BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN Sel surya atau solar cell merupakan divais semikonduktor sebagai pengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik secara langsung, sel surya inipun dikenal juga dengan istilah sel photovoltaic. Photovoltaic terdiri atas photo dan voltaic. Photo berasal dari bahasa yunani phos yang berarti cahaya. Sedangkan voltaic diambil dari nama Alesandro Volta ( ), seorang pelopor dalam pengkajian mengenai listrik. Saat ini sel surya diproduksi secara komersil untuk penyediaan tenaga listrik khususnya di daerah-daerah terpencil. Salah satu teknologi yang relatif murah untuk menghasilkan sel surya dari bahan silicon baik kristal tunggal maupun multikristal adalah menggunakan teknologi screen printing, dimana teknologi ini biasa digunakan untuk membuat komponen hybrid film tebal. 2.2 KOMPONEN UTAMA SEBUAH SOLAR HOME SISTEM (SHS) Sebagai sebuah sistem solar home system seperti dapat dilihat pada gambar 2.1 terdiri atas subsistem sebagai berikut: a. Modul Fotovoltaik. b. Baterai. c. Alat Elektronik Pengontrol Baterai(controller). d. Inverter(controller). e. Beban.

2 Modul surya controle r Beban + - Baterai Gambar 2.1 Sebuah Solar Home Sistem. 2.3 FOTOVOLTAIK (MODUL SURYA) Sel surya merupakan divais semikonduktor yang dapat mengubah secara langsung energi cahaya matahari yaitu berupa partikel-partikel photon menjadi energi listrik. Struktur sel surya merupakan komponen semikonduktor yang dibagun dalam bentuk persambungan silicon tipe-n dan tipe-p, lapisan anti-refleksi, kontak atas berupa grid dan bawah untuk menghubungkan pertemuan tipe-p dan tipe-n ini ke rangkaian beban luar. Struktur sel surya ini juga terkadang ada yang berbentuk persambungan n-p-p+, struktur dalam bentuk ini disebut Back Suface Filed (BSF)[1]. Apabila cahaya metahari menumbuk permukaan divais atau menebus hingga persambungan p-n, maka akan terjadi proses generasi pasangan electron dan hole, dimana kedua pasangan ini akan terjadi kumpulan masing-masing pada daerah tipe-n

3 dan tipe-p sebagai pembawa arus negatif dan positif. Jika kedua tipe-p dan tipe-n dihubungkan dengan sebuah kontak atau terminal dan diantara kedua terminal ini diletakkan sebuah beban, maka akan terjadi adanya aliran electron sebagai pembawa muatan minoritas dari silicon tipe-p menuju tipe-n dan hole pembawa muatan minoritas dari silicon tipe-n ke tipe-p akan ditarik oleh medan listrik ini, maka akan terjadi aliran diri sisi p ke sisi n dan sebaliknya. Oleh karena itu, cahaya matahari akan membangkitkan arus listrik yang mengalir dari sell surya ini ke beban yaitu berupa lampu akan menyala, seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.2. Kotak metal(-) Lapisan Silicon tipe- Pn-junction Silicon tipep sury a Kontak metal (+) Gambar 2.2 Struktur sel surya Prinsip-Prinsip Kerja Semikonduktor Semikonduktor silicon Silikon adalah salah satu bahan semikonduktor yang banyak digunakan dalam pembuatan komponen mikro elektronika dan pembuatan sell surya. Bahan silicon yang biasa digunakan adalah berbentuk kristal tunggal atau multikristal. Pada susunan berkala, unsure silicon-(si) berada pada golongan IVA, dengan kulit terluarnya (elektron valensi) ditempati oleh 4 elektron. Silicon sebagai bahan semi konduktor memiliki sifat-sifat listrik yang berada di antara bahan isolator dan konduktor. Pada temperatur mutlak nol kelvin (O K ) kristal silicon bersifat sebagai isolator karena tidak terdapat electron pembawa

4 muatan yang bebas. Dan bila temperatur dinaikan hingga suhu kamar, maka ikatan elektron kovalen yang terbentuk itu akan pecah terurai, sehingga akan ada electron yang bebas. Oleh karena itulah pada kondisi ini dimungkinkan terjadi konduksi. Bahan kristal silicon murni ini atau belum diberi atom-atom pengotor disebut semikonduktor intrinsic Semikonduktor silicon tipe-n dan tipe-p Penambahan atom pengotor ke dalam kristal silicon disebut dengan istilah doping. Bahan-bahan pengotor yang biasa digunakan dalam proses pembuatan silicon tipe-n dan tipe-p ini misalnya atom boron-(b) dan Phospor-(P). Semikonduktor yang sudah diberi bahan pengotor ini disebut sebagai bahan semikonduktor ekstrinsik tipe-p dan tipe-n Persambungan tipe-n dan tipe-p Persambungan bahan semikonduktor ektrinsik tipe-p dan tipe-n dikenal dengan istilah pn-juntion yang merupakan struktur atau bangunan dasar dalam semua komponen elektronika berbasis semikonduktor, sebagai contoh diode dan sel surya (photovoltaic cell), menunjukkan sebuah persambungan tipe-p dan tipe-n dengan kondisi hubung terbuka. Sebuah pn-junction merupakan penggabungan secara metalurgi dari bahan semikonduktor disambungkan, maka akan terjadi proses difusi muatan dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah, hole dari daerah tipe-p yang memiliki konsentrasi rendah melewati persambungan (junction) dan sebaliknya electron yang berkonsentrasi tinggi dari daerah tipe-n akan berdisfusi ke daerah berkonsentrasi rendah yaitu daerah tipe-p Teknologi Proses Pembuatan Sel Surya Dengan Screen Printing teknologi Teknologi thick film merupakan teknologi pembuatan komponen-komponen dan rangkaian elektronika terintegrasi Hybrida (IC-Hybrid) yang berbasis substrat keramik. Pada teknologi thick film, tebal lapisan biasanya dibuat dengan orde 10

5 sampai 25 mikrometer sedangkan untuk thin film, lapisan dibuat dengan ketebalan sampai 1 mikrometer. Beberapa keuntungan dari teknologi thick film ini adalah disain dan realisasi murah, kehandalan tinggi, disain sangat kompak dengan disipasi panas cukup baik. Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan teknologi thick film dalam pembuatan divais sel surya ini meliputi investasi peralatannya cukup rendah, hasil produksi cukup tinggi. Proses screen printing dan pembakaran atau sintering (firing) merupakan proses yang utama dalam teknologi thick film ini Tahapan Proses Pembuatan Sel Surya Dengan Screen Printing Proses-proses utama dalam pembuatan divais sel surya ada 3 (tiga) tahap yaitu[1]: a. Pembentukan pn-junction. b. Pembuatan Kontak metal. c. Pelapis anti refleksi. Tahapan proses tersebut akan dijelaskan secara singkat pada bagian berikut: a. Pembentukan pn-junction meliputi: Persiapan wafer silikon. Bahan silikon yang banyak digunakan dalam pembuatan sel surya adalah silikon dari tipe-p. Persiapan wafer silikon merupakan proses pencucian silikon dari bahan-bahan kontaminan. Kontaminan pada wafer silikon berbentuk partikel atau lapisan. Dalam proses pencucian ini dilakukan dengan sistem etsa permukaan wafer dan sekaligus pembentukan struktur piramida pada permukaan substrat. Struktur piramida berfungsi sebagai penjebak sinar matahari yang datang ke permukaan substrat agar tidak dipantulkan langsung oleh permukaan substrat. Screen printing. Proses percetakan (printing) merupakan kunci utama dalam teknologi thick film seperti telah disebutkan di atas, dimana fungsi dari proses percetakan adalah untuk memindahkan bahan pasta melalui suatu pola tertentu yang dibentuk di atas screen, ke atas substrat yang diinginkan.

6 o o Screen memiliki fungsi sebagai masker untuk pola gambar yang diinginkan, serta juga berfungsi sebagai penentu seberapa banyak dan tebal pasta yang akan dipindahkan ke substrat. Rakel (squeegee) berfungsi untuk menekan pasta dari screen ke substrat. Bahan rakel yang biasa digunakan untuk proses printing terbuat dari bahan neopren, polyrethen dan viton dengan kekerasan bahan sekitar 50 sampai 70 duro meter. Bentuk yang banyak digunakan adalah bentuk persegi dengan sudut kemiringan 60 derajat dan 45 derajat. Seperti dapat dilihat pada gambar 2.3. Gerakan squeege 45 Pasta Screen Gambar 2.3 Squeege o Bahan pasta merupakan bahan yang akan dilapiskan atau akan diletakkan di atas permukaan substrat. Bahan aktif dari pasta yang banyak digunakan untuk jalur-jalur konduktor pada rangkaian thck film adalah Ag, Ag/Al atau Pd/Ag. Sedangkan dalam proses pembuatan sel surya dengan teknologi screen printing ini, pasta yang digunakan berupa pasta phosphor- (P) untuk difusi, titanium dioksida(tio 2 ) sebagai bahan anti-refleksi dan Ag, Al, Al/Ag dan Ag/Pd adalah pasta untuk membentuk sistem kontak. Proses difusi. Pada proses ini dilakukan pencetakan bahan pasta yang berisi atom-atom phospohor sebagai pembentuk persambungan tipe-n. Pasta phosphor ini dicetak ke seluruh permukaan substrat silikon bagian atas. Pasta

7 yang tercetak di permukaan bagian atas substrat ini selanjutnya dikeringkan pada sebuah oven dengan temperatur antara 100 o C sampai dengan 150 o C agar bahan-bahan pelarut pasta ini menguap. Kemudian substrat dimasukkan ke dalam conveyor belt furnance dengan temperatur puncak 900 o C hingga 925 o C. Proses pembakaran ini dimaksudkan agar atom-atom phosphor tersebut berdifusi ke dalam substrat silikon dan membentuk pertemuan tipe-n dan tipe-p. Sheet resistansi yang diharapkan pada permukaan substrat silikon untuk divais sel surya ini adalah berkisar antara 20 Ω/square sampai 50 Ω/square. b. Pembuatan kontak metal. Pembuatan kontak metal dalam sebuah sel surya terdiri atas 2 (dua) jenis kontak yaitu yang pertama kontak atas adalah kontak yang dibentuk pada daerah silikon tipe-n, berupa jalur-jalur konduktor membentuk seperti pencabangan (finger) yang berinduk pada jalur utama yang disebut sebagai busbar. Kontak atas hanya menutupi daerah permukaan yang akan terkena cahaya matahari sekitar 5 persen hingga 10 persen. Kontak metal yang kedua yaitu kontak bawah yang menghubungkan daerah silicon tipe-p dengan terminal luarnya. Pada bagian ini seluruh permukaan tertutup oleh lapisan kontak ini. Proses dilakukan dalam pembuatan kontak metal adalah mencetak pola finger seperti yang telah disebutkan di atas, silikon dengan bahan pasta Ag, kemudian pasta tersebut dikeringkan pada temperatur 120 o C sampai 150 o C dan dibakar atau firing pada temperatur puncak antara 700 o C hingga 800 o C. Sedangkan untuk kontak belakang yang menggunakan bahan pasta Al atau Al/Ag pembakaran dilakukan pada temperatur puncak sekitar 640 o C hingga 670 o C. c. Pelapisan bahan anti refleksi. Lapisan bahan anti-refleksi ini dibuat dari pasta yang memiliki komponen aktifnya berupa bahan oksida yaitu TiO 2 (titanium dioksida). Seluruh permukaan bagian atas silikon dicetak dengan bahan antirefleksi. Kemudian seperti proses lainya dilanjutkan dengan pengeringan pada temperatur 100 o C sampai 120 o C dan dibakar pada temperatur puncak antara 400 o C hingga 550 o C. Tebal lapisan setelah proses pembakaran, diharapkan mencapai 800A sampai 1000 A (Andstrom) hasil yang diperoleh berupa lapisan berwarna biru transparan.

8 Dalamproses isolasi ini biasanya dilakukan untuk menghindari adanya pengaruh parasitic yang ditimbulkan oleh setiap tahapan dalam proses pembuatan sel surya, karena akan menyebabkan perubahan pada karakteristik listrik sel surya. Proses isolasi yang banyak digunakan untuk tahap ini adalah sistem etsa pemotongan dengan menggunakan diamond cutter atau laser scribing. Saat ini penerapan sel surya sebagai solar home system (SHS) yang memanfaatkan teknologi fotovoltaik digunakan untuk penyediaan tenaga listrik khususnya untuk daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan revolusi teknologi, sel surya juga dapat dibuat dengan menggunakan bahan inorganik seperti Metal-free phtalocyanime-(pc) yang merupakan bahan organik phtalocyanime yang memiliki struktur molekul tanpa ada ikatan dengan logam yang dicampur dengan bahan polyvinilacetat-(pva) dengan struktur komplek. Desain tersebut biasa dilakukan dengan menggunakan teknik pemendapan bahan thin film seperti metal organic, chemical vapour deposition, molecular beam epitaxy, spin-coating, dan lain-lain 2.4 BATERAI Baterai adalah sebuah subsistem penyimpanan energi dc yang dihasilkan oleh modul fotovoltaic. Penentuan kapasitas baterai untuk solar home sistem ditentukan oleh kondisi radiasi lokasi serta sejumlah dan jenis modul fotovoltaic yang digunakan. Untuk aplikasi solar home sistem dapat juga digunakan baterai mobil (accu). Baterai khusus yang digunakan bagi sistem pembangkit listrik fotovoltaic individual menggunakan baterai sekunder sel timah hitam dan NiCd (nikel-cadmium), dari jenis vented atau sealed. Kapasitas dari sebuah baterai merupakan besarnya energi listrik dalam Ampere-jam (Ah) yang terisi penuh pada satu kondisi penuh. Kapasitas suatu baterai dapat di spesifikasikan sebagai berikut : a. Kapasitas aktual (Ca) yaitu jumlah besaran listrik dalam Ampere-jam (Ah) yang dapat dikeluarkan dari sebuah sel atau baterai untuk suatu kondisi operasi tertentu yaitu laju pelepasan muatan, temperatur, kondisi muatan awal, umur, dan tegangan akhir.

9 b. Kapasitas nominal (Cnom) adalah jumlah besaran listrik dalam Ampere-jam (Ah) yang dinyatakan oleh manufaktur sebagai kapasitas yang dapat diberikan dalam keadaan penuh dan pada kondisi khusus (laju pelepasan, tegangan akhir, dan temperatur). Sel dan baterai skunder yang digunakan dalam sistem fotovoltaik dapat berupa vented (Flooded) dan valve regulated, dan pada umumnya dipasarkan dalam kondisi Di-charge dan terisis elektrolit. Drychage dikosongkan hanya untuk baterai sel timah hitam, Di-charge dan dikosongkan serta Drychage dan terisi hanya baterai nikel-kadmium-nicd. Baterai yang digunakan dalam sistem modul fotovoltaik terbagi dalam 2 jenis yaitu baterai primer dan baterai skunder. secara umum Baterai Primer Jika konduktor yang tidak sama ditempatkan dalam larutan-penghantar yang akan bereaksi secara kimia dengan salah satu konduktor, maka akan dihasilkan daya gerak listrik antara kedua konduktor. Konduktor tersebut disebut elektroda dan larutannya disebut elektrolit. Gaya gerak listrik atau ggl yang dihasilkan dalam setiap sel tergantung pada bahan elektroda dan elektrolit yang digunakan. Sebagai contoh, jika elektroda yang digunakan adalah seng-(zinc) dan timah dan kemudian ditempatkan dalam larutan asam sulfat-(h2so4), maka ggl yang ditimbukan sebesar 0,5 Volt; elektroda seng dan air raksa-oksida dalam kalium hidroksida menghasilkan ggl sebesar 1.35 volt ; sedangkan elektroda seng dengan mengandung dioksida dalam larutan kaliumhidroksida dihasilkan ggl 1,5 volt. Pada waktu lampau, banyak kombinasi bahan yang digunakan untuk elektroda dan elektrolit sel primer. Sel primer yang pertama memiliki larutan elektrolit yang dapat tumpah dan tidak dapat dibawa sehingga memiliki kesukaran dalam penggunaannya, sekarang ini sel kering merupakan baterai primer yang paling banyak digunakan karena mudah dibawa dan ukurannya yang kompak. Secara umum baterai primer ini dikenal dengan baterai kering dan yang paling banyak digunakan, yaitu sel karbon-seng, alkaline, air raksa-oksida, dan perak-oksida.

10 Sel karbon-seng adalah baterai kering yang hingga sekarang masih digunakan, dengan ggl yang dihasilkkan sebesar 1,5 volt. Jenis ini digunakan oleh sebagian pabrik sebagai sel tugas berat (heavy duty). Sel alkaline menggunakan elektroda negatif dari seng berbubuk dan elektroda positif dari mangan-dioksida serta larutan elekrolit dari seng berbubuk dan elektroda positif dari mangan-dioksida serta larutan elektrolit dari kalium hidroksida. Jenis ini mempunyai tegangan rangkaian terbuka sebesar 1.5 Volt dengan tahanan-dalam yang rendah serta dapat digunakan untuk menggantikan sel karbon-seng jika diperlukan arus besar dan umur yang lebih panjang. Sel alkaline biasa mempunyai energi total 50 sampai dengan 100 persen lebih besar dari sel karbon-seng yang sama. Sel air raksa-oksida dan perak-oksida mempunyai kemampuan yang rendah jadi pada pemakaian kontinue yang sama. Sel jenis ini kerap kali dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan tidak untuk pemakaian umum. Penggunaannya antara lain adalah untuk alat bantu pendengaran, arloji, pengukur pencahayaan foto elektrik dan instrument. Keduanya dibuat dalam bentuk datar seperti kancing. Secara elektrokimia keduanya mengunakan seng sebagai elektroda negatif dan kalium-hidroksida sebagai elektrolitnya. Sel air raksa-oksida mempunyai tegangan rangkaian terbuka sebesar 1.35 Volt sedangkan sel perak-oksida memiliki ggl sebesar 1.6 Volt. Baterai primer ini adalah baterai yang hanya sekali digunakan dan tidak dapat diisikan kembali Baterai Skunder Baterai skunder atau yang dikenal dengan sel skunder atau penyimpanan (storage cell) adalah sel yang keadaan fisik dan kondisi kimiawi dari elektroda dan elektrolitnya dapat disimpan kembali dengan cara mengisi kembali selskunder tersebut. Dalam penggunaannya terdapat 2 (dua) macam sel skunder yaitu lead-acid dan nickel-cadmium dimana kedua jenis ini merupakan sel skunder yang direkomendasikan untuk dapat digunakan dalam solar home system. Bagian-bagian baterai sekunder dapat dilihat pada gambar 2.4.

11 Gambar 2.4 Bagian-bagian baterai (accu) a. Baterai asam timbal (lead Acid battery). Elektroda positif dari tipe ini adalah timbale-proksida-(pbo 2 ) dan timbale murni-(pb) sebagai elektroda negatif serta larutan asam-sulfat-(h 2 SO 4 ) sebagai elektrolitnya. Jika sel mencatu arus ke beban atau mengosongkan, terjadi reaksi kimia yang membentuk timbale-sulfat-(pbo 4 ) dan pada kedua plat terbentuk air-(h 2 O) dalam elektrolit. Setelah sejumlah energi tertentu diambil dari sel, kedua plat telah diubah menjadi bahan yang sama dan sel tidak lagi menghasilkan ggl. Untuk pengisian sel, arus pengisian dilakukan melalui sel dalam arah yang berlawanan. Elektrolit baterai asam-timbal adalah larutan asam-sulfat dalam air. Dalam baterai yang digunakan untuk pekerjaan yang stasioner, yang mungkin digunakan dalam larutan elektrolit dalam volume besar, berat-jenis (specific gravity) dalam keadaan terisi penuh sampai Dalam baterai yang mudah dibawa-bawa seperti yang digunakan untuk mobil atau pesawat terbang dengan ruang dan berat terbatas, berat-jenisnya berkisar antara sampai jika terisi penuh. Iklim dan temperatur tempat baterai tersebut dioperasikan juga merupakan faktor untuk menentukan berat jenis yang digunakan. Penurunan berat-jenis dari keadaan terisi penuh ke keadaan kosong berubah menurut volume elektrolitnya dengan penurunan sebesar untuk volume elektrolit yang besar dan untuk volume yang lebih kecil, seperti penggunaan pada mobil. Berat-jenis elektrolit sel juga berubah terhadap temperatur. Setiap

12 kenaikan temperatur sebesar 3 0 F berat-jenis atau sebaliknya. (F=farhenheit) ekivalen dengan penurunan Kapasitas baterai bergantung pada jumlah, rancangan, ukuran plat dan banyaknya elektrolit. Banyaknya energi yang dapat diberikan oleh setiap baterai yang terisi penuh juga bergantung pada beberapa variabel, seperti laju pengosongan, temperatur dan berat-jenis elektrolit. Sebagai contoh baterai yang digunakan pada mobil diberikan 2 (dua) ukuran untuk menyatakan karakteristik daya baterai, yaitu nilai prestasi engkol dingin (could crangking performance rating) adalah ukuran kemampuan baterai untuk mencatu beban listrik mobil dalam keadaan gagalnya sistem pengisisan, yang didefinisikan sebagai lamanya waktu dalam menit dari sebuah baterai 80 0 F (26,7 0 C) dapat dikosongkan pada 25 Ampere dan tegangan setiap selnya terpelihara 1.75 Volt atau lebih. Jika sebuah baterai mobil penumpang 6 sel, 12 Volt mempunyai prestasi engkol dingin sebesar 450 Ampere, maka ukuran prestasi kapasitas cadangan sebesar 138 menit. b. Baterai nickel-cadmium (NiCd). Baterai nickel-cadmium-alkaline yang biasa disebut baterai nickel-cadmium merupakan baterai yang sangat andal dan tahan lama, dimana bahan aktif terpenting dalam elektroda positifnya adalah nickel hidroksida dan elektroda negatifnya adalah cadmium hidroksida dengan kalium hidroksida sebagai elektrolitnya. Tegangan pengosongan rata-rata setiap sel dari baterai nickel-cadmium adalah 1.32 Volt. Tetapi tegangan setiap sel dapat mencapai 1.40 Volt sampai 1.44 Volt jika sel dijaga pada keadaan terisi penuh oleh alat pengisi. Baterai nickel-cadmium memiliki karakteristik antara lain biaya pemeliharaan yang rendah, umur (life time) yang panjang, dan andal pada kondisi kerja yang berat. Baterai ini dapat dibiarkan dalam kondisi tak terpakai dalam waktu yang lama dalam setiap keadaan muatan tanpa menjadi aus. Sel tertutup dan baterai mempunyai harapan hidup lebih dari 300 sampai 500 kali pengisian dan pengosongan pada kondisi kerja normal. Dan untuk sel-berlubang, harapan hidup dapat mencapai lebih dari 2000 kali dalam daur kerjanya. Kondisi pengisian berlebih meningkatkan produksi gas yang menyebabkan konsumsi air yang tinggi pada sel jenis vented. Pada sel timah hitam valve regulated, kodisi pengisian berlebih akan menyebabkan peningkatan emisi gas

13 dan produksi panas. Secara khusus tegangan sel maksimum dibatasi sampai 2.4 Volt untuk baterai sel timah hitam dan 1.55 Volt untuk baterai nickel-cadmium. Beberapa regulator mengakomodasi kemungkinan batas tegangan ini terlewati beberapa saat untuk mengakomodasi proses ekualisasi atau boost charge. Kompensasi temperatur harus digunakan jika terjadi penyimpangan kurang lebih 10 0 C dari standar 20 0 C Penyimpanan Baterai Dalam hal penyimpanan baterai harus memperhatikan rekomendasi dari manufaktur, seperti yang dijelaskan pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Julat temperatur kondisi lingkungan penyimpanan baterai. Baterai yang berisi elektrolit dan bermuatan, memerlukan pengisian ulang secara periodik. Kapasitas dapat berkurang sesuai dengan kondisi temperatur dan kelembaban lingkungan selama penyimpanan. a. Pengantur muatan baterai. Pengisian berlebih tidak akan meningkatkan jumlah Tipe Baterai Julat Temperatur Kelembaban Periode Penyimpanan Baterai Dengan Tanpa Elektrolit Elektrolit Sel Timah Hitam -20 C s/d 40 C 95% Sampai 6 bulan 1-2 tahun (dry charge) Nikel -40 C s/d 50 C 95% Sampai 6 bulan 1-5 tahun (drained) Kadmium energi yang tersimpan dalam baterai, bahkan pengisian berlebih ini akan mengakibatkan konsumsi air yang berlebihan pada baterai jenis vented sehingga memperpendek interval perawatan. Lebih jauh lagi pada baterai tipe VRLA akan mengering, sehingga akan kehilangan kapasitasnya sama sekali ataupun terjadi overheating.

14 Pengisian berlebih dapat dikontrol dengan cara menggunakan charge controller yang sesuai. Parameter controller harus memperhatikan efek dari desain modul fotovoltaik, beban, temperatur dan besaran-besaran pembatas bagi suatu baterai. Baterai vented sel timah hitam atau nikel-cadmium harus mempunyai elektrolit yang cukup untuk mencakup paling tidak periode antara perawatan yang telah direncanakan. Pengisian berlebih pada baterai harus betul-betul dikontrol untuk mendapatkan umur yang optimum. b. Proteksi pelepasan muatan berlebih. Baterai sel timah hitam harus diproteksi terhadap pelepasan muatan berlebih untuk menghindari kehilangan kapasitas yang disebabkan oleh proses sulfatisasi permanen. Hal ini dapat dilakukan dengan pemutus tegangan rendah yang bekerja otomatis jika tegangan akhir dilampaui. Kapasitas baterai dalam aplikasi fotovoltaik dapat dilihat pada table 2.2. Tabel 2.2 Kapasitas baterai Kapasitas Arus Periode Tegangan Akhir (Volt) per sel (Ah) (A) Pelepasan (H) Sel Timah Hitam Nikel-Cadmium C240 I C120 I C20 I C10 I C5 I ALAT ELEKTRONIK PENGONTROL BATERAI Alat elektronik pengontrol baterai atau sering disebut dengan Battery Charge regulator (BCR) merupakan subsistem yang sangat penting dalam sebuah Solar home system. Dalam sistem pembangkit listrik fotovoltaik individual (stand alone),

15 BCR digunakan untuk menyesuaikan catu daya listrik yang dihasilkan oleh modul fotovoltaik dengan karakteristik baterai sel timah hitam dengan membatasi gasing yang berlebihan dan pembentukan sulfat berlebihan (sulfat irreversible) melalui: a. Penurunan arus pengisian dari modul fotovoltaik, yaitu dengan membatasi tegangan tertentu supaya tidak dilampaui (dengan batas atas). b. Membatasi DOD dengan pemutus arus otomatis ke rangkaian beban, pada saat tegangan baterai turun di bawah tegangan tertentu (tegangan batas bawah). Alat ini mempunyai 4 fungsi utama yaitu: a. Melindungi baterai dari kondisi pengisian berlebih (over-charge). b. Melindungi baterai dari kemungkinan pembebanan berlebih (over-discharge). c. Melindungi sistem dari kemungkinan rusak akibat terjadinya hubung singkat pada beban. d. Serta mencegah arus balik dari baterai ke modul fotovoltaik.

BAB VI BATTERY. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery

BAB VI BATTERY. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery BAB VI BATTERY Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery Battery adalah Alat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik melalui sel listrik.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SEL SURYA

PERKEMBANGAN SEL SURYA PERKEMBANGAN SEL SURYA Generasi Pertama Teknologi pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah teknologi yang menggunakan bahan silikon kristal tunggal. Teknologi ini dalam mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

STRUKTUR CRISTAL SILIKON BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Energi Surya Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) A. TUJUAN 1. Merancang sensor sel surya terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor sel surya terhadap besaran fisis. 3. Menganalisis karakteristik sel surya. B. DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Umum Solar Cell Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Photovoltaic

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 1. Polarisasi pada elemen volta terjadi akibat peristiwa... menempelnya gelembung H 2 pada lempeng Zn menempelnya

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah peralatan pembangkit listrik yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik. PLTS sering juga disebut

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Solar Cell Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atau matahari atau "sol" karena matahari merupakan

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar

Lebih terperinci

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan. Bab 10 Sumber Arus Listrik Andi seorang pelajar kelas tiga SMP yang baru naik dari kelas dua. Pada suatu hari Andi bersama teman sekelasnya dibimbing oleh guru pengajar Fisika melakukan praktikum di laboratorium

Lebih terperinci

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan) Mekanisme Kerja Devais Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL Wahyu Purnomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 00 Depok 6424 telp (02) 78882, 7863788 Tanggal

Lebih terperinci

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA TUGAS ke 5 Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi Oleh : ZUMRODI NPM. : 250120150017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

SOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto

SOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto SOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID 250120140017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJAJARAN

Lebih terperinci

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI Tugas Projek Fisika Lingkungan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Lingkungan yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M. Si M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

Lebih terperinci

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN Demi matahari dan cahaya siangnya. (QS Asy Syams :1) Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

struktur dua dimensi kristal Silikon

struktur dua dimensi kristal Silikon PRINSIP DASAR Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang

Lebih terperinci

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan Semikonduktor Prinsip Dasar oleh aswan hamonangan Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah

Lebih terperinci

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani Bab 1 Bahan Semikonduktor By : M. Ramdhani Tujuan instruksional : Mengerti sifat dasar sebuah bahan Memahami konsep arus pada bahan semikonduktor Memahami konsep bahan semikonduktor sebagai bahan pembentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

MODUL 1 KULIAH SEMIKONDUKTOR

MODUL 1 KULIAH SEMIKONDUKTOR MODUL 1 KULIAH SMIKONDUKTOR I.1. LOGAM, ISOLATOR dan SMIKONDUKTOR. Suatu bahan zat padat apabila dikaitkan dengan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, maka bahan zat padat dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. manusia untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil

BAB II DASAR TEORI. manusia untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Tentang Sel surya Sel surya, solar cell, photovoltaic, atau fotovoltaik sejak tahun 1970-an telah mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pembangunan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, seperti pembangunan fisik kota, industri dan transportasi. Pada pertumbuhan pembangunan tersebut

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PENGERTIAN DIODA Dioda merupakan komponenelektronikayang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakanjunction ( pertemuan

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mesin Pemotong Rumput BAB II LANDASAN TEORI Alat pemotong rumput adalah mesin yang digunakan untuk memotong rumput atau tanaman. Mesin ini biasa digunakan untuk merapikan taman dan juga untuk membersihkan

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono Tenaga Surya sebagai Sumber Energi Oleh: DR Hartono Siswono Energi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia Bangsa yang tidak menguasai energi akan menjadi bangsa yang tidak merdeka seutuhnya Adalah

Lebih terperinci

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator Semikonduktor Definisi I: Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yakni sebesar 10 6 s.d. 10 4 ohm.m Perbandingan hambatan jenis konduktor, semikonduktor, dan isolator:

Lebih terperinci

TEMA: ENERGI TERBARUKAN. FABRIKASI SEL SURYA BERBASIS SILIKON DENGAN LAPISAN ANTI REFLEKSI ZnO MENGGUNAKAN TEKNOLOGI THICK FILM

TEMA: ENERGI TERBARUKAN. FABRIKASI SEL SURYA BERBASIS SILIKON DENGAN LAPISAN ANTI REFLEKSI ZnO MENGGUNAKAN TEKNOLOGI THICK FILM Bidang Ilmu Teknologi RINGKASAN LAPORAN TAHAP I HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL TEMA: ENERGI TERBARUKAN FABRIKASI SEL SURYA BERBASIS SILIKON DENGAN LAPISAN ANTI REFLEKSI ZnO MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk kehidupan modern saat ini baterai sudah menjadi sebuah kebutuhan yang melekat pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma

Lebih terperinci

- - SUMBER ARUS LISTRIK

- - SUMBER ARUS LISTRIK - - SUMBER ARUS LISTRIK - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3arus Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MIKROELEKTRONIKA Gejala Transport dalam Semikonduktor D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MOBILITAS & KONDUKTIVITAS Gambaran gas elektron dari logam Bagian yang gelap menyatakan bagian yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel BAB IV SIMULASI Pada bab ini simulasi serta analisa dilakukan melihat penghematan yang ada akibat penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari untuk rumah penduduk ini. Simulasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan swasembada diberbagai bidang, termasuk

Lebih terperinci

MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA

MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA Muhammad Ilham, Moch. Arif Nurdin,Septia Eka Marsha Putra, Hanani, Robbi Hidayat. 10211078, 10211003, 10211022, 10211051, 10211063. Program Studi Fisika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu sistem yang disebut sel surya. Peluang dalam memanfaatkan energi matahari masih

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain 1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain Adalah Semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN 1. Pengertian Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi dapat dirasakan akibat dan manfaatnya. Listrik berasal dari kata electric

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik,

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik, inorganik, logam maupun campuran metal organik dan memiliki sifat-sifat konduktor, semikonduktor

Lebih terperinci

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI)

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) 5.1. Pendahuluan Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK. dq dt

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK. dq dt Listrik Dinamis 1 AUS LISTIK Dalam konduktor logam terdapat elektron-elektron yang bebas dan mudah untuk bergerak sedangkan pada konduktor elektrolit, muatan bebasnya berupa ion-ion positif dan negatif

Lebih terperinci

Bab 1. Semi Konduktor

Bab 1. Semi Konduktor Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah BAB V LISTRIK ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah A. SUMBER LISTRIK ARUS SEARAH 1. Elemen Elektro Kimia Batang logam yang

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menipisnya cadangan energi fosil di Indonesia dan kenyataan yang harus kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah satu

Lebih terperinci

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI Baterai didefinisikan sebagai peralatan (device) yang mengubah energi kimia yang terkandung di dalamnya menjadi energi listrik secara langsung dan spontan. Prinsip kerja yang digunakan dalam reaksi baterai

Lebih terperinci

Solar Energy Conversion Technologies

Solar Energy Conversion Technologies Solar Energy Conversion Technologies Solar Radiation Radiasi matahari adalah gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh permukaan Matahari yang berasal dari sebagian besar matahari di mana reaksi

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI Pada bab ini dibahas penumbuhan AlGaN tanpa doping menggunakan reaktor PA- MOCVD. Lapisan AlGaN ditumbuhkan dengan variasi laju alir gas reaktan, hasil penumbuhan dikarakterisasi

Lebih terperinci

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom Mata Kuliah Pertemuaan Pokok Bahasan Waktu : Elektronika Analog : I : Bahan Semikonduktor : 2x55 menit Berdasarkan sifat hantantaran listrik bahan dapat dibagi atas 3 jenis yaitu: bahan yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa

Lebih terperinci

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan konsumsi energi listrik yang semakin meningkat. Saat ini energi listrik menjadi energi yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Made Sucipta1,a*, Faizal Ahmad2,b dan Ketut Astawa3,c 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

What Is a Semiconductor?

What Is a Semiconductor? 1 SEMIKONDUKTOR Pengantar 2 What Is a Semiconductor? Istilah Konduktor Insulator Semikonduktor Definisi Semua bahan, sebagian besar logam, yang memungkinkan arus listrik mengalir melalui bahan tersebut

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Kode matkul : 727 SKS : 4 SKS Waktu : 180 menit

ELEKTRONIKA DASAR. Kode matkul : 727 SKS : 4 SKS Waktu : 180 menit ELEKTRONIKA DASAR Kode matkul : 727 SKS : 4 SKS Waktu : 180 menit Tujuan mata kuliah ELDAS Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari komponenkomponen elektronika dan penerapan dalam suatu rangkaian. POKOK

Lebih terperinci

KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN ALIRAN LISTRIK PLN

KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN ALIRAN LISTRIK PLN TUGAS AKHIR KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN ALIRAN LISTRIK PLN Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Disusun Oleh : SURANTO 01403-014

Lebih terperinci

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Ari Susanti Restu Mulya Dewa 2310100069 2310100116 pusat peredaran pusat tata surya sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN OPTIMASI BERBASIS LABVIEW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN. Irwan Fachrurrozi

PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN OPTIMASI BERBASIS LABVIEW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN. Irwan Fachrurrozi 1 PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN OPTIMASI BERBASIS LABVIEW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN Irwan Fachrurrozi 2206100084 Jurusan Teknik Elektro FTI, Istitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai

I. PENDAHULUAN. Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai pengganti Silikon karbon (SiC), maka sudah banyak industri yang menggunakan bahan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Proses pembangunan disegala bidang selain membawa kemajuan terhadap kehidupan manusia, tetapi juga akan membawa dampak negative bagi lingkungan hidup. Industrialisasi

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Desty Anggita Tunggadewi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional dtunggadewi@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Materi 4 : Fisika Semikonduktor. Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana

ELEKTRONIKA. Materi 4 : Fisika Semikonduktor. Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana ELEKTRONIKA Materi 4 : Fisika Semikonduktor Oleh: I Nyoman Outline Konduktor Inti atom Elektron bebas Semikonduktor Atom silikon Ikatan kovalen Penyatuan valensi Hole Rekombinasi & lifetime Semikonduktor

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

BABU TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah sekumpulan

BABU TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah sekumpulan BABU TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spektrum Energi Matahari Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah sekumpulan garis spektrum yang dinamalcan berdasarkan fisikawan Jerman Joseph von Fraunhofer

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN SEL SURYA DENGAN KAPASITAS 50 WATT UNTUK PENERANGAN PARKIRAN UNISKA ABSTRAK

ANALISA RANCANGAN SEL SURYA DENGAN KAPASITAS 50 WATT UNTUK PENERANGAN PARKIRAN UNISKA ABSTRAK ANALISA RANCANGAN SEL SURYA DENGAN KAPASITAS 50 WATT UNTUK PENERANGAN PARKIRAN UNISKA Idzani Muttaqin, Gusti Irhamni, Wahyu Agani Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sel Surya Sel surya di definisikan sebagai teknologi yang menghasilkan listrik dc dari suatu bahan semikonduktor ketika dipaparkan oleh cahaya. Selama bahan semikonduktor tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITAN. Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan

III. METODE PENELITAN. Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan III. METODE PENELITAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan September

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal

Lebih terperinci

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK Dalam konduktor logam terdapat elektron-elektron yang bebas dan mudah untuk bergerak sedangkan pada konduktor elektrolit, muatan bebasnya berupa ion-ion positif dan negatif

Lebih terperinci