INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN
|
|
- Fanny Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang diterbitkan oleh BPK-RI tahun 2007 disusun dengan merujuk pada Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS) yang diterbitkan oleh United States General Accounting Office (US-GAO). Padahal BPK-RI telah menjadi anggota INTOSAI dimana INTOSAI sendiri telah menerbitkan standar pemeriksaan yang bisa diacu oleh anggota-anggotanya. Tulisan ini menjelaskan tentang International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI) yang diterbitkan oleh INTOSAI sebagai alternatif rujukan dalam perubahan atau revisi standar pemeriksaan keuangan Negara (SPKN). Kata Kunci: audit, pemeriksaan, standar pemeriksaan, INTOSAI Pendahuluan Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 15 Tahun 204 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undangundang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, BPK-RI harus menyusun Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Standar yang disusun tersebut harus mempertimbangkan standar pemeriksaan internasional agar dihasilkan standar yang diterima secara umum. Atas dasar mandat tersebut, BPK-RI menerbitkan Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan keuangan Negara. Dalam penyusunan SPKN (2007) ini, BPK-RI menggunakan 7 (tujuh) referensi, yaitu: 1) Standar Audit Pemerintahan Badan Pemeriksa Keuangan RI Tahun ) Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS) 2003 Revision, United States General Accounting Office (US-GAO). 3) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
2 4) Auditing Standards, International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), Latest Ammendment ) Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), AICPA, ) Internal Control Standards, INTOSAI, ) Standards for the Professional Practice of Internal Auditing, SPPIA-IIA, Latest Revision December Jika kita pelajari secara seksama, maka dapat disimpulkan bahwa SPKN (2007) yang disusun oleh BPK-RI tersebut merupakan terjemahan dari Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS), 2003 Revision yang diterbitkan oleh Unites States General Accounting Office (US-GAO). Hal ini tidak menyalahi peraturan perundangan karena undang-undang tidak menyebut secara spesifik standar pemeriksaan mana yang bisa dipertimbangkan dalam penyusunan SPKN. Namun demikian, penulis mengusulkan agar dalam perubahan atau revisi SPKN mendatang, BPK-RI menggunakan standar profesi yang diterbitkan oleh INTOSAI. Usulan ini didasarkan pada alasan-alasan berikut ini: 1. BPK-RI adalah anggota INTOSAI. Sebagai anggota, seharusnya BPK-RI tunduk pada aturan yang dibuat oleh organisasi yang diikutinya. 2. Standar profesi yang diterbitkan oleh INTOSAI juga bisa dikatakan sebagai standar pemeriksaan internasional yang sesuai dengan undang-undang. 3. Standar profesi yang diterbitkan oleh INTOSAI saat ini sudah komprehensif dan terstruktur sedemikian rupa sehingga kalau diperlukan revisi tidak harus merevisi seluruh standar, tetapi cukup bagian dari standar saja yang direvisi. Agar diperoleh pemahaman yang komprehensif atas standar profesi dari INTOSAI yang paling mutakhir, berikut ini penulis uraikan due process dan isi standar yang dimaksud. Prosedur Dalam Penyusunan, Perubahan dan Penarikan ISSAI Tujuan due process adalah untuk menjaga integritas dan ketelitian ISSAI sehingga meningkatkan keyakinan bagi para pemangku kepentingan. Dengan cara ini, maka prosedur ini: Mendukung profesionalisme kerja INTOSAI
3 Menjelaskan perbedaan peran, kewajiban dan tanggung jawab berbagai pihak dalam INTOSAI yang terlibat dalam proses Memastikan transparansi pekerjaan yang dilakukan oleh INTOSAI Memastikan akuntabilitas para pihak dalam INTOSAI yang terlibat dalam proses INTOSAI telah menetapkan langkah-langkah yang perlu ditempuh secara cermat (due process) dalam penyusunan, perubahan dan penarikan standar tersebut yang secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut: a. Proses Penyusunan Standar Proses pengembangan/penyusunan dan penerbitan standar INTOSAI harus melalui (empat) tahap berikut ini: penyusunan proposal proyek; penyusunan exposure draft, penyusunan versi yang telah diperbaiki; dan penyusunan versi final. Prosedur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber: b. Proses Perubahan Standar Proses perubahan standar tergantung dari perubahan itu sendiri, apakah perubahan minor atau substansi.
4 1. Jika perubahannya minor dan perubahan tersebut tidak memerlukan perhatian anggota INTOSAI, maka perubahan tersebut dapat dilakukan dalam penjelasan pada seksi yang bersangkutan. INTOSAI juga telah menetapkan pengertian perubahan minor tersebut, yaitu: Perubahan yang terjadi untuk penyesuaian dengan perubahan standar pada level yang lebih tinggi dalam kerangka ISSAI. Perubahan yang terjadi karena perubahan standar ISSAI yang diadopsi dari standar yang dibuat oleh penyusun standar (standard setter) lain. Perubahan minor lainnya untuk menjamin konsistensi pada istilah yang digunakan pada versi Bahasa lainnya. 2. Jika perubahannya substansial, maka prosedur yang ditempuh adalah sama dengan prosedur penyusunan standar. c. Proses Penarikan Standar Suatu standar yang telah diganti akan ditarik tanpa ada keputusan lebih lanjut apabila standar pengganti tersebut dibuat sesuai due process dan mempunyai nomor yang sama dengan standar yang digantikan. Gambaran Umum Standar Profesi INTOSAI (International Standards of Supreme Audit Institutions) Standar profesi INTOSAI yang berlaku saat ini adalah hasil pengembangan Auditing Standards tahun Auditing Standards tersebut kemudian dimutakhirkan lagi pada tahun Berdasarkan rencana strategis (strategic plan) tahun , INTOSAI memutuskan untuk menyajikan kerangka standar profesi yang termutakhirkan, sehingga INTOSAI Professional Standards Committee memutuskan untuk menggabungkan standar dan pedoman INTOSAI yang sudah ada maupun yang baru ke dalam sebuah kerangka (framework). Kerangka yang baru terdiri dari dokumen-dokumen yang telah disetujui oleh the International Congres of the Supreme Audit Institutions (INCOSAI) dengan tujuan untuk memberikan arahan bagi standar profesi yang digunakan oleh Supreme Audit
5 Institutions (SAIs). Kerangka baru ini membentuk hirarki dengan 4 (empat) tingkatan (level) berikut ini: 1. Level 1: Founding Principles 2. Level 2: Prerequisites for the Functioning of Supreme Audit Institutions 3. Level 3: Fundamental Auditing Principles 4. Level 4: General Auditing Guidelines Masing-masing level terdiri dari International Standars of Supreme Audit Institutions (ISSA) dan diberikan nomor dengan jumlah digit dan urutan sesuai dengan level dan urutan bahasan. Berikut ini bahasan untuk masing-masing level. a. Level 1: Founding Principles Level 1 merupakan tingkatan tertinggi dalam kerangka standar INTOSAI dan berisi prinsip-prinsip pendiri INTOSAI atas audit pemerintahan. Level 1 ini hanya berisi satu standar yaitu: No Kode ISSAI Judul 1. ISSAI 1 The Lima Declaration Deklarasi Lima (The Lima Declaration) ini disahkan di kongres ke 9 INTOSAI pada Oktober 1977 di kota Lima, Peru. Deklarasi ini terdiri dari 7 bagian yang terbagi lagi atas 25 seksi (section). Secara garis besar, Deklarasi Lima mengatur tentang: 1. Tujuan audit pemerintahan yang dilakukan oleh Supreme Audit Institution (SAI), 2. Independensi organisasi SAI dengan pihak yang diauditnya 3. Hubungan antara SAI dengan dewan perwakilan rakyat dan pemerintah 4. Kewenangan SAI 5. Metode audit, staf audit dan pertukaran pengalaman internasional 6. Pelaporan hasil audit 7. Kewenangan audit SAI
6 Deklarasi Lima menyajikan konsep-konsep untuk mendukung kegiatan-kegiatan INTOSAI. b. Level 2: Prerequisites for the Functioning of Supreme Audit Institutions Prasyarat-prasyarat agar institusi SAI dapat berfungsi (The Prerequisites for the Functioning of Supreme Audit Institutions) berisi pernyataan-pernyataan INTOSAI tentang prasyarat-prasyarat yang diperlukan agar SAI dapat berfungsi dan dapat menjalankan profesinya dengan sebaik-baiknya. Prasyarat-prasyarat tersebut meliputi prinsip-prinsip dan pedoman tentang independensi, transparansi dan akuntabilitas, kode etik dan pengendalian kualitas. Independensi SAI terhadap pihak yang diaudit, transparansi organisasi dan manajemen SAI serta peri laku staf SAI yang diatur dalam prinsip-prinsip dan pedoman di atas sangat perlu untuk memperkuat efektivitas serta keandalan hasil audit, Dengan penerbitan berbagai pernyataan tersebut, INTOSAI membantu untuk mempercepat prinsip-prinsip yang sehat bagi keefektivan fungsi audit sektor publik pada tingkat internasional. Secara lengkap, level 2 ini terdiri dari 7 (tujuh) ISSA berikut ini: No Kode ISSAI Judul 1. ISSAI 10 Mexico Declaration on SAI Independence 2. ISSAI 11 INTOSAI Guidelines and Good Practices Related to SAI Independence 3. ISSAI 12 Value and Benefit of SAIs Making a Difference to the Life of Citizens 4. ISSAI 20 Principles of Transparency and Accountability 5. ISSAI 21 Principles of Transparency Good Practices 6. ISSAI 30 Code of Ethics 7. ISSAI 40 Quality Control for SAIs Implementation Guide and Tools c. Level 3: Fundamental Auditing Principles Prinsip-prinsip Auditing Yang Mendasar (Fundamental Auditing Principles) menyatakan esensi audit sektor publik. Level 2 ini disahkan pada kongres ke-14 INTOSAI tahun 1992 di Washington DC, Amerika Serikat. Prinsip-prinsip ini berisi
7 pernyataan-pernyataan oleh anggota-anggota INTOSAI atas prinsip-prinsip profesional yang diakui secara umum yang menjadi fondasi bagi audit sektor publik yang efektif dan independen. Tujuannya adalah untuk memajukan dan melindungi praktik-praktik auditing yang baik, mendukung pengembangan SAI yang efektif secara terus menerus dan menyajikan fondasi profesional untuk kerjasama internasional diantara INTOSAI dan anggota-anggotanya. Level 3 ini secara khusus berisi tentang audit pemerintahan yang terdiri dari Prinsip-prinsip Dasar, Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Prinsip-prinsip audit sektor publik tersebut dibagi dalam jenis auditnya, yaitu: Audit Keuangan (Financial Auditing), Audit Kinerja (Performance Auditing), dan Audit Ketaatan (Compliance Audit). Fundamental Auditing Principles ini lengkapnya terdiri dari: No Kode ISSAI Judul 1. ISSAI 100 Fundamental Principles of Public Sector Auditing 2. ISSAI 200 Fundamental Principles of Financial Auditing 3. ISSAI 300 Fundamental Principles of Performance Auditing 4. ISSAI 400 Fundamental Principles of Compliance Auditing d. Level 4: General Auditing Guidelines Level 4 ini adalah tingkat paling rendah dari kerangka standar. The Auditing Guidelines menjabarkan lebih lanjut prinsip-prinsip audit yang mendasar (the fundamental auditing principles) k edalam pedoman yang lebih spesifik, rinci dan operasional. Oleh karena itu, pedoman ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan penugasan audit sehari-hari, juga dapat digunakan untuk penyusunan petunjuk teknis bagi setiap anggota INTOSAI. Level 4 ini dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu General Auditing Guidelines dan Guidelines on Specific Subjects. General Auditing Guidelines terdiri dari tiga pedoman audit pemerintahan yang telah ditetapkan oleh INTOSAI, yaitu: Pedoman Audit Keuangan (Financial Audit Guidelines), Pedoman Audit Kinerja (Performance Audit Guidelines), dan Pedoman Audit Kepatuhan (Compliance Audit Guidelines).
8 General Auditing Guidelines secara lengkap terdiri dari: No Kode ISSAI Judul 1. ISSAI General Auditing Guidelines on Financial Audit 2. ISSAI General Auditing Guidelines on Performance Audit 3. ISSAI General Auditing Guidelines on Compliance Audit Guidelines on Specific Subjects menyajikan pedoman tambahan pada hal-hal spesifik atau isu-su penting lainnya yang mungkin memerlukan perhatian khusus dari SAI. Pedoman atas subyek-subyek khusus ini terdiri dari: No Kode ISSAI Judul 1. ISSAI Guidelines on International Institutions 2. ISSAI Guidelines on Environment Audit 3. ISSAI Guidelines on Privatisation 4. ISSAI Guidelines on IT-audit 5. ISSAI Guidelines on Audit of Public Debt 6. ISSAI Guidelines on Audit of Disaster-related Aid 7. ISSAI Guidelines on Peer Reviews 8. ISSAI Guidelines on Audit of Corruption Prevention 9. ISSAI Guidelines on Cooperative Audit Between Supreme Audit Institutions Simpulan dan Saran International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI) merupakan standar profesi bagi auditor/pemeriksa pemerintahan yang ditetapkan oleh INTOSAI. Standar tersebut merupakan pengembangan dari standar sebelumnya yang diterbitkan oleh INTOSAI. Standar audit ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1977 dan terus mengalami perubahan-perubahan. Dalam pengembangan suatu standar, INTOSAI telah menetapkan langkahlangkah yang perlu ditempuh secara cermat (due process) dengan tujuan untuk menjaga integritas dan ketelitian ISSAI sehingga meningkatkan keyakinan bagi para pemangku kepentingan. ISSAI terdiri dari 4 (empat) level yaitu Founding Principles, Prerequisites for the Functioning of Supreme Audit Institutions, Fundamental Auditing Principles, dan
9 General Auditing Guidelines. Level-level tersebut menunjukkan hirarki dari standar itu sendri, dimana level 1 merupakan basis bagi pengembangan standar-standar pada level-level berikutnya. Level 2 berisi prasyarat-prasyarat agar berfungsinya institusi SAI. Sedangkan level 3 dan level 4 merupkan inti dari standar audit sektor publik itu sendiri yang dapat digunakan untuk pelaksanaan audit pemerintahan maupun pengembangan lebih lanjut petunjuk teknis audit pemerintahan. Jenis-jenis audit pemerintahan yang diatur dalam level 3 dan level 4 meliputi audit keuangan (financial audit), audit kinerja (performance audit), dan audit ketaatan (compliance audit). Selain itu, level 4 juga menyajikan pedoman bagi berbagai hal-hal khusus maupun isu-isu penting lainnya. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI mendapat mandate untuk melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT). Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK-RI tersebut harus dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh BPK-RI. Proses penyiapan standar dimaksud mencakup langkah-langkah yang perlu ditempuh secara cermat (due process) dan mempertimbangkan standar pemeriksaan internasional. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis menyarankan agar BPK-RI menggunakan ISSAI yang diterbitkan oleh INTOSAI sebagai acuan dalam melakukan perubahan atau revisi atas SPKN yang saat ini sudah berusia lebih dari 7 (tujuh) tahun. Standar yang diterbitkan oleh INTOSAI telah melalui langkah-langkah yang perlu ditempuh secara cermat (due process) dan isi standar INTOSAI telah komprehensif dan mencakup jenis pemeriksaan yang diamanatkan dalam undangundang, kecuali untuk pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang perlu dikembangkan dari acuan pada ISSAI tersebut. Daftar Pustaka: 1. Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Standar pemeriksaan Keuangan Negara.
10 2. International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI), International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), Due Process for INTOSAI Professional Standards, Nobuo Azuma, The Framework of INTOSAI Government Auditing Standards: In the Stream of International Convergence,
PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007
PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007 Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Lebih terperinciBAB 5 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt
BAB 5 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 5.1. Definisi Standar Akuntansi Sektor Publik 5.2. Lingkup Standar Akuntansi Sektor Publik 5.3. Ragam dan Hubungan antar Standar
Lebih terperinciMEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA. Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
MEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI)
Lebih terperinciRANGKUMAN MATERI REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH :
RANGKUMAN MATERI REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH : DIAN PURNAMASARI GLORIA YANITA SITORUS MERY MEIDIATRY PAKAANG AYL RIN RATU BUA (A31115308) (A31115319) (A31115507) (A31115510) FAKULTAS
Lebih terperinciPERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN
PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN No Hal Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Government Audit Standards 1. Tujuan disusunnya Untuk menjadi
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2017 PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu proses yang berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu proses yang berperan penting dalam pengembangan kualitas kehidupan peradaban manusia. Di Indonesia, cerminan komitmen dan perhatian
Lebih terperinciETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :
ETIKA PROFESI Disusun Oleh : Nama : Eko Aprianto Nugroho NPM : 21409668 Kelas : SMTM01-06 FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ETIKA PROFESI AKUNTANSI I. Pengertian
Lebih terperinci1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui,
1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada
Lebih terperinciKetua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia SAMBUTAN
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia SAMBUTAN Standar Pemeriksaan merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam melakukan tugas pemeriksaannya. Seiring dengan perkembangan teori pemeriksaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPENGANTAR. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah
PENGANTAR Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah 30 Oktober 2002 Kata Pengantar Terselenggaranya sistem manajemen keuangan yang sehat merupakan salah satu kunci perwujudan good governance.
Lebih terperinciMenyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru
Edisi: V/Mei 2009 Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru Oleh : Syarief Basir, Ak, CPA, MBA Setelah melalui serangkaian proses yang relatif panjang dan lama, akhirnya pada Agustus
Lebih terperinciPENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL : 13 JUNI 2005 PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Pengantar ini menguraikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Akuntan publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri keuangan
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperinciStandar Auditing & Kode Etik
Standar Auditing & Kode Etik ( Pertemuan ke-7) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2007 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 7-1 Standar Auditing Suatu ukuran pelaksanaan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat kebutuhan sebuah bahasa sebagai penghubung antara pengirim dan penerima informasi untuk memperoleh
Lebih terperinciAUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI
AUDIT I Modul ke: The Audit Standars Setting Proces Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI PENGERTIAN STANDAR AUDITING Standard Auditing adalah Landasan konseptual
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Lebih terperinciVALUE FOR MONEY AUDIT DAN PROSES AUDIT KINERJA
VALUE FOR MONEY AUDIT DAN PROSES AUDIT KINERJA A. PENDAHULUAN Untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh lembaga-lembaga pemerintah maka diperlukan perluasan sistem pemeriksaan, tidak sekedar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu
Lebih terperinciRegulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak
Regulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK INFORMASI MEWUJUDKAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS PUBLIK KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK ORGANISASI
Lebih terperinci1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal
Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan
Lebih terperinciAUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI
AUDIT SISTEM INFORMASI Pertemuan 2 Standar Audit SI STANDAR PROFESIONAL Standar Audit SI tidak lepas dari standar professional seorang auditor SI Standar professional adalah ukuran mutu pelaksanaan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM BPK RI
GAMBARAN UMUM BPK RI A. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DAN DASAR HUKUM Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan permulaan pasar di era globalisasi dan genap 30 tahun untuk membuat aturan atas pelaporan keuangan untuk perusahaan kapital diseluruh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut
6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.
Lebih terperinciNo a. kebijakan pemberdayaan, pembinaan, dan pengawasan Akuntan Publik dan KAP; b. penyusunan standar akuntansi dan SPAP; dan c. hal lain yang
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5352 ADMINISTRASI. Akuntan Publik. Komite. Profesi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 196) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI Tia Adityasih Dewan Pengurus Nasional IAI Prospek Industri dan Peningkatan Mutu Kantor Jasa Akuntansi Kementerian Keuangan Jakarta 16.01.2017 Akuntan
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperinci1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan
Lebih terperinciOUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional
2 OUTLINE 1. Pendahuluan 2. Kode Etik Akuntan Profesional 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemuktahiran Kode Etik IAI Kode Etik IAI 1998 Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan IAI
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan global. Keberadaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini tengah melanda Negara-negara di dunia terutama di Indonesia yang sekarang ini sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian Akuntansi dan Pelaporan merupakan organisasi sektor publik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagian Akuntansi dan Pelaporan merupakan organisasi sektor publik yang berada di dalam lingkup Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan di Indonesia saat ini harus mampu bertahan dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi perusahaan harus mengikuti aturan yang berlaku didunia Internasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA STUDI PERBANDINGAN AUDIT KINERJA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN NEGARA LAIN TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA STUDI PERBANDINGAN AUDIT KINERJA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN NEGARA LAIN TESIS AYUDYA DHENY ARFIANTO 0806480523 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER
Lebih terperinciPiagam Audit Internal. PT Astra International Tbk
Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya
Lebih terperinci3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.
PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing sektor publik memiliki peran penting dan strategis dalam perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui auditing sektor publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari sebuah entitas bisnis. Setiap usaha tentu membutuhkan adanya pencatatan atas laporan keuangan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja. Tentunya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem penyelenggaraan pemerintah secara menyeluruh telah mengalami perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja. Tentunya dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada perusahaan TELKOM yang berlokasi di JL. Japati No.1 Bandung, mengenai pengaruh Audit Internal
Lebih terperinci2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat beberapa tahun terakhir di dunia. Kegagalan audit mengisyaratkan bahwa jaringan internasional kantorkantor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang sahamnya diperdagangakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada kepercayaan publik. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat
Lebih terperinciAKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Dari segi fungsinya akuntansi merupakan: Suatu aktivitas penyediaan jasa Akuntansi memberikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan (Stakeholders),
Lebih terperinciC H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)
Dosen : Christian Ramos Kurniawan C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI) 1-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield,
Lebih terperinciPERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI
PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciREGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
REGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Ni Made Ampriyanti (1215351166) Ni Luh Gede Krisna Dewi (1215351169) Ni Ketut Werdhi Astuti (1215351179) Vazria Ulfa Liandini (1215351191) Ni Nyoman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta mengharmonisasi standar akuntansinya dengan standar akuntansi internasional. Hal ini bertujuan agar
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR AUDITING
BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan unsur penting bagi pihak internal maupun eksternal dalam perusahaan sebagai informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan perekonomian. Boynton dan Johnson (2006) dalam bukunya mengutip Committee on Basic
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciGambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )
MODUL APLIKASI KOMPUTERISASI AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 2.2 HIRARKI STANDAR AUDITING Landasan Konseptual Landasan Konseptual Umum Pekerjaan Lapangan Pelaporan Keahlian dan pelatihan teknis yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan
Lebih terperinciPIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)
PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audit yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IFRS (International Financial Reporting Standards) telah menjadi pedoman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IFRS (International Financial Reporting Standards) telah menjadi pedoman penyajian laporan keuangan internasional yang digunakan di beberapa negara. IFRS dianggap
Lebih terperinciJenis jenis audit Tujuan
Jenis jenis audit Tujuan Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Perencanaan Audit Pengujian :- Pengendalian Intern - Prosedur analitis Pengujian Substantif atas - Transaksi - Saldo Hasil Pemeriksaan
Lebih terperinciDISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP
DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP Tanggapan tertulis atas discussion paper paling lambat diterima pada tanggal 1 Februari 2018. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA K E U A N G A N N E G A R A B A T A S A N A U D I T R U A N G L I N G K U P A U D I T P R O S E S A U D I T T E D I L A S T 0 9 / 1 6 Keuangan Negara UU no 17 th 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan suatu perusahaan, setiap perusahaan ingin terlihat baik dari perusahaan lain. Laporan keungan
Lebih terperinciEtika Bisnis & Profesi
Modul ke: Etika Bisnis & Profesi Etika Dalam Auditing Fakultas Ekonomi & Bisnis Dani Purwanto SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Pendahuluan Menurut Machfoedz (1997) dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak memihak terhadap informasi
Lebih terperinciAUDITING DAN JASA ASSURANCE
AUDITING DAN JASA ASSURANCE Kebutuhan akan jasa audit Organisasi Organisasi nirlaba dan profit (bisnis) Organisasi bisnis Perseorangan ; Kelemahan : modal dan risiko Partnership : Kelemahan : modal, risiko
Lebih terperinciKode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
Legal Framework Akuntan > Prinsip Etika Akuntan KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Pemberlakuan dan Komposisi Pendahuluan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan
Lebih terperinciSTANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI
EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft
Lebih terperinciStandar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diumumkan di bursa. Peraturan ini tertera dalam Peraturan Bursa No. I-E tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang tercatat di bursa wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunan, dan laporan keuangan triwulan untuk diumumkan di bursa.
Lebih terperinciSPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI
SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,
Lebih terperinciPT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill
PROFRESI & STANDAR UNTUK PRAKTIK PROFESIONAL Pendahuluan Internal Audit Department (IAD). merupakan bagian integral kerangka kerja tata kelola NT Corp. Kewenangan spesifik suatu fungsi yang menjelaskan
Lebih terperinciBAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar
BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE 2.1. Kualitas Audit Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Audit dalam
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Sistem pengendalian mutu memberikan panduan bagi Kantor Akuntan Publik dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya. Dalam perikatan jasa profesional, Kantor Akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci