APLIKASI SISTEM HIERARCHICAL FUZZY LOGIC CONTROL PADA LAMPU LALU LINTAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI SISTEM HIERARCHICAL FUZZY LOGIC CONTROL PADA LAMPU LALU LINTAS"

Transkripsi

1 APLIKASI SISTEM HIERARCHICAL FUZZY LOGIC CONTROL PADA LAMPU LALU LINTAS Yunan Ari Yuwono dan Abdul Halim Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak: Lalu lintas saat ini merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, terlebih kondisi kota-kota besar yang semakin berkembang termasuk bertambahnya jumlah kendaraan dengan kondisi infrastruktur yang tidak dapat ditambah lagi. Maka dibutuhkan sebuah sistem kendali yang dapat menangani masalah tersebut. Pada skripsi ini akan dibahas model sistem lalu lintas menggunakan model antrian dengan menggunakan aplikasi sistem Hierarchical Fuzzy Logic Control (HFLC). Pola masukan kendaraan yang digunakan adalah pola persebaran poisson yang dapat mewakili dengan kondisi sebenarnya. Simulasi ini akan diuji dengan lamanya waktu lampu hijau yang berbeda-beda untuk melihat hasil yang paling baik waktu tunggu rata-rata kendaraannya. Jumlah masukan kendaraan juga akan dibuat dengan jumlah yang berbeda agar bisa dilihat sejauh mana kemampuan sistem kendali tersebut. Semua perancangan aplikasi akan dibuat pada Simulink MATLAB dengan pembagian yang memudahkan jika nantinya untuk direalisasikan pada sistem yang sesungguhnya. Hasil dari waktu tunggu rata-rata ketika sistem lampu lalu lintas menggunakan model HFLC lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model kendali tetap. Terlebih saat jumlah keluaran kendaraan berubah secara tiba-tiba. Kata kunci: Antrian; HFLC; kendali tetap; lalu lintas; persimpangan terisolasi; waktu tunggu rata-rata. Abstract: Traffic these days is an inseparable part of daily human activities, especially in large developing cities with an increasing number of vehicles coupled together with a deadend infrastructure. Therefore, a control system that could solve the aforementioned problem is a necessity. In this thesis, a traffic model system using the queuing model utilizing Hierarchical Fuzzy Logic Control system application will be discussed. The incoming vehicle pattern is modeled on Poisson Distribution which is representative of real life conditions. The simulation will be tested on different durations of green light to measure the best vehicle average waiting time. The simulation will also be tested on different amount of incoming vehicles to measure the system capabilities. All designs will be created using MATLAB Simulink software with a simplified allocation if it was to be realized on real life. The results of the average waiting time when the traffic light system use HFLC model is better than using a fixed control models, especially when the number of vehicles output changes suddenly. Keywords: Average Waiting Time; Fix Control; HFLC; Isolated Intersection; Queuing; Traffic. I. PENDAHULUAN Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat. Peningkatan rasio jumlah penduduk ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah kendaraan yang berada di jalan raya. Sejak akhir tahun 1990 khususnya, jumlah kendaraan meningkat pesat (Polda Metro Jaya 2010). Sebelum tahun 1990-an, jumlah kendaraan belum terlalu banyak. Permasalahan lalu lintas pada saat ini masih belum terlalu terlihat. Setelah tahun 1990-an, jumlah kendaraan yang berada di jalan 1

2 raya terus meningkat. Maka perlu adanya penyiasatan agar tidak menimbulkan kemacetan di jalan raya. Kelancaran lalu lintas di jalan raya merupakan kebutuhan yang selalu dibutuhkan hampir di setiap wilayah, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Jumlah kendaraan di suatu wilayah yang terus bertambah, seperti kota DKI Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan dan pusat perrekonomian Indonesia, maka tingkat kesulitan untuk menciptakan lalu lintas yang lancar juga semakin bertambah. Kemacetan lalu lintas terjadi ketika kendaraan yang terlalu banyak di jalan raya sedangkan infrastruktur jalan sudah mencapai batas kapasitasnya. Solusi awal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perluasan infrastruktur di wilayah tersebut. Akan tetapi, dengan wilayah terbatas dan perluasan infrastruktur sudah tidak dapat dimungkinkan sedangkan jumlah kendaraan di lalu lintas terus meningkat, maka diperlukan pengaturan lalu lintas yang dapat mengatasi kemacetan. Salah satu cara untuk dapat mengatasi lalu lintas yang mengalami kemacetan dan tidak dapat lagi melaukan perluasan infrastruktur adalah dengan membuat pemodelan yang dapat menjadikan lampu lalu lintas yang merupakan salah satu alat untuk mengatur lalu lintas, dapat menyelesaikan antrian di persimpangan lampu lalu lintas. Targetnya adalah setiap jalur pada persimpangan tersebut mengawali lampu merah selanjutnya tanpa ada antrian yang tersisa atau minimal tidak mengalami peningkatan jumlah antrian, atau juga setiap kendaraan memiliki waktu tunggu yang sangat minim untuk dapat keluar dari persimpangan. Pemodelan untuk pengaturan lampu lalu lintas seperti yang telah dijelaskan di atas, telah berhasil diterapkan di beberapa Negara dalam mengatasi permasalahan lalu lintas, misalnya Amerika dan juga Australia (Ortuzar & Willumsen, 1990). Saat ini masih banyak pada lalu lintas, khususnya di Negara berkembang, yang masih menggunakan model kendali tetap pada sistem lalu lintas. Meskipun sudah banyak sekali berkembang pemodelan lampu lalu lintas yang menggunakan Intelligent Transportation Systems (ITS) untuk mengatasi permasalahan kemacetan. Dalam skripsi ini, akan dibahas dampak lama lampu hijau pada lalu lintas terhadap waktu tunggu rata-rata kendaraan yang merupakan parameter umum yang digunakan untuk melihat baik atau tidaknya sistem pada lalu lintas. Model sistem kendali lampu lalu lintas ini menggunakan metode antrian dengan kendali tetap dan kendali fuzzy khususnya Hierarchical Fuzzy Logic Control (HFLC) pada perempatan terioslasi. Semua simulasi dilakukan dengan menggunakan software Simulink MATLAB. 2

3 II. TINJAUAN TEORITIS A. Persimpangan dengan Sinyal Empat-Fase Tata letak persimpangan dengan pendekatan empat-fase ditunjukkan pada Gambar 1. Pada persimpangan terisolasi, dilakukan pendekatan dengan masing-masing jalan memiliki enam jalur dan terbagi menjadi dua arah. Setiap jalan masing-masing dilengkapi dengan dua detektor yang terletak masing-masing 10 meter dan 120 meter dari garis henti. Jalan di setiap arah berarti memiliki tiga jalur yang dapat digunakan pengguna jalan, dengan panjang jalan yang dapat dideteksi kendaraannya adalah sepanjang 110 meter. Dari detektor ini nantinya akan diperoleh data dari lalu lintas tersebut. Gambar 1. Tata letak persimpangan dan pensinyalan empat-fase B. Model Panjang Antrian Model panjang antrian adalah bagian yang sangat penting untuk menggambarkan keadaan lalu lintas pada sebuah persimpangan. Model panjang antrian dapat digambarkan dengan persamaan berikut. [1] +1 = + (1) Dimana: : Panjang antrian pada jalan ke-i : Jumlah kendaraan yang masuk pada antrian di jalan ke-i : Jumlah kendaraan yang keluar dari antrian di jalan ke-i : Sinyal lalu lintas dengan nilai 1 untuk jalan dan nilai 0 untuk berhenti Persamaan model panjang antrian ini adalah hasil dari jumlah panjang antrian sebelumnya dengan jumlah kendaraan yang masuk dan dikurangi dengan jumlah kendaraan yang keluar. Jika pada kondisi lampu merah ( =0), maka persamaan tidak dikurangi dengan jumlah kendaraan yang keluar ( ). Sebaliknya jika pada kondisi lampu hijau ( = 1), maka persamaan akan dikurangi dengan jumlah kendaraan yang keluar ( ). 3

4 C. Model Waktu Tunggu Kendaraan Waktu tunggu rata-rata kendaraan digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari model sistem yang digunakan. Mengintegralkan model panjang antrian dengan perubahan waktu dan membaginya dengan jumlah kendaraan yang melewati persimpangan tersebut, menghasilkan waktu tunggu dari kendaraan. Model persamaan dari waktu tunggu rata-rata kendaraan dapat dituliskan sebagai berikut. [3] = Dimana: : Waktu tunggu rata-rata kendaraan di jalan-i : Jumlah keterlambatan kendaraan di jalan-i : Jumlah kendaraan yang keluar dari jalan-i Model persamaan untuk jumlah keterlambatan kendaraan di jalan-i dari awal periode [1] dan model persamaan dari jumlah kendaraan yang keluar dari persimpangan di jalan-i dapat dituliskan sebagai berikut. +1 = + + (3) +1 = + (4) Variabel T menunjukkan nilai dari panjang waktu interval yang terdiskritisasi. Jika nilai T cukup singkat, kedatangan kendaraan dapat diasumsikan sama dalam setiap interval waktu. Untuk mencari nilai rata-rata waktu tunggu dari seluruh jalan di persimpangan, maka nilai dijumlahkan seluruh nilai jumlah keterlambatan kendaraan di jalan dan dibagi dengan seluruh kendaraan yang melintas di persimpangan terebut. Persamaan matematikanya dapat dituliskan sebagai berikut. [3] = D. Model Keluaran Antrian Kendaraan yang keluar dari antrian di jalan-i merupakan nilai terkecil antara penjumlahan banyaknya kendaraan pada antrian ( ) dan banyaknya kendaraan yang masuk pada jalan tersebut ( ), dengan nilai saturasi maksimal kendaraan yang dapat keluar dari antrian pada jalan tersebut ( ). Setiap jalan mempunyai nilai saturasi maksimal untuk dapat mengeluarkan kendaraan ketika kondisi antrian pada jalan tersebut cukup padat atau banyak sekali. Pada kondisi tersebut ada tiga parameter yang berpengaruh, yaitu parameter batas nilai kendaraan yang keluar ketika antrian penuh (. ), jumlah kendaraan yang masuk ( ) dan 2 5 4

5 kondisi saturasi pada jalan tersebut ( ). Ketika kondisi antrian ditambah kendaraan yang masuk pada jalan tersebut dibawah dari nilai saturasi maksimal yang dapat dikeluarkan, maka banyaknya kendaraan yang keluar adalah banyaknya jumlah antrian ditambah dengan banyaknya kendaraan yang masuk. Persamaan jumlah kendaraan yang keluar dari antrian di jalan-i, dalam interval waktu T dapat dituliskan dengan sebagai berikut. [1] =min +, (6) Nilai saturasi dari kendaraan yang keluar dari antrian di jalan-i ( ) dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut. [1] =. + (7) Dimana:. : Jumlah kendaraan yang keluar dari antrian di jalan-i : Nilai saturasi kendaraan yang keluar dari antrian di jalan-i : Parameter kondisi lalu lintas : Nilai batas keluar kendaraan di jalan-i ketika antrian penuh Setiap jalan pada lalu lintas tidak selalu lancar tanpa adanya hambatan. Ada kondisikondisi yang membuat kelancaran pada jalan tersebut menjadi terhambat. Meskipun tidak disebutkan secara detail bagaimana kondisi hambatan tersebut, sudah sepantasnya parameter ini tetap diperhitungkan. Parameter beta ( ) adalah pameter yang menggambarkan kondisi tersebut pada jalan-i apakah dalam keadaan lancar atau tidak, dengan nilai antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Kondisi tersebut dibagi menjadi empat kondisi, yaitu tidak saturasi (lancar), saturasi (tidak lancar), sangat saturasi (sangat tidak lancar), dan tidak stabil. Pembagian parameter dapat dilihat pada Tabel 1. [1] Tabel 1. Kondisi lalu lintas berdasarkan nilai Kondisi Lalu Lintas Tidak Saturasi Saturasi Sangat Saturasi Tidak Stabil =0 E. Arsitektur Model HFLC Arsitektur dari HFLC yang digunakan untuk sinyal empat-fase pada persimpangan ditunjukkan pada Gambar 2. Model ini terdiri dari dua langkah dan tiga model logika fuzzy. Langkah pertama terdapat dua modul logika fuzzy untuk mengkalkulasi intensitas lalu lintas 5

6 di jalan yang sedang berada pada fase lampu hijau dan berikut jalan yang berada pada fase lampu merah berturut-turut. Langkah kedua terdapat satu modul logika fuzzy untuk memutuskan penambahan dari arus pada fase lampu hijau. [3] Gambar 2. Arsitektur dari HFLC Modul kalkulasi fase lampu hijau mempertimbangkan intensitas lalu lintas dari jalan yang mengalami fase lampu hijau menurut informasi dari detektor dan mengirimkannya ke modul decision-making (pengambil keputusan). Modul kalkulasi fase merah juga mempertimbangkan intensitas lalu lintas mengikuti jalan yang sedang mengalami fase lampu merah menurut informasi dari detektor dan mengirimkannya ke modul pengambil keputusan. Menurut data yang diterima mengenai intensitas lalu lintas, modul pengambil keputusan akan menentukan berapa banyak penambahan pada jalan yang mengalami fase lampu hijau. F. Desain Modul Kalkulasi Persimpangan sinyal empat-fase seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, untuk semua fase memiliki arus saturasi yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lainnya. Baik arus lalu lintas maupun antrian kendaraan akan secara penuh menggambarkan kondisi nyata permintaan lalu lintas dari setiap fase. Maka menjadi penting memperkenalkan intensitas lalu lintas untuk menggambarkan permintaan lalu lintas dari setiap fase. Modul kalkulasi lalu lintas logika fuzzy merupakan salah satu bagian dari model HFLC. Tujuan dari modul ini adalah untuk dengan teliti mengkalkulasi intensitas dari arus lalu lintas pada jalan yang mengalami fase lampu hijau dan berikut fase lampu merah. Nilai masukan dan keluaran dari modul kalkulasi logika fuzzy akan dijelaskan dibawah ini. 6

7 1) Nilai masukan dari modul kalkulasi logika fuzzy: Nilai masukan dari modul kalkulasi fase lampu hijau adalah sebagai berikut: (a) Antrian kendaraan pada fase lampu hijau ( ). Parameter ini menunjukkan banyaknya kendaraan yang menunggu diantara dua detektor untuk melintasi persimpangan pada saat fase lampu hijau. Faktor skalanya adalah =10/, dimana adalah batas tertinggi kendaraan yang dapat dideteksi diantara dua detektor. Fungsi membership (keanggotaan) pada parameter ini akan diwakili oleh lima sub-sets (himpunan bagian), {VS (sangat pendek), S (pendek), M (sedang), L (panjang), VL (sangat panjang)}, yang ditunjukkan pada Gambar 3. [3] (b) Rasio arus lalu lintas pada fase lampu hijau ( ). Parameter ini menunjukkan rasio sesungguhnya dari lalu lintas dengan arus saturasi pada saat fase lampu hijau. Fungsi keanggotaan pada parameter ini akan diwakili oleh lima himpunan bagian, {VS (sangat kecil), S (kecil), M (sedang), L (besar), VL (sangat besar)}, yang ditunjukkan pada Gambar 3. [3] Gambar 3. Fungsi keanggotaan modul kalkulasi fase lampu hijau Nilai masukan dari modul kalkulasi fase lampu merah adalah sebagai berikut: (a) Antrian kendaraan pada fase lampu hijau ( ). Parameter ini menunjukkan banyaknya kendaraan yang menunggu diantara dua detektor untuk melintasi persimpangan pada saat fase lampu merah. Faktor skalanya adalah =10/, dimana adalah batas tertinggi kendaraan yang dapat dideteksi diantara dua detektor. Fungsi keanggotaan pada parameter ini akan diwakili oleh lima himpunan bagian, {VS (sangat pendek), S (pendek), M (sedang), L (panjang), VL (sangat panjang)}, yang ditunjukkan pada Gambar 4. [3] 7

8 (b) Rasio arus lalu lintas pada fase lampu hijau ( ). Parameter ini menunjukkan rasio sesungguhnya dari lalu lintas dengan arus saturasi pada saat fase lampu merah. Fungsi keanggotaan pada parameter ini akan diwakili oleh lima himpunan bagian, {VS (sangat kecil), S (kecil), M (sedang), L (besar), VL (sangat besar)}, yang ditunjukkan pada Gambar 4. [3] Gambar 4. Fungsi keanggotaan modul kalkulasi fase lampu merah 2) Nilai keluaran dari modul kalkulasi logika fuzzy: Parameter keluaran dari modul kalkulasi fase lampu hijau adalah intensitas lalu lintas dari fase lampu hijau ( ). Parameter ini menunjukkan urgensi dari permintaan lalu lintas pada fase lampu hijau. Fungsi keanggotaan pada parameter ini akan diwakili oleh lima himpunan bagian, {VS (sangat kecil), S (kecil), M (sedang), L (besar), VL (sangat besar)}, yang ditunjukkan pada Gambar 3. Parameter keluaran dari modul kalkulasi fase lampu merah adalah intensitas lalu lintas dari fase berikutnya ( ). Parameter ini menunjukkan urgensi dari permintaan lalu lintas pada fase lampu merah. Fungsi keanggotaan pada parameter ini akan diwakili oleh lima himpunan bagian, {VS (sangat kecil), S (kecil), M (sedang), L (besar), VL (sangat besar)}, yang ditunjukkan pada Gambar 4. [3] G. Desain Modul Pengambil Keputusan Modul pengambil keputusan logika fuzzy adalah salah satu bagian yang juga penting dari model HFLC. Tujuan dari bagian ini adalah untuk mengoptimalkan pemilihan sinyal waktu (memperpanjang sinyal waktu pada fase lampu hijau atau tidak dari nilai minimum lama lampu hijau) dengan mempertimbangkan intensitas lalu lintas dari fase lampu hijau dan fase lampu merah. Nilai masukan dan keluaran dari parameter pada modul ini akan dijelaskan sebagai berikut. 8

9 1) Nilai masukan dari modul pengambil keputusan logika fuzzy: Nilai masukan dari modul ini adalah nilai keluaran dari modul kalkulasi lalu lintas logika fuzzy. Fungsi keanggotaan ditunjukkan berturut-turut pada Gambar 3 dan Gambar 4. 2) Nilai keluaran dari modul pengambil keputusan logika fuzzy: Nilai keluaran dari modul ini adalah perpanjangan dari fase lampu hijau ( ). Menurut intensitas lalu lintas dari fase lampu hijau dan fase lampu merah, akan menghasilkan keputusan berapa panjang penambahan pada fase lampu hijau. Faktor skalanya adalah =10/, dimana dan berturut-turut adalah batas atas dan batas bawah dari sinyal waktu lampu hijau dari setiap fase. Fungsi keanggotaan dari parameter ini akan diwakili oleh tujuh himpunan bagian, {VS (sangat pendek), S (pendek), LS (sedikit pendek), M (sedang), LL (sedikit panjang), L (panjang), VL (sangat panjang)}, yang ditunjukkan pada Gambar 5. [3] Gambar 5. Fungsi keanggotaan modul pengambil keputusan H. Basis Aturan dari HFLC Terdapat tiga basis aturan dari model HFLC. Dua diantaranya memiliki hubungan dengan modul kalkulasi logika fuzzy dan yang lainnya dengan modul pengambil keputusan logika fuzzy. Basis aturan dibangun atas kombinasi dari variabel masukan dan keluaran. Secara umum metode modus Ponens digunakan untuk membuat basis aturan. Hasil basis aturan dari modul kalkulasi logika fuzzy terbentuk 25 aturan. Contoh basis aturan dari modul kalkulasi disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. [3] Tabel 2. Aturan modul kalkulasi pada fase lampu Tabel 3. Aturan modul kalkulasi pada fase lampu hijau merah Terdapat 25 aturan juga di dalam basis aturan dari modul pengambil keputusan logika fuzzy. Aturan dari modul pengambil keputusan yang akan digunakan terdapat dua macam. 9

10 Pertama adalah model basis rules yang nilai penambahan waktu lampu hijau (E) semakin kecil ketika nilai intensitas lalu lintas dari fase lampu merah (I r ) semakin besar. Jadi, saat nilai I r dan I g kecil, maka waktu lama lampu hijau akan ditambahkan sangat sedikit. Ketika nilai I g semakin besar, maka penambahan dari waktu minimal lama lampu hijau akan semakin besar saat nilai I r kecil. Sedangkan saat nilai I r semakin besar saat nilai I g besar, penambahan terhadap waktu minimal lama lampu hijau akan semakin kecil. Model aturan ini yang kemudian disebut model aturan 1. Isi dari model aturan ini ditunjukkan pada tabel 4 [3]. Kedua adalah basis aturan yang nilai penambahan waktu lampu hijau (E) semakin kecil ketika nilai intensitas lampu hijau (I g ) semakin besar, yang merupakan kebalikan dari model aturan 1. Model aturan ini yang kemudian disebut model aturan 2. Isi dari model aturan ini ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 4. Model aturan 1 modul pengambil Tabel 5. Model aturan 2 modul pengambil keputusan keputusan I. Kesimpulan dan Defuzzyfikasi pada HFLC Pemodelan fuzzy mencakup proses inferensi yang berbeda. Metode inferensi Mamdani (maksimium-minimum) diterapkan dalam model HFLC. Dalam proses maksimum-minimum, nilai-nilai minimal keanggotaan keluaran aturan yang digunakan adalah yang pertama dipilih, kemudian maksimum dari minimum tersebut telah ditetapkan. Proses ini diterapkan pada semua aturan yang berlaku dan bentuk geometris yang diperoleh. Maka proses defuzzifikasi diterapkan untuk mendapatkan nilai crisp. Defuzzifikasi berarti pemetaan nilai-nilai fuzzy untuk nilai crisp. Disebabkan masalah pada struktur, metode Center of Gravity digunakan untuk defuzzifikasi dari model HFLC. III. METODE PENILITIAN Pada skripsi ini, perancangan dibagi menjadi dua model besar. Pertama adalah model perancangan dengan menggunakan sistem kendali tetap untuk melihat waktu tunggu rata-rata dari kendaraan untuk bisa keluar dari perempatan. Kedua adalah model perancangan dengan menggunakan sistem kendali fuzzy, yaitu kendali HFLC, untuk melihat waktu tunggu rata- 10

11 rata dari kendaraan untuk bisa keluar dari perempatan. Semua perancangan dilakukan dengan menggunakan program Simulink MATLAB. Perancangan sistem ini secara umum adalah penggabungan dari seluruh model untuk melakukan simulasi sistem kendali pada lalu lintas di persimpangan terisolasi. Baik itu komponen perhitungan panjang antrian ( ), jumlah keterlambatan kendaraan di jalan ( ), waktu tunggu ( ), pergantian sinyal tiap fase ( ), pola kedatangan kendaraan ( ), pola keluaran kendaraan ( ) dan sistem kendali yang digunakan baik kendali tetap maupun kendali fuzzy. A. Sistem Kendali Tetap Lampu lalu lintas dengan menggunakan kendali tetap adalah dimana lampu lalu lintas disetiap jalur di perempatan menggunakan nilai tetap untuk lama waktu lampu hijau disetiap fase yang ada. Lama lampu hijau pada setiap fase bisa jadi sama atau juga berbeda. Hal ini tergantung berapa nilai yang ingin diberikan pada fase tersebut, dan nilai tersebut berubah. Kita bisa memberikan nilai lama lampu hijau sesuai dengan data masukan kendaraan yang biasanya masuk pada jalur di perempatan tersebut. Akan tetapi pada sistem kendali tetap ini tidak dapat menyesuaikan lama waktu lampu hijau jika terjadi perbedaan masuk kendaraan pada suatu jalur yang tidak sesuai dengan prediksi awal ketika memberikan nilai pada kendali tersebut. Dari perancangan secara keseluruhan, sistem kendali tetap ini dibagai menjadi empat perancangan bagian yang mempunyai peran masing-masing dari simulasi ini. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pembagian peran dari sistem. Hal ini dilakukan juga untuk mempermudah jika sistem ini akan diterapkan pada sistem lalu lintas yang sesungguhnya. Empat bagian tersebut adalah model klasik,batasan pada sinyal-d, perubahan variabel pengendalian, dan pola masukan kendaraan. Gambar 6. Blok simulasi antrian lalu lintas menggunakan sistem kendali tetap 11

12 B. Sistem HFLC Lampu lalu lintas dengan menggunakan HFLC adalah dimana lampu lalu lintas disetiap jalur di perempatan nilainya ditentukan dari prediksi yang dilakukan oleh sistem HFLC, dengan membandingkan panjang antrian (Q i ) dan juga rasio arus lalu lintas (Y i ) pada jalan yang mengalami kondisi lampu hijau dan lampu merah. Lama lampu hijau pada setiap fase bisa jadi sama atau juga berbeda. Hal ini tergantung dengan hasil keluaran kendali fuzzy dengan melihat nilai dari Q i dan Y i. Aturan yang digunakan untuk kendali fuzzy terdapat dua model yang dimana akan menentukan waktu tunggu dari kendaraan. Dari perancangan secara keseluruhan, sistem HFLC ini dibagai menjadi lima perancangan bagian yang mempunyai peran masing-masing dari simulasi ini. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pembagian peran dari sistem. Hal ini juga mempermudah jika sistem ini akan diterapkan pada sistem yang sesungguhnya. Bagian tersebut terdiri dari model klasik,batasan pada sinyal-d, perubahan variabel pengendalian, HFLC, dan pola kedatangan kendaraan. Gambar 7. Blok simulasi antrian lalu lintas menggunakan kendali HFLC C. Spefikasi dan Asumsi Metode yang digunakan adalah dengan mensimulasikan performa dari model sistem kendali tetap dan model sistem HFLC. Dengan menggunakan model lalu lintas empat-fase, berikut asumsi yang digunakan pada simulasi. 1) Perempatan dengan empat arah jalan dan setiap jalan memiliki 6 buah jalur dengan dua arah. 2) Jumlah masukan kendaraan yang diuji adalah 1452 kendaraan/jam/jalan sampai 3483 kendaraan/jam/jalan dengan kenaikan jumlah masukan kendaraan 100 sampai 120 kendaraan/jam/jalan. 3) Masukan kendaraan menggunakan distribusi Poisson. 4) Penyeberang jalan tidak diperhitungkan pada simulasi ini. 12

13 5) Model simulasi berdasarkan waktu, dan simulasi dilakukan selama 3600 detik dengan lama cuplik (T) adalah satu detik. 6) Nilai minimal dari lampu hijau adalah 10 sampai 40 detik, dan nilai maksimal dari lama lampu hijau adalah 40 sampai 70 detik. 7) Waktu untuk berhenti dipertimbangkan masuk pada perhitungan waktu tunggu model simulasi ini. 8) Waktu yang hilang dari setiap fase adalah 3 detik, dan total waktu yang hilang dalam satu putaran signal (cycle) adalah 12 detik. 9) Lampu kuning pada lalu lintas dimasukkan pada lama lampu hijau pada setiap fasenya. 10) Kondisi jalan lalu lintas ( ) pada simulasi adalah 0.3 atau sangat saturasi. 11) Nilai keluaran kendaraan (. ) berubah pada saat simulasi berjalan 1200 detik, dan kembali kepada kondisi semula saat simulasi sampai pada 3000 detik. IV. HASIL PENILITIAN Tabel 6. Hasil simulasi dengan lama lampu hijau adalah 10 dan 40 detik Dari hasil data yang didapat, terlihat kendalan dari model sistem HFLC dibandingkan dengan model sistem kendali tetap untuk menghadapi kondisi dinamis dari lalu lintas. Hasil simulasi dengan lama waktu lampu hijau 10 dan 40 detik seperti yang ditampilkan pada Tabel 6, terlihat bahwa model sistem kendali tetap waktu tunggu rata-rata kendaraan sudah melewati 50 detik saat jumlah masukan kendaraan 2463 kendaraan/jam/jalan. Sedangkan dengan 13

14 menggunakan model sistem HFLC baru melewati 50 detik waktu tunggu rata-rata kendaraannya saat masukan kendaraan 3182 kendaraan/jam/jalan. Waktu tunggu rata-rata kendaraan pada saat jumlah masukan kendaraan kurang dari 2463 kendaraan/jam/jalan pun model sistem HFLC lebih andal dibandingkan dengan model sistem kendali tetap, yaitu waktu tunggu rata-rata kendaraan yang lebih kecil. Model sistem HFLC model aturan-1 dibandingkan dengan HFLC model aturan-2, sampai dengan jumlah masukan kendaraan 2463 kendaraan/jam/jalan, masih lebih baik. Karena waktu tunggu rata-rata kendaraan dengan menggunkan HFLC model aturan-1 masih kurang dari 17 detik. Sedangkan dengan menggunakan HFLC model aturan-2 sudah mencapai 20 detik. Akan tetapi jika dilihat kenaikan waktu tunggu rata-rata kendaraan dari jumlah masukan kendaraan 1452 kendaraan/jam/jalan sampai 2982 kendaraan/jam/jalan, dengan menggunakan HFLC model aturan-1 mengalami kenaikan sekitar 20 detik. Sedangkan saat menggunakan HFLC model aturan-2 hanya mengalami kenaikan 10 detik. Gambar 8. Grafik waktu tunggu rata-rata kendaraan hasil simulasi model sistem kendali tetap (biru), HFLC model aturan-1 (merah) dan model aturan-2 (hijau) dengan arah masukan jalan sama sebanyak 2563 kendaraan Hasil simulasi model sistem kendali tetap, HFLC model aturan-1 dan model aturan-2, dilihat dari waktu tunggu rata-rata selama dimulasi 3600 detik dengan jumlah masukan kendaraan 2563 dan saat nilai keluaran kendaraan (. ) berubah saat simulasi berjalan terlihat pada Gambar 8. Terlihat bahwa model sistem HFLC begitu baik dalam menangani waktu tunggu rata-rata kendaraan dibandingkan dengan sistem kendali tetap. Model sistem kendali tetap tidak dapat menangani jumlah masukan kendaraan yang masuk, sehingga waktu tunggu rata-rata kendaraan untuk bisa kelar pada perempatan tersebut terus meningkat. Pada Gambar 9 pun terlihat panjang antrian dari setiap jalan saat simulasi berjalan (dari paling atas ke bawah berturut-turut adalah dari arah W, N, E, dan S). Terlihat dengan jelas bagaimana model HFLC menangani panjang antrian dari setiap jalan yang ada. 14

15 Gambar 9. Grafik besar antrian hasil simulasi model sistem kendali tetap (biru), HFLC model aturan-1 (merah) dan model aturan-2 (hijau) dengan arah masukan jalan sama sebanyak 2563 kendaraan Dilihat dari kenaikan lama lampu hijau dari setiap model, untuk model sistem HFLC, didapatkan bahwa seiring dengan naiknya lama lampu hijau maka waktu tunggu rata-rata kendaraan akan semakin bertambah. Sedangkan untuk model sistem kendali tetap, sampai saat masukan kendaraan 2360 kendaraan/jam/jalan waktu tunggu rata-rata kendaraan akan naik seiring dengan bertambahnya lama lampu hijau. Lebih dari itu, maka waktu tunggu rata-rata kendaraan akan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya lama waktu lampu hijau. Meskipun penurunan ini ada batas maksimumnya. Sampai titik tertentu, penurunan yang dialami oleh model sistem kendali tetap seiring dengan bertambahnya lama waktu lampu hijau akan mengalami titik balik dan terus bertambah seiring dengan naiknya lama waktu lampu hijau. Sistem HFLC model aturan-1 dibandingkan dengan sistem HFLC model aturan-2, jika dilihat dari kenaikan lama waktu lampu hijau, yang lebih baik adalah sistem HFLC model aturan-2. Terlihat bahwa beda waktu tunggu rata-rata kendaraan saat lama waktu lampu hijau 15

16 naik, HFLC model aturan-2 mengalami kenaikan waktu tunggu rata-rata kendaraan yang lebih kecil dibandingkan dengan sistem HFLC model aturan-1. Tabel 7. Hasil simulasi model sistem kendali tetap Tabel 8. Hasil simulasi HFLC model aturan-1 Tabel 8. Hasil simulasi HFLC model aturan-2 16

17 V. PEMBAHASAN Dari hasil simulasi yang sudah dilakukan, terlihat jelas bahwa lalu lintas dengan menggunakan sistem HFLC lebih baik dibandingkan dengan model sistem kendali tetap. Disaat keluaran kendaraan lalu lintas dinamis, model sistem kendali tetap tidak dapat menangani jumlah masukan kendaraan yang ada. Karena model sistem kendali tetap, menetapkan lama lampu hijau dari setiap fase yang ada dengan data asumsi jumlah keluaran kendaraan yang ada. Jika keluaran kendaraan pada fase tersebut besar, maka lama lampu hijau akan diperbesar, jika sedikit lama lampu hijau pun akan sedikit. Jika mengalami perubahan jumlah keluaran kendaraan, maka model sistem kendali tetap tidak dapat menangani hal tersebut. Berbeda dengan model sistem kendali tetap, model sistem HFLC lebih andal dalam menangani model lalu lintas yang dinamis. Karena lama lampu hijau ditentukan dari kondisi lalu lintas dari setiap fase yang ada. Sehingga, meskipun jumlah keluaran kendaraan dinamis atau berubah, model sistem HFLC masih andal untuk menangani hal tersebut. Karena yang dilihat pada model sistem HFLC adalah kondisi jalan pada setiap fasenya. VI. KESIMPULAN Dari simulasi yang sudah dilakukan, jelas terlihat bahwa sistem lalu lintas dengan menggunakan model sistem HFLC lebih baik dalam menangani waktu tunggu rata-rata kendaraan untuk bisa keluar dari perempatan terisolasi dibandingkan dengan model sistem kendali tetap. Terlihat bahwa model sistem kendali tetap sudah mulai tidak stabil waktu tunggu rata-rata kendaraannya saat jumlah masukan kendaraan 2463 kendaraan/jam/jalan. Sedangkan untuk model sistem HFLC masih cukup stabil waktu tunggu rata-rata kendaraannya sampai 3080 kendaraan/jam/jalan, lebih baik sekitar 600 kendaraan/jam/jalan dibandingkan dengan model sistem kendali tetap. Jika dilihat seiring dengan lama lampu hijau yang semakin diperbesar pun, model sistem HFLC tetap stabil dengan terus mengalami kenaikan hampir secara linear. Sedangkan modeil sistem kendali tetap mengalami kenaikan secara linear sampai dengan titik tertentu, dan kemudian mengalami penurunan seiring dengan kenaikan lama lampu hijau. Dari hasil simulasi ini terlihat jelas bahwa model sistem HFLC baik digunakan pada sistem lalu lintas dinamis dibandingkan model sistem kendali tetap. 17

18 VII. SARAN Model sistem ini coba disimulasikan dengan data kondisi lalu lintas yang sesungguhnya, terutama untuk nilai keluaran kendaraan pada setiap fasenya. Agar terlihat keandalan model sistem HFLC dengan kondisi dinamis lalu lintas yang sesungguhnya. Coba juga dikembangkan model sistem ini dengan model jalan yang terintegrasi (bukan perempatan terisolasi), karena pada kondisi sesungguhnya sangat jarang terdapat sebuah perempatan yang terisolasi. VIII. KEPUSTAKAAN [1] Azimirad, E., Pariz, N., & Sistani, M. B. (2010). A Novel Fuzzy Model and Control of Single Intersection at Urban Traffic Network. IEEE, [2] Papageorgiou, M., Diakaki, C., Dinopoulou, V., Kotsialos, A., & Wang, Y. (2003). Review of Road Traffic Control Strategies. IEEE, [3] Yang, Z., Huang, X., Du, C., Tang, M., & Yang, F. (2008). Hierarchical Fuzzy Logic Traffic Controller for Urban Signalized Intersections. IEEE, [4] McNeil A Solution to The Fixed-Cycle Traffic Light Problem for Compound Poisson Arrivals. Israel. Journal of Applied Probability. Vol. 5, No. 3 (Dec., 1968), pp [5] Rouphail, Tarko, & Li Traffic Flow at Signalized Intersection. Traffic Flow Theory Monograph, Chapter 9. [6] Webster, F. V. (1958). Traffic Signal Settings. Road Research Laboratory Technical Paper No. 39, HMSO. London. [7] Ortuzar & Willumsen Modelling Transport. Chicester: John Wiley & Sons Ltd. 18

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE Fitria Suryatini Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) E-mail: fitriasuryatini88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Dalam melakukan studi Tugas Akhir diperlukan metodologi yang akan digunakan agar studi ini dapat berjalan sesuai dengan koridor yang telah direncanakan di awal. Dalam

Lebih terperinci

OPTIMISASI DELAY LAMPU HIJAU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN DENGAN LOGIKA FUZZY METODE MAMDANI

OPTIMISASI DELAY LAMPU HIJAU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN DENGAN LOGIKA FUZZY METODE MAMDANI OPTIMISASI DELAY LAMPU HIJAU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN DENGAN LOGIKA FUZZY METODE MAMDANI Riska Megasari 1), Lukman 2), Khusnul Novianingsih 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO Kartika Dewayani, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program

Lebih terperinci

MODEL WAKTU TUNGGU PADA PERSIMPANGAN LAMPU LALU LINTAS SKRIPSI

MODEL WAKTU TUNGGU PADA PERSIMPANGAN LAMPU LALU LINTAS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA MODEL WAKTU TUNGGU PADA PERSIMPANGAN LAMPU LALU LINTAS SKRIPSI M. TRY SUTRISNO GAUS 0 6 0 6 0 6 7 5 0 2 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang pembuatan sistem, tujuan penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kemacetan lalu lintas merupakan masalah penting yang harus diselesaikan. Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Jumlah kendaraan yang semakin

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO oleh KARTIKA DEWAYANI M0112048 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dibidang elektronika dewasa ini berkembang sangat cepat dan memberikan pengaruh besar di setiap aspek kehidupan.hal ini berpengaruh pula pada pembuatan

Lebih terperinci

Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan Fuzzy Logic

Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan Fuzzy Logic Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan Fuzzy Logic Adhitya Yoga Yudanto, Marvin Apriyadi, Kevin Sanjaya Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia yogaadhitya32@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan difungsikan Traffic Light atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai lampu lalu lintas.

Lebih terperinci

PENGATURAN LAMPU LALULINTAS BERBASIS FUZZY LOGIC

PENGATURAN LAMPU LALULINTAS BERBASIS FUZZY LOGIC Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol. 01, No. 02 (2017) 16 20 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENGATURAN LAMPU LALULINTAS BERBASIS FUZZY LOGIC SETIANTO * 1, LIU KIN MEN 1, BAMBANG MUKTI WIBAWA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan BAB IV PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan teori aljabar max-plus dalam pengaturan lampu lalu lintas di simpang empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Lebih terperinci

SIMULASI SPREADSHET UNTUK PREDIKSI JUMLAH KENDARAAN YANG MELEWATI PERSIMPANGAN JALAN

SIMULASI SPREADSHET UNTUK PREDIKSI JUMLAH KENDARAAN YANG MELEWATI PERSIMPANGAN JALAN SIMULASI SPREADSHET UNTUK PREDIKSI JUMLAH KENDARAAN YANG MELEWATI PERSIMPANGAN JALAN Joko Lianto Buliali 1), Chastine Fatichah 2), Ahmad Saikhu 3), Heru Tri Ahmanto 4) Silvester Tena 5) 1) 2) 3) 4) Jrs.

Lebih terperinci

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Raka Yusuf 1, Andi Andriansyah 2, Febi Pratiwi 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana 1,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu

ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu iv ABSTRAK Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu rambu tersebut adalah lampu lalu lintas. Namun seringkali terjadi kemacetan pada persimpangan jalan karena

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA Helmy Thendean, M.Kom 1) Albert, S.Kom 2) Dra.Chairisni Lubis, M.Kom 3) 1) Program Studi Teknik Informatika,Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN WAKTU PERPINDAHAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN METODE NEURO-FUZZY PADA SISTEM TRANPORTASI CERDAS

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN WAKTU PERPINDAHAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN METODE NEURO-FUZZY PADA SISTEM TRANPORTASI CERDAS 1 SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN WAKTU PERPINDAHAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN METODE NEURO-FUZZY PADA SISTEM TRANPORTASI CERDAS Muhammad Dwi Wicaksana 1, Fauzan Ade Azizie 2, Indrabayu Amirullah 3, Ingrid

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 ANALISIS SISTEM LALU LINTAS Pemahaman tentang sistem yang akan dirancang sangat diperlukan sebelum perangkat lunak dibangun. Pembangunan perangkat lunak dimulai

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL Studi Kasus pada Persimpangan Jl. Ir. H. Juanda - JI. Ganesa Kodya Bandung TESIS MAGISTER Oleh

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA PENGENDALI LAMPU LALU LINTAS METODE FUZZY TIPE SUGENO DENGAN METODE WAKTU TETAP

PERBANDINGAN KINERJA PENGENDALI LAMPU LALU LINTAS METODE FUZZY TIPE SUGENO DENGAN METODE WAKTU TETAP PERBANDINGAN KINERJA PENGENDALI LAMPU LALU LINTAS METODE FUZZY TIPE SUGENO DENGAN METODE WAKTU TETAP Erwan Eko Prasetiyo Teknik Kedirgantaraan Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT PENGENDALI LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY (SMART TRAFFIC LIGHT) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

RANCANG BANGUN PERANGKAT PENGENDALI LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY (SMART TRAFFIC LIGHT) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Vol. I, No. 1 April 2015 ISSN 2302-3309 RANCANG BANGUN PERANGKAT PENGENDALI LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY (SMART TRAFFIC LIGHT) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Aswardi Irma Husnaini Abstract

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.3 Desember 2015 Page 7940 SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV Erwin Budi Setiawan 1, Dede Tarwidi 2,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lampu Lalu Lintas 2.1.1 Fungsi lampu lalu lintas Lampu lalu lintas menurut Oglesby dan Hicks (1982) adalah semua peralatan pengatur lalu lintas yang menggunakan tenaga listrik

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Simulasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Menggunakan Fuzzy Inference System Metode Mamdani pada MATLAB Traffic Light Simulation using Fuzzy Inference System with Mamdani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemacetan merupakan masalah klasik yang sampai saat ini belum ditemukan solusi yang tepat. Hal ini disebabkan karena kemacetan lalu lintas dipengaruhi banyak faktor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Evaluasi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, evaluasi adalah penilaian. Layaknya sebuah penilaian (yang dipahami umum), penilaian itu diberikan dari orang yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Meningkatnya kemacetan jalan perkotaan di Indonesia khususnya pada ibukota DKI Jakarta yang diakibatkan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor, terbatasnya sumber

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV Erwin Budi Setiawan 1, Dede Tarwidi 2, Ilyana Fadhilah 3 1,2,3 Jurusan Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung 1 erwinbudisetiawan@telkomuniversity.ac.id,

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO

STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO 1 STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO Hasbi Dosen Fakultas Teknik Universitas Andi Djemma Palopo Email: Hasbifarid79@yahoo.com ABSTRACT This study

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di persimpangan jalan, atau lokasi-lokasi lain untuk menunjukkan keadaan aman agar mengendarai

Lebih terperinci

PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA SIMPANG IR. H. JUANDA- DIPATIUKUR BERDASARKAN MKJI 1997 ABSTRAK

PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA SIMPANG IR. H. JUANDA- DIPATIUKUR BERDASARKAN MKJI 1997 ABSTRAK PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA SIMPANG IR. H. JUANDA- DIPATIUKUR BERDASARKAN MKJI 1997 Disusun Oleh: ALIF ALFIANSYAH NRP: 0721034 Pembimbing: SILVIA SUKIRMAN, Ir. ABSTRAK Masalah yang dihadapi di kota-kota

Lebih terperinci

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY 33 PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Fitria Suryatini Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 Bekasi Jl Cut Meutia No. 83

Lebih terperinci

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Edwin Romelta / 13508052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt 12

Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt 12 Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Agustus 2014 Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt

Lebih terperinci

PENENTUAN ARUS JENUH DAN WAKTU HILANG DENGAN METODE IRISAN PADA SIMPANG BERSINYAL IR.H.JUANDA-DIPATIUKUR ABSTRAK

PENENTUAN ARUS JENUH DAN WAKTU HILANG DENGAN METODE IRISAN PADA SIMPANG BERSINYAL IR.H.JUANDA-DIPATIUKUR ABSTRAK PENENTUAN ARUS JENUH DAN WAKTU HILANG DENGAN METODE IRISAN PADA SIMPANG BERSINYAL IR.H.JUANDA-DIPATIUKUR Wretifa Rekanada Syifa NRP : 0821025 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRAK Arus jenuh didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat kemacetan yang sangat padat, salah satu penyebabnya karena Yogyakarta merupakan kota

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA Oleh : Andri Kuncoro NRP. 2406100042 Dosen Pembimbing : Ir. Moch. Ilyas Hs. NIP.194909191979031002

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM DAN LATAR BELAKANG Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang memiliki peranan penting untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lain. Sejalan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

Penanganan umum simpang tak bersinyal

Penanganan umum simpang tak bersinyal Simpang arus lalulintas sangat rendah: simpang tak bersinyal arus lalulintas rendah: bundaran tak bersinyal arus lalulintas agak tinggi: simpang bersinyal arus lalulintas tinggi: bundaran bersinyal arus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR TABEL.. DAFTAR PERSAMAAN..

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR TABEL.. DAFTAR PERSAMAAN.. ABSTRAK Perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat semakin sedikitnya suatu industri yang memakai operator dalam menjalankan suatu proses produksi. Pada saat ini, kontrol otomatis lebih banyak

Lebih terperinci

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 13 Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani Ghulam Abdul Malik, Agus Maman Abadi Prodi Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas ( BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum dan Latar Belakang Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang memiliki peranan penting untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain. Sejalan dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah transportasi secara umum dan lalu lintas pada khususnya adalah merupakan fenomena yang terlihat sehari-hari dalam kehidupan manusia. Semakin tinggi tingkat mobilitas

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

Sistem Cerdas untuk Inovasi Traffic Light Control System Menggunakan Programmable Logic Controller

Sistem Cerdas untuk Inovasi Traffic Light Control System Menggunakan Programmable Logic Controller Bidang Ilmu : Rekayasa LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING Sistem Cerdas untuk Inovasi Traffic Light Control System Menggunakan Programmable Logic Controller Tim Peneliti : Masduki Zakaria, M.T. Dr. Ratna

Lebih terperinci

Kaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan Program Transyt 12 dan PTV Vissim 6

Kaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan Program Transyt 12 dan PTV Vissim 6 Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juni 2015 Kaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan

Lebih terperinci

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan kota dengan tingkat kemacetan lau lintas yang semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor menyebabkan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pelajar sekaligus kota wisata. Identitas sebagai kota pelajar tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pelajar sekaligus kota wisata. Identitas sebagai kota pelajar tercermin dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) mempunyai identitas sebagai kota pelajar sekaligus kota wisata. Identitas sebagai kota pelajar tercermin dari banyaknya institusi perguruan

Lebih terperinci

PENGANTAR TRANSPORTASI

PENGANTAR TRANSPORTASI PENGANTAR TRANSPORTASI MANAJEMEN LALU LINTAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Penyebab permasalahan transportasi

Lebih terperinci

Pengurangan Antrian Kendaraan Lampu Lalu Lintas Emmalia Joseph Munasih

Pengurangan Antrian Kendaraan Lampu Lalu Lintas Emmalia Joseph Munasih Pengurangan Antrian Lampu Lalu Lintas Emmalia Joseph Munasih PENGURANGAN ANTRIAN KENDARAAN MELALUI PERHITUNGAN PENYALAAN LAMPU LALU LINTAS YANG OPTIMAL 1) Emmalia Adriantantri, 2) Joseph Dedy Irawan, 3)

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM TRAFFIC LIGHTS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN PLC

PENGEMBANGAN SISTEM TRAFFIC LIGHTS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN PLC PENGEMBANGAN SISTEM TRAFFIC LIGHTS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN PLC Pamor Gunoto, M. Irsyam dan Toni Kusuma Wijaya, Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro FT Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Volume kendaraan yang dari tahun ke tahun semakin bertambah tetapi tidak diimbangi dengan pertumbuhan ruas jalan yang tersedia mengakibatkan kemacetan dan masalah-masalah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sinkronisasi Pewaktuan Lampu Lalu Lintas Menggunakan PLC Omron CPM2A Dan Wonderware Intouch

Rancang Bangun Sinkronisasi Pewaktuan Lampu Lalu Lintas Menggunakan PLC Omron CPM2A Dan Wonderware Intouch EKSPLORA INFORMATIKA 93 Rancang Bangun Sinkronisasi Pewaktuan Lampu Lalu Lintas Menggunakan PLC Omron CPM2A Dan Wonderware Intouch Syukri Hadi Kamil Pasaribu 1, Andi Dharmawan 2 1 Program Studi Elektronika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Lampu Lalu Lintas Tujuan utama dari pengaturan lampu lalu lintas dan pemantauan traffic adalah untuk memastikan keamanan pada persimpangan dengan menjaga

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Jurnal Gradien Vol.3 No.2 Juli 2007 : 247-251 Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Syamsul

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG MIROTA KAMPUS TERBAN YOGYAKARTA)

PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG MIROTA KAMPUS TERBAN YOGYAKARTA) PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG MIROTA KAMPUS TERBAN YOGYAKARTA) Rama Dwi Aryandi Student Civil and Environmental Engineering, UGM Jl. Grafika 2, Kampus

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS Muhammad Farhan 13516093 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

DESAIN PENGATUR LAMPU LALU LINTAS ADAPTIF DENGAN KENDALI LOGIKA FUZZY

DESAIN PENGATUR LAMPU LALU LINTAS ADAPTIF DENGAN KENDALI LOGIKA FUZZY DESAIN PENGATUR LAMPU LALU LINTAS ADAPTIF DENGAN KENDALI LOGIKA FUZZY Erwan Eko Prasetiyo 1), Oyas Wahyunggoro 2), Selo Sulistyo 3) 1), 2),3) Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta Indah Puspita, Erma Suryani, Agus Maman Abadi Program Studi

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Multiple Model Fuzzy Logic Control pada Tower Crane

Desain dan Simulasi Multiple Model Fuzzy Logic Control pada Tower Crane Desain dan Simulasi Multiple Model Fuzzy Logic Control pada Tower Crane Torang Simamora / 0722092 E-mail : torangsimamora@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING Bidang Ilmu : Rekayasa LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING Sistem Cerdas untuk Inovasi Traffic Light Control System Menggunakan Programmable Logic Controller Oleh : Masduki Zakaria, M.T. Ratna Wardani, M.T.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Umum Penelitian Secara umum bagan alir yang menerangkan metodologi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1. Mulai Studi Literatur Penentuan Daerah Studi Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Kerangka Umum Pendekatan. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Kerangka Umum Pendekatan. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data BAB IV METODE PENELITIAN A. Kerangka Umum Pendekatan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dan dilakukan pemodelan lalulintas dengan sistem komputer. Bagan alir yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data BAB IV METODE PENELITIAN A. Kerangka Umum Pendekatan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dan dilakukan pemodelan lalulintas dengan sistem komputer. Bagan alir yang

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KOMPONEN SIKLUS SINYAL Siklus. Satu siklus sinyal adalah satu putaran penuh

Lebih terperinci

APLIKASI KOORDINASI SIMPANG BERLAMPU DENGAN PROGRAM TRANSYT 12: STUDI KASUS JALAN R. E. MARTADINATA

APLIKASI KOORDINASI SIMPANG BERLAMPU DENGAN PROGRAM TRANSYT 12: STUDI KASUS JALAN R. E. MARTADINATA APLIKASI KOORDINASI SIMPANG BERLAMPU DENGAN PROGRAM TRANSYT 12: STUDI KASUS JALAN R. E. MARTADINATA Vinny Assatry Alumnus Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional, Bandung Jln. PHH Mustafa No.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Kerangka Umum Pendekatan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dan dilakukan pemodelan lalulintas dengan sistem komputer. Bagan alir yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA Idatriska P 1, R. Rumani M 2, Asep Mulyana 3 1,2,3 Gedung N-23, Program Studi Sistim Komputer,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana

Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana Rocky Hartono 1, Devis Wawan Saputra 2, Joel THP Hutasoit 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS (TRAFFIC LIGHT ) PADA PERSIMPANGAN JALAN BETOAMBARI MURHUM BATARAGURU. Rahmat Hidayat Dairi

ANALISA PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS (TRAFFIC LIGHT ) PADA PERSIMPANGAN JALAN BETOAMBARI MURHUM BATARAGURU. Rahmat Hidayat Dairi ANALISA PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS (TRAFFIC LIGHT ) PADA PERSIMPANGAN JALAN BETOAMBARI MURHUM BATARAGURU Rahmat Hidayat Dairi (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT Since 1997 Bau-Bau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Kemajuan ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun terus berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Kemajuan ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun terus berkembang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu lalu lintas adalah lampu yang digunakan untuk mengatur kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan dengan cara memberi kesempatan pengguna jalan dari masing-masing

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM FUZZY UNTUK PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN ARUS KENDARAAN

IMPLEMENTASI SISTEM FUZZY UNTUK PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN ARUS KENDARAAN TUGAS MATA KULIAH SISTEM FUZZY Bidang Pengaturan Lalu Lintas IMPLEMENTASI SISTEM FUZZY UNTUK PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN ARUS KENDARAAN KELOMPOK Bagus Tris AtmajaNRP 2405 100 019

Lebih terperinci

KONSEP PENGATUR LALU-LINTAS SINKRON ADAPTIF KEPADATAN UNTUK SOLUSI MINIMALISASI DURASI WAKTU TUNGGU KENDARAAN

KONSEP PENGATUR LALU-LINTAS SINKRON ADAPTIF KEPADATAN UNTUK SOLUSI MINIMALISASI DURASI WAKTU TUNGGU KENDARAAN KONSEP PENGATUR LALU-LINTAS SINKRON ADAPTIF KEPADATAN UNTUK SOLUSI MINIMALISASI DURASI WAKTU TUNGGU KENDARAAN Freddy Kurniawan *), Rahmat Adiprasetya Al Hasibi **) *) Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Masukan 1. Kondisi geometri dan lingkungan simpang Dari hasil survei kondisi lingkungan dan geometrik simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta dilakukan dengan pengukuran

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa tahap yang dimulai dari analisa hingga hasil penelitian, seperti diilustrasikan dalam Gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, lalu lintas menjadi sarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.semakin banyak pengguna kendaraan bermotor, semakin besar pula ketergantungan

Lebih terperinci

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DAYA REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (PTNBR BATAN) BANDUNG Herry gunawan wibisono 2406

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA oleh : Punang Jati Arso (3111030054) Dimita Brilian Zahra (3111030057) Dosen

Lebih terperinci

x TAKARIR Breadboard Papan rangkaian Queue Antre Flowchart Diagran alur Ground Kutub negatif Traffic Lalu lintas

x TAKARIR Breadboard Papan rangkaian Queue Antre Flowchart Diagran alur Ground Kutub negatif Traffic Lalu lintas x TAKARIR Breadboard Queue Flowchart Ground Traffic Papan rangkaian Antre Diagran alur Kutub negatif Lalu lintas xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh

Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh T - 42 Yudha Al Afis, Agus Maman Abadi Prodi Matematika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu ruang output. Antara input dan output terdapat satu kotak hitam yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu ruang output. Antara input dan output terdapat satu kotak hitam yang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Antara input dan output terdapat satu kotak hitam yang harus memetakan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

PREDIKSI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY LOGIC

PREDIKSI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY LOGIC PREDIKSI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY LOGIC Elizar Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Riau, Jl.Kaharuddin Nst 113 Pekanbaru Mahasiswa Program Doktor Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA LOGIKA FUZZY UNTUK SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

IMPLEMENTASI ALGORITMA LOGIKA FUZZY UNTUK SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER 1 Techno, ISSN 1410-8607 Volume 15 No. 2, Oktober 2014 Hal. 01 08 IMPLEMENTASI ALGORITMA LOGIKA FUZZY UNTUK SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER Implementation of Fuzzy Logic

Lebih terperinci

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, email: fikrihamzahahlul@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Jurusan Tehnik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volume lalu lintas tinggi. Lalu lintas lancar dan teratur dapat menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. volume lalu lintas tinggi. Lalu lintas lancar dan teratur dapat menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Lalu lintas dapat menjadi barometer kemajuan dari suatu daerah atau kota yang volume lalu lintas tinggi. Lalu lintas lancar dan teratur dapat menunjukkan bahwa disiplin

Lebih terperinci

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall 165 Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall Imam Khairi, Erni Yudaningtyas, Harry Soekotjo Dachlan AbstrakSistem pencarian jalur yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS METODE STATIS BERDASARKAN METODE DINAMIS BAMBANG TRIWAHYONO G

PENINGKATAN KINERJA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS METODE STATIS BERDASARKAN METODE DINAMIS BAMBANG TRIWAHYONO G PENINGKATAN KINERJA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS METODE STATIS BERDASARKAN METODE DINAMIS BAMBANG TRIWAHYONO G651034134 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Simpang merupakan zona tempat terjadinya konflik pertemuan arah kendaraan dan memastikan menurunnya kinerja simpang diantaranya penurunan kecepatan, peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI TRAFFIC LIGHT DENGAN TEORI FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN ALTERNATIF APLIKASI MATLAB (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT LHOKSEUMAWE)

ANALISIS OPTIMASI TRAFFIC LIGHT DENGAN TEORI FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN ALTERNATIF APLIKASI MATLAB (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT LHOKSEUMAWE) ANALISIS OPTIMASI TRAFFIC LIGHT DENGAN TEORI FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN ALTERNATIF APLIKASI MATLAB (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT LHOKSEUMAWE) Muhammad, Syukriah dan Dahniar Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan

Lebih terperinci

Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB

Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB Abstrak Pemodelan dan simulasi banyak dijumpai dalam berbagai bidang kehidupan, terutama untuk mengetahui dampak perubahan yang terjadi pada suatu sistem

Lebih terperinci

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING (Studi Kasus : Persimpangan Monjali Yogyakarta)

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING (Studi Kasus : Persimpangan Monjali Yogyakarta) ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING (Studi Kasus : Persimpangan Monjali Yogyakarta) Setiyo Daru Cahyono Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Email: cahyono.ds@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Sistem Estimasi Produksi Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis Web

Analisis Sistem Estimasi Produksi Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis Web T E S L A VOL. 19 NO.1 MARET 2017 Analisis Sistem Estimasi Produksi Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis Web Boby Wisely Ziliwu 1 dan Suhartati Agoes 1 Abstract: Products demand number of that many in the

Lebih terperinci