Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X
|
|
- Hendri Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PERHITUNGAN KOORDINASI RELAY PROTEKSI OCR / GFR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATHCAD PADA TRAFO DAYA UNIT II 20 MVA GI SALAK Oleh Zulkarnaini 1, Mohammad Iqbal 2 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro FTI ITP Padang 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro FTI ITP Padang Jln Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang Telepon: (0751) / yahoocoid ABSTRAK Untuk menjamin kwalitas pelayanan listrik, dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat maka diperlukan listrik yang andal Maka salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalisir gangguan yang terjadi dalam sistem tenaga listrik Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan cara mengkoordinasi setting relay proteksi sisi 20 kv dan 150 kv di trafo daya unit 2 GI Salak yang mana sebelumnya GI Salak hanya menyuplai dengan 1 trafo daya berkapasitas 20 MVA Disini adanya penambahan trafo daya unit 2 dikarenakan transformator daya unit 1 arus beban sudah mencapai hingga 552 Ampere atau sekitar 9561% dari arus maksimum Dengan demikian dibutuhkan suatu perencanaan perhitungan serta analisa dari perhitungan arus hubung singkat agar terciptanya koordinasi proteksi Over Current Relay (OCR) dan Ground Foult Relay (GFR) yang baik di sisi penyulang, inconing 20 kv dan sisi 150 kv Dari tabel maupun grafik koordinasi setting relai OCR-GFR sisi 150 kv, incoming 20 kv dan penyulang untk gangguan phasa phasa dan phasa tanah diatas dapat dilihat bahwa waktu kerja relai di sisi penyulang lebih cepat dibanding waktu kerja di sisi incoming dan sisi 150 kv Begitu juga semakin besar arus gangguan maka waktu kerja relai semakin cepat dan begitu pua sebaliknya Ditinjau dari jarak lokasi gangguan mempengaruhi besar kecilnya selisih waktu (granding time) Semakin jauh jarak lokasi gangguan maka semakin lama waktu kerja relai di penyulang dan waktu kerja relai di incoming sisi 150 kv, Kata kunci : Proteksi, OCR, GFR ABSTRACT To ensure the quality of the electrical service, to improve people's lives will require reliable electrical Then one of the businesses that can be done is to minimize interference that may occur in the power system Based on this, the research done by coordinating the protection relay settings 20 kv and 150 kv in the power transformer unit 2 GI which were previously only supplied with 1 power transformer capacity of 20 MVA Here the addition of power transformer unit 2 because the first unit power transformer load current has reached up to 552 Amperes, or approximately 9561 % of the maximum current Thus the need for a planning calculation and analysis of the calculation of short circuit current protection for the creation of coordination Over Current Relay ( OCR ) and Ground Foult Relay ( GFR ) was good in the feeder, inconing 20 kv and 150 kv side Of tables and graphs coordination setting relay OCR- GFR side 150 kv, 20 kv and incoming feeder disorder remedy phase - phase and phase - ground above it can be seen that the working time at the feeder relay faster than working time on the incoming side and side 150 kv So also the greater the fault current relays then work time more quickly and so pua vice versa Viewed from a distance of fault location affect the size of the difference in time ( Granding time) The farther the distance the longer the disruption of working time relays in feeders and working time relay in 150 kv incoming side, Keywords : Protection, OCR, GFR 76
2 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X 1 PENDAHULUAN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (P3BS) sebagai unit penyalur transmisi dengan visi untuk diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban sistem tenaga listrik dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang tumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani GI Salak beralamat di Sawah Lunto dengan kapasitas trafo daya 20 MVA serta memiliki 2 bay PHT 150 kv ke arah GI Solok dan GIS Ombilin Berdasarkan pada laporan bulanan beban tertinggi Trafo Daya pernah mencapai hingga 552 Ampere atau sekitar 9561% dari arus maksimum pada Trafo tersebut Oleh karena itulah akan ditambahkan satu unit Trafo Daya berkapasitas 20 MVA ex GI Solok Dimana pada Sistem tenaga listrik tidak dapat lepas dari terjadinya ganguan Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga disebabkan oleh banyak faktor Ketika terjadi gangguan maka sistem proteksi tenaga listrik harus dapat mengisolasi arus gangguan agar tidak terjadi kerusakan pada peralatan dan menjaga kontinuitas pelayanan pada bagian sistem tenaga listrik yang tidak mengalami gangguan Arus gangguan yang mengalir pada sistem tenaga listrik menyebabkan beroperasinya rele proteksi dan menggerakkan pemutus tenaga (PMT) sehingga terputus aliran daya yang mengalir pada saluran tersebut Oleh karena itulah diperlukan sistem proteksi yang bertujuan untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar Sistem proteksi terdiri dari Relai Proteksi, Transformator Arus (CT), Transformator Tegangan (PT/CVT), PMT, Catu daya AC/DC yang terintegrasi dalam suatu rangkaian Disamping itu diperlukan juga peralatan pendukung untuk memudahkan operasi dan evaluasi seperti sistem recorder, sistem scada dan indikasi relai 77 (announciator)untuk efektifitas dan efisiensi, maka setiap peralatan proteksi yang dipasang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ancaman ketahanan peralatan yang dilindungi sehingga peralatan proteksi digunakan sebagai jaminan pengaman Dimana di dalam tulisan ini akan disimulasikan suatu perhitungan koordinasi relay dengan menggunakan Matchad, sehingga kita dapat mengetahui berapa besar arus gangguan phasa-tanah maupun gangguan phasa-phasa yang dapat menyebabkan bekerjanya sistem proteksi Gambar 1 Single line diagran GI Salak Transformator merupakan peralatan yang sangat vital dalam penyaluran sistem tenaga listrik karena transformator merupakan peralatan yang menyalurkan energi listrik langsung ke konsumen baik konsumen tegangan tinggi, tegangan menengah maupun tegangan rendah Dalam sistem penyaluran tidak menutup kemungkinan terjadi gangguan terutama gangguan yang disebabkan oleh alam Gangguan yang sering terjadi antara lain kawat penghantar putus, kerusakan pada pembangkit, gangguan pada saluran transmisi akibat petir serta gangguan hubung singkat Dengan adanya gangguan yang tidak dapat diprediksi maka diperlukan suatu peralatan pengaman (sistem proteksi) yang tepat dan dapat diandalkan pada peralatan sistem tenaga listrik serta pengoperasian dan pemeliharaan yang baik Relai proteksi harus dapat mengenal kondisi abnormal pada sistem tenaga dan melakukan langkah -langkah yang dianggap perlu untuk menjamin pemisahan
3 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X gangguan dengan kemungkinan gangguan terkecil terhadap operasi normal (PTPLN,2005c) Proteksi arus lebih adalah proteksi terhadap perubahan parameter arus yang sangat besar dan terjadi pada waktu yang cepat, yang disebabkan oleh hubung singkat Pada proteksi arus lebih ini, relai akan pick-up jika besar arus melebihi nilai seting (Tjahjono, 2000) Elemen dasar dari proteksi arus lebih adalah relai arus Proteksi arus lebih meliputi proteksi terhadap gangguan hubung singkat yang dapat berupa gangguan hubung singkat fasa-fasa, satu fasa ke tanah serta hubung singkat antar fasa Proteksi terhadap hubung singkat antar fasa dikenal sebagai proteksi arus lebih dan relai yang digunakan disebut relai arus lebih (over current relay) Jika arus gangguan mengalir melalui tanah, gangguan ini disebut gangguan hubung singkat ke tanah dan relai yang digunakan disebut proteksi hubung tanah (ground fault relay)pada proteksi transformator daya, relai arus lebih digunakan sebagai tambahan bagi relai differensial untuk memberikan tanggapan terhadap gangguan luar Relai arus lebih yang digunakan adalah relai arus lebih tanpa perlambatan waktu, relai arus lebih dengan karakteristik waktu yang berbanding terbalik dengan besar arus dan relai arus lebih dengan komponen arah Perhitungan arus gangguan hubung singkat untuk keperluan koordinasi relay proteksi tidak hanya pada titik gangguan saja, tetapi juga kontribusi arus dari sumber yang mengalir ke titik gangguan (Pribadi Kadarisman, 2005) Relai Arus Lebih (50/51) Prinsip kerja relai arus lebih adalah berdasarkan pengukuran arus, yaitu relai akan bekerja apabila merasakan arus diatas nilai settingnya OCR dirancang sebagai pengaman cadangan Trafo jika terjadi gangguan hubung singkat baik dalam trafo (internal fault) maupun gangguan ekternal (external fault) Oleh karena itu, setting arus OCR harus lebih besar dari kemampuan arus nominal trafo yang diamankan ( % dari nominal), sehingga tidak bekerja pada saat trafo dibebani nominal, akan tetapi harus dipastikan bahwa setting arus relai masih tetap bekerja pada arus hubung singkat fasa-fasa minimum Karateristik waktu kerja terdiri dari: Instantenous time : setelan arus sangat besar, bekerja tanpa tunda waktu Definite time : bekerja dengan waktu tunda; waktu kerja relai tidak dipengaruhi besar arus gangguan yang melalui relai Inverse time : bekerja dengan waktu tunda; waktu kerja relai dipengaruhi besar arus gangguan yang melalui relai Long Time Inverse Very Inverse Extremely Inverse Hubungan antara Arus terhadap waktu untuk beberapa karakteristik di atas ditunjukan oleh persamaan berikut : = (1) Dimana : t : Waktu dalam detik I : Arus gangguan Is : Arus seting TMS : Time multiplier setting K dan a untuk setiap karakteristik besarnya seperti pada tabel di bawah ini : Karakteristik K Α Standard Inverse Very Inverse Extremely Inverse Long Time Inverse Ground Fault Relay (50/51N) Prinsip kerja GFR sama dengan OCR yaitu berdasarkan pengukuran arus, dimana relai akan bekerja apabila merasakan arus diatas nilai settingnya GFR dirancang sebagai pengaman cadangan Trafo jika terjadi gangguan hubung singkat fasa terhadap tanah, baik dalam trafo (internal fault) maupun gangguan ekternal (external fault) Setting arus GFR lebih kecil daripada OCR, karena 78
4 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X nilai arus hubungsingkatnya pun lebih kecil dari pada arus hubung singkat fasa-fasa Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada gangguan satu fasa ke tanah, misal fasa A mengalami gangguan akan menyebabkan kenaikan arus pada fasa A dan drop tegangan di phasa A (menjadi nol) sedangkan arus pada phasa yang lain menjadi nol yang diikuti dengan kenaikan tegangan fasa yang lain (phasa B dan Phasa C tidak sama dengan nol sedangkan arus phasa B sama besarnya dengan phasa C yaitu nol ampere) (Tjahjono, 2000) Nilai Setelan Relay Dalam melakukan penyetelan relay parameter parameter yang harus disetel meliputi : Setelan Arus Untuk setelan arus dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : I set(prim) = 12 x I nom Nilai setelan tersebut adalah nilai setelan primer Untuk mendapatkan nilai setelan sekunder yang dapat disetkan pada relay arus lebih, maka harus dihitung dengan menggunakan data ratio : I set(sek) = I set(prim) x 1/ratio CT Setelan Waktu Setelan waktu relay inverse dihitung dengan menggunakan rumus kurva waktu Vs arus Rumus ini bermacam macam sesuai dengan desain pabrik pembuat relay, maka rumus kurva waktu dari standar British adalah sebagai berikut : = Koordinasi Relay Arus Lebih Dengan Relay Gangguan Tanah Koordinasi relay bertujuan untuk memeriksa kerja relay, apakah masih dapat dinilai selektif atau nilai setting harus dirubah kenilai yang member kerja relai yang lebih selektif Dasar dasar koordinasi yang baik adalah sebagai berikut : a Bila mungkin digunakan relay relay dengan karakteristik operasi yang sama dalam hubung seri atau satu sama lain Ini bukan merupakan dasar mutlak, tapi jika dasar ini diabaikan maka perlu ekstra hati hati dalam memastikan bahwa perbedaan dipertahankan pada semua harga arus b Memastikan bahwa relay terjauh dari sumber, mempunyai setting arus sama dengan atau kurang dari relay dibelakangnya Dengan kata lain, arus primer yang dibutuhkan untuk mengoperasikan relay dibelakangnya Software Mathcad Software mathcad merupakan suatu program yang sangat mudah dipergunakan terutama dalam hal visualisasi karena dapat menerangkan perhitungan kebentuk yang lebih mudah dipahami mathcad sebagai alat untuk memvalidasi sebuah perhitungan yang biasanya dipergunakan seperti excel ke dalam bentuk yang dapat mudah dipahami bukan hanya dalam bentuk angka-angka saja Representasi berupa penurunan rumus rumus akan sangat membantu dalam memahami sesuatu Untuk menggunakan Mathcad kita dapat munuliskan apa saja pada corsor merah yang berbentuk silang Tulisan kita akan dikelilingi oleh persegi jika telah selesai Dimana : If Iset Tms = Arus gangguan (Ampere) = Setting arus (Ampere) = Setelan waktu (Detik) 2 METODOLOGI Data data yang dibutuhkan Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ini adalah : 1 Data teknis pada trafo daya 20 MVA GI Salak 79
5 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X 2 Konfigurasi jaringan antara 150 dan 20 kv di GI salak 3 Prediksi arus hubung singkat 1 fasa maupun 3 fasa 4 Software Mathcad 5 Data data penunjang lainnya adalah merupakan ketetapan ketetapan yang terdapat dalam buku referensi Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan mengumpulkan seluruh data pada trafo maupun data arus hubung singkat 1 fasa tanah dan fasa fasa yang kemudian akan mulai dituangkan dan disimulasikan ke dalam software mathcad Dengan memasukkan semua data parameter yang dibutuhkan untuk menghitung ataupun menganalisa koordinasi sistem proteksi, maka akan terlihat serta tergambar pada grafik di software mathcad tersebut Setelah selesai dilakukan perhitungan yang tertuang pada grafik, maka nantinya dapat kita simpulkan apakah sistem proteksi antara sisi HV maupun sisi MV pada Trafo Daya 20 MVA di GI Salak dapat dikatakan terkoordinasi dengan baik atau tidak 3 ANALISA & PEMBAHASAN Data Transformator Penyaluran di Incoming 20 kv Daya = 20 MVA Tegangan = 150/20 KV Impedansi (Z%) = 1079 % Hub Belitan Trafo = YNyn0 (d) NGR= 40 Ω Data Ratio CT di Incoming dan Penyulang Tabel 41 : Data Ratio CT Incoming dan Penyulang No Nama Feeder Ratio CT 1 Incoming 20 kv 1000/5 2 Penyulang 300/5 3 Penyulang 300/5 4 Penyulang 300/5 5 Penyulang 300/5 Impedansi Saluran Nilai impedansi saluran distribusi tergantung daripada jenis penghantar yang digunakan dan luas penampangnya Berdasarkan SPLN No64:1985 didapat nilai impedansi urutan positif, urutan negatif dan urutan nol Tabel impedansi penghantar dapat dilihat pada lampiran Nantinya nilai impedansi ini akan digunakan sebagai bahan perhitungan koordinasi relay Trafo unit 2 20 MVA di GI Salak Tabel 1 :Data Impedansi Saluran Dari Ke Bus 20 kv Penyula ng Sijanta ng Bus 150 kv PHT Salak Solok SUT M (km) Kab el AAA C 150 mm 2 ACS R 1X2 40 mm 2 (Sumber : SPLN No64:1985) Impeda nsi Z1 = Z2 Z0 Z1 = Z2 Z0 R total X total Z1 = Z Z Z1 = Z2 Z Perhitungan Impedansi Sumber Data hubung singkat di bus primer (150 kv) di GI Salak adalah sebesar MVA, maka impedansi sumber (Xs) sebesar : ( 150 ) = h 150 = = 2669 h Impedansi di sisi sekunder: ( 20 ) = ( 150 ) = = 0474 h
6 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X Perhitungan Reaktansi Trafo Besarnya reaktansi trafo tenaga unit 2 di Gardu Induk Salak adalah 1079 %, agar dapat mengetahui besarnya nilai reaktansi urutan positif, negatif dan reaktansi urutan nol dalam ohm, maka perlu dihitung dulu besar nilai ohm pada 100 % nya Besarnya nilai ohm pada 100 % yaitu : ( 100% ) = = = 20 h Nilai reaktansi trafo tenaga : Reaktansi urutan positif, negatif (Xt1 = Xt2) Xt = 1079 % x 20 Ohm = 2158 Ohm Reaktansi urutan nol (Xt0) Xt0 = 3 Xt1 = 3 x 2158 = 6474 Ohm Perhitungan Setting Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah Dari tabel 411 diperoleh arus gangguan hubung singkat 3 phasa yang gangguannya terjadi pada 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% dari panjang jaringan baik untuk penyulang, incoming maupun sisi 150 kv maka perhitungan setting relaynya adalah sebagai berikut : Setting Relai di sisi penyulang 20 kv Setting OCR Penyulang Untuk setting relai yang terpasang di penyulang dihitung berdasarkan arus beban maksimum, untuk relai inverse di setting sebesar 105 s/d 11 x Imaks sedangkan untuk relai definite disetting sebesar 12 sampai 13 x Imaks Persyaratan lain yang harus dipenuhi untuk penyetelan waktu minimum dari relai arus lebih ( terutama di penyulang tidak lebih dari 03 detik) Keputusan ini diambil agar relai tidak sampai trip lagi akibat adanya inrush dari trafo- trafo distribusi yang sudah tersambung di jaringan distribusi, pada saat PMT penyulang tersebut dimasukkan I beban = 300 Amper, CT 300/5 Iset Primer = 11 x I beban 81 = 11 x 300 = 330 Amper ( >) 1 = 5 = = 55 menentukan besarnya setting TMS (Time Multiplier Setting) relay OCR sisi penyulang 20 kv transformator tenaga yaitu arus gangguan hubung singkat dua fasa di 0% panjang penyulang agar OCR bekerja pada arus hubung singkat phasa - phasa minimum, dan waktu kerja paling hilir yang ditetapkan t = 03 s Waktu kerja relai dengan t setting =03 s,maka; = = Tms = 0107 = 011 detik Setting OCR Momen Penyulang Untuk setting relai arus lebih instan yang terpasang di penyulang digunakan arus nominal dari trafo yang digunakan Setelan Arus: Iset moment (primer) = 08 x 4 x In sisi 20 kv = A (Primer) ( >) 1 = 5 = = Waktu kerja yang diinginkan = 0 s Setting GFR Penyulang Untuk setelan arus di penyulang menggunakan pedoman yaitu setelan arus gangguan tanah di penyulang diset 10% x arus gangguan tanah terkecil di penyulang tersebut Hal ini dilakukan untuk menampung tahanan busur Iset primer = 10% x (gangguan di 100% panjang penyulang) = 01 x = 2847 A Iset sekunder = Iset primer x
7 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X = 2847 x = 047 Ampere menentukan besarnya setting TMS relay GFR sisi penyulang 20 kv Transformator tenaga yaitu arus gangguan hubung singkat satu fasa di 0% panjang penyulang Waktu kerja paling hilir yang ditetapkan t = 03 s Jadi didapat : = = Tms = 01 detik Setting Relai di Sisi Incoming 20 kv Setting OCR Incoming Penentuan setelan relai arus lebih pada sisi incoming 20 kv trafo tenaga sama halnya dengan di penyulang, yaitu harus diketahui terlebih dahulu nilai arus nominal trafo tenaga tersebut Dari data yang diperoleh : Kapasitas : 20 MVA Tegangan : 150/20 kv Impedansi : 1079% CT Ratio : 1000/5 A ( pada sisi incoming 20 kv) Arus nominal trafo pada sisi 20 kv : In (sisi 20 kv) = = = I set primer = = 11 x = A Nilai setelan pada sekunder : I set sekunder = I set primer = x = 32 Amper menentukan besarnya setting TMS relay OCR sisi incoming 20 kv transformator tenaga yaitu arus gangguan hubung singkat tiga fasa di 0% panjang penyulang Waktu kerja incoming didapat dengan waktu kerja relai 1 detik t incoming = 1 detik jadi didapat : = = Tms = 026 detik Setting OCR Momen Incoming Untuk setting relai arus lebih instan yang terpasang di sisi incoming 20 kv digunakan arus nominal dari trafo Setelan Arus: Iset moment (primer) = = 4 x In sisi 20 kv = 2309 A (Primer) ( >) 1 = 2309 = 1155 Waktu kerja yang diinginkan = 04 (definite) Setting GFR Incoming Setelan arus gangguan tanah di incoming 20 kv harus lebih sensitive, hal ini berfungsi sebagai cadangan bagi relai di penyulang 20 kv Iset primer = 02 x In 20 kv = 02 x = A Iset sekunder = Iset primer x = x = 057 Amper menentukan besarnya setting TMS relay GFR sisi incoming 20 kv transformator tenaga yaitu arus gangguan hubung singkat tiga fasa di 0% panjang penyulang Waktu kerja incoming didapat dengan waktu 1detik t incoming = 1 detik jadi didapat : = = Tms = 013 detik 82
8 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X Setting Relai di sisi 150 kv Setting OCR sisi 150 kv Penentuan setelan relai arus lebih pada sisi 150 kv trafo tenaga sama halnya dengan di Incoming& penyulang, yaitu harus diketahui terlebih dahulu nilai arus nominal trafo tenaga tersebut Dari data yang diperoleh : Kapasitas : 20 MVA Tegangan : 150/20 kv Impedansi : 1079% CT Ratio : 150/5 A Arus nominal trafo pada sisi 150 kv : In (sisi 20 kv) = = = 7698 I set primer = = 12 x 7698= 9238 Amper Nilai setelan pada sekunder : I set sekunder = I set primer = 9238 x = 310 Ampere menentukan besarnya setting TMS relay OCR sisi 150 kv transformator tenaga yaitu arus gangguan hubung singkat tiga fasa di 0% panjang penyulang Waktu kerja incoming didapat dengan waktu kerja relai 15 detik jadi didapat : gangguan hubung singkat tiga fasa di 0% panjang jaringan Waktu kerja sisi 150 kv didapat dengan waktu 15detik Sehingga didapat : = = Tms = 011 detik Sama halnya pada incoming, Hasil Tms GFR pada sisi 150 kv ditambahkan lagi dengan waktu Tms GFR incoming dan penyulang agar sistem proteksi bekerja secara bertahap Dapat dituliskan menjadi : Tms = Tms = 044 detik Tabel Hasil Perhitungan Berdasarkan hasil perhitungan yang telah didapat, setting relai outgoing, incoming serta sisi 150 kv Trafo daya Unit 2 20 MVA di GI Salak Tabel 2 : Hasil Perhitungan dan Spesifikasi Relay = = Tms = 038 detik Setting GFR Sisi 150 kv Penentuan setelan relai gangguan tanah pada sisi 150 kv trafo tenaga : Iset primer = 05 x In 150 kv = 03 x 7698 = 23 A Iset sekunder = Iset primer x = 23 x = 08 Ampere menentukan besarnya setting TMS relay GFR sisi 150 kv transformator tenaga yaitu arus 83 Grafik Koordinasi Dari nilai tap setting di atas, bentuk koordinasi grafik yang didapat dari software Mathcad dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini :
9 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X Gambar 2 Koordinasi Setting Trafo dan Penyulang Gangguan Phasa-Phasa (Sumber : Software Mathcad) Berdasarkan grafik koordinasi setting trafo dan penyulang dapat kita lihat bahwa setting relay OCR-GFR di atas tidak ada yang saling berhimpitan antara OCR-GFR sisi 150 kv, sisi incoming 20 kv dan penyulang Terlihat bahwa semakin kecil arus gangguan maka semakin lama waktu kerja relay tersebut Demikian juga sebaliknya, semakin besar arus gangguan maka semakin cepat pula kerja relay tesebut Gambar 3 Koordinasi Setting Trafo dan Penyulang Gangguan Phasa-Tanah mengambil kesimpulan dan saran mengenai koordinasi setting relay OCR dan GFR baik untuk sisi 20 kv maupun sisi 150 kv : 1 Dari tabel maupun grafik koordinasi setting relai OCR-GFR sisi 150 kv, incoming 20 kv dan penyulang untk gangguan phasa phasa dan phasa tanah diatas dapat dilihat bahwa waktu kerja relai di sisi penyulang lebih cepat dibanding waktu kerja di sisi incoming dan sisi 150 kv 2 Dilihat dari jarak lokasi gangguan mempengaruhi lama waktu trip relay (granding time) Semakin jauh jarak lokasi gangguan maka semakin cepat waktu kerja relai di penyulang dan waktu kerja relai di incoming dan sisi 150 kv, begitu juga sebaliknya ini bertujuan memberikan kesempatan pada relai di sisi penyulang untuk bekerja terlebih dahulu sebagai pengaman utama (main protection) apabila terjadi gangguan hubung singkat di sisi outgoing dan relai yang di sisi incoming bekerja sebagai pengaman cadangan (back up protection) apabila relai di sisi outoing tersebut tidak bekerja 3 Dari tabel diatas bahwa waktu kerja relai untuk gangguan 3 fasa lebih cepat dibandingkan waktu kerja relai untuk gangguan 1 fasa ketanah pada titik gangguan tertentu, dengan kata lain besar kecilnya arus gangguan mempengaruhi cepat lambatnya waktu kerja relai, apabila ditinjau berdasarkan fasa, semakin besar arus gangguan maka semakin cepat waktu kerja relai begitu juga sebaliknya (Sumber : Software Mathcad) IV KESIMPULAN Setelah dilakukan perhitungan koordinasi setting Trafo Daya Unit II 20 MVA GI Salak, maka penulis dapat 84 Saran 1 Untuk menjamin kelancaran penyaluran daya listrik, perlu diadakan evaluasi terhadap setting relay 2 Dalam kurun waktu tertentu perlu dilakukan pemeliharaan relay proteksi beserta peralatan pendukungnya dan jika diperlukan restting relay untuk mengetahui karakterisrik kerja relay tersebut
10 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X DAFTAR PUSTAKA Black Burn, J Lewis, Protective Relaying Principles and Application, Elektrical Engineering and Elektronics 1987 Hadi Saadat, Power system analysis, WCB McGraw Hill, 1999 Hasan Basri, Sistem Distribusi Daya Listrik, ISTN, Jakarta 1997 IEEE Power Engineering Society, Aplication and coordination of recloser, sectionalizer and fuse, New york, 1980 Irfan Affandi, Analisa Setting Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang Sadewa di GI Cawang Depok: Universitas Indonesia 2009; Komari Ir, Pembumian titik netral, PT PLN (Persero), Udiklat Teknologi Kelistrikan P Kadarisman, Wahyudi S Analisa Sistem Tenaga Listrik Jakarta: Penerbit ISTN 2005; Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika DayaJakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
11 Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X 86
BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Godean Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari peralatannya, Gardu Induk ini merupakan gardu induk pasangan luar, gardu induk godean memiliki
Lebih terperinciAnalisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma
Yusmartato,Yusniati, Analisa Arus... ISSN : 2502 3624 Analisa Arus Lebih Dan Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka
Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current
BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciSIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK
Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG
Teknologi Elektro, Vol. 15, No.2, Juli - Desember 2016 53 STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG I Komang Anom Astana Ady 1,
Lebih terperinci20 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus I Gede Krisnayoga Kusuma 1, I Gede Dyana Arjana 2, I Wayan Arta Wijaya 3
20 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 Studi Analisa Koordinasi Relai GFR Incoming Busbar 20 kv dan GFR Saluran Dalam Mengamankan Gangguan Satu Phasa Ketanah di Transformator 3 Gardu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciStudi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel
Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 37 Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel I D.G.Agung Budhi Udiana
Lebih terperinci2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.
DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan
Lebih terperinciKata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih
ANALSS KOORDNAS RELE ARUS LEBH DAN PENUTUP BALK OTOMATS (RECLOSER) PADA PENYULANG JUNREJO kv GARDU NDUK SENGKALNG AKBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SNGKAT Mega Firdausi N¹, Hery Purnomo, r., M.T.², Teguh Utomo,
Lebih terperinciAnalisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ
ISSN: 1410-233 nalisa Perhitungan dan Pengaturan Relai rus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ Muhalan, Budi Yanto Husodo Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinciANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG
ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG Muhammad Iqbal, Moh Toni Prasetyo, Luqman Assaffat 1) 1) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN
STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN I Putu Dimas Darma Laksana 1, I Gede Dyana Arjana 2, Cok Gede Indra Partha 3 1,2,3
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperincidalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam
6 Penyebab gangguan pada sistem distribusi dapat berasal dari gangguan dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam antara lain: 1 Tegangan lebih dan arus tak normal 2.
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI
BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama
Lebih terperinciFEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.
FEEDER PROTECTION Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc. DIAGRAM SATU GARIS PEMBANGKIT TRAFO UNIT TRANSMISI SISTEM GENERATOR BUS HV TRAFO P.S BUS TM GARDU INDUK PERLU DIKOORDINASIKAN RELAI PENGAMAN OC + GF ANTARA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade
Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Nandha Pamadya Putra¹, Hery Purnomo, Ir., MT.², Teguh Utomo, Ir., MT.³ ¹Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bab ini penulis membahas secara umum metode penelitian, yaitu penelitaian yang dilaksanakan melalui tahap-tahap yang bertujuan mencari dan membuat pemecahan
Lebih terperinciKOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS
KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS Sartika Kusuma Wardani, Subali Program Studi Diploma
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciKAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41
Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 01, April 2014 ISSN 1693-4024 KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM 1000+ SERI M41 Heri Sungkowo 1 Abstrak SEPAM (System Electronic Protection Automation Measurement)1000+
Lebih terperinciEVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN
EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN Adhitya Indrajaya Putra *), Karnoto, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinci14 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus Z 2eq = Impedansi eqivalen urutan negatif
Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 13 Studi Analisis Kapasitas Pengaman Kopel dalam Mensuplai Daya di Bandara Internasional Ngurah Rai Saat Hilangnya Suplai Daya Dari Gayatri atau Bandara
Lebih terperinciSetting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota
JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI 2017 180 Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota NASRUL, ST., M. KOM ABSTRAK Daerah
Lebih terperinciEVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5
EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5 Mahfudh Sanusi *), Juningtyastuti, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 46 ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) I Gusti Putu Arka, Nyoman Mudiana, dan
Lebih terperinciKata kunci : Gangguan, Sistem Proteksi, Relai.
ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH DAN GANGGUAN TANAH PADA PENYULANG LIMO Enggou Prastyo Utomo 1), Amien Rahardjo 2) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Abstrak Suatu
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok
Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok Yusuf Ismail Nakhoda, Awan Uji Krismanto, dan Maskur Usmanto Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP
KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP 11.1.1 Bambang Nugrahadi P *), Juningtyastuti, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciKOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)
JURNAL MEDIA TEKNIK VOL. 8, NO.3: 2011 KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00) KASMIR Staf Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinciPerhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya
Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Eka Setya Laksana Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)
27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO
ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO4 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO Boy Marojahan F. Tambunan *), Karnoto, and Agung Nugroho Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS
BAB IV PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS 4.1. GARDU INDUK DUKUH ATAS GI Dukuh Atas merupakan gardu induk yang memiliki 2 buah trafo tenaga dengan daya masing-masing
Lebih terperinciGround Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay
Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe
Lebih terperinciPERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE
PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE Wahyudi Budi Pramono Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak
Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1
Lebih terperinciKOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR
KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Studi Elektro pada Fakultas
Lebih terperinciSTUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB
STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Sepannur Bandri Fakultas Teknologi industry, Institut Teknologi Padang e-mail: sepannurbandria@yahoo.com
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR PERSAMAAN... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem t`enaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Teori Umum Proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik. Tujuan utama dari suatu sistem tenaga listrik
Lebih terperinciAnalisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Analisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung Ade Wahyu Hidayat Herri Gusmedi Lukmanul Hakim Dikpride
Lebih terperinciDielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 77 Vol. 4, No. 2 : 77-84, Agustus 2017
Dielektrika, [P-ISSN 2086-9487] [E-ISSN 2579-650X] 77 Vol. 4, No. 2 : 77-84, Agustus 2017 KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN RELE GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK AMPENAN The Coordination Of Over Current Relay
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH
BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH 3.1 KOMPONEN KOMPONEN SIMETRIS Tiga fasor tak seimbang dari sistem fasa tiga dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang
Lebih terperinciEVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU
1 EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAMPEKANBARU Hasrizal Rusymi, Dr. Ir.Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Teguh Yuwono. 2) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah berupa Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
Lebih terperinciKoordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv
Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 50 kv Anharul Azmi, Eddy Hamdani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 2,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Jurusan Teknik
Lebih terperinciPerencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya
Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya Oleh : Duta Satria Yusmiharga 2208 100 162 Dosen Pembimbing : 1. Prof.Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc.,Ph.D
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT...
ABSTRAK Gangguan hubung singkat yang terjadi pada sistem tenaga listrik dapat mengakibatkan terputusnya penyaluran tenaga listrik kepada konsumen. Gangguan tersebut bisa disebabkan dari gangguan internal
Lebih terperinciANALISIS RESETTING RECLOSER PADA SALURAN WLI 06 TRAFO 30 MVA 150 KV GARDU INDUK WELERI KENDAL DENGAN SIMULASI ETAP
ANALISIS RESETTING RECLOSER PADA SALURAN WLI 06 TRAFO 30 MVA 150 KV GARDU INDUK WELERI KENDAL DENGAN SIMULASI ETAP 12.6.0 Taufiq Hidayat *), Karnoto, and Yuningtiastuti Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA
BAB GANGGUAN PADA JARNGAN LSTRK TEGANGAN MENENGAH DAN SSTEM PROTEKSNYA 3.1 Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyebab utama terjadinya pemutusan saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan pada sistem
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN MOTTO vi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciSuatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi terhadap tenaga listrik ialah sistem pengamanan yang dilakukan ternadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga listrik.
Lebih terperinciKOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT, BERBAHAYA BAGI : PERALATAN MENGGANGGU : PELAYANAN PERLU DIKETAHUI BESARNYA ARUS SEBELUM KEJADIAN SESUNGGUHNYA. DALAM PERENCANAAN SISTEM DARI SEGI PENGUSAHAAN, SPESIFIKASI PMT,KONDUKTOR
Lebih terperinciANALISA PROTEKSI ARUS LEBIH GANGGUAN TANAH PADA FEEDER GARDU INDUK GARUDA SAKTI
NLS PROTEKS RUS LEBH GNGGUN TNH PD FEEDER GRDU NDUK GRUD SKT Grace risantha, Edy Hamdani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 2,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293,ndonesia
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Proteksi Panel Tegangan Menegah Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara sebagai
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK ii iii iv v vi
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi
Lebih terperinciAnalisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti
Analisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti Ario Putra*, Firdaus** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciEvaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim
Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim Istiqomah-2206100013 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,
Lebih terperinciANALISA KOORDINASI OCR - RECLOSER PENYULANG KALIWUNGU 03
Analisa Koordinasi OCR Recloser Penyulang Kaliwungu 03 (Nugroho A.D., Susatyo H.) ANALISA KOORDINASI OCR - RECLOSER PENYULANG KALIWUNGU 03 Nugroho Agus Darmanto, Susatyo Handoko nugroho@elektro.ft.undip.ac.id,
Lebih terperinciEvaluasi Koordinasi Relay Arus Lebih (OCR) dan Gangguan Tanah (GFR) pada Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru
Evaluasi Koordinasi Relay Arus Lebih (OCR) dan Gangguan Tanah (GFR) pada Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru Khalik Al Ridha*, Firdaus** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Umum Secara umum pengertian sistem proteksi ialah cara untuk mencegah atau membatasi kerusakan peralatan tehadap gangguan, sehingga kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi kelistrikan yang menyentuh kehidupan sehari-hari maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan yang tak tergantikan untuk masa mendatang bagi manusia di seluruh dunia. Hal ini seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi kelistrikan
Lebih terperinciStudi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru
Studi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru Muhammad Arif*,Firdaus** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciANALISA SETTING RELE ARUS LEBIH PADA PENYULANG KURMA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO)
ANALISA SETTING RELE ARUS LEBIH PADA PENYULANG KURMA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO) LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciStudi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port
PROCEEDING TUGAS AKHIR, (2014) 1-6 1 Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port Adam Anas Makruf, Margo Pujiantara 1), Feby Agung Pamuji 2) Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI KOORDINASI PERALATAN PROTEKSI OCR & GFR PADA PENYULANG TIBUBENENG
SKRIPSI STUDI KOORDINASI PERALATAN PROTEKSI OCR & GFR PADA PENYULANG TIBUBENENG INDRA BASKARA NIM : 0819451011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI 2015 i ii STUDI KOORDINASI
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal
4.1. Data yang Diperoleh BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah dikumpulkan untuk menunjang dilakukannya perbaikan koordinasi
Lebih terperinciANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG
ANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)
Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Fitrizawati 1, Siswanto Nurhadiyono 2, Nur Efendi 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir
29 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Untuk menyelesaikan Laporan akhir ini dibutuhkan data penunjang yang diperoleh dari : Tempat Penelitian : 1. PT. PLN (Persero) Gardu Induk (GI) Kraksaan 2. PT.
Lebih terperinciANALISIS SETTING RELE OGS SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TRANSFORMATOR 3 UNTUK MENJAGA KONTINYUITAS ALIRAN DAYA DI GARDU INDUK PESANGGARAN
E-Journal SPEKTRUM Vol. 4, No. 2 Desember 2017 ANALISIS SETTING RELE OGS SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TRANSFORMATOR 3 UNTUK MENJAGA KONTINYUITAS ALIRAN DAYA DI GARDU INDUK PESANGGARAN I Wayan Alit Wigunawan
Lebih terperinciAnalisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem
Teknologi Elektro, Vol. 16, 1, Januari-April 2017 61 Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem Made
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU
Mikrotiga, Vol 2, No.1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 16 STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Hendra 1*, Edy Lazuardi 1, M. Suparlan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu Induk (GI) adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang kebutuhan listrik konsumen maupun sebagai pengatur pelayanan tenaga listrik yang didapatkan
Lebih terperinciAnalisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) -6 Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500 PT PLN (PERSERO) di Kediri Muhammad Rafi, Margo Pujiantara ), dan R. Wahyudi ). Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan bahwa
Lebih terperinciANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG
ANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG Fajar Pranayuda 1), Achmad Solichan 2), M.Toni Prasetyo 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik yang terdiri dari instalasi PHB-TM (Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah), TD (Transformator Distribusi),
Lebih terperinciANALISA KOORDINASI RECLOSER DAN OCR (OVER CURRENT RELAY) UNTUK GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 3 DISTRIBUSI 20 KV GI JAJAR
ANALISA KOORDINASI RECLOSER DAN OCR (OVER CURRENT RELAY) UNTUK GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 3 DISTRIBUSI 20 KV GI JAJAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciPEMASANGAN DGR ( DIRECTIONAL GROUND RELE
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. berjudul PEMASANGAN DGR (DIRECTIONAL GROUND RELE) UNTUK
Lebih terperinci