AUDITING DAN JASA ASSURANCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDITING DAN JASA ASSURANCE"

Transkripsi

1 AUDITING DAN JASA ASSURANCE

2 Kebutuhan akan jasa audit Organisasi Organisasi nirlaba dan profit (bisnis) Organisasi bisnis Perseorangan ; Kelemahan : modal dan risiko Partnership : Kelemahan : modal, risiko dan keputusan Joint Stock Limited Liability ( Perseroan Terbatas ) kontrak manajemen Jarak pengendalian, Kebutuhan pengawasan dan pengarahan Benturan kepentingan

3 TEORI AGENSI Pemegang saham Dana Akuntabilitas? Audit Independen Manajemen Asymmetric information Perilaku menyimpang Earning management

4 Kebutuhan akan jasa audit Organisasi Organisasi nirlaba dan profit (bisnis) Organisasi bisnis Perseorangan ; Kelemahan : modal dan risiko Partnership : Kelemahan : modal, risiko dan keputusan Joint Stock Stock Limited Liability ( Perseroan Terbatas ) kontrak manajemen Jarak pengendalian, Kebutuhan pengawasan dan pengarahan Benturan kepentingan

5 Auditing, Attestation dan Assurance Auditing adalah suatu proses sistematik tentang pengumpulan dan evaluasi bukti yang objektif dari suatu asertasi tentang kegiatan ekonomi dengan tujuan pelaporan perbedaan antara asertasi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Attestation adalah komunikasi tertulis yang mencerminkan suatu kesimpulan tentang keandalan dari suatu asertasi yang menjadi tanggungjawab pihak lain. Assurance adalah jasa profesional yang diberikan oleh pihak independen yang dapat memperbaiki kualitas informasi, atau suatu makna untuk pengambilan suatu keputusan.

6 Hubungan auditing, atestasi dan assurance Keandalan sistem informasi Ketepatan manajemen risiko Audit laporan keuangan Kompilasi Auditing Audit kepatuhan Atestasi Assurance Audit manajemen Peramalan Efektivitas pengukuran kinerja Keamanan transaksi elektronik

7 Assurance services: memperbaiki kualitas informasi untuk pengambilan keputusan Keandalan sistem informasi, Ketepatan sistem manajemen risiko, Efektivitas sistem pengukuran kinerja, Kecukupan keamanan transaksi elektronik Attestation services: opini tentang keandalan suatu asertasi Asertasi tentang internal control, Asertasi tentang kepatuhan terhadap kontrak, Asertasi tentang kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, Auditing, asertasi tentang kewajaran penyajian laporan keuangan

8 Auditing dan Asertasi manajemen Asertasi merupakan suatu representasi manajemen tentang kewajaran laporan keuangan. Penggolongan asertasi manajemen dibagi ke dalam: 1. Keberadaan atau keterjadian : apakah semua aset dan ekuitas dalam neraca ada?, atau apakah semua transaksi yang tercermin dalam income statement benar terjadi? 2. Kelengkapan : apakah aset, ekuitas atau transaksi tidak dihilangkan dari laporan keuangan? 3. Hak dan kewajiban : apakah aset yang tampak dalam neraca milik entitas, dan hutang yang dilaporkan merupakan kewajiban entitas per tanggal neraca? 4. Penilaian atau alokasi : apakah aset, ekuitas telah dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum? dan apakah jumlah telah dialokasikan antara neraca dan laba-rugi 5. Presentasi dan pengungkapan : apakah klasifikasi laporan telah benar direfleksikan dalam laporan keuangan dan apakah catatan atas laporan keuangan tidak menyesatkan.

9 A risk-based audits A risk-based audit salah satu analisis yang dilakukan auditor tentang suatu entitas, keberadaan internal control dan identifikasi area-area yang memiliki potensi risiko tinggi salah saji dalam laporan keuangan, serta mengalokasikan proporsi sumber daya audit yang lebih besar untuk area-area tersebut. Independen auditing Dengan terpisahnya antara pemilik dan manajemen, kemungkinan besar terjadi potensi konflik (a symetris information). Manajemen mengetahui bahwa dirinya akan dievaluasi oleh pemilik melalui laporan keuangannya. Untuk menghindari konflik tersebut diperlukan audit laporan keuangan oleh pihak yang independen. Diharapkan dengan audit oleh pihak yang indendenpen akan mengurangi gap tersebut.

10 Peran independen auditor Manajemen Penyusunan Laporan Keuangan Audited Laporan keuangan Users Evaluasi Laporan Keuangan Independent auditor

11 Independent auditing Versus Internal auditing Independent auditing dilakukan oleh pihak yang berada di luar organisasi entitas dan difokuskan kepada audit atas laporan keuangan. Internal auditing dilakukan oleh pihak yang berada di dalam organisasi entitas dan difokuskan kepada audit operasional. Internal auditing merupakan fungsi penilaian yang independen yang ditetapkan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan menilai suatu aktivitas dalam memberikan jasanya kepada organisasi. Audits by Government Organizations General Accounting Office (GAO) Defense Contract Audit Agency (DCAA) Internal Revenue Service (IRS)

12 Jenis auditor dan audit Independent auditor Internal auditor Governmental auditor Operational Auditing Efficiency & Effectiveness Nominal Primary Primary Financial Auditing Fairness Primary Secondary Nominal Compliance Auditing Conformity Secondary Primary Primary

13 Perbedaan Akuntansi dengan Auditing Akuntansi mencakup pengumpulan, pengikhtisaran, pelaporan dan interpretasi data keuangan. Auditing merupakan kebalikan berdasarkan theory of evidence - mencakup verifikasi kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Pencatatan transaksi dan penyusunan Laporan Keuangan Evaluasi Laporan Keuangan Prinsip-Prinsip Akuntansi Akuntansi Auditing

14 Proses akuntansi & Auditing Transaksi Proses akuntansi Dokumen Buku Harian Buku Besar Laporan Keuangan Buku Pembantu Proses auditing

15 Requirements for an Effective Audit Auditor harus memahami entitas dan industri yang diaudit, Auditor harus memahami secara menyeluruh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, Auditor harus memahami konsep dan implementasi internal control Auditor harus memahami pengetahuan tentang area pengumpulan dan penilaian suatu bukti audit. Evaluasi bukti-bukti audit Bukti audit harus dipandang cukup memadai yang mencakup sufficient dan competence

16 Komunikasi temuan audit Temuan audit dikomunikasikan melalui laporan audit Laporan audit, terdiri dari : Judul laporan, Nama dan alamat pihak yang dituju, Paragrap pendahuluan, Paragrap scope, Paragrap pendapat, Tanggal laporan dan, Tandatangan auditor

17 Standar Audit Report Kepada Pemegang saham dan Direksi PT. KLM Laporan auditor Independen Kami telah mengaudit Neraca PT. KLM tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, serta Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut. Laporan Keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan. Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami malaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. KLM tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Bandung, 31 Maret 2009 Nama Rekan, Ijin AP Ijin KAP

18 Proses Audit Mulai Perencanaan Perencanaan Audit Interim audit Pelaksanaan Final audit Pelaporan Laporan audit

19 Perencanaan audit: Survey pendahuluan, Penerimaan klien, Penandatanganan surat perikatan, Analisis risiko audit, Penyusunan program audit Pelaksanaan audit: Tahap audit tahun berjalan (test transaksi), Tahap audit akhir tahun (test saldo-saldo akhir). Pelaporan hasil audit:

20 Other Services performed by CPA FIRMS: Tax services, including tax advising and tax return preparation, Other assurance services, Management consulting, Accounting and data processing.

21 Standar Auditing Standar Auditing 21

22 Standar Auditing (SPAP/GAAS) SPAP Audit process Audit opinion Audit report 4 types of audit report Support by working papers Standar Auditing 22

23 Standard Auditing Kalimat pertama pada paragraf scope : kami telah melaksanakan audit berdasarkan standard auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Standar Auditing 23

24 Standar auditing (definisi) Standar Auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit Standar Auditing 24

25 Badan penyusun dan penetapan standar auditing AICPA di Amerika US atau IAI di Indonesia Standar Auditing 25

26 Standar yang telah disusun 1. Auditing standards 2. Compilation and review standards 3. Other attestation standards 4. Consulting standards 5. Code of Professional Conduct Standar Auditing 26

27 Fungsi AICPA / IAI lainnya Ujian tertulis dan penentuan klasifikasi ujian CPA Mendukung penelitian yang dilakukan penelitinya sendiri dan menyediakan imbalan bagi peneliti lainnya Menerbitkan berbagai jenis bacaan termasuk jurnal Menyediakan seminar dan pelatihan lainnya untuk para anggota Standar Auditing 27

28 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (General Accepted Auditing Standard / GAAS) Standar Auditing 28

29 Summary of General Standards 10 Pernyataan standar Generally Accepted Auditing Standards General : 3 Field Work : 3 Reporting : 4 1. Adequate training and proficiency 2. Independence in mental attitude 3. Due professional care 1. Proper planning and supervision 2. Internal control understanding 3. Sufficient competent evidence 1. Statements prepared in accordance with GAAP 2. Circumstances when GAAP not followed 3. Adequacy of disclosures 4. Expression of opinion on financial statements Standar Auditing 29

30 Standar Umum (General Standards) 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi (independence) dalam sikap harus dipertahankan oleh auditor 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya (due profesional care) dengan cermat dan seksama. Standar Auditing 30

31 Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semstinya. 2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan hasil audit. Standar Auditing 31

32 Kalimat kedua pada paragraf scope : Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material Standar Auditing 32

33 Standar Pelaporan (Standard of reporting) 1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesui dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum 2. Laporan harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya Standar Auditing 33

34 Standar Pelaporan 3. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. 4. Laporan audit harus membuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Standar Auditing 34

35 International auditing standard (ISA) Standar Auditing 35

36 Globalisas i Bisnis n pasar modal Usaha penyeragaman Globalisas i Accountin g standard n Auditing standard Standar Auditing 36

37 International Standards on Auditing (ISA) Organisasi profesi akuntan dunia IFAC 153 organisasi tersebar di 113 negara sekitar 2 juta akuntan Menerbitkan IFAC : International Auditing Practice Committee of International Federation of Accountants (IFAC) ISA ISA mirip GAAS tetapi berbeda Standar Auditing 37

38 International Standards on Auditing (ISA) IFAC adalah organisasi profesi akuntan dunia The IAPC bekerja membangun jharmonisasi suatu standar akuntansi dan auditing yang seragam di seluruh dunia. Standar Auditing 38

39 Quality Control Standar Auditing 39

40 Element dari Quality Control Independen, integritas, and objectiv Managemen SDM Acceptance and continuation of clients and engagements Kinerja atas penugasan Pemantauan (monitoring) Standar Auditing 40

41 Hubungan menjaga kualitas Quality control standards Generally accepted auditing standards Division of CPA firms Peer review Standar Auditing 41

42 Cara profesi dan masyarakat mendorong Akuntan Publik agar tindakan mereka berkualitas tinggi Quality control Peer review Ujian CPA GAAS dan interpretationnya Tindakan personalia KAP Pendidika berkelanjutan Kewajiban hukum Bapepam Kode etik profesi Divisi KAP Standar Auditing 42

43 KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI 43

44 APA ITU KODE ETIK PROFESI? Panduan dan aturan bagi seluruh anggota dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertingi, dengan orientasi pada kepentingan publik Kode Etik Profesi Akuntansi 44

45 Mengapa Kode Etik Diperlukan? Brown (1971) menyatakan bahwa: Etika profesional melambangkan suatu bagian penting dari sistem disiplin yang komprehensif dalam masyarakat yang beradab. Sistem disiplin ini perlu sekali agar kesejahteraan kelompok dapat dilindungi dari tindakan-tindakan individu yang tidak bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah harga kelangsungan hidup suatu kelompok Kode Etik Profesi Akuntansi 45

46 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BAGI AKUNTAN Arens dan Loebbecke (1994) Prinsip yang berhubungan dengan perilaku etis: kejujuran (honesty) integritas (intregity) memegang janji (promise keeping) loyalitas (loyality) keadilan (fairness) kepedulian pada orang lain (caring for others) menghargai orang lain (respect for others) warga negara yang bertanggung jawab (responsible citizenship) mencapai yang terbaik (pursuit of excellence) akuntabilitas (accountability) Kode Etik Profesi Akuntansi 46

47 APA YANG HARUS DILAKUKAN? Akuntan harus memiliki kode etik KAP harus mengembangkan dan mengimplementasikan code of conduct Harus ada kejelasan sanksi bagi akuntan yang nakal Kode Etik Profesi Akuntansi 47

48 RERANGKA KODE ETIK Pendahuluan & Tujuan Memberi pedoman dalam Fiduciary relationship Prinsip dan Standar Mendasar Reputasi, kepentingan public, nilai etika (integritas, dll) Aturan-Aturan Umum Aturan-Aturan Khusus Disiplin Sanksi Interpretasi Aturan Kode Etik Profesi Akuntansi 48

49 SUMBER KODE ETIK CODE OF CONDUCT American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) International Federation for Accountant (IFAC) IAI DLL LAW & JURISPRUDENCE Kode Etik Profesi Akuntansi 49

50 IFAC CODE OF ETHICS VALUES Duty to Society, Serve the Public Interest Objectives: Meet Expectations for Professionalism, Performance, Public Interest Basic Needs: Credibility, Professionalism, Highest Quality Services, Confidence Fundamental Principles: Integrity, Objectivity, Professional Competence and Due Care, Confidentiality, Professional Behavior, Technical Standards Kode Etik Profesi Akuntansi 50

51 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA Terdiri dari tiga bagian: Prinsip Etika Kerangka dasar bagi aturan etika Prinsip-prinsip etika profesi IAI yang ditetapkan dalam kongres ke VIII IAI di Jakarta tahun 1998 Aturan Etika Aturan etika secara khusus digunakan untuk mengatur perilaku profesioanal yang menjadi anggota kompartemen akuntan publik. Interpretasi Etika Kode Etik Profesi Akuntansi 51

52 PRINSIP ETIKA IAI 1. Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan 2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, dan menunjukkan komitmen atas profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya Kode Etik Profesi Akuntansi 52

53 PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 3. Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua yang diambilnya. Kode Etik Profesi Akuntansi 53

54 PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 4. Obyektifitas Setiap anggita harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Prinsip obyektifitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Kode Etik Profesi Akuntansi 54

55 PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggora harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik legislasi dan teknik yang paling mutakhir. Mekanismenya melalui dua fase: Pencapaian Kompetensi Profesional (Pendidikan dasar) Pemeliharaan Kompetensi Profesional (Pendidikan berkelanjutan) Kode Etik Profesi Akuntansi 55

56 PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkan. Informasi rahasia dapat diungkapkan jika: 1. Apabila pengungkapan diijinkan 2. Pengungkapan diharuskan oleh hukum 3. Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan Kode Etik Profesi Akuntansi 56

57 PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 7. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tidakan yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Kode Etik Profesi Akuntansi 57

58 PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerimaan jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas. Kode Etik Profesi Akuntansi 58

59 PENEGAKAN KODE ETIK 1. Kantor Akuntan Publik Ketaatan terhadap kode etik menjadi tanggung jawab pimpinan KAP dimana anggota profesi itu bekerja. Managing partner serta para partner dan manajer KAP pada umumnya melakukan pengawasan terhadap ditaatinya aturan perilaku ini Kode Etik Profesi Akuntansi 59

60 Lanjutan 2. Unit Peer Review Kompertemen Akuntan Publik IAI Pengawasan ini dilakukan oleh unit organisasi didalam tubuh IAI sendiri. Pengawasan oleh unit ini khusus dibentuk untuk mengawasi sesama KAP selama ini belum terdengar. 3. Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan IAI Merupakan unit organisasi yang melakukan peradilan pada tingkat pertama terhadap pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh anggota IAI, Kompertemen Akuntan Publik Kode Etik Profesi Akuntansi 60

61 4. Dewan Pertimbangan Profesi Lanjutan Dewan ini berfungsi sebagai peradilan tingkat banding untuk kasus-kasus yang telah diputus hukumannya berdasarkan keputusan pada tingkat badan pengawas profesi. Demikian pula dewan ini melakukan peradilan untuk kasus-kasus pelanggaran lainnya yang tidak berkaitan dengan akuntan publik. 5. Departemen Keuangan RI Unit organisasi ini adalah pemberi ijin praktik akuntan publik dan pengawasan pada umumnya dilakukan untuk menilai apakah KAP yang diberika ijin telah melaksanakan ketentuan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Nomor 43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997 tentang jasa akuntan publik) Kode Etik Profesi Akuntansi 61

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: The Audit Standars Setting Proces Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI PENGERTIAN STANDAR AUDITING Standard Auditing adalah Landasan konseptual

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM : ETIKA PROFESI Disusun Oleh : Nama : Eko Aprianto Nugroho NPM : 21409668 Kelas : SMTM01-06 FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ETIKA PROFESI AKUNTANSI I. Pengertian

Lebih terperinci

Jenis jenis audit Tujuan

Jenis jenis audit Tujuan Jenis jenis audit Tujuan Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Perencanaan Audit Pengujian :- Pengendalian Intern - Prosedur analitis Pengujian Substantif atas - Transaksi - Saldo Hasil Pemeriksaan

Lebih terperinci

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: Legal Framework Akuntan > Prinsip Etika Akuntan KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Pemberlakuan dan Komposisi Pendahuluan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing Seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah, Kode Etik Akuntan merupakan salah satu faktor penting dalam profesi akuntan,

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS. bandi.staff.fe.uns.ac.id 1

AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS. bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 20/06/2015 Materi14 PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN penjurnalan Bukti Bk Jurnal Bk Besar BB

Lebih terperinci

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 11 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Sikap dan Perilaku Etis Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakan untuk bertindak, menyertai manusia

Lebih terperinci

Presentation Outline

Presentation Outline Chapter 4 Etika Profesional Code of Ethics 1 Presentation Outline A. Konsepsi Etika B. Prinsip-prinsip Etika C. Kerangka Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia (IAI KAP) D. Penjelasan Tambahan 2. 1 A. KONSEPSI

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN BANDI. 16/04/2015 bandi.staff.fe.uns.ac.id

AKUNTANSI KEUANGAN BANDI. 16/04/2015 bandi.staff.fe.uns.ac.id AKUNTANSI KEUANGAN BANDI 16/04/2015 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 ETIKA PROFESI Materi 3 16/04/2015 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 Teori Etika 16/04/2015 bandi.staff.fe.uns.ac.id 3 PENGERTIANETIKA Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

Makalah Kode Etik Akuntan Publik

Makalah Kode Etik Akuntan Publik Makalah Kode Etik Akuntan Publik 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

Standar Auditing & Kode Etik

Standar Auditing & Kode Etik Standar Auditing & Kode Etik ( Pertemuan ke-7) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2007 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 7-1 Standar Auditing Suatu ukuran pelaksanaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN

PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN No Hal Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Government Audit Standards 1. Tujuan disusunnya Untuk menjadi

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI Tia Adityasih Dewan Pengurus Nasional IAI Prospek Industri dan Peningkatan Mutu Kantor Jasa Akuntansi Kementerian Keuangan Jakarta 16.01.2017 Akuntan

Lebih terperinci

1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui,

1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, 1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada

Lebih terperinci

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA profesional bagi praktek akuntan di disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan sebagai organisasi profesi akuntan KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA Oleh: Dr. Imam

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

BAB 1 PENGANTAR AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Profesionalisme Auditor Dalam penelitian ini konsep profesionalisme yang digunakan adalah konsep untuk mengukur bagaimana para profesional memandang profesi mereka yang tercermin

Lebih terperinci

Chapter 2 STANDAR AUDITING

Chapter 2 STANDAR AUDITING Chapter 2 I need standards to work 1 Standar Auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan historis. 2. 1 (Generally

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN

INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Mulyadi (2002) auditing adalah: Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: ) MODUL APLIKASI KOMPUTERISASI AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 2.2 HIRARKI STANDAR AUDITING Landasan Konseptual Landasan Konseptual Umum Pekerjaan Lapangan Pelaporan Keahlian dan pelatihan teknis yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audit yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Audit 2.1.1.1 Pengertian Audit Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut: Auditing is accumulation

Lebih terperinci

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia 1 Materi Perkuliahan 1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik 2 Audit Laporan Keuangan dan Tanggungjawab Auditor 3 Etika Profesi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang mendasari hubungan atau kontak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2002). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini tengah melanda Negara-negara di dunia terutama di Indonesia yang sekarang ini sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering dihiasi angka-angka laporan keuangan dari berbagai perusahaan. Dari angkaangka tersebut

Lebih terperinci

BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar

BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE 2.1. Kualitas Audit Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, kebutuhan pengguna jasa Akuntan Publik yang merupakan suatu profesi dengan jasa utamanya adalah jasa assurance yang akan semakin meningkat, terutama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya. Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan

BAB II LANDASAN TEORI. Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya. Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) yang didirikan pada tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory menjelaskan hubungan antara pemberi kerja dan penerima

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA IKATAN AKUNTANSI INDONESIA Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit merupakan

Lebih terperinci

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31,

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Akuntan Publik a. Pengertian Akuntan Publik Menurut Halim (1997 :11) Akuntan publik atau biasa disebut Auditor Independen adalah para praktisi individual/ anggota

Lebih terperinci

PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007

PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007 PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007 Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Agensi (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan mengenai hubungan agensi dengan menggunakan metamorfosa dari sebuah kontrak. Agensi teori bertujuan

Lebih terperinci

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Guidelines for auditing management systems. Standar ISO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Aturan Etika Kompartemen

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Aturan Etika Kompartemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik (IAI 2001:20000.1-20000.6) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh

Lebih terperinci

AUDIT. Setelah dijelaskan oleh Seci, Pak Edu sedikit bisa memahami.

AUDIT. Setelah dijelaskan oleh Seci, Pak Edu sedikit bisa memahami. AUDIT Sudah beberapa hari ini, Ergon, Manajer Keuangan Supermarket Berta itu, pontangpanting. Ia sibuk mengumpulkan berbagai dokumen dari hasil kegiatan usaha. Raut mukanya terlihat kusut. Rupanya Supermarket

Lebih terperinci

AUDIT I. The Assurance Service Market. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I. The Assurance Service Market. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: The Assurance Service Market Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI TIMBUL DAN BERKEMBANGNYA PROFESI AKUNTAN PUBLIK Pada masa di mana jumlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip. dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip. dalam semua kegiatan yang dilakukannya. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Audit Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci

AUDITING LITERATUR: Drs. Hardi, SH, MM, MH, Ak 1

AUDITING LITERATUR: Drs. Hardi, SH, MM, MH, Ak 1 LITERATUR: AUDITING ) 1. Auditing and Assurance Service 14 th By. Arens, Elder, and Beasley 2. Modern Auditing, 8 ed Boynton & Kell 3. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Per 1 Maret 2011 Ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya usaha-usaha dalam berbagai bidang menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Manajemen perusahaan bersaing merebut perhatian para investor agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan dalam bentuk badan hukum di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH. tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH. tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Arens,dkk (2003:15) auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak, BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Audit secara umum memiliki unsur penting yang diuraikan Mulyadi (2009:9) yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajer

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajer BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajer selaku agen dengan pemilik

Lebih terperinci

TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik

TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik ETIKA PROFESIONAL TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Behavioral Decision Theory Behavioral Decision Theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktek-praktek dalam dunia bisnis seringkali dianggap sudah menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia bisnis merupakan dunia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem pengendalian mutu memberikan panduan bagi Kantor Akuntan Publik dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya. Dalam perikatan jasa profesional, Kantor Akuntan

Lebih terperinci

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional 2 OUTLINE 1. Pendahuluan 2. Kode Etik Akuntan Profesional 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemuktahiran Kode Etik IAI Kode Etik IAI 1998 Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan IAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Kompetensi Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamanannya yang cukup dan ekplisit dapat melakukan

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak STANDAR AUDITING DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak Standar Profesional Akuntan Publik merupakan standar auditing yang menjadi kriteria atau pedoman kerja minimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bab I Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. 1 Jenis Jasa Pengauditan

Lebih terperinci

Yulazri SE. M.Ak. Akt Universitas Indonusa Esa Unggul

Yulazri SE. M.Ak. Akt Universitas Indonusa Esa Unggul Professional Ethics (Etika profesi) Yulazri SE. M.Ak. Akt Universitas Indonusa Esa Unggul Kebutuhan akan kode etik profesi Kebutuhan khusus akan kode etik profesi Masyarakat telah melekatkan suatu pengertian

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menurut Sony Keraf dan Robert Haryono (1995) adalah teori yang menjelaskan konflik yang terjadi

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI AUDIT SISTEM INFORMASI Pertemuan 2 Standar Audit SI STANDAR PROFESIONAL Standar Audit SI tidak lepas dari standar professional seorang auditor SI Standar professional adalah ukuran mutu pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01)

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01) 1). Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan

Lebih terperinci

MAKALAH STANDAR UMUM AUDIT. Disusun oleh Kelompok 3: Arini Yogi Hady

MAKALAH STANDAR UMUM AUDIT. Disusun oleh Kelompok 3: Arini Yogi Hady MAKALAH STANDAR UMUM AUDIT Disusun oleh Kelompok 3: Arini Yogi Hady PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2016 PENDAHULUAN Dimulai dari sebuah perusahaan yang baru

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama

Lebih terperinci

Etika Bisnis & Profesi

Etika Bisnis & Profesi Modul ke: Etika Bisnis & Profesi Etika Dalam Auditing Fakultas Ekonomi & Bisnis Dani Purwanto SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Pendahuluan Menurut Machfoedz (1997) dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menjelaskan independensi. Teori tersebut menyatakan bahwa perilaku ditentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menjelaskan independensi. Teori tersebut menyatakan bahwa perilaku ditentukan II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Sikap dan Perilaku Teori sikap dan perilaku dikembangkan oleh Triandis (1971) dalam Cahyasumirat (2006), dipandang sebagai

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di Asia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di Asia tahun 1997-1998 menimbulkan keprihatinan terhadap kacaunya perekonomian nasional. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan suatu perusahaan, setiap perusahaan ingin terlihat baik dari perusahaan lain. Laporan keungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 4) yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 4) yaitu: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik 2.1.1.1 Pengertian Auditing Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008

Lebih terperinci

BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu.

BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu. BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN 2.1. Kualias Audit Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Auditing 1. Pengertian Auditing Definisi audit yang dikemukakan oleh Arens, Elder dan Beasley (2003: 11) menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence

Lebih terperinci

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Perikatan Atestasi Perikatan Non Atestasi Auditing Atestasi Jasa Akuntansi dan review Jasa Konsultansi Pengendalian Mutu PSA PSAT PSAR PSJK PSPM IPSA IPSAT IPSAR IPSJK IPSPM STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang auditor disamping memiliki pemahaman mengenai akutansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian

Lebih terperinci

Pertemuan 1 AUDITING

Pertemuan 1 AUDITING Pertemuan 1 AUDITING PENGERTIAN AUDITING (SUKRISNO AGUS) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis 2), oleh pihak yang independen 3), terhadap laporan keuangan 1) yang telah disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PROFESI AUDITING

BAB 1 PROFESI AUDITING PERTANYAAN TINJAUAN BAB 1 PROFESI AUDITING 1-1 (Tujuan 1-5) Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh masing-masingnya. Jasa Assurance adalah jasa professional

Lebih terperinci