STUDI PENGGUNAAN BAKTERI INDIGEN PETROFILIK DALAM PROSES BIOREMEDIASI HIDROKARBON MINYAK BUMI DI WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN
|
|
- Yohanes Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PENGGUNAAN BAKTERI INDIGEN PETROFILIK DALAM PROSES BIOREMEDIASI HIDROKARBON MINYAK BUMI DI WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN Oleh: Munawar 1), S. P. Estuningsih 1), B. Yudono 2), M. Said 3), and Salni 1) 1) Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya 2) Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya 3) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya ABSTRACT Research about study the usage of petrophilic indigenous bacteria in petroleum hydrocarbon bioremediation process at south sumatera region has been conducted. The aim of this research is to know activity of petrophilic indigenous bacteria in bioremediation process of petroleum hydrocarbon at some petroleum hydrocarbon contaminated area in south sumatera. This Research is conducted in three petroleum hydrocarbon contaminated area, consisted of subprovince Muara Enim (E:104 o ; S:003 o ), Muba (E:104 o ; S:02 o ), and Muara Jambi (E:103 o ; S:01 o ). Each contaminated area of petroleum hydrocarbon have been sampling consisted of the soil, water, and sediment, hereinafter of each samples isolated petrophilic bacteria. Bacteria isolates have been selected and optimized to increase activity. Petrophilic bacterium isolated that already optimized were used to bioremediation process of petroleum hydrocarbon at contaminated area in accordance with come isolates. The result of research indicates that velocity of degradation Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) at three locations is 5.19% week -1 ; 5.27% week -1 ; 5.33% week -1 successively Muara Enim, Muba, and Muara Jambi. Whereas bacteria population at three locations range from 10 8 up to cfu/gram of soil. This result indicate that petrophilic indigenous bacteria that already optimized becomes more effective used at bioremediation process of contaminated soil by petroleum hydrocarbon. Key words: petrophilic indigenous bacteria, bioremediation, petroleum hydrocarbon, south sumatera ABSTRAK Penelitian tentang studi penggunaan bakteri indigen petrofilik dalam proses bioremediasi hidrokarbon minyak bumi di wilayah sumatera bagian selatan telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas bakteri indigen petrofilik dalam menurunkan kadar cemaran hidrokarbon minyak bumi di beberapa lokasi tercemar hidrokarbon minyak bumi di sumatera bagian selatan. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yang tercemar hidrokarbon minyak bumi meliputi kabupaten Muara Enim (E:104 o 07 17,4 ; S:003 o 15 42,3 ), Muba (E:104 o 07 23,1 ; S:02 o 34 58,3 ), dan Muara Jambi (E:103 o 30 07,10 ; S:01 o 46 26,00 ). Masing-masing area terkontaminasi hidrokarbon minyak bumi diambil sampel berupa tanah, air, dan sedimen, selanjutnya dari setiap sampel diisolasi bakteri petrofilik. Isolat yang diperoleh diseleksi dan dioptimasi sehingga aktivitasnya meningkat. Isolat bakteri petrofilik yang sudah dioptimasi digunakan untuk proses bioremediasi hidrokarbon minyak bumi pada lokasi yang tercemar sesuai dengan asal isolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju penurunan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) pada tiga lokasi adalah 5,19%/minggu; 5,27%/minggu; 5,33%/minggu berturut-turut lokasi Muara Enim, Muba, dan Muara Jambi. Sedangkan populasi bakteri pada tiga lokasi berkisar antara 10 8 sampai cfu/gram tanah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bakteri petrofilik indigen yang telah dioptimasi menjadi lebih efektif digunakan pada proses bioremediasi tanah terkontaminasi hidrokarbon minyak bumi. Kata kunci: bakteri indigen petrofilik, bioremediasi, hidrokarbon minyak bumi, sumatera selatan
2 I. PENDAHULUAN Wilayah Sumatera bagian selatan merupakan daerah yang banyak terdapat industri minyak bumi, baik hulu maupun hilir. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan produksi minyak bumi, membawa konsekuensi dilakukannya pengelolaan secara komprehensif, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan tersebut dapat diminimalisasi. Salah satu dampak negatif kegiatan eksplorasi dan produksi minyak bumi adalah tercemarnya lingkungan oleh hidrokarbon petroleum. Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon petroleum dapat terjadi akibat adanya limbah dari tank cleaning, kebocoran pipa, tumpahan atau ceceran crude oil selama proses eksplorasi, produksi, dan transportasi ataupun peristiwa kecelakaan seperti terjadinya semburan liar dari sumur minyak yang sudah ada. Akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang terhadap lingkungan terestrial maupun lingkungan akuatik yang tercemar adalah menurunnya kualitas lingkungan sehingga biota yang menempati lingkungan tersebut terganggu. Disamping itu, penurunan kualitas lingkungan akibat terkontaminasi hidrokarbon petroleum dapat mengurangi fungsi lingkungan, terutama sebagai habitat biota yang memberi kontribusi terhadap keseimbangan ekologis. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif akibat kegiatan di atas adalah melakukan pengolahan limbah hidrokarbon petroleum atau meremediasi lingkungan yang tercemar oleh hidrokarbon petroleum. Upaya tersebut dikenal dengan bioremediasi atau pengolahan secara biologis. Bioremediasi merupakan salah satu teknologi pengolahan limbah atau lingkungan yang tercemar dengan memanfaatkan potensi biota lokal yang berasal dari lingkungan tempat limbah atau lingkungan yang tercemar itu berada. Biota lokal salah satunya adalah bakteri indigen yang bersifat petrofilik yaitu mampu mendegradasi komponen hidrokarbon yang terdapat dalam limbah atau lingkungan yang tercemar hidrokarbon petroleum. Bakteri indigen merupakan bakteri pribumi sehingga sudah teradaptasi dengan berbagai faktor lingkungan di habitat asalnya. Bakteri petrofilik yang berasal dari lingkungan yang tercemar hidrokarbon petroleum sudah teradaptasi dengan faktor lingkungan yang ada, sehingga memungkinkan mempunyai kemampuan biodegradasi maksimal di lingkungan tersebut. Proses biodegradasi senyawa hidrokarbon petroleum dipegaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu bakteri petrofilik yang melakukan biodegradasi, faktor lingkungan selama proses biodegradasi, dan nutrien yang dibutuhkan. Jenis-jenis bakteri petrofilik dapat secara maksimal melakukan degradasi jika faktor lingkungan yang ada sesuai dan nutrien yang dibutuhkan dipenuhi (Mehrasbi et al., 2003; Munawar and Said, 2007; Munawar et al., 2007) Studi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas bakteri indigen petrofilik dalam menurunkan kadar cemaran hidrokarbon petroleum di beberapa lokasi tercemar oleh hidrokarbon petroleum di sumatera bagian selatan. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yang tercemar hidrokarbon minyak bumi meliputi kabupaten Muara Enim (E:104 o 07 17,4 ; S:003 o 15 42,3 ), Muba (E:104 o 07 23,1 ; Halaman 2 dari 8 halaman
3 S:02 o 34 58,3 ), dan Muara Jambi (E:103 o 30 07,10 ; S:01 o 46 26,00 ). Masing-masing lingkungan tersebut berturut-turut mewakili pencemaran hidrokarbon petroleum akibat semburan liar sumur minyak, akibat tumpahan dari tangki penampungan, dan akibat proses eksplorasi produksi. II. MATERI DAN METODE Isolasi dan identifikasi bakteri indigen petrofilik Isolasi bakteri indigen petrofilik dilakukan terhadap sampel berupa tanah, air, dan sedimen yang diambil dari tiga lokasi yang tercemar hidrokarbon petroleum yaitu dari kabupaten Muara Enim, kabupaten Muba, dan kabupaten Muara Jambi. Masing-masing jenis sampel dari setiap lokasi selanjutnya dilakukan isolasi terhadap bakteri indigen petrofilik. Setiap jenis sampel dikultur dalam medium Zobell cair, selanjutnya ditumbuhkan dalam medium selektif yang hanya mempunyai satu sumber karbon berupa hidrokarbon petroleum (Munawar, 1999; Hary dkk., 2006). Identifikasi dilakukan berdasarkan karakter secara morfologi yang meliputi morfologi koloni dan sel, serta serangkaian uji-uji fisiologi yang biasa digunakan untuk identifikasi bakteri. Karakteristik setiap isolat yang diperoleh dicocokan dengan buku Bergey s Manual of Determinative Bacteriology (Buchanan and Gibbons, 1974). Persiapan kultur bakteri indigen petrofilik Masing-masing isolat bakteri yang diperoleh dari setiap lokasi dibuat kultur campur menggunakan medium Mineral Salt Medium (MSM) cair (Mehrasbi et. al., (2003). Selanjutnya dilakukan penggandaan kultur sesuai dengan volume yang dibutuhkan dilapangan. Penggandaan volume kultur menggunakan Soil Extract Medium (SEM) yang dimodifikasi. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan sumber C, N, P, dan K dengan ratio C:N:P:K adalah 100:10:1:0,1. (modifikasi Margesin and Schinner, 2001). Persiapan pilot unit bioremediasi di lapangan Proses bioremediasi dilakukan dalam suatu mixing cell yang berukuran 50 m x 12 m x 0,3 m. Limbah atau tanah yang tercemar hidrokarbon petroleum sebelum dilakukan proses bioremediasi terlebih dahulu dipreparasi. Preparasi dilakukan dengan cara menambahkan tanah segar hingga konsentrasi Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) 15%, selanjutnya ditambahkan agen pengembang berupa serbuk gergaji sebanyak 5% dan ditambah nutrien berupa sumber N, P, dan K dengan memperhitungkan konsentrasi TPH sebagai sumber C, sehingga diperoleh ratio C:N:P:K adalah 100:10:1:0,1. (modifikasi Margesin and Schinner, 2001; Dibble and Bartha, 1979). Halaman 3 dari 8 halaman
4 Ekstraksi TPH dari tanah tercemar hidrokarbon petroleum Sampel berupa tanah diambil dari setiap Mixing Cell terdiri atas beberapa titik dan setiap titik sampling diambil bagian atas, tengah dan bawah. Sampel dalam satu Mixing Cell dikomposit baru dilakukan analisis konsentrasi TPH. Sampel tanah komposit diambil sebanyak 10 g dan diekstraksi menggunakan heksan, methil klorida, dan kloroform masing-masing 100 ml. Ekstrak yang diperoleh dari masing-masing pelarut digabungkan dan ditimbang sebagai TPH secara gravimetri (Misiira et. al., 2001; Minai-Tehrabi and Herfatmanesh, 2007). Penghitungan populasi bakteri selama proses bioremediasi Penghitungan populasi bakteri dilakukan pada sampel yang sama dengan untuk perhitungan TPH. Sampel tanah diambil secara aseptik sebanyak 10 g, diencerkan dalam larutan NaCl 0,85% sebanyak 99 ml, selanjutnya dibuat seri pengenceran sampai Mulai pengenceran 10-2 sampai diambil 1 ml mengunakan metode pour plate dikultur dalam medium Oil Agar (OA). Kultur dalam medium OA diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan penghitungan koloni yang tumbuh berdasarkan Standard Plate Count (SPC) (Ayotamuno et al., 2007). Pemantauan proses bioremediasi Setiap Mixing Cell di semua lokasi dilakukan pemantauan terhadap suhu, kelembaban, dan ph. Pengukuran suhu dilakukan dengan soil thermometer, pengukuran kelembaban dan ph dilakukan menggunakan soil tester. Kelembaban dipertahankan 50% 70% dengan menyemprotkan air atau mengurangi air jika berlebih, sedangkan ph dipertahankan pada nilai 6 8 unit dengan cara menambahkan zat kapur jika terlalu asam dan menambahkan sulfur jika terlalu basa. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan seleksi bakteri indigen petrofilik Tabel 1. Daftar isolat bakteri indigen petrofilik yang ditemukan di setiap lokasi lingkungan yang tercemar hidrokarbon petroleum di wilayah Sumatera bagian selatan Lokasi Kabupaten Muara Enim Kabupaten Muba Kabupaten Muara Jambi Jenis bakteri yang ditemukan Bacillus coagulan, Bacills lentimorbus, Bacillu spasteuri, Bacillus freudenrechii, Pseudomonas freudenreichi, dan Peseudomonas aeruginosa Bacillus sphaericus, Bacillus megaterium, Bacillus mycoide, Bacillus cereus, Pseudomonas pseudoalcaligenes, Xanthobacter autotraphicus Pseudomonas flourescen, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus coagulans Halaman 4 dari 8 halaman
5 Berdasarkan tabel 1. isolat bakteri indigen petrofilik yang diperoleh dari tiga lokasi terdiri atas tiga genera meliputi Bacillus, Pseudomonas, Xanthobacter. Satu diantara tiga genera tersebut yaitu genus Xanthobacter hanya ditemukan di lokasi Muba, sedangkan dua genera lainnya yaitu Bacillus dan Pseudomonas ditemukan di tiga lokasi masing-masing Muara Enim, Muba, dan Muara Jambi. Tiga genera yang diperoleh merupakan bakteri indigen petrofilik yang hidup di tanah. Konsentrasi TPH dan populasi bakteri selama proses bioremediasi Konsentrasi TPH dilokasi Muara Enim menunjukkan penurunan selama proses bioremediasi (Gambar 1.), sedangkan populasi bakteri di lokasi tersebut (Gambar 1.) menunjukkan bahwa pada awal bioremediasi (T0) populasi bakteri masih rendah karena belum diinokulasi dengan isolat bakteri indigen petrofilik. Setelah diinokulasi bakteri indigen petrofilik, mulai T1 terjadi peningkatan populasi berkisar hingga 10 8 cfu/g tanah sampai akhir proses bioremediasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa bakteri indigen petrofilik yang diinokulasikan mampu bertahan hidup dan memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber karbonnya. Pemanfaatan hidrokarbon sebagai sumber karbon oleh bakteri tersebut ditunjukkan adanya kenaikan laju biodegradasi TPH setelah T0, laju biodegradasi TPH maksimum di lokasi Muara Enim dicapai pada T4 yaitu 7,69 %/minggu. Gambar 1. Kondisi TPH, Populasi bakteri, dan Laju biodegradasi selama proses bioremediasi di lokasi Muara Enim Proses bioremediasi di lokasi Muba menunjukkan bahwa mulai T0 sampai T8 terjadi penurunan konsentrasi TPH yang juga berbanding terbalik dengan populasi bakteri. Populasi bakteri pada T3 Halaman 5 dari 8 halaman
6 sampai T8 stabil pada jumlah sekitar cfu/g. Laju biodegradasi TPH maksimum dicapai pada posisi T3 yaitu 7,22% TPH/minggu, posisi tersebut juga menunjukkan populasi bakteri tertinggi. Gambar 2. Kondisi TPH, Populasi bakteri, dan Laju biodegradasi selama proses bioremediasi di lokasi Muba Gambar 3. Kondisi TPH, Populasi bakteri, dan Laju biodegradasi selama proses bioremediasi di lokasi Muara Jambi Halaman 6 dari 8 halaman
7 Di lokasi Muara Jambi menunjukkan bahwa jumlah awal bakteri sebelum diinokulasi dengan isolat bakteri indigen petrofilik jumlahnya sangat rendah yaitu sekitar 10 2 cfu/g, namun setelah diinokulasi jumlah tersebut meningkat tajam pada posisi T1 hingga mencapai sekitar 10 8 cfu/g. Kondisi ini menyebabkan laju biodegradasi TPH pada posisi T1 paling tinggi hingga mencapai 12,37% TPH/minggu. Populasi bakteri mulai posisi T2 sampai posisi T8 stabil sekitar 10 9 hingga cfu/g. Secara umum konsentrasi TPH selama proses bioremediasi di setiap lokasi menunjukkan penurunan yang berbanding lurus dengan waktu bioremediasi (Gambar1, 2, dan 3). Sedangkan Populasi bakteri pada awal bioremediasi (T0) terlihat rendah hanya berkisar 10 2 hingga 10 4 cfu/g, populasi tersebut menunjukkan populasi bakteri awal sebelum diinokulasi bakteri indigen petrofilik. Setelah diinokulasi dengan bakteri indigen petrofilik populasi bakteri meningkat menjadi 10 8 hingga cfu/g. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri indigen yang ditambahkan ke dalam mixing cell dapat bertahan hidup dan mampu melakukan biodegradasi TPH dengan memanfaatkan hidrokarbon petroleum sebagai sumber karbon dan energinya. Gambar 4. Grafik hubungan antar populasi bakteri dan laju biodegradasi selama proses bioremediasi pada tiga lokasi Gambar 4, menunjukkan bahwa selama proses bioremediasi populasi bakteri dan laju biodegradasi TPH mempunyai pola yang sama. Pola tersebut menjelaskan bahwa laju biodegradasi TPH meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah bakteri. Kondisi ini juga dapat menjelaskan bahwa bakteri indigen petrofilik yang diinokulasikan mampu melakukan proses bodegradasi terhadap senyawa hidrokarbon petroleum yang ada. Hasil ini didukung oleh penelitian Misiriia et al., (2001) yaitu penambahan inokulum mamp menstimulasi bioremediasi in situ pada tanah yang terkontaminasi sludge minyak bumi. Selama proses bioremediasi kelembaban, ph, dan suhu masih memenuhi kondisi optimal. Halaman 7 dari 8 halaman
8 IV. KESIMPULAN DAN SARAN Laju penurunan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) pada tiga lokasi adalah 5,19%/minggu; 5,27%/minggu; 5,33%/minggu berturut-turut lokasi Muara Enim, Muba, dan Muara Jambi. Populasi bakteri pada tiga lokasi berkisar antara 10 8 sampai cfu/gram tanah. Bakteri petrofilik indigen yang telah dioptimasi menjadi lebih efektif digunakan pada proses bioremediasi tanah terkontaminasi hidrokarbon petroleum. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola interaksi bakteri petrofilik indigen dalam bentuk konsorsium pada proses biodegradasi hidrokarbon petroleum. Penelitian ini akan memberikan informasi ilmiah tentang keterkaitan antara kinerja biodegradasi dan pola interaksi dalam bentuk konsorsium. DAFTAR PUSTAKA Ayotamuno, M.J., R.N. Okparanma, E.K. Nwenwka, S.O.T. Agaji, and S.D. Probert Bioremediation of a Sludge Containing Hydrocarbons. Appl. Energy. 85(9): Buchanan, R.E. & N.E. Gibbons (CoE) Bergey s Manual of Determinative Bacteriology. 8 th. Ed. S.T. Cowan, J.G. Holt, J. Liston, R.G.E. Murray, C.F. Niven, A.W. Ravin & R.Y. Stanier (Eds.). Baltimore. Dibble, J.T. and R. Bartha Effect of Environmental Parameters on the Biodegradation of Oil Sludge. Appl.Environ. Microbiol. 37(4): Margesin, R., and F. Schinner Bioremediation (natural attenuation and Biostimulation) of diesel-oil-contaminated soil in an alpine glacier skiing area. Appl. Environ. Microbiol. 67(7): Mehrasbi, M.R., B. Haghighi, M. Shariat, S. Naseri, and K. Naddafi Biodegradation of Petroleum Hydrocarbons in Soil. Iranian J. Publ. Health. 32(3): Minai-Tehrani, D and A. Herfatmanesh Biodegradation of Aliphatic and Aromatic Fraction of Heavy Crude Oil-Contaminated Soil: A Pilot Study. Bioremediation Journal. 11(2): Misiira, S., J. Jyot, R.C. Kuiiad, and B. Lal Evaluation of Inoculum Addition to Stimulate in situ Bioremediation of oily-sludge-contaminated soil. Appl. Environ. Microbiol. 67(4): Munawar and M. Said Role of Nutrient and Bacteria in Reduction of Oil in Bioremediation of Wastewater from Oil Refinery Industry. The 14 th Regional Symposium Chemical Engeenering. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Munawar, M. Said, B. Yudono, dan S.P. Estuningsih Penggunaan bakteri indigenous dalam proses bioremediasi ex situ pada tanah terkontaminasi minyak akibat semburan liar sumur betun 01. Seminar Penanganan Kontaminasi Lahan. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta Convention Center. Munawar Isolasi dan Uji Kemampuan Isolat Bakteri Rhizosfir dari Hutan Bakau di Cilacap dalam Mendegradasi Residu Minyak. Tesis magister ITB. Bandung Widjajanti, Hary, Munawar, dan Nofiah Isolasi, Seleksi, dan Karekterisasi Bakteri Hidrokarbonoklastik dari Limbah Cair Kegiatan Eksplorasi Minyak bumi. Pengelolaan lingk. dan sumber daya alam. 5(4): Halaman 8 dari 8 halaman
Biodiversitas bakteri indigen dan kontribusinya dalam pengelolaan lingkungan tercemar: Studi kasus beberapa wilayah di Indonesia
PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 6, September 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 1359-1363 DOI: 10.13057/psnmbi/m010616 Biodiversitas bakteri indigen dan kontribusinya dalam pengelolaan lingkungan
Lebih terperinciEksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim Bambang Yudono 1, Sri Pertiwi Estuningsih 2,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut : 1. Jumlah total bakteri pada berbagai perlakuan variasi konsorsium bakteri dan waktu inkubasi. 2. Nilai
Lebih terperinciViabilitas Konsorsium Bakteri Penambat Nitrogen dan Pelarut Fosfat pada Media Pembawa Tanah Gambut sebagai Agen Pupuk Hayati
Viabilitas Konsorsium Bakteri Penambat Nitrogen dan Pelarut Fosfat pada Media Pembawa Tanah Gambut sebagai Agen Pupuk Hayati Viability of Consortium Nitrogen-Fixing Bacteria and Phosphate- Solubilizing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buangan sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan (Fahruddin, 2010). Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak bumi merupakan energi utama yang sulit tergantikan sampai saat ini. Dalam produksi minyak bumi dan penggunaannya, dapat menghasilkan buangan sebagai limbah yang
Lebih terperinciBIOREMEDIASI HIDROKARBON MINYAK BUMI MENGGUNAKAN ISOLAT INDIGENOUS
BIOREMEDIASI HIDROKARBON MINYAK BUMI MENGGUNAKAN ISOLAT INDIGENOUS Rofiq Sunaryanto Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Gd.611 Laptiab BPPT, PUSPIPTEK Setu, Tangerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi akibat. kecerobohan manusia telah mengalami peningkatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi akibat kecerobohan manusia telah mengalami peningkatan dan mengganggu kehidupan organisme di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis limbah, maka perlu dipelajari dan dikembangkan metode yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang perekonomiannya terbilang maju. Hal ini bisa dilihat dari berkembang pesatnya sektor-sektor industri, baik
Lebih terperinciDegradasi Tanah Lahan Suboptimal oleh Bacillus mycoides Indigenous dan Kinetika Reaksinya
Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 3, No.1: 90-96, April 2014 Degradasi Tanah Lahan Suboptimal oleh Bacillus mycoides Indigenous
Lebih terperinciGambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN III.1. Tahapan Penelitian Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian III.1.1. Studi Literatur Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum memulai penelitian. Pada tahap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2014). Badan Pusat Statistik (2013) menyebutkan, di provinsi Daerah Istimewa. satunya adalah limbah minyak pelumas bekas.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat migrasi di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyebabkan terjadinya peningkatan mobilitas yang akan berdampak pada kebutuhan
Lebih terperinciBioremediasi Tanah Terkontaminasi Limbah Minyak Bumi dengan Menggunakan Kombinasi Konsorsium Bakteri Indigen dan Tanaman Turi (Sesbania grandiflora)
Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Limbah Minyak Bumi dengan Menggunakan Kombinasi Konsorsium Bakteri Indigen dan Tanaman Turi (Sesbania grandiflora) Bioremediation of Soil Contaminated Waste Oil By Using
Lebih terperinciBioremediasi Lahan Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Menggunakan Bakteri Bacillus cereus Pada Slurry Bioreaktor
Bioremediasi Lahan Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Menggunakan Bakteri Bacillus cereus Pada Slurry Bioreaktor Disusun oleh: Eko Yudie Setyawan 2308 100 512 Rizki Dwi Nanto 2308 100 543 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBioremediasi Limbah Minyak Bumi dengan Teknik Biopile di Lapangan Klamono Papua
41 ISSN 2302-7290 Vol. 1 No. 2 April 2013 Bioremediasi Limbah Minyak Bumi dengan Teknik Biopile di Lapangan Klamono Papua Bioremediation of Petroleum Waste with Biopile Techniques in Klamono Area Papua
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengetahui pengaruh dan bioindikator pencemaran insektisida organofosfat terhadap jumlah dan keanekaragaman organisme tanah pertanian terutama bakteri tanah, dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai gabungan antara senyawa hidrokarbon (unsur karbon dan hidrogen) dan nonhidrokarbon (unsur oksigen,
Lebih terperinciPemanfaatan Rumput Fimbrisylis sp. dalam Proses Bioremediasi Tanah pada Berbagai Konsentrasi Limbah Minyak Bumi
Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 1(D) 14113 Pemanfaatan Rumput Fimbrisylis sp. dalam Proses Bioremediasi Tanah pada Berbagai Konsentrasi Limbah Minyak Bumi Sri Pertiwi E, Hary Widjajanti, Bambang
Lebih terperincidiajukan oleh Intan Tri Pratiwi /TL
PERBANDINGAN TEKNIK LANDFARMING DENGAN TEKNIK BIOSTIMULASI PADA PENGOLAHAN LIMBAH OIL SLUDGE PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI, DESA TEMPINO, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROPINSI JAMBI UNTUK MEMPERCEPAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (2014) minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama dan salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi komponen pokoknya adalah hidrokarbon (Kristianto, 2002). Menurut Kurniawan (2014) minyak bumi merupakan
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Kinetika Degradasi Limbah Minyak Bumi Menggunakan Sinergi Bakteri Konsorsium (Microccoccus sp, Pseudomonas pseudomallei, Pseudomonas pseudoalcaligenes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengancam pemukiman dan lingkungan, sehingga pemerintah membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa meluapnya lumpur panas yang terjadi di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menyebabkan tergenangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak dan gas bumi (migas) sampai saat ini masih merupakan sumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi, dan rumah tangga.
Lebih terperinciIsolasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon di Tanah Tercemar Lokasi Perbengkelan Otomotif
4(3) September 2015: 153-157 (ISSN : 2303-2162) Isolasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon di Tanah Tercemar Lokasi Isolation of the Hydrocarbon Degrading Bacteria in the Contaminated Soil of the Automotive
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian bertujuan untuk menjamin segala kebutuhan selama penelitian telah siap untuk digunakan. Persiapan penelitan yang dilakukan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakterisasi Tanah Tercemar HOW Minyak bumi jenis heavy oil mengandung perbandingan karbon dan hidrogen yang rendah, tinggi residu karbon dan tinggi kandungan heavy metal,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia atau aktifitasnya akan selalu menghasilkan suatu bahan yang tidak diperlukan yang disebut sebagai buangan atau limbah. Diantara
Lebih terperinciFORMULASI KONSORSIUM MIKROBA ASAL PERTAMBANGAN MINYAK SIAK RIAU YANG EFEKTIF DALAM MENDEGRADASI SENYAWA HIDROKARBON
J. Tek. Ling Vol. 13 No. 2 Hal. 123-130 Jakarta, Mei 2012 ISSN 1441-318X FORMULASI KONSORSIUM MIKROBA ASAL PERTAMBANGAN MINYAK SIAK RIAU YANG EFEKTIF DALAM MENDEGRADASI SENYAWA HIDROKARBON Joko Prayitno
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lingkungan dapat menyebabkan pencemaran tanah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi (Soeparman & Soeparmin,
Lebih terperinciSIMULASI PROSES BIOREMEDIASI PADA LAHAN TERKONTAMINASI TOTAL PETROLEUM HIDROKARBON (TPH) MENGGUNAKAN SERABUT BUAH BINTARO DAN SEKAM PADI
SEMINAR NASIONAL 0 - WASTE MANAGEMENT I SIMULASI PROSES BIOREMEDIASI PADA LAHAN TERKONTAMINASI TOTAL PETROLEUM HIDROKARBON (TPH) MENGGUNAKAN SERABUT BUAH BINTARO DAN SEKAM PADI THE SIMULATION OF BIOREMEDIATION
Lebih terperinci3 METODE. Bahan dan Alat Penelitian
10 tersebut memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber karbon dan energi (Muslimin 1995; Suprihadi 1999). Selain itu keaktifan mikrob pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PETROFILIK DARI KONSENTRASI RESIDU TOTAL PETROLEUM HIDROKARBON (TPH) DI BAWAH 1% (W/W) HASIL PROSES BIOREMEDIASI
SEMINAR NASIONAL 2012 - WASTE MANAGEMENT I ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PETROFILIK DARI KONSENTRASI RESIDU TOTAL PETROLEUM HIDROKARBON (TPH) DI BAWAH 1% (W/W) HASIL PROSES BIOREMEDIASI THE ISOLATION
Lebih terperinciX. BIOREMEDIASI TANAH. Kompetensi: Menjelaskan rekayasa bioproses yang digunakan untuk bioremediasi tanah
X. BIOREMEDIASI TANAH Kompetensi: Menjelaskan rekayasa bioproses yang digunakan untuk bioremediasi tanah A. Composting Bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah terombak,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji, yaitu uji resistensi logam berat, uji TPC (Total Plate Count), dan uji AAS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, biodegradasi logam berat dilakukan dengan beberapa uji, yaitu uji resistensi logam berat, uji TPC (Total Plate Count), dan uji AAS (Atomic Absorption Spectrofotometer).
Lebih terperinciTeknik Bioremediasi Hidrokarbon
MATERI KULIAH BIOREMEDIASI TANAH Prodi Agroteknologi UPNVY Minat Sumber Daya Lahan Pertemuan ke 11 Teknik Bioremediasi Hidrokarbon Ir. Sri Sumarsih, MP Sumarsih_03@yahoo.com Sumarsih07.wordpress.com Peraturan
Lebih terperinciBiodegradasi Senyawa Hidrokarbon Oleh Strain Bacillus cereus(vic) Pada Kondisi Salinitas Yang Berbeda
Biodegradasi Senyawa Hidrokarbon Oleh Strain Bacillus cereus(vic) Pada Kondisi Salinitas Yang Berbeda Biodegradation of Hydrocarbons by Bacillus cereus (VIC) Strain in the Different Salinity Conditions
Lebih terperinciModul 5 Bioremediasi Polutan Organik
Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik MODUL 5 Bioremediasi Polutan Organik POKOK BAHASAN : Bioremediasi limbah cair organik dengan tanaman air dan bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami dan mampu merancang
Lebih terperinciISOLASI BERTAHAP BAKTERI PENDEGRADASI MINYAK BUMI DARI SUMUR BANGKO
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 21 Yogyakarta, 3-5 Oktober 21 ISOLASI BERTAHAP BAKTERI PENDEGRADASI MINYAK BUMI DARI SUMUR BANGKO Pingkan Aditiawati 1, Megga R Pikoli 2, dan Dea Indriani A 1 1 Laboratorium
Lebih terperinciDesain & Pemantauan Kinerja Bioremediasi Hidrokarbon
MATERI KULIAH BIOREMEDIASI TANAH Prodi Agroteknologi UPNVY Pertemuan ke 12 Desain & Pemantauan Kinerja Bioremediasi Hidrokarbon Ir. Sri Sumarsih, MP. Sumarsih_03@yahoo.com Sumarsih07.wordpress.com Kriteria
Lebih terperinciBIOSTIMULASI DAN BIOAUGMENTATION UNTUK BIOREMEDIASI LIMBAH HIDROKARBON SERTA ANALISIS KEBERLANJUTAN HENNY PAGORAY
BIOSTIMULASI DAN BIOAUGMENTATION UNTUK BIOREMEDIASI LIMBAH HIDROKARBON SERTA ANALISIS KEBERLANJUTAN HENNY PAGORAY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRACT Henny Pagoray, Biostimulation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam berupa minyak bumi yang tersebar di sekitar daratan dan lautan. Luasnya pengolahan serta pemakaian bahan bakar minyak menyebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan
Lebih terperinciPengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari
BAB IH METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA-UNRI. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November 2007 sampai
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR AKTIF DALAM REMIDIASI LIMBAH CAIR BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PENAMBAHAN BAKTERI INDIGENUS
PEMANFAATAN LUMPUR AKTIF DALAM REMIDIASI LIMBAH CAIR BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PENAMBAHAN BAKTERI INDIGENUS UTILIZATIONOF ACTIVATED SLUDGE IN WASTEWATER REMEDIATION OF MOTOR VEHICLES WORKSHOP WITH
Lebih terperinciPotensi Tanaman Rumput Sebagai Agen Fitoremediasi Tanah Terkontaminasi Limbah Minyak Bumi
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Potensi Tanaman Rumput Sebagai Agen Fitoremediasi Tanah Terkontaminasi Limbah Minyak Bumi Sri Pertiwi Estuningsih 1, Juswardi 1, Bambang Yudono 2, Resa
Lebih terperinciAplikasi Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik asal Rizosfer Mangrove pada Tanah Tercemar Minyak Bumi
Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online) Vol. 1, No.2: 123-129, Oktober 2012 Aplikasi Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik asal Rizosfer Mangrove pada Tanah Tercemar Minyak
Lebih terperinciISOLATION MICROBE Indigenous TO DEGRADE PROFENOFOS FROM SOIL BEDUGUL AREA.
10 ISOLATION MICROBE Indigenous TO DEGRADE PROFENOFOS FROM SOIL BEDUGUL AREA I Wayan Wisma Pradnyana Putra 1, Ida Bagus Wayan Gunam 2, Anak Agung Made Dewi Anggreni 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOSUBSTRAT PADA BIODEGRADASI CRUDE OIL
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan p-issn:2085-1227 dan e-issn:2502-6119 Volume 8, Nomor 2, Juni 2016 Hal. 112-120 PENGARUH PENAMBAHAN KOSUBSTRAT PADA BIODEGRADASI CRUDE OIL Any Juliani; Annisa Nur
Lebih terperincil. Karakterisasi hutan mangrove yang tercemar minyak bumi. 2- Pembuatan miniatur hutan mangrove (mikrokosmos) yang mempunyai karakter
11 III. METODE PENELITIAN Pada tahun kedua akan dilakukan pembuatan model bioremediasi skala mikrokosmos yang mendekati karakter hutan mangrove sebenarnya. Hasil yang diharapkan pada tahap ini adalah ditemukannya
Lebih terperinciOPTIMASI KONSENTRASI INOKULUM BAKTERI HIDROKARBONOKLASTIK PADA BIOREMEDIASI LIMBAH PENGILANGAN MINYAK BUMI DI SUNGAI PAKNING
Pengilangan Minyak Bumi ISSN di Sungai 1978-5283 Pakning Zam, SI 2010:2 (4) OPTIMASI KONSENTRASI INOKULUM BAKTERI HIDROKARBONOKLASTIK PADA BIOREMEDIASI LIMBAH PENGILANGAN MINYAK BUMI DI SUNGAI PAKNING
Lebih terperinciIsolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri
Isolasi dan Perbaikan Kultur 3/3/2016 Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Rancang Media 1. Buat kisaran medium dengan nutrien pembatas berbeda (misal C, N, P atau O). 2. Untuk tiap tipe nutrien
Lebih terperinciBerkala Ilmiah Bidang Biologi ISSN :
PENGARUH ISOLAT Pseudomonas sp. DAN Bacillussp. DENGAN BIOSTIMULASI KOMPOS JERAMI PADI (Oryza Sativa L.) TERHADAP PENURUNAN TOTAL PETROLEUM HIDROKARBON TANAH TERCEMAR OLI BEKAS Sandi Fransisco Pratama
Lebih terperinciJurnal Penelitian Sains Volume 17 Nomor 1 Januari 2014
Jurnal Penelitian Sains Volume 17 Nomor 1 Januari 2014 Isolasi Bakteri Termofilik Penghasil Biosurfaktan yang Berpotensi sebagai Agen MEOR (Microbial Enhanched Oil Recovery) dari Sumur Minyak di Sungai
Lebih terperinciIsolasi Bakteri Pendegradasi Minyak Solar Dari Perairan Teluk Pare-Pare
ISSN 2302-1616 Vol 4, No. 1, Juni 2016, hal 41-46 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis Isolasi Bakteri Pendegradasi Minyak Solar Dari Perairan Teluk Pare-Pare HASYIMUDDIN
Lebih terperinciPengukuran TPH padat (EPA 1998) Analisis Kekeruhan (29 Palm Laboratory 2003) Pengukuran TPH cair (EPA 1999) HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keasaman
Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Nilai TPH diukur menggunakan metode gravimetri. Sebanyak 5 gram limbah minyak hasil pengadukan dibungkus dengan kertas saring. Timbel yang telah dibuat tersebut dimasukan
Lebih terperinciBIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENOUS
TUGAS AKHIR - SB091358 BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENOUS JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2013
Lebih terperinciUniversitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership)
Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Pemanfaatan bakteri pemecah minyak dalam proses bioremediasi : studi kasus pengolahan tanah terkontaminasi minyak minas SBU, PT. Caltex Pasific
Lebih terperinciBIOREMEDIASI TANAH YANG TERCEMAR LIMBAH PENGILANGAN MINYAK BUMI SECARA IN VITRO PADA KONSENTRASI ph BERBEDA
BIOREMEDIASI TANAH YANG TERCEMAR LIMBAH PENGILANGAN MINYAK BUMI SECARA IN VITRO PADA KONSENTRASI ph BERBEDA (In vitro Bioremediation of Dirtied Soil by Oil Refinery Waste in different ph Concentration)
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN PERTUMBUHAN KONSORSIUM MIKROBA LOKAL DALAM MEDIA MENGANDUNG MINYAK BUMI
J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal. 114-119 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X KARAKTERISTIK DAN PERTUMBUHAN KONSORSIUM MIKROBA LOKAL DALAM MEDIA MENGANDUNG MINYAK BUMI Wage Komarawidjaja Peneliti di Pusat
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir - SB091358
Sidang Tugas Akhir - SB091358 POTENSI ISOLAT BAKTERI Pseudomonas DAN Bacillus DALAM MENDEGRADASI PLASTIK DENGAN METODE KOLOM WINOGRADSKY SEDERHANA Fiki Rahmah Fadlilah 1510 100 701 Dosen Penguji I Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak bumi merupakan sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Permintaan terhadap minyak bumi semakin besar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
Lebih terperinciPERUBAHAN SENYAWA HIDROKARBON SELAMA PROSES BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS SPEKTROFOTOMETRI MASSA
PERUBAHAN SENYAWA HIDROKARBON SELAMA PROSES BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS SPEKTROFOTOMETRI MASSA AWAN KARLIAWAN DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPENENTUAN RASIO OPTIMUM C:N:P SEBAGAI NUTRISI PADA PROSES BIODEGRADASI BENZENA-TOLUENA DAN SCALE UP KOLOM BIOREGENERATOR
PENENTUAN RASIO OPTIMUM C:N:P SEBAGAI NUTRISI PADA PROSES BIODEGRADASI BENZENA-TOLUENA DAN SCALE UP KOLOM BIOREGENERATOR Praswasti PDK Wulan, Misri Gozan, Berly Arby dan Bustomy Achmad Departemen Teknik
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi Sumber isolat yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel tanah yang berada di sekitar kandang ternak dengan jenis ternak berupa sapi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perubahan integritas molekuler (Sheehan 1997 dalam Sumarsono, 2011).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Biodegradasi Hidrokarbon Biodegradasi dapat diartikan sebagai proses penguraian oleh aktivitas mikroba, yang mengakibatkan transformasi struktur suatu senyawa
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. merupakan limbah yang berbahaya, salah satunya adalah limbah oil sludge yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan khususnya dalam bidang industri menyumbangkan angka peningkatan pencemaran lingkungan tiap tahunnya. Perkembangan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
Dosen Pembimbing: Aunurohim, S.Si., DEA Dr. Ir. Budhi Priyanto, M.Sc Oleh : Efi Indra Yani (1507100064) PROGRAM STUDI BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Biodegradasi, Remazol Brilliant Blue, Inokulum, Bakteri, Biosistem.
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai aplikasi pengolahan limbah zat warna Remazol brilliant blue (RBB) dengan biodegradasi dalam sistem biofiltrasi vertikal dengan inokulum bakteri dari sedimen
Lebih terperinciISOLASI DAN UJI KEMAMPUAN BAKTERI INDIGENUS DALAM PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH DOMESTIK
ISOLASI DAN UJI KEMAMPUAN BAKTERI INDIGENUS DALAM PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH DOMESTIK ISOLATION AND ABILITY TEST INDIGENOUS BACTERIA IN IMPROVING THE QUALITY OF DOMESTIC WASTE Leonardo, A Wibowo Nugroho
Lebih terperinciTEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA
MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Jl. Ring Road Utara, Condongcatur,
Lebih terperinciSTATUS KONSORSIUM MIKROBA LOKAL PENDEGRADASI MINYAK
J. Tek. Ling Vol.10 No.3 Hal. 347-354 Jakarta, Sept 2009 ISSN 1441-318X STATUS KONSORSIUM MIKROBA LOKAL PENDEGRADASI MINYAK Wage Komarawidjaja 1) dan Esi Lysiastuti 2) 1) Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Surfaktan atau surface active agent adalah senyawa amfifatik yang terdiri atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan
Lebih terperinciBIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK DENGAN TEKNIK BIOAUGMENTASI DAN BIOSTIMULASI
EMBRYO VOL. 8 NO. 1 JUNI 2011 ISSN 0216-0188 BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK DENGAN TEKNIK BIOAUGMENTASI DAN BIOSTIMULASI Hafiluddin Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Lebih terperinciDEKOLORISASI PEWARNA INDIGOSOL OLEH BAKTERI TANAH
Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 pissn: 2540752x eissn: 25285726 DEKOLORISASI PEWARNA INDIGOSOL OLEH BAKTERI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut.
Lebih terperinciISOLASI BAKTERI INDEGEN MINYAK BUMI DARI GAS BOOT DI PETAPAHAN RIAU. ABSTRAK
ISOLASI BAKTERI INDEGEN MINYAK BUMI DARI GAS BOOT DI PETAPAHAN RIAU Irda sayuti 1) Yusni Ikhwan Siregar 2) Bintal Amin 3) Anthoni Agustien 4) 1 Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: 1. Bioreaktor rumput gajah dengan media tanah mampu mendegradasi
Lebih terperinciFitralia Elyza 1, Nuni Gofar 2, Munawar 3
2015 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 13 Issue 1: 12-18 (2015) ISSN 1829-8907 IDENTIFIKASI DAN UJI POTENSI BAKTERI LIPOLITIK DARI LIMBAH SBE (SPENT
Lebih terperinciIndonesian Journal of Chemical Science
Indo. J. Chem. Sci. 7 (1) (218) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs Analisis Penambahan Kotoran Kambing dan Kuda pada Proses Bioremediasi Oil Sludge di
Lebih terperinciSP Proceeding Biology Education Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016:
SP-015-006 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 807-813 Asosiasi Konsorsium Bakteri Pseudomonas Pseudoalcaligenes dan Micrococus Luteus dengan Lamtoro (Leucaena Leucocephala
Lebih terperinciTWEEN 80 SEBAGAI PENINGKAT KINERJA BAKTERI PENDEGRADASI MINYAK BUMI RUSKAM SISWANTO
TWEEN 80 SEBAGAI PENINGKAT KINERJA BAKTERI PENDEGRADASI MINYAK BUMI RUSKAM SISWANTO DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 Karya ilmiah ini kupersembahakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang dikelilingi oleh perairan dengan luas lebih dari 60% dari wilayah teritorialnya. Perairan Indonesia memiliki sumberdaya hayati
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai
Lebih terperinciBioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium.
Bioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Anindita Meitamasari *) dan Ipung Fitri Purwanti Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap
Lebih terperinciELIMINASI DIAZINON PADA LIMBAH CAIR SINTETIK MENGGUNAKAN BIOFILTER KOMPOS JAMUR TIRAM (SPENT MUSHROOM COMPOST)
ELIMINASI DIAZINON PADA LIMBAH CAIR SINTETIK MENGGUNAKAN BIOFILTER KOMPOS JAMUR TIRAM (SPENT MUSHROOM COMPOST) DWI WIDANINGSIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ABSTRACT DWI WIDANINGSIH.
Lebih terperinci186 Pertumbuhan Konsorsium.(Astri Nugroho dkk)
186 Pertumbuhan Konsorsium.(Astri Nugroho dkk) Pertumbuhan Konsorsium Isolat Bakteri Asal Benakat pada Media Minyak Bumi Bersalinitas Tinggi : Studi Kasus Biodegradasi Minyak Bumi Skala Laboratorium (Growth
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id
II. TELAAH PUSTAKA Koloni Trichoderma spp. pada medium Malt Extract Agar (MEA) berwarna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua. Trichoderma spp. merupakan kapang Deutromycetes yang tersusun atas banyak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. ppm. Tanah yang sudah terkontaminasi tersebut didiamkan selama 24 jam untuk penstabilan (Dahuru 2003).
ppm. Tanah yang sudah terkontaminasi tersebut didiamkan selama 24 jam untuk penstabilan (Dahuru 2003). Inokulasi Bakteri dan Inkubasi Media Sebanyak dua ose bakteri diinokulasikan ke dalam 50 ml NB dan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012
TEKNOLOGI BIOREMEDIASI DALAM MENGATASI TANAH TERCEMAR HIDROKARBON (THE BIOREMEDIATION AS SOLUTION OF HYDROCARBON CONTAMINATED SOIL) Prasetyo Handrianto 1, Yuni Sri Rahayu 2, Yuliani 3 1 Mahasiswa S2 Biologi
Lebih terperinciBioremediasi Air Laut Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Menggunakan Bakteri Pseudomonas aeruginosa
1 Bioremediasi Air Laut Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Menggunakan Bakteri Pseudomonas aeruginosa Lusiana Riski Yulia 1), Bindanetty Marsa 1), dan Sri Rachmania Juliastuti 1*) Jurusan Teknik Kimia,
Lebih terperinciDEGRADASI MINYAK MENTAH DAN SOLAR OLEH KONSORSIUM MIKROBA ASAL PERTAMBANGAN MINYAK CEPU
Joko Prayitno, Amalia Mahmudah... : Degradasi Minyak Mentah dan Solar Oleh Konsorsium Mikroba... DEGRADASI MINYAK MENTAH DAN SOLAR OLEH KONSORSIUM MIKROBA ASAL PERTAMBANGAN MINYAK CEPU Joko Prayitno 1,
Lebih terperinciPRODUKSI GAS KARBON DIOKSIDA SELAMA PROSES BIOREMEDIASI LIMBAH HEAVY OIL DENGAN TEKNIK LANDFARMING
PRODUKSI GAS KARBON DIOKSIDA SELAMA PROSES BIOREMEDIASI LIMBAH HEAVY OIL DENGAN TEKNIK LANDFARMING Charlena 1, Zainal Alim Mas ud 1, Iswandi Anas 2, Yadi Setiadi 3, Moh. Yani 4 1 Departemen Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bioremediasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mencampurkan crude oil yang berasal dari lapangan pemboran minyak milik warga Lokal Desa Talang Sungaiangit,
Lebih terperinciUJI KEMAMPUAN BAKTERI Bacillus megaterium DAN Bacillus subtilis UNTUK MEREMOVAL LOGAM BERAT KROMIUM (III)
UJI KEMAMPUAN BAKTERI Bacillus megaterium DAN Bacillus subtilis UNTUK MEREMOVAL LOGAM BERAT KROMIUM (III) Oleh : JAYANTI RUSYDA 3310 100 024 Dosen Pembimbing : IPUNG FITRI PURWANTI, ST., MT., Ph.D. 1 LATAR
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian. Peremajaan Isolat. Pembuatan Suspensi Trichoderma spp.
LAMPIRAN Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian Peremajaan Isolat Pembuatan Suspensi Trichoderma spp. Perhitungan kepadatan spora suspensi Trichoderma spp. Pembuatan inokulum Trichoderma spp. Pengujian kemampuan
Lebih terperinciOptimisasi Penambahan Limbah Drilling Cutting Pada Proses Bioremediasi
Optimisasi Penambahan Limbah Drilling Cutting Pada Proses Bioremediasi Lidia Sari*, Said**; Chairul** *Mahasiswa teknik Kimia Universitas Riau **Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Maret 2015. Pengambilan sampel tanah dikawasan hutan Mangrove Desa Srimulyo Kecamatan
Lebih terperinci