BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Pernafasan adalah suatu proses yang melibatkan pertukaran oksigen dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Pernafasan adalah suatu proses yang melibatkan pertukaran oksigen dan"

Transkripsi

1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Pernafasan Pernafasan adalah suatu proses yang melibatkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara organisme hidup dan lingkungannya. 9 Ventilasi atau bernafas adalah proses pemasukan ke dan pengeluaran udara dari paru secara bergantian sehingga udara alveolus lama yang telah ikut serta dalam pertukaran O 2 dan CO 2 dengan darah kapiler paru dapt ditukar dengan udara atmosfer segar. Fungsi utama pernafasan adalah memperoleh O 2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan untuk mengeluarkan CO 2 yang diproduksi oleh sel. 10 Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan: respirasi internal dan respirasi eksternal. Respirasi internal merujuk kepada proses-proses metabolik intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang menggunakan O 2 dan menghasilkan CO 2 selama proses mengambil energi dari molekul nutrien. Respirasi eksternal merujuk kepada seluruh rangkaian kejadian pertukaran O 2 dan CO 2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. 10 Sistem respirasi mencakup saluran nafas yang menuju paru, paru itu sendiri, dan struktur-struktur dada yang berperan menyebabkan aliran udara masuk dan keluar paru melalui saluran nafas. Udara cenderung mengalir dari area dengan tekanan tinggi ke area dengan tekanan rendah, yaitu menuruni gradien tekanan. Udara mengalir masuk dan keluar paru selama tindakan

2 bernafas karena berpindah mengikuti gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara bergantian dan ditimbulkan oleh aktivitas siklus otot pernafasan. 10 Terdapat tiga tekanan yang berperan penting dalam ventilasi 10 : 1. Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer pada benda di permukaan bumi. Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan ketinggian di atas permukaan laut karena lapisan-lapisan udara di atas permukaan bumi juga semakin menipis. 2. Tekanan intra-alveolus (tekanan intraparu) adalah tekanan di dalam alveolus. 3. Tekanan intrapleura (tekanan intratoraks) adalah tekanan di dalam kantung pleura atau tekanan yang ditimbulkan di luar paru di dalam rongga toraks. Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan yang ditimbulkan oleh suatu gas berbanding terbalik dengan volume gas: yaitu, sewaktu volume gas meningkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gas berkurang secara proporsional. Sebaliknya, tekanan meningkat secara proporsional sewaktu volume berkurang. Perubahan volume paru, dan karenanya tekanan intra-alveolus, ditimbulkan secara tak langsung oleh aktivitas otot pernafasan. 10

3 Gambar 1. Mekanisme pembersihan mukus pada jalan nafas normal 11 Cairan mukus (lendir) mengalir melalui distal ke proksimal saluran nafas. Pada bronkiolus yang paling distal, sel epitell yang kuboid dan tidak menghasilk kan musin, dan patensi bronkiolar distabilkan oleh surfaktan dari alveoli yang berdekatan. Pada saluran nafas kecil yang berdekatan, lapisan gel mukus diproduksi diproduksii oleh sel-sel sekretori untuk intraseluler musin karena dalam jumlah yang rendah dann terus dikeluarkan. Pada saluran nafas besar dilapisi oleh epitel semu, lapisan gel mukus tebal (50 mm) terakumula asi dari mukus yang dibawa dari saluran nafas bagian distal dan

4 musin tambahan yang diproduksi oleh permukaan sel-sel sekretori dan kelenjar. 11 Mukus yang naik ke trakea, didorong melalui pita suara oleh epitel silier dalam komisura posterior laring. Kemudian memasuki faring dan ditelan, ± 30 ml mukus saluran nafas dieliminasi setiap hari melalui saluran pencernaan. Pita suara tidak berpartisipasi dalam pembersihan jalan nafas karena tertutup oleh epitel skuamosa, tekanan ekspirasi menutup dan terbuka secara tiba-tiba sehingga menyebabkan batuk. 11 Gel mukus didorong kearah proksimal oleh epitel silier, membersihkan partikel yang terhirup, patogen, dan bahan kimia terlarut yang dapat merusak paru-paru. Batuk merupakan mekanisme kedua dalam pembersihan mukus dari saluran nafas Patofisiologi Paru Manusia memiliki sebuah sistem pernafasan yang kompleks dan efisien. Jika terjadi kerusakan pada sistem pernafasan, maka fungsi pernafasan akan terganggu. Trauma atau disfungsi saluran nafas dapat menyebabkan kelainan obstruktif paru, termasuk bronkitis dan asma, menimbulkan kerusakan parenkim paru yang dapat menghasilkan penyakit paru restriktif atau penyakit pembuluh paru. 10 Pernafasan adalah suatu proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara organisme hidup dan lingkungannya. Kegagalan pernafasan

5 merupakan suatu kondisi yang menyebabkan hantaran oksigen tidak memadai dan memerlukan intervensi klinis segera untuk menghindari hipoksia jaringan dan kerusakan organ. 9 Gambar 2. Penyakit saluran nafas dan karakteristik mukus 11 Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kontribusi penyakit mukosa yang menghasilkan mukus abnormal. Pada penderita asma, terjadi remodeling saluran nafas ditandai dengan semakin meningkatnya musin epitel karena epitel di permukaan mukosa terjadi metaplasia, hiperplasia serta meningkatnya jumlah pembuluh darah di epitel yang mengalami kebocoran selama terjadi radang. Perubahan kelenjar submukosa tidak menonjol kecuali padaa penyakit yang berat.. 11

6 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), terhadi peningkatan musin karena terjadi metaplasia dan beberapa terjadi hiperplasia pada permukaan mukosa serta meningkatkan volume dan jumlah kelenjar di submukosa. Pada semua penyakit saluran nafas terjadi peningkatan sel radang pada dinding dan saluran nafas. 11 Penyakit infeksi saluran nafas dapat menyebabkan terjadinya disfungsi mukus. Selain itu, pada pasien yang terintubasi dan penderita yang mengalami kelainan paru paru akibat dari kelumpuhan, imobilisasi, pembedahan dan pneumonia merupakan komplikasi umum pada pasien terintubasi dapat menyebabkan peningkatan mukus. 11 Mukus cenderung tertahan di di ujung tabung endotrakeal dan kemampuan untuk batuk tidak berkurang oleh karena pemakaian relaksan otot dan sedasi yang digunakan selama pemakaian ventilasi mekanik Ventilasi Mekanik Ventilasi mekanik merupakan suatu alat yang dibuat untuk menggantikan pernafasan spontan. Digunakan untuk kesembuhan pasien dari krisis pernafasan akut dan/atau terapi jangka panjang untuk pasien dengan hipoventilasi kronik. Akses ke sistim pernafasan untuk jangka pendek digunakan pipa endotrakeal sedangkan untuk jangka panjang digunakan trakeostomi. Trakeostomi dapat berguna tanpa ventilasi mekanik untuk melewati pernafasan bagian atas dan menjaga patensi jalan nafas,

7 mengurangi risiko terjadinya aspirasi dan pembersihkan sekret dari jalan nafas Indikasi Penggunaan Ventilasi Mekanik Indikasi pemakaian ventilasi mekanik terutama pada penderita hipoksemia berat, hiperkapni berat, atau kerja nafas yang berlebihan. 13 Tabel 1. Indikasi pemakaian ventilasi mekanik 14 Kelainan ventilasi Disfungsi otot pernafasan Kelainan oksigenasi Refractory hypoxemia - Otot nafas yang lemah Memerlukan PEEP, pada edema - Kelainan dinding dada paru atau perdarahan pada paru - Penyakit neuromuscular Kerja nafas yang berlebihan Penurunan kerja ventilasi Peningkatan resistensi dan/atau obstruksi jalan nafas Kebanyakan ventilasi mekanik tersedia di perawatan intensif, dan umumnya digunakan dalam jangka pendek (beberapa hari) sampai penyebab krisis pernafasannya dapat teratasi atau terjadi kematian Modus Pendukung Ventilasi Mekanik

8 Parameter dari ventilasi mekanik bervariasi tergantung dari pembuatannya. Parameter dasar yang sering dijumpai adalah persen oksigen, tidal volume dan/atau ventilasi menit, tekanan puncak/waktu inspirasi atau tekanan aliran rata-rata, dan aturan batas alarm. Pemilihan modus berdasarkan kebiasaan pengalaman klinisi dan pilihan institusional. 15 Pengaturan ventilator meliputi 2 hal yaitu pemilihan modus dan pemilihan setting. Modus ventilator terbagi menjadi 3 target utama: Target volume Besarnya volume udara yang masuk ke dalam paru-paru pasien tergantung pada jumlah tidal volume (TV) dan atau minute volume (MV) yang ditentukan di mesin ventilator. 2. Target tekanan (pressure) Besarnya volume udara yang masuk ke paru-paru pasien tergantung pada besarnya tekanan udara inspirasi atau IPL (Inspiratory Pressure Level) pada mesin ventilator. 3. Gabungan volume dan tekanan Besarnya volume dan tekanan udara di dalam paru-paru tergantung pada TV atau MV dan IPL yang ditentukan pada mesin. Dari aspek ketergantungan, ventilator dapat pula terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu: 16

9 1. Modus bantuan penuh terdiri dari modus VC, PC, IPPV, CMV, PCV+, (S)CMV, P-CMV 2. Modus bantuan sebagian terdiri dari modus SIMV, P support, SIMV+PS, BIPAP, APRV, ILV, FDAP, P-SIMV, APV simv, ASV, Duo PAP (Peak Airway Pressure), APRV, SPON Pemilihan Modus Ventilasi Pemilihan modus ventilator tidak mutlak harus menggunakan modus volume atau modus tekanan. Namun pemilihan ditentukan oleh kondisi pasien Fisioterapi Pada rumah sakit di negara berkembang, fisioterapi merupakan bagian yang erat hubungannya dengan pengelolaan pasien perawatan intensif. Peran fisioterapi di perawatan intensif bervariasi, tergantung pada faktor-fakor seperti negara di mana perawatan intensif berada, kebiasaan lokal, ketenagaan, pelatihan dan keahlian. 2 Pada umumnya teknik yang digunakan para fisioterapis pada perawatan intensif yaitu positioning, mobilisasi, hiperinflasi manual, perkusi, getar, suction, batuk, dan variasi latihan pernafasan. 1,2,17 Teknik terapi, terdiri dari: 2 1. Positioning

10 Memposisikan tubuh pasien pada perawatan intensif digunakan dengan tujuan mengoptimalkan transportasi oksigen secara fisiologis dengan meningkatkan efek ventilasi/perfusi, meningkatkan volume paru, mengurangi kerja pernafasan, meminimalkan kerja jantung dan meningkatkan pembersihan mukosiliar. Contoh spesifik yang dapat digunakan adalah memposisikan pasien pada posisi tegak dalam proses penyapihan dari ventilasi mekanik, dapat meningkatkan volume paru dan mengurangi kerja pernafasan, meningkatkan ventilasi/perfusi, redistribusi edema dan meningkatkan kapasitas residu fungsional pada pasien ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome). Fisioterapi dengan tindakan posisi tegak lebih dari 40 o secara teratur dapat menurunkan insiden terjadinya Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) Mobilisasi Mobilisasi akan mengoptimalkan transport oksigen, sehingga meningkatkan ventilasi alveolar dan penyesuaian ventilasi/perfusi. Secara jangka panjang, mobilisasi bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas kerja dan kemandirian fungsional dan untuk meningkatkan fungsi jantungparu. 2

11 3. Hiperinflasi manual Tindakan ini diyakini dapat meningkatkan inflasi pasif dari paru dan aliran ekspirasi. 7 Hiperinflasi manual dilakukan dengan melepaskan pasien dari ventilator dan mengisi paru dengan TV yang besar secara manual melalui resuscitator bag. Tujuan teknik ini untuk mencegah terjadinya kolaps paru atau atelektasis, 19 reexpanding kolaps alveoli, meningkatkan oksigenasi dan pergerakan sekresi paru menuju saluran nafas sentral, 2 memperbaiki komplien statik dan dinamik, meningkatkan jumlah sekresi saat disuction dan menurunkan penyebab terjadinya VAP. 7,19,20 Parameter yang dilihat yaitu PIP, volume delivered, Mean Inspiratory Flow Rate (MIFR) dan Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) Perkusi dan getar (vibration) Adanya hantaran gelombang energi melalui dinding dada, perkusi dan getar dipercaya dapat meningkatkan pembersihan sekresi jalan nafas. 2 Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang diteruskan ke saluran nafas, 21 dapat dilakukan dengan telapak tangan, jari dan jempol menepuk (mengetuk) daerah dada, 2 dengan kecepatan ketukan masih kontroversi. 21 Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan patah tulang rusuk, emfisema subkutan daerah leher dan dada, skin graf yang baru, luka

12 bakar, infeksi kulit, emboli paru dan pneumotoraks tension yang tidak diobati. 21 Getar merupakan tindakan fisioterapi tradisional yang digunakan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan. 22 Getar dilakukan untuk menggerakkan sekret ke saluran pernafasan. 21 Getar dilakukan hanya pada waktu penderita mengeluarkan nafas. Getar diterapkan secara manual dengan alat getar, shaking, atau kompresi dada selama ekspirasi. 2 Fisioterapi getar meningkatkan aliran ekspirasi dan meningkatkan jumlah sekret serta dapat mengurangi kejadian VAP sekitar 27% jika dikombinasi dengan positioning. 18 Penderita disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilakukan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Bila penderita tidak dapat bernafas dalam dapat dibantu dengan ambubag dan hati-hati pada penderita patah tulang dan hemoptisis. 21 Tindakan kompresi dan osilasi selama fisioterapi getar berfungsi untuk pembersihan sekresi yang mempengaruhi beberapa mekanisme fisiologi, seperti: 22 1) peningkatan PEFR 2) meningkatkan aliran udara ekspirasi serta meningkatkan aliran mukus kembali ke orofaring, dapat terjadi jika PEFR 10% lebih besar dari peak inspiratory flow rate (PIFR) misal PEFR/PIFR >1.1

13 3) meningkatkan aliran mukus dengan menurunkan kekentalan mukus dan meningkatkan aliran ekspirasi dengan kekuatan getaran 3 sampai 17 Hz, dan 4) terjadinya batuk yang spontan melalui stimulasi mekanik jalan nafas. Fisioterapi getar menyebabkan aliran ekspirasi rata-rata lebih besar dan rasio PEFR/PIFR lebih tinggi dibandingkan dengan intervensi fisioterapi lainnya. Sebuah studi memperkirakan bahwa fisioterapi getar efektif terhadap pengeluaran sekret, meningkatkan proses pertukaran udara dan TV Latihan anggota gerak Latihan anggota gerak dapat dilakukan pada pasien perawatan intensif dengan tujuan mempertahankan atau meningkatkan rentang gerak sendi, jaringan lunak, fungsi dan kekuatan otot, dan penurunan risiko tromboemboli Continuous Rotational Therapy Dengan menggunakan tempat tidur khusus, pasien diputar terus menerus dan perlahan sepanjang sumbu longitudinal hingga sudut 60 0 ke setiap sisi dengan tingkat kecepatan dan perputaran sudah diatur. Terapi ini bertujuan untuk mencegah penutupan saluran nafas, menurunkan

14 kompliens, atelektasis, penyatuan dan stagnasi sekresi paru, dan infeksi dari imobilisasi berkepanjangan Hubungan Fisioterapi dengan Perubahan Nilai Parameter Pemantauan Ventilasi Mekanik Teknik fisioterapi yang sering digunakan pada anak yang menggunakan ventilator yaitu postural drainage, hiperinflasi manual, perkusi dinding dada dan getar, saline instillation dan suction. 17 Walaupun masih terbatas faktanya, namun endotracheal suctioning dan fisioterapi dada merupakan tindakan yang sering dilakukan pada anak yang terintubasi di ruang intensif. 23 Sebuah studi uji klinis acak cross-over membandingkan efek fisioterapi dada (FD) dengan endotracheal suctioning pada pasien yang dilumpuhkan memakai sedasi dan ventilator didapatkan, 15 menit setelah FD terjadi penurunan bermakna nilai base excess (BE), bikarbonat, saturasi oksigen dan resistensi pernafasan. Tiga puluh menit setelah FD terjadi peningkatan ruang rugi fisiologis (physiological deadspace). Bila hanya dilakukan endotracheal suctioning, setelah 15 menit tidak terjadi perubahan volume tidal ekspirasi (expired tidal volume), komplien paru, nilai analisa gas darah ataupun ruang rugi fisiologis. 23 Bila kelompok FD dibandingkan dengan kelompok endotracheal suctioning, setelah 15 menit dijumpai nilai BE yang lebih tinggi pada

15 kelompok FD, setelah 30 menit dijumpai volume tidal ekspirasi (expired tidal volume), komplien paru, dan ruang rugi fisiologik yang lebih tinggi pada kelompok FD. Nilai pco2, po2 dan ph antara kedua kelompok tidak berbeda secara bermakna. 23 Fisioterapi dilakukan dengan aman dan efektif untuk meningkatkan volume pernafasan tanpa mengganggu kerja jantung. 19 Pada pasien rawatan intensif yang terintubasi banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perburukan pembersihan jalan nafas, termasuk adanya kotoran di jalan nafas, humidifikasi yang tidak adekuat, obat-obatan, penyakit paru yang mendasarinya, dan kerusakan mukosa akibat tindakan suction. Ini merupakan alasan mengapa fisioterapi rutin perlu dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan efikasi tindakan fisioterapi pada pasien yang kritis dan yang dirawat di unit perawatan intensif, 24 didapati peningkatan TV, PIFR, PEFR dan rasio inspirasi-ekspirasi. 19 Sebuah studi systematic review menilai fisioterapi dada lebih efektif dalam pembersihan sekret dibandingkan tanpa fisioterapi atau hanya mengharapkan usaha batuk spontan pada penderita kistik fibrosis. 25 Pembedahan dan bius umum memberikan efek langsung terhadap sistem pernafasan. Pembedahan perut bagian atas mempengaruhi fungsi paru setelah operasi, antara lain penurunan kapasitas total paru, kapasitas vital dan volume tidal. Fisioterapi dada yang dilakukan setelah pembedahan

16 perut bagian atas efektif memperbaiki saturasi hemoglobin oksigen tanpa meningkatkan nyeri perut. 26 Pada sebuah penelitian, fisioterapi kompresi-getar secara signifikan meningkatkan peak expiratory flow dan membuat aliran udara lebih baik (ratio PEF:PIF >1.1) dan peningkatan volume tidal dan tekanan jalan nafas setelah fisioterapi dada manual. 4 Sebuah studi menilai usaha pernafasan secara simultan pada pasien yang menggunakan ventilator. Didapati peningkatan PEF, PIP dan volume inspirasi selama dilakukan fisioterapi dada manual dengan atau tanpa fisioterapi dada getar dibandingkan pemantauan ventilator awal. 27 Pada beberapa rumah sakit, fisioterapi rutin dilakukan pada pasien rawatan intensif yang terintubasi dan menggunakan ventilator, untuk mengurangi terjadinya komplikasi paru, seperti nosocomial pulmonary, bronchopulmonary infection, atelektasis. 2 Fisioterapi dianggap dapat mengeluarkan radang eksudat dan sekret trakeobronkial, mencegah sumbatan jalan nafas, mengurangi resistensi jalan nafas, meningkatkan pertukaran udara dan mengurangi kerja nafas. Sebuah studi uji klinis acak menyimpulkan fisioterapi dada sebagai tambahan pengobatan standar tidak mempercepat perbaikan anak yang dirawat dengan pneumonia akut dan memperpanjang durasi dari batuk dan adanya ronki, dan dapat diberikan hanya pengobatan standar untuk pneumonia. 5

17 Sebuah penelitian menilai komplien paru sebelum dan 2 jam setelah fisioterapi dada (postural drainage, perkusi, getar dan suction) menunjukkan peningkatan komplien paru setelah 2 jam dilakukan fisioterapi sehingga pemeriksaan radiologi dada perlu dilakukan untuk mengetahui daerah dada mana yang perlu dilakukan fisioterapi agar menghasilkan perubahan komplien paru. 28 Fisioterapi dada dianggap sebagai prosedur perawatan yang paling mempengaruhi pada pasien yang memakai ventilasi mekanik dan tidak boleh diberikan kepada anak dengan kelainan jantung paru yang membutuhkan asupan oksigen tinggi dan anak dengan peningkatan intrakranial. Fisioterapi dada sebaiknya diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan dan dimonitor juga hemodinamiknya. 6 Suatu penelitian yang menilai efek getar terhadap sistem pernafasan menyatakan tidak ada perbedaan puncak inspirasi, akhir ekpirasi dan volume paru setelah dilakukan fisioterapi getar maupun manual. 29 Tindakan fisioterapi dada pada pasien dengan ventilasi mekanik harus dievaluasi dalam hal proses penyapihan dari ventilasi, kejadian atelektasis dan lamanya rawatan. Variasi respon terhadap fisioterapi dada pada kelompok usia yang berbeda karena perubahan sifat fisiologis seperti kapasitas dan komplien paru. 6

18 2.9. Kerangka Konsep Penelitian Faktor risiko: 1. Kelainan ventilasi 2. Kelainan oksigenasi 3. Hiperventilasi 4. Pemakaian sedasi pelumpuh otot saraf dan/atau Pasien dengan ventilasi mekanik Disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya seperti pneumonia, gagal nafas, trauma, peningkatan tekanan intrakranial Pengaturan setting ventilator dengan modus volume, tekanan ataupun gabungan dengan parameter pemantauan : volume tidal (VT), peak inflation pressure (PIP), peak inspiratory flow, pemeriksaan analisa gas darah dan peak expiratory flow dan Penggunaan fisioterapi dada Suction Pengeluaran sekret, pembersihan jalann nafas Jumlah sekret, rangsangan batuk Perubahan nilai parameter pemantauan ventilator : volume tidal (VT), peak inflation pressure (PIP), peak inspiratory flow, dan peak expiratory flow dan pemeriksaan analisa gas darah = Yang diteliti Gambar 1. Kerangka konseptual penelitian

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena penyakit ini merupakan penyebab kematian dengan nomor urut lima di Indonesia.

Lebih terperinci

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut. B. HIPERKAPNIA Hiperkapnia adalah berlebihnya karbon dioksida dalam jaringan. Mekanisme penting yang mendasari terjadinya hiperkapnia adalah ventilasi alveolar yang inadekuat untuk jumlah CO 2 yang diproduksi

Lebih terperinci

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( ) 1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001) Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ICU atau Intensive Care Unit merupakan pelayanan keperawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan penyulit yang mengancam

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

Perawatan Ventilator

Perawatan Ventilator Perawatan Ventilator PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR Pengertian Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di desain untuk menggantikan/menunjang fungsi pernafasan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care

Lebih terperinci

Kontusio paru A. PENGERTIAN

Kontusio paru A. PENGERTIAN Kontusio paru A. PENGERTIAN Kontusio paru didefinisikan sebagai cedera fokal dengan edema, perdarahan alveolar dan interstisial. Ini adalah cedera yang paling umum yang berpotensi mematikan. Kegagalan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara keluar-masuk paru-paru), respirasi eksternal (pertukaran

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ventilator mekanik merupakan alat yang digunakan untuk membantu fungsi pernapasan. Penggunaannya diindikasikan untuk pasien dengan hipoksemia, hiperkapnia berat dan

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Asma merupakan penyakit yang sering di jumpai di masyarakat, asma

Lebih terperinci

Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak

Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak Helmi M. Lubis Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK Juniartha Semara Putra ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.

Lebih terperinci

Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi

Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara keluar-masuk paru-paru), respirasi eksternal (pertukaran gas antara darah dan ruang paru-paru yang terisi udara), transport gas respirasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibutuhkan manusia dan tempat pengeluaran karbon dioksida sebagai hasil sekresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibutuhkan manusia dan tempat pengeluaran karbon dioksida sebagai hasil sekresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paru-paru merupakan salah satu organ vital pada manusia yang berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan

Lebih terperinci

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi WORKSHOP PIR 2017 FAAL PERNAPASAN Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta CURICULUM

Lebih terperinci

RESPIRATORY FAILURE. PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC)

RESPIRATORY FAILURE. PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC) RESPIRATORY FAILURE PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC) 1 DEFINIS I Gagal napas adalah ketidakmampuan paru-paru memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini dapat terjadi akibat kegagalan oksigenasi

Lebih terperinci

TESIS /I MEDAN. Universitas Sumatera Utara

TESIS /I MEDAN. Universitas Sumatera Utara TESIS PERBEDAAN NILAI PARAMETER PEMANTAUAN VENTILASI MEKANIK DAN ANALISAA GAS DARAH SETELAH TINDAKAN FISIOTERAPI DADA DAN SUCTION DIBANDING HANYAA SUCTION PADAA ANAK YANG DI RAWAT DI UNIT RAWAT INTENSIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang

Lebih terperinci

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral

Lebih terperinci

ASIDOSIS RESPIRATORIK

ASIDOSIS RESPIRATORIK ASIDOSIS RESPIRATORIK A. PENGERTIAN. Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat). 1. Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri

Lebih terperinci

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen A. Pengertian Oksigen Oksigen adalah suatu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel secara normal yang diperoleh dengan cara menghirup

Lebih terperinci

Sistem Pernapasan - 2

Sistem Pernapasan - 2 Anatomi sistem pernapasan Proses inspirasi dan ekspirasi Definisi pernapasan Eksternal Internal Mekanik pernapasan Inspirasi dan ekspirasi Peran otot pernapasan Transport gas pernapasan Ventilasi, difusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial merupakan konstributor penting pada morbiditas dan mortalitas.

Lebih terperinci

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau

BAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau organ intra toraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam. Trauma tumpul toraks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 2/17/2016 3 2/17/2016

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc PENDAHULUAN HIDUNG CO2 O 2 SISTEM PERNAFASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO2 SISTEM PEREDARAN DARAH SEL ENERGI Respirasi Internal ALAT PERNAFASAN Hidung/rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini zaman semakin berkembang seiring waktu dan semakin memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. Saat ini tingkat ozon naik hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan komplikasi pada organ lainnya (Tabrani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan komplikasi pada organ lainnya (Tabrani, 2008). 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal nafas merupakan salah satu kondisi kritis yang diartikan sebagai ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan homeostasis oksigen dan karbondioksida.

Lebih terperinci

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1 TERAPI OKSIGEN Oleh : Tim ICU-RSWS juliana/icu course/2009 1 Definisi Memberikan oksigen (aliran gas) lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ventilator adalah suatu sistem alat bantu hidup yang dirancang untuk menggantikan atau menunjang fungsi pernapasan yang normal. Ventilator dapat juga berfungsi untuk

Lebih terperinci

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan MAKALAH BATUK EFEKTIF 1. Batuk Efektif 1.1 Pengertian Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ventilasi mekanik merupakan terapi definitif pada klien kritis yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ventilasi mekanik merupakan terapi definitif pada klien kritis yang mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ventilasi mekanik merupakan terapi definitif pada klien kritis yang mengalami hipoksemia dan hiperkapnia. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ventilasi mekanik

Lebih terperinci

MEMBRAN RESPIRATORIUS

MEMBRAN RESPIRATORIUS PENDAHULUAN Fungsi utama paru adalah untuk memberikan oksigenasi darah yang memadai dan mengeluarkan karbondioksida (CO 2 ). Proses pertukaran gas melalui tiga tahapan yaitu ventilasi paru yang akan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan pengobatan, memberikan pelayanan gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap (Kemenkes,2008).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Latihan batuk efektif merupakan aktifitas perawat untuk membersihkan sekresi pada jalan nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah untuk meningkatkan mobilisasi sekresi

Lebih terperinci

Curriculum vitae. Pudjiastuti, dr., Sp. A(K) Pendidikan : S 1 : FK UNS Surakarta, lulus tahun 1986

Curriculum vitae. Pudjiastuti, dr., Sp. A(K) Pendidikan : S 1 : FK UNS Surakarta, lulus tahun 1986 Curriculum vitae Pudjiastuti, dr., Sp. A(K) Pendidikan : S 1 : FK UNS Surakarta, lulus tahun 1986 Spesialis : FK Undip Surakarta, lulus tahun 1997 Spesialis Anak Konsulen : FK UI RSCM, lulus tahun 2004

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SUARA NAFAS

MACAM-MACAM SUARA NAFAS MACAM-MACAM SUARA NAFAS Asuhan Keperawatan Aplikasi NANDA Diposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep SUARA NAFAS NORMAL Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan

Lebih terperinci

Anatomi dan Fisiologi saluran pernafasan. 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1

Anatomi dan Fisiologi saluran pernafasan. 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 Anatomi dan Fisiologi saluran pernafasan 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 Anatomi Sistem Pernafasan Manusia 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 2 Sistem pernafasan atas 1/9/2009 Zullies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Airway Management Menurut ATLS (Advance Trauma Life Support) (2008), Airway manajemen merupakan hal yang terpenting dalam resusitasi dan membutuhkan keterampilan yang khusus

Lebih terperinci

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4nafas Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Tinjauan Kepustakaan V Selasa 7 Januari 2014 EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Penyusun: Rina Puspasari S., dr. Pembimbing: Marina Moeliono, dr., SpKFR(K) Penilai: Marietta Shanti P., dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. WHO (1957) mendefinisikan sehat dengan suatu keadaaan sejahtera sempurna. merawat kesehatan (Adisasmito, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. WHO (1957) mendefinisikan sehat dengan suatu keadaaan sejahtera sempurna. merawat kesehatan (Adisasmito, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (1957) mendefinisikan sehat dengan suatu keadaaan sejahtera sempurna dari fisik, mental, dan social yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan,

Lebih terperinci

RINGKASAN. Fisioterapi dada atau teknik pembersihan jalan nafas, atau postural drainage

RINGKASAN. Fisioterapi dada atau teknik pembersihan jalan nafas, atau postural drainage RINGKASAN Fisioterapi dada atau teknik pembersihan jalan nafas, atau postural drainage dan perkusi merupakan metode pembersihan jalan nafas yang digunakan oleh para fisioterapis. Pada beberapa rumah sakit,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai masa keemasan (golden period), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa

Lebih terperinci

LATIHAN BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM PADA KLIEN DENGAN PNEMONIA. Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat

LATIHAN BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM PADA KLIEN DENGAN PNEMONIA. Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat LATIHAN BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM PADA KLIEN DENGAN PNEMONIA A. Pengertian 1. Batuk efektif Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat tinggi. Pneumonia merupakan penyakit radang akut paru yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan

Lebih terperinci

PERTUKARAN UDARA O 2 DAN CO 2 DALAM PERNAPASAN

PERTUKARAN UDARA O 2 DAN CO 2 DALAM PERNAPASAN PERTUKARAN UDARA O 2 DAN CO 2 DALAM PERNAPASAN Saminan Abstrak. Udara atmosfer norrnal yang kering adalah campuran gas-gas yang mengandung sekitar 79% Nitrogen (N 2 ) dan 2l% oksigen (O 2 ). Manusia bernapas

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG 14.41 No comments BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kependidikan, yang pada dasarnya belajar merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SK/XI/2008 tentang pedoman pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik,

BAB I PENDAHULUAN. SK/XI/2008 tentang pedoman pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan penyakit paru obstruktif kronik telah di bahas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1022/MENKES/ SK/XI/2008 tentang pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan dunia yang tidak hanya terjangkit di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global Initiatif for Asthma

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply BAB I PENDAHULUAN Darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami masalah serius. Selain olahraga dan transfusi darah, nutrisi tertentu

Lebih terperinci

Cara Mengukur Kapasitas dan Volume Paru-Paru

Cara Mengukur Kapasitas dan Volume Paru-Paru Cara Mengukur Kapasitas dan Volume Paru-Paru Volume dinamik paru dan kerja pernapasan Keterangan mengenai status ventilasi tidak hanya membutuhkan volume statis paru, namun juga pengukuran kecepatan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons

BAB I PENDAHULUAN. oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernafasan merupakan fungsi yang berjalan secara otomatis tanpa dikendalikan oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons bagian atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hiperoksigenasi 1. Definisi Hiperoksigenasi adalah teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi (100%) yang bertujuan untuk menghindari hipoksemi akibat penghisapan lendir

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU SKRIPSI INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun Oleh: ARI WIBAWA J 110 040 014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap pembedahan, dilakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk baik menghilangkan rasa nyeri yang kemudian disebut dengan anestesi. Dan keadaan hilangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk proses respirasi. Respirasi merupakan proses

Lebih terperinci

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Laporan Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia Oleh SAUSAN NAZHIRA 1206103010064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SPIROMETRI. Deddy Herman. Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK UNAND

SPIROMETRI. Deddy Herman. Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK UNAND SPIROMETRI Deddy Herman Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK UNAND RESPIRASI Ventilasi Difusi Perfusi VENTILASI Peristiwa masuk dan keluar udara ke dalam paru : Inspirasi Ekspirasi Inspirasi :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, 1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 6 Sumber: Biology: Sumber: Realm www.legevakten.no of Life, 2006 Pada proses inspirasi, tulang-tulang rusuk akan terangkat ke atas untuk memperbesar rongga dada. Sistem Pernapasan Hasil yang harus

Lebih terperinci

Kurnia Eka Wijayanti

Kurnia Eka Wijayanti Kurnia Eka Wijayanti Pernafasan dibagi menjadi beberapa peristiwa: 1. Ventilasi paru 2. Difusi oksigen dan co2 di alveoli 3. Transpor oksigen dari darah ke dalam sel Udara masuk ke paru-paru karena ada

Lebih terperinci

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P REFERAT WSD ( Water Seal Drainage ) Oleh : Ayu Witia Ningrum 2007730022 Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P Tugas Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Islan Jakarta Utara, Sukapura Stase Ilmu Penyakit Dalam 2012

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu dikembangkan di Indonesia. Berbagai pemberian pelayanan keperawatan intensif bertujuan

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah suatu keadaan terdapatnya keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif. Penyakit ini

Lebih terperinci

Patofisiologi Batuk PENDAHULUAN REFLEKS BATUK. Dr. Tjandra Yoga Aditama

Patofisiologi Batuk PENDAHULUAN REFLEKS BATUK. Dr. Tjandra Yoga Aditama Patofisiologi Batuk Dr. Tjandra Yoga Aditama Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Unit Paru RS Persahabatan, Jakarta PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap

Lebih terperinci

2. PERFUSI PARU - PARU

2. PERFUSI PARU - PARU terapi oksigen TAHAPAN RESPIRASI 1. VENTILASI 2. PERFUSI PARU - PARU 3. PERTUKARAN GAS DI PARU-PARU 4. TRANSPORT OKSIGEN 5. EKSTRAKSI ( OXYGEN UPTAKE ) Sumbatan jalan nafas pasien tak sadar paling sering

Lebih terperinci

KEGAGALAN PERNAFASAN AKUT Oleh: Sri Setiyarini, SKp

KEGAGALAN PERNAFASAN AKUT Oleh: Sri Setiyarini, SKp KEGAGALAN PERNAFASAN AKUT Oleh: Sri Setiyarini, SKp DEFINISI Kegagalan pernafasan akut adalah ketidak mampuan paru untuk mempertahankan oksigenasi darah dengan atau tanpa disertai gangguan ventilasi. Ditandai

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci