INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL. 20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030
|
|
- Ari Suparman Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL 20 Negara Ekonomi Terbesar di
3 BUDAYA DAERAH NILAI-NILAI SPIRITUAL KEARIFAN LOKAL BUDAYA NASIONAL DAMPAK PARADIGMA ASEAN & Globalisasi Memojokkan & meminggirkan - Globalisasi The Third Wave - Gelombang Teknologi Informasi - Electronic Hegemoni - Television Hegemony - Merebaknya Jejaring Facebook - Menjamurnya Beragam Situs - Cyber Culture Generation Sistem Budaya Bahasa Sistem Sosial kebudayaan ASEAN Negara Lahirnya Budaya Hibriditas GLOBAL 2020 ± 165 Negara 3
4 Gelombang Budaya dan Peradaban Global Meminggirkan Budaya Lokal yang akan Berdampak pada : 1. Identitas budaya menjadi kabur akibat proses interaksi budaya 2. Bangsa Indonesia tercerabut dari akar budayanya 3. Banyak generasi muda yang tidak lagi memiliki rumah budaya 4. Erosi Budaya Spiritual 5. Kearifan lokal tergusur 6. Erosi Budi Pekerti dan karakter bangsa. 7. Nilai-Nilai (simbol) Adat, Tradisi dan Budaya Asli Semakin Dilupakan 8. Kehilangan Jati Diri 9. Yang masih memprihatinkan falsafah Pancasila akan digusur oleh secuil masyarakat dengan mengabaikan keramatnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya 10. Komunitas Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa masih termarginal. 4
5 SOLUSI NATIONAL 1. Kembali Kecita-cita Proklamasi. 2. Kembali ke Jati Diri Bangsa. 3. Membangun Karakter dan Budi Luhur dalam Managemen Kawulo Gusti. 4. Melaksanakan Tri Sakti Mempertahankan kedaulatan di bidang politik Kemandirian di bidang ekonomi Berkepribadian bangsa dalam kebudayaan Nation and Character Building 5
6 KEMBALI KECITA-CITA PROKLAMASI dengan Prinsip: Pancasila sebagai landasan ideologi, falsafah, etika moral, serta alat pemersatu bangsa. Diperkokoh dengan pemahaman : 1. NKRI sebagai konsesus yang harus dijunjung tinggi. 2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum dan menjadi rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Bhinneka Tunggal Ika sebagai solusi dan pemersatu atas untaian kemajemukan bangsa yang terdiri dari berbagai agama, suku, ras, dan budaya. 4. Wawasan Nusantara bagi generasi muda anak bangsa terutama dalam budaya, etika & jati diri. Membangun Nasionalisme Indonesia Baru karakter anak bangsa yang berani dan bisa bersaing dalam kehidupan Global 6
7 NUSANTARA DARI WAKTU KE WAKTU : NILAI NILAI LUHUR dalam PITUTUR PIWULANG...YANG SEMAKIN TENGGELAM (BUDAYA SPIRITUAL) - BAHASA SIMBOL - BAHASA TULIS - BAHASA LISAN - SALOKA / PERIBAHASA - UNGKAPAN TRADISIONAL - PASEMON PEMAHAMAN - BAHASANYA BANYAK YANG SULIT DIPAHAMI - BANYAK YANG SOPHISTICATED MEMILIKI NILAI NILAI FILOSOFIS TINGGI DI AWANG AWANG ALIAS TIDAK MEMBUMI - NON DOKTRINER DAN TIDAK PUNYA KEKUATAN IMPERATIF (MEMAKSA) JUMLAH KELOMPOKNYA SANGAT BANYAK (GENERASI MUDA) - TIDAK DIMENGERTI - SULIT MEMAHAMI - KURANG MINAT MEMPELAJARI - TIDAK DIPERHATIKAN - TERABAIKAN - MENJADI KENANGAN DITINGGALKAN Perlu Digali dan Difungsikan Nilai-Nilai Luhur Diselaraskan dengan Jamannya 7
8 Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Mempunyai Akar Spiritual Nilai-Nilai Spiritual (Luhur) dalam Manunggaling Kawula Gusti Membuahkan Mengandung Adat, Budaya, Kearifan lokal Budi Luhur Logika, Etika Estetika, Hati Nurani Membangun Kepribadian/ Karakter Mandiri - Memayu Hayu Pribadi Pamong - Memayu Hayu Sesama Panutan - Memayu Hayu Bawana Sesuai Capaian Kedewasaan Spiritual Memenuhi Sila Pertama Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa Pluralisme dalam Bhineka Tunggal Ika Memenuhi Tatanan Masyarakat Pancasila (Nilai: Dasar, Instrumental, Praksis) 8
9 Pembangunan Budi Pekerti Pendidikan budi pekerti lengkapnya budi pekerti kemanusiaan yang luhur, tidak akan berhasil baik tanpa mengenali nilai nilai budaya dan kearifan lokal dalam keteladanan keindonesiaan. Pembentukan Karater Merujuk pada Nilai Nilai Budaya Anies Baswedan : Tribune
10 Pelestarian Budaya Konservasi Pengembangan Aktor Pokok (Membutuhkan Komunitas Adat, Tradisi, Kearifan Lokal, Penghayat (PKT) dan Budaya Asli) (yang kompeten) (Kacung Marijan) Membangun Kompetensi SDM Kebudayaan
11 Karakter Penghayat Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa Pengakuan dan kesanggupan manembah Kepada-Nya Membangun dan membina diri dalam nilai-nilai spiritual kearah Kesucian, Moral, dan Budi Luhur Mewujudkan persaudaraan antara sesama umat atas dasar Cinta Kasih Memenuhi kuajiban kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara Mempunyai Integritas, tidak fanatik, selalu menambah pengetahuan pengalaman lahir batin dalam masyarakat yang plural Nasionalis Religius 11
12 BEKAL PENGHAYAT : A. ARAH LAKU SPIRITUAL ; TEKAD KEYAKINAN MANEMBAH 1. Tekad adalah proses diri dalam laku penghayatan kepada Tuhan YME dengan adanya Budi/Dzat Tuhan yang menempatkan perilaku seseorang di jalan yang benar. 2. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam martabat kesucian yang nilainya berkembang dalam perilaku hidup seseorang kearah Sangkan Paran hidup itu sendiri. 3. Sikap Manembah adalah penyerahan diri kepada Tuhan YME dengan kesadaran total-bertahap (fisik-mental-spiritual) dalam perilaku hidup seseorang setelah menghayati sentuhan pertama dari Dzat-hidup atau dayanya Budi/pencerahan batin/cahaya Ketuhanan. B. SIKAP ; Angan-Angan, Rasa, Budi, Karsa Mengendapkan hawa nafsu lahir batin Cipta, Rasa dan Karsa yang terbimbing dalam Dayanya Budi/Pencerahan Batin 12
13 Arah Laku Penghayat Memayu Hayuning Bawana dengan : Melindungi, Memperindah alam dan dunia Hanggayuh Kasampurnaning Urip Membangun pribadi dalam kesempurnaan hidup Ngudi Sejatining Becik Membangun kebersihan hati yang sejati Sikap Laku Penghayat Membangun hati nurani dengan melatih sikap batin dalam : Laku Sujud Laku Spiritual Laku Sosial Berbudi Bawa Leksana Mempunyai budi luhur, berjiwa besar, menjadi manusia panutan Nggayuh Duwur, Jembar Nalar, Jero Pikir 13
14 Peran Penghayat Membangun Kualitas Manusia Indonesia dalam Pendidikan Budi Luhur Nusantara Harus Memenuhi : 1. Kualitas Spiritual Sesuai Sila Pertama Ketuhanan YME 2. Kualitas Intelektual Perkembangan Peradaban dalam Pendidikan 3. Kualitas Sosial Kearifan Lokal, Kearifan Nusantara 4. Kualitas Berbangsa dan Bernegara Wawasan Kebangsaan Menjadi Manusia Seutuhnya dalam Memayu Hayuning Bawana (Hertoto Basuki) 14
15 BUDAYA NASIONAL PENDIDIKAN NASIONAL POTENSI NASIONAL Peran Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pembangunan karakter bangsa Penghayat Ketuhanan YME GLOBALISASI AKAR BUDAYA KEARIFAN LOKAL INTERAKSI PENYULUH PENDIDIK PENGELOLA ORGANISASI Kesadaran Utuh Mesu Budi Penghayatan Pancasila Aplikasi Spiritual-Sosial Kepribadian Indonesia (Budi Luhur) Memayu Hayu Diri (Wasesa) Memayu Hayu Sesama (Hamisesa) Memayu Hayu Bawana (Wicaksono) PENDIDIKAN BUDI PEKERTI Sumber daya Manusia yang Berkualitas/ Kompeten NASIONAL / INTERNASIONAL 15
16 MANFAAT BUDI PEKERTI Membangun karakter anak bangsa Reaktualisasi kearifan kearifan lokal Mengeliminer pengaruh budaya global Membangun Nasionalisme Indonesia Baru. Mempunyai semangat kebangsaan dalam persaingan antar negara Mempertahankan jati diri bangsa Membangun nilai nilai luhur keindonesiaan 16
17 Sumber : tentang-layanan-pendidikan-kepercayaan-terhadap-tuhan-yme-pada-satuan-pendidikan/ 17
18 PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA KONDISI YANG DIHARAPKAN Manusia bermartabat baik secara pribadi, sosial maupun spiritual. FENOMENA KESENJANGAN KONDISI / KENYATAAN YANG ADA Banyaknya manusia yang lupa akan kodratnya bahwa dia diciptaan sebagai makhluk yang lebih tinggi dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Mampu mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara serta menjaga jatidiri sebagai manusia seutuhnya dalam bingkai NKRI dengan Bhineka Tunggal Ikanya. Selalu berpegang pada prinsip bahwa tujuan hidup ini adalah mengembalikan hidup kepada yang memberi hidup ( Sumber Hidup : Tuhan YME ). Berperilaku santun, menjaga etika moral yang didasarkan pada budi pekerti luhur dalam setiap langkah dan tindakan. Dengan konsep Memayu Hayuning Bawono selalu berupaya mempertahankan keserasian, keselarasan dan keseimbangan alam semesta ini demi berkelanjutan kehidupan manusia. Adanya pertikaian antar penganut keyakinan yang satu dengan yang lain merupakan tanda ketidakmampuan dalam pemahaman tentang eksitensi Tuhan yang secara Universal Semakin banyaknya masyarakat yang mengalami stress, depresi dalam menjalani kehidupan ini karena terseret dalam pusaran materi dan lupa atau tidak tahu tujuan hidup yang hakiki Degradasi moral, merebaknya narkoba, korupsi dan terorisme, sebagai isyarat bahwa manusia sudah kehilangan akal sehatnya, menghalalkan segala cara dan meninggalkan tatanan, norma yang ada dimasyarakat. Exploitasi sumber daya alam yang tak terendali, mengabaikan pranata lingkungan yang ada (kearifan lokal) berakibat pada kerusakan ekosistem bencana alam dan kelestarian lingkungan dimana manusia hidup. 18
19 KONDISI YANG DIHARAPKAN Manusia bermartabat baik secara pribadi, sosial maupun spiritual. Mampu mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara serta menjaga jatidiri sebagai manusia seutuhnya dalam bingkai NKRI dengan Bhineka Tunggal Ikanya. Selalu berpegang pada prinsip bahwa tujuan hidup ini adalah mengembalikan hidup kepada yang memberi hidup (Sumber Hidup : Tuhan YME ). Berperilaku santun, menjaga etika moral yang didasarkan pada budi pekerti luhur dalam setiap langkah dan tindakan. Dengan konsep Memayu Hayuning Bawono selalu berupaya mempertahankan keserasian, keselarasan dan keseimbangan alam semesta ini demi berkelanjutan kehidupan manusia. 19
20 KONDISI / KENYATAAN YANG ADA Banyaknya manusia yang lupa akan kodratnya bahwa dia diciptakan sebagai makhluk yang lebih tinggi dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Adanya pertikaian antar penganut keyakinan yang satu dengan yang lain merupakan tanda ketidakmampuan dalam pemahaman tentang eksitensi Tuhan yang secara Universal Semakin banyaknya masyarakat yang mengalami stress, depresi dalam menjalani kehidupan ini karena terseret dalam pusaran materi dan lupa atau tidak tahu tujuan hidup yang hakiki Degradasi moral, merebaknya narkoba, korupsi dan terorisme, sebagai isyarat bahwa manusia sudah kehilangan akal sehatnya, menghalalkan segala cara dan meninggalkan tatanan, norma yang ada dimasyarakat. Exploitasi sumber daya alam yang tak terendali, mengabaikan pranata lingkungan yang ada (kearifan lokal) berakibat pada kerusakan ekosistem bencana alam dan kelestarian lingkungan dimana manusia hidup. 20
21 KEDUDUKAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DALAM SISDIKNAS PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN 1. KEYAKINAN ADANYA TUHAN YANG MAHA ESA. 2. MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA YANG BERMORAL DAN BERBUDI PEKERTI LUHUR SESUAI DENGAN NILAI SPIRITUAL DAN KEARIFAN LOKAL. 3. MEMBANGUN KARAKTER BANGSA YANG PANCASILAIS DALAM BUDAYA ETIKA MORAL KEINDONESIAAN. UU SISDIKNAS BAB II PASAL 4 : 1. Mecerdaskan Kehidupan Bangsa 2. MengembangKan Manusia indonesia Seutuhnya a. Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Berbudi Pekerti Luhur c. Memiliki Pengetahuan dan Keterampilan d. Kesehatan Jasmani dan rohani e. Kepribadian yang mantap dan mandiri F. Rasa Tanggung jawab Kemasyarakatan dan kebangsaan PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN 1. Bidang Ilmu Dasar 2. Bidang Kesehatan 3. Bidang Sosial 4. Bidang Teknik 5. Teknologi Terapan Membangun Manusia Penghayat (PKT) Yang Kompeten Menyongsong Tahun
22 HARUS MEMENUHI PERMENDIKBUD NO. 27 TAHUN 2016 ; Pasal 1 ayat 6 : Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong belajar, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pasal 2 ayat 2 : Muatan Pendidikan Kepercayaan wajib memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, dan Pendidik. 22
23 Kompetensi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penerapannya dalam tingkat kehidupan bermasyarakat pada standar unjuk laku budi luhur dalam logika, estetika dan etika yang dibutuhkan oleh masyarakat secara umum. 23
24 UNSUR/RANAH KEDEWASAAN SPIRITUAL Martabat Sujud Pemahaman Spiritual Kedewasaan Emosional Dengan Kesadaran Utuh Mesu Budi untuk dapat : - Mengendapkan Hawa Nafsu Lahir Batin - Merasakan dan menangkap getaran BUDI - Cipta, rasa dan karsa yang terbimbing dalam dayanya Budi - Merasakan Pepadhang (pencerahan batin) dari Tuhan YME dalam tuntunannya Manusia Utuh Dengan : - Sadar hidup dalam pikir, Kemauan, membangun rasa tentram - Sadar Hidup dalam Cahaya Budi - Sadar hidup dalam hati nurani - Sadar hidup dalam Mesu Budi hanya manembah kepada Tuhan YME Mampu Mengendalikan Diri Dengan: - Mawas pandum hidupnya sendiri - Mawas pandum hidup dengan memfungsikan Budi - Mawas pandum hidup kebersamaan - Mawas pandum hidup yang menjabar dalam tugas atas kehendak Tuhan YME Yang mampu menangkap Enlightment / Pencerahan Batin yang mengantar 24 Kecerdasan Spiritual
25 Unsur Dasar Perilaku Budaya Spiritual : (dalam Nilai) 1. Unsur Spiritual Mengenal Budi Nur Pepadhang Tuhan Yang Maha Esa Bertopang pada potensi Budi/Pencerahan Batin dalam kesadaran spiritual 2. Unsur Mental Memerankan dayanya Budi terhadap Cipta, Rasa dan Karsa 3. Unsur Moral Etik Mengenal penampilan Budi Pekerti Mengenal kemanusiaan yang luhur Interaksi masyarakat yang plural Capaian Kearifan Pribadi Memayu Hayuning Pribadi (mawas diri) Wasesa Memayu Hayuning Sesama (tepa selira) Hamisesa Memayu Hayuning Bawana Wicaksana 25
26 SANGKAN PARANING DUMADI KECERDASAN SPIRITUAL DIMENSI KEDEWASAAN SPIRITUAL (DALAM NILAI-NILAI LUHUR) TRANSFER SKILL PANUTAN/AHLI Mampu mencapai pencerahan batin dan mampu mentransfer kedewasaan spiritual kepada sesama dalam persaudaraan Pemahaman Spiritual 1 X Martabat sujud 2 Manajemen Manunggaling Kawulo Gusti XY Kompetensi Penghayat TASK SKILL Mampu berfungsi sebagai manusia seutuhnya dan selalu membina diri pribadi kearah kesucian, moral dan budi luhur MEMAYU HAYUNING BAWANA Y CAPAIAN KARAKTER BUDAYA SPIRITUAL Wasesa Hamisesa Wicaksana TASK MANAJEMEN SKILL Mampu mewujudkan persaudaraan antar sesama atas dasar cinta kasih Kedewasaan Emosional 3 CONTIGENCY MANAJEMEN SKILL Mampu mengatasi masalah dengan persuasif dalam perbedaan pendapat JOB ROLE ENVERONMENTAL Mampu memenuhi kewajiban Kemanusiaan dengan tanggung jawab dalam lingkungan dan masyarakat Hertoto Basuki Kedewasaan Spiritual dalam Sistem Kesadaran Penghayat yang Mumpuni
27 Kecerdasan Spiritual Kecerdasan yang muncul dengan kesadaran dalam proses diri meniti sangkan paran untuk kehidupan spiritual pribadi dengan etika spiritual dan nilai nilai spiritual yang berkembang, arah lakunya Memayu Hayu Bawana dalam Managemen Manunggaling Kawulo Gusti. 27
28 Managemen Manunggaling Kawulo Gusti Pengertian kemanunggalan kawula Gusti disini adalah pribadi yang utuh menjadi seorang yang mempunyai kesadaran akan peran dan fungsinya sebagai umat Tuhan Yang Maha Esa di dunia 28
29 Membangun Nilai - Nilai Hidup Masa Kini Wujud perilaku budaya spiritual diajarkan sejak dalam keluarga dan menjadi karakter Pribadi Masyarakat Bangsa. Kepribadian panutan yang meneladani, melayani, membangun integritas dalam berbangsa dan bernegara. Kebersamaan sosial tercermin dalam kemajemukan dan sikap Gotong Royong. Kepribadian Penghayat tercermin dalam praktek Budi Pekerti yang senantiasa mengedepankan tepa selira dan mengisi kekurangan dalam lingkungannya, membangun karakter masyarakat Pancasila yang berbudi luhur. Membangun nilai nilai luhur keindonesiaan dalam Jati Diri menyongsong Nasionalisme Indonesia Baru (Indonesia dalam Globalisasi) 29
30 Dicari : Sikap Panutan Manusia Penghayat yang Kompeten Selalu mempunyai Jati Diri, mampu membangun nilai, mempunyai motivasi dan inovasi untuk menciptakan kemajuan bagi pribadinya sendiri dan lingkungannya Terutama Bangsa & Negara. Karakter Budi Luhur dalam Managemen Kawula Gusti 30
31 Pencitraan Integritas Kesetiaan Meneladani MEMBANGUN CITRA KEINDONESIAAN Membangun Nilai Mengubah Melayani Integritas, Meneladani, Mengubah, Melayani, Membangun Nilai Pawongan gondo arum, Lambaran ulat manis kang mantesi, Aruming wicara kang mranani, Sinepuh laku utomo 31
32 PESAN TRI SAKTI: 1. Mempertahankan kedaulatan di bidang politik 2. Kemandirian di bidang ekonomi 3. Berkepribadian bangsa dalam kebudayaan
33 JANGAN LELAH MENCINTAI INDONESIA Rahayu
INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL. 20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030
1 INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL 20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030 2 Arus Bebas Barang SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASE Arus Modal yang Lebih Bebas Arus Bebas Jasa Arus Bebas Investasi
Lebih terperinciKualitas Sumber Daya Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Pelestarian Nilai-Nilai Luhur
Kualitas Sumber Daya Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Pelestarian Nilai-Nilai Luhur Purwokerto, 22 23 Agustus 2016 (Hertoto Basuki) Rahayu, Sebagai bangsa yang menjadi bagian dari
Lebih terperinciNilai-Nilai Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Strategi Pemanfaatannya.
Nilai-Nilai Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Strategi Pemanfaatannya. Semarang, 26 Oktober 2016 (Hertoto Basuki) Rahayu, Indonesia adalah negara yang plural, terdiri dari banyak suku,
Lebih terperinciNilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR
Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A Andri Hernandi Ketua Presidium Pusat Periode
Lebih terperinciINTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA
1 INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA 1. Arti Penting Keberadaan Pancasila Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah harga mati Yang tidak boleh di tawar lagi. Bukan tidak mungkin, apabila ada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciEKSISTENSI DAN PERAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA ( M.L.K.I.
EKSISTENSI DAN PERAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA ( M.L.K.I. ) Jakarta, 2015 Karakter Penghayat Nasionalis Religius
Lebih terperinci2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,
2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga memiliki fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal, yang mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 11 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila dan Implementasinya Bagian I Pada Modul ini kita akan mempelajari mengenai keterkaitan sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dengan Prinsip pembangunan
Lebih terperinciSiaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017
Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Lebih terperinciSoal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas
Lebih terperinciSTRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK
A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciMata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Tanggal Penyerahan Makalah : 25 Juni 2013 Tanggal Upload
Lebih terperinciMODUL I KEMAHAESAAN TUHAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN JABATAN PENYULUH KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA. Dr. ANDRI HERNANDI
MODUL I KEMAHAESAAN TUHAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN JABATAN PENYULUH KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA Dr. ANDRI HERNANDI Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat
Lebih terperinciPLEASE BE PATIENT!!!
PLEASE BE PATIENT!!! CREATED BY: HIKMAT H. SYAWALI FIRMANSYAH SUHERLAN YUSEP UTOMO 4 PILAR KEBANGSAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PANCASILA NKRI BHINEKA TUNGGAL IKA UUD 1945 PANCASILA MERUPAKAN DASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciPENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM PANCASILA
Modul ke: PANCASILA PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM PANCASILA Fakultas 2FEB Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi MANAJEMEN Short Survey Mengapa anda Mengambil Mata Kuliah Pancasila? Hanya sekedar
Lebih terperinciHASIL SIDANG KOMISI 8 REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012
HASIL SIDANG KOMISI 8 REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sawangan, 28 Februari 2012 1 1. Pokok-pokok Pikiran Integrasi kebudayaan dalam pendidikan, berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana
Lebih terperinciDirektorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia kaya ragam budaya, adat istiadat, suku bangsa, bahasa, agama
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, suku, ras dan agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya penelitian dan pengembangan, asumsi dan keterbatasan
Lebih terperinciMaukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:
Pertemuan ke: Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Salah satu upaya negara membangun nasionalisme rakyatnya yakni melalui sarana pendidikan, dalam hal ini dengan memprogramkan Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciMUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.
MUKADIMAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA didirikan untuk ikut berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, teknologi, dan kewirausahaan, yang akhirnya bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 01 Pendahuluan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc 1. Latar Belakang Reformasi membawa salah satu dampak negatif, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma, dan moral. Kehidupan
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI
PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : HERDIKA PRASTOWO NO.MAHASISWA : 11.02.8132 KELOMPOK PROGRAM STUDI NAMA DOSEN : A : D3 MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan
533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA
PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO
Lebih terperinciYODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI
TUGAS AKHIR YODI PERMANA 11.12.5667 PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI DOSEN : Drs. Muhammad Idris P, M PENDAHULUAN Sebagai warga negara yang setia pada nusa dan bangsa,
Lebih terperinciPERAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
PERAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciI. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara
I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
Lebih terperinciKonsepsi Ideal Kemanusiaan
Konsepsi Ideal Kemanusiaan 1. Perkembangan Konsepsi Ideal Konsepsi ideal kemanusiaan diperlukan sebagai upaya penetapan arah sasaran serta menjadi rujukan operasional sejauh mana pencapaian telah diraih.
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.
Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA
KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperincilease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN
124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk tercapainya suatu tujuan dalam hidup bermasyarakat setiap individu mempunyai urusan yang berbeda-beda. Tujuan tersebut bisa tercapai ketika individu mau
Lebih terperinciModul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen
Modul ke: Fakultas 12MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen Makna Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab Nilai kemanusiaan
Lebih terperinciPendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen
Modul ke: Pendidikan Pancasila Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Makna Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab
Lebih terperinciSANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA
SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciom KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinci4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap
4.4 Uraian Materi. 4.4.1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
Lebih terperinciPERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya Politik Nasional Berlandaskan Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan
Lebih terperinciLandasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila
Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila 1. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diejawantahkan dalam
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA. A. Dasar-Dasar Pendidikan Pancasila B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila C. Capaian Pembelajaran
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: A. Dasar-Dasar Pendidikan Pancasila B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila C. Capaian Pembelajaran Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Udjiani Hatiningrum, SH., M Si Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan.
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN KARAKTER DITENGAH PUDARNYA NILAI-NILAI MORAL DIKALANGAN ANGGOTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI
PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DITENGAH PUDARNYA NILAI-NILAI MORAL DIKALANGAN ANGGOTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI Sudirman Universitas Negeri Gorontalo sudirman@ung.ac.id Abstrak Indonesia diusia
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinci1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa
1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya
Lebih terperinciBudaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
Mata Kuliah : Landasan Pendidikan NamaDosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag, M.Pd.H. Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Oleh; PUTU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang
I.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Lebih terperinciWAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1
WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai
Lebih terperinciMencukupkan Keteladanan Empat Pilar Menuju Indonesia Emas 2045
Mencukupkan Keteladanan Empat Pilar Menuju Indonesia Emas 2045 by. Gede Sangu Gemi publish : Sadar Legislasi Essay Competition Empat pilar merupakan suatu cetusan yang muncul karena latar belakang kemoralan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,
Lebih terperinciBAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK
BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK A. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma 1. Pengertian Nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan
Lebih terperinci13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciREVOLUSI MENTAL PERSPEKTIF KEPERCAYAAN THDP TUHAN YME
REVOLUSI MENTAL PERSPEKTIF KEPERCAYAAN THDP TUHAN YME D I S A M P A I K A N O L E H P A G U Y U B A N P E N G H A Y A T K A P R I B A D E N M A L A M A N G G O R O K A S I H, 2 9 F E B R U A R I 2 0 1
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI RUMUSAN MASALAH 1.WHAT: Apa pendidikan karakter 2.WHY: Mengapa harus ada pendidikan karakter 3.WHEN:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: 02Fakultas Oni FASILKOM PENDIDIKAN PANCASILA Pendahuluan Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Sistem Informasi VISI dan MISI Visi: Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL Hendarti Permono Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta Email : hendartip@ yahoo.co.id ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengupas
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas PENDIDIKAN PANCASILA (PENDAHULUAN) 2010 2 Visi dan Misi MPK Visi kelompok MPK di perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI
KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI Dra. Sri Hartini, MM Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadipribadi yang bertakwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil dan spiritual serta beradab merupakan adicita Bangsa Indonesia yang mulai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terurai, maka dalam pembahasan ini akan disajikan sesuai dengan permasalahan
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan temuan hasil penelitian dalam bentuk wawancara dan dokumentasi yang kemudian dilakukan analisis data temuan hasil penelitian akan dilakukan pembahasan sesuai dengan teori dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena
Lebih terperinciMEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih
MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA Listyaningsih Emai: listyaningsih@unesa.ac.id Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Dalam rangka membangun karakter setiap
Lebih terperinci