pesinyalan (Signalling Theory) Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan saham (stock) dan instrumen yang berpendapatan tetap (fixed income) atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan saham (stock) dan instrumen yang berpendapatan tetap (fixed income) atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obligasi 1. Pengertian Obligasi Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang diperjualbelikan. Dalam pasar modal dikenal dua instrumen keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh peneliti terdahulu. Berikut perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh peneliti terdahulu. Berikut perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah diuji oleh peneliti terdahulu. Berikut perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi

Lebih terperinci

CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal

CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal Utang publik berdasarkan jatuh temponya, dibagi 3, yaitu : Short term, apabila jatuh tempo kurang dari 1 tahun dan pasar untuk memperjualbelikannya disebut money

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan sebagai solusi untuk perusahaan yang membutuhkan dana dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan sebagai solusi untuk perusahaan yang membutuhkan dana dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Obligasi Salah satu produk yang dikeluarkan pasar modal adalah obligasi. Obligasi dapat dijadikan sebagai solusi untuk perusahaan yang membutuhkan

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI PROSES KEPUTUSAN INVESTASI A. Mengenal Sekuritas Ekuitas Dan Sekuritas Hutang Sekuritas hutang adalah bukti kepemilikan hutang perusahaan lain berupa surat berharga yang menunjukan hak investor untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teoritis. Menurut Brealey, et al., (2008:130) obligasi adalah sekuritas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teoritis. Menurut Brealey, et al., (2008:130) obligasi adalah sekuritas yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Obligasi Menurut Brealey, et al., (2008:130) obligasi adalah sekuritas yang mewajibkan penerbitnya untuk melakukan pembayaran tertentu pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal menjelaskan tentang alasan perusahaan yang mempunyai dorongan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XIV. Obligasi (Bond) 1. Pendahuluan Instrumen hutang jangka panjang pada dasarnya janji yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sejumlah bunga tertentu dan pokok pinjaman selama jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI Sumber : http://www.adcg.ae/ Dalam dunia investasi tentunya sudah tidak asing dengan istilah pasar modal. Tidak seperti jenis pasar pada umumnya, pasar modal (capital

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

peringkat obligasi. Manajemen laba dapat membuat kinerja perusahaan terlihat baik oleh investor dengan menaikkan laba yang diperoleh perusahaan.

peringkat obligasi. Manajemen laba dapat membuat kinerja perusahaan terlihat baik oleh investor dengan menaikkan laba yang diperoleh perusahaan. PENDAHULUAN Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh para pengguna laporan keuangan terutama investor/kreditor, dan analis kredit untuk mengukur risiko investasi obligasi di Pasar Kredit Indonesia. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instrumen investasi dalam pasar modal tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bank, Risiko, dan Manajemen Risiko Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan

Lebih terperinci

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan sehubungan dengan perjanjian pinjaman, pihak peminjam menerbitkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan sehubungan dengan perjanjian pinjaman, pihak peminjam menerbitkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Obligasi Menurut Bodie, et al., (2006: 3) obligasi merupakan sekuritas yang diterbitkan sehubungan dengan perjanjian pinjaman, pihak peminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas pendanaan seringkali dilakukan oleh perusahaan dalam penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas pendanaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Teori dalam Pasar Modal 2.1.1 Signalling Theory Menurut Jogiyanto (2000), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor

Lebih terperinci