BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Hendra Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadaari atau tidak, untuk mencapai tujuan itu siswa perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya pendorongannya (Slameto, 1998) Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti to move atau menggerakkan (Winardi, 2001). Pada tahun 1982, Mitchell (dalam Winardi, 2001) mengemukakan motivasi adalah proses psikologis yang menyebabkan timbul, diarahkan, terjadi tetap terpeliharanya kegiatankegiatan sukarela yang diarahkan pencapaian tujuan tertentu. Motivasi juga diartikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan perasaan dan didahului tanggapn terhadap tujuan (Mc Donals, dalam Sardiman, 2001). Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu, ditandai munculnya rasa, segi afektif, kemudian akan terdorong karena adanya tujuan yang hendak dicapai. 6
2 Tujuan tersebut menyangkut berbagai kebutuhan seseorang termasuk kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Hubungan antara motivasi dan pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut a) motivasi memberi semangat, sehingga siswa menjadi aktif, sibuk dan tertarik, b) motivasi menopang upaya dan memlihara agar belajar siswa tetap berlangsung, c) motivasi mengarahkan dan mengendalikan tujuan siswa sehingga memapu melengkapi tugas belajar dan berhasil mencapai tujuan belajar yang diinginkan, d) motivasi bersifat selektif sehingga siswa dapat menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan bagaimana tugas-tugas belajar akan dilakukan. Dengan demikian, motivasi berfungsi sebagai penentu prioritas untuk keberhasilan siswa dalam belajar. Pengertian motivasi belajar tim penulis buku MKDK IKIP Semarang (1998) adalah dorongan atau semagant yang muncul dalam diri manusia untuk melakukan kegiatan secara berulang-ulang atau terus-menerus tanpa pantang menyerah untuk memperoleh suatu keinginan yang lain dari hasil kegiatan pengulangan tersebut. Jadi boleh dikatakan motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang dalam belajar. Motivasi dalam belajar memang diperlukan oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk maju dan berhasil. Tanpa keinginan yang disertai oleh motivasi yang kuat maka dijamin cita-cita yang diharapkan tersebut tidak akan berhasil sama sekali, karena kurangnya motivasi yang 7
3 didapatkan seseorang akan menurunkan semangat dan cara ia mendapatkan apa yang diinginkannnya Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Kismayati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen 3 YSKI Semarang, manusia dikaruniai mekanisme pertahanan diri yang disebut fight /flight syndrono. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan atau menghadapi tantangan (fight) atau menghindari tantangan (flight). Dalam banyak kasus, tantangan merupakan rangsangan untuk mencapai kesuksessan, dengan kata lain tantangan tersebut merupakan motivator. Namun demikian tidak semua pekerjaan menghasilkan tantangan. Sebuah tim tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang? Salah satu kriteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya, sebaliknya jika terlalu mudah, maka tim juga akan malas mengerjakannya karena dianggap tidak akan memberikan kebanggaan. 8
4 Secara umum setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggung jawab. Tanggung jawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Tim yang diberi tanggung jawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam setiap team anggota merasa bahwa tim tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas sehingga akan tercipta motivasi dan komitmen yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi yang kuat memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri. Demikian juga dengan motivasi belajar. seperti tercantum dalam http: // (10 Oktober 2006). Motivasi merupakan faktor dominan yang menentukan kemajuan studi maupun kemampuan belajar siswa. Motivasi adalah suatu dorongan atau semangat yang kuat dan luas untuk melakukan kegiatan belajar guna mendapatkan hasil belajar yang baik lagi. Kegiatan belajar yang didorong motivasi belajar yang kuat akan menghasilkan sesuatu hasil yang baik dan menyeluruh di lingkungan komunitas tersebut. Namun adakalanya dapat menimbulkan kesenjangan diantara pelaku yang telah termotivasi tersebut 9
5 sehingga dapat menimbulkan sesuatu hassil yang diluar keinginan pemberi semangat. Suatu aliran pemikiran yang lain lagi tentang motivasi belajar dianggap sebagai pengaruh perilaku manusia terhadap bermacam-macam motivasi atau kebutuhan untuk melakukan kegiatan belajar. memang untuk mendapatkan suatu hassil berupa pengalaman yang dapat dari lingkungan untuk mencari kematangan dibutuhkan suatu dorongan baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Selanjutnya, motivasi belajarpun, seperti termuat dalam dapat berupa motivasi negatif maupun positif. Motivasi yang negatif dapat berupa ketakutan, dan dapat ditanggapi siswa sebagai suatu ancaman. Namun demikian, motivasi yang negatif dapat bermanfaat dalam situasi tertentu meskipun dalam proses belajar, motivasi yang positif lebih memainka peranan penting. Dalam hal ini, motivasi yang negatif tidak seefektif motivasi positif dalam mewujudkan pembelajaran yang efisien. Motivasi yang positif biasanya berpangkal pada penghargaan. Penghargaan yang dimaksud adalah penghargaan yang dijanjikan apabila siswa tersebut berhasil memperoleh prestasi. Penghargaan ini bisa berupa penghargaan yang bersifat pribadi maupun penghargaan yang bersifat sosial. Dalam hal in, motivasi belajar siswa meliputi kepuasan akan konsep diri, atau pun pengakuan publik. Oleh karena itu, guru pembimbing dapat 10
6 menanamkan konsep prestasi diri, rasa nyaman dan aman, pengakuan kelompok, dan prestasi sebagai pencitraan diri yang membanggakan. Inilah yang akan menjadi motivasi yang positif dalam diri siswa Layanan Bimbingan Belajar Dewasa ini masyarakat mengalami perubahan yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kemajuan teknologi, akulturasi kebudayaan, peperangan, perubahan norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan kebiasaankebiasaan. Siswa menjadi gelisah oleh karena perubahan ini. Berbagai perubahan ini berakibat meningkatnya demand dan expectations yang harus dipenuhi siswa (Siswoharjono, 1993). Bimbingan dan konseling bertujuan memberi pertolongan kepada siswa yang ditolong agar ia mencapai / memiliki kehidupan yang layak dan bahagia di dalam masyarakat. Berdasarkan bidang masalah layanan oleh Bimbingan dan Konseling. Siswoharjono (1993) membagi persoalanpersoalan dalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Persoalan personal / pribadi, emosional, atau psikologis 2. Persoalan edukatif, yaitu persoalan yang dihadapi dalam studi, seperti cara belajar, dan ketidak berhasilan dalam studi. 3. Segi sosial atau pergaulan tentang penyesuaian dan permasalahan dalam menghadapi lingkungan sosial. 4. Segi vokasional, atau pemilih, penyesuaian, atau pembinaan jabatan. 11
7 Siswa SMP diduga juga mengalami beberapa masalah dalam proses belajarnya, siswa mengalami banyak permasalahan dari dalam atau luar diri mereka yang menghambat proses belajarnya sehingga kelangsungan dan hasrat belajarnya kurang lacar Pengertian Bimbingan Belajar P.M Hatari (1981) adalah membantu siswa dalam proses pengembilan keputusan mengenai karier atau pekerjaan terutama yang mempengaruhi kehidupannya di kehidupan yang akan datang. Pujo Suwarno (1988) memberikan definisi bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada individu atau kelompok individu dari semua jenis dan unsur baik yang telah memiliki problem maupun yang belum untuk mencegah atau mengatasi kesulitan kehidupannya agar individu atau kelompok individu itu memahami dan mengerti dirinya dan mampu membuat keputusan sendiri dalam menghadapi sesuai dengan kemampuannya sehingga tercapai keberhasilan hidup sebagi individu maupun sebagai mahluk sosial. Dalam pola umum bimbingan di sekolah bimbingan belajar merupakan salah satu dari keempat bidang bimbingan. Bimbingan belajar juga merupakan salah satu bidang yang membantu siswa dalam menghadapi masalah-masalah belajar, untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, antara kemampuan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, untuk memperoleh keberhasilan dan perwujudan dari seluruh perjalanan hidupnya. 12
8 Bimbingan belajar merupakan bagian dari bimbingan dan konseling di sekolah. Bersama-sama dengan bagian-bagian yang lainnya bimbingan belajar dilaksanakan dalam program kegiatan bimbingan dan konseling melalui pelaksanaan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung Tujuan Bimbingan Belajar Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004) tujuan pelayanan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang dimilikinya, mencapai perkembangan yang optimal. Diperjelas oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono bahwa bimbingan belajar memiliki tujuan diantaranya adalah: a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa. b. Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan fungsimenggunakan buku pelajaran. c. Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi yangmemanfaatkan perpustakaan. d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan danujian. e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan,cita-cita, dan kondisi fisik atau kesehatan yang dimiliki. f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studitertentu. g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar. h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajarandi sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karier di masadepan. 13
9 Selaras dengan pendapat Tim Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi, 2010: 107) tujuan bimbingan belajar adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar. Penyesuaian tersebut contohnya berupa penyesuaian diri dengan lingkungan keadaan kelas, dengan suasana ketika mengikuti pelajaran disekolah, dan dengan teman kelompok belajar di sekolah. Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005) tujuan bimbingan belajar sendiri adalah: a. Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif, sepertikebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, dan perhatianterhadap semua pelajaran, serta aktif mengikuti semua kegiatanbelajar yang dipogramkan. b. Mempunyai motif yang tinggi untuk belajar. c. Mempunyai keterampilan atau teknik belajar yang efektif, sepertiketerampilan membaca buku, mencatat pelajaran, dan mempersiapkandiri menghadapi ujian. d. Mempunyai keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaanpendidikan, contohnya membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugassekolah, memantapkan diri dalam memperdalam pelajarantertentu,dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai haldalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbinganbelajar secara umum yaitu membantu murid-murid agar mendapatkanpenyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap muriddapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,dan mencapai perkembangan yang optimal. 14
10 Manfaat Bimbingan Belajar 1. Siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dalam rangka menyiapkan diri berperan sebagai orang dewasa, yaitu mendapatkan pekerjaan untuk kehidupannya serta meningkatkan kualitas hidupnya. 2. Siswa dapat memilih pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan potensi dirinya dan agar siswa mampu menjadi tenaga kerja produktif. 3. Siswa mendapat berbagai macam informasi tentang berbagai macam lapangan kerja. 4. Siswa dapat mengerti tentang hal-hal yang dipersyaratkan dalam pekerjaan dan persyaratan yang harus dipenuhi. 5. Siswa dapat mengerti tentang penyesuaian diri terhadap keanekaragaman dan perubahan yang terjadi dalam dunia kerja. 6. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir rasional yang sangat diperlukan dalam memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi. 7. Siswa dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dari uraian di atas dapat disumpulkan bahwa manfaat bimbingan belajar adalah melaksanakan tugas-tugas perkembangan, mendapatkan pekerjaan untuk kehidupannya, mengerti tentang penyesuaian diri dalam dunia kerja, mengembangkan kemampuan berpikir rasional, dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan Pengelolaan Bimbingan Belajar Pengelolaan bimbingan belajar meliputi segi perencanaan bimbingan belajar, perumusan tujuan bimbingan belajar serta penyusunan program bimbingan belajar. perencanaan bimbingan belajar ditempuh di akhir tahun pembelajaran agar segera dapat dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, terutama kepada siswa baru kelas I yang baru masuk, maupun kelas II dan kelas III siswa pindahan dari sekolah lain. Tujuan bimbingan belajar adalah untuk memperkanalkan bagaimana cara menghadapi pelajaran di SMP yang tentu saja suasana dan kondisinya 15
11 berbeda dengan di SD. Disamping itu bimbingan belajar juga membantu siswa mengatasi kesulitan dalam belajar; baik yang menyangkut mata pembelajaran tertentu, maupun karena pengaruh lainnya seperti spikologik, sosial, ekonomi, baik secara perorangan maupun secara berkelompok. Supaya dalam pelaksanaan bimbingan belajar itu terarah dan mencapai sasaran. Maka perlu disusun program untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Program tersebut meliputi segi-segi berikut : PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR Tujuan Materi Bimbingan Jenis Layanan Program Bimbingan Belajar, diarahkan agar siswa dapat: a) Mengembangkan rencana untuk mengatur waktu belajar. b) Mengembangkan motivasi belajar c) Mengembangkan cara belajar menghadapi ulangan. d) Mempelajari cara belajar yang efektif dan efisien. e) Mengatur keseimbangan antara waktu belajarr dengan kegiataan ekstrakurikuler 1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. 2. Menumbuhkan disiplin belajar maupun kelompok 3. Mengembangkan penguasaan materi program di SMP. 4. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan dalam kegiatan belajar 5. Orienatasi belajar di pendidikan tinggi. 5.1 Pengembangan wakatu belajar dan kegiatan ekstra kurikuler Informasi Bimbingan pembelajaran Orientasi Bimbingan Kelompok Informasi Penempatn / penyaluran 16
12 5.2 Mengembangkan motiviasi belajar. 5.3 Cara belajar menghadapi ulangan / ujian. 5.4 Mengevaluasi kebiasaan belajar dan merencanakan perubahan bila diperlukan 5.5 Menumbuh dan mengembangkan budi pekerti yang luhur Bimbingan pembelajaran Konseling Kelompok Konseling perorangan Bimbingan kelompok 2.3. Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar Ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa layanan bimbingan belajar ada hubungannya dengan motivasi belajar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari (2004) menemukan bahwa layanan bimbingan belajar berhubungan dengan motivasi belajar yang membawa dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Kismayati (2005) juga menemukan ada hubungan layanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar. Ari (2004) menjelaskan dengan memiliki motivasi belajar yang tinggi siswa memiliki kekuatan dan kemauan untuk rajin belajar dan berusaha menyelesaikan tugas-tugas belajar, sehingga prestasi belajarnya diharapkan dapat meningkat. Lebih lanjut Kismayati (2005) mengatakan layanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa dan upaya memberikan dorongan serta semangat dalam melaksanakan kegiatan belajar pada siswa ternyata memang membuahkan hasil berupa peningkatan nilai prestasi siswa 17
13 pada nilai semester sehinga layanan bimbingan belajar perlu ditingkatkan lagi dalam mendorong siswa supaya dapat lebih bermotivasi lagi dalam belajar. Hasil penelitian Yuniarti (1988) berdasarkan batasanya tentang siswa yang bermiliki motivasi belajar tinggi dan memiliki motivasi belajar rendah. Penelitianya terhadap 394 siswa SLTP Negeri di Yogyakarta. Hasil penelitianya adalah : 1) ada kecenderungan siswa yang lebih tinggi motivasi belajar lebih tinggi pula prestasinya dalam mata pelajaran IPA bila dibandingkan dengan siswa yang rendah motivasi belajar tidak signifikan pada tingkat signifikan 5%. 2) ada kecenderungan siswa yang tinggi motivasi belajar akan memperoleh prestasi mata pelajaran IPA yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan lebih rendah motivasi belajar dan kelebihan ini signifikan pada tingkat signifikan 1%. 3) ada kecenerungan siswa yang tinggi motivasi belajar untuk memperoleh prestasi mata pelajaran bahasa yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kategori lainya, dan kelebihan ini pada tingkat signifikan 1%. Sihombing (1996) dalam penelitianya tentang korelasi antara motivasi belajar dengan kinerja siswa menemukan adanya korelasi yang signifikan antara motivasi belajar denga prestasi belajar siswa. Penelitinnya dilakukan pada 60 orang siswa dari Balai Pusat Kegiatan Belajar Medan dan Ujung Pandang. Hasil penelitian atas dasar pengujian signifikan dan linieritas hubungan antara motivasi belajar dengan kepuasan belajar sangat signifikan dengan signifikansi 5%. 18
14 Sri Hardjo dan Badjuri (2003) mengkorelasikan motivasi belajar dan kebiasaan belajar dengan prestasi siswa kelas V dan VI SD di Kabupaten Semarang dengan temuan 1) Terdapat korelasi signifikan antara motivasi belajar dan prestasi kebiasaan belajar dengan koefisien korelasi r = 0,030**. 2) Terdapat korelasi signifikan antara motivasi belajar dengan koefisien korelasi r = 0.029**. 3) Terdapat korelasi yang signifikan antara gabungan motivasi belajar dan cara belajar secara bersama pada koefisien korelasi r = 0,037** Penelitian yang Relevan Kismayati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen 3 YSKI Semarang mengatakan layanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa dan upaya memberikan dorongan serta semangat dalam melaksanakan kegiatan belajar pada siswa ternyata memang membuahkan hasil berupa peningkatan nilai prestasi siswa pada nilai semester sehinga layanan bimbingan belajar perlu ditingkatkan lagi dalam mendorong siswa supaya dapat lebih bermotivasi lagi dalam belajar Hipotesis Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah : Ada hubungan yang signifikan antara layanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa kelas 8 SMP Pendowo Ngablak Tahun 2013/
BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia. Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
114 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sesuai analisa data penelitian diperoleh bahwa minat belajar siswa mempunyai pengaruh secara parsial sebesar 0.608 atau 60.80%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciSigit Sanyata
#3 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Ekstensi Bimbingan Konseling FKIP
Lebih terperinciDasar-dasar Bimbingan dan Konseling
Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Diana Septi Purnama, M.Pd Email : dianaseptipurnama@uny.ac.id Konsep Bimbingan Dan Konseling 5. - 1. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING Suatu proses bantuan psikologis yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan uraian keaslian penelitian. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG
BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sisi perkembangan, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada masa remaja. Menurut Hurlock (Sobur, 2003:134) masa remaja merupakan masa peralihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah merupakan salah satu organisasi pelayanan publik yang sering dianggap belum produktif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebagai penyelenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Sumahamijaya, 2003 Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantungpada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika dalam pelaksanaan pendidikan diajarkan di institusi-institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sebagai salah satu wadah para akademis, perguruan tinggi memegang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai salah satu wadah para akademis, perguruan tinggi memegang peranan penting dalam proses pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa. Perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia yang mempunyai peran penting dalam perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan elemen dasar yang menggerakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disengaja, ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif ini adalah interaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah aset yang penting didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena bagaimanapun tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam belajar dapat diketahui dari prestasi yang dicapai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah satunya, rasa ini timbul akibat perasaan terancam terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERCAYA DIRI 1. Pengertian percaya diri Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar tergantung pada kemampuan setiap siswa. Kegiatan belajar di sekolah bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa harus mempunyai intelektual dan sebagai calon pimpinan maka perlu mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Minat belajar yang tergambarkan dari motivasi belajar siswa merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat belajar yang tergambarkan dari motivasi belajar siswa merupakan suatu keadaan di dalam diri siswa yang mampu mendorong dan mengarahkan perilaku mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pemberian motivasi, maka pemberian motivasi terhadap karyawan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produktivitas kerja adalah bagian penting yang harus diperhatikan dalam manajemen sumber daya manusia. Manajer yang sukses harus memiliki kemampuan dalam meningkatkan
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015
PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2006 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak memulai kehidupannya dengan sedikit sumber daya untuk menjaga diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya dan orang
Lebih terperinciFUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai
BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Motivasi Belajar 1.1.1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001). Motivasi
Lebih terperinciEKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING
0 EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING DAN QUESTIONS STUDENTS HAVE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciPENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Data Hasil Penelitian Penelitian hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tumijajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar
319 Hubungan Antara Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Smk Al Munawwarah Kesugihan Cilacap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan
Lebih terperinciBAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,
Lebih terperinciLukman Samsul Hadi. Pendidikan Teknik Mesin FKIP UST Yogyakarta. ABSTRAK
Hubungan Antara Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan pada Siswa Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMk Al Munawwarah Kesugihan Cilacap Lukman Samsul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi diri yang tidak terbatas waktu dan tempat dengan memperhatikan adanya nilai-nilai budaya dalam
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari keseluruhan proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan paling pokok, berhasil tidaknya tujuan pendidikan biasanya diukur melalui prestasi belajar. Prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan manusia. Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya di sekolah. Masalah ini cukup kompleks, bisa dilihat dari beragamnya faktor yang terlibat. Ada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, perilaku dan penentu terwujudnya tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Pasundan 1 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan rumpun Bisnis dan Manajemen yang merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa, pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pengendalian manajemen yang baik harus didukung dengan struktur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pengendalian manajemen yang baik harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan mengenai cara menjalankan dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar Disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN Sri Wahyuni Adiningtiyas. Dosen Tetap Prodi Bimbingan Konseling UNRIKA Batam Abstrak Penguasaan terhadap cara-cara belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia sampai sekarang peranan matematika dianggap penting. Matematika berbeda dengan ilmu lain. Meteri matematika bersifat kreatif, menarik
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi
107 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan kajian dan hasil analisa data pada penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Berwirausaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Sebagaimana yang diungkapkan Slameto (2003), belajar adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu pasti mengalami peristiwa belajar. Orang mengalami perbuatan belajar dengan sengaja dengan tujuan yang sama yaitu mengalami perubahan. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan, yaitu mengenai prestasi belajar siswa. Untuk mencapai prestasi belajar, maka pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa remaja. Pada masa ini berkembang suatu gejala yang cukup menghawatir kan bagi para pendidik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah memiliki peran yang cukup besar dalam peningkatan sumber daya manusia melalui proses belajar mengajar. Hamalik (1993) menyatakan bahwa secara operasional
Lebih terperinciContoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan
Contoh Makalah Pendidikan selalu dicari karena memang penting dan sangat dibutuhkan, bahkan di internet ada puluhan bahkan ratusan orang yang setiap harinya mencari tentang hal-hal yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar
A. Pemaparan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar Membuat Kriya Tekstil dengan Teknik Makrame Terhadap Kesiapan Kerja di Kriya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI merupakan masa usia seseorang di sebut remaja. Pikunas (1976) menyatakan bahwa masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Stategi Problem Solving Strategi problem solving adalah strategi yang mengajarkan kepada siswa bagaimana cara memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG
1 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG Fredy Amryansyah 1), Sumadi 2), Dedy Miswar 3) Abstract: This study aims
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan bahwa proses yang dilakukan guru dan siswa merupakan kunci
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam interaksi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas ditemukan bahwa proses yang dilakukan guru dan siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Guru
Lebih terperinci