BAB 2 LANDASAN TEORI. bersangkutan. Untuk mengetahui manajemen keuangan secara lebih jelas, di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. bersangkutan. Untuk mengetahui manajemen keuangan secara lebih jelas, di"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Keuangan Definisi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan bagi perusahaan menjadi bagian yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengetahui manajemen keuangan secara lebih jelas, di bawah diberikan beberapa definisi manajemen keuangan yang dikemukakan oleh para ahli: Menurut Darsono (2006:1), definisi manajemen keuangan yaitu Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk memperoleh laba. Menurut Farah Margaretha (2007:2), manajemen keuangan adalah proses pengembalian keputusan tentang asset, pembiayaan dari asset tersebut dan pendistribusian dari seluruh cash flow yang potensial yang dihasilkan dari aset tadi. Sedangkan menurut Sartono(2001:6), manajemen keuangan dapat diartikan sebagai Manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara investasi atau pembelanjaan secara efisien. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara memperoleh, 5

2 mengelola dan mengalokasikan dana yang diinvestasikan tersebut digunakan secara efektif dan efisien Sepuluh Prinsip Manajemen Keuangan Prinsip 1 Keseimbangan Risiko dan Pengembalian Jangan menambah risiko kecuali terdapat kompensasi berupa tambahan pengembalian investasi Para investor pasti menginginkan suatu tingkat pengembalian minimum yang harus lebih besar dari tingkat inflasi yang diperkirakan atas imbalan dari keputusan menunda konsumsi pada saat ini. Jika mereka tidak menerima pengembalian yang cukup atas perkiraan tingkat inflasi yang mungkin terjadi, maka mereka akan membeli atau menanamkannya pada barang-barang yang mempunyai kenaikan harga yang tinggi. Tabungan yang memiliki daya beli (purchasing power) yang terus menurun akan memberikan daya tarik bagi individu untuk menunda konsumsinya. Alternatif-alternatif investasi mempunyai sejumlah risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda. Para investor kadang-kadang lebih senang memilih suatu tingkat pengembalian yang tinggi karena jenis investasi ini menawarkan suatu tingkat pengembalian yang tinggi juga.semakin tinggi tingkat pengembalian suatu investasi, maka semakin tinggi harapan pengembaliannya. Hubungan risiko pengembalian ini merupakan suatu konsep utama seperti kita menilai saham, obligasi, dan proyek baru yang diusulkan. Kita juga akan menghabiskan waktu untuk menentukan bagaimana cara mengukur risiko. 6

3 Prinsip 2 Nilai Waktu Uang Uang yang diterima hari ini lebih berharga dari uang yang diterima di masa depan Suatu konsep dasar dalam keuangan adalah nilai uang yang dikaitkan dengan waktu. Uang yang kita terima pada saat ini akan jauh lebih berharga dibandingkan dengan uang yang akan diterima tahun depan. Kita bisa mendapatkan bunga uang yang diterima sekarang, sehingga lebih suka menerimanya sekarang daripada kemudian. Pada ekonomi konsep nilai waktu dari uang mengacu pada biaya kesempatan (opportunity cost) dalam rangka menghasilkan pendapatan pada saat sekarang. Pada bagian ini, kita akan memusatkan pembahasan pada masalah menciptakan dan mengukur kekayaan dengan menggunakan konsep nilai waktu uang. Hal ini dilakukan dengan menyertakan seluruh nilai pendapatan dan pengukuran proyek di masa yang akan datang ke masa sekarang. Jika seluruh penerimaan melebihi pengeluarannya, maka proyek tersebut dapat diterima karena dapat memberikan kekayaan; dan jika sebaliknya maka sebaiknya proyek tersebut ditolak karena tidak menambah kekayaan. Tanpa mengetahui pemahaman dari nilai waktu uang, maka tidaklah mungkin bagi kita utnuk mengevaluasi suatu proyek dengan melihat keuntungan dan beban yang akan datang dengan cara yang tepat dan berarti. Untuk membawa semua penerimaan dan pengeluaran proyek ke masa sekarang kita harus mengasumsikan suatu biaya kesempatan dari uang, atau tingkat suku bunga. Pada dasarnya tingkat suku bunga yang dipakai merupakan suatu risiko seperti yang telah dijelaskan dalam Prinsip 1: Keseimbangan Risiko 7

4 dan Pengembalian, yang menggambarkan permintaan akan tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk suatu investasi yang lebih berisiko. Sehingga, dalam menghitung nilai sekarang (present value) dari pendapatan dan pengeluaran yang akan datang (future benefit and cost) harus dipahami bahwa tingkat suku bunga yang dipakai akan semakin besar untuk proyek-proyek yang lebih berisiko. Prinsip 3 Kas-Bukan Laba-adalah Raja Dalam mengukur kekayaan kita akan menggunakan arus kas (cash flow), dan bukan keuntungan akuntansi (accounting profit) sebagai alat pengukurannya. Kita akan menekankan perhatian kita terhadap uang yang ada di tangan kita, ketika kita dapat menginvestasikannya dan mulai menghasilkan bunga, dan ketika kita dapat mengembalikannya kepada pemegang saham dalam wujud deviden. Uang kas adalah sesuatu yang secara riil diterima dan dapat diinvestasikan kembali oleh perusahaan.sedangkan keuntungan akuntansi, lebih banyak menggambarkan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan, daripada besarnya uang kas yang benar-benar ada. Sebagai contoh : beban modal untuk membeli mesin atau gedung akan didepresiasikan setiap tahun untuk suatu jangka waktu tertentu dan akan mengurangi laba perusahaan. Namun, beban yang berkaitan dengan barang modal ini telah dikeluarkan sekaligus pada waktu pembeliannya. Dengan demikian, jumlah arus kas ( cash outflow) dan arus kas masuk ( cash inflow) secara tepat menggambarkan keuntungan (benefit) dan beban (cost). 8

5 Prinsip 4 Pertambahan Arus Kas-Satu satunya perubahan yang harus diperhatikan Prinsip 3 menyatakan bahwa kita harus menggunakan arus kas sebagai alat pengukur manfaat dari suatu proyek baru. Proses evaluasi ini akan lebih diperdalam lagi dengan menekankan pada kas yang diterima perusahaan antara dua keputusan ; jika perusahaan mengambil dan tidak mengambil proyek tersebut. Yang terpenting adalah yang kita pikir tentang kenaikan arus kasnya.pedoman dalam menentukan apakah arus kas tersebut bersifat incremental adalah dengan membandingkan aliran kas perusahaan dengan atau tanpa proyek tersebut. Sebenarnya, kita akan lebih menitikberatkan penggunaan konsep incremental dari aliran kas serta mempertimbangkan segala konsekuensi dari semua keputusan berdasarkan kenaikan kasnya. Prinsip 5 Kondisi Persaingan Pasar Alasan mengapa sangat sulit mendapatkan proyek-proyek dengan laba yang luar biasa Pada pasar yang sangat kompetitif, laba yang sangat besar tidak dapat terus menerus diperoleh.jika dalam keadaan suram, bagaimana untuk mendapatkan proyek yang menguntungkan yaitu suatu proyek yang memiliki tingkat pengembalian investasi melebihi yang diharapkan (Prinsip 1).Kondisi pasar yang mempersulit keadaan, menyebabkan kita harus menginvestasikannya di pasar yang kurang kompetitif. Dua cara yang umum digunakan untuk membuat pasar menjadi kurang kompetitif adalah dengan melakukan diferensiasi produk (product differentiation) atau membangun keunggulan harga. Baik diferensiasi produk terjadi karena iklan, hak paten, pelayanan, atau kualitas, semakin terdiferensiasi 9

6 produk dari produk saingan, akan semakin sedikit kompensasi yang dihadapi dan semakin besar kemungkinan memperoleh laba besar. Kunci untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan pertama dengan mengerti situasi dan kondisi persaingan pasar dimana perusahaan itu berada.kemudian falsafah perusahaan harus diarahkan pada penciptaan dan pemanfaatn dan ketidaksempurnaan kondisi pasar yang ada apakah melalui pembedaan produk atau melalui penciptaan keunggulan beban daripada upaya mencari pasar atau industri baru yang dapat menciptakan keuntungan yang besar. Industri dengan tingkat persaingan yang sempurna tidak akan bertahan lama. Pemahaman akan hal ini memungkinkan kita mencari produk yang baik dan mengukur arus kas proyek dengan tepat. Kita dapat melakukan hal ini jika kami menyadari bagaimana kekayaan diciptakan dan kesulitan dalam menciptakannya. Prinsip 6 Pasar Modal yang Efisien Pasar yang Bergerak Cepat dan dengan Harga Tepat Tujuan kita sebagai manajer keuangan adalah menciptakan kekayaan pemegang saham. Bagaimana cara kita mengukur kekayaan pemegang saham? Nilai saham adalah yang dimiliki pemegang saham. Untuk memahami apa penyebab perubahan harga saham, seperti halnya bagaimana surat-surat berharga seperti saham-saham dan obligasi dinilai harganya di dalam pasar uang, maka sangat perlu untuk memahami terlebih dahulu konsep pasar yang efisien ( efficient market ). Efisien tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada seberapa cepat dampak suatu informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga.ciri 10

7 khusus suatu pasar yang efisien ditentukan oleh banyaknya jumlah individu yang mencari keuntungan yang bereaksi secara independen. Sebagai tambahan, segala informasi yang berkaitan dengan surat berharga diterima pasar secara random. Jika hal ini terjadi maka para investor akan bereaksi terhadap informasi baru yang diterima dengan jalan menjual ataupun membeli surat berharga yang ada sampai mereka merasa bahwa harga pasar yang terjadi benar-benar telah mencerminkan informasi baru itu. Dengan hipotesa pasar yang efisien, informasi akan dicerminkan dari surat-surat berharga secara cepat sehingga tidak ada satu investorpun memliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Persaingan para investor untuk mendapatkan laba, menunjukkan pendapatan yang diinginkan serta risiko yang terkandung yaitu nilai perusahaan yang sesungguhnya. Apakah implikasi dari pasar efisien untuk kita? Pertama, harga yang sudah tepat.harga saham mencerminkan semua informasi yang ada di masyarakat sehubungan dengan nilai perusahaan. Ini berarti kita dapat menerapkan tujuan kita untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dengan memusatkan semua efek dari keputusan kita pada harga saham dengan kondisi lain diasumsikan tetap. Berupa, pengambilan keputusan yang tepat yang akan meningkatkan harga saham dan sebaliknya. Kedua, manipulasi pendapatan melalui perubahan system akuntansi tidak akan mengubah harga saham. Pemecahan saham (stock split) serta perubahan lain pada metode akuntansi yang tidak memengaruhi arus kas perusahaan tidak akan tercermin dalam harga saham. Harga pasar mencerminkan aliran kas yang diharapkan mungkin terjadi 11

8 bagi pemegang saham.dengan demikian perhatian kita pada arus kas sebagai alat mengukur manfaat keuntungan proyek merupakan hal yang tepat dan beralasan. Prinsip 7 Masalah Keagenan Manajer tidak akan bekerja bagi pemilik perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka Walaupun tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan para pemegang saham, kenyataannya, masalah keagenan dapat terjadi pada saat tujuan diimplementasikan. Masalah keagenan (agency problem) terjadi akibat pemisahan tugas manajemen perusahaan dengan para pemegang saham. Sebagai contoh, sebuah perusahaan bias mungkin dijalankan oleh para manajer professional yang sedikit atau tidak sama sekali mempunyai kepemilikan dalam perusahaan itu. Karena adanya pemisahan antara pembuat keputusan dan pemilik perusahaan, para manajer bias saja membuat keputusan yang sama sekali tidak sesuai dengan tujuan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Mereka mungkin bekerja dengan tidak semangat, mencoba untuk mendapatkan gaji yang hanya menguntungkan mereka dan menambah beban bagi para pemegang saham. Sebagai awal, agen adalah orang yang diberi kekuasaan untuk bertindak atas nama yang lain, dikenal sebagai prinsipal. Dalam mengatur perusahaan, pemegang saham adalah prinsipal, sebab mereka adalah pemilik nyata dari perusahaan.dewan direksi, CEO, para eksekutif perusahaan, dan semuanya dengan kekuasaan pengambilan keputusan adalah agen (perantara) dari pemegang saham. Sayangnya, Dewan direksi, CEO, dan eksekutif perusahaan yang lain tidak selalu melakukan apa yang menjadi kepentingan terbaik bagi pemegang saham. Sebagai gantinya, mereka sering kali bertindak untuk kepentingan mereka 12

9 sendiri.bukan hanya memungkinkan mereka menguntungkan diri sendiri, dengan penghasilan tambahan dan gaji, tetapi mereka mungkin juga menghindari proyek manapun yang mempunyai risiko yang dihubungkan dengan mereka sekalipun jika proyek besar mereka memberikan pengembalian yang berpotensi dan kemungkinan kegagalannya sangat kecil. Sebab jika proyek tidak menghasilkan, agen-agen dari pemegang saham ini akan kehilangan pekerjaan mereka. Biaya yang berhubungan dnegan masalah keagenan sulit diukur, tetapi ada kalanya kita lihat pengaruh permasalahan keagenan ini di dalam pasar. Sebagai contoh, jika pasar merasakan manajemen sebuah perusahaan sedang merusak kekayaan pemegang saham, kita mungkin akan melihat suatu reaksi positif pada harga saham ketika manajemen tersebut diganti. Jika manajemen bekerja untuk para pemilik perusahan, mengapa mereka tidak diberhentikan saja jika apa yang dilakukannya tidak sesuai kepentingan para pemegang saham? Dalam teori, para pemegang saham memilih dewan direktur perusahaan dan dewan direksi pada gilirannya memilih manajemen perusahaan itu.sayangnya, pada kenyataannya sistem tersebut sering terjadi sebaliknya.manajemen memilih pada calon dewan direksi dan mengalihkan hak untuk menentukan kepada para pemegang saham.akibatnya, pemegang saham hanya memiliki daftar calon yang dipilih oleh manajemen itu. Pada akhirnya para manajerlah yang sebenarnya memilih para direktur yang kemudian membuat mereka akan lebih setia kepada para manajer daripada kepada para pemegang saham. 13

10 Kita akan menghabiskan waktu untuk mengawasi para manajer dan mencoba menyelaraskan kepentingan mereka dengan kepentingan para pemegang saham. Pengawasan kepada para manajer dapat dilakukan melalui audit laporan keuangan serta paket kompensasi yang diterimannya. Kepentingan para manajer dapat diselaraskan dengan kepentingan para pemegang saham. Dengan kata lain, apa yang terbaik bagi para pemegang saham juga harus terbaik bagi manajer. Jika tidak maka manajer akan mengambil keputusan hanya berdasarkan kepentingan mereka semata tanpa memperdulikan kekayaan para pemegang saham. Prinsip 8 Pembiasan Keputusan Bisnis karena Perpajakan Kebanyakan keputusan sulit dibuat manajer keuangan tanpa mempertimbangkan dampak perpajakan. Pada Prinsip 4, hanya tambahan aliran kas saja yang diterima yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam proses evaluasi. Secara lebih khusus, tambahan arus kas yang dipertimbangkan adalah tambahan aliran kas sesudah pajak bersih yang diterima perusahaan. Dalam mengevaluasi satu proyek baru, maka dapat dilihat bahwa pajak penghasilan mempunyai peranan yang cukup berarti.pada saat perusahaan menganalisis pembelian suatu proyek atau peralatan, besarnya pengembalian investasi harus dihitung berdasarkan nilai bersih sesudah pajak.jika tidak, berarti perusahaan telah mengevaluasi tambahan arus kas masuk yang tidak semestinya. Pemerintah juga menyadari bahwa masalah perpajakan dapat membiaskan keputusan bisnis dan memanfaatkan pajak sebagai pendorong untuk memperbesar pengeluaran dengan berbagai cara. Jika pemerintah ingin menciptakan iklim investasi yang dapat mendorong timbulnya proyek penelitian dan pengembangan, 14

11 mungkin pemerintah akan menawarkan kredit pajak investasi untuk proyekproyek tersebut yang akan mengurangi pajak, yang pada gilirannya meningkatkan arus kas setelah pajak sehingga mengubah proyek penelitian dan pengembangan yang rugi menjadi menguntungkan. Pemerintah dapat memanfaatkan pajak sebagai sarana untuk mengarahkan investasi pada proyek penelitian dan pengembangan dalam rangka menciptakan lapangan kerja bagi penduduk kota. Prinsip 9 Tidak Semua Risiko Sama Ada beberapa risiko yang dapat didiversifikasi Kebanyakan, masalah keuangan hanya tertuju pada Prinsip 1 : Keseimbangan Risiko dan Pengembalian. Namun, sebelum kita menggunakan prinsip 1, kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana mengukur risiko.namun demikian, diversifikasi juga dapat menyulitkan kita dalam mengukur risiko sebuah proyek dan aktiva. Diversifikasi memungkinkan dua kejadian yang berlawanan saling menutupi satu sama lain, sehingga dapat mengurangi varibilitas secara keseluruhan tanpa harus mengurangi tingkat pengembalian yang diinginkan. Cara yang termudah untuk memahami apa yang terjadi jika kita mengkombinasikan dua proyek yang berbeda. Pada kasus ini arus kas yang diterima dari kedua proyek bergerak saling berlawanan, jika dikombinasikan maka varians dari kedua proyek tereliminasi dengan sempurna. Perhatikan bahwa tingkat pengembalian sama sekali tidak berubah setiap proyek maupun kombinasi keduanya tetap menghasilkan rata-rata tingkat pengembalian 10%. Pada kasus ini, tingkat pengembalian yang kondisinya ekstrim optimis dan pesimis saling 15

12 meniadakan. Seberapa besar risiko ini dapat di eliminasi sangat tergantung pada pola pergerakan bersama dari kedua aliran kas proyek. Seperti yang akan kita lihat untuk kebanyakan proyek dan aset. Beberapa risiko dapat dihapuskan melalui diversifikasi, sedangkan beberapa risiko lain tidak bisa. Ini akan menjadi suatu pembedaan penting dalam pelajaran kita nanti. Mulai saat ini haruslah disadari bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko, sehingga mengukur besarnya risiko dari satu proyek tersebut secara individu atau mengukur proyek itu berdiri sendiri atau bersama-sama dengan proyek lain yang akan diterima oleh perusahaan. Prinsip 10 Melakukan sesuatu yang benar adalah perilaku yang etis, dan ada banyak dilema etika dalam manajemen keuangan Perilaku etis berarti melakukan hal yang benar.namun kesukaran muncul, ketika berusaha untuk merumuskan melakukan hal yang benar. Masalahnya adalah bahwa setiap orang mempunyai ukuran nilai masing-masing, yang membentuk dasar pertimbangan pribadi kita tentang kebenaran apa yang harus dilakukan. Namun, setiap masyarakat mengadopsi seperangkat peraturan dan hukum yang merumuskan tentang apa yang dipercayai mengenai melakukan hal yang benar. Dalam beberapa hal, kami menganggap bahwa hukum yang ada dapat mencerminkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap individu memiliki hak untuk menyatakan ketidaksetujuan tentang apa yang disepakati sebagai melakukan sesuatu yang benar. Apakah masalah etika tersebut benarbenar relevan? Pertama, kesalahan bisnis kadang dapat dimaafkan, namun kesalahan dalam etika kadang mengakhiri karir dan menghilangkan banyak 16

13 kesempatan baik di masa yang akan datang. Mengapa? Karena perilaku yang tidak etis akan menghapus ketidakpercayaan, dan tanpa rasa percaya maka bisnis tidak mungkin akan berjalan. Kedua, hal yang paling merusak bisnis berdasarkan pengalaman adalah hilangnya kepercayaan masyarakat akibat perilaku bisnis yang tidak sesuai dengan standar etika yang berlaku Studi Kelayakan Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan tahap yang penting dilakukan sebelum mengambil keputusan untuk melaksanakan rencana bisnis. Menurut Umar Husein (2009:8), studi kelayakan merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Ada perbedaan pengertian mendasar antara studi kelayakan bisnis dengan studi kelayakan proyek.studi kelayakan bisnis ditujukan pada kegiatan berbentuk operasional rutin, yakni pada perusahaan. Sementara itu, kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannnya telah digariskan dengan jelas (Husein, 2009 :7) Secara lebih ringkas,husein (2009:10) menjelaskan perbedaan antara studi kelayakan proyek dengan studi kelayakan bisnis dapat dijelaskan sebagai berikut: 17

14 1. Tujuan Studi Kelayakan Proyek : memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : memiliki tujuan yang lebih umum dalam bentuk visi dan misi perusahaan, tidak memiliki definisi yang jelas untuk hasil akhir karena perusahaan diharapkan terus beroperasi. 2. Biaya Studi Kelayakan Proyek : telah ditentukan melalui rencana anggaran biaya proyek, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : biaya awal pendirian ditentukan dalam bentuk setoran modal, namun dalam perjalanan perusahaan, dapat saja direncanakan pengeluaran biaya baru sesuai dengan rencana bisnis perusahaan. 3. Jadwal Studi Kelayakan Proyek : jadwal telah ditentukan, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : jadwal ditentukan dalam bentuk rencana kerja tahunan atau rencana bisnis dalam jangka waktu lebih lama, bersifat lebih umum. 4. Sumber daya Studi Kelayakan Proyek : Sumber daya (manusia, mesin, sumber daya alam) telah ditentukan, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : Sumber daya ditentukan oleh waktu tertentu dan dapat mengalami perubahan sesuai kebutuhan perusahaan. 5. Jangka waktu kegiatan Studi Kelayakan Proyek :Jangka waktu kegiatan bersifat sementara, jadwal pekerjaan berakhir apabila seluruh pekerjaan selesai, titik awal dan titik akhir kegiatan-kegiatan telah ditentukan dengan jelas, sedangkan Studi Kelayakan 18

15 Bisnis : Jangka waktu operasional perusahaan tidak terbatas karena perusahaan diharapkan terus operasional. 6. Sifat Kegiatan Studi Kelayakan Proyek : Bersifat tidak rutin dan tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan hanya berubah sepanjang proyek berlangsung, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : Umumnya kegiatan bersifat rutin dan berulang Manfaat Studi Kelayakan Studi kelayakan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan bisnis. Sebuah keputusan bisnis, seperti mendirikan perusahaan, membangun sebuah pabrik, atau memasarkan suatu produk baru, akan memerlukan biaya investasi besar. Sementara disisi lain, ada ketidakpastian di masa mendatang atas rencana bisnis yang akan dijalankan. Oleh sebab itu, studi kelayakan dilakukan dengan menelaah berbagai aspek untuk mengkaji dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kelangsungan operasional rencana bisnis tersebut sehingga dapat diketahui, apakah rencana bisnis tersebut memberikan pengembalian yang layak atas investasi yang telah dikeluarkan. Husein (2009:19) menjelaskan ada beberapa pihak yang memerlukan studi kelayakan, yaitu: 1) Pihak investor Pada umumnya, investor akan menanamkan investasi pada portofolio yang dianggap memberikan tingkat pengembalian tertinggi. Ada berbagai macam portofolio investasi, seperti saham, obligasi, deposito, properti, 19

16 maupun pada sektor riil.studi kelayakan biasanya dilakukan pada sektor riil dan menjelaskan tingkat pengembalian atas rencana investasi tersebut. Dengan demikian, investor dapat menilai apakah penempatan danainvestasi pada suatu rencana bisnis lebih menguntungkan dibandingkan pada portofolio investasi lain. 2) Pihak kreditur Pihak kreditur dapat berupa lembaga keuangan seperti bank maupun bukan lembaga keuangan, seperti perseorangan, dan sebagainya.pihak kreditur memerlukan hasil studi kelayakan sebelum memutuskan memberikan pendanaan atau tidak. Studi kelayakan akan menjelaskan kepada kreditur kemampuan suatu rencana bisnis untuk mengembalikan pinjaman (pokok dan bunga pinjaman). Selain itu, di dalam studi kelayakan juga dijelaskan kebutuhan dana investasi keseluruhan dan jumlah dana pinjaman yang diperlukan. Dari hal itu, pihak kreditur dapat menilai apakah pihak debitur memiliki nilai agunan yang cukup untuk rencana pinjaman tersebut. 3) Pihak manajemen perusahaan Pihak manajemen perusahaan sebagai project leader memerlukan studi kelayakan untuk mengetahu hal-hal yang terkait, seperti kebutuhan pendanaan, modal sendiri, pengembalian investasi dari rencana bisnis, dan sebagainya. 4) Pihak pemerintah dan masyarakat Penyusunan studi kelayakan perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Penghematan devisa negara, 20

17 penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah dapat diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi, keringanan pajak, dan sebagainya. Pada perusahaan publik, studi kelayakan atas suatu rencana aksi perusahaan perlu disampaikan kepada pemerintah selaku regulator (dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan) dan pemerintah memberikan penilaian kewajaran atas laporan studi kelayakan tersebut. 5) Bagi tujuan ekonomi Dalam menyusun studi kelayakan, dapat juga dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional Tahapan Studi Kelayakan Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, Umar Husein (2009:21) menjelaskan terdapat beberapa tahapan studi yang harus dikerjakan, yakni: 1) Penemuan Ide Dalam menghasilkan ide bisnis, perlu dilakukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai.jika terdapat ide proyek lebih dari satu, maka pengambil keputusan biasa memilih berdasarkan tiga hal. Pertama, ide proyek sesuai dengan intuisi; kedua, bahwa pengambil keputusan akan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang bersifat teknis; ketiga, keyakinan akan kemampuan proyek untuk menghasilkan keuntungan 21

18 2) Penelitian Setelah ide bisnis diperoleh, selanjutnya dilakukan penelitian lebih mendalam dengan menggunakan metode ilmiah.tahap yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data, mengolah data berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil analisis dengan alat-alat analisis yang sesuai, menyimpulkan hasil, serta membuat laporan hasil penelitian tersebut. 3) Evaluasi Evaluasi berarti membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria tersebut dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.hal yang dibandingkan dalam evaluasi bisnis adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang diperkirakan akan diperoleh. Ada tiga macam evaluasi.pertama, mengevaluasi usulan proyek yang didirikan.kedua, mengevaluasi proyek yang sedang dibangun. Ketiga, mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasikan secara rutin 4) Pengurutan usulan yang layak Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak dan terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan rencana bisnis tersebut, misalnya keterbatasan dana, maka perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling penting direalisasikan. 5) Rencana Pelaksanaan 22

19 Setelah rencana bisnis dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek, yakni menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain. 6) Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan realisasi pembangunan proyek, Kegiatan ini membutuhkan menajemen proyek.apabila proyek selesai dikerjakan, maka tahap berikut adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin Aspek-Aspek Studi Kelayakan Berdasarkan disiplin ilmu dan dasarnya, pembagian dan pengkajian aspekaspek studi kelayakan terbagi menjadi 2 bagian (Subagyo,2007 :55), yaitu: 1) Aspek primer, merupakan aspek utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer terdapat dalam semua sektor usaha, baik industri manufaktur, perdagangan, maupun jasa. Aspek primer meliputi: (1) aspek manajemen dan organisasi dan (2) aspek ekonomi dan keuangan. 2) Aspek sekunder, merupakan aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan obyek studi, misalkan analisis mengenai dampak lingkungan. Pada umumnya, aspek ini dipersyaratkan dalam studi kelayakan yang obyeknya menyangkut sumber daya alam, seperti proyek pembangunan perumahan (real estate), pembangunan pabrik pengolahan, dan sebagainya. Sementara, aspek sosial 23

20 biasanya dipersyaratkan untuk pembangunan sarana dan prasarana publik yang didanai pemerintah maupun donatur internasional. Berikut dijelaskan aspek-aspek primer dalam studi kelayakan: a) Aspek Manajemen dan Organisasi Tujuan pembahasan aspek ini adalah untuk mengkajipenentuan bentuk dan struktur yang tepat berdasarkan kebutuhan dalam organisasi. Materi yang dibahas dalam aspek manajemen dan organisasi antara lain: (1) struktur dan organisasi perusahaan, (2) analisis pekerjaan (job analysis), (3) deskripsi pekerjaan (job analysis), (4) kualifikasi tenaga kerja, (5) proses rekruitmen, (6) sistem pengembangan dan kompensasi. b) Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang direncanakan, kemudian merangkumnya dalam bentuk laporan keuangan dan menganalisisnya untuk menentukan kelayakan proyek tersebut. Tujuan analisis dalam aspek ekonomi dan keuangan adalah untuk mengevaluasi keseluruhan pembahasan tiap-tiap aspek yang membutuhkan dana dan modal kerja ke dalam analisis investasi.materi yang dibahas dalam aspek ini antara lain : (1) perkiraan modal kerja, (2) perkiraan biaya investasi, (3) perkiraan harga pokok produksi, (4) perkiraan laba-rugi, (5) perkiraan neraca, (6) sumber pembiayaan, (7) analisis investasi dan kelayakan Indikator Kelayakan Investasi 24

21 Analisis kelayakan investasi/bisnis adalah melakukan perhitungan mengenai kelayakan atau tidaknya suatu bisnis yang akan dilakukan dilihat dari aspek indikator kelayakan investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang sedang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi. Beberapa indikator kelayakan investasi yang perlu di analisi antara lain adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),Profitability Index (PI), dan Payback Periode a. Net Present Value (NPV) NPV merupakan salah satu indikator kelayakan investasi yang sering digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek layak atau tidak. Perhitungan NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC), atau sering disebut sebagai Discount Factor. Rumusan dari NPV adalah sebagai berikut : NPV = I 0 Di mana: CFt = arus kas per tahun periode t I 0 = investasi awal pada tahun 0 ( ) K n = suku bunga (discount rate) = usia proyek yang diharapkan Kriteria penilaian dapat dinyatakan sebagai berikut : NPV 0,0 : diterima 25

22 NPV 0,0 : ditolak b. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa mendatang, atau penerimaan kas, dengan investasi awal. Rumus yang dipakai seperti di bawah ini: Di mana: I = CFt (1 + IRR)t t n = tahun ke = jumlah tahun Io = investasi awal pada tahun 0 CFt = arus kas bersih per tahun periode t IRR = tingkat suku bunga yang dicari harganya Kriteria keputusan ini adalah : Menerima suatu proyek jika tingkat pengembalian internal lebih besar atau sama dengan tingkat pengembalian yang diinginkan. Kita menolak proyek jika tingkat pengembalian internalnya kurang dari tingkat pengembalian yang diinginkan. Kriteria menerima-menolak ini dapat diterapkan sebagai berikut : IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan : diterima IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan : ditolak 26

23 c. Profitability Index (PI) Metode Profitability Index atau rasio manfaat/biaya dilakukan dengan menghitung perbandingan antara nilai kini sekarang dengan nilai kini dari rencana-rencana penerimaan kas bersih di masa mendatang yang akan datang dari investasi yang telah dilaksanakan. Rumusan PI adalah sebagai berikut: Kriteria Penilaian : PI 1,0 : diterima PI 1,0 : ditolak PI = PVkasmasuk PVkaskeluar Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, dimana jika NPV suatu proyek dikatakan layak (NPV > 0) maka menurut kriteria PI juga layak (PI > 1) karena keduanya menggunakan variabel yang sama. d. Payback Period Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain, payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow, yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya, rasio ini 27

24 dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Rumus payback period adalah: Paybackperiod = nilaiinvestasi x 1 tahun kasmasukbersih Kriteria Penilaian : Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period-nya maka usulan investasi dapat diterima. Metode Payback Period ini cukup sederhana sehingga mempunyai kelemahan.kelemahan utamanya yaitu metode ini tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang di samping juga tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback. Jadi pada umumnya metode ini digunakan sebagai pendukung metode lain yang lebih baik. 28

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian berupa proyek pembangunan apartemen Grand Taman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian berupa proyek pembangunan apartemen Grand Taman BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Obyek Penelitian Obyek penelitian berupa proyek pembangunan apartemen Grand Taman Melati Margonda yang terletak di Jalan Margonda, Kota Depok. Proyek tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

LOGO MANAJEMEN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM

LOGO MANAJEMEN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM LOGO MANAJEMEN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM Review Sesi 1 keuangan merupakan seni dan ilmu mengelola uang, baik uang yag dimiliki oleh badan usaha, pemerintah, maupun perseorangan. Sebagai seni berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat yang adil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Menaksir Aliran Kas Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas Dalam analisis i keputusan investasi, i ada bb beberapa langkah yang akan dilakukan: 1) Menaksir aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL ADE ARISNAYANTI 1206325012 PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 PENGANGGARAN MODAL Prinsip Penilaian Aset Secara Umum

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini akuntansi telah menjadi bagian dari kebutuhan bisnis dan pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi adalah meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik perusahaan besar maupun kecil terpacu untuk bersaing mendapatkan laba yang semaksimal mungkin guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi perusahaannya tetap dalam keadaan sehat. Dengan kondisi perusahaan yang sehat, maka

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB 9 MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 9 MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 9 MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN Konsep Dasar Keuangan (finance) adalah fungsi bisnis yang bertanggung jawab untuk mendapatkan dana, mengelola dana dan merencanakan penggunaan dana. Tugas ini secara

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN BISNIS SLJJ

BAB 2 STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN BISNIS SLJJ 7 BAB 2 STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN BISNIS SLJJ 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang menganalisa layak atau tidak layak bisnis dibangun,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN Konsep nilai waktu uang Kriteria investasi IRR, PI, NPV, discount

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, selalu terdapat aktiva tetap untuk menjalankan operasinya. Aktiva tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena memerlukan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Organisasi seringkali dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005 METODE PENILAIAN INVESTASI Jakarta, 20 Oktober 2005 Outline Accounting/Average Rate of Return Payback Period Net Present Value Profitability Index Internal Rate of Return 2 Pendahuluan Penilaian investasi:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007)

BAB II LANDASAN TEORI. Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007) BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Bisnis Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007) mendefinisikan, bisnis adalah suatu kegiatan yang didirikan untuk melayani kebutuhan pelanggan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran

BAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan keterbatas penelitian. Kesimpulan merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran merupakan anjuran yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan oleh pemilik modal pada usaha atau unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang akan melakukan ekspansi di antara dua tempat yaitu Cimahi atau Soreang, maka penulis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Banyak pakar yang telah merumuskan definisi dari investasi. Sharpe et all (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, setiap perusahan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen.

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Penganggaran Modal Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Modal atau capital merujuk pada aktiva tetap

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci