URGENSI PETA DESA UNTUK PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA
|
|
- Susanti Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VOLUME II JUNI 2016 Museum for Edutourism 2015 Antropodinamik Tambak Udang Berburu Fishing Ground dengan Satelit Pengenalan Gumuk Pasir Sejak Dini Masyarakat Nelayan Desa Dadap, Indramayu Menelaah Lebih Jauh Paradigma Geomaritime Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari Dan Budaya di Desa Bebalang, Kab. Kepulauan Sangihe URGENSI PETA DESA UNTUK PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA
2 REDAKSIONAL - BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2015 Redaksional Buletin Geomaritime BULETIN GEOMARITIME 2015 PARANGTRITIS GEOMARITIME SCIENCE PARK Penanggung Jawab : Th. Retno Wulan, S.Hut., M.Agr Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park Dewan Redaksi : Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. Prof. Dr. Muh Aris Marfai, M.Sc. Dr. Sigit Heru Murti B.S., M.Si. Pemimpin Redaksi : Dr. Ir. Wiwin Ambarwulan, M.Sc Sekretaris Redaksi : Ir. Sri Lestari Munajati, M.Agr Staf Redaksi : Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc. Barandi Sapta Widartono, M.Si., M.Sc. Ari Cahyono, S.Si., M.Sc. Dr. I Nyoman Sukmantalya, M.Sc. Dwi Sri Wahyuningsih, S.Si. Erwin Isna Megawati, S.Si. Edwin Maulana, M.Sc. Farid Ibrahim, S.Si. Zheny Setyaningsih, S.Si Anggara Setyabawana Putra Mega Dharma Putra Mitra Bestari : Dr. Nurul Khakim, M.Si. Pusat Studi Sumberdaya dan Teknologi Kelautan (PUSTEK) UGM Prof. Dr. Sunarto, MS Staf Pengajar Fakultas Geografi UGM Sirkulasi : Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM Layouter : Tri Raharjo, S.Pd Penerbit : Parangtritis Geomaritime Science Park Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul Yogyakarta Kata Pengantar Penelitian merupakan penunjang penting dalam perindustrian di negara maju. Indonesia saat ini telah memiliki potensi tersebut namun masih perlu ditingkatkan. Rasio perbandingan antara peneliti dengan jumlah penduduk di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan rasio perbandingan peneliti-penduduk sehingga mendukung kemajuan Indonesia. Selain meningkatkan kuantitas peneliti yang ada, media untuk mengakses dan menyebarluaskan hasil penelitian perlu ditingkatkan. Menangkap situasi tersebut, Parangtritis Geomaritime Science Park kembali hadir dengan Buletin Geomaritime Volume II dengan tema tentang Peta Desa. Hal ini tidak terlepas dari salah satu Nawa Cita, yaitu membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Diharapkan buletin ini menjadi inspirasi untuk membangun desa berdasarkan potensinya. Buletin Geomaritime Volume II ini merupakan sebuah proses yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat menantikan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami juga tidak lupa berterima kasih untuk dukungan para pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan buletin. Semoga Buletin Geomaritime mampu berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para pembaca. Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park
3 DAFTAR ISI - BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2015 Daftar isi Buletin Geomaritime Volume II Juni PERISTIWA Optimalisasi Pembangunan Desa Untuk Menciptakan Indonesia yang Lebih Baik Melalui Peluncuran Peta Desa - hal BUDAYA Masyarakat Nelayan Desa Dadap, Indramayu - hal JENDELA Menelaah Lebih Jauh Paradigma Geomaritime - hal. 01 Science-Techno Park Berdiri, Indonesia Mandiri - hal KESEHATAN Tuberkulosis (TB) Bukanlah Kutukan - hal ILMIAH Mitos Kesejahteraan Tambang Pasir Pantai Dari Sudut Pandang Pembangunan Berkelanjutan - hal. 07 Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari Dan Budaya Di Desa Bebalang, Kab. Kepulauan Sangihe - hal. 13 Optimalisasi Sumberdaya Pesisir di Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur untuk mewujudkan Community Sustainable Coastal Development - hal. 21 Pengembangan Algoritma Ekstraksi Informasi Total Suspended Solid (TSS) dan Transparansi Perairan Menggunakan Citra Satelit Worldview-2 (Studi Kasus : Perairan PLTU Paiton, Probolinggo) - hal SOSOK Sosok Srikandi di Balik Layar Perkembangan Parangtritis Geomaritime Science Park Dedikasiku di antara Keluarga, Pekerjaan, dan Pendidikan - hal TEKNOLOGI Jenis Kapal Nelayan Pesisir Dadap, Juntinyuat, Indramayu - hal. 37 Mengenal Lebih Dekat dengan Satelit NOAA - hal KULINER Si Uul Primadona Kuliner Pesisir yang Menggoda Selera - hal TEKNOLOGI Wisata Komplit di Laguna Pengklik Potensi Wisata Pantai Samas dan Peluang Sinergi JJLS - hal. 41 Gerbang Pengetahuan Maritim Indonesia: Menjelajahi Filosofi Maritim yang Sesungguhnya di Museum Gumuk Pasir - hal. 43
4 43 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2016 WISATA Gerbang Pengetahuan Maritim Indonesia: Menjelajahi Filosofi Maritim yang Sesungguhnya di Museum Gumuk Pasir Mega Dharma Putra Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo kini tengah menguatkan jati diri sebagai negara maritim. Potensi Indonesia di bidang maritim sangat luas dan sekaligus belum dikelola secara optimal. Oleh karena itu, pembangunan poros maritim Indonesia membutuhkan informasi geospasial dalam peningkatan pengelolaan sumberdaya alam kemaritiman dan sebagai instrumen untuk menjaga keamanan dan kedaulatan. Apabila anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, maka Anda tidak perlu membelah lautan dan berkeliling nusantara untuk melihat berbagai potensi Indonesia di bidang kemaritiman. Cukup datang berkunjung ke Museum Gumuk Pasir, maka rangkuman informasi tentang jati diri Indonesia sebagai maritim akan terungkap. Museum Gumuk Pasir yang berada di bawah pengelolaan Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) memiliki koleksi mengenai hal yang berkaitan dengan kondisi keruangan maritim (geomaritim) Indonesia. PGSP sendiri memiliki visi untuk menjadi Pusat Teknologi Informasi Geospasial, pendidikan, penelitian, dan inovasi di bidang kepesisiran dan kemaritiman di Indonesia. Hal yang ditawarkan oleh Museum Gumuk Pasir, selain tentang geomaritim, juga menjelaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan penginderaan jauh dan kepesisiran. Sesuai namanya, Museum Gumuk Pasir juga mengenalkan salah satu fenomena pesisir unik yang ada di Indonesia, yaitu gumuk pasir beserta proses pembentukan, manfaat, dan tantangan yang dihadapi dalam usaha pengembangannya. Tata letak arsitektur gedung Museum Gumuk Pasir memiliki makna filosofi yang mendalam. Museum Gumuk Pasir mempunyai tiga bangunan utama, yaitu Gedung Kerucut, Lorong Pengetahuan, dan Gedung Pameran. Ketiga bangunan tersebut memiliki filosofi proses terbentuknya gumuk pasir. Gedung Kerucut melambangkan Gunungapi Merapi, Lorong Pengetahuan melambangkan Sungai Opak dan Sungai Progo, sementara Gedung Pameran melambangkan Gumuk Pasir. Untuk urutan kunjungan, pengunjung akan diajak berkeliling museum mulai dari Gedung Kerucut, Lorong Pengetahuan, dan terakhir menuju Gedung Pameran, sesuai dengan urutan proses pembentukan.
5 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2016 TEKNOLOGI WISATA 44 Berada di Gedung Kerucut lantai satu, pengunjung akan disuguhi pengetahuan tentang kekayaan pesisir di Bantul. Panjang garis pantai di Bantul sekitar 16 km, dengan batas perairan sejauh 4 mil ke arah laut. Terdapat tiga cakupan wilayah pesisir di Kabupaten Bantul, yakni Pesisir Kecamatan Kretek, Pesisir Kecamatan Sanden, dan Pesisir Kecamatan Srandakan. Pesisir Kecamatan Kretek memiliki Parangtritis, Parangkusumo, Depok, dan Baros. Pesisir Kecamatan Sanden memiliki Kuwaru, Goa Cemara, Samas, dan Pandansari. Pesisir Kecamatan Srandakan memiliki Pandansimo. Pesisir Kabupaten Bantul mempunyai ciri khas berombak besar, topografi pantai datar sampai landai, dan pantainya berwarna gelap. Pasir berwarna gelap dipengaruhi oleh adanya gunungapi. Terdapat gunungapi yang berperan dalam pembentukan karakteristik Pesisir Selatan Bantul, yakni Gunungapi Merapi dan Gunungapi Sumbing. Menuju ke lantai 2 Gedung Kerucut, kita dapat melihat tipe pasir dan bebatuan di beberapa daerah di Indonesia. Terdapat tipe pasir yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Pulau Halmahera, di Kepulauan Maluku; Kabupaten Donggala, di Sulawesi Tengah; Pulau Flores; dan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sebagian besar pesisir yang berada di Indonesia bagian Timur memiliki pasir berwarna putih, disebabkan material penyusunnya berupa koral. Tipe pesisir yang memiliki gunungapi memiliki pasir berwarna gelap, sebagai contohnya adalah pesisir Pulau Jawa. Masih berada di Gedung Kerucut lantai dua, ditampilkan beberapa tipe Gumuk Pasir, yaitu tipe barkhan, parabolik, longitudinal, dan transversal. Berbagai pajangan citra satelit, foto udara, foto kenampakan gumuk pasir dari tahun ke tahun tertata dengan apik. Foto-foto tersebut menceritakan perkembangan gumuk pasir dari masa ke masa. Perubahan penggunaan lahan di kawasan gumuk pasir mulai dari lahan kosong sampai menjadi lahan terbangun terekam keberadaannya. Perjalanan pengunjung museum dilanjutkan menuju Lorong Pengetahuan menampilkan proses terjadinya gumuk pasir. Pengunjung diajak pemandu seolah-olah menyelami sungai, sembari membaca informasi mengenai proses terbentuknya Gumuk Pasir. Pembentukan gumuk pasir dimulai dari keluarnya material vulkanik Gunungapi Merapi hingga terbentuknya Gumuk Pasir di Parangkusumo. Sebagai tujuan terakhir dari perjalanan berkeliling Museum Gumuk Pasir, pengunjung akan diajak menuju Gedung yang menyerupai bentukan Gumuk Pasir. Pengunjung dapat belajar mengenai cara menerbangkan pesawat UAV menggunakan simulator, serta dapat belajar memantau pasang surut air laut secara daring (red: Online). Gedung Pameran lantai satu mendeskripsikan mengenai perkembangan pemetaan dari masa ke masa. Menelusuri sejarah perkembangan teknologi dari masa ke masa akan dapat mengetahui jejak perkembangan teknologi. Semoga Museum Gumuk Pasir dapat berkontribusi terhadap kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
6 Peta Penggunaan Lahan Desa Parangtritis pgsp.big.go.id ISSN
URGENSI PETA DESA UNTUK PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA
VOLUME II JUNI 2016 Museum for Edutourism 2015 Antropodinamik Tambak Udang Berburu Fishing Ground dengan Satelit Pengenalan Gumuk Pasir Sejak Dini Masyarakat Nelayan Desa Dadap, Indramayu Menelaah Lebih
Lebih terperinciURGENSI PETA DESA UNTUK PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA
VOLUME II JUNI 2016 Museum for Edutourism 2015 Antropodinamik Tambak Udang Berburu Fishing Ground dengan Satelit Pengenalan Gumuk Pasir Sejak Dini Masyarakat Nelayan Desa Dadap, Indramayu Menelaah Lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gumuk Pasir (sand dunes) merupakan bentukan alam berupa gundukangundukan pasir menyerupai bukit akibat pergerakan angin (eolean). Istilah gumuk berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi untuk dikembangkan baik dalam sektor pertanian, perkebunan,
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Mega Dharma Putra, Dani Prasetyo, Isna Pujiastuti, Th. Retno Wulan; Adaptasi Masyarakat Petani Lahan Sawah
ADAPTASI MASYARAKAT PETANI LAHAN SAWAH TERHADAP BENCANA BANJIR ROB DI SEBAGIAN WILAYAH KECAMATAN KEDUNG, KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH Mega Dharma Putra 1*, Dani Prasetyo 2, Isna Pujiastuti 2,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai 13.466 pulau dan mempunyai panjang garis pantai sebesar 99.093 km. Luasan daratan di Indonesia sebesar 1,91 juta
Lebih terperinciPOLA TANAM MASYARAKAT PETANI PARANGTRITIS MENYIASATI KEBUTUHAN SINAR MATAHARI DAN MUSIM KEMARAU
POLA TANAM MASYARAKAT PETANI PARANGTRITIS MENYIASATI KEBUTUHAN SINAR MATAHARI DAN MUSIM KEMARAU Studi Kasus Lahan Pertanian di Dusun Grogol VII dan Grogol VIII, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Dwi Sri dkk Mitigasi Bencana Erosi Kepesisiran Di Pantai Kuwaru Dan Samas, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
MITIGASI BENCANA EROSI KEPESISIRAN DI PANTAI KUWARU DAN SAMAS, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dwi Sri Wahyuningsih 1, Mega Dharma Putra 1,2, Th. Retno Wulan 1,3 Anggara Setyabawana Putra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Bahkan tidak berlebihan,
Lebih terperinciTabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengadaan Proyek Indonesia merupakan negara maritim atau kepulauan terbesar di dunia dimana antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut. Sejak
Lebih terperinciPemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam
Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam Arif Roziqin 1 dan Oktavianto Gustin 2 Program Studi Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461 E-mail : arifroziqin@polibatam.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih 50.000 km 2 (Moosa et al dalam
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Geomorfologi Bentuk lahan di pesisir selatan Yogyakarta didominasi oleh dataran aluvial, gisik dan beting gisik. Dataran aluvial dimanfaatkan sebagai kebun atau perkebunan,
Lebih terperinciUJI AKURASI DATA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) DI KAWASAN PANTAI PELANGI, PARANGTRITIS, KRETEK, KABUPATEN BANTUL
UJI AKURASI DATA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) DI KAWASAN PANTAI PELANGI, PARANGTRITIS, KRETEK, KABUPATEN BANTUL Theresia Retno Wulan 3,4,5, Wiwin Ambarwulan 4, Anggara Setyabawana Putra 1, Edwin Maulana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sebagai sebuah ruang yang mana di dalamnya merupakan tempat sekumpulan orang tinggal (Hagget 1986, 175). Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 Pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kecamatan Srandakan merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul. Secara astronomi keberadaan posisi Kecamatan Srandakan terletak di 110 14 46 Bujur
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Anggara, dkk; Uji Akuisisi Data Dengan UAV Untuk Monitoring Kondisi Mangrove Dalam Mencegah Abrasi Air Laut
UJI AKUISISI DATA DENGAN UAV UNTUK MONITORING KONDISI MANGROVE DALAM MENCEGAH ABRASI AIR LAUT (Studi Kasus : Pesisir Baros, Tirtoargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul) Anggara Setyabawana Putra 1, Edwin
Lebih terperinciEFEKTIVITAS UPAYA MITIGASI ABRASI BERBASIS EKOSISTEM DI KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
EFEKTIVITAS UPAYA MITIGASI ABRASI BERBASIS EKOSISTEM DI KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dwi Sri Wahyuningsih 1, Edwin Maulana 1,2, Theresia Retno Wulan 1,3,4, Wiwin Ambarwulan 3, Mega
Lebih terperinciPUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JAKARTA
LAPORAN SURVEI PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGI PEMANFAATAN INFORMASI ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN (ZPPI) DI SULAWESI SELATAN Makasar, 08-12 April 2012 PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2 (15,90% dari luas wilayah Provinsi DIY) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia sekarang masih tergolong tinggi berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu 1,49 % per tahun, akibatnya diperlukan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018
RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2017 PERAN DISLAUTKAN DIY Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sektor kelautan
Lebih terperinciARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D
ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D 098 448 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rencana pengembangan kawasan pantai selatan Pulau Jawa yang membentang dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, tentu akan memberi dampak perkembangan penduduk di daerah-daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan banyak dikunjungi orang, namun semenjak dengan dibangunnya jembatan penghubung ke Pantai Parangtritis,
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. program tersebut mendapat tanggapan Pro dan kontra dari masyarakat. Alasan
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan kajian dan penelitian tentang kontroversial restorasi gumuk pasir terhadap kehidupan sosial masyarakat (studi kasus di Dusun Grogol Desa Parangtritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dinamika morfologi muara menjadi salah satu kajian yang penting. Hal ini disebabkan oleh penggunaan daerah ini sebagai tempat kegiatan manusia dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang luas, terdiri atas sepertiga wilayah daratan dan dua pertiga wilayah lautan. Untuk membangun Negeri Indonesia yang besar dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YULIA ASYIAWATI DAN SINUNG RUSTIJARNO 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Jalan Tamansari
Lebih terperinciRUNDOWN ACARA OLIMPIADE GEOGRAFI NASIONAL 2015 TINGKAT SMP SE INDONESIA
TINGKAT SMP HARI 1 SENIN ( 26 Januari 2015; SMP ) SE INDONESIA 07.30 09.00 Opening Ceremony 07.30-07.40 Penampilan tari 07.40 07.45 MC 07.45-07.50 Penampilan paduan suara BEKAGE 07.50 08.00 Sambutan Ketua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. era globalisasi dan keterbukaan informasi. Pariwisata telah menjadi salah satu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor pariwisata mengalami kemajuan yang cukup pesat di era globalisasi dan keterbukaan informasi. Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan wisata.
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Sofiatun Nisa, 2016 Respon Masyarakat Terhadap Abrasi di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang cukup luas. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 Indonesia memiliki
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.573, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Pertanahan. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Penataan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, karena Indonesia merupakan Negara kepulauan dengangaris pantai mencapai sepanjang 81.000 km. Selain
Lebih terperinciberbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara bahari dan negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati laut terbesar (mega marine biodiversity) (Polunin, 1983).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai sebuah kota yang terletak pada kawasan pantai utara Jawa memiliki berbagai potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sesuai dengan Peraturan
Lebih terperinci10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi
10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki semboyan Torang Samua Basudara yang berarti Kita Semua Bersaudara. Masyarakat
Lebih terperinciDaftar Isi. Beberapa Permasalahan Pelestarian Kawasan Cagar Budaya dan Strategi Solusinya Supratikno Rahardjo 4-17
1 Daftar Isi Beberapa Permasalahan Pelestarian Kawasan Cagar Budaya dan Strategi Solusinya Supratikno Rahardjo 4-17 Identifikasi Kawasan Cagar Budaya Situs Kerajaan Islam Mataram di Pleret, Bantul dengan
Lebih terperinciMedan, Desember 2015 Pejabat Rektor. Prof. Subhilhar, Ph.D
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa dan atas HidayahNya, Naskah Akademik dengan judul Menegakkan Negara Maritim Bermartabat, dapat diselesaikan dengan baik. Naskah Akademik
Lebih terperinciL2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya berupa perairan. Nenek moyang bangsa Indonesia juga pada mulanya bermigrasi dari daratan China Selatan
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA
LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN CEMARA LAUT (Casuarina Equisetifolia L.) DI LAHAN PASIR PANTAI SELATAN KABUPATEN BANTUL SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciOCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ENDAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia menempati peringkat kedua dunia setelah Brasil dalam hal keanekaragaman hayati. Sebanyak 5.131.100 keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesisir Bantul telah menjadi habitat pendaratan penyu, diantaranya Pantai Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dibandingkan daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu bagian terpenting dari kondisi geografis Indonesia, sebagian wilayah kepulauan adalah wilayah pantai dan pesisir dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (Meika,
Lebih terperinciFORUM KABUPATEN/KOTA DI DIY
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH 2018 FORUM KABUPATEN/KOTA DI DIY Yogyakarta, 06 April 2017 KONDISI UMUM PENDUDUK BANTUL 2013-2016 928,676 919,440 912,511 913,407 2013 2014 2015 2016 IPM KABUPATEN BANTUL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan merupakan daya tarik wisata yang sudah ramai dikunjungi sejak tahun 1930 (Picard, 2006). Hingga
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com
PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si khodijah5778@gmail.com www. Khodijahismail.com POKOK BAHASAN Kontrak Perkuliahan dan RPKPS (Ch 01) Terminologi Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciGUMUK PASIR PARANGTRITIS KONVERSI VERSUS KONSERVASI ( Sebuah Tinjauan Penggunaan Lahan dengan Model Dinamik)
GUMUK PASIR PARANGTRITIS KONVERSI VERSUS KONSERVASI ( Sebuah Tinjauan Penggunaan Lahan dengan Model Dinamik) Lestario Widodo Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia
Lebih terperinciKonsep Manajemen Pengelolaan Pesisir & Pulau- Pulau Kecil. Perencanaan Kawasan Pesisir
Konsep Manajemen Pengelolaan Pesisir & Pulau- Pulau Kecil Perencanaan Kawasan Pesisir Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan tropis terbesar di dunia 17.508 pulau, dan luas laut yang mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa dan rakyat Indonesia, merupakan rahmat dari pada-nya dan wajib dikembangkan dan dilestarikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Sebelah utara Kabupaten Tuban membentang luas lautan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7 juta km 2. Pulau-pulau tersebut
Lebih terperinciKecamatan Amahai. Pantai Kuako
Kecamatan Amahai Kecamatan Amahai yang berada pada salah satu pintu masuk ke Kabupaten Maluku Tengah, juga memiliki potensi pariwisata yang handal. Potensi tersebut meliputi wisata budaya, wisata sejarah,
Lebih terperincidkk.,1997; Kay dan Alder, 2005 dalam Marfai dkk.,2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan suatu wilayah yang mempunyai suatu ekosistem yang khas dan mempunyai sumberdaya alam yang baik. Ekosistem ini ada pada mintakat daratan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan di berbagai wilayah termasuk Indonesia. Menurut Ramang, R, dkk. (2007) permasalahan sampah tidak dapat terelakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan mengandung pengertian suatu perubahan besar yang meliputi perubahan fisik wilayah, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didukung
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. (Pregiwati, 2014) menyebabkan penduduknya dominan bermata pencaharian di
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Bentang alam pesisir Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181 km (Pregiwati, 2014) menyebabkan penduduknya dominan bermata pencaharian di pesisir dan laut. Kementerian
Lebih terperinciMENATA WILAYAH PESISIR, PULAU KECIL, DAN TANAH REKLAMASI
e FIAT JUSTITIA MS & PARTNERS LAW OFFICE NEWSLETTER 10 September 2016 www.msp-lawoffice.com MENATA WILAYAH PESISIR, PULAU KECIL, DAN TANAH REKLAMASI Kajian terhadap Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGSAHAN.. HALAMAN PERNYATAAN.. INTISARI.. ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR..
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGSAHAN.. HALAMAN PERNYATAAN.. INTISARI.. ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL i ii iii iv v vi viii xi xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini akan membahas mengenai (1) latar belakang; (2) rumusan permasalahan; (3) tujuan dan kegunaan; (4) ruang lingkup penelitian; (5) kerangka pemikiran; dan (6) sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek wisata dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam
Lebih terperinciANALISIS DINAMIKA PENGGUNAAN LAHAN DI AREA GUMUKPASIR PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL TAHUN
ANALISIS DINAMIKA PENGGUNAAN LAHAN DI AREA GUMUKPASIR PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL TAHUN 2003-2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan ilmu yang semakin berkembang pada masa sekarang, cepatnya perkembangan teknologi menghasilkan berbagai macam produk penginderaan jauh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup orang harus melakukan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang sangat vital, baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis, ekosistem mangrove memiliki
Lebih terperinciBAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL
BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL Kabupaten Bantul adalah kabupaten yang terletak di bagian Selatan Barat daya Provinsi D.I. Yogyakarta. Kawasan ini terletak antara 07 44 04 08 00
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL
BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang wilayahnya terdiri dari banyak pulau, oleh karena itu Indonesia disebut dengan negara kepulauan. Negara Indonesia juga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kondisi fisik Pantai Goa Cemara Keadaan fisik lingkungan sekitar objek wisata Pantai
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang
1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan dan pengembangan sektor objek wisata merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan perekonomian, sosial, dan lingkungan dalam suatu negara. Berbagai potensi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu dari lima Kabupaten/Kota yang ada di Yogyakarta yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di pulau
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan oleh: Disusun oleh : Gani Ahmad Pratama NIM :E
PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN ZONASI DAERAH RAWAN KEBAKARAN KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN SLEMAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI Diajukan oleh: Disusun oleh : Gani
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan pentingnya peranan pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA BERBASIS POTENSI WISATA: STUDI KASUS PANTAI PANDAWA, DESA KUTUH, KECAMATAN KUTU SELATAN, KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI
MITIGASI BENCANA BERBASIS POTENSI WISATA: STUDI KASUS PANTAI PANDAWA, DESA KUTUH, KECAMATAN KUTU SELATAN, KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI Theresia Retno Wulan 1,2,4, Wiwin Ambarwulan 2, Dwi Sri Wahyuningsih
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Perbandingan Temuan dengan Proposisi Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proposisi pertama Perkembangan pola tata ruang kawasan destinasi pariwisata kepulauan di pengeruhi
Lebih terperinciVOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN
VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN Voluntary National Review (VNR) untuk Tujuan 14 menyajikan indikator mengenai rencana tata ruang laut nasional, manajemen
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO
Sabua Vol.7, No.1: 383 388, Maret 2015 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO Verry Lahamendu Staf Pengajar JurusanArsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai kekayaan alam dan budaya yang sangat beragam. Kurang lebih tujuh belas ribu pulau yang tersebar di seluruh Nusantara menjadikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia memiliki banyak kekayaan bahari yang indah serta mempesona, salah satunya adalah pulau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indo
No.32, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Kelautan. Kebijakan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.33/MEN/2002 TENTANG ZONASI WILAYAH PESISIR DAN LAUT UNTUK KEGIATAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.33/MEN/2002 TENTANG ZONASI WILAYAH PESISIR DAN LAUT UNTUK KEGIATAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian
Lebih terperinci