BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai panjang gelombang yang biasa digunakan pada radio

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai panjang gelombang yang biasa digunakan pada radio"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 RFID (Radio Frequency Identification) Pengertian Radio Frequency (RF) Radio frequency (RF) mengarah kepada gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang biasa digunakan pada radio communication. Gelombang radio diklasifikasikan menurut frekuensinya, yang diukur dalam Kilo Hertz, Mega Hertz, atau Giga Hertz. Radio frequency berkisar dari Very Low Frequency (VLF), yang besarnya antara 10 sampai 30 KHz, hingga Extremely High Frequency (EHF), yang besarnya antara 30 sampai 300 GHz Gambaran Umum Tentang Radio Frequency Identification (RFID) RFID adalah teknologi yang mudah disesuaikan (fleksibel) dan baik, mudah digunakan, dan cocok digunakan untuk otomatisasi (automatic operation). Alat ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh teknologi sistem identifikasi jenis lain. RFID dilengkapi dengan kemampuan pembacaan (readonly) ataupun baca tulis (read/write), tidak membutuhkan hubungan tambahan (line-of-sight) untuk pengoperasiannya, dapat berfungsi diberbagai macam kondisi lingkungan yang berbeda, dan memberikan tingkat integritas data yang tinggi. Selain itu, karena teknologi ini sangat sulit untuk ditiru/dipalsukan, RFID juga menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. 5

2 6 RFID memiliki konsep yang hampir serupa dengan barcoding. Barcode sistem menggunakan reader dan label kode yang sudah ditambahkan pada tampilan fisik kartu, sedangkan RFID menggunakan reader dan perlengkapan khusus (special RFID devices) yang dimiliki oleh RFID yang sudah ditambahkan pada alat itu. Barcode menggunakan sinyal optikal untuk memindahkan informasi dari label ke reader, RFID menggunakan RF sinyal untuk memindahkan informasi dari RFID device ke reader. Gelombang radio memindahkan data antar alat menggunakan RFID device yang telah diintegrasikan dan sebuah RFID reader. RFID device dapat memuat data yang berisi informasi tentang identitas alat, misalnya definisi dari alat tersebut, kapan data berpindah dari alat ke RF dalam waktu yang pasti, mungkin diukur dengan menggunakan parameter misalnya temperatur. RFID device seperti tag atau label, dapat mengidentifikasi kartu dan kemudian meneruskan informasinya ke RF transceiver. Teknologi RFID menggunakan frekuensi antara 50kHz hingga 2,5GHz. Seperti pada Gambar 2.1, yang menerangkan tentang tipikal dari sistem dilengkapi dengan komponen berikut: RFID device (transponder atau dalam hal ini digunakan kartu) yang menjelaskan data mengenai alat tersebut. Antena yang berfungsi untuk mentransmisikan sinyal RF antara reader dan RFID device. RF transceiver yang membangkitkan RF sinyal.

3 7 Reader yang berfungsi untuk menerima transmisi data dari RF device dan melanjutkan pengiriman data ke sistem aplikasi untuk diproses. Dalam hal ini, dasar dari rangkaian RFID dilengkapi dengan aplikasi piranti lunak sebagai pendukung untuk sistem RFID. Gambar 2.1 Typical RFID System Components Tansponder/Tag Sebuah RFID device(kartu/tag) tidak secara active menghantarkan data kepada reader. RFID device dapat secara active mentransmisikan data ke reader, yang dikenal sebagai transponder (TRANSmitter + responder), apabila transponder didekatkan kepada reader, sedangkan jika transponder berada diluar jangkauan reader maka tag akan menjadi passive. Tag ini diprogram untuk menerima data dari transponder jika berada dalam jangkauan reader. Tags bisa berfungsi hanya sebagai pembaca (readonly), atau sebagai baca dan tulis (read/write), atau write one/read many

4 8 (WORM), dan dapat menjadi active ataupun passive. Pada umumnya, active tags membutuhkan baterai untuk memberikan tenaga kepada tags transmitter atau radio penerima. Biasanya, sebagian besar komponen dalam tag bersifat passive. Oleh karena itu, tag yang active mempunyai ukuran yang lebih besar dan harga lebih mahal dibandingkan dengan tag yang passive. Selain itu, fungsi active tag ditentukan oleh masa active dari baterai. Passive tag dapat berfungsi dengan atau tidak menggunakan baterai, karena passive tag telah diaplikasikan dengan program yang akan active apabila berada dalam jangkauan reader. Passive tag memantulkan transmisi sinyal RF kepada dirinya sendiri dari reader atau transceiver dan menambahkan informasi dengan cara memodulasikan pantulan dari sinyal RF. Passive tag tidak membutuhkan baterai untuk memberikan energi tambahan agar dapat mengactivekan pantulan sinyal RF. Passive tag hanya menggunakan baterai untuk mengatur memori didalam tag atau memberikan energi pada komponen elektronik agar tag dapat memodulasikan pantulan sinyal RF Antena Masing-masing RFID dilengkapi, setidaknya, oleh satu antena untuk mentransmisikan dan menerima sinyal RF. Ada sistem yang menggunakan satu antena untuk mengirimkan dan menerima data, dan ada pula sistem yang menggunakan satu antena untuk mengirimkan data dan satunya lagi untuk menerima data. Banyaknya penggunaan dan tipe antena tergantung oleh kebutuhan sistem.

5 RF Transceiver RF tranceiver adalah sumber energi utama dari RF yang digunakan untuk mengactivekan RFID tags. RF transceiver dapat mengakses sebagian atau seluruh data yang terdapat dalam alat. Ketika menyediakan sebagian akses dari alat tersebut, transceiver biasanya berfungsi sebagai RF modul. RF transceiver mengontrol dan memodulasi radio frequency yang dikirimkan dan diterima oleh antena. Filter transceiver dan penguatannya berasal dari pantulan sinyal RFID passive tag Reader RFID reader mengatur RF transceiver untuk menerima sinyal RF, menerima sinyal dari tag melalui RF transceiver, mengkodekan identitas tag, dan mengirimkan identitas tersebut ke database dari tag ke komputer pusat. Reader juga memberikan beberapa fungsi lain. Misalnya, aplikasi ETC termasuk dalam konsep penerimaan data dari input device lain seperti alat pendeteksi (detector), dan pengontrol gerbang maupun lampu. Reader control mengatur pengoperasian reader. Pengguna dapat mengubah pengoperasian dari reader sesuai dengan kebutuhan dengan mengatur perintah (commands) yang dikeluarkan oleh komputer pusat atau lokal terminal. 2.2 Konsep Dasar Komunikasi Data Secara umum definisi dari komunikasi data adalah pertukaran data secara elektronik antar lokasi yang berlainan dan membutuhkan suatu aturan dalam pengiriman (protokol). Komunikasi data pada komputer diperlukan untuk

6 10 menyampaikan informasi berupa text maupun gambar antara 2 pihak dengan menggunakan suatu media penghantar. Elemen-elemen yang harus tersedia dalam suatu komunikasi data, adalah: 1. Source (sumber): yaitu suatu alat untuk membangkitkan data sehingga dapat ditransmisikan. 2. Transmitter (pengirim): alat ini berfungsi untuk memindah dan menandai informasi dengan cara yang sama seperti menghasilkan sinyal-sinyal elektromagnetik yang dapat ditransmisikan melewati beberapa sistem transmisi berurutan, karena biasanya data yang telah dibangkitkan dari sistem sumber tidak langsung ditransmisikan dalam bentuk aslinya. 3. Transmission System (sistem transmisi): adalah jalur transmisi tunggal atau jaringan kompleks yang menghubungkan antara sumber dan tujuan. 4. Receiver (penerima): berfungsi sebagai penerima sinyal dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap oleh tujuan. 5. Destination (tujuan): menangkap data yang dihasilkan oleh receiver Komunikasi data Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi yang dikirimkan dari sumber ke tujuan dengan menggunakan suatu media tertentu. Data adalah suatu instruksi dalam bentuk formal yang digunakan untuk berkomunikasi, dan proses yang dilakukan oleh manusia. Revolusi dalam bidang komunikasi komputer telah menghasilkan beberapa bentuk komunikasi yang dikenal pada saat ini, antara lain:

7 11 a) Komunikasi suara Komunikasi suara merupakan bentuk komunikasi yang paling sering dipakai, dengan berbagai cara dan teknologi bentuk komunikasi ini dapat digunakan diseluruh penjuru. Contoh: komunikasi telepon dan komunikasi radio. b) Komunikasi suara dan gambar Informasi yang dikirimkan dalam komunikasi ini adalah berupa gelombang suara dan gambar, baik gambar bergerak atau gambar diam. Contoh: televisi dan MMS (multimedia message). c) Komunikasi data Dalam komunikasi data informasi yang dikirimkan adalah bentuk data dan gambar dari suatu alat ke alat yang lain. Pengiriman informasi dapat berupa sinyal digital, karena pada umumnya alat-alat komunikasi ini menggunakan sinyal digital sehingga proses pengiriman data akan menjadi maksimal Arah Transmisi Data Dalam komunikasi data arah aliran data dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: simplex, half duplex dan full duplex. Pada simplex, arah aliran data yang terjadi satu arah saja, contoh : pemancar radio. Transmitter Data Receiver Gambar 2.2 (a) simplex

8 12 Pada half duplex, arah aliran data yang terjadi adalah dua arah tetapi tidak dapat dilakukan secara bersamaan, jadi pada suatu saat hanya bisa mengirim saja atau menerima saja. contoh : walkie talkie. Transmitter Data Receiver Gambar 2.2 (b) half duplex Pada full duplex, arah aliran data dua arah dan dapat dilakukan secara bersamaan, dengan mempergunakan dua saluran komunikasi data, contoh : pada pesawat telepon. Transmitter Data Receiver Gambar 2.2 (c) full duplex Mode Transmisi Mode transmisi digital pada sistem komunikasi dibagi atas, yaitu : 1. Transmisi paralel, dapat mengirimkan beberapa bit data sekaligus dalam satu waktu. Pada umumnya jumlah data yang dikirimkan sebesar 8 bit, yang berarti sistem dapat mengirimkan data sebesar 8 bit dalam satu kali pengiriman. Sehingga dibutuhkan 8 jalur untuk pengiriman data, setiap jalur untuk masingmasing bit yang akan dikirimkan. Walaupun sistem ini mampu mengirimkan banyak data sekaligus, kekurangannya adalah sistem ini tidak dapat diterapkan pada pengiriman jarak jauh. Biasanya pengiriman dan penerimaan memiliki sinyal clock untuk menyamakan kecepatan pengiriman dan penerimaan. 2. Transmisi serial adalah metode pengiriman data per-bit, data akan dipecah menjadi bit-perbit, lalu dikirimkan melalui satu saluran transmisi saja. Sistem ini

9 13 bisa diterapkan dalam pengiriman jarak jauh. Pengiriman data secara serial dibagi menjadi dua modus transmisi, yaitu modus asinkron dan modus sinkron Modus Asinkron Modus asinkron biasanya disebut juga sebagai START STOP TRANSMISSION karena pada sistem ini digunakan start bit dan stop bit sebagai alat untuk mensinkronisasikan clock antara transmitter dan receiver. Data yang akan dikirim bit per bit dalam 1 paket karakter dengan jarak antara paket karakter lainnya yang tidak tentu. Pada awal tiap paket, ditambahkan sebuah start bit sedangkan pada akhir karakter tersebut harus ditambahkan satu atau dua stop bit. Pihak penerima akan dapat mengenal karakter tersebut berdasarkan referensi start bit yang selalu merupakan space. Dalam keadaan idle (tidak melakukan apa-apa), pihak pengirim selalu akan mengirim sinyal pengenal yang konstan yang dikenal dengan nama MARK HOLD. D a ta B it Stop Bit Start Bit Parity Bit Gambar 2.3 Transmisi Asinkron

10 Modus Sinkron Pada modus sinkron untuk memberi tanda adanya awal dari transmisi, pihak pengirim akan mengirimkan karakter unik yang dikenal sebagai sync characters, biasanya berupa kode ASCII 16h. Setelah pihak penerima menerima karakter ini, clock penerima dengan clock pengirim akan disamakan. STX (Start of Text) dan ETX (End of Text) digunakan untuk memberikan tanda awal dan akhir dari data yang akan dikirimkan. BCC (Block Check Character) digunakan untuk mendeteksi kesalahan dari data yang dikirim. SYNC STX DATA ETX BCC Gambar 2.4 Transmisi Sinkron 2.3 Standar Komunikasi Serial Komunikasi data standar serial yang sering digunakan di dunia komputer dan industri adalah RS-232 dan keluarganya. Standar ini dibuat oleh EIA (Electronic Industries Association) yang berlokasi di Amerika. RS-232 RS-232 adalah standar komunikasi serial jenis single-ended, yang dikeluarkan oleh EIA dari tahun Sinyal RS-232 menggunakan unbalanced transmission (transmisi tak berimbang) yang memiliki karakteristik, sebagai berikut: Untuk tegangan diatas +3 volt maka diterjemahkan sebagai logic 0 (Low). Untuk yang lebih kecil dari 3 volt diterjemahkan sebagai logic 1 (High).

11 15 Pada umumnya tegangan yang dipakai oleh komputer pada port serial +12 volt (Low) dan -12 volt (High). RS-232 pada awalnya memiliki kemampuan efektif signal rate (kecepatan transfer) maksimum 20 Kbps dan jarak media transmisi maksimum 15 meter. Kemudian setelah dilakukan perbaikan dikeluarkan versi lain dari RS-232 yaitu RS-232C yang dikenal sejak tahun 1969 dan pada tahun 1987 dikeluarkan versi keempat, yang diberi nama EIA-232-D yang masih compatible dengan RS-232C dengan kemampuan yang lebih baik. Kemudian, sebuah standar single-ended yang lain adalah RS-432 yang merupakan kelanjutan dari RS-232 dengan kemampuan operasi (kemampuan mengirim data) yang melebihi RS-232, akan tetapi tidak sering digunakan dalam dunia industri. Di dalam komputer terdapat 2 port komunikasi serial yaitu COM 1 dan COM 2 yang merupakan komunikasi asinkron. Interface komunikasi serial yang digunakan adalah UART (Universal Asynchronous Receiver / Transmitter). 9 Pin Keterangan I/O 1 Carrier Detect IN 2 Received Data IN 3 Transmitted Data OUT 4 Data Terminal Ready OUT 5 Sinyal Ground - 6 Data Set Ready IN 7 Request To Send OUT 8 Clear To Send IN

12 16 9 Ring Indicator IN Tabel 2.1 Tabel pin konektor RS-232 Pin Protective Ground yang berfungsi jika saluran transmisi melewati lingkungan dengan intensitas elektromagnetik yang tinggi. Tegangan pada RS-232 berbeda dengan tegangan logika digital, logika 0 pada sinyal digital (space menurut istilah RS-232) mempunyai nilai tegangan 3V sampai -25V, sedangkan logika 1 (mark) mempunyai nilai tegangan +3V hingga +25V, tegangan antara 3V hingga +3V disebut tegangan invalid. Untuk mengubah tegangan TTL ke tegangan RS-232 atau sebaliknya digunakan IC khusus yaitu IC MAX-232. Tegangan TTL memiliki logika 0 jika bernilai antara 0 sampai 0,2 Volt dan memiliki logika 1 bila bernilai antara 3,5 sampai 5 Volt. RS-232 memiliki logika 0 pada nilai tegangan 5V sampai +12V dan berlogika 1 pada tegangan +5V sampai 12V. 2.4 ATtiny2313 (Mikrokontroller) Mikrokontroller adalah suatu mikroprosesor yang digunakan untuk membuat kontrol sebuah sistem minimum. ATtiny2313 adalah sebuah CMOS mikrokontroller 8 bit dengan arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC). Fitur fitur ATtiny2313 antara lain adalah: Operasi static penuh (full static operation) Flash 2K byte EEPROM 128 byte

13 17 Internal SRAM 128 byte USI Universal Serial Interface Full Duplex USART Interrupt External dan Internal 18 saluran input/output yang dapat deprogram Beroperasi pada tegangan 2.7V 5.5V pada saat aktif Beroperasi pada tegangan 1.8V pada Power Down mode Keterangan Pin: Gambar 2.5 AVR ATtiny2313 VCC GND Port A (PA2..PA0) Tegangan supply Ground Port A adalah 3 bit input/output dua arah dengan resistor pull up internal. Port B (PB7..PB0) Port B adalah 8 bit input/output dua arah dengan resistor pull up internal. Port B juga memiliki fungsi-fungsi khusus antara lain: SCL-Port B, Bit 7 untuk mode Twowire Serial clock dalam Two-wire mode dan SDA-Port B,

14 18 Bit 5 untuk mode Two-wire Serial interface data dalam mode Two-wire. Port D (PD6..PD0) Port D adalah 7 bit input/output dua arah dengan resistor pull up internal. Port D juga memiliki fungsi-fungsi khusus antara lain: TXD-Port D, Bit 1 untuk UART Data Transmitter dan RXD-Port D, Bit 0 untuk UART Data Reciever. RESET Input reset. Sebuah inputan low pada pin ini lebih dari panjangnya sebuah pulsa(four clock cycle) akan mengaktifkan proses reset. XTAL1 XTAL2 Input inverting amplifier osilator dan input internal clock. Output inverting amplifier osilator. 2.5 DS1307 (RTC) DS1307 adalah sebuah real-time clock (RTC) serial dengan daya rendah. DS1307 diakses dengan mengunakan I2C, bus dua arah. DS1307 menyediakan detik, menet, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun. Pada akhir bulan tanggal dapat menyesuaikan secara otomatis untuk bulan yang memiliki hari kurang dari 31 hari. DS1307 bisa beroperasi pada mode 24 jam ataupun mode AM/PM. DS1307 menggunakan kristal eksternal khz. Fitur fitur DS1307 antara lain adalah: Nonvolatile RAM untuk penyimpanan data sebesar 56-byte Output sinyal kotak yang dapat diprogram

15 19 Secara otomatis mendekteksi hilangnya sumber tegangan utama dan pindah ke mode backup Konsumsi kurang dari 500nA pada saat mode backup Memiliki 8 pin Gambar 2.6 DS AT24C512 (EEPROM) AT24C512 menyediaan tempat penyimpanan sebesar 524,288 bit yang dapat diprogram dan dihapus secara elektronik. Fitur-fitur dari AT24C512 antara lain adalah: Beroperasi pada tegangan rendah (5V, 2.7V, 1.8V) Pengiriman data dua arah 2-wire Serial Interface Reliability tinggi. Dapat ditulis dan dihapus sampai dengan kali dan data dapat bertaha sampai dengan 40 tahun 2.7 I2C Serial Fitur utama I2C bus antara lain adalah : Hanya melibatkan dua kabel yaitu serial data line (selanjutnya disebut SDA) dan serial clock line (selanjutnya disebut SCL)

16 20 Setiap IC yang terhubung dalam I2C memiliki alamat yang unik yang dapat diakses secara software dengan master/slave protocol yang sederhana, dan mampu mengakomodasikan multi master (akan dijelaskan lebih detil pada bagian lain) I2C merupakan serial bus dengan orientasi data 8 bit (byte), komunikasi 2 arah, dengan kecepatan transfer data sampai 100Kbit/s pada mode standart dan 3,4 Mbit/s pada mode kecepatan tinggi Jumlah IC yang dapat dihubungkan pada I2C bus hanya dibatasi oleh beban kapasitansi pada bus yaitu maksimum 400pF 2.8 Baterai NI-Cd Prinsip Kerja Baterai NI-Cd Sebuah baterai sebenarnya merupakan sekumpulan sel yang membentuk tegangan DC. Satu sel terdiri dari 1 buah anoda dan 1 buah katoda, sehingga agar didapat tegangan DC yang lebih tinggi, maka setiap sel tersebut dihubungakan secara seri. Baterai merupakan elektrokimia, yaitu alat yang dapat mengubah energi kimia ke energi listrik. Pada baterai NI-Cd energi listrik dapat disimpan kembali kebentuk energi kimia untuk digunakan pada saat lain. Prinsip utama dari elektro kimia adalah proses oksidasi dan reduksi. Oksidasi adalah proses kehilangan electrons sehingga bahan tersebut menjadi lebih bermuatan positif atau berpindah ketingkat oksidasi yang lebih tinggi (Higher Oxidation State). Sedangkan rerduksi adalah proses penerimaan electron sehingga suatu bahan menjadi

17 21 lebih bermuatan negatif atau berpindah ketingkat oksidasi yang lebih rendah (lower oxidation state). Dari konsep diatas, maka sebuah sel baterai terdiri dari 3 material, yaitu Anoda, Katoda, Electrolyte. Anoda merupakan terminal dimana proses oksidasi terjadi, sedangkan katoda merupakan kebalikan dari anoda, yaitu sebagai terminal dimana terminal dimana proses reduksi terjadi, dan Elektrolyte merupakan bahan yang dapat menghantarkan ions (ions adalah atom atom bermuatan yang dapat menghantarkan muatan listrik ). Electrolyte ini berada diantara anoda dan katoda. Gambar 2.7 Komposisi NI-Cd Katoda dibentuk oleh Nickelic Hydroxide. Nickel merupakan salah satu bahan kimia yang memiliki beberapa tingkat oksidasi 0, +2 (-OUS), +3 (-IC), dan +4 (Ni (OH)). Anoda terdiri dari Cadmium metal (Zero oxidation), sedangkan electrolyte terdiri dari patasoium hydroxide (KOH).

18 Proses pemakaian Baterai NI-Cd (Discharger) Gambar 2.8 Proses Pemakaian Baterai NI-Cd Ketika baterai NI-Cd diberi beban, maka anoda dioksidasi dan katoda mengalami reduksi. Pada anoda terjadi proses kimia dari cadmiummetal menjadi Cd (OH)2. Proses ini menyebapkan 2 electron keluar dari anoda, mengaktifkan beban, kemudian masuk ke katoda, dimana terjadi reduksi dari NickelIC Hidroxide ke NickeOUS Hydroxide. Proses ini terus berlangsung hingga kedua bahan kimia tersebut habis.

19 Proses pengisian Baterai NI-Cd (Charging) Gambar 2.9 Proses pengisian baterai NI-Cd Proses ini merupakan kebalikan dari proses sebelumnya. Pada proses ini terminal positif (sekarang anoda ) dioksidasi, sedangkan terminal negative (sekarang katoda) direduksi. Proses kimia kembali terjadi dimana pada anoda NickelOUS Hydroxide diubah kembali menjadi NickelIC Hydroxide dan pada katoda Cadmium Hydroxide diubah kembali menjadi Cadmium Metal.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Gambaran Umum Tentang Radio Frequency Identification (RFID)

BAB 2 LANDASAN TEORI Gambaran Umum Tentang Radio Frequency Identification (RFID) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 RFID (Radio Frequency Identification) 2.1.1 Gambaran Umum Tentang Radio Frequency Identification (RFID) RFID adalah suatu teknologi indentifikasi otomatis berdasarkan penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam Perancangan sistem penuntun satpam bagi keamanan gedung ini dapat diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008 PERANCANGAN SISTEM PENUNTUN SATPAM BAGI PENGAMANAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

Konsep dan Cara Kerja Port I/O Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 3 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Parallel Port Programming Port

Lebih terperinci

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 Pengantar Komunikasi Data Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 1 Model komunikasi sederhana 2 Pengantar Komunikasi Data Elemen-elemen model 1. Source (Sumber) - Membangkitkan

Lebih terperinci

Identifikasi Menggunakan RFID

Identifikasi Menggunakan RFID Identifikasi Menggunakan RFID Radio Frequency Identification (RFID) adalah suatu metoda penyimpan dan mengambil kembali data melalui gelombang radio menggunakan suatu peralatan yang disebut RFID tags atau

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari 1. Source (Sumber) - Membangkitkan data untuk ditransmisikan Contoh : telepon dan PC (Personal Computer) 2. Transmitter (Pengirim) - Mengkonversi data

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader Yeni Agustina 10101804 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah RFID (Radio Frequency Identification) adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arduino Uno Arduino adalah sebuah mikrokontroler yang mudah digunakan, karena menggunakan bahasa pemrograman basic yang menggunakan bahasa C. Arduino memiliki procesor yang besar

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan sistem pembayaran biaya parkir secara otomatis ini tentunya tidak terlepas dari penggunaan perangkat keras dan juga perangkat lunak. Perangkat keras maupun perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

DT-SENSE. IR Proximity Detector

DT-SENSE. IR Proximity Detector DT-SENSE IR Proximity Detector Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. Pentium is a trademark

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc processor), para desainer sistem elektronika telah diberi suatu teknologi yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM2576 BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM 2576 adalah regulator dengan kemampuan switching. Regulator ini biasanya digunakan untuk menghasilkan output yang akurat. LM2576 sendiri mampu bekerja

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI Modul 2 TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI. PENDAHULUAN Pertama kali jaringan PSTN diciptakan hanya untuk pengiriman sinyal analog dalam hal ini datanya berupa suara. Namun belakangan ini data yang dikirim tidak

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

INTERFACING SERIAL, PARALEL, AND USB PORT

INTERFACING SERIAL, PARALEL, AND USB PORT INTERFACING SERIAL, PARALEL, AND USB PORT Pembahasan tentang interfacing mungkin akan menimbulkan banyak kemungkinan, interfacing adalah istilah yang digunakan untuk pengantaraan atau antar muka. Antar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

Konsep dan Cara Kerja Port I/O Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 2 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Periferal Komputer Hardware tambahan

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

Bab 6 Interface Komunikasi Data

Bab 6 Interface Komunikasi Data Bab 6 Interface Komunikasi Data Asynchronous and Synchronous Transmission Kesulitan dalam hal waktu membutuhkan mekanisme untuk mengsinkronisasi transmitter dan receiver Ada dua pemecahan Asynchronous

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini dilakukan pengujian alat dari seluruh rangkaian yang telah dibuat. Proses pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat dan

Lebih terperinci

Percobaan 2 PENGENALAN INTERFACE SERIAL DAN UART

Percobaan 2 PENGENALAN INTERFACE SERIAL DAN UART Percobaan 2 PENGENALAN INTERFACE SERIAL DAN UART I. Tujuan 1. Untuk Mengenal Modul Serial port dan Mempelajari Konfigurasi Input dan Output dari serial port 2. Dapat membuat program untuk pengiriman dan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI DATA

MAKALAH KOMUNIKASI DATA MAKALAH KOMUNIKASI DATA INTERFACE KOMUNIKASI DATA OLEH: YULINCE BARRUNG 425 12 047 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

PENGENALAN KOMUNIKASI DATA

PENGENALAN KOMUNIKASI DATA PENGENALAN KOMUNIKASI DATA Konsep Komunikasi Data Terminologi Komunikasi Data Bentuk Komunikasi Komponen Dasar Komunikasi Data Aplikasi Riil Sistem Komunikasi Data Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

Teknologi RFID Baca Tulis

Teknologi RFID Baca Tulis Teknologi RFID Baca Tulis RFID atau Radio Frequency Identification adalah merupakan suatu teknik identifikasi obyek yang dilakukan dengan menggunakan pancaran gelombang radio. Modul RFID akan memancarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID BAB II Dasar Teori Pada bab ini akan dibahas teori yang digunakan untuk merealisasikan sistem presensi dosen dan mahasiswa on-line dengan menggunakan RFID dan wifi. Dalam perancangan ini komponen perangkat

Lebih terperinci

Real Time Clock Menggunakan I2C Bus pada Modul DST-52

Real Time Clock Menggunakan I2C Bus pada Modul DST-52 Real Time Clock Menggunakan I2C Bus pada Modul DST-52 Jika pada umumnya IC Real Time Clock menggunakan jalur data pararel maka pada apliaksi ini akan dicontohkan penggunaan IC Real Time Clock menggunkan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

AN2014 : Pembuatan Jam Digital dengan Development System DST -R8C

AN2014 : Pembuatan Jam Digital dengan Development System DST -R8C AN2014 : Pembuatan Jam Digital dengan Development System DST -R8C Catatan aplikasi ini membahas pembuatan Jam digital dengan development System DST - R8C. Modul-modul yang diperlukan V2.0: θ Development

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial Organisasi Sistem Komputer Port Serial Ditulis Oleh : Ria Anggraeni (10060204004) Taufik Saleh (10060207002) Fenny Maslia U (10060204006) Gita Rakhmalia (10060204015) Universitas Islam Bandung 2008 Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam perancangan dan pembuatan tas dengan sensor warna dan NFC ini, menggunakan dua arduino, arduino untuk sensor warna dan arduino untuk NFC. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan

Lebih terperinci

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Pada dunia digital terdapat dua metode pengiriman data yang umum digunakan, yaitu pengiriman data secara pararel dan pengiriman data secara serial. Pada pengiriman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID

Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID Alkhairunas Riyuska*,Wildian Jurusan

Lebih terperinci

Gambar Komunikasi serial dengan komputer

Gambar Komunikasi serial dengan komputer 1.6. Port Serial Umumnya orang selalu menganggap port seri pada MCS51 adalah UART yang bekerja secara asinkron, jarang yang menyadari port seri tersebut bisa pula bekerja secara sinkron, pada hal sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Sebelumnya, dibahas tentang desain mikrokomputer yang terdiri atas CPU, RAM dan ROM operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Radio Frequency Identification (RFID) 2.1.1. Pengenalan RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler Mikrokontroller AT MEGA8535

Sistem Mikrokontroler Mikrokontroller AT MEGA8535 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroller Mikrokontroler adalah suatu mikroprosesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan membahas teori teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. 2.1 Gerak Melingkar Beraturan

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Port Input/Output dalam suatu kemasan IC yang kompak. Kemampuannya

BAB II DASAR TEORI. Port Input/Output dalam suatu kemasan IC yang kompak. Kemampuannya 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroller Mikrokontroler adalah suatu mikroprosesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Nilai

Lebih terperinci