PETA RAWAN KORUPSI DI SEKTOR KESEHATAN Hasil Monitoring Kasus Korupsi Disektor Kesehatan Tahun MASRI AHMAD HARAHAP
|
|
- Glenna Liana Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETA RAWAN KORUPSI DI SEKTOR KESEHATAN Hasil Monitoring Kasus Korupsi Disektor Kesehatan Tahun Oleh : MASRI AHMAD HARAHAP Divisi Hukum - SAHdaR Disampaikan pada acara : The 5 th Indonesia Anti-Corruption Forum. Binus University Jakarta, November, 28-30, 2016
2 A. Peta Korupsi disektor kesehatan Pengadaan Barang dan Jasa Jaminan Kesehatan Pemalsuan Obat dan Vaksin Pungli/suap sektor pendidikan dokter Pungli atau Suap Sektor Penerimaan Tenaga kesehatan
3 Metode Pengolahan Data Analisis Interview Pendalaman Dokumen Kasus Tabulasi data
4 Sumber Data : Pengaduan Masyarakat Tracking Media dan tamuan Informasi Basis Hasil Monitoring pengadilan Tipikor Medan pada Tahun
5 1. Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) 2% Kasus Korupsi PBJ Kesehatan Periode Di Sumut 14% 5% 7% Alat kesehatan 31 kasus Pembangunan RSU Puskesmas 6 Kasus Obat - Obatan 2 Kasus Pungutan Liar 1 Kasus 72% Mark Up Anggaran Kesehatan 1 Kasus Proyek FikFf 3 Kasus back
6 Modusnya. 1. Mark Up Anggaran 2. PBJ FikMf 3. Penyuapan Dalam Proses Lelang Tender 4. Pungutan Liar
7 Pelaku : Kait mengkait. Kadis Kesehatan, PPK, PPBJ Rumah Sakit, dan Puskesmas Rekanan
8 Sebaran Wilayah Korupsi Sektor Kesehatan di Sumatera Utara
9 2. Jaminan Kesehatan Nasional Rp. 11 Triliun Rp. 7 Triliun Back
10 Daftar Temuan Masalah BPJS bisa RUGI
11 Masalah Sulit Disentuh PASIEN/KELUARGA PENGGUNA BPJS TIDAK MENGERTI HASIL DIAGNOSA DOKTER, SEHINGGA ACAP KALI TERJADI MANIPULASI TAGIHAN/KLAIM BPJS KARENA PANIK, PASIEN/KELUARGANYA TIDAK MEMERIKSA TAGIHAN (KLAIM) BPJS
12
13 Carut Marut Layanan BPJS Diskriminatif Malpraktik Over Capacity TEMUAN SAHDAR Pungutan Liar Layanan Kesehatan BPJS Kualitas Layanan Rendah Pemeriksaan Palsu Keterbatasan Obat dan Alkes Penolakan Pasien
14 3. PEMALSUAN disekitar Orang Sakit Vaksin Palsu Obat Palsu Orang Sakit Obat kadaluarsa Back Diagnosa Palsu
15 Bagaimana bisa terungkap. Laporan Masyarakat Hasil penyelidikan : Pemalsuan obat sejak tahun 2009 Pemalsuan Vaksin sejak tahun 2003 Padahal : BPOM sudah berdiri sejak tahun 2001, BPOM dimana?
16 Akibat atau dampak : Tidak membayar Pajak Kerugian Kesehatan Masyarakat Asumsi Kerugian Negara Rp. 1,5 T Kerugian Hak Paten atas pemalsuan obat Turunnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan di Indonesia Sumber : Publikasi Hasil Penelitian Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), Tahun 2012
17 Potensi korupsi (suap, pungli, gratifikasi) Menawarkan obat Bonus jika diterima Perusahaan Farmasi Kesepakatan Suap (Janji) Pungli (Janji) Orientasi Laba Tidak ada harga standar Permainan Resep dokter Rumah Sakit
18 Potensi masalah dalam distribusi obat Tanpa pengawasan BPOM, Menerima obat palsu Industri Registrasi BPOM Izin Edar BPOM Tidak melakukan crosscheck ApoFk Pedagang Besar Farmasi Pedagang Eceran ApoFk & Toko Obat RS dan Puskesmas Dokter yang punya izin PBF Lainnya
19 4. Pungli/Suap Sektor Pendidikan Dokter Pungli berkisar Rp juta PTN/PTS Fakultas Rektorat Calo Relasi PoliMk Keluarga (NepoMsme) Lain-lain Pemerintah Kepala Daerah Dinas Pendidikan
20 5. Pungli/suap penerimaan tenaga kesehatan Kepala Daerah Dinas Kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, ApoMk Oknum Pemerintah Perantara Tokoh berpengaruh (polimk, dll) Keluarga pejabat Lain-Lain Perawat, Dokter, Tekhik, dsb. Pungutan : Rp. 3 Juta Rp. 40 Juta Calon Pekerja RSUP H. Adam Malik Medan Kasusnya : RSUD Kab. Labuhanbatu Selatan Back
21 B. Kesimpulan Sistem pencegahan korupsi di internal pemerintah daerah masih rendah Pengusutan kasus korupsi sektor PBJ Kesehatan tidak tuntas hingga ke aktor utamanya Kasus korupsi disektor kesehatan paling banyak adalah Pengadaan Barang dan jasa, terutama alat-alat kesehatan Modus Korupsi disektor kesehatan masih menggunakan modus lama Aktor-aktornya masih dalam jabatan yang sama Sistem yang masih memberi peluang korupsi BPJS menjadi sarang korupsi baru akibat sistem pengawasan yang lemah, namun minim perhatian APH Korupsi sebabkan pelayanan kesehatan menjadi diskriminatif dan kualitas yang minimalis BPOM tidak berfungsi maksimal dalam mengawasi peredaran obat di Indonsia Suap/pungli pada Sektor Pendidikan Dokter masih luput dari perhatian APH dan CSO (Masyarakat) Persepsi korupsi (suap) masyarakat masih tinggi, karena ingin instan Opini hasil audit BPK terhadap keuangan pemerintah daerah tidak valid sehingga menutup indikasi kerugian negara
22 D. Rekomendasi Pengadaan Barang dan Jasa PBJ seharus lebih transparantif dan akuntable Pengadaan barang dan jasa harus berbasis kebutuhan, bukan kehendak peyelenggara negara BPJS : UUBPJS No. 24/2011 Kerjasama BPJS dan RSU/Puskesmas tidak hanya bersifat kontraktual, tetapi negara harus merevisi UUBPJS dan memuat aturan kerjasama serta sanksi yang jelas dengan rumah sakit. Seharusnya ada kewajiban RSU/Puskesmas untuk membangun kerjasama dengan BPJS, Karena RSU hakikatnya memiliki fungsi sosial yang tidak boleh mengutamakan laba/keuntungan. Unsur Masyarakat (CSO) seharunsya dilibatkan dalam Dewan Pengawas PBJS agar lebih objektif Pasal 38 ayat 1 UUBPJS mengenai Pertanggung jawaban direksi hanya sebatas kesalahan pengelolaan dana, seharusnya, direksi juga dibebani tanggung jawab karena buruknya managemen yang mengakibatkan kerugian Pengadaan Obat : Seharusnya ada regulasi tegas yang mengharuskan BPOM memeriksa peredaran obat yang ada dirumah sakit secara periodik. Seharusnya ada lembaga khusus pengaduan masyarakat pengguna jasa RSU, Puskesmas, apotik atau klinik. Pendidikan Dokter : PTN : seleksi khusus untuk calon mahasiswa kedokteran tidak dapat disamakan dengan seleksi mahasiswa pada umumnya. Jalur Mandiri harus dihapus dan biaya kuliah harus ditekan agar lebih murah. PTS : Pemerintah perlu menekan biaya kuliah di Fakultas Kedokteran, dan mendorong seleksi yang lebih ketat dan objektif Rekrutmen Tenaga Kesehatan : APH dan kemenkes perlu melakukan investigasi terhadap masalah ini dan mendorong seleksi yang lebih objektif dan transparan
23
Jalur Distribusi Obat
Jalur Distribusi Obat Berikut jalur distribusi obat: Apotik &Toko Obat Apotik & Toko Obat Pedagang Besar Farmasi RS dan Puskesmas Industri Registrasi BPOM Izin Edar Pedagang Eceran Dokter yg pny SIMO PBF
Lebih terperinciPeta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN
Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN Pengantar Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan dilakukan sejak tahun 2014. Pada tahun 2016 diperkirakan terdapat 9.767 puskesmas dan
Lebih terperinciTREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017
TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 217 LATAR BELAKANG 1. Informasi penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum tidak dipublikasi secara transparan, khususnya Kepolisian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instansi selaku pengguna barang atau jasa membutuhkan barang atau jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi selaku pengguna barang atau jasa membutuhkan barang atau jasa untuk melaksanakan fungsinya dan untuk mencapai kinerjanya. Instansi atau organisasi
Lebih terperinciDisampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,
Disampaikan oleh Pada tanggal : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) 561038, Fax (0274) 552250, 519052 VISI OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN
Lebih terperinciPBJ, KORUPSI & REFORMASI BIROKRASI
PBJ, KORUPSI & REFORMASI BIROKRASI Abdullah Hehamahua Penasihat KPK (LKPP, Jakarta, 8 Juni 2011) TUJUAN KEMERDEKAAN KEHIDUPAN BANGSA YANG CERDAS KESEJAHTERAAN UMUM MASYARAKAT YANG AMAN, DAMAI & TENTERAM
Lebih terperinciPemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional
Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional disampaikan oleh: Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan farmasi secara berkelanjutan terus melakukan inovasi menawarkan produk-produk baru, membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat. Kesehatan merupakan hak asasi
Lebih terperinciMeningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis
Nawa Cita Inpres Nomor 6 Tahun 2016 Nomor 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Nomor 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional Nomor 7: Mewujudkan kemandirian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam
BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam keseluruhan bab yang sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perlindungan terhadap pasien dalam
Lebih terperinciFakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi yang ongkosnya semahal korupsi dalam pengadaan barang dan jasa (Donald Strombom, 1998) Bank Dunia
Mencegah Korupsi di Bidang Pengadaan Barang & Jasa Instansi Pemerintah Oleh : Adnan Topan Husodo (Wakil Koordinator ICW) Fakultas Hukum UI, 22 Juni 2010 Fakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi
Lebih terperinciKORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan
KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan Salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan kesejahteraan Rakyat yang adil dan makmur
Lebih terperinciOleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM
PERAN DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DALAM PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN URUSAN KESEHATAN Oleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Pertanyaan
Lebih terperinciPharmaceutical barrier in preventing counterfeit medicines in hospitals. Hadi Sumarsono, S. Farm., Apt.
Pharmaceutical barrier in preventing counterfeit medicines in hospitals Hadi Sumarsono, S. Farm., Apt. PERMENKES Nomor 58 Tahun 2014 Standard Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Standard pengelolaan
Lebih terperinciPERAN APOTEKER DI DALAM PENGELOLAAN OBAT DAN ALKES DI INSTALASI FARMASI PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA. Hardiah Djuliani
PERAN APOTEKER DI DALAM PENGELOLAAN OBAT DAN ALKES DI INSTALASI FARMASI PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA. Hardiah Djuliani LANDASAN HUKUM UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan PP 51 Th. 2009 tentang pekerjaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciAspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI
Aspek legal penggunaan TIK untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan Yustina Sri Hartini - PP IAI Disampaikan dalam Annual Scientific Meeting Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, 23 Maret 2017
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat, khususnya dibidang ekonomi. Perkembangan dunia usaha ini dapat memberikan peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pelayanan dalam kesehatan yaitu obat, obat merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan
Lebih terperinciTren Korupsi Kesehatan
Tren Korupsi Kesehatan D i v i s i M o n i t o r i n g P e l a y a n a n P u b l i k INDONESIA CORRUPTION WATCH Organisasi Presentasi I. Latar Belakang II. Tujuan III. Metodologi IV. Temuan V. Kesimpulan/Rekomendasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredensialing dan Rekredensialing Ada beberapa definisi mengenai kredensialing dan rekredensialing yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Payne (1999) mendefinisikan kredensialing
Lebih terperinciPeran Asosiasi dalam Mendorong Integritas Sektor Usaha Farmasi
Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan Insert your company logo Peran Asosiasi dalam Mendorong Integritas Sektor Usaha Farmasi F Tirto Kusnadi Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia
Lebih terperinciDIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN
DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN E CATALOGUE 2014 PROSES e-catalogue 2016 FORNAS PROSES NEGOSIASI LELANG CATALOGUE OBAT PROSES e-catalogue 2016 NIE Generik Ada Tidak ada > 1 Hanya
Lebih terperinciGERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( GNPK ) PUSAT PRESS RELEASE PELAKSANAAN PEMETAAN KORUPSI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA
GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( GNPK ) PUSAT Bersama Mencegah & Memberantas Korupsi PRESS RELEASE PELAKSANAAN PEMETAAN KORUPSI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA Merujuk Instruksi Presiden
Lebih terperinciTata Kelola Obat di Era Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Tata Kelola Obat di Era Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) NIken ariati Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK p-issn : 2477-118X Pendahuluan Dalam rangka mewujudkan hak masyarakat untuk menerima
Lebih terperinciKEBIJAKAN OBAT DAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
KEBIJAKAN OBAT DAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT Helsy Pahlemy DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Disampaikan pada Pertemuan Hisfarsi Jakarta Jakarta, 27 Agustus 2016 TATA SAJI PENDAHULUAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015
SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015 DASAR Peraturan Perundangan: 1. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Lebih terperinciFRAUD PMK NO.36 TAHUN 2015 TENTANG FRAUD
FRAUD PMK NO.36 TAHUN 2015 TENTANG FRAUD P E R T E M U A N D E S I N F O P E M B I A Y A A N P E L A Y A N A N K E S D I N K E S P R O P J A B A R B A N D U N G, 2 5 A G S T 2 0 1 5 O L E H : D R E X S
Lebih terperinciMONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN Lhokseumawe, 26 Desember 2011
MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN 2011 Lhokseumawe, 26 Desember 2011 Tujuan Monitoring Tujuan dari monitoring kinerja aparat penegak hukum ini adalah: 1. Mendapatkan informasi tentang kasus korupsi
Lebih terperinciPembangunan Integritas Bisnis
AKSI KOLABORATIF Pembangunan Integritas Bisnis Panduan Bagi Pelaku Bisnis, Regulator, dan Penegak Hukum DEKLARASI DEKLARASI Kami; para pelaku bisnis, instansi pemerintah, aparat penegak hukum dan perwakilan
Lebih terperinciTren Pemberantasan Korupsi Divisi Investigasi Dan Publikasi
Tren Pemberantasan Korupsi 2014 Divisi Investigasi Dan Publikasi Tujuan 3 2 Melakukan pemetaan terhadap perkara yang ditangani Aparat Penegak Hukum yang meliputi: sektor, modus, jabatan pelaku, kerugian
Lebih terperinciBONGKAR Korupsi Alat Kesehatan Provinsi Banten & Kota Tangsel. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 10 Desember 2013
BONGKAR Korupsi Alat Kesehatan Provinsi Banten & Kota Tangsel Indonesia Corruption Watch (ICW) www.antikorupsi.org Jakarta, 10 Desember 2013 PENDAHULUAN : Pada tanggal 12 Nopember 2013 yang lalu KPK telah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR
Lebih terperinciErnawaty dan Tim AKK FKM UA
Ernawaty dan Tim AKK FKM UA Fokus Analisis (Review) Materi Laporan Perkembangan Persiapan Operasionalisasi BPJS Kesehatan yang telah disiapkan oleh Pokja BPJS Kesehatan Kemenkes RI Pendekatan normatif
Lebih terperinciEvaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun
Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun Pembahasan Kondisi tata kelola hutan di Indonesia. Peran ICW dalam pengawasan Tata Kelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu mencapai laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan.
Lebih terperinciAida Ratna Zulaiha Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Aida Ratna Zulaiha Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 4 3 Rekomendasi 2 Tindak Pidana Korupsi PBJ 1 Akar Masalah
Lebih terperinciPengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi
Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi B a d a n P e n g a w a s Obat dan Makanan R a p a t K o o r d i n a s i N a s i o n a l, P r o g r a m K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n D
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah : kepada oknum Dokter maupun Apoteker yang memang tidak mengindahkan
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah : 1. Metode atau cara masyakarat untuk mendapatkan obat yang mengandung hormon prostagladin yang disalahgunakan sebagai
Lebih terperinciSatu Dasawarsa Pemberantasan Korupsi Pendidikan, Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Jakarta, 29 Agustus 2013
Satu Dasawarsa Pemberantasan Korupsi Pendidikan, 2003-2013 Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Jakarta, 29 Agustus 2013 Latar Belakang Tujuan Pendidikan Pemenuhan hak warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi, ternyata dalam prakteknya partai politik ini kurang mampu menjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat dari banyaknya kasus yang terjadi dalam pemerintahan terkait penyelewengan dana yang tidak jelas kepada partai politik. Setelah di telaah lagi, ternyata dalam
Lebih terperinciTrend Pemberantasan Korupsi 2013
Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT
PERAN SE R MASYARA TA KAT KORUPSI TERJADI DI BANYAK SEKTOR. SETIDAKNYA ADA 11 SEKTOR YANG POTENSIAL RAWAN KORUPSI: PENDIDIKAN ANGGARAN DANA BANTUAN SOSIAL PENYALAHGUNAAN APBD MAFIA HUKUM DAN PERADILAN
Lebih terperinciWimbuh Dumadi,S.Si.M.H.,Apt Ketua Pengurus Daerah IAI DIY. Yogyakarta, 14 April 2018
Wimbuh Dumadi,S.Si.M.H.,Apt Ketua Pengurus Daerah IAI DIY Yogyakarta, 14 April 2018 1 2 Pendahuluan Sistem Regulasi 3 Peran Apoteker Dalam menjamin kualitas Obat 4 Peran Apoteker Dalam Keamanan Obat 5
Lebih terperinciLIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi:
LIST DOKUMEN GLD GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas Struktur organisasi: Daftar nama pejabat structural dan fungsional Buku susunan dan uraian tugas serta tata hubungan kerja HBL Pedoman penilaian
Lebih terperinciHASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI
HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI PERUBAHAN PARADIGMA PENGAWASAN W A T C H D O G COUNSELLING PARTNER QUALITY ASURANCE 1. Pendekatan birokrasi
Lebih terperinciKEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006 Oleh : Drs. Richard Panjaitan, Apt., SKM DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP KETERSEDIAAN, KETERJANGKAUAN DAN PEMERATAAN OBAT ESENSIAL GENERIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun dan kurang optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia saat ini, menjadikan
Lebih terperinciCATATAN : - Hal-hal yang belum ditentukan dalam perda ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati - Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan
Irigasi PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009 ABSTRAK : a. Bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam perekonomian nasional dan irigasi merupakan salah satu komponen
Lebih terperinciFraud di Jaminan Kesehatan Nasional
Rp Fraud di Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro Yulita Hendrartini Pusat Kebijakan dan Manajemen (PKMK) FK UGM Isi: Pengantar Kerugian akibat Fraud Perlakuan Hukum Fraud Prediksi Fraud di Indonesia
Lebih terperinciSOSIALISASI PERKA BADAN POM NO. 8 TAHUN 2017 PEDOMAN PENGAWASAN PERIKLANAN OBAT DAN EVALUASI KEPATUHAN PENANDAAN OBAT
SOSIALISASI PERKA BADAN POM NO. 8 TAHUN 2017 PEDOMAN PENGAWASAN PERIKLANAN OBAT DAN EVALUASI KEPATUHAN PENANDAAN OBAT WORKSHOP PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT JAKARTA, 20 JULI 2017 OUTLINE Latar Belakang
Lebih terperinciTopik 2 Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional Apakah berpindah dari Pencegahan ke Penindakan?
Topik 2 Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional Apakah berpindah dari Pencegahan ke Penindakan? Prof. dr. Laksono Trisnantoro MSc, PhD Mutu Pelayanan Kesehatan: Tidak hanya urusan Kementerian
Lebih terperinciREGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN
REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN Sekretaris Ditjen Binfar Alkes Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan 9-12 November 2015
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Proses pengadaan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hal-hal yang sudah penulis paparkan dari Bab I hingga Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Lebih terperinciJAKARTA, 24 NOVEMBER 2017
JAKARTA, 24 NOVEMBER 2017 Dra. Togi J. Hutadjulu, Apt. MHA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA www.pom.go.id 1. PENDAHULUAN 2. REVISI KRITERIA DAN TATA LAKSANA REGISTRASI OBAT 3. PENUTUP
Lebih terperinciPENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN. dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Latar Belakang PT Askes menjadi BPJS Kesehatan: UU No. 24 BPJS tahun 2011, pasal 12 tentang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciINTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Direktorat Litbang, Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi www.kpk.go.id Agenda 1. Latar Belakang 2. Definisi, Tujuan dan Metodologi 3. Fakta Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, diperlukan merupakan suatu usaha yang mana. maupun non-fisik. Dalam rangka mencapai hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan hal terpenting yang diperlukan oleh tubuh manusia. Dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan, diperlukan merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPOTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada
POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA BAGI APARATUR PEMERINTAH DESA Oleh : IPTU I GEDE MURDANA, S.H. (KANIT TIPIDKOR
Lebih terperinciPENGADAAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN
PENGADAAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN mi.co.id A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia di Indonesia yang diakui dalam konstitusi UUD 1945. Sebagai perwujudan dari perlindungan
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA HARI ANTI KORUPSI SE-DUNIA TAHUN 2017 PENEGASAN KOMITMEN DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMERINTAH DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA HARI ANTI KORUPSI SE-DUNIA TAHUN 2017 PENEGASAN KOMITMEN DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMERINTAH DAERAH Jakarta, 11 Desember 2017 SEKILAS UNCAC POIN PENTING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau pengadaan obat. Berdasarkan Undang-undang kesehatan No.36 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UUD 1945 dalam konstitusinya mengakui bahwa Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia di Indonesia. Sebagai perwujudan dari perlindungan hak atas dasar
Lebih terperinciDadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi PENGAWASAN ITJEN Kegiatan Lingkup Output Audit Evaluasi Review/Verifikas i Pemantauan Kebijakan
Lebih terperinciPencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Hasil Kajian Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 4 3 Penutup 2 Temuan dan Rekomendasi 1 Akar Masalah Korupsi PBJ di Indonesia Pendahuluan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak hanya mementingkan segi keuntungan (not profit oriented) tetapi juga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki manajemen yang kompleks. Rumah sakit adalah organisasi yang padat karya, padat modal, padat resiko
Lebih terperinciBUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - SALINAN BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA YANG BERSUMBER DARI PROGRAM BADAN PENYELENGGARA
Lebih terperinciPENGADAAN LANGSUNG YANG BERTANGGUNG JAWAB. (Abu Sopian/Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan cara Pengadaan Langsung dilakukan oleh Pejabat Pengadaan dengan cara membeli barang atau membayar jasa secara langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud merupakan permasalahan yang perlu untuk dikaji, dicari solusinya, dan dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga marak terjadi
Lebih terperinciPERAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DALAM MENCEGAH FRAUD DI RUMAH SAKIT. Dr.dr.Sutoto,M.Kes
PERAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DALAM MENCEGAH FRAUD DI RUMAH SAKIT Dr.dr.Sutoto,M.Kes Curiculum Vitae: DR.Dr.Sutoto,MKes TEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI 1952 JABATAN SEKARANG: 1. Ketua KARS Th 2011-2014
Lebih terperinciGRATIFIKASI DALAM INTERAKSI INDUSTRI FARMASI DENGAN DOKTER
GRATIFIKASI DALAM INTERAKSI INDUSTRI FARMASI DENGAN DOKTER Dipresentasikan oleh: Dimas Adityo (Marketing Practices Sub Committee-IPMG) IBIC 2016 16 November 2016 AGENDA 1. Tentang IPMG 2. Komitmen IPMG
Lebih terperincioleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan salah satu komponen penting dan tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan primer maupun pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciPROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
21 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN
50 BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Klaim Gakin SKTM Dari penelusuran data sekunder yang dilakukan peneliti di unit Piutang, peneliti menemukan jumlah klaim Gakin dan SKTM yang ditagih oleh RSUD Pasar Rebo ke
Lebih terperinciHASIL DISKUSI KOMISI VIII
HASIL DISKUSI KOMISI VIII RAKERKESNAS WILAYAH TIMUR, MAKASSAR 9-12 MARET 2015 PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Peserta Komisi VIII KOMISI VIII Pencegahan Fraud dalam Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. buruk terhadap kinerja suatu Pemerintah Daerah (Pemda).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena anggaran yang kurang terserap diawal tahun, namun dipaksakan serapannya pada akhir tahun kerap terjadi. Hal ini menjadi bahasan menarik karena
Lebih terperinciPERAN BPKP DALAM PENANGANAN KASUS BERINDIKASI KORUPSI INSTANSI PEMERINTAH
PERAN BPKP DALAM PENANGANAN KASUS BERINDIKASI KORUPSI PENGADAAN JASA KONSULTANSI INSTANSI PEMERINTAH Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi Jakarta, 22 Juni 2010 PRINSIP DASAR Efisien Efektif Bersaing Transparan
Lebih terperinciPENGUMUMAN LELANG PENGADAAN TENAGA ALIH DAYA BPJS KESEHATAN KANTOR CABANG PADANG TAHUN 2018 NOMOR : 02/PLPADP/WIL-II/0118
PENGUMUMAN LELANG PENGADAAN TENAGA ALIH DAYA BPJS KESEHATAN KANTOR CABANG PADANG TAHUN 2018 NOMOR : 02/PLPADP/WIL-II/0118 Diumumkan bahwa BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Riau, Kepulauan Riau, Sumatera
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah ini mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan sediaan farmasi.
Peraturan Pemerintah ini mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan sediaan farmasi. Mengapa Perlu peraturan mengenai praktik kefarmasian Perangkat
Lebih terperinciSABER PUNGLI. di lingkungan Kemendikbud. Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
SABER PUNGLI di lingkungan Kemendikbud Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Apa pungutan pendidikan itu boleh? MARAKNYA OTT KASUS PUNGLI DI SEKOLAHRINGKASAN BERITA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. berorientasi kepada produk ( product oriented), juga berorientasi kepada pasien
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan Kefarmasian di rumah sakit (1). Pelayanan Kefarmasian
Lebih terperinciP E R A T U R A N D A E R A H
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 8 SERI C NOMOR SERI 4 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN
Lebih terperinciDiharapkan Laporan Tahunan ini bermanfaat bagi pengembangan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT dan atas berkat dan karunianya Buku Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciJAMINAN KESEHATAN NASIONAL:
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL: Pengawasan dan Potensi Fraud Seminar Implementasi JKN dan Mekanisme Pengawasannya dalam Sistem Kesehatan Nasional Jogjakarta, 15 Maret 2014 Dewan Jaminan Sosial Nasional 1 BPJS
Lebih terperincigovernance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah memiliki posisi yang strategis, bukan hanya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin
Lebih terperinciDAFTAR INFORMASI PUBLIK RSKIA KOTA BANDUNG
DAFTAR INFORMASI PUBLIK RSKIA KOTA BANDUNG A. Pengelompokan informasi yang bersifat publik (label hijau) 1. Informasi publik yang wajib tersedia saat ini di RSKIA Kota Bandung meliputi: a. Daftar seluruh
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,
BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK
Lebih terperinciForum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Forum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Tim Pokja Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1010/MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1010/MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan,
Lebih terperinciSekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
RANCANGAN REVISI PP 38/2007 DAN NSPK DI LINGKUNGAN DITJEN BINFAR DAN ALKES Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA SEMILOKA REVISI PP38/2007 DAN NSPK : IMPLIKASINYA TERHADAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
Lebih terperinci