BAB 2 LANDASAN TEORI Gambaran Umum Tentang Radio Frequency Identification (RFID)
|
|
- Shinta Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 RFID (Radio Frequency Identification) Gambaran Umum Tentang Radio Frequency Identification (RFID) RFID adalah suatu teknologi indentifikasi otomatis berdasarkan penyimpanan dan penerimaan data secara jauh menggunakan tag RFID. Teknologi ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh teknologi/ sistem identifikasi jenis lain. RFID dilengkapi dengan kemampuan pembacaan (readonly) ataupun baca tulis (read/write), tidak membutuhkan hubungan tambahan (line-of-sight) untuk pengoperasiannya, dapat berfungsi diberbagai macam kondisi lingkungan yang berbeda, dan memberikan tingkat integritas data yang tinggi. Selain itu RFID juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi, karena teknologi ini sulit ditiru/dipalsukan. RFID menggunakan reader dan perlengkapan khusus (special RFID devices) yang dimiliki oleh RFID. RFID menggunakan RF (Gelombang radio/gelombang elektromagnetik) sinyal untuk memindahkan informasi dari RFID device ke reader. Gelombang radio memindahkan data antar alat menggunakan RFID device yang telah diintegrasikan dan sebuah RFID reader. RFID device dapat memuat data yang berisi informasi tentang identitas alat, misalnya definisi dari alat tersebut, kapan data berpindah dari alat ke RF dalam waktu yang pasti, 9
2 10 mungkin diukur dengan menggunakan parameter misalnya temperatur. RFID device seperti tag atau label, dapat mengidentifikasi kartu dan kemudian meneruskan informasinya ke RF transceiver. Teknologi RFID menggunakan frekuensi antara 30kHz hingga 3GHz. Seperti pada Gambar 2.1, yang menerangkan tentang tipikal dari sistem dilengkapi dengan komponen berikut: RFID device (transponder atau dalam hal ini digunakan kartu) yang menjelaskan data mengenai alat tersebut. Antena yang berfungsi untuk mentransmisikan sinyal RF antara reader dan RFID device. RF transceiver yang membangkitkan RF sinyal. Reader yang berfungsi untuk menerima transmisi data dari RF device dan melanjutkan pengiriman data ke sistem aplikasi untuk diproses. Dalam hal ini, dasar dari rangkaian RFID dilengkapi dengan aplikasi piranti lunak sebagai pendukung untuk sistem RFID. Gambar 2.1 Typical RFID System Components
3 Transponder/Tag Sebuah Tag RFID tidak secara active menghantarkan data kepada reader, yang dikenal sebagai transponder (TRANSmitter + responder), apabila transponder berada diluar jangkauan reader maka tag akan menjadi passive. Tag bisa berfungsi hanya sebagai pembaca (read-only), atau sebagai baca dan tulis (read/write), atau write one/read many (WORM), dan dapat menjadi active ataupun passive. Pada umumnya, active tags membutuhkan baterai untuk memberikan tenaga kepada tags transmitter atau radio penerima. Biasanya, sebagian besar komponen dalam tag bersifat passive. Oleh karena itu, tag yang active mempunyai ukuran yang lebih besar dan harga lebih mahal dibandingkan dengan tag yang passive. Selain itu, fungsi active tag ditentukan oleh masa active dari baterai. Passive tag dapat berfungsi dengan atau tidak menggunakan baterai, karena passive tag telah diaplikasikan dengan program yang akan active apabila berada dalam jangkauan reader. Passive tag memantulkan transmisi sinyal RF kepada dirinya sendiri dari reader atau transceiver dan menambahkan informasi dengan cara memodulasikan pantulan dari sinyal RF. Passive tag tidak membutuhkan baterai untuk memberikan energi tambahan agar dapat mengactivekan pantulan sinyal RF. Passive tag hanya menggunakan baterai untuk mengatur memori didalam tag atau memberikan energi pada komponen elektronik agar tag dapat memodulasikan pantulan sinyal RF.
4 Antena Masing-masing RFID dilengkapi, setidaknya, oleh satu antena untuk mentransmisikan dan menerima sinyal RF. Ada sistem yang menggunakan satu antena untuk mengirimkan dan menerima data, dan ada pula sistem yang menggunakan satu antena untuk mengirimkan data dan satunya lagi untuk menerima data. Banyaknya penggunaan dan tipe antena tergantung oleh kebutuhan sistem RF Transceiver RF tranceiver adalah sumber energi utama dari RF yang digunakan untuk mengaktifkan RFID tags. RF transceiver dapat mengakses sebagian atau seluruh data yang terdapat dalam alat. Ketika menyediakan sebagian akses dari alat tersebut, transceiver biasanya berfungsi sebagai RF modul. RF transceiver mengontrol dan memodulasi radio frequency yang dikirimkan dan diterima oleh antena. Filter transceiver dan penguatannya berasal dari pantulan sinyal RFID passive tag Reader RFID reader mengatur RF transceiver untuk menerima sinyal RF, menerima sinyal dari tag melalui RF transceiver, mengkodekan identitas tag, dan mengirimkan identitas tersebut ke database dari tag ke komputer pusat. Reader juga memberikan beberapa fungsi lain. Misalnya, dalam konsep penerimaan data dari input device lain seperti alat pendeteksi (detector), dan pengontrol gerban g
5 13 maupun lampu. Reader control mengatur pengoperasian reader. Pengguna dapat mengubah pengoperasian dari reader sesuai dengan kebutuhan dengan mengatur perintah (commands) yang dikeluarkan oleh komputer pusat atau lokal terminal. 2.2 Konsep Dasar Komunikasi Data Komunikasi data adalah suatu bagian dari ilmu komunikasi yang menyampaikan informasi dalam bentuk teks atau gambar dengan menggunakan suatu media tertentu. Maka komunikasi data mempunyai persyaratan minimal sistem komunikasi data yaitu : 1. Sumber (Transmitter) 2. Media Transmisi 3. Tujuan (Receiver) 4. Data berupa teks atau gambar Komunikasi Data Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari suatu tempat (sumber) ke tempat lain (tujuan), dimana penyampaian informasi tersebut menggunakan suatu media transmisi tertentu. Sedangkan data adalah instruksi dalam bentuk yang formal yang cocok untuk komunikasi. Komunikasi memegang peranan sangat penting saat ini, bentuk-bentuk komunikasi yang dikenal saat ini :
6 14 a. Komunikasi suara Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang paling umum, dengan berbagai cara dan teknologi yang dipergunakan agar jangkauan komunikasi ini dapat mencakup seluruh penjuru. Contoh komunikasi ini adalah komunikasi radio siaran, komunikasi radio amatir, komunikasi radio panggil dan komunikasi telepon. b. Komunikasi suara dan gambar Informasi yang dikirimkan dalam komunikasi ini jelas berupa gelombang suara dan gambar, baik gambar bergerak atau gambar hidup maupun gambar diam. Contoh komunikasi ini adalah faksimili, televisi, dan telegraf. c. Komunikasi data Komunikasi data, dalam hal ini mengirimkan suatu informasi dalam bentuk data dari suatu alat ke alat yang lain. Dimana pengiriman informasi dapat berupa sinyal digital, karena pada umumnya alat-alat komunikasi ini menggunakan sinyal digital sehingga mudah dalam dan komunikasi data ini akan berjalan dengan maksimal.
7 Arah Transmisi Data Pada komunikasi data, arah dari aliran data dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu simplex, half duplex dan full duplex. Pada simplex, arah aliran data terjadi pada satu arah saja, misalnya pemancar radio. Pada half duplex, arah aliran data terjadi pada kedua arah tetapi tidak dapat dilakukan secara bersamaan, misalnya pada walkie talkie, sedangkan full duplex, arah aliran ke dua arah dan dapat dilakukan secara bersamaan, dengan mempergunakan dua saluran komunikasi data, misalnya pesawat telepon Mode Transmisi Mode transmisi pada sistem komunikasi dibagi atas, yaitu : 1. Transmisi paralel Pada transmisi paralel, satu konektor yang terdiri dari tujuh atau delapan bit American Standard Code for Information Interchange (ASCII) ditransmisikan secara serentak setiap saat. Misalnya bila digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan sebanyak delapan jalur untuk mentransmisikan sekaligus 8 bit untuk satu karakter kode ASCII. Komunikasi paralel digunakan untuk komunukasi jarak dekat, biasanya transmisi jenis ini digunakan untuk mentransmisikan sinyal didalam komputer atau antara komputer ke printer.
8 16 Pengiriman dengan mode transmisi paralel ini memiliki kecepatan yang tinggi, karena pada setiap saat dapat langsung ditransmisikan suatu karakter. Namun mode transmisi ini membutuhkan kabel khusus yang terdiri dari beberapa jalur yang akan digunakan dalam pengiriman bit-bit dari karakter tersebut. 2. Transmisi serial Pada transmisi serial ini, masing-masing bit dari suatu karakter dikirimkan secara berurutan, yaitu bit per bit, dimana satu bit diikuti oleh bit berikutnya. Dalam sistem ini, penerima akan mengumpulkan sejumlah bit (untuk sistem ASCII = 8 bit) yang akan dikirimkan oleh transmitter untuk kemudian dijadikan menjadi satu karakter Modus Asinkron Modus asinkron merupakan bentuk transmisi serial yang dalam mentransmisikan data atau informasi tidak secara kontinyu, dimana transmitter dapat mentransmisikan karakter-karakter pada interval waktu yang berbeda atau dengan kata lain tidak harus dalam waktu yang sinkron antara pengiriman satu karakter dengan karakter berikutnya. Tiap-tiap karakter yang ditransmisikan sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri dan penerima harus dapat mengenal masing-masing karakter tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka masing-masing karakter diawali dengan suatu bit tambahan, yaitu start bit
9 17 yang berupa nilai bit 0 dan stop bit yang berupa nilai bit 1 yang diletakkan pada akhir dari masing-masing karakter. Modus asinkron lebih aman dibandingkan dengan modus sinkron. Pada modus asinkron, bila suatu kesalahan terjadi pada data yang ditransmisikan, hanya akan merusak satu blok dari data. Akan tetapi, modus asinkron kurang efisien karena memerlukan bit-bit tambahan untuk tiap-tiap karakter yaitu start bit dan stop bit Modus Sinkron Modus sinkron merupakan bentuk transmisi serial yang mentransmisikan data atau informasi secara kontinu. Transmisi jenis ini sering menhadapi permasalahan, yaitu masalah sinkronisasi bit dan sinkronisasi karakter. Permasalahan utama dalam sinkronisasi adalah masalah waktu kapan transmitter mulai meletakkan bit-bit yang akan dikirim ke media transmisi dan kapan penerima harus mengetahui dengan tepat untuk mengambil bit-bit yang akan dikirim tersebut. Masalah ini dapat diatasi dengan clock yang ada di transmitter dan clock yang ada di receiver. Clock pada transmitter akan memberitahu kapan harus meletakkan bit-bit yang akan dikirim, misalnya jika diinginkan untuk mengirim dengan kapasitas 100 bps, clock di transmitter diatur untuk bekerja dengan kecepatan 100 bps dan clock di receiver juga harus diatur untuk mengambil dari jalur transmisi 100 kali tiap detiknya. Permasalahan kedua dalam modus sinkron adalaha character synchronization. Permasalahan ini berupa penentuan sejumlah bit-bit mana saja yang merupakan bit-bit
10 18 pembentuk suatu karakter. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan karakter SYN. Umumnya dua atau lebih kontrol transmisi SYN yang diletakkan di depan blok data yang akan dikirimkan. Bila hanya dipergunakan sebuah karakter kontrol transmisi kemungkinan dapat terjadi false synchronization. Untuk mencegah false synchronization, dua buah karakter kontrol SYN dapat digunakan di awal dari blok data yang ditransmisikan. Receiver setelah mengidentifikasikan bentuk SYN yang pertama, kemudian mengidentifikasikan 8 bit berikutnya, kalau berupa karakter kontrol SYN yang kedua, maka setelah itu dimulai menghitung setiap 8 bit dan merangkai menjadi sebuah karakter Standar Komunikasi Serial Standar komunikasi data serial yang paling populer di dunia komputer dan industri adalah RS-232 dan variannya. Standar ini dikerluarkan oleh EIA (Electronic Industri Association) yang berpusat di Amerika. Standar RS-232 ditetapkan dengan metode single ended dengan transmisi tak berimbang (unbalance transmition). Pada penggunaannya standar ini menjadi salah satu komunikasi serial point to point yang paling populer. Namun kelemahan pada metode ini adalah dalam hal kecepatan (maximal 20 kbps) dan jarak transmisi (50 feet). Mengatasi kelemahan-kelemahan ini timbul perbaikan pada standar ini yang kemudian melahirkan varian-varian yang mempunyai lebih dari standar RS-232. salah satunya adalah diffrential (balance diffrential signal) yang menawarkan banyak keunggulan dalam banyak aplikasi.
11 RS-232 RS-232 adalah standar komunikasi serial jenis single-ended, yang dikeluarkan oleh EIA dari tahun Sinyal RS-232 menggunakan unbalanced transmission (transmisi tak berimbang) yang memiliki karakteristik, sebagai berikut: Untuk tegangan diatas +3 volt maka diterjemahkan sebagai logic 0 (Low). Untuk yang lebih kecil dari 3 volt diterjemahkan sebagai logic 1 (High). Pada umumnya tegangan yang dipakai oleh komputer pada port serial +12 volt (Low) dan -12 volt (High). RS-232 pada awalnya memiliki kemampuan efektif signal rate (kecepatan transfer) maksimum 20 Kbps dan jarak media transmisi maksimum 15 meter. Kemudian setelah dilakukan perbaikan dikeluarkan versi lain dari RS-232 yaitu RS-232C yang dikenal sejak tahun 1969 dan pada tahun 1987 dikeluarkan versi keempat, yang diberi nama EIA-232-D yang masih compatible dengan RS-232C dengan kemampuan yang lebih baik. Kemudian, sebuah standar single-ended yang lain adalah RS-432 yang merupakan kelanjutan dari RS-232 dengan kemampuan operasi (kemampuan mengirim data) yang melebihi RS-232, akan tetapi tidak sering digunakan dalam dunia industri. Di dalam komputer terdapat 2 port komunikasi serial yaitu COM 1 dan COM 2 yang merupakan komunikasi asinkron. Interface komunikasi serial yang digunakan adalah UART (Universal Asynchronous Receiver / Transmitter).
12 20 Tabel 2.1 Tabel pin konektor RS Pin Keterangan I/O 1 Carrier Detect IN 2 Received Data IN 3 Transmitted Data OUT 4 Data Terminal Ready OUT 5 Sinyal Ground - 6 Data Set Ready IN 7 Request To Send OUT 8 Clear To Send IN 9 Ring Indicator IN Pin Protective Ground yang berfungsi jika saluran transmisi melewati lingkungan dengan intensitas elektromagnetik yang tinggi. Tegangan pada RS-232 berbeda dengan tegangan logika digital, logika 0 pada sinyal digital (space menurut istilah RS-232) mempunyai nilai tegangan 3V sampai -25V, sedangkan logika 1 (mark) mempunyai nilai tegangan +3V hingga +25V, tegangan antara 3V hingga +3V disebut tegangan invalid. Untuk mengubah tegangan TTL ke tegangan RS-232 atau sebaliknya digunakan IC khusus yaitu IC MAX-232. Tegangan TTL memiliki logika 0 jika bernilai antara 0 sampai 0,2 Volt dan memiliki logika 1 bila bernilai antara 3,5 sampai 5 Volt. RS-232
13 21 memiliki logika 0 pada nilai tegangan 5V sampai +12V dan berlogika 1 pada tegangan +5V sampai 12V. Tabel 2.2 Perbandingan antara RS-232, RS-432, RS-422 dan RS-485 Spesifikasi RS-232 RS-432 RS-422 RS-485 Operation mode Single ended Single ended Differential Differential Total Driver and Receiver 1 driver 1 driver 1 driver 1 driver (on one line) 1 receiver 10 receiver 10 receiver 32 receiver Maximum cable length 50 FT 4000 FT 4000 FT 4000 FT Maximum data rate 20 Kbps 100 Kbps 10 Mbps 10 Mbps Maximum driver output range ± 25V ± 6V -0.25V to 6V -7V to 12V Slew rate (Max) 30V/uS Adjustable N/A N/A Receiver input voltage range ± 15V ± 12V -10V to + 10V -7V to + 12V Receiver input sensitivity ± 3V ± 200mV ± 200mV ± 200mV Receiver input resistance (Ohms) 3k to 7k 4k min 4k min 12k
14 Mikrokontroller Mikrokontroller merupakan suatu mikroprosesor yang khusus untuk menangani masalah pengontrolan dimana pada mikrokontroler tersebut memiliki internal RAM, ROM, port serial, timer, dan pin interupsi dari luar. Selain itu pula mikrokontroler merupakan otak dari suatu sistem minimum, dimana sistem minimum dapat bekerja secara sempurna apabila didukung oleh komponen-komponen lainnya yang saling berhubungan. Mikrokontroler AVR ATMega162 digunakan pada sistem ini sebagai otak dari keseluruhan proses yang terjadi. Mikrokontroler AVR ATMega162 memiliki karakteristik yaitu mempunyai 16 KB in system programmable flash dan memiliki 512 Bytes EEPROM (Electically Eraseable Programmable Read Only Memory),1 KB internal SRAM (Static Random Access Memory). Memiliki 3 buah timer (2 buah timer/counter 8 bit dan satu buah timer/counter 16 bit),6 buah saluran PWM, 2 buah jalur serial yang dapat diprogram. Jika dibandingkan dengan AVR lain seperti misalnya mikrokontroler AVR ATMega16 memiliki karakteristik yaitu mempunyai 16 KB in system programmable flash dan memiliki 512 Bytes EEPROM (Electically Eraseable Programmable Read Only Memory),1 KB internal SRAM (Static Random Access Memory). Memiliki 3 buah timer (dua buah timer/counter 8 bit dan satu buah timer/counter 16 bit),4 buah saluran PWM, 1 buah jalur serial yang dapat diprogram. Kami menggunakan mikrokontroler AVR ATMega162 karena kami membutuhkan dua buah komunikasi serial, dimana satu buah untuk komunikasi dengan modul slave, satu buah untuk komunikasi dengan komputer.
15 23 Setiap mikrokontroller terdapat konfigurasi pin. Konfigurasi pin untuk AVR ATMega162 adalah sebagai berikut : Gambar 2.2 Konfigurasi Pin AVR ATmega 162 Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa tiap pin mempunyai fungsi tersendiri. Fungsi fungsi pada tiap pin AVR ATMega162 adalah sebagai berikut : 1. Mikrokontroller memiliki 5 port (PA, PB, PC, PD dan PE), setiap port memiliki 8 buah pin yang dapat digunakan sebagai input maupun output. Port A terdapat pada pin 32 sampai 39, berfungsi sebagai port 8 bit bi-directional (2 arah) yang didalamnya terdapat resistor pull up internal.
16 24 Port B terdapat pada pin 1 sampai 8, berfungsi sebagai 8 bit bidirectional (dua arah) yang di dalamnya terdapat resistor pull up internal yang juga dapat berfungsi sebagai timer/counter. Port C terdapat pada pin 21 sampai 28, berfungsi sebagai berfungsi sebagai 8 bit bi-directional (dua arah) yang di dalamnya terdapat resistor pull up internal. Port ini dapat mengirimkan byte alamat bila dilakukan akses ke memori eksternal. Port D terdapat pada pin 10 sampai 17, berfungsi sebagai berfungsi sebagai 8 bit bi-directional (dua arah) yang di dalamnya terdapat resistor pull up internal. Port D ini berfungsi juga sebagai fungsi pengganti, dimana jika fungsi pengganti tidak digunakan maka pin akan berfungsi sebagi port. Dibawah ini jenis fungsi pengganti : 2.2 Pin 10 (RXD0) dan pin 11 (TXD0) merupakan pin untuk receive dan transmit data serial. 2.3 Pin 12 (INT 0) dan 13 (INT 1) jika diset HIGH akan menjadi interupt eksternal. Interupt ini berdasarkan clock trigger yang ada dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu falling edge dan level.
17 25 Gambar 2.3 Falling edge dan level 2.4 Pin 14 (T0SC1/OC3A) dan 15 (TOSC1/OC1A) merupakan 16 bit timer/counter. 2.5 Pin 16 (WR) dan 17 (RD) yang berfungsi sebagai strobe untuk write dan read eksternal. 2. VCC terletak pada pin 40 sebagai supply tegangan. 3. Vss/GND pada pin 20 sebagai ground. 4. RST pada pin 9 adalah pin reset, jika diset HIGH maka pin 9 akan aktif, reset akan terjadi pada mikrokontroller saat pulsa transisi dari rendah ke tinggi sehingga mikrokontroller akan memberikan instruksi jump ke alamat awal program. Selain itu diperlukan untuk proses inisialisasi internal seperti mengisi register dengan suatu nilai. 5. ALE pada pin 30 berfungsi untuk menghasilkan pulsa output yang dapat menahan (latch) alamat byte rendah selama mengakses memory eksternal, dan untuk input pulsa program (PROG) selama pemrograman flash memory yang berada di dalam mikrokontroller.
18 26 6. Pin 18 (XTAL 2) berfungsi sebagai pin ouput ke rangkaian osilator internal. Sebuah osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan. 7. Pin 19 (XTAL 1) berfungsi sebagai pin input ke rangkaian osilator internal. Pin ini digunakan jika menggunakan osilator kristal. 2.4 Database Dalam suatu komunikasi serial, database merupakan hal yang terpenting dalam proses pengolahan data, dimana database dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi atau kumpulan data yang saling terkait satu sama lainnya, yang telah disimpan secara terstruktur. Database terdiri dari kolom-kolom yang mengandung informasi yang disebut sebagai field dan baris-baris yang menjelaskan semua atribut dari field tersebut yang disebut dengan record. Konsep sistem database yang digunakan adalah RDBMS (Relational Database Management System). Cara kerja RDBMS adalah pengambilan dan penyimpanan datanya berupa beberapa tabel. Tabel tersebut berisikan objek database yang terdiri dari sekumpulan baris (record) dan kolom (field). Tiap tabel mempunyai sekumpulan record yang strukturnya sama dan sekelompok tabel yang saling terkait membentuk sebuah database. Pengambilan data dari satu tabel ke tabel yang lain melalui field yang sama disebut sebagai relational (relasi atau hubungan).
19 Proximity Card Proximity card merupakan teknologi yang merupakan teknik RFID (Radio Frequency Identification). Sehingga dalam pembacaan data kartu tidak terlalu dekat dengan reader. Proximity card yang terbuat dari circuit terpadu (chip silikon) beroperasi dengan tegangan dan komunikasi yang didapatkan dari proximity reader ke proximity card melalui rangkaian induktif dari antena proximity reader ke antena proximity card. Kedua antena tersebut menghasilkan sebuah medan tegangan. Sebuah medan magnet bolak-balik dihasilkan oleh arus sinusoidal yang melewati antena proximity reader. Ketika proximity card memasuki medan magnet bolak-balik, akan menyebabkan adanya arus bolak-balik pada antena. Proximity card memiliki sebuah alat pengubah tegangan untuk mengubah arus AC menjadi arus DC untuk memberi tegangan pada circuit. Proximity reader mengirimkan informasi atau data melalui medan radio frequency ke proximity card. Proximity memiliki demodulator untuk mengubah modulasi amplitudo ke sinyal digital. Proximity card juga memiliki sekumpulan rangakian clock yang menghasilkan sinyal clock digital untuk digunakan proximity reader. Data dari proximity reader dikirim, di-decode dan diproses oleh rangkaian terintegrasi. Proximity card dibagi menjadi dua yaitu:
20 28 Proximiy card active Kartu aktif mendapatkan tegangan dari baterai biasanya bisa baca/tulis, data pada kartu dapat ditulis atau dirubah. Kartu aktif memiliki memori yang bervariasi tergantung pada kebutuhan aplikasi. Beberapa sistem memiliki memori yang bisa beroperasi sampai 1 MB. Cara kerja dari kartu baca/tulis yang umum, biasanya sebuah kartu memberikan mesin sekumpulan instruksi dan mesin tersebut melaporkan kemampuan dari kartu. Data yang telah di-encode akan menjadi sejarah dari kartu. Sumber daya dari baterai yang ada pada kartu akan memberikan jarak baca lebih jauh. Akibatnya pada pembuatan kartu ukurannya menjadi lebih besar, biasa yang lebih mahal dan keterbatasan umur operasi (biasanya umur operasi maksimal mencapai 10 tahun, tergantung kondisi temperatur dan jenis baterai). Proximiy card passive Kartu pasif beropeasi tanpa sumber daya dari luar dan mendapatkan sumber daya dari proximity reader. Kartu pasif biasanya lebih ringan dari kartu aktif, lebih murah, hanya dapat dibaca tidak dapat ditulis ulang dan menawarkan umur yang tidak terbatas. Akibatnya kartu tersebut memiliki daya baca yang lebih pendek dan membutuhkan proximity reader dengan sumber daya yang lebih tinggi. Kartu pasif telah diprogram terlebih dahulu dengan sekumpulan data yang unik (biasanya 26 sampai 128 bit) dan tidak dapat dimodifikasi.
21 29 Secara umum RFID dibedakan menjadi empat jarak frekuensi, rendah (LF), tinggi (HF), sangat tinggi (VHF) dan sangat tinggi sekali (UHF). Semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan semakin tinggi jarak pembacaan RFID. Tabel berikut ini menampilkan jenis frekuensi dan rentang frekuensi. Tabel 2.3 Jenis dan Rentang Frekuensi RFID Jenis Frekuensi Rendah 30 KHz 300 KHz Low Frequency (LF) Tinggi 3 MHz 30 MHz High Frequency (HF) Sangat Tinggi 30 MHz 300 MHz Very High Frequency (VHF) Sangat Tinggi Sekali 300 MHz 3GHz Ultra High Frequency (UHF) 2.6 Liquid Crystal Display Liquid Crystal Display (LCD) merupakan sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang rata (flat) dengan memberi sinar pada kristal cair dan filter berwarna, yang mempunyai struktur molekul polar, diapit antara
22 30 dua elektroda yang transparan. Bila medan listrik diberikan, molekul menyesuaikan posisinya pada medan, membentuk susunan kristalin yang mempolarisasi cahaya yang melaluinya. Teknologi yang ditemukan semenjak tahun 1888 ini, merupakan pengolahan kristal cair merupakan cairan kimia, dimana molekul-molekulnya dapat diatur sedemikian rupa bila diberi medan elektrik, seperti molekul-molekul metal bila diberi medan magnet. Bila diatur dengan benar, sinar dapat melewati kristal cair tersebut. Jenis kristal cair yang digunakan dalam pengembangan teknologi LCD adalah tipe nematic (molekulnya memiliki pola tertentu dengan arah tertentu). Tipe yang paling sederhana adalah twisted nematic (TN) yang memiliki struktur molekul yang terpilin secara alamiah (dikembangkan pada tahun 1967). Struktur TN terpilin secara alamiah sebesar 90 o. kristal cair TN (D) diletakkan di antara dua elektroda (C dan E) yang dibungkus lagi dengan dua panel gelas (B dan F) yang sisi luarnya dilumuri lapisan tipis polarizing film. Lapisan A merupakan cermin yang dapat memantulkan cahaya yang berhasil menembus lapisan-lapisan LCD. Kedua elektroda dihubungkan dengan batere sebagai sumber arus. Panel B memiliki polarisasi yang berbeda 90 o dari panel F. Gambar 2.4 Susunan layar LCD
23 31 Cahaya masuk melewati panel F sehingga terpolarisasi. Saat tidak ada arus listrik, cahaya lewat begitu saja menembus semua lapisan, mengikuti arah pilinan molekul-molekul TN (90 o ), sampai memantul di cermin A dan keluar kembali. Tetapi ketika elektroda C dan E (elektroda kecil berbentuk segi empat yang dipasang di lapisan gelas) mendapatkan arus, kristal cair D yang sangat sensitif terhadap arus listrik tidak lagi terpilin sehingga cahaya terus menuju panel B dengan polarisasi sesuai panel F. Panel B yang memiliki polarisasi yang berbeda 90 o dari panel F menghalangi cahaya untuk menembus terus. Karena cahaya tidak dapat lewat, pada layar terlihat bayangan gelap berbentuk segi empat kecil yang ukurannya sama dengan elektroda E (berarti pada bagian tersebut cahaya tidak dipantulkan oleh cermin A).
BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai panjang gelombang yang biasa digunakan pada radio
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 RFID (Radio Frequency Identification) 2.1.1 Pengertian Radio Frequency (RF) Radio frequency (RF) mengarah kepada gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu
Lebih terperinciMIKROKONTROLER AT89S52
MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Perancangan sistem pembayaran biaya parkir secara otomatis ini tentunya tidak terlepas dari penggunaan perangkat keras dan juga perangkat lunak. Perangkat keras maupun perangkat lunak
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program
Lebih terperinciMIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda
Lebih terperinciBAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat
BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,
Lebih terperinciIdentifikasi Menggunakan RFID
Identifikasi Menggunakan RFID Radio Frequency Identification (RFID) adalah suatu metoda penyimpan dan mengambil kembali data melalui gelombang radio menggunakan suatu peralatan yang disebut RFID tags atau
Lebih terperinciGambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)
1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman
Lebih terperinciKonsep dan Cara Kerja Port I/O
Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 3 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Parallel Port Programming Port
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]
BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.
BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan
Lebih terperinciBlok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc processor), para desainer sistem elektronika telah diberi suatu teknologi yang memiliki
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam Perancangan sistem penuntun satpam bagi keamanan gedung ini dapat diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB II Dasar Teori 2.1 RFID
BAB II Dasar Teori Pada bab ini akan dibahas teori yang digunakan untuk merealisasikan sistem presensi dosen dan mahasiswa on-line dengan menggunakan RFID dan wifi. Dalam perancangan ini komponen perangkat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi
Lebih terperinciSistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor
Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciBab II Dasar Teori (2.1)
Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan
Lebih terperinciTAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51
TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)
PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1. Diagram Blok Sistem Suplly Display Card RF RFID Atmega328 Buzzer Driver motor Motor Gambar 3.1 Diagram blok system 3.1.1. Fungsi-fungsi diagram blok 1. Blok card
Lebih terperinciGambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori
Lebih terperinciTAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika
TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Radio Frequency Identification (RFID) 2.1.1. Pengenalan RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan
Lebih terperinciSistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina
Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader Yeni Agustina 10101804 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah RFID (Radio Frequency Identification) adalah
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin
4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori
Lebih terperinci4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51
4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram
Lebih terperinciARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55
ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan
Lebih terperincimelibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak
PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol
BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Baggage Arrival System Baggage Arrival System merupakan sebuah sistem konveyor penanganan bagasi pada area kedatangan di bandara. Adapun fungsi konveyor ini adalah memindahkan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciMikrokontroler 89C51 Bagian II :
Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator
Lebih terperinciBab 6 Interface Komunikasi Data
Bab 6 Interface Komunikasi Data Asynchronous and Synchronous Transmission Kesulitan dalam hal waktu membutuhkan mekanisme untuk mengsinkronisasi transmitter dan receiver Ada dua pemecahan Asynchronous
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja
BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID Alkhairunas Riyuska*,Wildian Jurusan
Lebih terperinciTKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto
TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
Lebih terperinciBAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,
BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan
41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,
Lebih terperinciPENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY
PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. Utama Sistem Mikrokomputer Gambar berikut menunjukkan 5 (lima) unit utama dalam
Lebih terperinci= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN
10 bertujuan untuk melihat lama pengiriman data dari klien (perumahan) hingga ke pos pemantauan. Waktu respon sistem dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t respon = t t... (1) server klien
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :
BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone
Lebih terperinciKata kunci: Amplitude Shift Keying, nir kabel, elektromagnetik
Printer Nir Kabel Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan Printer
Lebih terperinciDESIGN INTERFACE PADA AT89S52 8k Byte In-System Programmable 8bit Mikrokontroler
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 DESIGN INTERFACE PADA AT89S52 8k Byte In-System Programmable 8bit Mikrokontroler I. FITUR UTAMA Perancangan interface terkait dengan fasilitas port yand ada pada
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL
34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm
Lebih terperinciABSTRAK. tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object
ABSTRAK RFID adalah teknologi yang digunakan untuk membaca data pada RFID tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object melalui rangkaian kode yang hanya dapat dibaca
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dalam penelitiannya (Nugroho, 2014) yaitu sistem absensi berbasis
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penelitian tugas akhir ini penulis mengambil beberapa contoh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input
Lebih terperinciSISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)
SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika
Lebih terperinci2. BAB II PENDAHULUAN
2. BAB II PENDAHULUAN 2.1 Teknologi RFID Radio Frequency Identification (RFID) merupakan metode identifikasi otomatis, yang menyimpan dan mengirim data secara nirkabel dengan menggunakan tag RFID atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN
BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Pengatur Scoring Digital Wireless Futsal Berbasis Mikrokontroller AVR ATMEGA8. Perancangan rangkaian pengatur scoring digital untuk mengendalikan score,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini dilakukan pengujian alat dari seluruh rangkaian yang telah dibuat. Proses pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik
Lebih terperinci