BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS
|
|
- Liani Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS 4.1. GARDU INDUK DUKUH ATAS GI Dukuh Atas merupakan gardu induk yang memiliki 2 buah trafo tenaga dengan daya masing-masing 60 MVA. Di sisi 20 kv, gardu induk Dukuh Atas memiliki beberapa penyulang yang menyuplai listrik ke konsumen ataupun terhubung dengan gardu induk lainnya. Dalam hal ini pengamatan difokuskan pada 5 penyulang yaitu penyulang Damri, Koasi, Kopaja, Mikrolet, Taxi. Kelima penyulang tersebut terpisah dari setiap rel, untuk penyulang Koasi dan Taxi berada pada rel pertama dan disuplai oleh trafo 1. Sedangkan pada penyulang Mikrolet, Damri dan Kopaja berada pada rel kedua dan disuplai oleh trafo 3. Rencana pembuatan trafo baru atau trafo kedua masih belum dapat digambarkan secara lebih rinci dalam sebuah diagram satu garis. Pemilihan penyulang berdasarkan pada intensitas gangguan yang terjadi pada setiap penyulang. Pada gambar 4.1 diperlihatkan diagram GI Dukuh Atas pada tiap posisi penyulang. Gambar 4.1 Posisi Penyulang 27
2 4.2. DATA TEKNIK Dalam menganalis gangguan simpatetik pada penyulang 20 kv GI Dukuh Atas dibutuhkan beberapa data teknis diantaranya trafo, kapasitas hubung singkat busbar, impedansi kabel yang digunakan dan panjang saluran penyulang. Data tersebut diberikan pada tabel 4.1 sampai tabel 4.4. Tabel.4.1 Data teknis trafo Data Teknis CT No GI Trafo Thn Op Vektor Z % PRIMER SEKUNDER Type MVA Teg. Thn Group Phase Netral Phase Netral 1 D.ATAS I TL / YNynO(d11) /5 300/5 2000/ / 5 2 D.ATAS III TL / YNynO(d11) /5 300/5 2000/ / 5 Tabel Hubung singkat fasa tiga Reg Lokasi Teg(kV) Bay KAExis SC07 SC08 SC09 SC10 SC11 1 D. Atas 150 Kopel D. Atas 150 Trafo D. Atas 150 SetiaBudi D. Atas 150 SetiaBudi D. Atas 150 Trafo
3 Tabel 4.3 Kabel SKTM XLPE 20 kv Size KHA Rac X Y Ro Xo Yo Rdc20C A Ohm/km Ohm/km Ohm/km Ohm/km Ohm/km Ohm/km Ohm/km 3x 35 Al x 50 Al x 70 Al x 150 Al x 240 Al x 300 Al x 400 Al Tabel 4.4 Panjang kabel dan jenis kabel penyulang (Damri, Koasi, Kopaja, Mikrolet,dan Taxi) No GI Spindel Penyulang Jenis Kabel Panjang Kabel jumlah 3 x 300 mm 3 x 240 mm 1 D. Atas SP.45 Damri Al SP.45 Koasi Al SP.45 Kopaja Al SP.45 Mikrolet Al SP.45 Taxi Al
4 4.3. PERHITUNGAN HUBUNG SINGKAT BUSBAR 150 kv DALAM MVA, IMPEDANSI SUMBER, DAN REAKTANSI TRANSFORMATOR. Diketahui bahwa hubung singkat busbar GI Dukuh Atas pada tahun 2009 yaitu 25,6654 KA, maka MVA hubung singkatnya adalah V x 25,6654 KA = 3849,81 MVA Jadi MVA hubung singkat busbar 150 kv untuk GI Dukuh Atas yaitu 3849,81 MVA Impedansi Sumber Impedansi sumber dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.17) untuk tegangan 20 kv dan MVA hubung singkat sebesar , yaitu: Xs = = Reaktansi Transformator Reaktansi transformator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.18) untuk Zt = 12.57, S = 60 MVA (tabel 4.1), dan V = 20 kv, yaitu: Xt = 12,57% x 20² / 60 = 0,838 Karena trafo tidak memiliki belitan delta maka reaktansi urutan nol ( Xto ) berkisar 9 sampai dengan 14 kali Xt. Untuk itu, diambil nilai Xto = 10 x Xt. Jadi Xto = 10 x = 8,38 8,4. 30
5 4.4. PERHITUNGAN IMPEDANSI PENYULANG Dalam kasus ini diambil nilai Z = (R + jx) ohm/km sebesar: Z = Z₂ = (0,16 + j 0.09) Ohm/km Z₀ = (0, j ) Ohm/km Penyulang Damri Impedansi ( Z, Z₂, Z₀) Impedansi urutan positif dan negatif untuk penyulang Damri dapat dilihat pada tabel 4.5 dan impedansi urutan nol dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.5 Impedansi urutan positif dan negatif Damri Panjang Saluran Panjang Kabel & Data Kabel (3 x 240 mm) Impedansi Penyulang (Z1,Z2) 1% 3,721 x (0,16 + j 0.09) (0,006 + j 0,0033) Ohm 25% 3,721 x (0,16 + j 0.09) (0,148 + j 0,083) Ohm 50% 3,721 x (0,16 + j 0.09) (0,297 + j 0,167) Ohm 75% 3,721 x (0,16 + j 0.09) (0,446 + j 0,251) Ohm 100% 3,721 x (0,16 + j 0.09) (0,595 + j 0,334) Ohm Tabel 4.6 Impedansi urutan nol Damri Panjang Saluran Panjang Kabel & Data Kabel (3 x 240 mm) Impedansi Penyulang (Z0) 1% 3,721 x (0, j ) (0, j 0,0086) Ohm 25% 3,721 x (0, j ) (0, j 0,2153) Ohm 50% 3,721 x (0, j ) (0, j 0,4307) Ohm 75% 3,721 x (0, j ) (0, j 0,6460) Ohm 100% 3,721 x (0, j ) (0, j 0,8614) Ohm 31
6 Dengan cara yang sama dapat dihitung hasil masing-masing penyulang impedansi urutan positif dan negatif serta urutan nol dari tiap-tiap penyulang (Koasi, Kopaja, Mikrolet dan Taxi), dimana hasilnya ditabulasi seperti masing-masing dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8. Tabel 4.7 Impedansi urutan positif dan negatif dari masing masing penyulang P. Saluran Impedansi Penyulang (Z1,Z2) Ω Damri Koasi Kopaja Mikrolet Taxi 1% 0,006+j0,0033 0,0048+j0,0027 0,0025+j0,0014 0, j 0,0041 0,0105+j 0, % 0,148+j0,083 0,1207+j0,0679 0,0623+j0,0351 0, j 0,1043 0,2632+j 0, % 0,297+ j 0,167 0,2414+j0,1358 0,1247+j0,0701 0,3709+ j 0,2086 0,5264+j 0, % 0,446+ j 0,251 0,3621+j0,2037 0,1871+j0,1052 0, j 0,3129 0,7896+j 0, % 0,595+ j 0,334 0,4828+j0,2716 0,2494+j0,1403 0, j 0,4173 1,0528+j 0,5922 Tabel 4.8 Impedansi urutan nol dari masing masing penyulang P. Saluran Impedansi Penyulang (Z0) Ω Damri Koasi Kopaja Mikrolet Taxi 1% 0,0095+j0,0086 0,0077+j0,0069 0,0039+j0,0036 0,0118+j0,0107 0,0118+j0, % 0,2381+j0,2153 0,1931+j0,1746 0,0997+j0,0902 0,2967+j0,2683 0,2967+j0, % 0,4762+j0,4307 0,3863+j0,3493 0,1995+j0,1804 0,5935+j0,5367 0,5935+j0, % 0,7144+j0,6460 0,5794+j0,5240 0,2993+j0,2706 0,8903+j0,8050 0,8903+j0, % 0,9525+j0,8614 0,7726+j0,6986 0,3991+j0,3609 1,1870+j1,0734 1,1870+j1,
7 4.4.2 Impedansi Equivalen Impedansi equivalen urutan positif dan negatif dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.19), dimana nilai = equivalen, sedangkan untuk impedansi equivalen urutan nol ( ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.20), dimana dapat dilihat sebagai berikut: a. = j j penyulang = j b. = 8, Zo penyulang Penyulang Damri Impedansi Equivalen Impedansi equivalen untuk penyulang Damri dapat dilihat pada tabel 4.9 dan impedansi equivalen dapat dilihat pada tabel Tabel 4.9. Z1 equivalen Damri Panjang Saluran Impedansi Z1,Z2 1% j (0,006 + j 0,0033 ) = 0,006 + j % j (0,148 + j 0,083 ) = 0,148 + j % j (0,297 + j 0,167 ) = 0,297 + j % j (0,446 + j 0,251 ) = 0,446 + j % j (0,595 + j 0,334 ) = 0,595 + j Tabel Zo equivalen Damri Panjang Saluran Impedansi Zo 1% j (0, j 0,0086 ) = 36, j % j (0, j 0,2153 ) = 36, j % j (0, j 0,4307 ) = 36, j % j (0, j 0,6460 ) = 36, j % j (0, j 0,8614 ) = 36, j
8 Sama halnya dengan masing-masing penyulang dan panjang saluran dari impedansi equivalen tiap-tiap penyulang (Koasi, Kopaja, Mikrolet, Taxi) dimana hasilnya ditabulasi seperti dapat dilihat pada tabel 4.11 dan tabel Tabel 4.11 Impedansi equivalen (Z1) dari masing masing penyulang P.Saluran Impedansi Penyulang (Z1) Ω Damri Koasi Kopaja Mikrolet Taxi 1% 0,006+j0,0033 0,0048+j0,0027 0,0025+j0,0014 0,0074+j0,0041 0,0105+j0, % 0,0148+j0,083 0,1207+j0,0679 0,0623+j0,0351 0,1854+j0,1043 0,2632+j0, % 0,297+j0,167 0,2414+j0,1358 0,1247+j0,0701 0,3709+j0,2086 0,5264+j0, % 0,446+j0,251 0,3621+j0,2037 0,1871+j0,1052 0,5564+j0,3129 0,7896+j0, % 0,595+j1,2759 0,4828+j0,2716 0,2494+j0,1403 0,7419+j0,4173 1,0528+j0,5922 Tabel 4.12 Impedansi equivalen (Zo) dari masing masing penyulang P.Saluran Impedansi Penyulang (Z0) Ω Damri Koasi Kopaja Mikrolet Taxi 1% 36,0095+j8, ,0077+j8, ,0039+j8, ,0118+j8, ,0118+j8, % 36,2381+j8, ,1931+j8, ,0997+j8, ,2967+j8, ,2967+j8, % 36,4762+j8, ,3863+j8, ,1995+j8, ,5935+j8, ,5935+j8, % 36,7144+j9,026 36,5794+j8,904 36,2993+j8, ,8903+j9,185 36,8903+j9, % 36,9525+j9, ,7726+j9, ,3991+j8, ,1870+j9, ,1870+j9,
9 4.5. PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT Arus hubung singkat penyulang Damri pada panjang saluran 25% dengan fasa tunggal ke tanah dihitung dengan menggunakan persamaan (3.21) untuk + +, dimana dapat ditabulasikan ke dalam tabel I = = 921,91 A Dengan cara yang sama, dilakukan untuk menghitung arus hubung singkat pada panjang saluran 1%,50%,75%,100% terhadap penyulang Damri maupun penyulang lainnya, dan untuk itu didapat seperti yang ditabulasikan pada tabel Tabel 4.13 Arus hubung singkat fasa tunggal ke tanah tiap tiap penyulang Lokasi Gangguan Arus hubung singkat Masing masing Penyulang (A) Damri Koasi Kopaja Mikrolet Taxi 1% 936,59 936,69 936,94 936,43 936,25 25% 921,91 924,83 930,77 918,32 914,16 50% 907,27 912,76 924,43 888,59 892,15 75% 892,93 900,98 918,16 882,59 871,11 100% 879,02 889,47 911,97 865,68 850, PERHITUNGAN ARUS KAPASITANSI Arus kapasitansi dihitung dari arus charging jaringan distribusi, sehingga besarnya arus kapasitansi dipengaruhi oleh besarnya kapasitansi kabel XLPE yang digunakan untuk tegangan 20 kv, dimana dapat diperlihatkan pada tabel 4.14 besar kapasitansi kabel XLPE 20 kv sebagai berikut: Tabel 4.14 Besar kapasitansi kabel XLPE untuk tegangan 20 kv Luas Penampang ( mm ) Ce ( mikrofarad/km ) 3 x x x
10 Untuk penyulang Damri yang mempunyai 3,721 km panjang kabel 3 x 240 mm² dan 0,2 km panjang kabel 3 x 300 mm², kapasitansi akan dihitung sebagai berikut: a. 3,721 x 0,31 F/Km = 0, F b. 0,2 x 0,34 F/Km = 0, F Xtotal saluran : = = Dengan demikian, arus kapasitansi penyulang Damri dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.22) sebagai berikut: Icedamri = = 13,28 A Arus kapasitansi penyulang lainnya, dapat dihitung dengan cara yang sama seperti di atas, dimana hasilnya dapat ditabulasikan pada tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Hasil perhitungan arus kapasitansi tiap tiap penyulang Penyulang Panjang kabel (km) Ukuran kabel (mm²) X.total saluran (Ω) Ice. Penyulang (A) Damri 3,721 3 x ,568 13,28 0,2 3 x 300 Koasi 3,018 3 x ,187 10,91 0,2 3 x 300 Kopaja 1,559 3 x ,879 5,993 0,2 3 x 300 Mikrolet 4,637 3 x ,088 16,37 0,2 3 x 300 Taxi 6,580 3 x ,49 22,92 0,2 3 x 300 Nilai-nilai arus kapasitif di atas, akan kembali ke sumber melalui titik di salah satu penyulang yang terganggu sehingga jika gangguan fasa tunggal ke tanah terjadi pada salah penyulang, maka arus kapasitif penyulang-penyulang yang lain kembali ke sumber seolah memberikan sumbangan arus gangguan di penyulang terganggu. Proses kejadian gangguan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Gangguan fasa tunggal ke tanah pada penyulang Damri arus kapasitifnya sebesar 13,28 A dan ditambahkan oleh penyulang (Koasi, Kopaja, Mikrolet, Taxi), sehingga arus kapasitif yang mengalir melalui titik gangguan dapat dirasakan oleh relai gangguan tanah di penyulang Damri, oleh karena itu arus kapasitifnya menjadi sebesar 56,193 A. 36
11 b. Gangguan fasa tunggal ke tanah pada penyulang Koasi arus kapasitifnya sebesar 10,91 A dan ditambahkan oleh penyulang (Damri, Kopaja, Mikrolet, Taxi), sehingga arus kapasitif yang mengalir melalui titik gangguan dapat dirasakan oleh relai gangguan tanah di penyulang Koasi, oleh karena itu arus kapasitifnya menjadi sebesar 58,563 A. c. Gangguan fasa tunggal ke tanah pada penyulang Kopaja arus kapasitifnya sebesar 5,993 A dan ditambahkan oleh penyulang (Damri, Koasi, Mikrolet, Taxi), sehingga arus kapasitif yang mengalir melalui titik gangguan dapat dirasakan oleh relai gangguan tanah di penyulang Kopaja, oleh karena itu arus kapasitifnya menjadi sebesar 63,48 A. d. Gangguan fasa tunggal ke tanah pada penyulang Mikrolet arus kapasitifnya sebesar 16,37 A dan ditambahkan oleh penyulang (Damri, Koasi, Kopaja, Taxi), sehingga arus kapasitif yang mengalir melalui titik gangguan dapat dirasakan oleh relai gangguan tanah di penyulang Mikrolet, oleh karena itu arus kapasitifnya menjadi sebesar 53,103 A. e. Gangguan fasa tunggal ke tanah pada penyulang Taxi arus kapasitifnya sebesar 22,92 A dan ditambahkan oleh penyulang (Damri, Koasi, Kopaja, Mikrolet), sehingga arus kapasitif yang mengalir melalui titik gangguan dapat dirasakan oleh relai gangguan tanah di penyulang Taxi, oleh karena itu arus kapasitifnya menjadi sebesar 46,553 A PERHITUNGAN WAKTU KERJA RELAI INVERS Untuk waktu kerja relai gangguan tanah yang digunakan adalah relai invers, dimana sistem relai invers ini dapat dipergunakan untuk gangguan fasa tunggal ke tanah dan gangguan simpatetik. Seting relai invers OC/GF di Incoming Trafo dapat dilihat pada tabel 4.16 a, seting relai OC/GF di GI GH diperlihatkan pada tabel 4.16 b, dan seting relai OC/GF di masing masing penyulang diperlihatkan pada tabel 4.16 c. 37
12 Tabel 4.16 a Seting relai OC/GF di Incoming Trafo 1 Relay O.C/G.F di Incoming Relai In Trafo Karakteristik Relay C.T Definite Inverse Ratio I set t set I set tms O.C G.F Tabel 4.16 b Seting relai OC/GF di GI GH Relay O.C/G.F di GI GH Relai Arus C.T Karakteristik Relay Beban Ratio Definite Inverse (A) I set t set I set tms O.C / G.F / Tabel 4.16 c. Seting relai OC/GF di tiap tiap penyulang Relai Setting arus & waktu Penyulang Damri Koasi Kopaja Mikrolet Taxi I(set) TMS I(set) TMS I(set) TMS I(set) TMS I(set) TMS OC 3,75 0,05 3,75 0,05 3,75 0,05 3,75 0,05 3,75 0,05 GF 1 0,08 1 0,08 1 0,08 1 0,08 1 0,08 Untuk menghitung nilai setelan arus : = 1,05 x = 1,05 x 285 A = 299,25 A I set primer pada GI Dukuh Atas sebesar 299,25 ampere. (dari data trafo distribusi 20 kv GI. Dukuh Atas). Untuk mengetahui nilai tms masing masing penyulang, maka diasumsikan nilai tms penyulang Damri untuk panjang saluran 25 % sebagai berikut: 0,3 = x 25% (dihitung dari tiap-tiap panjang saluran penyulang) Tms = 0,0122 s 38
13 Tms di atas dapat dihitung pada persamaan (3.23), oleh karena itu didapat tms masing masing penyulang dan panjang saluran yang diperlihatkan pada tabel Tabel 4.17 Tms masing masing penyulang pada saat terjadi gangguan hubung singkat fasa tunggal ke tanah. Lokasi Gangguan Tms masing masing penyulang (tms) Damri (tms) Koasi (tms) Kopaja (tms) Mikrolet (tms) Taxi 1% 0, , , , , % 0,0122 0,0122 0,0123 0,0121 0, % 0,0240 0,0241 0,0244 0,0235 0, % 0,0354 0,0357 0,0364 0,0351 0, % 0,0466 0,0472 0,0483 0,0460 0,0452 Karena gangguan simpatetik, maka Ice penyulang lain ikut menyumbangkan arus atau menambahkan arus dengan arus gangguan fasa tunggal ke tanah, dimana diperlihatkan oleh masing masing penyulang sebagai berikut: a. Penyulang Damri (diperlihatkan pada tabel 4.18a) Tabel 4.18 a tms simpatetik penyulang Damri Lokasi Gangguan If fasa tanah Ice penyulang lain tms 1% 936, , % 921, , % 907, , % 892, , % 879, ,0409 Pada gambar 4.2 diperlihatkan perbedaan tms fasa tunggal ke tanah dengan gangguan simpatetik pada penyulang Damri. 39
14 Gambar 4.2. Perbedaan tms antara gangguan fasa tunggal ke tanah dan gangguan simpatetik pada penyulang Damri b. Penyulang Koasi (diperlihatkan pada tabel 4.18b) Tabel 4.18 b tms simpatetik penyulang Koasi Lokasi Gangguan If fasa tanah Ice penyulang lain Tms 1% 936,69 A 58,563 A 0, % 924,83 A 58,563 A 0, % 912,76 A 58,563 A 0, % 900,98 A 58,563 A 0, % 889,47 A 58,563 A 0,0414 Pada gambar 4.3 diperlihatkan perbedaan tms fasa tunggal ke tanah dengan gangguan simpatetik pada penyulang Koasi. Gambar 4.3 Perbedaan tms antara gangguan fasa tunggal ke tanah dan gangguan simpatetik pada penyulang Koasi 40
15 c. Penyulang Kopaja (diperlihatkan pada tabel 4.18c) Tabel 4.18 c tms simpatetik penyulang Kopaja Lokasi Gangguan If fasa tanah Ice penyulang lain tms 1% 936,94 A 63,48 A 0, % 930,77 A 63,48 A 0, % 924,43 A 63,48 A 0, % 918,16 A 63,48 A 0, % 911,97 A 63,48 A 0,0425 Pada gambar 4.4 diperlihatkan perbedaan tms fasa tunggal ke tanah dengan gangguan simpatetik pada penyulang Kopaja. Gambar 4.4 Perbedaan tms antara gangguan fasa tunggal ke tanah dan gangguan simpatetik pada penyulang Kopaja d. Penyulang Mikrolet (diperlihatkan pada tabel 4.18d) Tabel 4.18 d tms simpatetik penyulang Mikrolet Lokasi Gangguan If fasa tanah Ice penyulang lain Tms 1% 936,43 A 53,103 A 0, % 918,32 A 53,103 A 0, % 888,59 A 53,103 A 0, % 882,59 A 53,103 A 0, % 865,68 A 53,103 A 0,
16 Pada gambar 4.5 diperlihatkan perbedaan tms fasa tunggal ke tanah dengan gangguan simpatetik pada penyulang Mikrolet. Gambar 4.5 Perbedaan tms antara gangguan fasa tunggal ke tanah dan gangguan simpatetik pada penyulang Mikrolet e. Penyulang Taxi (dapat diperlihatkan pada tabel 4.18e) Tabel 4.18 e tms simpatetik penyulang Taxi Lokasi Gangguan If fasa tanah Ice penyulang lain tms 1% 936,25 A 46,553 A 0, % 914,16 A 46,553 A 0, % 892,15 A 46,553 A 0, % 871,11 A 46,553 A 0, % 850,98 A 46,553 A 0,0394 Pada gambar 4.6 diperlihatkan perbedaan tms fasa tunggal ke tanah dengan gangguan simpatetik pada penyulang Taxi. 42
17 Gambar 4.6 Perbedaan tms antara gangguan fasa tunggal ke tanah dan gangguan simpatetik pada penyulang Taxi Setelah nilai masing-masing tms pada gangguan fasa tunggal ke tanah dan gangguan simpatetik diketahui maka, waktu kerja relai dari setiap penyulang dan penyulang lainnya dapat dihitung dengan contoh penyulang Damri sebagai berikut: Inverse untuk GFR penyulang Damri adalah : t = = 0,48 s Cara di atas digunakan juga untuk menghitung di tiap-tiap panjang saluran penyulang 25%, 50%, 75%, 100%, yang diberikan pada tabel Tabel 4.19 Waktu kerja relai dari masing masing penyulang L. Gangguan Waktu Kerja Relai (detik) Peny.Damri Peny.Koasi Peny.Kopaja Peny.Mikrolet Peny.Taxi 1% 0,48 s 0,48 s 0,48 s 0,48 s 0,48 s 25% 0,493 s 0,491 s 0,487 s 0,493 s 0,495 s 50% 0,50 s 0,497 s 0,491 s 0,509 s 0,506 s 75% 0,51 s 0,502 s 0,494 s 0,511 s 0,518 s 100% 0,52 s 0,509 s 0,497 s 0,521 s 0,531 s 43
18 Setelah didapat tabel di atas maka selisih kerja waktu relai penyulang 1 dan penyulang lainnya diperiksa, dan didapat t sebesar 0,4 detik, dan waktu kerja relai dianggap selektif. Khusus pemeriksaan waktu pada relai gangguan tanah : a. Arus kapasitif dimasukkan ke dalam hitungan, hasilnya simpatetik trip sudah tidak terjadi lagi. b. Dapat diketahui dari pemeriksaan waktu kerja relai arus Ice sewaktu gangguan tanah bagian dari Io masuk ke GF relay, dan dari itu dapat mempercepat waktu kerja GFR. 44
BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH
BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH 3.1 KOMPONEN KOMPONEN SIMETRIS Tiga fasor tak seimbang dari sistem fasa tiga dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3.1. JENIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam Jaringan (Sistem Kelistrikan) ada 3, yaitu: a. Gangguan Hubung
Lebih terperinciFEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.
FEEDER PROTECTION Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc. DIAGRAM SATU GARIS PEMBANGKIT TRAFO UNIT TRANSMISI SISTEM GENERATOR BUS HV TRAFO P.S BUS TM GARDU INDUK PERLU DIKOORDINASIKAN RELAI PENGAMAN OC + GF ANTARA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Godean Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari peralatannya, Gardu Induk ini merupakan gardu induk pasangan luar, gardu induk godean memiliki
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu
BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA 3.1. Pengertian Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu induk, dimana pemutus tenaga dari penyulang-penyulang
Lebih terperinciAnalisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma
Yusmartato,Yusniati, Analisa Arus... ISSN : 2502 3624 Analisa Arus Lebih Dan Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT, BERBAHAYA BAGI : PERALATAN MENGGANGGU : PELAYANAN PERLU DIKETAHUI BESARNYA ARUS SEBELUM KEJADIAN SESUNGGUHNYA. DALAM PERENCANAAN SISTEM DARI SEGI PENGUSAHAAN, SPESIFIKASI PMT,KONDUKTOR
Lebih terperinciSetting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota
JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI 2017 180 Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota NASRUL, ST., M. KOM ABSTRAK Daerah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current
BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan
Lebih terperincidalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam
6 Penyebab gangguan pada sistem distribusi dapat berasal dari gangguan dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam antara lain: 1 Tegangan lebih dan arus tak normal 2.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bab ini penulis membahas secara umum metode penelitian, yaitu penelitaian yang dilaksanakan melalui tahap-tahap yang bertujuan mencari dan membuat pemecahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PERHITUNGAN WAKTU KERJA RELE KARENA GANGGUAN SIMPATETIK SKRIPSI
i UNIVERSITAS INDONESIA PERHITUNGAN WAKTU KERJA RELE KARENA GANGGUAN SIMPATETIK SKRIPSI NUR EDI PRASETYO 06 06 04 2815 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI 2009 i ii UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem t`enaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :
STUDI ANALISA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN GROUND FAULT DETECTOR (GFD) PADA JARINGAN 20 KV PLN DISJAYA TANGERANG Badaruddin 1, Achmad Basofi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKata kunci : Gangguan, Sistem Proteksi, Relai.
ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH DAN GANGGUAN TANAH PADA PENYULANG LIMO Enggou Prastyo Utomo 1), Amien Rahardjo 2) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Abstrak Suatu
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG
Teknologi Elektro, Vol. 15, No.2, Juli - Desember 2016 53 STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG I Komang Anom Astana Ady 1,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Umum Secara umum pengertian sistem proteksi ialah cara untuk mencegah atau membatasi kerusakan peralatan tehadap gangguan, sehingga kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir
29 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Untuk menyelesaikan Laporan akhir ini dibutuhkan data penunjang yang diperoleh dari : Tempat Penelitian : 1. PT. PLN (Persero) Gardu Induk (GI) Kraksaan 2. PT.
Lebih terperinciSIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK
Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang
Lebih terperinciPROTEKSI PADA FEEDER DISTRIBUSI TERHADAP KEMUNGKINAN GANGGUAN SYMPHATHETIC SATU SALURAN KE TANAH. Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
PROTEKSI PADA FEEDER DISTRIBUSI TERHADAP KEMUNGKINAN GANGGUAN SYMPHATHETIC SATU SALURAN KE TANAH Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan diploma III Pada jurusan teknik
Lebih terperinciKOORDINASI PROTEKSI PADA RELAI ARUS LEBIH PADA JARINGAN SPINDEL. TEGANGAN MENENGAH 20 kv
TUGAS AKHIR KOORDINASI PROTEKSI PADA RELAI ARUS LEBIH PADA JARINGAN SPINDEL TEGANGAN MENENGAH 20 kv Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka
Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP
KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP 11.1.1 Bambang Nugrahadi P *), Juningtyastuti, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade
Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Nandha Pamadya Putra¹, Hery Purnomo, Ir., MT.², Teguh Utomo, Ir., MT.³ ¹Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciAnalisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ
ISSN: 1410-233 nalisa Perhitungan dan Pengaturan Relai rus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ Muhalan, Budi Yanto Husodo Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan bahwa
Lebih terperinciStudi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel
Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 37 Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel I D.G.Agung Budhi Udiana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik yang terdiri dari instalasi PHB-TM (Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah), TD (Transformator Distribusi),
Lebih terperinciStudi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru
Studi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru Muhammad Arif*,Firdaus** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciPEMASANGAN DGR ( DIRECTIONAL GROUND RELE
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. berjudul PEMASANGAN DGR (DIRECTIONAL GROUND RELE) UNTUK
Lebih terperinciPraktikum SISTEM PROTEKSI
Praktikum SISTEM PROTEKSI RELAY GANGGUAN TANAH Disusu Oleh : KELOMPK 6 1. Febrio Nugrah Alganiy 2. Priyanto Wicaksono 3. Selvia Kurniawanty Herlianto 4. Yopi Andesta POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2012 Relay
Lebih terperinciANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG
ANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG Fajar Pranayuda 1), Achmad Solichan 2), M.Toni Prasetyo 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciGround Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay
Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman [2] Sistem pengaman adalah beberapa komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk satu tujuan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi disebabkan
Lebih terperinciVol: 4, No. 2, September 2015 ISSN: KOORDINASI SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA PENYULANG DISTRIBUSI 20 kv GI PAUH LIMO
Vol: 4, No., September 05 SSN: 30-949 KOORDNAS SSTEM PROTEKS ARUS LEBH PADA PENYULANG DSTRBUS 0 kv G PAUH LMO Erliwati, Syafii, dan Muhammad Nurdin 3 Program Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Teori Umum Proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik. Tujuan utama dari suatu sistem tenaga listrik
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN
STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN I Putu Dimas Darma Laksana 1, I Gede Dyana Arjana 2, Cok Gede Indra Partha 3 1,2,3
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI
BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk (1) Gardu induk merupakan bagian ( sub sistem ) dari sistem transmisi, berfungsi untuk : 1. Mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO
ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO4 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO Boy Marojahan F. Tambunan *), Karnoto, and Agung Nugroho Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya
Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Eka Setya Laksana
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciKata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih
ANALSS KOORDNAS RELE ARUS LEBH DAN PENUTUP BALK OTOMATS (RECLOSER) PADA PENYULANG JUNREJO kv GARDU NDUK SENGKALNG AKBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SNGKAT Mega Firdausi N¹, Hery Purnomo, r., M.T.², Teguh Utomo,
Lebih terperinciKOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS
KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS Sartika Kusuma Wardani, Subali Program Studi Diploma
Lebih terperinciEVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5
EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5 Mahfudh Sanusi *), Juningtyastuti, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciKOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)
JURNAL MEDIA TEKNIK VOL. 8, NO.3: 2011 KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00) KASMIR Staf Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem tenaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator 1 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. [9] PT. PLN (Persero) UBS P3B REGION JAKARTA BANTEN Pegenalan Gardu Induk. Jakarta : PT. PLN (Persero).
65 DAFTAR PUSTAKA [1] Asvitri, Nurita Dwi dan Rizka Iswinda Kurnia. 2013. Studi Koordinasi Relay Proteksi pada trafo 4 Gardu Induk Sengkaling. Malang : Politeknik Negeri Malang. [2] Fadil, Nurcholis. 2005.
Lebih terperinciANALISIS RESETTING RELE ARUS LEBIH AKIBAT PERUBAHAN TRANSFORMATOR DAYA DAN PENAMBAHAN PENYULANG DI GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG
ANALISIS RESETTING RELE ARUS LEBIH AKIBAT PERUBAHAN TRANSFORMATOR DAYA DAN PENAMBAHAN PENYULANG DI GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG Mochamad Irfani Fauzan *), Juningtyastuti, and Mochammad Facta Departemen
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando
Lebih terperinciEVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN
EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN Adhitya Indrajaya Putra *), Karnoto, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir Skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi literatur, yaitu langkah pertaman yang
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) 3.1. Relai Proteksi Pada Transformator Daya Dan Penyulang
BAB III PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) 3.1. Relai Proteksi Pada Transformator Daya Dan Penyulang 3.1.1. Definisi Relai Proteksi Tujuan utama dari sistem tenaga listrik adalah
Lebih terperinci5. PERHITUNGAN SETTING RELAI PROTEKSI TRAFO TENAGA
5. PERHITUNGAN SETTING RELAI PROTEKSI TRAFO TENAGA 5.. Setting Relai Differensial Dan REF 5... Perhitungan Setting Proteksi Trafo Tenaga 50/20 kv GI Data Parameter yang diperlukan a) Trafo Tenaga Merupakan
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 46 ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) I Gusti Putu Arka, Nyoman Mudiana, dan
Lebih terperinciBAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT
13 BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT 2.1. Pendahuluan Sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri dari pembangkit, gardu induk, jaringan transmisi dan distribusi. Berdasarkan konfigurasi jaringan,
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciAnalisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1,. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-81 Analisis Sympathetic Trip pada Ungasan dan Bali Resort, Bali Cakasana Alif Bathamantri, Rony Seto Wibowo, dan Ontoseno Penangsang Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian mengenai pengaman yang terdapat pada busbar 150 kv telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan pengaman
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator 1 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,
Lebih terperinciANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN
ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciUNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH GARDU INDUK 150 KV SEI. RAYA PONTIANAK
UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH GARDU INDUK 150 KV SEI. RAYA PONTIANAK Harry Furqan 1), Bonar Sirait ), Junaidi 3) 1,,3) Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah berupa Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA
BAB GANGGUAN PADA JARNGAN LSTRK TEGANGAN MENENGAH DAN SSTEM PROTEKSNYA 3.1 Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyebab utama terjadinya pemutusan saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan pada sistem
Lebih terperinciAnalisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti
Analisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti Ario Putra*, Firdaus** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciStudi Penyetelan Relay Arus Lebih (OCR) pada Gardu Induk Teluk Lembu Pekanbaru
Studi Penyetelan Relay Arus Lebih (OCR) pada Gardu Induk Teluk Lembu Pekanbaru Engla Pafela*, Eddi Hamdani** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Binawidya
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi
Lebih terperinciBAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN
39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang
Lebih terperinciBAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING
BAB IV ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING 4.1 Umum Relai jarak pada umumnya dipakai untuk proteks isaluran transmisi. Relai jarak mempunyai zona zona proteksi yang disetel dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR PERSAMAAN... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu Induk (GI) adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang kebutuhan listrik konsumen maupun sebagai pengatur pelayanan tenaga listrik yang didapatkan
Lebih terperinciVol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X
Vol17 No2 Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X PERHITUNGAN KOORDINASI RELAY PROTEKSI OCR / GFR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATHCAD PADA TRAFO DAYA UNIT II 20 MVA GI SALAK Oleh Zulkarnaini 1, Mohammad
Lebih terperinciSetting Proteksi Transformator 30 MVA Di Gardu Induk Batu Besar 150/20 KV PT. B RIGHT PLN Batam Dengan Menggunakan Software ETAP
Setting Proteksi Transformator 30 MVA Di Gardu Induk Batu Besar 150/0 KV PT. B RIGHT PLN Batam Dengan Menggunakan Software ETAP Reza Al Mattin*, Firdaus** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.
BAB IV PERHITUGA ARUS GAGGUA HUBUG SIGKAT FASA TUGGAL KE TAAH TERHADAP GEERATOR YAG TITIK ETRALYA DI BUMIKA DEGA TAHAA TIGGI PADA PLTU MUARA KARAG 4.1. UMUM Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal
4.1. Data yang Diperoleh BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah dikumpulkan untuk menunjang dilakukannya perbaikan koordinasi
Lebih terperinciBAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv
39 BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv persamaan 3.2 Untuk mencari jatuh tegangan di delapan penyulang
Lebih terperinciD. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...
Lebih terperinciPenentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan
Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 0 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato
Lebih terperinciAnalisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1,. 1, (2012) 1-7 1 Analisis Sympathetic Trip pada Ungasan dan Bali Resort, Bali Cakasana Alif Bathamantri, Rony Seto Wibowo, dan Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi. Oleh sebab itu jaringan distribusi merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK
TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk
II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem proteksi merupakan bagian penting dalam sebuah sistem kelistrikan yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan bagian dari sistem
Lebih terperinciANALISIS RESETTING RECLOSER PADA SALURAN WLI 06 TRAFO 30 MVA 150 KV GARDU INDUK WELERI KENDAL DENGAN SIMULASI ETAP
ANALISIS RESETTING RECLOSER PADA SALURAN WLI 06 TRAFO 30 MVA 150 KV GARDU INDUK WELERI KENDAL DENGAN SIMULASI ETAP 12.6.0 Taufiq Hidayat *), Karnoto, and Yuningtiastuti Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Ada dua jenis metode penelitian, yaitu metode riset ilmiah (scientific) dan metode riset naturalis (naturalist approach). Metode riset
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI SETTING RELAY PENGAMAN AKIBAT UPRATING TRANSFORMATOR DI GARDU INDUK GIANYAR
E-Journal SEKTRUM Vol. 2, No.2 Juni 2015 ANALISIS KOORDINASI SETTING RELAY ENGAMAN AKIBAT URATING TRANSFORMATOR DI GARDU INDUK GIANYAR I. G. Eko utra, 1 G. D. Arjana, 2 C. G. I. artha. 1,2, Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2
STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 1,2 Proram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinci