PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN
|
|
- Bambang Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN Sucipto Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo Romadhon, A. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo ABSTRAK Meskipun jumlah penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan dalam penyediaan pangan nasional. Komoditas pangan telah menjadi komoditas yang semakin strategis dalam era perkembangan globalisasi dan liberalisasi perdagangan karena ketidakpastian dan ketidakstabilan produksi pangan nasional. Tujuan dari Pemetaan wilayahan Komoditas pertanian wilayah kecamatan Tanah Merah, secara umum adalah untuk menyiapkan kawasan sentra pertanian yang memiliki daya saing dan competitive advantages tinggi melalui pengembangan sejumlah komoditi unggulan. Metodologi penelitian Terdapat 3 pendekatan dalam kegiatan utama Pemetaan Wilayah Komoditas pertanian di Kecamatan Tanah merah, meliputi : 1. Pengkajian lingkup studi. 2. Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan. 3. Adaptasi sosial Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Tanah Merah, dimana prioritas komoditas pengembangan, yaitu komoditas pangan, perkebunan, buah, sayuran dan peternakan. memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan. Kata Konci. Pemetaan, Komoditas Unggulan, Pedesaan. PENDAHULUAN Pendekatan pengembangan kawasan pedesaan beserta dengan pengembangan kegiatan pertanian baru akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang lebih khusus melalui pendekatan yang terkait dengan pengembangan sektor pertanian. Upaya pengembangan sektor pertanian dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat produktivitas masing-masing komoditi yang ada di tiap wilayah. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi dan daya saing pengembangan masingmasing komoditi. Potensi dan daya saing dapat diprediksi dan diukur melalui distribusi luasan serta tingkat produktivitas masing-masing komoditas. Secara geografis, tiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda yang ditentukan oleh proses pembentukannya. Karakteristik tersebut menjadikan tiap wilayah memiliki kemampuan yang berbeda dilihat dari potensi, keanekaragaman sumberdaya dan kemampuan lingkungan. Untuk dapat mengetahui keanekaragaman tingkat kemampuan lingkungan dan potensi yang dimiliki ditiap wilayah pedesaan, memerlukan upaya pemetaan wilayah yang 67
2 Pemetaan Wilayah Komoditas (Sucipto) meliputi kegiatan identifikasi, inventarisasi dan survey. Upaya tersebut diperlukan untuk mengukur distribusi luasan serta tingkat produktivitas masing-masing komoditas. Kegiatan pemetaan terhadap komoditi di sektor pertanian ini akan mampu mengestimasi seberapa besar potensi pengembangan komoditi yang unggulan ditiap wilayah. Potensi pengembangan komoditi yang telah diketahui nantinya akan menjadi majory force dalam mengurangi disparitas wilayah yang terjadi antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Melalui pemetaan terhadap potensi pengembangan komoditas pertanian dan kemampuan lingkungan, diharapkan akan tercipta keselarasan antara kemampuan daya dukung (carrying capacity) lingkungan dengan besaran upaya pengembangan sektor pertanian yang akan dilakukan sehingga terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan lingkungan. METODOLOGI PELAKSANAAN Kegiatan Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Tahap paling awal yang dilakukan dalam menyusun album Pemetaaan Perwilayahan Komoditas di wilayah perencanaan adalah melakukan identifikasi komoditas ungulan, termasuk pula di dalamnya mengidentifikasi jumlah penanaman dan potensi lahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Beberapa teknik yang bisa dipergunakan dalam melakukan identifikasi komoditas ungulan, antara lain: 1. Survey lapangan 2. Pengamatan (observasi) 3. Studi data sekunder 4. Transek Kegiatan Inventarisasi Jenis dan Lahan Untuk menentukan komoditas yang sesuai dikembangkan pada suatu wilayah dilihat dari sisi kondisi agro-ekologis dipergunakan metode analisis kesesuaian lahan. Analisis kesesuaian lahan adalah analisis mengenai tingkat kesesuaian sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu dengan memperhatikan pengelolaan khas yang diperlukan agar diperoleh hubungan yang lebih baik atau menguntungkan antara manfaat (hasil) dan masukan (investasi) yang diperlukan, baik atas dasar pengalaman maupun antisipasi. Jadi istilah kesesuaian lahan berkonotasi ekonomi dan lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Penetapan Lahan Tingkatan Ketentuan SI Sesuai Tanah tidak mempunyai pembatas berarti untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan, atau hanya mempunyai pembatas yang sangat kecil yang tidak berarti dalam pengurangan produktivitas atau manfaat 68
3 S2 sedang dan tidak akan mempertinggi investasi ( masukan teknologi dalam penggunaan lahan ) diatas tingkat yang dapat diterima Tanah yang mempunyai pembatas pembatas yang dalam keseluruhannya merupakan pembatas yang mempunyai tingkat keparahan sedang untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan ; pembatas pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas atau manfaat dan menambah masukan teknologi dalam penggunaan tanah sampai suatu tingkat sehingga keuntungan keseluruhan dapat diperoleh dari penggunaan tersebut, meskipun masih menarik, tetapi mutunya agak lebih rendah daripada kelas SI Hasil Pelaksanaan Kegiatan Hasil Inventarisasi Jenis Lahan di Wilayah Perencanaan Secara umum, wilayah Kecamatan Tanah Merah memiliki 3 jenis tanah, yaitu : o Tanah jenis Grumosol o Tanah jenis Mediteran o Tanah jenis Hidromorf o Tanah jenis Alluvial Ketiga jenis tanah tersebut tersebar disemua wilayah yang ada di kecamatan Tanah Merah. Luasan distribusi masingmasing jenis tanah di tiap wilayah Pedesaan, nantinya berpengaruh terhadap distribusi jenis komoditas tanaman yang di budidayakan. Hasil inventarisasi jenis tanah di tiap wilayah perencanaan, selanjutnya di bagi menjadi 3 zonasi. Zonasi ini dilakukan untuk mempermudah penyusunan block plan di tiap wilayah perencanaan. Detail hasil inventarisasi jenis tanah yang ada di tiap wilayah perencanaan sebagai berikut : Tabel 3.3 Zonasi Jenis Tanah Tiap Desa di Kecamatan Tanah Merah No Kecamatan Zona Desa 1 A, C Pacentan 2 C Baipajung 3 C Tanah Merah Laok 4 C Kranggan barat 5 C Pangeleyan 6 C Padurungan 7 A, C Petrah 8 A, C Tanah Merah Daja 9 A Dumajah 10 A, B Patemon 11 A Tlomar 69
4 Pemetaan Wilayah Komoditas (Sucipto) 12 Tanah Merah A Kendaban 13 A Jangkar 14 A Pettong 15 A, C Landak 16 C Rongdurin 17 A, B Batangan 18 C, A Dlambah Laok 19 C, A Dlambah Dajah 20 C, A Mrecah 21 C Buddan 22 B Poter 23 A, C Basanah 24 A, C Pacentan Keterangan : Zona A : Hidromorf Kelabu Zona B : Grumosol Kelabu Zona C : Kompleks Mediteran Tabel 3.4 Lokasi Pengambilan Sampel Tanah di 4 Desa Jengkar 3 Tanah Merah Mrecah A Asosiasi Hidromorf Kelabu Besanah B Grumosol Kelabu Betangan C Kompleks Mediteran Sumber : Hasil Pengamatan Inventarisasi Jenis dan Lahan Kesesuain lahan yang digunakan dalam kajian ini meliputi kesesuaian lahan aktual dan kesesuain lahan potensial. Kesesuain lahan aktual (current suitability), merupakan kesesuain lahan saat ini dalam keadan alami tanpa mempertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada. Untuk menentukan kelas kesesuaian lahan aktual, mula-mula dilakukan penilaian terhadap masing-masing kualitas lahan berdasar atas karakteristik lahan terjelek, selanjutnya kelas kesesuain lahan ditentukan berdasar atas kualitas lahan terjelek. Hasil dari penilaian terhadap kesesuaian lahan aktual selanjutnya dibandingkan dengan kesuaian lahan potensial. Kesesuain lahan potensial adalah kesesuain lahan yang akan dicapai setelah usaha-usaha perbaikan lahan. lahan potensial merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan (input) sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan sehingga dapat diduga tingkat produktivitas dari suatu lahan serta produksi per satuan luasnya. Kajian terhadap masing-masing komoditas di tiga wilayah pengembangan sebagai berikut : Tanaman Pangan Tanaman Padi 70
5 Tanaman padi memerlukan lahan atau tanah yang tergenang pada masa pertumbuhan vegetatif. Kondisi ini sangat memungkinkan jika penanaman padi dilakukan pada lahan sawah yang memiliki kemampuan untuk menampung air (kedap) lebih lama. Tekstur tanah yang sesuai untuk tanaman padi ini berupa tanah yang memiliki porositas tanah kecil dan halus. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman padi di 3 wilayah pengembangan, dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut : Tabel 5.3 Penilaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas Dan Karakteristik Lahan Nilai Data Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0 C S1 S1 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S2 S2 Curah hujan tahunan mm S1 S2 r Media perakaran Drainase tanah Baik S2 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 ph 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P 2 O 5 7,7 ppm S2 S1 K 2 O (NH 4 )OAC 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.08 S1 S1 C/N 2 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak Tidak S1 S1 kesesuaian lahan S2 (rfn) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Batangan Kondisi paling mendukung bagi pertumbuhan padi terdapat di desa Batangan, Tanah merah. Hasil evaluasi kesesuaian menunjukkan wilayah tersebut memiliki tingkat kesesuaian sedang (moderately suitable/s2). Kondisi ini di indikasikan juga oleh tingkat produktivitas padi di desa Batangan (4,65 ton/ha) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Desa yang lain. 71
6 Pemetaan Wilayah Komoditas (Sucipto) Tanaman Padi Ladang jika dibandingkan dengan kebutuhan padi sawah. Padi ladang memiliki kebutuhan air Tanaman padi ladang, biasanya yang lebih pendek pada masa vegetatif. ditanam pada lahan perladangan dan Penilaian kesesuaian lahan untuk ditanam ketika musim hujan akan berakhir. Kebutuhan padi ladang akan air lebih sedikit pertanaman padi ladang dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut : Tabel 5.6 Penilaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Ladang Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan Nilai Data Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0 C S1 S1 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S2 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 ph 7.7 S3 S2 n Hara tersedia P 2 O 5 7,7 ppm S2 S1 K 2 O (NH 4 ) 12 mg/100 gr S1 S1 N total 0.07 S1 S1 C/N 9 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 kesesuaian lahan S3 (f) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Jangkar Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di desa Jangkar yang mewakili wilayah pengembangan Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S3 : sesuai marginal (marginally suitable). Lahan mempunyai pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diberikan. 72
7 Pembatas yang diidentifikasi berupa retensi hara`, khususnya komponen derajad keasaman (ph). Derajad keasaman di wilayah pengembangan Kecamatan Labang termasuk dalam kondisi sedang. Tanah dengan keasaman tinggi akan menghambat pertubuhan tanaman, dengan banyak melepas ion H +. Keberadaan ion H + akan menyebabkan sejumlah hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman akan terikat. Akibatnya tanaman akan mengalami difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan terhadap derajad keasaman lahan dapat dilakukan dengan melakukan pengapuran lahan. kesesuain tersebut masih dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa dilakukan terdapat pada komponen media perakaran, retensi hara dan hara tersedia. Upaya perbaikan kondisi lahan dilakukan melalui pengolahan tanah yang lebih baik dan pemupukan. Pemupukan yang dilakukan akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah dan menambah ketersedian unsur hara dalam tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan tanaman jenis C-4 yang memiliki efisiensi tinggi terhadap penggunaan cahaya matahari. Umumnya jagung ditanam di lahan perladangan dan 75% di lahan kering. Permasalahan utama dalam budidaya jagung di wilayah pengembangan adalah cara tanam yang tidak teratur dengan populasi tanaman per hektar belum optimal. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman jagung dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut : Tabel 5.9 Penilaian Lahan Untuk Pertanaman Jagung Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan Nilai Data t w r f n Aktual Potensial Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0 C S2 S2 Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan mm S1 S1 Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 ph 7.3 S2 S1 Hara tersedia P 2 O ppm S2 S2 73
8 Pemetaan Wilayah Komoditas (Sucipto) K 2 O (NH 4 ) 8 mg/100 gr S3 S1 N total 0.08 S1 S1 C / N 2 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 kesesuaian lahan S3 (n) S2 (fn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Batangan Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di desa Batangan yang mewakili wilayah pengembangan Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S3 : sesuai marginal (marginally suitable). Lahan mempunyai pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diberikan. Pembatas yang diidentifikasi berupa media perakaran, khususnya komponen unsur P. Tanah dengan unsur P yang kurang, berpengaruh terhadap fase generatif tanaman, utamanya pembentukan biji atau buah serta tanaman akan mudah roboh. Perbaikan terhadap drainase lahan dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan dengan pupuk SP-36. kesesuain tersebut masih dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa dilakukan terdapat pada komponen retensi hara dan hara tersedia. Untuk retensi hara dan hara tersedia yang meliputi kapasitas tukar katon, ph dan unsur hara tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan melalui pemupukan. Pemupukan yang dilakukan akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah dan menambah ketersedian unsur hara dalam tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah tergolong dalam jenis kacang-kacangan. Kacang tanah memiliki bintil akar yang mampu menghasilkan nitrogen. Kemampuan kacang tanah dalam menghasilkan nitrogen (nitrit, nitrat) membuat dalam pola tanam sering di tumpangsarikan dengan jenis tanaman lainnya seperti jagung dan ketela pohon. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman kacang tanah dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut 74
9 Tabel 5.12 Penilaian Lahan Untuk Pertanaman Kacang Tanah Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan Nilai Data Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0 C S1 S1 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S2 S1 Tekstur tanah Agak halus S1 S1 Kedalaman efektif 43 cm S2 S1 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 ph 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P 2 O ppm S2 S1 K 2 O (NH 4 ) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.04 S1 S1 C / N 33 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 kesesuaian lahan S2 (rfn) S1 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Tanaman Ketela Pohon Tanaman ketela pohon memiliki kemampuan adapatasi dan tumbuh yang terhadap unsur hara dan mampu tumbuh pada kondisi air yang minim. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan. baik. Ketela pohon dapat dijumpai hampir Penilaian kesesuaian lahan untuk disemua jenis tanah. Ketela pohon pertanaman ketela pohon dengan merupakan tanaman yang tidak rakus pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut Tabel 5.15 Penilaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Pohon Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan Nilai Data t w Aktual Potensial Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0 C S2 S2 Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan mm S2 S2 75
10 Pemetaan Wilayah Komoditas (Sucipto) r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S1 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 ph 7.3 S3 S2 n Hara tersedia P 2 O ppm S2 S1 K 2 O (NH 4 ) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C / N 23 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Mrecah Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di desa Mrecah yang mewakili wilayah pengembangan Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diberikan. Pembatas yang diidentifikasi berupa media perakaran, dan retensi hara, khususnya komponen drainase dan ph. Drainase di wilayah pengembangan Kecamatan Labang termasuk dalam kondisi agak baik. Tanah dengan drainase agak baik memiliki peredaran udara baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah. Perbaikan terhadap drainase lahan dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik pengolahan tanah.. Tanah dengan keasaman tinggi akan menghambat pertubuhan tanaman, dengan banyak melepas ion H +. Keberadaan ion H + akan menyebabkan sejumlah hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman akan terikat. Akibatnya tanaman akan mengalami difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan terhadap derajad keasaman lahan dapat dilakukan dengan melakukan pengapuran lahan. kesesuain tersebut masih dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian potensial). Perbaikan yang bisa 76
11 dilakukan terdapat pada komponen media perakaran, retensi hara dan hara tersedia. Untuk retensi hara dan hara tersedia yang meliputi kapasitas tukar katon dan unsur hara tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan melalui pemupukan. Tanaman Ketela Rambat Tanaman ketela rambat merupakan salah satu komoditas yang ditanam sebagai penghasilan tambahan. Tergolong dalam jenis umbi-umbian, ketela rambat merupakan tanaman dengan kemampuan adaptasi tinggi terhadap lingkungan tanah yang kritis. Permasalahan pengembangan ketela rambat terletak pada tahapan pengolahan hasil. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman ketela rambat dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut Tabel 5.17 Penilaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Rambat Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan Nilai Data Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0 C S2 S2 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan mm S2 S2 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 18 me/100 gr S1 S1 ph 7.6 S3 S2 n Hara tersedia P 2 O ppm S2 S1 K 2 O (NH 4 ) 15 mg/100 gr S2 S1 N total 0.08 S1 S1 C / N 2 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Betangan 77
12 Pemetaan Wilayah Komoditas (Sucipto) Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di desa Somor koneng dan Betangan yang mewakili wilayah pengembangan, berupa kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diberikan. Pembatas yang diidentifikasi berupa media perakaran dan retensi hara`, khususnya komponen kedalaman efektif dan derajad keasaman (ph). Kedalaman efektif tanah berpengaruh terhadap sebaran akar tanaman. Semakin besar kemampuan tanah dalam meyediakan ruang bagi perakaran tanaman, berimplikasi terhadap daya dukung tanah terhadap tanaman. Tanah dengan keasaman tinggi akan menghambat pertubuhan tanaman, dengan banyak melepas ion H +. Keberadaan ion H + akan menyebabkan sejumlah hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman akan terikat. Akibatnya tanaman akan mengalami difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan terhadap derajad keasaman lahan dapat dilakukan dengan melakukan pengapuran lahan. kesesuain tersebut masih dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa dilakukan terdapat pada komponen retensi hara dan hara tersedia. Untuk retensi hara dan hara tersedia yang meliputi kapasitas tukar katon, ph dan unsur hara tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan melalui pemupukan. Pemupukan yang dilakukan akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah dan menambah ketersedian unsur hara dalam tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman Tanaman Hortikultura Hortikultura merupakan salah satu sub sektor andalan yang diharapkan mampu berperan serta dalam era globalisasi. Hal ini disebabkan karena komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan potensi ekspor yang masih dapat dimanfaatkan secara optimal.. Kajian terhadap kesesuaian lahan bagi pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut : Buah-Buahan Tanaman buah-buahan umumnya yang dijumpai bukan pada satu areal tanam (perkebunan), melainkan tersebar pada lahan pekarangan. Fungsi beberapa tanaman buahbuahan tersebut utamanya sebagai tanaman pelindung, bukan sebagai tanaman produksi hanya di Desa Jangkar dan Petrah yang banyak dijual khususnya tanaman Durian. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman buah-buahan pada dasarnya sama, 78
13 yang membedakan utamanya menyangkut kebutuhan hara. Untuk lingkungan makro tanaman buah-buahan hampir semuanya yang disusun masih pada tingkat kesesuaian potensial. Penilaian kesesuaian lahan untuk sama. Oleh karena itu kriteria yang disusun pertanaman buah-buahan, dengan dibuat sama serta evaluasi lesesuaian lahan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut : Tabel 5.22 Penilaian Lahan Untuk Pertanaman Buah buahan Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang Di Kecamatan Tanah Merah No Kualitas dan Karakteristik Lahan Simbol Nilai Data Aktual Potensial 1 Kedalaman efektif s > 75 cm S2 S2 2 besar butir pada s Berliat, berdebu S2 S2 zone perakaran (0-30 cm) halus, dan kasar,berlempung halus 3 Batu-batu s < 50% S2 S2 dipermukaan tanah 4 Kesuburan tanah n sedang S2 S1 5 Reaksi tanah lapisan a ph 7,3 S2 S1 atas (0-30 cm) 6 Toksisitas e a. Kejenuhan Al - b. Kedalaman Pirit - 7 Lereng dan keadaan t 5-7 S1 S1 permukaan tanah 8 Ketinggian tempat h 8 S1 S1 9 Erodibilitas tanah e Sangat rendah S2 S2 10 Zone agroklimat r D4 S2 S2 (Oldeman) 11 draenase d Agak cepat S2 S2 12 Banjir dan genangan f Tanpa S1 S1 musiman 13 Salinitas x - 14 Komposisi gambut k - 15 Ketebalan gambut q - Lahan S2 (s) S2 (s) Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di wilayah pengembangan, berupa kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diberikan. Pembatas yang diidentifikasi berupa butiran pada zone perakaran dan batu pada permukaan tanah. Drainase di wilayah pengembangan Kecamatan Labang termasuk dalam kondisi agak baik. Tanah dengan 79
14 Pemetaan Wilayah Komoditas (Sucipto) drainase agak baik memiliki peredaran udara baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah. Perbaikan terhadap drainase lahan dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik pengolahan tanah.. kesesuain tersebut masih dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian potensial). Perbaikan yang bisa dilakukan terdapat pada komponen media perakaran, retensi hara dan hara tersedia. Media perakaran dapat diperbaiki melalui perbaikan teknik pengolahan tanah. Untuk retensi hara dan hara tersedia yang meliputi kapasitas tukar katon dan unsur hara tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan melalui pemupukan. Kondisi tersebut bukan berarti di wilayah pengembangan tidak dapat dikembangkan untuk tanaman buah-buahan. Tanaman buah-buahan yang dapat dikembangkan berupa tanaman manggga, nangka, belimbing, jambu biji dan belimbing. Namun produksi tanaman tersebut nantinya akan optimal, jika terdapat upaya perbaikan, meliputi pemupukan, kedalaman penananan dan lainnya yang menjadi faktor penghambat. KESIMPULAN Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Tanah Merah, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Komoditas tanaman pangan, memiliki kesesuaian lahan dan kelayakan usaha yang baik, di semua wilayah pengembangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah berupa masalah tingkat kandungan bahan organik, ketersediaan hara dan ketersediaan air. 2. Komoditas tanaman buah, sayuran dan perkebunan memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan. Wilayah pengembangan yang memiliki tingkat kelayakan paling sesuai berturutturut, terdapat di wilayah Kecamatan Tanah Merah. 3. Komoditas peternakan di wilayah pengembangan belum pada taraf semiintensif. Kondisi ini, mengindikasikan perlunya upaya peningkatan taraf pengusahaan ternak menjadi taraf semiintensif melalui sejumlah perbaikan yang ada di block plan. 4. Prioritas pengembangan bagi tiap wilayah pengembangan berdasarkan hasil kajian,sebagai berikut : Tanah Merah, urutan prioritas komoditas pengembangan, yaitu komoditas pangan, perkebunan, buah, sayuran dan peternakan. 80
15 DAFTAR PUSTAKA A. Tohir Kaslan, Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Bina Aksara. Afandie R, Nasih W.Y, Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Jakarta. Anonim, Bangkalan dalam Angka. Arifin, Cekaman Air dan Kehidupan Tanaman, Unit Penerbitan Universitas Brawijaya. Malang. Henry D. Foth, Dasar-Dasar Ilmu Tanah (Ed. 6). Erlangga. Jakarta. Mul Mulyani S, Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta. Nurhayati H, dkk, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Universitas Lampung Press. 81
PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN
EMBRYO VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2007 ISSN 0216-0188 PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN Agus Romadhon 1, Sucipto 2 1. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinciLampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara
Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Data curah hujan (mm) Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jan 237 131 163 79 152 162 208
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Desa Panapalan, Kecamatan Tengah Ilir terdiri dari 5 desa dengan luas 221,44 Km 2 dengan berbagai ketinggian yang berbeda dan di desa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pasir Pantai Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim relief/topografi,
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 19982007 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 1998 77 72 117 106 68 30 30 227 58 76 58 63
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 2.1 Survei Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi
Lebih terperinciAGROVIGOR VOLUME 2 NO. 2 SEPTEMBER 2009 ISSN EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI DESA BILAPORAH, BANGKALAN
AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 2 SEPTEMBER 2009 ISSN 1979 5777 110 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI DESA BILAPORAH, BANGKALAN Slamet Supriyadi 1), Agus Imam Santoso 2), dan Achmad Amzeri 1) 1)
Lebih terperinci8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM
1 PRINSIP ESL-KESESUAIAN LAHAN 1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan macam/jenis penggunaan lahan tertentu. 2. Evaluasi lahan membutuhkan pembandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan masukan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN KEC. GALUR, LENDAH KEC. SAMIGALUH, KAB. KULONPROGO
PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN KEC. GALUR, LENDAH KEC. SAMIGALUH, KAB. KULONPROGO INTISARI Kadarso Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra, Yogyakarta Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan viabilitas genetik yang besar. Tanaman jagung dapat menghasilkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dimanfaatkan bagian akarnya yang membentuk umbi
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU
KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU Ni Wayan Suryawardhani a, Atiek Iriany b, Aniek Iriany c, Agus Dwi Sulistyono d a. Department of Statistics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Brawijaya
Lebih terperinciAnalisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan
Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan Oleh : Idung Risdiyanto 1. Konsep dan Batasan Evaluasi Lahan dan Zonasi Pertanian 1.1. Pengertian Dasar (dikutip dari Evakuasi Lahan Puslitanak) Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) 1. Karakteristik Tanaman Durian Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan buah-buahan tropika asli Asia Tenggara, terutama Indonesia. Sumber
Lebih terperinciVI. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
79 VI. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG 6.1. Pendahuluan Tanaman hortikultura buah-buahan dan sayuran merupakan tanaman komoditas unggulan di Kabupaten
Lebih terperinciKesesuian lahan untuk tanaman tebu dipolitani
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2014) 024 028 http://www... Kesesuian lahan untuk tanaman tebu dipolitani Sry maryenti 1, Yosi puti angela 1 1 Mahasiswi semester 3 Prodi. Tata
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun
LMPIRN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun 20012010 Bln Jan Feb Mar pr Mei Jun Jul gs Sep Okt Nov Des THN 2001 226 168 277 200 103 117 258 223 532 283 369
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain dari faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon
Lebih terperinciLampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)
Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Bln/Thn 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan Jan 25.9 23.3 24.0 24.4 24.7
Lebih terperinciKarakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi
Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi Kepala BB. Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Topik bahasan : KONSEP DASAR EVALUASI LAHAN SYARAT TUMBUH CABAI & BAWANG
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu
TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Material Vulkanik Merapi Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet
57 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet Sektor pekebunan dan pertanian menjadi salah satu pilihan mata pencarian masyarakat yang bermukim
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2015) 001-004 http://www... Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal Endang
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 020-024 http://www.perpustakaan.politanipyk.ac.id Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh Moratuah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tipe Pemanfaatan Lahan Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci Tipe Pemanfaatan Lahan (TPL). Secara rinci diuaraikan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gadingsari, Desa Gadingharjo, Desa Srigading dan Desa Murtigading. Wilayah
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi dan Wilayah Studi Kecamatan Sanden secara administratif terdiri dari 4 desa meliputi Desa Gadingsari, Desa Gadingharjo, Desa Srigading dan Desa Murtigading.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi hortikultura. Prioritas dari komoditas holtikultura tersebut adalah tanaman buah. Subsektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung tepatnya pada koordinat 7 19 20.87-7
Lebih terperinciEvaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan
Evaluasi Lahan Evaluasi Kemampuan Lahan Evaluasi Lahan Penilaian kinerja lahan (land performance) untuk penggunaan tertentu Kegiatan Evaluasi Lahan meliputi survai lahan interpretasi data hasil survai
Lebih terperinciBAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolaan harus sesuai dengan kemampuan agar tidak menurunkan produktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu dalam penyediaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Singkong. prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Singkong 1. Karakteristik Tanaman Singkong Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan
Lebih terperinci2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
5 2013, No.1041 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan tanaman tahunan khususnya kakao dan kelapa dalam di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai
Lebih terperinciMela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No. 2 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kopi, Sawit, Jagung, Kayu Manis, Kelapa, Tembakau, Kedelai, Kakao
Lebih terperinciKesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani
KESESUAIAN LAHAN Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani Ahmad Tohir 1, Hasnah Wita 1 1 Mahasiswi semester 3 Prodi. Tata Air Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian
Lebih terperinciII. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI
II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar
26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan luas areal lahan pertanian yang memadai untuk bercocok tanam.
Lebih terperinciSoal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)
Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) 1. Cara memperbaiki tanah setelah mengalami erosi yaitu dengan cara?? Konservasi Tanah adalah penempatansetiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. 8 desa merupakan daerah daratan dengan total luas 2.466,70 hektar.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Jepara terdiri dari 16 desa, 8 desa merupakan daerah pantai dan 8 desa merupakan daerah daratan dengan total luas 2.466,70
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) Kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika dan Brazil. Di Brazil, tanaman ini tumbuh secara liar di tepi sungai. Klasifikasi dan pengenalan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei-Agustus 2015 di 5 unit lahan pertanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun. Berdasarkan iklimnya, lahan kering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan tanaman semusim dan memilik umbi yang berlapis. Tanaman ini mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga, umbi terbentuk
Lebih terperinciPerkembangan Potensi Lahan Kering Masam
Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI
Lebih terperinciUbi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari famili Euphorbiaceae yang terkenal sebagai sumber utama karbohidrat dan daunnya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah
Lebih terperinciKAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG
KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG Andarias Makka Murni Soraya Amrizal Nazar KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk akan terus menuntut pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat menguntungkan jika dibudayakan secara berkelanjutan. Khususnya kopi Lampung memiliki peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pasir di semua wilayah penelitian sehingga cukup baik untuk meloloskan air.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Lahan pertanian untuk tanaman kering di Kecamatan Doloksanggul memiliki karakteristik dengan ratarata suhu tahunan 22 0 C, dengan ratarata curah hujan tahunan
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Profil
Lampiran 1. Deskripsi Profil A. Profil pertama Lokasi : Desa Sinaman kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Simbol : P1 Koordinat : 03 0 03 36,4 LU dan 98 0 33 24,3 BT Kemiringan : 5 % Fisiografi :
Lebih terperinciBerdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah
KUALITAS LAHAN SUNARTO ISMUNANDAR Umum Perlu pertimbangan dalam keputusan penggunaan lahan terbaik Perlunya tahu kemampuan dan kesesuaian untuk penggunaan ttt Perlu tahu potensi dan kendala EL : pendugaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tanah adalah salah satu jenis palawija yang dapat ditanam di sawah atau di ladang. Budidaya kacang tanah tidak begitu rumit, dan kondisi lingkungan setempat yang
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Adeha Suryani1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya/Papua. Dari 168 juta hektar lahan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Luas daratan Indonesia seluruhnya adalah 2000 juta hektar. Sekitar 168 juta hektar atau 81% tersebar di empat pulau besar selain di pulau Jawa, yaitu Sumatera, Kalimantan,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,
12 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 2017. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan, Kecamatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa kesesuaian
Lebih terperinciKEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT
KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT Dr. David Pokja Pangan, Agroindustri, dan Kehutanan Komite Ekonomi dan Industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA The Evaluation of Land Suitability Onion (Allium ascalonicum L.) in Muara Subdistrict
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN II. 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian di Pulau Jawa dihadapkan pada masalah konversi lahan untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh karena itu, tantangan
Lebih terperinciIV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di 4 (empat) desa di Kecamatan Windusari yaitu Desa Balesari, Desa Kembangkunig, Desa Windusari dan Desa Genito. Analisis terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peranan sektor pertanian tanaman pangan di Indonesia sangat penting karena keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciTATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan
22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif Luas wilayah Kabupaten Sampang 1 233.30 km 2. Kabupaten Sampang terdiri 14 kecamatan, 6 kelurahan dan 180 Desa. Batas administrasi
Lebih terperinciKesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Rafika Yogi1 Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Negeri
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu
7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Lahan Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Tipe Penggunaan Lahan (Land Utilization Type) Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci tipe penggunaan lahan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan lahan pertanian yang cukup besar, sebagaian besar penduduk Indonesia hidup pada hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berfungsi sebagai sumber devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinci