TINJAUAN PUSTAKA. Qurban
|
|
- Hendra Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Qurban Definisi dan Hukum Berqurban Qurban adalah usaha pendekatan diri seorang hamba kepada Allah SWT dengan jalan menyembelih ternak, membagikan daging terutama kepada fakir miskin, dilaksanakan sesuai syariat, sejak selesai shalat Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah (hari tasyriq) sebagai bentuk rasa syukur serta mensyi`arkan agama Islam (Muhammad, 2002). Hukum ibadah ini bersifat sangat dianjurkan (sunnah muakkad) dan dilaksanakan setiap tahun bagi orang Islam yang mampu (Rasyid dan Mahmud 2011). Dasar Hukum Berqurban Dasar hukum berqurban terdapat dalam Al-Quran dan Hadist. Pada Al-Quran terdapat dalam QS. Al Kautsar ayat 2 dan QS. Al Hajj ayat 34. Artinya yaitu maka shalatlah karena Rabbmu dan sembelihlah qurban (QS. Al Kautsar ayat 2), dan untuk setiap umat Kami tetapkan ibadah qurban, supaya mereka mengingat nama Allah terhadap rizki yang telah Allah karuniakan kepada mereka berupa binatang ternak, maka sesembahan kalian itu adalah sesembahan yang satu, maka hanya kepada- Nyalah kalian berserah diri (QS. Al Hajj ayat 34). Salah satu dasar hukum berqurban dalam Hadist atau sunnah Rasulullah SAW yaitu bahwa setiap tahun Nabi Muhammad SAW selalu menyembelih hewan qurban (Muhammad, 2002). Syarat Hewan Qurban Syarat hewan qurban menurut tuntunan Rasulullah SAW adalah: 1) berupa ternak unta, sapi, kambing atau domba (kibasy); 2) umur memenuhi syariat, yakni genap berusia setengah tahun (jadz ah) untuk domba dan genap berusia setahun untuk kambing (tsaniyah) dan 3) tidak cacat. Cacat yang dimaksud adalah: (a) buta, (b) sakit yang menyebabkan lemah dan tidak bisa berjalan; penyakit kudis yang parah; luka yang dalam; gangguan pencernaan sehingga fecesnya encer dan lain-lain. Ternak tersebut boleh digunakan untuk berqurban jika telah sembuh, (c) pincang (d) kurus (e) tertimpa sesuatu yang dapat menyebabkan kematian. Ternak tersebut dapat digunakan sebagai qurban setelah selamat dari bahaya kematian yang mengancamnya, (f) lumpuh dan (g) kaki terputus (Muhammad, 2002).
2 Ternak yang makruh dijadikan hewan qurban adalah: (1) telinga robek; (2) separuh tanduk terpotong atau tidak bertanduk; (3) kemampuan melihat hilang meski kondisi mata dalam keadaan utuh; (4) lemah sehingga tidak bisa berjalan; (5) ternak kastrasi; (6) sebagian gigi rontok, adapun jika sejak lahir tidak memiliki gigi maka tidak dimakruhkan dan (7) puting susu dipotong (Muhammad, 2002). Asal dan Klasifikasi Domba Domba termasuk ternak yang pertama di domestikasi di wilayah Irak (Fertile Cresent) kira-kira tahun yang lalu. Hasil penelitian genetik terhadap tiga spesies domba liar yaitu Urial (Ovis vignel), Argali (Ovis ammon) dan Eroasia Mouflon (Ovis mosinon atau orientalis) yang diusulkan sebagai tetua domba domestikasi menunjukkan tidak ada kontribusi dari spesies Urial dan Argali. Hal ini mendukung pendapat bahwa Mouflon Asia (Ovis Orientalis) adalah satu-satunya keturunan dari domba domestikasi (Chessa et al., 2009). Domba diklasifikasikan ke dalam kerajaan (kingdom) hewan, filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (hewan menyusui), ordo Artiodactyla (berkuku genap), sub ordo Ruminate (Ruminansia), famili Bovidae (hewan memamah biak), genus Ovis dan spesies Ovis Aries (Damron, 2006). Domba Ekor Gemuk Domba Ekor Gemuk (DEG) yang ada di Indonesia berasal dari Afrika yang dibawa oleh pedagang Arab dan Spanyol pada abad ke 17 maupun oleh pemerintah Hindia Belanda pada abad ke 18 (Dinas Peternakan Jawa Timur, 1991). Dominasi populasi DEG terbesar adalah Jawa Timur dan Indonesia bagian timur. Domba Ekor Gemuk di Jawa Timur dominan di Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Situbondo, Probolinggo dan Pasuruan. Wilayah penyebaran merupakan daerah pantai dengan curah hujan yang relatif kurang. Status sumber daya genetik DEG tidak memiliki resiko, namun perlu dipertahankan kemurnian dan diperluas ragam genetiknya. Keunggulan genetik DEG adalah bertahan dalam kondisi lingkungan kering dan mempunyai tingkat reproduksi bagus. Ciri-ciri spesifik DEG adalah berukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan domba lokal; pola warna tubuh putih; wool kasar tetapi rapi; tipe telinga kecil dengan arah menyamping dan mendatar; jantan tidak bertanduk dan hanya sedikit yang mempunyai tanduk kecil sedangkan betina 4
3 tidak bertanduk; ekor tebal, lebar, panjang normal 15 sampai 18 vertebra, bentuk S atau sigmoid, ujung menggantung bebas (Tiesnamurti dan Santiananda, 2006). Wijonarko (2007) menyatakan bahwa Domba Ekor Gemuk dikategorikan sebagai domba tipe pedaging. Menurut Destanto (2011) Domba Ekor Gemuk umur I0 dan umur I1 memiliki rataan bobot badan 18,74±6,05 dan 17,94±5,71 kg; lingkar dada 58,17±4,86 dan 60,33±5,83 cm; panjang badan 48,85±4,68 dan 48,9±4,77 cm. Kartika (2008) menyatakan Domba Ekor Gemuk sudah seragam dalam hal warna bulu, kemungkinan warna bulu domba tersebut sudah murni, sedangkan Domba Ekor Tipis dan Domba Garut dapat dinyatakan belum murni karena masih beragam dalam hal warna bulu. Warna bulu yang spesifik hanya ditemukan pada jenis Domba Ekor Gemuk dengan fenotipik seragam yaitu tubuh putih polos kepala putih (100%). Domba Ekor Tipis Domba Ekor Tipis (DET) merupakan domba asli Indonesia. Distribusi DET banyak ditemukan di daerah yang relatif basah seperti Jawa Barat. Domba ini mampu hidup di daerah gersang (Tiesnamurti dan Santiananda, 2006). Domba Ekor Tipis memiliki tubuh kecil sehingga disebut domba Kacang, domba Kampung atau domba Jawa (Mulliadi, 1996). Domba ini mempunyai ciri ekor pendek dan kecil; warna rambut pada umumnya putih, kasar dan tersebar tidak teratur pada bagian tubuhnya; jantan mempunyai tanduk sedangkan betina tidak (Arifin et al., 2007). Menurut Destanto (2011), Domba Ekor Tipis umur I0 dan umur I1 memiliki rataan bobot badan 15,32±5,44 dan 23,91±6,56 kg; lingkar dada 56,15±6,89 dan 65,62±6,69 cm; panjang badan 46,65±4,92 dan 51,71±4,75 cm. Domba Garut Domba Garut atau Domba Priangan berasal dari persilangan Domba Merino dari Australia, Domba Kaapstad dari Afrika Selatan yang disilangkan dengan Domba Ekor Tipis atau Domba Lokal (Food and Agriculture Organization, 2011). Domba Garut merupakan domba lokal Indonesia yang banyak tersebar di Jawa Barat terutama di Kabupaten Garut (Sumantri et al., 2007). Ciri-ciri Domba Garut adalah warna tubuh dan kepala dominan kombinasi hitam-putih; tanduk domba jantan besar dan panjang dengan variasi bentuk melingkar atau melengkung mengarah ke depan dan ke luar; domba betina bertanduk kecil atau tidak bertanduk; bentuk telinga kecil 5
4 (rumpung) dengan panjang <4 cm sampai sedang (ngadaun hiris) dengan panjang antara 4-8 cm; bentuk ekor segitiga, dengan bagian pangkal lebar dan mengecil ke arah ujung (ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong). Bobot badan, panjang badan dan lingkar dada jantan adalah 57,74±11,9; 63,41±5,7 dan 88,73±7,6 cm (Departemen Pertanian, 2011). Riwantoro (2005) mendapatkan warna dasar Domba Garut adalah hitam, putih dan coklat. Warna putih dan hitam banyak dijumpai pada Domba Garut jantan tipe daging. Asal dan Klasifikasi Kambing Kambing telah didomestikasi tahun yang lalu di Pegunungan Zagros, Irak Utara. Kambing yang dipelihara (Capra aegagrus hircus) berasal dari 3 kelompok kambing liar yang telah dijinakkan, yaitu Bezoar goat atau kambing liar Eropa (Capra aegagrus), kambing liar India (Capra aegagrus blithy) dan Makhor goat atau Kambing Makhor di pegunungan Himalaya (Capra falconeri). Sebagian besar kambing yang diternakkan di Asia berasal dari keturunan Bezoar (Zeder dan Hesse, 2000). Kambing diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, kelas Mammalia, ordo Artiodactyla, family Bovidae, Subfamilia Caprinae, genus Capra (Damron, 2006). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan (2009), populasi kambing di Indonesia dari tahun mengalami peningkatan. Tahun 2005 populasinya ekor dan tahun 2009 sebanyak ekor. Populasi kambing terbanyak terdapat di pulau Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat) sedangkan populasi terkecil terdapat di propinsi DKI Jakarta dan Bangka Belitung. Menurut Setiadi et al. (2002) rumpun kambing yang dominan di Indonesia yakni Kambing Kacang dan Kambing Etawah. Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah dari India dengan Kambing Kacang dari Indonesia. Peranakan yang penampilannya mirip Kambing Kacang disebut Bligon atau Jawarandu yang merupakan tipe pedaging. Ciri khas Kambing PE antara lain telinga panjang, lembek menggantung dan ujungnya agak berlipat; ujung tanduk agak melengkung; tubuh tinggi dan pipih. Warna bulu terdiri dari warna tunggal (putih, hitam dan coklat) dan belang (belang hitam, belang coklat, dan putih bertotol hitam) (Pamungkas et al., 2009). 6
5 Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing ini memiliki ciri bulu pendek. Warna bulu terdiri dari warna tunggal (putih, hitam dan cokelat) dan campuran dari ketiga warna tersebut. Kambing jantan maupun betina mempunyai tanduk yang berbentuk pedang, melengkung ke atas sampai ke belakang. Kambing Kacang memiliki leher pendek, punggung melengkung sedikit lebih tinggi dari pada bahunya serta telinga pendek dan tegak. Bobot kambing jantan dewasa kurang lebih 25 kg, panjang badan 55 cm dan tinggi pundak 55,7 cm (Pamungkas et al., 2009). Kambing Jawarandu memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan Kambing Peranakan Etawah (PE) jantan dengan Kambing Kacang betina, dimana sifat fisik Kambing Kacang lebih dominan. Hasil dari persilangan ini diharapkan seekor kambing dengan penampilan fisik besar dan tingkat kesuburan yang tinggi. Jantan maupun betina sama-sama merupakan tipe pedaging. Kambing ini memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari kambing PE. Bobot badan jantan mencapai kg. Bobot badan saat estrus pertama (umur 6-7 bulan) adalah 32,17 kg. Kambing ini memiliki telinga lebar, terbuka, panjang, dan terkulai serta tidak melipat; profil muka agak cembung; moncong lancip; sosok tubuh terlihat tebal dan bulu tubuh kasar. Warna tubuh dominan putih, coklat muda, dan coklat (Lestari, 2009). Sifat Kuantitatif dan Kualitatif Sifat kualitatif meliputi sifat luar ternak, dapat diketahui tanpa harus mengukur dan biasanya hanya dikontrol oleh sepasang gen, sedangkan sifat kuantitatif harus dideteksi dengan pengukuran dan melibatkan cara perhitungan tertentu. Sifat kuantitatif dikontrol oleh banyak pasangan gen. Contoh dari sifat kualitatif adalah warna, pola warna, sifat bertanduk atau tidak bertanduk, sedangkan sifat kuantitatif seperti bobot badan, panjang badan dan lingkar dada (Salamena, 2006; Noor, 2008). Warna bulu dapat digunakan sebagai penciri bangsa domba dan sebagai merek dagang (trade mark) suatu perusahaan breeder tertentu. Inounu et al. (2009) mendapatkan 65,7% domba berpenampakan umum warna putih yang ditentukan oleh lokus Agouti yang meliputi lima kelompok fenotip yaitu white atau tan, wild, badgerface, light badgerface, black dan tan. Gen tipe wild (A+) menyebabkan 7
6 tampaknya garis warna hitam pada bagian atas punggung, kepala, bahu dan leher. Gen badgerface hampir sama dengan tipe wild tetapi area hitam lebih melebar. Penampakan warna bulu yang dipengaruhi oleh gen badgerface banyak ditemukan pada Domba Garut dari pada domba persilangan. Kehadiran gen AWt akan menutup semua gen apapun yang mengatur pemunculan warna, sehingga gen AWt memberikan ekspresi dominan penuh pada semua gen pengatur warna (Lisa, 2011). Kartika (2008) menemukan keragaman warna bulu berdasarkan fenotipik pada Domba Garut lebih tinggi dari Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Tipis lebih tinggi dari Domba Ekor Gemuk. Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis mempunyai keserupaan frekuensi fenotipik. Berdasarkan Hadist, karakteristik ternak yang akan dijadikan qurban antara lain yaitu: bertanduk, performa baik dan sempurna, gemuk, berwarna putih yang tercampur hitam (amlah) di bagian mulut, kedua mata dan kaki. Maksud gemuk adalah yang memiliki banyak daging dan lemak. Hewan pejantan lebih utama daripada betina (Muhammad, 2010). Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linear dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponenkomponen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ dalam serta komponen kimia terutama air, lemak, protein dan abu pada karkas. Perkembangan adalah perubahan struktur tubuh, perubahan kemampuan dan komposisi. Periode pertumbuhan dan perkembangan dibedakan menjadi periode sebelum lahir (prenatal) dan periode setelah lahir (postnatal). Pertumbuhan prenatal dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode ovum, periode embrio dan periode fetus. Pertumbuhan post natal dibagi menjadi pertumbuhan prasapih dan pascasapih (Soeparno, 2005). Pertumbuhan prasapih pada domba dipengaruhi oleh genotip, bobot lahir, bulan atau musim lahir, umur induk, jenis kelamin anak dan umur penyapihan (Subandriyo et al., 2000). Pertumbuhan lepas sapih (pasca sapih) ditentukan oleh bangsa, jenis kelamin, mutu pakan yang diberikan, umur dan bobot sapih serta lingkungan misalnya suhu udara, kondisi kandang, pengendalian parasit dan penyakit lainnya (Salim et al., 2003; Kuswandi dan Thalib 2005). Pada masa pasca sapih dapat dikatakan ternak sudah bebas dari pengaruh induk. Ternak dari satu bangsa 8
7 tertentu cenderung tumbuh dan berkembang dalam suatu sifat yang khas sehingga merupakan sifat khas bangsanya (Handiwirawan et al., 2011). Soeparno (2005) menambahkan bahwa pertumbuhan ternak diatur oleh hormon baik secara langsung maupun tidak langsung. Ukuran-ukuran tubuh seperti panjang badan dan lingkar dada mempunyai kecepatan pertumbuhan atau perkembangan yang berbeda-beda (Salamena, 2006). Korelasi yang erat antara bobot badan dan setiap ukuran tubuh merupakan perwujudan dari adanya proses pertumbuhan untuk menjaga keseimbangan biologis. Setiap pertumbuhan komponen-komponen tubuh akan diikuti dengan meningkatnya ukuran-ukuran tubuh (Doho,1994). Jimmy et al. (2010) menyimpulkan bahwa bobot badan di semua jenis kelamin, usia dan bangsa dapat diprediksi melalui lingkar dada dan tinggi pundak. Bangsa, umur dan jenis kelamin secara signifikan (P<0,05) mempengaruhi semua ukuran tubuh. Hewan yang berumur lebih tua mempunyai ukuran lebih besar (P<0,05) dibandingkan ternak berusia muda. Fourie et al. (2002) menyatakan bahwa lingkar dada selalu menjadi parameter penentu bobot badan pada tiap persamaan pendugaan bobot badan, bahkan menjadi parameter utama. Lingkar dada adalah bagian tubuh yang mengalami perbesaran ke arah samping. Pertambahan bobot badan ternak menyebabkan hewan bertambah besar dan diikuti dengan pertambahan dan perkembangan otot yang ada di daerah dada sehingga ukuran lingkar dada semakin meningkat (Doho, 1994). Penelitian yang dilakukan oleh Herman et al. (1985) mendapatkan hasil bahwa lingkar dada memiliki koefisien pertumbuhan (0,3286) yang paling tinggi dibandingkan ukuran tubuh yang lain. Lingkar dada mempunyai proses pertumbuhan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai penduga bobot tubuh, lingkar dada masih lebih mengikuti pertambahan bobot badan selama ternak tumbuh dibandingkan dengan ukuran tubuh lainnya (Herman et al., 1985). Hal inilah yang menyebabkan lingkar dada dapat lebih akurat dalam menduga bobot hidup ternak. Pengukuran lingkar dada lebih mudah dan akurat dibandingkan ukuran tubuh lainnya (Slippers et al., 2000) karena dapat diukur pada ternak dengan posisi apapun. Perilaku Konsumen Hewan Qurban Perilaku konsumen didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar yang melakukan aspek pertukaran 9
8 dalam hidup. Definisi tersebut mengandung makna: (1) perilaku konsumen adalah dinamis, selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu; (2) perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh dan pikiran (kognisi), perilaku dan kejadian di sekitar dan (3) perilaku konsumen melibatkan pertukaran, sehingga membutuhkan peran pemasaran melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999). Pilihan konsumen terhadap jenis domba biasanya tergantung pada wilayah atau daerah tempat tinggal. Masyarakat di Jawa Barat lebih memilih domba daripada kambing untuk berbagai keperluan, seperti qurban. Konsumen pun memiliki kriteria domba tersendiri yang disukai untuk berbagai keperluan. Umumnya, konsumen menyukai jenis domba bertanduk untuk keperluan khusus seperti qurban. Asumsinya, tampilan domba terlihat lebih gagah, sementara itu masyarakat di Jakarta lebih memilih kambing daripada domba untuk keperluan qurban (Lubis et al., 2010). Pelestarian Sumberdaya Genetik Ternak Punahnya keragaman plasma nutfah ternak tidak akan dapat diganti meskipun dengan kemajuan bioteknologi, paling tidak sampai saat ini. Negara-negara sedang berkembang pada umumnya berada pada iklim dengan perubahan temperatur yang ekstrim antara musim panas dan hujan. Pada kondisi tersebut akan terbentuk rumpun ternak yang beradaptasi. Walaupun produktivitasnya rendah, apabila dibandingkan dengan rumpun yang terdapat di daerah temperate, rumpun ternak ini memiliki daya tahan terhadap berbagai macam penyakit, tahan terhadap fluktuasi ketersediaan pakan dan air, tahan terhadap perubahan temperatur, kelembaban dan pengaruh iklim ekstrim lainnya serta mampu beradaptasi terhadap pemeliharaan yang kurang baik (Food and Agriculture Organization, 2007). Pelestarian terhadap sumberdaya genetik ternak lokal sebagai bagian dari komponen keanekaragaman hayati penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, pertanian dan perkembangan sosial masyarakat di masa yang akan datang. Beberapa alasannya antara lain: (1) lebih dari 60% dari rumpun ternak di dunia berada di negara-negara sedang berkembang, (2) konservasi rumpun ternak lokal tidak menarik bagi petani, (3) secara umum tidak ada program monitoring yang sistematis dan tidak tersedianya informasi deskriptif dasar sebagian besar sumberdaya genetik ternak dan 10
9 (4) sedikit sekali rumpun-rumpun hewan ternak asli yang telah digunakan dan dikembangkan secara aktif (Food and Agriculture Organization, 2007). Pelestarian sumberdaya genetik ternak dapat dilakukan salah satu atau gabungan dari: (1) mempertahankan populasi ternak hidup baik dalam bentuk in-situ maupun ex-situ pada satu tempat tertentu, (2) penyimpanan beku (cryogenic) dan (3) penyimpanan dalam bentuk DNA. Dalam beberapa hal, mempertahankan populasi merupakan metode yang lebih praktis dan mempunyai beberapa keuntungan antara lain: rumpun-rumpun ternak yang dilestarikan secara bertahap dapat merespon terhadap perubahan pengaruh eksternal dan memungkinkan dilakukan evaluasi performanya (Food and Agriculture Organization, 2007). Pengelolaan sumber daya genetik yang efektif memerlukan kapasitas sumber daya optimal, termasuk diantaranya adalah sumber daya manusia yang terlatih dan fasilitas teknis yang mencukupi, struktur organisasi yang tepat (misal untuk pencatatan ternak dan evaluasi genetik) maupun keterlibatan stakeholder yang cukup beragam (khususnya pemulia dan pemelihara ternak) dalam perencanaan dan penentuan keputusan (Food and Agriculture Orgnization, 2007). 11
KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Domba Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia yang berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua domba termasuk kedalam
Lebih terperinciTINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi
II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perkembangan Domba Asia merupakan pusat domestikasi domba. Diperkirakan domba merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi oleh manusia kira-kira
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Menurut Tomaszewska et al. (1993) domba berasal dari Asia, yang terdiri atas 40 varietas. Domba-domba tersebut menyebar hampir di setiap negara. Ternak domba merupakan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KUANTITATIF DAN KUALITATIF KAMBING DAN DOMBA SEBAGAI HEWAN QURBAN DI MITRA TANI FARM SKRIPSI SITI ASLIMAH
KARAKTERISTIK KUANTITATIF DAN KUALITATIF KAMBING DAN DOMBA SEBAGAI HEWAN QURBAN DI MITRA TANI FARM SKRIPSI SITI ASLIMAH DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Domestikasi domba diperkirakan terjadi di daerah pegunungan Asia Barat sekitar 9.000 11.000 tahun lalu. Sebanyak tujuh jenis domba liar yang dikenal terbagi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing
TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing Kambing diklasifikasikan ke dalam kerajaan Animalia; filum Chordata; subfilum Vertebrata; kelas Mammalia; ordo Artiodactyla; sub-ordo Ruminantia; familia Bovidae; sub-familia
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang
II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asal-Usul dan Klasifikasi Domba Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan manusia. Pada awalnya domba diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Kambing 2.1.1. Kambing Kacang Menurut Mileski dan Myers (2004), kambing diklasifikasikan ke dalam : Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies Upaspesies
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Domba Priangan Domba adalah salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Lebih terperinciPada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang
TINJAUAN PUSTAKA Domba Domba sejak dahulu sudah mulai diternakkan orang. Ternak domba yang ada saat ini merupakan hasil domestikasi dan seleksi berpuluh-puluh tahun. Pusat domestikasinya diperkirakan berada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kambing Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah dikenal secara luas di Indonesia. Ternak kambing memiliki potensi produktivitas yang cukup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil persilangan antara Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing 1. Kambing Boer Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing Boer
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. (tekstil) khusus untuk domba pengahasil bulu (wol) (Cahyono, 1998).
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Deskripsi Domba Domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak ruminansia kecil, hewan pemamah biak dan merupakan hewan mamalia. Disamping sebagai penghasil daging
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo ruminansia, famili Bovidae, dan genus Capra atau Hemitragus (Devendra dan Burn, 1994). Kambing
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba Garut merupakan salah satu komoditas unggulan yang perlu dilestarikan sebagai sumber
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal Usul dan Klasifikasi Domba Garut Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu, diantaranya berdasarkan perbandingan banyak daging atau wol, ada
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Domba Domba merupakan salah satu sumber pangan hewani bagi manusia. Domba merupakan salah satu ruminansia kecil yang dapat mengkonnsumsi pakan kualitas rendah dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Domba
TINJAUAN PUSTAKA Domba Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan atas hal-hal tertentu, diantaranya berdasarkan perbandingan banyak daging atau wol, ada tidaknya tanduk atau berdasarkan asal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Domba
TINJAUAN PUSTAKA Domba Pada awal sebelum terjadinya proses domestikasi, domba masih hidup liar di pegunungan dan diburu untuk diambil dagingnya. Domba yang sekarang menyebar di seluruh dunia ini sebenarnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Karakteristik Domba Lokal di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Karakteristik Domba Lokal di Indonesia Ternak atau sering juga dikenal sebagai ternak ruminansia kecil, merupakan ternak herbivora yang sangat populer di kalangan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun
10 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Domba Garut Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun yang telah diidentifikasi
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Umum Kerbau Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Provinsi Jambi Secara geografis terletak pada 00 o 45-02 o 45 lintang selatan dan antara 101 o 10 sampai 104 o 55 bujur timur. Sebelah Utara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Salah satu komoditas kekayaan plasma nutfah nasional di sub sektor peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang dapat memproduksi susu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Wonosobo Domba Wonosobo merupakan domba hasil persilangan antara domba Texel yang didatangkan pada tahun 1957 dengan Domba Ekor Tipis dan atau Domba Ekor Gemuk yang secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Ekor Tipis Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak dipelihara sebagai ternak penghasil daging oleh sebagian peternak di Indonesia. Domba didomestikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan bangsa kambing hasil persilangan kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan pejantan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kambing Peranakan Etawah Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo Ruminansia, Famili Bovidae, dan Genus Capra atau Hemitragus (Devendra dan Burns,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur
TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu (Sumber : Suharyanto, 2007) Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur Kabupaten Kaur adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Bengkulu. Luas wilayah administrasinya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis
TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba lokal dapat didefinisikan sebagai domba hasil perkawinan murni atau silangan yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tropis dan diketahui sangat produktif
Lebih terperinciPENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan ternak yang keberadaannya cukup penting dalam dunia peternakan, karena kemampuannya untuk menghasilkan daging sebagai protein hewani bagi masyarakat. Populasi
Lebih terperinciPOTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA
POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA ARON BATUBARA 1, M. DOLOKSARIBU 1 dan BESS TIESNAMURTI 2 1 Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih, PO Box 1, Galang 20585 2 Balai Penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia karena dapat menghasilkan daging, wool, dan lain sebagainya. Prospek domba sangat menjanjikan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Domba. karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ternak Domba Domba diklasifikasikan sebagai hewan herbivora (pemakan tumbuhan) karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba lebih menyukai rumput dibandingkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban
TINJAUAN PUSTAKA Kurban Menurut istilah, kurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Anis, 1972). Kurban hukumnya sunnah,
Lebih terperinciTINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,
II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Garut Asal usul domba Garut diyakini berasal dari Kabupaten Garut sebagai Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh, Cikandang, dan Cikeris,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong merupakan bangsa-bangsa kambing yang terdapat di wilayah Jawa Tengah (Dinas Peternakan Brebes
Lebih terperinciSejarah Kambing. Klasifikasi Kambing. Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui)
Sejarah Kambing Kambing lokal (Capra aegagrus hircus) adalah sub spesies dari kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Kambing merupakan suatu jenis binatang memamah biak yang berukuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah (asal India) dengan lokal, yang penampilannya mirip Etawah tetapi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan
Lebih terperinciKarakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi
JURNAL PETERNAKAN VOLUME : 01 NO : 01 TAHUN 2017 ISSN : 25483129 1 Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas Aisyah Nurmi Dosen Program
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 I. BENIH PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL BENIH DAN BIBIT TERNAK YANG AKAN DIKELUARKAN A. Semen Beku Sapi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak
I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti daging, telur dan susu, semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan pendapatan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa
PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa pulang anak kambing dari hasil buruannya. Anak-anak kambing
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan komoditas ternak, khususnya daging. Fenomena
Lebih terperinciLAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK
LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK 1. Lokasi :... 2. Bangsa Sapi 1 :... 3. Identitas : (Kalung/No. Sapi/Nama Pemilik...) *) 4. Jenis Kelamin : ( / ) *) 5. Pengenalan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BANGSA DOMBA EKOR TIPIS (DET) DAN KODISINYA SAAT INI DI INDONESIA
Makalah Tentang KARAKTERISTIK BANGSA DOMBA EKOR TIPIS (DET) DAN KODISINYA SAAT INI DI INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Produksi Ternak Potong Oleh: Sohibul Himam Haqiqi 0710510087 FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, disamping produk daging yang berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus. Sapi potong adalah sapi yang dibudidayakan untuk diambil dagingnya atau dikonsumsi. Sapi
Lebih terperinciKARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU
KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU UMI ADIATI dan A. SUPARYANTO Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221 Bogor 16002 ABSTRAK Domba Priangan merupakan domba yang mempunyai potensi sebagai domba
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPBULIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciIdentifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak
Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton Umaris Santoso, Siti Nurachma dan Andiana Sarwestri Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran umarissantoso@gmail.com
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah satu Kabupaten di Jawa Barat dengan jumlah populasi pada Tahun 2013 yaitu 1.129.633 ekor dengan
Lebih terperinciTINJAUAN KEPUSTAKAAN. terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air
II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Tinjauan Umum Kerbau Kerbau rawa memberikan kontribusi positif sebagai penghasil daging, terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air 3 5 m
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berkuku genap dan memiliki sepasang tanduk yang melengkung. Kambing
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE) Kambing merupakan hewan domestikasi tertua yang telah bersosialisasi dengan manusia lebih dari 1000 tahun. Kambing tergolong pemamah biak, berkuku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) Kambing PE pada awalnya dibudidayakan di wilayah pegunungan Menoreh seperti Girimulyo, Samigaluh, Kokap dan sebagian Pengasih (Rasminati,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi
TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tertentu tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan dari
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumpun Domba Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu jenis yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama. Jenis domba di Indonesia biasanya diarahkan sebagai domba pedaging
Lebih terperinciPERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK
PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin Program Studi Peterenakan Fakultas Peternakan Dan Perikanan Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Garut
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba merupakan salah satu sumber pangan hewani bagi manusia. Domba merupakan salah satu ruminansia kecil yang dapat mengkonnsumsi pakan kualitas rendah dan dipelihara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.
25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi 4.1.1 Kabupaten Subang Kabupaten Subang terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Utara pada koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795. Walaupun demikian semuanya termasuk dalam genus Bos dari famili Bovidae (Murwanto, 2008).
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali adalah sapi lokal Indonesia keturunan banteng yang telah didomestikasi. Sapi bali banyak berkembang di Indonesia khususnya di pulau bali dan kemudian menyebar
Lebih terperinciBibit domba Garut SNI 7532:2009
Standar Nasional Indonesia Bibit domba Garut ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Spesifikasi...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Hewan Qurban
TINJAUAN PUSTAKA Hewan Qurban Sejarah Qurban Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya. Hewan yang
Lebih terperinciFahrul Ilham ABSTRAK PENDAHULUAN
KARAKTERISTIK FENOTIP SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KAMBING LOKAL DI KABUPATEN BONE BOLANGO (Characteristics of Phenotype Trait Qualitative and Quantitative Goat Local in The District Bone Bolango)
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Kuda Menurut Blakely dan Bade (1991) secara umum klasifikasi zoologis ternak kuda adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa kambing merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Perkembangan Ternak Kambing Kambing (Capra hircus) merupakan salah satu jenis ternak yang pertama dibudidayakan oleh manusia untuk keperluan sumber daging, susu, kulit
Lebih terperinciTEKNIK PEMILIHAN BIBIT KAMBING DAN DOMBA
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001 TEKNIK PEMILIHAN BIBIT KAMBING DAN DOMBA SUHARTO Balai Penelitian Ternak P.O. Box. 221 Bogor 16002 RINGKASAN Apabila kita memelihara Tmak dengan bibit yang baik,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg
TINJAUAN PUSTAKA Asal dan Klasifikasi Ternak Kambing Kingdom Bangsa Famili Subfamili Ordo Subordo Genus Spesies : Animalia : Caprini : Bovidae :Caprinae : Artiodactyla : Ruminansia : Capra : Capra sp.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Gambar 1
TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Secara taksonomi domba termasuk ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Mamalia, ordo Artiodactyla, family Bovidae, genus Ovis dan spesies Ovis aries. Dari sisi genetik
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli yang dikembangkan di Indonesia. Ternak ini berasal dari keturunan asli banteng liar yang telah
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa domba sapudi merupakan salah satu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Lokal di Indonesia Menurut Hardjosubroto (1994) bahwa sapi potong asli indonesia adalah sapi-sapi potong yang sejak dulu sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi lokal
Lebih terperincidan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Zoologis Sapi Menurut blakely dan bade, (1998) Secara umum klasifikasi Zoologis ternak sapi adalah sebagai berikut Kingdom Phylum Sub Pylum Class Sub Class Ordo Sub
Lebih terperinciKAMBING. Oleh : Tatok Hidayatul Rohman. Linnaeus, 1758
KAMBING Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Familia: Subfamili: Genus: Spesies: Subspesies: Animalia Chordata Mammalia Artiodactyla Bovidae Caprinae Capra C.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RUMPUN DOMBA PALU DI WILAYAH LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH (Characteristic of Palu Sheep Family In Palu Valley Region Central Sulawesi)
KARAKTERISTIK RUMPUN DOMBA PALU DI WILAYAH LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH (Characteristic of Palu Sheep Family In Palu Valley Region Central Sulawesi) F.F. Munier Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sapi adalah salah satu hewan yang sejak jaman dulu produknya sudah dimanfaatkan oleh manusia seperti daging dan susu untuk dikonsumsi, dimanfaatkan untuk membajak
Lebih terperinciHubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil
HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN PERSENTASE KARKAS DAN TEBAL LEMAK PUNGGUNG DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Fajar Muhamad Habil*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1055/Kpts/SR.120/10/2014 TENTANG
KAMBING SENDURO MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1055/Kpts/SR.120/10/2014 TENTANG PENETAPAN GALUR KAMBING SENDURO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan atas hal-hal tertentu diantaranya berdasarkan perbandingan banyaknya daging atau wol, ada tidaknya tanduk atau berdasarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Rataan sifat-sifat kuantitatif domba Priangan menurut hasil penelitian Heriyadi et al. (2002) terdapat pada Tabel 1.
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Domba Priangan Domba Priangan atau lebih dikenal dengan nama domba Garut merupakan hasil persilangan dari tiga bangsa yaitu antara domba merino, domba kaapstad dan domba lokal.
Lebih terperinciPENETAPAN RUMPUN KAMBING MARICA SEBAGAI PLASMA NUTFAH KAMBING LOKAL ASLI SULAWESI SELATAN Oleh : M. Nuryadi
PENETAPAN RUMPUN KAMBING MARICA SEBAGAI PLASMA NUTFAH KAMBING LOKAL ASLI SULAWESI SELATAN Oleh : M. Nuryadi A. PENDAHULUAN Tahun 2014 ini, Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal usul Domba Garut Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun yang telah diidentifikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kuda
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994) menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Babi Babi adalah binatang yang dipelihara dari dahulu, dibudidayakan, dan diternakkan untuk tujuan tertentu utamanya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Perah
TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing merupakan hewan yang sangat penting dalam pertanian subsisten karena kemampuanya yang unik untuk mengadaptasikan dan mempertahankan dirinya dalam lingkungan-lingkungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa
TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau water bufallo berasal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum tentang Sapi Bali Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar 1.519 ekor (Unit Pelaksana Teknis Daerah, 2012). Sistem pemeliharaan sapi bali di Kecamatan Benai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi asli Indonesia secara genetik dan fenotipik umumnya merupakan: (1) turunan dari Banteng (Bos javanicus) yang telah didomestikasi dan dapat pula (2) berasal dari hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Magelang Bangsa itik jinak yang ada sekarang berasal dari itik liar yang merupakan species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi (Susilorini
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas (Srigandono,
Lebih terperinci