BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
|
|
- Adi Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal menjelaskan tentang alasan perusahaan yang mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi disebabkan karena adanya asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat terjadi diantara dua kondisi ekstrim yaitu perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham (Sartono, 1996 Dalam Raharja dan Sari, 2008). Perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai kondisi internalnya sendiri dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan, menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaannya dengan mengurangi informasi asimetri dengan cara memberikan sinyal pada pihak luar. (Linandarini, 2010). Teori sinyal menjelaskan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan, dalam hal ini adalah pihak luar (investor dan kreditor). Sinyal dapat berupa promosi atau informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang lebih baik 7
2 8 daripada perusahaan lain. Di pasar modal, perusahaan yang memiliki performa baik akan mendapatkan insentif kuat untuk melaporkan hasilnya ke pasar modal karena adanya kompetisi yang menjadi desakan bagi perusahaan lain untuk melaporkan hasil mereka dan menghindarkan diri dari kesan buruk para investor bahwa yang tidak berani melaporkan hasil mereka diasumsikan sebagai perusahaan yang kinerjanya buruk sehingga perusahaan harus melaporkan hasilnya secara sukarela agar kredibilitasnya di mata investor teraga. Salah satu informasi yang dapat dijadikan suatu sinyal adalah pengumuman perubahan peringkat obligasi yang dipublikasikan yang diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan return saham yang dimiliki Efisiensi Pasar Pasar efisien adalah pasar dimana harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Konsep efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon informasi-informasi yang masuk dan bagaimana informasi tersebut bisa mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru. Pada pasar efisien, harga sekuritasnya akan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut sehingga investor tidak akan dapat memanfaatkan informasi untuk mendapatakan abnormal return di pasar. Sedangkan pada pasar yang inefisien maupun yang kurang efisien, harga sekuritasnya kurang dapat mencerminkan semua informasi yang ada karena terdapatnya lag dalam proses menyesuaikan harga, sehingga memungkinkan
3 9 investor mencari celah atau ruang untuk memperoleh keuntungan dari memanfaatkan situasi lag tersebut. Namun dalam dunia praktik, akan sangat sulit menemukan pasar yang benar-benar efisien maupun pasar yang benar-benar tidak efisien. Pada umumnya pasar akan efisien, tapi hanya pada tingkatan tertentu. Konsep pasar efisien ini menarik untuk dibahas ataupun diteliti karena merupakan konsep dasar yang bisa membantu pelaku pasar memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar. Fama (1970) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga Efficient Market Hypothesis (EMH), yaitu: 1. Efisien dalam bentuk lemah (weak form) Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang berbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi tersebut (misalnya harga saham dan volume perdagangan di masa lalu) tidak bisa lagi dipergunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa mendatang dengan mempergunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal. 2. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong) Bentuk efisien pasar yang lebih komprehensif karena perubahan harga saham di samping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan di masa lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan (misalnya earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru,
4 10 dan kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan). Pada pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat ini, invetor tidak dapat berharap mendapatkan abnormal return apabila strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari atas informasi yang telah dipublikasikan. Sebaliknya, jika pasar tidak efisien, maka akan ada lag dalam proses penyesuaian harga terhadap informasi baru, dan ini dapat digunakan investor untuk mendapatkan abnormal return. Dalam situasi adanya lag seperti ini, investor bisa melakukan analisis fundamental untuk memperoleh abnormal return pada pasar yang tidak efisien dalam bentuk setengah kuat ini 3. Efisien dalam bentuk kuat (strong form) Pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasikan, atau tidak terpublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Dalam pasar bentuk efisien kuat seperti ini tidak akan ada seseorang investor pun yang bisa memperoleh abnormal return. Tujuan Fama (1970) membedakan ke dalam tiga macam bentuk pasar efisiensi ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan kumulatif, artinya bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk setengah kuat adalah pasar bentuk lemah. Pasar efisien bentuk kuat juga pasar efisien bentuk efisien setengah kuat dan pasar efisien dalam bentuk lemah.
5 11 Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar bentuk lemah tidak berarti pasar efisien setengah kuat Konsep Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar modal yang efisien merupakan suatu topik yang menarik untuk diperdebatkan di bidang keuangan. Pada bidang keuangan, pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi baik informasi masa lalu (misalnya laba atau rugi perusahaan tahun lalu), maupun informasi saat ini (misalnya rencana kenaikan pinjamam tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang memperngaruhi perubahan harga (misalnya jika banyak investor yang berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan menyebabkan harga saham yang cenderung naik). Efisien menurut Jones (1991: ) berarti harga saham akan berubah cepat dan akurat menuju harga keseimbangan baru yang merefleksikan informasi tersebut. Jika harga selalu mencerminkan informasi yang tersedia, maka harga akan berubah saat informasi masuk ke pasar. Konsep efisien ini menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan baru sebagai respons atas informasi yang masuk ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga tidak harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah harga yang terbentuk tidak bias. Dengan demikian, hal
6 12 terpenting dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang terbentuk tidak bias dengan harga keseimbangan. Pasar menjadi efisien karena terjadi beberapa kondisi berikut ini (Jogianto, 1998), yaitu : 1. Investor adalah penerima harga (price taker), artinya bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan demand dan suply. 2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan, dan harga untuk memperoleh informasi tersebut relatif murah. 3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya acak antara satu dengan yang lain. Maksud dari informasi dihasilkan secara acak adalah investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi baru. 4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Hal ini dapat terjadi jika investor mampu memahami dan menginterprestasikan informasi dengan cepat dan baik. Jika kondisi-kondisi tersebut dipenuhi, maka pasar menjadi efisien. Investor dengan cepat akan bereaksi dan melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika informasi baru masuk ke pasar. Harga sekuritas sepenuhnya akan mencerminkan semua informasi yang tersedia. Karena informasi yang
7 13 mempengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara random, maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independent dan bergerak secara random pula. Artinya, perubahan harga yang terjadi hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi di waktu yang lalu tetapi harga yang baru tersebut berdasarkan pada reaksi investor terhadap informasi baru yang terjadi secara random Implikasi Efisiensi Pasar Modal Dalam dunia praktisi, masih terdapat investor yang belum menerima konsep pasar yang efisien.sebagian investor percaya bahwa pasar inefisien sehingga mereka bisa memanfaatkan inefisiensi pasar ini untuk mendapatkan abnormal return. Meskipun demikian, di sisi lain, banyak kalangan akademisi yang percaya bahwa pasar efisien itu ada, namun pada tingkatan tertentu. Investor yang percaya bahwa pasar dalam bentuk inefisien akan menetapkan strategi perdagangan aktif. Investor tersebut secara aktif melakukan perdagangan di pasar agar bisa mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan return pasar. Mereka akan melakukan analisis-analisis baik analisis teknikal maupun analisis fundamental. Investor yang percaya mengenai adanya pola tertentu dalam pergerakan harga yang dapat digunakan untuk memperoleh abnormal return akan melakukan analisis teknikal untuk menentukan nilai harga saham suatu sekuritas. Mereka akan berusaha mencari saham yang tidak mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya dan kemudian akan melakukan penjualan dan pembelian saham tersebut untuk memperoleh abnormal return yang melebihi return pasar. Sedangkan, bagi investor yang percaya dengan pasar efisien, akan cenderung menerapkan strategi perdagangan
8 14 pasif dengan membentuk portofolio yang mereplikasi indeks pasar. Investor seperti ini percaya bahwa tdak akan ada satu investor pun yang dapat memperoleh return yang melebihi return pasar. Implikasi hipotesis pasar efisien terhadap investor yang berinvestasi di pasar modal juga dilihat dari implikasinya terhadap investor yang menerapkan analisis teknikal maupun analisis fundamental dalam penilaian dan pemilihan saham. Bagi investor yang percaya bahwa pergerakan harga saham di masa datang bisa diprediksi dari data pergerakan harga saham di masa lalu, mereka akan lebih cendrung menggunakan analisis tehnikal. Analisis tehnikal merupakan analisis saham yang mempelajari statistik yang dihasilkan oleh aktifitas pasar dimasa lampau guna memprediksikan pergerakan harga dimasa mendatang (Edianto Ong, 2011:01). Dalam situasi seperti ini, jika hipotesis pasar efisien dalam bentuk lemah adalah benar, maka tindakan investor yang melakukan analisis tehnikal sudah tidak akan memberi nilai tambah lagi bagi investor karena harga pasar saham yang terjadi sudah mencerminkan semua informasi pergerakan harga dan volume saham historis. Sedangkan, implikasi hipotesis pasar efisien terhadap investor yang lain adalah investor yang melakukan analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis saham yang mempelajari brosur atau data-data industri perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya dan memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan tersebut untuk menentukan keputusan membeli dan menjual saham (Kamaruddin, 2004:81). Dalam situasi
9 15 seperti ini, jika hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat adalah benar, maka semua informasi fundamental yang dipublikasikan perusahaan sudah tercermin dalam harga pasar sehingga tindakan investor yang melakukan analisis fundamental untuk memperoleh abnormal return juga sudah tidak bermanfaat lagi Obligasi Instrumen atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu surat berharga berupa kepemilikan dan surat berharga berupa hutang. Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman. Indonesia Stock Exchange (IDX) menjeniskan Obligasi sebagai berikut: 1. Jenis obligasi dilihat dari sisi penerbit : a. Corporate bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan usaha swasta. b. Goverment bonds adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah pusat. c. Municipal bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility). 2. Jenis obligasi dilihat dari sistem pembayaran bunga : a. Zero coupon bonds adalah obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayar bersamaan pada saat jatuh tempo.
10 16 b. Coupon bonds adalah obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. c. Fixed coupon bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik. d. Floating coupon bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. 3. Jenis obligasi dilihat dari jenis hak penukaran : a. Convertible bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya. b. Exchangable bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. c. Callable bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. d. Putable bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
11 17 4. Jenis obligasi dilihat dari jaminan : a. Secure bonds adalah obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah: 1) Guaranteed bonds adalah obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga. 2) Morgage bonds adalah obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap. 3) Collateral trust bond adalah obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya. b. Unsecured bonds adalah obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. 5. Jenis obligasi dilihat dari segi sisi nominal : a. Konvensional Bonds adalah obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot. b. Retail bonds adalah obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 6. Jenis obligasi dilihat dari segi perhitungan imbal hasil : a. Konvensional bonds adalah obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan sistem kupon bunga. b. Syariah bonds adalah obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil.
12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Menurut Brigham dan Houston (2009;373), faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi adalah sebagai berikut: 1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut, semakin tinggi rating tersebut. 2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision). Apabila obligasi dijaminkan dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating akan meningkat. 3. Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukan obligasi lebih rendah dari utang lainnya, maka rating akan ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari yang seharusnya. 4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat, maka emiten diberi diberi rating yang kuat. 5. Adanya sinking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun). 6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek, mempunyai resiko yang lebih kecil. 7. Stabilitas laba dan penjualan emiten. 8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk. 10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif, mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.
13 Bond Rating Dalam dunia investasi selalu terdapat kemungkinan harapan investor tidak sesuai dengan kenyataan atau selalu terdapat resiko. Resiko dalam berinvestasi di obligasi adalah resiko perusahaan penerbit obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu resiko perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun tidak mampu mengembalikan pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat resiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka didalam surat hutang atau obligasi dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi. Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah Peringkat Obligasi. Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga independen yang secara khusus bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan. Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberikan peringkat sedemikian rupa, agar dengan adanya peringkat tersebut investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar resiko yang akan dihadapai dengan membeli obligasi tertentu. Lembaga independen yang memberikan evaluasi dan penilaian atas kinerja emiten tersebut dikenal sebagai Lembaga Pemeringkat (Rating Company). Lembaga pemeringkat internasional yang sudah terkenal diantaranya S & P (Standard & Poor s) dan Moody s. Sampai saat ini di indonesia melalui Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) telah mengeluarkan ijin usaha kepada kedua lembaga pemeringkat Indonesia yaitu : PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Kasnic Kredit Rating Indonesia (KCRI).
14 20 Menurut PT PEFINDO (1997), menyatakan bahwa bond rating merupakan indikator kemungkinan pembayaran bunga dan hutang tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Secara garis besar, bond rating dapat diartikan sebagai informasi yang merupakan indikator kemungkinan pembayaran bunga dan hutang tepat pada waktu sesuai dengan perjanjian sebelumnya dan informasi ini menunjukkan kualitas kinerja operasional perusahaan/emiten yang menerbitkan obligasi itu sendiri sehingga memberikan referensi bagi investor sebelum memutuskan untuk melakukan investasi atau tidak pada emiten tersebut. Tabel berikut akan menunjukkan perbandingan klasifikasi penilaian peringkat obligasi (bond rating) menurut S & P, Moody s. Tabel 1 Klasifikasi Penilaian Bond Rating S & P, Moody s Bond Quality Rating Rating Grade S&P Moody's Highest grade AAA Aaa High grade AA Aa Upper Medium A A Lower Medium BBB Baa Marginally Speculative BB Ba Highly Speculative B B, Caa Default D Ca, C Sumber : Sulistyastuti (2002:56)
15 21 Dalam melakukan ratingnya, PEFINDO berafliasi dengan S&P, sedangkan KCRI merupakan jaringan Fitch. Tabel berikut akan menunjukan peringkat hutang menurut PEFINDO. Tabel 2 Peringkat Hutang Menurut PEFINDO Lembaga Very High- Quality High-Quality Speculative Very Poor PEFINDO id AAA dan idaa ida dan idbbb idbb dan idb idccc, idsd dan idd Sumber: PEFINDO (2013) Di bawah ini, beberapa peringkat hutang menurut PEFINDO, dimana bond rating menurut PEFINDO menggunakan prefiks sebagai berikut: 1. idaaa - Obligor memiliki kapasitas superior dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relatif terhadap obligor indonesia lainnya. 2. idaa - Obligor memiliki kapasitas sangat tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relatif terhadap obligor indonesia lainnya, perbedaan pemenuhan kewajiban jangka panjangnya hanya sedikit berbeda dengan obligor dengan peringkat AAA. 3. ida - Obligor memiliki kapasitas tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relatif terhadap obligor indonesia lainnya. Namun obligor lebih rentan terhadap perubahan lingkungan dan kondisi ekonomi yang buruk dibandingkan high rated obligors. 4. idbbb - Obligor memiliki kapasitas cukup dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relatif terhadap obligor indonesia lainnya. Namun kondisi
16 22 ekonomi yang buruk serta perubahan lingkungan yang buruk dapat melemahkan kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiabannya. 5. idbb - Obligor memiliki kapasitas yang agak lemah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relatif terhadap obligor indonesia lainnya. Obligor menghadapi ketidakpastian atau lebih rentan terhadap kondisi ekonomi yang buruk serta perubahan lingkungan sehingga dapat melemahkan kemampuan obligor untuk memenuhi. 6. idb - Obligor memiliki kapasitas yang lemah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relatif terhadap obligor indonesia lainnya. Kondisi ekonomi dan lingkungan yang buruk membuat obligor kesulitan memenuhi kewajiabannya. 7. idccc - Obligor rentan dan tergantung pada bisnis yang menguntungkan dan kondisi keuangan untuk memenuhi kewajibannya. 8. idsd - Obligor telah gagal membayar satu atau lebih kewajibannya saat jatuh tempo, namun masih dapat melakukan pembayaran tepat waktu pada kewajiban lainnya (selective default). 9. idd - Obligor gagal membayar hutang jangaka panjangnya yang telah jatuh tempo, serta tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya. Hasil pemeringkatan dari idaa smpai dengan idb dapat dimodifikasi dengan menambahkan tanda tambah (+) atau tanda kurang (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif obligor dalam suatu kategori peringkat tertentu. Bila tidak ada kedua tanda tersebut, rating kemungkinan tidak berubah.
17 Manfaat Bond Rating 1. Manfaat umum Bond Rating (Rahardjo, 2003), adalah: a. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan menyangkut berbagai produk obligasi yang akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan. b. Efisiensi biaya, dimana hasil rating yang bagus biasanya memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan seperti penyediaan sinking fund dan jaminan aset. c. Menentukan besarnya cupon, dimana semakin bagus rating cendrung semakin rendah nilai kupon dan begitu pula sebaliknya. d. Memberikan informasi yang objektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran hutang, dimana tingkat resiko investasi yang mungkin timbul serta jenis dan tingkatan hutang tersebut. e. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan ekonomi pada umumnya. 2. Manfaat Bond Rating bagi investor (Rahardjo, 2003), adalah: a. Informasi resiko investasi, dimana tujuan utama investasi adalah meminimalkan resiko serta mendapatkan keuntungan yang maksimal dan oleh karena itu, dengan adanya bond rating diharapkan informasi resiko dapat diketahui lebih jelas posisinya. b. Rekomendasi investasi, dimana investor akan lebih mudah mengambil keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat kinerja emiten obligasi tersebut dan dapat melakukan perencanaan investasi.
18 24 3. Manfaat Bond Rating bagi perusahaan (Rahardjo, 2003), adalah a. Informasi posisi bisnis dimana dengan melalukan rating, pihak perseroan akan mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan dengan perusahaan jenis lainnya. b. Menentukan struktur obligasi dimana setelah diketahui keunggulan dan kelemahan manajemen, bisa ditentukan beberapa syarat dan struktur obligasi yang meliputi tingkat suku bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya. c. Mendukung kinerja dimana apabila emiten mendapatkan rating yang cukup bagus, daya tarik perusahaan dimata investor bisa meningkat dan dengan demikian membantu sistem pemasaran obligasi tersebut supaya lebih menarik. d. Menjaga kepercayaan investor dimana hasil rating yang independen akan membuat investor merasa lebih aman sehingga kepercayaan investor bisa terjaga Event Study Pengertian event study menurut beberapa penulis diantaranya: menurut Bodie (2002: 351): An event study describes a technique of empirical financial research that enable an observer to assess the impact of a particular event on firm s stock price. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa event study adalah suatu tehnik penelitian empiris dibidang keuangan yang berusaha memberikan kesimpulan dari pengaruh suatu peristiwa terhadap reaksi harga saham perusahaan. Event study merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi
19 25 pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan untuk menguji efisiensi pasar. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return yang dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. 2.2 Penelitian Sebelumnya Penelitian terhadap dampak pengumuman perubahan bond rating terhadap harga saham perusahaan yang mengumumkan perubahan bond rating telah banyak dilakukan dan sebagian besar dilakukan di luar Indonesia. Pinches dan Singleton (1978) tidak menemukan abnormal return yang nyata seteleh pengumuman perubahan bond rating, walaupun adanya sedikit bukti berkaitan dengan arus return mengikuti pengumuman perubahan bond rating. Wakeman (1978) dan Weinstein (1977) sama-sama tidak menemukan bukti respon harga terhadap perubahan rating. Sementara hasil yang berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya antara lain: Steiner, Manfred, Heinke dan Volker (2001) menemukan pasar merespon positif terhadap pengumuman kenaikan rating (upgrade) dan merespon negatif
20 26 terhadap penurunan rating (downgrade), Gailen Hite dan Arthur Warga (1997) menemukan pasar bereaksi positif pada kenaikan rating (upgrade) dan bereaksi negatif saat penurunan rating (downgrade), namun pasar akan bereaksi lebih signifikan positif bila saat kenaikan yang dituju adalah investment grade and bereaksi signifikan negatif saat penurunan menuju non-investment grade. Fayez, Wei Huei dan Thomas (2003) yang melakukan studi di pasar New Zeland juga menemukan pasar merespon positif terhadap pengumuman kenaikan rating (upgrade) dan merespon negatif terhadap penurunan rating (downgrade). 2.3 Model Analisis Skripsi ini menggunakan pendekatan event study untuk menganalisa ada tidaknya reaksi pasar disekitar tanggal pengumuman perubahan bond rating perusahaan yang diumumkan kenaikan atau penurunan bond rating. Reaksi pasar ditunjukan dengan ada tidaknya abnormal return disekitar tanggal pengumuman perubahan bond rating. Pembuktian ada tidaknya abnormal return tersebut dilakukan dengan menggunakan analsia uji t.
21 Kerangka Berfikir Kerangka berfikir sebagai berikut: PENGUMUMAN PERUBAHAN BOND RATING UPGRADE DOWNGRADE ABNORMAL RETURN REAKSI PASAR Gambar 1 Kerangka Berfikir Skripsi 2.5 Perumusan Hipotesis Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan landasan teori, diajukan hipotesis berikut: H1: Terdapat pengaruh dari pengumuman perubahan peningkatan (upgrade) bond rating terhadap reaksi pasar saham. H2: Terdapat pengaruh dari pengumuman perubahan penurunan (downgrade) bond rating terhadap reaksi pasar saham.
22 28 H3: Terdapat pengaruh yang signifikan disekitar tanggal pengumuman perubahan bond rating yang ditunjukan oleh average abnormal return dan cummulative avarage abnormal return terhadap reaksi pasar saham.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satu tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksadana, dan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. emiten biasa disebut Lembaga Pemeringkat (Rating Company). Lembaga ini
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Bond rating Lembaga institusi yang memberikan evaluasi dan penilaian atas kinerja emiten biasa disebut Lembaga Pemeringkat (Rating Company). Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan memerlukan pendanaan dalam mengembangkan usahanya sehingga perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor penunjangnya. Menurut Ginting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan kali ini tidak terlepas dari penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. 2.1.1 Sudaryanti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bond Rating 2.1.1. Deskripsi Bond Rating Secara umum, bond rating merupakan suatu tingkat pengukuran kualitas dan keamanan dari sebuah bond yang didasarkan oleh kondisi finansial
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat
Lebih terperinciPENGARUH PENGUMUMAN PERUBAHAN PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM
PENGARUH PENGUMUMAN PERUBAHAN PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM Eliab Izmar Beta Pasanda El.betaz88@gmail.com Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. panjang masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi 2.1.1 Pengertian Obligasi Secara umum, obligasi adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan suatu kontrak antara principal dengan agent. Menurut Estiyanti dan Yasa (2012) konflik keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh imbalan berupa return. Untuk memperoleh return yang diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran pasar modal sebagai sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.
Lebih terperinciPASAR MODAL INDONESIA
PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang di mana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal dan waktu tertentu kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,
12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory Calon investor yang akan berinvestasi pada suatu perusahaan, membutuhkan informasi tentang kondisi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan tentang dorongan perusahaan untuk memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pasar Modal Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli dan juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis aset yang bisa dijadikan alternatif investasi selain saham dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat masuk kedalam kategori perusahaan yang layak dijadian tempat investasi oleh investor.
Lebih terperinciOVERVIEW investasi obligasi. 1/51
http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
Lebih terperinciPASAR MODAL INDONESIA. Edward Gagah Purwana Taunay ) Abstrak
PASAR MODAL INDONESIA Edward Gagah Purwana Taunay ) Abstrak Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi para investor untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Setiap investor membutuhkan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instrumen investasi dalam pasar modal tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan ditawarkan langsung kepada para investor maupun melalui bursa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang akan ditawarkan langsung kepada para investor maupun melalui bursa keuangan. Seorang investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal yang baik dan dinamis. Pasar modal merupakan fasilitator yang memiliki peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2007), obligasi merupakan suatu kontrak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Obligasi Obligasi merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dana bagi perusahaan dan juga merupakan salah satu alternatif bagi pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.bursa efek atau stock exchange
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.bursa efek atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
Lebih terperinciPertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL
Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan
risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Obligasi adalah hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang
Lebih terperinciPROSES KEPUTUSAN INVESTASI
PROSES KEPUTUSAN INVESTASI A. Mengenal Sekuritas Ekuitas Dan Sekuritas Hutang Sekuritas hutang adalah bukti kepemilikan hutang perusahaan lain berupa surat berharga yang menunjukan hak investor untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas pendanaan seringkali dilakukan oleh perusahaan dalam penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas pendanaan tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang (Sjahrir, 2006). Dengan demikian uang ditanam atau diinvestasikan dalam objek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat
Lebih terperinciMATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO
MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya
Lebih terperinciXXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti
PPA Univ. Trisakti XXI Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10 Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan dan Pasar Modal Dosen Pengajar : Ibu Susi Muchtar Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal di dunia usaha yang semakin maju pada zaman sekarang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kegiatan produksi dan menghadapi persaingan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan perusahaan agar bisa mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru adalah menerbitkan obligasi. Perusahaan
Lebih terperinciPERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL
PERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL PENGERTIAN PASAR MODAL Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat utang
Lebih terperinciPENGARUH PENGUMUMAN PERUBAHAN BOND RATING TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH PENGUMUMAN PERUBAHAN BOND RATING TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan penelitian yang mengambil topik mengenai pengaruh likuiditas, maturitas, dan peringkat pada yield obligasi 1. Penelitian Nanik
Lebih terperinciOVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi.
OVERVIEW 1/51 Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang RI Nomor 8 tentang Pasar Modal Tahun 1995, pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan membutuhkan dana yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari pasar modal. Menurut Undang-undang RI
Lebih terperinciBAB V SAHAM DAN OBLIGASI
BAB V SAHAM DAN OBLIGASI 1.1. Saham Dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan, bahwa saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa seseorang turut serta dalam suatu perseroan terbatas (PT). pemilik saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam
Lebih terperinciririkyunita@yahoo.co.id Beberapa Istilah Dalam Nilai nominal ( nominal value atau face value ) atau nilai pari ( par value ) Besarnya nilai rupiah obligasi yang diterbitkan tertera pada lembaran obligasi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh peneliti terdahulu. Berikut perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah diuji oleh peneliti terdahulu. Berikut perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian
Lebih terperincipanjang dengan menjual saham (stock) maupun menerbitkan obligasi (bond).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Perkembangan perekonomian saat ini menjadikan kebutuhan akan dana untuk modal dalam setiap dunia usaha terus mengalami peningkatan. Kebutuhan
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat secara langsung
Lebih terperinciMATERI 7 EFISIENSI PASAR
MATERI 7 EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event Studies - Pengujian Private Information IMPLIKASI
Lebih terperinciBAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Pada penelitian yang dilakukan (Sulystari, 2013),
Lebih terperinciMATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO
MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pemilik modal (investor) dengan peminjam dana (emiten) (Anoraga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting terhadap perkembangan suatu Negara, terutama pada Negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar menuntut perusahaan bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal (capital market) dalam suatu negara sangat berperan penting bagi perkembangan perekonomian, Hal ini karena pasar modal tersebut selain berfungsi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Peringkat Hutang 1. Deskripsi Pemeringkat Hutang Menurut Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam salinan keputusan ketua Bapepam Nomor KEP-27/PM/1994 tanggal 7 September 1994
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan memperoleh dana untuk kegiatan operasi dan ekspansi perusahaan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan adanya Signaling Theory, investor akan diberikan kemudahan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Septyawanti (2013), teori sinyal dapat menunjukkan penyajian laporan keuangan berkualitas yang
Lebih terperinci