PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH
|
|
- Ratna Yenny Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL ARTIKEL ILMIAH FITRI AYU NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
2 HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL Nama : Fitri Ayu NPM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, 20 Oktober 2014 Disetujui Oleh, Pembimbing I Pembimbing II Muhardis, S.S., M. Hum. Upit Yulianti DN, M. Pd.
3 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL Nama : Fitri Ayu NPM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, 20 Oktober 2014 Disahkan Oleh, Pembimbing I Pembimbing II Muhardis, S.S., M. Hum. Upit Yulianti DN, M. Pd. Diketahui, Ketua Program Studi Iswadi Bahardur, S.S., M. Pd.
4 PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL Oleh Fitri Ayu 1, Muhardis 2, Upit Yulianti DN 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated first, there are many students who have not been able to put the use of grammatical cohesion markers in narrative essay writing so that the student is not a narrativeessaybased on thesequence patternsor thetime and placeare notchronological. Second,the students do not use diction. The puorpose of research to describe the forms of use of grammatical cohesion markers in the narrative essay class X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Forms this study is a qualitative study using descriptive methods. Based on the results of research on the use of grammatical cohesion markers in the narrative essay class X, it can be concluded that the use of grammatical cohesion markers found as follows. First, the use of reference markers of 374 markers. Second, use substitution markers by 5 markers. Third, use an ellipsis markers at 29 markers. Four, use of conjunctions markers of 657 markers. The using grammatical cohesion markers use of students in the dominant narrative essay is the use of conjunctions markers as much as 657 markers. Keywords: The Using, Grammatical Cohesion Markers, Narrative Essay.
5 PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL Oleh Fitri Ayu 1, Muhardis 2, Upit Yulianti DN 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pertama, masih banyaknya siswa yang belum dapat menempatkan penggunaaan pemarkah kohesi gramatikal dalam menulis karangan narasi sehingga karangan narasi siswa tersebut tidak berdasarkan pola urutan waktu dan tempat atau tidak kronologis. Kedua, siswa tidak menggunakan diksi yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penggunaan pemarkah kohesi gramatikal dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan pemarkah kohesi gramatikal dalam karangan narasi siswa kelas X, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pemarkah kohesi gramatikal ditemukan sebagai berikut. Pertama, penggunaan pemarkah referensi (pengacuan) sebanyak 374 pemarkah. Kedua, penggunaan pemarkah subsitusi (penyulihan) sebanyak 5 pemarkah.ketiga, penggunaan pemarkah elipsis (pelesapan) sebanyak 29 pemarkah. Keempat, penggunaan pemarkah konjungsi (penghubung) sebanyak 657 pemarkah. Penggunaan pemarkah kohesi gramatikal yang dominan digunakan siswa dalam karangan narasi adalah penggunaan pemarkah konjungsi sebanyak 657 pemarkah. Kata Kunci: Penggunaan, Pemarkah Kohesi Gramatikal, Karangan Narasi.
6 PENDAHULUAN Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013 dengan salah seorang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Sutera Tuti Herlina, S. Pd., dapat diketahui bahwa menulis karangan narasi dengan penggunaan pemarkah kohesi gramatikal telah diajarkan, namun masih banyak siswa yang belum dapat menempatkan penggunaan pemarkah kohesi gramatikal dengan tepat dalam tulisannya. Selain itu, siswa tidak menggunakan diksi yang tepat.oleh sebab itu, karangan narasi yang ditulis siswa tidak kronologis berdasarkan pola urutan waktu dan tempat.berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melihat penggunaan pemarkah kohesi gramatikal dalam karangan narasi siswa. Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan pemarkah kohesi gramatikal dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan?.Tujuan penelitiannya adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk pemarkah kohesi gramatikal dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Sudaryat (2011:151), kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam organisasi sintaksis, wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsurunsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana (Alwi, 2010:440).Pemarkah kohesi gramatikal adalah alat yang menandai terdapatnya keserasian bentuk dalam suatu wacana. Pemarkah kohesi gramatikalterdiri dari: (1) referensi (pengacuan), (2) subsitusi (penyulihan), (3) elipsis (pelesapan), dan (4) konjungsi (penghubung). Menurut Sudaryat (2011:154), referensi dapat dinyatakan dengan pronomina, yaitu katakata yang berfungsi untuk menggantikan nomina atau apa-apa yang dinominakan. Pronomina dalam bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Pertama, pronomina persona terdiri dari: (1) persona pertama (penyapa); (2) persona kedua (pesapa); dan (3) personan ketiga (yang dibicarakan). Kedua, pronomina posesif: -nya dan pronomina persona yang ditempatkan di belakang nomina. Ketiga, pronomina demonstratif terdiri dari: (1) penunjuk endoforisdan (2) penunjuk eksoforis. Keempat, pronomina interogatif.kelima, pronomina taktakrif.menurut Darma (2009:37), subsitusi yang berupa pengganti satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda yang terdiri dari: (1) substitusi nominal, (2) substitusi verbal, (3) substitusi frasal, dan (4) substitusi klausal. Sudaryat (2011:155), menjelaskan bahwa elipsis merupakan satu bagian dari unsur kalimat.alwi (2010:301), menjelaskan bahwa konjungsi yang juga dinamakan kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Konjungsi dibagi menjadi empat kelompok terdiri dari: (1)konjungsi koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4) konjungsi antarkalimat. Menurut Semi (2009:41), narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Menurut Keraf (2007: ), karangan narasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis sebagai berikut. (1) Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utama adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. (2) Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 7 s.d 8 Mei.Entri yang diteliti adalah pemarkah kohesi gramatikal dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan narasi yang menggunakan pemarkah kohesi gramatikal yaitu referensi (pengacuan), subsitusi (penyulihan), elipsis (pelesapan), dan konjungsi (penghubung) sedangkan objek penelitian ini adalah pemarkah kohesi gramatikal yang digunakan
7 siswa dalam karangan narasi. Instrumen penelitian ini adalah format inventarisasi pemarkah kohesi gramatikal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.pertama, mengumpulkan semua karangan narasi siswa.kedua, menandai kalimat-kalimat yang terdapat pemarkah kohesi gramatikal.ketiga, memasukkan ke dalam format inventarisasi data.penelitian ini menggunakan teknik analisis sebagai berikut.pertama, mengindentifikasi semua pemarkah kohesi gramatikal yang terdapat dalam karangan narasi.kedua, mencatat penggunaan pemarkah kohesi gramatikal yang terdapat dalam karangan narasi.ketiga, mengklasifikasikan jenis pemarkah kohesi gramatikal yang terdapat dalam karangan narasi.keempat, menganalisis penggunaan pemarkah kohesi gramatikal yang dominan digunakan dalam karangan narasi siswa berdasarkan teori pemarkah kohesi gramatikal.kelima, membuat laporan dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang dikumpulkan berupa karangan narasi yang ditulis oleh siswa.jumlah karangan yang dijadikan data penelitian sebanyak 32 karangan. Berdasarkan karangan tersebut ditemukan penggunaan pemarkah kohesi gramatikal terdiri dari: (1) referensi (pengacuan), (2) subsitusi (penyulihan), (3) elipsis (pelesapan), dan (4) konjungsi (penghubung). Penggunaan pemarkah referensi (pengacuan) ditemukan untuk kelima jenisnya, yaitu: pronomina persona, pronomina posesif, pronomina demonstratif, pronomina interogatif, dan pronomina taktakrif. Penggunaan pemarkah subsitusi (penyulihan) dari keempat jenis pemarkah substitusi, yaitu: substitusi nomina, substitusi verba, substitusi frasa, dan substitusi klausa yang ditemukan hanya pemarkah substitusi klausa. Penggunaan pemarkah elipsis (pelesapan) juga ditemukan. Penggunaan pemarkah konjungsi (penghubung) ditemukan untuk keempat jenisnya, yaitu:konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. 1. Penggunaan Pemarkah Kohesi Gramatikal a. Referensi (Pengacuan) 1) Pronomina Persona (1) Dalam rangka liburan sekolah, saya pergi ke pantai Cerocok yang terletak di Painan. Saya pergi bersama keluarga saya.saya berangkat hari Kamis sekitar pukul WIB.Dalam perjalanan saya melihat pemandangan yang indah. (WL1) Pada data (1) terdapat referensi kata ganti orang pertama yaitu saya yang merujuk pada penulis sendiri. 2) Pronomina Posesif (6) Bambang Pamungkas merupakan pemain bola jeblosan dari Karang Anyar.Bambang pamungkas merupakan anak keempat dari empat bersaudara, dia lahir pada tanggal 2 Februari Bambang Pamungkas sangat harum namanya di era 90-an di waktu membela Timnas Indonesia. Bambang Pamungkas merupakan seorang pemain bola yang mempunyai 2 orang anak dan 1 orang istri. (DN1) Pada data (6) terdapat referensi kata ganti orang ketiga yaitu -nya yang merujuk kepada Bambang Pamungkas. 3) Pronomina Demonstratif (7) Pada tahun 1997, sekitar bulan Juni pada saat Tae Hoon masih berumur 5 tahun, Tae Hoon dimasukkan ke sekolah yang sama dengan Lee Dae Hun yaitu sekolah Incheon Takwondo Kid's School. Di sekolah itu, Tae Hoon mengalami masa bahagia karena banyak teman-teman yang baik dan sopan di sana. (BAU2) Pada data (7) terlihat adanya penggunaan referensi demonstratif tempat yaitu sana yang merujuk pada kata sekolah Incheon Takwondo Kid's School. 4) Pronomina Interogatif (10) Sungguh teganya Bastian meninggalkan kami, mengapa harus ada yang keluar, apa mereka tak ingat kalau harapan mereka ingin menjadi Go Internasional akan
8 hampir tercapai. Sungguh aneh mereka, kami tidak mengerti jalan pikir Bastian tapi yang harus Bastian tahu kalau kami (cemote) akan selalu menyayangi. (FO5) Pada data (10) terdapat penggunaan interogatif yaitu pemarkah mengapa yang merujuk pada kata Bastian. 5) Pronomina Taktraktif (11) Pada saat saya menginjak usia enam tahun, saya masuk SDN 18 Timbulun, tepatnya di Koto Baru. Awalnya saya masuk SD, saya sangat takut karena saya masih kecil dan tidak tahu apa-apa.pada saat saya tamat dari SD, saya melanjutkan sekolah SMPN1 Sutera.Pada saat saya menduduki bangku SMP, awalnya saya sangat sedih karena saya berpisah dengan teman-teman lama saya. (RHS2) Pada data (11) terdapat penggunaan pronomina taktraktif yaitu pemarkah apa-apa yang merujuk pada kata masih kecil. b. Subtitusi (Penyulihan) (13) Setelah itu, Luna muncul dalam film Brownies pada tahun Dalam film arahan sutradara Hanung Braman Tyo itu, Luna kembali menjadi peran pendukung. Peran pertama Luna sebagai tokoh utama adalah sebagai Mina dalam Bangsal 13 pada tahun yang sama. Nama Luna kian melambung di jagat hiburan Indonesia. Setelah ia berperan di film Cinta Silver dan digosipkan berhubungan dengan Ariel, vokalis grup musik Peterpan. (SMS3) Pada data (13) terdapat penggunaan pemarkah substitusi klausa yaitu kata yang sama berfungsi menggantikan kalimat yang sudah ada sebelumnya. c. Elipsis (Pelesapan) (14) R.A Kartini dilahirkan dari keluarga bangsawan. Oleh karena itu, ia bisa mendapatkan pendidikan. Ia bersekolah dan bergaul dengan anak para bangsawan yang rata-rata keturunan anak Belanda. Ia adalah Delanita yang pendiam, (ia) tidak banyak bicara dan (ia) tidak suka neko-neko. (TS2) Pada data (14) adanya penggunaan pemarkah elipsis yaitu kata ia. d. Konjungsi (Penghubung) 1) Konjungsi Koordinatif (17) Nama saya Fajar Prima Leonan. Saya lahir pada tanggal 2 September 1998.Saya lahir pada keluarga sederhana dengan ayah bernama Anjoni dan ibu bernama Ernayati. Ayah saya berprofesi sebagai petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga. (FPL1) Pada data (17) adanya penggunaan pemarkah konjungsi koordinatif dan. 2) Konjungsi Korelatif (19) Sejak membintang FTV pertamanya yang berjudul Andai Mati Besok banyak tawaran yang menghampiri dirinya. Baik untuk bermain FTV maupun sinetron.namanya pun semakin dikenal saat dirinya mendapatkan peran sebagai Balqi dalam film layar lebar berjudul Kembang Perawan pada tahun 2009 silam. (FSP2) Pada data (19) ditemukan penggunaan pemarkah konjungsi korelatif. Pemarkah konjungsi korelatif pada data di atas adalah pemarkah baik...maupun... 3) Konjungsi Subordinatif (20) Kecelakaan itu terjadi pada pukul WIB. Akibat dari kecelakaan tersebut banyak sekali warga yang datang sehingga mengakibatkan jalan macet yang cukup jauh.warga sekitar, terutama pemuda sekitar merasa sangat marah melihat kejadian karena emosional yang sangat tinggi pemuda tersebut menghancurkan kaca truk besar tersebut. (RD3) Pada data (20) adanya penggunaan pemarkah konjungsi subordinatif yaitu konjungsi sehingga. 4) Konjungsi Antarkalimat (24) Saya sangat bersyukur atas apa yang saya peroleh sekarang. Saya selalu belajar dengan sungguh-sungguh karena saya ingin mencapai cita-cita saya. Saya bercita-
9 cita ingin menjadi seorang guru. Oleh karena itu, saya selalu berusaha menjadi yang terbaik. (NM4) Pada data (24) terdapat penggunaan konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi oleh karena itu. 2. Pemarkah Kohesi Gramatikal yang Dominan Digunakan Pemarkah konjungsi (penghubung) merupakan pemarkah yang dominan ditemukan dalam karangan narasi siswa yaitu sebanyak 657 pemarkah dari 1065 pemarkah yang terdapat pada karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Pemarkah konjungsi yang terdapat pada karangan narasi meliputi: pemarkah konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat yang berfungsi pada tataran wacana. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa pemarkah kohesi gramatikal yang digunakan dalam karangan narasi siswa ditemukan penggunaan pemarkah kohesi gramatikal yang terdiri dari: (1) pemarkah referensi (pengacuan), (2) pemarkah subsitusi (penyulihan), (3) pemarkah elipsis (pelesapan), dan (4) pemarkah konjungsi (penghubung). Penggunaan pemarkah kohesi gramatikal yang dominan digunakan dalam karangan narasi siswa adalah penggunaan pemarkah konjungsi terdiri dari: (1) penggunaan pemarkah konjungsi koordinatif, (2) penggunaan pemarkah konjungsi korelatif, (3) penggunaan pemarkah konjungsi subordinatif, dan (4) penggunaan pemarkah konjungsi antarkalimat. Keempat jenis konjungsi tersebut yang dominan digunakan dalam karangan narasi siswa adalah penggunaan pemarkah konjungsi subordinatif. Penggunaan kohesi gramatikal yang terdapat dalam karangan narasi siswa berpengaruh terhadap kepaduan makna adalah menjadikan karangan narasi tersebut kohesif dan koheren. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dari 32 karangan narasi siswa yang diteliti, karangan narasi tersebut kohesif karena di dalam karangan narasi terdapat penggunaan pemarkah kohesi gramatikal yang menjadikan karangan narasi padu dan mempunyai keterkaitan satu sama lain. Begitu juga dengan keruntutan karangan narasi tersebut, peristiwa yang diuraikan di dalam karangan narasi siswa juga berdasarkan pola urutan waktu dan tempat sehingga urutan dari ide atau gagasan yang disampaikan menjadi kronologis dan mudah untuk dipahami. Berdasarkan simpulan penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pemarkah kohesi gramatikal dalam karangan narasi. Kedua, bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar atau referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau penelitian selanjutnya di bidang linguistik khususnya kajian wacana. Ketiga, Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebaiknya menyajikan materi tentang pemarkah kohesi gramatikal dengan baik, karena penggunaan pemarkah kohesi gramatikal sangat berperan dalam sebuah kalimat. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Darma, Yoce Aliah Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya Bandung. Keraf, Gorys Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Semi, M. Atar Menulis Efektif. Padang: UNP Press. Sudaryat, Yayat Makna dalam Wacana. Bandung: CV Yrama Widya.
KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.
KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM. 10080207 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM
PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM 10080151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH
PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) MORGENTINA
Lebih terperinciPENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH
PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan
Lebih terperinciB AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks
Lebih terperinciPENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.
PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM. 09080103 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM
PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM 11080250 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa
Lebih terperinciKOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan
Lebih terperinciPENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007
PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Lebih terperinciPenanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014
Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM 10080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH NORA TRISUKMA NPM 11080108 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,
Lebih terperinciPEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia)
PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia) Anie Wulandari Azis Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Keterampilan berbahasa
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM 09080190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP
KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP ARTIKEL ILMIAH WENTRI GUNAWAN NPM. 09080076 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia dan selalu diperlukan dalam setiap kegiatan. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA KELAS XI AKUTANSI 2 SMK NEGERI 3 PADANG MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI JURNAL ILMIAH
KEMAMPUAN SISWA KELAS XI AKUTANSI 2 SMK NEGERI 3 PADANG MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI
0 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI HTTP://WWW.E-SMARTSCHOOL.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI
KOHESI GRAMATIKAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI Feni, Sisilya Saman, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan, Pontianak Email: feni0223@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)
ANALISIS PENALARAN INDUKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARIBAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain. Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia, selain sebagai pengolah suatu gagasan, bahasa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG
218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH RUMIATI NPM 11080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciKEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO
Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Narasi Siswa (Zuh Rufiah) 61 KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO Zuh Rufiah SMPN 6 Bojonegoro Telp. 089677086474 Pos-el zuhrufiah2r@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013
ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata
Lebih terperinciKOHESI DAN KOHERENSI WACANA NARASI DALAM MODUL KARYA GURU
KOHESI DAN KOHERENSI WACANA NARASI DALAM MODUL KARYA GURU Darmawati SMPN 1 Bulukumba Jalan Teratai No 5B Bulukumba email: dar7416@yahoo.co.id Abstract: Cohesion and Coherence in Narrative Discourse in
Lebih terperinciKemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi
Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL
KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM 09080257 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAYANG JURNAL ILMIAH
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPRATIWI AMALLIYAH A
KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciAzis dan Juanda. Keywords: grammatical cohesion, unity of discourse
KOHESI GRAMATIKAL: KAJIAN KEUTUHAN WACANA TUGAS MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Azis dan Juanda Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH YULIA FACITA NPM 09080040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN
KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan
269 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah
Lebih terperincicommit to user 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL ARTIKEL E JURNAL
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL ARTIKEL E JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKohesi Gramatikal Referensi Substitusi Elipsis Konjungsi
KOBUKURO, DUO ASAL OSAKA YANG BERANGKAT DARI JALANAN KOHESI GRAMATIKAL 1 demonstratif. ini termasuk kata ini mengacu dari awal kalimat Berasal dari dua nama keluarga... kalimat ini terdapat 2 substitusi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa (Ramlan, 2008:39). Tanpa kehadiran konjungsi, adakalanya
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) ASMAWATI
Lebih terperinciPENGGUNAAN PIRANTI KOHESI DALAM KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BLAHBATUH
1 PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI DALAM KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BLAHBATUH oleh I Made Prapta Prasetia, NIM 0912011008 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SIBERUT SELATAN BERPEDOMAN PADA EYD ARTIKEL E- JURNAL DAMIANUS NPM
KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SIBERUT SELATAN BERPEDOMAN PADA EYD ARTIKEL E- JURNAL DAMIANUS NPM 09080042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI DAN TANDA BACA DALAM TEKS LHO PADA SISWA SMA KELAS X
P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.128 ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI DAN TANDA BACA DALAM TEKS LHO PADA SISWA SMA KELAS X Bella Novita 1, Endri Luki Pauji 2,
Lebih terperinciKEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI
KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HINDUN NIM 090388201139
Lebih terperinciSARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA
SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS Jurnal Skripsi Oleh TENRI MAYORE NIM. 070911001 JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2013 0 ABSTRACT
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE STREAMING SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE STREAMING SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kohesi pada wacana mungkin sudah sering dilakukan dalam penelitian bahasa. Akan tetapi, penelitian mengenai kohesi gramatikal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan dijabarkan pendapat para ahli sehubungan dengan topik penelitian. Mengenai alat-alat kohesi, penulis menggunakan pendapat M.A.K. Halliday dan Ruqaiya
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar
Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun
Lebih terperinciPEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN CERPEN BINTANG KECIL DI LANGIT KELAM KARYA JAMAL T. SURYANATA
PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN CERPEN BINTANG KECIL DI LANGIT KELAM KARYA JAMAL T. SURYANATA Oleh: Hevy Metalizka Antony 1, Novia Juita 2, Ngusman 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI
PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan keterampilan berbahasa yang diantaranya dimulai dari. mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca dan menulis, keempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia melakukan interaksi dengan orang lain disekitarnya yaitu dengan menggunakan keterampilan berbahasa yang diantaranya dimulai dari mendengarkan/menyimak, berbicara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. Dalam mengungkapkan ide atau gagasan itu diperlukan bahasa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel E-Jurnal Oleh DHARUL NIM 100388201252 PRODI
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS SURAT PEMBACA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 PADANG ARTIKEL ILMIAH RONA YULIA NPM.
KEMAMPUAN MENULIS SURAT PEMBACA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 PADANG ARTIKEL ILMIAH RONA YULIA NPM. 09080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd.
ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACT This research is motivated to describe how the
Lebih terperinciHubungan Kemampuan Penalaran dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Padang E-JURNAL ILMIAH. Nela Pakra Roza NPM
Hubungan Kemampuan Penalaran dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Padang E-JURNAL ILMIAH Nela Pakra Roza NPM 10080301 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULISTEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULISTEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH WILA MURDIANTI NPM 11080051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi
Lebih terperinciSKILL EXPOSITORY ESSAY WRITING NARRATIVE TECHNIQUE USING REKA PICTURE STORY GRADE X SMAN 1 TARUSAN DISTRICT SOUTH COAST. By:
SKILL EXPOSITORY ESSAY WRITING NARRATIVE TECHNIQUE USING REKA PICTURE STORY GRADE X SMAN 1 TARUSAN DISTRICT SOUTH COAST By: Gusnining Trimenik 1, Silvia Marni, M.Pd. 2, Dina Ramadhanti, M.Pd. 3 1) Students
Lebih terperinciKemampuan Menulis Surat Resmi Berdasarkan Memo Siswa Kelas VIII SMPN 8 Koto XI Tarusan ARTIKEL ILMIAH. Lili Endrayeni NPM
Kemampuan Menulis Surat Resmi Berdasarkan Memo Siswa Kelas VIII SMPN 8 Koto XI Tarusan ARTIKEL ILMIAH Lili Endrayeni NPM 10080196 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 Oleh: Eka Pertiwi NIM RRA1B110059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina
ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW Rini Agustina Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak brentex32@yahoo.co.id ABSTRACT This study focuses
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017
ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG
KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG Rio Analdi 1), Gusnetti 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DALAM BENTUK AUTOBIOGRAFI SISWA KELAS X SMA ADABIAH PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL
KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DALAM BENTUK AUTOBIOGRAFI SISWA KELAS X SMA ADABIAH PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI TEKNIK BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI TEKNIK BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH IMELDA NOFRIANI NPM 11080238 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH DIYEN NOVITA NPM 11080198 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS KARANGANNARASI SISWA KELAS X SMAN1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASAYADENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAGAN JURNAL ILMIAH
KETERAMPILAN MENULIS KARANGANNARASI SISWA KELAS X SMAN1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASAYADENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAGAN JURNAL ILMIAH YOSEP RIZAL NPM 10080180 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA IKLAN PRODUK JURNAL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA IKLAN PRODUK JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RENIYULIA FITRI NIM 090388201253 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA
Lebih terperinciPERANTI KOHESI DALAM WACANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA
Peranti Kohesi dalam Wacana Peraturan Daerah (Mustofa Efendi) 41 PERANTI KOHESI DALAM WACANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA Mustofa Efendi SMP Negeri 1 Kanor, Bojonegoro
Lebih terperinci